BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sistem dan Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1
Pengertian Sistem
Secara umum dalam arti luas “ sistem “ ternyata telah disamakan maknanya dengan ungkapan “ cara “. Sehingga kita akan dapat membaca rangkaian kata seperti : sistem penilaian, sistem pengawalan, sistem perwasitan, dan lain – lainnya. Meskipun konotasinya tidak terlalu tepat benar, rupanya kita sudah mulai terbiasa menerimanya. Pada dasarnya sesuatu dapat disebut sistem apabila memenuhi dua syarat. Pertama adalah memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Bagian-bagian itu disebut subsistem, atau ada pula yang menyebutnya sebagai prosedur. Agar sistem dapat berfungsi secara efesien dan efektif , subsistemsubsistem atau prosedur-prosedur itu harus saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Interaksi ini bisa tercapai terutama melalui komunikasi informasi yang relevan antar subsistem. Namun demikian, biasanya antara satu subsistem dengan subsistem lainnya tidak dapat dilihat garis pemisahannya secara tegas, karena interaksi yang terjalin antar subsistem itu demikian kuatnya dan acapkali saling bertupang - tindih. Syarat yang kedua adalah bahwa suatu sistem harus memiliki tiga unsur, yaitu input, proses, dan output. Input merupakan penggerak atau pemberi tenaga dimana sistem itu dioperasikan. Output adalah hasil operasi. Dalam pengertian sederhana, output berarti yang menjadi tujuan, sasaran, atau target pengorganisasian suatu sistem. sedangkan proses adalah aktivitas yang mengubah input menjadi output.
7
Universitas Sumatera Utara
Suatu sistem dapat dirancang dan diterapkan untuk melalukan aktivitas yang sifatnya berulang. Sistem terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan yang erat satu sama yang lainnya dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Jogiyanto “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan , berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.(2005:1). George M. Scott ‘Sistem adalah sistem yang diciptakan oleh para analisis dan manajer guna melaksanakan tugas khusus tertentu yang sangat esensial bagi berfungsinya organisasi’. (2001:4). Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kesatuan dari beberapa unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Bagian-bagian yang saling berhubungan dalam suatu sistem disebut sebagai subsistem. Subsistem-subsistem tersebut harus selalu berhubungan dan berinteraksi melalui komunikasi yang relevan sehingga sistem dapat bekerja secara efektif dan efisien. Kurang efektifnya komunikasi antar subsistem akan menjadi kendala dalam berbagai jenis sistem. Organisasi sangat bergantung pada sistem informasi agar selalu dapat kompetitif. Produktivitas sebagai alat untuk menjaga daya saing, dapat ditingkatkan dengan bantuan informasi, sehingga perusahaan yang aliran informasinya tidak jalan akan menjadi terganggu aktivitasnya. 2.1.2. Sistem Informasi Akuntansi Dalam melaksanakan suatu sistem informasi akuntansi unsur-unsur yang terlibat adalah manusia sebagai pelaksana dari sistem, organisasi atau perusahaan sebagai obyek yang membutuhkan sistem, dan pengolahan data transaksi untuk menghasilkan informasi. Unsur-unsur tersebut merupakan rangkaian yang terpadu yang saling berkaitan dalam melaksanakn suatu sistem. 8
Universitas Sumatera Utara
Banyak ahli akuntansi yang mencoba mendefinisikan sistem informasi akuntansi, beberapa diantaranya adalah : Menurut Mulyadi (2001:3) Mendefinisikan sistem adalah organisasi formulir, catatan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengolahan perusahaan. Menurut baridwan (1998:6) Sistem akuntansi terdiri dari formulir-formulir, catatancatatan, prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai suatu usaha suatu kesalahan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usaha-usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur dan lembagalembaga pemerintah untuk menghasilkan operasi. Menurut Bodnar dan Hopwood (2001:1), “an accounting information system is a collection of resources , such as people and equipment, design to transform financial and other data into information to a variety of decision makers according to their need and entitlement”. Menurut Wilkinson et al (2001:1), “ an accounting information system is unified structure within an entity, such as a business firm, that employes physical resource and other component to transform economic data into accounting information, with the purpose of satisfying the information needs of variety of user”. Definisi diatas menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur-struktur dalam suatu entitas, seperti perusahaan bisnis yang mempekerjakan sumber-sumber daya fisik dan komponen-komponen lain untuk mentrasformasi data ekonomi menjadi informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan para pemakai informasi yang bervariasi.
9
Universitas Sumatera Utara
2.2. Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2005:3) sistem informasi akuntansi terdiri dari lima komponen, yaitu : a. Orang-orang yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan berbagai fungsi. b. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi. c. Data tentang proses-proses bisnis organisasi. d. Software ( perangkat lunak )yang dipakai untuk memproses data organisasi. e. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk computer, peralatan pendukung, dan peralaran untuk komunikasi jaringan. Menurut Mulyadi (2001:3) tersebut unsur sistem akuntansi pokok adalah sebagai berikut : 1. Formulir, merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Dengan formulir ini, data yang bersangkutan dengan transaksi yang direkam pertama kali dijadikan dasar dalam pencatatan. 2. Jurnal,
merupakan
catatan
akuntansi
pertama
yang
digunakan
untuk
mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Dalam jurnal ini pula terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya kemudian di-posting ke rekening yang bersangkutan dalam buku besar. 3. Buku Besar (general ledger), terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Rekening buku besar ini di satu pihak dapat dipandang sebagai wadah untuk menggolongkan data
10
Universitas Sumatera Utara
keuangan, di pihak lain dapat dipandang pula sebagai sumber informasi keuangan untuk penyajian laporan keuangan. 4.
Buku Pembantu (susbsidiary ledger), terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi akhir, yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam rekening buku besar dan buku pembantu. 5. Laporan, merupakan hasil akhir proses akuntansi yang berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, dan daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya. Menurut Raymond McLeod Jr (2001:9) elemen-elemen penting
dalam
suatu sistem informasi akuntansi adalah : a. Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotovasi yang mengarahkan sistem. tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda. b.
Masukan ( input ) sistem adalah segalah sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal – hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah bahan mentah, informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).
c. Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa
11
Universitas Sumatera Utara
informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. d. Keluaran
(output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi,
keluaran bisa berupa suatu informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya. e. Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. f. Mekanisme pengendalian dan umpan balik(control mechanism and feedback) yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. g. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan. Menurut Fakhri (2003:4) elemen-elemen penting dalam suatu sistem informasi akuntansi adalah : a. Pemakai akhir, terdiri dari pemakai akhir enternal yaitu kreditor, infestor, pemegang saham, pemerintah, dan pemakai akhir internal yaitu pihak manajemen. b. Sumber data, transaksi keuangan yang memasuki sistem informasi dari sumber eksternal dan internal. c. Pengumpulan data, tahap operasional yang tujuannya untuk memastikan bahwa data yang memasuki sistem itu sah, lengkap, dan bebas dari kesalahan. 12
Universitas Sumatera Utara
d. Pemprosesan data, data yang memasuki sistem diproses sehingga menghasilkan suatu informasi yang berguna . e. Manajemen database, yaitu menyimpan, memperbaiki dan memanggil serta menghapus data. f. Penghasil informasi, yaitu mengumpulkan, mengatur, memformat, dan menyajikan informasi untuk para pemakai. g. Umpan balik, yakni bentuk output yang dikirim kembali ke sistem sebagai sumber data. 2.3. Tujuan Sistem Informasi Dalam memenuhi kebutuhan informasi baik untuk kebutuhan pihak eksternal maupun pihak internal, sistem informasi akuntansi harus di desain sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsinya. Demikian suatu sistem informasi akuntansi dalam memenuhi fungsinya harus mempunyai tujuan-tujuan yang dapat memberikan pedoman kepada manajemen dalam melakukan tugasnya sehingga dapat menghasilkan informasi-informasi yang berguna, terutama dalam menunjang perencanaan dan pengendalian. Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi adalah sebagai berikut : 1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru. 2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya. 3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan. 4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
13
Universitas Sumatera Utara
Tujuan sistem informasi akuntansi menurut Fakhri (2004:6) adalah menyediakan informasi akuntansi bagi berbagai pemakai/pengguna. Secara lebih khusus tujuannya adalah : a. Untuk mendukung operasi harian. b. Untuk mendukung pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan
item
perusahaan. c. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengolahan perusahaan. 2.4. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Khail (1997) dalam Tjhai Fung Jen (2002) mengukur efektifitas sistem informasi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Soegiarto (2001) mengukur kinerja SIA dari sisi pemakai dengan membagi kinerja sistem informasi akuntansi kedalam dua bagian yaitu kepuasan pemakai informasi dan pemakai sistem informasi sebagai pengganti variabel kinerja SIA. Contrath dan Mignen (1990) dalam Tjhai Fung Jen (2002) mengatakan kepuasan pemakai sistem informasi dapat diukur dari kepastian dalam mengembangkan apa yang mereka perlukan. Delone dan McLean (1992) dalam Soegiarto (2001) mengemukakan ketika sebuah sistem informasi diperlukan, penggunaan sistem akan menjadi kurang dan kesuksesan manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan pemakai. Hamilton dan Chervany (1981), Ives dan Olaon (1984) dalam Thai Fung Jen (2002) menunjukan sistem informasi yang banyak digunakan menunjukan keberhasilan sebuah sistem informasi manajemen, sedangkan penelitian yang dilakukan Jahangir et al (2000) dalam Tjhai Fung Jen (2002) menunjukan perbedaan penentuan keberhasilan komputer adalah tidak berdiri sendiri sehingga pemakai sistem digunakan untuk melakukan penelitian mengenai sistem informasi.
14
Universitas Sumatera Utara
2.5. Penelitian Terdahulu Soegiharto (2001) melakukan penelitian dengan objek perusahaan yang terdaftar pada ASX Data Disk atau Australia Business Who’s Who disk di Australia dengan responden yang dipilih untuk menyampaikan persepsinya terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang digunakan. Dalam penelitian Influence Factor Affecting Of Performance Of ccounting Information System. Hasil penelitian Soegiharto (2001) menunjukan hanya faktor keterlibatan pemakai yang secara signifikan dan positif berpengaruh terhadap pemakai sistem, sedangkan faktor ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem dengan pemakai sistem dan faktor ukuran organisasi dengan kepuasan pemakai sistem informasi juga berhubungan secara signifikan tetapi hubungan tersebut berkolerasi negatif, sedangkan faktor lainnya tidak terbukti memiliki hubungan dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Tjhai Fung Jen (2002) melakukan penelitian yang menguji kembali penelitian Soegiharto (2001). Hasil penelitian Tjhai Fung Jen (2002) menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat formalisasi yang diterapkan perusahaan dalam proses pengembangan dalam sistem informasinya, kepuasan pemakai akan semakin tinggi, tetapi pemakaian sistem akan semakin turun. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa kepuasan pemakai pada perusahaan yang departemen sistem informasinya terpisah berdiri sendiri. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Komara (2005) menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang memiliki program pelatihan dan pendidikan pengguna dengan perusahaan yang tidak memiliki komite pengendali SIA dengan perusahaan yang tidak memiliki komite pengendali SIA, dan antara lokasi departemen SIA yang berdiri sendiri (independent) dengan lokasi departemen SIA yang tergabung dalam department/bagian lain perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica Almilia dan Irmaya Briliantien, (2007) menunjukan Untuk menguji hipotesis jenis pertama, di lakukan dengan 15
Universitas Sumatera Utara
menggunakan Uji Korelasi Pearson. Hipotesis jenis pertama, ada 5 macam hipotesis, yaitu untuk mengetahui adanya hubungan antara keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik dari personal sistem informasi akuntansi, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak dan formalisasi pengembangan sistem infromasi dengan kinerja sistem infromasi akuntansi. Hasil penelitian ini sebagian bahwa pengembangan SIA sangat berpengaruh penting terhadap kinerja pekerja. Hasil penelitian Faizal Amri (2009) menunjukan secara parsial, semakin tinggi keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SIA, kapabilitas personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan SIA, dan program pendidikan dan pelatihan pemakai, yang diberikan maka akan semakin tinggi pula kinerja SIA. Hasil penelitian ini tidak sepenuhnya sejalan atau konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Soegiharto (2001) dan Fung Jen (2002). Ketidak konsistenan hasil penelitian ini adalah variabel keterlibatan pemakai pada pengembangan SIA, kapabilitas personal sistem informasi, dimana pada penelitian ini, penulis memperoleh hasil bahwa variabel tersebut berpengaruh positif terhadap kinerja SIA, sedangkan penelitian Soegiharto (2001) dan Fung Jen (2002) diperoleh hasil bahwa variabel tersebut tidak berpengaruh.
16
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 N o 1
Nama Peneliti Tjhai Fung Jen (2002)
2
Soegiharto dan Tjhai Fun Jen (2001 dan 2002)
3
Irmaya Briliantien dan Luciana Spica Almilia (2006-2007)
4
Faisal Amri (2008-2009)
Judul Peneliti
Penelitian Terdahulu Variabel
Hasil Penelitian
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Variabel Keterlibatan Pemakai dalam pengembangan SIA
Variabel keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA tidak berpengaruh terhadap kepuasan dan pemakaian
Influence Factor Affecting The performance Of Accounting Informasi System Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sitem Informasi Akuntansi
Kemampuan teknik personal SIA
Variabel Kemampuan teknik personal SIA tidak berpengaruh terhadap kepuasan dan pemakaian
Keterlibatan Pemakai dalam Proses Pengembangan Sistem, Kemampuan Teknik Personal SI, Ukuran Organisasi, Dukungan manajemen puncak, Formalisasi Pengembangan SI, Program Pendidikan dan pelatihan pemakai, Keberadaan Dewan pengarah SI, Lokasi dari departemen SI. Keterlibatan pemakai, Kapabilitas Personal SI, Dukungan Manajemen Puncak, Formalisasi Pengembangan SI, Program Pendidikan dan Pelatihan.
Variabel Tidak berpengaruh terhadap kepuasan dan pemakaian
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Variabel Keterlibatan pemakaian dalam pengembangan SIA berpengaruh kepuasan pemakai
17
Universitas Sumatera Utara
2.6 Kerangka Konseptual Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka penelitian membuat kerangka konseptual penelitian sebagai berikut:
Keterlibatan pemakai dalam proses pengambilan SIA (X1) Kapabilitas personal system informasi (X2) pengembangan SIA (X1) Dukungan manajemen puncak (X3)
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Formalisasi pengembangan system informasi (X4)
(Y)
Program pendidikan dan pelatihan (X5) Lokasi departemen SI (X6)
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian Semakin sering keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Semakin tinggi kapabilitas personal sistem informasi akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi.
18
Universitas Sumatera Utara
Semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Semakin tinggi tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi diperusahaan akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabilah program pendidikan dan pelatihan pemakai diperkenankan. 2.6. Hipotesis Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kapabilitas personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, dan program pendidikan dan pelatihan pemakai secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi ( SIA ).
19
Universitas Sumatera Utara