BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
III.1. Analisis Masalah Analisa sistem yang digunakan sebelumnya dalam mendeteksi penyakit udang windu masih dengan cara manual. Para petani tambak yang ingin mencari informasi tentang penyakit udang windu harus menunggu atau membuat janji untuk melakukan konsultasi secara langsung kepada seorang pakar atau ahli. Namun untuk mengetahui penyebab penyakit parasit, jamur, bakteri, dan virus pada udang windu para petani tambak membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui informasi penyakit tersebut sehingga udang windu mengalami kematian. Setelah mengetahui sistem yang sudah ada, maka penulis akan merancang sistem yang baru untuk mendeteksi penyakit udang windu dengan menggunakan metode Dempster-Shafer. diharapkan dapat membantu para petani tambak agar tidak terjadi salah penanganan terhadap udang windu yang terserang panyakit sehingga diperoleh hasil pengendaliannya.
III.2. Penerapan Metode / Algoritma Ada berbagai macam penalaran dengan model yang lengkap dan sangat konsisten, tetapi pada kenyataannya banyak permasalahan yang tidak dapat terselesaikan secara lengkap dan konsisten. Ketidak konsistenan yang tersebut adalah akibat adanya penambahan fakta baru. Penalaran yang seperti ini disebut
30
31
dengan penalaran non monotonis. Untuk mengatasi ketidakkonsistenan tersebut maka dapat menggunakan penalaran dengan teori Dempster-shafer. Secara umum teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval: [ Belief, Plausibility ] 1.
Belief (bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian.
2.
Plausibility (Pl) dinotasikan sebagai : Pl(s) = 1 – Bel(⌐s) Plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika yakin akan ⌐s, maka dapat dikatakan bahwa Bel( ⌐s) = 1, dan Pl( ⌐ s) = 0. Pada teori Dempster-Shafer dikenal adanya frame of discrement yang
dinotasikan dengan ϴ. Frame ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis. Tujuannya adalah mengaitkan ukuran kepercayaan elemenelemen ϴ. Tidak semua evidence secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi densitas (m). Nilai m tidak hanya mendefinisikan elemen-elemen ϴ saja, namun juga semua subsetnya. Sehingga jika ϴ berisi n elemen, maka subset ϴ adalah 2n. Jumlah semua m dalam subset ϴ sama dengan 1. Apabila tidak ada informasi apapun untuk memilih hipotesis, maka nilai: m{ϴ}=1,0. Apabila diketahui X adalah subset dari ϴ, dengan m1 sebagai fungsi densitasnya, dan Y juga merupakan subset dari ϴ dengan m2 sebagai fungsi densitasnya, maka dapat dibentuk fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3 yaitu :
32
Sebelum
melakukan
perhitungan
terlebih
dahulu
penulis
akan
menguraikan tabel gejala yang digunakan dalam sistem pakar penyakit udang windu ini berjumlah 29 gejala. Adapun data-data gejala tersebut dapat dilihat pada tabel III.1. berikut ini: Tabel III.1. Gejala Penyakit Kode Nilai Nama Gejala Gejala Densitas G001 Udang terlihat berenang ke permukaan air atau ke pinggir 0,7 /tepi tambak G002 Udang lemah dan bergerak lambat 0,6 G003 Tubuh udang tampak kusam dan agak kesat/kasar 0,7 G004 Insang, kaki renang, mata dan kulit luar terdapat lumut 0,8 G005 Antena patah 0,8 G006 Perut/usus kosong 0,9 G007 Nafsu makan menurun/berkurang 0,8 G008 Keadaan larva lemah 0,6 G009 Geripis pada organ tubuh bagian segmen ekor dan kaki 0,8 G010 Badan udang akan terasa lebih lunak dan lembek 0,8 G011 Larva kelihatan menyala pada saat keadaan sekelilingnya 0,9 gelap terutama malam hari G012 Larva berenang lambat 0,6 G013 Tubuh larva penuh dengan miselium yang berbentuk tabung 0,9 G014 Ekor dan kaki berwarna merah 0,9 G015 Timbul bercak cokelat kehitaman pada kulit luar dan 0,9 seringkali timbul warna putih disekitarnya G016 Organ vital seperti hepatopankreas sebagian hancur 0,9 G017 Hepatopnkreas berubah warna menjadi kecokelatan/cokelat 0,9 kehitaman G018 Insang berubah warna menjadi hitam 0,8 G019 Insang berubah warna menjadi hijau/cokelat 0,8 G020 Larva udang terjerat benang-benang bakteri dan bakteri 0,8 banyak menempel pada bagian insang G021 Parasit menempel pada tubuh larva bagian bawah (ventral), 0,7 atas (dorsal) dan sekitar mata G022 Tubuh udang secara keseluruhan pucat 0,9 G023 Larva yang dipelihara di bak yang kadar oksigennya rendah 0,7
33
G024 G025 G026 G027 G028 G029
akan mengambang atau bergerombol di tepi bak Larva kesulitan dalam pengambilan oksigen dan makanan Parasit menempel pada permukaan tubuh dan insang larva udang kepala terlihat kuning karena pucatnya warna hepatopankreas Ditemukan virus dan bakteri pada hepatopankreas Bintik-bintik putih dengan diameter 1-2mm pada karapas dan abdomen segmen V dan VI Organ limfoid membengkak
0,8 0,8 0,9 0,9 0,9 0,9
Jumlah penyakit yang diolah dalam sistem pakar penyakit udang windu ini adalah 11 macam penyakit. Data-data penyakit tersebut dapat dilihat pada tabel III.2. berikut ini: Tabel III.2. Daftar Penyakit Kode Penyakit P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07 P08 P09 P10 P11
Nama Penyakit Udang Lumutan / Udang Bersepatu Geripis/bercak cokelat putih pada cangkang Kaki Merah Kunang-Kunang/Udang Menyala Insang Hitam Bakteri Benang Jamur Legenidum dan Sirolpidium Parasit Epistylis Parasit Zoothamnium dan Parasit Vorticella Virus YHV(Yellow-Head Baculo Virus) Virus WSSV(White Spot Syndrom Virus) / SEMBV (Systemic Extodermal and Mesodermal Baculo Virus)
Dari tabel diatas, sistem dapat memberikan informasi mengenai penyakit pada udang windu, jika gejala pada udang windu sesuai dengan yang di input, maka aturan (rule)
yang dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit udang
windu dapat dilihat pada tabel III.3. berikut ini:
34
Tabel III.3. Aturan (Rule) No 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Aturan (Rule) IF udang lemah dan bergerak lambat AND tubuh udang tampak kusam dan agak kesat/kasar AND insang, kaki renang, mata dan kulit luar terdapat lumut AND perut/usus kosong THEN Penyakit Udang Lumutan / Udang Bersepatu IF udang lemah dan bergerak lambat AND antena patah AND geripis pada organ tubuh bagian segmen ekor dan kaki AND timbul bercak cokelat kehitaman pada bagian kulit luar/eksoskeleton dan seringkali timbul warna putih disekitarnya THEN penyakit Geripis/bercak cokelat putih pada cangkang IF udang terlihat berenang ke permukaan air atau ke pinggir/tepi tambak AND badan udang akan terasa lebih lunak dan lembek AND ekor dan kaki berwarna merah AND organ vital seperti hepatopankreas sebagian hancur THEN Penyakit Kaki Merah IF nafsu makan menurun/berkurang AND keadaan larva lemah AND larva kelihatan menyala pada saat keadaan sekelilingnya gelap terutama malam hari AND hepatopnkreas berubah warna menjadi kecokelatan/ cokelat kehitaman THEN Penyakit Kunang-Kunang/Udang Menyala IF udang terlihat berenang ke permukaan air atau ke pinggir/tepi tambak AND nafsu makan menurun/berkurang AND insang berubah warna menjadi hitam THEN Penyakit Insang Hitam IF nafsu makan menurun/berkurang AND insang berubah warna menjadi hijau/cokelat AND larva udang terjerat benang-benang bakteri dan bakteri banyak menempel pada bagian insang THEN penyakit Bakteri Benang IF udang terlihat berenang ke permukaan air atau ke pinggir/tepi tambak AND larva berenang lambat AND tubuh larva penuh dengan miselium yang berbentuk tabung THEN Penyakit Jamur Legenidum dan Sirolpidium IF Larva berenang lambat AND parasit menempel pada tubuh larva bagian bawah(ventral), atas(dorsal) dan sekitar mata AND larva kesulitan dalam pengambilan oksigen dan makanan THEN Penyakit Parasit Epistylis IF larva yang dipelihara di bak yang kadar oksigennya rendah akan mengambang atau bergerombol di tepi bak AND larva kesulitan dalam pengambilan oksigen dan makanan AND parasit menempel pada permukaan tubuh dan insang larva udang THEN Penyakit Parasit Zoothamnium dan Parasit Vorticella IF Tubuh udang secara keseluruhan pucat AND kepala terlihat kuning karena pucatnya warna hepatopankreas AND ditemukan Virus dan Bakteri pada hepatopangkreas THEN Penyakit Virus YHD IF Antena patah AND perut/usus kosong AND bintik-bintik putih dengan diameter 1-2mm pada karapas dan abdomen segmen V dan VI AND organ limfoid membengkak THEN Penyakit Virus WSSV/ SEMBV
35
Tabel keputusan digunakan sebagai acuan dalam membuat pohon keputusan dan kaidah yang digunakan. Berdasarkan data yang ada, maka tabel keputusan pada sistem pakar mendeteksi penyakit udang windu dapat dilihat pada table III.4. berikut ini: Tabel III.4. Tabel Keputusan Kode Gejala (G) G001 G002 G003 G004 G005 G006 G007 G008 G009 G010 G011 G012 G013 G014 G015 G016 G017 G018 G019 G020 G021 G022 G023 G024 G025 G026 G027 G028 G029
P01
P02
√ √ √
√
P03
P04
√
Kode Penyakit (P) P05 P06 P07 √
P08
P09
P10
P11
√
√
√ √
√ √ √
√
√
√ √ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
36
Dalam perancangan sistem pakar ini menggunakan metode penalaran forward chaining (pelacakan maju) yaitu dimulai dari sekumpulan fakta-fakta tentang suatu gejala yang diberikan oleh user sebagai masukan ke dalam sistem, kemudian dilakukan perhitungan sampai tujuan akhir berupa diagnosa penyakit udang windu dan nilai kepercayaannya. Dimana langkah-langkah flowchart menggunakan metode Dempster-shafer dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Saat kita mulai menjalankan sistem, kita berada pada posisi mulai
2.
Sistem akan menampilkan pilihan untuk gejala i (g1) {m1(X)}
3.
Kemudian menghitung gejala i (g1) {m1(X)} menggunakan rumus DempsterShafer.
4.
Banyak gejala = 1
5.
Jika jawaban “ya”, maka hasilnya penyakit tidak diketahui. Proses selesai
6.
Jika jawaban “tidak” pada gejala i (g1), maka sistem akan menampilkan pilihan untuk gejala i+1 (g2)
7.
Kemudian menghitung i+1 (g2) {m2(Y)} menggunakan rumus DempsterShafer.
8.
Kemudian dikombinasikan dengan menghitung gejala 1 (g1) {m1(X)}dan gejala 2 (g2) {m2(Y)} dengan menggunakan rumus dempster-shafer.
9.
Kemudian gejala habis
10. Jika jawaban “tidak”, maka sistem akan menampilkan kembali pilihan sampai gejala selesai dijawab dan ditayangkan berulang pada posisi ini. 11. Jika jawaban “ya” maka sistem akan mengetahui kesimpulan penyakit, yaitu penyakit dengan nilai densitasnya . Proses selesai.
37
Mulai
Gejala i (g1) {m1(X)}
Gejala i+1 (g2) {m2(Y)}
m(ϴ) = 1 – m1(X)
Banyak gejala = 1
m(ϴ) = 1 – m2(Y)
Tidak
Ya Penyakit = tidak diketahui
Gejala habis?
Tidak
i=i+1
Ya Selesai
penyakit = X
Gambar III.1. Flowchart metode Dempster Shafer
Berikut langkah-langkah perhitungan metode Dempster-Shafer Untuk mengetahui hasil konsultasi penyebab penyakit ini, dilakukan penggujian proses konsultasi. Proses penggujian sistem berupa masukan data gejala yang di alami oleh udang windu antara lain : Gejala 1 : Udang lemah dan bergerak lambat (G002) m1 (G002) m1 {θ}
= 0,6 = 1 – m1 (G002) = 1- 0,6 = 0,4
Gejala 2 : Antena patah (G005) m2 (G005) m2 {θ}
= 0,8 = 1 – m2 (G005)
38
= 1- 0,8 = 0,2 Selanjutnya menghitung aturan kombinasi untuk m3 yaitu: = (0,6 * 0,8) / 1 – (0,4 * 0,2) = 0,48 / 1 – 0,08 = 0,48 / 0,92 = 0,521
m3
Gejala 3 : Geripis pada organ tubuh bagian segmen ekor dan kaki (G009) m4 (G009) m4 {θ}
= 0,8 = 1 – m4 (G009) = 1- 0,8 = 0,2
Selanjutnya menghitung aturan kombinasi untuk m5 yaitu: = (0,521 * 0,8) / 1 – (0,521 * 0,2) = 0,4168 / 1 – 0,1042 = 0,4168 / 0,8958 = 0,465
m5
Gejala 4 : Timbul bercak cokelat kehitaman pada kulit luar dan seringkali timbul warna putih disekitarnya (G015) m6 (G015) m6 {θ}
= 0,9 = 1 – m6 (G015) = 1- 0,9 = 0,1
Selanjutnya menghitung aturan kombinasi untuk m7 yaitu: m7
= (0,465 * 0,9) / 1 – (0,465 * 0,1) = 0,4185 / 1 – 0,0465 = 0,4185 / 0,9535 = 0,44 Maka didapat nilai kepastian kombinasi Dempster-Shafer bahwa udang
windu menderita penyakit geripis/bercak cokelat putih pada cangkang sebesar 0,44 atau bila dipersentasekan 44%.
39
III.3. Desain Sistem Perancangan desain sistem yang akan dibangun menggunakan pemodelan UML (Unified Modeling Language). Diagram-diagram yang digunakan Use Case Diagram, Class Diagram, Activity Diagram, dan Squence Diagram.
III.3.1. Use Case Diagram Diagram ini digunakan untuk menggambarkan interaksi beberapa aktor pengguna sistem dengan sistem yang dipakai secara keseluruhan. Pada use case diagram ini juga akan menjelaskan kegiatan apa saja yang dapat dilakukan oleh pengguna sistem dan batasan dalam mengakses sistem. Adapun yang dapat dilakukan beberapa aktor dalam sistem ini yang dapat dilihat pada gambar III.2. berikut ini:
Login
<
> Input Gejala
Registrasi (pendaftaran)
<<extends>> <<extends>> User
Konsultasi
Input Aturan Admin
ex <<
<<extends>>
ten
Bantuan
ds >>
Input Penyakit
Laporan Hasil Konsultasi
Logout
Gambar III.2. Use Case Diagram
40
III.3.2. Class Diagram Class Diagram menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan (metode/fungsi) tersebut. Pada diagram ini terdapat Multiplicity atau angka kemungkinan bagian dari hubungan class, yaitu simbol 1 menunjukkan tepat satu bagian dan simbol 1…* menunjukkan sedikitnya hanya satu bagian. Adapun Class Diagram dapat dilihat pada gambar III.3. berikut ini:
1..* 1..* Gejala - Id_gejala - Nm_gejala - Nilai_densitas
1..*
1 + Daftar() + Login() + Kembali() Admin - Id - Username - Password
1
- Id_penyakit - Nm_penyakit - Solusi - Pengobatan - Nilai_densitas 1
User - Id_user - Nama - Alamat - Telepon - Username - Password
1
Penyakit
+ Tambah() + Ubah() + Hapus() + Batal() + Tutup() + Cari()
+ Tambah() + Ubah() + Hapus() + Batal() + Tutup() + Cari()
Pengguna
Aturan - Id_aturan - Id_penyakit - Id_gejala
Konsultasi - Id_konsultasi 1..* - Username - Nm_gejala - Nm_penyakit - Solusi - Nilai_densitas - tgl + Hasil() + Batal() + Kembali() + Print()
+ Tambah() + Ubah() + Hapus() + Batal() + Tutup()
Gambar III.3. Class Diagram
+ Tambah() + Ubah() + Hapus() + Batal() + Tutup() + Cari()
41
III.3.3. Activity Diagram Activity diagram menggambarkan berbagai aliran aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing aliran berawal, keputusan yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Pada aplikasi sistem pakar ini terdapat activity diagram yang diusulkan sebagai berikut: III.3.3.1. Activity Diagram Login Berikut ini merupakan gambar activity diagram login. Admin/User
Sistem
Click Login
Form Login
Pilih Akses Pengguna Input Username dan Password Click Login Ya Tidak
Validasi Username dan Password Valid
Tidak Valid
Login Berhasil
Menu Utama
Gambar III.4. Activity Diagram Login
Login Gagal
42
III.3.3.2. Activity Diagram Input gejala Berikut ini merupakan gambar activity diagram input gejala. Admin
Sistem
Click Data Gejala
Form Gejala
Isi Data Ya Ya Click Tambah
Data Tersimpan
Tidak Click Batal Tidak Pilih Data Ya Ubah Data
Click Ubah
Data Terubah
Tidak Click Hapus Ya Data Terhapus Tidak
Gambar III.5. Activity Diagram Input Gejala
43
III.3.3.3. Activity Diagram Input penyakit Berikut ini merupakan gambar activity diagram input penyakit. Admin
Sistem
Click Data Penyakit
Form Penyakit
Isi Data Ya Ya Click Tambah
Data Tersimpan
Tidak Click Batal Tidak Pilih Data Ya Ubah Data
Click Ubah
Data Terubah
Tidak Click Hapus Ya Data Terhapus Tidak
Gambar III.6. Activity Diagram Input Penyakit
44
III.3.3.4. Activity Diagram Input Aturan Berikut ini merupakan gambar activity diagram input aturan. Admin
Sistem
Click Data Aturan
Form Aturan
Isi Data Ya Ya Click Tambah
Data Tersimpan
Tidak Click Batal Tidak Pilih Data Ya Ubah Data
Click Ubah
Data Terubah
Tidak Click Hapus Ya Data Terhapus Tidak
Gambar III.7. Activity Diagram Input Aturan
45
III.3.3.5. Activity Diagram Pendaftaran User Berikut ini adalah activity diagram pendaftaran user. User
Sistem
Click Pendaftaran User
Form Pendaftaran User
Isi Data Ya Click Daftar
Data Tersimpan
Tidak Click Login Ya Form Login Tidak
Gambar III.8. Activity Diagram Pendaftaran User
III.3.3.6. Activity Diagram Konsultasi Berikut ini adalah activity diagram konsultasi.
46
User
Sistem
Click Konsultasi
Form Konsultasi
Pilih Data
Tidak
Ya
Click Hasil
Data Tersimpan
Click Batal Click Cetak Ya
Data Dicetak
Tidak
Gambar III.9. Activity Diagram Konsultasi
III.3.3.7. Activity Diagram Melihat Laporan Hasil Konsultasi Berikut ini adalah activity diagram melihat laporan hasil konsultasi.
47
Admin
Sistem
Click Laporan
Form Laporan
Lihat Laporan
Cetak Laporan Ya Laporan Dicetak Tidak
Gambar III.10. Activity Diagram Melihat Laporan Hasil Konsultasi
III.3.4. Sequence Diagram Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan urutan-urutan kejadian atau proses yang terjadi pada sistem. Berikut adalah sequence diagram dari sistem pakar mendeteksi penyakit udang windu:
III.3.4.1. Sequence Diagram Login Sequence diagram login menggambarkan interaksi yang terjadi antara objek yang menghasilkan tampilan pengaturan admin dan user. Sequence diagram login dapat dilihat pada gambar III.11. berikut ini:
48
Admin/User
Form Login
Proses
Tabel Admin
Tabel User
Menu Utama
Tampilkan Form() Pilih Akses
Validasi Username Dan Password()
Cek Login()
Cek Login()
Login Berhasil() Logout()
Gambar III.11. Sequence Diagram Login
III.3.4.2. Sequence Diagram Manipulasi Gejala Sequence diagram gejala menggambarkan interaksi antara objek pada proses manipulasi gejala. Sequence diagram gejala dapat dilihat pada gambar III.12. berikut ini :
49
Admin
Form Menu
Form Gejala
Proses
Tabel Gejala
Tampilkan Form()
Menu()
Click Form Gejala() Click Tambah()
Click Ubah()
Click Hapus()
Koneksi database()
Koneksi database()
Koneksi database()
Click Batal()
Click Cari()
Keluar Form()
Gambar III.12. Sequence Diagram Manipulasi Gejala
III.3.4.3. Sequence Diagram Manipulasi Penyakit Sequence diagram penyakit menggambarkan interaksi antara objek pada proses manipulasi penyakit. Sequence diagram penyakit dapat dilihat pada gambar III.13. berikut ini :
50
Admin
Form Menu
Form Penyakit
Proses
Tabel Penyakit
Tampilkan Form()
Menu()
Click Form Penyakit()
Click Tambah()
Koneksi database()
Click Ubah()
Koneksi database()
Click Hapus()
Koneksi database()
Click Batal()
Click Cari()
Keluar Form()
Gambar III.13. Sequence Diagram Manipulasi Penyakit
III.3.4.4. Sequence Diagram Manipulasi Aturan Sequence diagram manipulasi aturan menggambarkan interaksi antara objek pada proses manipulasi aturan. Sequence diagram manipulasi aturan dapat dilihat pada gambar III.14. berikut ini :
51
Admin
Form Aturan
Form Menu
Proses
Tabel Aturan
Tabel Penyakit
Tabel Gejala
Tampilkan Form()
Menu()
Click Form Aturan()
Click Tambah()
Koneksi database()
Click Ubah()
Koneksi database()
Click Hapus()
Koneksi database()
Panggil Id Penyakit
Id Penyakit
Panggil Id Gejala
Id Gejala
Click Batal()
Click Cari()
Keluar Form()
Gambar III.14. Sequence Diagram Manipulasi Aturan
III.3.4.5. Sequence Diagram Pendaftaran User Sequence diagram pendaftaran user menggambarkan interaksi antar objek pada proses pendaftaran user. Sequence diagram pendaftaran user ditunjukkan pada gambar III.15. berikut ini :
52
User
Form Menu
Form Pendaftaran
Proses
Tabel User
Form Login
Tampilkan Form()
Menu()
Click Form Pendaftaran()
Click Daftar()
Koneksi database()
Tampilkan form login
Keluar Form()
Gambar III.15. Sequence Diagram Pendaftaran User
III.3.4.6. Sequence Diagram Konsultasi Sequence diagram konsultasi menggambarkan interaksi antar objek pada proses konsultasi. Sequence diagram konsultasi ditunjukkan pada gambar III.16. berikut ini :
53
User
Form Konsultasi
Form Menu Tampilkan Form()
Proses
Tabel Konsultasi
Menu()
Click Form Konsultasi
Pilih Gejala
Click Hasil()
Koneksi Database()
Click Batal()
Click Print
Keluar
Gambar III.16. Sequence Diagram Konsultasi
III.3.4.7. Sequence Diagram Melihat Laporan Hasil Konsultasi Sequence diagram melihat laporan hasil konsultasi menggambarkan interaksi antar objek pada proses konsultasi. Sequence diagram melihat laporan hasil konsultasi ditunjukkan pada gambar III.17. berikut ini
54
Admin
Form Laporan
Form Menu
Proses
Tabel Konsultasi
Tampilkan Form()
Menu()
Click Form Konsultasi
Lihat Laporan
Click Cetak()
Koneksi Database()
Keluar
Gambar III.17. Sequence Diagram Melihat Laporan Hasil Konsultasi
III.4. Desain Database Database merupakan kumpalan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Untuk merancang database secara konseptual tentunya diperlukan
alat
bantu,
baik
untuk
mengoptimalkan rancangan database.
menggambarkan
relasinya
maupun
55
III.4.1. Normalisasi Pada tahap ini dilakukan normalisasi agar menghasilkan tabel / file yang akan digunakan sebagai penyimpan data. Unnormalisasi Id Id_user Nama Alamat Telepon Username Password Id_gejala Nm_gejala Nilai_densitas Id_penyakit Nm_penyakit Solusi Pengobatan Id_aturan Id_konsultasi Persentase Tanggal Gambar III.18. Bentuk Tidak Normal
1.
Bentuk Normal Pertama (1NF / Membagi kebutuhan file). Id
Id_gejala
Id_user Nama Alamat Telepon Username Password
Nm_gejala Nilai_densitas
Id_penyakit Nm_penyakit Solusi Pengobatan Id_aturan Id_konsultasi Persentase Tanggal
Gambar III.19. Normalisasi Tahap 1 (1 NF)
56
2. Bentuk Normal kedua (2NF). tuser
tpenyakit
*Id_user Nama Alamat Telepon Username Password
*Id_penyakit Nm_penyakit Solusi Pengobatan Id_konsultasi Id_aturan Persentase Tanggal
tgejala
*Id_gejala Nm_gejala Nilai_densitas tadmin
*Id Username Password
Gambar III.20. Normalisasi Tahap 2 (2NF)
3. Bentuk Normal ketiga (3NF). tpenyakit
*Id_penyakit Nm_penyakit Solusi Pengobatan
taturan
*Id_aturan Id_penyakit Id_gejala
tgejala
*Id_gejala Nm_gejala Nilai_densitas
tkonsultasi tuser
*Id_user Nama Alamat Telepon Username Password
*Id_konsultasi Username Nm_gejala Nm_penyakit Solusi Pengobatan Persentase Tanggal Gambar III.21. Normalisasi Tahap 3 (3 NF)
tadmin
*Id Username Password
57
III.4.2. Desain Tabel/ File Adapun rancangan tabel database yang penulis gunakan dalam sistem pakar mendeteksi penyakit udang windu adalah sebagai berikut : 1. Tabel Admin Nama Database
: penyakitudangwindu
Nama Tabel
: tadmin
Primary Key
: Id Tabel III.5. Tabel Admin
Nama Field *Id Username Password
Type Data Nchar Varchar Varchar
Size 10 25 25
Keterangan Menyimpan nomer urut admin Menyimpan nama admin Menyimpan password admin
2. Tabel User Nama Database
: penyakitudangwindu
Nama Tabel
: tuser
Primary Key
: Id_user Tabel III.6. Tabel User
Nama Field *Id_user Nama Alamat Telepon Username Password
Type Data Nchar Varchar Varchar Varchar Varchar Varchar
Size 5 50 50 12 25 25
3. Tabel Gejala Nama Database
: penyakitudangwindu
Nama Tabel
: tgejala
Keterangan Menyimpan nomor urut user Menyimpan nama user Menyimpan alamat user Menyimpan nomor telepon user Menyimpan username user Menyimpan password user
58
Primary Key
: Id_gejala Tabel III.7. Tabel Gejala
Nama Field *Id_gejala Nm_gejala Nilai_densitas
Type Data Nchar Varchar Float
Size 5 100 -
Keterangan Menyimpan nomor urut gejala Menyimpan nama gejala Menyimpan nilai densitas dari tiap gejala
4. Tabel Penyakit Nama Database
: penyakitudangwindu
Nama Tabel
: tpenyakit
Primary Key
: Id_penyakit Tabel III.8. Tabel Penyakit
Nama Field *Id_penyakit Nm_penyakit Solusi Pengobatan
Type Data Nchar Text Text Text
Size 5 -
Keterangan Menyimpan nomor urut penyakit Menyimpan nama penyakit Menyimpan solusi penyakit Menyimpan pengobatan penyakit
5. Tabel Aturan Nama Database
: penyakitudangwindu
Nama Tabel
: taturan
Primary Key
: Id_aturan Tabel III.9. Tabel Aturan
Nama Field *Id_aturan Id_penyakit Id_gejala
Type Data Nchar Nchar Nchar
Size 10 5 5
Keterangan Menyimpan nomor urut aturan Menyimpan nomor urut penyakit Menyimpan nomor urut gejala
59
6. Tabel Konsutasi Nama Database
: penyakitudangwindu
Nama Tabel
: tadmin
Primary Key
: Id_konsultasi Tabel III.10. Tabel Konsultasi
Nama Field *Id_konsultasi Username Nm_gejala Nm_penyakit Solusi Pengobatan Persentase Tanggal
Type Data int Varchar Text Text Text Text Text Text
Size 25 -
Keterangan Menyimpan nomer urut konsultasi Menyimpan username Menyimpan nama gejala Menyimpan nama penyakit Menyimpan solusi penyakit Menyimpan pengobatan penyakit Menyimpan nilai persentase Menyimpan tanggal
III.4.3. ERD (Entity Relationship Diagram) / Relasi Antar Tabel Pada tahap ini jelaskan dan gambarkan relasi antar tabel yang terbentuk.
60
Nm_penyakit
Solusi
Nm_Gejala Id_gejala
Pengobatan
Id_penyakit
Id_penyakit
Penyakit
Nilai_densitas
Gejala
Id_aturan M
Id_gejala
1 1
Memiliki
M M
M Aturan
Memiliki
M
Id_konsultasi
Memiliki
Tanggal
M
Persentase
Username M Memiliki
M Konsultassi
Memiliki Pengobatan
Nm_gejala M Solusi Nm_penyakit Melakukan
1 Id_user
Password
User Username Nama Telepon Alamat
Gambar III.22. ERD (Entity Relationship Diagram)
III.5. Desain User Interface Perancangan User Interface merupakan masukan yang penulis rancang guna lebih memudahkan dalam entry data. Entry data yang dirancang akan lebih mudah dan cepat dan meminimalisir kesalahan penulisan dan memudahkan perubahan. Perancangan output tampilan yang dirancang adalah sebagai berikut :
61
III.5.1. Desain Output Desain ini berisikan pemilihan menu dan hasil pencarian yang telah dilakukan. Adapun bentuk rancangan output dari sistem pakar mendeteksi penyakit udang windu ini adalah sebagai berikut :
III.5.1.1. Form Laporan Hasil Konsultasi Form ini merupakan tampilan hasil konsultasi mendeteksi penyakit udang windu secara keseluruhan. Tampilan laporan hasil konsultasi dapat dilihat pada gambar III.23. berikut ini : Sistem Pakar Mendeteksi Penyakit Udang Windu Menggunakan Metode Dempster-Shafer Laporan Hasil Konsultasi Periode : xx-xxxx Username Gejala
xxxx xxxxxxxxxxxxxx
Penyakit
xxxxxxxxxxxxxx
Pengobatan
xxxxxxxxxxxxxx
Username Gejala
xxxx xxxxxxxxxxxxxx
Penyakit
xxxxxxxxxxxxxx
Pengobatan
xxxxxxxxxxxxxx
Solusi
xxxxxxxxxxxxxxx
Persentase
99
Tanggal
xx-xx-xxxx
Solusi
xxxxxxxxxxxxxxx
Persentase
99
Tanggal
xx-xx-xxxx
Medan, xx-xx-xxxx Disetujui Oleh :
( Gambar III.23. Form Laporan Hasil Konsultasi
)
62
III.5.1.2. Printout Hasil Konsultasi Tampilan ini merupakan printout hasil akhir konsultasi mendeteksi penyakit udang windu. Tampilan printout Hasil konsultasi dapat dilihat pada gambar III.24. berikut ini : Sistem Pakar Mendeteksi Penyakit Udang Windu Menggunakan Metode Dempster-Shafer Hasil Konsultasi Username
: xxxxxxxxx
Gejala
: xxxxxxxxx
Penyakit
: xxxxxxxxx
Solusi
: xxxxxxxxx
Pengobatan
: xxxxxxxxx
Persentase
: 99
Tanggal
: xx-xx-xxxx Medan, xx-xx-xxxx Disetujui Oleh :
(
)
Gambar III.24. Printout Hasil Konsultasi
III.5.2. Desain Input Berikut ini adalah rancangan form masukan (input) yang penulis gunakan dalam pembuatan sistem pakar mendeteksi penyakit udang windu.
63
III.5.2.1. Form Menu Utama Form menu utama merupakan tampilan awal atau pembuka pada saat aplikasi dijalankan. Rancangan form menu utama dapat dilihat pada gambar III.25. berikut ini: File
Login/Logout
Keluar
Pendaftaran User
Gambar
Konsultasi Bantuan
Gambar III.25. Form Menu Utama
III.5.2.2. Form Login Form login merupakan tampilan login pengguna untuk admin dan user. Rancangan form login dapat dilihat pada gambar III.26. berikut ini:
Form Login Akses Gambar
Username Password Login
Gambar III.26. Form Login
Batal
64
III.5.2.3. Form Gejala Form ini merupakan tampilan untuk memanipulasi data gejala yaitu untuk menambah data gejala baru, mengubah data gejala yang ada atau menghapus data gejala. Rancangan form gejala dapat dilihat pada gambar III.27. berikut ini:
Form Gejala Kode Gejala
Tambah
Nama Gejala
Ubah
Bobot Densitas Kode Gejala 999 999
Nama Gejala xxxxx xxxxx
Bobot Densitas 999 999
Hapus Batal Keluar
Pencarian
Cari
Nama Gejala Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar III.27. Form Gejala
III.5.2.4. Form Penyakit Form ini merupakan tampilan untuk memanipulasi data penyakit yaitu untuk menambah data penyakit baru, mengubah data penyakit yang ada atau menghapus data penyakit. Rancangan form penyakit dapat dilihat pada gambar III.28. berikut ini:
65
Form Penyakit Tambah
Kode Penyakit Nama Penyakit
Ubah
Solusi Hapus Pengobatan Kode Penyakit 99 99
Batal Nama Penyakit
Solusi
Pengobatan
xxxxxx xxxxxx
xxxxx xxxxx
xxxxx xxxxx
Tutup
Pencarian Cari
Nama Penyakit Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar III.28. Form Penyakit
III.5.2.5. Form Aturan Form ini merupakan tampilan basis aturan seorang admin dalam menghubungkan gejala-gejala dengan penyakit yang ada. Rancangan form aturan dapat dilihat pada gambar III.29. berikut ini:
66
Form Aturan Kode Aturan Kode Penyakit
Tambah
Kode Aturan
Kode Penyakit
Kode Gejala
Ubah
999 999 999
999 999 999
999 999 999
Hapus
Kode Gejala
Batal Keluar
Pencarian Cari
Aturan
Gambar III.29. Form Aturan
III.5.2.6. Form Pendaftaran User Form pendaftaran merupakan halaman yang berisi data user yang ingin berkonsultasi. Rancangan form pendaftaran user dapat dilihat pada gambar III.30. berikut ini:
Kode User Nama Alamat Nomor Telepon Username Password Daftar
Login
Keluar
Gambar III.30. Form Pendaftaran User
67
III.5.2.7. Form Konsultasi Form konsultasi merupakan halaman konsultasi dimana user akan memilih gejala hingga menemukan solusi penyakit. Rancangan form konsultasi dapat dilihat pada gambar III.31. berikut ini:
Gejala apa yang anda temukan pada udang?
Kode Gejala 999 999 Hasil
Batal
Nama Gejala xxxx xxxx
Nilai densitas 999 999
Keluar
Print
Penyakit Solusi Pengobatan Persentase
Gambar III.31. Form Konsultasi
III.5.2.8. Form Bantuan Form bantuan merupakan halaman dari penjelasan tentang cara penggunaan program. Rancangan form bantuan dapat dilihat pada gambar III.32. berikut ini:
68
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxx 1. 2. 3. 4.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Profil Penulis Gambar
Xxxx : Xxxxx Xxxx : Xxxxx Xxxx : Xxxxx Kembali
Gambar III.32. Form Bantuan