BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Risk Averse Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukan. Dalam keadaan semacam itu dikatakan bahwa investor tersebut menghadapi resiko dalam investasi yang dilakukannya. Yang bisa ia lakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Karena investor menghadapi kesempatan investasi yang beresiko, pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan.
Apabila
investor
mengharapkan
untuk
memperoleh
tingkat
keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung resiko yang tinggi juga. Pemilihan investasi dapat berbeda untuk setiap individu, karena hal tersebut akan sangat bergantung pada perilaku investor terhadap variabel-variabel penentu tingkat pengembalian suatu investasi. Pada investasi dalam bentuk saham di pasar modal, tingkat pengembalian setiap saham dapat tidak sama karena besarnya dividen kas dan keuntungan atau kerugian dalam menjual setiap saham berbeda. Oleh
karena
itu,
dalam
melakukan
investasi,
investor
seharusnya
mempertimbangkan secara matang mengenai beberapa hal yang sangat penting
6
Universitas Sumatera Utara
7
dalam pengambilan keputusan investasi yang dilakukannya, yaitu berapa tingkat pengembalian yang diharapkannya, berapa besar resiko yang harus ditanggungnya dan berapa kelikuiditas investasi tersebut. Pada dasarnya investor akan selalu memperhitungkan besarnya resiko saham, dalam hal ini resiko saham yang dapat dieliminasi dengan diversifikasi oleh investor adalah resiko sistematis sebagai variabel penentu tingkat pengembalian saham yang diharapkannya, karena resiko saham yang tinggi akan memberikan tingkat pengembalian saham yang tinggi, demikian pula sebaliknya. Investor tersebut akan mencari saham yang memberikan keuntungan maksimal apabila risiko yang dihadapi sama besarnya, atau akan mencari saham yang memberikan risiko terkecil apabila keuntungan yang diperoleh sama. B. Teori Jalan Acak (The theory of random walk) Teori Jalan Acak (Random Walk Theory) menyatakan bahwa perubahan harga terjadi secara bebas/acak (serially independent) dan bahwa data masa lalu (price history) bukanlah hal yang dapat diandalkan untuk memprediksi arah gerakan selanjutnya. Teori ini berasal dari lingkungan akademik, didasarkan pada hipotesis bahwa pasar itu efisien (efficient market hypothesis) dan harga berfluktuasi secara acak (random). Dari hipotesa ini juga kemudian disimpulkan bahwa strategi terbaik adalah strategi buy and hold. Tidak perlu ada upaya untuk mengalahkan pasar. Tentu saja dalam setiap market memang ada perilaku yang bersifat acak atau noise, namun tidak realistis jika dipukul rata bahwa harga selalu bergerak secara acak. Pengamatan empiris dan pengalaman praktis terbukti lebih baik daripada teknik-teknik statistik yang canggih.
Universitas Sumatera Utara
8
Perilaku
acak
yang
disimpulkan
para
akademisi
menunjukkan
ketidakmampuan dalam mengungkap pola sistematis yang terjadi dalam perilaku harga (price action). Ketidakmampuan kaum akademisi untuk mengungkapkan keberadaan pola-pola tersebut tidak berarti bahwa pola tersebut tidak ada. Apapun yang
diperdebatkan
dalam
dunia
akademik
tidak
menarik
dan
tidak
menguntungkan bagi kebanyakan trader dan analis pasar yang dipaksa berhadapan dengan dunia nyata. Sekilas pandang terhadap grafik harga apapun akan menunjukkan dengan jelas bahwa pola trend memang ada.
C. Efisiensi Pasar Modal Pasar modal dikatakan efisiensi bila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh pemakai modal, sehingga informasi yang relevan dan terpercaya dan telah tercermin dalam harga-harga saham. Sebagian besar saham dihargai dengan tepat dan pemodal dapat memperoleh imbalan normal dengan memilih secara acak saham-saham dalam resiko tertentu. Karena penyampaian informasi begitu sempurna, tidak mungkin bagi pemodal manapun untuk memperoleh laba ekonomi (imbalan abnormal) dengan memanipulasi informasi yang tersedia khusus baginya. Ciri penting efisiensi pasar adalah gerakan acak (random walk) dari harga pasar saham. Harga saham secara cepat bereaksi terhadap berita-berita baru yang tidak terduga, sehingga arah gerakannyapun tidak bisa diduga. Sepanjang suatu kejadian bisa diduga, kejadian itu sudah tercermin pada harga saham. Yang dimaksud dengan pasar modal yang efisien adalah pasar dimana semua informasi
Universitas Sumatera Utara
9
yang tersedia secara luas dan murah untuk para informasi dan investor yang relevan telah dicerminkan dalam harga-harga sekuritas tersebut. Pasar modal efisien terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu : a. Pasar efisien bentuk lemah (weakform) Adalah suatu pasar modal dimana harga saham sekarang merefleksikan semua informasi historis (seperti harga dan volume perdagangan dimasa lalu). Lebih lanjut informasi masa lalu dihubungkan dengan harga saham untuk membantu menentukan harga saham sekarang. Oleh karena itu, informasi historis tersebut tidak bisa langsung digunakan untuk memprediksi perubahan dimasa yang akan datang karena sudah tercermin pada harga saham saat ini. Berbagai kecenderungan harga dapat ditemukan oleh analisis kecenderungan informasi masa lalu. Jadi, pasar modal efisien bentuk lama, harga saham mengikuti kecenderungan tersebut. b. Pasar efisien bentuk setengah kuat (semi strong) Pasar efisien bentuk setengah kuat adalah pasar dimana harga saham pada pasar modal menggambarkan semua informasi yang dipublikasikan (seperti earning, deviden, pengumuman stock split, penerbitan saham baru dan kesulitan keuangan yang dialami perusahaan) sampai ke masyarakat
keuangan.
Tujuannya
adalah
untuk
meminimalkan
ketidaktahuan mengenai operasi perusahaan dan dimaksudkan untuk menjelaskan dan menggambarkan kebenaran nilai dari suatu efek yang telah dikeluarkan oleh suatu institusi. Jadi semua informasi yang relevan
Universitas Sumatera Utara
10
dipublikasikan menggambarkan harga saham yang relevan. Jadi dapat disimpulkan dalam pasar efisien bentuk setengah kuat ini investor tidak dapat berharap akan mendapatkan abnormal return jika strategi yang dilakukan hanya didasari oleh informasi yang telah dipublikasikan. c. Pasar efisien bentuk kuat (strong form) Pasar modal yang efisien dalam bentuk kuat merupakan tingkat efisien pasar yang tertinggi (konsep pasar yang tertinggi). Konsep pasar efisien bentuk kuat mengandung arti bahwa semua informasi direfleksikan dalam harga saham baik informasi yang dipublikasikan maupun informasi yang tidak dipublikasikan (private information), sehingga dalam pasar bentuk ini tidak akan ada seorang investorpun yang bisa memperoleh abnormal return. Private Information adalah informasi yang hanya diketahui oleh orang dalam dan bersifat rahasia karena alasan strategi.
D. Studi Peristiwa ( Event Study ) Studi peristiwa ( event study ) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa ( event ) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi ( information content ) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan informasi
Universitas Sumatera Utara
11
dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi ( information content ), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian melibatkan kecepatan reaksi dari pasar untuk menyerap informasi yang diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar secara informasi ( informational market ) bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika tidak ada investor yang memperoleh abnormal return dari informasi yang diumumkan atau jika memang ada abnormal return, maka pasar harus bereaksi dengan cepat (quickly ) untuk menyerap abnormal return untuk menuju harga keseimbangan yang baru.
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh price to book value dan return on equity terhadap return saham telah dilakukan antara lain:
Universitas Sumatera Utara
12
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Metode Analisis Data
1.
Kumianny A.Saputra (2002)
Variabel Independen : Resiko Sistematis dan Bid-Ask Spread Variabel dependen : Return Saham
Analisis regresi berganda, Uji F dan Uji t
Resiko sistematis dan likuiditas saham yang diukur dengan besarnya bid-ask spread mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham dari badanbadan usaha yang go public di Indonesia
2.
Michell Suharli (2005)
Pengaruh Resiko Sistematis dan Likuiditas Saham yang Diukur Dengan Besarnya BidAsk Spread Terhadap Return Saham Terhadap Perusahaan yang Go Publik di Indonesia Pengaruh debt to equity ratio dan beta Bank saham terhadap return saham pada perusahaan food and beverage di BEI
Analisis regresi berganda, Uji F dan Uji t
debt to equity ratio dan beta saham tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham
3.
Zulbaridar (2002)
Variabel Independen : debt to equity ratio dan beta saham Variabel dependen : Return Saham Variabel Independen : Leverage dan Risiko Sistematis Variabel dependen : Return Saham
Analisis regresi berganda, Uji F dan Uji t
Risiko Sistematis dan Leverage memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham
Pengaruh Leverage dan Risiko Sistematis Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI
Hasil Penelitian
Universitas Sumatera Utara
13
F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual
Variabel Independen
Variabel Dependen
Price to Book Value (X1) Return Saham (Y) Return On Equity (X2)
Tabel 4.1 Kerangka Konseptual • Price to Book Value (X1) dan Return on Equity(X2) merupakan variable independen sedangkan Return saham (Y) adalah variable dependen. • Variabel independen Price to Book Value (X1) mempunyai pengaruh terhadap Return saham (Y) sebesar b1. Semakin tinggi nilai PBV semakin tinggi tingkat Return saham. • Variabel independen Return on Equity (X2) mempunyai pengaruh terhadap return saham (Y) sebesar b2. Semakin tinggi nilai ROE semakin tinggi return saham.
Universitas Sumatera Utara
14
2. Hipotesis Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah: Price to Book Value dan Return On Equity berpengaruh terhadap return saham pada industry real estate dan properti di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara