BAB II TENTANG ALIRAN SALAMULLAH
A. Pengertian Salamullah 1 a. Salamullah artinya adalah : keselamatan dari Allah, Salam Keselamatan dari Allah Nama itu diberikan Malaikat Jibril untuk murid-murid Malaikat Jibril yang beragama Islam dan sedang membawakan takdir Allah pada akhir zaman, yaitu takdir kemahdian, kebangkitan Nabi Isa, pengadilan Allah di bumi, dan membangun surga kerajaan Allah di muka bumi. Salamullah bersaudara dengan penempuh jalan Perennial serta pemeluk agama lain yang juga menjadi murid-murid Malaikat Jibril di dalam komunitas surgawi yang diberi nama Kaum Eden
b. Misi Salamullah Salamullah meyakini dan membawakan pesan-pesan Allah yang dibawakan oleh Malaikat Jibril-Ruhul Kudus untuk bangsa Indonesia dan seluruh umat manusia. Pesan itu diantaranya adalah:
1. Mengajak seluruh manusia untuk kembali menyembah Allah Yang
Maha
Esa
dan
menghindarkan
segala
bentuk
pemberhalaan dan pengkultusan.
1
. Lia Aminuddin, Perkenankanlah Aku Menjelaskan Sebuah Takdir, Jakarta, Yayasan Salamullah, 1998. hlm 35
12
13
2. Mengajak seluruh manusia untuk bersaudara dalam kebenaran dan cinta kepada Allah tanpa memandang sekat agama, suku, ras. Siapapun yang membela kebenaran dan keadilan, mereka adalah saudara kita. Siapapun yang berlaku aniaya dan menyalahi kebenaran, tidaklah kita membelanya walaupun dia berasal dari kelompok kita. 3. Menyampaikan penjelasan-penjelasan dan ilmu Allah yang dibawa
Malaikat
Jibril
mengenai
ayat-ayat
tersamar/tersembunyi (mutasyabihat, termaterai) yang ada di kitab-kitab suci. 4. Menyampaikan
pengadilan
Allah
yang
dibawakan
oleh
Malaikat Jibril-Ruhul Kudus untuk segenap makhluk dan bangsa karena inilah saat berbangkit (yaum al ba'ats) dan hari berkumpulnya seluruh ruh.
c. Pokok-Pokok Keyakinan Salamullah 1. Salamullah beriman dan tunduk kepada Tuhan yang Maha Esa; Tuhannya Ruhul Kudus, malaikat, manusia, para nabi, dan seluruh makhluk lainnya. 2. Salamullah mengimani keberadaan malaikat-malaikat-Nya, iblis, dan makhluk-makhluk gaib lainnya. 3. Salamullah mengimani bahwa Allah menurunkan bimbinganNya (kitab suci) kepada berbagai kalangan di sepanjang zaman, baik yang berada di Timur Tengah maupun di belahan bumi lainnya semisal: Veda, Tripitaka, Taurat, Zabur, Injil, dan Al Quran. 4. Salamullah meyakini keberadaan para Nabi dan Rasul yang diutus Allah kepada umat manusia, baik yang disebutkan di dalam kitab-kitab suci maupun yang tak disebutkan; baik yang
14
hidup pada zaman dahulu maupun yang sedang dibangkitkan Tuhan pada saat ini. 5. Salamullah meyakini bahwa saat ini adalah masa kerasulan karena Allah sedang mengutus Malaikat Jibril-Ruhul Kudus sebagai rasul-Nya untuk membawa takdir-Nya di akhir zaman. 6. Salamullah meyakini bahwa Tuhan sedang menjelaskan ayatayat
tersamar
(mutasyabihat),
ayat-ayat
termaterai,
dan
menggenapkan nubuah-nubuah-Nya di segala kitab suci. 7. Salamullah meyakini bahwa Malaikat Jibril-Ruhul Kudus sedang membangun surga Allah di bumi, kerajaan-Nya untuk orang-orang beriman dari agama apapun. d. Ibadah Jamaah Salamullah Jamaah Salamullah tetap melaksanakan ibadah sesuai dengan syariat Islam yang diajarkan Nabi Muhammad sebagaimana sholat dan puasa. Kaum Eden yang berlatar belakang Kristen tetap beribadah dengan tata cara agama Kristen. Kaun Eden yang menempuh jalan Perennial berhubungan dengan Tuhan menurut caranya masingmasing. Yang mempersatukan mereka yang berlatar belakang agama berbeda-beda adalah pengkhidmatan kepada Allah yang Maha Esa dan keyakinan akan turunnya Malaikat Jibril-Ruhul Kudus yang menjadi rasul dan membawa pesan untuk seluruh umat manusia.
e. Simbol Persaksian Salamullah Jamaah Salamullah diajarkan oleh Malaikat Jibril-Ruhul Kudus untuk menyatakan pengesaan Tuhan dengan bahasa apapun. Kepada jamaah yang mempunyai latar belakang agama Islam, Malaikat JibrilRuhul Kudus mengajarkan syahadat para malaikat, yaitu Rabbunallah
15
(Tuhan kami Allah). Sementara itu, pemeluk agama lain diajarkan untuk menyertakan nama Tuhan yang Maha Esa dalam setiap doanya. Syahadat yang diajarkan oleh Malaikat Jibril-Ruhul Kudus kepada Jamaah Salamullah tersebut bukan berarti penolakan terhadap kerasulan Muhammad karena Malaikat Jibril mengajarkan keimanan kepada seluruh rasul, termasuk diantaranya keyakinan terhadap kerasulan Nabi Muhammad, Yesus, Musa, Ibrahim, Buddha Gautama, dan sebagainya.
f. Kitab Suci Salamullah Ketika saat ini Malaikat Jibril menjadi rasul dan menyejarah melalui Salamullah, Tuhan memberikan respon dan pengajaran-Nya melalui peristiwa-peristiwa yang dialami oleh Kaum Eden. Selama peristiwa-peristiwa
di
Eden
masih
berlangsung,
firman
dan
pengajaran Allah juga terus berlangsung, demikian pula proses pendokumentasiannya. Di Salamullah, Malaikat Jibril menyebutkan kitab yang sedang disusunnya itu dengan nama Kitab Kehidupan.
g. Sumber Hukum Yang Digunakan Salamullah Salamullah berpijak pada ajaran Allah dan penjelasan-penjelasan yang dibawakan oleh Malaikat Jibril. Salamullah mengimani kitabkitab suci dan pengajaran yang telah diturunkan Allah kepada umat manusia sampai saat ini. Salamullah meyakini bahwa Malaikat Jibril adalah
otoritas
dan
penafsir
makna
kitab-kitab
suci
Tuhan
sebagaimana peran itu dulu dilakukan oleh manusia yang diutus-Nya. Pada masanya, Yesus adalah otoritas dan penafsir Perjanjian Lama dan firman Tuhan yang dibimbingkan kepadanya; Nabi Muhammad menjadi otoritas dan penafsir segala firman Allah baik yang
16
diturunkan kepadanya maupun yang diturunkan Allah sebelumnya. Dan saat ini, otoritas itu dipegang oleh Malaikat Jibril-Ruhul Kudus. h. Pokok-Pokok Pengajaran Malaikat Jibril Di Salamullah Pokok-pokok pengajaran Malaikat Jibril melalui Salamullah adalah: Tauhid, Kesucian, Keindahan, Perenialisme, Egalitarianisme, Regulasi Ruh, dan Penghakiman. Pengajaran Malaikat Jibril sampai saat ini masih terus berlangsung dan menjadi pengajaran yang dinamis dari waktu ke waktu. i. Pemimpin Salamullah Secara formal, Salamullah adalah kalangan Islam yang menjadi murid Malaikat Jibril dan dipimpin oleh Imam Mahdi Muhammad Abdul Rahman. Walaupun begitu, penanggung jawab berkaitan dengan masalah majumundurnya
Salamullah
tidaklah
dipegang
Muhammad Abdul Rahman ataupun
oleh
Imam
Mahdi
Lia, melainkan menjadi
tanggung jawab dan wewenang Malaikat Jibril yang sedang ditugaskan Allah menjadi Rasul-Nya. Seluruh kaum Salamullah, tak terkecuali Imam Mahdi dan Lia adalah media yang dipakai Allah untuk menyatakan kehendak-Nya. Jabatan Imam Mahdi adalah penggenapan nubuah Allah dan kebutuhan sosial bahwa sekelompok orang yang berkumpul harus ada yang memimpinnya. Sedangkan secara spiritual dan manajerial, Malaikat Jibril-lah yang menjadi penanggung jawab di Salamullah. j. Bagaimana Kedudukan Lia Aminuddin Di Salamullah Lia adalah pendiri Salamullah. Dia adalah murid utama sekaligus media utama Malaikat Jibril di dalam menyampaikan pesan
17
dan ajaran Allah. Bunda Lia Aminuddin (sekarang bernama Lia Eden) pernah diperintahkan Allah untuk menyatakan bahwa dia adalah Imam Mahdi dan anaknya (Ahmad Mukti) adalah Nabi Isa yang dibangkitkan Allah. Sejalan dengan pensucian yang dialami Bunda Lia, Allah kemudian memanggilnya untuk menyatu bersama Malaikat Jibril dan hakikat Ruhul Kudus sebagai perintah Allah. Dia adalah sosok surgawi dan tugasnya adalah menyampaikan fatwa Jibril serta wahyu-wahyu Tuhan kepada seluruh manusia dan dia tidak diperkenankan
berafiliasi dengan kelompok manapun, termasuk
Salamullah.
k. Perkembangan Salamullah Dari Segi Jumlah Pengikutnya Dan Cabang Salamullah Di Lain Kota Di Indonesia Salamullah bukanlah organisasi massa yang maju mundurnya ditentukan oleh jumlah pengikut. Salamullah bukan pula yayasan yang
mengedepankan
pengembangan
dan
pelebaran
wilayah
cakupan. Salamullah memang sebuah yayasan, namun itu hanyalah untuk memenuhi formalitas kelembagaan. Sedangkan secara esensi Salamullah adalah sebuah ajaran yang sedang ditegakkan Allah melalui peristiwa demi peristiwa yang dialami oleh Kaum Eden. Jumlah pengikut Salamullah tidak terdaftar karena tidak ada keanggotaan formal di Salamullah. Jamaah yang terlibat aktif sampai saat ini berjumlah sekitar 77 orang. Salamullah tidak mempunyai cabang di tempat lain, tapi Salamullah bersaudara dengan muridmurid Malaikat Jibril-Ruhul Kudus yang berada di belahan bumi manapun di seluruh dunia.
l. Darimana Sumber Dana Untuk Kegiatan-Kegiatan Salamullah
18
Malaikat Jibril memberikan persyaratan yang sangat ketat untuk dana-dana yang dapat digunakan untuk menjalankan amanah Allah yang sedang dibawanya. Selain berasal dari sumber yang halal, dana itu juga harus berasal dari orang yang mensucikan diri. Sampai saat ini sumber pendanaan berasal dari kalangan internal, yaitu Jamaah Salamullah. Penerbitan buletin, buku, berita berkala, kaset dan pengirimannya ke sekitar 7000 alamat di seluruh Indonesia, serta kegiatan-kegiatan Salamullah sumber dananya murni berasal dari keikhlasan Jamaah Salamullah sendiri. m. Jika Orang Tidak Masuk Ke Salamullah Tidak Akan Selamat Di Mata Allah Sesungguhnya
Salamullah
dihadirkan
Allah
untuk
mengembalikan arti keselamatan yaitu: mengesakan Allah, meyakini pembalasan/hari akhir/karma, dan melakukan kebajikan. Barangsiapa memegang prinsip itu, maka dia akan mendapatkan keselamatan dari Allah. Seandainya orang mengimani kedatangan Malaikat Jibril yang sedang menjadi Rasul Allah melalui Salamullah, maka sesungguhnya itu adalah pintu keberkahan besar yang sedang diturunkan Allah.2
B. Sejarah Salamullah, dan Tokoh dalam Aliran Salamullah3 Jejak Salamullah dapat ditelusuri dari pengalaman Lia Aminuddin yang katanya terbuka kekasyafannya pada 28 Oktober 1995. Sejak itu, Lia
dapat
berkomunikasi
dengan
pendamping
gaib
yang
memperkenalkan dirinya dengan nama Habib Al Huda. Pada awal perkenalan itu, Habib Al Huda dianggap sebagai jin muslim yang dulu juga pernah mendampingi Nabi Muhammad sebagaimana 2 3
www.Salamullah.org Ibid
19
tercantum dalam buku “Dialog dengan Jin Muslim” yang sedang marak dibaca pada waktu itu. Namun, pendamping gaib Bunda Lia tersebut kemudian menyatakan dirinya sebagai seorang malaikat yang memang dulu mendampingi Rasulullah. Setelah itu baru Jibril mengadakan pengujian-pengujian iman. Pada awalnya belum resmi, hanya sebagai pendekatan untuk mencapai kemurnian akidah dan kesucian. Taraf pengujiannya pun masih ringan, tak seperti ketika pensucian itu telah resmi diselenggarakan olehnya. Dari bimbingan Malaikat Jibril yang pada awalnya menyebutkan dirinya sebagai Habib Al Huda itulah berawal nama Salamullah. Dan kemudian mulai datang satu persatu orang yang membentuk kelompok diskusi informal yang diberi nama mudzakarah pada awal November 1996. Anggota mudzakarah itu antara lain adalah: Ray Rangkuti, Nadirsyah Hosen, Hasanuddin, Nanang Tahqiq, Wahyuni Nafis, Yeni Ratnayuningsih, Ahmad Syarofi, Enni, Bustanil Arifin yang sebagian besar merupakan bagian dari komunitas IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Akan tetapi, para anggota mudzakarah tersebut ternyata tidak terpanggil untuk meneruskan Salamullah, bahkan beberapa diantara mereka menjadi bagian dari komisi Fatwa MUI yang mengeluarkan fatwa sesat untuk Salamullah. Jamaah Salamullah diajarkan untuk mendoakan orang lain agar mendapatkan karunia pengobatan dari Allah itu. Di dalam doa kepada Tuhan untuk memohon berkah kesembuhan, Jibril mengajarkan untuk menyertakan kalimat-kalimat yang diberkahi Tuhan, yaitu “Rabbunallah” bagi umat Islam, “Halleluya” bagi umat Kristen, dan “Yaa Asvin” bagi umat Hindu dan Buddha.4 Demikian, proses kedatangan awal Jibril itu sesungguhnya berliku. Habib Al Huda menyatakan dirinya sebagai Malaikat Jibril baru pada 4
. Lia Aminuddin, Perkenanankanlah Aku Menjelaskan Sebuah Takdir, Yayasan Salamullah, Jakarta, 1998, hlm. 215
20
28 Juli 1997. Penyebutan nama Jibril tersebut diawali oleh seorang pasien bernama Indra. Indra yang juga mempunyai pendamping gaib yang mengajarinya tentang kebajikan dan masa depan selalu merasa kedinginan setiap kali datang ke Salamullah. Salah satu milestone dari ujian itu adalah penulisan dan peluncuran buku Perkenankan Aku Menjelaskan Sebuah Takdir (PAMST) pada pertengahan Agustus 1998 dan pembaiatan Bunda menjadi Imam Mahdi dan Ahmad Mukti yang dinyatakan membawa ruh Nabi Isa. Pengakuan itu menjadi kontroversi dan menimbulkan kehebohan luas setelah dimuat sebagai berita utama di majalah Gatra. Tak lepas dari kontroversi pengakuan tentang Imam Mahdi, Jamaah Salamullah terus menerus mengalami pensucian dan pengajaran Malaikat Jibril. Selain pensucian di dalam, pada waktu-waktu tertentu Malaikat Jibril memerintahkan Jamaah Salamullah untuk mengirimkan ribuan surat ke seluruh Indonesia dan menyampaikan Fatwa-Fatwa Malaikat Jibril dan Wahyu Tuhan. Selain mengajarkan ketauhidan dan pensucian diri, misi kedatangan Malaikat Jibril juga membukakan rahasia-rahasia Tuhan yang ada di dalam kitab suci. Diantara penjelasan-penjelasannya telah terdokumentasikan di dalam buku Regulasi Ruh, Rahasia-Rahasia Kitab Suci yang Terbuka, dan buku Kitab Kehidupan. 5 Di dalam proses-proses pensucian yang sangat keras dan penyingkapan rahasia kitab suci oleh Malaikat Jibril, Lia kemudian dinyatakan sebagai pasangan Jibril dan membawa institusi Ruhul Kudus. Bunda Lia kemudian diperintahkan untuk melepaskan semua ikatan, termasuk ikatan dengan keluarga dan agama yang dipeluknya. Bunda diperintahkan Allah untuk bertuhan dengan khusyuk dan tidak memeluk
agama
formal
apapun
karena
kepadanyalah
turun
penjelasan Allah untuk seluruh agama. Bersama dengan itu, Malaikat 5
. Ibid, hlm 59
21
Jibril menjelaskan bahwa Imam Mahdi yang sesungguhnya adalah Muhammad Abdul Rahman yang juga dinyatakan oleh Malaikat Jibril sebagai pembawa ruh Nabi Muhammad. Perkembangan
yang
kemudian
adalah
penyebutan
nama
Salamullah yang dikhususkan bagi umat Islam yang menjadi muridmurid Malaikat Jibril dan berada di bawah pimpinan Imam Mahdi Muhammad
Abdul
Rahman.
Penyebutan
itu
sekedar
untuk
membedakan dengan jalan yang ditempuh oleh para murid Jibril lain yang diperintahkan untuk meretas jalan Perennial bagi umat manusia. Keseluruhan murid Jibril yang bersama-sama mensucikan diri itu (Jamaah Salamullah, Kaum Perennial, umat agama lain) oleh Malaikat Jibril diberi nama Kaum Eden. Itulah nama baru komunitas yang dipimpin oleh Malaikat Jibril-Ruhul Kudus yang disosokkan melalui Lia Eden.6 a. Profil Imam Mahdi7 Imam Mahdi Muhammad Abdul Rahman terlahir di Jakarta pada tanggal 1 November 1970 dengan nama Abdul Rahman. Terlahir dari keluarga Betawi, Abdul Rahman menyelesaikan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (Sekolah Dasar) di Cengkareng, Jakarta. Pendidikan Tsanawiyah (SLTP) dan Aliyah (SLTA) diselesaikannya di Pondok Pesantren Darul Qalam-Gintung-Balaraja-Tangerang. Selepas Aliyah, pada tahun 1989 Abdul Rahman melanjutkan kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, fakultas Ushuluddin, jurusan Filsafat dan menyelesaikannya pada tahun 1997. Sewaktu kuliah di IAIN, Abdul Rahman aktif di kegiatan-kegiatan kemahasiswaan semisal Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan 6 . Mailing list dengan salah satu Jemaah Salamullah yang bernama Imron. (Website.www.slamullah.org) 7 .( WWW.mahoni.com)
22
Mahasisiwa Muhammadiyah (IMM), Pesantren Wawasan, dan Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci) bahkan sempat menjadi Imam Formaci pada periode 1993/1994. Abdul Rahman juga aktif dalam demonstrasidemonstrasi
mementang
rezim
Soeharto
ketika
berkuasa,
memperjuangkan kepentingan masyarakat, diantaranya demonstrasi menentang perjudian yang berselubungkan kupon olah raga (SDSB). Di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Abdul Rahman pernah aktif di Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP). Selain menjalani perjuangan membela rakyat, Abdul Rahman juga mengalami pergulatan spiritual terus menerus yang membawanya ke tarekat-tarekat sufi. Tapi, dia tak pernah berlama-lama di tarekattarekat sufi itu karena tak merasa at home. Ketika bertemu dengan Lia Aminuddin pada bulan Mei 1996, Abdul Rahman kemudian memutuskan untuk aktif sepenuhnya menemani Lia Aminuddin memberikan pelayanan pengobatan kepada masyarakat. Kendatipun pikirannya masih didalam pergulatan tetapi mata batinnya telah kukuh. Perasannya inilah yang mengantarkannya untuk berjanji untuk menemani Bunda seumur hidupnya dan berjanji mewakafkan dirinya untuk umat, karena dia tak memilki apa selain dirinya.
Lia Aminuddin sudah mulai didampingi malaikat yang
menyatakan dirinya sebagai Habib Al Huda. Melalui Habib Al Huda itulah Abdul Rahman mendapatkan pencerahan-pencerahan spiritual dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan filsafati yang menjadi pergulatannya. Dan semenjak keterlibatannya bersama Lia dan Habib Al Huda itu, Abdul Rahman meninggalkan semua kegiatannya serta mulai aktif secara penuh di Salamullah. Setelah mengalami bermacam ujian dan pensucian spiritual, di villa An Nuur-Cisarua pada 4 Agustus 1998 Habib Al Huda yang kemudian diketahui adalah Malaikat Jibril menyebutkan Abdul
23
Rahman sebagai waliyullah. Bersamaan dengan penyematan gelar waliyullah tersebut, Malaikat Jibril membaiat Ibu Lia menjadi Imam Mahdi yang kemudian menjadi kontroversi luas di masyarakat ketika menjadi berita utama di Majalah Gatra. Ternyata penyematan gelar waliyullah dari Malaikat Jibril itu bukan merupakan terminal perjalanan spiritual Abdul Rahman. Dalam kesempatan salat Idul Adha tanggal 16 Maret 2000, Malaikat Jibril membawakan ketetapan Allah tentang pengangkatan Abdul Rahman sebagai Imam Besar Salamullah sekaligus pemberian nama sekretariat Salamullah di Jl. Mahoni 30, Senen, Jakarta Pusat menjadi Baiturahman Al Hira. Ketetapan itu keluar setelah masa ujian-ujian spiritual yang tak ada hentinya selama hampir dua tahun semenjak penyematannya menjadi waliyullah. Sementara pensucian, pengajaran dan penjelasan Malaikat Jibril terus berkembang; di Villa Zaitun-Megamendung-Bogor Malaikat Jibril menyampaikan ketetapan Allah tentang pengangkatan Lia Aminuddin menjadi pasangan Jibril sekaligus menjadi sosok institusi Ruhul Kudus. Dan kemudian pun turun pula ketetapan Allah bahwa yang menjadi Imam Mahdi sebenarnya bukanlah Lia melainkan Abdul Rahman. Bagi masyarakat umum, perubahan-perubahan jenjang dan penyebutan
itu
mungkin
dianggap
membingungkan.
Tetapi
sesungguhnya perubahan-perubahan itu adalah bagian dari sistem Tuhan
(sunnatullah)
yang
mengikuti
perkembangan
manusia.
Walaupun penyebutan jenjang itu senantiasa melompat dibandingkan pemahaman
pada
memperhitungkan
umumnya, kemampuan
sistem para
Tuhan
pembawa
senantiasa risalah-Nya
mengusung takdir yang sedang dibentangkan-Nya. Demikian pun, untuk sampai pada penyebutan bahwa Imam Mahdi Abdul Rahman tak lain adalah pembawa ruh Nabi
24
Muhammad, jalan yang ditempuh sungguh panjang. Diawali dengan ujian pensucian keras selama bertahun-tahun yang diikuti dengan penyingkapan makna ayat-ayat yang terahasia (mutasyabihat) serta penyematan gelar yang bertahap, akhirnya Malaikat Jibril sampai juga pada penjelasan bahwa sosok Imam Mahdi yang dipilih Allah itu tak lain
adalah
sosok
Muhammad.Untuk
manusia sampai
yang
pada
membawa
penyebutan
ruh yang
Nabi sangat
kontroversial dan tak terhingga beratnya itu, Malaikat Jibril membangun penjelasan tentang sistem ruh yang dituangkannya dalam penjelasan Regulasi Ruh. Selama ini pemahaman para ulama mengajarkan bahwa urutan waktu yang dilalui manusia adalah kandungan
(rahim),
kebangkitan/mahsyar,
kehidupan
dunia,
pengadilan,
kubur/barzah,
surga/neraka.
kiamat,
Urutan
itu
dianggap sudah merupakan kebenaran final sehingga pemahaman ayat-ayat suci Al Quran pun diletakkan pada asumsi urutan waktu itu. Sementara itu, Malaikat Jibril menjelaskan bahwa urutan waktu Tuhan sebenarnya tak sebagaimana diasumsikan oleh para ulama itu. Mahsyar sebagaimana dinubuatkan oleh Nabi Muhammad adalah nubuat untuk kejadian globalisasi pada saat ini di mana sebuah keadaan dosa dan kebaikan dapat dilihat di seluruh dunia berkat perkembangan teknologi telekomunikasi. Itulah rahasia Allah yang sedang disingkapkan Malaikat Jibril pada saat ini. Tiadalah mahsyar itu terjadi nanti setelah kiamat, melainkan pada saat ini di bumi ini. Dan di saat ini pula terjadinya kebangkitan, pengadilan, surga/neraka dunia. Malaikat Jibril-Ruhul Kudus lah yang menjadi hakim Allah dan dialah yang menjadi pemimpin pembangunan surga-Nya di dunia.8 Inti sari buku tersebut memuat tiga hal. Pertama, klaim pertemuan dengan malaikat Jibril. Kedua, klaim bahwa ia menerima 8
www.salamullah.org
25
ajaran
Jibril.
Dan
ketiga,
klaim
perintah
Jibril
agar
Lia
menyampaikannya. Untuk membahasnya, kita perlu meninjau kembali asas akidah Islam bahwa Jibril adalah bagian dari alam gaib, sebagaimana surga, neraka, wahyu dan jin. Agama juga termasuk berita dari alam gaib yang
diyakini
kebenarannya.
Maka,
ketika
seorang
muslim
mengucapkan syahadat bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah, itu juga sebuah pengakuan dan ekspresi keyakinan bahwa Nabi menerima ajaran dari alam gaib, yang harus disampaikan kepada umat. Ajaran-ajaran Allah yang disampaikan Nabi kepada kita, sebagian besar disampaikan melalui malaikat Jibril Dasar akidah lain yang harus kita pegang adalah bahwa setelah Nabi Muhammad tidak akan ada nabi lain. Karena itulah Arab Saudi mengeluarkan fatwa bahwa golongan Ahmadiyah tidak termasuk kelompok Islam, meskipun sebagian besar ajarannya ada yang Islami. Itu karena kelompok ini mengakui Bahwa Mirza Gulam Ahmad sebagai nabi yang menerima wahyu. Sepanjang sejarah, orang-orang yang saleh, termasuk sahabat Nabi – seperti
Abu Bakar, Umar,
Usman, dan Ali -- tak pernah mengklaim bahwa mereka pernah bertemu dengan malaikat Jibril. Paling-paling mereka hanya mimpi bertemu Nabi, dan itu pun hanya sekali-sekali. Dari situlah ada satu dasar akidah lain bahwa tugas Jibril adalah menyampaikan wahyu, dan itu hanya kepada para rasul, yang berakhir pada Nabi Muhammad. Dia tidak akan datang lagi kepada umat, kecuali mungkin kalau ada seseorang yang bermimpi bertemu Jibril. Tapi mimpi tak bisa dijadikan landasan hukum. Sekalipun mimpi itu berupa pertemuan dengan Nabi, dan dalam mimpi itu Nabi mengajarkan sesuatu. Dengan dasar tersebut, tentu saja tak mungkin Lia bertemu Jibril, apalagi menerima pesan-pesannya.
26
Dalam sejarah Islam, hanya Nabi Muhammad yang pernah didatangi Jibril dalam bentuk manusia. Itu pun cuma sekali. Dia bertanya pada Nabi soal pokok-pokok ajaran Islam. Pria itu berpakaian necis, tapi para sahabat Nabi tak pernah mengetahuinya. Kalau pun ia datang dari jauh, tentu pakaiannya akan lusuh dan berkeringat. Lalu Nabi memberitahu mereka bahwa yang datang itu adalah malaikat Jibril.
C. Ajaran dan Wahyu Salamullah9 1. Ajaran Salamullah a. Ketauhidan Semua jamaah Salamullah dan Kaum Eden adalah murid-murid Malaikat Jibril, termasuk Imam Mahdi Muhammad Abdul Rahman dan Bunda Lia Eden. Di dalam pengajaran Malaikat Jibril, seluruh muridnya dibimbing agar menjadi hamba Allah yang mengutamakan Tuhannya di atas segalanya. Demikianlah ketauhidan (mengesakan Tuhan dan mementingkan-Nya di atas segalanya) menjadi asas pertama dari ajaran Salamullah yang dibawakan Malaikat Jibril. Dia tak
memberikan
peluang
sekecil
apapun
terhadap
lahirnya
penyekutuan terhadap Allah. Pengajaran Malaikat Jibril tentang tauhid dilakukan bukan melalui sekedar ceramah. Semua pengajarannya, termasuk pengajaran tentang ketauhidan, berlandaskan pada pengalaman nyata yang digulirkannya ataupun yang dialami para murid di Eden. Sikap yang terlahir dari pengalaman nyata itulah yang menjadi ukuran apakah seseorang telah mementingkan Allah di atas segala kepentingan apapun yang dimilikinya. Pilihan, keputusan, konsistensi kami yang menjadi tolok 9 .Penjelasan ini resume dari penjelasan masalah ajaran pada buku Lia Aminuddin, Perkenanlanlah Aku Menjelaskan Sebuah Takdir, Yayasan Salamullah, Jakarta, 1998, hlm. 39 58
27
ukur penilaian Malaikat Jibril. Dari sana pula pengajaran dan hikmah dibangun. Tiadalah Malaikat Jibril melihat muridnya berdasarkan banyaknya pengetahuan ataupun kemampuannya berargumentasi tentang suatu permasalahan.
Dia
pun
menasihatkan
kepada
kami;
bila
menginginkan kelapangan meniti jalan Tuhan maka hendaklah kami melepaskan seluruh keinginan yang tak sejalan dengan kehendak Allah. Kami pun diajarkan untuk mengutamakan Allah di atas segala keinginan, menyelaraskan seluruh rencana dengan kehendak Allah. Maka itulah iman tauhid yang hakiki sebagaimana iman para kekasih Allah. Dan tiadalah seseorang sanggup meniti jalan di Salamullah manakala dia masih menginginkan yang lain selain Allah karena sungguh berat ujian-ujian nyata yang dihadirkan Jibril di Salamullah. Allah senantiasa menguji hamba-hamba-Nya, adakah cinta hambaNya kepada-Nya itu hakiki. b. Kesucian Allah itu Maha Suci dan tiadalah seorang hamba dapat mendekat kepada-Nya bila dia tak mensucikan dirinya. Kesucian adalah keniscayaan bila seseorang hendak mendekatkan diri kepada Allah. Tiadalah kelapangan di jalan Allah akan didapatkan bagi mereka yang tidak mensucikan dirinya secara bersungguh-sungguh. Dan tiadalah pula seseorang dapat menjadi kukuh dan istiqomah bila dia tak suci. Kesucian itu akan terjaga bila seseorang selalu waspada dan rajin mengintrospeksi diri. Karena itulah diwajibkan bagi semua Jamaah Salamullah untuk selalu suci bila ingin tetap berada di sekitar takdir kerasulan Malaikat Jibril di akhir zaman. Sebuah kesalahan, walaupun sedikit saja bila itu terjadi di sekitar kerasulan, maka kesalahan itu
28
akan menjadi kesalahan yang sangat besar dan fatal akibatnya pada masa-masa selanjutnya. Banyak
cara
mengajarkan
yang
kesucian
digunakan di
oleh
Salamullah.
Malaikat Dan
Jibril
untuk
cara-cara
yang
digunakannya cenderung tak konvensional sebagaimana pengajaran yang biasa diberikan para guru agama. Malaikat Jibril senantiasa memuji kebaikan bila kami lulus di dalam ujian-ujian yang dihadirkan di
hadapan
majelisnya.
Sebaliknya,
dia
pun
memarahi
dan
menghukum kami bila kedapatan kami melakukan kesalahan dan dosa. Bila dia memuji, sungguh indah pujiannya. Siapapun yang mendengarnya akan berdecak kagum karena sungguh indah kata-kata yang dirangkainya. Tiadalah pujian itu dihadirkan bila bukan sebagai contoh keteladanan yang menjadi pelajaran bagi kami muridmuridnya. Dan bila dia memarahi kami, maka sungguh kemarahannya itu menghunjam. Perkataannya tajam bagai sembilu hingga kami semua trauma dengan kesalahan yang telah kami perbuat. Jibril mengajarkan pertobatan yang tuntas dan mengajarkan komitmen serta sumpah menjauhi dosa sekecil apapun. Dan Jibril pun mengajarkan bahwa tak ada perbuatan yang sia-sia; perbuatan baik menerima karunia keberkahan, perbuatan dosa menuai petaka. Di Salamullah, jarak waktu penuaian itu sangat pendek sehingga setiap perbuatan baik dan dosa selalu kelihatan balasan-Nya secara nyata. Itulah pengajaran kesucian di Salamullah yang diajarkan Malaikat Jibril. c.
Keindahan Keindahan adalah citra Tuhan. Sungguh indah ajaran Tuhan karena sesungguhnya Tuhan itu Maha Indah. Keindahan akhlak dan perilaku adalah buah dari keindahan ajaran Tuhan. Keindahan kesabaran, keindahan keteguhan hati, keindahan cinta, keindahan
29
pengorbanan; semuanya adalah keindahan-keindahan akhlak manusia yang memberikan inspirasi bagi orang lain yang menyaksikannya.Di Salamullah, Malaikat Jibril senantiasa memberikan pendidikan yang membuahkan hasil akhlak yang indah. Pengajarannya pun indah karena
menggunakan bahasa keindahan dan berbagai sarana
keindahan Tuhan. Lagu-lagu indah menjadi hiburan yang suci yang membawa Jamaah Salamullah dalam keharuan, kegembiraan, ataupun kedamaian surgawi. Demikian juga rangkaian bunga yang indah yang diajarkan Jibril membangkitkan sense keindahan pada Jamaah Salamullah dan menjadikannya sebagai cara mendekatkan diri kepada Tuhan yang melembutkan hati nurani. d. Perenialisme Perenialisme artinya adalah kebenaran abadi, Tuhanlah kebenaran abadi itu. Dialah yang telah menciptakan manusia berdasarkan fitrahNya, fitrah yang menjadi penerang jalan bagi manusia mengenal Tuhannya. Demikianlah Perenialisme itu menjadi keyakinan yang meyakini bahwa kebenaran abadi itu sesuatu yang niscaya telah ada di dalam diri manusia sebagaimana Tuhan menyatakan di dalam firmanNya bahwa manusia tercipta oleh fitrah-Nya. Fitrah itulah jalan lurus diberikan Tuhan kepada manusia agar sampai kepada-Nya. Maka tetaplah berpegang teguh kepada fitrah itu karena di sanalah jalan keselamatan itu. Perenialisme sebagai sebuah keyakinan mengimani bahwa seluruh agama, seluruh kepercayaan yang mengajak umatnya hidup dalam kesucian sambil berupaya mewujudkan kemaslahatan dan kebaikan umat manusia niscaya dari Tuhan yang sama adanya. Namun simbolsimbol yang dipakai setiap agama itu berbeda disesuaikan dengan lingkungan dan kebudayaannya Rasul pada waktu itu.
30
e. Egalitarianisme Tiadalah seorang pun diantara Jamaah Salamullah yang berbeda satu sama lainnya di hadapan Allah. Mereka semua adalah hambahamba-Nya yang berdiri setara di hadapan-Nya. Tak ada pemimpin yang di Eden dan Salamullah yang mendapatkan pengistimewaanpengistimewaan di dalam ujian Allah. Ketika Jibril memerintahkan untuk bekerja, semua orang bekerja tanpa kecuali. Ketika Jibril memberikan ujian pensucian, semua orang mengalami pensucian itu tanpa pandang bulu. Bahkan para pemimpin mendapatkan ujian-ujian pensucian yang lebih berat daripada yang dipimpinnya. Sesungguhnya,
Malaikat
Jibril
mengajarkan
di
Salamullah
keegaliteran. Tak ada kasta atau kelas manusia di Salamullah. Malaikat Jibril menempatkan seluruh muridnya sama di hadapannya, adakah itu direktur, pembantu, atau ibu rumah tangga; adakah dia seorang profesor atau yang tidak tamat SD. Yang membedakan di antara mereka adalah keimanan dan kesuciannya. Tak ada sebuah pujian yang melekat terus menerus pada seseorang karena pujian Tuhan datang ketika seseorang berhasil menggapai prestasi pensucian diri. Tetapi ketika dia gagal di waktu yang lain, maka teguranlah yang diterima olehnya. Demikian pula, penyesalan terhadap sebuah kesalahan niscaya mendapat berkah kasih sayang dari Tuhan. Hukum tentang pujian, teguran, dan penyesalan itu berlaku bagi siapapun di Salamullah. Seorang pemimpin di Salamullah dipilih Tuhan bukan karena kecerdasan atau kekayaannya, melainkan karena kesungguhan pensucian dan pengabdiannya. Dia dicintai oleh orang-orang yang dipimpinnya bukan karena kedudukannya, tetapi karena akhlak dan pensucian yang dicontohkannya. Walaupun kecintaan itu tulus, tetapi tetap saja Tuhan mengajarkan agar tak berlebihan di dalam
31
penghormatan. Di Salamullah, penghormatan yang berlebihan tak diperkenankan, apalagi pemujaan yang mengarah pada pengkultusan. Karena sesungguhnya Tuhan sedang ingin meruntuhkan segala bentuk pengkultusan yang kini melanda sebagian besar umat manusia. e. Regulasi Ruh Satu misteri Tuhan terbuka, Regulasi Ruh menjadi pembuka pintu pengetahuan bagi umat manusia untuk mengenal sistem dan cara kerja Tuhan dengan seluruh makhluk-Nya. Regulasi Ruh menjadi keyakinan dasar bagi kaum Salamullah karena di dalam regulasi ruh inilah tersimpan penjelasan Tuhan tentang misteri kehidupan manusia dan seluruh makhluk-Nya. Sepanjang zaman manusia mempertanyakan hakikat kehidupan. Tidak ada kejadian di alam semesta yang terjadi secara kebetulan dan setiap peristiwa tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa kait mengkait dengan peristiwa yang lainnya. Regulasi Ruh menjelaskan tentang kehidupan ruh yang terus bergulir di dalam keabadian. Sesungguhnya seluruh alam materi yang kita lihat di dunia memiliki ruh, mulai mikroba yang paling kecil, tumbuhan, hewan, manusia, sampai planetplanet yang berada di galaksi. Bukan hanya makhluk yang bermateri, makhluk-makhluk gaib semisal malaikat dan iblis pun memiliki ruh. Dan semuanya mengalami perguliran mengikuti hukum Tuhan di dalam Regulasi Ruh Di Salamullah Malaikat Jibril menjelaskan tentang Regulasi Ruh sebagai serumpun ilmu Tuhan yang diturunkan dalam takdir-Nya di akhir zaman. Ilmu itu menjelaskan tentang perguliran dan evolusi ruh di alam semesta. Tiada sebuah kedudukan ruh yang menetap karena setiap ruh senantiasa bergulir dan berevolusi; ruh manusia dapat menempati fisik binatang setelah kematiannya, ruh malaikat dapat turun menjadi manusia, ruh manusia dapat menjadi malaikat, ruh iblis
32
dapat menjadi binatang, dan seterusnya. Semuanya ada di dalam mekanisme sistem Tuhan yang sedang dijelaskan oleh Malaikat Jibril pada saat ini. f. Penghakiman Tiada seorang pun yang menduga bahwa kedatangan Malaikat Jibril pada saat ini adalah melakukan penggenapan-penggenapan atas nubuah Tuhan di dalam kitab-kitab suci-Nya. Ketika Tuhan menyatakan di dalam kitab suci-Nya tentang kejadian hari akhir berupa bencana-bencana, kebangkitan ruh-ruh suci, penghakiman Tuhan, dan serta penempatan di surga dan neraka; sebagian besar pemuka agama dan manusia mengira bahwa semua itu akan terjadi pada suatu masa nanti di tempat yang tidak diketahui.10 Kata "takdir" dalam buku Lia hanyalah kamuflase makna. Yang namanya takdir adalah ketentuan Allah yang berlaku di alma semesta sebagai bagian dari kodrat dan iradat-Nya. Tapi kelihatannya bukan itu yang dimaksud Lia. Kalau dibandingkan dengan Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad kelihatannya lebih jujur soal pengakuannya bahwa dia menerima wahyu. Sementara Lia menggantinya dengan kata "takdir", padahal esensinya sama. Quran menegaskan bahwa kamu sekalian tidak akan tahu kapan kiamat akan datang. Itu hak prerogatif Tuhan. Jibril pun tidak mengetahuinya. Bagaimana mungkin Lia berbicara soal kiamat yang menurutnya diajari Jibril, sedangkan Jibril sendiri tidak tahu kapan kiamat akan terjadi. Mungkin saja di dalamnya ada kebenaran, seperti dalam ajaranajaran Ahmadiyah. Tapi itu duplikat, dan bercampur aduk dengan kebatilan. Siapa yang bisa menjamin bahwa ajaran-ajaran yang baik, yang disampaikan Lia, akan terus bertahan? Bisa jadi 10 atau 20 tahun 10
. www.salamullah.org
33
mendatang berubah, setelah pengikutnya bertambah. Bisa jadi itu hanya kamuflase. Islam menolak konsep 'tanasukh' (reinkarnasi). Memang ada hadis yang mengungkapkan bahwa Nabi Isa akan datang di akhir zaman. Tapi tidak semua ulama menyepakatinya, karena Quran pun tak pernah mengungkapnya. Dan kedatangan Isa itu pun, seperti diungkap hadis, bukan di Indonesia, tapi di wilayah Syam (Syria). Soal bagaimana wujud Isa yang datang itu, apakah fisik atau ruh, tak dijelaskan. Tapi yang jelas, bukan dalam bentuk reinkarnasi. apalagi dilahirkan kembali oleh seorang wanita yang mengklaim dirinya Maryam, dengan tema-tema itulah orang jadi takut, lalu si penyampai berita bisa mengaku sebagai penyelamat. Orang yang takut akhirnya jadi pengikut.