12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini, peneliti sangat membutuhkan referensi dari penelitian terdahulu untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Dalam hal ini peneliti mengacu pada beberapa acuan dibawah ini: 1.
Islamylia dan Mutia (2016), dalam jurnalnya ”Pengaruh Sikap, Norma Subjektf, Kontrol Perilaku, Dan Motivasi Spritual Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Dalam Memilih Konsentrasi Akuntansi Syariah Di Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala” dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang menjelaskan hubungan variabel. Dengan tekhnik pengumpulan data menggunakan data primer dan analisis dengan regresi menggunakan aplikasi SPSS. 20 dengan 59 responden. Dan hasil pada penelitian ini menunujukan bahwa sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, motivasi spiritual secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa dan keempat variabel secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat mahasiswa akuntansi dalam memilih konsentrasi akuntansi Syariah di fakultas ekonomi Unsyiah. Hal ini mencerminkan bahwa variabel independen
sikap,
norma,
kontrol
perilaku
yang
baik
dapat
13
meningkatkan niat mahasiswa untuk mengambil konsentrasi akuntansi syariah si Unsyiah. Penelitian diatas memotivasi peneliti dari variabel sikap, norma subyektif, dan variabel kontrol perilaku (dalam hal ini meneliti tentang ada tidaknya hambatan bagi mereka dalam melanjutkan studi). Penelitian ini berbeda pada objek, waktu dan tempat penelitian. Penelitian yang akan peneliti lakukan lebih dikhususkan pada niat siswa jurusan perbankan syariah di SMK untuk melanjutkan studi pada jurusan yang sama. 2.
Cendrawi (2015), dalam jurnal yang berjudul “Minat Mahasiswa Baru Program Studi Akuntansi Dalam Memilih Jurusan Perkuliahan” dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh variabel sikap (attitude towards behavior), variabel norma subyektif (subyektif norms), kendali perilaku ( perceived behavioral control) terhadap
minat perilaku
mahasiswa baru jurusan akuntansi dalam memilih jurusan akuntansi sebagai jurusan utama kuliah. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel sikap (attitude towards behavior) dan variabel kontrol keperilakuan persepsian (perceived behavior control) berpengaruh positif terhadap minat(intention) dalam memilih jurusan perkuliahan. Sedangkan variabel norma subjektif (subjektif
14
norm) tidak berpengaruh terhadap minat (Intention), dalam memilih jurusan perkuliahan. Penelitian diatas memotivasi peneliti dari variabel sikap, norma subyektif (mematuhi kehendak lingkungan atau kerabat dekatnya), dan variabel kontrol perilaku (dalam hal ini meneliti tentang ada tidaknya hambatan bagi mereka dalam melanjutkan studi). Penelitian ini berbeda pada objek, waktu dan tempat penelitian.berbeda pada subjek, waktu dan tempat penelitian. Penelitian ini lebih dikhususkan pada niat siswa jurusan perbankan syariah di SMK untuk melanjtukan studi pada jurusan yang sama. 3.
Mirawati, dkk. (2016) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Dan Persepsi Kontrol Keperilakuan, Terhadap Niat Siswa SMK Di Kota Denpasar Untuk Menjadi Wirausaha” penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel sikap berwirausaha, variabel norma subjektif, dan persepsi kontrol keperilakuan terhadap niat menjadi wirausaha. Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMK Kelas XII di Kota Denpasar, dengan jumlah sampel 100 orang siswa, yang diambil menggunakan metode purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan menggunakan uji analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap berwirausaha, norma subjektif, dan persepsi kontrol keperilakuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat menjadi wirausaha. Disarankan kepada pihak sekolah untuk mengadakan seminar kewirausahaan dengan
15
mengundang wirausaha muda sukses, yang dapat menjadi inspirasi bagi siswa, dalam upaya meningkatkan sikap positif siswa terhadap profesi wirausaha. Dukungan dari orang tua sangat diperlukan untuk mendorong timbulnya niat siswa menjadi wirausaha. Dalam proses pembelajaran, perlu upaya konkrit guru untuk menanamkan jiwa kepemimpinan, yang merupakan salah satu modal bagi seseorang untuk menjadi wirausaha. Penelitian diatas memotivasi peneliti dari variabel sikap, norma subyektif (mematuhi kehendak lingkungan atau kerabat dekatnya), dan variabel control perilaku (dalam hal ini meneliti tentang ada tidaknya hambatan bagi mereka dalam melanjutkan studi). Penelitian ini berbeda pada objek, waktu dan tempat penelitian.berbeda pada subjek, waktu dan tempat penelitian. Dalam penelitian diatas melihat niat siswa SMK Kelas XII di Kota Denpasar untuk berwirausaha. Sedangkan penelitian yang akan saya lakukan lebih dikhususkan pada niat siswa jurusan perbankan syariah di SMK untuk melanjutkan studi pada jurusan yang sama. 4.
Armalita dan Yuriani (2016) dalam jurnal yang berjudul “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Untuk Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas Xii Jurusan Tata Boga Di Smk Negeri 4 Dan Smk Negeri 6 Yogyakarta” hasil dari penelitin ini adalah Faktor-faktor internal (perhatian, kebutuhan, motivasi, keingintahuan,semangat dan aktivitas) minat mempengaruhi minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi di SMK Negeri 4 Yogyakarta mempunyai mean 42.65 dengan kategori sedang dan persentase sebesar 90% dan di SMK Negeri
16
6 Yogyakarta mempunyai mean 44.73dengan kategori sedang dan persentase sebanyak 95%. Faktor-faktor eksternal (orang tua, teman, guru, sekolah dan fasilitas) yang mempengaruhi minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi di SMK Negeri 4 Yogyakarta mempunyai mean 39.66 dengan kategori sedang dan persentase sebesar 93.33% dan di SMK Negeri 6 Yogyakarta mempunyai mean 40.18 dengan kategori sedang dan persentase sebesar 90% . Penelitian diatas memotivasi peneliti dari variabel variabel faktor faktor eksternal yang melihat pengaruh orang orang tua teman atau guru dalam membantu meningkatkan minat, yang dalam penelitian saya termasuk dalam variabel norma subjektif. Penelitian ini berbeda pada objek, waktu dan tempat penelitian, dan beberapa variable lain. Dalam penelitian diatas melihat Faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan studi keperguruan tinggi pada siswa smk tata boga. Sedangkan penelitian yang akan saya lakukan lebih dikhususkan pada niat siswa jurusan perbankan syariah di SMK untuk melanjtukan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama. 5.
Fitria dan Yani (2014). Dalam jurnal yang berjudul“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Memilih Perguruan Tinggi Ekonomi Islam (Studi Kasus : Stei Sebi)” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat tersebut, dan faktor apa saja yang paling dominan berpengaruh terhadap minat mahasiswa. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode
17
analisischi-square yang diolah melalui software SPSS 16.0 for windows. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa nilai X2 hitung lebih lebih besar dari X2 tabel, sehingga terdapat hubungan antara indikator motivasi, keinginan mempelajari Ekonomi Islam, cita-cita menjadi ahli Ekonomi Islam, beasiswa dan citra kampus terhadap kepuasan minat mahasiswa. Setelah melakukan analisis terhadap data yang diperoleh dari responden, maka peneliti menyimpulkan bahwa faktor dominan yang memiliki hubungan dengan minat mahasiswa adalah faktor promosi motivasi dan keinginan mempelajari Ekonomi Islam dengan nilai X2 hitung masing-masing 25,998 dan 25,287. Penelitian diatas memotivasi peneliti pada sikap, dan variabel lingkungan, yang dalam penelitian saya adalah variabel norma subjektif atau variabel motivasi tentang pengaruh teman, kerabat,keluarga, guru, orang tua dan lain-lain dalam mempengaruhi minat. Penelitian ini berbeda pada subjek, waktu, tempat penelitian dan beberapa variabel lain. Dalam penelitian diatas melihat faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa Memilih Perguruan Tinggi Ekonomi islam. Sedangkan penelitian yang akan saya lakukan lebih dikhususkan pada niat siswa jurusan perbankan syariah di SMK untuk melanjtukan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama. 6. Wicaksana (2012) dalam skripsinya dengan judul “Niat Mahasiswa Epi UMY untuk berjenjang karir Diindustri Perbankan Syari‟ah (Kajian Teori: Aplikasi Theory Of Planned Behavior)” hasil penelitian ini adalah
18
variabel niat Mahasiswa EPI UMY untuk berjenjang karir di industri perbankan syari‟ah dipengaruhi secara bersama-sama oleh variabel bebasnya yakni: sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol keperilakuan yang dirasakan sebesar 69,3%. Sedangkan sisa 30,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Penelitian diatas memotivasi peneliti dari variabel sikap, norma subyektif (mematuhi kehendak lingkungan atau kerabat dekatnya), dan variabel kontrol perilaku (dalam hal ini meneliti tentang ada tidaknya hambatan bagi mereka dalam melanjutkan studi). Penelitian ini berbeda pada objek, waktu dan tempat penelitian.Dalam penelitian diatas melihat niat siswa mahasiswa EPI UMY berjenjang karir diindustri perbankan syariah. Sedangkan penelitian yang akan saya lakukan lebih dikhususkan pada niat siswa jurusan perbankan syariah di SMK untuk melanjtukan studi pada jurusan yang sama. B. Kerangka Teori 1.
Ruang Lingkup Niat a.
Pengertian Niat Menurut (Ajzen 2005) Niat adalah keinginan dalam diri seseorang untuk melakukan tindakan atau perilaku. Niat dapat bisa saja berubah sewaktu-waktu (Jogiyanto, 2008:
57). Niat juga
merupakan tindakan seberapa berani seseorang dalam mencoba sesuatu (Dharmesta, 1998), Niat merupakan tahap kecenderungan
19
seseorang untuk bertindak, sebelum benar-benar melakukan sebuah keputusan berperilaku dilaksanakan. (Kurniawan, Suryono dan Bambang, 2007) Theory of planned behavior adalah teori yang menjelaskan keinginan ataupun rencana seseorang dalam melakukan suatu tindakan perilaku. Ketika seseorang memiliki keinginan dan rencana yang kuat maka akan semakin kuat pula niat seseorang tersebut dalam berperilaku. (Jogiyanto, 2008: 29) Dari definisi
diatas,
maka disimpulkan bahwa niat
merupakan keinginan atau rencana seseorang dalam melakukan suatu perilaku. b.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Niat Menurut Ajzen (1985) dalam Jogiyanto ( 2008: 36-43), niat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: 1) Sikap Sikap adalah keyakinan seseorang terhadap sesuatu yang sifatnya menguntungkan atau kurang menguntungkan baginya. Dalam hal melakukan tindakan berperilaku. 2) Norma Subjektif Norma subjektif merupakan pengaruh tekanan dari pihak luar atau pemberi acuan terhadap individu untuk melakukan perilaku tertentu. 3) Kontrol Perialku
20
Kontrol perilaku
adalah perasaan mudah atau sulitnya
individu dalam mengambil keputusan berperilaku. Niat individu untuk melakukan tindakan perilaku dapat ditentukan oleh persepsinya tentang tingkat kemudahan atau kesulitan untuk berperilaku. Ketika individu merasa suatu hal itu mudah maka dapat meningkatkan niat seseorang untuk melakukan perilaku, begitu pula sebaliknya. Menurut Islamylia dan Mutia (2016) faktor motivasi spiritual pemilihan
dapat
mempengaruhi
program
studi.
Dan
intensi
mahsiswa
Arikunto,
(2009:
dalam 119)
menyatakan bahwa Pemahaman juga adalah faktor yang mempengaruhi minat siswa. Seorang siswa dikatakan memiliki pehaman ketika dia diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami suatu objek, atau memahami hubungan yang sederhana antara fakta dan konsep. Dalam hal ini peneliti mengadopsi teori perilaku beralasan (TPB) sebagai konsep untuk melihat pengaruhnya terhadap Niat siswa untuk Melanjtukan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama. c.
Indikator-Indikator Niat Menurut Dharmesta (1998) mengukur indikator niat dapat dilakukan dengan menanyakannya langsung pada responden. Niat
21
dapat juga merupakan usaha indvidu dalam melakukan perilaku. (Jogiyanto, 2008: 30) Dalam Beberapa penelitian mengatakan bahwa penggunaaan kata minat dan niat (intensi) diartikan dengan makna yang sama. peneliti sependapat dengan hal ini karena beberapa definisi minat dibawah ini hampir serupa dengan pengertian niat yang dipaparkan oleh Ajzen. Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih perguruan tinggi sebagai kelanjutan setelah lulus sekolah menengah yang ditandai dengan perasaan senang, adanya keinginan, perhatian, dorongan dan kemauan, kebutuhan dan harapan. (Syah, 2009:175) Minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi merupakan kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi setelah lulus dari sekolah menengah disertai dengan perasaan senang. Menurut Crow dalam Djaali (2007: 121) “Minat berhubungan dengan gaya gerak yangmendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda,kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.” Hal ini berartisiswa yang memiliki minat akan mempunyai dorongan dan kemauan yang tinggiuntuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi sehingga cenderung melakukan usaha–usaha agar keinginannnya tercapai.
22
Pada umumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Sehingga untuk mengetahui indikator minat dapat dilihat dengan cara menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu atau objek yang disenanginya, karena minat merupakan motif yang dipelajari yang mendorong individu untuk aktif dalam kegiatan tertentu. Menurut Djaali (2007: 121) “minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada sesuatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh”. Hal senada diungkapkan pula oleh Slameto (2010: 180) bahwa,
“minat
sebagai
kecenderungan
yang
tetap
untuk
memperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang”. Dari pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa minat dicirikan dengan rasa lebih suka, rasa tertarik atau rasa senang sebagai bentuk ekspresi terhadap sesuatu hal yang diminati. Selain itu minat melanjutkan studi tidaklah datang secar otomatis tetapi ada beberapa faktor yang mepengaruhinya. Menurut Josef Ilmoe (1984) dalam Syaifudin (2012), minat terhadap studi lanjur dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: 1)
Faktor Internal a) Keinginan memperdalam ilmu pengetahuan b) Keinginan mencapai status sosial yang baik c) Keinginan mengejar karir
23
d) Adanya kemauan belajar lebih lanjut 4)
Faktor eksternal a) Adanya pengaruh lingkungan b) Tersedia sarana dan kesempatan belajar c) Dukungan ekonomi keluarga d) Keberhasilan studi Dalam penelitian ini kita melihat niat dalam melanjutkan studi dengan menggunakan theory of planned dengan melihat sikap, norma subyektif, kontrol perilaku siswa jurusan perbankan syariah di Yogyakarta untuk mengukur niat mereka melanjutkan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama.
d.
Niat dalam perspektif Islam Definisi kata niat menurut syara adalah keinginan untuk melakukan sesuatu yang diikuti dengan perbuatan. Para ulama cenderung berpendapat akan hal ini bahwa arti kata niat secara etimologi adalah keinginan yang disertai dengan perbuatan untuk mewujudkan keinginan tersebut, atau keinginan untuk melakukan sesuatu perbuatan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datan. Karena itulah kemudian syariat mengkhususkan makna niat dengan keinginan yang disertai dengan perbuatan. Secara etimilogi, makna dari niat adalah mencakup keinginan untuk melakukan suatu perbuatan, baik itu demi mendapatkan ridho
24
Allah, mencari kehidupan didunia maupun mencari sesuatu yang hilang. (Al-Asyqar 2005:12) Allah SWT berfirman :“Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru tuhannya dipagi dan petang hari sedang mereka menghendaki keridhaan-Nya”(QS. AL-An‟am ayat 52). Yang dimaksud dengan kehendak itu adalah niat.Rasulullah Saw telah bersabda,”sesungguhnya amal-amal itu tergantung pada niatnya. Hadits Arbain no.1 سؤ ُل ُ ص ُ س ِم ْعدُ َر ٍ َع ْن أ َ ِمٍ ِْز ْان ُمؤ ِمنٍِْنَ أ ِتً ِ َح ْف ِ ع َم َز ت ِْن ْان َحطآ َ : ً هللاُ َع ْنوُ قا َ َل ِ ب َر َ ض ْ ِإنَّ َما ا:ُهللاِ صهً هللا عهٍو ًسهم ٌَقُ ٌْل ْ خ ًَ ِإنَّما َ ِن ٌك ِّم ا ْم ِزئ ما َ نَىٌ فَ َم ْن كا َ ن َد ِ َ العْما َ ُل تاِاننٍّا َ ُي ٍْثُيا َ أ ْ س ٌْ ِن ِو ًَ َم ْن كا َ ن ُ ى هللاِ ًَ َر ُ ً هللاِ ًَ َر ِ ٌ َ َد ىِجْ َزذُوُ ِنذُ ْنٍا ّ سٌ ِن ِو فَ ِيجْ َزذُو إن ّ ىِجْ َزذُوُ إِن ْام َز أَجٍ ٌَ ْن ِك ُحيا َ فَ ِيجْ َزذُوُ إِنى ما َ ىا َ َج َز إِنَ ٍْ ِو(رًاه إ ما ما انمحذثٍن أتٌ عثذ هللا دمحم تن إسما عٍم تن انثزا ىٍم تن انمغٍزج تن تز دس تح انثخاري ًأتؤ انحسٍن مسهم تن انحجا ج تن )مسهم انقشٍز ي فً صحٍحٍيما انذ ٌن ىما أصح انكرة انمينفح Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan dibalas berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan RasulNya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).
25
Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta‟ala).Niat, kehendak dan tujuan adalah ungkapan yang memiliki arti, yaitu keadaaan dan sifat hati yang mengandung kaitan antara ilmu dan amal.Ilmu terhadapnya adalah
seperti
pendahuluan,
sedangkan
syarat
dan
amal
mengikutinya. Niat ibarat kehendak yang berada ditengah antara pengetahuan yang mendahuluinya dan amal yang menyusul. Maka, mengetahui sesuatu lalu timbulah kehendak untuk beramal sesuai pengetahuannya. (Al Gahzali, 2013: 363) 2.
Perguruan Tinggi (PT) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka.
Pendidikan
adalah
usaha
sadar
dan
terencana
untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
26
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia. (UU Ri No 12 Tahun 2012 Pasal 1 ) Pendidikan Tinggi berfungsi: a. Mengembangkan
kemampuan
dan
membentuk
watak
serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; b. Mengembangkan Sivitas Akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma; dan c. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
dengan
memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora. (UU RI No. 12 Tahun 2012 Pasal 4)
Pendidikan Tinggi bertujuan:
27
a. Berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa; b. Dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa; c. Dihasilkannya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia; dan d. Terwujudnya Pengabdian kepada Masyarakat berbasis penalaran dan karya Penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. (UU No. 12 tahun 2012 pasal 5) 3.
Jurusan Perbankan Syariah Jurusan perbankan syariah (ekonomi islam) adalah jurusan yang sudah banyak dibuka dibeberapa perguruan tinggi di Indonesia guna untuk mewujudkan sumber daya manusia kompeten yang akan membangun ekonomi dan perbankan syariah kedepannya. Jurusan ekonomi dan perbankan islam memiliki visi yang mengharapkan output yang dihasikan adalah sarjana ekonomi islam yang tidak hanya mempunyai kemampuan yang tinggi dibidang ilmu keislaman dan
28
perbankan, tetapi juga mempunyai sensitivitas terhadap persolanpersoalan ekonomi dan perbankan islam. Berikut daftar PTN dan PTS di Indoneisa yang telah membuka Jurusan ekonomi Islam atau Perbankan Syari‟ah. Tabel 2.1 Daftar PTN dan PTS dengan jurusan Perbankan Syariah Perguruan (PTN) D3
S1
S2 S3
Tinggi
Negeri Perguruan Tinggi Swasat (PTS) Keuangan dan perbankan syariah (Trisakti)
Perbankan Syariah (UIN SUKA) Ekonomi Islam (UIN SUKA) Ekonomi Islam (UNPAD) Ekonomi Syariah (UIN SBY) Ekonomi Islam (UNAIR) Ekonomi Islam (UB Malang) Ekonomi Syariah (UIN Jakarta) Ilmu Ekonomi Syariah (IPB) Ilmu Ekonomi Islam (UI Ekonomi Islam (UNAIR) Ilmu Ekonomi Islam (Trisakti Jakarta)
Ekonoi dan Perbankan Islam (UMY) Ekonomi Islam (UII Jogja) Perbankan Syariah (STEI Jogja) Ekonomi Syariah (STAI ALmaata jogja) Ekonomi Islam (Unida Bogor)
Sumber: Data diolah, 2017 Jurusan eknomi perbankan islam ini betujuan untuk melahirkan sarjana dengan kualifikasi: a.
Memiliki kemampuan dasar untuk menggali hukum islam dari Alqur‟an dan As-sunah, khususnya menyangkut persoalan ekonomi dan perbankan islam;
29
b.
Memiliki ilmu pengetahuan dan kemampuan praktis dibidang ekonomi dan perbankan islam;
c.
Memiliki keterampilan untuk menganalisis dan memecahkan persoalan perekonomian umat;
d.
Memiliki akhlak mulia dan kemampuan menegakkan al-amr bi alma‟ruf wa al-nahy „an al-munkar; (Panduan akademik UMY, 2013/2014: 79-80) Di cetus di Data Outlook Perbankan Syariah 2013 Bank Indonesia
menunjukkan, secara kelembagaan, jumlah Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) pada tahun 2012 masih tetap yaitu sebanyak 11 BUS dan 24 UUS. Namun pelayanan kebutuhan masyarakat semakin meluas, hal ini tercermin pada jumlah kantor perbankan syariah yang beroperasi sampai dengan Oktober 2012 meningkat dari tahun sebelumnya berjumlah 1692 menjadi 2188. Industri kerja yang tumbuh cepat tentu membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan potensi akan terjadinya penyimpangan atau pelanggaran juga tidak dapat dipungkiri. Salah satu faktor penting dalam perbankan syariah adalah sumber daya manusia khususnya tenaga perbankan syariah itu sendiri yang melakukan kegiatan operasional perbankan secara langsung. Oleh karena itu, para pengembang perbankan syariah perlu melakukan kaderisasi sejak dini, yaitu sejak di bangku sekolah
30
menengah melalui jurusan perbankan syariah.Jurusan perbankan syariah di sekolah menengah juga mengarapkan memiiki lulusan yang dapat memahami praktik di perbankan syariah sehingga dapat mengisi bagian diperbankan dan diharapkan bisa melanjutkan studi keperguruan tinggi untuk memperdalam ilmu perbankan syariah.Dengan demikian, antara pembelajaran ketika sekolah dengan di perguruan tinggi dapat menjadi suatu kombinasi antara skill and science yang dapat menghasilkan SDM perbankan syariah yang unggul. (www kseifeunnes.co.id). 4.
Teori Perilaku Berencana (TPB) Teori perilaku berencana adalah teori yang dikembangkan oleh ajzen dari teori tindakan beralasan (Theory Reasoned action/TRA). Fishbein dan Ajzen mengungkapkan bahwa minat seseorang dipengaruhi oleh sikap (attitude) dan norma-norma subjektif (subjective norms) Model inilah yang disebut TRA. Kemudian dalam TRA ditambahkan sebuah konstruk yang belum ada yang disebut dengan kontrol perilaku persepsian (perceived Behavior Control) sehingga disebut Theory of planned behavior. (Jogiyanto 2008: 61) Dalam melakukan suatu perilaku Theory of planned behavior mengungkapkan bahwa selain sikap seseorang, norma subjektif ada juga kontrol perilaku persepsian yaitu kemampuan individu dalam melakukan perilaku. Keputusan dalam melakukan tindakan tertentu yaitu proses yang diarahkan dengan satu tujuan tertentu dengan urutan-urutan berpikir. Ketika seseorang atau individu ingin melakukan tindakan
31
tertentu, maka ia perlu mempertimbangkan sesuatu yang akan dilakukaknnya, dan memahami konsekuensi apa yang akan diterimanya sehingga individu bisa membuat keputusan untuk bertindak ataukah tidak. Tindakan seseorang dapat dilihat dari tiga tingkat keyakinannya terhadap objek.yaitu: a.
Sikap pada perilaku merupakan kepercayaan terhadap manfaat atau hasil dari perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut (belief strength and outcome evaluation), atau Behavior Beliefs.
b.
Norma subjektif pada perilaku, merupakan kepercayaan individu terhada acuan dari orang lain dan motivasi individu dalam memenuhi acuan yang diharapkan orang lain itu, hal ini juga disebut normative belief.
c.
Control
beliefs, adalah kepercayaan individu
tentang ada dan
tidaknya hal yang mendukung dan menghambat perilaku yang akan ditampilkannya (control beliefs) dan bagaimana presepsinya tentang seberapa kuat dia meyakini diri dengan hal yang mendukung, dan seberapa kuat dia mengatasi hambatan pada perilakunya. (Jogiyanto, 2007: 65-66)
Sikap terhadap perilaku (attitude toward Behavior) Norma Subjektif (subjective Norm)
Niat (Intention)
Perilaku (Behavior)
32
Kontrol perilaku Persepsian(perceiv ed Behavior Sumber: Jogiyanto 2007 Gambar 2.1. Teori Perilaku Terencana (Theori of Planned Behavior) Sikap pada perilaku (attitude toward behavior), Norma subjektif (subjective norm), dan kontrol perilaku persepsian (perceived behavior control) dapat menimbulkan suatu perilaku (Jogiyanto, 2007: 62). Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan mengidentifikasi sikap siswa jurusan perbankan syariah, Norma-Norma Perilaku dapat memprediksi
Subjektif,
dan
Kontrol
Niat siswa Perbankan syariah SMK di
Yogyakarta untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama. Sikap siswa perbankan syariah terhadap niat melanjutkan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama dapat dilihat dari Jika siswa memandang bahwa melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama dapat memberi manfaat baginya, hal ini akan membentuk sikap positif
singga dapat membentuk niatnya dalam
melakukan hal tersebut. Sebaliknya, jika siswa memandang bahwa melanjutkan studi keperguruan dengan jurusan yang sama, tidak bermanfaat untuk dirinya, maka akan membentuk sikap negatife yang
33
selanjutnya akan menurunkan niatnya untuk melanjutkan studi dengan jurusan Perbankan syariah (ekonomi Islam). Kemudian adanya norma subjektif atau Pihak pemberi acuan yang berpandangan bahwa melanjutkan studi dengan jurusan yang sama memberi manfaat pada siswa, maka pihak pemberi acuan akan memberi saran pada siswa tersebut untuk melanjutkan studi dengan jurusan yang sama. Jika siswa, kemudian memiliki pendapat yang sama dengan pemberi acuan, hal ini dapat meningkatkan niat siswa untuk studi lanjut dengan jurusan yang sama. Begitu pula sebaliknya. Dan yang terakhir adanya Kontrol perilaku persepsian untuk melanjutkan studi dengan jurusan yang sama yaitu Jika siswa mempersepsikan bahwa ia mampu mengatasi kesulitan atau hambatan ketika dia ingin melanjutkan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama, maka dapat meningkatkan niatnya untuk melakukan hal tersebut. Sebaliknya, jika siswa beranggapan bahwa dirinya tidak mampu mengatasi kesulitan itu. Maka akan menurunkan niatnya untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama. 5.
Sikap (Attitude) Sikap merupakan tanggapan perasaan afektif rasa suka dan tidak suka kita teradap suati objek. Jika seseorang peneliti bertanya kepada konsumen tentang seberapa besar mereka menyukai sesuatu atau bagaimana perasaan mereka terhadap suatu objek, maka jawabannya
34
akan mengungkapkan sikap mereka terhadap suatu objek (Mowen & Minor 2001:319). Thomas (1918) mengemukakan “ By attitude we understand a proses of individual consciousness which determines real or possible activity of the individual in the social world. (Wawan A & Dewi M, 2010:20) Melalui sikap, kita memahami proses kesadaran yang menentukan tindakan nyata dan tindakan yang mungkin dilakukan individu dalam kehidupan sosialnya. Menurut Angel (2006) dalam Sangadji dan Sophia (2013: 194) mendefinisikan sikap sebagai suatu mental dan sarap yang berhubungan dengan kesiapan seseorang untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman, dan memiliki pengaruh yang mengarah pada perilaku. Beberapa definisi sikap menurut para pakar psikologi Thurston (1928) Likert (1932) dan Charles Osgood dalam Azwar (2016: 4-5) mengungkapakan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) atau tidak mendukung (unfavorable) pada suatu objek. Menurut Purwanto dalam (Wawan&Dewi, 2010:34) Sikap dapat pula bersifat positif ataupun negative. a.
Sikap positif adalah kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu.
b.
Sikap negative adalah terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu. Pernyataan diatas sejalan dengan ungkapan Fishbein & Ajzen yang
memang menekankan sikap dari segi afektif (penilaian positif atau
35
negatif terhadap objek), namun tidak terlepas dari itu mereka juga berorientasi pada skema triadik. Skema triadik merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek. c.
Komponen Pokok Sikap Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu: (Sangadji &Sopiah, 2013:16-17) 1) Komponen kognitif Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Komponen kognitif berkaitan dengan pikiran (otak) seseorang. Kognitif bersifat rasional, masuk akal. 2) Komponen afektif (komponen emosional) Merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Afektif merupakan emosional seseorang.Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif. 3) Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) Merupakan
komponen
yang
berhubungan
dengan
kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini
36
menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Model sikap terhadap suatu objek atau model Fishbein mengatakan bahwa terdapat tiga faktor utama yang memprediksi sikap. (Mowen & Michael, 2001:332) 1) Kepercayaan utama yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek artinya kepercayaan yang diaktivasi dalam memori ketika perhatian difokuskan pada suau objek. Kepercayaan utama biasanya memperhatikan atribut yang penting bagi konsumen. 2) Kekuatan kepercayaan dimana objek memiliki atribut yang dipertanyakan. Hal ini dapat dinilai dengan pertanyaan seperti, „seberapa besar kepercayaan bahwa objek x memiliki atribut y. 3) Menilai atau mengevaluasi atribut utama peneliaian ini memberikan peringkat atas buruk atau tidaknya atribut utama atau objek Sikap adalah hasil perkalian dari Behavioral Belief dan Evaluation belief.
Behavior
believeatau
keyakinan-keyakinan
yang
dimilki
seseorang terhadap perilaku dan merupakan keyakinan yang akan mendorong terbentuknya sikap. Dan Evaluation of behavioral belief merupakan evaluasi positif atau negatif individu terhadap perilaku
37
tertentu berdasarkan keyakinan-keyakinan yang dimilikinya. (Jogiyanto, 2007:38) Menurutt Suhirno (2010) salah satu faktor yang mempengaruhi minat siswa melanjutkan keperguruan tinggi adalah 1) Faktor intrinstik (faktor dalam diri ) siswa itu sendiri yang meliputi motivasi, cita-cita dan keinginan untuk mendaatkan pekerjaan lebih baik 2) Lingkungan keluarga (pendidikan keluarga, Ekonomi Keluaga) 3) Lingkungan Sekolah (Alumni, Teman, Guru) Sedangkan pada penelitian Sumaryono (2014) menunjukan bahwa variabel sikap berpengaruh pada niat siswa mahasiswa akuntansi untuk mengambil sertifikat Chartered Account indikator pada variabel sikap dalam penelitian Sumaryono (2014) meliputi: 1) Nilai Intrinsik Perkerjaan, adalah tentang kepuasan individu pada pekerjaan yang dilakukan. Jika individu mempunyai tingkat kepuasan tinggi maka dapat menumbuhkan sikap yang positif terhadap suatu pekerjaan atau perilaku. Dan sebaliknya apabila tidak memiliki kepuasaan pada sesuatu itu, maka menimbulkan sikap negative. 4) Prospek Karier, prospek karir yang didalamnya terdapat, gaji dan penghasilan merupakan faktor yang mempengaruhi melakukan tindakan.
minat dalam
38
5) Pasar kerja merupakan peluang yang akan didapatkan individu ketika mengambil suatu konsentrasi, pasar kerja memiliki hubungan yang kuat dengan pengambilan keputusan seseorang Berdasarkan penjelasan di atas maka indikator-indikator untuk variabel Sikap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Beliefs strength yaitu besarnya nilai yang diberikan oleh responden terhadap keyakinan dia pada motivasi intrinsik, prospek karirnya, dan lapangan kerja 2) Outcame evaluation yaitu tingginya tingkat harapan individu atau responden pada motivasi intrinstik, prospek karirnya, dan lapangan pekerjaan. Motivasi instrinsik yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah motif motif yang dimilki oleh siswa yang memiliki tujuan untuk menjadi orang terdidik, berpengetahuan, ahli dalam bidang studi tertentu. Dan satu-satunya jalan untuk menuju tujuan yang dicapai adalah dengan belajar. (Sardiman, 2001) 6.
Norma subjektif(subjective Norm) Norma Subyektif merupakan dasar determinan kedua dari intensi dalam theori planned behavior , norma subyektif juga terkait dengan keyakinan yang artinya keyakinan terhadap saran orang lain. Norma subjektif merupakan representasi persepsi dari significant others (tokoh panutan) baik perorangan maupun berkelompok yang kemudian mempengaruhi individu apakah akan menampilkan perilaku atau tidak
39
(Jogiyanti, 2008: 43), Menurut Kreitner & Kinicki (2001), norma subjektif
diartikan
sebagai
penerimaan
tekanan
sosial
untuk
menampilkan sebuah perilaku yang spesifik. Norma subjektif yaitu keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita perbuat (Azwar, 2016: 11) Selanjutnya Fishbein dan Ajzen (1975) menerangkan bahwa “The Subjective norm is the person’s perception that most people who are important to him think he should or should not pemrform the behavior in question”. Mereka mendefinisikan jika norma subyektif merupakan persepsi individu berhubungan dengan kebanyakan dari orang-orang yang penting bagi dirinya mengaharapkan individu untuk melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tertentu, orang-orang yang penting bagi dirinya itu kemudian dijadikan acuan atau patokan untuk mengarahkan tingkah laku. Norma subyektif menurut Fishbein dan Ajzen ditentukan oleh dua hal yaitu : (Jogiyanto, 2008: 44) 1) Normative beliefe, merupakan kepercayaan yang berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang lain baik perorangan maupun kelompok yang penting dan berpengaruh bagi inidividu yang biasa disebut dengan significant others (tokoh panutan) yang menjadi acuan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu. Maka individu termotivasi untuk melakukan tingkah laku tersebut. 2) Motivation to comply, yaitu seberapa yakin kita mengenai terhadap saran yang orang lain inginkan untuk kita perbuat.
40
Hasil penelitian Penelitian Suhirno (2010) mengungkapkan bahwa orang tua, guru, teman, dan keluarga mempengaruhi tindakan perilaku siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistiani (2013) dan Yohana (2014) menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara norma subjektif mahasiswa terhadap niat untuk menjadi akuntan public, sub indikator dalam norma subjektif pada penelitian mereka adalah keluarga, teman, dan dosen karena dianggap sebagai wakil dari pemberi acuan dan motivasi yang dapat berpengaruh terhadap niat seseorang dalam mengambil tindakan. Berdasarkan pemaparan diatas maka dalam penelitian ini variabel norma subjektif diteliti dengan sub indicator sebagai berikut: 1) Normatif Belief adalah kepercayaan individu pada acuan atau saran yang diberikan oleh, keluarga, teman, dan guru, yang berkaitan dengan niat individu dalam hal Melanjutkan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama. 2) Motivation to comply merupakan seberapa besar kepercayaan individu terhadap saran pemberi acuan (keluarga, teman, dan guru) yang berkaitan dengan niat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama. 7.
Kontrol perilaku persepsian (precevied Behavior Control) Dasar determian ketiga dari teori Planned Behavior adalah Perceived Behavioral Control (PBC), sama dengan dua determinan
41
terdahulu PBC juga terkait dengan belief.Belief dalam PBC mengenai hadir atau absennya faktor yang memfasilitasi atau menghalangi munculnya perilaku individu.PBC dapat mempengaruhi tingkah laku secara tidak langsung, melalui intensi, dan PBC juga dapat digunakan untuk meramalkan tingkahlaku secara langsung. (Jogiyanto, 2008: 62 63) Kontrol perilaku atau biasa disebut kontrol diri adalah Kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya.kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi, baik dengan adanya satu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan. (Ghufron dan Risnawita, 2016: 29-30). a.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri Secara garis besar faktor yang mempengaruhi kontrol diri adalah faktor eksternal( dalam diri orang itu sendiri) faktor internal (dari luar)
1) Faktor Internal Faktor internal yang ikut andil terhadap kontrol diri adalah usia. Semakin bertambah usia seseorang, maka akan semakin baik pula kemampuan seseorang dalam mengontrol diri untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
42
2) Faktor eksternal Faktor eksternal ini diantaranya adalah lingkugan keluarga, lingkungan keluarga teruama orang tua sangat memeberikan faktor penting dalam hal mengontrol diri. (Ghufron dan Risnawita, 2016: 32) Kontrol perilaku persepsian didefinisikan oleh Ajzen (1991) dalam Jogiyanto (2008, 64) sebagai kemudahan atau kesulitan persepsian dalam melakukan perilaku. “The perceifed ease or difficultiof performing the behavior” Kontrol perilaku diperoleh dari kepercayaan individu terhadap sesuatu yang memfasilitasi dan menghalangi perilakunya dan tentang seberapa kuat faktor itu mempengaruhi perilaku individu. Penelitian yang dilakukan Sulistiani (2012) menunjukan adanya pengaruh pada kontrol perilaku persepsian individu terhadap niat. Dalam TPB, Ajzen mengemukakan bahwa persepsi kontrol ditentukan oleh keyakinan individu mengenai ketersediaan sumberdaya berupa peralatan, kompatibelitas, kompetensi, dan kesempatan (control belief strength). Dari pemaparan diatas maka peneliti indicator untuk variabel kontrol perilaku persepsian penelitian ini adalah: Berdasarkan penjelasan di atas maka indikator-indikator Kontrol Perilaku Persepsian pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Control Believ merupakan kepercayaan terhadap faktor pendukung dan penghalang seperti Informasi, Biaya, dan kesempatan siswa
43
untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama. b. Power control yakni ukuran berapa besar pengaruh faktor kontrol terhadap niat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama. C. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini dilakuakan untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subyektif, kontrol perilaku persepsian terhadap niat siswa perbankan syariah untuk melanjtkan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama, untuk studi kasus penelitian ini pada siswa perbankan syariah SMKN 1 Bantul, SMK Muhammadiyah Wonosari, SMK Muhammdiyah. Berikut ini adalah gambar dari kerangka pemikiran dalam penelitian ini:
• Sikap (X1) • Norma Subjektif (X2) • Kontrol Perilaku (X3)
variabel independen
Variabel Dependen • Niat siswa melanjutkan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama
Gambar: 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis
44
D. Hipotesis Hipotesis Penelitian Pengaruh sikap siswa perbankan syariah terhadap niat melanjutkan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama Menurut Sangadji dan Sophia (2013: 44) Sikap merupakan kecendrungan faktor motivasional yang belum menjadi tindakan. Sikap merupakan hasil belajar, suka atau tidak suka yang ditujukan terhadap suatu objek. Dalam Penelitian yang dilakukan (Lili et al) sikap positif pada penggunaan internet berpengaruh terhadap minat menggunakan internet secara actual. Riyanti (2015) menunjukan bahwa perilaku mencontek depengaruhi oleh sikap siswa. Penelitian-penelitian diatas telah membuktikan bahwa persepsi sikap seseorang terhadap sesuatu dapat digunakan untuk memprediksikan niatnya dalam melakukan sesuatu. Karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji sikap, rasa suka atau tidak suka siswa teradap jurusan perbankan syariah, atau motif dari dalam diri siswa yang menyebabkan dia untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama, dengan rumusan hipotesis: H1: Sikap Siswa perbankan syariah berpengaruh signifikan terhadap niat siswa melanjutkan studi dengan jurusan yang sama Pengaruh norma subjektif terhadap niat siswa perbankan syariah melanjutkan studi dengan jurusan yang sama Norma subyektif (subjective norm) adalah pendapat dan pandangan orang terhadap acuan yang diberikan oleh orang lain
yang dapat
45
mempengaruhi niatnya dalam melakukan atau tidak melakukan perilaku yang ia pertimbangkan. Bhattacherjee (2000) memandang norma subyektif sebagai dua bentuk pengaruh, yaitu pengaruh interpersonal dan pengaruh eksternal. Pengaruh interpersonal adalah pengaruh dari orang terdekat. Sedangkan pengaruh ekternal dipandang sebagai pengaruh dari pihak luar (organisasi). Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara norma subyektif terhadap minat berperilaku. (Jogiyanto, 2008: 42) Penelitian lain yang dilakukan Hermawan (2011) menemukan adanya pengaruh positif variabel norma subjektif pada niat beli konsumen terhadap Flexi Trendy. Roselina dan Nurcahya (2013) menemukan bahwa norma subjektif konsumen dalam membeli mobil Toyota Agya berpengaruh signifikan terhadap niat beli mobil Toyota Agya di Kota Denpasar. Hanif Syaifudien (2012) menunjukan bahwa norma subjektive (yang dalam penelitian ini adalah lingkungan sekolah, lingkungan lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat) memiliki pengaruh terhadap minat siswa SMK melanjutkan studi keperguruan tinggi. Penelitian-penelitian subjective
seseorang
diatas
terhadap
telah
membuktikan
sesuatu
dapat
bahwa
norma
digunakan
untuk
memprediksikan niatnya dalam melakukan sesuatu. Karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali norma subjectife siswa perbankan syariah terhadap niatnya untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama, dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:
46
H2: Norma subjektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat siswa melanjutkan studi dengan jurusan yang sama Pengaruh persepsi kontrol keperilakuan terhadap niat siswa perbankan syariah melanjutkan studi dengan jurusan yang sama Penelitian (Wahyu, 2008) Dalam penelitiannya tentang aplikasi TPB terhadap Perilaku berbagi pengetahuan dalam organisasi pada peserta MM di sekolah Tinggi Manajemen PPM. Penelitian ini mengungkapkan bahwa komponen perceived behavioral control atau persepsi sulit atau tidaknya kegiatan itu menjadi faktor yang
paling berpengaruh Terhadap Perilaku
Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) Dalam Organisasi. (Yanti dan Zaki, 2013) kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh terhadap minat dalam perilaku ketidakjujuran akademik yang terjadi di kalangan mahasiswa. Sri Rahayu (2013) Status sosial ekonomi orang tua atau Kontrol perilaku berpengaruh positif terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo tahun ajaran 2012/2013. Penelitian-penelitian subjective
seseorang
diatas
terhadap
telah
membuktikan
sesuatu
dapat
bahwa
norma
digunakan
untuk
memprediksikan niatnya dalam melakukan sesuatu. Karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali norma subjective siswa perbankan syariah terhadap niatnya untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi dengan jurusan yang sama, dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:
47
H3: Persepsi kontrol keperilakuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat siswa melanjutkan studi dengan jurusan yang sama.