BAB II TINJAUAN MUSIK GITAR TUNGGAL
2.1 Sejarah Instrumen Gitar Dan Perkembangannya Dalam melihat sejarah gitar, penulis menelaah beberapa sumber-sumber literatur yang berhubungan dengan aspek-aspek kesejarahan dalam gitar. Diantaranya seperti buku Classic Guitar Course 3 Yamaha (2006:4), Bambang Wiryawan dalam bukunya Metode Praktis Belajar Gitar (1985:17) dan buku Gitarpedia oleh Jubing Kristianto (2005:32). Jika diamati proses perjalanan sejarah gitar amatlah panjang. Gitar adalah salah satu alat musik petik yang paling terkenal saat ini. Karena hampir menguasai seluruh lapisan masyarakat di dunia. Bila kita menyelidiki gitar tidaklah pasti darimana asal mulanya, tetapi dapat ditelusuri kembali kemasa Mesir kuno (3000 tahun sebelum masehi), dimana diyakini bahwa permulaannya adalah Lyra. Lyra adalah instrumen senar kuno mempunyai sebuah badan dengan beban pada leher yaitu dua lengan yang mengarah
keatas.
Kedua
ujung
lengan
dihubungkan
dengan
sebuah
crossbar/jembatan penyambung. Senar lyra diregangkan diatas dan sejajar dengan kotak resonansi dan diikatkan ke crossbar.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Lyra Sumber : www.homoecumenicus.com
Kemudian dapat ditelusuri diwilayah Persia 1500 tahun sebelum masehi yang dikenal sebagai instrumen musik petik kuno dengan sebutan citar atau sehtar. Lain halnya di Yunani, dalam menyelidiki asal-usul gitar serta proses pembentukannya di Yunani telah dikenal suatu alat musik petik yang dibuat dari rumah kura-kura sebagai alat dari resonansinya, pada ujung-ujungnya dimasukkan kayu melengkung sehingga berbentuk seperti busur panah, kemudian pada ujung satu kayu dengan yang lainnya dibentangkan tiga tali dari bubat yang terbuat dari ekor kuda sebagai senarnya, inilah permulaan dari bentuk harpa dalam bahasa
Universitas Sumatera Utara
Yunani disebut Sitar yang artinya tiga senar. Di Syria disebut Chetarah, bahasa Ibraninya disebut Kinnura (Kinor) dan di wilayah Chalden disebut Qitra.
Gambar 2. Permulaan Bentuk Lute Mulai Dari Cithara, Citharis, Hingga Menjadi Lute Sumber : Bambang Wiryawan (1985:18)
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Cithara Sumber : www.homoecumenicus.com
Gambar 4. Posisi Bermain Alat Musik Cithara Sumber : www.homoecumenicus.com
Universitas Sumatera Utara
Bentuk citharis atau lyra kayu penahannya berbentuk lingkaran, ada bentuk lain seperti bentuk U dengan kayu penahan pada kiri kanan dan pada ujungnya diikatkan satu kayu melintang sebagai penahan senar disebut cithara menghasilkan bunyi yang lebih besar dan dapat diberdirikan tanpa ditahan. Kemudian berkembang suatu bentuk lute yaitu bentuk permulaan pada gitar, pada ujung lubang kura-kura dimasukkan sebuah kayu lurus dan datar pada permukaannya kemudian sampai pada ujung lubang yang lain ditarik tiga senar dengan menekan tiga senar pada kayu tersebut atau salah satu senarnya maka akan dihasilkan beberapa nada yang berbeda. Rumah kura-kura sebagai alat resonansinya kemudian diganti dengan kayu utuh yang dibuat melengkung atau mendatar, kemudian bagian atasnya ditutup dengan kayu atau papan atau dengan kulit binatang. Kira-kira 1000 tahun sebelum Kristus Yesus lahir telah dituliskan dididalam Alkitab lute dengan sepuluh senar. Mazmur 33:2 “Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapai (harpa), berMazmurlah bagiNya dengan Gambus (lute) sepuluh tali” Dalam kebudayaan Arab mempengaruhi daratan Eropa melalui Spanyol, dengan suatu alat musik seperti lute yang disebut “al-ud” dalam bahasa Arab yang berbunyi “kayu”. Di daerah Mesir yaitu di Qarra ditemukan suatu alat musik sejenis gitar dengan bentuk seperti biola disebut “Coptic Gitar” dipakai oleh bangsa Mesir kira-kira abad ke-4 sampai ke-8 sesudah masa Kristus. Mungkin ini adalah asal mula dari perkembangan biola yang tergolong pada musik string pada masa itu.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Coptik Gitar Sumber : Bambang Wiryawan (1985:18)
Ada dua hipotesa tentang asal mula gitar dan perkembangannya yakni : 1.
Dimulai dengan lute dari Assyria, melewati Mesir, Persia, Arab dan kemudian sampai di Spanyol
2.
Sesuai dengan poin pertama, Ketharah dari Assyria dan Kittara dari Yunani berkembang menjadi Citara-Roma, kemudian berkembang lagi menjadi Rotta atau Chrotta. Kemudian abad 16 di Spanyol rotta atau chrotta menjadi vihuella sanak/keluarga terdekat dari gitar. Dua bentuk yang lajim pada abad ke-12 di Spanyol adalah gitar latin yang dianggap keturunan alat musik dari Roma dan Yunani, serta gitar morisca yang dianggap dibawa dari Arab, memiliki empat senar tunggal yang serupa dengan gitar masa kini dan secara umum dimainkan dengan gaya punteado (dimainkan dengan petikan pendek seperti stakatto). Berbentuk oval dengan bagian belakang yang melingkar,
Universitas Sumatera Utara
ada yang dua dan tiga senar. Gitar morisca dimainkan dalam gaya Rasgueado. Vihuella yang muncul di Spanyol pada abad ke-16 yakni vihuella de mano yang dimainkan dengan jari dan vihuella de arco yang dimainkan dengan plektrum. Gitar masa kini merupakan keturunan langsung dari vihuella de mano. Senar vihuella yang kedua hingga senar yang keenam berlipat ganda, sedangkan senar satunya tunggal. Nadanya yang umum dipakai ialah : G-C-F-A-D’-G’ (dari senar enam sampai senar ke satu). Hal ini sama seperti menurunkan senar ke tiga setengah nada dalam nada standard gitar dengan sebuah capo pada fret ketiga di papan pencet gitar. Selama abad ke-16 vihuella dan gitar dibedakan berdasarkan jumlah senar yang digunakan pada masa itu. Menurut Juan Bermudo gitar latin memiliki empat senar, senar kedua sampai senar keempat digandakan dan senar kesatu tunggal. Selama abad tersebut banyak pemain vihuella yang cukup tenar seperti Luis Milan, Narvaez, dan Mudarra yang secara aktif membentuk bagian terpenting dalam sejarah gitar. Gitar, pada mulanya terdiri dari empat senar dengan nada : A-D-G-E’. Pada akhir abad ke-17 Joan Charles membuat senar dobel menjadi : A-A, D-D, GG, B-B, dan E’. Kemudian pada tahun 1799 Fernando Ferandiere merubah tulisan cifra (tabulasi) yang sudah berumur 250 tahun menjadi not balok seperti yang kita kenal saat ini, supaya dapat dimainkan dengan alat-alat musik lainnya dan merubah senar gitar dari lima senar menjadi enam senar. Terdiri dari lima senar dobel dan satu senar tunggal dibagi dalam 17 fret/papan pencet gitar. Pada abad ke-17 gitar mulai menggantikan vihuella. Vihuella adalah sejenis instrumen seperti gitar yang mempunyai enam senar dengan nada : G-E-F-A-D-G’.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 1349 di Spanyol terdapat dua jenis gitar yaitu guitarra latina dan guitarra morisca, Duke Jehan dari Perancis khusus mempelajari kedua gitar ini. Pada guitarra latina bentuk bagian belakang rata dan mempunyai empat senar yaitu satu senar tunggal dan tiga senar dobel. Biasa dimainkan dengan teknik Rasgueado yakni memakai ibu jari untuk memetik senar secara beruntun, dan banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Romawi dan Yunani kuno. Sedangkan pada guitarra morisca bentuk bagian belakang melengkung beberbentuk oval (bulat telur seperti buah badam) memiliki lengan yang panjang mempunyai delapan senar dan dimainkan dengan petikan-petikan yang pendek (stakatto/punteado) dan banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Arab. Pada abad ke-16 gitar Spanyol mulai berkembang dalam popularitasnya karena mempunyai suara yang sangat bagus. Pengembangan gitar Spanyol ini diprakarsai oleh Juan Carlos Amat dan Vicente Espinel (1551-1642) di dalam buku yang dikarang oleh Juan Carlos yaitu “guitarra espanola de cinco ordenes”. Dan kemudian pada tahun 1596 menuliskan mengenai penalaan gitar yakni : A-D-G-B-E dan menuliskan beberapa lagu yang populer pada masa itu seperti Italianas, Villanos, Pabanillas. Sebelum tahun 1780 bentuk senar enam gitar tunggal muncul di Spanyol dan diprakarsai oleh Antonio Ballestera dan dilanjutkan oleh Fernando Ferandiero, Federico Moretti pada tahun 1799. Selama akhir abad ke-18 sampai dengan abad ke-19 hal-hal yang menarik dari gitar sangat berkembang, pada awal abad ke-19 ada tiga hal yang berkembang pada gitar yaitu teknik, reportoar dan konstruksi gitar.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. Gitar Klasik Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sementara dalam buku Gitarpedia yang disusun oleh Jubing sendiri tentang sejarah gitar (2005:32), yakni : Sudah sekian banyak ahli menyelidiki, namun sampai kini asal-usul gitar yang sesungguhnya masih terus diperdebatkan. Sekian banyak pendapat bertebaran, namun tetap saja di dalamnya mengandung keraguan. Sebuah alat musik petik Yunani Kuno bernama kitharra sering disebut sebagai nenek moyang gitar. Kendati begitu, hanya namanya saja yang mirip, lantaran bentuknya lebih
Universitas Sumatera Utara
seperti harpa kecil. Berbagai artefak kuno di Mesopotamia dan Mesir menunjukkan adanya alat musik petik dengan tubuh dan leher seperti gitar. Kenyataannya, hampir di semua kawasan pusat peradaban manusia, alat musik petik mirip gitar senantiasa ada. Pada abad ke-11, di Eropa mulai bermunculan jenis-jenis instrumen petik mirip gitar. Desainnya diyakini diperoleh dari alat-alat musik yang ada di Asia, salah satunya adalah gittern. Bentuknya sudah mirip dengan gitar modern. Bahkan dilengkapi dengan fret pada lehernya. Senarnya terbuat dari usus domba (bukan usus kucing, kendati julukannya adalah catgut). Jumlah jalur (course) senarnya tiga atau empat, dengan dua senar per jalur. Selama dua abad lebih, gittern berkembang menjadi berbagai bentuk dengan nama-nama baru yang mirip, semisal quitarra, guiterre, gitarer, dan gitar. Pada tahun 1300-an di daratan Eropa berkembang dua desain gittern dengan nama guitare latine (berasal dari Spanyol) dan guitare morisca (berasal dari Timur Tengah dan Timur Jauh). Memasuki abad ke-15, mulai berkembang instrumen petik lain yang bernama lute (berasal dari bahasa Arab, alud). Bentuknya seperti gitar namun dengan bentuk tubuh mirip buah pir dengan course yang lebih banyak. Kendati demikian, gittern tidak sepenuhnya lenyap. Di sebagian wilayah Eropa ia tetap bertahan, namun dengan nama baru, vihuela. Catatan menunjukkan Raja Henry VIII dari Inggris terampil bermain vihuela. Ada gosip yang menyebutkan bahwa dialah pencipta lagu “Greensleeves” yang abadi itu. Jika benar, maka besar kemungkinan ia menciptakannya dengan vihuela. Popularitas lute terus menanjak di Eropa sementara vihuela lebih terkenal hanya di Spanyol.
Universitas Sumatera Utara
Desain lute maupun vihuela yang makin baik memungkinkan penambahan course serta peningkatan kualitas suara. Hal ini mendorong makin suburnya penciptaan komposisi dengan lute dan vihuela. Para komposer kondang untuk lute dan vihuela menikmati kejayaan pada masa tersebut. Vihuela menikmati kejayaan hanya hingga akhir abad ke-16 ketika ia mulai digantikan oleh gitar barok. Bentuknya sudah mirip dengan gitar modern, hanya saja ukurannya jauh lebih kecil dan hanya memiliki empat course. Ini menyulitkan bila musisi hendak memainkan lagu-lagu yang lebih kompleks. Karena itu, sempat muncul gitar Barok dengan lima course pada abad ke-16. Pada masa inilah kejayaan gitar dimulai. Para gitaris dan komposer handal bermunculan. Memasuki abad ke-17 hingga 18, popularitas gitar seakan terhenti. Sedikit sekali komposer yang memperhatikan gitar. Berangsur-angsur gitar akhirnya hanya menjadi alat musik seniman keliling jalanan. Para bangsawan dan masyarakat kelas atas lainnya menghindari gitar. Kendati begitu, gitar terus berkembang. Bahkan ada yang makin mirip desainnya dengan gitar modern, termasuk jumlah course yang mencapai enam, hanya saja sistem penalaannya sama sekali berbeda. Tubuhnya kelewat tipis dan ramping. Memasuki abad ke-19, gitar memasuki kembali gerbang kejayaannya. Pada masa ini lahir para virtuos dan komposer luar biasa seperti Sor, Giuliani, Aguado, Carcassi, Carulli, Coste, dan banyak lagi. Karya-karya mereka bahkan hingga kini masih menjadi favorit para gitaris modern. Menjelang abad ke-20, desain gitar di Eropa tidaklah seragam. Masingmsing gitaris bisa saja memainkan jenis gitar yang berbeda dari gitaris lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Orang yang paling bertanggung jawab mendesain gitar hingga bentuknya jadi seperti yang sekarang kita kenal adalah Antonio Torres Jurado (1817-1892). Pembuat gitar dari Spanyol ini menemukan standar anatomi gitar (dimensi, rangka, panjang dawai, dan sebagainya) yang mampu menghasilkan kualitas suara secara maksimal, sekaligus nyaman dimainkan. Temuan Jurado ini segera diikuti para pembuat gitar lainnya. Kini, kendati tiap pembuat gitar punya kekhasan dan “resep” masing-masing, ada patokan tertentu dalam desain gitar modern yang berpegang pada desain Torres. Repertoar gitar bertumbuh pesat dengan makin berlimpahnya gitaris dan komposer yang tak henti memopulerkan gitar. Salah satunya Francisco Tarrega (1852-1909), gitaris dan komposer kelahiran Spanyol. Tarrega adalah perintis permainan gitar klasik menjadi sebuah ilmu dan seni tersendiri. Ia bukan saja dikenal sebagai pendidik yang bertangan dingin namun juga komposer gitar yang inovatif. Posisi duduk bermain gitar klasik yang dikenal sekarang digagas oleh Tarrega. Posisi ini memungkinkan gitar dalam posisi stabil, serta membantu lengan kanan maupun kiri menjelajahi fretboard dan senar di posisi manapun dengan lebih leluasa. Banyak teknik baru bermain gitar yang ia populerkan, dari tremolo hingga Tabalet. Ditangannya, gitar bisa bernyanyi ceria, merintih, hingga menangis tersedu-sedu. Salah satu komposisi gitar tunggalnya “Recuerdos de Alhambra” (Kenangan akan Alhambra), cukup terkenal sehingga sering diaransemen ulang oleh musisi-musisi masa kini. Gebrakan Tarrega lainnya adalah mentranskrip berbagai komposisi untuk alat musik lain ke gitar tunggal, termasuk diantaranya berbagai komposisi ciptaan
Universitas Sumatera Utara
Granados (piano), Albeniz (piano), Chopin (piano), Bach (biola), hingga Mendelsohn (kuartet gesek). Murid-murid Tarrega pun menjadi sadar betapa gitar memiliki kemampuan setara dengan alat-alat musik yang lebih “bergengsi”. Tarrega boleh jadi seorang pendobrak, namun kemampuannya itu hanya dikenal di kalangan terbatas. Ia lebih sering bermain gitar untuk murid-muridnya, ketimbang untuk publik yang lebih luas. Secara tak langsung, Tarrega ikut berperan mendorong Andres Segovia (1893-1987) memperkenalkan seni bermain gitar klasik ke seluruh dunia. Pada usia 5 tahun, Segovia ikut pamannya di Granada. Sang paman mendorongnya belajar biola, namun Segovia terlanjur takjub pada keindahan bunyi gitar yang dimainkan seorang gitaris flamenco di rumah pamannya. Sejak itulah di mati-matian mempelajari cara bermain gitar tunggal dengan otodidak. Ia amat prihatin pada status gitar yang ketika itu di Spanyol dianggap alat musik rendahan serta amat minimnya perbendaharaan karya musik untuk gitar tunggal. Pergaulan dengan murid-murid Tarrega merangsang Segovia meneruskan tradisi Tarrega; mengembangkan teknik permainan gitar serta repertoar komposisi gitar yang masih amat sedikit. Ia pun mulai mentranskrip karya-karya komposer klasik hingga bisa dimainkan dengan gitar tunggal. Yang paling terkenal adalah transkripsi dari karya-karya Johann Sebastian Bach, termasuk Chacone Dalam D Minor untuk solo biola yang amat terkenal. Pada usia 20 tahun, Segovia melakukan konser profesionalnya yang pertama di Madrid. Ia membawa lagu-lagu klasik terkenal hasil transkripsi Tarrega. Sebelum konser, banyak musisi yakin Segovia bakal ditertawakan. “Mana mungkin bersolo gitar memainkan musik klasik?” begitu komentar mereka. Yang
Universitas Sumatera Utara
terjadi justru sebaliknya. Segovia berhasil membuat penonton tercengang dan terkagum-kagum! Ia bukan saja memainkan musik, tapi dapat “memindahkan” berbagai jenis suara alat musik hanya dalam satu gitar. Sejak itulah, Segovia jadi buah bibir. Ia makin laris diundang konser di berbagai negara, hingga ke Amerika. Ia menyebarkan benih kegandrungan pada gitar pada tiap konser. Banyak komposer ternama mulai bersedia menciptakan komposisi asli untuk gitar yang dipersembahkan bagi Segovia. Hingga usia 90 tahun, Segovia masih tampil konser. Luthier-luthier ternama seperti Ramirez, Hauser dan Fleta, banyak mendapat dukungan dan masukan penting dari Segovia untuk meningkatkan volume dan suara gitar klasik. Segovia pula yang mendorong terciptanya senar nilon oleh Du Pont Chemical dan Albert Augustine di tahun 1947. Kehadiran senar nilon merupakan terobosan penting bagi para gitaris klasik saat itu. Berkat Segovia, seni bermain gitar tunggal kini mendapat tempat di panggung-panggung musik terhormat serta diajarkan di berbagai perguruan tinggi di dunia termasuk Indonesia. Abad ke-20 juga menyaksikan lahirnya jenis gitar baru, yakni gitar akustik folk. Salah satu perintisnya adalah Henry Martin, putra dari Christian Frederick Martin, pendiri pabrik gitar Martin. Kendati awalnya memproduksi gitar dengan senar nilon, memasuki tahun 1920-an dimulai terobosan membuat gitar dengan senar dari logam. Sejak itu, Martin terus mengembangkan berbagai desain gitar akustik. Namun yang paling legendaris adalah gitar flat-top akustik-folk model Dreadnought. Desain gitar ini banyak dikopi oleh pabrik pembuat gitar lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Warna suaranya yang berat membuat Dreadnought amat populer digunakan para musisi dan penyanyi folk, country, serta blue-grass. Penemuan listrik membawa revolusi pada dunia, termasuk instrumen gitar. Adalah Lyody Loar dari perusahaan pembuat gitar Gibson yang diketahui pertama kali bereksperimen dengan pick-up magnetik pada gitar. Kendati demikian, Adolph Rickenbaker serta dua rekannya Paul Bart dan George Beauchamp-lah yang sukses mewujudkan gitar elektrik pertama dan memproduksinya secara komersial di Awal tahun 1930-an. Langkah ini diikuti perusahaan-perusahaan pembuat gitar lainnya, termasuk Gibson yang akhirnya malah memimpin pasar gitar elektrik. Persaingan yang makin ketat melahirkan berbagai desain gitar yang makin beragam. Lantaran munculnya gitar jenis-jenis baru tadi, muncullah istilah “gitar klasik”. Nama ini digunakan untuk membedakan gitar ala Torres dengan gitar akustik bersenar logam ataupun dengan gitar elektrik. Terkadang juga disebut sebagai spanish guitar karena desain gitar klasik seperti yang kita kenal sekarang ini proses evolusinya lebih intens di Spanyol.
2.2 Sejarah Persebaran Dan Perkembangan Gitar Di Indonesia Dalam melihat sejarah persebaran dan perkembangan gitar di Indonesia, penulis membaca artikel Andre Indrawa, Gitar pertama kali masuk ke Indonesia sekitar abad 17 dibawa oleh orang-orang-orang Portugis dimana pada saat itu orang-orang Portugis yang ditawan oleh Belanda dimukimkan dikawasan Jakarta Utara bernama kampung Tugu. Tidak jarang para tawanan ini menghibur dirinya dengan memainkan musik yang dibawa dari asalnya. Gitar dan alat-alat musik
Universitas Sumatera Utara
yang mirip dengan gitar sudah dipergunakan pada masa ini. Hal ini terlihat pada pagelaran ensembel keroncong dan bahkan dalam kesenian tradisonal Cirebon. Disisi lain kepopuleran gitar di Indonesia juga didukung oleh keberadaan berbagai alat musik lain yang memiliki kemiripan dengan gitar, yang telah lama ada sebelum gitar masuk ke Indonesia. Alat musik tersebut diantaranya adalah gitar tradisional berdawai tiga yang disebut sampek dari Kalimantan Timur. Dan berbagai model gitar tradisional berukuran kecil yang berdawai dua yaitu hasapi, kulcapi dan husapi dari Sumatera Utara. Disamping itu gitar juga telah turut berjasa membangkitkan semangat rakyat dalam memperjuangkan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Hal tersebut terjadi pada penyelenggaraan Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 dimana gitar digunakan sebagai instrumen pengiring dalam pengumandangan perdana lagu himne nasional Indonesia Raya. Dalam aspek yang lainnya seperti berdirinya sekolah-sekolah musik swasta pada sekitar tahun 70-an sangat membantu penyebaran minat bermain gitar di Indonesia. Hasil dari banyaknya kursus-kursus yang dibuka adalah suatu peningkatan subur bagi para peminat dan pembelajar gitar. Disamping itu bermacam-macam metode pengajaran dari produk luar negeri pun telah ditawarkan. Hal ini telah menantang para investor asing untuk menanamkan modalnya dalam sektor musik khususnya gitar, hal ini juga menantang para peneliti dan ahli pendidikan musik yang berspesialisasi gitar untuk memikirkan dan menyusun suatu metode pengajaran gitar yang paling cocok untuk masyarakat Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Menjelang permulaan tahun 1980, Indonesia telah memiliki gitaris-gitaris profesional yang cukup diperhitungkan. Diantara mereka adalah Carl TangYong yang pernah belajar di Roma dan Rully Budiono seorang lulusan program diploma sebuah konservatori musik Wina, Austria. Produksi musikal mereka terdiri dari konser-konser di kota-kota besar dan rekaman-rekaman kaset. Produktivitas mereka, disamping telah membangkitkan semangat para amatir dan diletan juga telah menumbuhkan apresiasi yang baik dan kepercayaan dari para pecinta gitar atas kemampuan bermusik. Sebagai salah satu reaksi dari perkembangan gitar di Indonesia di datangkanlah gitaris-gitaris profesional dunia seperti Julian Bizantine, David Russel dan John Mills dari kerajaan Inggris, Jean Piere Jumaez dari Perancis, Sigfried Behrend dari Jerman, untuk memberikan workshop-workshop bagi masyarakat pergitaran di Nusantara. Tanggapan mereka yang positif terhadap perkembangan gitar di Tanah Air telah menimbulkan pengaruh yang amat besar terhadap perkembangan dunia pergitaran di Indonesia. Tidak heran jika dalam waktu yang singkat gitaris-gitaris muda Indonesia mulai dikenal melalui prestasinya dalam kompetisi-kompetisi internasional di Kawasan Asia Tenggara Di Asia Tenggara seni pertunjukan gitar klasik sudah lama berkembang. Walaupun dapat dikatakan bahwa diantara negara-negara tetangganya keberadaan gitar klasik di Indonesia masih sangat muda, namun dalam tempo yang relatif singkat gitaris-gitaris muda Indonesia telah mampu menunjukkan kebolehan kualitasnya. Perkembangan gitar di Indonesia dan gebrakan aksi gitaris-gitaris muda kita dalam forum internasional seperti kompetisi gitar se-Asia Tenggara pada tahun 1977-1979 telah memacu perkembangan gitar di kawasan ini.
Universitas Sumatera Utara
Guna meningkatkan kehidupan pergitaran di kawasan Asia Tenggara, beberapa sekolah musik di Indonesia dan beberapa negara tetangga yang tergabung dalam suatu sistem pendidikan musik Yamaha. Yamaha sepakat untuk menyelenggarakan suatu forum pertemuan antar gitaris se-Asia Tenggara. Sebagai tidak lanjutnya atas sponsor dari Yamaha Music Foundation, Tokyo pada tahun 1977 telah diselenggarakan The First South East Asian Guitar Festival (SEAGF 1977) yang merupakan kompetisi gitar pertama di kawasan Asia Tenggara. Kompetisi tersebut mengambil tempat di Hotel Hilton, Jakarta. Pesertanya terdiri dari masing-masing dua gitaris untuk wakil setiap negara yang terdiri dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan, Filipina dan Hongkong. Kompetisi tersebut dibagi kedalam dua kategori yaitu bagian klasik dan non klasik. Untuk bagian non klasik peserta membawakan karya-karya non klasik baik dengan media gitar klasik maupun jenis-jenis gitar akustik non elektrik lainnya. Juara pertama untuk kompetisi itu jatuh pada peserta Indonesia. Juara untuk kategori gitar klasik adalah Linda Sukamta, gitaris putri dari Bandung, sedangkan untuk kategori non klasik dimenangkan oleh Michael Gan dari Jakarta. Pada penyelenggaraan kedua SEAGF 1978 di Bangkok, Thailand, untuk kategori klasik dalam kompetisi itu dimenangkan oleh Andre Indrawan. Dan pada putaran SEAGF dua tahun berikutnya di Singapura nama Indonesia kembali harum di Asia Tenggara dengan berhasilnya gitaris muda Royke B Koapaha dari Bandung sebagai juara pertama.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Perkembangan Awal Pendidikan Gitar Klasik Di Indonesia Untuk melihat perkembangan awal pendidikan gitar klasik di Indonesia, penulis membaca artikel dari Andre Indrawan, artikel ini menguraikan tentang bagaimana sejarah perjalanan awal pendidikan gitar di era tahun 1970-an, Di sekitar tahun 70-an minat terhadap gitar klasik di Indonesia sangat besar. Hal ini ditandai dengan melonjaknya jumlah peserta kursus gitar dan sekolah-sekolah musik swasta dalam waktu
yang relatif singkat. Sekolah-sekolah ini
mengakomodasi para peminat gitar yang pada saat itu mengundang perhatian dunia gitar internasional. Dalam hal ini dibuktikan dengan digelarnya konserkonser gitaris dunia di Indonesia dan datangnya bantuan pendidikan dan material dari negara-negara berkembang seperti Jepang dan Belanda. Perhatian inipun disambut oleh pemerintah Indonesia dengan dibukanya program-program pendidikan gitar secara resmi, mulai dari sekolah-sekolah dan institusi-institusi kejuruan musik hingga perguruan tinggi. Pada masa tahun 1970-an ini merupakan titik tolak pengembangan pendidikan gitar klasik di Indonesia. Gejala ini ditandai dengan : 1.
Meningkatnya pelayanan minat masyarakat dalam mempelajari gitar melalui lembaga-lembaga kursus musik swasta yang disponsori perusahaanperusahaan Jepang.
2.
Datangnya bantuan resmi pemerintah Belanda dalam membina calon-calon guru gitar melalui program intensif yang dikelola pemerintah di kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Semarang, Yoyakarta dan Surabaya.
3.
Dibukanya bidang studi praktek gitar pada jenjang perguruan tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Hingga pertengahan tahun 1970-an sudah terdapat benyak sekolah-sekolah musik swasta yang menyediakan kursus gitar. Baik di kota-kota besar maupun kecil di Indonesia. Berbagai macam teknik dan metode praktis ditawarkan dengan tujuan dasar yang sama yaitu memperkenalkan suatu cara bermain gitar yang lebih dari sekedar memainkan chord-chord pengiring nyanyian. Teknik bermain gitar klasik diperkenalkan melalui pendekatan-pendekatan yang mudah dan menyenangkan dengan melibatkan dasar-dasar umum permainan gitar. Gaya pengajaran kelas yang santai dan sistem ujian yang menarik dari metode-metode tersebut telah menghasilkan siswa-siswa baru yang dapat menguasai keterampilan dasar bermain gitar secara komprehensif dalam waktu yang relatif singkat. Tetapi kurikulum yang ditawarkan pada sisiwa pada waktu itu masih sangat terbatas hingga tingkat keterampilan menengah. Berbeda dengan kursus-kursus musik swasta lainnya. Seperti Yayasan Pendidikan Musik (YPM) di Manggarai Jakarta, pada saat itu diyakini sebagai sekolah musik termaju di Indonesia. Menerapkan suatu metode yang berbeda. Sekolah ini mengajarkan agar siswa dapat mengenal musik secara utuh melalui pengajaran teori-teori musik secara terpisah dari tutorial individual praktikum instrumen musik. Kelas gitar pada lembaga ini sudah lama ada sebelum tahun 70-an di bawah koordinasi gitaris Adis Sugata. Walaupun sistem pendidikan musiknya secara umum cukup baik namun dalam pengajaran praktek gitar mereka masih menggunakan metode lama seperti misalnya, metode Carcassi, dan metode Carulli. Pendidikan gitar di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan sejak kehadiran sebuah kelompok musik kamar dari Belanda, Dick Visser Guitar Trio pada tahun 1977. Suatu hal yang menguntungkan bahwa Dick Visser pimpinan
Universitas Sumatera Utara
trio tersebut adalah seorang pejabat dinas kebudayaan di Belanda pada masa itu. Disamping spesialisasinya sebagai komponis gitar, ia juga seorang pendidik gitar senior, profesor dan dekan di konservatorium Amsterdam, Belanda. Melalui beliaulah telah terjadi suatu jalinan kerjasama diantara pemerintah Belanda dan Indonesia untuk mengembangkan pendidikan gitar klasik di Tanah Air. Dick Visser telah menyumbangkan suatu kontribusi yang besar terhadap perkembangan gitar klasik. Kontribusi terpentingnya adalah penemuan teknik baru yang merupakan sintesis dari berbagai teknik bermain gitar terdahulu terutama Tarrega dan Pujol yang dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan teknik Segovia pada paruh pertama abad ke-20. Penemuannya tersebut telah dituangkan ke dalam suatu paket terbitan yang lengkap dari seluruh teknik permainan gitar klasik dan sejumlah etude serta kumpulan 24 etude yang ditulis pada seluruh tanda kunci mayor dan minor. Ia bahkan telah menerapkan ide tekniknya ke dalam seluruh komposisi kontemporernya dan juga edisi dan transkripsi beberapa karya-karya standar secara konsisten. Perhatian Dick Visser sangat besar terhadap perkembangan gitar di Indonesia yang dinamis. Beliau sangat berniat untuk membantu perkembangan pendidikan musik dan mensosialisasikan metodenya di Indonesia. Dalam waktu yang tidak lama maka pemerintah Belanda mengirim seorang pedagog gitar berkualifikasi ganda dibidang penyajian
(performance) dan pendidikan, Yos
Bredie. Guru gitar tersebut adalah lulusan konservatorium Amsterdam, Belanda, salah seorang murid terbaik Dick Viser. Beliau dikirim untuk memberikan pelatihan intensif selama satu setengah tahun pada para guru dan calon guru gitar di kota-kota besar pulau Jawa dan Bali. Penataran tersebut diikuti oleh guru-guru
Universitas Sumatera Utara
gitar dan peminat-peminat lain dalam jumlah terbatas yang diterima melalui audisi dan rekomendasi sekolah musik. Pada waktu itu diantaranya ikut pada waktu pelatihan tersebut adalah Andre Indrawan, Iwan Irawan, Royke B. Koapaha dan Ferry Tambunan dari Bandung. Disamping mempelajari dan mempraktekkan teknik Dick Visser yang lebih mengutamakan perkembangan tangan kiri, peserta pelatihan menerima pelajaran-pelajaran
teori
penunjang
lainnya.
Pelajaran-pelajaran
tersebut
diantaranya ilmu sejarah musik, kontrapung, dan harmoni yang diarahkan kepada komposisi dan aransemen untuk gitar. Pelajaran pelengkap lain adalah kelas musik kamar yang menitik beratkan pada ensembel-ensembel kecil seperti duet, trio dan kwartet gitar. Sebagai tindak lanjut dari pelatihan bantuan Belanda yang diselenggarakan oleh pemerintah pada awal tahun 1980, departemen gitar YPM membuka program persiapan konservatori yang diikuti sepuluh siswa dari Bandung dan Jakarta. Satu semester sebelumnya, pada tahun 1979 Akademi Musik Indonesia (AMI) di Yogyakarta yang berada dibawah pengelolaan pemerintah, telah lebih dahulu membuka departemen gitar untuk program yang lebih tinggi dari diploma yaitu gelar seniman setingkat sarjana. Secara operasional pengajaran praktek gitar dan subjek-subjek terkait pada kedua program tindak lanjut yang di kelola oleh swasta (YPM) dan pemerintah (AMI) tersebut dilaksanakan oleh Yos Bredie karena saat itu belum ada dosen gitar yang dianggap memenuhi persyaratan akademis. Beberapa tahun sebelum program gitar di AMI dibuka, aktivitas pendidikan tinggi untuk gitar telah dilaksanakan di LPKJ. Sistem pendidikannya kurang lebih serupa dengan YPM namun lebih lengkap sebagai suatu pendidikan
Universitas Sumatera Utara
di sekolah tinggi. Jenjang pendidikan gitar di lembaga ini dikelompokkan kedalam dua tingkat yaitu Tahap Studi Dasar dan Tahap Studi Akhir. Di bawah asuhan Reiner Wildt, seorang dosen warga negara Indonesia berdarah Jerman. Teknik yang diterapkan pada para mahasiswa gitar pada dasarnya mengacu secara fanatik kepada teknik Segovia dengan perhatian utama pada pengembangan teknik tangan kanan. Suatu kelebihan yang ada pada sistem pendidikan gitar di lembaga ini ialah perluasan repertoar yang tidak hanya meliputi karya-karya solo dan ensembel gitar tapi juga musik kamar yang melibatkan alat-alat musik lain sebagai kombinasi gitar dengan kwartet gesek atau alat-alat musik orkestra lainnya. Sejajar dengan program sarjana (S1), program pendidikan di AMI memakan waktu minimal 9 semester. Program studi yang diterapkan pada masa itu ialah : Musik Sekolah (MS), Sastra Musik (SM) dan Teori Komposisi (TK). Kecuali program MS dan TK yang mempersyaratkan skripsi untuk melengkapi studinya, para mahasiswa SM yang tergolong paling kecil populasinya, dituntut untuk melakukan resital sebagai pengganti skripsi. Mata kuliah yang terkait seperti sejarah gitar, konstruksi gitar dan kelas repertoar gitar diintegrasikan kedalam mata kuliah Praktek Individual Instrumen Mayor. Sementara itu ensembel gitar mendapat wadah sendiri sebagai alternatif dari mata kuliah orkes dan koor.
2.4 Metode Pembelajaran Gitar Tunggal Pada bagian ini penulis mendeskripsikan metode belajar gitar tunggal yang ideal, guna mendapat gambaran untuk memperoleh penguasaan keterampilan
Universitas Sumatera Utara
bermain gitar baik secara teori maupun teknik praktis dalam penerapannya, serta memiliki kemampuan dalam mengembangkan kreatifitas pada gitar tunggal. Adapun rujukan yang merupakan representasi sebagai studi banding dalam penelitian ini diambil dari metode pembelajaran gitar tunggal : Lembaga Pendidikan Musik Al Farabi, Classic Guitar Performance Examination Yamaha, metode gitar Mauro Giuliani, metode gitar Matteo Carcassi, metode gitar Pujol, pelajaran dasar gitar tunggal Kaye Solapung, pelajaran dasar lembaga musik Cantata, metode dasar gitar klasik Iqbal Thahir, metode praktis belajar gitar Bambang Wiryawan, yayasan pusat pendidikan musik Iwan Irawan, Universitas HKBP Nommensen Medan, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, metode kelas gitar ISI Yogyakarta.
2.4.1 Posisi Dan Sikap Bermain Gitar Tunggal 2.4.1.1 Posisi Dan Sikap Anatomi Tubuh Yang Ideal Dan Efektif Dalam Bermain Gitar Tunggal Posisi dan sikap anatomi tubuh yang ideal dan efektif dalam bermain gitar tunggal adalah seperti berikut : 1. Duduk dalam keadaan rileks. Apabila duduk dalam keadaan tegang dan kaku akan menghambat permainan gitar sebab tubuh tidak dapat bergerak leluasa dalam arti yang wajar. 2. Posisi gitar harus stabil. Biasanya posisi gitar yang tidak stabil disebabkan oleh ibu jari kiri yang terlalu kuat menekan pada leher gitar sehingga posisi gitar cenderung bergerak kedepan.
Universitas Sumatera Utara
3. Gerakan tangan kanan dan kiri harus bebas, kebebasan tangan ditentukan oleh kestabilan posisi gitar. Perlu diperhatikan gerakan tangan harus wajar. 4. Gunakan kursi tanpa sandaran lengan. Tinggi kursi disesuaikan dengan tinggi lutut sehingga diantara paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut suku siku-siku, sementara itu telapak kaki menyentuh lantai secara menyeluruh. 5. Pijakan kaki (foot stool) diletakkan di depan kursi tepat pada kaki kiri. Perhatikan bahwa pijakan kaki harus stabil, bila tidak dapat mengakibatkan ketegangan pada kaki. 6. Posisi duduk harus tegak ke depan. Kaki diatur sedemikian rupa hingga stabil. Telapak kaki kiri memijak seluruh permukaan foot stool, posisi kaki kiri lurus kedepan dan pahanya sedikit naik ke atas. 7. Badan tegak lurus agar dapat mengatur pernafasan. Hindari kebiasaan membungkuk, hal tersebut dapat mengakibatkan cepat lelah.
Gambar 7. Posisi Bermain Gitar Sumber : www.guitarlessonsinwimbledon.co.uk
Universitas Sumatera Utara
2.4.1.2 Posisi Dan Sikap Pada Tangan Kanan Posisi dan sikap yang baik pada tangan kanan adalah : 1. Ibu jari memetik kearah depan 2. Jari telunjuk dan tengah disandarkan kesenar diatasnya (appoyando) 3. Jari telunjuk, tengah dan manis memetik kearah dalam telapak tangan (tirando) 4. Pada waktu memetik senar semua jari-jari dalam keadaan rapat 5. Tangan seolah-olah menggenggam bola pimpong pada waktu memetik 6. Ibu jari melampaui ataupun melewati sudut permukaan jari telunjnuk bila dilihat dari atas 7. Lengan tangan tidak boleh menyentuh badan (body) gitar.
Gambar 8. Posisi Tangan Kanan Sesudah Memetik Sumber : www. acguitar.com
Universitas Sumatera Utara
Gambar 9. Posisi Tangan Kanan Sebelum Memetik Sumber : www.acguitar.com
Gambar 10. Posisi Tangan Kanan Dari Atas Sumber : www.acguitar.com
Universitas Sumatera Utara
2.4.1.3 Posisi Dan Sikap Pada Tangan Kiri Posisi dan sikap yang baik pada tangan kiri adalah : 1. Menekan senar dengan ujung jari 2. Telapak tangan tidak boleh menyentuh leher (neck) gitar 3. Ibu jari tidak boleh kelihatan dari depan 4. Diupayakan ibu jari yang terletak dibelakang leher gitar selalu sejajar dengan jari tengah yang menekan senar di depan 5. Lengan tangan harus rileks selama permainan
Gambar 11. Posisi Tangan Kiri Dari Belakang Sumber : www.douglasniedt.com
Universitas Sumatera Utara
Gambar 12. Posisi Tangan Kiri Dari Atas Sumber : www.douglasniedt.com
Gambar 13. Posisi Tangan Kiri Dari Depan Sumber : www.douglasniedt.com
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Metode Pembelajaran Notasi Pada Gitar Menurut M Soeharto (1986:11), Notasi adalah sistem penulisan lagu. Sedangkan not adalah satuan dari sistem penulisan tersebut. Misalnya notasi angka yang satuannya adalah angka. Disamping itu notasi balok yang satuannya adalah gambar tangkai dengan bulat elips yang melekat diatas atau dibawahnya. Dengan notasi kita dapat mengenal, membaca serta menyanyikan lagu. Notasi merupakan perwujudan dari lagu, sedangkan not merupakan perwujudan dari nada. Jika nada dapat didengar, maka not dapat dilihat atau diperlihatkan. Jadi not harus dapat menjadi lambang bagi nada dengan berbagai sifatnya. Salah satu tujuan membaca notasi ini adalah untuk memudahkan dan mempercepat penyajian
karya
musik
terhadap
para
pelaku
seni
khususnya
dalam
mengimplementasikan karya tersebut kedalam suatu pertunjukan. Ada berbagai cara untuk menyampaikan ataupun mempelajari notasi, dalam penelitian ini cara membaca notasi pada gitar terlebih dahulu diperkenalkan garis paranada, garis bantu, bentuk not, nilai not dan syarat penulisan not balok, kemudian semua not yang ada pada senar pertama, lalu dijelaskan not tersebut dimana letaknya dimainkan pada gitar. 1. Garis Paranada Garis paranada adalah lima garis horisontal lurus yang berjajar mendatar dan berjarak sama. Kegunaan garis paranada adalah untuk menempatkan notnot sesuai dengan sifat nada yang dilambangkannya. Misalnya not yang ditulis dalam garis paranada rendah melambangkan nada yang rendah pula untuk dibunyikan begitu juga untuk sebaliknya. Ruang diantara garis paranada ada
Universitas Sumatera Utara
empat dinamakan spasi. Jadi jumlah spasi paranada ada empat dan jumlah garis paranada ada lima.
Gambar 14. Garis Para Nada Sumber : Sibelius 7
Untuk membuat not yang lebih tinggi dan lebih rendah dapat menggunakan garis bantu.
2. Garis Bantu Garis bantu adalah garis tambahan yang terletak pada bagian atas atau bawah dari lima garis para nada. Pada gitar klasik baris bantu bawah umumnya hanya ada empat dan garis bantu atas ada sembilan.
Gambar 15. Garis Bantu Para Nada Atas Dan Bawah Sumber : Sibelius 7
Universitas Sumatera Utara
3. Nama not, bentuk, tanda istirahat dan nilai not
Gambar 16. Diagram Pembelajaran Notasi Balok Sumber : www. learnclassicalguitar.com
Universitas Sumatera Utara
Gambar 17. Nilai Not Dalam Jumlah Ketukan Sumber : www. learnclassicalguitar.com
Pada gitar ada enam senar jumlahnya. Dan pada bagian ini bagi para pembelajar yang baru memulai membaca not dianjurkan untuk menguasai dan menghafalkan not mulai dari senar pertama, kedua hingga keenam dan kemudian menghafal letaknya pada posisi fret/kolom pada gitar.
Universitas Sumatera Utara
Sistem Penulisan Notasi Balok Pada Gitar Tunggal Berdasarkan Tangga Nada Kromatis 1. Not-not pada senar pertama : Senar terbuka
E
Fret pertama
F
Fret kedua
F#/Gb
Fret ketiga
G
Fret keempat
G#/Ab
Fret kelima
A
Fret keenam
A#/Bb
Fret ketujuh
B
Fret kedelapan
C
Fret kesembilan
C#/Db
Fret kesepuluh
D
Fret kesebelas
D#/Eb
Fret keduabelas
E
Fret ketigabelas
F
Fret keempat belas
F#/Gb
Fret kelima belas
G
Fret keenam belas
G#/Ab
Fret ketujuh belas
A
Fret kedelapan belas
A#/Bb
Fret kesembilan belas
B
Universitas Sumatera Utara
2. Not-not pada senar kedua Senar terbuka
B
Fret pertama
C
Fret kedua
C#/Db
Fret ketiga
D
Fret keempat
D#/Eb
Fret kelima
E
Fret keenam
F
Fret ketujuh
F#/Gb
Fret kedelapan
G
Fret kesembilan
G#/Ab
Fret kesepuluh
A
Fret kesebelas
A#/Bb
Fret keduabelas
B
Fret ketigabelas
C
Fret keempat belas
C#/Bb
Fret kelima belas
D
Fret keenam belas
D#/Eb
Fret ketujuh belas
E
Fret kedelapan belas
F
Fret kesembilan belas
F#/Gb
Universitas Sumatera Utara
3. Not-not pada senar ketiga Senar terbuka
G
Fret pertama
G#/Ab
Fret kedua
A
Fret ketiga
A#/Bb
Fret keempat
B
Fret kelima
C
Fret keenam
C#/Bb
Fret ketujuh
D
Fret kedelapan
D#/Eb
Fret kesembilan
E
Fret kesepuluh
F
Fret kesebelas
F#/Gb
Fret keduabelas
G
Fret ketigabelas
G#/Ab
Fret keempat belas
A
Fret kelima belas
A#/Bb
Fret keenam belas
B
Fret ketujuh belas
C
Fret kedelapan belas
C#/Db
Fret kesembilan belas
D
Universitas Sumatera Utara
4. Not-not pada senar keempat Senar terbuka
D
Fret pertama
D#/Eb
Fret kedua
E
Fret ketiga
F
Fret keempat
F#/Gb
Fret kelima
G
Fret keenam
G#/Ab
Fret ketujuh
A
Fret kedelapan
A#/Bb
Fret kesembilan
B
Fret kesepuluh
C
Fret kesebelas
C#/Db
Fret keduabelas
D
Fret ketigabelas
D#/Eb
Fret keempat belas
E
Fret kelima belas
F
Fret keenam belas
F#/Gb
Fret ketujuh belas
G
Fret kedelapan belas
G#/Ab
Fret kesembilan belas
A
Universitas Sumatera Utara
5. Not-not pada senar kelima Senar terbuka
A
Fret pertama
A#/Bb
Fret kedua
B
Fret ketiga
C
Fret keempat
C#/Bb
Fret kelima
D
Fret keenam
D#/Eb
Fret ketujuh
E
Fret kedelapan
F
Fret kesembilan
F#/Gb
Fret kesepuluh
G
Fret kesebelas
G#/Ab
Fret keduabelas
A
Fret ketigabelas
A#/Bb
Fret keempat belas
B
Fret kelima belas
C
Fret keenam belas
C#/Db
Fret ketujuh belas
D
Fret kedelapan belas
D#/Eb
Fret kesembilan belas
E
Universitas Sumatera Utara
6. Not-not pada senar keenam Senar terbuka
E
Fret pertama
F
Fret kedua
F#/Gb
Fret ketiga
G
Fret keempat
G#/Ab
Fret kelima
A
Fret keenam
A#/Bb
Fret ketujuh
B
Fret kedelapan
C
Fret kesembilan
C#/Db
Fret kesepuluh
D
Fret kesebelas
D#/Eb
Fret keduabelas
E
Fret ketigabelas
F
Fret keempat belas
F#/Gb
Fret kelima belas
G
Fret keenam belas
G#/Ab
Fret ketujuh belas
A
Fret kedelapan belas
A#/Bb
Fret kesembilan belas
B
Universitas Sumatera Utara
Gambar 18. Letak Not-Not Pada Fret Gitar Sumber : www.learnclassicalguitar.com
Dalam sistem pembelajaran membaca notasi dengan metode seperti ini sangat mudah untuk dipahami dalam tingkat dasar baik usia kanak-kanak hingga dewasa.Dan tidak jarang berbagai sekolah-sekolah musik menerapkan cara membaca seperti ini dalam sistem kurikulum belajarnya.
2.4.3 Metode Pembelajaran Dengan Sistem Tingkatan (Grade atau Level) Di sekolah-sekolah musik pada umumnya di seluruh dunia menerapkan konsep metode grading (grading system) sebagai acuan dalam matrikulasi belajarnya. Pada saat ini sistem grading diterapkan secara murni oleh badan-badan penguji musik internasional misalnya Yamaha Music Foundation Japan, Australian Music Examination Board (AMEB), Associated Boards Of School Of Music (Inggris), London College Of Music (LCM), Trinity College (Inggris). Di
Universitas Sumatera Utara
Indonesia sendiri sistem ini sudah dikenal seperti di sekolah musik Yamaha, Al Farabi, Cantata dan lain-lain. Secara umum tingkatan dalam keterampilan gitar dibagi kepada 3 kelompok, tingkat basic (dasar), Medium (menengah), High (atas). Tingkat keterampilan dasar dan menengah pada umumnya dimulai dari grade 1 sampai 4 lalu grade 5 sampai 8 merupakan keterampilan atas, berbeda halnya dengan sistem grading di Sekolah Musik Yamaha. Sebagai contoh dalam penelitian ini di sekolah musik Yamaha dan Universitas Pendidikan Indonesia 1. Sekolah Musik Yamaha A. Grade 10 Grade 10 adalah grade dasar dalam sekolah musik Yamaha. Sebagai acuan dalam belajarnya diambil dari buku Fundamental. Pada grade 10 diajarkan bagaimana posisi sikap bermain gitar, mengenal notasi balok, penggunaan tanda jari, teknik memetik appoyando/al aire, ritem notasi, scale/tangga nada,alternating bass, beberapa chord dasar seperti C, G7, Am, Dm, E7, F, dan lagu-lagu pilihan yang disesuaikan dengan teknik dasar.
B. Grade 9 Grade 9 diambil dari buku Yamaha Classic Guitar Course 1a sebagai acuan dalam belajarnya. Pada grade ini diajarkan bagaimana penggunaan bass berjalan, lanjutan achord-achord, penggunaan arpegio, penggunaan teknik harmoni, penggunaan teknik-teknik ornamentasi : Grace notes, Mordent, Glisando, dan Portamento, etude serta lagu-lagu yang disesuaikan dengan teknik lanjutan.
Universitas Sumatera Utara
C. Grade 8 Grade 8 diambil dari buku Yamaha Classic Guitar Course 1b sebagai acuan dalam belajarnya. Pada grade ini diajarkan bagaimana mengolah atau menyesuaikan ritem dengan melodi, teknik memainkan nada-nada interval 3 dan 6, memperkenalkan chord-chord lanjutan, scale/tangga nada, flamenco dalam lagu farruca, serta etude dan lagu-lagu lanjutan.
D. Grade 7 Grade 7 diambil dari buku Yamaha Classic Guitar Course 2a sebagai acuan dalam belajarnya. Pada grade ini diajarkan bagaimana menggunakan chord-chord lanjutan seperti septim, augmented, diminish, mayor dan minor. Memainkan teknik apagados atau not yang bertitik, cara ini dilakukan dengan memainkan bunyi gitar pendek-pendek berkesinambungan, scala/tangga nada, penggunaan teknik staccato, glisando, appogiatura, trill , tremolo study, pembentuk chordtriad, dan lagu-lagu yang disesuaikan dengan teknik permainan grade 7.
E. Grade 6 Grade 6 diambil dari buku Yamaha Classic Guitar Course 2b sebagai acuan dalam belajarnya. Pada grade ini merupakan transisi atau jembatan menuju teacher grade atau tingkatan guru. Pada grade ini diajarkan bagaimana mengorganisir chord, penggunaan chord-chord lanjutan seperti 7 minus lima, suspensi, etude, harmonic oktaf, Pizzikato, Tambora, Tabalet, scale/tangga nada, daftar komponis dan pemain gitar tunggal, serta referensi pieces atau lagu-lagu yang disesuaikan dengan teknik grade 6.
Universitas Sumatera Utara
F. Grade 5 Grade 5 merupakan open grade yakni grade atas dalam sistem grade Yamaha. Biasanya ujian grade 5, 4 dan 3 untuk seluruh Yamaha di Indonesia dilakukan di Jakarta Pusat yang bertempat di Jalan Gatot Subroto Kav. 4 dekat Semanggi Plaza. Dalam grade 5 dibahas tentang aransemen, solfegio (mendengar), sight reading langsung memainkan partitur yang disediakan penguji, memilih 3 lagu sulit dari 9 lagu yang disediakan. Aransemen 8 hingga 16 bar, mengisi ujian teori musik tentang harmoni dan interval.
G. Grade 4 Sama halnya dengan grade 5, tetapi untuk ujian teori sudah tidak ada. Pada grade 4 memilih 4 lagu sulit dari 9 lagu yang disediakan.
H. Grade 3
2. Universitas Pendidikan Indonesia Metode pembelajaran gitar yang digunakan pada perguruan tinggi negeri ini memakai sistem berbasis kompetensi. Sasaran metode belajarnya ialah agar mahasiswa memiliki penguasaan, pengetahuan, pemahaman dan keterampilan baik secara teoritik maupun praktik dalam bermain gitar, serta memiliki kemampuan dalam mengembangkan kreatifitas pada gitar dan memiliki kemampuan dalam mentransfer pengetahuan
mereka
ke dalam proses
pembelajaran. Sistem pembelajaran ini sama juga halnya digunakan di perguruan tinggi lainnya, hanya saja perbedaan-perbedaan yang terjadi pada reportoar untuk
Universitas Sumatera Utara
tingkatan tertentu. Berikut di uraikan metode yang dipakai mulai dari dasar hingga tingkat atas. A. Pertemuan Pertama Menjelaskan tentang ruang lingkup gitar. Dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu membekali mahasiswa agar memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan gitar serta aplikasinya.
B. Pertemuan Kedua -
Sejarah perkembangan gitar
-
Organologi gitar
-
Wilayah suara, cara penalaan, dan posisi tiap nada pada gitar
-
Postur; yaitu posisi badan secara keseluruhan baik posisi badan kaki, tangan dan jari, serta posisi memegang gitar
C. Pertemuan ketiga dan keempat -
Teknik dasar permainan gitar
-
Teknik petikan gitar untuk tangan kanan appoyando dan tirando
-
Teknik menekan nada dalam papan fret gitar dengan latihan kromatik dan tangga nada c mayor 2 oktaf posisi nol dan posisi lima
D. Pertemuan kelima dan keenam -
Aplikasi teknik appoyando pada karya etude dengan melodi horisontal senar 1 sampai senar 3
-
Aplikasi petikan tirando dengan latihan chord dasar posisi satu
Universitas Sumatera Utara
-
Aplikasi petikan tirando pada karya dengan tiga wilayah suara (lagu model: Etude No.1 dan Waltz oleh Catalayud
E. Pertemuan ketujuh dan kedelapan -
Penguatan aplikasi teknik pada karya, Etude No.2 F. Tarrega dan Allegretto F. Carulli, tangga nada minor 2 oktaf
F. Pertemuan kesembilan -
Ujian tengah semester dalam bentuk pertunjukan dan pembuatan makalah
G. Pertemuan kesepuluh -
Evaluasi terhadap hasil ujian tengah semester
-
Apresiasi karya solo gitar periode klasik
H. Pertemuan kesebelas dan keduabelas -
Tangga nada minor 2 oktaf
-
Etude petikan gabungan tirando dan appoyando senar satu dan dua pada karya Anglaise dan Allegreto
-
Analisis harmoni dan chord karya Anglaise dan Allegreto
I. Pertemuan ketigabelas sampai kelimabelas -
Tangga nada mayor dalam 3 posisi
-
Penguatan teknik dalam memproduksi suara untuk kepentingan frasering (kalimat lagu)
Universitas Sumatera Utara
J. Pertemuan keenambelas -
Ujian akhir semester dalam bentuk pertunjukan
2.5 Organologi Gitar 2.5.1 Pengertian Organologi Menurut Peter William organologi adalah studi deskriptif dan analitis tentang instrumen yakni untuk membedakan antara studi aspek ilmiah dan teknologi dalam instrumen dan studi musik secara umum. Dan bagian terpenting dari studi organologi ini meliputi klasifikasi instrumen dari tradisi kebudayaan yang berbeda, kesejarahan, perkembangan, penggunaan, teknik permainan dalam konteks gaya musiknya. Organologi
menurut
Andre
Schaefner
pendaftaran/penamaan,
pendeskripsian, pengidentifikasian dari semua instrumen pada peradaban manusia dari semua periode yang digunakan baik untuk kepentingan estetika, ritual, magis, dan untuk kepentingan praktek lainnya. Bagian terpenting dari studi organologi adalah penemuan, terminologi, klasifikasi, konstruksi, bentuk dan teknik memainkannya, produksi bunyi instrumen seperti analisis fenomena akustik, tangga nada yang dihasilkan, penggunaan instrumen, simbolisme dan unsur-unsur estetika dari instrumen serta kesejarahan. Sementara Sue Carole Devale mengatakan bahwa organologi adalah ilmu tentang peralatan bunyi, organologi mempelajari semua peralatan bunyi tanpa harus dibatasi oleh penggunaan, kebudayaan atau periode sejarah.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Akustika Bunyi Gitar Untuk mengetahui bagaimana instrumen gitar dapat menghasilkan bunyi kita perlu memahami prinsip-prinsip dasar akustika. Ilmu akustika adalah ilmu yang mempelajari bunyi : bagaimana bunyi di produksi, dikontrol, dirambatkan sampai diterima dipendengaran. Dalam bidang musik, akustika menyangkut struktur atau desain alat musik, cara memainkannya sehingga alat tersebut menghasilkan bunyi yang khas dan bagaimana ia sampai kepada sipendengar. Dari sudut pandang ilmu fisika, bunyi merupakan sebuah peristiwa getaran. Bunyi terjadi disebabkan oleh adanya benda yang bergetar. Banyaknya jumlah getaran diukur dalam satuan detik, disebut dengan frekuensi bunyi. Artinya jika sebuah senar gitar frekuensinya 440, artinya senar tersebut bergetar sebanyak 440 kali dalam satu detik. Nama yang dipakai untuk menyebut satuan getaran perdetik adalah hertz (Hz). Bunyi standar yang ada pada gitar adalah dari E (mi) rendah ke E’ (mi’) tinggi. Dengan melintasi rentang dua oktaf (EADGBE’). SENAR
NOTASI ILMIAH
NOTASI HELMHOLTZ
FREKUENSI
Pertama
E4
e’
392,63 Hz
Kedua
B3
b
246,94 Hz
Ketiga
G3
g
196,00 Hz
Keempat
D3
d
146,83 Hz
Kelima
A2
a
110 Hz
Keenam
E2
e
82,41 Hz
Universitas Sumatera Utara
Gitar tunggal dalam penelitian ini adalah adalah jenis gitar klasik yang dapat dimainkan langsung, tanpa harus memakai amplifier atau piranti elektronik lain untuk memperkuat bunyinya. Dalam sebuah pertunjukan gitar tunggal dalam hal gitar klasik harus disesuaikan dengan ruangan atau gedung pertunjukannya. Gedung akustik adalah gedung yang sangat mendukung dalam pertunjukannya. Jika pertunjukan gitar tunggal dilaksanakan diruang terbuka maka akan sulit kita mendengar dengan jelas suara gitar yang dimainkan. Hal ini disebabkan oleh karena akustika ataupun bunyi gitar tunggal tidak memadai untuk melakukan bunyi yang dapat diterima oleh telinga manusia dengan kata lain bunyinya terlalu lembut untuk dicerna telinga. Berbeda halnya dengan pertunjukan solo gitar elektrik yang menggunakan amplifier sebagai media pengeras suaranya. Salah satu contoh gedung akustik yang sering dipakai dalam pertunjukan-pertunjukan gitar tunggal seperti di Erasmus Huis Jakarta.
Gambar 19. Gedung Erasmus Huis Jakarta Sumber : www. voiceofsoul.wordpress.com
Universitas Sumatera Utara
Gedung akustik merupakan gedung yang mampu menampung penonton lebih dari seratus orang dan mampu mendengungkan ataupun menggemakan suara gitar yang begitu lembut untuk diperdengarkan kepada penonton yang begitu banyak. Dalam hal lain akustika bunyi gitar sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek teknis dalam pembuatan gitar itu sendiri. Dalam hal ini diuraikan pandangan umumnya beberapa hal teknis dalam mengidentifikasi ataupun memahami sebuah gitar yang baik.
1. Kualitas Suara (Tone Quality) Akustika suara gitar yang baik adalah dengan memperhatikan kualitas suaranya. Beberapa hal yang melatar belakangi yang perlu di lihat adalah : A. Karakter Suara Karakter dari suara yang dibutuhkan adalah selera yang sesuai seperti yang diinginkan dalam menghasilkan musik, apakah itu cenderung bernada rendah dengan dalam, melengking dan lain-lain. Aspek ini merupakan aspek yang sangatsangat subjektif sifatnya. Tidak bisa dipungkiri juga, dalam memahami karakter suara yang diinginkan, diperlukan waktu bertahun-tahun. Memahami karakter suara yang kita inginkan memang sulit, malah seringkali ditemukan, selera pemain akan karakter suara yang dia inginkan berubah seiring dengan waktu & pengalaman yang dialaminya. Pengalaman dalam mencoba beragam gitar merupakan sebuah syarat mutlak yang dibutuhkan untuk menambah pengetahuan dalam memahami suara gitar.
Universitas Sumatera Utara
B. Proyeksi Suara Proyeksi suara merupakan besaran yang dapat dijadikan patokan dalam menilai kemampuan gitar untuk memproyeksikan suara sesuai kebutuhannya. Apabila dalam penyajiannya sering tampil dalam festival ataupun berkompetisi gitar yang ditonton
oleh
orang
banyak,
tentu
dibutuhkan
gitar
yang
mampu
memproyeksikan suaranya seluas mungkin. Dalam hal ini juga suara gitar yang baik ditentukan oleh teknik permainan gitar yang baik pula.
C. Ketahanan Suara/Sustain Sustain merupakan besaran yang menilai seberapa lama/panjang sebuah nada yang anda petik pada gitar mampu bertahan dengan kualitas proyeksi yang diinginkan. Beberapa jenis musik kadang memiliki kriteria spesifik tersendiri, ada musik yang lebih diinginkan untuk dimainkan dengan nada-nada yang pendek atau cenderung putus-putus ada juga musik yang membutuhkan kemampuan instrumen dalam memainkan nada yang panjang. Dalam hal ini perlu dirumuskan bagaimana suara gitar mengenai panjang pendeknya bunyinya itu diperdengarkan.
D. Separasi Separasi merupakan kemampuan instrumen dalam menonjolkan setiap nada yang dimainkan secara bersamaan. Ada instrumen yang mampu memberikan penonjolan yang jelas dalam setiap nada saat memainkan chord ada juga instrumen yang kurang mampu sehingga tercipta sebuah kesan chord yang dimainkan merupakan satu kesatuan yang mandiri. Sama seperti sustain,
Universitas Sumatera Utara
kemampuan separasi instrumen yang dimainkan dikembalikan kepada jenis musik yang disajikan dan tentu selera beserta pengalaman.
E. Keseimbangan Nada (Tonal Balance) Keseimbangan Nada ialah kemampuan sebuah instrumen dalam menghasilkan nada-nada setiap frekuensi dengan kadar/proporsi proyeksi yang seimbang. Tonal Balance kadang menjadi salah satu faktor penentu dalam pembuatan & penjualan gitar klasik. Sebuah perbandingan dalam hal ini Gitar Klasik seharga US$1500 buatan dalam negeri dengan gitar lainnya seharga US$6500 buatan Spanyol dan yang didapatkan adalah aspek Tonal Balance inilah yang membuat gitar buatan Spanyol ini mahal.
2. Kualitas Pengerjaan Kualitas pengerjaan sebuah gitar merupakan sebuah syarat utama lainnya dalam memilih sebuah gitar. Malahan, banyak fenomena yang terjadi (dari zaman dahulu kala) penilaian individu dalam membeli sebuah gitar dilihat dari aspek kualitas pengerjaannya dahulu. Ini tidak salah, aspek ini merupakan aspek yang harus kita lihat kemudian terutama bagi pemerhati gitar klasik yang memiliki dana terbatas. Ada kalanya gitar klasik yang bagus, memiliki kualitas pengerjaan yang kurang rapi. Kualitas pengerjaan sebuah gitar klasik dapat dilihat dalam beberapa aspek antara lain :
Universitas Sumatera Utara
A. Kemudahan Penggunaan (Good Playability) Sebuah gitar yang dibuat dengan baik tentu memiliki perhitungan rancang bangun yang baik pula. Perhitungan rancang bangun ini salah satunya memiliki dampak terhadap ergonomi gitar yang terlihat. Jika kita perhatikan gitar yang kita miliki, Apakah cocok dengan desain papan ketuk (fretboard)? Apakah bentuk gitarnya terasa
nyaman
dalam
pangkuan?
Apakah
tidak
merasa
lelah
dalam
memainkannya? Memang subjektivitas berperan dalam hal ini. Playability sebuah gitar merupakan aspek yang tergolong mudah untuk dinilai dikarenakan aspek ini berdampak langsung terhadap fisik pemain. Dalam hal ini dapat ditentukan sendiri oleh tiap individu yang mencobanya.
B. Konstruksi Konstruksi merupakan aspek lainnya yang harus dinilai sebelum kita memilih sebuah gitar. Gitar yang bagus pada umumnya juga sudah mendapat rancangan konstruksi yang bagus. Aspek ini bisa dibilang tidak perlu dinilai terlalu jauh dikarenakan hampir seluruh gitar klasik memiliki struktur yang tipis. Yang patut kita perhatikan hanyalah ketahanan gitar tersebut untuk menghadapi kondisi lingkungan kita yang mungkin sangat lembab ataupun sangat kering. Jangan terlalu berharap akan sebuah gitar klasik yang memiliki konstruksi yang tebal, tahan gesekan ataupun tahan terhadap perlakuan fisik ekstrem lainnya dikarenakan secara teoretis, mayoritas pembuat gitar mencari kesempurnaan dengan cara mendesain gitar dengan struktur yang mudah bervibrasi dan ini berimbas pada struktur yang tipis. Jika kita mencari informasi mengenai Greg Smallman, luthier kenamaan asal Australia, yang
didapatkan ialah beliau
Universitas Sumatera Utara
membuat gitar dengan papan suara (Sound Board) dengan tebal hanya 0.5mm! Jadi, gitar mahal belum tentu berkonstruksi kokoh bagaikan baja. C. Estetika Estetika merupakan aspek lainnya dalam memperhitungkan sebuah gitar. Estetika sebuah gitar dapat dinilai dari ornamen papan suara (rosette), binding dan inlays. Pembuat gitar yang mapan & berpengalaman hampir seluruhnya memiliki ciri khas tersendiri dalam merancang poin-poin yang disebutkan tadi. Tidak lepas juga, penggunaan material-material eksotik sepeti Kulit Kerang Abalone, kayukayu langka dan batu mulia sering juga digunakan. Banyak produsen gitar menjual mahal sebuah gitar dikarenakan faktor-faktor pendukung estetika ini sehingga penilaian ini acap kali diabaikan oleh seorang gitaris yang sangat menginginkan kesempurnaan suara karena sering ditemukan sebuah gitar yang bersuara sangat sesuai dengan keinginan gitaris tetapi gitar tersebut dapat dibilang tidak indah untuk sekelas instrumen bernilai seni tinggi (ada sebuah gitar dengan harga jual US$30000 tetapi jika hanya melihat fisiknya kita tak akan bisa membedakannya dengan gitar seharga US$1500). Setiap pembuat gitar memiliki inspirasi sendiri dalam menghadirkan estetika gitar yang dibuatnya. Seperti contoh gambar dibawah ini, Jose Romanillos di Inggris mendesain Rosette yang terinspirasi dari sebuah kubah Masjid di Spanyol.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 20. Jose Romanillos Terinspirasi Dari Sebuah Kubah Mesjid di Spanyol Sumber : www.trilogyguitars.com Sementara uraian yang dikemukakan Jubing untuk tips memilih dan membeli gitar yang pernah dimuat dalam majalah Staccato tahun 2005 adalah sebagai berikut : Anda baru saja memutuskan hendak belajar bermain gitar? Atau sudah mempelajarinya namun masih memakai gitar pinjaman untuk berlatih? Sebaiknya anda segera menyisihkan isi dompet untuk membeli gitar. Bagaimanapun, sebagai calon gitaris, idealnya Anda mesti memiliki gitar sendiri. Pertanyaan yang kemudian muncul, bagaimana kita bisa tahu gitar mana yang terbaik untuk kita? Membeli gitar memang memerlukan kejelian khusus. Pasalnya, rentang harga dan kualitas gitar jauh lebih beragam ketimbang alat musik lain. Gitar bermerek yang termurah harganya sekitar Rp 400 ribuan, namun sebuah gitar hand-made karya seorang luthier ternama bisa mencapai puluhan ribu dolar AS! Diperlukan pula kejelian untuk menguji/membandingkan kualitas gitar-gitar yang
Universitas Sumatera Utara
bakal kita beli. Sebab, bisa saja terjadi, sebuah gitar yang harganya lebih murah justru lebih bagus ketimbang yang lebih mahal. Bila kita tak punya kejelian ini, tentu bisa rugi. Cara paling aman tentu saja adalah dengan minta bantuan teman yang sudah lebih berpengalaman dalam bermain gitar / atau lebih baik lagi, seorang guru gitar menemani Anda memilihkan gitar yang paling pas untuk Anda. Tentunya hal ini tak selalu bisa kita lakukan. Jika demikian halnya, apa boleh buat, kita mesti "berburu" sendirian. Untuk itu ada beberapa pertanyaan yang perlu anda pertimbangkan. Berapa dana yang tersedia (Budget) Ada cerita, seorang murid gitar ingin membeli gitar agak bagusan, namun orang tuanya keberatan. "Ah, cuma gitar gitu aja ngapain mesti mahal-mahal." Jadinya si anak dapat gitar yang harganya ratusan ribu rupiah (padahal mereka sangat mampu membelikan yang lebih bagus). Ironisnya, si anak baru saja dibelikan ponsel seri terbaru. Harganya? Jutaan rupiah. Situasi seperti ini bisa terjadi di sekolah musik mana saja. Kualitas gitar menjadi penting karena ia akan menjadi penentu kemampuan Anda, baik dari segi teknik ataupun musikalitas. Tentu saja, kita memang mesti sesuaikan dengan kebutuhan maupun kemampuan keuangan kita. Bila kita betul-betul pemula, tentu akan terasa berlebihan bila langsung membeli gitar yang harganya puluhan juta rupiah. Di sisi lain, jangan pula terlalu pelit. Anda tentu tak ingin merusak kepekaan jari, pendengaran, serta musikalitas anda gara-gara memakai gitar murahan.
Universitas Sumatera Utara
Tak bisa dipungkiri, di berbagai toko musik gitar bermerek Yamaha masih mendominasi terutama untuk tipe-tipe pemula yang diproduksi di Indonesia. Harganya berkisar ratusan ribu rupiah, tergantung tipenya. Bila Anda betul-betul pemula, disarankan untuk memilih gitar dari jenis ini. Tapi sebaliknya ambil tipe yang agak di atas, jangan yang terlalu bawah. Bila Anda sudah berada di tingkat lanjut, apalagi mahir, tentu perlu gitar yang lebih serius. Toko-toko musik di kota-kota besar biasanya menyediakan gitar tipe-tipe menengah ini. Mereknya meliputi Yamaha, Prudencio, Aria, dan sebagainya. Harganya di atas dua juta hingga lima jutaan rupiah. Nah, bagi yang sudah berada di jalur yang lebih serius, entah itu sebagai pendidik, player, pehobi serius, ataupun kolektor, biasanya mereka akan memerlukan gitar yang lebih tinggi lagi kelasnya. Dari yang semi hand-made hingga yang betul-betul hand-made. Kelas inilah yang kisaran harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah, bahkan di atas seratus juta rupiah. Mereka jarang sekali dijual di toko-toko musik umum di Indonesia. Kebanyakan pemilik gitargitar kelas ini membeli di luar negeri atau lewat internet. Tak sedikit pula yang membelinya dari pemilik yang lama. Biasanya dari para guru gitar bisa didapat informasi tentang siapa yang mau menjual atau membeli. Terkadang, kita juga bisa memesannya lewat toko musik yang ada disini. Apa kelebihan gitar-gitar mahal ini dibanding gitar-gitar untuk pemula? Ini sama seperti pertanyaan, apa sih kelebihan dari sebuah piranti hi-fi yang canggih dan mahal dibanding sebuah mini compo? Toh sama-sama untuk mendengarkan musik? Atau, apa sih kelebihan sebuah Jaguar ketimbang Kijang? Toh sama-sama
Universitas Sumatera Utara
mobil dan bisa berjalan? Satu hal yang pasti, dari segi fisik, gitar-gitar untuk pemula biasanya memakai kayu lapis untuk bahan bodinya. Sedangkan gitar yang lebih bagus menggunakan kayu. Hal ini sangat mempengaruhi kualitas suara. Anda mesti coba dan bandingkan sendiri untuk memahaminya. Gitar kayu pun suaranya akan makin bagus bila makin sering dimainkan. Sedangkan gitar dari kayu lapis suaranya begitu-begitu saja.Yang mana pilihan Anda, tergantung pada kebutuhan dan isi kantong. Anda yang paling tahu. Bagaimana Kondisi Fisik Gitar Periksa seluruh bagian dan pastikan tidak ada bagian yang kendor atau lepas. Guncang-guncangkan untuk mengetahuinya. Bila tidak ada suara apa-apa, berarti aman. Periksa putaran senar di kepala gitar, berfungsi atau tidak. Lihat juga kondisi permukaan soundboard atau sisi depan dan belakang gitar, apakah ada yang retak atau tergores. Berikutnya, periksa leher (neck) gitar. Pastikan kondisinya lurus, tidak melengkung. Caranya, angkat pantat gitar hingga ke depan wajah Anda. Usahakan sisi depan gitar sejajar dengan mata Anda. Dari situ, luruskan pandangan Anda ke arah kepala gitar. Bila leher terlihat melengkung, carilah gitar yang lain. Kualitas Suara Beres dengan leher, setem-lah gitar. Anda bisa minta bantuan staf toko untuk menyetemnya. Mainkan semua not pada tiap fret (bilah-bilah logam tipis di permukaan leher gitar), dan di semua senar. Pastikan semua menghasilkan nada yang tepat, tidak sumbang, atau samar-samar mengandung nada-nada lain. Semua not ini idealnya menghasilkan volume yang sama saat dipetik dengan kekuatan
Universitas Sumatera Utara
yang sama. Jangan sampai ada not-not yang lemah volumenya, sementara not di fret sebelahnya lebih kencang. Untuk pemeriksaan yang satu ini idealnya memang dilakukan teman yang mengerti gitar, atau setidaknya mengerti musik, terutama bila Anda benar-benar buta musik. Pastikan juga tidak ada satu pun not yang pecah (buzzing). Bunyi tak nyaman ini biasanya muncul bila senar membentur fret saat bergetar. Penyebabnya bisa karena fret yang terlalu tinggi atau karena action (jarak senar ke permukaan leher) yang terlalu rapat/kurang renggang. Kenyamanan Jari-Jari Kondisi gitar bagus, suaranya pun balance semua, nadanya tak ada yang sumbang, lalu apa lagi? Coba mainkan. Jika belum bisa, coba tekan sebuah fret dan bunyikan notnya. Lakukan pada fret-fret lainnya. Apakah Anda harus menekan dengan sangat keras agar bisa menghasilkan nada yang bersih? Ataukah cukup menekan ringan saja? Semakin berat Anda harus menekan, semakin cepat pula jari-jari kita lelah saat bermain. Tentunya kita lebih suka gitar yang tidak harus ditekan kelewat keras. Selain lebih nyaman, jari-jari juga bisa bergerak lebih lincah. Kenyamanan jari kiri ditentukan oleh action. Tentang action, disarankan untuk memilih gitar yang action-nya tidak terlalu renggang. Sebab, semakin renggang, semakin besar pula tenaga yang diperlukan jari kiri untuk menekan senar. Kendati demikian, pemilihan tingkat action ini terkadang juga tergantung selera gitaris. Karena ada pula yang menyukai action agak tinggi untuk mendapatkan membal senar yang lebih responsif.
Universitas Sumatera Utara
Tipe senar juga bisa mempengaruhi kenyamanan jari. Senar tipe hardtension tentu memerlukan tenaga jari lebih besar untuk menekannya ketimbang yang normal-tension. Tentang senar, sudah pernah dibahas khusus pada edisi terdahulu. Bila Anda berniat mengganti senarnya, jangan pernah ganti senar nilon dengan senar logam. Sebab, tegangan dari senar logam jauh lebih besar daripada senar nilon. Gitar akustik nilon tidak didesain untuk menahan tegangan sebesar itu. Minat Pada Gitar Ini memang agak subyektif. Namun bisa saja terjadi seperti ini: semua pertanyaan di atas tadi bisa terjawab dengan baik, dengan kata lain gitar ideal sudah Anda temukan. Anehnya, Anda tidak bisa menyukainya. Ada sesuatu yang menyebabkan Anda kurang sreg dengan gitar ini. Jangan paksakan. Coba gitar yang lainnya lagi. Jubingng bukan jika Anda sudah membelinya tapi tak pernah disentuh. Itu sebabnya, ada yang berpendapat, mencari gitar itu seperti menjadi jodoh. Bagaimana bila kita tak bisa juga menemukan sang gitar ideal? Cobalah meminta staf toko mengeluarkan stok-stok setipe dari gudangnya. Sering terjadi, meski dari tipe dan harga yang sama, dua gitar bisa memiliki kualitas yang jauh berbeda. Kita tak akan pernah tahu bila tak membandingkannya. Bila semua stok sudah dicoba dan masih belum ada yang bagus? Pilihan pertama, cari tipe yang sekelas lebih tinggi dari itu. Tentunya bila dananya ada. Bila tidak, terpaksa anda cari ke toko lain untuk mencari lagi.
Universitas Sumatera Utara
Apa pun kelas gitar yang Anda cari, persyaratan-persyaratan di atas berlaku. Tentu saja, semakin mahal tipe gitar, semakin bertambah persyaratannya. Pada gitar-gitar kelas atas, penilaian terumit dan paling subyektif adalah perihal karakter suara seperti halnya pada manusia. Sebagai contoh, ada sejumlah karakter yang kerap digunakan: cerah-ceria, anggun-berwibawa, berat-kering, lembut-ringan, dan masih banyak lagi. Penjabarannya sulit dilukiskan dengan kata-kata. Hanya dengan mendengar langsung suara gitar bersangkutan kita bisa memahaminya. Mana yang bagus? Semuanya terpulang pada minat dan selera kita.
2.5.3 Konstruksi Gitar Tunggal Menurut Harvey Turnbull dan Thomas F. Heck (Grove 7 : 825-826) konstruksi gitar adalah susunan anatomi gitar baik pada bagian dalam maupun pada bagian luar. Untuk menentukan baik buruknya sebuah gitar tidak bisa hanya dengan melihat konstruksi bagian luarnya saja karena kemampuan intensitas dan kualitas suara sangat ditentukan oleh ketepatan resonansi akibat dari konstruksi bagian dalam.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 21. Bagian Dalam Gitar Sumber : www.cgsmusic.net
Untuk pertama kali dalam sejarah pembuatan gitar bermula di Spanyol yakni pada abad 19, gitar dibuat dalam bentuk dan ukuran yang standar seperti yang kita lihat pada masa sekarang ini. Pembuat gitar yang terkenal pada masa itu adalah Antonio De Torres Jurado (1817 – 1992). Torres banyak melakukan eksperimen terhadap instrumen gitar, sehingga keseluruhan yang mencakup aspek-aspek dalam pembuatan instrumen ini mencapai puncaknya pada akhir abad ke 19 di Spanyol dan selanjutnya Torres mengukir sejarah yang sangat mempengaruhi pembuat-pembuat gitar di Spanyol. Tingkat fibrasi senar gitar ditetapkan oleh Torres pada ukuran 65 cm serta mengembangkan sistem “fan sturtting” yang diperkenalkan oleh pendahulunya di
Universitas Sumatera Utara
Cadiz. Jembatan (Bridge) dimana senar gitar melewati “sadle” dan terikat pada blok retangular adalah penemuan oleh Torres.
Gambar 22. Jembatan Gitar (Bridge) Sumber : www. classicalguitar101.org
Gambar 23. Sadle Gitar Klasik Sumber : www.classicalguitar101.org
Universitas Sumatera Utara
Gambar 24. Sadle Melekat Pada Jembatan (Bridge) Gitar Sumber www.classicalguitar101.org
Bentuk gitar tunggal mempunyai ukuran yang sudah ditetapkan berdasarkan standarisasi ataupun spesifikasi seperti yang akan diuraikan dibawah ini : 1. Panjang keseluruhan gitar adalah 98 cm 2. Panjang papan jari (fingerboard) mulai dari bantalan (nut) ke badan adalah 30 cm 3. Lebar bagian atas badan adalah 28 cm 4. Lebar bagian bawah badan adalah 37 cm 5. Lebar pinggang badan adalah 24 cm 6. Ketebalan antara papan suara ke papan belakang bagian bawah adalah 10 cm 7. Ketebalan antara papan suara ke papan belakang bagian atas adalah 9,5 cm 8. Tinggi badan adalah 48,5 cm
Universitas Sumatera Utara
2.5.3.1 Bagian Atas Gitar Bagian atas gitar terdiri dari kepala gitar (peg box), leher gitar (neck), papan jari (fingerboard). 1.
Kepala gitar (peg box) terdapat sistem stem (tuning machine) dimana senarsenar bagian atas dikaitkan pada bantalan tulang (bone roller)
2.
Leher gitar (neck) bagian yang menghubungkan antara badan dan kepala gitar. Jenis kayu yang baik untuk bagian ini ialah kayu ebony.
3.
Papan jari (fingerboard) bagian ini melekat pada leher gitar (bagian depan dari leher gitar) tetapi terbuat dari bahan kayu yang berbeda, bagian ini terbuat dari kayu keras, rosewood.
Gambar 25. Kepala Gitar Sumber : www.dreamguitars.com
Universitas Sumatera Utara
Gambar 26.Ukuran Standar Leher/Neck Gitar Sumber : www.googleimage.com/classicalguitar/
Gambar 27. Leher (Neck) Gitar Posisi Dari Belakang Sumber : www.dreamguitars.com
Universitas Sumatera Utara
Gambar 28. Leher (Neck) Gitar Posisi Dari Depan Sumber : www. acousticguitarforum.com
Pada bagian permukaan papan jari terdapat fret, secara umum jumlah fret terdiri dari 19 unit yang terbuat dari nikel perak. Pada bagian ujung papan jari terdapat bantalan (ivory nut), yang berfungsi sebagai penyangga senar sebelum menuju ke kepala gitar.
Gambar 29. Fret Gitar Sumber : acousticguitarforum.com
Universitas Sumatera Utara
Gambar 30. Ivory Nut Sumber : www. straightfrets.com
Gambar 31. Ivory Nut Melekat Pada Bagian Ujung Leher Gitar Sumber : www. straightfrets.com
Universitas Sumatera Utara
2.5.3.2 Bagian Bawah Gitar Bagian bawah gitar terdiri dari papan suara (soundboard), papan belakang (backboard), sisi samping (sideboard). 1. Papan suara (soundboard), bagian ini adalah yang terpenting dalam akustik suara. Kayu yang dibutuhkan untuk bagian ini mempunyai urat kembang kayu yang rapat antara 12 sampai dengan 16 inci serta didukung oleh kayu cemara “sitka” pada bagian permukaannya yang sama akan menghasilkan kualitas suara yang baik. Bagian dalam papan suara terdapat sistem “fun strutting” (sistem radiasi 7 strut dari bawah lubang suara) yang sangat membantu dalam hal kualitas bunyi dan volume suara. 2. Papan belakang (backboard) bagian ini disusun secara simetris dengan papan suara, yang terbuat dari kayu sono keling. Bagian sebelah dalamnya diberikan kayu-kayu penguat. 3. Sisi samping (side board) bagian ini adalah yang menghubungkan papan suara dan papan belakang
(dua bagian yang simetris) berbentuk melengkung.
Bagian ini terbuat dari kayu sono keling.
Gambar 32. Lubang Sounboard Gitar www.flamenco-guitars.com
Universitas Sumatera Utara
Gambar 33. Backboard Dengan Kayu-Kayu Penguat Pada Bagian Dalam Sumber : www.saliguitars.com
Gambar 34. Sideboard Gitar www.flamenco-guitars.com
Universitas Sumatera Utara
Gitar mempunyai 6 senar. Senar 1, 2 dan 3 terbuat dari nilon. Sedangkan senar 4, 5 dan 6 terbuat dari serat nilon yang dibalut dengan logam yang terlilit. Senar-senar itu diikatkan pada jembatan (Bridge) kemudian dengan melewati ivory sadle (terdapat pada jembatan) dihubungkan kebagian kepala gitar yang sebelumnya melewati ivory nut. Senar-senar itu kemudian dikancingkan pada bantalan tulang (bone roller) yang sekaligus berfungsi sebagai sistem stem gitar tunggal. Ukuran standard penalaan gitar mulai dari senar 1 sampai senar 6 adalah E, B, G, D, A, E
Gambar 35. Bagian-Bagian Gitar Sumber : www.en.wikipedia.org
Tradisi pembuatan gitar di Spanyol hingga akhir abad 19, khususnya gitar yang dibuat oleh Antonio de Torres Jurado diteruskan oleh para pembuat gitar yang berbeda-beda antara lain : Vicente Arias, Manuel Ramirez, Enrique Garsia,
Universitas Sumatera Utara
Marcello Barbero. Sedangkan abad 20 hingga sekarang, pembuat gitar telah mencapai puncaknya di Spanyol. Para pembuat gitar yang terkenal adalah Jose Ramirez, Manuel Contreras, Marcelino Lopez Nieto, dan diantara mereka ini gitar yang sangat dikagumi dan dipakai oleh banyak gitaris terkenal adalah dari keluarga Jose Ramirez.
Gambar 36. Gitar Jose Ramirez Sumber : www.celebhope.com
Universitas Sumatera Utara
Gambar 37. Pembuatan Gitar Ramirez Sumber : www.celebhope.com
Gambar 38. Peralatan Untuk Membuat Gitar Ramirez Sumber : www.celebhope.com
Universitas Sumatera Utara
2.5.3.3 Fungsi Bagian-Bagian Gitar Berikut akan dipaparkan beberapa contoh bagian-bagian gitar dan fungsinya secara umum. 1. Tuning Machines Tuning machines berfungsi sebagai alat untuk menyetel /stem (tuning) senar gitar sehingga menghasilkan nada sesuai dengan standard tune. Adapun standard tune yang diperoleh jika senar dalam posisi open/terbuka pada gitar adalah Senar 6 = nada E, senar 5 = nada A, senar 4 = nada D, senar 3 = nada G, senar 2 = nada B, senar 1 = nada E.
Gambar 39. Tuning Machines Sumber : www.guitaraffecs.com
Universitas Sumatera Utara
2. Headstock Headstock gitar berfungsi sebagai penahan tuning sistem dan juga untuk menahan senar gitar
Gambar 40. Headsttock Gitar Sumber : www.guitaraffecs.com
Universitas Sumatera Utara
3. Nut Nut berfungsi untuk mengatur penempatan senar agar tetap konsisten pada tempatnya.
Gambar 41. Nut Gitar Sumber : www.guitaraffecs.com
4. Leher (Neck) Gitar Leher (neck) gitar berfungsi untuk meletakkan papan pencet (fingerboard) tempat senar-senar gitar melintang.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 42. Leher (Neck) Gitar Sumber : www.istockphoto.com
Universitas Sumatera Utara
5. Fretboard Fretboard (papan pencet) gitar, kayu dengan pematang (fret) logam melintang berfungsi untuk membagi wilayah nada.
Gambar 43. Fretboard Gitar Sumber : www.fretdaddy.com
6. Soud Hole Sound hole adalah penghasil nada, berfungsi mengeluarkan suara getaran senar dan sebagai tempat sirkulasi udara di dalam bodi gitar hingga daya akustiknya bagus.
Gambar 44. Sound Hole Gitar Sumber : www.fretdaddy.com
Universitas Sumatera Utara
2.6 Jenis-Jenis Gitar Jenis-jenis gitar yang umum dipakai saat ini adalah : 1. Gitar klasik. Jenis gitar akustik dengan senar berbahan nilon dan sutra yang dililit logam. Lehernya lebih lebar daripada gitar jenis lainnya. Meski banyak digunakan sebagai instrumen pengiring, namun gitar klasik lebih populer sebagai instrumen musik solo yang dapat memainkan beragam jenis musik dengan bas, akor, dan melodi lengkap. Di tangan pemain yang ahli, gitar klasik bisa menghasilkan berbagai warna suara yang berbeda. Perbendaharaan lagu untuk gitar klasik umumnya berasal dari : a. Komposisi untuk instrumen musik lain yang ditranskripsi untuk dimainkan pada gitar. Semisal dari komposisi untuk lute, piano, biola, flute, hingga orkestra; b. Karya orisinal untuk gitar, yang diciptakan oleh komposer dari zaman Klasik hingga zaman Modern. c. Lagu-lagu pop, jazz, hingga musik tradisional yang diaransemen untuk gitar klasik.
Gambar 45. Gitar Klasik Sumber : www.en.wikipedia.org
Universitas Sumatera Utara
2. Gitar Flamenco . Desainnya sama dengan gitar klasik namun memiliki sejumlah penyesuaian pada jenis kayu dan elemen-elemen lain agar dapat menghasilkan suara yang lebih kering dan “serak” khas flamenco . Permukaan di dekat lubang suara dilapisi dengan semacam plastic benang tipis untuk melindunginya dari “luka” akibat pukulan jari-jari sang gitaris. Memukulmukul gitar untuk menghasilkan suara-suara perkusif merupakan salah satu teknik permainan khas gitar flamenco .
Gambar 46. Gitar Flamenco Sumber : www.lafalseta.com
3. Folk-Akustik Desain dasar seperti gitar akustik namun memiliki tubuh lebih lebar, leher yang lebih panjang dan sempit, serta senar dari logam. Teknik memainkannya amat beragam dari fingerstyle seperti (gitaris klasik) hingga penggunaan plectrum
Universitas Sumatera Utara
serta campuran dari keduanya untuk memetik not per not maupun melakukan kocokan. Suaranya yang berdenting cemerlang digunakan untuk musik-musik balada, folk, country, blues dan pop.
Gambar 47. Gitar Folk Akustik Sumber : www.theacademyofsound.co.uk
4. Akustik-Elektrik Atau kerap juga sering disebut semi-akustik. Semua jenis gitar akustik yang dilengkapi dengan sistem amplifikasi di dalam tubuhnya agar dapat disambungkan langsung ke amplifier.
Universitas Sumatera Utara
Gamabar 48. Gitar Akustik Elektrik Sumber : www.newwestminster.olx.ca
5. Gitar Elektrik Salah satu keunggulannya adalah penggunaan jenis suara yang hampir tak terbatas berkat adanya dukungan peranti efek. Lajim digunakan dalam musik rock, jazz maupun pop.
Gamabar 49. Gitar Elektrik Sumber : www. dvd-edu.blogspot.com
Universitas Sumatera Utara
2.7 Teknik-Teknik Permainan Gitar Tunggal Teknik-teknik permainan gitar tunggal yang diuraikan disini berdasarkan teknik-teknik umum yang sering digunakan dalam karya-karya permainan gaya Eropa. Untuk melihat teknik-teknik ornamentasi, penulis mengacu kepada buku Pelajaran GitarKlasik/Spanish jilid 3 Iwan Irawan.
2.7.1 Teknik Ornamentasi Teknik ini bunyi notnya dihasilkan oleh jari tangan kiri. Teknik ornamentasi terdiri dari : Grace notes, Mordent, Glisando, dan Portamento. 1. Grace Notes
Gambar 50. Teknik Memainkan Notasi Grace Not Sumber : Iwan Irawan, Pelajaran Gitar Klasik (1983:20)
Grace notes adalah teknik memainkan slur dalam waktu secepat mungkin (dalam satu hitungan). Ditulis dengan sebuah not kecil dengan garis diagonal memotong pada tangkainya. Grace notes biasa juga disebut Short Appogiatura atau Acciaccatura.
Universitas Sumatera Utara
2. Mordent
Gambar 51. Teknik Memainkan Notasi Mordent Sumber : Iwan Irawan, Pelajaran Gitar Klasik (1983:20)
Mordent merupakan dua buah Grace Notes, not pertama merupakan not dasar, not kedua sebagai not berikutnya (naik atau turun), dan kembali lagi kepada not dasar atau not utama.
3. Glissando
Gambar 52. Teknik Memainkan Notasi Glissando Sumber : Iwan Irawan, Pelajaran Gitar Klasik (1983:20)
Glissando adalah memainkan dua buah nada secara bersambung (legato) dengan menggunakan efek bunyi bergeser (slide/glide). Not pada ketukan berikutnya tidak usah dibunyikan. Glissando diberi tanda dengan garis lurus dan busur.
Universitas Sumatera Utara
4. Portamento
Gambar 53. Teknik Memainkan Notasi Portamento Sumber : Iwan Irawan, Pelajaran Gitar Klasik (1983:20)
Portamento sama halnya dengan glissando, tetapi pada not berikutnya (dipetik) kembali. Portamento diberi tanda dengan garis lurus dan grace note pada not berikutnya.
2.7.2 Teknik Tremolo Teknik tremolo pada gitar tunggal adalah petikan beruntun pada satu senar oleh tiga jari kanan yakni telunjuk, tengah dan manis dengan tempo yang sangat cepat.
Gambar 54. Teknik Memainkan Notasi Tremolo
Universitas Sumatera Utara
Teknik tremolo adalah salah satu teknik yang sangat sulit dalam permainan gitar klasik, para komposer atau arranger biasanya menggunakan teknik ini pada lagu-lagu yang bertemakan tentang alam, cinta dan kesedihan. Teknik ini sering ditafsirkan sebagai air yang mengalir ataupun curahan air terjun yang sejuk. Teknik memainkannya sangat cepat walaupun lagu yang dimainkan dalam tempo lambat. Cara memainkan teknik tremolo adalah seperti gambar diatas P adalah jari jempol, i adalah jari telunjuk, m adalah jari tengah dan a adalah jari manis. Keempat jari ini tidak boleh putus memainkannya dalam satu ketuk. Dengan kata lain teknik tremolo umumnya dimainkan dalam satu ketuk. Bagian TAB yang tertulis dibawahnya adalah gambar diagram gitar TAB singkatan dari tablatur yakni sistem penulisan musik berdasarkan bunyinya. Enam garis horizontal pada gitar dari atas ke bawah menunjukkan senar satu hingga senar keenam gitar. Angka 2 menunjukkan fret atau kolom keberapa senar itu di tekan dan 0 menunjukkan open string/senar terbuka atau tidak ditekan. Contoh lain teknik tremolo yakni dalam partitur lengkap Requerdos De La Alhambra karya F. Tarrega.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 55. Contoh Teknik Tremolo Pada Lagu Requerdos De La Alhambra Karya Francisco Tarrega
2.7.3 Teknik Pizzikato Teknik Pizzikato adalah memperpendek bunyi nada atau meredam getaran senar, sehingga bunyinya tidak nyaring seperti pada petikan Pizzikato biola. Cara melakukan teknik ini adalah dengan meletakkan bagian bawah telapak tangan kanan tepat di atas Bridge (jembatan) gitar sehingga sebahagian terletak di atas senar dan sebahagian terletak di atas Bridge.
Contoh Teknik Pizzikato Yang Diambil Dari Penggalan Lagu Asturiaz Karya Isaac Albeniz
Gambar 56. Teknik Memainkan Notasi Pizzikato Sumber : dokumentasi pribadi
Universitas Sumatera Utara