BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Protozoa 1. Pengertian Protozoa Protozoa merupakan mahkluk hidup bersel satu yang sering menjadi penyebab penyakit diare, manusia yang terinfeksi oleh protozoa biasanya dapat diindikasikan dari konsistensi faeces yang encer. Namun demikian adanya faeces yang encer / cair belum tentu disebabkan oleh amoebiasis. Salah satu spesies pathogen dari aemoeba ini adalah Entamoeba histolytica. Spesies lainnya lebih sering berperan sebagai flora normal pada manusia sehingga tidak akan berdampak negatif. 2. Ciri-ciri Protozoa a. Organisme uniseluler (bersel tunggal) b. Eukariotik (memiliki membran nukleus) c. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok) d. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof) e. Hidup bebas, saprofit atau parasit f. Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup g. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela
3. Klasifikasi protozoa kelas yang dibedakan berdasarkan alat geraknya. a. Rhizopoda Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia. Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba. Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria. Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli. b. Flagellata (Mastigophora) Bergerak dengan flagel ( bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan. Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : 1) Fitoflagellata Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya : Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator. Zooflagellata 2) Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas). Contohnya : Trypanosoma gambiens, Leishmania
c. Ciliata (Ciliophora) Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel. Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Contoh : Paramaecium caudatiun, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli d. Apicomplexa (Sporozoa) Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada manusia dan hewan. Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malaria, Plasmodium vivax.
4. Protozoa yang sering menjadi penyebab diare a. Entamoeba Histolytica Prevalensi disentri amoeba ini bervariasi, namun penyebabnya diseluruh dunia. Insidennnya meningkat dengan bertambahnya umur dan teranak. Pada laki-laki dewasa kira-kira 90 % infeksi asimtomatik yang disebabkan oleh Entamoeba histolitica non patogenik, Amoeba yang simtomatik dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang fulminant. b. Cryptosporidium Di Negara yang berkembang cryptosporidiosis 5-15 % dari kasus pada diare anak infeksi biasanya simtomatik pada bayi dan asimtomatik pada anak yang lebih besar dan dewasa. Gejala klinis berupa diare akut, ringan. Pada penderita cryptosporidiosis merupakan diare yang lebih berat dan resisten terhadap beberapa jenis antibiotik. c. Giardia Lamblia Parasit ini menginfeksi usus halus, mekanisme patogenesis masih belum jelas tetapi dipercayai mempengaruhi absorbsi dan metabolisme asam empedu, parasit ini di pengaruhi oleh umur status nutrisi.
B. Diare 1. Definisi Diare Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk bakteri, virus dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa. Salah satu protozoa yang menjadi penyebab diare adalah Entamoeba Coli. (Budiarti, 1997)
2. Jenis-Jenis Diare a. Diare akut Merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut rotavirus yang ditandai dengan buang air besar lembek / cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya biasanya 3 kali lebih dalam sehari dan berlangsung kurang dari 14 hari. b. Diare bermasalah Merupakan diare yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi laktosa. Penularan secara fecal oral, kontak dari orang ke orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. c. Diare persisten Merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare persisten adalah kerusakan mukosa usus. 3. Penyebab diare Penyebab diare dapat di bagi dalam beberapa faktor yaitu: a. faktor infeksi 1.Infeksi Internal
Merupakan penyebab utama diare, yang meliputi infeksi bakteri, infeksi protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis). 2) Infeksi parental adalah infeksi di luar alat pencernaan makanan. Seperti, otitis media akut (omal / tonsiltis /tonsilofaringitis /bronkopneumonia) b.faktor malabsorbsi: malabsorbsi karbohidrat, malabsorbsi protein, malabsorbsi lemak. c.faktor makan-makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. 4. Patofisiologi Mekanisme dasar yang menyebabkan diare adalah a. Pertama gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat makanan yang tidak dapat di serap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga menjadi penggeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkanya sehingga timbul diare. b. kedua akibat rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. c. Ketiga gangguan motalitas usus, hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul lebih banyak yang selanjutnya akan menimbulkan diare pula, selain itu diare juga dapat terjadi akibat masuknya organisme tersebut berkembang biak kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hiperekresi yang selanjutnya menimbulkan diare.
5. Akibat diare a.Kehilangan air (dehidrasi) Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input). b.Gangguan keseimbangan asam basa Hal ini terjadi kehilangan Na-bicarbonat bersama feaces, metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun
dalam tubuh, terjadinya
penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena dapat dikeluarkan oleh ginjal dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraselular kedalam cairan intraselular. c.Gangguan sirkulasi Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik akibat perfusi jaringan berkurang dan terjadi Hipoksia Asidosis bertambah berat dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesdaran menurun dan jika tidak segera diatasi klien akan meninggal.
6. Gejala Penyakit Diare a. Muntah b. Badan letih atau lemah
c. Panas d. Tidak nafsu makan e. Darah dan lendir dalam kotoran rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus.
7. Pencegahan a. Menggunakan air bersih b. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan c. Penggunaan jamban untuk pembuangan tinja d. Pengobatan terhadap penyakit diare, karena bahaya diare terletak pada dehidrasi maka penanggulangannya dengan cara mencegah timbulnya dehidrasi intensif bila telah terjadi dehidrasi. (www.medicastore.com)