BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
III.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Analisis sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum seleksi pendataan agunan pinjaman yaitu menganalisis tentang sistem pendukung keputusan seleksi pelepasan pinjaman. Adapun sistem yang berjalan dalam pendataan agunan pinjaman sering mengalami pengulangan pendataan agunan pinjaman terhadap satu calon penerima pinjaman dan ranking yang telah ditentukan ada yang tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Maka analisis sistem ini dilakukan guna mempermudah penanganan proses pelepasan pinjaman. Yaitu menganalisis tentang jenis pinjaman, kriteria pinjaman, data calon penerima pinjaman dan data hasil penghitungan AHP (Analytical Hierarkhi Proccess).
III.1.1. Analisis Input Berdasarkan Analisis input terhadap sistem pendukung keputusan pelepasan pinjaman, adapun proses penginputan data seperti data calon penerima pinjaman dan contoh dokumen input dari data yang diinputkan dapat dilihat pada gambar berikut.
33
34
Gambar III.1. Data Input Calon penerima pinjaman
III.1.2. Analisis Proses Adapun proses data sistem pendukung keputusan pendataan agunan pinjaman yang sedang berjalan dapat di lihat pada gambar berikut :
35
Anggota
Adm. Kredit
Staff Kredit
Ka. Bidang
Mulai Formulir Pinjaman
Mengisi Formulir Pinjaman Formulir yang telah diisi
Formulir Pinjaman
Formulir yang telah diisi
Mengecak data anggota Formulir yang telah di cek oleh adm
Verifikasi & Validasi Pinjaman
Formulir yang telah di verifikasi & validasi
Formulir yang telah diverifikasi & validasi
Input data formulir
Laporan data anggota
Laporan data anggota
Analisa Pinjaman
Surat Pernyataan Pinjaman A Selesai
Gambar III.2. FOD Proses Permasalahan
36
III.1.3 Analisis Output Berdasarkan dari hasil Analisis input dan Analisis proses maka akan menghasilkan suatu laporan (output). Adapun contoh dokumen laporan dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar III.3. Form Output Pinjaman
III.2 Evaluasi Sistem yang berjalan Dari hasil pengamatan riset yang dilakukan didapat beberapa point yang ditemui yaitu: 1. Pengolahan data yang dilakukan menggunakan Ms Excel. 2. Adanya
kesalahan–kesalahan
pengolahan data.
yang
terjadi
pada
saat
melakukan
37
3. Duplikasi data yang mengacaukan sistem pengorganisasian. Hal ini menyebabkan informasi yang dihasilkan kurang akurat. 4. Penggunaan data secara bersama, dan dengan tidak adanya database menjadi hal yang menyulitkan bagi bagian-bagian yang terkait untuk mengeksplorasi data sehingga menghasilkan laporan–laporan.
Berdasarkan pemaparan diatas maka diperlukan perbaikan sistem yang dapat memecahkan permasalahan–permasalahan yang ada tersebut. Untuk itu dibuatlah sebuah sistem baru menggunakan database yang mudah diakses melalui jaringan lokal. Dengan adanya sistem yang baru nantinya akan mempermudah bagian-bagian yang terkait dalam pengolahan data calon penerima pinjaman dan kriteria jenis pinjaman.
III.3 Desain Sistem III.3.1 Desain Sistem Secara Global Pada perancangan sistem ini terdiri dari tahap perancangan yaitu : 1. Perancangan Use Case Diagram. 2. Perancangan Class Diagram. 3. Perancangan Sequence Diagram. 4. Perancangan Activity Diagram. III.3.1.1. Use Case Diagram Diagram
yang
menggambarkan
actor, use
case
dan
relasinya
sebagai suatu urutan tindakan yang memberikan nilai terukur untuk actor.
38
Sebuah use case digambarkan sebagai elips horizontal dalam suatu diagram UML use case, dapat dilihat pada gambar III.I. Sebagai berikut :
Sistem Pendukung Keputusan Pelepasan Pinjaman Dengan Metode AHP
Login
Input Data Formulir
Proses
Admin
Anggota
Laporan
Gambar III.4. Use Case Diagram Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Pendataan Agunan Pinjaman Dengan Menggunakan Metode AHP
III.3.1.2. Class Diagram Class Diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus
menawarkan
layanan
untuk
memanipulasi
(metoda/fungsi), berikut gambar Class Diagram :
keadaan
tersebut
39
Data Formulir
1
Admin
-Username -Password +Login()
1
Hasil Perhitungan -NBA -Nama -Jumlah_Pinjaman -Lama_Bergabung -Agunan -Usia -Tujuan_Pinjaman -Jumlah_SImpanan
1
-NBA -Nama -Tanggal_Lahir -Alamat -No_Identitas -No_Telp -Agama -Status -Pendidikan_Terakhir -Pekerjaan -Penghasilan -Nama_ahli_waris -tgl_lahir -Alamat -Hub_Keluarga +Simpan() +Edit() +Hapus() +Bersih()
1
+Simpan() +Laporan()
Gambar III.5. Class Diagram Sistem Pendukung Keputusan Pendataan agunan pinjamanDengan Menggunakan Metode AHP
III.3.1.3. Sequence Diagram Sequence berdasarkan
diagram
menjelaskan
urutan waktu. Secara
interaksi objek
mudahnya
yang
sequence diagram
disusun adalah
gambaran tahap demi tahap, termasuk kronologi (urutan) perubahan secara logis yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram, berikut beberapa gambar sequence diagram :
40
a. Sequence Diagram Login Admin
Form Login
Database
Menu Utama
Login Validasi Login
Username atau Password Salah
Result
Username dan Password Valid
Gambar III.6. Sequence Diagram Login Admin
b. Sequence Diagram Data Anggota
Admin
Menu
Input, edit, hapus data anggota
Tampilan
Proses
Database
Simpan data anggota
Informasi data anggota yang diinput, edit, hapus
Gambar III.7. Sequence Diagram Data Anggota
41
c. Sequence Diagram Hasil Proses
Admin
Form Proses
Database
Hasil
Simpan Hasil Proses
Input, edit, hapus data warga
Informasi data anggota yang dihitung
Tampilan
Gambar III.8. Sequence Diagram Laporan
III.3.1.4. Activity Diagram Menggambarkan aktifitas - aktifitas, objek, state, transisi state dan event. Dengan kata lain kegiatan diagram alur kerja menggambarkan perilaku sistem untuk aktivitas, berikut beberapa gambar Activity Diagram : a. Activity Diagram Login
input username
input password
false
true Menu Utama
Gambar III.10. Activity Diagram Login
42
b. Activity Diagram Data Anggota
Input Data Anggota
Simpan, Edit, Hapus, Bersih Data Anggota
Gambar III.11. Activity Diagram Data Calon penerima pinjaman
c. Activity Diagram Hasil Perhitungan
NBA
Nama_Lengkap
Jumlah_Pinjaman
Lama_Bergabung
Agunan
Usia
Tujuan_Pinjaman
Jumlah_SI mpanan
Nilai_AHP
Gambar III.11. Activity Diagram Hasil Perhitungan
43
d. Activity Diagram Logout
Menu Utama
Logout
Gambar III.12. Activity Diagram LogOut
III.3.1.5 Analisa AHP III.3.1.5.1. Hierarchy Seleksi Pendataan agunan pinjaman Pada seleksi pendataan agunan pinjaman dengan metode AHP terdapat hirarki sistem yang telah disesuaikan dengan tujuan awal penelitian yaitu seleksi pelepasan pinjaman. Menentukan tujuan (seleksi pendataan agunan pinjaman), mencari kriteria tepat yang digunakan untuk menyelesaikan tujuan serta dekomposisi dari kriteria yang telah ditentukan. Dekomposisi ini merupakan penjabaran dari kriteria yang telah ditentukan yang menghasilkan identifikasiidentifikasi item dekomposisi masalah dalam penyeleksian pinjaman . Dalam matriks keputusan tujuan ini disebut dengan goal. Sedangkan lama bergabung, agunan, usia, tujuan pinjaman dan jumlah pinjaman adalah atribut yang merupakan karakteristik atau kriteria dari keputusan. Tiap kriteria ini memiliki item penilaian dimana setiap elemen item penilaian berhubungan erat
44
dengan kriteria tersebut. Semua item penilaian itu dihubungkan secara langsung dengan kriterianya dan membentuk pohon hirarki yang dapat terlihat pada gambar 3.13.
Pelepasan Pinjaman
Tujuan
Kriteria
Alternatif
Lama Bergabung
Jumlah Simpanan
Calon 1
Agunan
Calon 2
Usia
Jumlah Pinjaman
Tujuan Pinjaman
Calon 3
Gambar III.13 : Bagan Hierarki Tujuan Proses Penilaian Pinjaman
Langkah yang harus dilakukan dalam menentukan prioritas kriteria adalah : 1.
Membuat matrik perbandingan berpasangan. Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain.
45
Tabel III.1. Matrik Perbandingan Berpasangan Kriteria Lama Bergabung Jumlah Simpanan
Lama Jumlah Agunan Bergabung Simpanan
Usia
Jumlah Tujuan Pinjaman Pinjaman
1/1
3/1
5/1
7/1
9/1
3/1
1/3
3/3
5/3
7/3
9/3
3/3
Agunan
1/5
3/5
5/5
7/5
9/5
3/5
Usia
1/7
3/7
5/7
7/7
9/7
3/7
1/9
3/9
5/9
7/9
9/9
3/9
1/3
3/3
5/3
7/3
9/3
3/3
Jumlah Pinjaman Tujuan Pinjaman
Kriteria
Nilai Bobot
Lama Bergabung
1
Jumlah Simpanan
3
Agunan
5
Usia
7
Jumlah Pinjaman
9
Tujuan Pinjaman
3
Tabel III.2. Matrik Perbandingan Berpasangan Kriteria Lama Bergabung Jumlah Simpanan Agunan Usia Jumlah Pinjaman Tujuan Pinjaman Jumlah
Lama Jumlah Agunan Bergabung Simpanan
Usia
Jumlah Tujuan Pinjaman Pinjaman
1,000
3,000
5,000
7,000
9,000
3,000
0,333
1,000
1,667
2,333
3,000
1,000
0,200
0,600
1,000
1,400
1,800
0,600
0,143
0,429
0,714
1,000
1,286
0,429
0,111
0,333
0,556
0,778
1,000
0,333
0,333
1,000
1,667
2,333
3,000
1,000
2,121
6,362
10,603
14,844
19,086
6,362
46
2.
Membuat matrik nilai kriteria Matriks ini diperoleh dengan rumus berikut : Nilai baris kolom baru = Nilai baris-kolom lama / jumlah masing-masing kolom lama. Tabel III.3. Matrik Perbandingan Kriteria Berpasangan
Kriteria Lama Bergabung Jumlah Simpanan
Lama Jumlah Agunan Bergabung Simpanan
Usia
Jumlah Tujuan Jumlah Prioritas Pinjaman Pinjaman
0,472
0,472
0,472
0,472
0,472
0,472
2,829
0,472
0,157
0,157
0,157
0,157
0,157
0,157
0,943
0,157
Agunan
0,094
0,094
0,094
0,094
0,094
0,094
0,566
0,094
Usia
0,067
0,067
0,067
0,067
0,067
0,067
0,404
0,067
0,052
0,052
0,052
0,052
0,052
0,052
0,314
0,052
0,157
0,157
0,157
0,157
0,157
0,157
0,943
0,157
Jumlah Pinjaman Tujuan Pinjaman
Nilai 0,472 pada kolom Lama bergabung baris Lama bergabung diperoleh dari nilai kolom Lama bergabung baris Lama bergabung dibagi jumlah kolom Lama bergabung. Selanjutnya dihitung dengan cara yang sama. Nilai kolom jumlah diperoleh dari penjumlahan pada setiap barisnya. Untuk baris pertama, nilai 2,829 merupakan hasil penjumlahan dari 0,472 + 0,472 + 0,472 + 0,472 + 0,472 + 0,472 Nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria, dalam hal ini 6.
47
Bobot atau Prioritas Lama bergabung = jumlah / 6 = 2,829 / 6 = 0,472 Bobot atau Prioritas Jumlah Simpanan = jumlah / 6 = 0,943 / 6 = 0,157 Bobot atau Prioritas Agunan = jumlah / 6 = 0,566 / 6 = 0,094 Bobot atau Prioritas Usia = jumlah / 6 = 0,404 / 6 = 0,067 Bobot atau Prioritas Jumlah Pinjaman = jumlah / 6 = 0,314 / 6 = 0,052 Bobot atau Prioritas Tujuan Pinjaman = jumlah / 6 = 0,943 / 6 = 0,157
3.
Membuat matrik penjumlahan setiap baris. Matriks ini dibuat dengan mangalikan nilai prioritas dengan matriks perbandingan berpasangan.
Tabel III.4. Matrik Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Lama Bergabung Jumlah Simpanan
Lama Jumlah Agunan Bergabung Simpanan
Usia
Jumlah Tujuan Jumlah Pinjaman Pinjaman
0,472
1,415
2,358
3,301
4,244
1,415
13,204
0,157
0,472
0,786
1,100
1,415
0,472
4,401
Agunan
0,094
0,283
0,472
0,660
0,849
0,283
2,641
Usia
0,067
0,202
0,337
0,472
0,606
0,202
1,886
0,052
0,157
0,262
0,367
0,472
0,157
1,467
0,157
0,472
0,786
1,100
1,415
0,472
4,401
Jumlah Pinjaman Tujuan Pinjaman
Nilai 0,472 pada baris Lama bergabung kolom Lama bergabung diperoleh dari prioritas nilai tertinggi dikalikan dengan nilai baris Lama bergabung kolom Lama bergabung. Selanjutnya dihitung dengan cara yang sama.
48
Kolom jumlah diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada masing-masing baris pada tabel tersebut.
4.
Perhitungan Rasio Konsistensi Tabel III.5. Perhitungan Rasio Konsistensi Jumlah Perbaris
Prioritas
Hasil
13,204
0,472
13,675
4,401
0,157
4,558
Agunan
2,641
0,094
2,735
Usia
1,886
0,067
1,954
1,467
0,052
1,519
4,401
0,157
4,558
Jumlah
29,000
Kriteria Lama Bergabung Jumlah Simpanan
Jumlah Pinjaman Tujuan Pinjaman
Dari tabel perhitungan rasio konsistensi, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 13,675 + 4,558 + 2,735 + 1,954 + 1,519 + 4,558 = 29,00 n (jumlah kriteria) : 6 maks (jumlah/n) : 29,00 / 6 = 4,833 CI (( maks-n)/n) : ((4,833 - 6) / 6) = -0,194 CR (CI/IR) : -0,194 / 1,24 = -0,157
49
5.
Menentukan prioritas Alternatif Langkah yang harus dilakukan dalam menentukan prioritas alternatif adalah:
1.
Menghitung prioritas alternatif dari kriteria Lama bergabung - Membuat matriks perbandingan berpasangan
Tabel III.6. Matrik Perbandingan Berpasangan Kriteria Lama Bergabung Lama Bergabung
Calon 1
Calon 2
Calon 3
Calon 1
1.000
3.000
2.000
Calon 2
0.333
1.000
5.000
Calon 3
0.500
0.200
1.000
Jumlah
1.833
4.200
8.000
- Membuat matriks nilai kriteria
Tabel III.7. Matrik Nilai Kriteria Lama bergabung Lama Bergabung
Calon 1
Calon 2
Calon 3
Jumlah
Prioritas
Calon 1
0.545
0.714
0.250
1.510
0.503
Calon 2
0.182
0.238
0.625
1.045
0.348
Calon 3
0.273
0.048
0.125
0.445
0.148
50
Nilai 0,545 pada kolom Calon 1 baris Calon 1 diperoleh dari nilai kolom Calon 1 baris Calon 1 dibagi jumlah kolom Calon 1. Nilai prioritas diperoleh dari nilai jumlah setiap alternatif dibagi dengan jumlah alternatif.
2.
Menghitung prioritas alternatif dari kriteria Agunan - Membuat matriks perbandingan berpasangan
Tabel III.8. Matrik Perbandingan Berpasangan Kriteria Agunan Agunan
Calon 1
Calon 2
Calon 3
Calon 1
1.000
5.000
2.000
Calon 2
0.200
1.000
4.000
Calon 3
0.500
0.250
1.000
Jumlah
1.700
6.250
7.000
- Membuat matriks nilai kriteria Tabel III.9. Matrik Nilai Kriteria Agunan Agunan
Calon 1
Calon 2
Calon 3
Jumlah
Prioritas
Calon 1
0.588
0.800
0.286
1.674
0.558
Calon 2
0.118
0.160
0.571
0.849
0.283
Calon 3
0.294
0.040
0.143
0.477
0.159
Nilai 0,588 pada kolom Calon 1 baris Calon 1 diperoleh dari nilai kolom Calon 1 baris Calon 1 dibagi jumlah kolom Calon 1.
51
Nilai prioritas diperoleh dari nilai jumlah setiap alternatif dibagi dengan jumlah alternatif.
3.
Menghitung prioritas alternatif dari kriteria Usia - Membuat matriks perbandingan berpasangan Tabel III.10. Matrik Perbandingan Berpasangan Kriteria Usia Calon 1
Calon 2
Calon 3
Calon 1
1.000
4.000
3.000
Calon 2
0.250
1.000
5.000
Calon 3
0.333
0.200
1.000
Jumlah
1.583
5.200
9.000
Usia
- Membuat matriks nilai kriteria Tabel III.11. Matrik Nilai Kriteria Usia Calon 1
Calon 2
Calon 3
Calon 1
0.632
0.769
0.333
1.734
0.578
Calon 2
0.158
0.192
0.556
0.906
0.302
Calon 3
0.211
0.038
0.111
0.360
0.120
Usia
Jumlah Prioritas
Nilai 0,632 pada kolom Calon 1 baris Calon 1 diperoleh dari nilai kolom Calon 1 baris Calon 1 dibagi jumlah kolom Calon 1.
52
Nilai prioritas diperoleh dari nilai jumlah setiap alternatif dibagi dengan jumlah alternatif.
4.
Menghitung prioritas alternatif dari kriteria Tujuan pinjaman - Membuat matriks perbandingan berpasangan
Tabel III.12. Matrik Perbandingan Berpasangan Kriteria Tujuan pinjaman Tujuan Pinjaman
Calon 1
Calon 2
Calon 3
Calon 1
1.000
3.000
1.000
Calon 2
0.333
1.000
2.000
Calon 3
0.500
0.500
1.000
Jumlah
1.833
4.500
4.000
- Membuat matriks nilai kriteria
Tabel III.13. Matrik Nilai Kriteria Tujuan pinjaman Tujuan Pinjaman
Calon 1
Calon 2
Calon 3
Calon 1
0.545
0.667
0.250
1.462
0.487
Calon 2
0.182
0.222
0.500
0.904
0.301
Calon 3
0.273
0.111
0.250
0.634
0.211
Jumlah Prioritas
Nilai 0,545 pada kolom Calon 1 baris Calon 1 diperoleh dari nilai kolom Calon 1 baris Calon 1 dibagi jumlah kolom Calon 1.
53
Nilai prioritas diperoleh dari nilai jumlah setiap alternatif dibagi dengan jumlah alternatif.
5.
Menghitung prioritas alternatif dari kriteria Jumlah Simpanan - Membuat matriks perbandingan berpasangan
Tabel III.14. Matrik Perbandingan Berpasangan Kriteria Jumlah Simpanan Jumlah Simpanan
Calon 1
Calon 2
Calon 3
Calon 1
1.000
2.000
5.000
Calon 2
0.500
1.000
4.000
Calon 3
0.250
0.250
1.000
Jumlah
1.750
3.250
10.000
- Membuat matriks nilai kriteria
Tabel III.15. Matrik Nilai Kriteria Jumlah Simpanan Jumlah Simpanan
Calon 1
Calon 2
Calon 3
Calon 1
0.571
0.615
0.500
1.687
0.562
Calon 2
0.286
0.308
0.400
0.993
0.331
Calon 3
0.143
0.077
0.100
0.320
0.107
Jumlah Prioritas
Nilai 0,571 pada kolom Calon 1 baris Calon 1 diperoleh dari nilai kolom Calon 1 baris Calon 1 dibagi jumlah kolom Calon 1.
54
Nilai prioritas diperoleh dari nilai jumlah setiap alternatif dibagi dengan jumlah alternatif.
6.
Menghitung prioritas alternatif dari kriteria Jumlah pinjaman - Membuat matriks perbandingan berpasangan
Tabel III.16. Matrik Perbandingan Berpasangan Kriteria Jumlah Pinjaman Jumlah Pinjaman
Calon 1
Calon 2
Calon 3
Calon 1
1.000
2.000
3.000
Calon 2
0.500
1.000
5.000
Calon 3
0.333
0.200
1.000
Jumlah
1.833
3.200
9.000
- Membuat matriks nilai kriteria
Tabel III.17. Matrik Nilai Kriteria Jumlah Pinjaman Jumlah Pinjaman
Calon 1
Calon 2
Calon 3
Jumlah
Prioritas
Calon 1
0.545
0.625
0.333
1.504
0.501
Calon 2
0.273
0.313
0.556
1.141
0.380
Calon 3
0.182
0.063
0.111
0.355
0.118
Nilai 0,501 pada kolom Calon 1 baris Calon 1 diperoleh dari nilai kolom Calon 1 baris Calon 1 dibagi jumlah kolom Calon 1.
55
Nilai prioritas diperoleh dari nilai jumlah setiap alternatif dibagi dengan jumlah alternatif.
7. Analisa Hasil Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Setelah mendapatkan kriteria penentuan lama bergabung terpenting dari masing-masing kriteria, langkah selanjutnya adalah mengalikan nilai tersebut dengan nilai akhir dari bobot kriteria.
Tabel III.18. Tabel Nilai Masing-Masing Kriteria Bobot
Lama Bergabung
Jumlah Simpanan
Agunan
Usia
Jumlah Pinjaman
Tujuan Pinjaman
Bobot Final
Ranking
Calon 1
0.503
0.562
0.558
0.578
0.501
0.487
0.531
1.000
Calon 2
0.348
0.331
0.283
0.302
0.380
0.301
0.329
2.000
Calon 3
0.148
0.107
0.159
0.120
0.118
0.211
0.139
3.000
Hasil analisa menyatakan alternatif yang terpilih menjadi penerima pinjaman adalah : a. Calon 1 ( Peringkat Pertama ) b. Calon 2 ( Peringkat Kedua ) c. Calon 3 ( Peringkat Ketiga )
56
Tabel III.19. Tabel Indeks Random ( IR )
Ordo Matrik
RI
Ordo Matrik
RI
Ordo Matrik
RI
1
0
6
1,24
11
1,51
2
0
7
1,32
12
1,48
3
0,58
8
1,41
13
1,56
4
0,9
9
1,45
14
1,57
5
1,12
10
1,49
15
1,59
III.3.2 Desain Sistem Secara Detail Desain sistem secara detail atau terinci ini berfungsi untuk memberikan gambaran sistem yang akan diusulkan agar dapat dilihat secara lebih detail berdasarkan pada gambaran sistem keseluruhan yang terdapat pada desain global.
III.3.2.1. Desain Output
Tampilan atau output
adalah hasil dari sistem informasi yang dapat
dilihat. Dalam tahapan desain output ini berupa tampilan di layar. Berikut ini adalah desain output sistem pendukung keputusan yang dirancang: 1. Desain Tampilan Cetak Hasil Penerima pinjaman Berikut ini merupakan tampilan rancangan hasil penerima pinjaman:
57
[ HEADER ]
Tanggal
KOPDIT CU. HARAPAN KITA No. NBA
Nama
Lama Bergabung Jadi Anggota
999
xxx
999
Agunan
Usia
xxx
999
Tujuan Jumlah Pinjaman Simpanan
Xxx
999
Cetak Halaman
Gambar III.14. Desain Tampilan Hasil Penerima Pinjaman
2. Desain Tampilan Cetak Data Anggota Pinjaman Berikut ini merupakan tampilan rancangan cetak data calon penerima pinjaman :
Tanggal
[ HEADER ]
KOPDIT CU. HARAPAN KITA No. NBA
Nama
999
xxx
Tgl Lahir ddmm-yy
Alamat
No.ID
No.HP
Agama
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan
Penghasilan / Bulan
Nama Ahli
Xxx
##
999
999
xxx
xxx
999
Xxx
Tgl Ahli ddmm-yy
Alamat
Hubungan
xxx
xxx
Halaman
Gambar III.15. Desain Tampilan Cetak Data Anggota Calon Penerima pinjaman
58
III.3.2.2. Desain Input Desain input merupakan masukan yang penulis rancang guna lebih memudahkan dalam entry data. Entry data yang dirancang akan lebih mudah dan cepat dan meminimalisir kesalahan penulisan dan memudahkan perubahan. 1. Desain Tampilan Halaman Login Admin Berikut ini desain tampilan halaman login admin :
Username Gambar Password
Gambar III.16. Desain Tampilan Halaman Login
2. Desain Tampilan Halaman Awal Admin Berikut ini merupakan rancangan tampilan halaman awal :
59
Master
Proses
Report
About
Login
Keluar
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PROGRAM PENDATAAN AGUNAN PINJAMAN
Gambar III.17. Desain Tampilan Halaman Awal Admin
3. Desain Tampilan Input Data Anggota Berikut ini merupakan rancangan tampilan input data anggota :
60
Tgl Bergabung NBA
Pendidikan Terakhir
Nama Lengkap
Pekerjaan
Tgl Lahir
Penghasilan / Bulan
Alamat Lengkap
Nama Ahli Waris
No.Identitas KTP/KK
Tgl Lahir
No.Telepon/ HP
Alamat Lengkap
Agama
Hubungan Dengan Anggota
Status Perkawinan
JumlahSimpanan
Batal
Gambar III.18. Desain Tampilan Input Data Anggota
4. Desain Tampilan Perhitungan Pinjaman Berikut ini merupakan rancangan tampilan perhitungan pinjaman :
61
NBA
Cari
Nama Lengkap Jumlah Pinjaman
Juta
Lama Bergabung Jadi Anggota
Bulan No NBA
Agunan Usia
Nama
Tahun
Tujuan Pinjaman Jumlah Simpanan
Rupiah
Proses Data
Gambar III.19. Desain Tampilan Perhitungan Pinjaman
5. Desain Tampilan Perhitungan Metode AHP
Lama Bergabung Lama Bergabung
Agunan
Usia Tujuan Pinjaman 99 Jumlah Pinjaman
Jumlah Simpana n
99
Agunan
Usia
99
99
Tujuan Pinjaman
99
Jumlah Pinjaman
99
99 99
99 99 99
Gambar III.20. Desain Tampilan Perhitungan Metode AHP
Jumlah Simpanan
99
62
6. Desain Tampilan Halaman Hasil Akhir AHP Berikut ini desain tampilan halaman Hasil Akhir AHP:
Satu
Dua
Tiga
Empat
Hasil
n (Jumlah Kriteria)
99
λ maks (Jumlah/n)
99
CI ((λ maks - n) / n)
99
CR (CI/IR)
99
Keterangan
Gambar III.21. Desain Tampilan Halaman Hasil Akhir AHP
III.3.2.3. 1.
Desain Database
Desain Tabel/File Perancangan struktur database adalah untuk menentukan file database
yang digunakan seperti field, tipe data, ukuran data. Sistem ini didesain dengan menggunakan database SQL Server. Berikut adalah desain database dan tabel dari sistem yang dirancang.
63
a.
Tabel Login Nama Database
: dbmelisa
Nama Tabel
: tlogin
Primary Key
: username Tabel III.20. Tabel Login
Nama Field *username password Email Telp
Tipe Data Varchar Varchar Varchar Varchar
Ukuran 30 20 30 20
Keterangan Primary key password email telp
b. Tabel Data Nama Database : dbmelisa Nama Tabel
: tdata
Primary Key
: nonba Tabel III.4. Tabel Data
Nama Field *nonba Nama Ttl Alamat Noid Nohp Agama Status pendidikan pekerjaan penghasilan Nmahli Tglahli alamatahli hubungan Bulan jlh_simpanan
Tipe Data varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar
Ukuran 10 30 20 50 10 15 20 20 20 30 20 30 20 50 20 20 20
Keterangan Primary key nama Ttl alamat Noid nohp agama status pendidikan pekerjaan penghasilan nmahli tglahli alamatahli Hubungan Bulan jlh_simpanan
64
c. Tabel Hasil Proses Nama Database : dbmelisa Nama Tabel
: thasilproses
Primary Key
: nba Tabel III.5. Tabel Hasil Proses
Nama Field *nba Nama pinjaman lama_bergabung agunan Usia tujuan_pinjaman jumlah_simpanan hasilahp
Tipe Data varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar
Ukuran 20 30 20 20 20 20 30 20 50
Keterangan Primary key nama Pinjaman lama_bergabung agunan Usia tujuan_pinjaman jumlah_pinjaman hasilahp
III.3.2.4. Rancangan ERD (Entity Relationship Diagram) Perancangan ERD dilakukan untuk mengetahui bentuk database yang akan dibuat dan mengetahui hubungan antar tabel. ERD untuk sistem pendukung keputusan pendataan agunan pinjamanseperti pada gambar III.9 seperti berikut :
65
Pendidikan Status
Pekerjaan Penghasilan
No_Telepon
Agunan
Nama_Ahli_Waris
Agama
Lama_Bergabung
No_Identitas
Usia
Tgl_Lahir_Ahli_Waris Alamat_le ngkap
Alamat_Lengkap
Anggota
M
Tujuan_Pinjaman Memberikan
1
Administrasi
Tgl_Lahir
Jumlah_Simpanan Nama_Len gka p
NBA
Hubungan 1 M
Memproses
Mendapatkan
1
Tujuan Pinjaman
1
NBA
NBA
Hasil AHP
Tujuan Pinjaman
Ka. Bidang
1
Memberi Data
1
Pinjaman Lama_Bergabung
Usia Lama_Bergabung
Jumlah SImpanan
Agunan
Agunan
Usia
Nama
Hasil AHP
Nama
Jumlah SImpanan
Gambar III.22 ERD Sistem Pendukung Keputusan Pendataan agunan pinjamanMenggunakan Metode AHP