BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teknologi Komunikasi Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, teknologi adalah kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta yang berdasarkan proses teknis ilmu teknik.1 Komunikasi merupakan bagian integral dari setiap bisnis saat ini. Komunikasi yang efektif tidak hanya diharapkan, adalah penting untuk terus existene setiap bisnis. Ada beberapa alasan untuk ini. Yang paling jelas adalah bahwa tanpa teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi adalah aplikasi dan penggunaan teknologi-komputer, perangkat lunak, perangkat elektronik lainnya, dan media yang menyertainya dan prosedur - untuk membuat komunikasi lebih efektif daripada melalui menggunakan sarana komunikasi tradisional yang tidak memanfaatkan teknologi. Komputer adalah mesin yang dapat diprogram untuk melakukan prosedur yang rumit dan berulang-ulang dengan cepat, tepat, dan terpercaya, dan dapat dengan cepat menyimpan dan mengambil sejumlah besar data. Software merupakan petunjuk logis dieksekusi oleh komputer, biasanya disimpan pada disk magnetik atau perangkat elektronik yang memanfaatkan komponen listrik seperti transistor.2
1
Tim Penyusun Kamus pembinaan dan pengembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka 1997. 2 Dennis O. Gehris, Communication Technologies. New Jersey: Prentice Hall. 2002. Hal 4
9
10
2.1.1 Telekomunikasi Telekomunikasi
didefinisikan
sebagai
"komunikasi
via
elektronik,
elektromagnetik, atau phontonic berarti lebih jauh". Elektromagnetik Istilah mengacu pada berbagai cepat (frekuensi tinggi) yang saat ini digunakan untuk membawa sinyal telekomunikasi dan phontonic mengacu pada penggunaan cahaya sebagai media. Tele Yunani berarti "pada jarak". Oleh karena itu, secara harfiah, telekomunikasi adalah komunikasi melalui jarak jauh. Namun, telekomunikasi modern
mengasumsikan
bahwa
Anda
memanfaatkan
teknologi
saat
berkomunikasi.3
2.1.2 Karakteristik komunikasi teknologi yang efektif Untuk memahami bagaimana teknologi meningkatkan komunikasi dan membuatnya lebih efektif, adalah bijaksana untuk mempelajari karakteristik komunikasi yang efektif: 1. Kelengkapan Kelengkapan menunjukkan bahwa komunikasi perlu menyediakan semua informasi yang diperlukan, menjawab semua pertanyaan yang diajukan, dan memberikan sesuatu yang ekstra ketika diinginkan. 2. Keringkasan yg padat isinya Keringkasan meminta kita untuk menghilangkan ekspresi bertele-tele, hanya mencakup materi yang relevan, dan menghindari pengulangan yang tidak perlu.
3
Dennis O. Gehris, Communication Technologies. New Jersey: Prentice Hall. 2002.
11
3. Bahan Pertimbangan Dengan pertimbangan, kita harus fokus pada "Anda" bukan "aku" atau "kita", acara penonton manfaat atau kepentingan dalam penerima, dan menekankan positif, fakta menyenangkan.4 4. Kekonkretan Konkret berarti bahwa kata-kata dan kalimat struktur yang digunakan harus sesingkat mungkin dan bebas dari sebanyak elaborasi dan detail berlebihan mungkin. 5. Kejelasan Kejelasan menunjukkan bahwa kita perlu memilih yang tepat, beton, dan katakata yang akrab untuk membangun kalimat dan pharagraphs efektif. 6. Kesopanan Courtesy berarti bahwa komunikasi harus bijaksana, bijaksana, dan menghargai, di samping itu, ekspresi yang menunjukkan rasa hormat harus digunakan dan ekspresi non-diskriminatif harus dipilih. 7. Kebenaran Kebenaran meminta kita untuk menggunakan tingkat yang tepat dari bahasa, memverifikasi keakuratan angka, fakta, dan kata-kata, dan memelihara mekanik menulis diterima.5
4 5
Ibid Dennis O. Gehris, Communication Technologies. New Jersey: Prentice Hall. 2002.
12
2.2. Bentuk-Bentuk Media Massa Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi criteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi criteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media online (internet). Setiap media cetak memiliki karakteristik yang khas. Bab ini akan membahas mengenai media massa secara perinci. 2.3.1. Surat kabar Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Guternberg di Jerman. Keberadaan surat kabar di Indonesia ditandai dengan perjalanan panjang melalui lima periode yakni massa penjajahan Belanda, penjajahan Belanda, menjelang kemerdekaan dan awal kemerdekaan, serta zaman orde lama dan serta orde baru.6
2.3.2. Majalah Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat kabar. Sebagaimana surat kabar, sejarah majalah diawali dari Negara-negara Eropa dan Amerika. Benjamin Franklin telah mempelopori penerbitan majalah di Amerika tahun 1740, yakni General Magazine dan Historical Chronicle. Tahun
6
Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatam Media. 2007
13
1820-an sampai 1840-an merupakan zamannya majalah (the age of magazines). Majalah yang paling popular saat itu adalah Saturday Evening Post yang terbit tahun 1821, dan North American Review. Di Indonesia Jakarta pada tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan nama Pantja Raja pimpinan Markoem Djojohadisoeparto (MD) dengan prakata dari Ki Hajar Dewantoro selaku Menteri Pendidikan pertama RI.7
2.3.3. Radio Siaran Sebelum tahun 1950-an, ketika televisi menyedot banyak perhatian khalayak radio siaran, banyak orang memperkirakan bahwa radio siaran berada diambang kematian. Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hamper satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel, electronic games dan personal casset players. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Perkembangan radio siaran yang pertama di Indonesia (waktu itu bernama Nederlands Indie – Hindia Belanda), ialah Bataviase Radio Vereniging (BRV) di Batavia (Jakarta tempo dulu) yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925 pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta. Setelah BRV berdiri, secara serempak berdiri pula badan-badan radio siaran lainnya di kota Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya. Yang terbesar dan terlengkap adalah
7
Ibid
14
NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep Mij) di Jakarta, Bandung dan Medan, karena mendapat bantuan dari pemerintah Hindia Belanda sebagai pelopor timbulnya radio siaran usaha bangsa Indonesia ialah Solosche Radio Vereniging (SRV) yang didirikan di kota Solo pada tanggal 1 April 1993 oleh Mangkunegoro VII dan Ir. Sarsito Mangunkusumo.8
2.3.4. Televisi Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. 99% orang Amerika memiliki televisi dirumahnya. Tayangan televisi mereka dijejali hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi dirumah dengan menggunakan wire atau microwave (wireless cables) yang membuka tambahan saluran televise bagi pemirsa. Televisi tambah marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcast Satellite (DBS).9 Tahun 1948 merupakan tahun penting dalam dunia pertelevisian, dengan adanya perubahan dari televisi eksperimen ke televisi komersial di Amerika. Karena perkembangan televisi yang sangat cepat, dari waktu ke waktu media ini memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari.
8
Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatam Media. 2007 9 Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatam Media. 2007
15
Kegiatan penyiaran melalui media televise di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call) hingga sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada diudara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya. 10 Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan televisi siaran lainnya, yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial. Secara berturutturut berdiri stasiun televisi, Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), Indosiar, TV7, Lativi, Metro TV, Trans TV, Global TV, dan Televisi-televisi daerah seperti Bandung TV, JakTV, BaliTV, dan lain-lain. Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.
10
Ibid
16
2.3.5. Film Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi dan film video laser setiap minggunya. Di Amerika Serikat dan Kanada lebih dari satu juta tiket film terjual setiap tahunnya. Film Amerika diproduksi di Hollywood. Film yang dibuat disini membanjiri pasar global dan memengaruhi sikap, perilaku dan harapan orang-orang di belahan dunia. Film lebih dahulu menjadi media hiburan dibanding rasio siaran dan televisi. Menonton film ke bioskop ini menjadi aktivitas popular bagi orang Amerika pada tahun 1920-an sampai 1950-an.11 Industri film adalah industri bisnis. Predikat ini telah menggeser anggapan orang yang masih meyankini bahwa film adalah karya seni, yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna. Meskipun pada kenyataannya adalah bentuk karya seni, industri film adalah bisnis yang memberikan keuntungan, kadang-kadang menjadi mesin uang yang seringkali, demi uang, keluar dari kaidah artistik film itu sendiri.12 Film atau motion pictures ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor. Film yang pertama kali diperkenalkan kepada publik Amerika Serikat adalah The Life of an America Fireman dan film The Great Train Robbery yang dibuat oleh Edwin S. Porter pada tahun 1903. Tetapi Film the Great
11
Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatam Media. 2007 12 Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatam Media. 2007
17
Train Robbery yang masa putarnya hanya 11 menit dianggap sebagai film cerita pertama, karena telah menggambarkan situasi secara ekspresif, dan menjadi peletak dasar teknik editing yang baik. Tahun 1906 sampai tahun 1916 merupakan periode paling penting dalam sejarah perfilman di Amerika Serikat, karena pada dekade ini lahir film feature, lahir pula bintang film serta pusat perfilman yang kita kenal sebagai Hollywood. Periode ini juga disebut sebagai The Age of Griffith karena David Wark Griffith lah yang telah membuat film sebagai media yang dinamis. Diawali dengan film The Adventures of Dolly (1908) dan puncaknya film The Birth of a Nation(1915) serta film Intolerance (1916). Griffith memelopori gaya berakting yang lebihal amiah, organisasi cerita yang makin baik, dan yang paling utama mengangkat film sebagai media yang memiliki karakteristik unik, dengan gerakan kamera yang dinamis, sudut pengambilan gambar yang baik, dan teknik editing yang baik. Dari catatan sejarah perfilman di Indonesia, film pertama yang diputar berjudul Lady Van Java yang diproduksi di Bandung pada tahun 1926 oleh David. Pada tahun 1927/1928 Krueger Corporation memproduksi film Eulis Atjih, dan sampai tahun 1930, masyarakat disuguhi film Lutung Kasarung, Si Conat dan Pareh. Film-film tersebut merupakan film bisu dan diusahakan oleh orang-orang Belanda dan China. Film bicara yang pertama berjudul Terang Bulan yang dibintangi oleh Roekiah dan R. Mochtar berdasarkan naskah seorang penulis Indonesia Saerun. Pada saat perang Asia Timur Raya di penghujung tahun 1941, perusahaan perfilman yang diusahakan oleh orang Belanda dan Cina itu berpindah tangan kepada
18
pemerintah Jepang, diantaranya adalah NV. Multi Film yang diubah namanya menjadi Nippon Eiga Sha, yang selanjutnya memproduksi film feature dan film documenter. Jepang telah memanfaatkan film untuk media informasi dan propaganda. Namun, tatkala bangsa Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaannya, maka pada tanggal 6 Oktober 1945 Nippon Eiga Sha diserahkan secara resmi kepada pemerintah Republik Indonesia. Serah terima dilakukan oleh Ishimoto dari pihak Pemerintah Militer Jepang kepada R.M. Soetarto yang mewakili Pemerintah Republik Indonesia. Sejak tanggal 6 Oktober 1945 lahirlah berita Film Indonesia dan BFI. Bersamaan dengan pindahnya pemerintah RI dari Yogyakarta, BFI pun pindah dan bergabung dengan Perusahaan Film Negara, yang pada akhirnya berganti nama menjadi Perusahaan Film Nasional. Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Hal ini pun sejalan dengan misi perfilman nasional sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai hiburan, film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building. Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif, atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan seharihari secara berimbang.
19
A.
Jenis Film Sebagai seorang komunikator adalah penting untuk mengetahui jeni-jenis
film agar dapat memanfaatkan film tersebut sesuai dengan karakteristiknya. Film dapat dikelompokkan pada jenis film cerita, film berita, film documenter dan film kartun.
a.
Film Cerita Film cerita (story Film) adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat menjadi topik film bisa berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi, sehingga ada unsur menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari segi gambarnya. Sejarah dapat diangkat menjadi film cerita yang mengandunng informasi akurat, sekaligus contoh teladan perjuangan para pahlawan. Cerita sejarah yang pernah diangkat menjadi film adalah G30 S PKI, Januar Kuning, Serangan Umum 1 Maret, dan yang baru-baru ini dibuat adalah Fatahillah, sekalipun film cerita itu fiktif, dapat saja bersifat mendidik karena mengandung ilmu pengetahuan dan teknlogi tinggi.
b.
Film Berita Film berita atau newsreel adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benarbenar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita (news value). Kriteria berita itu adalah penting
20
dan menarik. Jadi berita juga harus penting atau menarik atau penting sekaligus menarik. Film berita dapat langsung terekam dengan suaranya, atau film beritanya bisu, pembaca berita yang membacakan narasinya. Bagi peristiwa-peristiwa tertentu, perang, kerusuhan, pemberontakan dan sejenisnya, film berita yang dihasilkan kurang baik. Dalam hal ini terpenting adalah peristiwanya terekam secara utuh.
c.
Film Dokumenter Film dokumenter (documentary film) didefinisikan oleh Robert Flaherty sebagai “karya ciptaan mengenai kenyataan” (creative treatment of actuality). Berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman kenyataan, maka film dokumenter merupakan hasil interpretasi pribadi (pembuatnya) mengenai kenyataan tersebut.
d.
Film Kartun Film kartun (cartoon film) dibuat untuk konsumsi anak-anak. Dapat dipastikan, kita semua mengenai tokoh Donal Bebek (Donald Duck), Putri Salju (Snow White), Miki Tikus (Mickey Mouse) yang diciptakan oleh seniman Amerika Serikat Walt Disney. Sebagian besar film kartun, sepanjang film itu diputar akan membuat kita tertawa karena kelucuan para tokohnya. Namun ada juga film kartun yang membuat iba penntonnya karena penderitaan tokohnya. Sekalipun tujuan utamanya menghibur, film kartun juga mengandung unsur pendidikan. Minimal akan terekam bahwa kalau ada tokoh jahat dan tokoh baik, maka
21
pada akhirnya tokoh baiklah yang selalu menang (ingat film Popeye The Sailor Man).
2.3.6. Komputer dan Internet Lebih dari lima orang Amerika dewasa menggunakan internet di rumah, kantor atau sekolah, dan diatas 10% menggunakannya setiap hari. Dari karaktiristik jenis kelamin hamper sama banyaknya lelaki dan perempuan yang menggunaan web (situs). Bagaimana orang-orang menggunakan internet? Electronic mail merupakan aktivitas mereka dalam internet. Situs juga menjadikan sumber informasi untuk hiburan dan informasi perjalanan wisata. Pengguna internet menggantungkan pada situs untuk memperoleh berita. Dua sampai tiga pengguna internet mengakses situs untuk mendapatkan berita terbaru setiap minggunya (Straubhar dan LaRose. 2000:267). Menurut laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras computer yang mahal. Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya. Dewasa ini, internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi komunikasiyang tak dapat diabaikan. Penggunanya kini mencakup berbagai kalangan, para pengelola media massa (penerbit surat kabar dan majalah, radio siaran dan televise) penerbit buku, artis, guru, dosen, pustakawan, penggemar komputer dan pengusaha.
22
Alasnnya penggunaannya pun beraneka ragam, mulai sekedar untuk berkomunikasi hingga mengakses informasi dan data yang penting. Internet menyebabkan terbentuknya begitu banyak perkumpulan antara berbagai orang dan kelompok; jenis interaksi pada skala besar ini merupakan hal yang tak mungkin terwujud tanpa jaringan komputer. Konsep koloni digital dan budaya online memang masih cukup baru, namun konsep ini dengan segera akan menjadi pandangan hidup kerja-belajar, membangun berbagai kelompok minat dalam sebuah sekolah, lingkungan, atau kota sangatlah sulit. Masalah yang dihadapi masyarakat alam nyata antara lain kurangnya keterlibatan masyarakat setempat, geografi, dan berbagai jadwal yang kaku. Internet menerabas semua halangan ini. Dengan internet, kita lebih mudah ikut bergabung dalam sebuah diskusi yang sedang berlangsung dengan semua orang yang mempunyai minat sama kapan saja kita mau, tak peduli dimana pun kita berada.13
2.3. Sinematografi Sinematografi/ cinematography terdiri dari dua suku kata cinema and graphy yang berasal dari bahasa Yunani, kinema, yang berarti gerakan dan graphoo yang berarti menulis. Jadi, sinematografi bisa diartikan menulis dengan gambar yang bergerak.
13
Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatam Media. 2007 hal 103 - 156
23
Dalam kamus, istilah teletalk yang disusun oleh Peter Jarvis Terbitan BBC Television Training, cinematography diartikan sebagai the craft of making picture (pengrajin gambar). Sebagai pemahaman, sinematografi bisa diartikan kegiatan menulis yang menggunakan gambar bergerak, seperti apakah gambar-gambar itu, bagaimana merangkai potongan-potongan gambar yang bergerak menjadi rangkaian
gambar
yang
mampu
menyampaikan
maksud
tertentu
atau
menyampaikan informasi atau mengomunikasikan ide tertentu.14
2.3.1. Komunikasi Dalam sinematografi, unsur visual merupakan “alat” utama dalam berkomunikasi. Maka secara konkrit, bahasa yang digunakan dalam sinematografi adalah suatu rangkaian beruntun dari gambar bergerak yang dalam pembuatannya memperhatikan ketajaman gambar, corak penggambarannya, memperhatikan seberapa gambar itu ditampilkan, iramanya, dan sebagainya yang kesemuanya merupakan alat komunikasi non verbal. Biarpun unsur-unsur lain seperti kualitas cerita, editing, ilustrasi musik, efek suara, dialog, dan permainannya prima sehingga dapat memperkuat nilai sebuah tayangan, tapi unsur penting, yaitu visualnya yang sangat buruk tentu akan mempengaruhi niai keseluruhan.
Sebagaimana disampaikan di depan, sinematografi berarti menulis dengan gambar bergerak. Setiap pembuatan program dengan menggunakan gambar yang bergerak, pada hakikatnya ingin menyampaikan sesuatu kepada orang lain/
14
Sarwo Nugroho. Teknik Dasar Videografi. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2014.
24
pemirsa; itu berarti pembuat program ingin berkomunikasi dengan menggunakan audio visual kepada orang lain. Sesuatu yang ingin dikomunikasikan itu bisa berupa ide atau perasaan yang erat dengan hubungan visi dan misi dari seorang pembuat program yang sudah dipelajari sebelumnya atau dapat pula berupa sikap atau keberpihakan dari pembuat program terhadap suatu masalah, misalnya masalah gender, kekerasan terhadap anak, perempuan, dan perdamaian. Dalam penyampaian ide atau gagasan tersebut seorang pembuat program berharap penonton atau audiens mendapatkan pemahaman yang sama dengan dirinya. Apabila hal tersebut terwujud maka terjadilah proses komunikasi yang baik. Dalam buku teori-teori komunikasi yang ditulis oleh B. Aubrey Fisher, dikutip definisi komunikasi yang baik dari Fortheringham, bahwa komunikasi dapat dipandang baik atau efektif apabila ide, tema, informasi, dan ssebagainya yang disampaikan dapat dipandang “sama” atau mempunyai makna sama dengan orang-orang yang terlibat dalam perilaku komunikasi. Berkaitan dengan sinematografi, hal seperti yang disampaikan diatas perlu diperhatikan karena menyampaikan sesuatu, ide, gagasan, informasi, tema, dengan menggunakan gambar tentu tidaklah semudah penyampaian dengan menggunakan tulisan. Sebagai contoh, sutradara ingin menyampaikan suasana fajar di mana matahari belum muncul dan sinarnya masih tampak redup. Untuk mengungkapkan suasana seperti itu dengan kata-kata mungkin tidaklah sulit, misalnya bisa ditulis, “suatu pagi kala matahari masih bermalas-malasan bangkit dari peraduannya, banu yang sedang tidur dengan lelap
25
tiba-tiba terbangun dari tidurnya karena dikejutkan oleh suara kera yang terdengar dari ruang samping kamarnya.15
2.3.2. Bahasa Pada saat seseorang ingin mengkomunikasikan suatu bahasa, dalam sinematografi bahasa yang digunakan adalah bahasa dalam kinema (gambar bergerak) yang sebenarnya terdiri dari audio dan visual yang karakteristiknya berbeda dengan bahasa tulis. Perbedaan karakter bahasa audio visual dan bahasa tulis:
Tabel 1, Bahasa Audio Visual dan Bahasa Tulis Bahasa Audio Visual
Bahasa Tulis
1. Berupa bunyi dan gambar.
1. Berupa Alphabet (Simbol)
2. Berkenaan dengan mata dan
2. Berkenaan dengan mata
telinga. 3. Merangsang
otak
kanan,
fungsi afeksi.
kognitif, data, logika, dsb.
4. Menciptakan komunitas dan meniadakan
kelas-kelas
social. 5. Menciptakan umum.
15
3. Merangsang otak kiri, fungsi
4. Menciptakan individualism dan lapisan kelas, seperti kelompok elit, dsb.
kesan-kesan
5. Menciptakan detail-detail yang bersifat inovatif.
Sarwo Nugroho. Teknik Dasar Videografi. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2014.
26
Bahasa adalah ekspresi, representasi, dan komunikasi. Melalui bahasa kita bisa mengungkapkan gagasan dan isi hati kita. Kita bisa menyampaikan data dan fakta, bisa menciptakan komunikasi dengan orang lain. Bahasa verbal terdiri dari bunyi dan kata-kata yang ditangkap dengan telinga (auditif), sedangkan bahasa televisi/ film berupa gambar-gambar yang ditangkap dengan mata (visual). Untuk menguasai bahasa televisi/ film kita harus mempelajari kata-katanya, susunan kalimatnya, idiom-idiomnya, dan tata bahasanya. Hal tersebut meliputi makna masing-masing gambar (frame), hubungan frame yang satu dengan frame yang lain (shot), shot yang satu dengan yang lain (scene), dan scene satu dengan scene yang lain (sequence). Frame adalah satuan gambar televise/ film. Gambar televisi tidak diambil dengan serampangan. Gambar bukan sekedar sajian objek yang berhasil direkam, tetapi benda atau objek itu sudah mempunyai kesan atau “berkata” sesuatu. Untuk menjadi sebuah alinea, kalimat harus disusun menurut aturan logis tertentu yang juga akan menghasilkan suatu gaya tersendiri, misalnya gaya cerita, renungan, memikir, atau sekedar asosiasi belaka. Gaya asosiasi misalnya dipakai dalam cerita, hasilnya lebih menyakinkan daripada novel. Adegan dalam sebuah lamunan atau impian dipertunjukkan dengan gaya asosiasi, dimana shot yang satu dihubungkan begitu saja dengan shot yang lain sehingga akan lebih cepat ditangkap oleh penonton. Untuk membuat suatu scene, shot-shot dihubungkan satu dengan yang lain. Sebuah scene yang klasik disusun mulai dengan long shot, dilanjutkan dengan
27
sebuah close up dan diakhiri dengan sebuah long shot lagi dan cut away. Tetapi kebiasaan ini sekarang sudah tidak lagi ditaati secara ketat. Hal penting yang diperlukan dalam sebuah scene adalah sebuah adegan atau action yang dipandang dari beberapa sudut kamera. Misalnya, sebuah scene mengenai perkelahian, maka kita akan melihat perkelahian itu dari sudut kiri dan kanan, dari lawan satu ke lawan yang lain. Ada bermacam transisi untuk menyusun shot-shot menjadi scene, yaitu cut, dissolve, fade in, fade out, wipe. Transisi-transisi ini bisa dipakai untuk menunjukkan hubungan peristiwa, pergantian waktu, atau tempat. Cut: adalah perpindahan atau pergantian langsung dari satu shot yang satu ke shot yang lain. Cut mempunyai fungsi untuk: 1. Kesinambungan action, apabila dalam pengambilan gambar kamera tidak mampu lagi mengikuti suatu action karena terhalang objek lain misalnya, gambar di cut kemudian disambung ke shot yang lain dengan
camera
angle
yang
berbeda
yang
menyajikan
kesinambungan dari shot sebelumnya 2. Detail objek, misalnya dengan long shot kita sajikan seserang yang sedang membaca koran. Untuk membantu penonton melihat berita apa yang dibaca, gambar terdahulu bisa di cut kemudian disambung shot berikutnya berupa close up dari judul berita yang dibacanya.
28
3. Perubahan tempat dan waktu, misalnya cut dari interior ke eksterior atau cut dari adegan yang sedang di-flash back (kejadian yang sudah berlalu). 4. Menciptakan irama kejadian, misalnya dengan flash cutting, yaitu cut to cut secara cepat yang menciptakan kesan tegang atau dengan slow cutting, yang memberi kesan laman dan tenang. Dissolve: Adalah perpindahan gambar secara tumpang tindih dari akhir suatu shot dengan awal dari suatu berikutnya. Pada umumnya, dissolve digunakan sebagai jembatan penghubung atau transisi antara dua shot yang berbeda waktu, tempat, kejadian, action, dan sebagainya. Fade: Fading adalah effect optic yang digunakan untuk keperluan transisi, dimana gambar nberubah secara berangsur-angsur menjadi gelap (fade out) atau dari gelap perlahan lahan menjadi Nampak gambarnya. Wipe: Adalah efek optic yag berfungsi sebagai transisi dari adegan pada layer tampak semacam garis meenghapus gambar yang terdahulu, sementara gambar adegan berikutnya mulai muncul mengikuti garis tersebut.16 2.4. Kamera Kamera berasal dari kata ‘Camera Obscura’ yang merupakan bahasa latin yang berarti camera = ruangan, dan obscura = gelap. Beberapa ahli yakin bahwa camera obscura teah berkembang ketika zaman yunani kuno, dan dikembangkan oleh Aristotle yang hidup pada tahun 384 sampai 322 sebelum masehi. Namun
16
Sarwo Nugroho. Teknik Dasar Videografi. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2014.
29
demikian, dari beberapa catatan yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah menunjukkan bahwa camera obscura ditemukan oleh Leonardo Da Vinci yang hidup pada tahun 1452 – 1519. Kamera ini memanfaatkan sebuah lubang kecil yang berfungsi sebagai lensa pada sebuah kotak gelap. Bayangan yang ditangkap lubang kecil sebesar ujung jarum (pin hole) ini diteruskan ke dalam kotak, dan bayangan objek gambar terlihat di dinding kotak secara terbalik.17 Film atau kamera video yang ditemukan pada akhir abad ke19 dan terus berkembang hingga sekarang merupakan perkembangan lebih jauh dari teknologi fotografi. Perkembangan pentning sejarah fotografi telah terjadi pada tahun 1826 ketika Joseph Nicephore Niepce dari Prancis membuat campuran dengan perak untuk membuat gambar pada sebuah lempengan timah yang tebal. Teknologi fotografi tidak berhenti sebatas penemuan Niepce itu. Tetapi, dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan yang mengagumkan. Salah satu perkembangan mengagumkan dari teknologi fotografi adalah munculnya rintisan penciptaan film atau gambar hidup. Tokoh penting dalam rintisan penciptaan film atau gambar hidup ialah Thomas Alva Edison dan Lumiere bersaudara. Pada waktu itu, Edison tidak sendirian. Ia dibantu oleh George Eastman. Pada tahun 1884, Eastman menemukan pita film (seluloid) yang terbuat dari plastic tembus pandang. Sedangkan pada tahun 1891, Eastman dibantu oleh Hannibal Goodwin untuk memperkenalkan satu rol film yang dapat dimasukkan ke dalam kamera pada siang hari. Alat yang dirancang dan dibuat oleh Thimas Alva Edison
17
Bambang Semedhi. Sinematografi-Videografi: suatu pengantar. Bogor. 2011. hal 6.
30
itu disebut kinetoskop (kinetoscope) yang berbentuk kotak berlubang untuk menyaksikan atau mengintip suatu pertunjukkan. Selanjutnya, keduanya merancang peralatan baru yang mengombinasikan kamera, alat memproses film, dan proyektor. Lumire bersaudara menyebutnya sinematograf (cinematographe). Perlatan sinematograf ini dipatenkan pada tahun 1895. Pada peralatan sinematograf terdapat mekanisme gerakan yang tersendat (intermittent movement), yang menyebabkan setiap frame dari film yang diputar akan berhenti sesaat, kemudian disinari lampu proyektor. Perkembangan gemilang dalam sejarah perjalanan film ditandai oleh gebrakan Lumire bersaudara yang memproyeksikan hasil karya mereka ke hadapan publik untuk pertama kalinya pada 28 Desember 1895 di ruang bawah tanah sebuah kafe di Paris. Gebrakan yang dilakukan oleh Lumire bersaudara adalah menghadirkan konsep pertunjukkan bioskop atau penayangan film ke layar dalam suatu ruangan yang gelap. Sekitar sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1905, tempat pemutaran film (bioskop) yang disebut nickelodeon muncul dan berkembang subur di Amerika Serikat. Film-film awal yang dipertontonkan kepada publik adalah film yang waktu putarnya sangat singkat, yakni sekitar 10 menit. Meskipun waktu putarnya sangat singkat, tetapi film itu sudah menampilkan unsur cerita di dalamnya.18
18
Iqra’ al-Firdaus. Buku Lengkap Tuntunan Menjadi Kameraman Professional. Yogyakarta: Buku Biru. 2010. Hal 17 – 18.
31
2.4.1. Jenis Kamera Seiring perkembangan zaman, kamera terus mengalami perkembangan teknologi yang mutakhir sehingga memiliki fungsi sebagai perekam objek suatu momen bahkan sejarah. Berdasarkan fungsinya, kamera dapat dibedakan menjadi dua, yakni kamera foto dan kamera video. A.
Kamera Foto DSLR adalah sebuah singkatan dari digital single lens reflex. Kamera digital
DSLR berfungsi sama dengan kamera pada umumnya, yakni mengambil jepretan gambar melalui proses mekanik dan elektronik. Hanya saja, bedanya ialah DSLR sering kali digunakan orang-orang yang professional dalam bidang fotografi. Kamera DSLR merupakan pengembangan langsung dari kamera SLR yang ditambahkan perangkat elektronik berupa pergantian sensor penangkap cahaya. Jika dahulu kamera SLR mennggunakan film sebagai sensor penangkap cahaya maka pada kamera DSLR telah digunakan alat elektronik bernama CCD atau yang lebih dikenal dengan sensor CCD. Secara umum, kamera DSLR memiliki beberapa bagian penting. Diantaranya ialah viewfinder untuk mencermati keadaan saat pemotretan, LCD display untuk mengatur informasi fitur kamera, diafragma untuk mengatur besar atau kecilnya cahaya yang masuk, lensa kamera yang berfungsi sebagai pemantul cahaya ke sensor CCD, shutter yang berfungsi sebagai penentu kecepatan pengambilan gamba, serta focus untuk mengatur ketajaman gambar berupa alat mekanik atau motor otomatis. Pada kamera DSLR, menggunakan media penyimpanan elektronik untuk data hasil jepret berupa memory card. Beberapa jenis memory card yang
32
cukup luas dikenal antara lain compact flash (CF), secure digital (SD), dan multimedia card (MMC). Saat ini terdapat dua teknologi dalam sensor kamera digital, yaitu Charged Coupled Devices (CCD) dan Complementary Metal Oxide Semiconductor (CMOS). Kedua tipe sensor ini memiliki keunggulan masing-masing dan samasama masih digunakan dalam berbagai macam kamera dari berbagai pabrikan. Ulit untuk menentukan yang lebih baik antara CMOS dan CCD. Sensor CCD bisa dibuat lebih kecil dan tidak cepat panas, tetapi relative lambat dalam proses sedangkan sensor CMOS bisa menghasilkan gambar yang lebih baik secara cepat tetapi relative lebih cepat panas. Perbandingan keunggulan dan kelemahan CMOS dan CCD lebih jelas dapat dilihat di table berikut.19
CMOS
CCD
Kompleksitas Sensor
Kompleks
Sederhana
Kecepatan Respons
Cepat
Lambat
Dynamic Range
Sedang – Tinggi
Tinggi
Ukuran Sensor
Lebih Besar
Lebih Kecil
Keluaran Panas
Sedang – Tinggi
Rendah
Cocok untuk Tipe
DSLR, Cinematic Video
Kamera ponsel, kamera
Kamera
Camera
saku, compact camcorder, ENG
19
Ensadi J Santoso. Bikin Video Dengan Kamera DSLR. Jakarta Selatan: PT. Transmedia. 2013
33
(Electronic News Gathering) video camera
Tabel 2, Sensor CCD vs CMOS
Saat ini hampir semua kamera DSLR menggunakan sensor CMOS. Denga perkembangan teknologi, pabrikan DSLR berhasil membuat sesor CMOS agar lebih tahan terhadap panas sehingga mampu digunakan untuk merekan video. Namun, tetap diperlukan kehati-hatian dalam menggunakannya, khususnya jika bekerja di tempat konser yang menggunakan banyak laser. Tembakan sinar laser langsung kearah lensa dalam jangka waktu tertentu berisiko membuat sensor CMOS overload dan akhirnya terbakar.
Gambar 1. Kamera DSLR
34
Dalam perkembangan terkini, ada beberapa kamera prosumer yang mengadopsi mekanisme kerja seperti DSLR. Kamera ini biasa disebut bridge camera; peralihan dari kamera prosumer dua lensa ke kamera lensa tunggal. Lensa tunggal maupun ganda tidak lagi memiliki arti penting, sebab fungsi viewfinder kini mulai tergantikan oleh layar LCD dibagian belakang badan kamera. Jika dulu kamera DSLR tidak bisa menampilkan live preview pada layar LCD, kini sebagian besar diantaranya sudah mengadopsi teknologi tersebut. Dengan demikian, gambar yang anda lihat lewat viewfinder adalah tayangan digital yang ditangkap oleh sensor kamera.20
B.
Kamera Video Kamera video adalah perangkat kamera yang digunakan untuk mengambil
gambar bergerak, dan menyimpannya di media tertentu, yang selanjutnya dilakukan proses pengolahan. Dengan ungkapan lain, kamera video merupakan perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari modul gambar analog.
20
Sitiatava Rizema Putra. Buku Pintar DSLR: Cara mudah Belajar Cepat Kamera DSLR. Yogyakarta: Buku Biru. 2011. Hal 51 – 56
35
Gambar 2. Kamera Video
Kamera video termasuk salah satu produk teknologi digital, sehingga disebut pula salah satu perangkat digitizer yang memiliki kemampuan mengambil input data analog berupa frekuensi sinar dan mengubah ke mode digital elektronik. Video atau film adalah rangkaian banyak frame gambar yang diputar secara cepat. Masing-masing frame merupakan rekaman dari tahapan-tahapan dalam suatu gerakan. Semakin cepat perputarannya, semakin halus gerakannya, walaupun sebenarnya terdapat jeda antarframe. Namun, kita (sebagai manusia) tidak bisa menangkap jeda tersebut. Untuk pertama kalinya, yang perlu kita ketahui dalam pengambilan gambar adalah pengenalan terhadap kamera. Kamera termasuk salah satu instrument penting dalam sebuah pengambilan gambar. Apalagi dalam memproduksi sebuah film atau berita televisi, kamera menjadi prioritas yang harus ada. Tanpa kamera, sebuah produksi tidak bisa berlangsung. Sebab, dikamera inilah gambar dan suara direkam ke dalam film atau pita video.
36
Ada berbagai jenis kamera video yang beredar, mulai dari kamera handycam sampai kamera professional broadcast. Kamera handycam disebut juga kamera keluarga lantaran lebih banyak digunakan demi kepentingan keluarga, dan pengoperasiannya pun lebih mudah, meskipun ada beberapa jenis handycam yang bisa digunakan untuk kualitas broadcast (seperti Sony seri DSR DV Cam dan Canon XL-1). Sementara itu, kamera professional dipakai oleh seseorang yang professional di bidangnya. Sebab penggunanya memerlukan beragam keterampilan dan pengetahuan khusus tentang fasilitas kamera.
Pada dasarnya, konsep semua
kamera tetaplah sama, yaitu alat untuk menangkap gambar sementara. Sebagai bahan penyimpanannya, yakni film dan pita magnetik. Di Indonesia, ada beberapa jenis pita video yang dikenal dan sering kali digunakan oleh film maker pemula, yaitu VHS/ Super VHS, Betamax, Video 8/ Hi 8. Seiring dengan pesatnya perkeembangan teknologi, kini muncul produk jenis Mini DV (Digital Video) dan digital 8, yang system perekamannya tidak analog lagi, melainkan dengan system digital. Sistem standar kamera yang digunakan di Indonesia biasanya PAL (Pashe Alternate Line), yang berbeda dengan standar yang biasa digunakan di Jepang dan Amerika, yaitu system NTSC (National Television System Committe).
2.4.2. Spesifikasi Kamera Video Dalam kegiatan produksi video/film, terdapat banyak jenis kamera yang digunakan. Pembagian jenis kamera video/film dibedakan atas tipe kamera yang digunakan untuk menyimpan data (gambar dan suara) yang telah
37
diambil dari segi fungsionalnya. Maka, jenis-jenis kamera video dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yakni ditinjau dari perspektif segi fungsional dan berdasarkan tipenya.21
2.6.3. Format Video A.
AVI AVI adalah singkatan dari Audio Video Interlaced; merupakan salah satu
format video paling tua yang dibangun oleh Microsoft. Format video ini sudah ada sejak zaman computer x86, berbarengan dengan munculnya Windows 3.1. Berbeda dari format video lainnya, AVI mendukung beberapa jenis kompresi, seperti Cinepak, Intel Indeo, Microsoft Video 1, Clear Video, dan IVI. Oleh karena itu, jangan heran jika suatu saat anda menemukan dua video yang sama-sama berformat AVI, tetapi salah satu diantaranya tak dapat dibuka di PC anda. Hal ini dikarenakan file video dibuat dengan system kompresi yang berbeda dan PC anda tidak mendukung salah satu kompresi tersebut. Untuk membuat dan memainkan video berformat AVI, tidak dibutuhkan hardware khusus. Itulah yang menyebabkan format ini cukup mendominasi dan selalu disertakan pada kebanyakan aplikasi multimedia.
B.
MPEG-1 MPEG-1 memungkinkan sebuah video dapat dikompresi dengan rasio 50:1
sampai 100:1, tergantung kualitas gambar yang anda inginkan, format ini memiliki
21
Iqra’ al-firdaus. Buku Lengkap Tuntunan Menjadi Kameraman Profesional. Yogyakarta: Buku Biru. 2010. hal 13 – 15.
38
kecepatan pembacaan data sekitar 1,5 mbit per detik sehingga cukup setara dengan pembacaan data pada CD-ROM berkecepatan 2X. Motion Picture Expert Group 1 (MPEG-1) dapat digunakan untuk menyimpan video dengan resolusi maksimal 352 x 288 pixel. Kualitasnya dapat disetarakan dengan format VHS. Format MPEG-1 saat ini banyak digunakan sebagai format video dalam VCD.
C.
MPEG-2 MPEG-2
merupakan
perkembangan
dari
MPEG-1
yang
mulai
diperkenalkan pada 1995. Format ini memungkinka anda menjalankan data video dengan kecepatan 100 mbit per detik. Selain lebih unggul pada kecepatan transfer data, MPEG-2 juga memiliki peningkatan kualitas gambar dan suara. Pada video berformat MPEG-2, anda bisa meliha tayangan video dalam resolusi tinggi dan didukung kualitas suara stereo, bahkan system surround seperti format Dolby Digital dan DTS. Tah heran bila kemudian format ini digunakan sebagai format video pada keeping SuperVCD, DVD, dan siaran digital TV. MPEG-2 juga memungkinkan fleksibilitas pengaturan skala resolusi dan kecepatan pembacaan data, mempunyai kemampuan menyuguhkan gambar dengan resolusi sampai 720 x 576 pixel. Ini adalah format video termutakhir dari MPEG. Pertama kali diperkenalkan pada Oktober 1998, dan menjadi standar internasional pada 1999. Format ini merupakan hasil pengembangan dari ratusan periset dan teknisi yang tersebar di berbagai penjuru dunia.
39
D.
MPEG-4 Rasio ukuran layar standar yang digunakan oleh hamper semua pesawat
televisi standar. Perbandingan ukuran pastinya adalah empat satuan lebar (horizontal) dan tiga satuan tinggi (vertikal). Ukuran ini sekarang sudah mulai ditinggalkan, seiring keluarnya berbagai peranti yang menyuguhkan ukuran layar yang lebih lebar dan panoramik. Rasio yang lebih dikenal dengan sebutan layar lebar (wide screen) karena ukurannya memang relative lebih lebar dibandingkan rasio standar. Pada ukuran rasio ini, gambar yang ditampilkan lebih lebar dan lebih sesuai dengan sudut pandang manusia. Tujuannya simple, yaitu untuk mendapatkan tayangan dengan kualitas paling tinggi, tetapi pada kecepatan transfer data rendah antara 10 kbit per detik sampai 1 mbit per detik. Alhasil ukuran file MPEG-4 lebih kecil 15 persen dari ukuran file DVD standar, kendati menggunakan resolusi 640 x 480 pixel sekalipun. Teknologi ini banyak anda jumpai pada transmisi video melalui internet (video streaming). Bahkan beberapa produsen mulai mengembangkannya untuk memindahkan video ke ponsel. Salah satu implementasi lanjutan dari teknologi MPEG-4 adalah DivX.
E.
MOV MOV merupakan format video yang diperkenalkan oleh Apple, dan menjadi
format standar Apple yang bisa diputar dengan aplikasi QuickTime. Sekitar 1993 sampai 1995, format ini pernah lebih popular dan unggul dibandingkan AVI milik
40
Microsoft, baik dinilai dari fungsi maupun kualitas. Namun, kini format yang satu ini mulai kehilangan pamornya. Apalagi dengan makin berkembangnya format MPEG. MOV sendiri bisa dinikmati baik di Machintosh maupun PC, asal anda menginstal aplikasi Quicktime.
F.
MJPEG Singkatan dari Motion JPEG, format ini boleh dibilang berada diantara
format gambar diam (foto) dan video berisi urutan (slide show) gambar atau foto berformat JPEG. MJPEG sebenarnya tak hanya merupakan format yang menyatukan kumpulan gambar berformat JPEG, melainkan juga menawarkan kompresi dengan rasio 5:1. Kelemahannya, sinkronisasi data video dan audio belum diimplementasikan di sini sehingga format video yang dihasilkan masih dalam bentuk slide show yang tak bersuara.
G.
ASF Advanced Streaming Format (ASF) merupakan format video lain dari
Microsoft, yang lebih dispesialisasikan sebagai media streaming. Format ini bisa terdiri dari audio, video, maupun slide show. ASF dapat dikemas dalam file dengan kompresi tinggi, dan dapat disalurkan ke dalam data yang mengalir secara terus-menerus, seperti siaran TV dan radio
41
online. Ukuran file-nya pun bisa diatur sesuai dengan bandwicth (kecepatan koneksi) yang direkomendasikan.
H.
WMV Ada satu lagi format video yang diusung oleh Microsoft, yakni WMV
(Windows Media Video). Format ini dibangun dan dikontrol oleh Microsoft, dan menjadi nama dari salah satu solusi video encoding yang dimiliki Microsoft. Tidak ada penjelasan mengenai teknologi yang digunakan dalam format tersebut. Namun, sejak versi ke tujuh (WMV7), Microsoft telah menggunakan teknologi video MPEG-4 yang tidak kompatibel dengan teknologi MPEG-4 lainnya.
I.
AAC AAC (Advanced Audio Coding) adalah file suara yang dikompresi.
Ukurannya 30 persen lebih kecil ketimbang MP3.22
22
Sarwo Nugroho. Teknik Dasar Videografi. Yogyakarta: ANDI. 2014. hal 69 – 75.