17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Kerangka Teori 2.1.1 Bagi Hasil Sistem bagi hasil adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana.1 Menurut Muhamad, bagi hasil yaitu keuntungan bersih yang harus dibagi secara proporsional antara shahibul mall dengan mudharib sesuai proporsi yang disepakati sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal. Jika dalam usaha bersama mengalami risiko, maka dalam konsep bagi hasil kedua belah pihak akan sama-sama menanggung risiko. Dengan kata
lain,
masing-masing
pihak
yang
melakukan
kerjasama dalam sistem bagi hasil akan berpartisipasi
1
Muhamad, Op.Cit, hal. 85.
18 dalam
kerugian
dan
keuntungan.
Hal
demikian
menunjukkan keadilan dalam distribusi pendapatan.2 Menurut Muhammad Ridwan, bagi hasil dikenal dengan istilah profit sharing. Menurut kamus ekonomi profit sharing berarti pembagian laba. Namun secara istilah profit sharing merupakan distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai dari suatu perusahaan. Bentuk-bentuk distribusi ini dapat berupa suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan.Dalam mekanisme keuangan syari’ah model bagi hasil ini berhubungan dengan usaha pengumpulan dana maupun pelemparan
dana/pembiayaan.
Terutama
yang
berkaitandengan produk penyertaan atau kerja sama. Di dalam pengembangan produknya, dikenal istilah shahibul maal dan mudharib.3
2
Muhamad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syari’ah, Yogyakarta: UII Press, Cet. 2, 2004, hal.19. 3 Muhammad, Ridwan, Op.Cit, hal. 120.
19 Menurut Muhamad, istilah bagi hasil dalam sistem perbankan Indonesia baru diperkenalkan untuk pertama kalinya dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Istilah bagi hasil dalam undangundang tersebut terdapat pada:4 1.
Pasal 6, Usaha Bank Umum meliputi a s/d I, dan berbunyi:
“menyediakan
pembiayaan
bagi
nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah”. 2.
Pasal 13, Usaha Bank Perkreditan Rakyat meliputi a s/d b, dan c berbunyi: “menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah”.5 Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasiladalah
4
Muhamad, Lembaga-Lembaga Keuangan Kontemporer,Yogyakarta: UII Press, Cet. 1, 2000, hal. 45. 5 Ibid, hal. 46.
Umat
20
65 prinsip muamalat berdasarkan syariat dalam melakukan
2.4
Hipotesis Penelitian
kegiatan usaha bank, seperti dalam hal: 1.
2.
Hipotesis adalah jawapan sementara tentang jawapan
Menetapkan imbalan yang akan diberikan kepada
sementara tentang rumusan masalah penelitian yang belum
masyarakat sehubungan dengan penggunaan atau
dibuktikan
pemanfaatan dana masyarakat yang dipercayakan
sebagai berikut:
kepadanya
Hipotesis variabel bagi hasil:
Menetapkan
imbalan
yang
akan
diterima
adalah
terhadap pembiayaan mudharabah. H1 : Bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keperluan investasi maupun modal kerja. 3.
selengkapnya
H0 : Bagi hasil tidak berpengaruh positif dan signifikan
sehubungan dengan penyediaan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan baik untuk
kebenarannya.39Hipotesis
pembiayaan mudharabah.
Menetapkan imbalan sehubungan dengan kegiatan
Hipotesis variabel kredit macet:
lainnya yang lazim dilakukan oleh bank dengan
H0
prinsip bagi hasil.6
: Kredit macet tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
Prinsip bahi hasil merupakan suatu sistem yang
H1
meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara pemodal
: Kredit macet berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
(penyedia dana) dengan pengelola dana. Pembagian bagi hasil ini dilakukan antara BMT dengan pengelola dana dan
antara
BMT
dengan
penyedia
dana 39
6
Ibid, hal. 47.
Duwi, Priyatno, Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS, Yogyakarta: Media Kom, 2002, hal. 9.
64
21 penyaluran pembiayaan melalui variabel dana pihak ketiga
(penyimpan/penabung). Bentuk produk yang berdasarkan
dengan tingkat signifikansi sebesar 95.00%.
prinsip ini adalah mudharabah dan musyarakah.7 Bagi hasil atau disebut juga dengan nisbah
2.3
merupakan kesepakatan besarnya masing-masing porsi
Kerangka Pemikiran Teoritik Sejalan dengan tujuan penelitian dan kajian teori yang
bagi hasil yang akan diterima oleh pemilik dana
sudah dibahas diatas selanjutnya akan diuraikan kerangka
(shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) yang
berfikir mengenai pengaruh bagi hasil dan kredit macet
tertuang dalam akad atau perjanjian yang telah
terhadap pembiayaan mudharabah yaitu:
ditandatangani pada awal sebelum dilaksanakannya kerja sama. Nisbah bagi hasil hanya bisa digunakan pada
Gambar 2.1
produk-produkpembiayaan
Bagi Hasil
yang
berbasis
Natural
Umcertainty Contracts (NUC), yakniakad bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan (return), baik Pembiayaan darisegi
jumlah
(amount)
maupun
Waktu
Mudharabah (timing).Produk-produk
yangmemenuhi
kreteria
ini
adalah Pembiayaan mudharabah dan musyarakah,karena Kredit Macet
pembiayaan mudharabah dan musyarakah hanya bisa dihitungkeuntungannya atau bagi hasilnya pada waktu
7
Jamal, Lulail, Yunus, Manajemen Bank Syari’ah Mikro, Malang: UIN Malang Press, Cet. 1, 2009, hal.35.
22
63 usaha tersebut sudahdijalankan dan menghasilkan untung ataupun rugi.8
Hasil penelitian dari Aqidah Asri Suwarsi (2007), dengan judul “Pengaruh Loan To Assets Ratio, Rate Of Return On
Pembiayaan yang berbasis Natural Uncertainty
Loan Ratio, Capital Adequacy Ratio dan Non Performing
Contracts (NUC) ini, keuntungan yang diperoleh belum
Financing Terhadap Penyaluran Pembiayaan Periode 2004-
jelas dan rentan terhadap risiko, karena bagi hasil
2006” menunjukkan bahwa LAR dan CAR berpengaruh positif
mudharabah yang diperoleh nantinya tergantung pada
terhadap penyaluran pembiayaan, sedangkan Non Performing
usaha yang dijalankan. Ketika usaha tersebut mengalami
Financing (NPF) dan RRLR berpengaruh negatif terhadap
keuntungan, maka keuntungan akan dibagi secara
penyaluran pembiayaan pada Bank Syari’ah Mandiri.
proporsional berdasarkan kesepakatan bersama. Akan
Hasil Penelitian dari Masduki (2012), dengan judul
tetapi, jika usaha tersebut mengalami risiko kerugian
“Pengaruh Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan Terhadap Volume
maka dalam konsep bagi hasil kedua belak pihak yakni
Pembiayaan Mudharabah dan MusyarakahPada Bank Syari’ah
antara shahibul mall dan mudharib akan bersama-sama
Mandiri Tahun 2009-2011” menunjukkan nisbah bagi hasil
menanggung risiko. Disatu pihak, pemilik dana akan
pembiayaan mudharabah bepengaruh positif dan signifikan
menanggung kerugian modalnya, dan pihak pengelola
terhadap volume pembiayaan mudharabah.
usaha akan mengalami kerugian atas tenaga yang dikeluarkan.9
Hasil penelitian Nurqadri Yanmar Syam (2012) dengan judul “Analisis Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syari’ahdi Sulawesi Selatan Periode 2004-2011” secara simultan menunjukkan bahwa
8
Ardiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2007, hal. hal. 286. 9 Ibid, 279.
tingkat bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap
23
62 2.2
Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya
Islam
mendorong
praktik
hasil
serta
mengharamkan riba. Keduanya sama-sama memberi
terkait dengan pengaruh bagi hasil dan kredit macetterhadap
keuntungan
pembiayaan mudharabah adalah:
mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Perbedaan itu
Hasil penelitian Susi Susilawati (2012), dengan judul “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Non Performing Financing Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Periode 2010-2011”menunjukkan bahwa Non Performing Financing (NPF) memiliki pengaruh yang negatif terhadap pembiayaan mudharabah. Hasil penelitian dari Wuri Arianti Novi Pratami (2011), dengan judul “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), dan Return On Asset Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syari’ah Pada Bank Muamalat Indonesia Periode 2001-2011” menunjukkan bahwahanya DPK yang berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan, sedangkan CAR, NPF, dan ROA tidak berpengaruh terhadap pembiayaan.
bagi
pemilik dana,
namun
keduanya
dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 2.1 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil BUNGA BAGI HASIL Penentuan bunga dibuat pada Penengtuan besarnya nisbah waktu akad dengan asumsi bagi hasil dibuat pada waktu harus selalu untung. akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi. Besarnya persentase Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah uang berdasarkan pada jumlah (modal) yang dipinjamkan. keuntungan yang diperoleh. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.
Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming. Eksistensi bunga diragukan. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.
61
24 c.
Sumber: Muhammad Syafi’i Antonio (200 : 61)
qabul)
Larangan umat Islam supaya tidak melibatkan diri d.
dengan riba juga dijelaskan dalam Al Qur’an, Q.S Al Imran : 130 yang berbunyi: ִ
2.1.3.5 ֠
a.
adalah
Barang yang diserahkan adalah mata uang. Tidak sah menyerahkan harta benda atau emas perak yang masih dicampur
atau
masih
berbentuk
perhiasan.
2.1.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil mudharabah
Nisbah keuntungan.37
Syarat Sah Mudharabah
!" # $%&' () ִ *+ ,(-⌧)ִ / 01" 23 45 ִ !' 6 !8 9) ":+$;< Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.10
Kontrak
Persetujuan kedua belah pihak (ijab-
b. suatu
Melafazkan ijab dari yang punya modal, dan qabul dari yang menjalankannya.
kontrak yang dilakukan oleh minimal dua
c.
Ditetapkan dengan jelas, bagi hasil
pihak. Tujuan utama kontrak ini adalah
bagian
memperoleh hasil investasi. Besar kecilnya
mudharib.
hasil investasi dipengaruhi oleh banyak faktor.
d.
pemilik
modal
dan
bagian
Dibedakan dengan jelas antara modal dan
Faktor pengaruh tersebut ada yang berdampak
hasil yang akan dibagihasilkan dengan
langsung dan ada yang tidak langsung.
kesepakatan.38
10
Dijermahkan oleh Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an danTerjemahannya, Semarang: PT Karya Toha Putra, 1995, hlm. 97.
37
Ardiwarman A. Karim, Op.Cit, hal. 205. Muhamad, Op.Cit, hal. 73.
38
60
25 yatim
secara
mudharabah
sudah
1.
Faktor Langsung
dianjurkan, apalagi mudharabah dalam
Di antara faktor-faktor langsung yang
harta sendiri. Adapun pengertian zakat di
mempengaruhi perhitungan bagi hasil
sini adalah seandainya harta tersebut
adalah:
diinvestasikan,
a.
maka
zakatnya
akan
Investment
rate
diambil dari keuntungan bukan dari
persentase
aktual
modal. Dengan demikian harta amanat
diinvestasikan dari total dana. Jika
tersebut akan senantiasa berkembang,
bank menentukan invesment rate
bukan berkurang.
sebesar 80 persen, hal ini berarti
Konsensus lain diungkapkan oleh Imam
Malik
dalam
bukunya
20
Al-
dialokasikan
Muwatta’.36 2.1.3.4
b.
Faktor-faktor yang harus ada (rukun)
(pemilik
36
dana
memenuhi
modal
Jumlah dana yang tersedia untuk
dana dari berbagai sumber dana maupun
pelaksana usaha) b.
untuk
total
yang
diinvestasikan merupakan jumlah
dalam akad mudharabah adalah: Pelaku
dari
dana
likuiditas.
Rukun Pembiayaan Mudharabah
a.
persen
merupakan
Objek mudharabah (modal dan kerja)
Muhamad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syari’ah, Yogyakarta: UII Press, Cet. 1, 2000, hal. 15.
yang tersedia untuk diinvestasikan. c.
Nisbah (profit sharing ratio) 1)
Salah
satu
mudharabah
ciri
al adalah
26
59 nisbahyang harus ditentukan
dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).35
dan disetujui pada awal perjanjian. c. 2)
Nisbah antara satu bank
Imam Zailai dalam kitabnya Nasbu
dengan bank lainnya dapat
ar-Rayah (4/13) telah menyatakan bahwa
berbeda.11 3)
para sahabat telah berkonsensus akan
Nisbah juga dapat berbeda
legitimasi pengolahan harta anak yatim
dari waktu ke waktu dalam
secara Mudharabah. Kesepakatan para
satu bank. 4)
sahabat ini sejalan dengan spirit hadis
Nisbah juga dapat berbeda
yang dikutip oleh Abu Ubaid dalam
antara satu account dengan accaunt
lainnya
kitabnya al-Amwal (454).
sesuai
“Rasulullah saw. telah berkhotbah di depan kaumnya seraya berkata wahai para wali Yatim, bergegaslah untuk menginvestasikan harta amanah yang ada di tanganmu janganlah didiamkan sehingga termakan oleh zakat”
dengan besarnya dana dan jatuh temponya. 2.
Faktor Tidak Langsung a.
Indikasi dari hadis ini adalah
Penentuan butir-butir pendapatan
apabila menginvestasikan harta anak
dan biaya mudharabah.
35
11
Muhamad, Op.Cit, hal.106.
Ijma
Muhammad Fuad Abdu al Baqi, Sunan al Hafizh Abi Abdillah Muhammad Ibn Yazid al Qazwiny Ibnu Majjah, Lebanon: Darul Kutub al Libany, t.th, Juz 2, hadist ke 2289, hal. 768.
58
27 untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam
1)
ayat-ayat dan hadits berikut ini.
a.
b.
dan
nasabah
melakukan
share
dalam
pendapatan
dan
biaya.
Al – Qur’an
Pendapatan
yang
dibagi-
Dalam surat Al-Jumu’ah ayat 10, Allah
hasilkan
berfirman:
pendapatan yang diterima
!=8>! ? @A/ ֠ BC D EF' & G H I ! J8K:L2MHN O P2# Q < R*/! S & T9 = (U& V⌧ T2# 4 ִ ' 6 !8 9) ":+;< “Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.(QS. Al-Jumu’ah: 10).34
dikurangi biaya-biaya. 2)
Jika semua biaya ditanggung
revenue sharing. b.
Kebijakan akunting(prinsip dan metode akuntansi). Bagi hasil secara tidak langsung
Al-Hadits
dipengaruhi
oleh
berjalannya
aktivitas yang diterapkan, terutama sehubungan
dengan
pendapatan dan biaya.12
“Nabi bersabda, ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah),
Departemen Agama RI, Op.Cit, hal. 809.
merupakan
bank, maka hal ini disebut
ﻓﻴﻬﻦ ّ ﺛﻼث:ﱯ ﺻﻠّﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ واﻟﻪ وﺳﻠّﻢ ﻗﺎل ّ ّا ّن اﻟﻨ اﻟﱪﻛﺔاﻟﺒﻴﻊ اﱃ اﺟﻞ واﳌﻘﺎرﺿﺔ وﺧﻠﻂ اﻟﱪﺑﺎﻟﺸﻌﲑﻟﻠﺒﻴﺖ (ﻻﻟﻠﺒﻴﻊ )رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ﻋﻦ ﺻﻬﻴﺐ
34
Bank
12
Ibid, hal. 107.
pengakuan
28
57 Mudharabah
2.1.2 Kredit Macet 2.1.2.1
bentuk
Pengertian Kredit Macet Menurut
Undang-Undang
sama
antara
adalah shahibul
Perbankan
maaldan mudharib yang cakupannya
nomor 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan
sngat luas dan tidak dibatasi oleh
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
bisnis.
kesepakatan pinjam meminjam antara bank
2)
Mudharabah Muqayyadah
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
Mudharabah meqayyadah adalah
peminjam melunasi utangnya setelah jangka
kebalikan darimudharabah muthlaqoh. Si
waktu tertentu dengan pemberian bunga atau
mudharib dibatasi dengan batasan jenis
pembagian hasil keuntungan.13
usaha, waktu, atau tempat usaha. Adanya
Menurut Malayu S.P Hasibuan kredit
pembatasan ini seringkali mencerminkan
berasal dari kata Italia, credere, yang artinya
kecenderungan umum si shahibul maal
kepercayaan, yaitu kepercayaan dari kreditur
dalam memasuki jenis dunia usaha.33
bahwa
debiturnya
akan
mengembalikan
2.1.3.3
pinjaman beserta bunganya sesuai dengan perjanjian
13
kerja
muthlaqoh
Kasmir, Op.Cit, hal. 92.
kedua
belah
pihak.
Landasan Syariah Secara umum landasan dasar syariah al
Tegasnya,
mudharabah
33
Ibid, hal. 97.
lebih
mencerminkan
anjuran
56
29 Menurut Antonio, al-mudharabah adalah
kreditur percaya bahwa kredit itu tidak akan macet.14
akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh
(100%)
modal,
berarti
tersendat,
terhenti atau tidak lancar. Kredit macet adalah
lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha
sejumlah pinjaman oleh nasabah kepada bank
secara
dimana
dibagi
menurut
pelunasannya
dilakukan
secara
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,
tersendat-sendat dan bahkan sampai keadaan
sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik
terhenti (macet).15
modal selama kerugian itu bukan akibat
Menurut Hinsa Siahan, kredit macet
kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu
adalah kemungkinan loan (pinjaman) yang
diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si
diberikan bank kepada debiturnya tidak dilunasi
pengelola, si pengelola harus bertanggung
(tidak dikembalikan) tepat waktu.16
jawab atas kerugian tersebut.32 2.1.3.2
macet
pihak
mudharabah
sedangkan
Sedangkan
Menurut Edward, pembiayaan macet adalah
Jenis-Jenis Mudharabah Secara
umum,
mudharabah,
terbagi
ketidaksediaan
peminjam
untuk
melunasi atau karena ketidaksanggupan mereka
menjdi dua jenis; mudharabah muthlaqoh dan mudharabah meqayyadah. 1)
32
Mudharabah Muthlaqoh
Muhammad, Syafi’i, Antonio, Op.Cit, hal. 95.
14
H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hal. 87. 15 Melisa N, Sihotang, “Penyelesaian Kredit Macet Atas Pinjaman Nasabah Bank PT BankMandiri” Skripsi, Medan: Universitas Sumatera Utara, 2008, hal. 51. 16 Hinsa, Siahan, Manajemen Risiko Konsep Kasus dan Implementasi, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007, hal.150.
30
55 untuk memperoleh pendapatan yang cukup
lain yang bijaksana, yang ia pergunakan untuk
untuk mengurangi atau melunasi pinjaman yang
berdagang dengan mendapatkan bagian tertentu
telah disepakati.17
dari
keuntungannya
nisbah
pembagiannya dalam kesepakatan.29
Nasabah yang tidak dapat membayar lunas hutangnya mengakibatkan perjalanan
Mudaharabah adalah suatu pengaturan
kredit terhenti atau macet. Sehingga secara
ketika
umum pengertian kredit macet adalah suatu
menyediakan sumber pendanaan/uangnya dan
keadaan dimana nasabah sudah tidak mampu
pihak lainnya menyediakan tenaganya, dan
membayar lunas sebagian atau seluruh kredit
dengan mengikutsertakan bank atau institusi
yang dipinjamnya tepat pada waktunya.
dan oarang lainnya.30
Firman Allah SWT Q.S Al-Baqarah
seseorang
berpartisipasi
dengan
Menurut Karim, Mudharabah adalah
(2):280 yang berbunyi:
bentuk kontrak antara dua pihak dimana satu
680 W֠⌧T =XB U*Y ZB & B ! CJD[80XB Uִ Y\] C6 , ֠Y^_F! "`U2&ִaOb c ' 680Ob H( T W ☺D \ !":fg;< “dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Makaberilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan(sebagian
pihak berperan sebagai pemilik modal dan mempercayakan sejumlah modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, yakni si pelaksana usaha, dengan tujuan untuk mendapatkan untung.31
29 17
menurut
Edward, W. Reed dan Edward, K. Gill, Bank Umum, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 1, 1995, hal. 304.
Muhamad, Op.Cit, hal. 38. Ascarya, Op.Cit, hal. 172. 31 Ardiwarman, A. Karim, Op.Cit, hal. 204. 30
54
31 telah direncanakan, baik dilakukan sendiri
atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamumengetahui.”18
maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti 2.1.2.2 sempit,
pembiayaan
digunakan
Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
untuk Sebelum
sutau
fasilitas
pembiayaan
mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa lembaga pembiayaan, seperti bank syari’ah pembiayaan yang diberikan benar-benar akan kepada nasabah.28 kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari Secara
etimologi
(bahasa)
“Al hasilpenilaian pembiayaansebelum pembiayaan
Mudharabah” berasal dari kata Adh Dhard tersebut disalurkan. Biasanya kriteria penilaian yang memiliki dua relevansi antara keduanya, yang
harus
dilakukan
oleh
mendapatkan
nasabah
yang
bank
untuk
yaitu pertama karena yang melakukan usaha benar-benar
(‘amil) yadhrib fil ardh (berjalan di muka bumi) menguntungkan dilakukan analisis 5 C da 7 P. dengan bepergian padanya untuk berdagang, Adapun penjelasan untuk analisis dengan maka ia berhak mendapatkan keuntungan 5 C kredit adalah sebagai berikut: karena usaha dan kerjanya. Mudharabah adalah 1.
Character
suatu akad (kontrak) yang memuat penyerahan Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak modal khusus atau semaknanya dalam jumlah, dari orang-orang yang akan diberikan jenis
dan
karakternya
dari
orang
yang kredit benar-benar dapat dipercaya, hal
diperbolehkan mengelola harta kepada orang 18
28
Muhamad, Manajemen Bank Syari’ah, hal.260.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Pustaka Amani, 2005, hal. 59.
32
53 ini
tercermin
dari
latar
belakang
b.
Dilakukan reconditioning, yaitu
pekerjaan maupun yang bersifat pribadi
memperkecil bagi hasil usaha
seperti cara hidup, keadaan keluarga dan
2.
c.
pengalihan
atau
hoby. Ini semua merupakan ukuran
pembiayaan ulang dalam bentuk
“kemauan” membayar.19
pembiayaan al Qardhul Hasan.26
Capacity
2.1.3 Pembiayaan Mudharabah
Kemampuannya
dalam
menjalankan
2.1.3.1
Pengertian Pembiayaan Mudharabah
usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat
3.
Dilakukan
“kemampuannya”
Pembiayaan adalahpenyediaan uang atau
dalam
tagihan
yang
dipersamakan
berdasarkan
mengembalikan kredit yang disalurkan.
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
Capital
antara
Untuk melihat penggunaan modal apakah
mewajibkan
efektif,
dari
mengembalikan uang atau tagihan tersebut
pendapatan nasabah per bulan dikurangi
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan
pengeluarannya.
bagi hasil (UU Nomor 10/1998).27
biasanya
bisa
dilihat
bank
dengan pihak
pihak
yang
lain
yang
dibiayai
untuk
Pembiayaan secara luas, berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang 4.
Colleteral
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang 26
19
Kasmir, Op.Cit, hal. 104.
27
Muhamad, Op.cit, hal. 268. Kasmir, Op.Cit, hal. 92.
33
52 dapat
dilakukan
Merupakan jaminan yang diberikan calon
dengan
nasabah. Jaminan hendaknya melebihi
reconditioning 3.
Pembiayaan kurang lancar, dilakukan
jumlah kredit yang diberikan. Jaminan ini
dengan cara:
juga
a.
Membuat
surat
teguran
4.
Kunjungan
lapangan oleh
dipergunakan secepat mungkin.
atau 5.
bagian
Condition
pembiayaan kepada nasabah secara
Dalam menilai kredit hendaknya juga
lebih sungguh-sungguh
dinilai kondisi ekonomi dan politik
Upaya penyehatan dengan cara
sekarang dan dimasa yang akan datang
rescheduling atau dapat dilakukan
sesuai
dengan reconditioning
prospek usaha dari sektor yang ia
Pembiayaan
diragukan
atau
sektor
masing-masing,
serta
jalankan. Penilaian prospek bidang usaha
macet,
dilakukan dengan cara: a.
keabsahannya,
jaminan yang dititipkan akan dapat
silaturrahmi
c.
diteliti
sehingga jika terjadi suatu masalah, maka
atau
peringatan b.
harus
yang dibiayai hendaknya benar-benar yaitu
memiliki prospek yang baik, sehingga
menjadwal kembali jangka waktu
kemungkinan kredit tersebut bermasalah
angsuran
relatif kecil. 20
Dilakukanrescheduling,
serta
memperkecil
jumlah angsuran 20
Ibid, hal.105.
51
34 Kemudian
penilaian
kredit
Dalam proses penanganan pembiayaan di
dengan
metode analisis 7 P adalah sebagai berikut:
lakukan
1)
pembiayaan, sebagai berikut:
Personality Yaitu
menilai
kepribadiannya
2)
nasabah atau
dari
segi
1.
dengan
kolektabilitas
Pembiayaan lancar, dilakukan dengan cara:
tingkahlakunya
sehari-hari maupun masa lalunya.
a.
Pemantauan usaha nasabah
Party
b.
Pembinaan
dalam klasifikasi tertentu berdasarkan
anggota
2.
Pembiayaan
potensial
bermasalah,
modal, loyalitas serta karakternya.
dilakukan dengan cara:
Perpose
a.
Pembinaan anggota
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah
b.
Pemberitahuan
dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.
dengan
pelatihan-pelatihan
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke
3)
sesuai
dengan
surat
lapangan
atau
teguran c.
Kunjungan silaturrahmi
oleh
bagian
pembiayaan kepada nasabah 4)
Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntunngkan
d.
Upaya penanganan
preventif rescheduling
dengan atau
50
35 mempunyai membayar
kewajiban pokok
untuk
pinjamannya
sampai lunas. 3.
Dengan
5)
memberikan
kata
lain
ukuran
bagaimana
cara
nasabah mengembalikan kredit yang
ulang, mungkin dalam bentuk
telah diambil atau dari sumber mana saja
pembiayaan
dana untuk pengembalian kredit.
al
Qardul atau
6)
Profitability
Musyarakah.
Untuk
Dengan menambah equity.
kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Penyitaan Jaminan jaminan
menganalisis
bagaimana
Profitability diukur dari periode ke merupakan
jalan
periode apakah akan tetap sama atau
terakhir apabila nasabah sudah benar-
akan semakin meningkat, apalagi dengan
benar tidak punya etikad baik ataupun
tambahan kredit yang akan diperolehnya.
sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang-hutangnya.25 7)
Ibid, hal 117.
dengan
pinjaman
Penyitaan
25
atau
Payment Merupakan
Hasan,Mudharabah
b.
tidak,
mempunyai prospek atau sebaliknya.
Restructuring (Penataan Ulang) a.
4.
atau
Protection
36
49 Tujuannya adalah bagaimana menjaga
2.1.2.3
Penurunan suku bunga
agar usaha dan jaminan mendapatkan
Dimaksudkan
perlindungan.21
meringankan
agar beban
lebih nasabah.
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kredit
Sebagai contoh jika bunga per
Macet
tahun
sebelumnya
dibebankan
Menurut Mahmoeddin, (1995:52), ada
20% diturunkan menjadi 18%. Hal
beberapa faktor penyebab terjadinya kredit
ini tergantung pertimbangan yang
macet, yaitu:
bersangkutan.24 Penurunan suku
1.
Dari pihak perbankan
bunga akan mempengaruhi jumlah
a.
Kelemahan bank dalam melakukan
angsuran yang semakin mengecil,
analisis, sehingga terjadi kesalahan
sehingga
dalam mengambil keputusan.
membantu meringankan nasabah.
b.
Bank memiliki kemampuan teknis
Ibid, hal 106-107.
c.
diharapkan
dapat
Pembebasan bunga
yang kurang.
Dalam pembebasan suku bunga
Jika nasabah memiliki usaha yang
diberikan kepada nasabah dengan
sederhana, maka petugas bank
pertimbangan nasabah sudah akan
tentu
mampu
saja
mempelajari
21
c.
secara
mudah
lika-liku
bisnis
lagi
membayar
kredit
tersebut. Akan tetapi nasabah tetap
24
Ibid, hal. 116.
37
48
2.
tentu saja jumlah angsuran pun
tersebut. Tetapi jika bisnis tersebut
menjadi mengecil seiring dengan
sangat kompleks, maka sering para
penambahan jumlah angsuran.
petugas
bank
tertinggal
jauh
Reconditioning (Persyaratan Ulang)
pengetahuannya
Dengan
dengan para nasabahnya. Hal ini
cara
mengubah
berbagai
dibandingkan
persyaratan yang ada seperti:
dapat
a.
dalam memberikan keputusannya.
Kapitalisasi bunga, yaitu bunga c.
dijadikan hutang pokok. b.
Penundaan
pembayaran
hal
ini
bagi
bank
Bank lemah dalam melakukan pengawasan.
bunga
Jika bank tidak mempunyai tenaga
sampai waktu tertentu. Dalam
menyulitkan
penundaan
yang cukup, atau tenaga pengawas
pembayaran bunga sampai waktu
tidak
tertentu, maksudnya hanya bunga
dalam meneliti kebenaran angka-
yang
ditunda
angka dalam laporan keuangan,
pembayarannya, sedangkan pokok
maka lambat laun bank akan
pinjamannya tetap harus dibayar
dibohongi oleh nasabahnya.
seperti biasa.
dapat
d.
Bank
mempunyai
kurang
kemampuan
lengkap
memperoleh informasi.
dalam
47
38 Pembuatan suatu analisis akan menjadi sempurna jika masukan
2.
1.
Rescheduling (Penjadwalan Ulang) a.
Memperpanjang
jangka
waktu
atau informasi yang diperoleh
kredit
adalah lengkap. Informasi yang
Dalam hal ini si debitur diberikan
setengah-setengah akan membuat
keringanan dalam masalah jangka
hasil analisis tidak matang.
waktu
kredit
misalnya
Dari pihak nasabah
perpanjangan jangka waktu kredit
a.
Nasabah memiliki karakter yang
dari 6 bulan menjadi satu tahun
diragukan.
sehingga si debitur mempunyai
Dengan
kata
lain,
waktu yang lebih lama untuk
nasabah
memang berwatak nakal. Mungkin saja
saat
ia
mengajukan
mengembalikannya. b.
Memperpanjang
jangka
waktu
permohonan kredit, semua sudah
angsuran
memenuhi syarat, namun setelah
Memperpanjang angsuran hampir
kredit
sama dengan jangka waktu kredit.
dicairkan
timbul
keinginannya untuk mengkhianati
Dalam
hal
ini
jangka
waktu
perjanjian yang telah disepakatinya
angsuran kreditnya diperpanjang
dengan bank.
pembayarannya pun misalnya dari 36 kali menjadi 48 kali dan hal ini
46
39 yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi
2)
b.
Nasabah menjual barang jaminan.
sebelumnya
Dalam pemberian kredit maka
Dari pihak nasabah
bank mengikat barang jaminan
Dari pihak nasabah kemacetan kredit
milik
dapat dilakukan akibat 2 hal yaitu:
barang tetap secara fisik akan
a.
Adanya unsur kesengajaan. Dalam
aman, dan tidak mudah dialihkan
hal ini nasabah sengaja untuk tidak
pemilikiannya.
bermaksud
penjualan barang bergerak yang
untuk
kewajibannya
b.
membayar
mungkin
Tetapi
saja
kasus
bank
diikat sebagai jaminan pernah
sehingga kredit yang diberikan
terjadi. Tidak jarang nasabah yang
macet.
sudah
Adanya
unsur
kepada
nasabah,
tidak
sengaja.
mulai
kebangkrutan,
mengalami
menjual
barang
Artinya si debitur mau membayar
bergerak yang dijadikan agunan
akan tetapi tidak mampu.23
tersebut.
Penyelamatan terhadap kredit macet
c.
dilakukan dengan cara antara lain:
Nasabah
mengalami
musibah
ditipu orang, musibah kecelakaan, maupun musibah bencana alam. d.
Nasabah
memiliki
yang lemah. 23
Kasmir, Op.Cit, hal. 115.
perencanaan
45
40 d.
Bagi perusahaan yang memiliki
menutup kerugian operasional.
perencanaan yang lemah, dapat mengakibatkan
e.
lemahnya
seluruh kewajiban dan kegiatan
lemah
usaha tidak dapat dipertahankan
pula
pemasukan yang
atau f.
diperoleh
Perusahaan
Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah
perusahaan tersebut. nasabah
melampaui 270 hari.22
sulit
berkembang dan mengalami gagal
2.1.2.5
Teknik Penyelesaian Kredit Macet
usaha. f.
Debitur tidak mampu memenuhi
pemasaran, dan selanjutnya akan
penjualan
e.
Pinjaman baru digunakan untuk
Sepandai apapun analisis kredit dalam
Usaha nasabah sedang mengalami
menganalisis
siklus menurun.
kemungkinan kredit tersebut macet pasti ada,
Siklus menurun ini dapat terjadi
hal ini disebabkan oleh dua unsur sebagai
atas berbagai sektor lainnya, yang
berikut:
merupakan
1)
bank
dan
diluar
kemampuan
permohonan
kredit,
Dari pihak perbankan
untuk
Artinya dalam melakukan analisisnya,
memperkirakannya, dan hal ini
pihak analisis kurang teliti, sehingga apa
selanjutnya
nasabah
setiap
dapat
menghambat 22
Direksi Bank Indonesia, Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR,Jakarta: 1998.
41
44 a.
Industri
atau
kegiatan
kemampuan
usaha
b.
Laba sangat kecil atau negatif.
c.
Pinjaman baru digunakan untuk
Dari pihak pemerintah a.
Perubahan
peraturan
dan
kebijaksanaan pemerintah.
tempo.
Adanya
Terdapat tunggakan pembayaran
pemerintah
pokok dan/atau bunga yang telah
akibat negatif bagi kredit yang
melampaui
baru saja diselesaikan.
180
hari
sampai b.
Macet a.
3.
memenuhi kewajiban yang jatuh
dengan 270 hari. 5.
dalam
mengembalikan kreditnya,
menurun.
d.
nasabah
perubahan dapat
peraturan memberikan
Pemerintah menaikkan harga BBM dan energi lainnya.
sangat
Jika harga BBM atau energi
mengalami
lainnya naik, maka ini berarti
penurunan dan sulit untuk pulih
menaikkan biaya produksi, dan
kembali,
dapat
Kelangsungan diragukan,
usaha
industri
kemungkinan
besar
mengganggu
volume
kegiatan usaha akan terhenti.
penjualan yang selanjutnya dapat
b.
Mengalami kerugian yang besar.
mengganggu tingkat keuntungan,
c.
Manajemen yang lemah.
bahkan perusahaan.
bisa
merugikan
43
42 2.1.2.4
b.
Penggolongan Kualitas Kredit Penggolongan Mudharabah
Kualitas
memiliki potensi menurun.
Pembiayaan
berdasarkan Surat
Perolehan laba cukup baik namun
c.
Keputusan
Terdapat tunggakan pembayaran
Direksi Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR
pokok dan/atau bunga sampai
tanggal 12 November 1998 adalah sebagai
dengan 90 hari. 3.
berikut: 1.
a.
Lancar a.
Industri memiliki
Kurang Lancar
atau
yang sangat terbatas atau tidak mengalami pertumbuhan.
Perolehan laba tinggi dan stabil.
c.
Pembayaran
tepat
b.
Perolehan meminta
waktu,
perkembangan rekening baik dan
untuk
tidak ada tunggakan serta sesuai
keuangan.
dengan persyaratan kredit.
c.
memiliki
atau
kegiatan
potensi
yang terbatas.
laba
rendah
perpanjangan menutupi
serta kredit
kesulitan
Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah
Dalam Perhatian Khusus Industri
usaha
pertumbuhan
b.
a.
kegiatan
menunjukkan potensi pertumbuhan
yang baik.
2.
atau
usaha
kegiatan
potensi
Industri
usaha
melampaui 90 hari sampai dengan 180 hari.
pertumbuhan 4.
Diragukan