BAB II TINJAUAN TEORI I.
Kehamilan A. Pengertian Kehamilan adalah merupakan waktu transisi,yakni suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir. Perubahn setatus yang radikal ini dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai priode tertentu untuk menjalani proses persiapan psikologis yang secara normal sudah ada selama kehamilan dan mengalmi puncaknya pada saat bayi lahir (Sukarni.2010.hal ;63). Masa
kehamilan
dimulai
dari
konsepsi
sampai
lahirnya
janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai sembiln bulan (Sarwono.2009.hal; 89). Hamil adalah mengandung janin dirahim karena sel telur dibuahi oleh sepermatozoa. Peristiwa prinsip pada terjadinya kehamilan 1. Pembuahan /fertilisasi: bertemunya sel telur /ovum wanita dengan sel benih / sepermatozoa pria. 2. Pembelahan sel (zigot). Hasil pembuahan tersebut.
11 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
12
3. Nidasi / implamentasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi. (pada keadaan normal: implantasi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri). 4. Pertumbuhan dan perkembangan zigot-embrio-janin menjadi bakal individu baru. Kehamilan
dipengaruhi
berbagai
hormon:
estrogen,
progresteron, Human Chorionic Ghonadopin (HcG ) adalah hormone aktif
khusus
yang
berperan
selama
awal
masa
kehamilan,
berfluktuasi kadarnya selama kehamilan. Terjadi juga pada anatomo dan fisiologi organ- organ system reproduksi dan organ-organ system tubuh
lainnya,
yang
dipengaruhi
terutama
oleh
perubahan
keseimbangan hormonal tersebut. a. Tanda – tanda kehamilan 1) Terlambat datang bulan Selain hamil,terlambatdatang bulan bisa disebabkan oleh peningkatan atau penurunan berat badan secara derastis. Selain itu, masalah hormon, kelelahan,stress, pil kontrasepsi,dan sedang menyusuai juga bisa jadi penyebab terlambat datang bulan . 2) Mual dan muntah Suka dan mual muntah tanpa sebab jelas, bisa saja itu adalah morning sickness.Namun kalau anda tidak sedang hamil, mual dan muntah adalah tanda keracunan makanan.Setres, dan gangguan perut.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
13
3) Payudara membengkak Beberapa
ibu
hamil
mengalami
pembengkakan
dibagian
payudara mereka. Sementara itu, factor lain yang menyebabkan hal ini adalah hormon, pil kontrasepsi, dan tanda bahwa anda akan segera mengalmi menstruasi. 4) Lelah dan mengantuk Susah bangun karena lelah?Perasaan tersebut identik dengan tanda kehamilan.Namun setres, sakit, dan depresi juga bisa memicu rasa lelah dan mengantuk. 5) Nyeri punggung Kehamilan tiga bulan pertama ditandai dengan rasa nyeri dibagian punggung.Kalau anda tidak hamil, mungkin anda menderita
penyakit
tertentu
yang
berhubungan
dengan
punggung. 6) Sakit kepala Kadar hormone estrogen biasanya membuat ibu hamil sering terserang sakit kepala secara berkala. Sebab lain dari sakit kepala ini adalah dehidrasi, kafein, dan mata kejang. 7) Suka ngemil Kalau ibu hamil, keinginan untuk makan makanan tertentu bisa juga disebut dengan ngidam. 8) Aerola menghitam Aerola merupakan bagian seputar putting.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
14
9) Sering kencing Kalau sering kencing karena hamil, itu berati baik. Namun bisa juga gejala ini adalah tanda diabetes, gangguan kencing, atau penyakit lain. 10) Gerakan dalam perut Pada minggu ke-16 samapi ke-22, ada pergerakan yang merupakan tanda ada janin didalam. 11) Detak jantung dalam perut 12) Sakit kepala rungan (pusing) 13) Saki ditulang rusuk 14) Rasa sesak 15) Air liur yang berlebihan bahkan sering muntah-muntah b. Gejala kehamilan 1) Amenore 2) Perubahan payudara 3) Mual dan muntah 4) Frekuensi berkemih 5) Leukorea (keputihan) 6) Tanda chadwick’s (bercak keunguan pada vagina) 7) Quickening adalah istilah kuno yang berati’’ perasaan pertama adanya kehidupan’’. 8) Sembelit
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
15
c. Fisiologi kehamilan ( total cairan tubuh kehamilan seorang ibu) meningkat sampai rata- rata 8,5 liter dan terdiri dari : 1) Cairan fetus 2) Cairan amino 3) Jaringan plasenta 4) Jaringan maternal 5) Edema 6) Hidrasi yang meningkat dari substasi dasar jaringan d. Adaptasi fisiologik kehamilan meliputi : 1) Sistem kardiovaskuler 2) Sistem gastrointestinal 3) Sistem endokrin 4) Sistem respiratoris 5) Sistem metabolik 6) Sistem integumen 7) Sistem urogenetal 8) Sistem muskuloskeletal (Anita lockhart,2014;hl 151) e. Respon pesikologik terhadap kehamilan Karakteristik umum Respon yang umumnya meliputi : 1) Ambivalen a) Respon yang normal pada ibu hamil maupunpasangan hidupnya
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
16
b) Perubahan
yang
menimbulkan membuat
terjadi
karena
ketidaknyamanan
ibu hamil
kehamilan
dan
perubahan
dapat yang
memiliki perasaan yang kurang
positiftentang pengalamannya. c) Pasangan
(
suami
)
dapat
memiliki
perasaan
ambivalenkarena rasa cemas atau takut yang berkaitan dengan kehamilan istrinya. 2) Perasaan berduka a) Umumnya terjadi karena perubahan pada peranan seorang wanita b) Pada saat hamil, sworang wanita harus mengubah peranya yang terakhir. 3) Narsisisme a) Narsisime terjadi ketika ibu hamil lebih memperhatikan dirinya sendiri dan perubahan pda tubuhnya b) Narsisisme merupakan respon yang lazim terjadi padaawal kehamilan. c) Dapat dicerminakan lewat bertambah lamanya waktu yang digunakan oleh wanita itu dalam berpakian atau berdandan. 4) Introvensi atau ekstrovensi a) Sebagian ibu hamil akan menunjukan sikap introveren dengan lebih memperhatikan tubuh dirinya sendiri b) Sebagian menujukan sikap ekstroveren Dapat meningkatkan keikutsertaannya dalam berbagai aktivitas dan lebih bersifat terbuka.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
17
5) Reaksi stres a) Bagi sebagian wanita, kehamilan dapat menjadi saat yang menimbulakn stres b) Wanita
atau
pasangan
hidupnya
dapat
memandangkehamilan sebagai persoalan yang mengganggu kemampuanya dalam melaksanakan tugasnya. c) Sebagian anggota keluaraga lainnya misalnya anak –anak atau orang tua berusia lanjut yang bergantunag pada wanita itu dapatturut menambah perasaan stres. 6) Emosi yang labil a) Perubahan emosi sering terjadi b) Perubahan
emosi
ini
dapat
merupakan
akibat
dari
interovensi narsisisme pada diri wanita tersebut. 7) Sindrom couvade (ngidam) a) Repon yang ditunjukan oleh pasangan hidup atau suami ketika mengetahui kehamilan istrinya b) Suami dapat mengalami ketidaknyamanan seperti nause, vomitus, fatigue, atau kenaikan berat badan. c) Ketidaknyamanan ini merupakan hal yang normal serta bersifat temporer (Anita lockhart.2014.hal;171) f.
Masa –masa kehamilan Masa kehamilan dibagi menjadi tiga periode atau trimester, masing-masing
selama
13
minggu.Trimester
membantu
pengelompokan tahap perkembangan janin dan tumbuh.Kehamilan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
18
itu unik pada setiap wanita.Jadi tidak usah cemas jika anda mengalami sedikit berbeda dengan ibu hamil lainnya. Masa kehamilan ini di bagi 3 yaitu : 1) Trimester pertama Trimester
pertama
sering
dianggap
sebagai
periode
penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamil trimester pertama antara lain : a) Pembesaran payudara Karena pada awal pembuahan terjadi peningkatan hormon kehamilanyang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan memberi nutrisi pada jaringan payudara, untuk mengatasinya ibu dianjurkan memakai BH yangmenyokong payudara. b) Sering miksi Karena adanya pertumbuhan rahim yang menekan kandung kemih dan karena adanya perubahan hormonal.Dan untuk mengurangi frekuensi miksi dan supaya tidak mengganggu tidur ibu dianjurkan untuk tidak minum banyak sebelum tidur malam. c) Konstipasi Hal ini karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot-otot sehingga usus kurang efisien.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
19
d) Morning sickness Mual terhadap makanan tertentu, bahkan hanya karena makanan tertentu saja. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan hormonal (Manuaba, 1992). g. KEBUTUHAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I 1) Oksigen (O2) Konsumsi keseluruhan O2 meningkat sekitar 15% sampai 20% dalam kehamilan sekitar setengah dari peningkatan ini disebabkan oleh rahim dan isinya. Sisanya disebabkan terutama oleh peningkatan kerja ginjal dan jantung ibu. Penambahan yang lebih kecil adalah akibat kerja otot pernafasan dan payudara(Esensial Obstetric dan Ginecologi edisi 2 hal. 72) 2) Nutrisi Untuk mengkondisikan perubahan yang terjadi selama kehamilan, banyak nutrient yang digunakan dalam jumlah besar dari pada jumlah yang dibutuhkan orang dewasa normal.Recomendasi untuk meningkatkan asupan nutrisi tertentu selama kehamilan telah diatur oleh national Research Concil
(1989)
dalam
bentuk
RDA.
Nutrisi-nutrisi
yang
dibutuhkan antara lain: 3) Energi Sumber utama energi adalah karbohidrat.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
20
4) Cairan Asupan cairan yang cukup memperbaiki BAB yang kadangkadang menjadi masalah selama hamil.Jumlah masukan cairan yang direkomendasikan dalam sehari sekitar 6-8 gelas (1500 sampai 2000 ml). 5) Vitamin Terdapat peningkatan kebutuhan vitamin A, D, E, K selama hamil serta B6 dan B12. 6) Zat Besi Kebutuhan
wanita
hamil
akan
Fe
meningkat
(untuk
pembentukan plasenta dan sel darah merah) sebesar 200300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil adalah 1040 mg. 7) Kalsium Asupan
kalsium
yang
dianjurkan
kurang
lebih
1200
mg/hari.Bagi ibu hamil yang berusia diantara 25 tahun cukup 800 mg. 8) Asam folat Merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil berlipat dua kali. 9) Seng Jumlah seng yang direcomendasikan selama hamil ialah 15 mg sehari.Dapat diperoleh dari daging, kerang, roti, gandum utuh dan sereal.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
21
10) Natrium Selama hamil konsumsi natrium di bawah 35 gr/hari. 11) Personal Hygiene a)
Kebersihan tubuh Memberikan rasa nyaman dan memberikan ketenangan karena tubuh yang dirawat akan menghindari dari infeksi penyakit.
b) Mulut (gusi dan gigi) Memeriksa gigi dengan teratur dan merawat dengan baik pada masa hamil sangat penting karena perubahan hormonal selama kehamilan dapat menyebabkan masalah gigi. c)
Payudara Menjaga putting susu selama hamil sangat penting untuk persiapan pada saat laktasi.
d) Mandi Mandi minimal 2x sehari e)
Vulva Merupakan pintu gerbang bagi kelahiran anak.Kebersihan vula
harus
dijaga
betul-betul
dengan
lebih
serius
membersihkannya. 12) Kebutuhan istirahat Kebutuhan istirahat pada ibu hamil trimester I meningkat dikarenakan
pada
kehamilan
trimester
I
banyak
ketidaknyamanan yang menyebabkan kebutuhan istirahat
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
22
bertambah.Untuk memenuhi kebutuhan istirahat maka istirahat pada siang hari juga ditingkatkan. 2) Trimester kedua Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidak nyamanan yang normal dialami pada saat hamil. 3) Trimester ketiga Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada priode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Tabel 2.1 Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Penilaian Antenatal Riwayat kehamilan Riwayat kebidanan Riwayat kesehatan Riwayat sosial Pemeriksaan keseluruhan (umum) Pemeriksaan kebidanan (luar) Pemeriksaan kebidanan (dalam) pemeriksaan laboratorium pemberian tetanus toksoid pemberian tablet tambah darah konseling umum konseling khusus
Kunjungan I
Kunjungan II
Kunjungan III
Kunjungan IV
Jika indikasi
ada
Jika indikasi
ada
Jika indikasi
ada
Jika indikasi
ada
Jika indikasi
ada
Jika indikasi
ada
Jika ada indikasi TT2 (0,5 cc)
Jika indikasi
ada
Jika indikasi
ada
memperkuat
memperkuat
memperkuat
jika indikasi
Jika indikasi
Jika indikasi
TT1 (0,5 cc) 90 hari Jika indikasi
ada
ada
ada
ada
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
23
perencanaan persalinan perencanaan penanganan komplikasi
(Sarwono, 2009).
Tabel 2.2 KETIDAK NYAMANAN PADA TRIMESTER II DAN III Pada Trimester II GEJALA 1.
PENYEBAB
CARA MENGATASI
Gatal-gatal terjadi Perenggang kulit
Potong dan bersihkan kku
pada perut paha Peningkatan
agar
payudara maupun pengeluaran keringat
menimbulkan bekas
pada bagian lain
Jaga kebersihkan kulit
terutama
Mandi
pada
lipatan-lipatan
jika
tergaruk
guyur
tidak
minimal
2x
sehari Kurangi pemakaian sabun
2.
Pusing,
dapat Rahim
menekan
pingsan,
mual,
keringat
dingin,
agak ditekuk hingga gejala
pucat
dalam
hilang
pembuluh darah
Ambil posisi miring ke kiri atau setengah duduk dengan lutut
posisi terlentang 3.
Ulu
hati
panas
terasa Kelambatan
jangan
mengkonsumsi
pengosongan
makanan yang memproduksi
lambung
gas seperti kubis, nangka,
Lambung oleh rahim
terdesak
sawi dan durian Hindari
mengkonsumsi
makanan yang berleak dan posrdi besar misalnya daging Minum sedikit susu atau teh hangat Jika gejalan semakin perah, hubungitenaga kesehatan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
24
GEJALA 4.
Sembelit
PENYEBAB
CARA MENGATASI
atau Peningkatan
Konsumsi makanan
banyak
susah buang air penyerapan air oleh
mengandung serat
besar (BAB)
usus
Konsumsi
Konsumsi tablet zat
buahan dan sayuran
besi
Anjurkan banyak minum air
Kurang minum
putih
Kurang
Anjurkan banyak olahraga
banyak
buah-
mengkonsumsi makanan seperti
berserat sayur
dan
buah-buahan kurang gerak badan Penekanan usus oleh pembesaran rahim 5.
Perut Kembung
Pengaruh hormonal
Kunyah
banyak
sampai halus
menelan
udara
Hindari
makanan
perlahan
makanan
yang
memproduksi gas, makanan berlemak
dan
porsi
besar
misalnya daging Buang
air
besar
secara
membilas
bagian
teratur 6.
Keputihan
Pengaruh horonal
Jangan
Peningkatan produksi
dalam liang senggama
lendir
Kenakan pembalut wanita dan segera ganti jika sudah basah Jaga kebersihan alat kelamin ( bersihkan dari arah depan ke belakang) Jika gatal, bau menusuk, ada
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
25
GEJALA
PENYEBAB
CARA MENGATASI perubahan sifat dan warna segera
laporkan
konsultasikan
pada
dan tenaga
kesehatan 7.
Varises Pada
Keturunan
kaki dan daerah
Pengaruh
kemaluan
kehamilan
jangan terlalu lama berdiri hormon
hindari pakaian ketat
Pembesaran yang
atau duduk
rahim
menghabat
aliran darah mengejang
Cukup bergerak Berbaring dengan kedua kaki ditinggikan misalnya dengan
saat
buang air besar
di ganjal bantal Jangan mengejan terlalu kuat saat buang air besar
8.
Sakit Kepala
Ketegangan
santai dan istirahat
emosional
Segera laporkan ke tenaga
Ketegangan
pada
mata (gangguan atau
kesehatan jika berlangssung terus menerus
masalah pada mata)
9.
Nyeri
pada
lipatan paha
Penarikan otot paha
Istirahat
akibat
Posisi jongkok dengan kedua
pembesaran
rahim
paha membuka atau tekuk lutut ke arah dada Pakai penahan perut tetapi jangan yang menekan perut Kompres hangat pada daerah yang nyeri
10. Nyeri
Sendi
Perubahan
Santai dan istirahat
Pada punggung
keseimbangan tubuh Pakai sepatu berhak rendah
dan
oleh
tekanan
pembesaran Latihan
menggoyangkan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
26
GEJALA
PENYEBAB
pada panggul
CARA MENGATASI
perut
panggul
Pada trimester III GEJALA
PENYEBAB
Sakit
Sakit
Punggung
disebabkan
CARA MENGATASI
pada
punggung
ini
meningkatnya
beban berat janin sehingga membuat
tubuh
kedepan
terdorong
dan
untuk
mengimbanginya menegakan
cenderung
bahu
sehingga
memberatkan punggung. Sesak
Pada kehamilan trimester ini
Tidak membawa berat
napas
akan merasa susah bernafas
berjalan tegak
hal ini dikarenakan tekanan
Menarik nafas dalam-dalam
janin yang berada diafragma
Tidur miring kiri dan olahraga
menekan paru ibu.
teratur yang ringan seperti jalanjalan dipagi hari
Sering
pembengkakan vaskular dan
Kosongkan
Kencing
perubahan
secara teratur
kemih
fungsi
akibat
kandung pengaruh
kandung
Batasi minum di malam hari
hormone. Kapasitas kandung
Pakai
kemih
segera jika basah
menurun
pembesaran
uterus
akibat dan
bagian penetrasi janin
kencing
pembalut
wanita,
ganti
Anjurkan ibu untuk minum banyak air
putih
untuk
menghindari
dehidrasi Masalah
Masalah
ini
disebabkan
Tidur
karena sering kencing, adanya
Menenangkan hati ibu Message atau memijat pinggang
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
27
GEJALA
PENYEBAB
CARA MENGATASI
gerakan janin, kram otot ,
Minum susu hangat atau mandi
sesak nafas ditambah dengan
hangat sebelum tidur.
perut
membesar
Batasi minum setelah jam 4 sore
mengambil
agar saat tidur tidak terbangun
yang
sehingga
sulit
posisi yang nyaman. Varises
Terjadi
karena
peningkatan dan
karena sering BAK. adanya
volume
darah
alirannya
kehamilan
selama
akan
Anjurkan
pasien
untuk
tidak
memakai sandal yang berhak tinggiterlalu lama
menekan
Duduk atau berbaring dengan
daerah panggul dan vena kaki
kaki diganjal bantal, sehingga
, yang menyebabkan vena
posisi
menonjol
jantung
kaki
lebih
cobalah
tinggi
sering
dari
berjalan-
jalan Kontraksi
Kontraksi Braxton-Hicks atau
Istirahat cukup
Perut
kontraksi palsu. Intensifikasi
Hindari
kontraksi
memberatkan
uterus
persiapan
sebagai persalinan.
Berdiri
pekerjaan
dan
berjalan
yang
dengan
Kontraksi berupa rasa sakit
punggung dan bahu yang tegak
yang ringan, tidak teratur, dan
Pakailah kasur yang nyaman
hilang
bila
duduk
dan
bayi
akan
beristirahat. Bengkak
Pertumbuhan
Ganjal kaki dengan bantal ketika
meningkatkan tekanan pada
berbaring/duduk
daerah kaki dan pergelangan
Jangan berdiri terlalu lama
kaki dan terkadang tangan Cairan
Peningkatan
Vagina
selama normal.
cairan
vagina
Jangan membilas bagian dalam
kehamilan
adalah
liang senggama
Cairan
biasanya
jernih, pada awal kehamilan
Kenakan pembalut wanita dan segera ganti jika sudah basah
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
28
GEJALA
PENYEBAB biasanya
agak
mendekati cair.
CARA MENGATASI kental
persalinan
Jika
tidak
membersihkannya
dan
Jaga kebersihan alat kelamin (
lebih
bersihkan dari arah depan ke
sering akan
belakang) Jika gatal, bau menusuk, ada
mudah terserang bakteri dan
perubahan
sifat
dan
warna
jamur yang nantinya dapat
segera
laporkan
dan
berbau ,gatal dan sakit
konsultasikan
pada
tenaga
kesehatan Rasa tidak
Tekanan akibat pembesaran
nyaman
uterus terutama saat berdiri
dan
atau berjalan , atau kehamilan
tekanan di
kembar.
perineum Cairan
Peningkatan
cairan
vagina
Tetap juga kebersihan.
vagina
selama
kehamilan
adalah
Hubungi
normal. Cairan biasanya jernih,
dokter
bila
cairan
berbau, terasa gatal dan sakit.
pada awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair. Merasa
Hal ini terjadi karena kecepatan
Untuk
kepanasan
metabolisme ibu hamil rata-rata
nyaman, seringlah mandi.
meningkat
Gunakan pakaian yang mudah
kehamilan
±
20%
sehingga
tubuh juga tinggi.
selama suhu
mengurangi
rasa
tidak
menyerap keringat Jangan lupa untuk minum lebih banyak
untuk
menggantikan
cairan yang keluar.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
29
h. Perubahan yang terjadi saat kehamilan Pada masa kehamilan, banyak perubahan-perubahan fisik yang dialami oleh ibu hamil. Perubahan –perubahan ini antara lain sebagai berikut : 1) Perubahan kulit 2) Perubahan pada kelenjar 3) Perubahan pada mamae (payudara ) 4) Perubahan perut 5) Perubahan alat kelamin luar 6) Perubahan pada tungai 7) Sikap ibu pada waktu kehamilan agak tua (Sukarni .2013.hal; 63-78). i.
Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Kehamilan 1) System Reproduksi : a) Uterus Selama
kehamilan
uterus
akan
beradaptasi
untuk
menerima dan melindungi hasil konsepsi ( janin, plasenta, amnion).
Pembesaran
uterus
meliputi
peregangan
dan
penebalan sel-sel otot.Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormone estrogen dan sedikit progesterone (Prawirohardjo, 2009 h; 175).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
30
Tabel 2.3 Memantau tumbuh kembang janin di dalam uterus Usia Kehamilan
Tinggi Fundus Dalam Cm
Menggunakan penunjuk badan
12 Minggu
__
Teraba di atas simfisis pubis
16 Minggu
__
Di tengah , antara simfisis pubis dan umbilicus
20 Minggu
20 cm ( ±2cm)
22-27 Minggu
Usia
Pada umbilicus
Kehamilan
dalam __
minggu = cm ( ±2cm) 28 Minggu
28 cm ( ±2cm)
Di tengah antara umbilicus dan px
29-35 Minggu
Usia
Kehamilan
dalam __
minggu = cm ( ±2cm) 36 Minggu
36 cm ( ±2cm)
Pada px
( Prawirohardjo 2009, h;93) b) Vagina dan Perineum Selama
kehamilan
peningkatan
vaskularisasi
dan
hyperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan
ikat
dan
hipertrofi
dari
sel-sel
otot
polos(
Prawirohardjo, 2009 h; 178)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
31
c) Payudara Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara menjadi lebih lunak. Putting akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar( Prawirohardjo, 2009 h; 178) d) System Integumentum ( kulit) Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada banyak perempuan kulit digaris tengah perutnya (linea alba) akan berubah menjadi warna coklat yang disebut linea nigra dan pada wajah
dan
leher
terdapat
cloasma
gravidarum
(
Prawirohardjo, 2009 h; 179). e) System Metabolik Sebagian besar pertumbuhan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya.Kemudian payudara, volume darah dan cairan ekstraseluler. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 Kg. pada trimester ke-2 dan ke -3 pada perempuan dengan gizi baik di anjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan per mingggu masingmasing sebesar 0,5 dan 0,3 kg (Prawirohardjo, 2009 h; 180).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
32
f)
System Kardiovaskular Curah jantung akan bertambah sekitar 30%, volume
darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodelusi) dengan puncaknya pada umur kehamilan 32minggu. Serumdarah bertambah (volume darah) bertambah sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20% (Manuaba , 2010 h;109). g) System Respirasi Frekuensi pernapasan mengalami perubahan saat kehamilan, volume ventilasi permenit dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut(Prawirohardjo, 2009 h; 185) h) System Pencernaan Karena
pengaruh
pengeluaran
asam
lambung
meningkat yang dapat menyebabkan : (1) Pengeluaran air liur berlebih (hipersalivasi) (2) Daerah lambung terasa panas (3) Terjadi mual/sakit pusing kepala terutama pagi hari yang disebut morning sickness. (4) Muntah
berlebihan
atau
yang
disebut
hyperemesis
gravidarum (5) Progesterone mengakibatkan gerak usus halus semakin berkurang dan menyebabkan obstipasi (Manuaba, 2010 h;110).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
33
i)
System Traktus Urinarius Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih
akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan, bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun di pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali(Prawirohardjo, 2009 h; 185). j)
System Endokrin Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan
membesar ± 135%. Akan tetapi kelenjar ini tidak mempunyai arti penting dalam kehamilan(Prawirohardjo, 2009 h; 186). k) System Muskuloskeletal Lordosis
yang
progresif
akan
menjadi
bentuk
umumpada kehamilan. Akibat kompensasi dan pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat kea rah belakang ke arah dua tungkai. Sendi sakroiliaka,
sakrokoksigis,
dan
pubis
akan
meningkat
mobilitasnya yang diperkirakan karena pengaruh hormonal (Prawirohardjo, 2009 h; 186). l)
Perubahan psikologis pada kehamilan : (1) Pada trimester I Pada trimester pertama seorang ibu masih takut menerima kehamilan ini, merasa kebingungan dengan kehamilannya.
Kekhawatiran
juga
terjadi
yang
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
34
berkaitan dengan kemungkinan terjadinya keguguran maka
dari
itu
banyak
wanita
yang
sengaja
merahasiakan kehamilannya. (2) Pada trimester II Keadaan ibu pada trimester ini sudah mulai sehat dan psikologisnya sudah mulai membaik. Ibu sduah dapat menerima kehamilan ini dan mulai merasakan gerakan bayinya. (3) Pada trimester III Seorang wanita hamil tinggal menanti kelahiran bayinya. Perhatian lebih memusat ke kehamilan dan selalu berusaha untuk melindungi bayi yang di kandung ( Yuni Kusmiati, S. ST, dkk, 2008: 71 ). j.
Adapun kehamilan dengan masalah diantaranya : 1) Perdarahan pada kehamilan muda seperti Abortus adalah suatu kehamilan oleh akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan tersebut berumur 22 minggu atau buah
kehamilan
belum
ampu
untuk
hidup
diluar
kandungan.dan ada beberapa jenis abortus yaitu abortus imminens, insipiens, inkomplit,komplit (Sarwono 2009 ;hal :146-148). Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan di mana setelah fertilisasi, implementasi terjadi di luar endometrium kavum uteri. Adapun gejalnya diantaranya adalah : a) Pucat atau anemis
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
35
b) Kesadaran menurun atau lemah c) Syok (hipovelemik) sehingga isi dan tekanan denyut jantung nadi berkurang serta meningkatnya frekuensi nadi ( diatas 112x/menit). d) Perut kembung e) Nyeri perut bagian bawah yang makin hebat apabila tubuh digerakan. f)
Nyeri goyang portio
2) Hipertensi Dalam Kehamilan a) Wanita hamil atau baru melahirkan mengeluh nyeri kepala hebat atau penglihatan mata kabur b) Wanita hamil atau baru melahirkan menderita kejang atau tidak sadar. (1) Gejala dan tanda (a) Tekanan darah distolik merupakan indikator dalam penanganan hipertensi dalam, kehamilan oleh karena tekanan diastolik mengukur tekanan perifer dan tidak tergantung keadaan emosional pasien. (b) Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan darah diastolik > 90 mmHg pada 2 pengukuran berjarak 1 jam atau lebih. (c) Hipertensi kehamilan dapat di bagi dalam (i) Hipertensi karena kehamilan, jika hipertensi terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
36
minggu, selama persalinan, dan atau dalam 48 jam pascappersalinan. (ii) Hipertensi keronik, jika hipertensi terjadi sebelum
kehamilan
20
minggu
(Sarwono.hal;207). 3) Ketuban Pecah Dini Ketuban di nyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung, ketuban pecah dini di sebabkan oleh berkuranganya tekanan
kekutan
intrauterin
membran
atau
oleh
atau
kedua
meningkatanya faktor
tersebut
(Sarwono.hal;219) 4) Infeksi Dalam Kehamilan Infeksi dalam kehamilan adalah masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh wanita hamil, yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala-gejala penyakit. Macam –macam infeksi virus a) Varisela b) Influenza c) Hebatitis d) Hiv e) Infeksi dalam kelompok khusus adalah : toksoplasma. f)
Herpes genetalis (Sarwono. Hal;228).
5) Hiperemesis gravidarum a) Nause dan vomitus yang berat serta tidak dapat diatasi dan bertambah sesudah trimester pertama
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
37
b) Biasanya hiperemesis gravidarum terjadi pada kehamilan pertama dan umumnya mengenai ibu hamil dengan keadaan yang mengakibatkan kadar hukum chorionic gonadropin
(hcG)
yang
tinggi
pada
penyakit
trofoblastikkehamilan atau kehamilan kembar. 6) Trofoblastik gestasional Merupakan anomali plasenta yang mengubah villi korolialis yang menjadi massa vasikel yang jernih; penyakit ini dinamakan pula kehamilan (mola hidatidosa). 7) Solusio plasenta Solusio plaseta mengacu kepada pelepasan prematur plasenta yang tertanan dalam dinding uterus. 8) Polihidramnion Keadaan ini berupa volume cairan amnion yang abnormal banyak di dalam dinding uterus. 9) Oligohidramnion Volume cairan amnion yang berkurang sangat banyak ( secara khas jumlahnya kurang dari 500 ml pada aterm) dan cairan ini juga menjadi sangat pekat. 10) Kehamilan ektopik Kehamilan ektopik mengacu kepada implementasi ovum yang sudah dibuahi di luar kavum uteri (Anita.2014.hal; 260).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
38
Postterm Persalinan postterm adalah persalinan melampaui umur hamil 42 minggu dan pada janin terdapat tanda postmaturitas (Manuaba, 2007). Definisi standar untuk kehamilan dan persalinan lewat bulan adalah 294 hari setelah hari pertama menstruasi terakhir, atau 280 hari setelah ovulasi. Istilah lewat bulan (postdate) digunakan karena tidak menyatakan secara langsung pemahaman mengenai lama kehamilan dan maturitas janin ( Varney Helen, 2007). Persalinan postterm menunjukkan kehamilan berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari (Prawirohardjo, 2008). 1. Insiden Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi antara 3,514%. Data statistik menunjukkan, angka kematian dalam kehamilan lewat waktu lebih tinggi ketimbang dalam kehamilan cukup bulan, dimana angka kematian kehamilan lewat waktu mencapai 5 -7 %. Variasi insiden postterm berkisar antara 2-31,37%. 2. Etiologi Menurut Sarwono Prawirohardjo dalam bukunya (Ilmu Kebidanan, 2008) faktor penyebab kehamilan postterm adalah : a. Pengaruh Progesteron Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan dipercaya merupakan kejadian perubahan endokrin yang penting dalam memacu proses biomolekuler pada persalinan dan meningkatkan sensitivitas uterus
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
39
terhadap oksitosin , sehingga terjadinya kehamilan dan persalinan postterm adalah karena masih berlangsungnya pengaruh progesteron. b. Teori Oksitosin Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan postterm memberi kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis memegang
peranan
penting
dalam
menimbulkan
persalinan
dan
pelepasan oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu faktor penyebabnya. c. Teori Kortisol/ACTH janin Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai “pemberi tanda” untuk dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron berkurang dan memperbesar sekresi estrogen, selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti anansefalus, hipoplasia adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan. 3. Saraf Uterus Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan di mana tidak ada tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawah masih tinggi kesemuanya diduga sebagai penyebabnya.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
40
a. Heriditer Beberapa penulis menyatakan bahwa seseorang ibu yang mengalami kehamilan postterm mempunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat bulan
pada
kehamilan
berikutnya.Mogren
(1999)
seperti
dikutip
Cunningham, menyatakan bahwa bilamana seseorang ibu mengalami kehamilan postterm saat melahirkan anak perempuan, maka besar kemungkinan anak perempuannya mengalami kehamilan postterm. b. Diagnosa Tidak jarang seorang bidan mengalami kesulitan dalam menentukan diagnosis karena diagnosis ditegakkan berdasarkan umur kehamilan, bukan terhadap kondisi kehamilan. Diagnosis dapat ditentukan melalui (Prawirohardjo, 2008) : c. Riwayat Haid Diagnosis tidak sulit untuk ditegakkan apabila hari pertama haid terakhir (HPHT) diketahui dengan pasti. Untuk riwayat haid yang dapat dipercaya, diperlukan beberapa kriteria antara lain, 1) Penderita harus yakin betul dengan HPHT-nya 2) Siklus 28 hari dan teratur 3) Tidak minum pil antihamil setidaknya 3 bulan terakhir Selanjutnya diagnosis ditentukan dengan menghitung menurut rumus Naegele. Berdasarkan riwayat haid, seseorang penderita yang ditetapkan sebagai kehamilan dan persalinan postterm kemungkinan adalah sebagai berikut: 4) Terjadi kesalahan dalam menetukan tanggal haid terakhir atau akibat menstruasi abnormal.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
41
5) Tanggal haid terakhir diketahui jelas, tetapi terjad kelambatan ovulasi. 6) Tidak ada kesalahan menentukan haid terakhir dan kehamilan memang berlangsung lewat bulan (keadaan ini sekitar 20-30% dari seluruh penderita yang diduga kehamilan postterm). 5. Komplikasi Kemungkinan komplikasi pada persalinan postterm adalah: Terhadap Ibu : Persalinan postterm dapat menyebabkan distosis karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin besar, moulding kepala kurang. Maka akan sering dijumpai seperti partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, robekan luas jalan lahir, dan perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikkan angka mordibitas dan mortalitas (Prawirohardjo, 2006). Trauma langsung persalinan pada jalan lahir: a. Robekan luas b. Fistula rekto-vasiko vaginal c. Ruptura perineum tingkat lanjut Infeksi karena terbukanya jalan halir secara luas senghingga mudah terjadi kontaminasi bacterial. Perdarahan: a. Trauma langsung jalan lahir b. Atonia uteri c. Retentio Plasenta Terhadap Janin : Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga mempunyai risiko
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
42
asfiksia, hipoksia, hipovolemia, asidosis, hipoglikemia, hipofungsi adrenal sampai kematian dalam rahim. Truma akibat tindakan oprasi yang di lakukan pervaginam dengan bentuk trias komplikasi: a. Infeksi b. Asfiksia c. Trauma langsung dan perdarahan 6. Tanda Bayi Postmatur Tanda postmatur dapat di bagi dalam 3 stadium (Prawirohardjo, 2008) : Stadium I : Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas. Stadium II : Keadaan kulit seperti stadium I disertai dengan pewarnaan kulit yang kehijauan oleh mekoneum yang bercampur air ketuban. Stadium III : Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku dan kulit janin serta pada jaringan tali pusat.Pada saat persalinan, penting dinilai keadaan cairan ketuban.Jika telah terjadi pewarnaan mekonium (kehijauan) atau bahkan pengentalan dengan warna hijau kehitaman, begitu bayi lahir harus segera dilakukan
resusitasi
aktif.Idealnya
langsung
dilakukan
intubasi
dan
pembilasan trakhea. Menurut Manuaba 2007, tanda bayi postmatur adalah: a. Biasanya lebih berat dari bayi matur ( > 4000 gram). b. Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
43
c. Rambut lanugo hilang atau sangat kurang.\ d. Verniks kaseosa di badan berkurang. e. Kuku-kuku panjang. f.
Rambut kepala agak tebal.
g. Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel. 7. Patofisiologi Sindrom posmatur : Bayi postmatur menunjukan gambaran yang khas, yaitu berupa kulit keriput, mengelupas lebar-lebar, badan kurus yang menunjukan pengurasan energi, dan maturitas lanjut karena bayi tersebut matanya terbuka.Kulit keriput telihat sekali pada bagian telapak tangan dan telapak kaki.Kuku biaanya cukup panjang. Biasanya bayi postmatur tidak mengalami hambatan pertumbuhan karena berat lahirnya jarang turun dibawah persentil ke-10 untuk usia gestasinya.banyak bayi postmatur Clifford mati dan banyak yang sakit berat akibat asfiksia lahir dan aspirasi mekonium. Berapa bayi yang bertahan hidup mengalami kerusakan otak. Insidensi sindrom postmaturitas pada bayi berusia 41, 42, dan 43 minggu masing-masing belum dapat ditentukan dengan pasti. Syndrome ini terjadi pada sekitar 10 % kehamilan antara 41 dan 43 minggu serta meningkat menjadi 33 % pada 44 minggu. Oligohidramnion yang menyertainya secara nyata meningkatkan kemungkinan postmaturitas. Disfungsi plasenta : Kadar eritroprotein plasma tali pusat meningkat secara signifikan pada kehamilan yang mencapai 41 minggu atau lebih dan meskipun tidak ada
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
44
apgar skor dan gas darah tali pusat yang abnormal pada bayi ini, bahwa terjadi penurunan oksigen pada janin yang postterm. Janin posterm mungkin terus bertambah berat badannya sehingga bayi tersebut luar biasa beras pada sat lahir. Janin yang terus tumbuh menunjukan bahwa fungsi plasenta tidak terganggu.Memang, pertumbuhan janin yang berlanjut, meskipun kecepatannya lebih lambat, adalah cirri khas gestasi antara 38 dan 42 minggu. Gawat janin dan Oligohidramnion : Alas an utama meningkatnya resiko pada janin posterm adalah bahwa dengan diameter tali pusat yang mengecil, diukur dengan USG, bersifat prediktif terhadap gawat janin intrapartum, terutama bila disertai dengan ologohidramnion. Penurunan volume cairan amnion biasanya terjadi ketika kehamilan telah melewati 42 minggu, mungkin juga pengeluaran mekonium oleh janin ke dalam volume cairan amnion yang sudah berkurang merupakan penyebab terbentuknya mekonium kental yang terjadi pada sindrom aspirasi mekonium. Pertumbuhan janin terhambat : Hingga kini, makna klinis pertumbuhan janin terhambat pada kehamilna yang seharusnya tanpa komplikasi tidak begitu diperhatikan. Divon dkk,. (1998) dan Clausson., (1999) telah menganalisis kelahiran pada hampir 700.000 wanita antara 1987 sampai 1998 menggunakan akte kelahiran medis nasional swedia. Bahwa pertumbuhan janin terhambat menyertai kasus lahir mati pada usia gestasi 42 minggu atau lebih, demikian juga untuk bayi lahir aterm.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
45
Morniditas dan mortalitas meningkatkan secara signifikan pada bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan.Memang, seperempat kasus lahir mati yang terjadi pada kehamilan memanjang merupakan bayi-bayi dengan hambatan pertumbuhan yang jumlahnya relatif kecil ini. Serviks yang tidak baik Sulit untuk menunjukan seriks yang tidak baik pada kehamilan memanjang karena pada wanita dengan umur kehamilan 41 minggu mempunyai serviks yang belum berdilatasi.Dilatasi serviks adalah indicator prognostic yang penting untuk keberhasilan induksi dalam persalinan. 8. Penatalaksaan Pada
post
datisme
prinsipnya
harus
dilakukan
terminasi
kehamilan.Diusahakan kehamilan jangan lewat 10 hari dari tanggal perkiraan persalinan.Kalau kehamilan pasti lebih dari 40 minggu dilakukan induksi partus dan terminasi.Pada primipara, terminasi kehamilan dilakukan pada tanggal perkiraan persalinan.Setelah kehamilan lebih dari 40 minggu sanpai dengan 42 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-baiknya, dengan cara : a. Non Stress Test (test tanpa tekanan) Bila memperoleh hasil non reaktif maka nilai spesifisitas 98,8% menunjukan kemungkinan besar janin baik. Bila diteruskan dengan test tekanan dengan hasil positif, hal ini menunjukkan penurunan fungsi plasenta janin. Terminasi dilakukan dengan sectio caesarea. b. Gerakan janin Secara subjektif normal rata-rata adalah 7 kali per 20 menit.Secara objektif dengan kardiotokografi normal rata-rata adalah 10 kali per 20 menit. Jika dengan kardiotokografi terdapat deselerasi berulang, variabilitas abnormal
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
46
( < style="mso-spacerun:yes"> mekoneum maka terminasi dilakukan dengan sectio caesarea. c. Amnioskopi Jika air ketuban jernih berarti janin dalam keadaan baik.Jika air ketuban sedikit dan mengandung mekoneum berarti janin mengalami asfiksia. Keadaan yang mendukung bahwa janin masih baik memungkinkan untuk mengambil keputusan : 1) Menunda terminasi 1 minggu dengan menilai gerak janin dan test tanpa tekanan 3 hari lagi. 2) Melakukan induksi partus. Jika tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu denganpengawasan yang ketat lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kematangan serviks, kalau sudah boleh dilakukan induksi persalian dengan atau tanpa amniotomi. Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan: a) Bahwa partus lama akan sangat merugikan bayi. b) Bahwa janin post term kadang-kadang besar, kemungkinan disproporsi sefalo-pelvik dan distosia janin perlu dipertimbangkan. c) Bahwa janin post term lebih peka terhadap sedatif dan narkosa, oleh karena itu anestasi konduktif paling baik. d) Bahwa perawatan neonatus post term perlu pengawasan dokter anak. Tindakan operasi SC dapat dipertimbangkan pada indikasi: a) Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang. b) Pembukaan belum lengkap, persalinan lama dan tanda – tanda gawat janin.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
47
c) Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, preeklampsi, anak berharga (infertilitas) dan kesalahan letak janin. 9. Pertimbangan Persalinan Anjuran (induksi) Persalinan anjuran bertujuan untuk dapat : a. Merangsang otot rahim berkontraksi, sehingga persalinan berlangsung b. Membuktikan ketidakseimbangan antara kepala janin dengan jalan lahir bishop telah menetapkan beberapa penilaian agar persalinan induksi dapat berhasil seperti yang ditujukan pada tabel berikut : Keadaan fisikNilaiTotal Nilai Pembukaan serviks 0 cm Perlunakan 0-30% Konsistensi serviks kaku Arah serviks ke belakang Kedudukan bagian terendah -300 Pembukaan 1-2 cmPerlunakan serviks 40-50% Konsistensi serviks sedang Arah serviks ke tengah Kedudukan bagian terendah -211 Pembukaan 3-4 cmPerlunakan 60-70% Konsistensi serviks lunak Kedudukan bagian terendah -1-022 Pembukaan di atas 5 cm Perlunakan 80% lebih33 Persalinan
anjuran
atau
induksi
persalinan
dapat
dilakukan
dengan
metode (Manuaba, 2007):
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
48
1) Metode Stein Persalinan anjuran mulai pagi hari. a) Pukul 6.00
: 30 cc oleum ricini
b) Pukul 7.00
: bisulfas kinine 0,200 gr
c) Pukul 8.00
: bisulfas kinine 0,200 gr + klisma air sabun hangat 1
liter d) Pukul 9.00
: bisulfas kinine, suntikan pituitrin 0,2 cc
e) Pukul 10.00
: bisulfas kinine, suntikan pituitrin 0,2 cc
f)
Pukul 11.00
: bisulfas kinine, suntikan pituitrin 0,2 cc
g) Pukul 12.00
: bisulfas kinine, suntikan pituitrin 0,2 cc
h) Pukul 14.00
: hanya suntikan pituitrin 0,2 cc
i)
Pukul 16.00
: hanya suntikan pituitrin 0,2 cc
j)
Pukul 18.00
: hanya suntikan pituitrin 0,2 cc
B. PERSALINAN 1. Pengertian Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamamilan cukup bulan ( 37-42), lahir sepontan dengan presenatsi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin(Sukarni.2013.hal;187). 2. Factor yang mempengaruhi persalinan anatra lain : a. Power / tenaga yang mendorong anak Power atau tenaga yang mendorong anak adalah His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
49
1) His
persalinan
yang
menyebabkan
pendataran
dan
pembukaan serviks. tediri dari : his pembukaan,his 2) His pengeluaran dan his pelepasan uteri. 3) His pendahuluan tidak berpengaruh terhadap serviks Tenaga mengejan 1) Kontraksi otot-otot dinding perut 2) Kepala di dasar panggul merangsang mengejan 3) Paling sedikit saat kontraksi b. Passage / panggul c. Passage / fetus (Sukarni .2013.hal; 195) 3. Tanda –tanda persalinan Persalinan dimulai bila ibu sudah dalm inpartu (saat uterus berkontraksi menyebabkan perubahan pada serviks membuka dan menipis), berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap . Tanda dan gejala menjelang persalinanan antara lain: a. Persaan distensi berkurang(lihtening ) b. Perubahan serviks c. Persalinan palsu d. Ketuban pecah e. Blood show f.
Lonjakan energy
g. Gangguan pada saluran cerna
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
50
4. Persalinan dibagi menjadi tiga tahap yaitu: a. Persalinan kala I Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10cm).persalinan kala 1 dibagi menjadi 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif. 1) Fase laten persalinan dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap, pembukaan servik kurang dari 4 cm, biasanya berlangsung hingga dibawah 8 jam. 2) Fase aktif persalinan : frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih), servik membuka dari 4 ke 10cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap (10 cm), terjadi penurunan bagian terbawah janin. Fase aktif dibagi menjadi 3 : a) Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3cm menjadi 4 cm b) Fase dilaktasi maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4cm menjadi 9 cm c) Fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap. Fasefase
ini
tersebut
dijumpai
pada
primigravida.
Pada
multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi fase laten,
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
51
fase
aktif
dan
fase
deselerasi
terjadi
lebih
pendek.(Sukarni.2013.hal; 214). Selama fase laten kondisi ibu dan bayi harus dicatat secara seksama, yaitu : denyut jantung janin setiap 30 menit, frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap 30 menit , nadi setiap 30 menit, pembukaan serviks setiap 4 jam, tekanan darah dan temperature setiap 4 jam, produksi urine, aseton dan protein setiap 2 sampai 4 jam. b. Persalinan kala II Persalinan kala II (kala pengeluaran) dimulai di mulai dari pembukaan lengkap (10cm) sampai bayi lahir.Perubahan fisiologis secara umum yang terjadi pada persalinan kala II yaitu : 1) His menjadi lebih kuat dan lebih sering 2) Timbul tenaga untuk meneran 3) Perubahan dalam dasar panggul 4) Lahirnya fetus. Tanda dan gejala persalinan kala II Gejala dan tanda persalinan kala II 1) Ibu merasakan ingin meneran bersama dengan terjadinya kontraksi 2) Ibu merasakan ada peningkatan tekanan pada rectum/ vagina 3) Perineum menonjol 4) Vulva vagina spinterani membuka 5) Meningkatnya pengeluaran lendir darah( Sukarni.2013.hal; 218-220).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
52
Asuhan sayang ibu yang diberikan pada kala II persalinan 1) Anjurkan agar ibu selalu didampingi oleh keluarganya selama proses persalinan dan kelahiran bayinya. Dukungan suami, orang tua, dan kerabat yang disukai ibu sangat diperlukan dalam menjalani proses persalinan. 2) Anjurkan keluarga ikut terlibat dalam memberikan asuhan diantaranya membantu ibu untuk berganti posisi, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan dan minuman, teman bicara, dan memberikan dukungan dan semangat selama persalinan dan melahirkan bayinya. 3) Penolong persalinan dapat memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan anggota keluarganya dengan menjelaskan tahapan dan kemajuan proses persalinan atau kelahiran bayi kepada mereka. 4) Tenteramkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala dua persalinan. Lakukan bimbingan dan tawarkan bantuan jika diperlukan. 5) Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran. 6) Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran saat ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran. Jangan anjurkan ibu untuk meneran berkepanjangan dan menahan nafas. Anjurkan ibu beristirahat diantara kontraksi. 7) Anjurkan ibu untuk minum selama persalinan kala dua. 8) Adakalanya ibu merasa khawatir dalam menjalani kala dua persalinan.
Berikan
rasa
aman
dan
semangat
serta
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
53
tentramkan hatinya selama proses persalinan berlangsung. Dukungan dan perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi. Beri penjelasan tentang cara dan tujuan dari setiap tindakan setiap kali penolong akan melakukannya, jawab setiap pertanyaan yang diajukan ibu, jelaskan apa yang dialami ibu dan bayinya dan hasil pemeriksaan yang dilakukan. (Asuhan Persalinan Normal, 2008). c. Persalinan kala III Persalinan kala IIIsering juga disebut sebagai kala pengeluaran uri (plasenta).Kala III dimulai setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,yang
berlangsung
tidak
lebih
dari
30
menit
(Sarwono.2009.hal;101 ). 1) Tanda –tanda persalinan kala III His pelepasan uri Tanda pelepasan plasenta a) Uterus menjadi bundar b) Perdarahan sekonyong konyong c) Tali pusat yang lahir memanjang d) Fundus uteri naik Menejemen aktif kala III a) Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin b) Memberikan oksitosin c) Lakukan PTT d) Masase fundus(Sukarni .2013.hal; 233).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
54
d. Kala IV Dimulai dari saat lahirnya plasenata sampai 2jam pertama postpartum(Sarwono.2009.hal; 101). Asuhan dan pemantauan pada kala empat adalah : 1) Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat. 2) Evaluasi tinggi fundus uteri dengan meletakkan jari tangan secara melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus uteri setinggi atau beberapa jari dibawah pusat. 3)
Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
4)
Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi) perineum.
5)
Evaluasi keadaan umum ibu.
6)
Dokumentasi. (Asuhan Persalinan Normal, 2008).
5. Penatalaksanaan persalinan Terdapat 58 langkah pertolongan persalinan, antara lain Mengamati tanda tanda persalinan kala dua yaitu Ibu memiliki keinginan untuk meneran, Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum atau vaginanya, Perineum menonjol,Vulva dan sfringer ani membuka. a. Menyaipkan perlengkapan bahan, dan obat obatan yang siap digunakan.
Mematahkan
ampul
oksitosin
10
unit
dan
menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
55
b. Mengenakan baju penutup atau celemek yang bersih c. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai si bawah siku, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan menggunakan handuk d. Memakai satu sarung tangan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam e. Mengisap oksitosin 10 unti ke dalam rabung suntuk dan kembali meletakan di partus set. f.
Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya denga hati hati dari depan sampai ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air DTT
g. Dengan menggunalan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan adanya pembukaan lengkap atau belum. Bila selaput ketuban belum pecah maka lakukan amniotomi h. Mengdekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelukpan tangan yang masih memakai sarung tangankotor ke dalam larutan klorin dan kemudian melepaskannya secara terbalik serta merendamnya dalam larutan klorin i.
Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (100-180x/menit)
j.
Memberi tahu ibu bahw apembukaan sudah lengkap dan janin dalam keadaan baik. Membantu ibu berada pada posisi senyaman mungkin sesuai dengan keinginannya
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
56
k. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran l.
Melakuakan pimpinan meneran saat ibu memiliki dorongan yang kuat untuk meneran : 1) Membimbing ibu untuk meneran saat mempunyai keinginan untuk meneran 2) Mendukung dan memberi semangat atas usaha untuk meneran 3) membantu ibu mengambil posisi yang nyaman 4) Menganurkan ibu untuk beritirahat jika di antara kontraksi 5) Mengajurkan keluarga untuk mendukung 6) Menganjurkan asupan peroral 7) Menilai DJJ setiap 5 menit 8) Menganjurkan
ibu
untuk
berjalan
atau
jongkok
atau
mengambil posisi yang senyaman mungkin 9) Jika bayi belum lahir dalam 60 menit meneran, maka segera rujuk m. Jika kepala bayi sudah membuka vulva dengan diameter 5 cm – 6 cm, letakan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi n. Melekatakan kain yang bersih dilipat sepertigadi bawah bokong ibu o. Membuka partus set p. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
57
q. Saat kepala bayi membuka vulva 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakan tangan yang lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar secara perlahan dan menganjurkan ibu meneran perlahan lahan saat kepala lahir r.
Dengan llembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang bersih
s. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai dengan hal tersebut t.
Menunggu hingga kepala bayi melakukan putar paksi luar
u. Setelah melakukan putar paksi luar tempatkan kedua tangan di masing masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. v. Setelah dua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada dibagian bawah ke arah perineum, membiarkab bahu dan lengan poterior lahir ke lengan tersebut. w. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangga saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi denga hati hati membantu kelahiran
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
58
x. Menilai keadaan bayi dengan cepat kemudian meletakan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala sedikit lebih rendah dari tubuhnya. Bila bayi mengalami asfiksia lakukan resusitasi y. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan kontak kulit ibu dan bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin im z. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama aa. Memegang tali pusat denga satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut bb. Mengeringkan
bayi,
mengganti
handuk
yang
basah
dan
menyelimuti bayi denag selimut yang kering dan bersih, menutupi bagian kepala, dan membiarkan tali pusat terbuka cc. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan untuk memeluk
bayinya
dan
memulai
pemberian
ASI
jika
ibu
menghendakinya dd. Metelakan kain yang bersih dan kering, melakukan palpasi abdomenuntuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua ee. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik ff. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran berikan suntikan oksitoasin 10 unit IM di sepertiga paha atas ibu bagian luar setelah mengaspirasinya terlebih dahulu gg. Memindahkan klem pada tali pusat
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
59
hh. Meletakan sarung tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakuka palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus ii. Menunggu uterus berkontraksi kemudian melakukan peregangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah bawah dan belakang untuk mencegah terjadinya involusi uteri jj. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menari tali pusat ke arah bawah kemudian ke arah atas mengikuti kurava jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus kk. Jika plasenta terlihat diintroitus vagina melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan ll. Segera setalah plasenta dan selaput ketuban lahir, lekukan masase uterus, meletakan telapak tangan di fundus dan melakuka masase dengan gerakan melingkar denga lembut hingga uterus berkontraksi mm. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban utuh nn. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera melakukan penjahitan pada laserasi yang mengalami oerdarahan aktif oo. Menilai ulang uterus dan memastikan berkontraksi dengan baik
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
60
pp. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tanganke dalam klorin dan membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air DTT dan mengeringkannya dengan kain qq. Menempatkan klem tali pusat steril atau mengikatkan tali pusat DTT dengan simpul mati sekeliling pusat sekitar 1 cm dari pusat rr. Mengikat satu lagi simpul mati dei bagia pusat yang bersebrangan dengan simpul mati yang pertama ss. Melepaskan klem bedah dan meletakannya dalam larutan klorin tt. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepala uu. Mengajurkan ibu untuk memulai oemberian ASI vv. Melanjutkan pemabtauan kontraksi uterus dan perdarahan vagina ww. Mengajarkan pada ibu dan keluaraga cara melakukan masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus xx. Mengevaluasi kehilangan darah yy. Memeriksa tekana darah,nadi dan keadaa kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama dan 30 menit selama 1 jam kedua zz. Menempatka semua peralatan didalam larutan klorin untuk dekontaminasi kemudia di cuci aaa. Membuang bahan bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai bbb. Membersihkan
ibu
dengan
mengguanakan
air
DTT.
Membersihkan cairan ketuban, lendir darah, dan membantu ibu memakai pakaian
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
61
ccc. Memastikan bahwa ibu nyaman dan membantu dala pemberian ASI serta meminta keluarga untuk memberikan makanan atau minuman yang diinginkan ibu ddd. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk persalinan dangan lauran klorin dan membilas denga air bersih dan Mencelupkan sarung tanagn kotor ke dalam larutan klorin membalikan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam klorin selama 10 menit eee. Mencuci kedua tangan dnegan sabur dan air mengalir fff. Kemudian melengkapi patograf ( Sarwono Prawirohardjo, 2009: 341). 6. Persalinan dengan masalah diantaranya yaitu: a. Distoksia bahu Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan pada sumbu normal dengan tulang belakang. Bahu pada umunya akan berada pada sumbu miring (oblique) di bawah rumus
pubis.
Dorongan
pada
saat
ibu
mengejan
akan
menyebabkan bahu depan dibawah pubis. Bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan pada sumbu miring panggul dan tetap berada pada posisi antroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan pada simfisis. Distoksia bahu terutama disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu untuk melipat kedalam
panggul misal (
makrosomia ) disebabkan oleh fase aktif dan persalinan kalaII yang terlalu pendek pada multipara sehingga penurunan kepala
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
62
yang terlalu cepat menyebabkan bahu tidak melipat pda saat melalui jalan lahir atau kepala telah melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelum bahu berhasil melipat masuk kedalam panggul (Sarwono.2009. hal; 215). Macam –macam malpresentasi Malpresentasi dikatakan secara kebetulan hanya jika faktorfaktor penyebab lain tidak ditemukan. Faktor maternal dan uterus 1) Panggul sempit 2) Perut ibu yang pendulans. Oleh karena memungkinkan uterus dan janin “jatuh” kedepan maka dapat terjadi kesukaran dalam penurunan bagian terendah. 3) Neoplasma. Fibrioyoma uteri dan cystoma ovarri dapat menghalangi jalan masuk kepanggul. 4) Kelinan uterus 5) Kelainan letak dan besarnya plasenta. Faktor janin 1) Bayi yang besar 2) Kesalahan dalam polaritas janin 3) Sikap janin: tidak flexi tetapi extensi 4) Kehamilan ganda 5) Kelainan janin 6) Hydramnion
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
63
b. Presentai muka Pada presentasi muka letak janin memanjang, presentasi kepala, bagian terendah janin kepala, bagian terendah janin muka, sikap extensi sempurana, penunjukannya adalah dagu dan diameter pada waktu masuk panggul adalah diameter submentobregmatica sebesar 9.5 cm . c. Presentasi muka dagu lintang Sumbu panjang muka berada pada diameter tranversa panggul, dengan dagu pada satu sisi dan dagu pada sisi yang lain. d. Presentasi muka dagu dibelakang Sekitar 30 persen presentasi muka dagu ada di belakang. Sebagian besar akan berputar kedepan. Kebalikan flexi presentasi muka dagu di belakang adalah presentasi belakang kepala UUK di depan; jadi LMP flexi ke ROA dan RMP ke LOA. Presentasi muka dagu di belakng menetap akan macet oleh karena itu tidak dapat lahir spontan. e. Presentasi Dahi Presentasi dahi adalah sikap extensi sebagian (pertengahan), berlawanan
dengan
presentasi
muka
yang
exstensinya
sempurna. Bagian teredahnya adalah daerah diantara margo orbitalis dengan bregma.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
64
f.
Presentasi puncak kepala Tidak terjadi flexi maupun exstensi;ubun –ubun kecil dan dahi sama-sama tinggi.bagian terendahnya adalah puncak kepala, penunjuknya adalah ubun-ubun kecil.
g. Persalinan sungsang Persalian pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang ) dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawh ( di daerah pintu atas panggul / simfisis) ( Harry Oxron.2010.hal;155-195). h. Persalinan ganda Proses persalinan pada kehamilan ganda, bukan merupakan multiplikasi proses kelahiran bayi, melainkan merupakan multiplikasi dari resiko kehamilan dan persalinan. Selain tenaga ibu, besarnya bayi dan faktor jalan lahir, letak dan presentasi bayi, menjadi faktor yang menentukan dalam keberhasilan penanganan kehamilan ganda (Sarwono.2009.hal ;527). i. Tali pusat menumbung Jenis lilitan tali pusat yang paling sering dijumpai adalah lilitan tali pusat sekitar leher anak. Tali pusat yang panjng lebih mudah menumbung dan melihat beberap bagian janin.panjang rata-rata tali pusat adalah 50 cm (Harry.2010. hal 249).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
65
C. BAYI BARU LAHIR 1.
Pengertian Neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi di luar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hamper pada semua system. Neonates bukanlah miniature orang dewasa, bahkan bukan pula miniatur anak. Neonatus mengalmi masa perubahan dari kehidupan di dalam rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam 24-72 pertama (Sukarni.2013.hal;277). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan, 37-42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000 gram.(Sally.2013.hal; 151)Bayi baru lahir normal adalah bayi yang cukup bulan, 38-42 minggu dengan berat badansekitar 2500-3000 gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm(Sarwono,2011).
2. Bayi dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut : a. Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram b. Panjang badan bayi 48-50 cm c. Lingkar dada bayi 32-34 cm d. Lingkar kepala bayi 33-35 cm e. Bunyi jantung dalam menit pertama +180 kali/ menit.kemudian turun sampai 140-120 kali/ menit pada saat bayi berumur 30 menit.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
66
f.
Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/ menit disertai pernafasaan cuping hidung,retraksi suprasternal dan intekostral, serta rintihan berlangsung 10-15 menit.
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa. h. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik. i.
Kuku telah agak panjang dan lemas.
j.
Genetalia: tetis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora telah menutupi labia minora (bagi bayi perempuan).
k. Reflek isap, menelan, dan moro telah terbentuk. l.
Eliminasi, urin,dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama. Mekonium memiliki karaktristik hitam kehijauan dan lengket (Sally.2013.hal;151).
3. Transisi Fisiologi kehidupan Ekstrauterin Terdapat 4 transisi yang menyebabkan perubahan bayi baru lahir secara cepat adalah: a. Sisitem pernafasaan Dikarenakan bayi baru lahir paling tertantang ketika perubaha lingkungan intra uteri kelingkungan ekstrauterin bayi baru lahir harus segera bernafas ketika lahir kedunia. b. Perubahan sirkulasi Aliran darah dari plasenta akan berhenti saat tali pusat diklem, hal ini meniadakan suplai oksigenplasentadan akan menunjukan serangkaian reaksi selanjutnya.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
67
c. Termoregulasi Bayi baru lahir akan mengalami cepat setres karena bayi mengalami perubahan suhu lingkungan, karena suhu di dalam uterus berfluktuasi sedikit , dan janin tidak perlu mengatur suhu. Bayi baru lahir akan dapat mengalmi kehilangna panas melalui 4 mekanisme diantaranya:konveksi, konduksi, radiasi, evaporasi. d. Pengaturan glukosa Sebelum kelahiran, janin terpajan glukosa darah yang hampir konstan, sekitar 60 hingga 70 % kadar glukosa darah maternal (varney.vol 2.2007.hal883). 4. Transisi ekstrauteri secara langsung a. Perubahan pada darah Nilai darah bayi baru lahir lebih bervariasi dari pada nilai pda orang dewasa atau anak ynag lebih tua,bayi baru lahir dilahirkan dengan nilai hematokrit/hemaglobin yang tinggi, kosentrasi hemoglobin yang normal memiliki rentang dari 13,7 sampai 20,0 g/Dl. b. Perubahan pada sistem gastrointestinal Sisitem gastrointestinal pada bayi baru lahir cukup bulan relatif matur.sebelum lahir , janin cukup bulan mempraktikan perilaku mengisap dan menelan. c. Perubahan pada sistem imun Sisteim imun pada neonatus tidak matur dan ketidak maturan fungsional ini akan mengakibatkan neonatus rentan terhadap infeksi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
68
d. Perubahan pada sistem ginjal Bayi baru lahir menunjukan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerus, kondisi ini mudah menyebabkan kondisi itu mudah menyebabkan retensi cairan dan intoksitas air (varny.vol 2.2007.hal:885-888). 5. Perawatan selama jam – jam pertama setelah kelahiran Ada tiga priode dalam perawatan bayi baru lahir selama jam pertama bayi lahir diantarnya: a. Priode transisi Karaktristik perilaku yang akan muncul selama jam-jam transisi segera setelah kelahiran. Priode transisi dibagi menjadi tiga tahap yaitu: 1) periode reaktif yang segera di mulai setelah kelahiran bbayi berlangsung sekitar30 menit, 2)
tahap ke dua adalah interval yang berlangsung dari 30 menit setelah kelahiran sampai 2 jam setelah kelahiran.
3)
Periode ke tiga adalah periode reaktif lain yng berlanjut dari 2 jam setelah kelahiran sampai bayi berusia 6 jam
b. Periode reaktifitas pertama Priode reaktifitas pertama di mulai pada saat bayi baru lahir dan berlangsung selama 30 menit, pada saat itu lah jantung bayi lahir dan berlangsung selama
30 menit akan berdenyut cepat dan
denyut tali pusat akan terlihat jalas (varney.vol2 .2007;hal 892)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
69
c. Periode yang tidak berespon Pada saat tahap kedua berlangsung dari sekitar 30 menit setelah kelahiran bayi sampai 2jam. Frekuensi jantung bayi akan menurun pada periode ini hingga kurang dari 140 x permenit. d. Periode reaktivitas kedua (tahap ketiga transisi) dari sekitar usia 2 jam sampai 6 jam , frekuensi jantung bayi labil dan perubahan warna terjadi lebih cepat (varney.vol2 .2007;hal 893). 6. Penanganan bayi baru lahir Tujuan utama perawatan bayi baru lahir a. Membersihkan jalan nafas b. Memotong dan merawat tali pusat c. Mempertahankan suhu tubuh bayi d. Identifikasi e. Pencegahan infeksi 7. Perawatan bayi baru lahir a. Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, penolongan segera membersihkan jalan nafas b. Memotong dan merawat tali pusat Tali pusat di potong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
70
c. Memberikan vitamin K Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir
dilaporkan
cukup
tinggi,untuk
mencegah
terjadinya
perdarahan pada bayi yang baru lahir normal dan cukup bulan harus diberikan vitamin K peroral1mg/hari selama tiga hari, sedangkan pada bayi resiko tinggi di beri vitamin K perental dengan dosis 0,5 mg secara I.M. d. Memberi obat tetes mata atau salep mata Untuk menmcegah penyakit mata karena klamedia (penyakit seksual menular) maka bayi yang baru lahir dianjurkan di berikan salep mata (saefuddin.2009.hal;133-135). 8.
Perilaku bayi baru lahir Reflek adalah suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa disadari pada bayi normal ,dan di bawah ini ada beberapa tingkatan reflek pad bayi yaitu : a. Rooting reflek Yaitu bila jari bayi menyentuh daerah sekitar mulut bayi maka mulut bayi akan membuka , dan ia akan memiringkan kepalnya pada arah datangnya jari b. Tonik neek reflek Yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal c. Statel reflek Yaitu reaksi emosional atau hentakan dan gerakan mengejang pada kaki dan tangan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
71
d. Stapping reflek Yaitu reaksi kaki yang spontan jika diangkat tegak dan kakinya satu persatu menyentuh seolah olah kaki bayi berjalan e. Reflek rooting (mencari puting) Bayi menoleh karah sentuhan pipinya atau dekat mulut f.
Reflek menghisap (sucking) Yaitu aerola puting susu tertekan pada gusi bayi
g. Reflek menelan (swallowing) Di mana ASI bayi dimulut mendesak otot daerah mulut. (hal;6tiga) Pengertian Neonatal Menurut kamus kedokteran Dorland (2003), djelaskan nahwa neonatal adalah jabang bayi baru lahir hingga berumur empat minggu.Neonatus adalah fase awal ketika seorang manusia lahir ke bumi (Krisyanasari, 2010). Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.Pertumbuhan dan perkembangan normal masa neonatal adalah 28 hari (Wahyuni, 2009). Pencegahan merupakan hal yang terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin dapat bertahan dengan baik karena periode neonatal merupakan periode paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi (Dewi, 2010).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
72
Periode Neonatal Periode neonatal meliputi jangka waktu sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 4 minggu terbagi menjadi 2 periode, antara lain : a. Perode Neonatal Dini yang meliputi jangka waktu 0 - 7 hari setelah lahir b. Periode lanjutan merupakan periode neonatal yang meliputi jangka waktu 8 - 28 hari setelah lahir ( wahyuni, 2009) Periode
neonatal
atau
neonatus
adalah
bulan
pertama
kehidupan.Selama periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang amat menakjubkan.Pada saat kelahiran, banyak perubahan dramatik yang terjadi di dalam tubuh bayi karena berubah dari ketergantungan menjadi tidak tergantung pada ibu.Dari sudut pandangan ibu, proses kelahiran merupakan pengalaman traumatik.Bayi terus berenang dalam uterus selama 9 bulan, janin mendapat kehangatan, perlindungan, bebas dari rasa sakit dan hampir tidak mengalami ketegangan.Kemudian persalinan dimulai dan janin didorong, dan meluncur melalui jalan lahir yang sempit (Ayurai, 2009). Neonatus yakni suatu organisme yang sedang tumbuh yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke ekstra unteri. Ada 3 faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi ini : a. Maturasi yang mempersiapkan tetus untuk transisi dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra uteri dan berhubungan lebih erat dangan masa gestasi dibandingkan dengan berat badan lahir.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
73
b. Adaptasi Diperlukan oleh Neonatus untuk dapat tetap hidup dalam lingkungan baru yang dibandingkan dengan leingkungan selama menjadi tetus, kurang menyenangkan. c. Toleransi Dimiliki oleh bayi yang hipoksia, kadar gula yang rendah, tetapi bagi orang dewasa mungkin sudah fatal tapi pada bayi belum berakibat fatal. Toleransi dan adaptasi berbanding terbalik jika dibandingkan dengan maturasi malun matur neonatus, makin baik adaptasinya tetapi makin kurang toleransinya(Rusepno Harun, 2005). Periode neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Kurang baiknya penanganan bayi bayi baru lahir atau neonatus yang sehat akan menyebabkan kelainankelainan yang dapat menakibatkan kecacatan seumur hidup,bahkan kematian (Dewi, 2010). Masa neonatus merupakan masa kritis bgi kehidupan bayi, 2/3 kematian bayiterjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian BBl terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir (Ambarwati, 2009). Bayi baru lahir mengalami gejala sakit dapat cepat memburuk, sehingga
bila
tidak
ditangani
dengan
adekuat
dapat
terjadi
kematian.Kematian bayi sebagian besar terjadi pada hari pertama, minggu pertama kemudian bulan pertama kehidupan (Ambarwati, 2009).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
74
Pertumbuhan dan perkembangan usia neonatal Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Selain itu, neonatus adalah individu yangsedang bertumbuh, pertumbuhan dan perkembangan neonatal meliputi : a. Sistem pernafasan Selama dalam uterus janin mendapat okisgen dan pertukaran gas melalui placenta, setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama ialah akibat adanya, sebagai berikut : 1) Tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir 2) Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbon dioksida kemoreseptor pada sinus karotis (stimulus kimiawi) 3) Rangsangan dingin didaerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan (stimulus sensorik)\ 4) Refleks deflasi Hering Breur Pernafasan pertama pada neonatal terjadi normal dalam waktu 30 menit setelah kelahiran, tekanan rongga dada pada saat melalui jalan lahir pervagina mengakibatkan cairan paru-paru keluar dari trakea sehingga cairan yang hilang ini diganti dengan udara. Sesaat sebelum lahir dan selama persalinan, produksi cairan paru berkurang, selama menuruni jalan lahir dada bayi terperas dan sejumlah cairan paru keluar dari trakea.Sejumlah stimulus memulai terjadinya pernapasan Tarikan nafas pertama biasanha terjadi dalam beberapa detik setelah lahir, sebagian besar cairan paru terserap ke
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
75
dalam aliran darah stelah beberapa detik setelah lahir.Terjadi pengisisan udara disertai peningkatan tekanan oksigen arterial, aliran darah arteri pulmonalis meningkat dan resistensi vaskular pulmonal menurun.Penjepitan tali pusat menghilangkan sirkulasi plasenta yang memiliki resistensi rendah yang menyebabkan peningkatan resistensi vaskular perifer dan peningkatan tekanan darah sistemik. Penutupan fungsional duktus arteriosus, bayi benafas dengan mandiri (Lissauuer, 2006) Pernafasan bayi dihitung dari gerakan diagfragma atau gerakan abdominal.Pernafasan tersebut dihitung dalam waktu satu menit, yani pada bayi baru lahir 35 kali per menit (Kristiyanasari, 2010). b. Jantung dan Sistem Sirkulasi Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang mengakibatkan tekanan antreol dalam paru menurun yang diikuti dengan menurunnya tekanan jantung kanan. Kondisi tersebut menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung kanan, sehingga secara fungsional foramen ovale menutup.Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran .Tekanan dalam paru turun dan tekanan aota desenden naik dan juga karena rangsangan (Pa02 yang naik) serta arteriosus yang terobliterasi. Aliran darah paru pada hari pertama kehidupan adalah4-5 liter per menit/m2. Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah yaitu 1,96 liter/menit/m2 dan bertambah pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/m2) karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan darah pada
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
76
waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui plasenta yang pada jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg. Frekuensi denyut jantung dapat dihitung dengan cara meraba arteri temporalis atau karotis, dapat juga secara langsung didengarkan di daerah jantung dengan menggunakan stetoskop binokuler. Frekuesnsi denyut jantung neonatal normal berkisar antara 100- 180 kali/menit waktu bangun, 80-160 kali/menit saat tidur (Kristiyanasari, 2010). c. Saluran pencernaan Bila dibandingkan dengan ukuran tubuh, saluran pencernaan pada neonatal relative lebih berat dan lebih panjang dibandingkan dengan orang dewasa, pada masa neonatal saluran pencernaan mengeluarkan
tinja pertama biasanya dalam dua puluh empat jam
pertama berupa mekonium (zat berwarna hitam kehijauan). Dengan adanya pemberian susu, mekonium mulai digantikan oleh tinja transisional pada hari ketiga dan keempat yang berwarna coklat kehijauan. Frekuensi pengeluaran tinja pada neonatal nampaknya sangat erat hubungannya dengan frekuensi pemberian makan/minum.Enzim dalam saluran pencernaan biasanya sudah terdapat pada neonatal kecuali amylase pancreas, aktifitas lipase telah ditemukan pada janin tujuh sampai delapan bulan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
77
d. Hepar Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis yang berupa kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun dalam waktu yang agak lama.Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya detosifikasi hati pada neonatus juga belum sempurna.Enzim hepar belum aktif benar pada neonatal, (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin, sering kurang
sehingga
fisologis.misalnya
neonatal enzim
memperlihatkan
UDPG
:
gejala
Uridin Disofat
ikterus
Glukoronid
Transferase) dan enzim G6PD e. Keseimbangan air dan fungsi ginjal Tubuh neonatal mengandung relative lebih banyak air dan kadar natrium relative lebih besar daripada kalium. Pada neonatal fungsi ginjal belum sempurna, hal ini karena, antara lain : 1) Jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa 2) Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal 3) Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatal relative kurang dibandingkan orang dewasa. f.
Metabolisme Luas permukaan tubuh neonatus relatif lebih luas dari tubuh orang dewasa, sehingga metabolisme basal per kg berat badan akan lebih besar. Oleh karena itu, BBL harus menyesuaikan diri dengan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
78
lingkungan baru sehingga energi dapat diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak. Pada jam-jam pertama kehidupan, energi didapatkan dari perubahan
karbohidrat.Pada
hari
kedua,
energi
berasal
dari
pembakaran lemak. Setelah mendapt susu, sekitar hari keenam Suhu tubuh neonatal berkisar antara 36,5 C – 37 C. pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksilla atau pada rectal. Empat kemungkinan energi diperoleh dari lemak dan karbohidrat yang masing-masing 60-40 persen. g. Kulit Kulit neonatal yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna kekuningan terutama di daerah-daerah lipatan dan bahu yang disebut vernik kaseosa. h. Imunologi Bayi baru lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum tulang dan juga tidak memiliki lamina propia ilium dan apendiks.Pada bayi baru lahir hanya terdapat gamaglobulin G yang didapat dari ibu melalui plasenta. Akan tetapi, bila ada infeksi melalui plasenta reaksi imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma serta antibodi gama A, G, dan M. i.
Suhu Tubuh Mekanisme yang dapat menyebabkan bayi baru lahir kehilangan panas
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
79
1) Konduksi, pemindahan panas dari tubuh bayi dihantarkan ke benda sekitar yang suhu lebih rendah melalui kontak langsung. 2) Konveksi, panas yang hilang dari tubuh bayi ke udara sekitar yang sedang bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara). 3) Radiasi, panas yang dipancarkan dari bayi ke lingkungan yang lebih (pemindahan panas antara objek yang memiliki suhu berbeda). 4) Evaporasi, panas yang hilang melalui proses penguapan yang bergantung pada kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas dengan cara mengubah cairan menjadi uap) (Dewi, 2010). Tinjauan Umum Tentang Kunjungan Neonatal (KN) 1. Pengertian kunjungan neonatal Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal dua kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik didalam maupun diluar gedung puskesmas, termasuk bidan di desa, polindes dan kunjungan ke rumah. Bentuk pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal
dasar
pemberian ASI
(tindakan
resusitasi,
pencegahan
hipotermia,
dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa
perawatn mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi) pemberian vitamin K dan penyuluhan neonatal di rumah menggunakan buku KIA (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004). Kunjungan neonatal (KN) adalah kontak neonatus dengan tenaga kesehatan minimal dua kali.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
80
a. Kunjungan pertama kali pada hari pertama dengan hari ke tujuh (sejak 6 jam setelah lahir). b. Kunjungan kedua kali pada hari ke delapan sampai hari kedua puluh delapan. c. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan bukan merupakan kunjungan neonatus (Syarifudin, 2009). 2. Tujuan Kunjungan Neonatal(KN) Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi atau mengalami masalah ( Rismintari, 2009). Pelayanan
kesehatan
neonatal
dasar
menggunakan
oendekatan konfeherensif, Manajemen Terpadu Bayi Muda untuk bidan/perawat, yang meliputi: 1. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, dan berat badan rendah. 2. Perawatan tali pusat 3. Pemberian vitamin K1 bila belum diberikan pada hari lahir 4. Imunisasi Hepatitis B 0 bila belum diberikan pada saat lahir 5. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan asli eksklusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dengan menggunakan buku KIA 6. Penanganan dan rujukan kasus (Ambarwati, 2009).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
81
3. Kategori Kunjungan Neonatal(KN) Kunjungan neonatal terbagi dalam dua kategori antara lain : a. Kunjungan Neonatal ke satu (KN 1) Kunjungan neonatal yang ke satu (KN 1) adalah kunjungan neonatal pertama kali yaitu pada hari pertama sampai hari ketujuh (sejak 6 jam setelah lahir). b. Kunjungan Neonatal yang kedua (KN 2) Kunjungan neonatal yang kedua adalah kunjungan neonatal yang kedua kali yaitu pada hari kedelapan sampai hari kedua puluh delapan. Menurut definisi operasional standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten di Jawa Timur (2004) kunjungan neonatal adalah kontak neonatus (0 – 28 hari) dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan dengan syarat usia 0 – 7 hari minimal 2 kali, usia 8 sampai 28 hari minimal 1 kali (KN2)di dalam/diluar Institusi Kesehatan (DepKes RI, 2004). 4. Cakupan Kunjungan Neonatal Cakupan Kunjungan Neonatal adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar sedikitnya tiga kali yaitu 1 kali pada 6 – 48 jam, 1 kali pada hari ke 3 – hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8 – hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui efektifitas dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
82
Jumlah neonatus yang telah memperoleh 3 kali pelayanan kunjungan neonatal X 100 (Sesuai
standar
di
suatu
wilayah
kerja
pada
kurun
waktu
tertentuJumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun) (Ayusianto, 2009). Cakupan pelayanan neonatal oleh tenagakesehatan untuk mengetahui
jangkauan
layanan
kesehatan
neonatal
serta
kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat melakukan layanan kesehatan neonatal (Syafrudin, 2011). Faktor yang berhubungan dengan Kunjungan Neonatal a.
Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoadmojo, 2007). Tingkatan pengetahuan didalam domain kognitif ada 6 tingkatan yaitu: 1. Know (tahu) : diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan terkini adalah mengingat kembali (recall). 2. Comprehension (memahami) : memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan suatu kemampuan secara benar
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
83
tentang objek yang telah diketahui sebelumnya dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3. Application ( aplikasi ) : diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi tertentu atau kondisi real atau sebenarnya. 4. Analysis ( analisis) : suatu komponen untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tapi masih dalam struktur organisasi tersebut, ada kaitannya satu sama lain. 5. Synthesis (sintesis) : menunjukkan kepada suatu kemampuan meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk ke seluruh yang baru. 6. Evaluation (evaluasi) : berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penelitian terhadap suatu obyek atau materi(Notoadmojo, 2005). b. Paritas ibu Paritas adalah keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan. Wanita dengan paritas tinggi yaitu wanita yang memiliki >2 anak dan paritas rendah yakni ≤2 anak ( Ramali, 2005). Paritas 2-3 merupakan paritas yang aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi ( lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal ( Wiknjosastro, 2007). c. Sosial Ekonomi Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
84
status
sosial
ekonomi
ini
akan
mempengaruhi
pengetahuan
seseorang (Notoatmodjo, 2007). Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok (Kartono, 2006). Keadaan sosial ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu dan bayi karena berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan – kebutuhan selama kehamilan, antara lain makanan sehat, bahan persiapan kelahiran,
obat
–
obatan,
tenaga
kesehatan
dan
transportasi/sarana angkutan. Masalah keuangan sering timbul didalam kehidupan keluarga (Lia, 2009). Status ekonomi menurut 1.
Tipe Kelas Atas (> Rp 2.000.000).
2.
Tipe Kelas Menengah (Rp 1.000.000 -2.000.000).
3.
Tipe Kelas Bawah (< Rp 1.000.000)
(Saraswati, 2009). Menurut penelitian Hartaty tahun 2006 bahwa ada hubungan antara sosial ekonomi dengan keinginan ibu untuk melakukan kunjungan terhadap bayinya ke petugas kesehatan. Faktor tersebut menyebabkan ibu membawa bayinya ke petugas kesehatan saat sakit saja. d. Sosial Budaya Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
85
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan (Notoatmodjo, 2007). e. Sarana Pelayanan Kesehatan Sarana pelayanan kesehatan dapat juga mempengaruhi rendahnya kunjungan neonatal ke puskesmas. Banyaknya jenis sarana pelayanan kesehatan yang ada disekitar puskesmas dan kurang memadainya fasilitas yang ada di puskesmas memungkinkan masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih memadai dan mudah dijangkau (Profil PKM, 2008) 9. Masalah pada Bayi Baru Lahir a. Afiksia Saat dilahirkan bayi biasanya aktif dan segera sesudah tali pusat dijepit bayi menangis yang merangsang pernafasan. Denyut jantung akan menjadi stabil pada frekuensi 120 sampai 140 per menit dan sianosis sentral menghilang dengan cepat. Akan tetapi beberapa
bayi
mengalami
depresi
saat
dilahirkan
dengan
menunjukan gejala tonus otot yang menurun dan mengalami kesulitan mempertahankan pernafasan yang wajar. Bayi –bayi ini dapat mengalmi apnu atau menunjukan upaya pernafasaan yang tidak cukup untuk kebutuhan fentilasi paru-paru. Afiksia berati hipoksia
yang
progresif,
penimbunan
Co2
dan
asidosis.(Sarwono.2009.hal;347). b. Hipotermia Bayi lahir dengan tubuh basah oleh air ketuban. Aliran udara melalui jendel atau pintu yang terbuka cepat akan mempercepat
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
86
terjadinya penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh. Akibatnya akan timbul sangat dingin yang merupakan gejala awal hipotermia.(Sarwono.2009.hal;373). c. Bayi Berat Lahir Rendah Bayi berat badan lahir rendah adalah (BBLR) ialah bayi baru lahir berat badanya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram). d. Infeksi Infeksi pada bayi baru lahir lebih sering di temukan pada BBLR. Infeksi lebih sering di temukan pada bayi yang lahir di rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir di luar rumah sakit. Bayi baru lahir mendapat kekebalan transplasenta terhadap kuman yang berasal dari ibunya. e. Tetanus Neonatoroum Penyakit tetanus neonatoroum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus ( bayi berusia kurang dari 1 bulan ) yang di sebabkan oleh Clostridium tetani, yaitu kuman yang mengluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat (Sarwono.2009.hal ;376-388). f.
Kejang Kejang pada bayi baru lahir sering dikenali
karena bentuknya
berbeda dengan kejang pada anak atau orang dewas. Hal ini disebabkan karena ketidakmatangan organisasi konteks pada bayi baru lahir (Sarwono.2009.hal; 391).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
87
g. Cedera lahir Cedera lahir adalah kelainan pada bayi baru lahir yang terjadi karena trauma lahir akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan
yang
diakibatkan
kelainan
fisiologik
persalinan
(Sarwono.2009.hal; 399). MASA NIFAS 1. Pengertaian Masa nifas adalah (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan keadaan sebelum hamil.Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Sarwono.2009.hal;122). 2. Tahapan masa nifas Masa nifas (puerperium) di mulai setelah plaseta lahir dan berakhir ketika
alat-alat
kandungan
kembali
seperti
keadaan
sebelum
hamil.Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.Wanita yang melalui periode puerpura.Puerpurium (nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normalnya. Masa nifas (puerpurium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini 6-8 minggu( Diah.2013.hal; 1).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
88
3. Nifas dibagi menjadi tiga yaitu : a. Puerperium dini Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalanjalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. b. Puerperium intermedial Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. c. Remote puerperium Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama
hamila
atau
waktu
persalinan
mempunyai
komplikasi.Waktu untuk sehat sempuranabisa berminggu-minggu, bulanan, tahunan (Dian.2013.hal;5). Tabel 2.3 Jadwal Kunjungan Pascasalin Menurut Saefudin, 2006. KUNJUNGAN
WAKTU a. b. c.
I
6-8 jam PP
d. e. f.
a.
II
6
hari PP
b. c. d. e.
ASUHAN Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Pemberian ASI awal. Melakukan hubungan antara ibu dan bai baru lahir. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara pencegahan hipotermia Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil. Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. Memberikan konseling pada ibu mengenai
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
89
III
2 minggu PP
IV
6 minggu PP
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari. Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan) a. Menanyakan pada ibu tentang penyulitpenyulit yang ia alami. b. Memberikan konseling KB secara dini.
4. Perubahan sistem reproduksi Pada masa nifas ibu akan mengalami beberapa perubahan diantaranya perubahan pada sistem reproduksi yaitu a. Infolusi uterus Yaitu kembalinya uterus menjadi keadaan sebelum hamil,lapisan desidua
yang
di
lepaskan
dari
dinding
Endometrium akan terbentuk selama 10 hari
yang
disebut
lokia.
samapai sekitar 6
minggu post partum,dan ukuran uterus berubah dari 15 x11x7,5 cm menjadi7,7 x 5 x7,5 cm setiap minggu berat uterus akan turun menjadi 500
gram
dan
uterus
akan
menutup
selebar
satu
jari.(Bahyatun.2009.hal;60). b. Lokia Lokia keluar dari uterus setelah bayi lahirsamapi tiga samapai 4 minggu
,diantarnya
lohia
rubra,serosa
dan
alba
(Bahyatun.2009.hal;60). c. Ovarium dan tuba valopi Setelah lahirnya plasenta akan terjadi penurunanproduksi estrogen dan progesteron dan akan timbal balik menjadi mekanisme menstruasi (Bahyatun.2009.hal;61).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
90
d. Perubahan sistem pencernaan Setelah
kelahiran
plasenta
akan
terjadi
penurunan
produksi
progresteron akan menyebabkan nyweri ulu hati dan konstipasi terutama pada beberapa hari pertama (Bahyatun.2009.hal;61). e. Perubahan sistem perkemihan Diuresis akan terjadi 2-3 hari post partum ,diuresi ini terjadi disebabkan
karena
saluran
urinaria
mengalami
dilatasi
(Bahyatun.2009.hal;61). f.
Perubahan sistem endokrin Setelah plasenta lahir kadar HCG dan HPL berangsur turun dan normal kembali setelah 7 hari postpartum dan HPL tidak lagi terdapat pada plasma (Bahyatun.2009.hal;61).
g. Perubahan sistem kardiovaskuler Curah
jantung
meningkat
selama
masa
persalinan
dan
berlangsung sampai kala tiga (Bahyatun.2009.hal;61). h. Perubahan sistem hematologi Leokosit mungkin akan terjadi selama persalinan, sel darah merah berkisar 15.000 selama persalinan,dan sel darah putih 25.000-30.000 yang
merupakan
manifenstasi
pada
persalinan
lama
(Bahyatun.2009.hal;62). i.
Perubahan tanda vital Tekanan darah harus dalam keadaan stabil dan suhu akan turun secara berlahan pada 24 jam post partum (Bahyatun.2009.hal;62).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
91
5. Adaptasi Psikologis ibu Pada hari pertama dan kedua ibu yang telah melahirkan akan mengalami perubahan psikologis dan cenderung masih membicarakan pengalaman persalinan dan menurut priode ini telah diuraiakn oleh Rubin yaitu priode : a. Talking in 1)
Periode ini akan terjadi pada hari 1-2 setelah melahirkan . (Bahyatun.2009.hal;64).
2)
bu akan mengulang – ulang pengalaman masa bersalian
3)
Peningkatan nutrisi pada ibu nifas sangat penting dibutuhakan biasanya selera makan ibu meningkat .(Bahyatun.2009.hal;64).
b. Taking hold 1) Masa ini akan berlangsung pada hari 2-4 pospartum ibu akan menjadi perhatian yang pada kemampuanya menjdi seorang ibu dan
bertanggung
jawab
penuh
pada
bayinya
(Bahyatun.2009.hal;64).
2) Perhatian akan pada fungsi –fungsi tubuh 3) Ibu akn berusaha agar dirinya dapat memberikan asuhan pada bayinya seperti mebedong, menyusui (Bahyatun.2009.hal;64). c. Letting go 1) Masa ini akan terjadi ,ibu pulang kerumah setelah melahirkan. 2) Dan hal ini akan membuat seorang ibu mengambil tanggung jawab untuk perawatan bayinya.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
92
3) Pada masa ini ibu umumnya akan terjadi depresi postpartum (Bahyatun.2009.hal;65). 6. Masalah pada masa Nifas a. Infeksi nifas Infeksi pada dan melalui traktus genitalis setelah persalinan disebut infeksi nifas. Suhu 38 0C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 post partum dan di ukur peroral sedikitnya 4 kali sehari disebut sebagai morbiditas puerperalis. b. Metritis Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. a. Bendungan payudara Bendungan payudara adalah peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara dalam rangka mempersiapkan untuk laktasi. b.
Mastitis Payudara tegang dan kemerahan
c. Abses payudara Terdapat masa padat, di bawah kulit yang kemerahan d. Infeksi luka perinatal Disebabkan oleh keadaan yang kurang bersih dan tindakan infeksi yang kurang baik ( Sarwono.2009. hal;259-264). 7. Deteksi dini komplikasi ibu nifas Normal nya ibu nifas akan mengalami beberapa hal yaitu : a. Lelah dan sulit tidur b. Adanya tanda infeksi puerpuralis (demam)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
93
c. Nyeri panas saat berkemih d. Sembelit, hemoroid e. Sakit kepala terus menerus f.
Lokia berbau busuk yang sangat banyak
g. Puting susu lecet dan payudara bengkak h. Sulit menyusui i.
Rabun senja
j.
Edema, sakit dan panas pada tungkai (Bahyatun.2009.hal;144).
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa nifas maka dari ibu dan keluarga harus memahmi tentang bahaya masa nifas diantarnya adalah 1) Perdarrahan pervaginam yang melebihi 500 cc 2) Pengeluaran pervaginam yang baunya busuk 3) Rasa sakit pada bagian bawah abdomen atau punggung 4) Sakit kepal yang terus menerus ,sakit ulu hati 5) Pembengkakan di wjah dan ditangan 6) Demam ,muntah, rasa sakit saat buang air kecil 7) Payudara yang berubah warna menjadi merah dan bengkak 8) Kehilngan nafsu makan yang lama 9) Rasa sakit, merah ,nyeri tekan dann pembengkakn kaki 10) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh anaknya 11) Merasa letih dan nafas terengah-engah (Bahyatun.2009.hal;114)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
94
E. Keluarga Berencana 1. Definisi Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama anda kenal.KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak Anda, dan menentukan sendiri kapan Anda ingin hamil.Bila Anda memutuskan untuk tidak segera hamil sesudah menikah, Anda bisa ber-KB.Layanan KB di seluruh Indonesia sudah cukup mudah diperoleh.Ada beberapa metoda pencegahan kehamilan, atau penjarangan kehamilan, atau kontrasepsi, bisa Anda pilih sendiri. 2. Manfaat-manfaat KB Setiap tahun, ada 500.000 perempuan meninggal akibat berbagai masalah yang melingkupi kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan (aborsi) yang tak aman.KB bisa mencegah sebagian besar kematian itu. Di masa kehamilan umpamanya, KB dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat : a.
Kehamilan terlalu dini : Perempuan yang sudah hamil tatkala umurnya belum mencapai 17 tahun sangat terancam oleh kematian sewaktu persalinan. Mengapa? karena tubuhnya belum sepenuhnya tumbuh; belum cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi. Lagipula, bayinya pun dihadang oleh risiko kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun. b.
Kehamilan terlalu “telat” : Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan terancam banyak bahaya. Khususnya bila ia mempunyai problema-problema kesehatan lain, atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan. Kehamilan-
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
95
kehamilan terlalu berdesakan jaraknya. Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan tubuh perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu persalinan tapi sudah hamil lagi, tubuhnya tak sempat memulihkan kebugaran, dan berbagai masalah bahkan juga bahaya kematian, menghadang. c.
Terlalu sering hamil dan melahirkan : Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang bahaya kematian akibat pendarahan hebat dan macam-macam kelainan lain, bila ia terus saja hamil dan bersalin lagi.
d.
Jutaan
perempuan
di
seluruh
dunia
selama
ini
sudah
menggunakan metoda-metoda KB yang kami paparkan dalam halaman-halaman berikutnya. Malahan metoda-metoda itu lebih aman ketimbang hamil dan bersalin. Bila Anda memilih untuk tetap ber-KB. e.
Sebagian perempuan menginginkan banyak anak – khususnya di tengah-tengah
masyarakat-masyarakat
yang
miskin,
tak
memperoleh pembagian tanah yang adil, sumberdaya kurang, dan keuntungan social tipis. anak-anak membantu pekerjaan orangtua sehari-hari, dan merawat mereka di usia lanjut. di banyak tempat, jumlah anak yang sedikit dianggap sebagai kemewahan (hanya orangtua yang berkecukupan saja yang mampu mengurangi jumlah anak). Tetapi sebagian perempuan lain menganggap bahwa anyaknya anak justru makin memiskinkan keluarga, dan mempersualit pengentasan nasib mereka. banyak orangtua yang sedih dan menyesal karena kebanyakan anak; tidak mampu
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
96
memberi
mereka
penghidupan
yang
layak;
tak
mampu
menyekolahkan mereka sampai jenjang yang tinggi, dan akibatnya anak-anak mereka itu tak mendapat peluang memperbaiki generasi mereka. f.
Umumnya perempuan yang menghendaki pembatasan jumlah anak adalah perempuan yang sudah punya kesempatan belajar dan mencari nafkah sendiri, serta statusnya cukup setara dengan laki-laki dalam masyarakatnya.
3. Macam – macam metoda KB: a. Metoda perintang, yang bekerja dengan cara mengahlangi sperma dari pertemuan dengan sel telur (merintangi pembuahan). b. Metoda hormonal, yang mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel telur, mempersulit pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim tak menyokong terjadinya kehamilan yang tak dikehendaki. c. Metoda yang melibatkan alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim (IUD), gunanya untuk mencegah pembuahan sel telur oleh sperma. d. Metoda alamiah, yang membantu Anda mengetahui kapan masa subur Anda, sehingga Anda dapat menghindari hubungan seks pada masa itu. e. Metoda permanen, atau metoda yang menjadikan Anda taua pasangan Anda tidak bisa lagi memiliki anak untuk selamanya; lewat suatu operasi. 4. Jenis – Jenis alat kontrasepsi Kontrasepsi
adalah
pencegahan
kehamilan
atau
pencegahan
konsepsi. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dapat dilakukan, antara lain penggunaan pil KB/ kontrasepsi oral, suntikan atau intravaginal, penggunaan alat dalam saluran reproduksi (kondom, alat kontrasepsi dalam
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
97
rahim/implan), operasi (tubektomi, vasektomi) atau dengan obat topikal intravaginal yang bersifat spermisid. Berikut ini adalah macam-macam alat kontarasepsi : a. Kondom Kondom adalah suatu alat kontrasepsi berupa sarung dari karet yang diselubungkan ke organ intim lelaki, yang bekerja dengan cara mencegah sperma bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan. Kondom merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan yang sering di-gunakan.Kondom juga bisa digunakan untuk melindungi pasangan dan diri sendiri dari virus HIV dan penyakit menular seksual.Tapi apakah pemakaian kondom cukup aman dan efektif untuk melindungi Anda dari kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit. Aman atau efektifnya pemakaian kondom sebagai alat pencegah kehamilan dan pencegah penyebaran penyakit ternyata tergantung pada cara pemakaiannya. Jika kondom dipakai secara tepat dan benar, maka kondom akan dapat melindungi Anda dan pasangan dari hal-hal tersebut. Jika
dipakai
secara
asal-asalan,
ada
kemungkinan
kegagalan
penggunaan kondom, yakni meski sudah digunakan, tetap saja Anda dapat hamil atau terinfeksi penyakit menular seksual. Penggunaan kondom yang benar adalah memakaikannya pada organ intim pria yang ereksi.Sisakan ruangan di bagian paling ujung kondom untuk menampung sperma, caranya dengan menjepit bagian paling ujung kondom dengan jari saat memakai kondom tersebut.Setelah terjadi ejakulasi dan sperma keluar dan ditampung oleh kondom tersebut, segera tarik penis dari vagina selama penis masih ereksi. Karena kalau
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
98
penis sudah tidak dalam keadaan ereksi, kondom akan menjadi longgar dan sperma yang sudah tertampung tadi bisa merembes keluar dan dapat membuahi. Kesalahan pemakaian kondom yang lain adalah membuat kondom robek, misalnya karena kena kuku atau ikut robek saat membuka plastiknya. Kondom yang sobek tidak akan melindungi dengan sempurna, karena itu Anda dan pasangan harus memperhatikan dengan baik instruksi pemakaiannya. Selain itu ada kemungkinan juga kondom yang Anda gunakan bersama pasangan memiliki cacat produksi, maka perhatikan dengan seksama sebelum digunakan.Kondom yang sudah digunakan harus segera dibuang dan tidak boleh dipakai lagi.Perhatikan juga tanggal kadaluarsanya, karena berkaitan dengan elastisitas kondom tersebut. Yang terakhir adalah Anda lebih baik memilih kondom yang terbuat dari bahan lateks karena dapat melindungi lebih baik dari bahanbahan yang lain. b. Alat kontrasepsi berupa susuk KB (implant) Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
99
1) Cara Kerja Sama dengan pil namun susuk ditanamkan di dalam kulit, biasanya di lengan atas. Implan mengandung progesteron yang akan terlepas secara perlahan dalam tubuh. 2) Efektifitas a) Lendir serviks menjadi kental b) Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi. c) Mengurangi transportasi sperma. d) Menekan ovulasi
99 % Sangat efektif (kegagalan 0,2 – 1
kehamilan per 100 perempuan) 3) Indikasi Susuk KB a) Pemakaian KB yang jangka waktu lama b) Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat. c) Tidak dapat memakai jenis KB yang lain. 4) Keuntungan a) Tahan sampai 5 tahun atau sampai diambil. Kesuburan akan kembali segera setelah pengangkatan. Pencegahan kehamilan terjadi dalam waktu 24 jam setelah pemasangan. b) Melindungi wanita dari kanker rahim. c) Aman digunakan setelah melahirkan dan menyusui. d) Tidak mengganggu aktivitas seksual. e) Daya guna tinggi. f)
Perlindungan jangka panjang (3 tahun untuk Jadena).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
100
g) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan. h) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam. i)
Bebas dari pengaruh estrogen.
j)
Tidak menggangu kegiatan senggama.
k) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. l)
Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
m) Mengurangi nyeri haid n) Mengurangi jumlah darah haid. o) Mengurangi/memperbaiki anemia. p) Melindungi terjadinya kanker endometrium. q) Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara. r) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul. s) Menurunkan angka kejadian endometriosis. 5) Kelemahan Tidak dianjurkan untuk penderita penyakit hati, kanker payudara, perdarahan tanpa sebab, penggumpalan darah, penderita tekanan darah tinggi, penyakit kandung empedu, kolesterol tinggi, siklus
menstruasi
tidak
teratur,
sakit
kepala,
penyakit
jantung.Beberapa jenis susuk, yang tampak dari luar atau terasa bila diraba.Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea. 6) Efek Samping a) Gangguan pola Haid : tidak haid dan pendarahan yang tidak lama. b) Kemungkinan infeksi pada bekas luka pemasangan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
101
c) Perdarahan d) Siklus menstruasi lebih panjang. e) Rambut rontok f)
Gairah seksual turun
g) Jerawat dan depresi. 7) Kontraindikasi a) Hamil atau diduga hamil, penderita jantung, strok, lever, darah tinggi dan kencing manis. b) Pendarahan Vagina tanpa sebab. c) Wanita dalam usia reproduksi. d) Telat atau belum memiliki anak. e) Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena). f)
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
g) Pascapersalinan dan tidak menyusui. h) Pascakeguguran. i)
Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
j)
Riwayat kehamilan ektopik
c. Kontrasepsi Suntik 1) Pengertian Kontrasepsi adalah suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
yang
merencanakan
bertujuan
jumlah
anak
untuk dan
menjarangkan meningkatkan
kehamilan,
kesejahteraan
keluarga agar keluarga dapat memberikan perhatian dan pendidikan yang maksimal pada anak.(Saifuddin,2007).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
102
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman. 2) Cara kerja kontrasepsi suntikan a) Menghalangi ovulasi (masa subur) b) Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental c) Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim d) Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma e) Mengubah kecepatan transportasi sel telur 3) Keuntungan dan efek samping suntikan a) Keuntungan : (1) Efektifitasnya tinggi (2) Cara pemberiannya sederhana (3) Cukup aman (4) Kesuburan dapat kembali (5) Cocok bagi ibu-ibu yang sedang menyusui (Saifuddin , 2007). b) Efek samping : (1) Gangguan haid (2) Mual, sakit kepala, penambahan berat badan (3) Kadang kala ibu mengeluh gairahnya menurun
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
103
4) Cara pemberian kontrasepsi suntikan a) Waktu Pemberian Setelah melahirkan : hari ke 3 – 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi. Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi. Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid. b) Lokasi Penyuntikan
Daerah bokong/pantat
Daerah otot lengan atas
5) Kontra indikasi kontrasepsi suntikan a) Absolut (1) Hamil (2) Riwayat kanker payudara. (3) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya b) Relatif (1) Riwayat gangguan jiwa (2) Riwayat penyakit payudara (3) Riwayat sakit kepala (4) Wanita yang ingin hamil dalam waktu 2 tahun ke depan. (5) Wanita yang ingin hamil lebih cepat. 6) Contoh obat injeksi beserta dosisnya a) Depo Provera ( 3 ml/150 mg atau 1 ml/150 mg) diberikan setiap 3 bulan (12 minggu ). b) Noristeran ( 200 mg ) diberikan setiap 2 bulan ( 8 minggu ).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
104
c) Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan. (Saifuddin,2007) 7) Jenis – jenis KB suntik a)
Suntik kombinasi ( 1 bulan ) Suntikan kombinasi mengandung hormon esterogen dan progesteron, yang diberikan satu bulan sekali. (1) Keuntungan KB suntik 1 bulan (2) Diberikan setiap 4 minggu (3) Peserta suntikan cyclofem mendapat menstruasi (4) Pemberian aman, efektif, dan relatif mudah
b) Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi (1) Usia reproduksi (2) Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak. (3) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi. (4) Menyusui ASI pascapersalinan lebih dari 6 bulan (5) Pascapersalinan dan tidak menyusui. (6) Anemia (7) Nyeri haid hebat (8) Haid teratur (9) Riwayat kehamilan ektopik (10)
Sering menggunakan pil kontrasepsi
c) Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi (1) Hamil atau diduga hamil (2) Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
105
(3) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya (4) Penyakit hati akut. (5) Usia lebih dari 35 tahun yang merokok. (6) Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (lebih dari 180/110 mmHg). (7) Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain. (8) Keganasan payudara d) Waktu Mulai menggunakan Suntikan Kombinasi (1) Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan. (2) Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari. (3) Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. (4) Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil. (5) Bila pascapersalinan lebih dari 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan, asal saja dipastikan tidak hamil. (6) Bila pascapersalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan beri suntikan kombinasi.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
106
(7) Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi. (8) Ibu yang sedang menggunakan kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya
secara
benar,
suntikan
kombinasi
dapat
diberikan tanpa perlu menunggu haid. (9) Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya. e) Suntikan Progestin (Suntik 3 bulan) 1) Cara Kerja a) Mencegah ovulasi b) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis d) Menghambat pengangkutan gamet oleh tuba 2) Efektivitas Kontrasepsi suntik progestin memiliki efektivitas yang sangat tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikan dilakukan sesuai jadwal dan secara teratur.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
107
3) Keuntungan a) Sangat efektif b) Pencegahan kehamilan jangka panjang c) Tidak berpengaruh terhadap hubungan seksual d) Tidak
mengandung
esterogen
sehingga
tidak
berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah e) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI f)
Sedikit efek samping
g) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik h) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai perimenopause. i)
Membantu
mencegah
kanker
endometrium
dan
kehamilan ektopik. j)
Menurunkan kajadian penyakit jinak payudara.
k) Mencegah
beberapa
penyebab
penyakit
radang
panggul. l)
Menurunkan krisis anemia bulan sabit.
4) Kekurangan a) Sering ditemukan gangguan haid b) Siklus haid yang memendek atau memanjang c) Perdarahan yang banyak atau sedikit. d) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak. e) Tidak haid sama sekali.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
108
f)
Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan.
g) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya. h) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering. i)
Tidak
menjamin
perlindungan
terhadap
penularan
infeksi menular seksual, hepatitis B, atau infeksi virus HIV. j)
Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
k) Terlambatnya terjadinya
kembali
kerusakan
kesuburan atau
kelainan
bukan pada
karena organ
genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya. 5) Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin a) Usia reproduksi. b) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi. c) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai. d) Setelah melahirkan dan tidak menyusui. e) Setelah abortus atau keguguran. f)
Perokok.
g) Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
109
h) Menggunakan obat untuk epilepsi atau obat tuberklosis. i)
Tidak
dapat
menggunakan
kontrasepsi
yang
mengandung esterogen. j)
Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
k) Mendekati usia menopause 6) Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin a) Hamil atau dicurgai hamil. b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. c) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid. d) Menderita kanker payudara. e) Diabetes melitus 7) Manfaat Kesehatan a) Menurunnya
jumlah
darah
haid
setiap
bulan,
menurunkan nyeri perut. b) Mengurangi kemungkinan penyakit kurang darah akibat kekurangan zat besi. c) Mengurangi tanda atau gejala sindroma haid. d) Dapat
melindungi
kemungkinan
penyakit
radang
panggul dan kanker indung telur karena progestin menyebabkan
mukus
serviks
menebal,
sehingga
memepersulit penularan infeksi dari liang senggama atau serviks untuk mencapai saluran telur (penekanan ovulasi akan menyebabkan berkurangnya stimulasi dari sel epitel ovarium).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
110
e) Mencegah terjadinya kanker endomertrium. f)
Dapat
digunakan
pada
wanita
yang
mempunyai
penyakit darah sickle cell anemia. g) Dapat meningkatkan jumlah ASI pada ibu yang menyusui 8) Cara pemberian a) Waktu Pemberian : (1) Setelah melahirkan
: 6 minggu pasca salin
(2) Setelah keguguran
: segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi).
(3) Dalam masa haid
: Hari pertama sampai hari
ke-5 masa haid. b) Lokasi Penyuntikan dengan i.m sampai daerah glutus atau daerah bokong/pantat atau
daerah otot lengan
atas. d) Alat kontrasepsi berupa pil Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception). Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb: 1) Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur. 2) Meningkatkan
kekentalan
lendir
leher
rahim
sehingga
menghalangi masuknya sperma.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
111
3) Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan e) Cara Minum OC OC harus diminum tiap hari dengan cara mengikuti petunjuk nama hari yang tertera di blisternya. Untuk memulai blister pertama Anda, mulailah minum pil pada hari pertama haid, misalnya: Anda mendapat haid pada hari Rabu maka ambil pil yang dibawahnya ada tanda Rabu. Lanjutkan minum pil setiap hari sampai habis (21 hari) yang pasti jatuh pada hari Selasa. Kemudian berhenti minum pil selama 7 hari (akan terjadi menstruasi). Setelah 7 hari bebas pil ini, lanjutkan minum pil dari kemasan yang baru pada hari Rabu lagi, jadi untuk blister ke-2 dst, selalu ikuti siklus 21 hari minum pil +7 hari bebas tablet. f)
Jenis – jenis PIL KB (1) Pil Kontrasepsi Oral Tipe Kombinasi Terdiri dari 21-22 pil kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus.Pil kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil 1 hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya setelah 23 hari sesudah pil kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan
putus
obat.
Penggunaan
pada
siklus
selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
112
(2) Pil Kontrasepsi Oral Tipe Sekuensial Terdiri dari 14-15 pil kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin.
Cara
penggunaannya
sama
dengan
tipe
kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. (4) Pil Kontrasepsi Oral Tipe Pil Mini Hanya berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. (5) Pil Kontrasepsi Oral Tipe Pil Pascasanggama (Morning After Pil) Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut. (6) Pil Kontrasepsi Oral di Pasaran Umumnya pil kontrasepsi oral di pasaran terdiri dari 28 pil kontrasepsi, biasanya 7 diantaranya berisi plasebo (zat netral).Hal ini dilakukan untuk mendisiplinkan pemakaian pil kontrasepsi oral.Pil kontrasepsi oral selain untuk mencegah kehamilan juga untuk mengatur haid agar teratur.Ada juga pil kontrasepsi oral yang menggunakan bahan yang tidak menimbulkan efek samping berat badan naik, tulang keropos.Produk tertentu pil kontrasepsi oral juga menjanjikan kehalusan kulit pada pemakainya.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
113
g) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (1) Pengertian Adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan
cara
kontrasepsi
jangka
panjang.
(Saifuddin,2007). (2) Cara Kerja (a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii. (b) Mempengaruhi
fertilitas
sebelum
ovum
mencapai
kavum uteri. (c) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilitasi. (d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. (2) Keuntungan (a) Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6 – 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). (b) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
114
(c) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cu-T380A dan tidak perlu diganti). (d) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat. (e) Tidak mempengaruhi hubungan seksual. (f) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil. (g) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (Cu-T-380A). (h) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. (i) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi). (j) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir). (k) Tidak ada interaksi dengan obat-obat. (l) Membantu mencegah kahamilan ektopik. (3) Kerugian Efek samping yang umum terjadi: (a) Perubahan siklus haid (umumnya paada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan). (b) Haid lebih lama dan banyak. (c) Saat haid lebih sakit. 4) Yang Dapat Menggunakan (a) Usia reproduktif. (b) Keadaan nulipara.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
115
(c) Menginginkan
menggunakan
kontrasepsi
jangka
panjang. (d) Menyusui
yang
menginginkan
menggunakan
kontrasepsi. (e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya. (f) Setelah mengalami abortusdan tidak terlihat adanya infeksi. (g) Risiko rendah dari IMS. (h) Tidak menghendaki metode hormonal. (i) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari. (j) Tidak
menghendaki
kehamilan
setelah
1-5
hari
senggama. AKDR dapat digunakan pada Ibu dalam segala kemungkinan keadaan, misalnya: a. Perokok b. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi. c. Sedang memakai antibiotika atau antikejang. d. Gemuk ataupun yang kurus. e. Sedang menyusui. Begitu juga Ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR: a. Penderita tumor jinak payudara. b. Penderita kanker payudara.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
116
c. Pusing-pusing, sakit kepala. d. Tekanan darah tinggi. e. Varises di tungkai atau di vulva. f.
Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi antibiotika sebelum pemasangan AKDR).
g. Pernah menderita stroke. h. Penderita diabetes. i.
Penderita penyakit hati atau empedu, dan malaria.
j.
Skistosomiasis (tanpa anemia).
k. Penyakit Tiroid. l.
Epilepsi.
m. Nonpelviks TBC. n. Setelah kehamilan ektopik. o. Setelah pembedahan pelviks. 5) Yang Tidak Diperkenankan Menggunakan AKDR a. Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil). b. Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi). c. Sedang
menderita
infeksi
alat
genital
(vaginitis,
servisitis). d. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
117
e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri. f.
Penyakit tropoblas yang ganas.
g. Diketahui menderita TBC pelvik. h. Kanker alat genital. i.
Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.
6) Efektifitas IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu-T 380A dapat untuk 8 tahun. Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai
wanita
pada
tahun
pertama
pemakaian.(Saifuddin,2007) 7) Waktu Penggunaan a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil. b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid. c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL). Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pascapersalinan. d. Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
118
e. Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi. TINJAUAN ASKEB Varney menegaskan bahwa menejemen merupakan proses dalam pemecahan masalah dengan pengorganisasian, pemikiran, dan tindakan yang logis sehingga
menguntungkan pada klien
maupun tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan. Dengan hal ini maka proses manajemen harus sesuai urutan yang logis untuk mendapatkan pengertian,yang menyatukan hasil temuan dan penilaian pada manajemen klien. Manajemen varney meliputi 7 langkah tersebut
membentuk
satu
kesatuan
dan tujuh langkah
untuk
mendapatkan
kesempurnaan yang baik. Proses ini dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakir dengan evaluasi. Tujuh langkah tersebut diantaranya adalah sebagai berkut : 1. Pengumpulan data dasar Pengkajian dan pengumpulan data dasar merupakan pengumpulan informasi yang akurat,dari semua sumber tentang keadaan pasien diantarnya yaitu a. Identitas pasien b. Riwayat kesehatan c. Pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan d. Data penunjang
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
119
2. Interprestasi Data Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah harus berdasarkan interprestasi data yang telah dikumpulkan. Dari data-data ini digunakan untuk menegakan diagnosa dan masalah. a. Diagnosa kebidanan b. Masalah 3. Diagnosa potensial Mengidentifikasikan diagnosa potensial yang mungkin terjadi. Hal ini membutuhkan antisipasi untuk tindakan yang mungkin akn terjadi. 4. Mengidentifikasi
dan
Menetapkan
Kebutuhan
yang
Memerlukan Penanganan Segera Hal
ini
merupakan
kesinambungan
antara
menajemen
kebidanan dan identifikasi yang menetapkan tindakan segera untuk dikonsulkan
atau untuk ditangani oleh tenaga medis
sesuai dengan kondisi pasien. 5. Perencanaan Sebelu bidan melakukan tidakn makaperlu membuat rencana asuhan yang akan diberiakan dengan dari data –data yang diperoleh sesuai kebutuhan pasien 6. Pelaksanaan Langkah ini merupakan asuhan ynag menyeluruh kepada pasien
dan
keluarga
untuk
melakukan
tidakan
sesuai
perencanaan yng dibutuhkn bagi klien.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
120
7. Evaluasi Langkah ini merupakan hasil dari tindakan bidan dalam memberikan asuhan dan mengevaluasi apa yang telah diberikan kepada klien untuk mendapakan yang diinginkan. Dalam pendokumentasian dengan metode SOAP Dalam studi kasus ini pendokumentasian mengguanakan SOAP.merupakan
yang bersifat sederhana jelas,logis,dan
singkat.
dari
Prinsip
prosespemikiran,
metode
SOAPini
penatalaksanaan
merupakan manajemen
kebidanan.(Wafi,2009.hal;90) S : Data Subjektif ini berhubungan dengan masalah dari suatu sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kehawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis (Wafi.2009.hal;90) O: Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil pemeriksaan fisik pasie, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostik lain (Wafi.2009.hal;90) A : Assesment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif (Wafi.2009.hal;90). P : Planning atau perencanaan adalah membuat
membuat
rencana asuhan kebidanan saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interprestasi
data.
Dalam
planning
ini
juga
harus
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
121
merencanakan evalution/evaluasi yaitu tafsiran dari efek tindakan
yang
telah
diambil
untuk
menilai
efektifitas
asuhan/hasil pelaksanan tindakan.(Wafi.2009.hal;91) PENERAPAN ASUHAN KEBIDANA Dengan penerapan 7 langkah varney dan SOAP pada asuhan komperhensif pada Ny.M umur 29 tahun G2P1A0 sebagai berikut : I.
Pengkajian b) Data Subjektif a. Nama b. Umur Usia dibawah 16 tahun atau diatas 35 tahun mempresdiposisi wanita terhadap jumlah komplikasi. Usia dibawah 16 tahun meningkatkan insiden preeklamsia , usia diatas 35 tahun meningkatakn insiden diabetes tipe II (yang menyebabkan peningkatan insiden diabetes kehamilan juga diagnosis diabetes tipe II), hipertensi kronis (yang menyebabkan peningkatan insiden preeklamsia dan abrubsio plasenta ), persalinan yang lama pada nulipara , secsio sesaria, pelahiran preterem ,IUGR, anomali kromosom dan kematian janin. c. Pendidikan Pendidikan ditanyakan untuk mengetahuai tingkat pendidikan pasien, karena untuk dapat mengukur seberapa tingkat pemahaman ketika kita memberikan konseling. (saeffudin.2006.hal;3) d. Alamat tepat tinggal merupakan informasi yang penting dipastikan karena apabila seorang wanita tidak memiliki tempat tinggal / tinggal atau
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
122
dipenginapan maka hal ini akan menghambat kemampuan wanita dalam mempertahankan pola personal hygiene (varney. 2007;h. 31). 8. Riwayat kesehatan a. Kesehatan dahulu b. Kesehatn sekarang c. Kesehatn keluarga 9. Riwayat kehmailan sekarng,persalinan ,nifas yang lalu. Pengakajian ini sangat penting untuk untuk mendapatkan informasi atau catatan sering kali digunakn untuk sebagai sumber informasi tentang riwayat ibu,informasi ini digunakn untuk identifikasi,kehamilan sebelumnya
riwayat
obstetri,sebelumnya
dan
riwayat
medis
sebelumnya dapat ditinjau dari catatan pranatal (Varney.2008.hal; 691). 10. Riwayat perkawinan a. Usia perkawinan 11. Riwayat obstetri a. Riwayat menstruasi a. Menarche Menarche merupakan menstruasi yang pertama yang bisa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa remaja ditengah masa
subur
sebelum
memasuki
masa
reproduksi.(icemi.2009.hal;15)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
123
b. HPHT Menentukan usia kehammilan sangat penting agar kita dapat memperkirakan usia kehamilan dan perkiraan kelahiran dengan menggumnakan rumus Naegle (Manuaba.2012.hal;99-100). 12. Pola kebutuhan sehari-hari a. Pola Nutrisi Pola nutrisi pada ibu hamil dibutuhakan untuk perkembangn dan kesejahteraan janin di dalam kandungan dan kenaikan berat badan pada ibu hamil yang dianjurkan normalnya adalah 11,5-16 kg (Varney.2008.hal;546-548). b. Pola eliminasi Dalam kehamilan akan terjadi perubahan hormonal sehingga daerah kelamin akan menjadi lebih basah, situasi inilah yang menyebabkan jamur sehingga tumbuh dan kadang wanita hamil mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan,hal ini menyebabkan saat berkemih terdapat residu(sisa) yang memudahkan infeksi kandung kemih, apabila ibu ingin berkemih jangan ditahan hal ini akan mempengaruhi bakteri didalam kandung kemih berlipat ganda, akibat progresteron, otot-otot traktus digestivus tonusnya menurun dan mengakibatkan motalitas saluran pencernaan berkurang dan menyebabkan obstipasi (Kusmiati .2009.hal;102). c. Pola istirahat Pada wanita hamil dianjurakn untuk istirahat yang teratur dengan seiring kemajuan kehamilannya, istirahat dan tidur yang teratur meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani dan dapat
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
124
meningkatkan perkembangan janin, sebaiknya tidur dimalam hari kurnag
lebih
8
jam
dan
pada
siang
hari
1jam
normal,maka
coitus
(Kusmiati.2009.hal;120). d. Pola seksual Selama
kehamilan
berjalan
dengan
diperbolehkan samapai akhir kehamilan, meskipun beberapa akhli berpndapat sebaiknya tidak lagi berhubungan sek selama14 hari, menjelang
persalinan,koitus
tidak
dibenarkan
jika
terdapat
perdarahan pervaginam,terdapat riwayat abortus berulang,ketuban pecah,serviks telah membuka (Kusmiati.2009.hal;102) c) Data objektif 1. Pemeriksaan umum Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung,dan paru-paru , reflek serta tanda-tanda vital,seperti tekanan darah ,denyut nadi, suhu, dan pernafasan,pemeriksaan ibu hamil bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu, status gizi,tingkat kesadaran,serata ada tidaknya kelainan bentuk badan (Salemba.2008.hal;142). a. Tekanan darah Tekanan darah normal antara 90/60 mmHg dan tidak banyak meningkat selama kehamilan, tekanan darah tinggi menyebabkan banyak masalah dalam kehamilan.(Ummi.2010.hal;10). b. Suhu 2. Pemeriksaan kebidanaan a. Inspeksi dilakukan untuk mengetahuai apakah ada tidaknya closma gravidarum pada muka dan wajah,pucat atau tidak pada
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
125
selaput mata,edema atau tidak,pemeriksaan pada leher ada atau tidaknya pembesaran kelenjar limfe dan tyroid,pemeriksaan pada dada
apkah
payudara,puting
susu
mengalami
pigmentasi,pemeriksaan perut dilakukan apakah perut membesar atau tidak sesuai umur kehamilan,serta adatidaknya strie gravidarum,pemeriksaan vulva dilakuan untuk menilai keadaan perineum
ada
ekstremitas
tidaknya dilakukan
tanda
chadwick,dan
ada
pemeriksaan
tidaknya
varises
(Salemba.2008.hal;142). b. Leopold 1) Leopold I Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri,sehingga perkiraan usia kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir,dan menentukan apa yang ada di atas fundus uteri,pada letak membujur sungsang akan teraba kepal bulat,keras dan melenting pada goyanngan, pada kepala akan teraba bokong pada fundus akan terasa lunak dan tidak keras tak melenting,pada letak lintang tidak akan diisi oleh bagian bagian janin. 2) Leopold II Kedua
tangan
menetapkan
turun
bagian
menyelusuri apa
yang
tepi
uterus
terletak
untuk
dibagian
samping,letak membujur dapat ditetapkan punggung anak yang teraba bagian rata seperti papan,dan pada letak lintang juga dapat ditentukan kepala janin.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
126
3) Leopold III Menetapkan apa yang berada pada simfisi pubis, kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong terba lunak. 4) Leopold IV Pemeriksaan ini dilakukan dengan menghadap kearah ibu untuk menentukan bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul apa belum, jika bagian terendah sudah masuk PAP maka sudah melampaui lingkaran terbesar dengan posisi tangn divergen,bila lingkaran terbesarnya belum memasuki
PAP
maka
posisi
tangan
konvergen
(Manuaba.2010.hal;117). c. Djj Hal ini penting dikaji untuk mengevaluasi setatus janin, frekuensi denyut jantung janin kurang dari120 atau lebih dari 160 kali permenit dapat menujukan gawat janin (varney.2008.hal;693). d. Letak atau presentasi Untuk menentukan letak (mis lintang) presentasi, posisi (dagu, dahi, sinsiput) yang abnormal PERSALINAN 1. Kala satu a. Memantau kontraksi Hal
ini
sangat
penting
untuk
informasi
awal
dari
persalinan,biasanya dimulai dari sejak kontraksi menjadi teratur, dan
dapat
membedakan
antara
persalinan
palsu
dengan
persalinan palsu dan sejati,pada persalinan palsu durasi,frekuensi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
127
dan intensitas kontraksi tidak meningkat,tidak teratur
dan
durasinya pendek,tetapi pada persalinan sejati durasi,frekuensi awalnya singkat akn tetapi akan menjadi teratur disertai peningkatan,frekuensi,durasi,dan
insentitas
kontraksi
(Varney.2008.hal;692). b. Pemantuan TTV Peningkatan atau penurunan tekanan darah, hal itu merupakan indikasi dari hipertensi dari kehamilan atau syok,peningkatan tekanan
sistolik,dengan
tekanan
sistolik
dengan
batas
normal,dapat mengidentifikasikan ansietas atau nyeri. Peningkatan suhu menandai adnya infeksi atau dihidrasi. Peningkatn frekuensi pernafasan menunjukan syok Peningkatan denyut nadi dapat menunjukan infeksi atau syok (Varney.2008.hal;693). c. Memantau pemeriksaan pelvik 1) Penipisan dan pembukaan Penipisan
dan
pembukaan
serviks
untuk
menentukan
perubahan pada servik yang dapat terjadi dan mendiagnosis persalinan ( Varney.2008.hal;693). 2) Setasium Menujukan penurunan kepala janin dan penurunan kepala janin menandakan mekanisme persalinan dan menujukan kemajuan persalinan (Varney.2008.hal;693).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
128
Dan setatus ketuban perlu dikaji untuk memastikan riwayat pecah ketuaban yang mendeteksi ketubaan 2. Kala II a. Pemantuan periksa dan dicatat 1) Nadi setiap 30 menit 2) Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit 3) Djj setiap selesai meneran atau setiap 5-10 menit 4) Penurunan kepala bayi setiap 30 menit melalui pemeriksaan abdomen 5) Amati warna ketuban sudah pecah atau belum 6) Apakah ada presentasi majemuk atau tidak 7) Catat semua pemeriksaan (APN.2008.hal;94). b. Persalinan kala II 1. Melihat tanda dan gejala kala dua Adanya
dorongna
tekanan
pada
ingin
rektum
meneran,adanya
atau
peningkatkan
vagina,perineum
menonjol,
meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah. 2. Tanda pasti kala II Pembukaan servik sudah lengkap,terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina 3. Persiapan persalinan 4. Sarung tangan 5. Perlengkap perlindung diri 6. Persiapan temapat persalinan,peralatan dan obat-obatan 7. Persiapan temapt dan lingkungan untuk kelahiran bayi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
129
8. Persiapan ibu dan keluarga 9. Membersihkan perineum ibu 10. Mengosongkan kandung kemih 11. amniotomi 12. Membimbing ibu untuk meneran a. Pakai sarung tangna DTT atau steril b. Beritahu ibu prosedur pemeriksaan dalam c. Lakukan pemeriksaan dalam jika pembukaan sudah lengkap,jika pembukaan belum lengkap anjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman,dan jika pembukaan belum lengkap tetapi ibu ingin meneran beritahu ibu bahwasanya belum saatnya untuk peneran sebelum pembukaan lengkap d. Pembukaan
sudah
lengkap
dan
ibu
merasa
ingin
meneran,bimbing ibu untuk meneran secara efektif dan benar 13. Menolong kelahiran bayi a. Posisi ibu melahirkan boleh dengan posisi apapun kecuali berbaring b. Pencegahan laserasi Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi pada saat kepala dan bahu bayi lahir c. Melahirkan kepala d. Saat kepala bayi membuka vulva 5-6 cm ,letakan kain yang bersih yang dilipat sepertiga dibawah bokong ibu,lindungi perineum dengan satu tangan dibawah kain bersih dan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
130
kering, jari yang lain melindungi pada belakng kepala bayi , tahan kepala bayi agar tidak terjadi defleksi pada saat keluar melewati introitus vagina dan perineum e. Jangn melakukan isap lendir secara rutin pada mulut bayi sebagian bayi sehat dapat menghilangkan lendir tersebut secara alamiah f.
Periksa lilitan tali puasat
g. Melahirkan kepala bayi h. Setelah menyeka mulut dan hidung bayi dan memeriksa tali pusat tunggu kontraksi berikut dan menunggu putaran paksi luar secara spontan. Meletakan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi, minta ibu untuk meneran dan menekan kearah bawah dan lateral tubuh bayi hingga bahu depan melalui simfisis, lalu gerakan kepalakeatas dan lateraltubuh bayi sehingga bahu bawah dan seluruh dada dapat dilahirakan. 14. Melahirkan seluruh badan bayi a. Saat bahu lahir ,geer tangan bawah kearah perineum dan sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangan tersebut b. Gubakan tangan yang sama untk menompnag siku dan lahirnya siku dan tangan posterior pada saat melewati perineum c. Lanjutkan penyelusuran dan memegang tubuh bayi ke bagian punggung bayi ,bokong dan kaki.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
131
d. Dari arah belakang ,sisipkan jari telunjuk tangan atas diantara kedua kaki bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan ketiga jari tangn lainnya. e. Letakan bayi diatas kain atau handuk kering diperut bawah ibu dan posisikan kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya. f.
Jepit tali pusat dan potong
g. Segera keringkan dan sambil lakukna rangsangan taktil pada tubuh bayi (APN.2008.hal;89-95) c. Kala III a) Letakan bayi baru lahir diatas kain bersih yang telah disiapakan dibawah perut ibu dan meminta ibu untuk memegang bayinya b) Pastikan tidak ada janin kedua c) Beritahu ibu akn disuntik d) Segera setelah 1 menit bayi lahir oksitosin 10 iu e) Serahkan bayi yang telah dibungkus kain dan lakukan IMD f)
Menunggu adanya pelepasan plasenta Adanya
semburan
darah,talipusat
bertambah
memanjang,uterus globuler g) Penegangan tali pusat terkendali a. Memindahakn klem sekitar 5-10 cm ddepan vulva b. Letakan tangan pada atas perut ibu beralsan kain
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014
132
c. Bila
plasenta
belum
lepas
tunggu
hingga
uterus
berkontraksi,saat mulai ada kontraksi tegangkan tali pusat kebawah lakukan tekanan dorso kranial. d. Pada saat plsenta terlihat pada intoitus vagina angkat talipusat keatas dengan menompang plasenta dengan memutar searah jarum jam dan hati hati agra selaput ketuban lahir lengkap.(APN.2008.hal;97-99). d. Melakukan pasca persalinan a) Menilai ulang uterus memastikan berkontraksi dengan baik b) Mencelupakan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedua larutan klorin c) Menempatak klem
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Elanuari Kartikawati, Kebidanan DIII UMP, 2014