BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Review Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
Peneliti
Judul
Muhammad Tuntas UNISBA
Strategi Media Relations professional PR di Perhumas BPC Bandung dalam menjalin hubungan baik dengan pers atau media Strategi Public relations dalam Membangun Brand Image TvOne Sebagai Televisi Berita
Ajeng Patria M UNDIP
Sholehatun N. UIN. Sunan Kalijaga Muhammad Tuntas UNISBA
Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing Communication) Dalam Mengokohkan Brand Dagadu Djokdja
Metodologi Penelitian Deskriptif – Data Kualitatif
Teori yang Digunakan Media Relations menurut Yosal Irianara
Kualitatif – Studi Kasus
Deskriptif
Persamaan
Perbedaan
Brand Image menurut Kotller
• Sama-sama meneliti kerja PR
Integrated Marketing Communication (IMC)
• Menggunakan metodologi yang sama
• Fokus penelitian kedua penelitian di atas berbeda. • Metode yang digunakan berbeda. • Fokus penelitian berbeda. Meski sebetulnya sama-sama pekerjaan PR, namun, yang ingin dilihat oleh penelitian Sholehatun berobicara teori IMC, sedangkan penelitian milik Tuntas berbicara tentang Media Relations.
19 repository.unisba.ac.id
20
2.2
Tinjauan Teoretis
2.2.1 Definisi Public Relations Public relations is the art of bringing about better public understanding which breeds greater public confidence for any individual or organization. (Howard Bonham dalam Yulianita, 2007:27) Public relations practice is the art and social science of analyzing trends, predicting their consequences counseling organization leaders, and implementing planned programs of action which will serve both the organization and the public interest. (Public relations Association dalam Yulianita, 2007:32) Dua pengertian mengenai PR di atas merupakan pengertian yang menurut peneliti cukup relevan dengan penelitian yang dilakukan, mengapa? Menurut Howard Bonham, PR adalah seni yang akan membantu publik untuk lebih saling mengerti dengan perusahaan. Sedangkan untuk definisi yang kedua, Public relations Association yang juga mengatakan ‘praktis seni’ untuk menggabarkan kerja PR, juga menambahkan ‘social science of analyzing trends…’ yang ditangkap oleh peneliti sebagai ilmu sosial untuk menganalisis trend yang sedang berlangsung, dsb. Peneliti menggaris bawahi bahwa peran PR disini bukan hanya mengkomunikasikan bagaimana perusahaan pada publik atau bagaimana publik terhadap perusahaan, namun juga, PR harus bisa menganalisis situasi, memprediksi konsekuensi yang sekiranya akan diterima perusahaan, dan membuat perencanaan yang nantinya akan mendukung dan menghubungkan antara perusahaan dan publiknya. PR lebih dari sekedar kata-kata, simbol, dan peningkatan pemesaran, tetapi menjadi sumber konseling, penasihat, dan penerjemah bagi manajemen. PR
repository.unisba.ac.id
21
berperan sebagai pemberi arah dan tombak dalam menetralisasi opini public atau citra yang negatif (Ardianto, 2011:4). Kegiatan PR adalah mediator yang menjembatani antara kepentingan perusahaannya dengan publik yang terkait dengan kegiatan PR tersebut. Seorang PR harus bisa menjembatani kepentingan perusahaannya dan kebutuhan publik dengan penyampaian seni komunikasi yang baik dan setelah melalui system pengolahan yang apik. Pengolahan itu terdiri dari analisa situasi, prediksi mengenai masa depan program yang dicanangkan, dan menjalankan rencana yang sudah dibuat.
2.2.2
Lingkup Public Relations Public relations memiliki dua lingkup sasaran atau publik, yaitu publik
Internal dan Eksternal. Lingkup PR dibagi dua disesuaikan dengan sifat hubungan dan jenis hubungannya. 2.2.2.1 Internal Public Relations Publik internal adalah publik yang berada didalam organisasi, terlibat langsung dengan proses manajemen perusahaan. Publik internal ini disesuaikan bentuk organisasi yang bersangkutan. Internal public relations adalah: a.
Publik pegawai Kegiatan PR untuk memelihara hubungan, khususnya antara manajemen dengan para karyawannya. Pegawai merupakan potensi yang sangat berarti, karena potensinya dapat dikembangkan lebih baik dari sebelumnya, maka dari itu, pegawai disebut sebagai salah satu
repository.unisba.ac.id
22
penentu suksesnya organisasi. Dikemukakan oleh Onong Uchjana Effendy, “kegiatan untuk menciptakan hubungan dengan para pegawai dapat dilakukan melalui berbagai hal misalnya memberi upah yang cukup, perlakuan yang adil, ketenangan bekerja, perasaan diakui, penghargaan atas hasil kerja, dan penyalur perasaan” (Yulianita, 2007:57) b.
Manager Relations Manager yang dimaksud adalah manager yang bekerja didalam organisasi. Para manager adalah orang-orang yang dapat mengabdikan dirinya bagi kepentingan perusahaan melalui kemampuannya dalam mengelola perusahaan agar bisa menghasilkan keuntungan sesuai dengan tujuan perusahaan. Suatu perusahaan membutuhkan orang yang credible, acceptable, dan capable untuk dapat memajukan perusahaan. Manajer diperlukan untuk membuat, menetapkan keputusan, sampai menyampaikan keputusan yang berkaitan dengan berbagai kebijakan manajemen. Berbagai kegiatan untuk melakukan hubungan baik dengan para manajer, misalnya, memberlakukan uang tunjangan jabatan, uang resiko jabatan, kegiatan coffee morning, koordinasi kerja antar bagian, jika memungkinkan menyediakan alat transformasi untuk kepentingan dinas, dsb (Yulianita, 2007:66).
c.
Stockholder Relations Lingkup ini dianggap sangat penting karena, besar kecilnya modal menentukan besar kecilnya perusahaan, sehingga hubungan dengan
repository.unisba.ac.id
23
stockholder ini tidak boleh dikesampingkan oleh pihak perusahaan. Usaha membina hubungan dengan stockholder tidak lain adalah untuk memajukan
perusahaan.
Komunikasi
dilakukan
dengan
cara
menyatakan selamat pada pemegang saham yang baru, memberi laporan, memberikan majalah organisasi, mengadakan pertemuan, dsb. 2.2.2.2 Eksternal Public Relations Eksternal PR adalah publik yang berada diluar manajemen perusahaan yang harus diberikan informasi untuk dapat membina hubungan baik. Dengan adanya publik eksternal dalam lingkup PR juga memberikan konsekuensi pada berbagai hubungan bagi masing-masing publik eksternal tersebut (Yulianita, 2007:69), hubungannya adalah sebagai berikut: 1.
Press Relations/Media Relations PR dan media massa adalah mitra yang tidak dapat dipisahkan. Kedua profesi ini memiliki sinergi yang positif, karena keduanya saling membutuhkan. PR dalam hal ini sebagai sumber berita bagi pers, sedangkan pers berfungsi sebagai sarana publisitas bagi PR agar perusahaan dan komunikator lebih dikenal oleh masyarakat. Begitu banyak kegiatan PR yang berhubungan dengan pers, tapi yang paling utama adalah : 1) Wawancara Pers Wawancara adalah alat paling berharga bagi seorang wartawan. 2) Konferensi Pers Konferensi pers adalah suatu kegiatan mengundang wartawan untuk berdialog dengan materi yang telah disiapkan secara matang oleh PR.
repository.unisba.ac.id
24
3) Special Events PR dituntut untuk mampu menarik perhatian dari publik terhadap program yang ingin ditampilkan melalui kegiatan special events tersebut (Ardianto, 2009:98). 2.
Government Relations Salah satu perkembangan penting PR adalah terjadinya hubungan yang lebih erat antara perusahaan, asosiasi, dan perserikatan dengan pemerintah, serta semakin eluasnya keterlibatan lembaga-lembaga swasta dalam permasalahan masyarakat (Ardianto, 2011:110). PR dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan dengan pemerintah baik Pusat ataupun Daerah atau dengan jawatan-jawatan resmi yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. PR harus mengadakan hubungan baik dengan pemerintah juga untuk kelancaran kebijakan. Keuntungan suatu perusahaan dalam melakukan hubungan baik
dengan
pemerintah
akan
memperlancar
jalan
menuju
keberhasilan yang mungkin saja terhambat sebelumnya. 3.
Customer Relations Dalam hal ini, PR harus bisa mengatur dan memelihara hubungan dengan para langganan, sehingga hubungan itu selalu dalam situasi bahwa
pelangganlah
yang
membutuhkan
perusahaan,
bukan
sebaliknya. (Yulianita, 2007:79) 4.
Educational Relations Kegiatan PR dalam rangka mengatur dan membina hubungan baik dengan lembaga-lemabaga pendidikan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar hubungan baik dapat terbina khususnya mengenai
repository.unisba.ac.id
25
pemberian perhatian pada sekolah yang membutuhkan subsidi bagi keperluan pendidikan (Yulianita, 2007:80). 5.
General Relations PR membina hubungan baik dengan public umum, sehingga jasa yang ditawarkan dapat menjadi perhatiannya dan selanjutnya publik umum ini menjadi langganan atau konsumen kita.
2.2.3
Fungsi Public Relations Menurut Cutlip and Center dalam bukunya “Effective Public Relations”
mengemukakan tiga fungsi PR : 1.
Menjamin dan menilai opini publik yang ada dari organisasi
2.
Untuk memberikan nasihat/penerangan pada manajemen dalam hubungannya dengan opini publik yang ada
3.
Untuk menggunakan komunikasi dalam rangka mempengaruhi opini publik.
Sedangkan menurut Betrand R Canfield dalam bukunya “Public relations Principles and Problems” mengatakan tiga fungsi PR yaitu: 1. Mengabdi kepada kepentingan publik 2. Memelihata komunikasi yang baik 3. Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik Dari ketiga fungsi di atas menurut para ahli, pada dasarnya dapat ditarik suatu kesimpulan tentang public relations secara universal sehingga mudah untuk dipahami dan dilaksanakan oleh seorang Public Relations Officer (PRO) yaitu menyangkut 2 fungsi public relations yang prinsipnya adalah : 1. Menyampaikan kebijaksanaan manajemen pada publik
repository.unisba.ac.id
26
2. Menyampaikan opini public pada manajemen (Yulianita 2000:49). Sebagai sebuah manajemen, humas dalam sebuah organisasi biasanya menjalankan fungsinya melalui beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Perencanaan (planning) Meliputi penetapan tujuan dan standar, penentuan aturan dan prosedur, pembuatan rencana serta ramalan apa yang akan terjadi, 2. Pengorganisasian (organizing) Memberikan tugas terpisah kepada masing masing pihak, membentuk bagian, mendelegasikan dan menetapkan jalur wewenang, menetapkan sistem komunikasi, serta mengoordinir kerja setiap karyawan dalam satu tim yang solid dan terorganisasi, 3. Pengkomunikasian (communicating) Rencana-rencana yang telah disusun lalu dikomunikasikan dengan semua pihak yang bersangkutan dengan metode yang sesuai. Dalam tahap ini harus dijelaskan tindakan yang diambil serta alasan jatuhnya pilihan tersebut, 4. Pengawasan (controlling) Menentukan standar, membandingkan penampilan sesungguhnya dengan standar tadi dan melakukan perbaikan apabila diperlukan. 5. Penilaian (evaluating) Menilai segi-segi berhasil dan tidaknya, apa sebab-sebabnya, apa yang sudah dicapai, apa resep kemanjurannya dan apa faktor penghambatnya. Bagaimana hasil pelaksanaan tugas dan sebabsebabnya (Rosady, 2007).
PR mencakup berbagai macam hubungan yang semuanya bertujuan untuk membina hubungan yang harmonis antara organisasi yang menjalankan hubungan-hubungan itu dengan “masyarakat dalam” atau publik internal serta “masyarakat luar” atau publik eksternal yang ada urusannya dengan organisasi tersebut. Publik internal sebagai sasaran PR terdiri atas orang-orang yang bergiatdi dalam organisasi dan yang secara fungsional mempunyai tugas dan pekerjaan sertahak dan kewajiban tertentu. Publik internal biasanya terdiri dari para karyawan, manajer dan top executives serta pemegang saham. Sementara itu publik eksternal sebagai sasaran kegiatan humas terdiri atas orang-orang atau
repository.unisba.ac.id
27
anggota-anggota masyarakat di luar organisasi, baik yang ada kaitannya dengan organisasi maupun yang diharapkan atau diduga ada kaitannya dengan organisasi. Adapun publik eksternal dalam sebuah organisasi meliputi pelanggan, pemasok, komunitas, pemerintah dan media.
2.2.4
Tujuan Public Relations Perusahaan maupun institusi (lembaga) yang hidup di era modern seperti
sekarang tidak akan bisa survive dan berkembang dalam menghadapi persaingan tanpa menggandeng media massa (cetak maupun elektronik). Pasalnya, kekuatan sebuah media diyakini banyak kalangan mampu membangun image positif sebuah institusi. Karena hidup matinya sebuah perusahaan modern mutlak ditentukan hubungan perusahaan melalui kemampuan public relations (PR) atau biasa disebut
Hubungan
Masyarakat
(Humas)
dalam
menjalankan
tugasnya
menggandeng media sebagai partner untuk mendongkrak kinerja perusahaan. Pekerjaan sebagai praktisi PR sangat berat karena membawa nama baik perusahaan, sehingga citra perusahaan dipertaruhkan betul di tangan PR. Jika PR mampu melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik, otomatis perusahaan akan ikut terdongkrak citra positifnya di mata masyarakat. Karena itu, keberadaan PR menjadi titik sentral bagi terbangunnya image perusahaan. Menurut Frank Jefkins seperti yang dikutip oleh Neni Yulianita dalam bukunya “Dasar-dasar Public Relations”, fungsi dari PR adalah meningkatkan favorable image/citra yang baik dan mengurangi atau mengikis habis sama sekali
repository.unisba.ac.id
28
unfavorable image/citra yang buruk terhadap organisasi tersebut (Yulianita 2000:42). Dalam buku tersebut dirumuskan tentang tujuan public relations secara umum/universal yang pada prinsipnya tujuan public relations adalah: Untuk menciptakan, memelihara dan meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi dari pada publik yang bersangkutan, dan memperbaikinya jika citra itu menurun/rusak. Dengan demikian ada empat hal yang menjadi prinsip dari tujuan public relations yakni: 1. Menciptakan citra yang baik 2. Memelihara citra yang baik 3. Meningkatkan citra yang baik 4. Memperbaiki citra jika organisasi kita menurun/rusak
2.2.5
Definisi Strategi Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai
"the art of the general" atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa pengertian strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Dalam abad modern ini, penggunaan istilah strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang panglima dalam peperangan, tetapi sudah digunakan secara luas hampir dalam semua bidang ilmu. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapat kemenangan atau pencapaian tujuan.
repository.unisba.ac.id
29
Seiring dengan perkembangan disiplin ilmu, pengertian strategi menjadi bermacam-macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli dalam buku karya mereka masing-masing. Menurut Stephanie K. Marrus, pengertian strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Selain definisi-definisi strategi yang sifatnya umum tersebut, ada juga pengertian strategi yang lebih khusus, seperti yang diungkapkan oleh dua pakar strategi, Hamel dan Prahalad. Menurut Hamel dan Prahalad pengertian strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir dimulai dari apa yang terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan komptensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
2.2.6. Strategi Komunikasi Public relations Dengan Media Dalam melaksanakan program-programnya, seorang PR mempunyai strategi komunikasi yang sangat berguna bagi kesuksesan program-programnya. Adapun strategi komunikasi PR dalam upaya membangun hubungan dengan Media menurut Soleh Sumirat dan Elvinaro Ardianto (2003) adalah: 1.
By serving the media yaitu memberikan pelayanan kepada media. Misalnya PR harus menciptakan kerjasama dengan media. PR harus menciptakan suatu hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.
repository.unisba.ac.id
30
2.
3.
4.
5.
6.
2.2.7
By establishing a reputations for realiability yaitu menegakan suatu reputasi agar dapat dipercaya. Misalnya selalu menyiapkan bahanbahan informasi akurat dimana dan kapan saja diminta. Wartawan selalu ingin tahu sumber berita paling baik untuk mendapatkan informasi yang akurat dan hubungan timbale balik akan terjalin semakin erat. Hanya dengan cara inilah PR akan dinilai sebagai suatu sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya oleh media. By supplying good copy atau memasok naskah informasi yang baik. Misalnya memberikan naskah yang baik, menarik perhatian, pengadaan gambar/foto, pembuatan teks gambar/foto dengan baik. Juga pengiriman news release yang baik sehingga hanya sedikit memerlukan penulisan ulang atau menyuntingnya. By cooperations in providing material yaitu melakukan kerjasama yang baik dalam menyediakan bahan informasi. Misalnya merancang wawancara pers dengan seseorang atau tokoh-tokog tertentu yang dibutuhkan pers ketika itu. By providing verification facilities yaitu penyediaan fasilitas yang memadai. Seorang Public relations perlu member kesempatan pada wartawan untuk melakukan verifikasi (membuktikan kebenaran) atas setiap materi yang mereka terima. Misalnya ketika para wartawan meminta ijin menengok fasilitas atau kondisi-kondisi organisasi yang hendak diberitakan/ketika menggali berita. By building personal relationship with the media yaitu membangun hubungan secara personal dengan media. Hal ini yang mendasari keterbukaan, kejujuran, kerjasama dan saling menghormasi profesi masing-masing.
Konsep Publisitas Public Relations Abdurrachman (1991) menyatakan bahwa “publicity” adalah news (berita)
yang ditulis dalam surat kabar, majalah-majalh atau yang disiarkan melalui radio dan televisi, yang penuh dengan human interest dan menarik perhatian publik mengenai kegiatan-kegiatan atau pernataan orang-orang yang terlibat. Selain itu menurut Cutlip, Center & Broom (1982) publikasi adalah informasi dari sumber luar yang digunakan oleh media karena informasi tersebut memiliki nilai berita. Hal ini disebut metode penempatan pesan yang tidak terkontrol di media karena sumber tidak perlu membayar sejumlah uang kepada media untuk menempatkan
repository.unisba.ac.id
31
pesan tersebut.Jadi publikasi adalah suatu teknik untk memperoleh tempat berita pada suatu media tanpa membayar pemuatannya kren berita tersebut menarik, mempunyai nilai berita dan dibutuhkan oleh media tersebut. Dalam meningkatkan publisitas dapat dilakukan dengan melakukan kampanye publisitas. Dalam kampanye publisitas, ada 2 metode yang paling sering digunakan praktisi Public relations dalam penyebaran infromasi melalui (Morrisan, 2008: 216) : 1.
2.
Siaran pers. Siaran pers dapat didefinisikan sebagai informasi dari individu atau organisasi yang disampaikan kepada media massa dengan maksud untuk diberitakan. Sebuah siaran pers yang baik harus menyajikan suatu berita yang sama bermutunya dengan yang biasa ditulis oleh para jurnalis. Informasi yang terungkap harus jelas dan sesuai dengan kenyataan yang ada serta menaati segenap kadiah penulisan yang baik. Susunan kalimat siaran pers harus sesuai dengan gaya yang digunakan oleh wartawan. Laporan ditulis secara gamblang, jelas serta enak dibaca. Siaran pers harus dibuat dengan gaya penulisan yang serba singkat dan padat. Cara paling mudah untuk belajar menulis pers adalah rajinrajin membaca surat kabar. Mengundang pers Organisasi atau perusahaan kerap mengundang wartawan dari berbagai media massa untuk dating kekantor perusahaan atau tempat lain yang sudah ditentukan dengan maksud untuk meliput dan memberikan kegiatan yang dilakukan organisasi atau perusahaan bersangkutan, sehingga kegiatan mengundang wartawan ini dinamakan dengan press event yang secara umum dibagi menjadi tiga macam, yaitu: a. Konferensi pers, yaitu pertemuan antara organisasi atau perusahaan dengan wartawan pada lokasi yang sudah ditentukan di mana pihak pertawam ingin menyampaikan informasi dengan maksud diberitakan. b. Resepsi pers, yaitu suatu acara yang mengundang wartawan untuk meliput suatu acara, mendengarkan keterangan-keterangan resmi atau sekedar bercakap-cakap guna mendekatkan hubungan antara para jurnalis dengan organisasi atau perusahaan. Perusahaan biasanya memberikan presentasi yang disertai dengan demonstrasi yang dilakukan dengan bantuan peralatan audiovisual.
repository.unisba.ac.id
32
c. Kunjungan pers, yaitu kegiatan PR mengundang wartawan mengunjungi pabrik, menghadiri acara pembukaan kantor baru atau acara demonstrasi produk baru, acara kunjungan ini juga disertai dengan faslitas transportasi, jamuan dan terkadang akomodasi untuk menginap apabla lokasi yang dikunjungi tempatnya diluar kota.
2.2.8. Program Kerja Public Relations Kedudukan, peranan dan tugas Public relations dalam sebuah organisasi (perusahaan/pemerintahan). Dalam bukunya Effective Public Relations, M. Cultip & Allen H Center menyebutkan, program kerja public relations melalui proses empat tahapan atau langkah-langkah pokok, yakni : 1.
2.
3.
4.
Research Listening (Penelitian dan Mendengarkan). Dalam tahap ini Public Relations Officer mempelajari opini, sikap, dan reaksi publik terkait terhadap kebijakan atau produk organisasi. Dalam tahap ini ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi, yakni What’s our problem? Planning Decission (Perencanaan pengambilan keputusan). Memberikan sikap, opini, ide, dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan. Dilakukan pula penetapan program, kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atay keinginan-keinginan pihak berkepentingan, Here’s what what we can do? Communication Action (Mengkomunikasikan dan Pelaksanaan). Menjelaskan dan sekaligus menfasirkan informasi mengenai langkahlangkah yang akan dilakukan, diharapkan bisa mempengaruhi pihakpihak tertentu yang penting dan berpotensi mendukung program organisasi. Here’s what we didi and why? Evaluation (Mengevaluasi). Mengadakan penilaian.evaluasi terhadap program dan hasil kerjas aktivitas public relations. How did we do?
2.2.9. Definisi Media Relations Pendekatan yang biasanya digunakan organisasi dalam menjaga citra positifnya adalah dengan menetapkan kegiatan media relations. Definisi Media Relations atau hubungan pers adalah suatu usaha untuk mencapai permuatan atau
repository.unisba.ac.id
33
penyiaran yang maksimal atas suatu pesan atau informasi (dari PR) dalam bentuk pengetahuan dan pemahaman khalayak organisasi atau perusahaan yang bersangkutan (Jefkins, dalam Soemirat dan Ardianto. 2008). Dalam aktivitas atau kegiatan publikasi PR sering mengadakan kerja sama dengan pihak media, baik secara fungsional maupun individual yang biasanya melalui berbagai cara untuk dapat bertemu pada acara tertentu. Tujuan pokok diadakannya hubungan dengan pers adalah menciptakan pengetahuan dan pemahaman, bukan semata-mata untuk menyebarkan suatu pesan sesuai dengan keinginan perusahaan induk atau klien demi mendapatkan “suatu citra atau sosok yang lebih indah daripada aslinya di mata umum”. Tidak seorang pun yang berhak mendikte apa yang diterbitkan atau disiarkan oleh media massa, setidak-tidaknya di suatu Negara yang demokratis. Menurut Barbara Averiil (1997). “Media Relations hanyalah salah satu bagian dari Public Relations, namun ini bisa menjadi perangkat yang sangat penting dan efisien. Begitu kita menyusun pesan yang bukan saja diterima tetapi juga dipandang penting oleh media lokal, maka kita sudah membuat langkah besar menuju keberhasilan program kita” (Iriantara, 2005:28).
Dari sisi organisasi, membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa itu paling tidak berarti memenuhi dan menanggapi kebutuhan dan kepentingan media massa terhadap organisasi tersebut. Karena watak komunikasi dalam humas adalah dua arah, maka praktik media relations pun bukan hanya mengomunikasikan ke luar organisasi melainkan juga menjadi komunikan yang baik dari apa yang dikomunikasikan dari luar komukasi.
repository.unisba.ac.id
34
2.2.9.1. Strategi Media Relations Melalui aktivitas media relations, maka hubungan antara organisasi dengan media diwakili oleh praktisi Humas dengan wartawan diharapkan akan lebih baik dan positif. Dengan demikian manfaat media relations dapat dirasakan oleh kedua belah pihak. Manfaat media relations (Wardhani, 2008 : 14) antara lain adalah : 1. 2. 3.
Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dan media massa. Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling menghormati dan menghargai, kejujuran serta kepercayaan. Penyampaian/perolehan informasi yang akurat, jujur dan mampu memberikan pencerahan bagi publik.
Menurut Yosal Iriantara dalam bukunya media relations konsep, pendekatan, dan praktik memaparkan bahwa strategi media relations terdiri dari : 1.
Mengelola relasi Mengelola relasi yang baik dengan media menjadi sangat penting untuk menunjang kegiatan PR, hal ini tentunya dimaksudkan agar organisasi bisa berkomunikasi dengan baik oleh publiknya. Dalam mengelola relasi media, Humas bukan hanya menjalin hubungan baik dengan institusi media massa saja, melainkan juga dengan para wartawan. Dalam menjalin relasi yang baik antara Humas dengan institusi media massa dan wartawan hal terpenting yang harus diingat adalah hubungan antara dua profesi yang saling membutuhkan. Agar hubungan tersebut dapat terjalin dengan baik, maka harus ada
repository.unisba.ac.id
35
komunikasi yang cukup intens diantara kedua belah pihak yang berkenaan dengan tugas-tugas pokok masing-masing profesi. 2.
Mengembangkan strategi Setelah relasi dengan media terjalin dan terpelihara dengan baik, maka PR
harus
terus
mengembangkan
strategi
yang
sudah
ada.
Mengembangkan strategi dilakukan untuk lebih memaksimalkan strategi-strategi yang sudah ada. Beberapa upaya pengembangan strategi dengan cara, mengembangkan materi-materi Humas untuk media massa, menambah jumlah media untuk menyampaikan pesan kepada publik, membangun dan memelihara kontak dengan relasi baru, mempromosikan organisasi sebagai sumber informasi handal untuk media massa, serta memposisikan pimpinan organisasi sebagai juru bicara di berbagai kegiatan. 3.
Mengembangkan jaringan Mengembangkan jaringan merupakan aspek pokok dalam media relations. Beberapa cara untuk mengembangkan jaringanadalah memasuki organisasi-organisasi profesi, memiliki kontakdengan organisasi profesi lain, dan mengembangkan jaringanmedia baik yang bersifat lokal, nasional, sampai internasional. Memasuki organisasi profesi kehumasan seperti Perhumas merupakan salah satu organisasi yang akan memperluas jaringan seseorang dalam bidang kehumasan. Sedangkan memiliki kontak dengan organisasi profesi lain seperti wartawan, menjadi pentingguna memperluas jaringan PR dengan
repository.unisba.ac.id
36
dunia media massa. Bukan hanya itu, mengembangkan jaringan dengan media lokal, nasional, bahkan internasional akan dapat memperluas publikasi suatu organisasi.
2.2.10 Strategi Komunikasi Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tidak langsung mlalui media. Demikian pula strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi
(communication
planning)
dan
manajemen
(management
communication) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu, bergantung pada situasi dan kondisi. Strategi komunikasi, baik secara makro (planned multimedia strategy) maupun secara mikro (single communication medium strategy) mempunyai fungsi ganda: 1.
2.
Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. Menjembatani “kesenjangan budaya” (cultural gap) akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilainilai budaya.
repository.unisba.ac.id
37
R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya, Techniques for Effective Comunication, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu: a. b. c.
To secure understanding, (memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya). To establish acceptance, (maka penerimaannya itu harus dibina). To motivate action, (pada akhirnya kegiatan dimotivasikan).
Komunikasi merupakan proses yang rumit. Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktorfaktor dalam setiap komponen tersebut. 1.
Mengenali Sasaran Komunikasi Kita perlu mempelajari siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi kita. Sudah tentu itu bergantung pada tujuan komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui (dengan metode informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu (metode persuasif atau instruktif). a. Faktor kerangka referensi Kerangka referensi seseorang terbentuk dalam dirinya sebagai hasil dan paduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup, status sosial, dan sebagainya. b. Faktor situasi dan kondisi Yang dimaksud dengan situasi di sini ialah situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan. Sedangkan yang dimaksud dengan kondisi di sini ialah state of
repository.unisba.ac.id
38
personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi. 2.
Pemilihan Media Komunikasi Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakna. Mana yang terbaik dari sekian banyak media komunikasi itu tidak dapat ditegaskan dengan pasti sebab masingmasing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
3.
Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi Pesan komunikasi (message) mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik instruksi.
4.
Peranan Komunikator dalam Komunikasi Ada faktor yang penting pada diri komunikator bila ia melancarkan komunikasi, yaitu: a. Daya tarik sumber Apabila pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta denganya.
Atau
komunikan
merasa ada
kesamaan
antara
komunikator dengannya sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan yang dilancarkan oleh komunikator.
repository.unisba.ac.id
39
b. Kredibilitas sumber Ialah kepercayaan komunikan kepada komunikator. Kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki seorang komunikator.
Seorang komunikator dalam menghadapi komunikan harus bersikap empatik (empathy), yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain. Dengan kata lain, dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Seorang komunikator harus bersikap empatik ketika ia berkomunikasi dengan komunikan yang sedang sibuk, marah, bingung, sedih, sakit, dan sebagainya.
2.2.11 Definisi dan Pengertian Profesional Bagi kebanyakan PR yang katanya profesional belum tentu mereka bisa mendapatkan julukan Profesionalisme.Profesionalisme adalah komitmen para profesional terhadap profesinya. Hanya para PR sejati yang pantas mendapat julukan Profesionalisme dialah yang bangga mengamalkan Etika Kehumasan dan mencintai Kode Etik, serta menjadikan regulasi perilaku praktisi public relations yang sudah disepakati menjadi alat kontrol dalam aktivitasnya. Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan J. S. Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata profesional sendiri berarti (1) bersifat profesi (2) memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latihan, (3) beroleh bayaran
repository.unisba.ac.id
40
karena keahliannya itu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme memiliki dua kriteria pokok, yaitu keahlian dan pendapatan (bayaran). Kedua hal itu merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. Artinya seseorang dapat dikatakan memiliki profesionalisme manakala memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu keahlian (kompetensi) yang layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan yang layak sesuai kebutuhan hidupnya. Profesionalisme berasal dan kata profesional yang mempunyai makna yaitu berhubungan dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Sedangkan profesionalisme adalah tingkah laku, keahlian atau kualitas dan seseorang yang profesional (Longman, 1987). “Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya. Seorang PR yang memiliki profesionalisme yang tinggi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmenya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas professional melalui berbagai cara dan strategi. Ia akan selalu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman sehingga keberadaannya senantiasa memberikan makna profesional. Biasanya dipahami sebagai suatu kualitas yang wajib dipunyai oleh setiap eksekutif yang baik.
repository.unisba.ac.id