5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Kerangka Pikir Kerangka pikir akan dijabarkan dalam bagan berikut ini :
ICT Center Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin adalah salah satu fakultas unggulan di Universitas Hasanuddin Makassar . Sebagai salah satu lembaga pendidikan, ICT Center FK. Kedokteran UNHAS memiliki fasilitas koneksi jaringan yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Fasilitas koneksi jaringan yang ada di ICT Center FK. Kedokteran UNHAS pada umumnya menggunakan sistem LAN sebagai media jaringan dimana konsep dasar sebuah LAN pada dasarnya adalah sekumpulan komputer atau device pada sebuah konsentrator dalam sebuah network yang sama, sehingga dengan kata lain, semua komputer yang berada pada satu LAN yang sama berarti berada pada satu broadcast domain.
Untuk itu dapat dikembangkan suatu Virtual Local Area Network sebagai media jaringan, dimana konsep sebuah VLAN bahwa tiap-tiap workstation atau user yang tergabung dalam satu VLAN / bagian (organisasi, kelompok dsb) dapat tetap saling berhubungan walaupun terpisah secara fisik.
Diharapkan dengan adanya simulasi Virtual Local Area Network ini memudahkan seorang administrator jaringan dalam mengimplementasikan dan merancang suatu jaringan Local Area Network yang tidak harus memperhatikan topologi yang sebenarnya. Dengan memanfaatkan teknologi Virtual Local Area Network jaringan akan menjadi lebih efektif dan efisien khususnya di ICT Center FK. Kedokteran UNHAS. Gambar 2.1 Kerangka Pikir
6
Dalam membangun suatu perancangan simulasi Virtual Local Area Network, pada dasarnya menggunakan beberapa komponen / media jaringan yang nantinya akan saling berinteraksi
dan menjadi satu kesatuan yang saling
berkaitan. Dalam pembanguan perancangan simulasi ini, penyusun menggunakan program simulasi Cisco Packet Tracer 6.0. 2.2
Kerangka Teoritis
2.2.1 Pengertian Simulasi Pengertian Simulasi menurut beberapa sumber, antara lain: 1. Simulasi adalah gerakan, gambaran, atau tindakan tiruan yang dilakukan untuk
menggambarkan sesuatu keadaan agar peristiwa atau proses yang
sebenarnya akan terjadi bias terlihat dengan jelas (Ensiklopedi Nasional Indonesia). 2. Simulasi merupakan suatu metodologi untuk melaksanakan percobaan dengan menggunakan model dari suatu sistem nyata (Siagian, 1987). 3. Simulasi dapat diartikan sebagai suatu sistem yang digunakan untuk memecahkan atau menguraikan persoalan-persoalan dalam kehidupan nyata yang penuh dengan ketidakpastian dengan tidak atau menggunakan model atau metode tertentu dan lebih ditekankan pada pemakaian komputer untuk mendapatkan solusinya (Kakiay, 2004). 4. Simulasi adalah proses merancang model matematis atau logis mengenai sistem nyata danmenjalankan eksperimen dengan computer terhadap model
7
tersebut untuk menguraikan, menerangkan, dan meramalkan kelakuan sistem nyata tersebut (Perry dan Hoover, 1989). Terdapat dua model simulasi yaitu Simulasi Analog dan Simulasi Simbolik. Simulasi Analog yaitu teknik simulasi yang mempergunakan representasi
fisik
untuk
menjelaskan
karakteristik
penting
dari
suatu
masalah.Simulasi Simbolik yaitu model matematik yang penyelesaiannya dipermudah dengan menggunakan komputer. Simulasi simbolik disebut juga dengan Simulasi Komputer. Tahapan dalam proses mensimulasikan suatu masalah adalah memformulasikan terlebih dahulu masalah yang akan dibuat simulasinya. Kemudian apakah masalah tersebut layak digunakan.Setelah itu disusun model dan dilakukan validasi model.Kemudian dilakukan penerapan simulasi dan setelahnya dilakukan analisis hasil.
2.2.2 Kelebihan dan kekurangan simulasi Menurut Alfian Batuaji dalam skripsinya yang berjudul “Studi Simulasi Sistem Kontrol Kanban dan Conwip”, simulasi memiliki keunggulan dan juga kekurangan. Keunggulan simulasi antara lain : a. Mampu mengakomodasi sistem yang kompleks. b. Fleksibel dan dapat memodelkan berbagai tipe sistem. c. Dapat melihat performansi sistem setiap saat, bahkan pada kondisi lain. d. Lebih leluasa mengendalikan eksperimen e. Tidak merusak sistem nyatanya. f. Memvisualisasikan realitas sistem.
8
g. Menunjang detail sebuah desain. h. Hasilnya dapat menjadi masukan perbaikan sistem i. Memungkinkan mempelajari sistem dengan frame waktu yang relatif panjang dalam waktu yang relative singkat.
Kelemahan simulasi antara lain : a. Sulit mengkontribusikan model riil yang kompleks ke dalam model simulasi. b. Sifatnya lebih cenderung preskriptif c. Hanya mampu menghasilkan nilai estimate-nya saja d. Sulit didapati hasil eksak dari parameternya.
2.3
Jaringan Komputer Secara umum kita dapat mendefinisikan jaringan komputer sebagai jaringan
koneksi antar komputer yang terhubung melalui suatu media, manfaat jaringan komputer diantaranya : 1. Berbagi pakai sumber daya (resource sharing) Dengan adanya jaringan komputer maka dapat berbagi pakai program, peralatan (printer, scanner, media penyimpanan) terutama data. Walaupun sumber daya tersebut berada pada jarak yang jauh tapi bagi pemakainya seolah-olah sumber daya tersebut dekat dengannya, 2. Kehandalan Tinggi, Jaringan komputer membuat suatu data atau program yang penting dapat digandakan pada beberapa komputer (mirroring). Hal ini sangat
9
berguna apabila salah satu penyedia layanan data atau program tersebut mati maka dapat segera dialihkan pada penyedia yang lain yang memberi layanan yang sama, 3. Efisiensi Lebih efisien bagi suatu perusahaan untuk mempunyai satu printer yang digunakan bersama-sama, daripada memiliki satu printer pada tiap komputer. 4. Media komunikasi. Jaringan komputer saat ini sangat berperan dalam menjalin komunikasi baik melalui teks, suara maupun video, setiap orang yang terhubung ke dalam jaringan yang sama dapat berinteraksi dengan mudah satu sama lain. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_komputer, Tanggal akses : 04/12/2013 2.4
Konsep Dasar Unified Modeling Language (UML)
2.4.1 Devinisi UML Menurut Nugroho (2010:6), ”UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk system atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi obje k).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.
10
UML sebagai sebuah bahasa yang memberikan vocabulary dan tatanan penulisan kata-kata dalam ‘MS Word’ untuk kegunaan komunikasi. Sebuah bahasa model adalah sebuah bahasa yang mempunyai vocabulary dan konsep tatanan / aturan penulisan serta secara fisik mempresentasikan dari sebuah sistem. UML adalah sebuah bahasa standard untuk pengembangan sebuah software yang dapat menyampaikan bagaimana membuat dan membentuk model-model, tetapi tidak menyampaikan apa dan kapan model yang seharusnya dibuat yang merupakan salah satu proses implementasi pengembangan software.
2.4.2 Komponen Unified Modeling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) terbagi menjadi sembilan jenis diagram masing-masing memiliki aturan-aturan tertentu dalam penyusunannya. Diagram-diagram tersebut tersusun atas sejumlah elemen grafis saling membentuk satu kesatuan dalam pemodelan software. Masing-masing diagram UML mempresentasikan berbagai sudut pandang terhadap sistem dan mendefinisikan apa yang dikerjakan oleh sistem bukan bagaimana cara sistem bekerja. Menurut Kimmel (2005) sembilan diagram UML tersebut dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan fungsinya yaitu : a. Diagram untuk requirement dan desain, terdiri dari tujan diagram, object diagram, sequence diagram, collaboration diagram, state diagram. b. Diagram mengenai organisasi umum software, terdiri dari satu diagram yaitu diagram package.
11
c. Diagram untuk implementasi, terdiri dari satu diagram, yaitu component dan deplopment diagram. Berikut penjelasan beberapa diagram diantaranya : 1. Class Diagram Menurut Dharwiyanti dan Wahono, class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/
properti)
suatu
sistem,
sekaligus
menawarkan
layanan
untuk
memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Table 2.1 Simbol Class Diagram NO
GAMBAR
NAMA
KETERANGAN Hubungan dimana objek
anak
Generalizatio
(descendent) berbagi perilaku dan
n
struktur data dari objek yang ada di
1 atasnya objek induk (ancestor). Upaya untuk menghindari asosiasi Nary 2
dengan lebih dari 2 objek. Association Himpunan dari objek-objek yang
3
Class
berbagi atribut serta operasi yang sama.
12
Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan 4
12ystem
yang
Collaboration menghasilkan
suatu
hasil
yang
terukur bagi suatu actor Operasi yang benar-benar dilakukan 5
Realization
oleh suatu objek. Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri
6
Dependency
(independent) akan mempegaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri Apa yang menghubungkan antara
7
Association
objek satu dengan objek lainnya
2. Use-Case Diagram Merupakan diagram yang dibuat pada awal pemodelan suatu software, karena diagram ini memberikan penjelasan umum (high level) antara system dengan ”dunia luar” serta fitur-fitur apa yang harus dimiliki oleh sistem dipandang dari dunia luar tersebut.selain itu use case memiliki suatu bentuk naratif yang memberikan standard informasi yang diperlukan dalam analisis, desain dan coding fitur-fitur tersebut. Bentuk use case ini disebut sebagai use case narrative. Table 2.2 Simbol Use Case Diagram
13
NO 1
GAMBAR
NAMA
KETERANGAN Menspesifikasikan himpuan peran yang
Actor
pengguna mainkan ketika berinteraksi dengan use case. Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen
2
(independent)
akan
elemen
bergantung
mandiri
mempengaruhi
Dependency elemen
Generalizati
yang yang
tidak
padanya mandiri
(independent). Hubungan dimana
objek
(descendent)
perilaku
berbagi
anak dan
3 on
struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor). Menspesifikasikan bahwa use case
4
Include sumber secara eksplisit. Menspesifikasikan bahwa use case target memperluas perilaku dari use
5
Extend case sumber pada suatu titik yang diberikan. Apa yang menghubungkan antara objek
6
Association satu dengan objek lainnya. Menspesifikasikan
7
System
paket
yang
menampilkan sistem secara terbatas.
14
Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan sistem yang menghasilkan 8
Use Case suatu hasil yang terukur bagi suatu actor Interaksi aturan-aturan dan elemen lain Collaborati
yang bekerja sama untuk menyediakan
on
prilaku yang lebih besar dari jumlah
9 dan elemen-elemennya (sinergi). Elemen fisik yang eksis saat aplikasi 10
Note
dijalankan dan mencerminkan suatu sumber daya komputasi
3. Sequence Diagram Menurut
Dharwiyanti
dan
Wahono (2003),
Sequence
Diagram
menggambarkan interaksi antar objek didalam dan disekitar sistem (termasuk pengguna display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence Diagram terdiri antar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek terkait). Sequence Diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaianlangkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.
Table 2.3 Simbol Sequence Diagram NO 1
GAMBAR
NAMA LifeLine
KETERANGAN Objek entity, antarmuka yang saling
15
berinteraksi.
Spesifikasi dari komunikasi antar objek 2
yang
memuat
informasi-
Message informasi tentang aktifitas yang terjadi Spesifikasi dari komunikasi antar objek
3
yang
memuat
informasi-
Message informasi tentang aktifitas yang terjadi
4. Activity Diagram Activity Diagram adalah teknik untuk mendeskripsikan logika procedural, proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity Diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart, tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah activity diagram bisa mendukung prilaku pararel sedangkan flowchart tidak bisa.
16
Table 2.4 Simbol Activity Diagram NO 1
GAMBAR
NAMA
KETERANGAN Memperlihatkan bagaimana masing-
Actifity
masing
kelas
antarmuka
saling
berinteraksi satu sama lain State dari sistem yang mencerminkan 2
3
Action eksekusi dari suatu aksi Bagaimana objek dibentuk
atau
diawali. Bagaimana
dan
Initial Node Actifity
objek
dibentuk
4 Final Node 5
dihancurkan Satu aliran yang pada tahap tertentu
Fork Node berubah menjadi beberapa aliran
2.5
Virtual Local Area Network (VLAN ) VLAN adalah suatu kelompok layanan jaringan yang tidak terbatas ke
suatu segmen fisik atau switch LAN. VLAN secara logika segmen jaringan swicth berdasar pada fungsi, project team, atau aplikasi organisasi dengan mengabaikan penempatan fisik atau koneksi ke jaringan. Fungsi VLAN secara logika membagi jaringan kedalam broadcast domain berbeda sehingga paket switch antar port yang dituju untuk VLAN yang sama. VLAN diciptakan untuk menyediakan layanan segmentasi biasa yang diberikan oleh router fisik dalam konfigurasi LAN. Router pada topologi VLAN menyediakan penyaringan broadcast, keamanan, dan mengatur lalulintas dalam sebuah jaringan.
17
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Vlan, tanggal akses : 04/12/2013 2.6
Protokol Jaringan Protokol adalah tata cara atau aturan komunikasi data didalam jaringan.
Untuk menyelenggarakan komunikasi berbagai macam vendor komputer diperlukan sebuah aturan baku yang standar dan disetujui berbagai pihak. Seperti halnya dua orang yang berlainan bangsa, maka untuk berkomunikasi memerlukan penerjemah/interpreter atau satu bahasa yang dimengerti kedua belah pihak. Dalam hal ini jaringan yang membentuk internet bekerja berdasarkan
suatu set protokol standar yang digunakan untuk menghubungkan jaringan komputer dan mengamati lalu lintas dalam jaringan. Protokol ini mengatur format data yang diijinkan, penanganan kesalahan (errorhandling), lalu lintas pesan dan standar komunikasi lainnya. Protokol standar pada internet dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control
Protocol/
Internet
Protocol).
Protokol
ini
memiliki
kemampuan untuk bekerja pada segala jenis komputer tanpa terpengaruh oleh perbedaan perangkat keras maupun sistem operasi yang digunakan.
18
Gambar 2. 1 Deskripsi TCP/IP Model Keterangan : Lapisan
Fungsi
Application
Layer yang langsung berinteraksi langsung dengan user. Data dikirimkan dengan format tertentu ke transport layer. Contoh: telnet, ftp, http dan lain-lain
Transport
Menangani pengiriman paket data ke host tujuan. Dua Protokol pada layer ini adalah: TCP – connection oriented UDP – connectionless oriented
Internet
Menangani routing paket data ke alamat tujuan protokol pada layer: IP, ICMP, ARP dan RARP
Network Access
Menangani routing paket data ke alamat tujuan Protokol pada layer: IP, ICMP, ARP, dan RARP
Tabel 2.5 Keterangan Lapisan Fungsi TCP/IP Adapun layanan yang diberikan oleh TCP/IP adalah : Layanan TCP/IP
Deskripsi
Network File Systems
Layanan client-server yang digunakan untuk melakukan dan/atau menggunakan sharing directory.
Dynamic Host Configuration Protocol
Layanan yang address secara clients.
memberikan IP otomatis kepada
19
Domain Name System
Layanan yang mendistribusikan basis data pemetaan nama komputer ke IP address dan sebaliknya.
Hypertext Transport Protocol
Layanan yang digunakan world wide web untuk menampilkan halaman text, Images, sound dan informasi multimedia lainnya menggunakan web browser.
File Transfer Protocol
Layanan yang menyediakan pertukaran data antar sistem.
Simple Mail Transfer Protocol
Layanan yang menyediakan pendistribusian mail messages kepada user.
Routing Information Protocol
Layanan yang menyediakan pendistribusian informasi routing secara otomatis antar sistem.
Tabel 2.6 Deskripsi Layanan TCP/IP 2.7
Topologi Jaringan Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan
komputer lainnya sehingga membentuk jaringan. Cara yang saat ini banyak digunakan adalah bus, token-ring, dan star network. Masing-masing topologi ini mempunyai ciri khas dengan kelebihan dan kekurangannya. 2.7.1 Topologi Bus Pada topologi bus digunakan sebuah kabel tunggal atau kabel pusat di mana seluruh workstation dan server dihubungkan.
20
Gambar 2. 2 Topologi Jaringan Bus Adapun keuntungan dari topologi jaringan bus adalah sebagai berikut : 1. Hemat kabel, 2. Layout kabel sederhana, 3. Pengembangan jaringan atau penambahan workstation baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstation lain. Kerugian dari topologi jaringan bus adalah sebagai berikut : 1. Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil, 2. Kepadatan lalu lintas transfer data pada jalur utama, 3. Kelemahan dari topologi ini adalah bila terdapat gangguan di sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan, 4. Diperlukan repeater untuk jarak jauh.
2.7.2 Topologi Star Pada topologi Star, masing-masing workstation dihubungkan secara langsung ke server atau hub. Keunggulan dari topologi tipe Star ini adalah bahwa
21
dengan adanya kabel tersendiri untuk setiap workstation ke server, maka bandwidth atau lebar jalur komunikasi dalam kabel akan semakin lebar sehingga akan meningkatkan unjuk kerja jaringan secara keseluruhan.
Gambar 2. 3 Topologi Start
Keuntungan dari topologi ini adalah : 1. Paling fleksibel, 2. Pemasangan/perubahan stasiun sangat mudah dan tidak menggangu bagian jaringan lain, 3. Kontrol terpusat, 4. Kemudahan
deteksi
dan
isolasi
kesalahan/kerusakan
pengelolaan jaringan Kerugian dari topologi ini adalah sebagai berikut : 1. Boros kabel, 2. Perlu penanganan khusus, 3. Kontrol terpusat (hub) jadi elemen yang kritis.
22
2.7.3 Topologi Ring Di dalam topologi ring semua workstation dan server dihubungkan sehingga terbentuk suatu pola lingkaran atau cincin. Tiap workstation ataupun server akan menerima dan melewatkan informasi dari satu komputer ke komputer lain, bila alamat-alamat yang dimaksud sesuai maka informasi diterima dan bila tidak informasi akan dilewatkan.
Gambar 2. 4 Topologi jaringan Ring Kelemahan dari topologi ini adalah setiap node dalam jaringan akan selalu ikut serta mengelola informasi yang dilewatkan dalam jaringan, sehingga bila terdapat gangguan di suatu node maka seluruh jaringan akan terganggu. Keunggulan topologi ring adalah tidak terjadinya collision atau tabrakan pengiriman data seperti pada topologi bus, karena hanya satu node dapat mengirimkan data pada suatu saat. 2.8 Media Transmisi
23
Media transmisi adalah media yang dapat digunakan untuk mengirimkan informasi dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam jaringan, semua media yang dapat menyalurkan gelombang listrik atau elektromagnetik atau cahaya dapat dipakai sebagai media pengirim, baik untuk pengiriman dan penerimaan data. Pilihan media transmisi (pengirim) untuk keperluan komunikasi data tergantung pada beberapa faktor, seperti harga, performance jaringan yang dikehendaki, adapun jenis – jenis media transmisi adalah sebagai berikut: 2.8.1 LAN Cabling Network cabling pada jaringan LAN, umumnya menggunakan tipe kanel UTP. Pada kabel UTP terdapat 4 pasang kawat yang dikelompokan dalam 4 warna yang berbeda: Tabel 2.7 Keterangan Warna Kabel UTP
PAIR
Warna
PAIR 1
Blue (bl), White-Blue (wbl)
PAIR 2
Orange(o), White-Orange (wo)
PAIR 3
Green (g), White-Green ( wg)
PAIR 4
Brown (Br), Wite-Brown (wbr)
24
Tipe coneksi kabel pada jaringan LAN: 1. Straight-Trough Cable
Digunakan untuk Koneksi: a. Switch – Router b. Switch – PC atau Server c. Hub – PC atau Server 2. Crossover Cable
25
Digunakan untuk Koneksi: a. Switch – Switch b. Switch – Hub c. PC - PC
2.8.2 Hub Seperti umumnya suatu sinyal listrik yang dikirim lewat suatu media perantara, semakin jauh dari pemancar akan makin melemah sehingga pada suatu tempat tertentu sinyal tersebut tidak lagi dapat diterima dengan baik. Hub adalah suatu peralatan jaringan yang berfungsi untuk memperkuat sinyal yang dikirim agar dapat diteruskan ke komputer lain pada jarak jauh namun tidak memiliki tingkat kecerdasan untuk menentukan tujuan akhir informasi yang dikirim. Hub hanya mempunyai satu Collision domain. 2.8.3 Switch Switch adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan beberapa LAN (Lokal Area Network) yang terpisah serta menyediakan filter paket antar
26
LAN. Pada switch disediakan jalur tersendiri untuk setiap port, artinya setiap port di switch mempunyai Collision domain tersendiri yang sangat mempercepat pengiriman data pada jaringan. 2.8.4 Router Sama seperti Switch, router digunakan untuk menghubungkan dari satu jaringan ke jaringan lain. Router akan memilih jalur terbaik untuk melewatkan suatu data berdasarkan alamat tujuan dan alamat asal. Router dapat mengarahkan lalu-lintas data untuk mencegah tumbukan atau collosion dan cukup pintar untuk mengetahui kapan untuk mengarahkan lalu-lintas sepanjang jalur utama dan jalur alternatif. Dalam dunia jaringan, router dapat berupa router buatan pabrik misal router buatan Cisco dapat juga berupa router PC artinya komputer yang di-setting menjadi suatu router. 2.9 IP Address dan Subnetting 2.9.1 IP Address IP Address merupakan sarana yang digunakan agar paket data dapat mencapai tujuan. Di dalam jaringan, pengiriman suatu paket data membutuhkan alamat sebagai identitas tujuan suatu data akan dikirim (Destination Address) dan asal paket (Source Address). Namun untuk mengirimkan paket data ke sistem yang berbeda, dibutuhkan sistem pengalamatan yang bersifat universal dan dapat dikenali oleh masing – masing sistem. IP Address ditetapkan sebagai sistem
27
pengalamatan yang universal karena memiliki karakteristik yang lebih baik dibanding sistem pengalamatan yang lain. Pengalamata IP Address harus unik dan mempunyai format dalam bilangan binary yang terdiri dari 32-bit dan dibagi atas 4 kelompok 8-bit bilangan binary atau sering disebut dengan istilah oktal. Format IP Address: Binary 00000000.00000000.00000000.00000000
Decimal = 0.0.0.0
s/d 11111111.11111111.11111111.11111111
= 255.255.255.255
IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian: Network – ID
Bit Network – ID
Host-ID
= berperan dalam identifikasi network address
Bit Host – ID = berperan dalam identifikasi host dalam suatu network Seluruh host yang terkoneksi dalam jaringan yang sama memiliki bit network – ID yang sama. Dalam pengalamatan IP Address harus di memperhatikan
Class IP
Address, karena Class IP Address menentukan banyaknya alamat host yang kita perlukan, adapun class - class dalam IP address :
28
1. Class A 0 – 127
0 – 255
0 – 255
0 – 255
0nnnnnnn
hhhhhhhh
hhhhhhhh
hhhhhhhh
Bit-bit Network
Bit-bit Host
Spesifikasi: Bit Network-ID
: 8-bit (Oktal pertama)
Bit Host-ID
: 24-bit (Oktal ke-2 hinga ke-40)
Format Bit
: Bit pertama pada oktal pertama = 0
Range Network
: 1.0.0.0-126.0.0.0
Netmask
: 255.0.0.0
Jumlah Net work Address
: 126 Net work Address
Jumlah Host / Network
: (256)³ - 2 Host
2. Class B 128 – 191
0 – 255
0 – 255
0 - 255
10nnnnnn
nnnnnnnn
hhhhhhhh
hhhhhhhh
29
Bit-bit Network
Bit-bit Host
Spesifikasi: Bit Network-ID
: 16-bit (Oktal pertama dan ke-2)
Bit Host-ID
: 16-bit (Oktal ke-3 hinga ke-4)
Format Bit
: Bit pertama pada oktal pertama =10
Range Network
: 128.0.0.0 - 191.255.0.0
Netmask
: 255.255.0.0
Jumlah Net work Address
: (64) * (256) Net work Address
Jumlah Host / Network
: (256)² - 2 Host
3. Class C 192 – 223
0 – 255
0 – 255
0 – 255
110nnnnn
nnnnnnnn
nnnnnnnn
Hhhhhhhh
Bit-bit Network
Bit-bit Host
Spesifikasi: Bit Network-ID
: 24-bit (Oktal pertama, ke-2dan ke
-3) Bit Host-ID
: 16-bit (Oktal ke-4)
30
Format Bit
: Bit pertama , kedua dan ketiga pada oktal pertama = 110
Range Network
: 192.0.0.0 – 223.255.255.0
Netmask
: 255.255.255.0
Jumlah Net work Address
: (32) * (256)² Net work Address
Jumlah Host / Network
: (256) - 2 Host
2.9.2 Subnetting Proses Subnetting dapat membuat sejumlah network tambahan dengan mengurangi jumlah maksimum host yang ada pada tiap network tersebut. Beberapa bit pada bagian network-ID, network address pada suatu jaringan tunggal dipecah menjadi beberapa subnetwork dengan menggeser garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP address. Adapun tujuan dari subnetting: 1.
Menghemat penggunan IP Public.
2.
Mengurangi
tingkat
kongesti
(kemacetan) komunikasi data didalam jaringan. 3.
Mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang di gunakan dalam suatu network.
4.
Memecah Brodcast Domain.
31
Untuk membagi alamat network dan alamat host di dalam
VLAN
menggunakan subnetting dengan teknik VLSM (Variable Lenght Subnetting Mask), yang merupakan sebuah cara yang sederhana untuk mengambil satu network dan menciptakan banyak network menggunakan subnet mask dengan panjang yang berbeda – beda di berbagai rancangan
network yang berbeda
tipenya.
3.1 Dasar-dasar Konfigurasi VLAN Dalam lingkungan Switch menyaring lalulintas pada jaringan yang memberikan workstation bekerja secara penuh dedicated badwidth untuk mengirim dan menerima paket. Switch tidak sama seperti system shared-hub yang hanya satu workstation yang dapat mengirim pada suatu waktu, jaringan switch memberikan berbagi transmisi secara bersamaan dalam broadcast domain. Pada jaringan switch, station dipasang secara berpasangan untuk semua komunikasi tanpa mempengaruhi komunikasi pasangan station lain. VLAN baik sebagai jaringan end-to-end atau di dalam batasan – batasan geografis. Berikut adalah ini adalah karakteristik dari VLAN jaringan end-to-end:
32
1.
Pemakai dikelompokan dalam VLAN yang tidak terikat pada lokasi fisik, tetapi bergantung pada kelompok atau fungsi pekerjaan.
2.
Ketika
pemakai
bergerak
disekitar
kampus, keanggotaan VLAN untuk pemakai harus tidak berubah. 3.
Setiap VLAN membutuhkan pengamanan untuk semua anggota.
Untuk konfigurasi atau memeriksa status Switch, hubungkan Switch dengan komputer untuk membangun sesi komunikasi, gunakan kabel Rollover untuk menghubungkan port console pada Switch ke port COM pada computer.
Gambar 2.5 Hubungan Antara Switch Dengan PC
3.1.1 Konfigurasi Static VLAN
33
Static VLAN adalah port pada switch yang diberikan secara manual untuk suatu VLAN dengan menggunakan manajemen aplikasi VLAN atau dengan aktif secara langsung diberikan pada switch. Port ini menjaga konfigurasi yang diberikan pada port yang diubah secara manual. VLAN akan bekerja dengan baik pada jaringan dimana berikut yang benar: 1.
Langkah pengendalian dan pengaturan.
2.
Sofware manajemen VLAN yang sempurna untuk konfigurasi port.
3.1.2 Konfigurasi Dinamic VLAN Dinamic VLAN tidak mengandalkan port bagi VLAN tertentu. Petunjuk berikut harus diikuti ketika mengkonfigurasi VLAN pada switch Cisco 29xx: 1. Jumlah maksimum VLAN tergantung pada switch 2. VLAN 1 adalah salah satu faktor default VLAN 3. VLAN 1 secara default merupakan Ethernet VLAN 4. Cisco Discovery Protokol (CDP) dan VLAN Trunting Protokol (VTP) menyatakan pengiriman VLAN 1. 5. IP address Catalyst 29xx merupakan broadcasr domain dalam VLAN 1 secara default. 6. Switch dalam mode server VTP untuk membuat, menambahkan, atau menghapus VLAN
34
3.2 Pengelompokan VLAN Secara umum, VLAN dapat dikelompokkan berdasarkan sifat-sifat berikut: 1. Port Kebanyakan VLAN diimplementasikan dengan keanggotaan VLAN berdasarkan kelompok port pada switch. Sebagai contoh port 1, 2, 3, 7 dan 8 pada suatu switch membentuk VLAN A, sementara port yang lainnya (4, 5 dan 6) membentuk VLAN B. Pada awalnya VLAN hanya dapat diimplementasikan pada satu switch. Tetapi saat ini VLAN dapat diimplementasikan pada banyak switch, sebagai contoh port 1 dan 2 pada switch 1 dengan port 4, 5, 6, 7 dan 8 pada switch 2 membentuk VLAN A, sementara port 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 pada switch 1 dengan port 1, 2 dan 3 pada switch 2 membentuk VLAN B. Pengelompokan port adalah metoda yang paling biasa digunakan pada pendefinisian keanggotaan VLAN, dan proses konfigurasinya cukup mudah. Salah satu kerugian mendefinisikan VLAN berdasarkan port adalah manajer jaringan harus merekonfigurasi keanggotaan VLAN ketika salah satu user berpindah dari satu port ke port lainnya. Tabel 3.1 Port dan VLAN PORT
1
2
3
4
VLAN
2
2
1
2
Kelemahannya adalah user tidak bisa untuk berpindah pindah, apabila harus berpindah maka Network administrator harus mengkonfigurasikan ulang. 2. MAC address
35
Keanggotaan suatu VLAN didasarkan pada MAC address dari setiap workstation /komputer yang dimiliki oleh user. Switch mendeteksi/mencatat semua MAC address yang dimiliki oleh setiap Virtual LAN. MAC address merupakan suatu bagian yang dimiliki oleh NIC (Network Interface Card) di setiap workstation. Kelebihannya apabila user berpindah pindah maka dia akan tetap
terkonfigurasi
sebagai
anggota
dari
VLAN
tersebut.
Sedangkan
kekurangannya bahwa setiap mesin harus di konfigurasikan secara manual , dan untuk jaringan yang memiliki ratusan workstation maka tipe ini kurang efissien untuk dilakukan. Tabel 3.2 MAC address dan VLAN MAC ADDRESS
VLAN
132516617738 272389579355 536666337777 244441255566
1 2 2 1
3. Berdasarkan tipe protokol yang digunakan Keanggotaan VLAN juga bisa berdasarkan protocol yang digunakan : Tabel 3.3 Protokol dan VLAN PROTOKOL
IP
IPX
VLAN
1
2
4. Berdasarkan Alamat Subnet IP
36
Subnet IP address pada suatu jaringan juga dapat digunakan untuk mengklasifikasi suatu VLAN Tabel 3.4 IP Subnet dan Vlan IP SUBNET
22.3.24
46.20.45
VLAN
1
2
5. Berdasarkan Aplikasi atau Kombinasi Lain Sangat dimungkinkan untuk menentukan suatu VLAN berdasarkan aplikasi yang dijalankan, atau kombinasi dari semua tipe di atas untuk diterapkan pada suatu jaringan. Misalkan: aplikasi FTP (file transfer protocol) hanya bisa digunakan oleh VLAN 1 dan Telnet hanya bisa digunakan pada VLAN 2. 3.2.1 Keuntungan Penggunaan VLAN Beberapa keuntungan penggunaan VLAN antara lain: 1. Security – keamanan data dari setiap divisi dapat dibuat tersendiri, karena segmennya bisa dipisah secara logika. Lalu lintas data dibatasi segmennya. 2. Cost reduction – penghematan dari penggunaan bandwidth yang ada dan dari upgrade perluasan network yang bisa jadi mahal. 3. Higher performance – pembagian jaringan layer 2 ke dalam beberapa kelompok broadcast domain yang lebih kecil, yang tentunya akan mengurangi lalu lintas packet yang tidak dibutuhkan dalam jaringan. 4. Broadcast storm mitigation – pembagian jaringan ke dalam VLAN-VLAN akan mengurangi banyaknya device yang berpartisipasi dalam pembuatan
37
broadcast storm. Hal ini terjadinya karena adanya pembatasan broadcast domain. 5. Improved IT staff efficiency – VLAN memudahkan manajemen jaringan karena pengguna yang membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi dalam segmen yang sama. 3.3 Perangkat Lunak 3.3.1 Cisco Packet Tracer
3.4
Metode Black Box Pengujian
black
box
berfokus
pada
persyaratan
fungsional
interface/perangkat lunak.Dengan demikian, pengujian black box memungkinkan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeringsa fungsional dari interface/perangkat lunak. Menurut William Perry (1995 : 178), ada banyak metode pengujian sistem aplikasi. Tim uji khawatir bahwa semua bentuk pengujian terjadi karena organisasi memiliki kemungkinan keberhasilan tertinggi ketika menginstal sistem aplikasi baru. Berikut jenis tes yang harus ditangani oleh tim uji selama pengujian. 1. Manual, Regression and Functional Testing (Reliability) 2. Compliance Testing (Autorization) 3. Functional Testing (File Integrity)
38
4. Functional Testing (Audit Trail) 5. Recovery Testing (Continuity of Testing) 6. Stress Testing(Service Level) 7. Compliance Testing (Security) 8. Testing Complies with Methodology 9. Functional Testing (Correctness) 10. Manual Support Testing (Ease of Use) 11. Inspactions (Maintainability) 12. Disasater Testing (Portability) 13. Functional and Regression Testing (Coupling) 14. Compliance Testing (Performance) 15. Operations Testing (Ease of Operations) Diantara metode pengujian di atas, maka penulis memfokuskan pengujian blackbox menggunakan functional testing. Dimana, metode pengujian functional testing ini membantu dalam menguji fungsi-fungsi tombol menu dari tampilan sistem yang akan dirancang.