BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 1.1.1
Landasan Teori Mail Server Mail server atau yang sering disebut juga E-mail server digunakan untuk
mengirim surat melalui internet. Dengan begitu, dapat mempermudah dalam penggunaannya karena lebih cepat dan efisien. Sesuai dengan namanya E-mail Server adalah pusat kendali system email. Sebuah mail server biasanya terdiri dari area penyimpanan, set konfigurasi user, daftar user dan seri modul komunikasi. Menurut Widia (dalam Onno W Purbo : 2009). Pada dasarnya mesin server mail diawasi oleh seorang yang biasa di sebut Postmaster. Dimana salah satu tugas Postmaster adalah mengelola account user yang berhak berkirim email, memantau operasi server, dan berbagi tugas administratif lainnya. Meski demikian kebanyakan server dirancang untuk beroperasi tanpa banyak intervensi manual. Mereka menunggu pesan dari email client untuk diteruskan ke tujuan lain, memprosesnya sesuai dengan yang digariskan, atau menerima pesan dari server email pada interval tertentu.
1.1.2
POSTFIX Postfix merupakan sotfware MTA (Mail Transfer Agent) yang dapat
menerima, meneruskan, dan mengirim email. Software ini merupakan open source dan bekerja di OS unix dan linux, postfix tidak support windows. Umumnya installasi postfix dilakukan untuk menggantikan program send mail yang secara default telah diinstall pada sistem operasi unix atau linux. Postfix 1
dapat menjadi pilihan software untuk mail server karena performa dan kecepatannya yang diklaim tinggi, selain itu postfix juga mendukung penggunaan database. Awal mula Postfix bernama Vmailer dan IBM Secure Mailer, namun karena alasan kemiripan dengan merk dagang yang telah ada, maka diganti menjadi postfix atas saran IBM sendiri. Wietse Venema adalah pencipta postfix sewaktu ia bekerja di IBM, dan sampai sekarang masih aktif dikembangkan. Menurut Widia (2009), ada beberapa perbandingan Postfix dengan MTA lainnya, yaitu : a. Penyebaran yang Luas Postfix harus bisa diadopsi oleh masyarakat luas dalam rangka melayani impact significant atas performance dan security mail internet. Oleh karena itu, software postfix disediakan secara cuma-cuma b. Performance Postfix diakui tiga kali lebih cepat dibanding kompetitor utamanya, yaitu Qmail. Sebuah PC desktop yang menjalankan postfix dapat menerima dan menghantarkan jutaan pesan berbeda tiap harinya. Postfix memanfaatkan triktrik web server mereduksi overhead pembuatan proses dan menggunakan triktrik lainnya untuk mereduksi overhead sistem, tanpa harus menggunakan realibilitasnya. c. Kompatibilitas Postfix sangat kompatible dengan sendmail yang dikenal dengan “sendmailcompatible” guna memudahkan orang-orang melalukan migrasi. Postfix diantarannya mensupport file-file mulai dari penggunaan /var/spool/mail 2
untuk antrian mail, /etc/aliases untuf file alias NTS, sampai ke -/.forward. meski
demikian postfix
juga berusaha untuk
mudah dirawat
dan
diadministrasi. Oleh karenannya postfix tidak menggunakan sendmail.cf. hal ini yang menjadi kelebihan untuk administrator yang ingin mengganti sendmailnya, karena semua yang ada pada sendmail bisa dipakai dipostfix. Berbeda dengan Qmail, yang membuat sedikit perubahan sendasar sehingga kompabilitasnya kurang baik dengan sendmail. Qmail secara default tidak membaca /etc/aliases dan ~/.forward, namun bisa diatur „memaksa‟ Qmail untuk membacanya. d. Security Postfix menggunakan pertahanan multilayer (bertingkat) untuk melindungi sistem lokal dari gangguan intruder. Kebanyakan daemon postfix dapat berjalan dalan area yang disebut scroot jail, dengan memberikan priveledge yang rendah. Tidak ada path langsung dari jaringan ke program penghantaran lokal yang memiliki security sensitif. Seseorang intruder harus mendobrak beberapa program lain terlebih dahulu. Postfix sendiri tidak ”mempercayai” content file-file antrian itu, atau konten pesan-pesan IPCnya. Postfix terlebih dulu akan memfilter informasi yang akan dikirim penerima (sender) sebelum mengekspornya via variabel-variabel environment. Dan pada akhirnya, tidak ada satu pun program Postfix yang setuid. Jadi cukup aman untuk dioperasikan.
3
e. Fleksibilitas Dapat melakukan multiple transport sekaligus, yaitu dalam menghantarkan mail, mode yang umum dipakai adalah SMTP (Simple Mail Transfer Protokol) sedangkan yang lain misalkan UUCP (Unix To Unix Copy), X.400 dan DECnet. Postfix dapat melakukan semuanya dalam sebuah konfigurasi tanpa memerlukan virtual domain atau alias. Postfix juga memberikan kemudahan dalam menutup sebuah fungsionalitas tertentu, seperti firewall dan atau mengkontrol workstation klien yang tidak membutuhkan penghantar lokal sama sekali. f. Dokumentasi yang baik Segala macam informasi mulai dari instalasi, konfigurasi sampai ke cara kerja didokumentasikan dengan baik. Semua dokumentasi dalam bentuk HTML sehingga mudah untuk loncat ke topik lainnya yang saling berhubungan. g. Ketahanan Postfix dirancang untuk bertindak rasional dibawah tekanan atau beban berat. Saat sistem lokal mengkonsumsi habis memori, software Postfix memilih menahan diri daripada memperburuk masalah. Postfix berjalan dibawah kendali yang bisa dikontrol secara manual. h. Mudah dalam konfigurasi Postfix
mempunyai
sebuah
file
konfigurasi
utama
yang
bernama
/etc/postfix/main.cf, dan beberapa file lainnya jika dibutuhkan. Secara default Postfix seperti Sendmail, hanya butuh satu file konfigurasi. Berbeda dengan
4
Qmail yang menyebarkan file konfigurasi utamanya dalam beberapa file yang berbeda. Dengan konfigurasi Postfix ini dapat dilakukan hal-hal seperti virtual domain, yaitu mempunyai beberapa domain pada komputer yang sama, Control Host untuk mem-black-list host-host tertentu dan masih banyak lainnya. Beberapa fitur unggulan yang dimiliki Postfix sebagai sebuah sistem email yang handal : a. Multitransport Postfix dirancang cukup fleksibel dimana ia dapat beroperasi dalam beragam environment, seperti internet, DECnet, dan UUCP, tanpa membutuhkan domain virtual. Meski begitu rilis awal Postfix diakui memang hanya dapat berkomunikasi dengan SMTP dan terbatas untuk UUCP. b. Domain Virtual Menambah domain virtual pada Postfix cukup mudah dimana kita hanya perlu mengubah tabel lookup tunggal, sedang mailer lainnya pada umumnya memerlukan multilevel aliasing atau redireksi untuk memperoleh hasil yang sama. c. Retriksi Relay Postfix memberi jalan bagi kita untuk merestriksi host, nama yang dapat merelay mail melalui sistem Postfix, dan mail mana yang diijinkan masuk. Untuk kebutuhan
ini
Postfix
mengimplementasikan
lookups,HELO/sender DNS lookups.
5
operasi
blacklist,
RBL
d. Table Lookups Postfix tidak mengimplementasikan bahasa address rewriting, melainkan memperkerjakan apa yang disebut tabel lookups. Tabel-tabel dapat berupa dbm lokal atau file-file db, atau mekanisme lookup lainnya juga cukup mudah.
1.1.3
Web Based Mail Web Based Email (email berbasis web) adalah bentuk lain dari email
client. Jika software email client normal diinstal langsung pada komputer lokal yang terkoneksi jaringan, Web Based Email menggunakan browser Web sebagai jalan bagi user untuk mengelola email. Menurut Widia (dalam Rahmat Rafiudin, 2006). Elemen atau fitur Web Based Email tidak jauh berbeda dengan software email client normal, diantaranya bisa untuk menulis, menghapus atau mengirim pesan. Juga bisa mengirim file dalam attachment, atau mengkoleksi address user lain
dalam
ruang
yang
tersedia.
Beberapa
contoh
situs
yang
mengimplementasikan Web Based Email adalah mail.yahoo.com, hotmail.com, mail.com, mail.google.com, plasa.com dan lain sebagainya.
1.1.4
Squirrelmail Squirrelmail merupakan webmail, aplikasi client mail berbasis web.
dengan menggunakan squirrelmail maka kita dapat mengakses email kita melalui browser web kita. Squirrelmail bersifat open source karena squirrelmail adalah paket webmail yang sudah tersedia dalam distro Linux Debian Lenny. Oleh 6
karena itu squirrelmail lebih banyak digunakan dari oleh seorang administrator jaringan, selain dia bersifat open source, squirremail juga mudah dalam konfigurasinya.
1.1.5
Protocol mail
1) POP POP (Post Office Protocol) merupakan protocol yang digunakan untuk pengelolaan email. POP mempermudah
seseorang dalam mendapatkan mail
mereka dari sebuah mail server tanpa perlu koneksi yang lama dengan internet yang tentu saja memakan biaya. Menurut Widia (dalam Onno W Purbo : 2000). Standar POP untuk internet saat ini adalah POP3 (POP – Version 3) protocol ini yang mengijinkan client mengakses secara dinamis mailnya yang ada di POP server melalui POP client. Sama seperti seorang pegawai kantor pos, POP3 menerima dan memegang email bagi individu sampai mereka mengambilnya, dan sebanyak kantor pos tidak membuat salinan dari surat yang diterimanya. Dalam versi POP3 sebelumnya, ketika sebuah email di download individu dari server ke dalam program email mereka, tidak ada lebih banyak salinan email pada server POP, dalam artian email yang sudah di download tidak akan ada lagi atau tidak bisa di download kembali karena email tersebut secara otomatis terhapus. Versi POP3 saat ini berkembang pesat sehingga beberapa administrator dapat mengkonfigurasi protocol untuk email di server pada jangka waktu tertentu, sehingga memungkinkan seseorang untuk men download sebanyak yang mereka 7
inginkan, dan juga terdapat pengaturan pada client yang memberikan pilihan untuk tetap menyimpan data di server.
Beberapa kelebihan yang di miliki POP (Post Office Protocol) adalah : (1)
Email disimpan pada penyimpanan lokal, sehingga dapat diakses setiap saat, bahkan tanpa koneksi internet.
(2)
Koneksi internet hanya dibutuhkan saat mengirimkan dan menerima email.
(3)
Mengurangi beban pada kapasitas penyimpanan server, karena data disimpan dikomputer lokal.
(4)
Terdapat pilihan untuk tetap menyimpan email di server.
(5)
Dapat menggabungkan banyak akun mail pada 1 email client, dengan menggunakan 1 folder inbox yang sama. Melihat kelebihan diatas yang terdapat pada protocol POP3 dapat
disimpulkan pemilihan protocol POP3 dipilih jika : (1)
Ingin mengakses email hanya dari satu tempat / perangkat.
(2)
Memerlukan akses ke email secara konstan, walau tanpa menggunakan koneksi internet.
(3)
Kapasitas penyimpanan server terbatas. 2) IMAP IMAP ((Internet Message Access Protocol) sama halnya dengan POP3,
maka pesan email akan sepenuhnya disimpan dalam server email dan menggunakan komputer lokal untuk mengirim dan mengambilnya kapanpun di 8
inginkan. Tergantung dari keinginan user. IMAP adalah protocol standar untuk mengakses/mengambil e-mail dari server. IMAP memungkinkan pengguna memilih pesan email yang akan di ambil, membuat folder di server, mencari pesan email tertentu, bahkan menghapus pesan email yang ada. Kemampuan ini jauh lebih baik dari pada protocol POP3 (Post Office Protocol) yang hanya memperbolehkan kita mengambil/mengunduh semua pesan yang ada tanpa terkecuali. Beberapa kelebihan yang di miliki IMAP (Internet Message Access Protocol) adalah : (1)
Email disimpan pada remote server, yang berarti email dapat diakses secara bersamaan dari beberapa lokasi sekaligus.
(2)
Koneksi internet dibutuhkan untuk mengakses email
(3)
Menghemat kapasitas penyimpan komputer lokal.
(4)
Waktu reload email lebih cepat dan sinkronisasi antara email server dan komputer remote akan selalu terjadi secara otomatis saat anda melakukan aktivitas di komputer remote anda.
(5)
Terdapat pilihan untuk menyimpan email ke penyimpanan lokal. Dengan melihat kelebihan diatas yang terdapat pada protocol IMAP
maka dapat disimpulkan bahwa pemilihan protocol IMAP memiliki kriteria sebagai berikut : (1)
Ingin mengakses email dari beberapa tempat/perangkat.
(2)
Memiliki koneksi internet untuk mengakses email pada perangkat yang kamu gunakan secara terus menerus. 9
(3)
Kapasitas penyimpanan lokal terbatas.
1.1.6
QoS (Quality of Service) QoS (Quality of Service) adalah kemampuan suatu jaringan untuk
menyediakan layanan yang baik., sehingga QoS sangat di tentukan oleh kualitas jaringan yang di gunakan. QoS dapat dikatakan juga sebagai sebuah terminologi yang digunakan untuk mendefinisikan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat-tingkat jaminan layanan yang berbeda-beda. Adapun Parameter QoS yang digunakan dalam pengukuran adalah : 1.
Delay Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses
transmisi dari suatu titik ke titik lain yang menjadi tujuan. One Way Delay (OWD) adalah waktu yang dibutuhkan oleh satu paket dari tempat sumber ke tujuan. Waktu dari sumber ke tujuan kembali lagi ke sumber di sebut Round Trip Time (RTT). Menurut Urida Z Ilma (2011), semakin besar nilai delay maka akan semakin menurunkan performa dari suatu jaringan, karena itu nilai delay harus seminimum mungkin. Menurut Urida Z Ilma (dalam versi Tiphon), Kategori jaringan di bagi menjadi 4 bagian delay nya yaitu:
10
Tabel 2.1 kategori jaringan berdasarkan nilai delay (versi Tiphon) Kategori
Delay
Sangat Baik
0 ms
Baik
75 ms
Buruk
125 ms
Sangat buruk
225 ms
Menurut Urida Z Ilma
(2011),
persamaan yang digunakan untuk
menghitung delay adalah : Total delay ……………………………….(2.1)
Delay = Jumlah Total Packet
2.
Throughput Throughput adalah jumlah total kedatangan paket IP sukses yang diamati
ditempat pengukuran pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut (sama dengan, jumlah pengiriman paket IP sukses. Karena beban yang bervariasi dari pengguna lain yang menggunakan resource yang sama, bit-rate (throughput maksimum) yang dapat diberikan kepada aliran data tertentu mungkin terlalu rendah untuk layanan multimedia realtime jika semua aliran data mendapatkan prioritas penjadwalan yang sama. per servicesecond). Menurut Urida Z Ilma (2011), persamaan yang di gunakan untuk mencari throughput adalah : Jumlah data yang dikirim …...…………………………..(2.3)
Throughput = Waktu Pengiriman 11
3.
Packet loss
Packet loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision atau tabrakan antar paket dan congestion atau penuhnya traffic data pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi (pengiriman kembali) akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Umumnya perangkan jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer akan penuh, dan data baru tidak akan diterima. Nilai packet loss dalam jaringan internet semakin kecil semakin baik. Menurut Urida Z Ilma (dalam versi Tiphon), Kategori jaringan di bagi menjadi 4 bagian perform jaringan berdasarkan packet loss. Tabel 2.2 Kategori jaringan berdasarkan nilai packet loss ( versi Tiphon ) Kategori
Packet Loss
Sangat Baik
0%
Baik
3%
Buruk
15%
Sangat Buruk
25%
Menurut Urida Z Ilma (2011),
persamaan yang digunakan untuk
menghitung packet loss adalah : ( Packet Total Tercapture – Paket Terkirim ) X100% ……...(2.4)
Packet Loss = Paket Total Tercapture
12
1.2
Penelitian Terkait Urida Zidni Ilma (2011) dalam penelitiannya “Rancang Bangun dan
Analisa Quality of Services (QoS) pada Sistem Voice Over Internet Protocol (VoIP) menggunakan Open Source Elastix”, dimana tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui performansi QoS (Quality of Services). Dalam implementasi sistem ini dilakukan 2 kali pengujian, yaitu pengujian kestabilan dan pengujian buffer.
Dari
kedua
pengujian
tersebut
kemudian
akan
dibandingkan
performansinya dengan melakukan capture data menggunakan software Wireshark. Adapun parameter QoS yang akan diambil adalah delay, packet loss, dan throughput. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian diatas yaitu pengujian dan pengukuran menggunakan parameter QoS. Sama halnya dengan penelitian yang diatas, parameter QoS yang akan digunakan oleh penulis pada penelitiannya yaitu delay, throughput, dan packet loss. Yulianingsih (2012) dalam penelitiannya “ Analisa Efektivitas Performa Web Server menggunakan VMWARE”. Kesimpulannya menjelaskan bahwa dalam mengukur efektivitas dari performa web server dengan menggunakan VMWare Workstation yang dipasangkan beberapa operating system yang berbeda. hal ini menjadikan pengukuran dengan menentukan performa terbaik dari beberapa operating system yang dianggap ideal untuk mendukung kegiatan yang berhubungan dengan layanan berbasis Web. Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu metode penelitan yang digunakan yakni, pada penelitian diatas menggunakan 13
metode penelitian Squential Exploratory Design, sedangkan yang penulis gunakan adalah metode penelitan Experimental Research, untuk dapat mengetahui kinerja yang lebih efisien dari kedua protocol yakni protocol POP3 dan IMAP, sehingga dengan adanya penelitian ini di harapkan penelitian ini dapat di jadikan sebagai alternatif dalam menentukan protocol yang lebih efisien yang akan digunakan. Supriyanto (2005)
dalam penelitiannya “Perbandingan Enam Mail
Server yang bersifat Open Source”, dengan membandingkan beberapa MTA yang ada di Linux, di antaranya exim, qmail, courier-mta, postfix, sendmail, dan v mail server. Kriteria yang di pakai dalam membandingkan beberapa MTA adalah kemampuan untuk mengirimkan e-mail dengan baik, memiliki keamanan yang tinggi, dan dapat mencegah hilangnya e-mail saat pengiriman. Pada hasil penelitian, di posisi pertama adalah Postfix sebagai pilihannya. Dimana Postfix memiliki kecepatan dan keandalan dalam mengirimkan e-mail ke tujuan serta kemudahan konfigurasi dan kompabilitas yang tinggi terhadap sendmail. Sehingga Postfix menjadi pilihan yang lebih tepat berdasarkan pada hasil perbandingan antar ke enam mail server.
14