BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesehatan Reproduksi Remaja 1. Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja IPCD (Internasional Conference On Population and Developmen) Kairo 1994 mendefinisikan kesehatan reproduksi sebagai keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan sosial, bukan sekedar tidak hanya penyakit atau gangguan di segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsinya, proses reproduksi itu sendiri. Kesehatan reproduksi menyiratkan bahwa setiap orang dapat menikmati kehidupan seks yang aman dan menyenangkan dan mereka memiliki kemampuan untuk berproduksi, serta memiliki kebebasan untuk menetapkan kapan dan seberapa sering mereka ingin bereproduksi (Hidayana, 2004). WHO mengidentifikasikan kesehatan reproduksi adalah keadaan yang memungkinkan proses reproduksi dapat tercapai secara sehat baik fisik, mental, maupun sosial bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelainan (Anonim, 2005). 2. Organ Reproduksi a. Wanita Organ reproduksi wanita bagian luar (Genatalia Eksternal) meliputi mons pubis/mons veneris, bibir besar (lubia Mayor), bibir kecil (Lubia Minor), Klitoris, Vulva, uretra (Saluran kencing), hymen
7
8
(selaput dara), sedangkan organ reproduksi wanita bagian dalam (Genetalia Internal) meliputi vagina, tuba fallopi, uterus (rahim), cervik (leher rahim) (Wahyudi, 2000). b. Pria Pada pria organ reproksi meliputi penis, uretra (saluran kencing), kelenjar prostate, viskula seminalis, vas deferens (saluran sperma), epidemis, testis (pelir) (Wahyu, 2000). 3. Perkembangan Seksual Remaja Remaja pekembangan
dikenal fisik
sebagai dimana
periode alat-alat
yang kelamin
berada
pada
manusia
tahap
mencapai
kematangan. Perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Sedangkan perubahan psikologis muncul antara lain akibat dan perubahan–perubahan fisik itu. Diantara perubahan fisik itu yang besar pemgaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh, mulai berfungsinya alat – alat reproduksi yang ditandai menarche (menstruasi pertama kali) pada wanita dan mimpi basah pada pria (Rochmah, 2005). Mentruasi adalah peristiwa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah cendomentrium. Menstruasi umumnya mulai pada usia 8-13 tahun. Siklus haid pada setiap wanita tidak sama biasanya berlangsung kurang lebih 28 hari. Siklus menstrusai dapat dipengaruhi oleh kondisi tertentu, seperti stres, pengobatan dan latihan olah raga. Pada remaja pria salah satu tanda yang menunjukkan bahwa
9
organ reproduksi sudah mulai berfungsi adalah mimpi basah. Mimpi basah adalah pengeluaran cairan sperma yang tidak diperlukan secara alamiah. Mimpi basah pertama kali terjadi pada remaja sekitar usia 9-17 tahun (Wahyudi, 2000).
B. Remaja 1. Definisi Remaja Remaja/adolense adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami perubahan diri masa kanak-kanak dewasa
menuju masa
biasanya, antara usia 13-21 tahun. Istilah adolense
menunjukkan mengakibatkan
maturasi perubahan
psikologi penampilan
Individu, pada
ketika orang
biasanya pubertas muda dan
perkembangan mental (mengakibatkan kemampuan untuk di hipotesis & berkehidupan dengan
abstraksi, penyesuaian dan adaptasi dibutuhkan
untuk mikoping perubahan stimulasi ini dan usaha untuk membentuk peranan Identintitas yang matur (Potter, 2005). WHO (World Health Organization) 1974 mengidentifikasikan tentang remaja yang lebih konseptual dengan adanya tiga kriteria yaitu : a. Biologis dengan ciri individu berkembang mulai saat pertama kali ia menunjukkan tanda–tanda seksual sekunder sampai saat ini mencapai kematangan seksual. b. Remaja sebagai individu yang mengalami perkembangan psikologik pada identifikasi dari kanak – kanak menjadi dewasa. c. Pada kriteria sosial ekonomi, terjadi peralihan dari ketergantungan
10
sosial ekonomi yang penuh keadaan yang relatif mandiri. WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan remaja. PBB pada tahun 1985 menetapkan tahun pemuda internaional dengan kriteria pamuda adalah 15-24 tahun. Sensus penduduk 1980 di Indonesia membatasi kriteria remaja yang mendekati batasan PBB yaitu 14-24 tahun (Wijdanarko, 1999). Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa meliputi semua perkembangannya yang dialami sebagai persiapan menstruasim memasuki masa dewasa (Rochmah, 2005). Kebanyakan ahli memandang masa remaja dalam 2 periode karena terdapat ciri-ciri perilaku yang cukup banyak berbeda dalam kedua tersebut, pembagian ini biasanya menjadi periode remaja awal, yaitu berkisar antara 13 sampai 17 tahun, periode masa akhir yaitu 17 sampai 18 (Usia matang secara hukum). Masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dalam masyarakat dewasa, dimasa anak tidak lagi merasakan dibawah tingkah orang lebih tua melainkan berada pada tingkatkan yang lama, sekurang–kurangnya dalam masalah hak (Hurlock, 1995). 2. Perkembangan Fisik Remaja. Hormon kelamin laki–laki (Testosteron) bersama anak ginjal ( androgen) pada anak laki–laki menimbulkan ciri skunder, yaitu tumbuh rambut dibagian tertentu (kemaluan, wajah, kaki, tangan, dada, ketiak), suara bertambah berat dan tinggi badan, penis menjadi lebih besar, lebih cepat mengalami bau badan, dan mimpi basah (Wahyudi, 2000). Indung telur memproduksi hormon estrogen dan progresteron pada
11
anak perempuan menyebabkan munculnya ciri–ciri seks skunder, seperti menjadi halus dan tinggi, payudara mulai membesar, pinggul makin membesar, paha membulat, dan mengalami mentruasi (Wahyudi, 2005). 3. Ciri- Ciri Masa Remaja a. Masa Remaja Sebagai Periode Yang Penting Pada masa remaja sebagai akibat fisik dan psikologis mempunyai presesi yang sama penting. Perkembangan fisik yang cepat disertai dengan cepatnya perkembangan mental terutama pada awal masa remaja, dimana perkembangan itu dapat menimbulkan sikap, nilai, dan minat baru (Hurlock, 1995). b. Masa Remaja Sebagai Periode Peralihan Peralihan tidak berarti terputus atau berubah dari apa yang terjadi sebelumnya, tetapi peralihan yang dimaksud adalah dari satu tahap pekembangan ketahap berikutnya. Artinya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan akan datang. Bila anak beralih dari masa kanak–kanak ke dewasa, anak harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kanak– kanak dan harus mempelajari pada perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku yang sudah ditinggalkan (Hurlock, 1995) c. Masa Remaja Sebagai Usia Bermasalah Masalah pada masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik, oleh anak laki–laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan bagi kesulitan itu, yaitu :
12
1) Sepanjang masa kanak–kanak, masalah anak–anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru–guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah 2) Para remaja merasa mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru – guru. Ketidakmampuan remaja mengatasi sendiri masalahnya, maka memakai menurut cara mereka yakni. Banyak remaja akhirnya menentukan cara yang mereka yakini. Banyak remaja akhirnya menentukan bahwa penyesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka. Banyak kegagalan yang sering kali tragis, bukan karena tidak mampuan individu tetapi kenyataan bahwa tuntutan yang diajukan kepadanya, justru pada saat semua tenaganya telah dihabiskan untuk mencoba mengatasi masalah pokoknya, yang disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan seksual yang normal (Hurlock, 1995) d. Masa Remaja Sebagai Masa Mencari Identitas Sepanjang usia kelompok pada akhir masa kanak – kanak, penyesuaian diri dengan standar kelompok adalah jauh lebih penting bagi anak yang lebih besar dari pada individualitas. Seperti telah bagi anak yang lebih besar ingin cepat seperti teman–teman kelompoknya. Tiap penyimpangan dari standar kelompok (Hurlock, 1995). C. Karakteristik Remaja Faktor yang mempengaruhi karakteristik remaja antara lain : 1. Jenis Kelamin Pria dan wanita mempunyai perbedaan menghadapi permasalahan. Wanita bisanya lebih ditekankan mencari dukungan sosial dan lebih
13
menekankan pada religius, sedangkan pria lebih menekankan pada tindakan langsung unruk menyelesaikan pokok permasalahan. Hal ini sesuai denga yang disampaikan oleh cameron (Abraham, 1997) telah dilakukan studi tentang perbedaan jenis kelamin dalam pendidikan ditemukan bahwa pria lebih terampil menghitung, menyesuaikan dengan lingkungan dan lebih agresif. Sementara wanita kemampuan bahasa verbal yang lebih baik atau wanita lebih sering menggunakan emosinya dalam menghadapi situsasi yang penuh tekanan.(Notoatmojo,2003) 2. Status Sosial Ekonomi Individu yang mempunyai status sosial ekonomi rendah, lebih sering mendapat akibat yang negatif, lebih akrab dengan kriminalitas, sakit mental dan minuman yang mengandung alkohol (craven & Hirnle, 2000). Hal ini terjadi karena kontrol atas hidupnya tidak begitu kuat, kurang pendidikan sehingga mereka kurang pengetahuan.(Notoatmojo,2003). 3. Teman Sebaya Teman sebaya merupakan dunia nyata kawula muda yang mengharapkan panggung dimana, dia dapat menguji diri sendiri dan orang lain. Pada usia remaja lebih banyak berada di luar bersama dengan temanteman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah di mengerti bahwa pengaruh
teman-teman
sebaya
pada
sikap,
pembicaraan,
minat,
penampilan dan perilaku lebih besar pengaruhnya dibandingkan keluarga (Hurlock, 2001). D. Karakteristik Orang Tua Karakteristik orang tua merupakan faktor pendukung yang meliputi antara lain umur, jenis kelamin, etnik, budaya, pendidikan, pekerjaan, status
14
sosial ekonomi, dll. (Notoatmodjo, 2003). Adapun faktor yang mempengaruhi karakteristik orang tua antara lain : 1. Umur Umur adalah bilangan tahun sejak lahir sampai dengan tahun terakhir seseorang melakukan aktivitas. Umur sekarang demikian besar dalam mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku. 2. Pendidikan Pendidikan adalah Pendidikan format tertinggi yang dicapai seseorang, dibuktikan dengan adanya ijasah atau kartu keluarga. Pendidikan akan membentuk dan menambah pengetahuan untuk mengerjakan sesuatu yang lebih cepat dan tepat. Semakin tinggi pendidikan akan semakin baik pula pengetahuannya. 3. Pekerjaan Pekerjaan adalah Semua aktivitas yang dilakukan seseorang ditempat bekerja. Semakin lama seseorang kerja, akan semakin banyak pengalaman yang didapatkan, dengan demikian maka hal berbagai hal dalam pekerjaan akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4. Jenis Kelamin Pria dan wanita mempunyai perbedaan menghadapi permasalahan. Wanita bisanya lebih ditekankan mencari dukungan sosial dan lebih menekankan pada religius, sedangkan pria lebih menekankan pada tindakan langsung unruk menyelesaikan pokok permasalahan. Hal ini sesuai denga yang disampaikan oleh cameron (Abraham, 1997) telah
15
dilakukan studi tentang perbedaan jenis kelamin dalam pendidikan ditemukan bahwa pria lebih terampil menghitung, menyesuaikan dengan lingkungan dan lebih agresif. Sementara wanita kemampuan bahasa verbal yang lebih baik atau wanita lebih sering menggunakan emosinya dalam menghadapi situsasi yang penuh tekanan. 5. Status Sosial Ekonomi Individu yang mempunyai status sosial ekonomi rendah, lebih sering mendapat akibat yang negatif, mereka lebih akrab dengan kriminalitas, sakit mental dan minuman yang mengandung alkohol (craven & Hirnle, 2000). Hal ini terjadi karena kontrol atas hidupnya tidak begitu kuat, mereka kurang pendidikan sehingga mereka kurang pengetahuan.
E. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil “tahu”, dan terjadi setelah
melakukan
penginderaan
terhadap
suatu
obyek
tertentu.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domein yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan
seseorang
(orver
Behaviour).Berdasarkan
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003) Proses perilaku baru dalam diri seseorang meliputi awareness (kesadaran), interest (merasa tertarik), evalution (menimbang–nimbang), trial, dan adaptation. Awareness (kesadaran) adalah orang menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap timulasi obyek. Interest
16
(merasa tertarik) adalah orang merasa tertarik terhadap stimululus atau obyek tersebut. Disini sikap obyek sudah mulai timbul. Evaluation (menimbang–nimbang) berarti subyek menimbang–nimbang baik tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap subyek sudah mulaiu baik lagi. Trial (mencoba) melakukan sesuatu seuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. Adoption berarti telah berperilaku baru sesuai dengan pengetajuan,
kesadaran, dan
sikapnya
terhadap stimulus
(Notoatmodjo, 2003) Pengetahuan yang tercakup didalam domain kognitif, mempunyai enam tingkat yaitu tahu (know), memahami (Comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (syntesis), evaluasi (evaluation). a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang
seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “Tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestai materi secara benar. c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan, untuk menggunakan
17
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). d. Analisis (Analysis) Analisis adalah sesuatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen–komponem, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis
adalah
kemampuan
untuk
melakukan
atau
menghubungkan bagian–bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dan formulasi – formulasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. (Notoatmodjo, 2003). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan
menurut
Notoatmodjo (2003), yaitu : a. Tingkat Pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka dia akan lebih mudah dalam menerima hal-hal baru, sehingga akan lebih mudah pula untuk menyelesaikan hal-hal baru tersebut.
18
b. Informasi Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan memberikan pengetahusan yang jelas terutama tentang kesehatan reproduksi remaja. c. Budaya Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang, karena informasi-informasi baru akan di saring sesuai atau tidaknya dengan kebudayaan yang ada serta agama yang dianut. d. Pengalaman Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, maksudnya pendidikan yang tinggi pengalaman akan luas sedang umur semakin banyak (bertambah tua). e. Sosial Ekonomi Tingkatan
seseorang
ntuk
memenuhi
kebutuhan
disesuaikan dengan penghasilan yang ada, sehingga
hidup
menuntut
pengetahuan yang dimiliki harus dipergunakan semaksimal mungkin, begitupun dalam mencari bantuan ke sarana kesehatan yang ada, mereka sesuaikan dengan pendaapatan keluarga. 3. Cara mencari Pengetahuan Ada berbagai macam cara untuk mencari atau memperoleh kebenaran pengetahuaan sepanjang sejarah, yaitu :
19
a. Cara Tradisional Untuk memperoleh pengetahuan, cara kuno atau tradisional dipakai
orang
ditemukannnya
memperoleh metode
kebenaran
ilmiah
pengetahuan
sebelum
dan metode penemuan secara
sistematik dan logis (Notoatmodjo, 2003). b. Cara coba-salah (trial and error) Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya bahkan
mungkin
sebelum adanya peradapan. Pada waktu itu
seseorang apabila menghadapi persolan pemecahannya
kebudayaan,
untuk
masalah, upaya
dilakuakan dengan cara coba-coba saja, dimana
metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sekarang ini metode coba-coba masih sering dipergunakan terutama oleh mereka yang belum
atau
tidak
mengetahui
cara
memecahkan
masalah
(Notoatmodjo, 2003). c. Kekuasaan atau otoritas Dalam
kehidupan
manusia
zaherí-hari, bnayak
sekali
kebidanan dan tradisi-tradisi yang di lakukan oleh orang tanpa melakukan penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi berikutnya, dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemimpin agama, otoritas ilmu pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
20
d. Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, dimana pengalamaan itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengetahuan itu merupakan suatu
cara untuk
memperoleh kebenaran
pengetahuan. Perlu
diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar, maka perlu berfikir kritis dan logis (Notoatmodjo, 2003) e. Melalui jalan pikir Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dengan
kata
lain
dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan
manusia telah menggunakan jalan pikirannya baik melalui induksi dan deduksi (Notoatmodjo, 2003). f. Cara Modern dalam memperoleh pengetahuan Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau metodologi penelitian. Cara ini mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap
gejala-gejala alam
penga matannya
atau
kemasyaratan kemudian
hasil
tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan dan
akhirnya diambil kesimpulan umum (Notoatmodjo, 2003). 4. Cara pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
21
subyek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkata pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
F. Kerangka Teori
Faktor Internal; 1. Karakteristik Remaja 2. Karakteristik Orang tua Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja Faktor Eksternal ; 1. Informasi 2. Budaya 3. Pengalaman
Gambar : Kerangka Teori Penelitian ( Modifikasi Notoatmodjo, 2003)
22
G. Kerangka Konsep
Karakteristik remaja : 1. Jenis kelamin 2. Teman sebaya
Karakteristik Orang Tua 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Pendapatn
Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja
Gambar : Kerangka Konsep Penelitia H. Variabel Penelitian 1 Variabel bebas adalah variabel yang tidak berhubungan pada variabel lain. Variabel bebas penelitian ini adalah karakteristik remaja dan karakteristik orang tua. 2 Variabel terikat adalah variabel yang berhubungan dengan variabel lain. Variabel terikat penelitian ini adalah pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. I. Hipotesis a. Ada hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan kesehatan reproduksi. b. Ada hubungan status sosial ekonomi dengan pengetahuan kesehatan reproduksi. c. Ada hubungan umur bapak dengan pengetahuan kesehatan
23
reproduksi. d. Ada hubungan umur ibu dengan pengetahuan kesehatan reproduksi. e. Ada hubungan pendidikan bapak dengan pengetahuan kesehatan reproduksi. f. Ada hubungan pendidikan ibu dengan pengetahuan kesehatan reproduksi. g. Ada hubungan pekerjaan orang tua dengan pengetahuan kesehatan reproduksi. h. Ada hubungan pendapatan orang tua dengan pengetahuan kesehatan reproduksi