BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Teknologi Informasi Teknologi informasi pada masa sekarang tidak hanya diperuntukan bagi organisasi, melainkan juga untuk kebutuhan perseorangan. Bagi organisasi, teknologi informasi dapat digunakan untuk mencapai keunggulan kompetitif, sedangkan bagi persorangan maka teknologi ini dapat digunakan untuk mencapai keunggulan pribadi, termasuk untuk mencari pekerjaan, Kadir dan Triwahyuni (2003). Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis (1983) dalam Jogiyanto (2005:11) Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu oraganisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Menurut William dan Sawyer (2003) dalam Kadir dan Triwahyuni (2003) teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputer dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video. Perbedaan karakteristik pengguna TI dipengaruhi juga oleh banyak faktor , salah satunya adalah aspek prilaku. Prilaku ini dipengaruhi oleh persepsi pengguna terhadap TI yang secara teoritis dideskripsikan oleh para ahli pengembang TI sebagai pengguna dan pengaruhnya terhadap penggunaan computer, Ferguson
Universitas Sumatera Utara
(1991) dalam Nasution (2004). Kemanfaatan dengan estimasi dua faktor oleh Chin dan Todd (1995) dalam Nasution (2004) dibagi menjadi dua kategori lagi yaitu kemanfaatan dan efektifitas, dengan dimensi-dimensi masing-masing yang dikelompokkan sebagai berikut: 1. Kemanfaatan meliputi dimensi : (1) menjadikan pekerjaan lebih mudah job (2) Bermanfaat (usefull), (3) Menambah produktifitas (Increase productivity). 2. Efektifitas meliputi dimensi: (1) mempertinggi efektifitas (enchance my effectiveness),
(2)mengembangkan
kinerja
pekerjaan
(improve
my
job
performance). Berdasarkan beberapa definisi dan telaah literatur dapat disimpulkan bahwa kemanfaatan penggunaan TI dapat diketahui dari kepercayaan pengguna TI dalam memutuskan penerimaan TI, dengan satu kepercayaan bahwa penggunaan TI tersebut memberikan kontribusi positif bagi penggunanya. Seseorang mempercayai dan merasakan dengan menggunakan komputer sangat membantu dan mempertinggi prestasi kerja yang akan dicapainya, atau dengan kata lain orang tersebut mempercayai penggunaan TI telah memberikan manfaat terhadap pekerjaan dan pencapaian prestasi kerjanya. John Burch dan Gary Grudnitski (1986) dalam Jogiyanto (2005:12) mengemukakan bahwa sistem informasi dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah block bangunan (building block ), yaitu:
1. Block Masukan
Universitas Sumatera Utara
Input mewakili dari data yang dimasuk ke dalam sistem informasi. In put disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar. 2. Block Model Block ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basic data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 3. Block Keluaran Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. 4. Block Teknologi Tekhnologi merupakan “kotak alat” (tool-box) dalam informasi. Tekhnologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengkakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Tekhnologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu tekhnisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). 5. Block Basic Data Basic data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras computer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam bisnis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
6. Block Kendali Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana alam, api, temperature, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalankegagalan dalam sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak efisien,sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi. Menurut Bodnar dan Hopwood (1995) dalam Nasution (2004) ada tiga hal yang berkaitan dengan penerapan Teknologi Informasi berbasis komputer yaitu ; a) Perangkat keras (Hardware) adalah media yang digunakan untuk memproses informasi b) Perangkat lunak (software) yaitu sistem dan aplikasi yang digunakan untuk memproses masukan (input) untuk menjadi informasi c) Pengguna (brainware) merupakan hal yang terpenting karena fungsinya sebagai, pengembang hardware dan software, serta sebagai pelaksanan (operator) masukan (input) dan sekaligus penerima keluaran (output) sebagai pengguna sistem (user). Pengguna sistem adalah manusia (man) yang secara psikologi memiliki suatu prilaku (behavior) tertentu yang melekat pada dirinya, sehingga aspek keprilakuan dalam konteks manusia sebagai pengguna (brainware) TI menjadi penting sebagai faktor penentu pada setiap orang yang menjalakan TI. 2.1.2 Fungsi Teknologi Informasi Ada 5 (lima) fungsi teknologi informasi (Simarmata, 2005:4-5) yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Capture, merupakan proses penyusunan record aktivitas yang terperinci. 2. Proceessing, merupakan proses mengubah, menganalisis, menghitung, dan mengumpulkan semua bentuk data atau informasi. Hal ini meliputi: a. Pengolahan data b. Pengolahan informasi c. Pengolahan kata d. Pengolahan gambar e. Pengolahan suara 3. Generation, merupakan proses yang mengorganisir informasi ke dalam bentuk yang bermanfaat, apakah sebagai angka-angka, teks, bunyi, atau gambar visual. 4. Strorage dan Retrieval Strorage
merupakan proses komputer penguat informasi untuk
penggunaan masa depan. Retrieval adalah proses di mana penempatan komputer dan menyimpan salinan data atau informasi untuk pengoalahan lebih lanjut atau untuk di transmisikan ke pengguna lain. 5. Transmission, merupakan proses komputer mendistribusikan informasi melalui jaringan komunikasi. Contohnya yaitu Electonic Mail (E-Mail) maupun voice message atau voice mail.
2.1.3 Komponen-Komponen Teknologi Informasi Komponen teknologi informasi merupakan sub sistem yang terbentuk sehubungan dengan penggunaan teknologi informasi. Menurut Seesar (2010: 6)
Universitas Sumatera Utara
teknologi informasi terdiri dari 3 (tiga) komponen utama yang terdiri dari : 1. Perangkat keras (hardware) Merupakan perangkat fisik yang membangun sebuah tekhnologi informasi. Contohnya : Monitor, Keyboard, Mouse, Harddisk, CPU . 2. Perangkat lunak (software) a) Merupakan program yang dibuat untuk keprluan khusus yang tersusun atas program yang menentukan apa yang harus dilakukan oleh komputer. Perangkat lunak dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : Perangkat lunak sistem, merupakan perangkat lunak yang dibuat khusus
untuk
dapat mengontrol semua perangkat keras, sehingga semua perangkat keras teknologi informasi dapat bekerja dengan kompak sebuah sistem yang utuh. Misalnya : Sistem Operasi Window, Linux, Unix, OS/2, dan FreeBSD. b) Perangkat lunak bahasa pemrograman, merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membuat program aplikasi maupun perangkat lunak sistem. Misalnya: Visual Basic, Delphi, Turbo C. c) Perangkat lunak aplikasi, merupakan program jadi siap pakai yang dibuat untuk keperluan khusus. Misalnya untuk keperluan multimedia : ada perangkat lunak Jet Audio, Windows Media Player, Winamp, Real Player. Untuk keperluan aplikasi perkantoran: ada Microsoft Office dan Open Office yang terdiri atas beberapa program untuk berbagai keperluan seperti pengolahan kata, angka, data dan presentasi. 3. Manusia (Brainware)
Universitas Sumatera Utara
Merupakan personel-personel yang terlibat langsung dalam pemakaian komputer, seperti Sistem Analis, Web Master, Web Disigner, Animator, Programmer, Operator, User dan lain-lain. Terdapat berbagai peran yang dapat dilakukan manusia dalam bagian sistem komputer, antaralain : a) Analis sistem, berperan melakukan analisis terhadap masalah yang dihadapi, serta merancang solusi pemecahannya dalam bentuk program computer. b) Programmer, berperan menerjemahkan rancangan yang dibuat analis ke dalam bahasa pemrograman sehingga solusi dapat di jalankan komputer. c) Operator berfungsi menjalankan komputer berdasarkan instruksi yang diberikan. Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dinyatakan bahwa komponen teknologi informasi terdiri dari satu kesatuan yang saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
2.1.4 Teknologi Informasi dalam Pemerintahan Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan (Kusmulyadi 2009:41). Dalam teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pemerintahan disebut dengan E-government (Electronic Government). Penggunaan teknologi informasi dalam pemerintahan sudah banyak digunakan,bahkan penggunaannya hampir selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi. Setelah ada internet, pemerintah daerah maupun dinas-dinas
Universitas Sumatera Utara
daerah mulai membuat situs lembaganya masing-masing. Tentu saja pembuatan situs ini sangat bermanfaat untuk memberikan informasi kepada masyarakat umum tanpa harus datang ke instansi pemerintahan tersebut untuk mengetahui informasi terbaru. Ada tiga bentuk hubungan yang dikenal dalam pemanfaatan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pemerintahan (Kusmulyadi 2009:55), yaitu : 1. Manfaat teknologi informasi untuk G2C (Government to Citizen) adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat luas seperti melayani administraasi dan urusan kependudukan. 2. Manfaat teknologi informasi untuk G2B (Government to Bussiness) adalah untuk melayani dunia usaha, seperti izin mendirikan usaha, dan data statistic perkembangan perekonomian. 3. Manfaat teknologi informasi untuk G2G (Government to Government) adalah
melayani
kebutuhan
lembaga
pemerintahan,
departemen,
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan sebagai nya.
2.2 Kepuasan Kerja 2.2.1 Pengertian Kepuasan Kerja
Universitas Sumatera Utara
Kepuasaan kerja merupakan kombinasi aspek ekonomis, psikologis, sosiologis, kultural, aktualisasi diri, penghargaan, dan suasana lingkungan. Kepuasaan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasaan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan, Hasibuan (2000:199). Kepuasaan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasaan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Sedangkan Rivai dan Sagala (2009:856) menyatakan kepuasan kerja merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja. Berdasarkan beberapa defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Kepuasan kerja adalah tingkat perasaan seseorang akan kesukaan dan ketidaksukaannya dalam memandang pekerjaannya, artinya seorang karyawan akan menyukai atau tidak menyukai pekerjaannya dapat terlihat dari sikapnya terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Menurut Robbins dan Judge (2008:112) ketidakpuasan kerja
dapat
ditunjukkan oleh dalam 4 (empat) cara, yaitu: 1. Keluar Perilaku yang ditunjukkan untuk meninggalkan organisasi, termasuk mencari posisi baru dan mengundurkan diri 2. Aspirasi
Universitas Sumatera Utara
Secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki kondisi, termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan, dan beberapa bentuk aktivitas serikat kerja. 3. Kesetiaan Secara pasif tetapi optimis menunggu membaiknya kondisi, termasuk membela organisasi ketika berhadapan dengan kecaman eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk “melakukan hal yang benar”. 4. Pengabaian Secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk, termasuk ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus-menerus, kurangnya usaha, dan meningkatnya angka kesalahan.
2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Smith et al (Munandar, 2004 : 74), menyatakan ada lima dimensi dari kepuasan kerja yaitu : 1. Kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, dimana hal itu terjadi bila pekerjaan tersebut memberikan kesempatan individu untuk belajar sesuai dengan minat serta kesempatan untuk bertanggung jawab. 2. Kepuasan terhadap imbalan, dimana sejumlah uang gaji yang diterima sesuai dengan beban kerjanya dan seimbang dengan karyawan lain pada organisasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3. Kesempatan promosi yaitu kesempatan untuk meningkatkan posisi pada struktur organisasi. 4. Kepuasan terhadap supervis, bergantung pada kemampuan atasannya untuk memberikan bantuan teknis dalam memotivasi. 5. Kepuasan terhadap rekan kerja yaitu seberapa besar rekan sekerja memberikan bantuan teknis dan dorongan sosial. Menurut Luthans (2006:244) terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. Akan tetapi, pengaruh utama dapat diringkas dalam lima dimensi berikut ini: 1. Pekerjaan itu sendiri Kepuasan pekerjaan itu sendiri merupakan sumber utama kepuasan. Misalanya, penelitian yang berhubungan pendekatan karakteristik pekerjaan pada desain kerja, menunjukkan bahwa umpan balik dari pekerjaan itu sendiri dan otonomi merupakan dua faktor motivasi utama yang berhubungan dengan pekerjaan. Penelitian terbaru menemukan bahwa karakteristik pekerjaan dan kompleksitas pekerjaan menghubungkan antara kepribadian dan kepuasan kerja, dan jika persyaratan kreatif terpenuhi, maka merecenderung menjadi puas. Pekerjaan yang sedikit variasinya akan menyebabkan pekerja merasa jenuh dan keletihan, dan sebaliknya pekerjaan yang terlalu banyak variasinya dan terlalu cepat menyebabkan karyawan merasa tertekan secara psikologis (Yuli, 2005:198) 2. Gaji Upah/gaji merupakan faktor multidimensi dalam kepuasan kerja. Uang tidak hanya membantu orang memperoleh kebutuhan dasar, tetapi alat untuk
Universitas Sumatera Utara
memberikan kebutuhan kepuasan pada tingakt yang lebih tinggi. Karyawan melihar gaji sebagai refleksi dari bagaimana manajemen memandang kontribusi mereka terhadap perusahaan. Sunarto (2004:112) mengatakan bahwa kunci yang menautkan gaji/upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; lebih penting lagi adalah persepsi keadilan. 3. Pengawasan (Supervisi) Ada dua dimensi gaya pengawasan yang mempengaruhi kepuasan kerja. Pertama, adalah berpusat pada karyawan, diukur menurut tingkat di mana penyelia menggunakan ketertarikan personal dan peduli pada karyawan. Hal itu secara umum dimanifestasikan dalam cara-cara seperti meneliti seberapa baik kerja karyawan, memberikan nasihat dan bantuan pada individu, dan berkomunikasi dengan rekan kerja secara personal maupun dalam konteks pekerjaan. Dimensi kedua adalah partisipasi atau pengaruh, seperti diilustrasikan oleh manajer yang memungkinkan orang untuk berpastisipasi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka. 4. Kesempatan Promosi Promosi memberikan kesempatan utuk pertumbuhan pribadi, tanggung jawab yang lebih banyak, dan status sosial yang meningkat. Oleh karena itu individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dengan cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan meraskan kepuasan dengan pekerjaan mereka (Sunarto, 2005:113).
Universitas Sumatera Utara
5. Rekan Kerja Sifat alami dari kelompok atau tim kerja akan mempengaruhi kepuasan kerja. Kelompok yang memerlukan kesalingtergantungan antaranggota dalam menyelesaikan pekerjaan, akan memiliki kepuasan kerja yang tinggi (Luthans, 2006:245).
2.2.3 Konsekuensi Kepuasaan Kerja Menurut Robbins (2001 : 151) konsekuensi dari kepuasan kerja ada tiga yaitu : a) Kepuasan dan produktivitas Seorang pekerja yang bahagia adalah seorang pekerja yang produktif. Jika karyawan melakukan suatu pekerjaan yang baik, secara intrinsik karyawan merasa senang dengan hal itu. Lagi pula, dengan mengandaikan bahwa organisasi memberikan ganjaran untuk produktivitas, produktivitas yang lebih tinggi seharusnya meningkatkan pengakuan verbal, tingkat gaji, dan probabilitas untuk dipromosikan. Ganjaran-ganjaran ini, selanjutnya, menaikkan kepuasan karyawan pada pekerjaan. b) Kepuasan dan Kemangkiran Seorang karyawan yang puas dengan pekerjaannya akan memiliki tingkat absensi yang rendah, namun tidak menutupi kemungkinan bahwa karyawan yang memiliki kepuasan dalam bekerja juga dapat memiliki absensi yang tinggi. Supaya tidak terjadi hal demikian, sebaiknya perusahaan emberikan kompensasi
Universitas Sumatera Utara
yang menarik seperti pemberian cuti masa kerja di luar hari besar / hari libur nasional. c) Kepuasan dan tingkat keluar-masuknya karyawan Salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan karyawannya yang handal yaitu dengan memberikan kepuasan dalam bekerja kepada karyawan tersebut. Dengan demikian, karyawan yang mempunyai kepuasan kerja tinggi tidak akan keluar/meninggalkan perusahaan itu.
2.3. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dan kepuasan kerja telah dilakukan oleh FX Nanang Sujatmiko (2003) dengan judul Tesis “Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Kasus di Universitas Dian Nuswantoro dan Universitas Stikubank Semarang). Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan teknologi informasi khususnya komputer terhadap kepuasan kerja karyawan di bidang pendidikan. Sampel yang diambil dari dua penrguruan tinggi komputer di Kota Semarang yakni Universitas Dian Nuswantoro dan Universitas Stikubank. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner dengan jumlah responden 155 dengan menggunakan metode kuota sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunkan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan komputer (P=0,000), perilaku penggunaan komputer (P=0,000), dan pelatihan komputer (P=0,000) secara signifikan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Hasil penelitian tersebut
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kepuasan kepuasan kerja karyawan sebaiknya pihak akademis menyediakan komputer di semua departemen.
2.4 Kerangka Konseptual Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video, (Kadir dan Triwahyuni, 2005:2). Komputer merupakan bentuk teknologi informasi pertama yang dapat melakukan proses pegolahan data menjadi informasi (Indrajit, 2000:2). Dengan bantuan komputer, kemungkinan memadukan perencanaan sumber daya manusia dengan kebutuhan perencanaan bisnis menjadi lebih besar (Schuler dan Jackson, 1996:295). Dalam Teknologi informasi setidaknya menyediakan 3 bahasan utama yang dapat dijadikan topik penelitian yaitu (a) perangkat keras (hardware), (b) perangkat lunak (software) dan (c) pengguna TI (user), Nasution (2004). Ferguson (1991) dalam Nasution (2004) menunjukkan hasil penelitian bahwa terdapat indikasi variabel hasil kerja dipengaruhi oleh penggunaan komputer mikro dan sikap
pengguna komputer tersebut dipengaruhi oleh
kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan (ease of use) penggunaan. Zeffane (1994) dalam Sujatmiko (2003) menunjukkan hasil penelitian mengenai hubungan antara penggunaan komputer dan kepuasan kerja, dan hubungan tersebut adalah positif. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Handayani dan Kawedar (2004) dimana secara keseluruhan penggunaan komputer mikro berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
Universitas Sumatera Utara
karyawan. Salah satu variabel yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja karyawan adalah sikap kecenderungan menggunakan komputer (attitude toward using computer). Penggunaan teknologi informasi erat kaitannya dengan faktor karakteristik pekerjaan seseorang pegawai dalam bekerja. Pekerjaan yang menantang dan banyak variasinya apabila dapat terlaksana dengan cepat, tepat dan akurat akan memberikan rasa puas. Penggunaan teknologi informasi diharapkan memudahkan pegawai dalam menjalankan tugasnya, yang pada akhirnya akan mengembangkan kinerja individu. Berdasarakan uraian sebelumnya maka kerangka konseptual dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.1: Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penggunaan Teknologi Informasi (X)
Kepuasan Kerja (Y)
Sumber: Nasution (2004), Handayani dan Kawedar (2004) dan Indrajit (2000), data diolah.
2.4. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu permasalahan yang masih harus dibuktikan kebenarannya secara empiris. Berdasarkan kerangka konseptual diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Penggunaan Teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja Pegawai Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara”.
Universitas Sumatera Utara