BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Public Relations 2.1.1 Pengertian Public Relations Public relations adalah proses yang kontinu dari usaha-usaha manejemen untuk memperoleh goodwill pelanggannya, pegawainya, dan publik umumnya ke dalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan. Public relations menurut W. Emerson Reck, adalah kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, penetuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan goodwill dari mereka. Public relations kini sangat banyak dimanfaatkan keberadaannya bagi setiap perusahaan ataupun organisasi, untuk menangani atau menyelesaikan setiap masalah yang muncul dipermukaan. Public relations juga sagat dibutuhkan dalam membina
hubungan
baik
antara
perusahaan
atau
organisasi
dengan
stakeholdersnya. 1 Public relations juga didefinisikan sebagai bagian yang mampu menjaga citra perusahaan atau organisasi yang mempunyai citra buruk menjadi baik, serta
Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah. Public Relations 2.0., Teori dan Praktik PR di Era Cyber. Gramata Publishing, Depok.2011 Hal.1-2 1
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
mengatur sistem komunikasi yang ada didalam perusahaan, untuk mewujudkan hubungan baik dan menciptakan citra yang positif pula bagi perusahaan tersebut. 2.1.2 Fungsi Public Relations Bagian-bagian dari fungsi public relations mencangkup aktivitas sebagai berikut : a. Hubungan Internal adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara manajer dan karyawan. b. Publisitas, sebagian besar berita dan informasi di media berasal dari sumber-sumber PR. Sumber-sumber PR menyediakan informasi yang mereka anggap pantas untuk diberitakan yang disebut publisitas. c. Advertising, PR menggunakan advertising untuk menjangkau audience yang lebih luas. d. Press Agentry, aktivitas oenciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita untuk menarik media massa dan mendapatkan perhatian public e. Public Affairs, kegiatan PR yang menangani kebijakan public dan menangani public yang mempeengaruhi kebijakan tersebut. f. Lobbying adalah bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah, berusaha untuk mempengaruhi keputusan legislative.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
g. Manajemen Isu, aktivitas PR dalam mengantisispasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespons isu-isu kebijakan public . h. Hubungan investor atau investor realtions, aktivitas spesialis hubungan investor yaitu elalu meberikan informasi kepada pemagang saham. i. Pengembangan PR bertugas membangun dan memelihara hubungan dnegan donor dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela. 2 Dari pengertian public relations dan fungsi maka dapat disimpulkan bahwa public relations adalah fungsi manajemen yang mengatur segala informasi mengenai perusahaan dan mengkomunikasikannya kepada khalayak lewat berbagai strategi yang diterapkan guna mencapai tujuan dan target perusahaan. 2.1.3 Kegiatan Public Realtions Kegiatan public reations adalah kegiatan komunikasi dan penafsiran, serta komunikasi-komunikasi dan pesan suatu perusahaan kepada publiknya dan suatu kegiatan komunikasi, penerangan, gagasan-gagasan, serta opini dari publiknya ke perusahaan dalam usaha yang jujur untuk menumbuhkan kepentingan bersama, sehingga tercipta suatu persesuaian yang harmonis dari perusahaan kepada publiknya.3 Dua kegiatan yang dilakukan public relations dalam melakukan tugasnya adalah Marketing Public Relations (MPR) dan Corporate Public Relations (CPR). 2 3
Scott M. Cutlip, et al. Effective Pubic Relations. 2006 Hal.11 Suhandang, Kustadi. Ilmu Teori dan filsafat komunikasi, 2003. Hal. 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Berikut adalah table ruang lingkup kegiatan Corporate Public Relations (CPR) dan Marketing Public Relations (MPR).4
Marketing Public Relations (MPR)
Corporate Public Relations (CPR)
1. Memposisiskan perusahaan sebagai
1. Hubungan dengan pemerintah
leader atau expert.
(lobby, mempercepat proses prosedur
2. Memberikan edukasi kepada
perizinan, memperoleh dukungan moril,
konsumen
izin legal)
3. Memperkenalkan produk baru
2. Hubugan dengan komunitas (masalah
4. Menghapus, meluncurkan kembali
polusi, masalah keamanan, masalah
produk yang sudah dewasa
fasilitas sosial, keterlibatan komunitas,
5. Membangun event merk
menjadi warga kota yang baik)
6. Mempromosikan cara pemakaian
3. Hubungan dengan media (press
baru atau produk yang sudah dikenal
release, press conference, media tour,
7. Melibatkan / menggerakan
interview, journalism photo)
masyarakat terhadap produk kita
4. hubungan dengan karyawan (moral
8. Menjangkau secondary market
kerja , citra karyawan, budaya
9. Mengembangkan pelayanan kepada
perusahaan, filosofi perusahaan, media
konsumen
internal, dukungan karyawan atas
10. Memperluas jangkauan iklan
produk perusahaan, kegiatan karyawan)
4
Silih Agung Wasesa, Strategi Public Relations, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006, hal 117
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
11. Menyebarkan berita sebelum
5. Hubungan dengan pemegang saham
beriklan
6. Hubungan dengan bank
12. Membuat iklan lebih berbunyi
7. Hubunga dengan pemimpin opini
13. Menjelaskan produk story lebih
8. Hubungan dengan akademis
detail
9. Mengatasi krisis (ketika perusahaan
14. Memperoleh publisitas atas produk
menurun, krisis meluas)
yang tidak boleh diiklankan 15. Memperoleh pemberitaan atas produk yang tabu di iklankan di TV 16. Mengetes konsep pemasaran 17. Mengidentifikasikan nama produk dan nama perusahaan 18. Mendapatkan dukungan konsumen dengan menjelaskan misi perusahaan 19. Mendorong motivasi tenaga penjual 20. Memperoleh dukungan dari para penyalur
Tabel 2.1 Kegiatan Public Relations Dua kegiatan public relations tersebut di atas, baik itu Marketing Public Relations (MPR) maupun Corporate Public Relations (CPR), kesemuanya perlu dilakukan oleh public relations di dalam suatu perusahaan atau organisasi dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
sebaik-baiknya, agar tujuan utama perusahaan atau organisasi yang diwakilinya dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.2
Marketing Public Relations (MPR)
2.2.1 Pengertian Marketing Public Relations Menurut Philip Kotler marketing public relations merupakan perkembangan dari konsep mega marketing yang dipopulerkan oleh Thomas L harris, melalui bukunya yang berjudul Maketers Guide to Public Relations. Marketing public relations merupakan sebuah proses perencanaa dan pengevaluasian program yang merangsang
penjualan dan pelanggan.
Hal tersebut
dilakukan
melalui
pengkomunikasian informasi yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan
perusahaan,
produk
dengan
kebutuhan
serta
perhatian
pelanggan. 5 Definisi lain mengenai marketing public relations yaitu : The process of planning, esecuting, and evaluating programs that encourage purchase and consumer satisfaction through credible communication and impression that identify companies and their products with the needs, wants, concern, and interst of consumers 6 Marketing Public Relations merupakan proses dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program-program yang mendorong minat beli serta keluasan konsumen melalui penyampaian informasi dan kesan yang meyakinkan, dalam upaya memperlihatkan bahwa perusahaan dan produkproduknya sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, dan minat para konsumen). Rosady Ruslan, SH, MM. Manajemen Public Relations&Media Komunikasi. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta 2007. Hal. 254 6 Dr. Elvinaro Ardianto, Handbook of Public Relations Pengantar Komperhesif, Simbiosa Rekatama Media, Bandung 2011 Hal. 272 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Untuk melakukan promosi lebih luas, pihak perusahaan perlu melakukan teknik-tekinik PR. Secara kreatif menggunakan news event (peristiwa berita), publications
(publikasi-publikasi),
social
investments
(investasi
social),
community relations (hubungan komunitas) dan kegiatan sejenis lainnya yang meningkatkan penjualan dan pemasran produk dan mengungguli para pesaing 7. Secara umum pengertian marketing public relations merupakan suatu proses perencanaan pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui pengkomunikasian informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan positif yang ditimbulkan yang berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumennya. 2.2.2 Public Relations dan Marketing Pemasaran tidak hanya suatu kegiatan menjual dan mempromosikan. Pemasaran merupakan suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berfikir, yang membimbing anda melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual benda tetapi juga menjual gagasan-gagasan, karier, tempat (pariwisata, rumah, lokasi industri), undang-undang jasa (pengangkutan, penerbangan, pemotgan rambut, kesehatan), hiburan (pertunjukan, pertandingan-pertandingan), dan kegiatan kegiatan nirlaba seperti yayasan-yayasan sosial dan keagamaan. 8 Dengan kata lain, public relations memiliki tugas membangun hubungan baik Ibid Hal.271 Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting, dan Positioning, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001, Hlm : 51 7 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
bagi organisasi atau perusahaan kepada publiknya sedangkan marketing atau pemasaran memiliki tugas memelihara para pelanggan dan penjualan produkproduk, tempat dan jasa-jasa. Dennis L. Wilcox dan Lawrence W. Nolte, dalam bukunya Public Relations Writing and Media Techniques, menulis delapan aktivitas PR yang berkontribusi mendorong sasaran-sasaran marketing :9 1. Mengembangkan prospek baru untuk pasar-pasar baru, seperti orangorang yang memerlukannya setelah melihat atau mendengan pemuatan produk dalam media berita. 2. Meningkatkan dukungan melalui surat kabar, majalah, radio dan televisi dalam bentuk news release tentang produk-produk atau jasa-jasa perusahaan,
keterlibatan
komunitas
penemuan-penemuan
dan
perecanaan perencanaan baru 3. Mengungguli penjualan secara umum, biasanya melalui artikel dalam pers perdagangan tentang produk-produk dan jasa-jasa baru. 4. Membuka jalan untuk permintaan penjualan. 5. Mempeluas
periklanan
organisasi
dan
mendukung
pengenalan
perusahaan dan produk-produknya.
Dr. Elvinaro Ardianto, Handbook of Public Relations Pengantar Komperhesif, Simbiosa Rekatama Media, Bandung 2011 Hal. 275 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
6. Menyediakan media penjualan murah karena artikel tentang perusahaan dan produk-produknya dapat dicetak ulang sebagai lembaran-lembara informatif untuk memperoleh pelangan-pelanggan prospektif. 7. Kemampuan korporasi sebagai sebuah sumber informasi yang memiliki kewenangan pada pemberian poduk. 8. Bantuan untuk menjual produk-produk minor yang tidak memiliki anggaran periklanan yang besar. Public
Relations
sangat
penting
untuk
membentuk
kesadaran,
menginformasikan, mendidik, meningkatkan pemahaman, membangun kepercay aan, membuka relasi, memberikan alasan kepada orang-orang untuk membeli dan akhirnya tercipta iklim atau suasana yang diterima konsumen. 2.3
Strategi Promosi
2.3.1 Definisi Strategi Promosi J L Thompson mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir: ‘hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. Ada strategi yang luas untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif untuk masingmasing aktivitas. Sementara itu, strategi fungsional mendorong secara langsung strategi kompetitif. 10
10
Sandra Olive, Strategi Public Relations (Jakarta : Erlangga, 2001), hal.2.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Kegiatan Promosi adalah suatu kegiatan komunikasi pemasaran yang berusaha untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, meningkatkan pasar sasaran agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan11 Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Agar promosi berjalan efektif, perusahaan harus menyusun strategi dalam memasarkan produknya. Komunikasi Pemasaran tidak hanya selalu dihubungkan dengan produk atau jasa saja, tetapi juga dengan pariwisata. Pariwisata sama hal nya juga membutuhkan sebuah pemasaran agar dapat mencapai sebuah target sasaran. Kedua definisi diatas menjelaskan bahwa strategi dan promosi merupakan sesuatu yang saling berhubungan dalam kegiatan pemasaran. Strategi promosi berkaitan dengan masalah-masalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian komunikasi persuasif dengan khalayak sasaran. 12 Perencanaan strategi adalah proses menejerial yang meliputi pengembangan dan pemeliharaan suatu keserasian yang berlangsung terus menerus antara sasaran organisasi dengan sumber dan berbagai peluang yang terdapat di lingkungannya. 13 Sedangkan perencaan promosi tidak hanya membutuhkan perencanaan strategi yang menyeluruh, tetapi juga perlu menetapkan taktik yang tepat tercakup dalam setiap kombinasi variable bauran promosi. Hasan Ali, Marketing, Jakarta : Media Pessindo, 2008 hal : 367 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Yogyakarta : ANDI hal : 64 13 Kotler, Phlip, Manajemen Pemasaran 2 Edisi Millenium, jakrta : Prenhalindo, hal 646 11 12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Jadi strategi promosi berarti sebuah program terkendali dan terpadu dari metode komunikasi dan material yang dirancang untuk menghadirkan perusahaan dan produk-produknya kepada konsumen, menyampaikan ciri-ciri produk yang memuaskan kebutuhan untuk mendorong pejualan. Tugas dari bagian promosi tidak hanya merumuskan strategi pokok untuk mencapai sasaran pormosi tetapi juga menyusun rencana pendukung berupa bauran promosi. 2.3.2 Perencanaan Strategi Promosi Menyusun strategi dalam kegiatan promosi sangat di perlukan perencanaan. Perencanaan mencakup hal-hal seperti : menetapkan tujuan yang ingin dicapai, mempertimbangkan alternatif, menilai resiko dan manfaat dari masing-masing alternatif,
memutuskan
arah
tindakan,
menetapkan
angggaran,
serta
nmendapatkan tujuan dan dukungan yang dibutuhkan. Rencana promosi harus dirancang sebagaimana merancang suatu rencana pemasaran. Perencanaan promosi harus mengacu dan fokus pada rencana pemasaran dalam menentukan strategi promosi. Perencanaan pemasaran secara umum terdiri dari lima elemen utama, sebagai berikut;14 1. Harus tersedia analisis situasi (situation analysis) yang terperinci yang terdiri atas hasil audit pemasaran internal (internal marketing audit) serta analisis eksternal mengenai persaingan pasar dan factor-faktor lingkungan yang mempengarui.
14
Sandra Olive, Strategi Public Relations (Jakarta : Erlangga, 2001), hal: 36-37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2. Harus tersedia tujuan pemasaran spesifik yang memberikan arahan dan juga tahapan kerja (time frame) bagi pelaksanaan kegiatan sasaran serta suatu tolok ukur untuk mengukur kinerja yang dicapai. 3. Harus terdapat keputusan mengenai pemilihan atau seleksi pasar sasaran (target market) dan keputusan terhadap empat elemen dalam marketing. 4. Harus terdapat program untuk melaksanakan keputusan yang sudah dibuat termasuk penentuan tugas atau pekerjaan yang akan dilakukan serta bentuk pertanggung jawabannya. 5. Harus terdapat suatu proses monitoring, proses evaluasi terhadap kinerja dan juga proses pemberian umpan balik. Setiap perubahan yang diperlukan dapat dilakukan dalam keseluruhan strategi dan taktik pemasaran. Setiap individu yang terlibat dalam kegiatan promosi harus mendesain perencanaan promosi (promotion plan) yang memberikan suatu kerangka kerja (framework)
untuk
merancang,
melaksanakan
dan
mengawasi
program
komunikasi pemasaran terpadu. Setiap melakukan perencanaan program promosi kita perlu mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dapat ditetapkan berdasarkan oleh masalah yang terjadi melalui analisis situasi internal maupun eksternal. Kemudian tujuan yang ada harus terdapat tujuan spesifik agar dapat memberikan arahan dan tahapan dalam pelaksanaan kegiatan promosi. Setelah itu menentukan target market dari kegiatan promosi yang akan dilakukan. Berikutnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
dilakukan penentuan tugas atau pekerjaan yang akan dilakukan serta bentuk pertanggung jawabannya. Terakhir harus terdapat proses monitoring dari kegiatan promosi yang dilakukan serta proses evaluasi. 2.4 Branding Scott Bedburry penulis buku A New Brand World merumuskan bahwa “branding itu tentang membawa sesuatu yang biasa dan meningkatkannya dengan cara-cara yang membuatnya menjadi lebih berharga dan bernilai” Kotler mengartikan brand (merek) sebagai nama, istilah, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dengan pesaing-pesaing. Lebih lanjut Kotler menjelaskan bahwa brand lebih dari sekedar produk, nama brand, logo, symbol, slogan, iklan, jingle, ini semua hanyalah komponen berwujud dari suatu brand. Lebih dari itu, brand adalah 1) janji, 2) brand sepenuhnya adalah persepsi yang anda lihat, dengar, baca, ketahui, rasakan, pikirkan dan lain-lain tentang suatu produk, jasa atau bisnis, 3) brand memiliki posisi istimewa di benak customer berdasarkan pengalaman masa lalu, pergaulan dan ekspektasi masa menyederhanakan proses pengambilan keputusan. 15
Tjiptono dan Diana menyatakan bahwa pengguna merek memiliki berbagai
macam tujuan, yaitu: 16
Kotler, Philip. B2B Brand Management: Dengan Branding Membangun Keunggulan dan Memenangi kompetisi. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer. 2006, hal : 5-6 16 Tjiptono dan Diana, Service Marketing Esensi dan Aplikasi, Andi : Yogyakarta, 2007, hal : 39 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
a) Sebagai identitas perusahaan yang membedakannnya dengan produk pesaing, sehingga pelanggan mudah mengenali dan melakukan pembelian ulang. b) Sebagai alat promosi yang menonjolkan daya Tarik produk (misalnya dengan membentuk desain dan warna-warni yang menarik). c) Untuk membina citra yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta citra prestise tertentu kepada konsumen. d) Mengendalikan dan mendominasi pasar. Artinya, dengan membangun merek yang terkenal, bercitra baik, dan dilindungi hak ekslusif berdasarkan hak cipta / paten, maka perusahaan dapat meraih dan mempertahakan loyalitas konsumen Jadi Brand atau merek tidak hanya sekedar nama, istilah, simbol, atau rancangan, atau kombinasi karena al-hal tersebut merupakan komponenkomponen yang ada dalam suatu brand, lebih dari itu brand adalah suatu persepsi. Brand juga berfugsi sebagai identitas yang membedakan antara produk yang satu dan produk yang lainnya, sehingga pelanggan mudah mengenali dan melakukan pembelian ulang hal tersebut dapat membuat pengambilan keputusan terhadap suatu produk menjadi lebih sederhana. 2.4.1 Brand Awareness (Kesadaran Merek) Brand awareness merupakan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
kategori merek tertentu. Terence A. Shimp mengemukakan bahwa brand awareness meupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan. 17 Brand awareness membutuhkan jangkauan kontinu dari perasaan yang tak pasti bahwa merek tertentu dikenal menjadi keyakinan bahwa produk tersebut merupaka stau-satunya dalam kelas produk bersangkutan. Peran dan kesadaran merek atas ekuitas merek bergantung pada konteks dan pada tingkatan mana brand awareness itu dicapai. Menurut Rhenald Kasali brand awreness adalah pengetahuan yang dimiliki konsumen tentang keberadaan produk. Biasnaya dinyatakan dnegan pernyataanpernyataan seperti: saya pernah mendengan, Saya pernah melihatya, Saya pernah mencobanya, Saya tahu apa gunanya. 18 Peran brand awareness adalah bagaimana brand tersebut menciptakan suatu nilai. Pengenalan maupun pengingatan merek akan melibatkan upaya mendapatkan identitas nama dan menghubungkannnya dengan kategori produk menurut Darmadi Durianto agar brand awareness dapat dicapai dan diperbaiki dengan beberapa cara sebagai berikut: 19
Aaker David. Strategi Leadership Management, The Freepress : New York 2004, hal : 90 Kasali, Rhenald Manajemen Periklanan, Pustaka Utama Grafiti : Jakarta 2007, hal : 378 19 Damadi, Durianto, Strategi Manaklukan Pasar melalui Riset Ekuitas & PErilaku Merek, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2004, hal : 57 17 18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
1. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan atau tampil berbeda dibandingkan dengan lainnya serta harus ada hubungan antara merek dengan kategori produknya. 2. Memakai selogan atau jingle terbaik sehingga membantu konsumen untuk mengingat merek. 3. Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang digunakan dapat dihubungkan dengan mereknya. 4. Perlusan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat pelanggan. 5. Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai dengan katageri produk, merek, atau keduanya. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa brand awareness adalah sampai sejauh mana konsumen dapat mengenali dan menyadari tentang keberadaan suatu merek yang merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan ingatan karena membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan dengan membentuk pengenalan.
2.5 Event Event (kegiatan) dilakukan perusahaan untuk menarik perhatian konsumen terhadap produk melalui seminar, peringatan hari jadi, pameran, kontes, dan kompetisi yang menjangkau masyarkat sasaran. Event merupakan salah satu tools
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
atau taktik yang digunakan oleh public relations untuk berkomunikasi dengan khalayaknya. Mengelola event merupakan kompetensi dasar yang wajib dimiliki oleh seorang PR. Penyelenggaraan event harus memenuhi tujuan pemasaran dan strategi komunikasi yang didefinisikan bagi merek. Event harus mempunyai cukup kesadaran, memiliki citra yang diinginkan dan mampu menciptakan pengaruh yang diinginkan. Event menurut David C Watt : “Event is “anything that happens, as distinguished from anything that exists” or “an occurrence, especially one of great importance” (oxforddictionaries.com). A special event is “a one-off happening designed to meet specific needs at any given time”20 (Event adalah segala sesuatu yang terjadi, yang berbeda dari apapun yang sudah pernah terjadi, dan merupakan sesuatu yang sangat penting. Event khusus hanya dirancang satu kali untuk memenuhi kebutuhan yang sangat spesifik pada waktu tertentu). Pada definisi tersebut dijelaskan event khusus hanya dirancang satu kali untuk memenuhi kebutuhan yang sangat spesifik pada waktu tertentu Event Interational Bloggers Trip 2015 ini merupakan salah satu media promosi pariwisata Indonesia. Event yang sangat penting akan dirancang sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan promosi. 2.5.1 Special Event Event atau lebih dikenal dengan special event didefinisikan sebagai fenomena yang muncul dari kejadian – kejadian yang sifatnya non rutin, yang didalamnya terdapat unsur hiburan, budaya personal, atau tujuan perusahaan yang R, Rajesh. (2014). Issues and Trends of Event Tourism Promotions in Destinations. Pruducherry, an empirical Study, 26-41, Retrieved from http://search.proquest.com/docview/1672623841/2E454D4F5B7B4859PQ/9?accountid=34643 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
merupakan bagian dari aktifitas normal/kehidupan sehari-hari, yang tujuannnya adalah mencerahkan, merayakan, menghibur atau menantang pengalaman sekelompok orang21. Shone dan perry menjelaskan definisi dari special event sebagai berikut 22: “Special event are that fenomenom a rising from those non – routine occasion wich have leisure, cultural, personal or organizational objectives set a part from the normal activity of daily life, whose purpose is to an lighten, celebrate, entertain or chalange the experience of a group of people.” Dari definisi di atas dijelaskan bahwa specia event merupakan fenomena yang muncul dari kejadian – kejadian yang sifatnya non rutin definisi tersebut mennyebutkan 4 (empat) kategori special event yaitu : 1. Leisure Event Pada saat ini leisure event yang berkembang banyak berdasrkan pada kegiatan keolahragaan, atau kegiatan yang sama yang mengandung unsur pertandingan didalmnya dan mendatangkan banyak pengunjung pada event tersebut.
2. Personal Event Yang termasuk kedalam personal event adalah segala bentuk kegiatan yang didalamnya terliba anggota keluarga atau teman, seperti pesta ulang tahun, pernikahan atau perayaan-perayaan pribadi lainnya. Muslim et.al, Tantangan Indonesia Baru: Strategi dan Aktivitas Public Relations (Jakarta : BPP PERHUMAS, 2006), 70. 22 Any Noor. Manajemen Event, Bandung : Alfabeta, 2009, hal : 7 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
3. Cultural Event Budaya selalu identik dengan upacara adat dan tradisi. Hal tersebut memiliki nilai sosial yang tinggi dalam tatanan masyarakat, sehingga penyelenggaraannya menjadi sangat penting. 4. Organization Event Kegiatan besar yang diselenggarakan oleh organisasi. Pada kategori ini bentuk event tentunya disesuaikan dengan tujuan organisasi. Peristiwa khusus (special event) merupakan pengembangan lebih canggih dari kegiatan-kegiatan promo untuk menarik perhatian konsumen terhadap perusahaan atau produk tertentu yang pada akhirnya memperoleh publisitas tinggi. 23 Event International Bloggers Trip 2015 merupakan salah satu special event yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan pariwisata yang ada di Indonesia ke ranah International. Event ini diikut sertakan oleh travel blogger yang merupakan perwakilan dari beberapa negara, selama event berlangsung para travel blogger memposting serta mempublikasikan pengalaman – pengalaman mereka selama mengikuti event familiarization trip di setiap akun sosial media yang mereka miliki. 2.5.2 Fungsi Special Event Fungsi event memberikan informasi secara langsung atau tatap muka dan mendapatkan umpan balik yang positif dari pelanggan. Selain itu fungsi dari
23
Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
special event adalah sebagai salah satu media komunikasi yang mendapatkan perhatan secara langsung dari pelanggan sehingga terciptanya Wouth of Mouth dan publikasi dari pelanggan yang akhirnya akan memperoleh edukasi dan pengalaman yang mendalam dari pelanggan yang menjadi sasaran. Untuk memberikan informasi secara langsung (bertatap muka), dan mendapatkan hubungan timbal balik yang positif dengan dengan publiknya melalui program kerja atau acara-acara yang sengaja dirancang, dan dikaitkan dengan event (peristiwa khusus) dalam kegiatan serta program kerja kehumasan tertentu. Event sebagai media komunikasi dan sekaligus publikasi pada akhirnya masyarakat atau public yang menjadi target sasarannya, akan memperoleh pengenalan, pengetahuan, dan pengertian yang mendalam. Dari acara khusus tersebut diharapkan dapat tercipta citra positif terhadap perusahaan/lembaga, atau produk yang diwakilinya. Tujuan dari diselengarakannya special event antara lain :24 1. Menciptakan goodwill 2. Mencegah dan memecahkan masalah 3. Menciptakan citra baik atau cira yang positif 4. Mampu menarik perhatian khalayak 5. Awareness, meningkatkan pengetahuan khalayak terhadap produk atau perusahaan yang ditampilkan
24
William O’Toole & Phyllis Mikolatis, Corporate Event Management, PPM, Jakarta 2007
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
6. Menunjukan itikad baik dari perusahaan untuk memberikan citra yang positif kepada masyarakat sebagai target sasaran 7. Mempertahankan penerimaan masyarakat 8. Mempengaruhi khalayak sasaran 9. Mengasosiasikan merek dengan suatu kegiatan, gaya hidup atau individu tertentu 10. Menjangkau target sasaran yang lebih luas 11. Meningkatakan kesadaran merek terhadap perusahaan produk 12. Mempublikasikan suatu merek, produk atau perushaan yang nantinya juga akan meningkatkan pengetahuan khalayak. Event juga memiliki fungsi sebagai fungsi pemasaran dan diselenggarakan untuk mencapai tujuan perusahaan, pada event International Bloggers Trip tujuan dari Kementerian Pariwisata Indonesia adalah memberikan kesadaran terhadap merek (brand awareness) dari Destinasi Negara Indonesia yaitu Pesona Indonesia atau Wonderful Indonesia. 2.5.3 Strategi Special Event Strategi dalam sebuah special event sangat diperlukan sebagai nilai dan tolak ukur dari berhasil atau tidaknya sebuah special event tersebut diselenggarakan. Biasanya data strategi ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi terkait, untuk mengetahui efektifitas keberhasilah sebuah event itu diselenggarakan. Startegi event juga memiiki manfaat sebagai masukan agar pelaksanaan event
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
kedepan jauh lebih baik dari event yang diselenggarakan sekarang. Special event juga identik dengan acara yang bersifat istimewa yang biasanya dikaitkan dengan kalender tahun kemudian menyusun acara-acara khusus. Strategi merupakan perencanaan yang dibuat secara cermat dan sistematis terhadap suatu perusahaan yang dihadapi untuk tercapainya tujuan-tujuan yang diinginkan. Strategi juga diartikan sebagai rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu mengaitkan keunggulan strategi perushaaan dengan tantangan lingkungan yang drancng untuk memastikan bahwa tujuan utam perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perushaan. 25 Strategi dalam special event sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang fatal terutama penghamburan biaya yang tidak tepat sasaran. Mematangkan konsep, menciptakan cara-cara baru yang lebih efisien dan berkesan, serta melihat apakah tujuan dari pelaksanaan event itu tercapai. Sebenarnya hal-hal penting yang perlu dievaluasi adalah sumber yang ada, pesan yang disebarkan, media yang digunakan, dan pengambilan keputusan anggaran. 26 Proses strategi special event yang baik, terencana, terukur dengan sangat baik akan dapat memberikan gambaran kesuksesan dari event yang akan diselenggarakan dan akan mempermudah mengambil sebuah keputusan untuk menentukan penting tidaknya event tersebut dilaksanakan dalam tahun-tahun kedepannya. Strategi event juga memberikan pelajaran yang baik bagi kepanitiaan 25 26
Lawrence R. Javeh & William F. Glueck, hal : 21 Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
yang terlibat di dalamnya. Terakhir evaluasi sangat dibutuhkan sebagai bahan monitoring terhadap tingkat kepuasan dari para tamu, peserta, atau orang-orang yang terlibat didalamnya. 2.5.4 Manajemen Event Acara adalah pengalaman, pengelolaan acara yang baik akan memberikan pengalaman dan kesan yang baik kepada orang yang menghadirinya. Kebanyakan aktivitas public relations berbasis kegiatan membuat manajemen atau pengelolaan kegiatan
merupakan
kecakapan
yang
fundamental
dan
kemampuan
menyelenggarakan sebuah kegiatan khusus harus dimiliki oleh seorang praktisi public relations. Manajemen event dapat dikatakan sebagai suatu proses berkelanjutan, dilaksanakan dengan tujuan efisiensi dan efektivitas dari pelaksanaan event itu sendiri. Secara tidak langsung, mengisyaratkan bahwa pelaksanaan event sebaiknya merujuk kepada pelaksanaan sebelumnya atau data-data yang berhubungan dengan kegiatan atau acara yang akan diadakan. Manajemen event adalah bagian dari ilmu manajemen yang menciptakan dan mengembangkan sebuah kegiatan dengan tujuan untuk mengumpulkan orangorang disatu tempat, melakukan serangkaian aktivitas yang teratur untuk memperoleh suatu informasi atas menyaksikan suatu kejadian. Manajemen event perlu dipelajari karena kegiatannya dipengaruhi oleh kualitas komunikasi, yaitu strategi visual dan pesan, komunikasi antarindividu,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
seleksi dan penempatan media, publisitas dan promosi, serta beberapa kegiatan lainnya. 27 Manajemen event memiliki beberapa tahapan yang harus dilakukan. Pelaksanaan event secara ideal akan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut 28: 1. Pelaksanaan Pra Event Pra pelaksanaan event yang meliputi kegiatan pengidentifikasian kebutuhan atas ajang tersebut. Identifikasi ini secara minimum akan menjawab beberapa hal penting yang meliputi: a. Why : yaitu merupakan jawaban mengapa ajang khusus itu layak dilaksanakan. b. Who : yaitu merupakan jawaban siapa saja yang kita inginkan hadir sebagai audiens di ajang khusus tersebut. c. Where dan When : merupakan pemenuhan jawaban atas parameter logistic dan peluang-peluang kreatif yang ada. d. What : menentukan tentang bentuk dan isi dari kegiatan. e. How : merupakan jawaban atas beberapa sumber daya yang akan digunakan, baik yang telah tersedia (untuk dialokasikan) maupun yang belum tersedia (untuk dipersiapkan). 2. Pelaksanaan Event Merupakan kejadian dimana perencanaan yang sudah disiapkan tersebut dilaksanakan dan direalisasikan. Bukan lagi sekedar konsep, tetapi sudah bergeser menjadi tindakan. Di point ini dapat dilihat John E. Kennedy Manajemen Event. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia hlm. 1 28 Lidia Evelina, Event Organizer Pameran, Indeks, Jakarta, 2007, hal. 7 27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
apakah pelaksanaan sesuai dengan yang diharapkan pada pra event atau tidak. 3. Pasca-event Merupakan
kegiatan
penyelenggaraan
secara
kegiatan.
ideal
dilakukan
Evaluasi
adalah
pada
tiap-tiap
kegiatan
yang
berkesinambungan seiring dengan proses kegiatan ajang khusus tersebut. Evaluasi program adalah pengukuran sistematis dari outcome sebuah project, program atau kampanye yang berdasarkan objektif yang akan dicapai. Evaluasi dapat dilakukan pada tiga tahap, yaitu 29: 1. Laporan Implementasi Evaluasi tahap pertama untuk meyakinkan bahwa apa yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana. Pada tahap ini seharusnya dilakukan pengecekan kesulitan yang terjadi. Penyelesaian masalah yang timbul, masalah pendanaan dan sebagainya. 2. Laporan Kemajuan Sebuah bentuk preliminasi evaluasi. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini biasanya adalah mengevaluasi segala kemungkinan untuk memodifikasi rencana. 3. Evaluasi Terakhir
Ananda, Ida Anggraini, Tantangan Indonesia Baru, Strategi & Aktivitas Public Relations, BPP Perhumas, hal. 81 29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Review secara keseluruhan dari program. Dampak dan efek dari program komunikasi yang dalam hal ini adalah event, diukur secara jelas tampak bahwa program ini berhasil atau tidak.
2.6 Media Digital Media digital atau media online merupakan hasil evaluasi dari media massa yang berkembang sejak era atau peradaban industry. Media online merupakan produk komunikasi massa atau jurnalistik online, yang dikenal juga dengan istilah cyber journalisme yang didistribusikan melaui internet. Secara umum, media digital atau media online dapat dipahami sebagai jenis atau format multimedia yang hanya bisa diakses memalui internet berisiakn teks, foto/image video, grafis, audio, suara/voice, dan music dengan fasilitas tautan aktif (hyperlink) sehingga satu halaman dengan halaman lain dan satu jenis media dengan lainnya saling terhubung. Media online sebagai media massa yang tersaji secara online disitus web internet. Media online adalah media generasi ke tiga setelah era media cetak (printed media) dan era media elektronik (electronic media). Secara teknis, media digital atau media online adalah media yang berbasis jaringan telekomunikas dan digital multimedia (computer dan internet). Media-media yang masuk dalam kategori ini adalah situs web (website, termasuk blog), portal, radio online, televise online, jaringan edia sosial (social media networking), aplikasi-aplikasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
online, surat elektronik (e-mail), dan pengirim pesan instant (instat messenger).30 Secara umum media digital atau media online memiliki ciri-ciri utama sebagai berikut :31 1. Interaktif dua arah secaa penuh dan feedback mudah dilakukan 2. Posisi source (S) dan receiver (R) mudah bertukar tempat. 3. munculnya kekuaan public (audience power ) dan berkurangnya superioritas pemilik media konvensional. 4. Feedback dapat ditunda (delayed feedback) dan akses ke media tdak harrus dlakukan pada waktu yang ditentukanoleh pengelola media (asynchronous) ; audience memiliki kekuatan untuk memilih sajian media yang akan diakses (media –on demand ) 5. Penyajian materi dan penggunaan jaringan yang berbasis teknologi digital multimedia. Media online merupakan sarana komunikasi secara online, yang di dalamnya mencangkup surat elektronik (e-mail), situs web, portal, radio/tv online blog, media sosial dan aplikasi pesan singkat (instant messaging application). Internet merupakan solusi efektif dan menarik untuk memperkuat komunikasi dengan khalayak luas. Hal ini didasari dengan perkembangan jumlah pengguna internet yang berkembang sangat pesat. Bukan hanya jumlah pengguna internet
Romli, Asep Syamsul M. Jurnalistik Online : Panduan Mengella Media Online. Bandung : Nuansa, 2012 31 Straubhaar, Joseph & Robert LaRose. Media Now : Communications edia the Informations Age. Bemont, USA : Wadsworth Group 30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
yang berkembang luar biasa pesat, jumlah alat (device) yang tehubung ke internet juga semakin beragam. 32
2.7 Media Sosial Perkembangan dunia maya kian hari kian pesat. Dimulai dari hanya pemakaian website dan surel, kemudian makin berkembang dengan munculnya berbagai media sosial di dunia maya, seperti blog pribadi, facebook, twitter, Instagram dan berbagai aplikasi sejenis. Hal ini tentu saja juga terjadi di Indonesia. Setiap hari semakin banyak pengguna internet yang membuat akun dalam aplikasi seperti facebook, twitter, instagram, path, dan blog. Akun-akun tersebut dapat diakses baik melalui personal computer maupun melalui telepon pintar dan tablet yang telah menjadi bagian sehari-hari dari kehidupan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Media sosial merupakan salah satu platform yang muncul di era kecanggihan teknologi pada saat ini. Media sosial pada dasarnya merupakan bentuk yang tidak jauh dari berada dengan keberadaan dan cara kerja komputer. Berikut ini adalah definisi media sosial yang berasal dari berbagai literatur peneltian 33 1. Menurut Mandibergh (2012), media sosial adalah media yang mewadahi kerjasama diantara pengguna yang menghasilkan konten.
32 33
Hermawan Kartajaya, On Marketing. Jakrta : Gramedia Pustaka Utama, 2004 Fusch. C, Social Media a Critical Introduction,(LA:, 2014 ) hal.35-36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
2. Menurut Shirky (2008), media sosial dan perangkat lunak sosial merupakan alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi, bekerja sama. 3. Boyd (2009) menjelaskan media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi. Media sosial memiliki beberapa karakteristik yaitu , jaringan, informasi, arsip, interkasi, simulasi sosial dan konten oleh pengguna. Selain karakteristik media sosial juga memiliki enam kategori besar untuk melihat pembagian media sosial, yakni : 1. Media jejaring sosial, merupakan medium yang paling populer dalam kategori media sosial, medium ini merupakan sarana yang bisa digunakan pengguna untuk melakukan hubungan sosial, termasuk konsekuensi atau efek dari hubungan sosial di dunia virtal. 2. Jurnal online, atau biasa juga disebut blog merupakan media sosial yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah aktivitas keseharian, saling mengomentari dan berbagi. 3. Jurnal online sederhana atau mikroblog, merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi pengguna untuk menulis dan mempublikasikan aktivitas serta atau pendapatnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
4. Media berbagi, merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk berbagi media, mulai dari dokumen, video, audio, gambar dan sebagainya. 5. Penanda sosial, merupakan jenis media sosial yang berkerja untuk mengorganisasi, menyimpan, mengelola, dan mencari informasi atau berita tertentu secara online. Informasi yang diberikan oleh media sosial ini bukanlah informasi yang utuh. 6. Media konten bersama (WiKi) , media sosial ini merupakan medai kolaborasi konten bersama dari para penggunanya, 34 Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa definisi dari social media
adalah
media
merepresentasikan
internet
dirinya
yang
maupun
memungkinkan bekerjasama,
para
penggunanya
melakukan
interaksi,
berkomunikasi dan berbagi dengan pengguna lain. 2.7.1 Media Sosial dan Marketing Kehadiran media sosial memberikan alternatif pilihan bagaimana praktik pemasaran pada era digital ini bisa berubah dari iklan berbayar menjadi iklan berdasarkan pengalaman seseorang yang cenderung berbiaya kecil bahkan tidak berbayar. Pengguna secara sadar maupun tidak, menginformasikan pengalaman mereka dalam meggunakan produk atau jasa. Definisi pengalaman pelanggan menurut Gentile et al as:
34
Ibid, hal.40-47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
“ a set of interactions between a customer and a product, a company, or part of its organization, which provoke a reaction. This experience is strictly personal and implies the customer's involvement at different levels (rational, emotional, sensorial, physical and spiritual)". (Serangkaian interaksi antara pelanggan dan produk, perusahaan, atau bagian dari organisasinya, yang memancing reaksi. Pengalaman ini sangat pribadi dan menyiratkan keterlibatan pelanggan pada tingkat yang berbeda (rasional, emosional, sensoris, fisik dan spiritual). 35 Media sosial saat ini berkembang sebagai sarana berinteraksi berbagai kalangan di seluruh dunia. Perkembangan ini kemudian tentu saja langsung dimanfaatkan sebagai media promosi yang dinilai efektif. Chris Anderson dalam buku Socialnomics: How Social Media Transforms The Way We Live and Do Business mengatakan36: “The great thing about broadcast is that it can bring one show to millions of people with unmatchable efficiency. But it can’t do the opposite—bring a million show, to one person each. Yet that is exactly what the Internet does so well. The economics of the broadcast era required hit shows—big buckets—to catch huge audiences. Serving the same stream to millions of people at the same time is hugely expensive and wasteful for a distribution network optimized for point-to-point communications. Increasingly, the mass market is turning into a mass of niches.” Media sosial adalah perkembangan dalam penyebaran informasi. Dahulu teknologi media dapat menyampaikan pesan ke jutaan orang dengan efisien, seperti melalui televisi atau surat kabar. Kelemahannya, dalam menyampaikan Mariana Sigala and Ulrike Gretzel, Advanced in social Media for Travel, Tourism and Hospitality : New Perspective, Practice and cases, https://books.google.co.id/books?id=XsEtDwAAQBAJ&pg=PT162&dq=advanced+in+social+me dia+for+travel+tourism+and+hospitality+:+new+perspective&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwi3gf2 vgefVAhXHL48KHfRZBpcQ6AEIIjAA#v=onepage&q=advanced%20in%20social%20media%2 0for%20travel%20tourism%20and%20hospitality%20%3A%20new%20perspective&f=false, diakses tanggal 17 Agustus 2017. 36 Qualman, E. (2013). Socialnomics: How social media transforms the way we live and do business.Canada: John Wiley & Sons, Inc. hal 316 35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
pesan kepada jutaan orang, diperlukan biaya yang besar pula dan belum tentu terarah pada target yang diinginkan. Para pengguna media juga menjadi pihak yang pasif dengan hanya menerima semua informasi yang diberikan tanpa dapat memilih. Namun di era sekarang, penyampaian pesan menjadi lebih berkembang. Kemudahan dalam mengakses internet membuat informasi dapat tersebar dengan luas dan cepat ke jutaan pengguna internet. Dalam menyebarkan pesan juga tidak perlu menggunakan biaya yang mahal. Kemudahan ini ditambah pula dengan keunggulan internet yang dapat memberikan beragam informasi ke tiap-tiap penggunanya secara khusus. Para pengguna pun dapat dengan aktif hanya mengakses
informasi yang
mereka
inginkan.
Inilah kelebihan internet
dibandingkan media promosi lainnya. Keunggulan internet ini kemudian dapat dimaksimalkan kembali dengan penggunaan media sosial yang interaktif karena dengan penggunaannya yang interaktif inilah maka promosi dapat menjadi lebih efektif lagi. Terminologi Socialnomics sendiri yang digunakan dalam buku ini dijelaskan sebagai “...the value created and shared via social media and its efficient influence on outcomes (economic, political, relational, etc.). Or, more simply put, it’s word of mouth on digital steroids” 37 Buku ini menyetujui bagaimana media sosial membuat perilaku ekonomi, politik, dan hubungan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
dengan orang lain menjadi lebih efisien. Media sosial bagi buku ini adalah penyebaran informasi lewat mulut ke mulut dalam bentuk digital. Dalam Teori Pembelajaran Sosial dijelaskan bahwa suatu individu mempelajari dan melakukan suatu hal, salah satunya melalui sebuah proses imitasi. Mereka melihat dan mengamati pengalaman orang lain dan kemudian menjadikannya sebagai panduan dalam perilakunya. Teori pembelajaran sosial ini menekankan pada fasilitasi dalam melakukan pembelajaran perilaku. Sehingga individu yang mengimitasi tidak melakukan suatu tingkah laku dengan dipaksa, namun karena mendapat pengaruh dari objek yang dia amati. Dalam perilaku pengguna internet, mereka mengimitasi perilaku pengguna internet lainnya dengan membaca tulisan yang mereka buat di media sosial. Perilaku yang ditiru oleh banyak pengguna internet ini biasanya adalah dari pemilik akun yang sudah terkenal dan dapat dipercaya. Dengan demikian, perilaku pengimitasian ini berkaitan erat dengan interaksi dan dalam media internet, perilaku ini sangat efektif dalam meningkatkan promosi. Banyak riset yang menyebutkan bahwa media sosial dianggap sebagi sarana untuk pengguna berbagi pikiran, pengalaman, bahkan pandangan terhadap suatu peristiwa. Karena itu tidak heran apabila pengguna media sosial adalah juga konsumen yang bisa mempromosikan sebuah produk atau dalam istilah Tuten sebagai CGM atau Consumer- Generated Media.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Berkaitan dengan evolusi konsumen dari sekedar mengonsumsi menjadi bagian dari periklanan, praktik CGM terbagi atas beberapa tipe, diantaranya:38 1. Consumer –Genarated Multimedia (CGM2) adalah tipe konsumen yang mengunggah engalaman dan pendapat mereka tentang sebuah produk atau jasa dalam berbagai bentuk media, baik berupa audio, video, maupun animasi. 2. Consumer – Solicited Media (CSM) merupakan tipe konsumen yang diundang untuk berkontribusi terhadap sebuah konten yang bekaitan dengan produk atau jasa. Tipe ini menunjukan konsumen dilibatkan dalam periklanan dan cenderung tidak berbayar. 3. Incentivized Consumer – Generated Media (iCGM). Tipe ini menunjukkan konsumen di media sosial yang diberikan insentif, dibayar, atau diberikan produk dari perusahaan. Namun pemberian kompensasi ini dalam bentuk hadiah. Misalny, konsumen di media sosial membuat sebuah tulisan tentang produk tertentu dalam rangka lomba penulisan (review) yang dilaksanakan oleh perusahaan tertentu 4. Consumer – Fortified Media (CFM) merupakan tipe konsumen yang menyebarkan atau mendiskusikan sebuah konten. Tipe ini menunjukan bahwa sebuah konten yang berkaitan dengan produk/jasa bisa menjadi bahan diskusi dari konsumen yang juga pengguna media sosial. Melalui
38
Rulli Nasrullah, Media Sosial Prosedur, Tren dan Etika. (Bandung:2015), hal 163-164
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
jejaring media sosialnya, konsumen menuliskan pendapatnya dan kadang melampirkan tautan (Link) terhadap nformasi produk atau jasa. 5. Compesated Consumer – Generated Media (cCGM). Tipe terakhir ini menjelaskan bagaimana konsumen dibayar untuk tulisan atau publikasi mereka di media sosial oleh perusahaan. Blogger misalnya dilibatkan secara khusus dengan undanngan dan kesepakatan tertentu untuk mendukung kampanye produk/ jasa tertentu yang sedang diluncurkan oleh perussahaan. Friendvertising merupakan konsep yang diperkenalkan oleh Tracy L. Tuten untuk menunjukkan bagaimana komunikasi yang terjadi di antara bentukbentuk komunitas secara online. Pada jaringan media sosial memiliki interaksi dan komunikasi yang lebih intens. Kehadiran media sosial secaa khusus, memberikan arah komunikasi yang lebih interaktif. Iklan yang ada di media sosial – merujuk pada tipe-tipe CGM sebelumnya merupakan konten yang bisa menjadi perbicangan diantara pengguna, dimana hubungan antara pengguna itu adalah hubungan pertemanan atau dalam jaringan.
2.7.2 Media Sosial dan Pariwisata Dalam berwisata selalu ada faktor pendorong dan penarik (push and pull factors) bagi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata, dengan faktor pendorong yang umumnya bersifat sosial-psikologis atau merupakan person
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
specific motivation dan penarik yang merupakan destination specific atributes. Secara lebih detail mengenai faktor pendorong dan penarik ini dijelaskan oleh Richardson dan Fluker dalam buku Sosiologi Pariwisata: “Push factors are all the economic, social demographic, technological and political forces that stimulate a demand for tourism activity by ‘pushing’ consumers away from their usual place of residence. These are the dominant factors when people decide they want to ‘get away from it all’, but are vague about where they want to go.”39 Dari kutipan di atas disimpulkan bahwa interaksi lewat media sosial dapat menjadi salah satu faktor pendorong bagi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata. Facebook, twitter, atau blog adalah bagian dari kekuatan teknologi yang dapat memberikan stimulus bagi para konsumen dengan menjadi faktor pendorong bagi mereka untuk melakukan perjalanan wisata. Stimulus yang diberikan adalah dalam bentuk media penyampaian informasi mengenai pariwisata. Dalam konteks penyebaran informasi lewat media sosial, model yang diimitasi adalah mereka yang dianggap memiliki pengalaman dalam suatu objek tertentu. Tingginya tingkat pengalaman dari suatu model dibuktikan dengan, banyaknya pengikut atau pembaca yang membaca pengalaman-pengalaman yang dia sebarkan lewat media sosial. Dalam buku Socialnomics: How Social Media Transforms The Way We Live and Do Business oleh Erik Qualman disebutkan bagaimana para pemilik akun blog pribadi tidak menulis sesuatu karena tujuan 39
Pitana, I. dan Gayatri, (2005). Sosiologi pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hal 200
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
tertentu, namun mereka melakukannya karena mereka menyukainya. Sebagian besar dari para pemilik akun tersebut tidak berusaha mengiklankan apapun sehingga hal yang mereka sampaikan adalah penyampaian yang jujur.
40
Media
internet dipilih karena dapat diakses dengan mudah. Dengan begitu, banyak orang yang tertarik untuk membaca dan menginginkan untuk mengalami berbagai pengalaman yang sama seperti para penulis tersebut. Para penulis tersebut juga membuka peluang bagi para pembacanya untuk berkomentar terhadap hal yang mereka tulis, sehingga proses komunikasi menjadi timbal-balik, bukan hanya satu arah. Proses interaksi inilah yang sangat penting dalam penggunaan internet, terutama dalam media sosial. Influencer merupakan pengguna sosial media yang memiliki peran cukup besar dalam hal penyampaian informasi. Travel Blogger merupakan para influencer yang memfokuskan postingan mereka pada hal-hal yang berkaitan dengan pengalamannya dalam mengunjungi suatu tempat atau destinasi wisata. Gillin dan Saminather menjelaskan: Bloggers have been described as powerful new influencers, both feared and revered by strategic communication professionals for their power to boost or harm a brand. Given the rise of blogger influence, practitioners are seeking to use strategic communication to influence these ‘digital’ influencers online.41 40
Qualman, E. 2013. Socialnomics: How social media transforms the way we live and do business. Canada: John Wiley & Sons, Inc. hal : 316
Archer, C., & Harrigan, P. (2016). Prosumers with passion: Learning what motivates bloggers as digital influencer stakeholders. PRism 13(1): http://www.prismjournal.org/homepage.html 41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
Gillin and Smather menjelaskan bahwa saat ini blogger telah menjadi pemberi pengaruh (influencer) yang kuat, mereka ditakuti dan dipuja oleh profesional komunikasi strategis karena kekuatan mereka dalam meningkatkan atau menghancurkan merek . Dengan munculnya pengaruh blogger, praktisi berusaha menggunakan komunikasi strategis untuk mempengaruhi public melalui media digital. Sebagaimana dijelaskan oleh Katz & Lazarsfeld tentang peran blogger menjadi perantara atau media antara perusahaan kepada publiknya : “Due to the characteristics of social media, based on consumer to consumer dialog, it is difficult for brand managers to directly shape the conversation; however, they have the opportunity to influence it by utilizing bloggers as intermediaries. This intermediary role fits with the two-step flow of communication. As potential opinion leaders, bloggers are important sources of publicity for brands in social media. Thus, strategic, effective and sustainable management of the blogger engagement process is required.”42
Dari penjelasan diatas dijelaskan bagaiman suatu perusahaan menggunakan blogger sebagai media atau perantara. Sebagai calon pemimpin opini, blogger merupakan sumber publisitas yang penting bagi merek di media sosial. Dengan demikian, diperlukan proses pengelolaan blogger yang strategis, efektif dan berkelanjutan.
E. Uzunoglu,˘ S. Misci Kip. Brand communication through digital influencers: Leveraging blogger engagement. International Journal of Information Management 34 (2014). Hal 592–602 : www.elsevier.com/locate/ijinfomgt 42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
2.8 Pariwisata Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta “pari” yang berarti hal atau banyak melakukan da n kata “wisata” yang berarti perjalanan. Jadi, pariwisata adalah perjalanan atau banyak melakukan perjalanan.
Pariwisata menurut undang-
undang No. 10/2009 tentang kepariwisataan menjelaskan bahwa berbagai macam kegiatan wisata didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Berbagai organisasi internasional seperti PBB, Bank dunia dan World Tourism Organization (WTO) telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama kegiatan sosial dan ekonomi. Industri pariwisata bukan hanya tentang infrastruktur dan fasilitas kepariwisataan, namun juga tentang bagaimana pemerintah, mesyarakat setempat, asosiasi kepariwisataan terkait dan pengusaha disuatu destinasi pariwisata mempromosikan destinasi wisata tersebut. Pariwisata modern bersentuhan dengan sektor-sektor bisnis sebab pariwisata telah menjadi produk yang dijual kepada orang diluar. Dunia pariwisata sebagai kompleks produk memerlukan komunikasi untuk mengkomunikasikan sumber daya kepada wisatawan dan seluruh stakeholder pariwisata termasuk membentuk kelembagaan pariwisata.43
Burhan Bungin Komunikasi Pariwisata (Tourism Communication): Pemasaran dan Brand Destinasi (Jakarta : KENCANA, 2015) 88. 43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
Pariwisata modern adalah konsep pariwisata yang mendefinisikan dirinya sebagai produk bisnis modern. Jadi semua produk pariwisata didesain sebagai produk bisnis, mulai dari destinasi, ekonomi kreatif, transportasi, perhotelan, venue rekreasi, aktraksi seni, dalam paket-paket wisata yang menarik, mengagumkan, menantang, dan mengesankan. 44 Pariwisata modern dapat diklasifikasikan dalam beberapa komponen penting, yaitu: (1) destinasi, (2) transportasi, (3) pemasaran pariwisata (4) sumber daya. Dalam perspektif yag lain, pemerintah Indonesia mengklasifikasikan komponen pariwisata kedalam beberapa bagian penting sepertti; (1) industry pariwisata, (2) destinasi pariwisata, (3) pemasaran pariwisata, dan (4) kelembagaan pariwisata.45 Dari pengertian pariwisata modern dapat disimpulkan bahwa untuk mendongkrak angka kunjungan wisatawan saat ini tidak cukup hanya dengan mengandalkan kekayaan alam, budaya dan kesenian saja, diperlukan strategi yang tepat dan inovatif agar dapat menarik minat wisatawan mancanegara serta target dari jumlah kunjungan wisatawan dapat tercapai.
44 45
Ibid hlm. 85. Ibid hlm. 86
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/