26
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TATA RUANG DAN DAYA TARIK WISATA
2.1.
Tata Ruang 2.1.1. Pengertian Tata Ruang Dalam Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Pasal 1 angka 1 menegaskan : “ Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan Wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Pengertian ruang atau space berasal dari bahasa latin spatium yang berarti ruangan atau luas (extent) dan bahasa yunani yaitu tempat (topos) atau lokasi (choros) dimana ruang memiliki expresi kualitas tiga dimensional, Jayadinata mendefinisikan ruang berdasarkan aspek geografi regional. Adapun pendapat Jayadinata adalah : Menurut aspek geografi umum, ruang (space) adalah permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer, tempat hidup tumbuh – tumbuhan, hewan dan manusia. Berdasarkan geografi regional, ruang yang merupakan suatu wilayah yang mempunyai batas geografi, yaitu batas menurut keadaan
26
27
fisik, sosial atau pemerintahan yang terjadi dari sebagian permukaan bumi dan lapisan tanah dibawahnya serta udara diatasnya.1 Mabogonjue dalam Jayadinata yang membagi ruang dalam 3 macam yaitu: a. Ruang Mutlak, merupakan wadah bagi unsur – unsur yang ada di ruang itu, misalnya ruang permukaan bumi adalah wadah berbagai benua, laut, gunung, kota dan sebagainya. b. Ruang Relatif, jika tempat A dan B berdekatan tetapi tidak ada jalan yang menghubungkan sedangkan tempat A dan C berjauhan tetapi terdapat jalan dan alat pengangkutan, maka dikatakan bahwa jarak AC menjadi mudah dijangkau dan ruangnya relatif lebih kecil. c. Ruang Relasi, yang melibatkan unsur – unsurnya yang mempunyai relasi satu sama lain dan saling berinteraksi, jadi ruang relasi mengandung unsur – unsur dan atau bagian – bagian yang saling berinteraksi, sehingga jika unsur – unsur berubah sebagai aibat interaksi ruang dikatakan bahwa ruang itu berubah.2 Tata ruang adalah wujud struktural ruang dan pola ruang disusun secara nasional, regional, dan local. Secara nasional disebut Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan kedalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK). Adapun yang dimaksud dengan wujud struktural pemanfaatan ruang adalah susunan unsur – unsur pembentuk zona lingkungan alam, lingkungan
1 Rahardjo Adisasmita, 2010, Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang, Graha Ilmu, Yogyakarta, h. 254. 2 Ibid, h. 253.
28
sosial, lingkungan buatan yang secara hirarkis berhubungan satu dengan yang lainnya.3 Sedangkan yang dimaksud dengan pola pemanfaatan ruang meliputi pola lokasi, sebaran permukiman, tempat kerja, industry, pertanian, serta pola penggunaan tanah perkotaan dan pedesaan, di mana tata ruang tersebut adalah tata ruang yang direncanakan, sedangkan tata ruang yang tidak direncanakan adalah tata ruang yang terbentuk secara alami, seperti aliran sungai, gua, gunung dan lain – lain.4 Menurut Sugandi dan Murtopo, tata ruang (dengan penekanan pada tata) adalah pengaturan susunan ruang atau wilayah atau daerah sehingga terciptanya persyaratan yang bermanfaat bagu segi ekonomi, sosial, budaya, dan politik yang sangat menguntungkan bagi perkembangan di wilayah atau daerah tersebut.5 Sedangkan pengertian Tata ruang (dengan perkembangan ruang) adalah suatu wadah dalam tiga dimensi yakni tinggi, lebar dan kedalamannya, yang menyangkut bumi, air, sungai, danau, lautan dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya, udara, ruang, angkasa, diatasnya secara terpadu, sehingga peruntukan dan penggunaan serta pengelolaannya mencapai manfaat sebesar besarnya bagi kemakmuran rakyat dalam arti kebangsaan dan kesejahtraan rakyat.6
3
Juniarso ridwan dan achmad sodik, 2013, Hukum Tata Ruang, Nuansa, Bandung, h.26. Ibid, h. 27. 5 Raharjo Adisasmita, op.cit, h.254. 6 Raharjo Adisasmita, op.cit, h.255. 4
29
2.1.2. Asas dan Tujuan Tata Ruang Berdasarkan Undang – Undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang khususnya Pasal 2, dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, penataan ruang diselenggarakan berdasrkan asas : a. keterpaduan; b. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan; c. keberlanjutan; d. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan; e. keterbukaan; f. kebersamaan dan kemitraan; g. perlindungan kepentingan umum; h. kepastian hukum dan keadilan; dan i. akuntabilitas. Dalam penjelasan atas Undang – Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 pada pasal 2, dijelaskan bahwa : a. Keterpaduan; Keterpaduan adalah penataan ruang diselenggarakan dengan mengintegrasikan berbagai epentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan, antara lain, adalah Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat. b. Keserasian, Keselarasan, dan Keseimbangan; Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan adalah penataan ruang diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara struktur ruang dan pola ruang, keselarasan antara kehidupan manusia dan lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan antar daerah serta antara kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan. c. Keberlanjutan;
30
Keberlanjutan adalah penataan ruang diselenggarakan dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dengan memperhatikan kepentingan generasi mendatang. d. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan; Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan adalah penataan ruang diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang dan sumber daya yang tergantung didalamnya serta menjamin terwujudnya tata ruang yang berkualitas. e. Keterbukaan; Keterbukaan adalah penataan ruang diselenggarakan dengan memberikan akses yang seluas – luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penataan ruang. f. Kebersamaan dan kemitraan; Kebersamaan dan kemitraan adalah penataan ruang diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. g. Pelindungan kepentingan umum; Pelindungan kepentingan umum adalah penataan ruang diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan masyaraat. h. Kepastian hukum dan keadilan; Kepastian hukum dan keadilan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan berlanddaskan hukum atau ketentuan peraturan Perundang – undangan dan bahwa penataan ruang dilaksanakan dengan mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat serta melindungi hak dan kewajiban semua pihak secara adil dengan jaminan kepastian hukum. i. Akuntabilitas Akuntabilitas adalah penyelenggaraan penataan ruang dapat dipertanggungjawabkan baik prosesnya, pembiayaannya, maupun hasilnya. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali juga menetapkan mengenai asas khususnya dalam Pasal 2. Apabila dibandingan dengan asas yang terdapat dalam Undang –
31
Undang Nomor 26 Tahun 2007 terdapat dua penambahan asas. Adapun penambahan asas tersebut adalah : a. Tri Hita Karana Tri Hita Karana adalah falsafah hidum masyarakat Bali yang memuat tiga unsur yang membangun keseimbangan dan keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, Manusia dengan Manisia dan Manusia dengan lingkungannya yang menjadi sumber kesejahtraan, kedamaian dan kebahagiaan bagi kehidupan manusia. b. Sad Kertih Sad Kertih adalah enam sumber kesejahtraan yang harus dilestarikan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin yang terdiri dari atma kartih, wana kartih, danu kartih, segara kartih, jana kartih, dan jagat kartih. Dalam lontar Mpu Kuturan disebutkan bahwa Bali sebagai Padma Bhuwana, yaitu pusat dunia, segalanya bermuara di Bali agar segala kehidupan mencapai kesejahtraan; mokhsariam jagadhita ya ca iti dharma, didalam menata ruang Bali yang terbatas ini diperlukan ketaatan manusia Bali akan kepentingannya menjaga kelestarian lingkungan hidup yang menjaga kelangsungan kehidupan dengan melaksanakan keenam komponen sad kertih. Tujuan penataan ruang tertera dalam Pasal 3 Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu : Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan : a. Terwujudnya keharmonisan lingkungan buatan;
antara
lingkungan
alam
dan
b. Terwujudnya keterpatuan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan c. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
32
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali dalam Pasal 3, Penataan Ruang Wilayah Provinsi bertujuan untuk mewujudkan : a. Ruang wilayah Provinsi yang berkualitas, aman, nyaman, produktif, berjati diri, berbudaya Bali, dan berwawasan lingkungan berlandaskan Tri Hita Karana; b. Keterpaduaan, perencanaan tata ruang wilayah provinsi, dan kabupaten atau kota; c. Keterpaduan pemanfaatan tata ruang darat, laut, dan udara termasuk ruang didalam bumi mengandung pengertian bahwa ruang darat, laut, dan udaratermasuk ruang didalam perut bumi dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya; d. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi dan kabupaten atau kota dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negativ terhadap lingkungan dan budaya Bali akibat pemanfaatan ruang; e. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahtraan masyarakat; f. Kesejahtraan dan keserasian kabupaten atau kota;
perkembangan
antar
wilayah
g. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor; h. Kemanfaatan ruang yang tanggap terhadap mitigasi dan adaptasi bencana. Rencana struktur ruang dan rencana pola ruang telah memberikan arahan kawasan – kawasan yang memiliki potensi rawan terhadap bencana baik bencana alam, bencana geologi maupun efek perubahan iklim melalui upaya – upaya mitigasi (pengurangan efek bencana atau perubahan iklim) dan adaptasi (tindakan penyesuaian system alam dan sosial untuk menghadapi dampak negativ dari bencana atau perubahan iklim). Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, laut, dan udara termasuk ruang di dalam bumi mengandung pengertian bahwa ruang darat, laut, dan udara termasuk ruang di dalam bumi dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam mendukung prikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Sumber daya alam
33
yang dimaksud mencakup sumber daya alam yang terdapat di ruang darat, laut, ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi. Upaya pemanfaatan sumber daya alam dimaksud meliputi : a. Pemanfaatan
sumber
daya
alam
yang
optimal
dengan
tetap
memperhatikan kelestarian fungsi dan tatanan lingkungan hidup; b. Pengarahan lokasi investasi dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan lindung, kawasan budidaya, dan kawasan strategis provinsi; c. Pengelolaan tata guna tanah, air, ruang udara, dan sumber daya alam lainnya; dan d. Penetapan kreteria pokok penentuan kawasan budidaya serta kebijakan pengelolaannya. 2.2.
Daya Tarik Wisata Daya tarik wisata adalah salah satu yang sangat berperan penting dalam
dunia kepariwisataan. Dimana daya tarik wisata dapat mengharumkan suatu daerah serta menyukseskan program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset yang dapat dijual kepada wisatawan. Daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai daya tarik wisata.
34
2.2.1. Definisi Daya Tarik Wisata Dalam Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Pasal 1 angka 5 menegaskan : “Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan”. Kegiatan Wisata tidak akan menarik jika tidak ada hal yang dapat dilihat atau disaksikan tanpa daya tarik wisata atau disebut tourist attractions.7 Daya Tarik Wisata merupakan fokus utama penggerak pariwisata di sebuah destinasi. Dalam arti, daya tarik wisata sebagai penggerak utama yang dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat yang memang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia. Agar daya tarik wisata bisa terus berkesinambungan perlu adanya pengelolaan yang dilakukan pemerintah, dimana pemerintah wajib memperhatikan destinasi yang ada. Adapun daya tarik wisata sebagai berikut :8 1
Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam, serta flora dan fauna. Daya tarik alam merupakan daya tarik alami yang telah ada dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia.
2
Daya tarik hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, dan tempat hiburan. Daya
7 Oka A. Yoeti, 2010, Dasar – Dasar Pengertian Hospitaliti dan Pariwisata, PT. Alumni, Bandung, h.19. 8 Oka A. Yoeti, 2005, Pariwisata Budaya Masalah dan Solusinya, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, h. 15.
35
tarik buatan manusiabisa juga merupakan perpaduan buatan manusia dan keadaan alam, seperti wisata agro, wisata buru. Daya tarik wisata merupakan sasaran perjalanan wisata seperti berikut : 1
Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang – binatang langka.
2
Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi dan tempat hiburan.
3
Sasaran wisata minat khusus, seperti berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat – tempat ibadah dan tempat – tempat ziarah. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait
dalam menghasilkan barang/jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan pada penyelenggaraan pariwisata.9 Usaha daya tarik wisata berarti usaha yang dilakukan untuk mengelola daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, dan daya tarik wisata buatan atau buatan manusia. Yang dilakukan dalam mengelola daya tarik wisata berupa membangun dan mengelola daya tarik wisata beserta prasarana dan sarana yang diperlukan atau kegiatan mengelola daya tarik wisata yang telah ada. Pengusahaan daya tarik wisata terdiri dari : 9
Ismayanti, 2010, Pengantar Pariwisata, PT. Gramedia Widiasarana, Jakarta, h.19.
36
1
Pengusahaan daya tarik wisata alam Pengusaha daya tarik wisata alam merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungan untuk dijadikan sasaran wisata. Kegiatan pengusahaan daya tarik wisata alam meliputi : a. Pembangunan prasarana dan sarana pelengkap beserta fasilitas pelayanan lain bagi wisatawan. b. Pengelolaan daya tarik wisata alam, termasuk prasarana dan sarana yang ada. c. Penyediaan fasilitas bagi masyarakat di sekitarnya untuk berperan serta dalam kegiatan pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam. Kelompok pengusahaan daya tarik wisata alam antara lain, pengelolaan dan pemanfaatan taman nasional, taman wisata, taman hutan raya, dan taman laut. 2
Pengusahaan daya tarik wisata budaya Pengusahaan daya tarik
wisata budaya
merupakan
usaha
pemanfaatan seni budaya bangsa untuk dijadikan sasaran wisata. Kegiatan pengusahaan daya tarik wisata budaya meliputi : a. Pembangunan daya tarik wisata, termasuk penyediaan sarana prasarana dan fasilitas pelayanan lain bagi wisatawan.
37
b. Pengelolaan daya tarik wisata, termasuk sarana dan prasarana yang ada. c. Penyelenggaraan pertunjukan seni budaya yang dapat memberi nilai tambah terhadap daya tarik wisata serta memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya. 3
Pengusahaan Objek dan daya tarik minat wisata khusus Pengusaha daya tarik minat wisata khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam dan potensi seni budaya bangsa untuk menimbulkan daya tarik dan minat khusus sebagai sasaran wisata. Kegiatan pengusahaan objek dan daya tarik minat wisata khusus meliputi : a. Pembangunan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta fasilitas pelayanan bagi wisatawan di lokasi daya tarik wisata. b. Penyediaan informasi mengenai daya tarik wisata secara lengkap, akurat, dan mutakhir. Kelompok pengusahaan daya tarik wisata minat khusus antara lain wisata buru, wisata agro, wisata tirta, wisata petualangan alam, wisata
38
goa, wisata kesehatan, dan tempat budaya, industri, dan kerajinan.10 Pengusahaan daya tarik wisata yang berintikan kegiatan yang memerlukan pengamanan terhadap keselamatan wisatawan, kelestarian dan mutu lingkungan, atau ketertiban dan ketentraman masyarakat diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Pengusahaan daya tarik wisata diperkenankan membangun dan mengelola objek beserta sarana dan prasarana yang diperlukan atau kegiatan mengelola daya tarik wisata yang telah ada untuk keberlangsungan pariwisata. Daya tarik wisata yang tidak atau belum dikembangkan merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu. Daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan, tanpa adanya daya tarik di suatu daerah atau tempat tertentu kepariwisataan sulit untuk dikembangakan. Kegiatan untuk mengunjungi atau menikmati objek dan daya tarik wisata bertujuan untuk memperoleh kepuasan yang mampu memulihkan kesegaran jasmani dan rohani wisatawan yang melakukannya. Kepuasan tersebut sangat dipengaruhi oleh kwalitas pengelolaan daya tarik wisata dan penyediaan sarana dan prasarana pendukungnya.
10
Muljadi, A.J., 2012, Kepariwisataan dan Perjalanan, Cetakan ketiga, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, h. 57.
39
Untuk memaksimalkan kepuasan wisatawan yang mengunjungi daya tarik wisata secara umum pengelolaan daya tarik wisata dipersyaratkan berkualitas dalam beberapa hal yaitu: 1. Atraksi (Atraction) : Atraksi merupakan komponen yang segnifikan dalam menarik wisatawan. Beberapa hal yang paling umum adalah untuk melihat keseharian penduduk setempat, menikmati keindahan alam, menyaksikan budaya yang unik, atau mempelajari sejarah daerah tersebut. Apa yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata itulah yang disebut modal atau sumber kepariwisataan. 2. Fasilitas (Amenites) : secara umum pengertian fasilitas adalah segala macam prasarana dan sarana yang diperlukan oleh wisatawan selama berada di daya tarik wisata. Sarana prasarana yang dimaksud seperti : a. Usaha
Penginapan
(accommodation)
yaitu
tempat
dimana
wisatawan bermalam untuk sementara di suatu daerah wisata. Sarana akomodasi umumnya dilengkapi dengan sarana untuk makan dan minum. Jenis – jenis akomodasi yaitu : Hotel, Guest house, Homestay, Losmen, Perkemahan, Villa. b. Usaha makanan dan minuman, termasuk diantaranya : Restorant, Warung, Cafe. c. Transportasi dan Infrastruktur : Prasarana pariwisata merupakan fasilitas yang memungkinkan proses kegiatan pariwisata dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat memudahkan setiap orang
40
yang terlibat dalam kegiatan berwisata. Untuk prasarana pariwisata dikelompokkan menjadi dua yaitu : a. Prasarana Umum yaitu fasilitas umum yang harus ada di daya tarik wisata antara lain : pembangkit tenaga listrik, penyediaan air bersih, jaringan jalan raya, stasiun kereta api, pelabuhan laut, bandara, dan fasilitas komunikasi. b. Prasarana kebutuhan masyarakat banyak : untuk keperluan masyarakat banyak diperlukan adanya : rumah sakit, apotek, kantor pos, bank, pompa bensin, dll. 3. Aksesibilitas (access) : jalan masuk atau pintu masuk utama ke daya tarik wisata merupakan access penting dalam kegiatan pariwisata seperti airport, pelabuhan, terminal, dan segala macam jasa transportasi lainnya. Disisi lain access ini didentikkan dengan trasferabilitas yaitu kemudahan untuk bergerak dari daerah yang satu ke daerah yang lain. 4. Pelaanan Tambahan (ancillary service) : Pelayanan tambahan atau sering disebut pelengkap yang harus disediakan aoleh pemerintah daya tarik wisata termasuk, pemasaran, pembangunan fisik, (jaln raya, rel kereta, listrik, telepon,dll). Serta mengkoordinir segala macam aktifitas dan dengan peraturan perundang – undangan baik di daya tarik wisata maupun di jalan raya. Misalnya wisatawan memperoleh informasi di Tourism Information Centre (ITC), baik berupa penjelasan langsung maupun bahan cetak seperti brosur, buku, leaflet, poster, peta,dll. Jasa pendukung lainnya
41
yang sangat mendukung adalah jasa pemandu, dimana pemandu harus memahami informasi mengenai daerah tempat ia bekerja. \ Selanjutnya yang perlu mendapat perhatian dari pengelola daya tarik wisata adalah pemasaran atau promosi yang dilakukan secara efektif (menggunakan alat promosi yang tepat) dan efisien (melakukan promosi dengan methode/cara yang tepat). Daya tarik wisata di kabupaten Tabanan disamping menyajikan keindahan alam dan panorama, juga memperlihatkan kekayaan seni budaya dan kerajinan tangan yang beraneka ragam. Daya tarik wisata tersebut sebagian besar telah dikelola dan dikembangkan sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Kelengkapan fasilitas, kenyamanan dan keamanan, serta aksesnya yang mudah dicapai membuat daya tarik wisata di kabupaten Tabanan semakin menarik untuk dikunjungi. Pembangunan suatu daya tarik wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik yang dimiliki objek tersebut dengan mengacu pada kreteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan seperti : 11 a. Kelayakan Finansial Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari pembangunan daya tarik wisata tersebut. Perkiraan untung rugi sudah harus diperkirakan dari awal berapa tenggang waktu yang dibutuhkan untuk kembali modal pun sudah harus diramalkan. 11
Gamal Suwantoro, 1997, Dasar – dasar Pariwisata, Andi Offset, Yogyakarta, h.20
42
b. Kelayakan Sosial Ekonomi Regional Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apabila investasi yang ditanamkan untuk membangun suatu daya tarik wisata juga akan memiliki dampak social ekonomi secara regional; dapat menciptakan lapangan kerja/berusaha, dapat meningkatkan penerimaan devisa, dapat meningkatkan pendapatan pada sektor yang lain seperti pajak, perindustrian, perdagangan, pertanian dan lainnya. Dalam kaitannya dengan hal ini pertimbangannya tidak hanya secara komersial saja tetapi juga memperhatikan dampaknya secara ebih luas. c. Layak Teknis Pembangunan daya tarik wisata harus dapat dipertanggung jawabkan secara teknis dengan melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan diri untuk membangun daya tarik wisata apabila daya dukung daya tarik wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu daya tarik wisata akan berkurang atau bahkan hilang bila daya tarik wisata tersebut membahayakan keselamatan para wisatawan. d. Layak Lingkungan Analisa dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiaan pembangunan suatu daya tarik wisata. Pembangunan suatu daya tarik wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan pembangunnya. Pembangunan daya tarik wisata bukanlah untuk merusak lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam
43
untuk kebaikan manusia dan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia sehingga menjadi keseimbangan, keselarasan dan keserasian hubungan
antara
manusia
dengan
manusia,
manusia
dengan
lingkungan alam, dan manusia dengan Tuhan. Selain beberapa persyaratan diatas, adapula tiga karakteristik utama dari daya tarik wisata yang harus diperhatikan dalam upaya pembangunan suatu daya tarik wisata tertentu agar menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Karakteristik tersebut : 1. Daerah itu harus mempunyai apa yang disebut sebagai “something to see”. Artinya di tempat tersebut harus ada daya tarik wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh daerah lain. Dengan kata lain, daerah tersebut harus mempunyai daya tarik yang khusus dan unik. 2. Daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan istilah “something to do”. Artinya di tempat tersebut selain banyak yang dapat disaksikan, harus disediakan pula fasilitas rekreasi atau amusement yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lebih lama di tempat itu. 3. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan istilah “something to buy”. Artinya di tempat tersebut harus ada fasilitas untuk belanja, terutama barang – barang souvenir dan kerajinan tangan rakyat sebagi oleh – oleh untuk dibawa pulang.
44
2.2.2. Jenis Daya Tarik Wisata Seiring dengan perkembangan industri pariwisata, munculah bermacam – macam jenis daya tarik wisata yang lama kelamaan mempunyai cirinya tersendiri. Perkembangan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang saat ini melakukan perjalanan wisata berdasarkan alasan dan tujuan yang berbeda – beda. Berikut merupakan beberapa jenis daya tarik wisata yang dikelompokkan berdasarkan alasan atau motivasi serta tujuan wisatawan dalam melakukan suatu perjalanan wisata, antara lain :12 1. Daya tarik wisata Budaya Perjalanan ke daya tarik wisata ini dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang, dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain, untuk mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat – istiadat, cara hidup, budaya dan seni mereka. 2. Daya tarik wisata Kesehatan Perjalanan seorang wisatawan ke daya tarik wisata ini dilakukan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari – hari dimana ia tinggal demi kepentingan kesehatannya dan untuk beristirahat. 3. Daya tarik wisata Olahraga
12
I Ketut, Suwena, I Gst Ngr Widiatedja, 2010, Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata, Udayana University Press, Jakarta,h.19.
45
Wisatawan yang melakukan perjalanan ke daya tarik wisata ini mempunyai tujuan untuk berolah raga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau Negara tertentu. 4. Daya tarik wisata Komersial Perjalanan yang dilakukan ke daya tarik wisata ini dengan tujuan untuk mengunjungi pameran – pameran dan pekan raya yang bersifat komersial. 5. Daya tarik wisata Politik Perjalanan ke daya tarik wisata ini dilakukan dengan tujuan untuk mengunjungi atau mengambil bagian akhir dalam pariwisata kegiatan politik. Misalnya menyaksikan peringatan hari kemerdekaan suatu Negara. 6. Daya tarik wisata Pilgrim Perjalanan wisata ke tempat ini sering dihubungkan dengan agama, sejarah, adat – istiadat, dan kepercayaan wisatawan, dan biasanya mempunyai tujuan yang dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman, dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. 7. Daya tarik wisata Bahari
46
Perjalanan ke daya tarik wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga di air. Seperti memancing, berlayar, menyelam, berselancar, atau berkeliling melihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air. Beberapa contoh sebaran dan cakupan kawasan daya tarik wisata yang ada sesuai Lampiran XVI.b, Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali, mengenai Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus yaitu : 1
Kintamani : Sebagai salah satu Kecamatan di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Kintamani adalah kawasan wisata pemandangan alam di Bali. Untuk mengunjungi kawasan wisata yang ada di Kintamani ini dari Denpasar kira – kira 2 jam perjalanan. Salah satu obyek wisata yang berada di Kintamani adalah Batur, dimana batur memiliki pemandangan yang sangan indah, kombinasi antara gunung Batur beserta hamparan bebatuan hitam dengan danau Batur yang berbentuk bulan sabit berwarna biru.
2
Bedugul/Pancasari : Bedugul terletak di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Bali. Jaraknya sekitar 62,6 km atau sekitar 1 jam 14 menit dari bandara International Ngurah Rai dan 40 km dari kota Singaraja lewat perjalanan darat. Tempat wisata ini menawarkan keindahan pemandangan alam daerah pegunungan dan danau. Terletak pada ketinggian 1.240 mater dari permukaan
47
laut dengan temperatur rata – rata 18 Celcius pada malam hari dan 24 Celcius pada siang hari. Tempatnya yang tinggi membuat obyek wisata ini selalu berhawa dingin dan berkabut. 3
Tanah Lot : Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Bali. Di Tanah Lot terdapat dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan pura uluwatu. Pura Tanh Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanh Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa – dewa penjaga laut. Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam.
4
Palasari : Palasari adalah salah satu desa yang terletak di Kabupaten Negara. Jarak tempuh kurang lebih 25 menit dari pelabuhan Gilimanuk. Sepanjang perjalananan terdapat hutan yang membuat Palasari menjadi indah dan nyaman untuk beristirahat ataupun berwisata rohani.
5
Gilimanuk : Sebagai salah satu kelurahan yang berada di kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Gilimanuk terdapat Pelabuhan yang melayani penyebrangan feri ke pelabuhan ketapang Jawa Timur. Di daerah ini juga terdapat teluk yang diberi nama Karang Sewu. Terdapat tugu naga yang diberi nama Gelungkori.