8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Skripsi Septi Hidayati menuliskan tentang tari piring dua belas, dalam tulisannya mengkaji tentang penggunaan media audio visual dan kemampuan mendemonstrasikan tari piring dua belas di SMA Negeri 1 Kalirejo, sementara dalam tulisan ini mengkaji tentang penggunaan model kooperataif tipe STAD pada pembelajaran tari piring dua belas di SMA Negeri 1 Kalirejo, sehingga tulisan ini berbeda dengan tulisan Septi Hidayati, akan tetapi tidak menutup kemungkinan tulisan Septi Hidayati dijadikan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini.
2.1
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam pembelajaran ini tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakuakan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (Rusman, 2011:202). Cooperatif learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran berkelompok adalah rangkaian kegiatan
9
belajar yang dilakukan siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Sanjaya, 2006:217). Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu memahami suatu bahan pembelajaran. Model pembelajaran (Student Teams Achievement Division) STAD merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Dalam STAD, siswa menjadi kelompok beranggotakan empat sampai enam orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pembelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai-nilai hasil kuis siswa akumulasi dengan nilai ratarata mereka sendiri yang diperoleh sebelumnya (Rusman, 2011: 213). Fungsi utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya. Mereka harus mendukung teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik, menunjukkan norma bahwa belajar itu penting, berharga, dan menyenangkan (Slavin, 2005 : 12).
10
2.1.1 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Teams Achievement Division) STAD a) Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 1.
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
2. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi. 3. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya. 4. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi. 5. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain. 6. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok. 7. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. 8.
Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
9.
Interaksi antar-siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
11
b) Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang pandai.
2.1.2 Langkah-langkah Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Teams Achievement Division) STAD a) Menyampaikan Tujuan dan Motivasi 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa agar tertarik pada materi yang akan mereka pelajari; 2. Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. b) Pembagian Kelompok Guru membentuk kelompok ke dalam beberapa kelompok, dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa dan etnik. c) Presentasi dari Guru 1. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari; 2. Guru memberi motivasi siswa agar terdapat belajar dengan aktif dan kreatif;
12
3. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, metode ceramah dan metode demostrasi, dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, guru mempraktikkan gerak tari sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota kelompok menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. d) Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim) Siswa belajar kelompok yang telah dibentuk. Siswa diberikan kesempatan untuk mencoba mempaktikkan gerak tari bersama kelompoknya. Selama kerja tiap kelompok, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD. e) Kuis Guru menyampaikan hasil belajar melalui pemberian kuis terhadap ragam gerak yang didemonstrasikan dan juga presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mendemonstrasikan gerak dan tidak dibenarkan bekarja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individual bertanggumg jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap aspek yang dinilai.
13
2.2
Pembelajaran
Pengertian pembelajaran kata pembelajaran terjemahan dari “ instruction “ yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media seperti bahan-bahan, media cetak, program televisi, gambar, audio, dan sebagainya. Semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Dalam istilah pembelajaran yang lebih dipengaruhi oleh perkembangan hasil-hasil teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar, siswa diposisikan sebagai subjek yang memegang peranan utama, sehingga dalam proses belajar mengajar siswa sebaiknya beraktivitas secara penuh, bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan demikian, jika mengajar (pengajaran) atau teaching menempatkan guru sebagai pemeran utama memberikan informasi, maka dalam pembelajaran atau instruction guru lebih banyak berperan sebagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa (Sanjaya, 2011 : 100). Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2011: 61). Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan
14
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran (Sagala, 2011: 62). Proses pembelajaran merupakan bagian yang paling pokok dalam kegiatan pendidikan di sekolah. Pembelajaran adalah interaksi timbal balik antara siswa dengan guru dalam proses pembelajaran. Pengertian interaksi mengandung unsur saling memberi dan menerima. Proses pengajaran itu berlangsung dalam situasi pengajaran yang di dalamnya terdapat komponen-komponen atau faktor-faktor ; 1) tujuan yang hendak dicapai; 2) siswa yang belajar; 3) guru yang mengajar; 4) metode atau model pembelajaran yang digunakan untuk menciptakan situasi belajar mengajar; 5) alat bantu mengajar; 6) situasi pengajaran; 7) penilaian yang fungsinya untuk menetapkan seberapa jauh tercapainya tujuan. Di dalam proses pengajaran itu, semua komponen tersebut bergerak sekaligus dalam suatu rangkaian kegiatan yang terarah dalam rangka membantu pertumbuhan siswa ke tujuan.
2.3
Proses Pembelajaran Tari Piring Dua Belas
Proses pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses belajar yang berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa dalam mempraktikkan ragam gerak tari piring dua belas.
15
2.3.1 Belajar Gerak Belajar adalah suatu proses untuk mencapai tujuan, jadi merupakan langkahlangkah atau prosedur yang ditempuh (Hamalik, 2011: 29). Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Belajar itu juga akan lebih baik, jika si subjek belajar mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik (Sardiman, 2011: 20). Gerak di dalam tari adalah bahasa yang dibentuk menjadi pola-pola gerak dari seorang penari. Prinsip yang sangat penting dalam bentuk gerak mengandung pengertian menjadi satu yang utuh. Kesatuan aspek-aspek gerak, ruang, dan waktu yang hadir dalam tari (Hadi, 2007: 25). Proses pembelajaran gerak tari seorang siswa tidak terlepas dari kemampuan guru untuk membimbing. Seorang guru dapat mengarahkan anak didik dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini guru dapat mempraktikkan gerak atau menari dengan tepat dan dengan teknik yang benar. Selain kemampuan guru seorang guru dalam belajar gerak tari diharapkan adanya aktivitas siswa itu sendiri. Sehingga pembelajaran gerak akan memperoleh hasil yang lebih baik. Fitts dan Ponser (Tarigan, 2010: 30) mengemukakan tiga fase belajar gerak, yaitu 1) Fase Kognitif Fase kognitif merupakan tahap awal dalam belajar gerak. Di sini siswa berusaha memahami bentuk gerak. Pada fase ini efektifitas aktivitas berpikir
16
masih menonjol karena harus berusaha memahami bagaimana bentuk gerak dan bagaimana harus melakukannya. 2) Fase Asosiatif Fase Asosiatif merupakan fase kedua dalam belajar gerak. Pada fase asosiatif, anak sudah sampai pada taraf merangkaikan bagian-bagian gerakan secara keseluruhan. 3) Fase Otonom Fase Otonom merupakan fase akhir dalam belajar gerak. Pada fase ini anak menguasai pengetahuan tertinggi. Siswa dapat melakukan gerak dengan luwes dan keseluruhan gerak dengan iringan tari, pola lantai dan ekspresi pada tari.
2.3.2 Tari Piring Dua Belas Tari piring dua belas adalah tari tunggal masyarakat Lampung yang menggunakan piring sebagai properti dalam mendemostrasikan gerak. Tari ini merupakan tari pergaulan masyarakat Lampung pesisir yang beradat Saibatin. Tari piring dua belas berarti penari menarikan bersama piring yang sudah siapkan di bawah sejajar sebanyak dua belas piring ditambah dua piring yang dibawa penari. Tari ini berfungsi sebagai sarana hiburan dalam salah satu rangkaian acara adat. Diperkirakan Tari piring dua belas berasal dari Sekala Brak kecamatan Belalau Lampung Barat. Masuknya tari piring dua belas di kecamatan Kota Agung wilayah Teluk Semaka dibawa oleh masyarakat Lampung Pesisir dari Belalau yang berpindah mencari daerah penghidupan baru pada abad XV (Tim Taman Budaya Lampung, 2006 : 1).
17
Diperkirakan Tari piring dua belas pada awalnya adalah tarian sang ratu yang digunakan untuk menyambut kedatangan hulu balang ”pengawal” dari perang. Sang ratu memberikan suguhan kepada para pengawal kerena luapan rasa gembira ketika pulang dari perang. Ratu berasal dari paksi Marga Benawangan yang mana asal mula berasal dari Sekala Brak Gunung Pesagi yang turun ke Teluk Semaka namanya Raja Baniting kemudian turun gelar menjadi Raja Semaka, dari Raja Semaka membuat sebuah kerajaan kecil menjadi paksi Marga Benawang Simbol menggunakan dua belas piring dalam mempraktikkan tari piring dua belas karena paksi Marga Benawang mempunyai dua belas bandar (tempat berlabuh atau markas), dan tiap bandar memiliki pengawal, dan setiap pengawal memiliki pasukan perang. Nama ke 12 bandar yaitu Bandar Raja Basah, Sanggi, Ngaghip, Telagening, Maja, Muakhas, Telunggu, Buway Nyata, Ratu regah, Limau, Putih, dan Tulung Buya. Tari piring dua belas juga menggunakan dua piring kecil yang melambangkan bahwa segala sesuatu itu ada dua, ada kalah ada menang, ada baik ada buruk, ada sedih ada pula senang. Awalnya, tari piring dua belas digunakan ratu dalam menyambut pengawal ketika pulang dari perang dan untuk menyambut tamu-tamu tertentu. Diikuti oleh abdi kerajaan pemain musik dan dayang ratu sebagai penyanyi, sedangkan ratu itu sendiri yang menarikan tarian ini. Musik yang digunakan untuk mengiring sang ratu menari pada saat itu adalah tepuk tangan, kayu, dan kulit-kulit binatang yang dimainkan oleh abdi kerajaaan. Seiring dengan perkembangan zaman karena tidak
18
ada peperangan lagi tari piring dua belas digunakan untuk upacara penayuhan atau acara adat resepsi pernikahan. Saat ini, tari piring dua belas merupakan tarian hiburan pada acara pesta adat yaitu dapat dipertunjukkan dalam acara pesta pernikahan, penetapan gelar, menyambut tamu agung, dan acara hari-hari besar lainnya. Alat musik yang digunakan saat ini antara lain gambus lunik, rebana, tamborin, dan gong. Tempat penyelenggaraan dilakukan di balai adat, bisa juga di panggung, lapangan terbuka, dan gedung apabila sudah mendapatkan izin berdasarkan musyawarah adat . Musik Pengiring
PENAYUHAN :..1 2 3
3. 4
. . 1 2 3 3. 4
3. 2 1 7 6
3 2
. .6 7 11 . 1 3 2
. .34.6
6 6
6 7 1 2 3
4. 3 2 1 2 1 7
1 7 6 6 6
6 7 1 2 3
4 3 2 1 2 1 7
1 7 6 5
6. 7 6 5 4 3 2
6.1
7 6 5 4 3 \ . . .
2.2 2 3 4 5 6
6. 5 4 3 5 4 3
19
Lagu Pengiring Tari Piring Dua Belas
a. Robbikum ya robbikum
b. Pantunni takhi hinji
Robbikum illahi robbi
Makai bahasa lappung
Assalamu alaikum
Kisah haga tikaji
Sikam haga butakhi
Riwayat seni Lappung
c. Takhlan sai tiusung
d. Awal mula pekhtama
Takhi pikhing khua belas
Ditahun enam lapan
Seni budaya lapping
Takhi hinji menjelma
Dang sappai haga tekas
Sai nakhi tenggalaman
e. Pikhingni angkah khua
f. Ditahun tujuh tiga
Diculuk kikhi kanan
Takhi khadu bukhubah
Gambus wat moneh dia
Mak ninggalkon asalna
Katutukni terbangan
Ajo khadu lestakhikan
g. Payu kham jama-jama
h. Lahot jama puakhi
Ngabina takhi sinji
Mak milih tuha ngukha
Dang sappai haga lupa
Budayakonlah seni
Ajo khadu lestakhi
Demi pembangunan bangsa
i. Takhupai antak ija Tantun dalih butakha Kantu kukhang sempukhna Tinggal maklum dikutti
20
Gambar 1. Dua Belas Piring (Foto, Devi Nurmalasari : 2012) Keterangan : Susunan dua belas piring pada saat menarikan tari piring dua belas.
Gambar 2. Dua Piring Penari (Foto, Devi Nurmalasari : 2012) Keterangan: Dua piring ini dibawa penari pada saat menarikan tari piring dua belas.
21
Gambar 3. Teknik Membawa Piring (Foto, Devi Nurmalasari : 2012) Keterangan Penggunaan properti (dua piring) yang dibawa penari menggunakan teknik membawa piring yang benar (jari-jari berada dibagian bawah piring, dan jarijari tangan tidak menyentuh piring bagian atas).
Gambar 4. Teknik Menginjak Piring (Foto, Devi Nurmalasari : 2012) Keterangan : Gerak kaki 3 atau menginjak dua belas piring secara bergantian kaki kanan dan kiri. Posisi kaki menjinjit, tumit tidak menyentuh piring.
22
Uraian nama ragam gerak tari piring dua belas terdiri dari tujuh dasar gerak tangan dan tiga gerak dasar gerakan kaki. Akan tetapi, gerakan kaki tidak memiliki nama, arti, atau maksud tertentu.
Tabel 1. Nama dan Rangkaian Ragam Gerak Tari Piring Dua Belas No
Nama Gerak
Hitungan
Uraian Gerak Proses pertama, kedua telapak tangan terbuka dengan lengan ditekuk
1 Lanjutan dari hitungan pertama, kedua telapak tangan menutup dengan lengan ditekuk 1.
Mejong sembah
2
3
4
Lanjutan dari hitungan kedua, kedua telapak tangan menutup dengan lengan ditekuk ( badan mulai bagun) Kedua telapak tangan menutup dengan lengan ditekuk, posisi ujung jari-jari menghadap ke depan
Keterangan Posisi awal kedua telapak tangan tertutup di atas paha dengan posisi sejajar.
23
Proses merunduk telapak tangan menetup, arah kebawah
Lanjutan proses dari hitungan kelima, telapak tangan dan badan merunduk 6 Lanjutan proses dari hitungan keenam, telapak tangan dan badan merunduk 7
8
Kedua telapak tangan menghadap ke atas atau terbuka dengan posisi badan merunduk Kedua telapak tangan ditutup secara menyilang dengan posisi tangan kanan di atas tangan kiri Kedua telapak tangan dibuka dengan posisi telapak tangan kanan dan kiri sejajar
Posisi awal kedua telapak tangan dibuka di atas paha dengan posisi sejajar.
Kedua telapak tangan ditutup secara menyilang dengan posisi tangan kanan di atas tangan kiri
Pandangan mengikuti arah tangan dengan ekspresi tersenyum.
1
2
3
24
2.
Kedua telapak tangan dibuka dengan posisi tangan kanan dan kiri sejajar di depan pundak
Ngaka kelap
4
5
6
7
8
1
Kedua telapak tangan ditutup secara menyilang dengan posisi tangan kanan di atas tangan kiri dan badan hadap kekanan atau kekiri Kedua telapak tangan dibuka secara sejajar dengan posisi badan hadap kekanan atau kekiri Kedua telapak tangan ditutup secara menyilang dengan posisi badan hadap kekanan atau kekiri Kedua telapak tangan dibuka secara sejajar dengan posisi badan hadap kekanan atau kekiri Siku tangan kanan ditarik ke dalam
25
Proses telapak tangan kanan diputar ke arah dalam
2 3.
Ngahilok
3
Lanjutan dari hitungan kedua proses telapak tangan kanan diputar ke arah dalam hingga kembali ke posisi awal dengan posisi menyilang tangan kanan diatas tangan kiri kedua tangan dibuka dengan posisi sejajar
4 Siku tangan kiri ditarik ke dalam
5
Posisi awal dengan memegang properti piring tangan ditekuk dan lengan bagian bawah mengarah ke depan sejajar dengan dada, serta telapak tangan bagian dalam menghadap ke atas. Posisi badan tegap dengan pandangan ke depan
26
Proses telapak tangan kiri diputar ke arah dalam hingga kembali ke posisi awal
6
7
Lanjutan hitungan keenam proses telapak tangan kiri diputar ke arah dalam hingga kembali ke posisi awal dengan posisi menyilang tangan kiri diatas tangan kanan Kedua tangan dibuka dengan posisi sejajar
8 Siku kedua tangan ditarik ke dalam
1
Posisi awal dengan memegang properti piring tangan ditekuk dan lengan bagian bawah mengarah ke depan sejajar
27
4.
Proses kedua telapak tangan diputar ke arah dalam
Sebatang masuk
Posisi badan tegap dengan pandangan ke depan.
2 Lanjutan hitungan kedua, proses kedua telapak tangan berada didepan pundak
3 Kedua telapak tangan kembali ke posisi awal
4 Siku kedua tangan ditarik ke dalam
5
dengan dada, serta telapak tangan bagian dalam menghadap ke atas.
28
Proses kedua telapak tangan diputar ke arah dalam
6 Lanjutan hitungan keenam, proses kedua telapak tangan berada didepan pundak
7 Kedua telapak tangan kembali ke posisi awal
8 Siku kedua tangan didorong ke depan
1
Posisi awal dengan memegang properti piring tangan ditekuk dan lengan bagian bawah mengarah ke depan sejajar
29
5.
Proses kedua telapak tangan diputar ke arah luar
Sebatang keluar
Posisi badan tegap dengan pandangan ke depan
2 Lanjutan hitungan kedua, proses kedua telapak tangan diputar ke arah luar dengan telapak tangan bagian dalam mengarah ke atas hingga kembali ke posisi awal 3 Kedua telapak tangan kembali ke posisi awal
4 Siku kedua tangan didorong ke depan
5
dengan dada, serta telapak tangan bagian dalam menghadap ke atas.
30
Proses kedua telapak tangan diputar ke arah luar
6 Lanjutan hitungan keenam, proses kedua telapak tangan diputar ke arah luar dengan telapak tangan bagian dalam mengarah ke atas hingga kembali ke posisi awal 7 Kedua telapak tangan kembali ke posisi awal
8
6.
Siku tangan kanan ditarik ke dalam, bersamaan dengan lengan bawah tangan kiri ditarik ke dalam
Laga puyuh
1
Posisi awal dengan memegang properti piring tangan ditekuk dan lengan bagian bawah mengarah ke depan sejajar
31
Telapak tangan kanan diputar ke arah dalam hingga jari-jari mengarah ke atas, tangan kiri mengikuti
Posisi badan tegap dengan pandangan ke depan.
2
3
Jari-jari tangan kanan menghadap bawah dengan posisi telapak tangan bagian atas menghadap depan, diikuti dengan jari-jari tangan kiri menghadap atas dengan posisi telapak tangan menghadap samping Telapak tangan sebelah kiri diputar ke arah luar hingga ke posisi awal
4 Siku tangan kanan ditarik ke dalam, bersamaan dengan lengan bawah tangan kiri ditarik ke dalam
5
dengan dada, serta telapak tangan bagian dalam menghadap ke atas
32
Telapak tangan kanan diputar ke arah dalam hingga jari-jari mengarah ke atas, tangan kiri mengikuti
6
7
Jari-jari tangan kanan menghadap bawah dengan posisi telapak tangan bagian atas menghdap depan, diikuti dengan jari-jari tangan kiri menghadap atas dengan posisi telapak tangan menghadap samping Telapak tangan sebelah kiri diputar ke arah luar hingga ke posisi awal
8 Kedua tangan diayun,tangan kanan kebelakang, sedangkan tangan kiri kedepan 7.
Nokoh
1
Posisi awal dengan memegang properti piring tangan ditekuk dan lengan bagian bawah mengarah ke depan sejajar
33
Kedua tangan diayun, tangan kanan kedepan, sedangkan tangan kiri kebelakang
2 Kedua tangan diayun,tangan kanan kebelakang, sedangkan tangan kiri kedepan
3 Kedua piring yang berada di telapak tangan ditukar hingga berpindah posisi
4 Kedua tangan diayun,tangan kanan kebelakang, sedangkan tangan kiri kedepan
5
dengan dada, serta telapak tangan bagian dalam menghadap ke atas
34
Kedua tangan diayun, tangan kanan kedepan, sedangkan tangan kiri kebelakang
6 Kedua tangan diayun,tangan kanan kebelakang, sedangkan tangan kiri kedepan
7 Kedua piring yang berada di telapak tangan ditukar hingga berpindah posisi
8
35
Tabel 2. Nama dan Rangkaian Ragam Gerak Kaki Tari Piring Dua Belas
No
Nama Gerak
1.
Gerak kaki 1
Hitungan
Uraian Gerak Kaki kanan melangkah ke depan
1 Kaki kiri melangkah ke depan sejajar dengan kaki kanan.
2 Kaki kanan melangkah ke belakang.
3 Kaki kiri mundur sejajar dengan kaki kanan dengan posisi menjinjit.
4
Keterangan Gerak kaki ini digunakan ketika menuju piring, melangkahi piring, dan ketika akan kembali ke posisi awal. Gerakan kaki 1 biasa dipasangkan dengan ngahilok, sebatang masuk, sebatang keluar, dan nokoh.
36
Kaki kiri melangkah ke depan
5 Kaki kanan melangkahi piring ke arah samping kanan.
6 Kaki kiri melangkah ke belakang
7 Kaki kanan mundur sejajar dengan kaki kiri dengan posisi kaki menjinjit.
8
37
2.
Kaki kanan menjijit ke arah depan
Gerak kaki 2
1 Kaki kanan kembali lagi keposisi awal atau sejajar dengan kaki kiri
2 Kaki kiri menjijit ke arah depan
3 Kaki kiri kembali lagi keposisi awal atau sejajar dengan kaki kanan
4
Gerak kaki ini digunakan dalam gerak laga puyuh. Dalam gerakan ini berada di depan piring dan dalam proses jalan menuju piring awal
38
Kaki kanan menjijit ke arah depan
5 Kaki kanan kembali lagi keposisi awal atau sejajar dengan kaki kiri
6 Kaki kiri menjijit ke arah depan
7 Kaki kiri kembali lagi keposisi awal atau sejajar dengan kaki kanan
8
39
3.
Kaki kanan melangkah ke depan
Gerak kaki 3
1 Kaki kiri melangkah ke depan
2 Kaki kanan melangkah ke depan
3 Kaki kiri melangkah ke depan
4
Gerakan ini dilakukan ketika menginjak piring. Gerakan kaki 3 biasa dipasangkan dengan ragam gerak ngahilok, sebatang masuk, sebatang keluar, dan nokoh.. Gerak kaki ini digunakan ketika melangkahi piring. Dalam gerakan ini jika berada di sebelah kanan piring maka dimulai dengan kaki kanan, akan tetapi jika berada di sebelah kiri piring maka dimulai dengan kaki kiri. Hitungan dilanjutkan sampai piring ke 12.
40
2.3.3 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Dalam aktivitas belajar mengajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru, sedangkan pandangan ilmu jiwa modern aktivitas didominasi oleh siswa, kemudian untuk aktivitas belajar dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi antara lain: visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities (Sardiman, 2011:101). Dalam penelitian ini jenis aktivitas yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran sebagai berikut (Sardiman, 2011:101). 1. Visual activities, yaitu memperhatikan. 2. listening activities, yaitu mendengarkan 3. Motor activities, yaitu percobaan.
2.3.4 Pengertian Kemampuan Gerak Tari Piring Dua Belas Kemampuan adalah kecakapan atau potensi seorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang. Kemampuan gerak tari piring dua belas dalam penelitian ini adalah hasil proses belajar tari piring dua belas. Penilaian hasil belajar secara umum dilakukan oleh guru dalam bentuk mengenai menguasaan bahan ajar yang telah diperoleh peserta didik. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan
41
pembelajaran yang telah ditetapkan. Penilaian hasil belajar pada mata pelajaran seni budaya khususnya seni tari berkenaan dengan hasil belajar tari piring dua belas yaitu melihat sejauh mana kemajuan belajar siswa dalam proses pembelajaran tari piring dua belas.
2.4
Evaluasi belajar
Evaluasi belajar merupakan suatu komponen dalam sistem pengajaran, sedangkan sistem pengajaran itu sendiri merupakan implementasi kurikulum, sebagai upaya untuk menciptakan belajar dikelas. Fungsi utama evaluasi dalam kelas adalah untuk menetukan hasil-hasil urutan pengajaran. Hasil-hasil dicapai langsung berkaitan dengan penguasaan tujuan-tujuan yang menjadi target. Selain itu, evaluasi menepati kedudukan penting penting dalam rancangan kurikulum dan rancangan pengajaran. Evaluasi juga dimaksudkan untuk mengamati peranan guru, strategi pengajaran khusus, materi kurikulum, dan prinsip-prinsip belajar untuk diterapakan dalam pengajaran. Tujuan evaluasi untuk memperbaiki pengajaran dan penguasaan tujuan tertentu dalam kelas. Fungsi evaluasi adalah mengumpulkan informasi akurat tentang input dan output pembelajaran disamping proses pembelajarn itu sendiri. Dengan evaluasi dapat diketahui sejauh mana siswa mengalami kemajuan dalam proses belajar setelah mengalami pembelajaran (Hamalik, 2011: 145). Dalam penelitian ini menggunakan evaluasi belajar dalam pengukuran ranah psikomotor. Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa kemampuan gerak tari piring dua belas.