BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
III.1. Analisa Masalah Pemilihan Kualitas busa springbed ini masih dilakukan secara manual dan tidak efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya. Proses pemilihan Kualitas busa springbed memerlukan waktu yang lama dikarenakan tidak adanya aplikasi yang menampilkan data tersebut sehingga sulit untuk mengambil keputusan atas pemilihan Pori-pori busa springbed yang baik. Pada sistem yang lama, Produsen springbed melakukan penyimpanan data di ketik di micsosoft excel yang mengakibatkan pencarian data yang lama. Tidak adanya database untuk menyimpan data sehingga menyulitkan produsen springbed dalam mencari data. III.2. Penerapan Metode Perhitungan manual Metode Analisis Hirarki Proses (AHP) dalam pemilihan Kualitas busa springbed adalah sebagai berikut : 1. Input busa digunakan untuk memasukan data busa yang akan digunakan. 2. Input data kriteria penilaian berfungsi untuk memasukkan data kriteria dan sub kriteria seleksi (tes) yang digunakan untuk user/admin beserta bobot nilai kriteria dan sub kriteria yang telah ditentukan berdasarkan perhitungan AHP. Proses penilaian yang dilakukan pertama kali adalah memasukkan data kriteria penilaian beserta sub kriteria yang telah ditetapkan oleh Admin/user.
3. Mendefinisikan masalah Pada langkah ini masalah yang ada pada kualitas busa adalah adanya perbedaan kriteria dari masing-masing user. Untuk menentukan kualitas terlebih dahulu kita harus menentukan kriteria dan subkriteria kualitas. Tabel III.1. Kriteria Penilaian 40% lebih penting karena harus ada pada busa 50% karena kualitas tekstur busa yang baik harus lembut 30% karena menjadi pendukung kualitas tekstur kedua 20% karena menjadi pendukung kualitas tekstur ketiga 30% sedikit lebih penting karena busa harus berpori 50% karena menjadi pendukung kualitas pori pertama 30% karena menjadi pendukung kualitas pori kedua 20% karena menjadi pendukung kualitas pori ketiga 20% penting karena kualitas busa didukung elastisitasnya C1- Ketahanan 50% karena kualitas elastis busa dilihat dari ketahanan C2- Tingkat kekuatan 30% karena menjadi pendukung kualitas elastic kedua C3- Jarak elastis 20% karena menjadi pendukung kualitas elastic ketiga 10% sedikit penting karena menjadi faktor pendukung Ketebalan kualitas busa D1- Tinggi 50% karena kualitas ketebalan dilihat dari tingginya D2- Panjang 30% karena menjadi pendukung kualitas ketebalan kedua D3- Lebar 20% karena menjadi pendukung kualitas ketebalan ketiga 4. Membuat struktur hierarki Tekstur A1= Lembut A2= Kasar A3= Sangat Kasar Pori-pori B1- Ukuran Pori-pori B2- Jumlah Pori-pori B3- Jarak Pori-pori Elastisitas
Berdasarkan definisi masalah diatas dapat kita gambarkan struktur hirarki permasalahan sebagai berikut: Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Memilih Kualitas Busa Springbed
Tekstur
A1
A2
Pori-pori
A3
B1
B2
Elastisitas
B3
C1
C2
Ketebalan
C3
D1
D3
Gambar III.1.Struktur Hierarki SPK Penerapan Metode AHP Untuk Memili Kualitas Busa Springbed
D3
5. Input data kriteria penilaian berfungsi untuk memasukkan data kriteria dan sub kriteria kualitas yang digunakan untuk suatu pemilhan beserta bobot nilai kriteria dan sub kriteria yang telah ditentukan berdasarkan perhitungan AHP. Proses penilaian yang dilakukan pertama kali adalah memasukkan data kriteria penilaian beserta sub kriteria yang telah ditetapkan oleh admin. Langkah yang harus dilakukan dalam menentukan prioritas kriteria adalah sebagai berikut : a. Membuat matrik perbandingan berpasangan Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain. Cara pengisian elemen matriks pada tabel : 1. Elemen a[i,i] = 1 dimana i = 1,2,....,n (n=4) 2. Elemen matriks segitiga atas sebagai input 3. Elemen matriks segitiga bawah mempunyai rumus a[j,i] = 1/a[i,j] untuk i ≠ j 4. Hasil penilaian kriteria dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel III.2. Skala Perbandingan INTENSITAS DEFINISI KEPENTINGAN 1 Kedua elemen sama pentingnya 2 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya 4 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya 5 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan Reciprocal Jika elemen A1 memiliki salah satu angka di atas dibandingkan elemen A2, maka A2 memiliki nilai kebalikannya ketika dibandingkan dengan elemen A1. Sumber : Kusrini, 2007 : 134
Dua elemen yang sama penting akan menghasilkan angka 1, sedangkan pada dua elemen akan berlaku aksioma reciprocal, artinya “jika elemen A1 dinilai 2 kali lebih penting daripada elemen A2 akan dinilai sebaliknya daripada elemen A1, yaitu ½”. Tabel III.3. Matrik perbandingan berpasangan dari Kriteria Goal
Tekstur
Tekstur Pori-pori Elastisitas Ketebalan Jumlah
1 0,5 0,33 0,25 2,08
Poripori 2 1 1,5 2 6,5
Elastisitas
Ketebalan
3 0,66 1 1,33 5,99
4 0,5 0,75 1 6,25
Tekstur
= 1 + 0,5 + 0,33 + 0,25
= 2,08
Pori-pori
= 2 + 1 + 1,5 + 2
=6
Elastisitas
= 3 + 0,66 + 1 + 1,33
= 5,99
Ketebalan
= 4 + 0,5+ 0,75 + 1
= 6,25
b. Menghitung normalisasi matriks 1. Menjumlahkan tiap kolom
2. Tiap cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (1) Tabel III.4. Tiap cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (1) Goal Tekstur Pori-pori Elastisitas Ketebalan Jumlah
Tekstur ½,08=0,48 0,5/2,08=0,24 0,33/2,08=0,15 0,25/2,08=1=0,12 1,11
Pori-pori 2/6=0,33 1/6=0,16 1,5/6=0,25 2/6=0,33 1,07
Elastisitas Ketebalan 3/5,99=0,50 4/6,25=0,64 0,66/5,99=0,11 0,5/6,25=0,08 1/5,99=0,16 0,75/6,25=0,12 1,33/5,99=0,22 1/6,25=0,16 0,99 1
3. Menghitung total priority value (TPV) Menghitung total priority value (TPV) untuk mendapatkan bobot subkriteria. Pada tahapan ini penentuan bobot kriteria diperoleh dari pembagian nilai dari masing-masing jumlah baris dengan jumlah kriteria Σbaris/n, dimana n = jumlah kriteria adalah 4, sehingga didapat tabel sebagai berikut: Tabel III.5. Bobot Kriteria Kriteria Tekstur Pori-pori Elastisitas Ketebalan
TPV (Σ baris/4) 1,11/4 1,07/4 0,99/4 1/4
Hasil 0,2775 0.2675 0.2475 0.25
4. Menghitung uji konsistensi Setelah diperoleh bobot kriteria, kita dapat menghitung konsistensi rasio apakah nilai tersebut konsisten atau tidak. Langkah dalam menentukan konsistensi rasio adalah sebagai berikut: a. Nilai eigen diperoleh dari hasil perkalian TPV dengan Σkolom Tabel III.6. Nilai Eigen Kriteria Tekstur Pori-pori Elastisitas Ketebalan
TPV 0,2775 0.2675 0.2475 0.25 Σ
ΣKolom 1,11 1,07 0,99 1
λMax 0.308025 0.286225 0.245025 0,25 1.089275
b. Menghitung Konsistensi Indeks
CI
Max n 1
Dimana : CI
= Consistency Index
N
= banyaknya elemen yang dibandingkan
λmaks = Eigen value maksimum
CI
1.089275 4 1
CI
1.089275 3
CI 0.3630916667
Setelah mendapat nilai konsistensi indeks, selanjutnya menghitung nilai konsistensi rasio untuk melihat konsistensi nilai. Perhitungan konsistensi rasio dihitung berdasarkan rumus
CR
CI RI
Dimana : CR
= Consistency Ratio
CI
= Consistency Index
RI
= Random Index
Tabel III.7. Tabel Random Consistency Index N 1 2 3 4 5 6 7 8 RI 0 0 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 0.3630916667 CR 0.90 CR 0.40
9 1.45
10 1.49
1. Tekstur a. Membuat matrik perbandingan berpasangan Tabel III.8. Matrik perbandingan berpasangan dari Tekstur Goal
Lembut
Kasar
1 0,5 0,33 1,83
2 1 1,5 4.5
Lembut Kasar Sangat Kasar Jumlah
Sangat Kasar 3 0,66 1 4,66
b. Menghitung normalisasi matriks 1. Menjumlahkan tiap kolom Lembut = 1 + 0,5 + 0,33 = 1,83 Kasar
= 2 + 1 + 1,5 = 4,5
Sangat Kasar
= 3 + 0,66 + 1 = 4,66
2. Tiap cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (1) Tabel III.9. Tiap cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (1) Goal Lembut Kasar Sangat Kasar Jumlah
Lembut 1/1,83=0,54 0,5/1,83=0,27 0,33/1,83=0,18 0,99
Kasar 2/4,5=0,44 1/4,5=0,22 1,5/4,5=0,33 0,99
Sangat Kasar ¾,66=0,64 0,66/4,66=0,14 1/4,66=0,21 0,99
3. Menghitung total priority value (TPV) Menghitung total priority value (TPV) untuk mendapatkan bobot subkriteria. Pada tahapan ini penentuan bobot criteria diperoleh dari pembagian nilai dari masing-masing jumlah baris dengan jumlah kriteria Σbaris/n, dimana n = jumlah kriteria adalah 3, sehingga didapat tabel sebagai berikut:
Tabel III.10. Bobot Tekstur Kriteria Lembut Kasar Sangat Kasar
TPV (Σ baris/3) 0,99/3 0,99/3 0,99/3
Hasil 0.33 0.33 0.33
4. Menghitung uji konsistensi Setelah diperoleh bobot kriteria, kita dapat menghitung konsistensi rasio apakah nilai tersebut konsisten atau tidak. Langkah dalam menentukan konsistensi rasio adalah sebagai berikut: 5. Menghitung nilai eigen (λmax) Nilai eigen diperoleh dari hasil perkalian TPV dengan Σkolom Tabel III.11. Nilai Eigen Tekstur Kriteria Lembut Kasar Sangat Kasar
TPV 0.33 0.33 0.33 Σ
ΣKolom 0,99 0,99 0,99
λMax 0.3267 0.3267 0.3267 0,9801
6. Menghitung Konsistensi Indeks
CI
Max n 1
Dimana : CI
= Consistency Index
N
= banyaknya elemen yang dibandingkan
λmaks
= Eigen value maksimum
CI
0,9801 3 1
CI
0,9801 2
CI 0,49 Setelah mendapat nilai konsistensi indeks, selanjutnya menghitung nilai konsistensi rasio untuk melihat konsistensi nilai. Perhitungan konsistensi rasio dihitung berdasarkan rumus
CR
CI RI
Dimana : CR
= Consistency Ratio
CI
= Consistency Index
RI
= Random Index
CR
0,49 0.58
CR 0,84 2. Pori-pori a. Membuat matrik perbandingan berpasangan Tabel III.12. Matrik perbandingan berpasangan dari Pori-pori Goal Ukuran Pori-pori Jumlah Pori-pori Ukuran Pori-pori 1 2 Jumlah Pori-pori 0,5 1 Jarak Pori-pori 0,33 1,5 Jumlah 1,83 4.5 b. Menghitung normalisasi matriks 1. Menjumlahkan tiap kolom Ukuran Pori-pori = 1 + 0,5 + 0,33
= 1,83
Jumlah Pori-pori = 2 + 1 + 1,5
= 4,5
Jarak Pori-pori 3 0,66 1 4,66
Jarak Pori-pori = 3 + 0,66 + 1
= 4,66
2. Tiap cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (1) Tabel III.13. Tiap cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (1) Goal Ukuran Pori-pori Jumlah Pori-pori Jarak Pori-pori Jumlah
Ukuran Poripori 1/1,83=0,54 0,5/1,83=0,27 0,33/1,83=0,18 0,99
Jumlah Pori-pori Jarak Pori-pori 2/4,5=0,44 1/4,5=0,22 1,5/4,5=0,33 0,99
¾,66=0,64 0,66/4,66=0,14 1/4,66=0,21 0,99
3. Menghitung total priority value (TPV) Menghitung total priority value (TPV) untuk mendapatkan bobot subkriteria. Pada tahapan ini penentuan bobot criteria diperoleh dari pembagian nilai dari masing-masing jumlah baris dengan jumlah kriteria Σbaris/n, dimana n = jumlah kriteria adalah 3, sehingga didapat tabel sebagai berikut: Tabel III.14. Bobot Pori-pori Kriteria Ukuran Pori-pori Jumlah Pori-pori Jarak Pori-pori
TPV (Σ baris/3) 0,99/3 0,99/3 0,99/3
Hasil 0.33 0.33 0.33
4. Menghitung uji konsistensi Setelah diperoleh bobot kriteria, kita dapat menghitung konsistensi rasio apakah nilai tersebut konsisten atau tidak. Langkah dalam menentukan konsistensi rasio adalah sebagai berikut: 5. Menghitung nilai eigen (λmax) Nilai eigen diperoleh dari hasil perkalian TPV dengan Σkolom
Tabel III.15. Nilai Eigen Pori-pori Kriteria Ukuran Pori-pori Jumlah Pori-pori Jarak Pori-pori
TPV 0.33 0.33 0.33
ΣKolom 0,99 0,99 0,99
Σ
λMax 0.3267 0.3267 0.3267 0,9801
6. Menghitung Konsistensi Indeks
CI
Max n 1
Dimana : CI
= Consistency Index
N
= banyaknya elemen yang dibandingkan
λmaks
= Eigen value maksimum
CI
0,9801 3 1
CI
0,9801 2
CI 0,49
Setelah mendapat nilai konsistensi indeks, selanjutnya menghitung nilai konsistensi rasio untuk melihat konsistensi nilai. Perhitungan konsistensi rasio dihitung berdasarkan rumus
CR
CI RI
Dimana : CR
= Consistency Ratio
CI
= Consistency Index
RI
CR
= Random Index
0,49 0.58
CR 0,84 3. Elastisitas a. Membuat matrik perbandingan berpasangan Tabel III.16. Matrik perbandingan berpasangan dari Elastisitas Goal Ketahanan Tingkat kekuatan Jarak elastis Jumlah
Ketahanan 1 0,5 0,33 1,83
Tingkat kekuatan 2 1 1,5 4.5
Jarak elastis 3 0,66 1 4,66
b. Menghitung normalisasi matriks 1. Menjumlahkan tiap kolom Ketahanan
= 1 + 0,5 + 0,33
= 1,83
Tingkat kakuatan= 2 + 1 + 1,5
= 4,5
Jarak elastis
= 4,66
= 3 + 0,66 + 1
2. Tiap cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (1) Tabel III.17. Tiap cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (1) Goal Ketahanan Tingkat kekuatan Jarak elastis Jumlah
Ketahanan 1/1,83=0,54 0,5/1,83=0,27 0,33/1,83=0,18 0,99
Tingkat kekuatan 2/4,5=0,44 1/4,5=0,22 1,5/4,5=0,33 0,99
Jarak elastis ¾,66=0,64 0,66/4,66=0,14 1/4,66=0,21 0,99
3. Menghitung total priority value (TPV) Menghitung total priority value (TPV) untuk mendapatkan bobot subkriteria. Pada tahapan ini penentuan bobot criteria diperoleh dari pembagian nilai dari masing-masing jumlah baris dengan jumlah kriteria Σbaris/n, dimana n = jumlah kriteria adalah 3, sehingga didapat tabel sebagai berikut: Tabel III.18. Bobot Elastisitas TPV (Σ baris/3) 0,99/3 0,99/3 0,99/3
Kriteria Ketahanan Tingkat kekuatan Jarak elastis
Hasil 0.33 0.33 0.33
4. Menghitung uji konsistensi Setelah diperoleh bobot kriteria, kita dapat menghitung konsistensi rasio apakah nilai tersebut konsisten atau tidak. Langkah dalam menentukan konsistensi rasio adalah sebagai berikut: 5. Menghitung nilai eigen (λmax) Nilai eigen diperoleh dari hasil perkalian TPV dengan Σkolom Tabel III.19. Nilai Eigen Elastisitas Kriteria Ketahanan Tingkat kekuatan Jarak elastis
TPV 0.33 0.33 0.33 Σ
6. Menghitung Konsistensi Indeks
CI
Max n 1
ΣKolom 0,99 0,99 0,99
λMax 0.3267 0.3267 0.3267 0,9801
Dimana : CI
= Consistency Index
N
= banyaknya elemen yang dibandingkan
λmaks
= Eigen value maksimum
CI
0,9801 3 1
CI
0,9801 2
CI 0,49
Setelah mendapat nilai konsistensi indeks, selanjutnya menghitung nilai konsistensi rasio untuk melihat konsistensi nilai. Perhitungan konsistensi rasio dihitung berdasarkan rumus
CR
CI RI
Dimana : CR
= Consistency Ratio
CI
= Consistency Index
RI
= Random Index
CR
0,49 0.58
CR 0,84
4. Ketebalan a. Membuat matrik perbandingan berpasangan Tabel III.20. Matrik perbandingan berpasangan dari Ketebalan Goal Tinggi Panjang Lebar Jumlah
Tinggi 1 0,5 0,33 1,83
Panjang 2 1 1,5 4.5
Lebar 3 0,66 1 4,66
b. Menghitung normalisasi matriks 1. Menjumlahkan tiap kolom Ketahanan
= 1 + 0,5 + 0,33
= 1,83
Tingkat kakuatan= 2 + 1 + 1,5
= 4,5
Jarak elastis
= 4,66
= 3 + 0,66 + 1
2. Tiap cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (1) Tabel III.21. Tiap cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (1) Goal Tinggi Panjang Lebar Tinggi 1/1,83=0,54 2/4,5=0,44 ¾,66=0,64 Panjang 0,5/1,83=0,27 1/4,5=0,22 0,66/4,66=0,14 Lebar 0,33/1,83=0,18 1,5/4,5=0,33 1/4,66=0,21 Jumlah 0,99 0,99 0,99
3. Menghitung total priority value (TPV) Menghitung total priority value (TPV) untuk mendapatkan bobot subkriteria. Pada tahapan ini penentuan bobot criteria diperoleh dari pembagian nilai dari masing-masing jumlah baris dengan jumlah kriteria Σbaris/n, dimana n = jumlah kriteria adalah 3, sehingga didapat tabel sebagai berikut:
Tabel III.22. Bobot Ketebalan TPV (Σ baris/3) 0,99/3 0,99/3 0,99/3
Kriteria Tinggi Panjang Lebar
Hasil 0.33 0.33 0.33
4. Menghitung uji konsistensi Setelah diperoleh bobot kriteria, kita dapat menghitung konsistensi rasio apakah nilai tersebut konsisten atau tidak. Langkah dalam menentukan konsistensi rasio adalah sebagai berikut: 5. Menghitung nilai eigen (λmax) Nilai eigen diperoleh dari hasil perkalian TPV dengan Σkolom Tabel III.23. Nilai Eigen Ketebalan Kriteria Tinggi Panjang Lebar
TPV 0.33 0.33 0.33
ΣKolom 0,99 0,99 0,99
Σ
λMax 0.3267 0.3267 0.3267 0,9801
6. Menghitung Konsistensi Indeks
CI
Max n 1
Dimana : CI
= Consistency Index
N
= banyaknya elemen yang dibandingkan
λmaks
= Eigen value maksimum
CI
0,9801 3 1
CI
0,9801 2
CI 0,49 Setelah mendapat nilai konsistensi indeks, selanjutnya menghitung nilai konsistensi rasio untuk melihat konsistensi nilai. Perhitungan konsistensi rasio dihitung berdasarkan rumus
CR
CI RI
Dimana : CR
= Consistency Ratio
CI
= Consistency Index
RI
= Random Index
CR
0,49 0.58
CR 0,84 Untuk selanjutnya nilai dari masing-masing bobot kriteria dan subkriteria dapat dimasukan ke penilaian busa springbed untuk menentukan busa yang sesuai dengan kriteria masing-masing jenis springbed. Contoh Kasus Tabel III. 24. Nilai Busa Nama Busa Kriteria Tekstur A1= Lembut A2= Kasar A3= Sangat Kasar Busa A Pori-pori B1- Ukuran Pori-pori B2- Jumlah Pori-pori B3- Jarak Pori-pori
Nilai 53 50 80 30 49 56 57 34
Busa B
Nama Busa A Busa B
Nama Busa A Busa B
Elastisitas C1- Ketahanan C2- Tingkat kekuatan C3- Jarak elastis Ketebalan D1- Tinggi D2- Panjang D3- Lebar Tekstur A1= Lembut A2= Kasar A3= Sangat Kasar Pori-pori B1- Ukuran Pori-pori B2- Jumlah Pori-pori B3- Jarak Pori-pori Elastisitas C1- Ketahanan C2- Tingkat kekuatan C3- Jarak elastis Ketebalan D1- Tinggi D2- Panjang D3- Lebar
78 90 89 56 56 67 45 56 8 9 8 6 9 6 7 9 8 9 8 6 5 7 5 6
Tabel III. 25. Hasil Perhitungan Tekstur Lembut Kasar Sangat Kasar 80* 0,84 30* 0,84 50 * 0,84 =42 =67,2 =25,2 8* 0,84 9 * 0,84 =7,56 6* 0,84 =5,04 =6,72
Tabel III. 26. Hasil Perhitungan Pori-pori Ukuran PoriJumlah Jarak Poripori Pori-pori pori 57* 0,84 34* 0,84 56 * 0,84 =47,04 =47,88 =28,56 7* 0,84 6 * 0,84 =5,04 9* 0.84 =7,56 =5,88
Jumlah 134,4 19,32
Jumlah 123,48 18,48
Nama Busa A Busa B
Nama Busa A Busa B
Tabel III. 27. Hasil Perhitungan Elastisitas Tingkat Ketahanan Jarak elastis kekuatan 89 * 0.84 56 * 0.84 90 * 0.84 =75,6 =74,76 =47,04 9 * 0,84 =7,56
8* 0,84 =6,72
6* 0,84 =5,04
Tabel III. 28. Hasil Perhitungan Ketebalan Tinggi Panjang Lebar 56 * 0.84 67 * 0.84 =67,84 45 * 0.84 =37,8 =47,04 7 * 0,84 =5,88
5* 0,84 =4,2
6* 0,84 =5,04
Goal
Tekstur
Busa A
134,4
Tabel III.29. Tabel Priority Global PoriHasil Elastisitas Ketebalan pori Akhir 123,48 197,4 152,68 151,99
Busa B
19,32
18,48
19,32
15,12
18,06
Jumlah 197,4 19,32
Jumlah 152,68 15,12
Keterangan Kualitas Baik Kualitas Buruk
III.3. Desain Sistem Merupakan gambaran dari sistem yang akan dibangun. Sebagai contoh adalah rancangan antarmuka, rancangan masukan, rancangan keluaran dan lainlain. III.3.1. Use Case Diagram. Use Case diagram dari Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Memilih Kualitas Busa Springbed dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Memilih Kualitas Busa Springbed Busa
Kriteria Form Login Admin
Hasil Proses User
Form Penilaian
Proses AHP
Analisis Penilaian
Hasil Proses
Gambar III.2. Use Case Diagram Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Memilih Kualitas Busa Springbed
III.3.2 Class Diagram Class Diagram dari Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Memilih Kualitas Busa Springbed dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Kriteria
TBusa KodeBusa=Varchar(5) NamaBusa=Varchar(30) WarnaBusa=Varchar(30) UkuranBusa=Varchar(30)
1
1
KodeKriteria=Varchar(5) KelompokKriteria=Varchar(30) NamaKriteria=Varchar(30) Nilai=Int(3) +Add Kriteria +Edit Kriteria +Drop Kriteria
+Add Busa +Edit Busa +Drop Busa
Penilaian NoPenilaian=Varchar(10) KodeBusa=Varchar(5)
1
+Add Penilaian +Edit Penilaian +Drop Penilaian
Detail Penilaian n
n
IdDetail=int(5) NoPenilaian=Varchar(10) KodeKriteria=Varchar(5) Nilai=int(5)
n
+Add Detail Penilaian +Edit Detail Penilaian +Drop Detail Penilaian
Gambar III.3. Class Diagram Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Memilih Kualitas Busa Springbed III.3.3. Activity Diagram Activity Diagram dari Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Memilih Kualitas Busa Springbed adalah sebagai berikut : 1. Activity Diagram Data Login Adapun Activity Diagram form data login dapat dilihat pada gambar dibawah ini. ADMIN
SISTEM
Masukkan User Name dan Pasword
Cek User Name dan Password
Salah Benar Pesan : user Name dan Password Salah
Tampil Menu
Gambar III.4. Diagram Activity Login
2. Activity Diagram Data Admin Adapun Activity Diagram form data Admin dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Mulai Tampil Form Input Admin
Ya
Baru
Tidak
Input Data Input Admin
Edit ?
No
Yes
Ubah Data
Hapus ? yes
Yes
Simpan ?
No
Hapus Data
Simpan
Batal
No
Gambar III.5. Diagram Activity Form Admin 3. Activity Diagram Data Busa Adapun Activity Diagram form data busa dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Mulai Tampil Form Busa
Ya
Baru
Input Data Busa
Tidak
Edit ?
No
Yes
Ubah Data
Hapus ? yes
Yes
Simpan
Simpan ?
No
Hapus Data Batal
No
Gambar III.6. Diagram Activity Busa
4. Activity Diagram Data Kriteria Adapun Activity Diagram form data kriteria dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Mulai Tampil Form Kriteria Penilaian
Ya
Baru
Tidak
Input Data Kriteria Penilaian
Edit ?
No
Yes
Ubah Data
Hapus ? yes
Yes
Simpan ?
No
Hapus Data
Simpan
Batal
No
Gambar III.7. Diagram Activity Kriteria 5. Activity Diagram Data Penilaian Adapun Activity Diagram form data penilaian dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Mulai Tampil Form Penilaian
Ya
Baru
Input Data Penilaian
Tidak
Edit ?
No
Yes
Ubah Data
Hapus ? yes
Yes
Simpan
Simpan ?
No
Hapus Data Batal
No
Gambar III.8. Diagram Activity Penilaian
6. Activity Diagram Laporan Adapun Activity Diagram Laporan dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Mulai Tampil Form Laporan
Busa
Ya
Laporan Busa
Ya
Laporan Analisis Penilaian
Tidak
Penilaian
Tidak
Hasil Analisis
Gambar III.9. Diagram Activity Laporan III.3.4. Sequence Diagram Sequence Diagram dari Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Memilih Kualitas Busa Springbed adalah sebagai berikut : 1. Sequence diagram Login Ke Sistem Form Login
Cek user
Data User Data User
Admin
1:Akses()
2:User Name, Password()
3:User Name, Password()
4. Membuka Menu Utama
Gambar III.10. Sequence diagram Login Ke Sistem
Menu Utama
2. Sequence diagram proses input Admin Form Admin
Form Menu Admin
Admin
Data user
Konfirmasi
1: Akses() 2: Form Admin()
3: Menekan Tombol Tambah atau Edit Data Admin() 4: Memasukkan Data Admin()
5: Menekan Tombol Simpan()
6: Memilijh Data Admin() 7:Hapus ()
8:Tampil()
Gambar III.11. Sequence diagram proses input data Admin 3. Sequence diagram proses input kriteria Form kriteria
Form Menu kriteria
Admin
Konfirmasi
1: Akses()
2: menekan tombol menu kriteria
3: Menekan Tombol Tambah atau Edit Data kriteria()
4: Memasukkan Data kriteria()
5: Menekan Tombol Simpan()
6: Memilijh Data kriteria() 7:Hapus ()
8:Tampil()
Gambar III.12. Sequence diagram proses input data kriteria
Data kriteria
4. Sequence diagram proses input busa Form menu busa
Admin
Data busa
Konfirmasi
Form busa
1: Akses()
2: menekan tombol menu busa
3: Menekan Tombol Tambah atau Edit Data busa()
4: Memasukkan Data busa()
5: Menekan Tombol Simpan()
6: Memilijh Data busa() 7:Hapus ()
8:Tampil()
Gambar III.13. Sequence diagram proses input data Busa
5. Sequence diagram proses input penilaian Form menu penilaian
User
Konfirmasi
Form penilaian
Data penilaian
Data Kriteria
Data Busa
1: Akses()
2: menekan tombol menu penilaian
3: Menekan Tombol Tambah atau Edit Data penilaian() 4: Memasukkan Data penilaian()
5: Menekan Tombol Simpan()
6: Memilijh Data penilaian() 7:Hapus ()
8:Tampil()
Gambar III.14. Sequence diagram proses input data penilaian
6. Sequence diagram proses AHP Form Proses AHP Konfirmasi
Form Menu Proses AHP
User
Data Hasil AHP Data Penilaian Data Kriteria
Data Busa
1: Akses()
2: menekan tombol menu proses AHP()
3. Mendefenisikan Masalah() 4: Membuat Matrix Perbandingan() 5: Menghitung Normalisasi Mtarix()
5: Membagi Tiap Cell()
5: Menghitung TPV, Eigen dan Konsistensi()
Tampil Tampil Hasil Akhir Hasil Akhir Hasil Akhir
Gambar III.15. Sequence diagram proses AHP 7. Sequence diagram Cetak Laporan Form Menu Laporan
User
Form Laporan
Laporan
Data Busa
Data Kriteia Data Hasil Prose AHP
1: Akses()
2: Memilih menu Laporan 3:Meminta Laporan()
5:Menerima Laporan()
4: Cetak Laporan()
Gambar III.16. Sequence diagram Cetak Laporan
III.3.5. Desain Database Database adalah sekumpulan data operasional yang saling berhubungan dengan redudansi minimal, yang digunakan secara bersama oleh beberapa aplikasi. Database diterapkan untuk mengatasi masalah pengolahan data dengan cara konvensional, yaitu jika struktur data di rubah, program harus disesuaikan dan jika ada duplikasi file, sulit untuk memelihara integritas data. 1. Normalisasi Pada tahap ini lakukan normalisasi agar menghasilkan tabel / file yang akan digunakan sebagai penyimpan data minimal 3NF. Bentuk tidak normal dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel III.30. Bentuk Unnormal KODE BUSA 0001
NAMA BUSA Busa A
WARNA UKURAN KRITERIA BUSA BUSA Tekstur 120 x 180 Pori-pori Putih cm Elastisitas Ketebalan
NILAI 1 2 3 4
a. First Normal Form (1NF) Untuk menjadi 1NF suatu table harus memenuhi dua syarat. Syarat pertama tidak ada kelompok data atau field yang berulang. Syarat kedua harus ada primary key (PK) atau kunci unik, atau kunci yang membedakan satu bari dengan baris yang lain dalam satu table. Pada dasarnya sebuah table selamat tidak ada kolom yang sama merupakan bentuk table dengan 1NF. Bentuk normal pertama berdasarkan kasus diatas dapat dilihat pada table di bawah ini
Tabel III.31. Bentuk First Normal Form (1NF) KODE BUSA
NAMA BUSA
0001
Busa A
0001
Busa A
0001
Busa A
0001
Busa A
WARNA UKURAN KRITERIA BUSA BUSA 120 x 180 Putih Tekstur cm 120 x 180 Putih Pori-pori cm 120 x 180 Putih Elastisitas cm 120 x 180 Putih Ketebalan cm
NILAI 1 2 3 4
b. Second Normal Form (2NF) Untuk menjadi 2NF suatu table harus berada dalam kondisi 1NF dan tidak memilik partial dependencies. Partial dependencies adalah suatu kondisi jika atribut non kunci (Non PK) tergantung sebagian tetapi bukan seluruhnya pada PK. Bentuk normal kedua berdasarkan kasus diatas dapat dilihat pada table di bawah ini. Tabel III.32. Bentuk Second Normal Form (2NF) Busa KODE BUSA
NAMA BUSA
0001
Busa A
WARNA BUSA Putih
UKURAN BUSA 120 x 180 cm
Tabel III.33. Bentuk Second Normal Form (2NF) Kriteria KODE KRITERIA 0001 0002 0003 0004
KRITERIA Tekstur Pori-pori Elastisitas Ketebalan
Tabel III.34. Bentuk Second Normal Form (2NF) Penilaian NO PENILAIAN 2001 2001 2001 2001
KRITERIA Tekstur Pori-pori Elastisitas Ketebalan
NILAI 100 100 100 100
c. Third Normal Form (3NF) Untuk menjadi 3NF suatu table harus berada dalam kondisi 2NF dan tidak memilik transitive dependencies. Transitive dependencies adalah suatu kondisi dengan adanya ketergantunga fungsional antara 2 atau lebih atribut non kunci (Non PK). Bentuk normal ketiga berdasarkan kasus diatas dapat dilihat pada table di bawah ini Tabel III.35. Bentuk Third Normal Form (3NF) WARNA UKURAN KODE BUSA NAMA BUSA BUSA BUSA 0001 Busa A Putih 120 x 180 cm
KODE KRITERIA 0001 0002 0003 0004
NO PENILAIAN 2001 2001 2001 2001
KRITERIA Tekstur Pori-pori Elastisitas Ketebalan
KODE BUSA 0001 0001 0001 0001
KODE KRITERIA 0001 0002 0003 0004
NILAI 100 100 100 100
2. Desain Tabel Untuk perancangan table Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Memilih Kualitas Busa Springbed dapat dilihat dibawah ini: a. Tabel Data Kriteria Tabel kriteria digunakan untuk menampung record data kriteria keseluruhan. Struktur Tabel kriteria dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Tabel III.36. Data Kriteria Field Name Kodekriteria Kelompokkriteria Namakriteria Nilai
Type Varchar Varchar Varchar Int
Size 5 30 30 3
Indexed Yes -
Description Kode kriteria Kelompok kriteria Nama criteria Nilai
b. Tabel Busa Tabel busa digunakan untuk menampung record data busa keseluruhan. Struktur Tabel busa dapat dilihat pada gambar dibawah Tabel III.37. Busa Field Name KodeBusa NamaBusa Warna Ukuran
Type Varchar Varchar Varchar Varchar
Size 5 30 30 30
Indexed Yes -
Description Kode Busa Nama Busa Warna Ukuran
c. Tabel Penilaian Tabel Penilaian digunakan untuk menampung record data penilaian. Struktur Tabel Penilaian dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Tabel III.38. Penilaian Field Name NoPenilaian KodeBusa
Type Varchar Varchar
Size 10 5
Indexed Description Yes No Penilaian -Kode Busa
d. Tabel Detail Penilaian Tabel detail Penilaian digunakan untuk menampung record data detail penilaian. Struktur tabel detail penilaian dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Tabel III.39. Detail Penilaian Field Name iddetail NoPenilaian KodeKriteria Nilai
Type Int Varchar Varchar Int
Size 5 10 5 5
Indexed Yes -
Description Id detail No Penilaian Kode Kriteria Nilai
III.3.6. Desain User Interface Desain User Interface dari Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Memilih Kualitas Busa Springbed adalah sebagai berikut : 1. Rancangan Form Menu Utama. Form Menu Utama merupakan tampilan awal pada saat aplikasi dijalankan. Bentuk rancangan form menu utama dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Admin Data Kriteria Data Busa Sprngbed Data Manajemen Admin Login Admin Logout
Proses Penilaian Proses AHP
Laporan Exit Busa Penilaian Hasil Proses AHP
Gambar III.17. Rancangan Form Menu Utama
2. Rancangan Form Login Admin Rancangan Form login merupakan halaman untuk memasukkan user name dan password administrator. Bentuk rancangan Form login admin dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
User Name : Password : SIMPAN
BATAL
Gambar III.18. Rancangan Form Login 3. Rancangan Form Busa Form busa merupakan form untuk memasukkan data busa. Bentuk Rancangan Form busa dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
INPUT DATA BUSA SPRINGBED Kode Busa Nama Busa Warna Busa Ukuran Busa Kode
: : : :
Nama Busa
ADD
Warna Busa
EDIT DELETE
Ukuran Busa
EXIT
Gambar III.19. Rancangan Input Data Busa
4. Rancangan Form Kriteria Penilaian Form Kriteria Penilaian merupakan form untuk memasukkan data Kriteria Penilaian. Bentuk Rancangan Form Kriteria Penilaian dapat dilihat pada gambar dibawah ini. FORM INPUT KRITERIA PENILAIAN Kode Kriteria Nama Kriteria Kelompok Kriteria Nilai Kriteria KODE
KRITERIA
ADD
: : : :
▼ ▼ SUB KRITERIA
EDIT DELETE
NILAI
EXIT
Gambar III.20. Rancangan Input Data Kriteria Penilaian
5. Form Penilaian Form penilaian merupakan form untuk memasukkan data Penilaian. Bentuk rancangan form penilaian dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
ANALISA PENILAIAN BUSA SPRINGBED
No Analisis Kode Busa Nama Busa
KODE
KODE
: : :
KELOMPOK
KELOMPOK
KRITERIA
NILAI
▼
KRITERIA
NILAI
Nama Busa
BARU
TAMBAH BATAL
NO
BATAL
SIMPAN
KODE BUSA
NAMA BUSA
EDIT
WARNA BUSA
UKURAN
HAPUS
EXIT
Gambar III.21. Rancangan Input Data Analisis Penilaian 6. Rancangan Form Data Admin Rancangan Form data admin merupakan halaman untuk memasukkan data admin. Bentuk Rancangan Form data admin dapat dilihat pada gambar dibawah ini. INPUT DATA ADMIN User Name Password Nama Lengkap Status
User Name
ADD
: : : :
Password
EDIT
▼
Nama Lengkap
DELETE
Status
EXIT
Gambar III.22. Rancangan Form Admin
7. Rancangan Form Proses Rancangan Form proses merupakan halaman untuk melakukan proses perangkingan menggunakan Metode AHP. Bentuk Rancangan Form proses dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Proses Perhitungan AHP Daftar nilai busa kode
Nama Busa
kode
Kelompok Kriteria
Nama kriteria
Nilai
Tiap Celldari kolom dibagi berdasarkan hasil (1) Kriteria
Tekstur
Pori-pori
Tpv kriteria Skala Perbandingan ketrgori Tekstur
Pori-pori
Elastisitas
Kriteria
Tekstur
Pori-pori
Eigen
Tpv sub k.tekstur
Matriks berpasangan kriteria Kriteria
TPV
Ktebalan
Elastisitas
Kriteria
TPV
Eigen
Ktebalan
Elastisitas
Ktebalan
Tpv sub k.Elastisitas Kriteria
TPV
Eigen
Tpv sub k.ketebalan Kriteria
TPV
Eigen Cetak Hasil
Tpv sub k.pori2 Kriteria
TPV
Eigen
Consistency index Consistensi Index
Keluar
Consistensi Ratio
Gambar III.23. Rancangan Form Proses dan Hasil Keputusa 8. Laporan Busa Laporan busa merupakan form untuk menampilkan data busa. Bentuk laporan busa dapat dilihat pada gambar dibawah ini. LAPORAN BUSA Kode Busa Nama Busa Warna Busa Ukuran Busa Kode Busa Xxxxx
xxxxx
: 9999 : xxxxxxxxxxxxxxxx : xxxxx : 99 x99 cm Nama Busa Warna Busa Xxxxx Xxxxx
xxxxx
xxxxx
Gambar III.24. Rancangan Laporan Busa
Ukuran Busa Xxxxx
xxxxx
9. Laporan Analisis Penilaian Laporan analisa penilaian merupakan form untuk menampilkan data analisa penilaian. Bentuk laporan analisa penialaian dapat dilihat pada gambar dibawah ini. LAPORAN ANALISA PENILAIAN Nama Kelompok Kriteria Analisis Kriteria Xxxxx Xxxxx Xxxxx
xxxxx
xxxxx
Xxxxx
Nilai Xxxxx
xxxxx
Gambar III.25. Rancangan Laporan Analisis Penilaian 10. Laporan Hasil Analisis penilaian LAPORAN DATA HASIL ANALISIS PENILAIAN Kode Nama PoriTekstur Elastisitas Ketebalan Busa Busa pori xxxxx xxxxx 99.99 99.99 99.99 99.99
Nilai Akhir 99.99
Keterangan
xxxxx
99.99
xxxxxx
xxxxx
99.99
99.99
99.99
99.99
Gambar III.26. Rancangan Laporan Hasil Analisis
xxxxxx