Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori Teori adalah sebagai suatu unsur penelitian mempunyai peranan yang sangat besar, sebab dengan menggunakan unsur ilmu inilah peneliti melakukan penjelasan atau menerangkan tentang penomena sosial maupun penomena alami yang menjadi pusat penelitianya dan tanpa teori maka yang hanya ada pengetahuan saja tanpa suatu ilmu pengetahuan. Hal tersebut menurut (Iskandar, 1999 ; 318 )
2.1.1. Pengertian Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat (2000:181) kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari bahasa sangsakerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai “daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu. Koentjaraningrat juga menerangkan bahwa pada dasarnya banyak sarjana yang membedakan antara budaya dan kebudayaan, dimana budaya merupakan perkembangan majemuk budi daya, yang berarti daya dari budi. Namun, pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan singkatan dari kebudayaan, tidak ada perbedaan dari definisi. Kebudayaan atau disingkat “budaya”, menurut Koentjaraningrat merupakan, keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia 13 SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
14 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Dilain pihak Clifford Geertz mengatakan bahwa kebudayaan merupakan sistem mengenai konsepsi-konsepsi yang diwariskan dalam bentuk simbolik, yang dengan cara ini manusia dapat berkomunikasi, melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan dan sikapnya terhadap kehidupan (Abdullah, 2006:1). Lebih sepesifik lagi, E. B Taylor, dalam bukunya “Primitive Cultures”, mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung
ilmu pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan yang lain serta
kebiasaan
yang
didapat
oleh
manusia
sebagai
anggota
masyarakat.” (Setiadi, 2007:27). Sumarwan (2004:170),
mengemukakan pendapatnya
mengenai
budaya, menurutnya definisi budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Budaya bukan hanya yang bersifat abstrak, seperti nilai, pemikiran dan kepercayaan, budaya bisa berbentuk objek material. Rumah, kendaraan, peralatan elektronik, pakaian, adalah contoh-contoh produk yang bisa dianggap sebagai budaya suatu masyrakat. Undang-undang, makanan, minuman, musik, teknologi, dan bahasa adalah beberapa contoh lain dari budaya suatu masyarakat. Objek material dari budaya disebut artefak budaya (cultural artifacts) atau manifestasi material dari sebuah budaya. Budaya akan memberikan petunjuk kepada seseorang tentang perilaku yang bisa diterima oleh suatu masyarakat, dan budaya juga memberikan rasa memiliki SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
15 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
identitas bagi seseorang dalam suatu masyarakat. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh budaya. Dengan pemahaman terhadap kebudayaan memungkinkan pemasar menginterpretasikan reaksi konsumen ke dalam strategi pemasaran. Konsumen secara biologis mungkin serupa, tetapi pandangan-pandangannya terhadap dunia, nilai-nilai yang mereka anut, bagaimana mereka bertindak adalah berbeda sesuai dengan latar belakang budayanya. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan tingkah laku seseorang karena budaya tumbuh dalam suatu masyarakat sejak kecil. Pengertian budaya itu sendiri adalah kumpulan nila-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya (Philip Kotler, 1999:232). Setiap masyarakat mempunyai budaya dan pengaruh budaya pada tingkah laku pembelian bervariasi amat besar, oleh karenanya pemasar selalu mencoba menemukan SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
16 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
pergeseran budaya agar dapat mengetahui produk baru yang mungkin diinginkan. Sumarwan (2004) menjelaskan bahwa ada pengaruh budaya terhadap perilaku konsumen. Produk dan jasa memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi budaya, karena produk mampu membawa pesan makna budaya. Adalah nilai-nilai, norma-norma dan kepercayaan yang dikomunikasikan secara simbolik. Makna budaya akan dipindahkan ke produk dan jasa, dan produk kemudian dipindahkan ke konsumen. Gambar 2.1. memperlihatkan proses komunikasi makna budaya tersebut. Dunia yang berbudaya
Sistem Periklanan
Sistem Fesyen
Barang-barang Konsumen
Ritual Pemilikan
Ritual Pertukaran
Ritual Pemakaian
Ritual Pembuangan
Konsumen Location of Meaning
Instrument of Meaning Transfer
Gambar 2.1 Proses Komunikasi Makna Budaya (Sumarwan, 2004 hal 183) SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
17 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
(sumber: Schiffman dan kanuk (2000,figure 12.2 hal. 326) Dari gambar 2.1 tersebut dapat dijelaskan bahwa makna budaya dikomunikasikan kepada produk dan jasa melalui media iklan dan sistem berpakaian. Makna budaya atau makna simbolik yang telah melekat kepada produk akan dipindahkan kepada konsumen dalam bentuk pemilikan produk (possession ritual), pertukaran (exchange ritual), pemakaian (Grooming ritual), dan pembangunan (divestment ritual). Menurut Mowen dan Miror (1999), ritual adalah tindakan simbolik yang dilakukan konsumen untuk menciptakan, menguatkan, menghilangkan, atau merevisi makna budaya tertentu. Schiffman dan Kanuk (2002) mengemukakan bahwa sebuah ritual adalah sejenis kegiatan simbolik yang terdiri atas sejumlah tahapan (banyak perilaku) yang muncul dengan teratur dan berulang kali. Selanjutnya Enggel et.al. (1994) menyebutkan 10 sikap dan perilaku yang sangat dipengaruhi oleh budaya, yaitu sebagai berikut; Kesadaran diri dan ruang (sense of self and space), komunikasi dan bahasa, pakaian dan penampilan, makanan dan kebiasaan makanan, waktu dan kesadaran akan waktu, hubungan keluarga, organisasi dan lembaga pemerintah, nilai dan norma, kepercayaan dan sikap, proses mental dan belajar, kebiasaan kerja.
2.1.2. Konsep kebudayaan Kebudayaan
merupakan
suatu
kompleks
keseluruhan dimana
dimasukkannya pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain apapun serta kebiasaan yang diperoleh oleh manusia
SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
18 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
sebagai anggota masyarakat. Menurut Ki Hajar Dewantara: “Kebudayaan adalah buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat”. Dari konsep kebudayaan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: pertama; kebudayaan itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia;
kedua; kebudayaan itu tidak
diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar; dan ketiga; kebudayaan itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan ini dijalankan oleh keadaan yang batasnya cukup bebas pada perilaku individu dan berpengaruh fungsinya dari institusi seperti keluarga dan media massa. Batasan dimana perangkat budaya dalam perilaku disebut norma yang merupakan aturan sederhana dimana menentukan beberapa perilaku dalam situasi yang spesifik, norma yang dijalankan dari nilai budaya dimana nilai budaya adalah kepercayaan yang dipertahankan dimana menguatkan apa yang diinginkan. Pendekatan yang biasa dilakukan dalam pemasaran adalah dengan menganalisis budaya dari sudut ciri atau kandungan utamanya. Pemasar biasanya berfokus pada pengidentifikasian nilai-nilai dominan suatu masyarakat, tapi budaya itu lebih dari sekedar nilai. Termasuk dalam kandungan suatu budaya (content of culture) adalah kepercayaan, sikap, tujuan dan nilai-nilai yang dipegang oleh sebagian besar masyarakat dalam suatu lingkungan, disamping arti dari perilaku, aturan, kebiasaan, dan norma yang dianut sebagian masyarakat. Kandungan budaya lainnya adalah makna dari aspek-aspek penting lingkungan social dan fisik, termasuk institusi sosial utama di lingkungan (partai politik, agama, kamar SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
19 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
dagang) dan obyek-obyek fisik tertentu (produk, peralatan, gedung) yang digunakan oleh masyarakat dalam suatu lingkungan. Tujuan dari analisis budaya adalah untuk mengerti makna budaya dari konsep-konsep tersebut dari sudut pandang konsumen yang menciptakan dan menggunakannya (J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, 2000: 33)
2.1.3. Pengaruh Budaya Terhadap Perilaku Konsumen a) Pengaruh Budaya Yang Tidak Disadari Dengan adanya kebudayaan,
perilaku konsumen mengalami
perubahan Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja. Barulah ketika seseorang berhadapan dengan masyarakat yang memiliki budaya, nilai dan kepercayaan yang berbeda dengan mereka, lalu baru menyadari bahwa budaya telah membentuk perilaku seseorang. Kemudian akan muncul apresiasi terhadap budaya yang dimiliki bila seseorang dihadapkan dengan budaya yang berbeda. b) Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
20 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
“Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan. c) Pengaruh Budaya dapat Dipelajari Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku. seorang anak belajar dengan meniru perilaku keluarganya, teman atau pahlawan di televisi. d) Pengaruh Budaya yang Berupa Tradisi Tradisi adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian langkah-langkah (berbagai perilaku) yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang. Tradisi yang disampaikan selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi sangat bersifat umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang selalu berhubungan dengan pohon cemara. Dan untuk tradisi-tradisi misalnya pernikahan, akan membutuhkan perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara tersebut. SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
21 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
2.1.4. Faktor-faktor Budaya Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Faktor-faktor tersebut meliputi: a. Budaya (culture) adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya dan merupakan penyebab paling mendasar teori keinginan dan perilaku seseorang. Ketika tumbuh dalam suatu masyarakat, seorang anak mempelajari nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku dari keluarga dan institusi penting lainnya. Setiap kelompok atau masyarakat memiliki budaya dan pengaruh budaya pada perilaku pembelian sangat beraneka ragam, kegagalan menyesuaikan pada perbedaan-perbedaan ini dapat mengakibatkan pemasaran yang tidak efektif atau kesalahan-kesalahan yang memalukan. b. Sub-budaya : adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum, setiap kebudayaan mengandung sub kebudayaan (sub culture) yang lebih kecil, atau sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
22 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi: kewarganegaraan, agama, ras, dan daerah geografis. Banyak subkebudayaan yang membentuk segmen pasar penting dan orang pemasaran seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. c. Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa. Hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk struktur kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak ditentukan oleh satu faktor saja. Misalnya pendapatan, tetapi ditentukan sebagai suatu kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kesejahteraan dan variabel lainnya. Dalam beberapa sistem sosial, anggota-anggota dari kelas-kelas yang berbeda menggunakan aturanaturan tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial mereka. Variabel yang membentuk kelas sosial dapat berupa: Ekonomi: pekerjaan, pendapatan dan kekayaan; Interaksi: prestis pribadi, asosiasi, sosialisasi ; Politik : kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas atau suksesi. Kelas sosial dapat dibagi menjadi beberapa kelompok. Namun pada intinya kelas sosial itu berkisar antara kelas sosial atas sampai bawah. Untuk SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
23 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
kepentingan pemasaran kelas sosial itu dapat dibagi menjadi; kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah. Gambaran pembagian kelas sosial dapat dibuat sebagai berikut: 1. Kelas atas dicirikan dengan pendapatan besar, intelek, membeli barang yang bergengsi, ikut dalam klub bergengsi, suka perjalanan ke negara maju. 2. Kelas menengah dicirikan dengan kehidupan baik, membeli apa yang populer, membelajakan uang untuk hal-hal yang layak untuk dialami, memberikan perhatian tinggi pada rumah. 3. Kelas bawah dicirikan dengan sangat tergantung pada dukungan ekonomi dan emosional dari sanak keluarga,
menginginkan
kemudahan berkarya dan hiburan, bertahan dari cobaan dunia menuju karunia Tuhan.
2.1.5. Dampak Nilai – Nilai Inti Budaya Terhadap Pemasar Dampak nilai-nilai tersebut sebagai berikut: 1. Kebutuhan; Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kehilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena bukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari
SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
24 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
masyarakat konsumen, bila tidak puas konsumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. 2. Keinginan; Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menembus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. 3. Permintaan; Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya. 4. Perubahan Nilai; Budaya juga perlu mengalami perubahan nilai. Ada beberapa aspek dari perlunya perluasan perubahan budaya yaitu : a. Budaya merupakan konsep yang meliputi banyak hal atau luas. Hal tersebut termasuk segala sesuatu dari pengaruh proses pemikiran individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak menentukan sifat dasar dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar, hal
SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
25 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
tersebut berpengaruh jika waktu dan cara dari dorongan ini akan memberi kepuasan. b. Budaya adalah hal yang diperoleh. Namun tidak memaksudkan mewarisi respon dan kecenderungan. Bagaimanapun juga, bermula dari perilaku manusia tersebut. c. Kerumitan dari masyarakat modern yang merupakan kebenaran budaya yang jarang memberikan ketentuan yang terperinci atas perilaku yang tepat. 5. Variasi nilai perubahan dalam nilai budaya terhadap pembelian dan konsumsi; Nilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku konsumen dimana dalam hal ini dimasukkan kedalam kategori-kategori umum yaitu berupa orientasi nilai-nilai lainnya yaitu merefleksi gambaran masyarakat dari hubungan yang tepat antara individu dan kelompok dalam masyarakat. Hubungan ini mempunyai pengaruh yang utama dalam praktek pemasaran. Sebagai contoh, jika masyarakat menilai aktifitas kolektif, konsumen akan melihat kearah lain pada pedoman dalam keputusan pembelanjaan dan tidak akan merespon keuntungan pada seruan promosi untuk menjadi seorang individual. Dan begitu juga pada budaya yang individualistik. Sifat dasar dari nilai yang terkait ini termasuk individual atau kolektif, kaum muda atau tua, meluas atau batas keluarga, maskulin atau feminim, persaingan atau kerjasama dan perbedaan atau keseragaman.
SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
26 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
6. Individual atau kolektif; Budaya individualis terdapat pada budaya Amerika, Australia, Inggris, Kanada, New Zealand, dan Swedia. Sedangkan Taiwan, Korea, Hongkong, Meksiko, Jepang, India, dan Rusia lebih kolektifis dalam orientasi mereka. Nilai ini adalah faktor kunci yang membedakan budaya, dan konsep diri yang berpengaruh besar pada individu. Tidak mengherankan, konsumen dari budaya yang memiliki perbedaan nilai, berbeda pula reaksi mereka pada produk asing, iklan, dan sumber yang lebih disukai dari suatu informasi. Seperti contoh, konsumen dari negara yang lebih kolektifis cenderung untuk menjadi lebih suka meniru dan kurang inovatif dalam pembelian mereka dibandingkan dengan budaya individualistik. Dalam tema yang diangkat seperti ” be your self” dan “stand out”, mungkin lebih efektif di negara Amerika tapi secara umum tidak di negara Jepang, Korea, atau Cina. 7. Usia muda atau tua; Dalam hal ini apakah dalam budaya pada suatu keluarga, anak-anak sebagai kaum muda lebih berperan dibandingkan dengan orang dewasa dalam pembelian. Dengan kata lain adalah melihat faktor budaya yang lebih bijaksana dalam melihat sisi dari peran usia. Dan penting untuk diingat bahwa segmen tradisional dan nilai masih berpengaruh dan para pemasar harus menyesuaikan bukan hanya pada lintas budaya melainkan juga pada budaya didalamnya. 8. Luas atau batasan keluarga; Yang dimaksud disini adalah bagaimana keluarga dalam suatu budaya membuat suatu keputusan penting bagi SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
27 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
anggota keluarganya. Dengan kata lain apakah peran orang dewasa dan orang tua memiliki kebijakan yang lebih dalam memutuskan apa yang terbaik bagi anaknya. Atau malah sebaliknya anak-anak memberi keputusan sendiri apa yang terbaik bagi diri mereka sendiri. Dan bisa dikatakan juga bahwa pengaruh pembelian oleh orang tua akan berpengaruh untuk seterusnya pada anak. Cara utama budaya mempengaruhi produk yang dibeli dan digunakan ada tiga efek yang terjadi: a. Pertama, budaya mempengaruhi struktur konsumsi (contoh: institusiinstitusi yang tersedia dipasaran). b. Kedua, budaya mempengaruhi bagaimana individu mengambil keputusan. Budaya mempengaruhi penggerak yang memotivasi orang untuk bertindak lebih jauh untuk motif yang bermacammacam (contoh: kebebasan dan kemampuan baca tulis). c. Ketiga, budaya adalah variabel utama di dalam penciptaan dan komunikasi makna didalam produk. Budaya memberikan makna pada barang dan jasa (contoh: memasukan lagu-lagu yang kedesadesaan atau alam di dalam suatu produk).
2.1.6. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Menurut
Kotler
(2000)
definisi
bauran
pemasaran
adalah:
“Marketing mix is the of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the target market”. Artinya bauran pemasaran SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
28 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
adalah seperangkat peralatan pemasaran yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam sasaran pasar. sedangkan menurut Churchill (1995) definisi bauran pemasaran adalah: “The mix of controllalel marketing variable that the firm that desired level of sales in the market. Consist of four elements product, pricing, place and promotion. Artinya bauran dari variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan dari pasar sasaran yang terdiri dari empat (4) elemen yaitu : produk, harga, tempat dan promosi. Keempat unsur tersebut di dalam bauran pemasaran 4 P yaitu:
( place )
( product )
( price )
( promotion)
Gambar 2.2. bauran pemasaran Sumber : Mc Carthy dalam sony 1995 1. Produk (Product)
SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
29 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
Menurut Kotler (2000:5) definisi produk adalah : “A product is anything that can offered to a market to satisfy a want or need”. Artinya produk merupakan suatu yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dan produk adalah penawaran dari perusahaan untuk pemuasan kebutuhan-kebutuhan (McCarthy 1985). 2. Promosi (Promotion) Menurut Stanton (1994) promosi adalah: “Promotion is the element in organization’s marketing mix that serves information, persuade, and remind that market of organization and it’s products”. Artinya promosi adalah unsur di dalam bauran pemasaran yang di selenggarakan untuk memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan pasar perusahaan dan produk yang diinginkan. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (1996), definisi promosi adalah: “promotion is the ingredient used to inform and persuade the market regarding a company’s product”. Artinya promosi adalah suatu komponen yang digunakan untuk menginformasikan dan membujuk pasar mengenai produk perusahaan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan berbagai
kegiatan
yang
dilakukan
oleh
perusahaan
untuk
mengkonsumsikan manfaat dari produk dan untuk meyakinkan konsumen tentang produk yang mereka hasilkan. Disamping itu promosi juga terdiri dari elemen-elemen promosi yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan perorangan dan direct SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
30 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
marketing. Promosi merupakan alat bauran pemasaran keempat, meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Suatu produk betapapun bermanfaatnya, jika tidak dikenal konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui atau dikenal oleh para konsumen, oleh karena itu perusahaan harus selalu mempengaruhi konsumen untuk menciptakan permintaaan atas produk tersebut, kemudian
dipelihara
dan
dikembangkan
usaha
tersebut
dapat
dilaksanakan melalui kegiatan promosi yang merupakan salah satu acuan program. Kegiatan promosi yang dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran secara keseluruhan serta direncanakan, diarahkan dan dikendalikan dengan baik, diharapkan akan berperan secara berarti dalam peningkatan dan dikendalikan dengan baik, diharapkan akan berperan secara berarti dalam peningkatan penjualan dan market share. Promosi juga sering dikatakan proses berlanjut karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Dan Tjiptono Fandy (1997) mengatakan bahwa promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunakan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Tujuan promosi penjualan adalah : pertama; meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial dan atau konsumen akhir, kedua; meningkatkan kinerja pemasaran perantara,
SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
31 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
ketiga; mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan.
3. Harga (Price) Harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan barang atau jasa. Menurut Kotler dan Amstrong (1996) definisi harga adalah : “price is the amount of money for a product or service”.Artinya harga merupakan sejumlah uang yang dibelanjakan untuk barang dan jasa. Kemudian menurut Lamb (2001) harga adalah apa yang harus diberikan oleh konsumen (pembeli) untuk mendapatkan suatu produk. Harga sering merupakan elemen yang paling fleksibel di antara keempat elemen bauran pemasaran. 4. Distribusi (Place) Distribusi merupakan aktivitas perusahaan dalam menyalurkan produknya agar produk yang dihasilkan dapat diperoleh konsumen dengan mudah pada tempat dan waktu yang tepat dan merupakan alat memindahkan produk dari produsen kepada konsumen atau organisasi yang menggunakan keputusan mengenai distribusi sangat penting agar konsumen dapat memperoleh produk yang dibutuhkan pada waktu yang tepat. Ada 2 kegiatan utama yaitu saluran distribusi dan distribusi fisik, yaitu :
SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
32 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
a.
Saluran distribusi; menyangkut pemilihan pengolahan saluran dan perantara yang digunakan kepada konsumen.
b.
Distribusi fisik; menyangkut kegiatan-kegiatan penyalur produk secara fisik yang meliputi transportasi, pengendalian, persediaan, pergudangan dan proses pesanan.
Beberapa tujuan strategi
pemasaran;
calon
untuk
mendapatkan
pembeli,
untuk
mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggan, untuk memenangkan persaingan.
2.1.7. Analisis Persaingan Strategi Bauran Pemasaran Uraian analisis tentang persaingan, keunggulan dan kelemahan pesaing meliputi: produk, harga, distribusi, promosi. Cara mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix) sebagai berikut; a. Membuat anggaran pemasaran dan mengalokasikan anggaran tersebut ke berbagai bauran pemasaran (4 P) b. Tawaran (product) ke pasar meliputi : kualitas, bentuk, merek, dan kemasan serta dilengkapi dengan pelayanan c. Harga (price) yang ditetapkan harus sebanding dengan penawaran nilai kepada pelanggan d. Tempat (place) distribusi merupakan hal yang penting agar pelanggan dapat memperoleh produk dengan mudah e. Promosi (promotion) diperlukan untuk mengkomunikasikan produk ke pasar sasaran SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
33 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
2.1.7.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran a. lingkungan makro; terdiri dari demografi dan kondisi ekonomi, situasi politik/hukum, teknologi dan sosial budaya b. lingkungan mikro; terdiri dari perantara pemasaran, pemasok, pesaing, masyarakat
2.1.8. Perilaku Konsumen Menurut Shiffman dan Kanuk (2000:4) pengertian perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat
memuaskan konsumen untuk dapat
memuaskan
kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Sedangkan Basu Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan: Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatankegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu. Dan menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi. Ada empat hal yang harus diperhatikan perusahaan dalam perilaku konsumen; konsumen adalah raja, motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian, perilaku konsumen SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
34 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
dapat dipengaruhi dan pengaruh konsumen secara social (Engel, 1994; P.812)
2.1.9. Model Perilaku Konsumen Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Pertanyaan sentral bagi pemasar: Bagaimana konsumen memberikan respon terhadap berbagai usaha pemasaran
yang
dilancarkan
perusahaan.
Perusahaan
benar−benar
memahami bagaimana konsumen akan memberi respon terhadap sifat-sifat produk, harga dan daya tarik iklan yang berbeda mempunyai keunggulan besar atas pesaing. Titik awalnya adalah model rangsangan-tanggapan dari perilaku membeli yang digambarkan dalam gambar 2.2 berikut ini;
Gambar 2.3 Model Perilaku Konsumen Sumber : Prinsip-prinsip pemasaran Philip Kotler dan G. Armstrong ( 2001:196)
SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
35 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
Gambar diatas menunjukkan bahwa pemasaran dan rangsangan lainnya memasuki kotak hitam konsumen dan menghasilkan tanggapan tertentu. Orang pemasaran harus menebak apa yang ada dalam kotak hitam pembeli. Rangsangan pemasaran terdiri dari empat P: product, price, place, dan promotion ( produk, harga, distribusi dan promosi). Rangsangan lainnya mencakup kekuatan dan peristiwa besar dalam lingkungan pembeli: ekonomi, teknoligi, politik dan budaya. Seluruh masukan ini memasuki kotak hitam pembeli, lalu disana diubah menjadi satu susunan tanggapan pembeli yang dapat diselidiki : pilihan produk, pilihan merek, pilihan dealer, waktu membeli dan jumlah pembelian. Para pemasar ingin memahami bagaimana rangsangan tersebut berubah menjadi tanggapan-tanggapan didalam kotak hitam konsumen, yang memiliki dua bagian: pertama, karakteristik pembeli yang mempengaruhi bagaimana dia bersikap dan bereaksi terhadap rangsangan; kedua, proses keputusan pembeli itu sendiri yang mempengaruhi perilaku pembelian.
2.1.10. Karakteristik Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Menurut Kotler (2001:144): Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku konsumen
tersebut
mempengaruhi
pembelian
konsumen.
Pembelian
konsumen secara kuat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial dan SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
36 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
psikologis dan budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. seperti yang ditunjukkan gambar 2.4 pada umumnya orang pemasaran tidak dapat mengendalikan faktor-faktor semacam itu, tetapi mereka harus memperhitungkannya.
Gambar 2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Sumber: Prinsip-prinsip pemasaran (Philip Kotler dan G. Armstrong 2001, hal:196-197) Walaupun banyak dari faktor-faktor ini tidak dapat dipengeruhi oleh orang pemasaran, mereka dapat berguna untuk mengidentifikasi minat pembeli yang tertarik dan dalam menentukan produk dan daya penarik untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik. Budaya adalah determinan paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya meliputi nilai-nilai dasar, persepsi, pilihan dan perilaku yang dipelajari seseorang dari keluarga dan institusi penting lainnya . sub-budaya adalah budaya didalam suatu budaya yang memiliki nilai dan gaya hidup yang berbeda dan dapat didasarkan pada apapun mulai dari umur sampai dengan SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
37 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
etnis. Orang-orang dengan karakteristik budaya dan sub-budaya serta kelas sosial yang berbeda memiliki produk dan merek yang berbeda pula. Akibatnya orang pemasaran ingin menfokuskan program pemasaran mereka pada kebutuhan-kebutuhan khusus dari kelompok-kelompok tertentu. Faktorfaktor sosial juga mempengaruhi perilaku seorang pembeli. Kelompok acuan seseorang keluarga, rekan, organisasi sosial, asosiasi profesi dengan kuat mempengaruhi pemilihan produk dan merek. Umur pembeli, tahap siklus hidup, pekerjaan, lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan karakteristik personal lainnya mempengaruhi keputusan pembelian. Gaya hidup pelanggan, keseluruhan pola bertindak dan berinteraksi dengan dunia juga merupakan pengaruh yang penting dalam keputusan pembelian. Akhirnya perilaku pembelian juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama; motivasi, persepsi, proses belajar, serta keyakinan dan sikap. Masingmasing factor memberikan perspektif yang berbeda dalam memahami apa yang terjadi dalam kotak hitam pembeli.
2.1.11. Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Philip Kotler (1998;170) proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Jelas bahwa proses pembelian berlangsung jauh sebelum pembelian aktual dan berlanjut jauh sesudahnya. Pasar perlu berfokus pada
SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
38 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
seluruh proses pengambilan keputusan pembelian bukan hanya pada proses pembeliannya saja.
Gambar 2.5 Proses Keputusan Pembeli Sumber: Prinsip-prinsip pemasaran Philip Kotler dan G. Armstrong (hal:222-223) a.
Pengenalan Kebutuhan; Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition) pembelian mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulus internal ketika salah satu kebutuhan normal yaitu lapar, haus, seks, naik ke tingkatan yang cukup tinggi sehingga menjadi pendorong. Kemudian, kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan eksternal. Pada tahap ini, para pemasar harus meneliti konsumen untuk menemukan jenis kebutuhan atau masalah apa yang akan muncul, apa yang memunculkan mereka dan bagaimana kebutuhan atau masalah tadi mengarahkan konsumen pada produk tertentu.
b.
Pencarian Informasi; Tahap proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi: konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi. Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber manapun. Sumber-sumber ini meliputi; sumber pribadi
SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
39 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
(keluarga, teman, tetangga, kenalan), sumber komersial (iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan), sumber publik (media massa, organisasi penilai
pelanggan),
Sumber
pengalaman
(mengani,
memeriksa,
menggunakan produk). c. Evaluasian
Berbagai Alternatif; Tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam satu susunan pilihan. Konsep-konsep dasar menjelaskan proses evaluasi konsumen yaitu ; atribut produk, tingkat kepentingan, keyakinan merek, kepuasan produk total dan prosedur evaluasi. d. Keputusan Pembeli; Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk dari merek yang paling disukai, ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Dengan membeli produk yang harganya paling murah, maka kesempatan membeli produk yang mahal akan berkurang. Faktor kedua adalah faktor situasi tak terduga. Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun, keadaan tak terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian e. Perilaku Setelah Pembelian; Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
40 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
rasakan. Yang terjadi adalah harapan konsumen dengan kinerja yang dirasakan dari produk. Jika produk gagal memenuhi harapan, konsumen kecewa; jika harapan terpenuhi, konsumen puas; jika harapan terlampaui, konsumen amat puas.
2.1.12. Tipe - tipe Perilaku Keputusan Membeli Perilaku membeli konsumen dalam berbagai situasi bercirikan keterlibatan mendalam konsumen dalam membeli dan adanya perbedaan pandangan yang signifikan antara merek yang satu dengan yang lain. Gambar dibawah ini menggambarkan tipe-tipe perilaku membeli berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara berbagai merek.
Gambar 2.6 Empat Tipe Perilaku Membeli Sumber: Diadaptasi dari Henry Assael, Consumer Behavior and Marketing Action (Boston:Kent Publishing Company, 1987) hlm.87. Hak Cipta 1987 oleh Wadsworth Publishing Company, divisi Wadsworth, Inc. Dicetak ulang seijin Kent Publishing Company, sebuah divisi dari Wadsworth, Inc.
SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
41 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin banyak pertimbangannya untuk membeli. Menurut (Kotler, 2000:160): adapun jenis-jenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merek, yaitu: (a). Tingkah laku membeli yang kompleks merupakan perilaku
membeli
konsumen dalam
berbagai
situasi
bercirikan
keterlibatan mendalam konsumen dalam membeli dan adanya perbedaan pandangan yang signifikan antara merek satu dengan yang lain. Disini konsumen terlibat ketika produknya mahal, beresiko, jarang dibeli dan sangat menonjolkan ekspresi diri, biasanya konsumen harus banyak belajar mengenai kategori produk tersebut. (b). Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan merupakan Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Dan setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidakcocokan (merasa tidak nyaman setelah membeli) ketika mereka menemukan kelemahan-kelemahan terhadap suatu merek. (c). Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan merupakan perilaku membeli konsumen dalam situasi bercirikan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek-merek yang ada. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek; mereka memilih merek tersebut karena dikenal. Jadi, pengulangan iklan akan menciptakan pengenalan merek dan bukan keyakinan pada merek. (d). Tingkah laku SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
42 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
membeli yang mencari variasi merupakan perilaku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen tetapi perbedaan di antara merek dianggap besar dan cukup berarti. Dalam kasus semacam ini, konsumen seringkali mengganti merek. Menurut Kotler (1999:252-253) peranan dalam membeli dapat dibedakan pada beberapa peranan yang mungkin dimainkan orang dalam sebuah keputusan membeli: - Pengambil inisiatif (inisiator) adalah orang yang pertama-tama menyarankan atau memikirkan gagasan membeli produk atau jasa tertentu - Orang yang mempengaruhi (influences). Seseorang yang memberikan pengaruh adalah orang yang pandangan atau nasihatnya diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir - Pembuat keputusan (decides) adalah seseorang yang pada akhirnya menentukan sebagian besar atau keseluruhan keputusan membeli: apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli atau dimana membeli - Pembeli (buyer) adalah seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya - Pemakai (user) adalah seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau memakai produk atau jasa.
2.2. Penelitian Terdahulu SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
43 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
Penelitian terdahulu yang mengkaji tentang keputusan pembelian dilakukan oleh Taufik Dian Permana (2007) yaitu Analisis Faktor Budaya, Kelas Sosial dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Dalam Membeli Telepon Seluler Merek Nokia. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang yang menggunakan ponsel Nokia dan diambil sembilan puluh lima orang responden sebagai sampel penelitian. Penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu variabel bebas faktor budaya (X1), kelas sosial (X2), kelompok referensi (X3) dan variabel terikat (Y) adalah keputusan pembelian produk. Data diperoleh dari responden dengan menggunakan alat bantu pengumpul data berupa angket tertutup. Setelah melalui proses pengolahan data dan analisis regresi berganda, diperoleh temuan: (1) secara parsial terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variabel Budaya, Kelas Sosial dan Kelompok Referensi terhadap keputusan Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Unifersitas Negeri Malang dalam membeli ponsel Nokia. Adapun kontribusi besarnya pengaruh setiap Faktor Eksternal terhadap Keputusan Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang dalam membeli ponsel Nokia mulai dari Faktor Budaya dengan nilai B=0,288, dengan signifikan t= 0,048 Kelas Sosial B= 0,295, dengan signifikan t= 0,049, Kelompok Referensi B= 0,278 dengan signifikan t= 0,030. (2) secara simultan terdapat pengaruh positif yang signifikan variabel Budaya, Kelas Sosial, dan Kelompok Referensi terhadap Keputusan Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
44 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
dalam membeli ponsel Nokia dengan Adjusted R square sebesar 0,142 Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh positif Faktor Budaya, Kelas Sosial, dan Kelompok Referensi terhadap Keputusan Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang dalam membeli ponsel Nokia secara simultan sebesar 14,2% dan sisanya 85,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Dari penelitin ini pula diketahui signifikan F sebesar = 0,001, artinya bahwa Faktor Budaya, Kelas Sosial, dan Kelompok Referensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang dalam membeli ponsel Nokia karena signifikan F nya kurang dari 0,05. Penelitian lain dilakukan oleh Indah Yuliani Analisis Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Ruko Di Kota Malang.
Alat
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor, analisis regresi linear berganda. Secara keseluruhan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor produk, harga, lokasi strategis, promosi, bukti fisik, dan kelompok referensi berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan konsumen dalam membeli ruko di kota Malang. Secara parsial, produk, harga, lokasi strategis, bukti fisik berpengaruh signifikan sedangkan promosi dan kelompok referensi tidak berpengaruh.
Untuk factor yang
berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian ruko di kota Malang adalah lokasi strategis. Hasil penelitian menyarankan kepada pengembang untuk memahami perilaku konsumen untuk mengetahui konsep ruko yang diharapkan konsumen. SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
45 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
Penelitian lain dilakukan oleh Faizal Abadi yaitu Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Album Band Indie Kota Malang (Studi Pada Siswa AMP, Siswa SMA, Dan Mahasiswa Di Kota Malang)
Teknik pengambilan sampel
menggunakan
non-probability
sampling. Alat pengukuran menggunakan skala Likert, dan diolah dengan menggunakan regresi berganda Berdasarkan hasil yang diperoleh, hipotesis pertama dapat diterima. Untuk Siswa SMP dengan nilai Fhitung sebesar 18,436 yang lebih besar dari Ftabel (18,436 > 2,69), untuk siswa SMA dengan nilai Fhitung sebesar 7,585 yang lebih besar dari Ftabel (7,585 > 2,69), dan mahasiswa dengan nilai Fhitung sebesar 5,037 yang lebih besar dari Ftabel (5,037 > 2,69). Sedangkan hipotesis kedua, untuk siswa SMP hipotesis diterima sebab variabel produk adalah variabel yang paling dominan dengan nilai koefesien beta sebesar 0.537. Dengan nilai adjusted (R2) sebesar 0.691, kemampuan persamaan regresi yang diperoleh dalam memprediksi nilai variabel dependen adalah sebesar 69,1%, sedangkan sisanya (31,9%) dijelaskan oleh faktor lain diluar empat variabel yang telah diteliti. Hipotesis kedua untuk siswa SMA ditolak sebab variabel promosi ternyata paling dominan dengan nilai koefisien beta sebesar 0,435, lebih besar dari koefisien beta variabel produk (0,435>0,411). Dengan nilai adjusted (R2) sebesar 0.459, kemampuan persamaan regresi yang diperoleh dalam memprediksi nilai variabel dependen adalah sebesar 45,9%, sedangkan sisanya (54,1%) dijelaskan oleh faktor lain diluar empat variabel yang telah diteliti. Sedangkan untuk mahasiswa, hipotesis kedua juga ditolak SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
46 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
sebab sebab variabel saluran distribusi ternyata paling dominan dengan nilai koefisien beta sebesar 0,377, lebih besar dari koefisien beta variabel produk (0,377>0,009). Dengan nilai adjusted (R2) sebesar 0.343, kemampuan persamaan regresi yang diperoleh dalam memprediksi nilai variabel dependen adalah sebesar 34,3%, sedangkan sisanya (65,7%) dijelaskan oleh faktor lain diluar empat variabel yang telah diteliti. Penelitian juga dilakukan oleh M Rhendria Dinawan (2010) dengan judul Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian (Studi kasus pada konsumen Yamaha Mio PT Harpindo Jaya Semarang). Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel kualitas produk, harga kompetitif, citra merek terhadap keputusan pembelian adalah dengan mengguanakan analisis regresi berganda dengan bantuan program statistic SPSS for window versi 14 dan uji hipotesis yang berpedoman pada apabila P value < 0,05 maka kesimpulannya Ha diterima dan apabila P value > 0,05 maka Ha ditolak.Hasil penelitian mendapatkan bahwa persamaan regresi yang terbentuk adalah Y: 0,303 X1 + 0,255 X2 + 0,334 X3 . Secara simultan variabel kualitas produk (X1), harga kompetitif (X2), citra merek (X3) dapat mempengaruhi keputusan pembelian karena nilai koefisien uj F hitung sebesar 34,339, sedangkan secara parsial tidak dapat mempengaruhi keputusan pembelian adalah kualitas produk, harga kompetitif, citra merek. Variabel penjual secara parsial tidak dapat mempengaruhi keputusan pembelian.
SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
47 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
2.3. Kerangka Pemikiran Budaya
dapat
memuaskan
kebutuhan
masyarakat.
Budaya
memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode “tried-and-true” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial. Budaya sangat mempengaruhi perilaku manusia, tidak hanya dari segi aspek pola hidup saja tetapi dari daya belinya juga. Kemudian faktor analisis berikutnya adalah marketing mix atau bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Marketing mix adalah semua faktor yang dapat dikuasai oleh seseorang manajer pemasaran dalam rangka mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang dan jasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu: product, place, price, promotion. Dari faktor-faktor tersebut akan dicari pengaruh terhadap terciptanya keputusan pembelian konsumen pada surat kabar Suara Merdeka, baik menyangkut dari faktor budaya (budaya, sub budaya, kelas sosial) dan bauran pemasaran (product, place, price, promotion). Berdasarkan dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terhadap terciptanya keputusan pembelian surat kabar Suara Merdeka, maka dibuat suatu kerangka pemikiran sebagai berikut;
Faktor Budaya (X1) Keputusan Pembelian (Y) SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Bauran Pemasaran (X2)
48 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran
2.4. Hipotesis Menurut Prof. Dr. S. Nasution (2000) definisi hipotesis adalah pernyataan tentative yang merupakan dugaan mengenai apa saja tanggapan yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Fungsi hipotesis menurut Prof. Dr. S. Nasution adalah; 1). Untuk menguji kebenaran suatu teori 2).Memberikan gagasan untuk mengembangkan suatu teori dan 3). Memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari. Berdasarkan kerangka pemikiran diata, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ho : tidak ada pengaruh positif dan signifikan budaya terhadap terciptanya keputusan pembelian surat kabar Suara Merdeka Ha : ada pengaruh positif dan signifikan budaya terhadap terciptanya keputusan pembelian surat kabar Suara Merdeka 2. Ho : tidak ada pengaruh positif dan signifikan bauran pemasaran terhadap terciptanya keputusan pembelian surat kabar Suara Merdeka Ha : ada pengaruh positif dan signifikan bauran pemasaran terhadap terciptanya keputusan pembelian surat kabar Suara Merdeka
SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
49 Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007
3. Ho : tidak ada pengaruh positif dan signifikan adanya hubungan antara budaya konsumen dengan bauran pemasaran terhadap terciptanya keputusan pembelian surat kabar Suara Merdeka Ha : ada pengaruh positif dan signifikan adanya hubungan antara budaya konsumen dengan bauran pemasaran terhadap terciptanya keputusan pembelian surat kabar Suara Merdeka
SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG