BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Logam Berat Logam berat adalah golongan logam yang memiliki pengaruh bila logam
ini berkaitan dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Istilah logam berat sebetulnya telah dipergunakan secara luas, terutama dalam perpustakaan ilmiah, sebagai suatu istilah yang menggambarkan bentuk dari logam tertentu. Karakteristik dari kelompok logam berat adalah sebagai berikut : memiliki spesifikasi graviti yang sangat besar (lebih dari 4), mempunyai nomor atom 22 – 34 dan 40 – 50 serta unsur – unsur lantanida dan aktinida, serta mempunyai respon biokimia khas (spesifik) pada organisme hidup. Logam berat biasanya menimbulkan efek – efek khusus pada makhluk hidup, yaitu dapat menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup. Sebagai contoh adalah logam air raksa (Hg), cadmium (Cd), timah hitam (Pb), dan Chrom (Cr). Sebagian dari logam – logam berat tersebut tetap dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam jumlah kecil. B.
Timbal (Pb) Timbal atau dalam kesehariannya lebih dikenal dengan nama timah
hitam, dalam bahasa ilmiahnya dinamakan plumbum, dan dilambangkan dengan Pb. Logam ini termasuk ke dalam kelompok logam – logam golongan IV-A pada Tabel Periodik unsur kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau
4
5
berat atom (BA) 207,2. Logam timbal atau Pb mempunyai sifat – sifat khusus sebagai berikut : merupakan logam yang lunak, tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, mempunyai titik lebur rendah, hanya 327,50 Celcius, mempunyai kerapatan yang lebih besar,
merupakan penghantar listrik yang tidak baik .
(Heryando Palar,1994) 1.
Sumber Timbal (Pb) Jumlah Pb di udara mengalami peningkatan yang sangat drastis. Asap
yang berasal dari cerobong pabrik sampai pada knalpot kendaraan telah melepaskan Pb ke udara, sehingga kandungan Pb di udara naik. Emisi Pb ke dalam lapisan atmosfer bumi dapat berbentuk gas dan partikulat. Emisi Pb yang masuk dalam bentuk gas, terutama berasal dari buangan gas kendaraan bermotor. Emisi tersebut merupakan hasil samping dari pembakaran yang terjadi dalam mesin – mesin kendaraan. Pb yang merupakan hasil samping dari pembakaran ini berasal dari senyawa tetrametil-Pb dan tetraetil-Pb yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor dan berfungsi anti ketuk (anti-knok) pada mesin – mesin kendaraan. Bahan additive yang biasa dimasukkan ke dalam bahan bakar kendaraan bermotor pada umumnya terdiri dari 62 % tetraetil-Pb, 18 % etilendikhlorida, 18 % etilendibromida dan sekitar 2 % campuran tambahan dari bahan – bahan yang lain. Jumlah senyawa Pb yang jauh lebih besar dibandingkan dengan senyawa – senyawa lain dan tidak terbakarnya Pb dalam peristiwa pembakaran menyebabkan jumlah Pb yang dibuang ke udara melalui asap buangan kendaraan menjadi sangat
6
tinggi. Disamping itu, dalam bahan bakar kendaraan bermotor biasanya ditambahkan etilendibromida (C2H4Br2) dan etilendikhlorida (C2H4Cl2). Senyawa tetrametil-Pb dan tetraetil-Pb dapat diserap oleh kulit. Hal ini disebabkan kedua senyawa tersebut dapat larut dalam minyak dan lemak. Sedangkan dalam lapisan udara tetraetil-Pb terurai dengan cepat karena adanya sinar matahari. Tetraetil-Pb akan terurai membentuk trietil-Pb, dietil-Pb, dan monoetil-Pb. Semua senyawa uraian dari tetraetil-Pb tersebut memiliki bau yang spesifik seperti bau bawang putih, sulit larut dalam minyak akan tetapi semua senyawa turunan ini dapat larut dengan baik dalam air. Senyawa – senyawa Pb dalam keadaan kering terdispersi di dalam udara, sehingga kemudian terhirup pada saat bernafas, dan sebagian akan menumpuk di kulit dan/atau terserap oleh daun tumbuhan (Heryando Palar,1994). 2.
Dampak Timbal (Pb) terhadap Kesehatan Senyawa Pb organik umumnya masuk kedalam tubuh melalui jalur
pernafasan dan/atau penetrasi melewati kulit. Penyerapan lewat kulit ini dapat terjadi disebabkan karena senyawa ini dapat larut dalam minyak dan lemak. Senyawa seperti tetraetil-Pb, dapat menyebabkan keracunan akut pada system saraf pusat, meskipun proses keracunan tersebut terjadi dalam waktu yang cukup panjang dengan kecepatan penyerapan yang kecil. Gejala keracunan timbal (Pb) antara lain perut mulas, sakit kepala, otot pegal dan paparan yang lama bisa menimbulkan gangguan pada otak. Timbal juga dapat meracuni sistem pembentukan darah merah, karena dapat menimbulkan gangguan pembentukan sel darah merah. Pada anak kecil, timbal dapat
7
menimbulkan penurunan Intellegent Quotient (IQ), dan pada orang dewasa dapat menimbulkan gangguan tekanan darah tinggi. Selain itu, timbal (Pb) juga dapat mengganggu fungsi ginjal, saluran pencernaan, sistem saraf pada remaja, menurunkan jumlah spermatozoa, gangguan pernafasan, kanker paru – paru dan alergi, menurunkan kemampuan darah untuk mengikat oksigen. Konsentrasi Pb dalam darah (PbB) pada taraf 40 50 µg/dl mampu menghambat sintesis hemoglobin yang pada akhirnya merusak hemoglobin darah. Standar WHO ambang batas kandungan Pb dalam darah 20 µg/100cc darah untuk dewasa dan 10 -30 µg/100cc untuk anak –anak (http://www.kbpp.org/makalah_ind/Dampak Pemakaian Bensin Bertimbal dan Kesehatan.pdf). 3.
Pb Normal dalam Tubuh Untuk dapat melakukan evaluasi terhadap keterpaparan oleh logam Pb,
perlu diketahui batas normal dari konsentrasi kandungan Pb dalam jaringan – jaringan dan cairan tubuh. Bila manusia terpapar oleh Pb dalam batasan normal atau dalam batasan toleransi, maka daya racun yang dimiliki oleh Pb tidak akan bekerja dan tidak menimbulkan pengaruh apa – apa. Tetapi bila jumlah yang diserap telah mencapai batas ambang dan atau bahkan melebihi batas ambang, maka individu yang terpapar akan memperlihatkan gejala keracunan Pb.
8
Tabel 1 Empat Kategori Pb Dalam Darah Orang Dewasa Kategori
µg Pb/100ml Darah
Deskripsi
A (normal)
< 40
Tidak terkena paparan atau tingkat paparan normal
B (dapat
40 - 80
ditoleransi)
Pertambahan penyerapan dari keadaan terpapar tetapi masih bisa ditoleransi
C (berlebih)
80 -120
Kenaikan penyerapan dari keterpaparan yang banyak dan mulai memperlihatkan tanda-tanda keracunan
D (tingkat bahaya)
> 120
Penyerapan mencapai tingkat bahaya dengan tanda – tanda keracunan ringan sampai berat
C.
Rambut Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit. Rambut
tumbuh dari folikel rambut yang merupakan lekukan jeluk di dalam epidermis. Folikel rambut dibatasi oleh sel epidermis dan diatas dasarnya terdapat papil tempat awal rambut tumbuh. Dalam keadaan sehat, bila rambut rontok maka akan diganti oleh sehelai lain yang tumbuh dari papil yang sama. Akar rambut berada
9
di dalam folikel. Pada ujung paling dalam, rambut sedikit lebih tebal dan ujungnya bulat. Bagian pangkal yang bulat ini menjepit sebuah papil pembuluh darah dan pertumbuhan rambut berasal dari sel lunak yang terdapat di daerah ini. Bagian yang keluar dari permukaan ialah batang rambut. Warna rambut disebabkan oleh pigmen di dalam epidermis. Berhubungan dengan folikel rambut terdapat otot polos kecil, yaitu erektor pilorum atau “ penegak rambut “, terdapat juga kelenjar sebaseus yang mengeluarkan sekret yang disebut sebum, yang berfungsi untuk mengkilapkan rambut (Evelyn C. Pearce, 2007). Rambut mempunyai kedudukan penting karena berkaitan langsung dengan fungsi rambut antara lain sebagai pelindung bagi kepala, penghangat dan petanda status sosial pada beberapa negara. Rambut dikatakan normal apabila selaput rambutnya masih sangat baik, celah imbrikasinya masih normal, memilki tekstur yang baik, dan memiliki tingkat elastisitas yang masih baik. Rambut dikatakan tidak sehat apabila kutikula pada rambut telah rusak, patah atau bahkan hilang, sehingga penampilan rambut menjadi kusam, tidak bercahaya dan mudah rapuh. Penyebabnya bisa berbagai macam, yaitu terlalu sering mencuci rambut, terlalu sering menyisir rambut, penggunaan hairdryer yang terlalu panas. Selain itu,pemakaian produk penataan pada saat proses bleaching,
pengeritingan
dan
pelurusan
rambut.
(http://lifestyle.okezone.com/index.php/Readstory/5-penyebab-kerusakan-rambut)
10
D.
Sopir Angkot Sopir angkot adalah orang yang pekerjaannya menyetir angkot.
Pekerjaan menjadi sopir angkot diminati oleh sebagian orang. Karena dengan menjadi sopir angkot mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari – hari. Salah satu keluhan dari sopir angkot adalah kelangkaan relatif jumlah penumpang. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah angkot yang sangat pesat. Disamping itu juga karena meningkatnya biaya mencari penumpang (terutama bensin) sehingga mengurangi pendapatan. Sopir angkot setiap hari berada dijalan raya, sehingga kontak langsung dengan polusi udara yang mempunyai dampak negatif bagi kesehatan. E. Analisa Pb dalam Rambut Ada tidaknya Pb dalam rambut atau sampel dapat diuji dengan analisa kualitatif. Sebelum dilakukan pengujian logam Pb secara kualitatif, zat – zat organik pada sampel dihilangkan terlebih dahulu dengan destruksi basah (wet digestion). Sampel didestruksi dengan campuran asam nitrat pekat dan asam perklorat selama 30 menit. Sampel didinginkan, selanjutnya ditambah akuades sampai volume tertentu kemudian dilakukan analisis secara kualitatif dan kuantitatif. 1. Prosedur Analisa Kualitatif a.
Sampel + HCl pekat → endapan putih
b.
Sampel + Na2S (netral atau asam encer) → endapan hitam timbal sulfida.
c.
Sampel + K2CrO4 → endapan kuning + HNO3 → endapan larut
11
d.
Sampel + larutan KI → endapan kuning timbal iodida.
e.
Sampel + H2SO4 pekat → endapan putih.
2. Prosedur Analisis Kuantitatif a. Metode Spektrofotometri Banyak senyawa atau turunannya yang mempunyai spektra pada daerah ultraviolet atau visibel, sehingga dapat dianalisis dengan cara spektrofotometer UV-VIS. Metode spektrofotometri sering digunakan dengan dasar untuk analisis suatu zat dalam jumlah kecil, pengerjaannya cepat, sederhana, praktis dan murah. Metode analisis yang dikembangkan umumnya cukup peka dan teliti serta mudah dalam menginterprestasikan hasil yang diperoleh. Metode spektrofotometri umumnya membandingkan absorbansi yang dihasilkan oleh suatu larutan yang diuji dengan absorbansi larutan baku. b. Spektrofotometri Serapan Atom Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) atau Atomic Absorption Spektrofotometri (AAS) merupakan analisis spektroskopi untuk penentuan kadar unsur – unsur metal dan semi metal dengan konsentrasi yang rendah (ppm/ppb) dalam suatu sampel. Tiap – tiap logam mempunyai panjang gelombang maksimum yang berbeda – beda dan khas, sehingga diperlukan berbagai jenis lampu katoda cekung atau Hollow Cathode Lamp. Prinsip pemeriksaannya adalah larutan sampel melalui suatu nyala diubah menjadi uap atom oleh lampu katoda cekung (Hollow Cathode Lamp). Beberapa diantara atom akan tetap tinggal sebagai atom bebas dalam keadaan dasar (Graound state). Atom – atom Graound state ini kemudian menyerap radiasi
12
yang diberikan sumber radiasi. Panjang gelombang yang dihasilkan oleh sumber radiasi sama dengan panjang gelombang yang dihasilkan oleh atom dalam nyala. Absorpsi ini mengikuti hukum Lambert Beer, yaitu absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi analit dalam sampel. Teknik analisisnya yaitu standard tunggal, kurva kalibrasi dan standard addisi.