BAB II TURUNNYA AL-QUR’AN DALAM TUJUH HURUF
A. Kaitan Dialek dan Bahasa Suku-Suku Arab Berkaitan dengan Bahasa Al-Qur’an Orang Arab mempunyai keberagaman lahjah (dialek) dalam langgam, suara dan huruf-huruf sebagaimana diterangkan secara komprehensif dalam kitab-kitab sastra. Setiap kabilah mempunyai irama terdiri dalam mengucapkan kata-kata yang tidak dimiliki oleh kabilah-kabilah yang lain. Namun kaum Quraisy mempunyai faktorfaktor yang membuat bahasa mereka lebih unggul dari bahasa Arab lainnya, antara lain karena tugas mereka menjaga Baitullah, menjamu para jemaah haji, memakmurkan Masjidil Haram dan menguasai perdagangan. Oleh sebab itu, seluruh suku bangsa Arab menjadikan bahasa Quraisy sebagai bahasa ibu bagi bahasa-bahasa mereka karena adanya berbagai karakteristik tersebut. Dengan demikian, wajarlah jika Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Quraisy, kepada Rasul yang Quraisy pula, untuk mempersatukan bangsa Arab, dan mewujudkan kemukjizatan Al-Qur’an sekaligus kelemahan ketika mereka diminta untuk mendatangkan satu surat yang seperti Al-Qur’an. Apabila orang Arab berdialek dalam mengungkapkan sesuatu makna dengan beberapa perbedaan pendapat tertentu, maka AlQur’an yang diwahyukan Allah kepada Rasul-Nya, menyempurnakan makna mukjizatnya karena ia mencakup semuahurufdan ragam 25 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4, 1'. ' ?;)M4,1<= F G:H ,IJ
Ag. / p .?, ' ? ? sl51Dr. W H. ch Tolchah, =^k M. Moch. ссссссс g ] D ?; ) ] 3, C 1l , ( 4,4, = l x 1< 2 C . ' 0j h:;LH itu. ' 2= . satu s ? ' sebab qira’ahdi antara lahjah-lahjah Ini merupakan salah I 3 . ' ? ; )untuk yang memudahkan ,iz 1<=¡ h:F,G:'H?,menghafal ¥4, 1'¤' mereka C> £ C> ¢ M h
42membaca, iJh
(< )K L,HI )E dan (
memahaminya. Ada beberapa hadits secara mutawatir mengemukakan mengenai turunnya Al-Qur’an dengan tujuhhuruf, sab’atu ahruf. Di ссссссс ссссссс// 1 ] 3 antaranya:
/ p .?, ' ? ? sl51W ch=^k 0> g ] ¨ _¦ ? h :cA ] 2 s _ ©k-o HH ,pC^<H §^ 2 x k-
l 0 j < h> ; L ' = . ' 3 t) «p1< Iª ¡ h `CG ¥ '¤ C > £ C > ¢ h
2 iz :, ' ?i h
(), )( ссссссс “Jibril membacakan (Al-Qur’an) dengan satu huruf. kepadaku 3 Ia pun % 7 ditambah, huruf Kemudian berulang agar kali +;h akumeminta 0 C 9 s C> ' ссссссс// ?itu 1¬ , I > 1 ) menambahnya kepadaku sampai dengan tujuh huruf” _k-mutawatir 2©k-o¨ cAmengemukakan H,pC^<H bahasa §^ Al-Qur’an _¦ ссссссс Hadits yang bahwa
mudah dipahami oleh Karena hadits ,.®¯: orang-orang <2H<`CG c1<;<0>< <
;) Arab. `CG t) «p1< tersebut ª 2 acuannya kepada firman Allah SWT, yang berbunyi:
ссссссс ³ ;h ? I²
k ± % 2 pI 7 I ° \ I
Wo 3 )2 +;h0 C 9sC>' ? 1¬ , >1
“Sesungguhnya Kami menurunkannya beberapa Al-Qur’an dengan ссссссс berbahasa Arab agar kamu memahaminya”. (Q.S. Yusuf: 2).
p. \ ,.®¯:<2H<`CGc1<;<0>< <
;) Nuzul сссссAlB. Macam-Macam Pendapat Para Ulama tentang ссссссс <
Qur’an ‘Ala Sab’ati Ahrufin ³;h ? I ²
k ±2 pI I ° \ <´µ
Wo
2 Awal mulanya terjadinya perdebatan dan perbedaaan pendapat para ulama tentang Nuzulul Qur’an Ala Sab’ati Ahrufin berawal dari surat ¶¯> suatu ketika Hisyam bin Hakim shalat jahr. Ia membaca p. \ AlFurqan. Rupanya Umar memperhatikan bacaan Hisyam bin Hakim <´µ
1
2
¶¯> Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an (Pustaka Al-Kautsar Penerbit Buku Islam Utama), 195. ¶¯> ¹º, W¸@<=·pH
Muhammad Ali Ash-Shaabuuny, Studi Ilmu Al-Qur’an (Bandung, CV Pustaka Setia, 1998), 355.
26
<´µ
¸@<=
¹ º ¶¯>
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
= g ] 0 j h :;LH ' ] 2 l x = . s ' ? dibaca oleh Hisyam. Sahabat Rasulullah SAW. Yang terkenal spontan 3 Hisyam.Tapi, ini nyaris tak sabar, ( ¡ h:, ' ?i h
(), I )untung ¥ '¤ ingin C > £ langsung C > ¢ h menegor
2 iz
Umar mampu bertahan, menanti sampai Hisyam usai shalat.Begitu selesai shalat, Umar langsung menegornya. “Siapa yang mengajarссссссс// kanmu membaca surat ini?”, tegur Umar dengan berang. “Aku diajarkan membacanya oleh Rasulullah”, jawab Hisyam. Tapi _k- 2©k-o cAH ,pC^<H Hisyam §^ _¦ rupanya Umar tak ¨ percaya dengan jawaban dan sampai mengatakan: “Kau bohong!”.Kemudian Umar mengadu kepada `CGt)«p1<ª Rasulullah atas kejadian tadi. Maka Rasulullah menjawabnya: ссссссс “Ajaklah ia ke sini, hai Umar”. Rasulullah lalu menyuruh Hisyam % 7 3 I membaca surat Al-Furqan dianggap >oleh 1 Umar. +;h yang 0 C 9tadi s C>' ?berbeda 1¬ , ) Setelah mendengar bacaan Hisyam Rasulullah membenarkannya dan bersabda:3 ссссссс
,.®¯:<2H<`CGc1<;<0><<
;) ссссссс Sesungguhnya Al-Qur’an ini diturunkan dengan tujuh hurf, maka bacalah yang mudahnya.” I ° \
Wo 2 ³;h ?I ²
k ±2 pI
Namun, ketika Rasulullah telah wafat.Para ulama berbeda pendapat dalam penafsiran maksud tujuh huruf ini dengan perbedaan yang bermacam-macam.Sehingga Ibnu Hayyan mengatakan, p.\“Ahli ilmu berbeda pendapat tentang arti kata tujuh huruf menjadi tiga ссссс puluh lima pendapat”.Namun kebanyakan pendapat-pendapat itu <´µ<
bertumpah tindih. Disini kami akan mengemukakan beberapa pendapat di antaranya yang dianggap paling mendekati kebenaran. Adapun pendapat pata ulama, antara lain:4
¶¯>yang Pertama, sebagian besar ulama berpendapat bahwa dimaksud dengan tujuh huruf adalah tujuh macam <´µbahasa
3
Kamaluddin Marzuki, Pengantar Ulum Al-Qur’an (Bandung, Rosda Karya, 1 Muharram 1413), 39.
4
Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Pustaka Al-Kautsar Penerbit Buku Islam Utama), 196-200.
¹º, W¸@<=·pH ¸@<=
¹º
27
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dr. H. Moch. Tolchah, M. Ag. pun diturunkan dengan lafazh sesuai dengan ragam bahasa tersebut tentang makna yang satu itu.Dan jika tidak ada perbedaan, maka AlQur’an hanya mendatangkan satu lafazh atau lebih saja. Menurut Abu Hatim As-Sijistani, bahwasanya Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Quraisy, Hudzail, Saqif, Hawazin, Kinanah, Tamim dan Yaman. Kedua, yang dimaksud dengan tujuh huruf adalah tujuh macam bahasa dari bahasa-bahasa Arab yang ada, yang mana dengannyalah Al-Qur’an diturunkan dengan pengertian bahwa kata-kata dalam AlQur’an secara keseluruhan tidak keluar dari ketujuh macam bahasa tadi, yaitu bahasa yang paling fasih di kalangan bangsa Arab, meskipun sebagian besarnya bahasa Quraisy. Menurut pengertian di atas tadi, sangatlah jelas, bahwa yang dimaksud tujuh huruf adalah tujuh huruf yang bertebaran di berbagai surat Al-Qur’an, bukan tujuh huruf yang berbeda dalam kata tetapi sama dalam makna. Ketiga, sebagian ulama menyebutkan, yang dimaksud dengan tujuh huruf adalah tujuh segi, yaitu: amr (perintah), nahyu (larangan), wa’d (ancaman), jadal (perdebatan), qashash (cerita) dan mastsal (perumpamaan). Atau amr, nahyu, halal, haram, muhkam, mutasyabih dan amstsal. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud , Rasulullah bersabda:5 Kitab umat terdahulu dari satu pintu dan dengan satu huruf. Sedang Al-Qur’an diturunkan melalui tujuh pintu dan dengan tujuh huruf, yaitu; zajr (larangan), amr, halal, haram, muhkam, mutasyabih dan amtsal.
Keempat, segolongan ulama berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan tujuh huruf adalah tujuh macam hal yang di dalamnya terjadi ikhtilaf (perbedaan), yaitu: 1. Iktilaful asma’(perbedaan kata benda): dalam bentuk mufrad mudzakkar dan cabang-cabangnya, seperti tatsniyah, jamak dan ta’nits. Misalnya firman Allah dalam surat Al-Mukmin 8:
5
Ibid., 198.
28 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4 ,/ C ссссссс// > £ 3 F Gs J51 W h ), )3 ( , M :CH> ,¢ E ¡ h:= 4'I ,¤ 1<= % ;. ? ) I ? 7 ¥ .',? sC> h
2 1 1' iz +¡; h:h,0 'C?9i h
¬ C> ссссссс £ ) C > l¢ +(;h ), 0 ' ) C( 9 s I' >p1 ? 1¬ )¥ ' ? , '¤ > 1 ? h h
2 ciz :, ' ? h^
(), I )( ¡ h C >
i ] 3 g ] s l 51 W ch = ] ^k 0> / ссссссс// p .?, ' ? ссссссс// x ? l 0j h :ссссссс// ;LH 'ссссссс 2= . ссссссс// s' ? ,pC^<H §^ _¦ ссссссс 3 ссссссс// _ k- ] §^ cA ] H ,pC^<H ссссссс _¦ 2 g ©k-o h :p¨ l / `CG .c1< ? LH ? 2 ?] ;) ¤ =s l 51. W C> ¢ ch s =¡^h :k, 0' > ?i h
(), I )3( , '' x 0 j < h> ; ' ? ¥ ' C >
£ h
2 z i ¯: <2H < ;<0>< <
`CG t) «p1< ª _ k- 2 ©k-o ¨ cA H ,pC^<H §^ _¦ ®¯: §^ <2H < Studi c1< <
;) t) «p1< Aneka Al-Qur’an ©k-o ¨ cA H ,pC^<H Pengkajian _¦ ;<0>< 3 ª g §^ `CG C^<H ,. _¦ ] H §^_¦ ¨ ] `CG l I ) ,pC^<H ¡©k-o :hk-
L2H 2 =
cA ' ¤ > £ 0C j> <h> ¢ h_ ; ' 2 . s ' ? ¥x C z h : , ' ? h ( ) , ( ссссссс i ,pC^<H ссссссс k- 2 ©k-o `CG ¨i cA H ссссссс t) «p1< ª t) _ «p1< ссссссс// ª 3 §^_¦ ссссссс `CG ª t)I 7 «p1< ¥ `CG 3 %;h 3 ³ I % I `CGt)«p1<ª 7 I
2 'iz h: 12¬, 'dibaca ?, i hI , ) )( £ I ¢ 2I °\ hC> bentuk (dengan )¤ °
C\ C9> 2> 1 ? I² '+
20 CWo C 9 sC>' ??²1¬
k³ , I ±;h p ;h > ± ссссссс s
Wo ¡?
> 1 ) dan ª
k p `CG t)jamak «p1< ссссссс ссссссс ссссссс// 3 % ссссссс 7 bentuk Sedang 3 % + 3 ' cA ,pC^<H H s 7 0 2 k- % 7 I dibaca C> % §^ _¦ 1¬ссссссс// > 1 ) rasmnya ссссссс , Iссссссс sC> >ссссссс 1C> )' pula ) ?mufrad. '+ 1¬0 C9,s _ ?;h 1¬dengan C9, I©k-o > 1¨ huruf 7 dalam ?;h 3 3 ) +;h 0 C 9 s % ' ?7 1¬ , I I > 1 C> kemungkinan c1< +;h ;<0>< 0 C 9<
s C>' t) ?«p1< 1¬ itu ,ª >karena 1 ) p. yang kedua qira’at _k- ©k-o mushaf ¨ <
cA ,pC^<H §^ _¦ ;) `CG ,. ®¯: adalah H <2H < \ `CG ;) <`CG 2 c1< ;<0>< p. \ ссссссс ссссссс ссссссс _k- 2©k-o ¨alif cA yang H,pC^<H (sukun). Tetapi §^_¦ tidak adanya mati kesimpulan akhir dari ссссс ссссссс ссссссс ссссссс `CG ссссс t);<0>< «p1< ª ссссссс ,. ®¯: <2H < `CG c1< <
;)% ссссссс ;) <®¯: `CG c1< ;<0>< <
bentuk <2H < `CG c1< ;<0>< <
;) 7
Sebab <2H qira’at itu adalah sama. bacaan dalam `CG c1< 3 ª macam I °\ h?I ²
k ± 2 pI + pC`CG t) C>«p1< I ° \kedua I I I <´µ <
³ ;h ? ²
k ± 2 2 Wo ;h 0 9 s '
? 1 ¬ , > 1 ,. ®¯: < ;<0>< <
;) ;)
Wo 2 ссссссс <´µ<
ссссссс ,.®¯: <2H istighraq <`CG c1<;<0>< )<
ссссссс jamak dimaksudkan untuk arti (mencakupi) yang ссссссс 3 % 7 I I I ссссссс dengan untuk ссссссс ²
k ±2 pI I ° \
menunjukkan Wo I C>
k' ± + 2 ;h 0IC 9I;h s > 1 Wo ссссссс 7
bacaan % °, \ mufrad 3 ссссссс ) I 2 ?21 ¬ psedang ³;h ?I ²
k ±2 ³ p °+\ jenis-jenisnya, ?;h ²
0 Wo 2s > 1 C 9 C> '
? 1 ¬ , ) I I I ³ ;h ;h p pI I °° \\ Wo 2 dimaksudkan untuk jenis yang I²²
\ kk ±±22 jenis-jenisnya, ³menunjukkan ??p.
Wo ¶¯> < `CGc1<;<0><<
;) 2 p.\ ,.®¯:<2H ¶¯> ссссссс sedang bacaan dengan bentuk mufrad dimaksudkan untuk jenis ссссс ссссссс p. \ <´µ < <
;) <´µ < ³ ссссссс ;h ? I ²
ссссс 2p.\\ Wo p.
banyak k ±2 amanat amanatyang <´µ <
mengandung pI I ° \
yang bermacam-macam ссссссс <´µjumlahnya. <
ссссс ссссс pI I ° \
<´µ <
ссссс ± 2 2 ³ ;h ? I ²<´µ ³ k <
Wo
¶¯>
k ±¶¯> I ° \
¶¯> I I ;h ? ² 2 p Wo
2 <´µ<
<´µ<
p.\ ¹º ¶¯> , W¸@<=·pH 31) (Yusuf: Jumhur membacanya dengan ¶¯> ссссс berfungsi <´µ p. \ p. \ bahasa penduduk Hijaz, <´µ <´µ<
¶¯> ¸@<= <´µ <´µ membacanya 1 5 k C » . 0 j ºW¸@<=·pH ¶¯> ¹º ¹, ¶¯> seperti ¶¯> . Juga Tamim, karena mereka ¹º tidak mengfungsikan ¹º , W ¸@<= ·pH ¹º, W¸@<=·pH ¶¯> ¹º ¶¯> ¹º, W¸@<= ·pH <´µ seperti 37. ¸@<= ссссссс dalam ¶¯> Al-Baqarah: ¶¯> firman-Nya: . g ¹º W ·pH , ¸@<= ¹º , W ¸@<= ·pH ¸@<= k? I g ¸@<= 15 3. kC »Perbedaan . ¹ . ¶¯> ¹ g
. . k? k? k? k? k? k? k? . . k? kC . k? kC . . . . Dr. H. Moch. Tolchah, M. Ag. . k? . . . . . ссссссс kC . 4. Perbedaan dalam taqdim (mendahulukan) dan ta’khir (meng. . ссссссс k? . ¼'oH k? k? . . ¼'o H akhirkan), baik terjadi pada huruf seperti firman-Nya: k? k? k? kC k? kC ссссссс k? kC kC kC ¶½oH (At kC (Ar-Ra’ad: 31), maupun di dalam kata seperti: . kC . ¼ kC H ¶½oH 'o . . ссссссс . . di mana yang pertama dibaca ссссссс Taubah: 111) dalam bentuk aktif, . ссссссс ссссссс . ссссссс 'oH dan yang kedua dibaca dalam bentuk pasif, juga dibaca ссссссс ссссссс ссссссс ¼dengan ¼'oH ¶½oH ссссссс ссссссс sebaliknya, yaitu: yang pertama dijadikan bentuk dan
¿À 'o ¾' t)¤1<2 ¼ ¼'oyang H 'o¼H H¸¤C><pasif ¼'oH H ¼'o 'oH
¿À¾'¸¤C>< t)¤1<2 kedua dibaca dalam bentuk aktif. ссссссс ¼ £h5.>< WC>Á ¶½o H ¶½oH WC>Á 5. Perbedaan dalam segi ibdal (penggantian), baik penggantian huruf £h5.>< ¶½o HH ¶½oH ¶½o ¶½oH £h5U< ¶½o h6Á ссссссс ¶½o H159) ссссссс (Al-Baqarah: dengan huruf, seperti
¿À H ¤1<2 ¾'¸¤C>< t) £h5U< h6Á ссссссс ссссссс ссссссс ссссссс @h }.tetapi ÂY juga ссссссс yang dibaca dengan huruf za’dan mendhamahkan nun, ссссссс ¾'¸¤C>< £h5.>< WC>Á ¾'¸¤C><t)¤1<2
¿À @h} . ÂY
¿À Y t)meng¤1<2 dibaca dengan huruf ra’ dan menfathakan nun. Maupun @h}. F t)
¿À ¾'¸¤C><t)¤1<2 ¾' ¸¤C>< t) ¤1<2
¿À¾'¸¤C><t)¤1<2
¿À
¿À ¾' ¸¤C>< ¾' ¤1<2 ¤1<2
¿À ¸¤C>< t)@h}. £h5U< h6Á £h5.>< WC>Á £h5.>< WC>Á FY gantikan lafazh dengan lafazh, seperti firman-Nya:
¿À ¾' ¸¤C>< t) ¤1<2 ссссссс £h5.>< WC>Á (Al-Qari’ah: £h5.><WC>Á5) Ibnu Mas’ud dan £h5.>< WC>Á £h5.>< WC>Á £h5.>< WC>Á membacanya WC>Á ссссссс @h}.ÂY £h5U<h6Álain-lain £h5U< dengan h6Á £h5.>< £h5U< h6Á penggantian ini terjadi pada sedikit £h5U<h6Á . Terkadang £h5U< h6Á 1\< p Ãe > k?2 £h5U< h6Á £h5U< h6Á @h}. ÂY @h}. FY¹.^ @h}.ÂY £h5U< h6Á 1\< .p Ãe ¹.^ >. k?2 . @hW } ÂY @h}.ÂY @h ÂY perbedaan makhraj atau tempat keluar seperti: @h .} huruf, ÂY @h @h} } ÂY @h}. F Y }ссссссс . @h}. ÂYFY W @h}. @h}.FY 29), dibaca 1\< @h}. karena p makhraj W ссссссс (Al-Waqi’ah: dengan @h}. FYF Y @h}. Y FY ссссссс @h}. FFY termasuk ссссссс 1\< p 1\k?2 ссссссс ссссссс ha’dan ‘ain itu sama keduanya huruf ссссссс <Ä2 x< halaq. <k?2 1\<p WÃe <Ä2 x<> k?2 1\<pÃe¹.^>k?2 1\< p Ãe ¹.^ > k?2 1\< p Ãe ¹.^ >k?2 W k?2 1\< p Ãe > 2 (AtDalam penambahan misalnya: ¹.^ p Ãe W 1\< 1\< p W¹.^>k?2 W W W W 1\<pW W 2. Taubah: 100), dibaca dengan tambahan yaitu: 1\< W W p <Ä2x<<
ссссссс 7. Perbedaan lahjah dengan pembacaan tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis), fathah dan imalah, izhar dan idgham, hamzah dan tas-hil, Çhy Æok :
È 30
Çhy <É6<ÉG
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
<Ä2 <Ä2x< x<Å< Å<
<Ä2x<Å<
Aneka Pengkajian Studi Al-Qur’an
ссссссс ссссссс Çhy Æo k ÇhyÆok ::
ссссссс ссссссс <Ä2 ссссссс <Ä2 x<x< Å<Å<
mengimalahkan dan Çhy . Membaca taqriq huruf Çhykata È Çhy È <É6 <ÉGra’ G <É6 <É
<É <É6 <É6 G <ÉGhuruf lam dalam kata Ê&Ë>< dalam <É6<ÉG , menafkhimkan Ê&Ë><, Çhy Çhy Ê&Ë><
Ê&Ë>< ÂHk k (meringankan) <É6 <ÉG <É6 <ÉÊ&Ë>< G huruf hamzah dalam ayat: mentas-hilkan ÂH
k ÂH kÂHdengan ÂHk (Al-Muminun: 1), Ê&Ë>< huruf ghain didhamahkan bersama =>< Í'ÌÌ22 Ê&Ë>< =>< Í'
Í' =>< Í'Ì2 <Ä2x<Å< < ссссссс =>< Í'ayat: Ì2 ÂH kasrah dalam k ÂH k Ì2 (Hud: 44) dan seterusnya. ссссссс ссссссс ' <h5Ì 'T'?<`CG ;¦0><c1< ссссссс ссссссс ссссссс
ada ' <h5Ì '?bahwa <`CG ;¦0>< c1< =>< Í' Ì2 berpendapat =>< Í' Ì;¦0>< 2'T 8. Sebagai ulama yang bilangan tujuh itu c1< ' <h5Ì 'T '? < `CG c1< ' <h5Ì 'T '? < `CG ;¦0>< ссссссс 'T'?<`CG ;¦0>< c1<
Çhy Æo k : tidak bisa diartikan secara harfiah, tetapi angka tujuh tersebut ссссссс ссссссс ссссссс ссссссс ссссссс t-C: x< ¢-pT -U< Ê-5:) ,-. -Co ? ¹<=<0>< ссссссс hanya sebagai simbol kesempurnaan menurut kebiasaan orang ' t-C: <h5Ì x< 'T '? < `CG ;¦0>< c1< È t-C: x< ¢-pT ¹<=<0>< -U<Ê-5:),-.-Co?¹<=<0>< ' <h5Ì 'T '? < `CG ,-. ;¦0>< c1< ¢-pT -U< Ê-5:) -Co ? Arab. Dengan demikian maka kata tujuh adalah isyarat bahwa ¹<=<0>< -C: x< ¢-pT -U< Ê-5:) ,-. -Co ? -U<Ê-5:),-.-Co?¹<=<0>< 65><2 TlÑ><2~<2¹GÏÐ<2Î<XH&p<2 ссссссс ссссссс 65><2 Al-Qur’an TlÑ><2 ~<2 ¹GÏÐ<2 dan Î< X H&p<2 bahasa dan susunan merupakan batas sumber utama Çhy 65><2 TlÑ><2 ~<2 ¹GÏÐ<2 XH&p<2 65><2 TlÑ><2 ~<2 ,-. ¹GÏÐ<2 Î< W- XÎ< H&p<2 7 W< Æ-' ©É-Ì2 c< ` '
perkataan orang Arab yang telah mencapai puncak :x<¢-pT-U< 7 W Æ-' W- ©É-Ì2 c< `'
7<`'
<É6<Éh<2 G 7 -' W- ©É-Ì2 c< ` '
h<2 kesempurnaan c< `'
W <2 ~<2 ¹GÏÐ<2 Î< Xtertinggi. H&p<2 Òl<
><2TlÑ><2~<2¹GÏÐ<2Î<XH&p<2 Òl< Òl< Òl< Ê&Ë>< 9. Ada juga berpendapat, yang dimaksud dengan tujuh < `'
7 `'
h<2 W- W- ©É-Ì2 c< W < Í' Ì 2 bahwa merujuk kepada hadits. Di antaranya hadits Abu Hurairah ссссссс ссссссс ссссссс Wo Äссссссс <¸ hg o g o 6 ¹kÓ ¢'Ô< Wo Ä < ¸ h yang mengatakan: g ссссссс Wo Ä<¸ ¹kÓ h o Wo Ä<¸ hg o Wo Ä<¸ hg o ¢'Ô< ссссссс '<h5Ì 'T '? `CG;¦0>< c1< g < g < g g ссссссс Wo Ä<¸ hg o '< W Õ Wo Ä < ¸ h o ' < W Õ < g Wo Ä < ¸ h o g g Wo <¸hW Wo Ä< Ä<' Õ g < W < ¸ hg o< W < Wo Ä<¸ hg o ' oÕ Atas Wo Ä<¸ hg o ссссссс Pendapat '< Õ C. Analisis Tarjih Macam-Macam Tujuh Huruf Ê-5:) ,-. -Co ? ¹<=<0>< ссссссс -U< t-C: x< ¢-pT g ссссссс Wo Pendapat Ä<¸ hg o ' < W Õ < g terkuat dari semua pendapat tersebut adalah peng ссссссс g g g g g g ссссссс Wo Ä<¸ ho ' g < W Õ < hurf ' 0 yang pl<ссссссс ×< Ö< 1k
< ' 0 p l < ×< 1 k
< Ö< g g g dapat pertama, yang mengatakan bahwa tujuh dimaksud 65><2 TlÑ><2 ~<2 XH&p<2 g <Ö< 1k
<¹GÏÐ<2Î< 0 1pkl
< ×< g g ' 0 p lg <Ö< ×< ' 0 p lg Arab Ö< ссссссс ссссссс adalah tujuh macam bahasa dari bahasa-bahasa dalam ' < ×< ссссссс 7 W- g h<2 1k
< g ссссссс 7 7 Ë>< `g '
ссссссс 7 7 g Æ-' ©É-Ì2 c
Dr. H. Moch. Tolchah, M. Ag. halumma, ‘ajala dan asra’a. Lafazh-lafazh yang berbeda ini digunakan untuk menunjuk pada satu makna. Ibnu Abdil Barr menisbatkan pendapat ini kepada sebagian besar ulama. Bahawa dalil ini ialah apa yang terdapat dalam Al-hadits Abu Bakrah yang menyebutkan, bahwasanya Jibril Berkata, “Hai Muhammad, bacalah Al-Qur’an dengan satu huruf” lalu Mikail berkata, “Tambahkanlah”. Jibril berkata lagi, “Dengan dua huruf”. Jibril terus menambahnya sehingga sampai dengan enam atau tujuh huruf.Jibril terus menambahnya hingga sampai dengan enam atau tujuh huruf. Lalu ia berkata, “Semua itu obat penawar yang memadai, selama ayat adzab tidak ditutup dengan ayat rahmat, dan ayat rahmat tidak ditutup dengan ayat adzab. Seperti kata-kata: halumma, ta’ala, aqbil, idzhab, asra’a dan ‘ajala.7 Berkata Ibnu Abdil Barr, “Maksud hadits ini hanyalah sebagai contoh mengenai huruf-huruf yang dengannya Al-Qur’an diturunkan. Ketujuh huruf itu mempunyai makna yang sama pengertiannya, tetapi berbeda bunyi ucapannya. Dan tidak satu pun di antaranya yang mempunyai makna atau sisi-sisi yang saling berlawanan, seperti rahmat yang merupakan lawan dari adzab.8 Sedangkan pendapat yang mendekati kebenaran adalah pendapat yang dipilih oleh Imam Az-Zarqani dalam kitabnya Manahilul Irfan.Ia memperkuat dengan alas an-alasan sebagai berikut:9 1. Pendapat ini didukung oleh hadits-hadits. 2. Pendapat ini berpegang pada teori penyelidikan yang detail terhadap qira’at dan sumbernya, yaitu tentang huruf yang tujuh. 3. Tidak ada bantahan terhadap pendapat ini.
7
Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu..., 201.
8
Ibid., 201.
9
Ash-Shaabuuny, Studi Ilmu Al-Qur’an..., 201.
32 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
<Ä2x<Å<
Aneka Pengkajian Studi Al-Qur’an
ссссссс ÇhyÆok:
È
D. Sejarah Timbulnya Qira’ah Tujuh, Qira’ah 10, dan Qira’ah Çhy 14
<É6<ÉG (AlSecara etimologis, qira’at artinya bacaan atau pembacaan Qur’an).10 Namun pada dasarnya qira’at merupakan term qira’at Ê&Ë>< seakar dengan term Al-Qur’an, yaitu akar kata dari kata qar’a yang ÂH k berarti tala (membaca).Term qara’a merupakan bentuk masdhar (verbal noun) dari kata qara’a, yang artinya bacaan.11 =><Í'Ì2
Sedangkan secara terminologis, terdapat berbagai ungkapan ссссссс atau redaksi yang dikemukakan oleh para ulama sehubungan dengan pengertian ini. Al-Dimyathi sebagaimana oleh Dr. c1< Hadi al-Fadli, mengemukakan definisi qira’at sebagaimana berikut:12
ссссссс t-C:x<¢-pT-U<Ê-5:),-.-Co?¹<=<0>< 65><2TlÑ><2~<2¹GÏÐ<2Î<XH&p<2 Æ-'W-©É-Ì2c<`'
7 W
Qira’at itu sebuah ilmu untuk mengetahui cara pengucapan lafallafal al-Qur’an, baik yang disepakati maupun yang diikhtilafkanolah ¢'Ô<¹kÓ para ahli qira’at, seperti hafzh (membuang huruf), isbat (menetapkan sukun), fashl huruf), tahrik (memeberi harakat), taskin (member tanda ссссссс (memisahkan huruf), washl (menyambung huruf), ibdal (mengganti huruf atau lafaz tertentu), dan lain-lain yang diperolehkan Wo Ä<¸ hg omelalui indera pendengaran.
Selain itu, qira’at merupakan cabang ilmu dalam Ulum g < W alWo Ä<¸ hg o '< Õ Qur’an.Ilmu ini tidak banyak dikaji kecuali kalangan akademik. Hal ini terjadi dikarenakan antara lain karena ilmu qira’at in tidak mempelajari masalah-masalah yang berkaitan langsung dengan ссссссс 10 11
12
g g 1k
< ' 0 p lg <Ö< ×< Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer (Arloka Surabaya), 645. Rasail ссссссс Media Group, Mohammad Nor Ichwan, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an (Semarang, g 7 7 g g g 2008), 201. (D2`(22Ù lÎ@Ø k' Ibid., 201-202. ссссссс @.oW6Ì<ÉY<<
33
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ссссссс
Dr. H. Moch. Tolchah, M. Ag. kehidupan manusia seperti masalah halal-haram atau hukum-hukum tertentu dalam kehidupan. Dalam istilah keilmuan, qira’a adalah salah satu mazhab pembacaan Al-Qur’an yang dipakai oleh salah seorang imam qurra sebagai suatu mazhab yang berbeda.Qira’at ini didasarkan kepada sanad-sanad yag bersambung kepada Rasulullah SAW. Periode Qurra’ yang mengajarkan bacaan Al-Qur’an kepada orang-orang menurut cara mereka masing-masing adalah dengan berpedoman kepada masa para sahabat. Di antara para sahabat yang terkenal mengajarkan qira’at ialah Ubay, Ali, Zaid bin Tsabit, Ibnu Mas’ud, Abu Musa AlAsy’ari dan lain-lain.13 Dari mereka kebanyakan para sahabat berpedoman kepada Rasulullah SAW. Sampai dengan datangnya masa tabi’in pada permulaan abad ke-2 H. selanjutnya, timbul golongangolongan yang sangat memperhatikan tanda baca secara sempurna manakala diperlukan dan mereka menjadikan sebagai satu cabang dari ilmu sebagaimana halnya ilmu-ilmu syari’at yang lain.14 Sedangkan orang-orang yang belajar qira’at pada masa itu, meriwayatkannya dengan menyebutkan sanadnya dan sering menghafalkan qira’at yang diriwayatkan oleh dari guru.Penghafalan dan periwayatan seperti ini memang sesuai untuk masa itu, karena tulisan yang digunakan pada waktu itu adalah tulisan kufi.15 Dalam tulisan ini satu kata dapat dibaca dengan beberapa cara. Oleh karena itu, harus belajar langsung pada guru, kemudian menghafalkan dan meriwayatkannya. Pada masa khalifah Utsman mengirimkan mashahif ke pelosok negeri yang dikuasai Islam, beliau menyertakan orang yang sesuai qira'atnya dengan mashahif tersebut.Qira’at ini berbeda satu dengan lainnya karena mereka mengambilnya dari sahabat yang berbeda
13
Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu..., 211.
14
Ash-Shaabuuny, Studi Ilmu Al-Qur’an..., 374-375.
15
Allamah dan Abu Abdullah Az-Zanjani, Mengungkap Rahasia Al-Qur’an (Bandung: Mizan Pustaka), 225.
34 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Aneka Pengkajian Studi Al-Qur’an pula.Perbedaan ini berlanjut pada tingkat tabi’in di setiap daerah penyebaran.Demikian seterusnya sehingga sampai pada munculnya imam qurra’.Begitu banyaknya jenis qira’at sehingga seorang imam, Abu ‘Ubaid al-Qasim ibn Salam (w. 224 H) tergerak untuk menjadi orang pertama yang mengumpulkan berbagai qira’at dan menyusunnya dalam satu kitab.Menyusul kemudian ulama lainnya menyusun berbagai kitab qira'at dengan masing-masing metode penulisan dan ketegorisasinya. Demi kemudahan mengenali qira’at yang banyak itu, pengelompokan dan pembagian jenisnya adalah cara yang sering digunakan. Maka dari segi jumlah, ada tiga macam qira'at yang terkenal yaitu, qira'at sabah, ‘asyrah, dan arba’ asyrah. Sedangkan Ibn alJazari membaginya dari segi kaidah hadits dan kekuatan sanadnya. Namun demikian kedua pembagian ini saling terkait satu dengan lainnya. Paparan berikut membatasi penjelasan hanya pada asal-usul timbulnya beberapa peristilahan di atas, yaitu qira’at sab’ah, ‘asyrah, dan syadzah.
1. Qira’ah Sab’ah Pada dasawarsa pertama abad IV Hijrah, Abu Bakar Ahmad bin Musa al-’Abbas yang dikenal seorang ulama besar dari Baghdad yang pada permulaan tahun ke-300 H di Bagdad menghimpun tujuh sistem qira’at dari tujuh orang imam al-Harami (Makah dan Madinah), kufah Bashrah dan Syam, yang semuanya terkenal sebagai para Imam terpercaya, jujur dan ahli dibidang ilmu qira’at.16 Penghimpun yang dilakukan oleh Imam besar bersifat kebetulan, sebab diluar mereka ada ahli qira’at yang lebih berbobot dan jumlahnyapun tidak sedikit. Namun Abu Bakar Ahmad bin Musa al-’Abbas pernah dikecam atas tuduhan bahwa ia telah mengakibatkan dipandang telah mengaburkan persoalan dengan meresahkan orang-orang yang berpandangan picik bahwa qira’at ini adalah tujuh huruf yang disebut dalam al-
16
Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Firdaus Jakarta, 1990), 349.
35 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dr. H. Moch. Tolchah, M. Ag. hadits. Karena istilah tujuh system qira’at tidak dikenal di negerinegeri Islam ketiaka para ulama mulai menciptkan system qira’at. Para ahli qira’at terdahulu, seperti Abu ‘Ubaidah al-Qasim bin Salam, Abu Ja’farat at-Thabari dan Abu Hatim as-Sajistani17, dalam kitabnya masing-masing menyebut jumlah system qira’at jauh lebih banyak daripada hanya sekedar tujuh system. Istilah qira’at sab’ah di zaman Abu al-Abbas memang belum populer.Tetapi bukan berarti tidak ada.Qira’at ini sesungguhnya telah akrab di dunia akademis sejak abad II Hijrah. Yang membuat tidak atau belum memasyarakatnya qira’at tersebut adalah karena kecenderungan ulama-ulama saat itu hanya memasyarakatkan satu jenis qira’at saja dengan mengabaikan qira’at yang lain, baik yang tidak benar maupun dianggap benar. Istilah tujuh sisten qira’at baru dikenal orang pada tahun ke200 H, yaitu setelah banyak orang di negeri-negeri Islam menerima baik system qira’at dari beberapa Imam dengan menerimanya dari Imam-iama yang lainnya. Ibn Mujahidlah, dengan tantangan yang dihadapinya, melakukan terobosan dengan mengumpulkan tujuh jenis qira’at yang mempunyai sanad bersambung kepada sahabat Rasulullah terkemuka. Mereka adalah:18 a. Abdullah ibn Katsir al-Dariy dari Makah (w. 120 H) b. Nafi’ ibn Abd al-Rahman ibn Abu Nu’aim, dari Madinah (w. 169 H) c. Abdullah al-Yashsibiyn atau Abu ‘Amir al-Dimasyqi dari Syam (w. 118 H) d. Zabban ibn al-‘Ala bin ‘Ammar atau Abu Amr dari Bashrah (w. 154 H) e. Ibn Ishaq al-Hadrami atau Ya’qub dari Bashrah (w. 205 H)
17
Ibid., 350.
18
Ibid., 350-351.
36 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Aneka Pengkajian Studi Al-Qur’an f. Ibn Habib al-Zayyat atau Hamzah dari Kufah (w. 188 H) g. Ibn Abi al-Najud al-Asadly atau ‘Ashim dari Kufah (w. 127) Ketika itu Ibn Mujahid menghimpun qira’at-qira’at mereka, ia menandakan nama Ya’qub untuk digantikan posisinya dengan alKisai dari Kufah (w. 182 H). Pergantian ini memberi kesan bahwa ia menganggap cukup Abu ‘Amr yang mewakili Bashrah. Sehingga untuk Kufah, ia menetapkan tiga nama yaitu, Hamzah, ‘Ashim dan al-Kisai. Meskipun di luar tujuh imam di atas masih banyak nama lainnya, namun kemasyhuran tujuh imam tersebut semakin luas setelah Ibn Mujahid secara khusus membukukan qira’aibt-qira’at mereka.
2. Qira’ah ‘Asyrah Selain tujuh qira’at di atas yang ditetapkan Ibn Mujahid, masih ada tiga qira’at lagi yang qira’atnya, sesuai persyaratan yang ditetapkan, masih bisa diterima.Karena itu kemudian dikenal pula istilah qira’at ‘asyrah. Tiga tambahan itu adalah:19 a. Qira’at Ya’qub (yang digeser oleh Ibn Mujahid dari qira’at sab’ah untuk diganti dengan al Kisai). b. Qira’at Khalaf ibn Hisyam (w. 229). Beliau belajar ilmu qira’at kepada Sulaiman bin ‘Isa bin Hamzah bin Habib az-Zayyat. c. Qira’at Yazid ibn al-Qa’qa’ yang masyhur disebut Abu Ja’far (w. 130 H). Beliau berguru kepada Abdullah bin Abbas, Abu Hurairah dan Ubay bin Ka’ab. Untuk diterimanya qira’at para ulama menetapkan kriteriakriteria sebagai berikut: a. Mutawatir yaitu yang diriwayatkan oleh sekelompok orag banyak dari orang banyak, dan mereka tidak mungkin sepakat untuk berdusta. Adapun qira’at yang tergolong mutawatir, yaitu qira’at
19
As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu..., 352.
37 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dr. H. Moch. Tolchah, M. Ag. sab’at (qira’ah tujuh) dengan para Imam qira’atnya yang berjumlah tujuh orang, yaitu: Nafi’, Ibn Kasir, Abu ‘Amr, Ibn ‘Amir, ‘Ashim, Hamzah, dan al-Kisa’i.20 b. Sesuai dengan kaidah bahasa Arab c. Sesuai dengan tulisan (rasm) mushhaf utsmani d. Mempunyai sanad yang shahih Isnad para ahi Hadits mempunyai pengaruh yang jelas di dalam masalah asal-usul system qira’at.Sama halnya dengan para ulama hukum syara’ dan tafsir yang boleh menarik kesimpulan hanya berdasarkan hadits-hadits yang berisnad shahih. Karena itu dalam sumber isnad terdapat terulang-ulang nama parasahabat Nabi yang menjadi pangkal berita-berita Hadits yang menegenai berbagai persoalan. Dengan ini sudah jelas, bahwa penetapkan hukum syara’, ulama beristinbath kepada riwayat-riwayat yang bersanad shahih, begitu pula dalam penerimaan qira’at,sehingga sistem qira’at bisa diterima oleh orang banyak.
3. Qira’at Arba’ Asharah Qira’at Arba’ Asharah merupakan tambahan dari empat qira’at yang disandarkan kepada al-Hasan al-Basri, Ibn Muhasyin, Yahya al-Yazidi, dan ash-Shanbudhi.
4. Qira’ah Syadz Qira’at Syadz adalah qira’at yang sanadnya tidak shahih.Yakni tidak memenuhi persyaratan yang diminta untuk keabsahan sebuah qira’at. Misalnya: tidak mutawatir, atau tidak sesuai dengan kaidah bahasa Arab, atau tidak sesuai dengan tulisan Musyhaf Utsmani. Jika diperhatikan tiga rukun pertama di atas, maka besar kemungkinan dapat diketahui bahwa qira’at syadzah muncul pada masa pemerintahan khalifah Utsman ibn ‘Affan ketika al-Qur’an telah 20
Ichwan, Studi Ilmu-ilmu...,213.
38 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Aneka Pengkajian Studi Al-Qur’an dikodifikasikan dan adanya perintah untuk membakar semua tulisan yang al-Qur’an selain yang dibentuk Utsman bin ‘Affan. Peristiwa tersebut merupakan batas yang membedakan dan menentukan antara qira’at shahih dengan qira’at syadzah.Oleh sebab itu persesuaian antara satu qira’at dengan rasm Utsmani merupakan salah satu syarat shahihnya qira’at tersebut. Di samping Mutawatir dan syadz, juga terdapat jenis qira’at lain yang dikenal di dalam dunia ilmu Al-Qur’an. Yakni:21 1. Masyhur Qira’at Masyhur adalah qira’at yang sanadnya shahih karena diriwayatkan oleh tokoh adil, dhabit (mempunyai ketelitian tulisan atau hafalan yang baik), sesuai dengan kaidah bahasa Arab dan sesuai dengan tulisan Mushaf Utsman.Misalnya qira’at yang diriwayatkan oleh satu dari tujuh qari’ terkemuka yang diiventarisasi Ibnu Mujahid, sementara tokoh-tokoh qari’ lainnya tidak meriwayatkan qari’at tersebut. 2. Shahih Sanad Qira’at macam ini sanadnya sahih, tetapi tidak sama dengan tulisan Musyhaf Utsman atau tidak seterkenal Qari’at Masyhur dan Mutawatir. Qira’at yang disebut terakhir ini tidak boleh dibaca dan tidak wajib diyakini kebenarannya. 3. Maudhu’ Qira’at ini hanya dinisbatkan kepada orang yang mengucapkannya tanpa usul-usl sama sekali. Misalnya qira’at yang dikumpulkan oleh Muhammad bin Ja’far al-Khuza’I dan ia mengatakannya bersumber dari Abu Hanifah, padahal bukan. Dr. Muhammad Salim Muhaisin, dalam kitab Fi Rihabi alQur’an, berpendapat bahwa batas yang membedakan dan menentukan
21
Marzuki, Pengantar Ulum Al-Qur’an..., 108-109.
39 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dr. H. Moch. Tolchah, M. Ag. antara qira’at shahih dan qira’at syadzah adalah pemeriksaan Jibril yang terakhir terhadap qira’at al-Qur’an Nabi Muhammad SAW pada tahun wafatnya beliau. Dalam pemeriksaan terakhir ini, sebagian qira’at dinasakh, dan inilah yang dianggap kemudian sebagai syadzah. Adapun dari segi sanad, qira’at syadzah ada kemungkinan bersambung kepada Rasulullah.Demikian paparan singkat ini. Penelitian ulang mengenai bahasan ini, khususnya, dan disiplin qira’at, umumnya, adalah pekerjaan yang mungkin menjawab segala pertanyaan yang ada dan segala keraguan yang masih tersimpan dalam benak setiap muslim. Wallahu a’lam bi al shawab.
E. Sejarah Perkembangan Ahlul Qurra wal Huffadz dan LaguLagu Bacaan Al-Qur’an Ilmu qira’at adalah ilmu yang lahir pada masa yang sebelumnya tidak pernah disebut-sebut.Orang pertama menyusunnya adalah Abi Ubaid Al-QasimIbnu Sallam, Abu Hatim As-Sajistani, Abi Ja’far AtTabari dan Ismail Al-Qadi.22 Awal terpopulernya qari’at adalah qari’at sab’ah pada abad kedua hijriyah.Di Basrah orang membaca menurut qira’at Abi Amr dan Yaqub. Di Kufah menurut qira’at Hamzah dan Ashim sedangkan di Syam menurut qira’ah Ibnu Amir, di Mekah menurut qira’at Ibnu Katsir, dan di Madinah menurut qira’at Nafi’. Qira’at dibukukan pada akhir abad ketiga Hijriyah di Baghdad atas usaha Imam Mujahid Ibnu Musa Ibnu Abbas. Beliau membukukan qira’at yang tujuh hanya saja mencantumkan nama Al-Kisai dan tidak menyebut-nyebut nama Yaqub. Pada masa itu pula ada beberapa Qari’ yang dikenal oleh orang-orang Arab hingga sekarang.
1. Ibnu Amir Nama lengkapnya adalah Abdullah Al-Yahsubi, seorang qadi di Damaskus pada masa pemerintahan Walid Ibnu Abdul Malik. 22
Ash-Shaabuuny, Studi Ilmu Al-Qur’an..., 378.
40 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
<Ä2x<Å<
ссссссс ÇhyÆok:
Panggilannya adalah Abu Imran.Dia seorang tabi’in terkemuka, È bertemu dengan (belajar kepada) Wa-tsilah ibn al-Asqa’ dan anNu’man ibn Basyir. Dia mengambil qari’ah dari al-Mughirah ibn Abi Çhy Syihab al-Makhzumi dari Utsman ibn Affan dari Rasulullah SAW. <É6<ÉG Dikatakan, bahwa ia membaca dihadapan Utsman secara langsung. Dia wafat di Damaskus tahun 118 H. yang masyhur meriwayatkan Ê&Ë>< qari’ahnya adalah Hisyam dan Ibn Dzakwan, tetapi melalui murid ÂHk muridnya.23
=><Í'Ì2
2. Ibnu Katsir
ссссссс
Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Ibnu Katsir Ad-Dari '<h5Ì 'T '? `CG ;¦0><Ia c1< tahun 120 H. Adapun yang masyhur meriwayatkan darinya 65><2 TlÑ><2 ~<2 ¹GÏÐ<2Î< `'
7 W
Òl<
3. Ashim Al-Kuti
Nama lengkapnya adalah Ashim Ibnu Abi An-Nujud Al-Asadi. ссссссс Kata al-Najud al-Asadiy diambil dari ungkapan “
¢'Ô<¹kÓ”yang
berarti saya meratakan sebagian pakaian dengan sebagian lainnya. ссссссс Beliau disebut juga dengan Ibnu Bahladah. Panggilannya Wo Ä<¸ hg oadalah Abu Bakar. Ia seorang tabi’in yang wafat sekitar tahun 127-128 H. kedua perawinya adalah Syaubah yang wafat pada tahun 193 H di Kufah.
g < W Wo Ä<¸ hg o '< Õ
Semasa hidupnya, ia seorang qarra’ yang handal, memiliki kecermatan, kehandalan, kefashihan dan suara yang merdu dalam ссссссс membaca al-Qur’an. Dan beliau pernah membaca Ziir Ibn Hubaisy di g g g hadapan Ahdullah ibn Mas’ud di hadapan Rasulullah ' 0 pl<Ö<SAW. ×< 1k
<
23
ссссссс 7 7 g g g g (D2`(22ÙlÎ@Ø k'
Ichwan, Studi Ilmu-ilmu..., 220.
ссссссс @.oW6Ì<ÉY<<
41
ссссссс digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id <YÜ˹
Dr. H. Moch. Tolchah, M. Ag.
4. Abu Amr Nama lengkapnya adalah Abu Amar Zabban Ibnul Ala Ibnu Ammar Al-Bashari, seorang guru besar pada rawi. Disebut juga dengan nama Yahya. Menurut sebagian orang, nama Abu Amradalah nama panggilannya. Beliau wafat di Kufah pada tahun 154 H.Semasa hidupnya, beliau dikenal dengan kejujurannya dan kepercayaan dalam agamanya. Sedangkankan Kedua perawinya adalah Ad-Duri wafat pada tahun 246 H. dan As-Susi wafat pada tahun 261 H.
5. Hamzah Al-Kufi Nama lengkapnya adalah HamzahIbnu Habib Imarah Az-Zayyat Al-Fardhi At-Thaimi, seorang bekas hamba Ikrimah Ibnu Rabi AtThaimi. Dipanggil dengan Ibnu Imarah, wafat pada masa khalifah Abu Ja’far Al-Manshur tahun 156 H. Semasa hidupnya, beliau dikenal sangat handal tentang Kitabullah, menguasai dengan baik, menetahui berbagai kefardhuan dan kebahasaan serta hafidz di bidang hadits. Adapun perawinya adalah Khalaf, wafat tahun 299 H. dan Khallaad wafat tahun 220 H, dengan peantara Salim.24
6. Imam Nafi’ Nama lengkapnya adalah Abu Ruwaim Nabi (Ibnu Abdur Rahman Ibnu Abi Naim Al-Laitsi, asal dari Isfaham). Dengan kemangkatan Nafi’ berakhirlah kepemimpinan para qari’ di Madinah.Beliau wafat pada tahun 169 H. Yang masyhur meriwayatkannya antara lain Qalun dan Warasy. Qalun adalah Abu Musa Isa ibn Mina al-Nahwiy, diberi nama laqab karena keindahan qari’ahnya. Sebab kata “Qalun” pada mulanya berarti “yang indah” atau “yang baik”.Dia membaca dihadapan Nafi’ serta belajar secara khusus kepadanya.Dia wafat tahun 220 H.
24
Ash-Shaabuuny, Studi Ilmu Al-Qur’an..., 383.
42 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
<Ä2x<Å<< ÇhyÆok:
Aneka Pengkajian Studi Al-Qur’an ÂH Èk
=>< Í'Ì2 Çhy ссссссс Nama lengkapnya adalah <É6<É G Ali Ibnu Hamzah.Beliau diberi laqab al-Kisai, sewaktu '<h5Ì'Tdengan '?< `CGkarena ;¦0>< c1< ihram dia menggenakan baju. Dilain Ê&Ë>< sisi, beilau seorang Imam nahwu golongan Kufah dan satu-satunya ссссссс orang yang paling tahu tentang ÂH k al-Gharib serta paling pandai dalam x<¢-pT-U< Ê-5:) ,-. -Co ? ¹<=<0>< masalah qari’ah.Beliau wafat di Ranbawiyah, yaitu sebuah desa di ia =>< Í'Ìperjalanan 2 Negeri Ray ketika dalam ke Khurasan bersama Ar-Rasyid 2TlÑ><2~<2 ¹GÏÐ<2 Î< X H&p<2 7. Al-Kisai
pada tahun 189 H. Adapun perawinya adalah Abdul Harits yang wafat ссссссс W-©É-Ì2c< `'
7 242 W< Ketujuh para AhlulÒl< qurra’, memiliki sistem qiraa’t yang bisa ссссссс dipakai oleh orang-orang Arab-sekarang.Namun terdapat qira’at yang ссссссс <¢-pT-U<Ê-5:),-.-Co?¹<=<0>< sangat lemah bahkan sampai ¢'Ô< ¹kÓtertolak. Surat Al-Fatihah umpamanya qari’ membacanya seperti contoh di bawah ini: TlÑ><2~<2para ¹GÏÐ<2 Î<XH&p<2 ссссссс -©É-Ì2c< `'
7 W
Ichwan, Studi Ilmu-ilmu..., 225.
ссссссс Ü˹
43
ссссссс digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id <Wok´µ2H _'ÞË?Ý.'
È Wo Ä<¸ho Çhy <É6 Çhy<ÉG g <É6 <É G g Wo Ä<¸ ho '<W Õ< <É6<É GÊ&Ë>< Dr. H. Moch. Tolchah, M. Ag. Ê&Ë>< ÂHk Ê&Ë>< ссссссс ÂHk g g 1k
< ÂH =>< Í' Ì2 k 2. Pada ayat 6: , terdapat ikhtilaf pada kata “ash ' 0 p lg <Ö< ×< =><Í'Ì2 ссссссс =>< Í' Ì2 shirath”. Riwayat Qanbul pada bacaan Ibnu Katsir’ membaca ссссссс ссссссс g 7 7 g “shad” g dengan ' '? < `CG ;¦0>< c1< @Ø dua dari Imam Hamzah (khalaf ссссссс (D2`(22Ù lg Î dan <h5Ì k ''T riwayat “siin” c1< '<h5Ì 'T '? < `CG ;¦0>< dan Khalad) membaca “shad” dengan isymam, ссссссс '<h5Ì 'T'?<`CG;¦0>< c1< ссссссс @.o W6Ì <ÉY<< ikhtilaf dari ayat ini, diperlukan pengulangan tigakali; (1) bacaan t-C:x<¢-pT-U<Ê-5:),-.-Co?¹<=<0>< x<¢-pT -U< Ê-5:) ,-. -Co biasa, (2)t-C: mengganti dengan dan (3)membaca isymam. 65><2 “siin”, ~<2 ¹GÏÐ<2 ? Î<¹<=<0>< XH&p<2 TlÑ><2 ссссссс 65><2TlÑ><2~<2¹GÏÐ<2Î<XH&p<2 7 <YÜ˹<2 TlÑ><2 ~<2 dibaca ¹GÏÐ<2 H&p<2 dapat tersebut di Æ-' minimal W- ©É-Ì2 Ë><sebagaimana `'
Î< WX < ` '
ссссссс W <`'
W
2011/01/belajar-irama-seni-baca-al-quran-dengan.html, diterbitkan pada 11 Februari 2011.
28
Ibid.
44 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
@.oW6Ì<ÉY<< ссссссс <YÜ Ë ¹
: ' ? @ A 2 7 ссссссс 4. Allah dalam7 surat Al Muzzammil 9ayat : ;< = 0> : 2 , ' ? @ A2 B &' ссссссс B&' 9 :;<= 0> :2, ' ?@ A2 7 ссссссс/// B&' 9 :;<= 0>ссссссс///
:2, ' ?@ A2 ссссссс ссссссс/// 3 I ссссссс IS V < = ссссссс/// z I Titu 3 R ádari G seperdua â' á T; ссссссс Ä itu. W Dan z 6 , Al-Qur’an pà< Atau lebih bacalah dengan I H 4 É É G â' T ; Ä W z 6 H 4 , p à< = z T R S < 29 V á 3 á perlahan-lahan (Q.S Al-Muzammil: IS <4) É á Gâ' á T ;Ä Wz 6 H4, p I à< = z T R V ссссссс ссссссс 3 ссссссс R adalah bacalah IS V < 3 Al Maksud É á Gdari â' á Tsuroh ;Ä Al-Muzammil W ссссссс z 6 H 4tersebut ', T p I à< Î = z T R 3 I I S T> zà< = : < I à< Qur'an itu secara akan tetapi 3 merupakan R T> z = bagian :V < yangV tak tartil”, IS ' TÎ I I terpisahkan manusia makhluk yang berbudaya dari eksistensi
R T> z à< = :sebagai 'TÎ V < S ссссссс ссссссс yang memiliki cipta, rasa, dan karsa. Rasa yang melahirkan ссссссс 3 g 3 seni ] ] % I I g 3 I I > :-:Vf2<iãǤ ' T Î
R S T
z à< = ] ] % jnagham)
2æ æjåbagian G--ä Ë-merupakan -' --ä manusia i Ú j-(termasuk I Ñ2i ,Gkehidupan I å -AË-ссссссс
I I Ñ G S Æo k Î Wlc 1é x ;2 r Gä _
c % I bagian % I integral menjadi hidup manusia.Bahkan nagham ini telah _ r Gä k Î Wlc 1 x
ÑG S Æo tumbuh sejak lama.Ibnu Manzur menyatakanbahwa dua teori ada ссссссс ссссссс ссссссс tentang asal mula munculnya -.Al-Qur'an.Pertama, - IST ] -Iê I T 3 nagham > = -,IS ' 3 ? c 1 h
-I à
' ? c 1 h
% Al-Quran I I 3 nenek Æo k Î bangsa
Wl Arab.Kedua, c 1 x
r Gä ÑG S moyang dari nyanyian berasal ¸ W-
z-IêT z ] -Ià<= , -. R -IS] T > ' ] ? c 1 h
] I I ] I I I I T>
ä 2ÑR >2 R S budak-budak Wo ë Gkafir nagham terinspirasi ;h CGÑ'j ;h ìACGÑdari 'j hìnyanyian AX Wo h X H z HÑiz yang T ë Gä menjadi S ] I I I i 3 ] 3 3 3 ;hCGÑ'jìAtawanan hX Wo H Kedua ë Gä Ñ teori 2 R T > menegaskan bahwa perang. tersebut iz 2 S G ä îG pä 2 ссссссс 3 , C,!I í I ,í .lagu-lagu ( :)43, 2 : , 2 : = î p
2 ` . p 5 >
= , ( ) 4 C ! 2 2 : = î p
2 ` . p 5 >
= î p
, . , i i khazanah 3 (tentu I I Arab berasal 3 saja berbau 3 - I ê dari 2: Al-Qur'an , GR ä ' ? cI 1 p] 5 >z ] = -îI à< p=] , ,.- .tradisional ( )43 ,2 -
: = z î p 2 T` . í-S T> I h
C !-2¸i, 2 W ï. k .2?ïW . ò <=;h , h.0 X ñ ð > 2 ïx k .?,W .ò C >h 0X ð >;h 2 ïx
] Al-Qur’an ] I I g (CV ] RI Al-‘Aliyy, I dan Terjemahnya Penerbit Diponegoro, Departemen Negara 3 g 3 I 2ï. k .?W ò, .<;h =;h CGÑh'j0!ì AC > X h ñ ð> 2 ïx Hiz T > o
(\ ë ô ) o() g 3 3 3 I 2 :ô CIó ! >\ 2 ссссссс ссссссс ] g I g I 45 2 ï. k .?W = ;h ò , ссссссс . < 0 !¸ >F
'X õ¸ ;h x digilib.uinsby.ac.id n 2 ïx digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2 digilib.uinsby.ac.id g I digilib.uinsby.ac.id g g 3 n \ 32
Dr. H. Moch. Tolchah, M. Ag. padang pasir). Dengan teori ini pula ditegaskan bahwa lagu-lagu AlQur'an idealnya bernuansa irama Arab. Sehingga apa yang pernah ditawarkan Mukti Ali dalam sebuah kesempatan pertemuan ilmiah tentang pribumisasi lagu-lagu Al-Qur'an.30 Meski kedua teori tersebut hampir benar adanya tapi tetap saja muncul permasalahan. Jika memang benar nagham Al-Qur’an berasal dari seni Arab lalu siapakah yang pertama kali mengkonversikannya untuk lagu Al-Qur’an? Sampai di sini ketidakjelasan. Dan lagi, jika memang benar nagham Al-Qur’an berasal dari nyanyian tentu dapat direpresentasikan dalam not balok atau oktaf tangga nada. Tapi kenyataannya tidaklah demikian, nagham Al-Qur’an sangat sulit ditransfer ke dalam notasi angka atau nada. Dan karena sifat eksklusivisme inilah kemudian yang “memaksa” bahwa metode sima’i, talaqqi, dan musyahafah merupakan satu-satunya cara dalam mentransmisikan lagu-lagu Al-Qur’an.
29
Sekilas tentang Nagham (Irama) Al-Qur’an dan Historisnya, http://kolongdapur. blogspot.com/ 2008/10/sekilas-tentang-nagham-irama-al-quran.html, diterbitkan pada Februari 2008.
46 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Aneka Pengkajian Studi Al-Qur’an
DAFTAR PUSTAKA Az-Zanjani,Abdullahdan Allamah M.H. Thabathaba’i. Mengungkap Rahasia Al-Qur’an. Bandung: PT Mizan Pustaka,2011. Ali Ash-Shaabuuniy, Muhammad. 1998. Studi Ilmu Al-Qur’an. Bandung: CV Pustaka Setia. As-Shahih, Subhi. Membahas Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Jakarta: Tim Pustaka Firdaus, 1990. Al-Qaththan, Manna’ Syaikh. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. Pustaka Al-Kautsar. Aziz, Ali. Pengetahuan Dasar Al-Qur’an. Surabaya: Imtiyaz Surabaya, 2011. Belajar Irama Seni Baca Al-Qur’an Dengan Metode Tahajji, http:// abrahkreatif.blogspot.com/2010/01/kesamaan-antaraseni-musik-dan-seni.html, diterbitkan pada 11 Februari 2011. Belajar Irama Seni Baca Al-Qur’an Dengan Metode Tahajji, http:// klikanwar.blogspot.com/2011/01/belajar-irama-senibaca-Al-Qur’an-dengan.html, diterbitkan pada 11 Februari 2011. Departemen Negara RI Al-‘Aliyy.Al-Qur’an dan Terjemahnya, CV Penerbit Diponegoro, 2003. Ichwan, Nor, Mohammad.Studi Ilmu-ilmu Al-Qaur’an.Semarang: Rasail Media Group, 2008. Marzuki, Kamaluddin. Ulum Al-Qur’an. Bandung: Rosda Karya, 1993. Sekilas Tentang Nagham (Irama) Al-Qur’an dan Historisnya http:// kolongdapur.blogspot.com/2008/10/sekilas-tentangnagham-irama-Al-Qur’an.html, diterbitkan pada Februari 2008.
47 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id