BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan yang terdiri atas dua bagian. Bagian interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume secara keseluruhan kira-kira merupakan satu perdua belas berat badan atau kira kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini di nyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang di padatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Di waktu sehat volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu di atur oleh tekanan osmotic dalam pembuluh darah dan jaringan. (Evelyn, 2000) Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang primitif sampai dengan manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu beraada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai: (a) pembawa oksigen (oxsigen karier); (b) mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi; dan (c) mekanisme hemostasis. (Bakta, 2007) B. Haemostasis Haemostasis adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh yang amat penting dalam menghentikan perdarahan pembuluh darah yang luka. Mekanisme haemotasis mempunyai dua fungsi primer yaitu untuk menjamin bahwa sirkulasi darah tetap cair ketika di dalam pembuluh darah, dan untuk menghentikan pada pembuluh darah yang luka. Haemotasis normal tergantung 5
6
pada keseimbangan yang baik dan interaksi yang kompleks, paling sedikit 5 komponen antara lain pembuluh darah, trombosit, faktor faktor koagulasi, inhibitor, sistem fibrinolisis (Bakta, 2007) C. Pembuluh darah Dinding Pembuluh darah mempunyai tiga lapisan yaitu: Tunica intima yang terdiri dari jaringan ikat endhotelium dan subendotelium, tunica media dan tunica adventitia. D. Trombosit Trombosit merupakan sel kecil yang berinti, berbentuk discoid dengan diameter rata rata 1,5-3 cm. Trombosit dihasilkan dan di lepas dari megakariosit yang ada di sumsum tulang dengan waktu maturasi 4-5 hari, dan masa hidup dari sirkulasi 9-10 hari. Jumlah trombosit dalam darah vena orang dewasa normal rata rata 200.000- 500.000 per ul darah. (Bakta, 2007). E. Produksi Trombosit Trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma megakariosit, suatu sel muda yang besar dalam sumsum tulang. Megakariosit matang ditandai proses replikasi endomiotik inti dan makin besarnya volume plasma, sehingga pada akhirnya sitoplasma menjadi granular dan terjadi pelepasan trombosit. Setiap megakariosit mampu menghasilkan 3000 - 4000 trombosit, waktu dari diferensiasi sel asal (stem cell) sampai dihasilkan trombosit memerlukan waktu sekitar 10 hari. (Waterburi, 1998)
7
F. Struktur Trombosit Membran trombosit mempunyai ketebalan 7,5 mm
terdiri dari
trilaminar lipoprotein dengan filamen-filamen kontratil submembran. Mega tipe granul dan suatu jaringan internal kanalikuli yang irreguler. Fungsi trombosit secara umum adalah: a. Memelihara supaya pembuluh darah tetap utuh setelah mikro trauma yang terjadi sehari hari pada endotel. b. Mengawasi pembuluh darah dengan pembentuk sumbat primer. c. Stabilitas fiksin (Waterburi, 1998) Apabila ada gangguan pada fungsi trombosit dan merusak salah satu faktor pembeku ini maka akan terganggu semua faktor pembekuan darah. Dalam keadaan normal, faktor pembeku ini berada dalam keadaan yang tidak aktif. Apabila karena suatu kejadian yang merusak maka salah satu faktor pembeku ini dapat bekerja secara bertingkat. Berlangsungnya pembekuan ini disebabkan oleh karena bekerjanya cairan jaringan yang bekerja proteolitik yang mengadakan kontak dengan darah (Wagener, 1980) Salah satu pemeriksaan laboratorium pada trombosit adalah hitung jumlah trombosit, dimana trombosit sukar di hitung karena mudah sekali pecah dan sukar di bedakan dengan kotoran kecil. Jumlah trombosit dalam keadaan normal adalah 200.000 - 500.000 per ul darah (Gandasoebrata, 2007) G. Menghitung Jumlah Trombosit Dengan Cara Manual (Haemositometer) Haemositometer adalah alat yang dipakai untuk menghitung jumlah sel darah dan terdiri dari kamar hitung, kaca penutupnya dan dua macam pipet.
8
Kualitas kamar hitung serta pipet-pipet thoma harus memenuhi syarat-syarat ketelitian tertentu. Pemeriksaan hitung jumlah trombosit dalam laboratorium dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung menggunakan metoda Rees Ecker, metoda Brecher Cronkite dan metoda Hawerden. Untuk metoda Ress Ecker darah diencerkan dengan larutan BCB (Brilliant Cresyl Blue), sehingga trombosit akan tercat terang kebiru-biruan. Trombosit dihitung dengan bilik hitung di bawah mikroskop, kemungkinan kesalahan metoda Rees Ecker berkisar 16-25%. Metode Brecher Cronkite Darah diencerkan dengan larutan amonium oksalat 1% untuk melisiskan sel darah merah, trombosit dihitung pada bilik hitung menggunakan mikroskop fase kontras. Kemungkinan kesalahan Brecher Cronkite 8-10%. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Ress Ecker karena trombosit akan terwarnai kebiru-biruan, dengan menunjukkan latar belakang yang berbeda sehingga memudahkan untuk menghitung trombosit walaupun sel-sel lain selain trombosit tidak lisis dengan metoda ini juga penyebaran trombosit rata. Dibandingkan dengan metoda Brecher walaupun tingkat kesalahan pada metoda ini lebih rendah dibandingkan metoda Rees Ecker. Kelebihan dan kelemahan dari hitung jumlah trombosit cara manual sebagai berikut, kelebihannya adalah cara menghitung jumlah trombosit mudah dan sederhana serta biaya lebih murah. Kelemahannya adalah ada pada tingkat kelelitian dari hitung jumlah trombosit pada hitung jumlah trombosit
9
cara manual dengan metode tak langsung (Fonio) lebih teliti karena bisa mengamati bentuk dan morfologi dari trombosit tetapi penyebaran dari trombosit tidak merata dan trombosit itu sendiri melekat pada kaca sehingga mengakibatkan penilaian jumlah trombosit yang berbeda-beda. Keuntungan dan kerugian hitung jumlah trombosit secara manual, cara menghitung jumlah trombosit yang paling mudah dan sederhana tetapi kurang teliti adalah memeriksa trombosit pada sediaan apus darah tepi. Cara manual pada sedian apus darah tepi mempunyai kelebihan karena dapat mengamati ukuran dan morfologi trombosit, tetapi kekurangannya adalah penyebaran trombosit yang tidak merata karena perlekatan trombosit pada kaca sehingga mengakibatkan penilaian jumlah trombosit yang berbeda beda. Berdasarkan kesepakatan para ahli jumlah trombosit dianggap cukup jika sediaan trombosit menujukkan 1 trombosit di antara 20 eritrosit atau 2-3 trombosit dalam tiap lapang pandang emersi. (Widman, 1992) Hitung jumlah trombosit cara manual untuk menentukan jumlah trombosit adalah menghitung trombosit dalam sampel darah yang di encerkan dalam 1:100 dalam amoniumoksalat, dibawah microskop fase kontras. Bila jumlah trombosit diketahui rendah dapat dipakai faktor pengenceran yang lebih rendah. Masalah yang paling sering di jumpai dalam menghitung trombosit dengan cara ini, selain masalah dalam melakukan pengenceran dengan tepat, mencampur secara adekuat dan mencegah terjadinya penggumpalan, adalah kesalahan dalam pengambilan sampel. Dengan cara ini hanya sedikit trombosit yang tampak dan dihitung, sedangkan jumlah
10
trombosit ditentukan dengan melakukan ekstrapolasi dari hasil penghitungan yang sedikit tadi sehingga kemungkinan kesalahan juga besar. (Widman, 1992) H. Cara pemeriksaan trombosit dengan menggunakan alat analyzer Pemeriksaan trombosit secara automatik menggunakan alat analisis sel darah automatik. BC-2600 Auto Hematology Analyzer merupakan suatu penganalisis hematologi multi parameter untuk pemeriksaan kuantitatif maksimum 19 parameter dan 3 histogram yang meliputi WBC (White Blood Cell atau leukosit), sel tengah (monosit,basofil,eosinofil), limfosit, granulosit, persentase limfosit, persentase sel tengah, persentase granulosit, RBC (Red Blood Cell), HGB (Hemoglobin), MCV (Mean Cospuscular Volume), MCH (Mean Cospuscular Hemoglobin), MCHC ( Mean Cospuscular Hemoglobin Concentration), RDW-CV, RDW-SD, HCT (Hematocrit), PLT (Platelet), MPV (Mean Platelet Volume), PDW (Platelet Distribution Width), PCT (Plateletcrit), WBC Histogram (White Blood Cell Histogram), RBC (Red Blood Cell Histogram), PLT Histogram (Platelet Histogram). (Mindray, 2006). Pengukuran WBC menggunakan metode impedansi yang dihitung dan diukur berdasarkan pada pengukuran perubahan hambatan listrik yang dihasilkan oleh sebuah partikel, yang dalam hal ini adalah sel darah yang disuspensikan dalam pengencer konduktif saat melewati lubang dimensi. Setiap partikel yang melewati lubang mengalami perubahan sementara dalam perlawanan antara elektroda yang diproduksi. Perubahan ini menghasilkan
11
dorongan listrik yang terukur. Amplitude setiap pulsa sebanding dengan volume setiap partikel, setiap pulsa diperkuat dan dibandingkan dengan saluran tegangan acuan internal, yang hanya menerima dorongan dari amplitude tertentu. Jika getaran pulsa melebihi range WBC, maka dihitung sebagai WBC. (Mindray, 2006). Pengukuran RBC/PLT dihitung dan diukur dengan metode impedansi, metode ini berdasarkan pada pengukuran perubahan daya tahan elektris yang di produksi sebuah partikel, dalam hal ini adalah sel darah. Tergantung konduksi diluent dalam melewati celah/lubang yang disebut dimensi, sebuah elektroda terendam dalam cairan di kedua sisi dari celah/lubang yang menghasilkan arus listrik. Setiap partikel yang melewati celah ini
akan
mengalami perubahan pada daya tahannya diantara elektroda-elekrtoda yang di produksi. Perubahan yang dihasilkan dapat diukur getaran elektrisnya. Jumlah getaran menghasilkan sinyal jumlah partikel yang melewati celah/lubang. Setiap getaran diperkuat dan di bandingkan dengan saluran voltasi referensi yang hanya diterima oleh getaran dengan amplitude tertentu. Jika getaran yang di bandingkan melebihi range terendah RBC/PLT maka dihitung sebagai RBC/PLT. (Mindray, 2006). Reagen yang diperlukan dalam pemeriksaan hematokrit cara automatik dengan menggunakan analyzer BC-2600 antara lain diluent sebagai larutan pengencer dan sebagai medium penghantar, reagen lyse yang dapat melisiskan eritrosit, rinse diformulasikan untuk membilas/mencuci bak dan tabung pengukur serta untuk menetapkan miniskus yang tepat pada tabung pengukur,
12
pembersih E-Z (enzimatik) adalah enzim isotonik untuk membersihkan larutan dalam bak. (Mindray, 2006). BC-2600 adalah unit tunggal yang meliputi suatu penganalisis spesimen yang berisi perangkat keras untuk aspirasi dilusi dan menganalisis setiap spesimen darah secara keseluruhan serta bagian modul data yang meliputi komputer, monitor, keyboard, printer dan disk drives. Analyzer BC-2600 menggunakan mode sampler terbuka untuk menghisap sampel darah dari tabung EDTA yang kemudian dilarutkan dan dicampurkan sebelum pengukuran masing-masing parameter dilakukan. Keuntungan pemeriksaan trombosit secara automatik antara lain: Dapat menghemat waktu, penggunaan sampel yang lebih sedikit, data segera diperoleh tetapi harga alat dan reagen yang mahal dan hasil pemeriksaan bisa menunjukkan 19 parameter pemeriksaan sekaligus, dapat menyimpan maksimal 10.000 hasil pemeriksaan sampel, dalam 1 jam dapat untuk melakukan 30 kali pemeriksaan. (Mindray, 2006). Sumber kesalahan pemeriksaan trombosit secara automatik antara lain: a. Alat bekerja tidak stabil atau alat tidak berfungsi dengan normal atau alat tidak bekerja dengan baik karena keadaan alat yang kotor. b. Alat bekerja tidak teliti, tidak tepat dan tidak peka karena alat belum dikalibrasi. c. Tidak mengikuti petunjuk operasional alat. d. Tidak menghomogenkan sampel dengan benar. e. Volume reagen tidak tepat.
13
I. Hipotesa H0 : Tidak ada perbedaan hasil antara hitung jumlah trombosit cara manual dan cara automatik. Ha : Ada perbedaan hasil antara hitung jumlah trombosit cara manual dan cara automatik.