7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A.Tinjauan Pustaka Berdasarkan pengamatan penelitian ini pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumya diantaranya : Pertama, skripsi Latifatunnisak (2013) Universitas Islam Negri Sunan KalijagaYogyakarta
dengan judul “ Pengembangan
Kecerdasan Emosional dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Negri Godean”. Dalam skripsi ini membahas mengenai pendidikan sering dikritik oleh masyarakat yang disebabkan karena jumlah pelajar dan lulusan pendidikan yang kurang bersikap kurang terpuji karena banyak para pelajar terlibat tawuran. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran hanya menitik beratkan kecerdasan intelektual saja. Padahal melihat hal tersebut Madrasah Tsanawiyah Negri Godean memasukkan unsur – unsur kecerdasan emosional dalam setiap pembelajaran dan kegiatan di Madrasah sebagai upaya untuk mengembangkan kecerdasan emosional siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : a. Pengembangan kecerdasan emosional dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negri Godean berupa tanggung jawab, kemandirian,empati, hubungan sosial, jujur. b. Faktor pendukung Pendidikan
kecerdasan
emosional
dalam
pelajaran
Agama Islam siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negri Godean adalah Sumber Daya Manusia (SDM), pendidik, sarana dan prasarana
yang
memadai,
dan
siswa.
Sedangkan
faktor
penghambatnya adalah perbedaan latar belakang siswa, adanya siswa yang tidak mengerjakan tugas rumah yang diberikan, dan ada
8 juga beberapa siswa
yang kurang berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. Kedua, skripsi Adang Septi Librianto (2009) Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “Pendekatan Kecerdasan Emosional dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Kelas X Madrasah Aliyah Al-Anwar Pacul Gowang Jombang, Jawa Timur.”Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pendekatan kecerdasan emosional dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah al-Anwar Pacul Gowang Jombang serta untuk mengetahui faktorfaktor yang mendukung dan menghambat dalam pelaksanaan tersebut. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran Bahasa Arab Madrasah Aliyah Al-Anwar Pacul Gowang telah mencerminkan penerapan kecerdasan emosional.Bentuk pelaksanaannya yaitu: a) Pengelolaan kelas yang meliputi rasa optimisme dan motivasi siswa, memberikan penghargaan dan hukuman, menghadirkan suasana rileks, menangani gangguan yang terjadi di kelas. b) Kegiatan pelajaran yang menarik meliputi : menarik perhatian minat siswa dan melibatkan siswa secara aktif. Faktor- faktor yang mendukung ini dalam pelaksanaan ini adalah adanya pelajaran kitab-kitab yang berbahasa Arab dan tempat tinggal siswa 50 % tinggal di Pesantren, sedang faktor penghambatnya kurang kondisi alokasi waktu, jumlah siswa yang terlalu banyak, dan kurang nya variasi guru dalam mengajar. Ketiga, Jurnal Tajdidukasi Vol 1,No1 Januari (2009) oleh Mami Hajaroh Universitas Negri Yogyakarta dengan judl”Kecerdasan Emosi dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)”.Dalam jurnal ini membahas mengenai proses pebelajaran PAI yang bertumpu pada aspek kognitif, tetapi perlu menekankan pada aspek sikap pada peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran PAI tidak hanya bersifat teoritis akan tetapi pembelajaran PAI juga perlu diaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari. Dengan demikian hasil penelitian ini
9 menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran PAI tentu membutuhkan figur guru yang cerdas secara intelektual maupun emosional. Guru yang cerdas secara intelektual berarti dapat dengan cepat menemukan formula, model dan metode pembelajaran beserta aplikasinya .Sedangkan guru yang dikatakan cerdas emosional berarti mampu menjadi teladan bagi peserta didik untuk kecerdasan emosional. Keempat, skripsi Fardila Yunisa (2012) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat dengan judul “Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Intelektual dengan Hasil Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran PAI di SMA N I VII Koto Sungai Sarik Kab. Padang Pariaman” Dalam skripsi ini membahas mengenai keberhasilan suatu proses pembelajaran yang dipengaruhi oleh faktor kecerdasan emosional dan kecerdasaan inelektual. Kecerdasan emosional adalah Kecerdasan untuk mengenali emosi, mengelola emosi diri,motivasi diri,mengenali emosi orang lain dan membina hubungan dengan orang lain sedangkan kecerdasan intelektual adalah kemampuan untuk mengenali, mengetahui, dan memahami fenomena dan permasalahan yang terjadi.Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Tingkat kecerdasan emosional peserta didik kelas XI pada mata pelajaran PAI di SMA N I VII Koto Sungai Sarik Kab. Padang Pariaman berada pada klasifikasi sedang dengan hasil perolehan mean sebesar 60,77. 2) Tingkat kecerdasan intelektual peserta didik kelas XI pada mata pelajaran PAI di SMA N I VII Koto Sungai Sarik Kab. Padang Pariaman berada pada klasifikasi sedang dengan hasil perolehan mean sebesar 56,79. 3) Tingkat perolehan hasil belajar peserta didik kelas XI pada mata pelajaran PAI di SMA N I VII Koto Sungai Sarik Kab. Padang Pariaman berada pada klasifikasi sedang dengan hasil perolehan meansebesar 85.
10 4)
Terdapat hubungan antara kecerdasan emosional
dengan hasil belajar peserta didik kelas XI pada mata pelajaran PAI di SMA N I VII Koto Sungai Sarik Kab. Padang Pariaman dengan dengan n 48 t kritisnya 0,284 diperoleh t hitung (rho) sebesar 0,430. 5) Terdapat hubungan antara kecerdasan intelektual dengan hasil belajar peserta didik kelas XI pada mata pelajaran PAI di SMA N I VII Koto Sungai Sarik Kab. Padang Pariaman dengan 48 t kritisnya 0,284 diperoleh t hitung (rho) sebesar 0,526. 6)
Terdapat hubungan antara kecerdasan dengan
kecerdasan
intelektual
emosional
peserta
didik
kelas XI pada mata pelajaran PAI di SMA N I VII Koto Sungai Sarik Kab. Padang Pariaman dengan n 48 t kritisnya 0,284 diperoleh t hitung (rho) sebesar 0,814.
Dengan demikian perbedaan dari peneliti ini terdapat pada variabel dan lokasi yang akan diteliti. Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah
Purworejo.Keunggulan
dari
penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosional sangat mempengaruhi tingkah laku peserta didik dalam mencapai prestasi belajar. Dengan adanya
11 kecerdasan
emosional
didikdapat
melatih
dan emosional
akhlak
peserta
serta
mampu
membina hubungan dengan orang lain yang baik dalam kehidupan sehari- hari.
B. Kerangka Teori a. Kecerdasan Emosional 1.Pengertian Emosi Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak
menjauh.
Arti
kata
ini
menyiratkan
bahwa
kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi (Goleman, 2009: 441).Menurut L.Crow & A.Crow Goleman,( 2009: 441).emosi adalah pengalaman yang aktif diseroleh penyesuaian batin secara menyeluruh, dimana keadaan mental fisiologi sedang dalam kondisi yang meluap-luap, juga dapat diperlihatkan dengan tingkah laku yang jelas dan nyata, sedangkan menurut Goleman dalam buku karangan (Djal 2007 : 37) emosi adalah perasaaan dan pikiran khasnya; suatu keadaan biologis dan psikologis; suatu rentangan dari kecenderungan untuk bertindak. 2.Pengertian Kecerdasan Emosional Pengertian Kecerdasan Emosional (Emotional Intellignce) menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah kesempurnaan yang berupa kepandaian dan ketajaman pikiran (Goleman,2009:164). Sedangkan menurut Devis kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk
mengendalikan dirinya sendiri dan orang lain serta
menggunakan informasi yang bertujuan menuntun proses berfikir serta
12 prilaku seseorang. Adapun menurut Eko Maulana Ali Suroso(2004 :127)
mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah serangkaian
kecakapan untuk memahami pengendalian emosi dapat melapangkan jalan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Dengan demikian kecerdasan dapat diartikan sesuatu yang merujuk kepada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sediri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik dari diri sendiri dalam hubungan orang lain. 3.Macam- Macam Emosi Menurut Daniel Goleman (2006 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yaitu : a. Amarah
:
benci, jengkel, kesal hati.
b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, putus asa. c. Rasa takut sekali,
: cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut
waspada, tidak tenang, ngeri. d.Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, e. Cinta bakti,
: persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat,
hormat, kemesraan, kasih f. Terkejut g. Jengkel h. Malu
: terkesiap, terkejut. : hina, jijik, muak, mual, tidak suka : malu hati, kesal
13 Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman padadasarnya adalah dorongan untuk bertindak.Jadi berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada. 4.Faktor- Faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional. Menurut Goleman (2006:405) terdapat lima kecerdasan emosional yaitu: a. Mengenali Emosi Diri Kesadaran mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Mengenali emosi diri merupakan dasar kecerdasan emosional. Orang-orang yang memiliki keyakinan lebih tentang perasaanya adalah pilot yang andal bagi mereka, karena mereka memiliki kepekaan
lebih
terhadap
perasaan
yang
sesungguhnya atas
pengambilan keputusan-keputusan masalah pribadi. b. Mengelola Emosi Menangani perasaan agar dapat terungkap secara tepat. Kecakapan ini tergantung pada kemampuan mengenali emosi diri.
Termasuk dalam
menghibur
diri
sendiri,
kecakapan
ini
adalah
bagaimana
melepaskan kecemasan, kemurungan,
ketersinggungan dan akibat-akibat
yang timbul karena gagalnya
keterampilan emosional dasar ini. Orang-orang yang tidak cakap dalam keterampilan ini akan terus-menerus melawan perasaan murung, sementara mereka yang pintar dalam keterampilan ini dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan dan keruntuhan dalam kehidupan.
14 c. Memanfaatkan emosi secara produktif Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting kaitannya dengan perhatian, memotivasi diri sendiri, menguasai diri sendiri dan untuk
berkreasi.
Mengendalikan emosi diri meliputi menahan diri terhadap kepuasan
dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan
keberhasilan dalam berbagai bidang. Disamping itu mampu menyesuaikan diri
dalam
flow
(hanyut dalam
pekerjaan)
memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang yang memiliki ketrampilan ini jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan. d. Mengenali Emosi Orang lain : Empati Empati merupakan kemampuan yang juga bergantung kepada kesadaran diri emosional. Empati merupakan keterampilan bergaul yang mendasar. Orang yang empatik
jauh
lebih
mampu
menangkap sinyal sosial yang tersebunyi, yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. e. Membina Hubungan. Sebagian
besar
seni
membina
hubungan
merupakan
keterampilan mengelola emosi orang lain. Keterampilan sosial ini menunjang popularitas kepemimpinan dan
keberhasilan
antar
pribadi. Orang yang hebat dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan dengan orang lain. Mereka adalah bintang-bintang pergaulan.
15
Tabel 1 Skala Kecerdasan Emosional No . 1.
Variabel
Dimensi
Kecerdasan Emosional
Mengenali Emosi Diri
Penjelasan Tentang Dimensi Suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu
Indikator a.Mengenali dan memahami emosi diri sendiri
16
b.Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia belajar(2001 : 895) adalah berusaha
memperoleh ilmu, berlatih dan mengubah tingkah laku
17 yang disebabkan oleh pengalaman. Dalam buku Muhaibidin Syah prestasi belajar adalah keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari tes (MuhaibidinSyah, 2008 : 91). Menurut para ahli seperti Winkel, WS mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses atau aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan beberapa perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai – nilai sikap (W.S Winkel,2012 : 54). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha sadar dalam perubahan tingkah laku, yang terjadi karena pengalaman – pengalaman yang baru sehingga dapat menambah pengetahuan. Belajar merupakan perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. 2.Pengertian Prestasi Prestasi belajar adalah suatu kemampuan intelektual peserta didik yang sangat menentukan keberhasilan yang telah dicapai seseorang, selain itu proses belajar dapat diartikan suatu proses yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang nilai, sikap dan keterampilan. Selain itu prestasi belajar adalah merupakan seperangkat pertanyaan yang harus dipilih, harus dijawab, dan tugas yang harus dilakukan oleh siswa
18 dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap bahan yang diajarkan.( Tobari, 2015: 24). Dalam buku belajar dan dan pembelajaran bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012 : 117). Selain itu prestasi belajar dapat dikatakan sempurna apabila memiliki 3 aspek dalam belajar yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor, yang terdapat pada taksonomi Bloom (Nasution, 1998 : 17).
3. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Prestsi belajar merupakan hasil dari interaksi antara berbagai faktor belajar dengan demikian disini terdapat faktor yang mempengaruhi belajar dianaranya : (1) Faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari dalam individu. Faktor internal dibagi menjadi dua yaitu: a) Aspek jasmaniah, mencakup kondisi dan kesejahteraan jasmani dari individu. Kondisi fisik menyangkut pula kelengkapan dan kesehatan indra penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pencacapan. Kesehatan inilah merupakan syarat mutlak bagi keberhasilan belajar.
19 b) Aspek psikis atau rohaniah, menyangkut kondisi kesehatan psikis,
kemampuan-kemampuan
intelektual,
sosial,
psikomotor, serta kondisi afektif dan konatif dari individu. (2) Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu. Faktor eksternal dibagi menjadi beberapa macam diantaranya : a) Faktor sosial yang terdiri atas: Lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, dan kelompok. b) Faktor budaya seperti : adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian. c) Faktor lingkungan fisik seperti: fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. Dengan demikian pula faktor internal dan eksternal yang berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa, oleh karena itu perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut (Slameto,,2003 :162).
4.Cara pengukuran dalam prestasi belajar 1. Tes Secara harfiah tes
menurut Annas Sudijono (2012: 68)
berasal dari bahasa Perancis Kuno : Testum yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia, dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia tes ialah ujian atau percoba .
20 Ada beberapa istilah yang menjelaskan mengenai tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan untuk pengukuran dan penilian, dengan demikian
tes menurut istilah dibagi 3
golongan yaitu : (a) Testing
berarti
peristiwa
yang
berlangsung
dalam
pengukuran dan penilian (b) Teste berarti Orang yang melakukan tes atau pembuat tes (c) Tester berarti Orang yang sedang melakukan percobaan 2. Penggolongan Tes Dalam Kemajuan Belajar a) Tes Seleksi sering dikenal dengan ujian yaitu tes yang digunakan untuk menyeleksi peserta tes.Tes seleksi dapat dilakssanakan secara lisan,tertulis dan tes perbuatan. b) Tes Awal dikenal dengan pre- test digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dapat memahami pelajaran. c) Tes Akhir dikenal dengan post- test digunakan untuk mengetahui semua materi pembeljaran tang tergolong penting dapat dikuasai peserta didik. d) Tes Diagnostik adalah tes yang digunakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi peserta didik dalam mata pelajaran. e) Tes Formatif adalah tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik yang terbentuk dan tes ini dilakukan ditengahtengah program pengajaran.
21 f) Tes Sumatif adalah tes yang digunakan pada saat ulangan umum, yang biasanya dilaksanakan saat akhir ujian yang bertujuan untuk mengevaluasi yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar.( Anas Sudijono,2012: 68). Sementara menurut Arikunto bahwa prestasi belajar dapat diukur dengan carayaitu : a)
Evaluasi
prestasi
afektif
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan skala likert dan diferensial semantik
yang
tujuannya untuk mengidentifikasi kecenderungan sikap siswa mulai dari sangat setuju, setuju,ragu-ragu,tidak setuju,dan sangat tidak setuju terhadap suatu yang harus direspon. b) Evaluasi
prestasi
psikomotor dapat dilakukan dengan
menggunakan observasi perilaku jasmaniah siswa dan dicatat dalam bentuk format obervasi ketrampilan melakukan pekerjaan 5. Batas Minimal Keberhasilan Peserta Didik Keberhasilan belajar siswa( passing grade) pada umumnya adalah 5,5 atau 60 untuk skala nilai 0,0- 10, dan 55 atau 60 untuk skala 10-100, tetapi untuk mata pelajaran inti (core subject) batas minimal adaah 6,5 atau 7,0 atau bahkan 8,0 jika pelajaran inti tersebut melakukan mastery learning. Selain norma angka untuk mengukur
prestasi
belajar
dapat
pula
digunakan
dengan
menggunakan symbol huruf A,B,C,D dan E. Simbol huruf dapat diterjemahkan
pada
tabel
perbandingan
huruf(Muhibidin,Syah 2005: 222).
nilai
angka
dan
22 Perbandingan Nilai Angka Dan Huruf Simbol –Simbol Nilai Angka dan Predikat
Huruf Angka
Huruf
80 – 100
A
Sangat Baik
70 -79
B
Baik
60 -69
C
Cukup
50 -59
D
Kurang
0 - 49
E
Gagal
Dengan demikian jika angka terendah yang
menyatakan
kelulusan 55 atau 60 maka dapat disimpulkan bahwa hasil prestasi ini dinyatakan prestasi belajar rendah yang disimbolkan dengan huruf K ataupun sebaliknya. c.Akhlak 1.Pengertian Akhlak Akar kata „AKHLAQ‟ dalam bahasa „Arab adalah „kholaqo‟ (masdar tsulastsy) yang merupakan akar pula kata-kata „kholiq‟,„kholq‟ dan „makhluq‟. kholaqo‟ sendiri berarti menciptakan. Ketiga buah kata „Kholiq‟, „Akhlaq‟ dan „makhluq‟ murapakan kata yang saling berhubungan erat. Akhlak merupakan mutiara yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Menurut pengertian secara bahasa kata
23 akhlak berasal dari kata “ Khulqun” yang artinya loghat diartikan budi pekerti,tingkah laku atau tabiat(Hamzah Yakub,1995 : 11). Menurut Ahmad Amin bahwa akhlak adalah akhlak merupakan gabungan
antara kehendak dan kebiasaan yang menimbulkan
kekuatan besar untuk melakukan perbuatan- perbuatan, selain itu menurut Ibnu
Maskawaih yang dikutip M.Yatimin Abdullah
bahwa Akhlak adalah “suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia yang berbuat dengan mudah tanpa melalui proses pemikiran dan pertimbangan ( M.Yatimin Abdullah, 2007:1) Berdasarkan definisi akhlak dapat disimpulkan bahwa akhlak ialah suatu sifat manusia yang dibawa sejal lahir yang tertanam dijawa pada setiap manusia selain itu akhlak merupakan perwujudan dari perbuatan yang dimiliki seseorang.Dalam islam akhlak merupakan hal yang paling penting karena agama tanpa akhlak akan membuat kerusakan. a.Indikator Akhlak Adapun indikator akhlak menurut Daud Ali( 2010 : 346) meliputi : 1) Akhlak kepada Allah SWT 2) Akhlak kepada sesama manusia 3) Akhlak kepada lingkungan Sementara menurut Rachmat Djatnika(1996 : 118) bahwa akhlak yang baik dibagi 3 golongan yaitu : 1 ) Akhlak kepada diri sendiri 2) Akhlak kepada Allah SWT 3) Akhlak kepada sesama manusia meliputi :
24 (a) Akhlak orang tua (b) Akhlak guru (c) Akhlak tetangga (d) Akhlak teman atau kerabat
D. Keterkaitan hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar Beberapa penelitian mengenai otak manusia memperkuat keyakinan bahwa EQ atau Emotional Quotien akan berpengaruh besar terhadap hasil belajar. Misalnya penelitian
Le Doux yang
menunjukkan betapa integrasi antara emosi dengan akal dalam kegiatan
belajar. Tanpa keterlibatan emosi syaraf otak akan
berkurang dari yang dibutuhkan untuk menyimpan pelajaran dalam memori (Desmita, 2006 : 55). Dengan berpengaruh memperhatikan
demikian
kecerdasan
emosional
sangat
menentukan prestasi belajar peserta didik, dengan dan
memahami
emosional
dengan
cara
membangkitkan kesenangan dalam proses belajar. Dengan kondisi belajar yang menyenangkan peserta didik akan dilatih emosionalnaya supaya dapat berinteraksi dengan orang lain. E.Hipotesis Hipotsis alternatif (Ha) : Adakah hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada mata akhlak di SMP Muhammadiyah Purworejo. F. Skema Mengenai Kecerdsan Emosional dan Prestasi Belajar
25
X
Y
Kecerdasan Emosional
Prestasi Belajar