KESIMPULAN
Ibnu Taimiyah dan Hamka merupakan tokoh yang tidak fanatik terhadap tarekat. Keduanya malah banyak mengkritisi tarekat baik dari segi konsep maupun praktek. Tarekat menurut kedua tokoh tersebut, yaitu sebagai ijtihad dan ikhtiar yang tidak luput dari kesalahan. Tarekat bukanlah keyakinan atau agama sebagai pandangan hidup. Keduanya juga membawa tarekat yang sesuai dengan syariat. Yaitu bersumber pada al-Qur‟an dan al-Sunnah. Sedangkan penghayatannya bukan untuk mencari mukasyafah, akan tetapi lebih mengedepankan prinsip tauhid. Bagi kedua pemikir, tujuan pengamalan tarekat diarahkan bukan saja untuk membentuk kesalehan individual, tetapi juga kesalehan sosial dengan menanamkan kembali sikap positif terhadap kehidupan dunia. Selain itu, latar belakang sosiologis –sosial, politik, ekonomi, dan keagamaan- kedua tokoh juga sama-sama dalam keadaan yang memprihatinkan, sehingga kerangka pikir kedua tokoh banyak kesamaan, terutama dalam mengkritisi tarekat kemudian membawanya kepada ajaran Islam yang dicontohkan oleh salaf al-saleh.Kemudian yang membedakan lagi yaitu, Ibnu Taimiyah membagi orang sufi menjadi tiga golongan, yaitu sufi haqaiq, sufi arzaq dan sufi rasm. Selain itu, kedua tokoh banyak mempunyai persamaan pemikiran dalam memformulasikan tarekat baik dari segi konsep maupun praktek. Keadaan itu disebabkan karena kedua tokoh dalam memformulasikan tarekat memotret keadaan atau situasi sosial pada waktu kedua tokoh hidup, di mana salah satunya praktek keagamaan, yaitu praktek-praktek aqidah yang seharusnya mentauhidkan Allah, berubah dan diselewengkan yang mengakibatkan
103
ajaran tauhid dicampuri dengan ajaran-ajaran yang membawa ke syirik. Dan semangat tarekat kedua tokoh untuk membentuk karakter manusia seutuhnya sebagaimana yang dicontohkan nabi Muhammad. Kemudian adanya perbedaan dalam memformulasikan tareakat dari kedua tokoh dapat dilihat secara jelas, bahwa Ibnu Taimiyah dalam memandang tarekat menolak dicampurkannya dengan filsafat pada waktu itu masih sangat kental yang mengakibatkan manusia terjerumus dalam kemusyrikan. Selain itu, semangat tarekat Ibnu Taimiyah juga mengedepankan untuk berjihad aktif dalam menghadapi hidup, bukan pasrah dan menyerah atau terpesona hanya keinginan semu - bersatu dengan Tuhan –atau sibuk “ngurusi” Tuhan, sedangkan kewajiban manusia sebagai makhluk sosial dilupakan begitu saja. Berbeda dengan Hamka, semangat tarekatnya memerangi ajaran-ajaran atau praktek tarekat yang diselewengkan untuk ilmu sihir, perdukunan – walaupun pada masa Ibnu Taimiyah praktek tersebut ada, meskipun sangat minim - yang pada waktu itu sudah membudaya dan mengakibatkan kekacauan sosial. Akan tetapi, Hamka tidak bersifat ekstrem terhadapa filsafat sebagaimana Ibnu Taimiyah Ini menandakan bahwa, Hamka dalam mensikapi tarekat lebih lunak dari pada Ibnu Taimiyah; artinya Hamka masih memandang tarekat yang berbau falsafi. Sedangkan Ibnu Taimiyah tidak memasukkannya dalam filsafat. Manusia terdiri dari dua unsur yang tidak bisa dipisahkan yaitu unsur jasmani dan rohani. Kedua unsur itulah yang seharusnya saling bekerjasama dan sebagai balancing dalam rangka menegakkan eksistensi manusia sebagaimana fungsinya sebagai khalifah dan ‘abid yang pada akhirnya kedua fungsi tersebut akan membuahkan akhlak karimah. Baik akhlak manusia terhadap Tuhannya maupun akhlak terhadap sesama makhluk. Jika manusia
104
berjalan hanya sebagai khalifah, maka hidup terasa gersang. Jika manusia berjalan hanyalah seorang ‘abid, maka kehidupan terasa hampa. Dan apabila manusia menjalankan kedua fungsinya dengan seksama, maka akan mendapatkan kenikmatan yang luar biasa. Shalat merupakan bentuk ungkapan syukur hamba kepada Allah atas segala nikmat dan karunia-Nya yang diberikan kepadanya. Dan shalat haruslah didirikan oleh hamba Allah. Shalat yang diinginkan Allah telah dijelaskan dalam al-Qur‟an, yaitu melakukan shalat dengan khusyu’. Karena shalat khusyu’ adalah kunci untuk mendapatkan rahmat dan kebahagiaan yang abadi. Dimensi gaib manusia terdiri dari akal, kalbu, dan nafsu. Ketiga dimensi tersebut bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing yang akan melahirkan perilaku seseorang. Dalam psikologi-sufistik, terdapat tiga macam kepribadian yaitu kepribadian ammarah, kepribadian lawwamah, dan kepribadian muthmainnah. Kepribadian muthmainnah-dominasi akal dan kalbu dibanding nafsuakan melahirkan kepribadian mukmin, muslim, dan muhsin. Dan qanaah lahir dari kepribadian muhsin. Orang yang mempunyai kepribadian muhsin jiwa dan mentalnya akan sehat, muthmainnah akan berimplikasi kepada perilaku yang baik.Wallahu a’lam.
105
DAFTAR PUSTAKA Abd al-Wahhab, Muhammad., 1991, Majmu’ah al-Tauhid, Beirut: Dar al-Fikr. Abdullah, Taufik dan Rusli Karim., 1998, Metodologi Penelitian Agama: Suatu Pengantar, Yogyakarta: Tiara Wacana. Abu Zahrah, Muhammad., tt, Ibnu Taimiyah: Hayatuh wa ‘Asyruh wa Fiqhuh, Kairo: Dar al-Fikr al-Arabi. Abror.,Robby H, Tasawuf Sosial: Membeningkan Kehidupan dengan Kesadaran Spiritual, cet. Ke-1, Yogyakarta: AK Group – Fajar Pustaka Baru, 2002. Aceh, Abubakar., 1989, Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf, Solo: Ramadhani. ------, Abubakar., 1996, Pengantar Ilmu Tarekat: Kajian Historis Tentang Mistik, Solo: Ramadhani. Agus.,
Bustanuddin, al-Islam: Buku Pedoman Kuliah Mahasiswa untuk Mata Ajaran Pendidikan Agama Islam, cet. Ke-1, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993.
Al-Alusy,Syihabuddin Mahmud Ibnu Abdillah al-Husainy.,Ruh al-Ma’ani fi Tafsir al-Qur’an al-‘Adhim wa Sab’ alMatsany, juz xxiii, al-Maktabah al-Syamilah. Al-Baghdady., „Alauddin Ali bin Muhammad bin Ibrahim, Tafsir al-Khozin, jilid I, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1995
106
Al-Bashry., Abi Hasan Ali bi Muhammad bin Hubaib alMawardy, an-Nukat wa al-‘Uyun Tafsir al-Mawardy, jilid 4, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, tt. Al-Buny, Djamaluddin Ahmad., 2002, Menelusuri Tamantaman Mahabbah Shufiyah, Yogyakarta: Mitra Pustaka. Al-Ghazali, Abi Hamid Muhammad bin Muhammad., 1990, Mukasyafah al-Qulub, Beirut Libanon: Dar al-Fikr. Al-Jurjawiy, Ali Ahmad., 1997, Hikmah at-Tasyri’ wa Falsafatuhu, juz I, Beirut: Dar al-Fikr. Al-Zamakhsyary, Abu al-Qosim Mahmud bin „Amr bin Ahmad., al-Kasysyaf, juz vii, al-Maktabah al-Syamilah. Al-Faruqi, Ismail dan Lois Lamya al-Faruqi., 2003, Atlas Budaya Islam: Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang, Alih Bahasa Ilyas Hasan, Bandung: Penerbit Mizan. Al-Kumayi, Sulaiman., 2004, Kearifan Spiritual dari Hamka ke Aa Gym, Semarang: Pustaka Nuun. Ali al-Muhdali, Muhammad Aqil., 2002, MengenalTarekat Sufi Bagi Pemula, Alih Bahasa Futuhal Arifin, Jakarta: Azan. Ali al-Nadawi, Abul Hasan., 1995, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Alih Bahasa M. Qodirun Nur, Solo: Pustaka Mantiq.
107
Ali, Mahrus., 2007, Mantan Kiai NU Menggugat: Tahlilan, Istighosahan, dan Ziarah Para Wali, Surabaya: Laa Tasyuk! Press. Ansari, M. Abdul Haq., 1990, Antara Sufisme dan Syariah, Jakarta: CV. Rajawali. Arasteh, A. Reza., 2002, Growth to Selfhood Revolusi Spiritual (Metode Mengembangkan Kepribadian Sufi: Aktualisasi Diri Fitri), Depok: Inisiasi Press. Atiqul
Haque, Muhammad., 1998, Wajah Peradaban: Menelusuri Jejak Pribadi-pribadi Besar Islam, Alih Bahasa Budi Rahmat dkk, Bandung: Zaman Wacana Mulia.
Azizy., A. Qodri, 2004, Melawan Globalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam: Persiapan SDM dan Terciptanya Masyarakat Madani, cet. Ke-3, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azra, Azyumardi., 1998, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII-XVIII: Melacak Akar-akar Pembaruan Pemikiran Islam Indonesia, Bandung: Penerbit Mizan. Bakker dkk, Anton., 2002, Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta: Kanisius. Bastoni, Hepi Andi., 2002, 101 Sahabat Nabi, Jakarta: Pustaka al-Kausar
108
Bisri., M. Kholil, 2003, Indahnya Tasawuf: al-Hikam Ibnu ‘Athaillah as-Sakandarany, cet. Ke-2, Yogyakarta: Pustaka Alief. Damami, Mohammad., 2000, Tasawuf Positif dalam Pemikiran Hamka, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. Depertemen Agama., 2000, Al-‘Aliyy:Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: CV Penerbit. Departemen Pendidikan Nasional Pusat Perbukuan., 2002, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve. Dhahir, Ihsan Ilahi., 2001, Sejarah Hitam Tasawuf, Alih Bahasa Fadli Bahri, Jakarta: Darul Falah. Dhofier, Zamakhsyari., 1983, Tradisi Pesantren, Jakarta: LP3ES. Djaelani, Abdul Qadir., 1996, Koreksi Terhadap Ajaran Tasawuf, Jakarta: Gema Insani Press. Farid, Saikh Ahmad., 2005, Enam Puluh Biografi Ulama Salaf, Alih Bahasa Masturi Irham dan Asmu‟i Taman, Jakarta: Pustaka al-Kautsar. Gibb, H.A.R., 1961, Shorter Encyclopedia of Islam, jilid III, Leiden: E.J. Brill. Haeri, Syaikh Fadhlalla., 2000, Jenjang-jenjang Sufisme, Alih Bahasa Ibnu Burdah dan Shohifullah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
109
Hafidz Hasyim, Abd. Salam, 1969, al-Imam Ibnu Taimiyah, Mesir: Musthafa Bab al-Halabi. Hamka., 2005a, Tasauf Modern, Jakarta: Pustaka Panjimas. --------., 2005b, Tasauf: Perkembangan dan Pemurniannya, Jakarta: Pustaka Panjimas. --------., 1984a, Tasauf: Perkembangan dan Pemurniannya, Jakarta: Pustaka Panjimas. --------., 1984b, Falsafah Hidup, Jakarta: Pustaka Panjimas. --------., 1984c, Lembaga Hidup, Jakarta: Pustaka Panjimas. --------., 1978, Pelajaran Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang. Hamka dkk, Rusydi., 1981, Perjalanan Terakhir Buya Hamka, Jakarta: Pustaka Panjimas. Hasan al-Jamal, Muhammad., 2003, Biografi Sepuluh Imam Besar, Alih Bahasa M. Khalid Muslih dan Imam Awaluddin, Jakarta: Pustaka al-Kautsar. HD., Khaelany, Islam Kependudukan dan Lingkungan Hidup, cet. Ke-1, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996. Ibnu Katsir al-Dimasyqi, Abi Fida‟ al-Hafidz., 2001, al-Bidayah wa al-Nihayah, juz XIII, Beirut: Dar al-Kutub alIlmiyah. Ibnu Taimiyah, Ahamad,. tt, al-Tafsir al-Karim, tahqiq Abd. Rahman Amirah, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.
110
------------------, Ahmad., 2000a, Majmu’ Fatawa Syaikh alIslam Ahmad Ibnu Taimiyah, juz I,tahqiq Musthafa Abd Qadir Atha‟, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah. ------------------, Ahmad., 2000b, Majmu’ Fatawa Syaikh alIslam Ahmad Ibnu Taimiyah, juz II,tahqiq Musthafa Abd Qadir Atha‟, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah. ------------------, Ahmad., 2000c, Majmu' Fatawa Syaikh al-Islam Ahmad Ibnu Taimiyah, juz X, tahqiq Musthafa Abd Qadir Atha‟, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah. ------------------, Ahmad., 2000d, Majmu' Fatawa Syaikh al-Islam Ahmad Ibnu Taimiyah, juz XI, tahqiq Musthafa Abd Qadir Atha‟, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah. ------------------, Ahmad., 2006, Tawassul dan Wasilah, ed. Ahmad Tafsir, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. ------------------, Ahmad., 1990, Kemurnian Aqidah: Menolak Perantara yang Diadakan Antara Allah dan Hamba, Alih Bahasa Halimuddin, Jakarta: Bumi Aksara. ------------------, Ahmad., 1972, al-Ubudiyyah, Beirut: al-Maktab al-Islami. ------------------, Ahmad., 2002, Risalah Tasawuf Ibnu Taimiyah, Alih Bahasa Anis Masykhur, Jakarta: Penerbit Hikmah. Ibrahim, Muhammad Zaki., 2002, Tasawuf Salafi: Menyucikan Tasawuf dari Noda-noda, Alih Bahasa Abdul Syukur A.R. dan A. Rivai Usman, Jakarta: Penerbit Hikmah
111
Jaiz, Hartono Ahmad., 1999, Mendudukkan Tasawuf: Gus Dur Wali?, Jakarta: Darul Falah. Jamil, M. Muhsin., 2005, Tarekat dan Dinamika Sosial Politik: Tafsir Sosial Sufi Nusantara, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Karim, M. Abdul., 2007, Islam Nusantara, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Kartanegara, Mulyadhi., 2006, Menyelami Lubuk Tasawuf, Jakarta: Penerbit Erlangga. Khan, Qamaruddin., 1983, Pemikiran Politik Ibnu Taimiyah, Alih Bahasa Anas Mahyuddin, Bandung: Mizan. Lapidus, Ira M., 1999, Sejarah Sosial Umat Islam, Alih Bahasa Ghufron A. Mas‟adi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mahmoud, Abdul Halim., t.t, Hal Ihwal Tasauf, Alih Bahasa Abubakar Basymeleh, t. k: Penerbit Darul Ihya‟ Indonesia. Mansur, M. Laily., 1996, Ajaran dan Teladan Para Sufi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mujib, Abdul., 2006, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada Mulyati dkk, Sri., 2006, Mengenal dan Memahami Tarekattarekat Muktabarah di Indonesia, Jakarta: Kencana.
112
Nashori, Fuad dan Djamaludin Ancok., 2000, Psikologi Islam (Solusi Islam atas Problem-problem Psikolo), Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _______, Nashori., 2002, Islam dan Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Nasution, Harun., 1997, Filsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang. Nasution, M. Yunan., 1988, Islam dan Problema-problema Kemasyarakatan, Jakarta: Bulan Bintang. Qardhawi, Yusuf., Merasakan Kehadiran Tuhan, cet. Ke-5, alih bahasa Jazirotul Islamiyah, Yogyakarta: MITRA PUSTAKA, 2002. Rahman, Fazlur., 1979, Islam, Chicago: The University of Chicago Press. ----------, Fazlur., 1984, Membuka Pintu Ijtihad, Alih Bahasa Anas Muhyiddin, Bandung: Pustaka. ----------, Fazlur., 2000, Gelombang Perubahan Dalam Islam: Studi Tentang Fundamentalisme Islam, Alih Bahasa Aam Fahmia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Ramli Hs, M., dkk, Memahami Konsep Dasar Islam, cet. Ke-3, Semarang: UPT UNNES PRESS, 2005. Sa‟ad Sadiq, Muhammad., tt, Ibnu Taimiyah al-Saif al-Qalam, Kairo: al-Majlis al-A‟la li al-Syu‟un al-Islamiyyah.
113
Said, A. Fuad., 1999, Hakikat Tarikat Naqsyabandiah, Jakarta: PT. Al-Husna Zikra. Saiddkk, Usman., 1983, Pengantar Ilmu Tasawuf, Proyek Pembinaan PTA IAIN Sumatera Utara 1981/ 1982, Jakarta: Depag RI. Salam dkk, Solichin., 1978, Keneng-kenangan Tujuh Puluh Tahun Hamka, Jakarta: Yayasan Nurul Islam. Shah, Omar Ali., 2002, Tasawuf Sebagai Terapi, Bandung: Pustaka Hidayah Shihab, Alwi., 2001, Islam Sufistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia, Alih Bahasa Muhammad Nursamad, Bandung: Penerbit Mizan. Shihab., M. Quraish, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, volume I, cet. Ke-2, Jakarta: Lentera Hati, 2004. --------.,M. Quraish,Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudlu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, cet. Ke-15, Bandung: Penerbit Mizan, 2004. Siroj, Said Aqil., 2006, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial: Mengedepankan Islam Sebagai Inspirasi Bukan Aspirasi, Bandung: Mizan. Steenbrink, Karel A., 1984, Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad Ke-19, Jakarta: Bulan Bintang.
114
Sujuthi,
Mahmud., Politik Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Jombang: Hubungan Agama, Negara, dan Masyarakat, Yogyakarta: Galang Press.
Sviri, Sara., 2002, Demikianlah Kaum Sufi Berbicara: Citra Puisi, Mimpi, Ucapan, dan Anekdot dalam Tasawuf, Alih Bahasa Ilyas Hasan, Bandung: Pustaka Hidayah. Syukur, M. Amin., 1997, Zuhud di Abad Moderen, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. --------, M. Amin dan Masyharuddin., 2002, Intelektualisme Tasawuf: Studi Intelektualisme Tasawuf al-Ghazali, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. --------, M. Amin., 2003, Tasawuf Kontekstual: Solusi Problem Manusia Modern, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. --------, M. Amin., 1999, Menggugat Tasawuf: Sufisme dan Tanggung Jawab Sosial Abad XXI, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ---------, M. Amin dkk., 2001, Tasawuf dan Krisis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Thohir, Ajid., 2002, Gerakan Politik Kaum Tarekat: Telaah Historis Gerakan Politik Antikolonialisme Tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah di Pulau Jawa, Bandung: Pustaka Hidayah. Umarie, Barmawie., 1967, Syistematik Tasawuf, Solo: AB. Sitti Sjamsijah. Usman Ismail, Usep., 2005, Apakah Wali itu Ada?, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
115
116