BAB III AKHLAK MASYARAKAT, AJARAN DAN AMALAN TAREKAT SYADZILIYAH DI DESA KALIRANDU
A. Gambaran Umum Tarekat Syadziliyah dan Majlis Dzikir Sregep Azzakiyah di Desa Kalirandu Tarekat Syadziliyah yang berada di Desa Kalirandu berdiri sejak tahun 2012 didikan oleh Ustadz Ahmad Nadhif, beliau juga sebagai katua dan Mursyid dari tarekat tersebut. Ustadz Ahmad Nadhif berguru kepada AlHabib Lutfi Ali Bin Yahya, Ro‟is „Am tarekat Muktabarah di Indonesia, kemudian beliau mendapat izin dari Al-Habib Lutfi Ali Bin Yahya untuk mendirikan sebuah Majlis yang diberi nama “Majlis Zikir Sregep AzZaqiyah”. Dimana Majlis tersebut sebagai sarana untuk melakukan dzikir tarekat syazdiliyah di Desa Kalirandu. Sampai sekarang Majlis tersebut telah diramaikan oleh masyarakat Kalirandu dan sekitarnya untuk mengikuti kegiatan tarekat yang telah diselenggarakannya. Masjid adalah sarana ibadah yang dimiliki oleh Desa Kalirandu, tidak hanya Masjid sebagai sarana ibadah, majlis zikir sregep azzaqiyah atau tarekat Syadziliyah di Desa Kalirandu juga termasuk dalam kategori sarana ibadah bagi mayarakat Kalirandu. Zikir tarekat tesebut dilakukan dalam rutinan setiapsatu bulan sekali yang jatuh setiap malam ahad.
43
44
Untuk saat ini tarekat syadziliyah di Desa Kalirandu sudah berkembang dan melintasi desa sekitar seperti Temuireng, Iser, Petanjungan dan Petarukan. Pada tahun 2014 sudah banyak yang mengikuti baiat masuk pada jajaran tarekat syadziliyah. Majllis Zikir Sregep Az-zaqiyah ini memiliki peranan penting bagi masyarakat Kalirandu yaitu menjadi pemersatu bagi lapisan masyarakat dan menjadi sarana untuk pertemuan dari berbagai kalangan muda sampai pemerintahan desa.1 1. Struktur Kepengurusan Majlis Dzikir Sregep Az-zakiyah di Desa Kalirandu Untuk mempermudah dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Majlis Tarekat di Desa Kalirandu, kemudian membentuk kepengurusan. Adapun struktur kepengurusannya yaitu: Penasehat
: Ky. Sholeh Ahmad
Ketua
: Ustadz Ahmad Nadhif
Sekretaris
: Hadi Asror
Bendahara
: Muhammad Saepudin Zuhri
Pembantu Umum
: Fathurrahman
2. Jumlah Anggota Pengikut Tarekat Syadziliyah di Desa Kalirandu Majlis Tarekat di Desa Kalirandu sudah terbentuk selama tiga tahun namun dalam kaitannya dengan jumlah anggota yang ada di Majlis Dzikir tidak ada data yang valid mengingat dalam hal pembukuan atau 1
Ahmad Nadhif, Mursyid Tarekat Syadziliyah di Desa Kalirandu, Wawancara Pribadi, Kalirandu, 12 Oktober 2015.
45
administrasi belum berjalan, sehingga data yang penulis dapatkan bahwa jumlah pengikut tarekat yang sedang berjalan berjumlah kurang lebih 300 orang, adapun domisili mereka berbeda-beda dari Desa Kalirandu sampai ke Desa-desa tentangga seperti Temuireng, Petanjungan, Petarukan. 3. Kegiatan Majlis Dzikir Sregep Az-zakiyahdi Desa Kalirandu Adapun kegiatan yang diselenggarakan Majlis dzikir ini yaitu : a. Kegiatan harian : ngaji ba‟da maghrib dan ba‟da asar b. Kegiatan mingguan adalah : waqi‟ah dan nariyah c. Kegiatan hari jum‟at ba‟da asar : pengkajian kitab kuning d. Kegiatan hari ahad ba‟da subuh : pengkajian kitab kuning e. Kegiatan bulanan : zikir rutinan malam ahad pahing f. Kegiatan tahunan : maulid, khataman qur‟an dan ziarah kubur 4. Disribusi Data Subjek Penelitian Peneliti melakukan wawancara dengan jama‟ah tarekat yang terdiri dari 18 orang jama‟ah. Dari hasil wawancara didapatkan informasi bahwa: No 1 2 3 4 5 6 7 8
Usia 25-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56-60 61-65 Jumlah
Jumlah 4 1 2 4 2 2 1 2 18
Tabel 1.1 berdasarkan usia
% 22 5,6 11,1 22 11,1 11,1 5,6 11,1 100
46
No
Pendidikan
Jumlah
%
1
SD
-
0
2
SMP
3
16,7
3
SMA
7
38,8
4
SI
5
27,8
5
S2
-
-
6
Ponpes
3
16,7
18
100
Jumlah
Tabel: 1.2 Berdasarkan Pendidikan No
Pekerjaan
Jumlah
%
1
Wiraswasta
10
55,5
2
Guru
3
16,7
3
Petani
5
27,8
18
100
Jumlah
Tabel: 1.3 Berdasarkan Pekerjaan
Jika
dilihat
dari
tabel
diatas,
dapat
diketahui
bahwa
mayoritasJama‟ah tarekat di Desa Kalirandu adalah laki-laki dengan rentang usia25-45 tahun. Sedangkan tingkat pendidikannya mayoritas lulusan SMA, dan ada juga yang lulusan pondok pesantren. Berdasarkan pekerjaan mayoritas jama‟ah tarekat di Kalirandu bekerja sebagai petani dan wiraswasta.
47
B. Akhlak Masyarakat Kalirandu Manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohaniah, di dalam kehidupannya ada masalah material (lahiriah), spiritual (batiniah), dan akhlak. Apabila seseorang tidak mempunyai rohani maka orang itu mati, sebaliknya apabila tidak mempunyai jasmani maka tidak dapat disebut manusia. Sejalan dengan kehidupan tersebut, problema yang bersifat material tidak tetap. Contohnya keinginan manusia terhadap sesuatu yang bersifat material, tidak pernah puas-puasnya. Jika sudah mendapatkan sesuatu, ia ingin mendapatkan yang lainnya, sesudah mendapatkannya ia ingin berikutnya. Hal ini wajar, namun dapat dinetralisirkan jika dasar kehidupannya kembali kepada spiritual, sebab jiwalah yang mempunyai kebahagiaan hakiki.2 Melihat fenomena-fenomena masyarakat yang demikian tentunya menjadikan para pemuka agama tergerak hatinya untuk mengantisipasi meluasnya masyarakat yang mempunyai tenggang rasa terhadap sesama yang rendah. Di Desa Kalirandu yang mayoritas agamanya adalah mempunyai background ahli sunnah wal jama’ah, dan seperti yang kita ketahui bahwa ahli sunnah wal jama‟ah suka dengan amalan-amalan, melihat adanya tarekat ini mereka cenderung untuk mengikutinya karena merasa butuh akan pentingnya amalan-amalan spiritual bagi kehidupan mereka dan tentunya dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
2
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Alquran, (Pekanbaru: Amzah, 2006), hlm,1.
48
Akhlak merupakan fondasi yang kokoh bagi terciptanya hubungan baik antara hamba dengan Allah, sesama, dan antara alam. Akhlak yang terpuji tidak lahir begitu saja tentunya membutuhkan waktu yang tidak cepat dan tidak secara tiba-tiba. Akan tetapi membutuhkan proses yang panjang melalui pembalajaran suatu pendidikan yang sistematis. Hal ini juga dialami oleh masyarakat Kalirandu dalam menerapkan akhlak terpuji melalui ajaran dan amalan tarekat di Majlis Dzikir Sregep Azzaqiyah. Majlis tersebut mempunyai tujuan untuk mempersatukan lapisan masyarakat dan sebagai sarana pertemuan dari berbagai kalangan muda sampai pemerintah desa, disamping itu juga untuk memperdalam ajaran Islam mereka sehingga masyarakat dapat mewujudkan akhlak terpuji dengan Allah, sesama dan kepada alam. C. Ajaran dan Amalan Tarekat Syadziliyah Adapun ajaran dan amalan-amalan yang dilakukan para pengikut 3 tarekat syadziliyah di Desa Kalirandu adalah sebagai berikut:
1. Adab Berzikir Adab sebelum melaksanakan dzikir yaitu : a. Taubat Nasuha dari semua perkara yang tidak berfaedah, dari ucapan, perbuatan dan keinginan. b. Mandi atau wudlu, memakai wangi-wangian pada pakaian dan badannya. c. Tenang dan diam. 3
Muhammad Lutfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, AsyadziliyahAl’Alawiyah,(Pekalongan, www.pelita-hati.net, 2010), hlm,1-21.
At-Thariqah
49
d. Menghadirkan himmah yang kuat kepada guru. e. Mempunyai keyakinan sangat berharga dan sanad yang kuat kepada Rasulullah. 2. Adab ketika menjalankan dzikir yaitu : a. Duduk pada tempat yang suci, dengan cara seperti pada duduk tasyahud awwal/akhir atau seperti sikap duduk gurunya ketika dibai‟at. b. Kedua telapak tangan diletakkan di atas kedua paha dan di sunnahkan menghadap qiblat. c. Memakai wangi-wangian saat dzikir. d. Memakai pakaian yang halal dan suci. e. memilih tempat yang gelap atau sepi jika memungkinkan. f. memejamkan kedua mata, berusaha terbukanya panca indera hati. g. Membayangkan pribadi guru diantara kedua matanya. h. Mempunyai sifat sidiq di dalam dzikir, sepi dan ramai rasanya sama. i. Ikhlas dan membersihkan amal dari tercampur aghyar. j. Memilih sighot dzikir yang diberikan di dalam hati. k. Memilih sighot dzikir yang di berikan oleh guru mursyid. 3. Adab setelah berdzikir yaitu: a. Diam dan tenang setelah selesai berdzikir. Menghilangkan semua krenteg hati (sesuatu yang berupa kemauan getaran atau pendapat yang timbul dari hati).
50
b. Menahan nafas dengan berulang-ulang sampai tiga atau tujuh nafas atau lebih banyak. Sehingga wurududz dzikir dapat merata dan meliputi ke seluruh panca indera atau anggota batin. c. Tidak minum dingin setelah dzikir. 4. Syarat Baiat : a. Aqil baligh (umur lebiih dari 18 tahun) b. Untuk wanita yang sudah menikah mendapat izin dari suaminya (muhrim) c. sebelum baiat tarekat berpuasa 3 hari: Senin, Selasa, Rabu atau Selasa, Rabu, dan Kamis. d. Sore hari sebelum berpuasa dan sore hari akhir puasa melakukan mandi taubat (seperti mandi hadas besar) Sebelum baiat tarekat niat : a. Niat wasul kepada Allah dengan mahabbah Rosulullah SAW dengan cara ikut tarekat Syadziliyah. b. Niat meninggalkan dosa besar mengurangi dosa kecil. c. Niat Takdzim kepada para guru, solihin dan aulia. 5. Pelaksanaan a. Diamalkan pada waktu ba‟da subuh dan ba‟da maghrib b. Jika tidak diamalkan, wajib qodho c. Ketika mengamalkan harus dalam kondisi suci dari hadas, berwudhu dan menghadap kiblat, posisi duduk seperti tahiyat awal/akhir
51
d. Khususnya pada lafal Lâ Ilâha Illâ Allah posisi duduk seperti tahiyat awal/akhir dengan posisi kaki dibalik. D. Peranan Tarekat Syadziliyah Dalam Mewujudkan Akhlak Terpuji 1. Peran Tarekat Pada Zaman Modern Dalam
kaitannya
dengan
zaman
modern
banyak
dijumpai
permasalahan-permasalahan akhlak yang berada di zaman modern ini, seperti dekadensi moral sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan da teknologi. Dari permasalahan tersebut, Bapak Ali Aminudin mengatakan,4 “Kehidupan modern adalah berkembangnya kemajuan-kemajuan di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan misalnya. Dalam bidang teknologi ada dampak positif dan negatifnya, dampak positifnya memudahkan kita untuk mencari informasi, dampak negatifnya memudahkan anak-anak untuk mengakses tayangan-tayangan yang tidak sesuai dengan syariat Islam kemudian gampangnya informasiinformasi radikalis yang mudah di dapatkan oleh para remaja tanpa ia belajar pada guru-guru yang sanadnya menyambung dengan Rasulullah akhirnya mereka gampang berfikir yang sifatnya radikal karena dangkalnya iman mereka dan gampangnya menerima dan menjustis dengan orang-orang diluar mereka sebagai golongan yang salah”.
Disinilah tasawuf melalui tarekat berperan penting dalam mengatasi problem-problem tersebut. Tasawuf melatih manusia agar memiliki ketajaman batin dan kehalusan budi pekerti. Sikap batin dan kehalusan budi pekerti akan yang tajam ini menyebabkan ia akan selalu mengutamakan pertimbangan kemanusiaan pada setiap masalah yang dihadapi. Dengan cara demikian, ia akan terhindar dari melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela menurut agama. 4
Ali Aminudin, Jama‟ah Tarekat Syadziliyah di Desa Kalirandu, Wawancara Pribadi, Kalirandu, 30 Oktober 2015.
52
Ustad Ahmad Nadhif berpendapat,5 “Kita jadikan akal dan pikiran untuk mengikuti Al-Qur‟an bukan AlQur‟an yang mengikuti akal kita, Al-Quran akan relevan sepanjang zaman karena Al-Qur‟an diturunkan secara berangsur-angsur, demikian akhlak dan tarekat bersumber dari Al-Qur‟an jadi untuk keseharian tasawuf dikemas dan diterapkan dalam kehidupan seharihari maka akan lebih indah”. Sedangkan menurut pendapat Bapak Tasjidi ia mengatakan bahwa,6 “Dengan tarekat diharapkan hati kita mampu untuk bersifat zuhud dan tetap menghadap kepada Allah SWT dengan fasilitas yang mewah, kehidupan yang mewah dan berbagai perilaku modern tetapi hati kita tidak tergoyah dengan kemewahan tersebut”. Kecenderungan pada materi yang merajalela dalam kehidupan modern ini dapat diatasi dengan menerapkan konsep zuhud, yang pada intinya sikap yang tidak mau diperbudak atau terperangkap oleh pengaruh duniawi yang sementara itu. Jika sikap ini telah diterapkan, maka manusia tidak akan berani mengggunakan segala cara untuk mencapai tujuan. Sebab tujuan yang ingin dicapai dalam akhlak tasawuf adalah menuju Allah, maka caranya pun harus ditempuh dengan cara yang disukai Allah. Di zaman modern ini banyak sekali manusia yang mengalami gangguan batin, dan seringkali manusia menghalalkan segala cara untuk mencari kesenangan hidupnya. Dalam hal ini Bapak Tahyari mengatakan,7 “Berdzikir adalah suatu cara untuk menenangkan hati dikala hati sedang gundah, bukan dengan bersenang-senang lalu kemudian menghalalkan segala cara yang sebenarnya tidak dibenarkan oleh syariat Islam”. 5
Ahmad Nadhif, Mursyid Tarekat Syadziliyah di Desa Kalirandu, Wawancara Pribadi, Kalirandu,, 12 Oktober 2015. 6 Tasjidi, Jama‟ah Tarekat Syadziliyah di Desa Kalirandu, Wawancara Pribadi, Kalirandu 31 Oktober 2015. 7 Tahyari, Jama‟ah Tarekat Syadziliyah di Desa Kalirandu, Wawancara Pribadi, Kalirandu, 29 Oktober 2015.
53
Dalam ilmu tasawuf cara untuk menenangkan hati adalah dengan berzikir, dengan berdzikir maka hatinya akan merasakan ketenangan. Namun seringkali manusia kurang memahami arti dari pada dzikir tersebut. Maka dari itu Bapak Warsono mengatakan,8 “Maka peran tarekat di zaman modern ini sangat penting, karena membantu kita untuk menyelesaikan permasalan-permasalahan yang ada di zaman modern ini. Jika manusia itu mampu mengamalkan zikir maka insya Allah manusia tersebut akan terhindar dari dampak negatif di zaman modern ini”. Dengan demikian jika seseorang dapat menerapkan ajaran tarekat maka akan membawa manusia itu memiliki jiwa istiqamah, jiwa yang selalu diisi dengan nilai-nilai ketuhanan, ia selalu mempunyai pegangan dalam hidupnya. Keadaan demikian menyebabkan ia tetap tabah dan tidak mudah terhempas oleh cobaan yang akan membelokkannya ke jurang kehancuran sehingga dampak dari zaman modern akan dapat dihindari. 2. Peran Tarekat bagi Kehidupan Jama’ah Berbicara tentang potensi manusia dalam mewujudkan akhlak terpuji dan tercela sesungguhnya bertitik-tolak dari cara kerja akal pikiran manusia. Sesungguhnya akhlak umat Islam akan selalu berada dalam kesadarannya yang maksimal jika ia merenungi Perintah Allah swt, dan Rasulullah saw tentang wajibnya beribadah.9 Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh 8
Warsono, Jama‟ah Tarekat Syadziliyah di Desa Kalirandu, Wawancara Pribadi, Kalirandu, 30 Oktober 2015. 9 Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), hlm, 225.
54
bangunnnya suatu masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya, Apabila akhlaknya baik, maka sejahteralah lahir dan batinnya, apabila akhlaknya rusak, maka rusaklah lahir dan batinnya. Dewasa ini akhlak bangsa kita sudah sangat memprihatinkan. Banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapinya, dari permasalahan tersebut maka manusia telah menghalalkan segala cara tanpa berfikir mendalam. Dari permasalahan tersebut jama‟ah tarekat berpendapat : “Tarekat berperan penting dlaam kehidupan saya karena tarekat sangat membantu saya untuk mendalami ilmu-ilmu syariat dalam menjaga hati dari hal-hal yang bisa merusak pada hati manusia itu sendiri dengan kemajuan teknologi para murid tarekat dan para ulama tarekat walaupun secara dhahirnya itu modern tetapi hatinya tetap menghadap kepada Allah swt maka dari itu kemewahan dunia tidak merubah atau tidak membuat para ulama dan murid tarekat untuk melencengkan hati kepada selain Allah swt. Itulah latar belakang dan tujuan saya mengikuti tarekat karena untuk menjaga hati saya dari godaan duniawi.”10 Seseorang yang berakhlak buruk akan menjadi sorotan bagi sesamanya, contoh: melanggar norma-norma yang berlaku di kehidupan, penuhh dengan sifat-sifat tercela, tidak melaksanakan kewajiban yang seharusnya
dikerjakan
secara
objektif,
maka
yang
demikian
ini
menyebabkan kerusakan suasana sistem lingkungan, sama halnya dengan anggota tubuh yang terkena penyakit.11 Dalam hubungan antara akhlak dan tasawuf sangat erat kaitannya, karena di dalam ajaran tasawuf hati menjadi peran utama untuk 10
Nasir, Jam‟ah Tarekat Syadziliyah di Desa Kalirandu, Wawancara Pribadi, Kalirandu, 31 Oktober 2015. 11 M. Yatimim, Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur‟an, (Jakarta: Amzah, 2007), hlm 1.
55
mengamalkan suatu ajarannya, dan tarekat merupakan salah satu ajaran dalam tasawuf. Pendapat ini disampaikan oleh Bapak Slamet Abadi,12 “Jadi puncak dari tatanan tarekat adalah penataan hati, walaupun dengan dzikir berbeda-beda tapi muaranya ke hati. Dengan demikian antara lisan dan hati harus singkron kalau hati sudah singkron dengan lisan maka yang muncul dari lisan adalah apa yang ada di dalam hati, itulah akhlak dan tarekat”. Adapun pendapat dari Muhammad Saepudin Zuhri :13 “Saya bertarekat atas dasar kemauan sendiri yang pada saat itu hati saya merasa kotor dan gersang, rohani saya kering, saya sering mendengarkan ceramah-ceramah keagamaan, membaca buku-buku tentang agama, buku-buku tentang tasawuf tetapi sebatas membaca sajaketika diterapkan, hati saya masih gersang saya sholat tanpa tahu arah tujuan saya seperti apa dan saya sholat untuk apa, ketika seperti itu muncul dalam benak hati saya ketika mengikuti pengajian Habib Lutfi di kansuz shalawat disitu saya merasakan ketenangan batin ketika mengikuti dzikir yang dibimbing oleh beliau ketika membaca lâ Ilâha Illâ Allahhati saya merasakan ketenangan yang luar biasa dan saya menyimpulkan bahwa ini mungkin yang saya cari selama ini. Ketenangan hati yang disebabkan oleh rutinitasruhani saya dengan menyebut nama Allah SWT kemudian saya putuskan untuk masuk tarekat dan mengikuti baiat. Peran tarekat dalam kehidupan saya adalah untuk menenangkan hati saya dan untuk mendekatkan diri saya kepada Allah”.
Banyak problem masyarakat diantaranya manusia yang kehilangan masa depannya, merasa kesunyian dan kehampaan jiwa di tengah-tengah derunya laju kehidupan. Maka dari itu ajaran tarekat dan akhlak yang meliputi ibadah, dzikir, taubat, dan berdo‟a menjadi penting adanya, sehingga manusia tetap mempunyai harapan hidupdi akhirat.
12
Slamet Abadi, Jama‟ah Tarekat Syadziliyah di Desa Kalirandu, Wawancara Pribadi, Kalirandu, 30 Oktober 2015. 13 Muhammad Saepudin Zuhri, Jama‟ah Tarekat Syadziliyah di Desa Kalirandu, Wawancara Pribadi, Kalirandu, 26 Oktober 2015.
56
Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Muhammad Abdul Fatah :14 “Sebenarnya bertarekat itu menjaga kita, menjaga diri kita dari perbuatanperbuatan yang dibenci oleh Allah SWT dari perbuatan-perbuatan syirik, dan perbuatan dosa baik yang kecil maupun yang besar baik yang disengaja maupun tidak disengaja secara tidak langsung ketika kita berzikir melantunkan ayat-ayat Allah, membaca asma-asma Allah itu hati kita seakan-akan menolak untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT kemudian hati kita menjadi tenang sesuai dengan firman Allah “Bahwa sesungguhnya apabila dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang” jadi dengan ketenangan-ketenangan itu bisa kita raih dengan melantunkan bacaan-bacaan dzikir kepada Allah dan setelah saya mengikuti terekat disitu alhamdulilah ketika saya mengalami masalah-masalah ekonomi, masalah-masalah sosial lainnya saya selalu lari kepada Allah dengan cara memperbanyak dzikir-dzikir yang diajarkan oleh guru mursyid saya”.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa peran tarekat bagi kehidupan jama‟ah pada zaman modern adalah untuk mencegah diri dari perbuatan tercela dan mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini diterapkan jama‟ah melalui amalan tarekat yang telah di diamalkan dalam kehidupannya.
14
Muhammad Abdul Fatah, Jama‟ah Tarekat Syadziliyah di Desa Kalirandu, Wawancara Pribadi, Kalirandu, 23 Oktober 2015.