Oka Arimuda Angkat / 1000850853
BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM 2.1.1 Definisi Hotel Definisi Hotel Menurut Webster, hotel adalah suatu bangunan atau lembaga yang menyediakan kamar untk menginap, makanan, minuman serta pelayanan lainnya untuk umum. (Webster’s New American Dictionary)
Menurut Menteri Perhubungan Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakanbagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut makan dan minum (SK. Menhub. RI. No. PM 10/PW.391/ Phb-77)
Dengan mengacu pada pengertian diatas, dan untuk menertibkan perhotelan di Indonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam surat keputusan Menparpostel No. KM.37/PW 340/MPPT-86 tentang peraturan Usaha dan penggolongan hotel. Bab I, Pasal I, ayat (b). dalam SK tersebut menyebutkan bahwa : Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 9
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
Dari seluruh pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa hotel adalah : 1. Menyediakan jasa penginapan, makanan, minuman serta jasa lainnya. 2. Diperuntukkan untuk umum 3. Dikelola secara komersial.
2.1.2 Sejarah Perkembangan Hotel Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira, "tempat penampungan buat pendatang" atau bisa juga “bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum". Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni masyarakat. Tak aneh kalau di Inggris dan Amerika, yang namanya pegawai hotel dulunya mirip pegawai negeri alias abdi masyarakat. Tapi, seiring perkembangan zaman dan bertambahnya pemakai jasa, layanan inap-makan ini mulai meninggalkan misi sosialnya. Tamu pun dipungut bayaran. Sementara bangunan dan kamar-kamarnya mulai ditata sedemikian rupa agar membuat tamu betah. Meskipun demikian, bertahun-tahun standar layanan hotel tak banyak berubah. Sampai pada tahun 1793, saat City Hotel dibangun di cikal bakal wilayah kota New York. City Hotel itulah pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang lebih fashionable. Sebab, dasar pembangunannya tak hanya mementingkan letak yang strategis. Tapi juga pemikiran bahwa hotel juga tempat istirahat yang mumpuni. Jadi, tak ada salahnya didirikan di pinggir kota. Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House (Boston, 1829) yang selama puluhan tahun dianggap sebagai salah satu tempat paling top di Amerika Serikat (AS) bersaing ketat dengan Astor hotel yang dibangun di new York pada tahun 1836. Saat City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 10
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
itu, hotel modern identik dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat. Namun Hotel Tremont lah yang pertama kali memperkenalkan jenis jenis kamar single dan double. Yang pada setiap kamar dilengkapi dengan kunci masing-masing, air minum disetiap kamar, pelayanan oleh bellboy serta memperkenalkan masakan perancis ke dunia perhotelan. Gambar 2.1.Tremont house
2.1.3 Klasifikasi Hotel Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi dikeluarkan oleh pemerintah dan menurut Dirjen Pariwisata dengan SK : Kep-22/U/VI/78. Untuk mengklasifikasikan sebuah hotel, dapat ditinjau dari beberapa faktor yang satu sama lainnya ada kaitannya. Faktorfaktor tersebut adalah :
1. Faktor kelas atau bintang dari hotel Semakin banyak jumlah bintang maka persyaratan, fasilitas dan pelayanan yang dituntut semakin banyak dan baik. Kriterianya adalah sebagai berikut:
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 11
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
Tabel 1. klasifikasi kelas hotel
2. Faktor tujuan pemakai hotel selama menginap a) Business hotel Merupakan hotel yang digunakan oleh para usahawan. Hotel ini memiliki fasilitas yang lengkap bagi para businessman b) Recreational Hotel Merupakan hotel yang dibuat denga tujuan untuk orang-orang yang akan santai atau berkreasi
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 12
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
3. Klasifikasi hotel berdasarkan letak lokasinya o City Hotel Adalah hotel yang terletak didalam kota, dimana sebagian besar tamunya yang menginap melakukan kegiatan bisnis. o Resort hotel Adalah hotel yang terletak di kawsan wisata, dimana sebagian besar tamu yang menginap tidak melkukan kegiatan usaha. Macam –macam hotel resort antara lain: a) Mountain hotel (hotel yang berada di pegunungan ) b) Beach hotel ( berada dipinggir pantai) c) Lake hotel (berada di tepi danau) d) Hill Hotel (berada di puncak bukit) e) Forest hotel (berada dikawasan hutan lindung)
o Suburb hotel Adalah hotel yan lokasinya di pinggiran kota, yang merupakan kota satelit yakni pertemuan antara dua kotamadya. o Urban hotel Adalah hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar. o Transit Hotel Hotel yang dekat denga lintas antar kota berada didekat pelabuhan udara, terminal, atau disekitar Bandar udara
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 13
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
4. Klasifikasi hotel berdasarkan Kriteria jenis tamu Jenis jenis tamu yang mengipa maksudnya adalah darimaan asal-usul tamu menginap dengan latar belakangnya. Dapat diklasifikasikan sebagai berikut. a) Family hotel Adalah tamu yang menginap bersama keluarganya. b) Business hotel Tamu yang menginap adalah usahawan/pebisnis c) Tourist hotel Tamu yang menginap kebanyakan adalah para wisatawan domestic maupun mancanegara 5. Klasifikasi hotel berdasarkan fasilitas tempat tidur a) Single room, adalah satu kamar terdapat satu tempat tidur untuk satu orang. b) Double room, adalah dalam satu kamar terdapat dua tempat tidur untuk dua orang. c) Triple room, adalah dalam satu kamar terdapat double bed untuk dua orang ditambah extra bed. d) Junior suite room, adalah satu kamar besar terdiri dari ruang tidur dan ruang tamu. e) Suite room, adalah kamar yang terdiri dari dua kamar yaitu kamar tidur untuk dua orang ditambah tuang tamu, ruang makan dan sebuah dapur kecil. f) President suite room, adalah kamar yang terdiri dari tiga kamar besar yaitu kamar tidur, kamar tamu, kamar makan / rapat dan sebuah dapur kecil.
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 14
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
g) Adjoining room, adalah dua buah kamar yang berdekatan tetapi tidak mempunyai pintu penghubung atau sebelah menyebelah (side by side ) h) Connecting room adalah dua buah kamar yang berdekatan dan mempunyai pintu penghubung atau sebelah menyebelah (side by side ) i) Lanais, adalah kamar dengan teras / balkon yang berlokasi menghadap ke kolam dan kebun. 2.1.4 Definisi City Hotel City /Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampong berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum. (http://id.wikipedia.org)
Merujuk pada Akomodasi Perhotelan Jilid I (Suwithi, 2008, p51), city hotel adalah salah satu jenis hotel, diklasifikasikan berdasarkan faktor lokasi. Definisinya adalah hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagian besar tamu yang menginap memiliki kegiatan berbisnis. Dalam sumber yang sama (p42), city hotel berciri terletak di tengah kota besar yang digunakan oleh kebanyakan usahawan. 1. Klasifikasi Hotel Bintang Empat Dalam perancangan city hotel ini, hotel yang akan dibangun adalah hotel berbintang empat dan ditargetkan bagi tamu dari kalangan wisatawan yang ingin berwisata di kawasan Kota Tua dalam waktu yang lama dan menikmati fasilitas yang lengkap dan mewah, wisatawan bisnis kelas atas, wisatawan mancanegara, serta untuk mengadakan event besar
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 15
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
seperti konferensi atau pernikahan yang membutuhkan hall yang besar dan kamar yang banyak untuk tamu rombongan. Pemilihan lokasi yang menghadap Kali Besar dan Jembatan Kota Intan, dekat dengan objek-objek wisata, serta akses jalan besar dianggap cukup layak untuk perancangan hotel bintang empat. Potensi wisata dan kesejarahan kawasan juga menjadi nilai positif.
2.1.5 Tinjauan Kesejarahan kotatua Gambar 2.2. Peta kota batavia masa lalu
Kotatua merupakan saksi sejarah perkembangan kota Jakarta, dibalik arsitektur bangunannya yang mengagumkan menyimpan ”Misteri” akan peristiwa sejarah di masa lampau. Inilah selintas mengenai kotatua Jakarta dan sejarahnya arsitekturnya. Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan kerajaan sunda yang bernama Sunda Kelapa (397 -1527) berlokasi di muara sungai ciliwung. Saat itu ibukota kerajaan sunda adalah pajajaran (sekarang bogor), dapat ditempuh dari pelabuhan sunda kelapa selama dua hari perjalanan. Pada abad ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 16
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
pelabuhan lada yang sibuk. Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan, dan Timur Tengah sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kuda, anggur, dan zat warna untuk ditukar dengan rempah-rempah yang menjadi komoditas dagang saat itu. Pada abad ke-16 terjadi tragedi penaklukan pelabuhan sunda kelapa oleh fatahillah. Fatahillah membangun Jayakarta (1527 -1619 ) diatas lahan bekas sunda kelapa pada tahun 1527. Kota tersebut luasnya tidak lebih dari 15 hektar dengan pola tata kota tradisional Indonesia. Kota jayakarta hancur diserang VOC belanda pada tahun 1619 yang dipimpin oleh Jan pieterszoon Coen. Pada tahun 1620 diatas reruntuhan kota Jayakarta, Belanda membangun kota yang diberi nama Batavia (1620-1942) sebagai penghormatan terhadap kaum Batavieren suku bangsa eropa yang menjadi nenek moyang orang-orang belanda. Kota baru tersebut terletak di sebelah timur sungai ciliwung yang pusat kotanya kini masih terlihat di sekitar taman fatahillah sekarang. Orang orang pribumi Batavia dijuluki batavianen (orang Batavia) yang kemudian diucapkan menjadi orang betawi. Kota Batavia pada tahun 1635 diperluas ke sebelah barat sungai ciliwung diatas bekas kota jayakarta yang hancur. Kota ini dirancang lengkap dengan system pertahanan berupa tembok dan parit sekeliling kota. Tata ruang kota dibagi ke dalam blok-blok yang dipisahkan oleh kanal. Pembangunan kota Batavia selesai pada tahun 1650. Setelah pendudukan jepang pada tahun 1942. 1. Pola Ruang Kota Batavia pola kota Batavia periode VOC banyak dipengaruhi oleh teori kota ideal dan praktis yang digagas oleh simon stevin, seorang ahli matematika sekaligus perencana kota abad ke City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 17
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
XVII dari Belanda. Stevin mengatur wilayah publik, hunian, kanal dan grid kotak agar wilayah publik dapat terlindungi tanpa menghilangkan kebebasan individu. Selai itu peran kanal sangat penting dalam penyusunan kota kolonial. Bangunan-bangunan publik seperti kastil, gereja, sekolah, rumah sakit, pasar serta tempat persinggahan para pedagang asing diatur sedemikian rupa agar tidak terkesan dominan maupun tidak terabaikan. Hal ini dilakukan dengan cara; a) Perletakkan bangunan-bangunan tersebut dalam satu aksis memanjang di salah satu sisi/ bagian kota. b) Perletakkan bangunan-bangunan tersebut menyebar di setiap sisi/bagian kota, dengan tetap di susun dalam satu aksis memanjang. 2. Konsep Tata Ruang Dalam skema Stevin, tembok kota menjadi unsur perlindungan penting, dimana pada jarakjarak tertentu terdapat bastion bastion pengawas, kastil menjadi symbol kekuasaan sekaligus pertahanan kota. Gambar 2.2.1 Skema tembok Batavia rancangan Stevin
Gambar 2.2.2. kota batavia
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 18
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
a) Sirkulasi Alur sirkulasi darat di dalam kota Batavia juga sudah tertata rapi. Alur kendaraan kereta kuda berupa jalan-jalan utama dan umum dari material bukan aspal. Pada pergantian abad ke 20, pemerintah kota Batavia sempat membuka jalur trem di wilayah ini. Sementara itu, pemerintah kota abad ke 19 juga membuat alur pedestrian yang menerus. Hal ini sangat memungkinkan karena sebagian besar bangunan didalam areal bangunan ini mempunyai garis sempadan bangunan 0, dan jalan setapak (pedestrian) terdapat dibagian muka bangunan. Terdapat dua macam bentuk pedestrian dalam pola ini yaitu pedestrian yang menerus didepan muka bangunan (sebagian besar dibangun pada mas VOC ), serta pedestrian yang masuk kedalam muka bangunan (arcade) yang dibangun pada masa pemerintahan sesudah VOC. b) Elemen ruang kota Sebagai elemen ruang kota dapat disebutkan antara lain adalah lampu lampu jalan antic, spot-spot tempat air minum, serta bangku bangku taman. Untuk areal hijau tidak dianalisis terlalu panas karena wilayah ini pada zaman dahulu sudah merupakan daerah yang cukup panas terutama pada siang hari, karena pengaruh iklim laut. Konsetrasi pohon pohon berada didaerah sepanjang kali besar dan sepanjang benteng. 2.1.6 Kotatua dan Kondisinya Saat ini Setelah tahun 1942, nama Batavia diganti menjadi Jakarta. Elemen kota Batavia sudah banyak yang berubah, tetapi struktur kotanya masih terlihat hingga kini. Terlihat batasbatasnya yang dikelilingi parit dan kini menjadi sungai. City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 19
Oka Arimuda a Angkat / 100 00850853
Gaambar 2.3. Kaawasan Kota tuua saat ini
P Pemerintah Provinsi DK KI Jakarta menetapkan m k kawasan kotaatua sebagaii kawasan beersejarah y yang harus dilindungi, d d ditata kembaali dan dikem mbangkan. Delapan D ratuus empat puluuh enam h hektar dinyaatakan sebaggai luas penngusaan pereencanaan Kootatua, sesuaai dengan Peraturan P G Gubernur Nomor N 34 taahun 2006. Batas palinng utara adaalah sebagiaan Pelabuhann Sunda K Kelapa, bataas paling sellatan adalahh lokasi banggunan Candrranaya Jalann Gajah Madda, batas p paling barat adalah mesjjid tua di Jallan Bandenggan, dan bataas paling Tim mur adalah satu s blok d belakang Bank BNI Kota. di K 1. Karakteer Morfologgi Kotatua B Berdasarkan n Rencana Induk I Kotatuua Jakarta (Dinas ( Tata Kota, 20077), di tengahh-tengah K Kawasan Caagar Budayaa Kota Tua teerdapat zonaa inti, yaitu area a yang memiliki m nilai sejarah y yang lebih bernilai, b yangg dahulunyaa sebagian beesar adalah kota k di dalam m dinding. Kawasan K C Cagar Budaaya Kotatuaa dibagi meenjadi 5 (liima) zona yaitu kawaasan Sunda Kelapa, F Fatahillah, Pecinan, P Pekkojan, dan Peeremajaan.
City Hottel di Kawassan Glodok Kotatua K Jakaarta | 20
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
Zonasi 1: Sundakelapa, yang batasnya ke arah utara dari bentangan rel kereta api. Karakter zona ini adalah bahari yang didominasi dengan perkampungan etnik dan pergudangan, langgam merespon iklim laut. Visi pengembangannya adalah menyemarakkan aktivitas kebaharian. Zonasi 2: Fatahillah, yang batasnya adalah sekitar Taman Fatahillah, Kalibesar dan Taman Beos. Karakter asal zona ini adalah kota lama dengan populasi bangunan tua terbanyak. Visi pengembangannya adalah memori masa lalu, yang memberi fungsi baru sebagai museum, industri kreatif dan fungsi campuran. Pada zonasi ini dikenakan retriksi yang ketat demi pelestarian kawasan. Zonasi 3: Pecinan, yang batasnya adalah sekitar Glodok Pancoran. Karakter zona budaya etnik Cina baik kehidupannya maupun lingkungan arsitekturnya, sedangkan visi pengembangannya adalah pelestarian bangunannya dan tetap mempertahankan kehidupan. Zonasi 4: Pakojan, yang batasnya adalah sekitar Pakojan, Jembatan Lima dan Bandengan. Karakter zonanya adalah budaya religius karena pada zona ini terdapat beberapa masjid tua. Visi pengembangannya adalah kampung multi etnis. Zonasi 5: Kawasan Peremajaan, yang batasnya adalah dari Pancoran ke arah Jalan Gajah Mada (Gedung Arsip). Visi pengembangan zonasi ini adalah sebagai pusat bisnis Kotatua.
2.2 Arsitektur kontekstual 1. Definisi secara umum konteks adalah kondisi dan situasi (setting), dimana arsitektur berada. Arsitektur kontekstual adalah upaya simpatik untuk mempertautkan / mengkaitkan secara visual bangunan baru / lingkungan yang ada (terbina), melalui ; City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 21
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
1. Mengambil motif motif bangunan yang telah ada 2. Mengambil bentuk dasar yang sama untuk dimodifikasi sehingga tampak beda 3. Mengembangkan bentuk bentuk dan pola pola baru yang memiliki efek visual yang mendekati bangunan lama. Arsitektur kontekstual yang saya pakai lebih mengedapankan faktor kontrasnya, karena di desain dengan pendekatan terpadu dengan mengikutsertakan pertimbangan kualitas lingkungan
fisik
dan
aspek
nir-fisik
kedalam
proses
perancangan
arsitektur,
pendekatannya berdasarkan lokalitas kawasan tersebut, diantaranya : 1. Kegiatan : fungsinya sebagai area bisnis, area rekreasi, Ruang hijau, dan ruang publik 2. Waktu : saat ini, zaman sekarang,, dapat dilihat dari visualisasi tampak, elemen bangunan, Konsep massa dll Faktor kontras dipilih karena bangunan sekitar tapak yang telah berubah, dan sudah tidak mencerminkan kawasan glodok sebagai kawasan pecinan namun telah berubah sebagai kawasan bisnis yang dikelilingi ruko ruko. agar dapat menghidupkan kembali kawasan tersebut perlu adanya bangunan yang kontras namun tetap terkesan humble (sederhana) terhadap bangunan sekitarnya.
2.3
Arsitektur Lansekap
1. Definisi secara umum
Arsitektur lansekap adalah desain luar dan ruang publik untuk mencapai lingkungan, sosial-perilaku, dan / atau hasil estetika. Melibatkan penyelidikan sistematis sosial yang ada, ekologi, dan kondisi geologi dan proses dalam lanskap, dan desain intervensi yang
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 22
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
akan menghasilkan hasil yang diinginkan. Dalam sebuah perancangan lansekap arsitektur banyak teori-teori yang digunakan sebagai perancangannya, salah satunya adalah teori perkotaan atau yang biasa disebut teori urban desain.
2. Pendekatan Urban desain
Urban Design is that part of the planning process that deals with the physical quality of the environment
(Rob Krier, Urban Space, p49)
Terjemahan : Urban Desain merupakan bagian dari sebuah proses perencanaan yang terkait dengan kualitas fisik sebuah lingkungan. Maka pengertian Urban Desain secara kontekstual adalah seni rancang bangunan dan lingkungan perkotaan dimana kondisi eksistingnya menjadikan sebuah interaksi spasial antara arsitektur dan warga kota dengan konseptual teknis ’place-making principles’. Persepsi Urban dengan konsep revitalisasi bangunan, penataan ruang dan lingkungan sangat melibatkan partisipasi publik, yakni masyarakat sebagai objeknya. Hal tersebut juga berkaitan dengan kota tua jakarta yang pada tahun ini dicanangkan sebagai Jakarta Creative City. Gambar 2.4. jakarta sebagai kota kreatif
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 23
Oka Arimuda a Angkat / 100 00850853
M Menurut Ch harles Landryy sebuah koota yang kreaatif bisa dilihat dari kesan pertama saat kita singgah. Misalnya M keeramahtamaahannya. Keramahtama K ahan transpportasi, khuususnya. “ “Bagaimana a sebuah koota seperti mengundang m g kita untukk masuk leebih dalam, melalui b bandara, pellabuhan, stassiun kereta api a mereka. Gam mbar 2.5 transpportasi pendukkung di lokasi tapak t
” Kota kreaatif juga berrisi orang yang y punya kombinasi pengetahuann begitu mendalam t tentang kotaanya, industtrinya, seni budaya, biisnisnya, dann yang secaara bersamaaan juga t terbuka terrhadap sebuuah tolerannsi, punya kapasitas untuk menndengarkan.. “Kota k kreatif adalaah juga tentaang personaliity quality, di d mana ada banyak oranng dengan kuualitas
G Gambar 2.6 pelukis p yang beerada di sepanjang lokasi tapaak
R Ruang publik (Public Sphere) S adaalah elemen terpenting. Hal H ini menj njadi wadah lahirnya k kerekatan so osial yang bisa b membaw wa kota menuju masyarrakat madanni atau civil society.
City Hottel di Kawassan Glodok Kotatua K Jakaarta | 24
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
Dalam sejarahnya, seperti diwacanakan Habermas, ruang publik atau offentlichkeit ini menjadi wadah dari institusi kelas menengah yang punya pengaruh kuat dalam proses revolusi sosial.
2.4 Perancangan Lansekap Kawasan
Ada 3 pendekatan yang perlu diketahui dalam sebuah perancangan urban desain yaitu figure-ground, linkage dan place.
Gambar. 2.7 pendekatan urban desain
2.4.1
Figure-ground theory
Pendekatan figure ground adalah suatu bentuk usaha untuk memanipulasi atau mengolah pola existing figure ground dengan cara penambahan, pengurangan, atau pengubahan pola geometris dan juga merupakan bentuk analisa hubungan antara massa bangunan dengan ruang terbuka.
a. Urban solid Tipe urban solid terdiri dari: City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 25
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
•
Massa bangunan, monumen
•
Persil lahan blok hunian yang ditonjolkan
•
Edges yang berupa bangunan
b. Urban void Tipe urban void terdiri dari: •
Ruang terbuka berupa pekarangan yang bersifat transisi antara publik dan privat
•
Ruang terbuka di dalam atau dikelilingi massa bangunan bersifat semi privat sampai privat
•
Jaringan utama jalan dan lapangan bersifat publik karena mewadahi aktivitas publik berskala kota
•
Area parkir publik bisa berupa taman parkir sebagai nodes yang berfungsi preservasi kawasan hijau
•
Sistem ruang terbuka yang berbentuk linier dan curvalinier. Tipe ini berupa daerah aliran sungai, danau dan semua yang alami dan basah.
2.4.2 Teori Keterkaitan (Linkage Theory)
Linkage artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lain, nodes yang satu dengan nodes yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain. Garis ini bisa berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk segaris dan sebagainya. Menurut Fumuhiko Maki, Linkage adalah semacam perekat kota yang sederhana, suatu bentuk upaya untuk mempersatukan seluruh tingkatan kegiatan yang
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 26
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
menghasilkan bentuk fisik suatu kota. Teori ini terbagi menjadi 3 tipe linkage urban space yaitu: ¾ Compositional form Bentuk ini tercipta dari bangunan yang berdiri sendiri secara 2 dimensi. Dalam tipe ini hubungan ruang jelas walaupun tidak secara langsung ¾ Mega form Susunan-susunan yang dihubungkan ke sebuah kerangka berbentuk garis lurus dan hirarkis. ¾ Group form Bentuk ini berupa akumulasi tambahan struktur pada sepanjang ruang terbuka. Kota-kota tua dan bersejarah serta daerah pedesaan menerapkan pola ini
2.4.3
Teori lokasi (Place Theory)
Teori ini berkaitan dengan space terletak pada pemahaman atau pengertian terhadap budaya dan karakteristik manusia terhadap ruang fisik. Space adalah void yang hidup mempunyai suatu keterkaitan secara fisik. Space ini akan menjadi place apabila diberikan makna kontekstual dari muatan budaya atau potensi muatan lokalnya. Salah satu bentuk keberhasilan pembentuk place adalah seperti aturan yang dikemukakan Kevin Lynch untuk desain ruang kota. •
Legibillity (kejelasan) Sebuah kejelasan emosional suatu kota yang dirasakan secara jelas oleh warga kotanya. Artinya suatu kota atau bagian kota atau kawasan bisa dikenali dengan cepat dan jelas mengenai distriknya, landmarknya atau jalur jalannya dan bisa langsung dilihat pola keseluruhannya.
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 27
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
•
Identitas dan susunan artinya image orang akan menuntut suatu pengenalan atas suatu obyek dimana didalamnya harus tersirat perbedaan obyek tersebut dengan obyek yang lainnya, sehingga orang dengan mudah bisa mengenalinya. Susunan artinya adanya kemudahan pemahaman pola suatu blok-blok kota yang menyatu antar bangunan dan ruang terbukanya
•
Imageability Artinya kualitas secara fisik suatu obyek yang memberikan peluang yang besar untuk timbulnya image yang kuat yang diterima orang. Image ditekankan pada kualitas fisik suatu kawasan atau lingkungan yang menghubungkan atribut identitas dengan strukturnya. Kevin Lynch menyatakan bahwa image kota dibentuk oleh 5 elemen pembentuk wajah kota, yaitu: ¾ Nodes Adalah berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts yang berbeda. Sebuah titik konsentrasi dimana transportasi memecah, paths menyebar dan tempat mengumpulnya karakter fisik. ¾ Edges Adalah elemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang merupakan batas antara 2 jenis fase kegiatan. Edges berupa dinding, pantai hutan kota, dan lain-lain. ¾ Districts Districts hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan dari
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 28
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
luar apabila memiliki kesan visual. Artinya districts bisa dikenali karena adanya suatu karakteristik kegiatan dalam suatu wilayah. ¾ Paths Adalah suatu garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan mudah. Paths berupa jalur, jalur pejalan kaki, kanal, rel kereta api, dan yang lainnya. ¾ Landmark Adalah titik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural yaitu gunung, bukit dan fisik buatan seperti menara, gedung, sculpture, kubah dan lain-lain sehingga orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam suatu kota atau kawasan.
3 Tinjauan Khusus Terhadap Topik dan Tema
3.1 Masterplan Kawasan Glodok Gambar 2.8 perkembangan kawasan Glodok
( arsitektur e-Journal, Volume 2 Nomor 3, November 2009)
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 29
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
Kawasan glodok yang lekat dengan budaya pecinan menyimpan banyak keanekaragaman karakteristik yang bisa digali untuk dijadikan sebagai acuan dalam mendesain dan mengolah tapak pada nantinya secara kontekstual, Kawasan Berikut ini akan di analisis berdasarkan pendekatan teori teori yang telah dijelaskan sebelumnya, Pendekatan tersebut dijabarkan sebagai berikut :
3.2 Penerapan teori dalam kawasan
Teori Place Kevin Lynch yang akan visual Valuation dipilih karena menyatakan bahwa image kota dibentuk oleh 5 elemen pembentuk wajah kota, yaitu:
1. Batasan (edges)
Masa Perkembangan Jakarta Modern (1920-2009) Pada masa ini batas Kawasan Pecinan sebelah utara dan timur berupa jalan, sebelah timur dan selatan berupa sungai, yaitu Kali Krukut, sebelah barat adalah jalan kali besar dan pinangsia 2. Sumbu Kawasan (Nodes) Berdasarkan analisa, nodes utama di Kawasan Pecinan ada empat. pertama adalah Pertigaan jl pancoran karena bisa menghubungkan kedua pasar, glodok dan asemka. Lalu sumbu kedua adalah Pasar Glodok, dan sumbu ke tiga adalah Pasar Asemka berupa komplek pertokoan yang merupakan pusat kegiatan perdagangan skala kota Gambar 2.9 nodes kawasan
1. Pertigaan pancoran City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 30
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
2. Glodok plaza
4 3
3. Pertokoan 4. Pasar asemka 3 1 2
3. Kelompok Distrik bangunan (districts) Saat ini luas kawasan permukiman Cina menjadi semakin kecil dibanding masa sebelumnya dengan perbandingan luas lahan terbangun dan tidak terbangun sebesar 95:5. karakter morfologi kawasan tersebut, diantaranya ; •
Dominasi bangunan deret dan ruko bernuansa langgam cina
•
Sebagian berupa kawasan perkampungan dan sebagian lainnya bangunan urban.
•
Bentuknya tidak beraturan.
•
Tidak terasa adanya sumbu kawasan.
•
Tidak adanya ruang terbuka sebagai pusat komunitas.
•
Memiliki banyak gang sempit disekitar perkampungannya.
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 31
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
Gambar 2.10 pengelompokkan distrik berdasarkan bangunan
1
4 3 2
1
Setelah di buat penzoningan distriknya, akan terlihat karakteristik bangunan yang berada dikawasan tersebut, ternyata setiap pengelompokkan zona mempunyai fungsi kegiatannya masing masing, zona tersebut meliputi bangunan pertokoan, tempat ibadah, kawasan perdagangan besar dan pemukiman.
2. Sirkulasi Jalan (Path) Saat ini seluruh jalan di kawasan tapak berupa jalan aspal dengan kondisi perkerasan baik yang terdiri dari jalan Raya, Pedestrian dan gang. Lokasi tapak dapat diakses dari berbagai macam jalan, diantaranya jl pancoran, asemka dan jl. Kali besar selatan,
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 32
Oka Arimuda a Angkat / 100 00850853
Gambaar 2.11 sirkulassi jalan Path
jl. Kali besar selatan Asemka
Jalan pancorran
jalan asemkaa
Jalan rencana RTRW Jalur Pedestrrian Glodo ok plaza
3 3.
Orio on cplaaza
Penandaa Kawasan
K Kawasan Pecinan sebeenarnya tidaak mempunnyai bangunan khas yaang dapat dijadikan d m menjadi seb buah landmark, namun laandmark yam mg paling teepat untuk kawasan k glodok saat i adalah glodok ini g plazaa, karena gloodok plaza merupakan bangunan yang y paling besar di k kawasan terssebut dan suudah terkenal sebagai kaw wasan perdaagangan. 3 Visual Analisis 3.3 A
D Dominasi baangunan berlanggam Cinna. •
Perkam mpungan padat.
•
Jalan seempit dan tiddak beraturann khas pecinnan. City Hottel di Kawassan Glodok Kotatua K Jakaarta | 33
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
Gambar 2.12 bangunan eksisiting
Bangunan eksisting 1 Bangunan eksisting 2
Ruko /bangunan lama Bangunan baru
Kondisi tapak eksisting dikelilingi bangunan lama dan bangunan baru, dan sebagian dari bangunan tersebut masih mencirikan budaya dan langgam khas kawasan pecinan. Sebuah bangunan yang akan dibangun nantinya dapat berupa bangunan yang sesuai dengn konteks lingkungan sekitar ataupun kontras dengan lingkungan sekitar, semua itu dapat dilihat dari skyline kawasan tapak tersebut.
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 34
Oka Arimuda a Angkat / 100 00850853
G Gambar 2.13 Skyline bangunan di sekitar taapak
GLODOK PLAZA 6 lt 6
B BANGUNAN B BARU
Ruko 2 lantai
Ruko 3 lantai
wartel Panti pijat
hotel
Ruko kosong
Padaa analisa ini, hanya arcadde yang tidakk dihilangkaan ,
Gaambar 2.14 Akksonometri kaw wasan dari sisi timur
Glodok plaza
Jl.p pancoran
Jl.Kali besar sselatan Orion O p plaza
City Hottel di Kawassan Glodok Kotatua K Jakaarta | 35
Oka Arimuda a Angkat / 100 00850853
G Gambar 2.15 Lingkungan L barru
BA ANGUNAN BA ARU
TOKO
R RUKAN
RM PADANG
KLINIK
Gambar 2.16 2 Aksonomeetri Kawasan dari d sisi selatann
Jl.Kali beesar selatan Jl.paancoran
Glodok plaza Orion plaza
K Ketinggian bangunan b K Kesimpulan n dari dua gaambar tersebbut, dari jennis ruko rukko yang beraada di sekittar tapak sudah terpen ngaruh unsuur modern dapat d dilihatt sudah sem makin banyakk bangunan kaca di sekitar nya dan d langgam m china di daerah d itu tellah hilang, lalu l ada gloddok plaza yaang juga m merupakan banguanan b m modern, sehiingga jika diilihat dari beentuk skylinee City Hottel di Kawassan Glodok Kotatua K Jakaarta | 36
Oka Arimuda a Angkat / 100 00850853
4 Tinjauan 4. n Tapak
4 Lokasi Tapak 4.1 T
Gambar 2.17 2 gambar lokkasi tapak
L Lokasi tapak k berada di Jl J Pintu besaar selatan Jakkarta Barat Termasuk T keecamatan Taamansari d kelurahaan Pinangsiaa. Lokasi inii dipilih kareena memilikii lokasi yangg strategis , kegiatan dan k l lingkungan yang menuunjang, akseesibilitas yanng baik, dann dekat denngan pembeerhentian t transportasi massal
berikut ini adalah data d terpilih ; •
okasi Tapak Lo
: Jl. Piintu Besar Selatan
•
Lu uas Lahan
:10.0223,38 m²
•
KD DB
: 50 % x 10.023,38 = 5.011,66 m²
•
KL LB
:4
•
Keetinggian Maks
: 16 laapis
•
Ba atas tapak : City Hottel di Kawassan Glodok Kotatua K Jakaarta | 37
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
-
Batas utara
: Pemukiman, Ruko
-
Batas Selatan
: Glodok Plaza
-
Timur
: Jl. Kali besar selatan
-
Barat
: Pasar dan ruko kawasan pancoran
•
Rencana Batas Wilayah Kota DKI Jakarta : - Peruntukan lahan : Kkt/ Kpd ( perkantoran / komersial). - Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
:50 %
- Koefisien Luas Bangunan (KLB)
:4
- Maksimal jumlah lantai
: 16 lantai
- Garis Sempadan Bangunan (GSB)
: 3m
4.2 Pencapaian ke Tapak Tapak dapat dicapai dengan berbagai akses,mulai dari angkutan yang kecil sampai besar, Lokasi ini juga dekat dengan salah perhentian Trans Jakarta dan stasiun Jakarta-kota yang membuat lokasi ini semakin strategis dan sangat baik pengembangan sebuah tempat penginapan. 4.3 Fungsi Sekitar Tapak Tapak dikelilingi oleh berbagai macam aktifitas seperti pusat hiburan dan perdagangan, tapak ini dekat dengan fasilitas seperti pasar, rumah makan, pusat perdagangan elektronik, pusat perdagangan mainan imitasi, hingga kawasan wisata kotatua.Dengan adanya berbagai
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 38
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
macam fasilitas yang tersebar di sekitar tapak tersebut diharapkan dapat tercapai esensi sebuah City Hotel.
4.4 potensi dan kendala tapak Potensi tapak •
Dekat dengan pusat bisnis.
•
Dekat dengan kawasan wisata kotatua.
•
Bentuk tapak segtiga.
•
Memiliki 2 akses untuk memudahkan sirkulasi kendaraan.
•
Dekat dengan semua fasilitas dan penyedia kebutuhan.
Kendala tapak •
Angkutan di sekitar glodok plaza berpotensi menimbulkan kemacetan
•
Pemandangan kearah barat kurang menarik yaitu pemukiman kumuh
•
Cuaca panas dan terik
•
Kurangnya vegetasi
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 39
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
Gambar 2.18 Situasi glodok plaza berada di bagian timur tapak
Gambar 2.19 Situasi pertigaan glodok pancoran
Gambar 2.20 Situasi jalan pancoran berada di bagian barat tapak
Gambar 2.21 Situasi pasar di sebelah barat laut tapak
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 40
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
5. Studi Banding 5.1 Studi Literatur
1. Grand Hyatt Hotel Frankfurt (2009)
Gambar 2.22 Grand hyatt Frankfurt
Data bangunan Klien
: Real Estate Vivico, Frankfurt am Main
Lokasi
: Frankfurt am Main, Jerman
Kabupaten
: Viertel Europa
Gunakan
: Hotel dengan restoran umum dan bar di tingkat atas
Situs Area
: 4400m2
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 41
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
Lantai Bruto Area: 54.500 m2 Bldg. Skala:
31 lantai Ground, basement Ground 2 lantai
Struktur: beton Max. Tinggi: 113,30 m Lot Parkir: 187 mobil Alasan memilih bangunan tersebut sebagai studi banding adalah pertama karena lokasinya berada di tengah kota dan bentuk tapaknya yang mirip yaitu segitiga dari segi bentuk dan konsep juga menarik kerena menyoroti karakter kosmopolitan dan keanekaragaman Frankfurt. Konsep bangunannya memiliki ketinggian yang berbeda terkait dengan aspek-aspek yang kota. menara mengambil variasi dan keanekaragaman yang ditawarkan oleh kota Frankfurt dan mencerminkan bahwa keragaman pengalaman kembali ke kota itu sendiri. Menara ini dapat dirasakan berbeda dari berbagai perspektif.
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 42
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
•
Naumi Hotel, Singapore (2007) Gambar 2.23 gambar lokasi tapak
Yang menarik dari bangunan ini adalah letaknya yang berada di kawasan kota tua dan merombak ulang Hotel Metropole tua, sifat bangunannya kontras dengan bangunan sekitar. Fasilitas hotel tersebut sangat lengkap sebagai sebuah city hotel. memiliki fasilitas kolam renang di bagian atap, fasilitas gym dan ruang konferensi. Sasaran pasar hotel ini adalah untuk pebisnis dan wisatawan, Konsep Second fasad Penahan panas Fasade bangunannya ekspresionistis dan desainnya seperti pita origami. Bagian fasad yang berlubang memungkinkan untuk membudidayakan bunga rambat . pada tahun 2009, ia memenangkan ""sky rise greenery" PUSH award dari the National Parks/Singapore Institute of Architects.
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 43
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
5.2 Studi Lapangan Tabel 2 Perbandingan hotel di kawasan Glodok
Hotel Batavia
Hotel Chitra
Gambar 2.24 Hotel batavia
Gambar 2.25 hotel chitra
tapak
di Jl. Kali Besar Barat, Jakarta
Jalan Toko Tiga Seberang No.23 West Jakarta 11120, Indonesia
bintang
4
2
Lapis
8
4
Gubahan massa
Massa bangunan berbentuk segi enam, dengan view ke 6 arah dan memiliki view terpusat ke tengah bangunan.
Memiliki bentuk persegi panjang.
Fasilitas kamar
Batavia Apartment 1 Club Suite 2 Continental Deluxe King 47 Continental Deluxe Twin 16 Deluxe King 23 Deluxe Twin 3 Junior Suite 4 President Suite 1 Residential Apartement King 1 Residential Apartement Twin 1 Residential Deluxe Garden King 7 Residential Deluxe GardenTwin 7 Residential Deluxe King 5 Residential Deluxe Twin 5 Superior King 60 Superior Twin 145
standard, deluxe, superior Superior plus,family,suite.
Orientasi hotel
Hotel bisnis
City hotel
harga
800.000 – 2,5 juta
220.000 – 425.000
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 44
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
lobby
Hotel bisnis memiliki lobby yang Besar
City hotel memiliki lobby kecil
Gambar 2.26 interior batavia hotel
Fasilitas penunjang
• • • • • • • •
kelemahan
• •
Ballroom Restoran Kolam renang Jogging track spa Layanan pemesanan makanan dalam kamar Sentra Bisnis Batavia Hot spot di areal publik
Gambar 2.27 Loby hotel chitra
• • •
Chitra café Chitra karaoke Chitra restaurant
Letaknya berada di jalan satu • arah, menjadikan akses ke hotel ini cukup sulit. Hotel nya kurang terawat, dan tidak menarik perhatian turis • untuk berkunjung/menginap. Tabel 5. Studi banding
Hotel tersebut diorientasikan untuk bisnis, sehingga letaknya memang cukup jauh dari kawasan wisata kota tua Fasad bangunan kurang terawat
Hotel Batavia walaupun memiliki bangunan yang megah dan fasilitas yang lengkap ternyata tidak cukup diminati oleh pengunjung untuk menginap di hotel tesebut. Setelah di survey, hotel tersebut kurang dirawat dengan baik, harga kamarnya cukup mahal dan sirkulasi pencapaiannya cukup sulit karena berada di lalu lintas satu arah. Namun ballroom di hotel tersebut cukup banyak diminati oleh penyewa untuk acara perkawinan maupun bisnis.
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 45
Oka Arimuda Angkat / 1000850853
Hotel chitra berada dikawasan asemka, hotel ini sudah ada sejak lama dan termasuk city hotel yang cukup terkenal, dilihat dari bangunannya memang terlihat tua, namun letaknya kurang strategis karena bukan berada di jalan besar namun okupansi tamu yang menginap cukup baik karena ditunjang fasilitas pendukung yang berada di sekitar hotel tersebut, seperti kawasan perdagangan dan kawsan hiburan. Kesimpulan Kedua hotel tersebut letaknya sama yaitu di tengah kota, hotel batvia dekat dengan kawasan wisata, dan hotel chitra berada dekat dengan kawasan bisnis, namun okupansi penghuni di hotel citra lebih baik dibandingkan dengan hotel batavia yang sepi pengunjung walaupun minim fasilitas.fasilitas hotel chitra mengandalkan kawasan sekitar sebagai penyedia fasilitasnya..untuk hotel batavia walupun tingkat okupansinya rendah Namun dari segi penyewaan ballroom, ballroom hotel batavia masih cukup banyak diminati oleh penyewa untuk mengadakan acara acara besar.
City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 46