BAB II SIKAP OPTIMIS DAN QURAN SURAT AL-INSYIRAH : 5 – 8
A. Sikap Optimis 1. Pengertian Sebelum penulis uraikan tentang pengertian optimis maka perlu diketahui dulu pengertian sikap. Sikap dalam bahasa Inggris adalah attitude, demeanor.1 Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Sikap yang dalam bahasa Inggrisnya disebut attitude tersebut adalah suatu cara bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi.2 Sedangkan menurut WS Winkel, sikap adalah kesiapan atau kecenderungan seseorang untuk bertindak, bereaksi secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.3 Selain itu menurut clifford T. Morgan : “An attitude in usualy defined by psicologist as a tendency to respon positively (favorably) of negatively (an favprably) to certain object person or situation.” Yang artinya sikap biasanya didefinisikan oleh para psikolog sebagai kecenderungan untuk menanggapi secara positif atau negatif terhadap suatu obyek tertentu atau situasi tertentu.4 Menurut Abu Ahmadi bahwa sikap merupakan kesiapan merespon yang sifatnya positif dan negatif terhadap obyek atau situasi secara konsisten.5 Beberapa pengertian sikap tersebut diatas maka bisa dipahami bahwa sikap adalah suatu kecenderungan untuk bertingkah laku, bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu obyek dengan tanggapan positif maupun negatif. Sikap merupakan pendirian yang timbul karena nalar atau 1
John M. Echols dan Hasan Shadilly, Kamus Indonesia Inggris, (Jakarta : Gramedia, 1998), hlm. 513. 2 Ngalim Purwanto, MP., Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Karya, 1992), hlm. 138. 3 WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : Gramedia, 1983), hlm. 149. 4 Clifford T. Morgan, Intruduction to Psycologi, (New York : The Mc. Graw Hill Book Company, 1961), hlm. 526. 5 H. Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), hlm. 164.
otak manusia yang dihadapkan dengan berbagai pengalaman. Sikap merupakan suatu reaksi dengan cara tertentu terhadap obyak bisa berbentuk pribadi, benda, lembaga, informasi dan cenderung untuk menggolongkan serta memberikan kategori. Sedangkan pengertian optimis menurut H. Mursal HM. Thahir yaitu suatu jenis suasana hati yang positif, hingga menyebabkan seorang menghayati sesuatu selalu dari segi yang baik dan menyenangkan saja.6 Optimis adalah suatu faham atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan, sikap yang selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal.7 Harapan dalam perbendaharaan bahasa Arab lebih dikenal dengan “ar rajak”, harapan dapat disamakan dengan optimisme, disebutkan dalam kitab Ihya’ : 8
ﺍﻟﺮﺟﺎﺀ ﻫﻮﺍﺭﺗﻴﺎﺡ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﺍﻻ ﻧﺘﻈﺎﺭ ﻣﺎ ﻫﻮ ﳏﺒﻮﺏ ﻋﻨﺪﻩ
Artinya : “Harapan ialah keinginan hati untuk menunggu apa yang disukai”. Pengertian optimis tersebut bisa dipahami suatu keyakinan yang positif dan berharapan yang baik pula terhadap segala sesuatu. Setelah penulis uraikan pengertian sikap dan optimis maka bisa disimpulkan bahwa sikap optimis adalah suatu perbuatan yang berdasarkan keyakinan terhadap segala hal dengan harapan yang baik. Seseorang yang bersikap optimis melahirkan kepercayaan diri yang dapat kita gunakan untuk meraih tujuan dalam mengatur diri, tanpa adanya harapan manusia akan merasa tidak mampu dalam berbuat apa-apa dan cepat frustasi. Orang yang bersikap optimis akan melihat mengapa sesuatu tidak dapat dilakukan. Bersikap optimis merupakan suatu sikap manusia yang berfikiran aktif, maju, selalu kretaif dan berpandang masa depan yang cemerlang. Suatu 6
H. Mursal H.M. Tahir, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan, (Bandung : al-Ma’arif, 1977),
hlm. 93. 7
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), hlm. 753. 8 Imam Ghazali, Ihya Ulumuddin, Juz X, (Kairo : Khalb Wahyu Syarakah, t.th), hlm. 139
semangat yang tinggi dalam bertindak menanggapi sebuah harapan. Sikap optimis menghindarkan manusia berburuk sangka baik terhadap diri sendiri, lingkungan maupun kepada yang Maha Kuasa. 2. Dasar Sikap Optimis Sebagaimana manusia hidup, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan negara bahkan secara umum dalam tujuan hidup di dunia ini tentunya memiliki sebuah pegangan, landasan dan dasar. Apalagi bila menengok bahwa Tuhan menciptakan semua makhluknya dengan penuh aturan yang menjadikan romantisnya kehidupan ini, tidak lain adalah supaya yang ada dalam jagad raya ini tertib sesuai dengan keteraturan. Begitu juga manusia harus teratur dalam menggapai cita-citanya, teratur dalam menghadapi masalah. Apalagi permasalahan masyarakat yang dari dahulu sampai sekarang tak ada selesainya. Maka dari itu manusia yang memiliki jiwa, akal dibangkitkan peranya yaitu dengan sikap optimis dalam menghadapi segala hal. Adapun hal yang menjadi dasar dalam bersikap optimis sebagaimana berikut : a. Keyakinan dalam hati Dalam
kehidupan
yang
tidak
stabil,
manusia
lebih
membutuhkan kestabilan ketimbang hal lainya. Manusia dalam perjuangan demi mencapai berbagai tujuanya, jika tidak dilengkapi kestabilan akan menemui kegagalan dan kekalahan. Sebenarnya jika tanggungjawab
bertambah,
kebutuhan
terhadap
kestabilan
dan
ketenanganpun bertambah pula. Atas dasar kenyataan ini menjadi tugas setiap insan untuk mempelajari bagaimana menghadapi kegelisahan dan kembali kepada kestabilan dan ketenangan dan akhirnya bagaimana mencapai kebahagiaan. Selain itu untuk mencapai kebahagiaan yang berperan terletak dalam jiwanya, seperti mata air kesengsaraan dilubuk hati yang dalam. Sebagaimana menurut Amirul Mu’minin a.s., obat untuk ini adalah didalam jiwa manusia itu sendiri yang terletak didalam
sumber-sumber kekuatan jiwa manusia dan tidak dapat menemukan dampak yang sama dari pengaruh luar, karena ini bersifat sementara.9 Uraian tersebut dapat dipahami bahwa kekuatan jiwa berperan penuh dalam menghadapi segala hal, namun kekuatan jiwa akan lebih kokoh jika bertambah keyakinan penuh dalam hati. Hati tidak akan bohong, hati akan bicara mana yang salah dan mana yang benar. Begitu juga ketika manusia melaksanakan suatu hal, ia harus semangat, beroptimis, namun supaya apa yang diinginkan terarah maka jiwa dan keyakinan menjadi kekuatan. Keyakinan merupakan kunci untuk membuka pintu kesuksesan bagi setiap orang. Selain itu menurut Dr. Ernest Holmes menerangkan arti keyakinan yaitu bahwa setiap orang memiliki keyakinan dalam kualitas yang sama, namun hanya beberapa yang memanfaatkanya secara sadar. Sebagai daya kekuatan yang positif, keyakinan merupakan janji realisasi suatu impian dan harapan. Sebagai daya kekuatan negatif, keyakinan merupakan suatu rasa takut dan cemas yang mendalam. Maka dalam hidup ini harus bisa memanfaatkan keyakinan secara mantap. Berhasil atau tidak itu adalah masalah yang tidak penting. Sebagaimana menurut S.I. Hayakawa berpendapat bahwa suatu keyakinan bisa salah atau benar, tapi kelak pasti menjadi kenyataan bila diyakini secara sungguh-sungguh.10 Begitu juga menurut Khalil al-Masawi bahwa yakin adalah derajat tertinggi dari ilmu dan makrifat. Yakin adalah penyangga pokok keimanan. Iman tanpa keyakinan tidak ubahnya seperti bangunan tanpa tiang penyangga. Yakin membebaskan jiwa manusia dari keraguan setan dan memberikan kepadanya ketenangan dan kepastian. Imam Ali a.s. berkata : “Jangan engkau membuat ilmu menjadi kebodohan dan keyakinanmu menjadi keraguan. Jika engkau mengetahui lakukanlah ; 9
Syayid Mujtaba Musyayi Kari, Psikologi Islam, (Bandung : Pustaka Hidayyah, t.th),
10
Denis Waitley, Butir-Butir Kebesaran Jiwa, (Semarang : Dahara Prize, 1994), hlm.
hlm. 25. 100.
jika engkau yakin majulah.”11 Keyakinan disini bisa dipahami sebagai niatan dalam hati, yang berarti bila seseorang melakukan sesuatu bila diiringi dengan niat yang sungguh-sungguh maka akan berhasil. Menurut al-Ghazali bahwa niat merupakan keinginan dan maksud yang merupakan ungkapan yang mengacu pada satu makna yaitu merupaka suatu keadaan dan sifat hati dan dikelilingi hubungan ilmu dan amal. Betapa pentingnya niat, beliau mengungkapkan bahwa niat tanpa amal lebih baik dari pada amal tanpa niat.12 Uraian tentang keyakinan di atas membuktikan bahwa dalam melakukan suatu hal dengan optimis, keyakinan atau niatan merupakan salah satu landasan yang penting demi kesuksesan yang akan dicapai. Keyakinan merupakan landasan dalam berusaha yang muncul dari hati yang dalam dan keyakinan merupakan penyangga keimanan. Selain itu keyakinan merupakan unsur yang paling mampu memberikan kepada manusia untuk beroptimis, bila semua orang menjadi satu bangsa beriman kepada Allah, Rasul dan hari akhir akan mudah bagi setiap orang untuk saling percaya. Kurangnya keyakinan, keimanan manusia adalah suatu alasan bagi adanya penyakit curiga dalam masyarakat. Seseorang yang beriman kepada Allah akan bergantung pada kekuatan yang tak terbatas bila dirundung kelemahan. Selama menderita ia mencari perlindungan kepada Allah.
b. Berfikir positif Setelah diuraikan landasan dalam bersikap optimis yang pertama yaitu keyakinan, yang kedua adalah berfikir positif, yaitu merupakan aplikasi praktis dari iman untuk mengatasi kekalahan dan untuk mendapatkan nilai kreatif yang berharga didalam hidup.13 11
Khalil al-Musawi, Bagaimana Membangun Kepribadian Anda, (Jakarta : Lentera Basri Tama, 1998), hlm. 7. 12 Al-Ghozali, Mutiara Ihya’ Ulumuddin, (Bandung : Mizan, 1996), hlm. 386. 13 Norman Vincent Peale, Berfikir Positif, (Jakarta : Bina Rupa Aksara, 1992), hlm. 2
Berfikir positif merupakan awal dari kemunculan niat baik, juga merupakan kekuatan yang tak terhingga ujar doktor Charles Garfield ahli jiwa pada Universitas California Francisco. Bila seseorang sudah tumbuh keyakinan positif pasti bisa mengatasi stres. Yakin bahwa akhirnya terbebas dari pikiran kacau, gelisah sebagaimana sabda Nabi Muhammad bahwa setiap penyakit itu ada obatnya.14 Kemudian seseorang dalam menghadapi persoalan sering terfikirkan akan ketidakmampuan dalam menghadapinya. Maka salah satu dari usaha untuk mengatasinya adalah merumuskan dan menanamkan dalam pikiran dengan suatu gambaran mental tentang diri yang berhasil. Jangan pernah memikirkan sebagai orang gagal, jangan meragukan realitas dari citra mental. Karena pikiran selalu berusaha menanggapi apa yang digambarkan. Jadi dalam hal ini yang ada dalam pikiran selalu yang tampak berlangsung saat itu.15 Dalam pemecahan berbagai persoalan yang tidak terpecahkan di alam ini, derita hidup yang terus menerus dari kemungkinan awan hitam yang menggelapi jiwa, maka diperlukan pikiran yang terbimbing dan benar. Karena pikiran yang jernih merupakan mata air yang mengalir deras, yang membawa manusia kepada derajat yang paling mulia. Orang yang kemampuan berfikirnya tumbuh menjadi pesat eksistensi, dengan tabah dapat berdiri tegak ketika penderitaan menimpanya dan mereka mengambil cara pandang yang positif. Kemudian untuk dapat membimbing jiwa kepada pemikiran yang benar dapat dilengkapi dengan kekuatan rohani untuk mengalahkan kegelisahan. Jiwa mengarahkan kepada pemikiran, kemudian pemikiran mengarah kepada suatu cara terhadap apa yang dikehendaki, oleh karena itu pemikiran jangan sampai membiarkan diri untuk mengambil segala pemikiran yang buruk, karena bisa menjadikan berbagai macam kesengsaraan. Maka manusia dalam menghadapi segala hal harus 14
99.
Laksono, Penyembuhan Problematika Kejiwaan, (Jatim : Bintang Pelajar, 1999), hlm.
berjuang secara terus menerus guna meraih kesempurnaan, dan mencapai cita-cita yang paling mulia dan berbagai tujuan yang paling agung, karena rahasia keberhasilan serta kebahagiaan hanya terletak pada pemikiran yang benar.16 Dalam Islam pemikiran yang benar sangat ditekankan sekali setelah keyakinan ditanam dalam hatinya, dan tidak boleh menanggapi permasalahan, mensikapi serta memutuskan suatu hal sebelum ada bukti yang jelas.17 Amirul Mu’minin a.s. berkata: “Berprasangka baiklah kepada saudara-saudaramu kecuali kalau ada sesuatu yang membuatmu memutuskan sebaliknya ; dan janganlah mengeluarkan sesuatu kata yang buruk tentangnya bila masih ada kemungkinan yang baik padanya.” Berprasangka baik atau berfikir positif sangat menguntungkan, menyelamatkan jiwa manusia. Mengenai ini Imam Ali a.s. menasehati kaum muslimin agar berfikir secara positif terhadap satu sama lain dan bertindak dengan cara yang tidak membuat orang lain curiga. Seseorang yang dugaanya terhadap orang lain negatif akan mengurangi kemampuan akal secara logis. Penolakan mentah-mentah prasangka buruk terhadap kaum muslimin adalah tanda dari kekuatan spiritual mereka.18 Imam Ali a.s. berkata : “Orang yang menolak prasangka buruk terhadap saudaranya, memiliki akal yang sehat dan hati yang damai.” Allah SWT berfirman :
ﻳﺎﺍﻳﻬﺎ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺍﻣﻨﻮﺍ ﺍﺟﺘﻨﺒﻮﺍ ﻛﺜﲑﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﻈﻦ ﺍﻥ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻈﻦ ﺍﰒ (12 : )ﺍﳊﺠﺮﺍﺕ
15
Norman Vincent Peale, op.cit., hlm. 15. Syayid Mujtaba Musyayi Kari, op.cit., hlm. 26 – 17. 17 Ibid., 29. 18 Syayid Mujtaba Musyayi Kari, op.cit., hlm. 32. 16
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.”19 ( QS. al-Hujurat: 12) Ayat di atas mengandung anjuran jangan berburuk sangka antar sesama terutama antar teman seiman, secara umum harur didasari sikap baik sangka. Karena berbaik sangka kepada orang lain adalah sumber untuk menumbuhkan hubungan baik, sedang berburuk sangka menumbuhkan hubungan ketegangan didalam hubungan sosial bahkan bisa mendorong kepada kedengkian, pemutusan hubungan dan permusuhan. Memang dalam menghadapi suatu hal, mendengar suatu informasi atau ucapan orang lain jangan cepat-cepat menaruh prasangka buruk kepadanya atas informasi tersebut, karena bisa jadi informasi atau ucapan orang tersebut adalah benar, tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan. Maka sebelumnya perlu mengartikan suatu maksud yang baik. Imam Ali a.s. berkata: “ Jangan kau berburuk sangka terhadap ucapan saudaramu padahal kamu masih melihat ada kemungkinan maksud baik dari ucapan itu.”20 Berfikir positif selain terhadap sesama juga terhadap diri sendiri sangat berlaku, serta berharapan yang baik, percaya akan kemampuan yang tak lepas akan kekuatan Tuhan. Maka dalam menghadapi masalah perlu mensikapi dengan hati-hati dan selalu optimis, dan sebagai suatu hal yang sangat penting, maka keyakinan sebagai kunci kesuksesan yang diiringi dengan pikiran yang positif, harapan yang baik yang akhirnya memiliki sikap atas pemikiran yang terbaik. 3. Realisasi Sikap Optimis Dalam adanya ide maka tidak cukup terbentuk dalam pikiran saja melainkan haruslah teraktualisasikan dalam bentuk sikap, yang merupakan hasil ekspresi jiwa. Sebagaimana orang optimis dimana sikap optimis sangat penting artinya bagi diri seorang dalam mengarungi kehidupan
19
Soenarjo, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang : Wicaksana, 1994), hlm. 847 Khalil al-Musawi, op. cit., hlm. 35
20
untuk menggapai suatu keberhasilan. Sikap optimis dapat dilihat dalam tingkah laku, yaitu: a. MEMPUNYAI HARAPAN YANG BAIK HARAPAN
BISA DIARTIKAN CITA-CITA YANG POSITIF.
SESEORANG
HARUS MEMBUAT RENCANA YANG BESAR, RENCANA TERSEBUT DAPAT SESEORANG,
MEMPENGARUHI
KEMUNGKINAN BERHASIL.
RENCANA
SIKAP OPTIMIS YANG TINGGI.
CITA-CITA
SEHINGA
TERSEBUT
YANG BESAR MENUNJUKAN ADANYA
ORANG
YANG BERANI MENGABDIKAN DIRI
PADA CITA-CITA YANG TINGGI DAN LUAR BIASA TENTU MEMPUNYAI TENAGA DAN KEKUATAN UNTUK MENCAPAINYA.
KEKUATAN
ITU TERLETAK PADA
21
PENGABDIAN CITA-CITA TERSEBUT.
CITA
ADALAH PERCAYA AKAN ZAMAN DEPAN.
HIDUP
KUMPULAN KEINGINAN, CITA-CITA USAHA DAN BUAH HASIL. TIDAK DAPAT DIPISAHKAN.
JALAN
PERTENGAHAN DAN UJUNG.
PERMULAAN
IALAH
SEKALI-KALI
HIDUP MEMPUNYAI PERMULAAN, LANGKAH IALAH CITA-CITA,
IKHTIAR MENJALANI DAN TAKDIR MENYUDAHI.
HIDUP
PERLU CITA-CITA,
TAK ADA CITA, HIDUP SEAKAN-AKAN TIDAK BERHAKIKAT.
KALAU
BUKAN
CITA-CITA, TENTU TIDAK TIMBUL ORANG YANG PINTAR, MUNCUL PEMIMPIN 22
YANG TAMPIL KEMUKA DAN MEMANDANG MURAH HARGA NYAWANYA.
HARAPAN
HARUS DIHADAPKAN PEMIKIRAN YANG POSITIF DAN
MEMBANTU, JANGAN MEMBIARKAN PEMIKIRAN YANG NEGATIF DAN TIDAK TERLALU REALITAS SEHINGGA MEMBELENGGU HARAPAN BAIK YANG ADA 23
PADA DIRI SENDIRI.
HARAPAN
YANG BERARTI HARAPAN YANG POSITIF
YAITU HARAPAN YANG MEMILIKI MUATAN-MUATAN OPTIMISME DAN KESUNGGUHAN UNTUK SAMPAI PADA TUJUAN YANG DIINGINKAN.
TANPA
HARAPAN HIDUP AKAN KACAU DAN MASYARAKAT AKAN MENJADI PESIMIS DAN MEMILIKI JIWA YANG RAPUH.
SEGALANYA
AKAN MENJADI LEBIH BAIK
KETIKA MANUSIA MENGHARAPKAN YANG TERBAIK, BUKAN YANG TERBURUK.
21
MACK R DOUGLAS, MENUJU PUNCAK PRESTASI (YOGYAKARTA : KANISIUS, 1995), HLM. 25 HAMKA, FALSAFAH HIDUP (JAKARTA : PUSTAKA PANJI MAS, 1984), HLM. 151 23 KHALIL AL-MUSAWI, OP. CIT., HLM. 15 22
MENGHARAPKAN
YANG TERBAIK BERARTI MENARUH SELURUH HATI PADA
SUATU YANG INGIN DICAPAI.
b. Berfikir secara luas Islam membimbing manusia sesuai dengan perkembanganya untuk menuju kesempurnaan, bahkan Islam memberikan jangkauan yang luas dalam menjalani kehidupan menuju kemajuan dunia yang dekat dari pada-Nya.24 Allah dengan firman-firmanya dan tanda-tanda kekuasaan-Nya memberikan bimbingan pada manusia untuk bisa terbuka hatinya dan bergerak atau berperan akalnya. Apalagi manusia sejak zaman Adam sampai sekarang yang tak terlepas dari sebuah musibah, persoalan lain yang itu adalah ujian, peringatan pada manusia supaya menggunakan akalnya untuk berfikir, dan itu bisa dilihat dimasyarakat Indonesia saat ini dengan berbagai persoalan khususnya permasalahan ekonomi, jika masyarakatnya kurang berfikir secara luas dan sempit dalam memandang cakrawala kehidupan ini, maka tidak sedikit yang mempunyai persoalan susah mencari nafkah, banyak hutang, akhirnya bunuh diri. Maka orang yang optimis dari permasalahan apapun akan memiliki wawasan berfikir dalam artian secara luas. Memandang suatu permasalahan tidak hanya dari satu segi. c. PERCAYA DIRI PERCAYA DIRI ADALAH KEYAKINAN DIRI, MANUSIA BISA MENANGANI 25
SEGALA SESUATU DENGAN TENANG.
MENURUT ZAKIAH DJARAJAH,
BILA
ADA RINTANGAN ATAU HALANGAN DAPAT DIHADAPI DENGAN SUKSES DAN DENGAN SUSKSES YANG DICAPAI MEMBAWA KEGEMBIRAAN, DENGAN GEMBIRA AKAN MENIMBULKAN PERCAYA DIRI, DAN PERCAYA DIRI MENJADIKAN ORANG OPTIMIS DALAM HIDUP, SETIAP PERSOALAN DIHADAPI DENGAN
24
25
TENANG
SEHINGGA
PENGANALISISAN
PROBLEM
DAPAT
H. Oemar Bakry, Akhlak Muslim (Bandung : Angkasa, t.th), hlm. 446
KENETH HAMBLY, BAGAIMANA MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI (JAKARTA : ARCAN, 1995), HLM. 3
DILAKSANAKAN, INILAH PERCAYA DIRI, DAN INI DAPAT DILIHAT DARI 26
PENCERMINAN TINGKAH LAKUNYA.
BEGITU
JUGA MENURUT
JOHN
FEREIN, SEORANG KONSULTAN DARI DOLAITTE DAN TOUCHE CONSULTING MENGATAKAN:
“SEORANG YANG MEMILIKI KEPERCAYAAN DIRI, DISAMPING
MAMPU UNTUK MENGENDALIKAN DAN MENJAGA KEYAKINAN DIRINYA, JUGA 27
AKAN MAMPU UNTUK MAMBUAT PERUBAHAN DILINGKUNGANYA.
MENURUT HAMKA
PERCAYA KEPADA DIRI SENDIRI ADALAH TIANG
BUDI PEKERTI YANG UTAMA DAN YANG SANGGUP MEMIKUL HANYA ORANG YANG KEMANUSIAANYA TINGGI, PERCAYA PADA DIRI SENDIRI MENIMBULKAN KEKUATAN KEMAUAN DAN KEHENDAK.
MENIMBULKAN
USAHA SENDIRI,
DENGAN TAK MENGHARAPKAN ORANG LAIN. PERCAYA DIRI ADALAH KARENA 28
JIWA YANG MERDEKA DAN MENYEBABKAN KEMENANGAN HIDUP.
MEMANG
PERCAYA DIRI SANGAT DIPERLUKAN, SEBAB DENGAN PERCAYA DIRI ORANG SELALU OPTIMIS, ORANG AKAN SADAR DIRI, KENAL TERHADAP DIRI SENDIRI, TIDAK MERASA RENDAH DIRI DAN MENGHARGAI KEMAMPUAN YANG DIMILIKINYA.
d. Bersungguh-sungguh Dalam melaksanakan suatu hal, orang yang optimis maka akan nampak bersungguh-sungguh yang telah diiringi dengan kekuatan niat. Orang yang sungguh-sungguh akan selalu berusaha walau gagal maka akan selalu dicoba dan mencoba lagi. Menurut Khalil alMusawi dalam bukunya Bagaimana Membangun Kepribadian menganjurkan bahwa berusahalah supaya tidak ditimpa keputusasaan dalam hidup. Ketahuilah bahwa dalam hidup ini adalah rangkaian dari kemenangan dan kekalahan, keberhasilan dan kegagalan, jika gagal janganlah terpaku melainkan jadikanlah pelajaran dan ubahlah menjadi keberhasilan, jika ada musibah istighfarlah pada Allah dan
26
ZAKIYAH DJARAJAH, KESEHATAN MENTAL (JAKARTA : HAJI MASAGUNG, 1990), HLM. 25 ARY GINANJAR AGUSTIAN, RAHASIA SUKSES MEMBANGUN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL (JAKARTA : ARGA, 2001), HLM. 79 28 HAMKA, OP. CIT., HLM. 244 27
langkahkan kaki dengan tegap dijalan kebajikan.29 Seseorang yang optimis akan bersungguh-sungguh dalam tindakan dan tidak akan putus asa jika gagal. Apalagi dalam menggapai cita-cita maka ia akan selalu bersemangat, berusaha bagaimana mencapainya. Dengan bersungguh-sungguh, bersemangat seseorang tidak mengenal lelah, kalah dan mengeluh melainkan akan selalu tenang, bersyukur dan bahagia. Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa orang yang optimis bisa dilihat atau direralisasikan dalam cara berfikir dan bagaimana cara bertindak. Dalam berfikir akan memiliki pemikiran yang positif, berharapan yang baik dan dalam menghadapi masalah akan lapang dada, terbuka pemikiran yang jernih, pemikiranya tidak sempit. Tindakan orang optimis, akan berusaha semangat, bersungguhsungguh, tidak putus asa dan tidak mengeluh.
B. Pembahasan QS. al-Insyirah Surat ini terdiri dari 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Makiyah dan diturunkan sesudah surat adh-Dhuha. Nama “Alam Nasyrah” diambil dari kata “Alam Nasyrah” yang terdapat pada ayat pertama, yang berarti: “Bukankah Kami telah melapangkan.”30 1. Munasabah Surat Munasabah adalah ilmu yang menerangkan korelasi atau hubungan antara suatu ayat/surat dengan ayat/surat yang lain, baik sebelumnya maupun setelahnya. Tentang adanya hubungan tersebut, maka dapat diperhatikan lebih jelas bahwa ayat atau surat yang terputus-putus tanpa adanya kata-kata penghubung (pengikat) mempunyai munasabah atau persesuaian antara yang satu dengan yang lain.31Munasabah surat al-Insyirah sebagai berikut : a. HUBUNGAN DENGAN SURAT ADH-DHUHA 29
Khalil al-Musawi, op. cit., hlm. 16 Soenaryo, op. cit., hlm. 1073 31 Ahmad Rofi’I dan Ahmad Syadlaly, Ulumul Quran, (Bandung : Pustaka Setia, 1998), hlm. 168 30
-
KEDUA SURAT INI ERAT HUBUNGANYA KARENA SAMA-SAMA DUTUJUKAN PADA NABI MUHAMMAD SAW.
-
KEDUA
SURAT INI SAMA-SAMA MENERANGKAN NIKMAT-NIKMAT
SWT DAN MEMERINTAHKAN KEPADA
ALLAH
NABI UNTUK MENSYUKURI NIKMAT
32
ITU.
b. Hubungan dengan surat at-Tiin Dalam surat al-Insyirah, Allah menjelaskan perintah kepada Nabi Muhammad saw untuk selaku manusia sempurna. Maka dalam surat at-Tiin, diterangkan bahwa manusia itu adalah makhluk Allah yang mempunyai kesanggupan baik lahir maupun batin. Kesanggupan itu menjadi kenyataan bila mana mereka mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW.33 Setelah penulis sebutkan munasabah surat al-Insyirah dengan surat adh-Dhuha dan surat at-Tiin, Maka dapat penulis simpulkan bahwa dalam surat adh-Dhuha Allah menganjurkan pada Nabi Muhammad untuk tidak putus asa dan selalu mensyukuri nikmat-Nya, dalam surat al-Insyirah Nabi dianjurkan untuk selalu semangat dan selalu percaya bahwa dalam menghadapi segala hal Allah pasti akan memberikan suatu pertolongan, pertolongan itu merupakan nikmat yang harus disyukuri. Setelah itu dilanjutkan surat at-Tiin bahwa manusia yang baik adalah beriman dan beramal saleh seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. 2. Isi kandungan Surat al-Insyirah mengandung sebuah penegasan tentang nikmat Allah swt yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw dan pernyataan Allah
bahwa
disamping
kesukaran
ada
kemudahan,
karena
itu
diperintahkan kepada Nabi agar tetap melakukan amal-amal saleh dan bertawakkal kepada-Nya.34
32
SOENARJO, OP. CIT., Ibid., hlm. 1074 34 Ibid., hlm. 1072 33
HLM. 1071
Kemudian Syekh Ahmad Musthafa al-Maraghi dalam tafsirnya alMaraghi mengungkapkan bahwa surat al-Insyirah berisikan 4 maksud yaitu: -
Menguraikan segala kenikmatan yang telah diberikan kepada rasulNya.
-
Janji Allah untuk menghilangkan kesulitan dan cobaan yang dihadapi oleh beliau.
-
Diperintahkan kepada beliau agar tetap tekun dan terus menerus beramal saleh.
-
Pasrah diri semata-mata kepada-Nya dan menghadapkan segala harapan juga hanya kepada-Nya.35 Selain itu Quraish Shihab mengungkapkan bahwa surat al-Insyirah
menegaskan bahwa setelah segala daya dan upaya dilakukan, barulah berserah diri diperlukan. Disisi lain, bahwa usaha saja tidak cukup, melainkan harus dibarengi dengan do’a dan harapan kepada Allah. Kedua hal tersebut selalu menghiasi pribadi setiap muslim, karena betapapun kuatnya manusia potensinya terbatas. Hanya harapan tercurah kepada Allah yang dapat menjadikan ia bertahan menghadapi hempasan ombak kehidupan yang terkadang tak mengenal kasih. Demikian surat al-Insyirah ini memulai ayat-ayatnya dengan menggambarkan anugerah ketenangan jiwa yang telah diperoleh Nabi Muhammad serta diakhiri dengan petunjuk yang dapat menghantarkan seseorang guna memperoleh ketenangan itu.36 C. Pembahasan Surat al-Insyirah Ayat 5 – 8 1. Teks dan terjemah surat al-Insyirah ayat 5 – 8
35
Syaeh Muhammad al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi Juz xxx (Bandung : Rosda, 1987), hlm. 230-231 36 M Quraish Shihab, Tafsir Al-Qur'an Al-Karim, cet:II (Bandung : Pustaka Hidayah, 1997), hlm. 408
ﻭﺇﱃ. ﻓﺈﺫﺍ ﻓﺮﻏﺖ ﻓﺎﻧﺼﺐ. ﺇﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮﺍ.ﻓﺈﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮﺍ (8-5 : )ﺍﻻﻧﺸﺮﺍﺡ.ﺭﺑﻚ ﻓﺎﺭﻏﺐ Artinya: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap.”37(QS. Al-Insyirah : 5-8)
2. Penjelasan kata-kata
ﻓﺈﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮﺍayat adanya kaitan
ini diawali kata fa untuk menunjukkan
antara kedua keadaan (antara munculnya kesulitan dan
datangnya kemudahan). Menggunakan
ﺍﻝ
umum (yakni dalam semua kesulitan).
ﻋﺴﺮ
sebelum
ﻋﺴﺮ
memberi makna
Yang dimaksud di sini adalah
seperti kemiskinan, kelemahan, pengkhianatan kawan, keperkasaan musuh, langkanya sarana yang diperlukan.38
ﻳﺴﺮﺍ
Dalam kata-kata ini digunakannya nakirah (tanda untuk
menunjuk sesuatu yang tidak tertentu atau indefinite article) yang memberikan arti bahwa yang datang sesudah suatu kesulitan adalah kemudahan dalam bentuk atau wujud apapun, bukan kemudahan tertentu saja.39
ﻣﻊ
Bersama (dalam kalimat sesungguhnya bersama dengan
kesulitan dan seterusnya) adalah demi memperkuat harapan bahwa kemudahan pasti akan datang juga. 37
Soenarjo, op. cit., hlm. 1073 M Abduh, Tafsir al-Quran al-Karim, Terj., cet:III (Bandung : Mizan, 1999), hlm.234 39 Ibid., hlm. 237 38
ﻓﺮ ﻏﺖterambil
Kata
ﻓﺮﻍ
dari kata
yang ditemukan dalam
al-Qur’an sebanyak enam kali dalam berbagai bentuk. Dari segi bahasa kata tersebut berarti “kosong setelah sebelumnya penuh”. Gelas yang tadinya penuh kemudian di minum atau tumpah sehingga kosong, atau hati yang tadinya gundah dipenuhi kerisauan kemudian menjadi tenang. Seseorang yang
telah
memenuhi
waktunya
dengan
pekerjaan
kemudian
ia
menyelesaikan pekerjaan tersebut maka jarak waktu antara selesainya pekerjaan pertama dan dimulainya pekerjaan selanjutnya dinamai Kata
ﻓﺎﻧﺼﺐ
“maka” dan
ﻓﺮﺍ ﻍ
terdiri atas rangkaian huruf fa yang biasa diterjemahkan
ﺍﻧﺼﺐyang merupakan bentuk perintah dari kata ﻧﺼﺐyang
berarti berat, letih. Dalam hal ini dimaksudkan untuk lebih bersungguhsungguh. 40
ﻓﺎﺭﻏﺐ
Terulang delapan kali dalam al-Qur’an dengan berbagai
bentuk namun hanya sekali dalam bentuk perintah yang digunakan untuk menggambarkan “kecenderungan hati yang sangat mendalam kepada sesuatu, baik untuk membenci maupun untuk menyukai.” Apabila kata tersebut digandengkan dengan
ﰱ
atau
ﺍﱃ
berarti sangat ingin, suka, dan
cinta. Sebaliknya bila digandengkan dengan
ﻋﻦ
maka berarti benci atau
tidak suka. Maka
ﻓﺎﺭﻏﺐ
pada ayat delapan ini karena dibarengi dengan
ﺍﱃ
berarti “kecenderungan yang mendalam”, harapan yang besar dan
40
Quraish Shihab, op. cit., hlm.462-467
mendalam, kecintaan yang luar biasa, hendaknya hanya ditujukan kepada Allah. Kemudian pada ayat delapan sebagai kata penghubung, dalam hal ini merupakan penghubung yang sangat mendalam. Dari ayat tuju dan ayat delapan yang berarti seseorang harus selalu menghubungkan antara kesungguhan berusaha dengan harapan serta kecenderungan hati kepada Allah.41 3. Munasabah ayat Sebagaimana diketahui bahwa munasabah adalah membahas korelasi antara suatu ayat/surat dengan ayat/surat yang lain, dan setelah di atas telah penulis jelaskan munasabah surat maka disini akan penulis jelaskan munasabah ayat yang terdapat dalam surat al-Insyirah. Dalam surat al-Insyirah ayat 1 dijelaskan tentang penegasan anugerah Allah kepada Nabi-Nya yang berupa kelapangan dada. Kemudian dilanjutkan ayat kedua dan ketiga merinci anugerah tersebut dan menguatkan kesan yang ditimbulkan oleh kata “laka” pada ayat satu yakni bahwa anugerah yang diperolah Nabi Muhammad saw merupakan anugerah khusus. Beliau memperoleh keinginan dari hal yang berat yang dipikulnya. Bagaimana beratnya beban tersebut dijawab pada ayat berikutnya yaitu pada ayat ketiga. Yang dimaksudkan beratnya beban disini menurut Quraish Shihab yang sepakat dari pendapat Muhammad Abduh adalah tentang keadaan umatnya pada masa jahiliyah. Kemudian ayat keempat diterangkan bahwa Allah meninggikan namanya. Yang mana ketinggian nama Nabi Muhammad saw bukan hanya berdasarkan tolok ukur kepercayaan Islam tetapi juga dengan berbagai tolok ukur obyektif. Dimana beliau memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan manusia lain.42 Dilanjutkan ayat 5 dan 6 yang merupakan lanjutan ayat 1-4 tentang ayat yang menguraikan anugerah Allah pada Nabi Muhammad yang 41 42
Quraish Shihab, op. cit., hlm. 467 Ibid., hlm. 445-454
bermula dari melapangkan dada beliau sampai meninggikan namanya. Pada ayat 5 dan 6 menjelaskan bahwa betapapun beratnya kesulitan itu terdapat kemudahan, ayat ini memesankan agar manusia berusaha menemukan segisegi positif dan mencari hikmah yang dapat dimanfaatkan dari setiap kesulitan yang dihadapi. Jadi ayat ini menanamkan optimisme kedalam jiwa setiap muslim. Pada ayat 7 dijelaskan bahwa Allah memberikan petunjuk agar bersungguh-sungguh, berusaha dan bekerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Pekerjaan disini tentunya hal-hal yang dibenarkan oleh Allah. Ayat ini juga memberi petunjuk untuk selalu mengisi waktu sehingga tidak berleha-leha, dan dari kesibukan, kesungguhan seseorang dalam berusaha, bekerja atau melaksanakan suatu hal, disusul ayat 8 yang menerangkan tentang suatu perintah untuk menggantungkan harapan kepada Allah. Jadi ini bertanda bahwa tersebut harus terlebih dahulu diwujudkan, baru kemudian mencurahkan hanya kepda Allah swt.43 Munasabah dari ayat 1-8 runtut sekali dimana munasabah diatas merupakan sebuah anjuran, perintah yang diawali dari ayat 1-4 tentang Allah memberikan suatu anugerah, kenikmatan yang harus disyukuri, dilanjutkan ayat 5-6 suatu anjuran untuyk selalu semangat dalam menghadapi segala hal. Pada ayat 7-8 adanya suatu anjuran bahwa setelah semangat berusaha dalam melaksanakan suatu hal maka hanya kepada Allahlah menaruh suatu harapan, secara umum surat al- Insyirah ini dimulai dengan menggambarkan anugerah ketenangan jiwa kemudian diakhiri dengan petunjuk yang dapat mengantarkan seseorang guna memperoleh ketenangan itu. 4. Asbabun Nuzul Menurut as-Suyuthi, ayat ini turun ketika kaum musyrikin memperolok-olokkan kaum muslimin karena kefakiranya.44 Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika ayat ini turun, Rasulullah bersabda: “ Bergembiralah kalian, karena akan datang kemudahan bagi 43
Ibid., hlm. 455-467
kalian.
Satu
kesusahan
tidak
akan
mengalahkan
dua
kemudahan.”Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari al-Hasan. Hal ini sama dengan pendapat Imam jalaluddin dalam tafsir Jalalain menyebutkan bahwa : diriwayatkan Ibnu Abbas r.a. telah menceritakan, bahwa ayat ini duturunkan ketika orang-orang musyrik mencela orangorang muslim karena kemiskinanya, dan juga ketika Nabi memberikan nasehat kepada orang mukmin untuk tetap bergembira ketika ditimpa kesulitan.45 Dari keterangan mengapa turun ayat tersebut terdapat sebuah nasehat, adanya sebuah pesan dari wahyu Allah kepada semua manusia untuk
selalu
bersemangat,
menghilangkan
rasa
kesedihan,
dan
menghilangkan rasa kekhawatiran. Maka dianjurkan bila seseorang dalam keadaan sulit, yang itu merupakan sebuah langkah atau jalan untuk meraih kesuksesan dan kemudahan. Jadi ayat tersebut merupakan sebuah siraman kebahagiaan, ketenangan dan menumbuhkan gairah kehidupan yang selalu diliputi keimanan kepada Allah. 5. Penjelasan Q.S. al-Insyirah : 5-8 Dalam pembahasan ini, penulis akan mengemukakan beberapa pendapat ahli tafsir, sebagai berikut: a. MENURUT M. NASIB AR-RIFA’I
ﺍﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮﺍ. ﻓﺎﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮﺍ: BERSAMA KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN. KESULITAN
ITU
MENGABARKAN KEMUDAHAN.
ADA BAHWA
KEMUDAHAN.” DIMANA
KEMUDIAN ALLAH
IBNU ABI HATIM BAHWA A-ID
ADA
DAN
DALAM
"MAKA SESUNGGUHNYA
SESUNGGUHNYA BERSAMA AYAT
KESULITAN
INI MAKA
ALLAH
SWT
DISITULAH
MENGUATKAN LAGI, DIRIWAYATKAN OLEH
BIN SURAI BERKATA, “ AKU MENDENGAR ANNAS
BIN MALIK BERKATA:
44
K.H.Q. Shaleh dan H.A.A. Dahlan, Asbabun Nuzul, Edisi Kedua (Bandung : Diponegoro, 2000), hlm.656 45 Imam Jalaluddin al-Mahally dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi, Tafsir Jalalain, Juz IV. Terj. (Bandung : Sinar, 1990), hlm. 2748
ﺟﺎﻟﺴﺎ ﻭﺣﻴﺎﻟﻪ ﺣﺠﺮ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻮﺟﺎﺀ ﺍﻟﻌﺴﺮ ﻓﺪﺧﻞ.ﻡ.)ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﱯ ﺹ ﻫﺬﺍ ﺍﳊﺠﺮ ﳉﺎﺀ ﺍﻟﻴﺴﺮ ﺣﱵ ﻳﺪﺧﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻴﺨﺮﺟﻪ ﻓﺎﻧﺰﻝ ﺍﷲ ( ﺍﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮﺍ. )ﻓﺎﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮﺍ.ﻋﺰﻭﺟﻞ ARTINYA : “NABI
SAW PERNAH DUDUK DEKAT SEBUAH BATU LALU BELIAU BERSABDA, “ KALAU ADA KESULITAN ITU DATANG KEMUDIAN MASUK KEDALAM BATU INI, KEMUDAHAN AKAN DATANG DAN MASUK OULA KEBATU INI, KEMUDIAN MENGELUARKAN KESULITAN TADI, LALU ALLAH MENURUNKAN AYAT, KARENA SESUNGGUHNYA BERSAMA KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN, SESUNGGUHNYA BERSAMA KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN.”
SEORANG PENYAIR BERKATA: “ SERING KALI KEMELUT MENYULITKAN UPAYA SANG PEMUDA DISISI ALLAHLAH JALAN KELUARNYA KEMELUT MEMUNCAK, SETELAH KOKOH KEPUNGANYA, IAPUN USAI, SEBELUM DIA MENDUGA KEMELUT TIDAK AKAN DISINGKIRKAN.” FIRMAN ALLAH SWT : ”MAKA
SUNGGUH-SUNGGUH.
DAN
HENDAKNYA KAMU BERHARAP.”
YAITU
KERJAKANLAH
TUHANMULAH
APABILA TELAH SELESAI MAKA
DENGAN
HANYA
KEPADA
BILA KAMU TELAH
SELESAI DENGAN URUSAN-URUSAN DUNIA DAN KESIBUKANYA SERTA TELAH MELEPASKAN BERBAGAI MACAM ATRIBUTNYA, MAKA SIAPKANLAH LANGKAH KAKIMU UNTUK BERIBADAH DAN LAKUKANLAH NIAT SERTA HARAPAN KEPADA
TUHANMU. ATAS
DASAR MAKNA INILAH ADA SEBUAH HADIS
NABI
YANG
DIRIWATKAN OLEH BUKHARI DAN MUSLIM:
ﻻﺻﻼﺓ ﲝﻀﺮﺓ ﻃﻌﺎﻡ ﻭﻻ ﻭﻫﻮ ﻳﺪﺍ ﻓﻌﻪ ﺍﻻﺧﺒﺜﺎﻥ ARTINYA: “TAK
SEMPURNA SHALAT DIHADAPAN MAKANAN DAN TIDAK SEMPURNA SHALAT DALAM KEADAAN MENAHAN BUANG AIR DAN 46 ANGIN.”
b. Menurut Murtadha Muthahari
ﺍﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮﺍ.ﻓﺎﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮﺍ “Maka dibalik kesulitan itu ada kemudahan; Sungguh, dibalik kesulitan itu ada kemudahan.” Ayat ini menerangkan bahwa kesulitan itu datang, sedang kemudahan bersamanya; dan kemudahan itu ada didalam kesulitan. Akhir dari malam yang gelap adalah pagi yang terang. Maksud firman Allah ini ialah : bila engkau ingin memperoleh kemudahan, kesenangan dan kebahagiaan, maka engkau tiadak mungkin memperolehnya begitu saja sebelum engkau menyeberangi jalan yang penuh tantangan. Sesungguhnya menakjubkan,
juga
ungkapan seluruh
itu
adalah
ayat-ayatnya.
Ayat
ungkapan
yang
tersebut
pada
permulaanya dialamatkan khusus kepada Rasulullah, menyebutkan nikmat-nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya: melapangkan dadanya, menghilangkan beban yang berat darinya, dan meninggikan sebutanya. Tetapi berdasarkan hukum apa? Perbuatan-perbuatan Allah seluruhnya berjalan sesuai hukum tertentu (sunnatullah), lalu berdasarkan hukum dan sunnah yang manakah pernyataan : “ Maka dibalik kesulitan itu ada kemudahan; sungguh, dibalik kesulitan itu ada kemudahan.” ? Hukum itu terdapat dalam surat as-Sajadah ayat 24:
ﻭﻛﺎﻧﻮﺍ ﺑﺄﻳﺎﺗﻨﺎ ﻳﻮﻗﻨﻮﻥ.ﻭﺟﻌﻠﻨﺎ ﻣﻨﻬﻢ ﺍﺋﻤﺔ ﻳﻬﺪﻭﻥ ﺑﺎﻣﺮﻧﺎ ﳌﺎ ﺻﱪﻭﺍ (24 : )ﺍﻟﺴﺠﺪﺓ Artinya: “ Dan sebagian dari mereka Kami jadikan pemimpin-pemimpin (imam-imam) yang memberi petunjuk kepada manusia dengan perintah Kami karena mereka bersabar dan yakin terhadap ayat-ayat Kami.”(QS. As-Sajadah : 24)
46
M. NASIB AL-RAFI’I, RINGKASAN TAFSIR IBNU KATSIR, JILID IV, CET.II, TERJ. (JAKARTA : GEMA INSANI, 2001), HLM. 1005-1006.
Sesungguhnya Allah telah menetapkan sebagian dari mereka sebagai pemimpin yang memberi petunjuk kepada manusia dengan perintah-Nya. Mengapa? Karena mereka bersabar dalam penderitaanpenderitaan, mereka beriman kepada ayat-ayat Allah; iman bersama amal dalam penderitaan.
ﻓﺎﺫﺍ ﻓﺮﻏﺖ ﻓﺎﻧﺼﺐ
"Maka apabila engkau telah menyelesaikan
satu pekerjaan, kerjakanlah yang lain.” Yakni ; Apakah setelah engkau menyelesaikan pekerjaan itu, dan Dia telah mengangkat beban yang berat dari pundakmu, apakah dia lantas memerintahkan,”Pergilah
bersenang-senang
dan
tidurlah
dengan
nyenyak”? Jika engkau berbuat begitu, maka berarti engkau telah ditarik oleh dirimu sendiri kepada nasib buruk, karena nasib yang buruk itu datang dari membiasakan diri banyak tidur, santai-santai dan hidup mewah, tidak ada yang amat membahayakan manusia selain kemewahan. Tetapi yang diperintahkan justru : apabila engkau telah selesai. Dari semua itu, libatkanlah dirimu dalam kelelahan dan kepenatan lain. Carilah keletihan-keletihan lain, dan jangan engkau biasakan dirimu bersantai-santai. Ketahuilah orang yang berjuang dijalan Allah itu selalu sibuk dengan kemusykilan sosial. Apakah karenanya maka kesibukan ibadah lainya menjadi hilang ? Nabi saw yang selalu disibukkan oleh masalah-masalah sosial kemasyarakatan ( disiang hari), apakah diwaktu malamnya tidur nyenyak sampai pagi? Tidak! Sekali-kali tidak. Beliau tidak beristirahat kecuali sebentar. Maka sekali lagi
ﻓﺎﺫﺍ ﻓﺮﻏﺖ ﻓﺎﻧﺼﺐ
berarti : libatkanlah dirimu
dalam kelelahan-kelelahan beramal yang sesunggunya. Janganlah engkau cenderung kepada hidup santai-santai. Sebab, itulah musuh manusia.
Maka apabila engkau telah selesai mengerjakan suatu pekerjaan, maka berdirilah, kerjakanlah yang lain, dan harapkanlah rahmat Tuhanmu.47 c. Menurut Hamka
ﻓﺎﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮﺍ:
Ayat ini adalah sunnatullah ! Nabi
Muhammad merasa berat beban itu sampai seakan-akan hendak patah tulang punggung memikulnya. Namun disamping beratnya beban, atau beserta dengan beratnya beban, namanya diangkat Tuhan ke atas, sebutanya dimuliakan. Karena demikianlah sunnatullah itu; kesulitan selalu beserta kemudahan.Yang sulit saja tidak ada! Yang mudahpun tidak ada! dalam susah berisi senang, ada senang berisi susah; itulah perjuangan kehidupan. Dan ini dapat diyakinkan oleh orang-orang yang telah mengalami.
ﺍﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮﺍLalu diulang sekali lagi untuk lebih mantap dalam fikiran: sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kesulitan itu ada kemudahan, dan itu memang akan terjadi terus berulang-ulang, kesulitan itu senantiasa disertai kemudahan; dalam susah ada kemudahanya, dalam sempit ada lapangnya. Bahaya yang mengancam adalah menjadi sebab akal berjalan, fikiran mencari jalan keluar. Oleh sebab itu dapatlah diyakinkan bahwa kesukaran, kesulitan, kesempatan, marabahaya yang mengancam dan berbagai ragam pengalaman hidup yang pahit, dapat menyebabkan manusia bertambah cerdas menghadapi semuanya itu, yang dengan sendirinya menjadikan manusia itu yang dinamis. Tetapi dalam hal ini perlu dilandasi iman, karena iman yang lemah menyebabkan terjatuh ditengah jalan sebelum sampai tujuan yang ternyata
kelak
bahwa
bahwa
kesulitan
adalah
kejayaan
dan
keberuntungan yang tiada taranya. Kadang-kadang sesuatu pengalaman yang pahit menjadi kekayaan jiwa yang tinggi mutunya. Jadi kenangan 47
hlm.32-36
Murtadha Muthahari, Tafsir Surat-surat Pilihan, (Jakarta : Pustaka Hidayah, 1991),
yang amat indah untuk membuat hidup lebih matang sehingga datang suatu waktu kita mengucapkan syukur yang setulus-tulusnya dan setinggi-tingginya karena Tuhan telah berkenan mendatangkan kesulitan itu kepada kita pada masa yang lampau. Itulah suatu keajaiban hidup.
ﻓﺎﺫﺍ ﻓﺮﻏﺖ ﻓﺎﻧﺼﺐ
“Maka apabila engkau telah selasai, maka
tegaklah. Artinya apabila telah selesai pekerjaan atau rencana menjadi kenyataan; “fanshab” artinya bersiaplah memulai pekerjaan yang baru, dengan kesadaran bahwa segala pekerjaan yang telah selesai atau engkau mulai lagi tidaklah terlepas dari kesulitan, tapi dalam kesulitan itu kemudahanyapun akan turut serta. Ada-ada saja nanti ilham yang akan diberikan Allah kepadamu, asal engkau senantiasa menyandarkan segala pekerjaanmu itu kepada iman.
ﻭﺍﱃ ﺭﺑﻚ ﻓﺎﺭﻏﺐTetapi
sekali-kali jangan lupa, yaitu: “Dan
hanya kapada Tuhanmu, hendaklah engkau berharap.” Inilah suatu pedoman yang diberikanTuhan kepada Rasulnya dan akan dipusakakan oleh Rasul kepada umatnya, yang tegak berjuang menyambung perjalanan memikul”beban berat” itu menjalankan perintah Tuhan. Selesai satu usaha, mulai lagi usaha baru. Tapi Tuhan jangan ditinggalkan, jangan gentar menghadapi kesukaran, karena dalam kesukaran itu pasti ada kemudahan, asal engkau pergunakan otakmu untuk memecahkanya. Sebab Tuhan tidak pernah mengecewakan orang yang tawakkal kepada Nya.48 d. MENURUT TAFSIR BAYDLAWI
ﻓﺎﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻌﺴﺮ
: “SUNGGUH
SETIAP KESULITAN”.
KESULITAN
INI
SEPERTI SEMPITNYA DADA DAN BEBAN YANG DITIMPAKAN ATAU DIPIKUL OLEH PUNGGUNG SERTA SESATNYA PARA KAUM DAN SIKAP MEREKA YANG SELALU
48
Hamka, Tafsir al-Azhar, Juz XXX, Terj. (Jakarta : Pustaka Panji Mas, 1988 ), hlm. 193-195
MENYAKITI.
ﻳﺴﺮﺍ
PERTOLONGAN
ARTINYA
ALLAH,
UNTUK
KELAPANGAN, HILANGNYA BEBAN, ADANYA
MENGIKUTI
JANGANLAH BERPUTUS ASA ARI RAHMAT
DAN
ALLAH
MENANGGUNG SESUATU YANG MENYUSAHKAN.
MENTAATINYA.
MAKA
KETIKA ENGKAU SEDANG
BENTUK
ﻳﺴﺮﺍ
LAFADZ
DENGAN BENTUK NAKIRAH BERMAKNA MENGAGUNGKAN ATAU MEMBESARKAN.
SEDANGKAN LAFADZ ﻣﻊ
ﺍﻥADALAH SALING MENYERTAI YANG MENGUKUHKAN
DALAM KEBERSAMAAN, ADANYA HUBUNGAN SEBABA AKIBAT PADA KEMUDAHAN UNTUK KESUKARAN DAN HUBUNGANYA ADALAH HUBUNGAN YANG DEKAT.
ﺍﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮﺍ: AYAT INI SEBAGAI PENGULANGAN KEDUA KALI YANG BERARTI MENGUKUHKAN SEKALIGUS MENGAWALI KALIMAT BARU
()ﺍﺳﺘﺌﻨﺎﻑ
YANG ARTINYA
ALLAH
TELAH MENJANJIKAN KEPADA
NABI
BAHWA
KESULITAN ITU AKAN DIIKUTI DENGAN KEMUDAHAN YANG LAIN SEPERTI PAHALA NANTI DIAKHIRAT SEBAGAIMANA ANDA BERKATA
:
SUNGGUH BAGI
ORANG YANG BERPUASA TERDAPAT KEGEMBIRAAN ARTINYA KEGEMBIRAAN KETIKA BERBUKA PUASA DAN KEGEMBIRAAN KETIKA BERTEMU DENGAN TUHAN DI AKHIRAT DAN ATAS DASAR INI
NABI
BERSABDA:
”
SATU KESULITAN TIDAK
AKAN DAPAT MENGALAHKAN DUA KEMUDAHAN.”
LAFADZ ﺍﻟﻌﺴﺮ
DISEBUT DALAM BENTUK MAKRIFAT MAKA BUKANLAH
PADA JUMLAH YANG BANYAK, SAMA SAJA MAKRIFAT ITU MENGANDUNG ARTI
ﻟﻠﻌﻬﺪATAU ﻟﻠﺠﻨﺲSEDANGKAN ﻳﺴﺮ
ADALAH NAKIRAH MAKA KEMUDAHAN
YANG PERTAMA BERBEDA DENGAN KEMUDAHAN YANG KEDUA.
ﻓﺎﺫﺍ ﻓﺮﻏﺖKETIKA SELESAI DARI TABLIGH (MENYAMPAIKAN) AJARAN ALLAH
ATAU DARI NIKNAT-NIKMAT YANG AKAN DATANG.
ﻓﺎﻧﺼﺐ
MAKA
KERJAKAN LAH IBADAH LAIN SEBAGAI RASA SYUKUR ATAS NIKMAT YANG TELAH
KAMI
HITUNG UNTUKMU PADA WAKTU KEMARIN.
YANG TELAH
KAMI
JANJIKAN KAPADAMU.
DAN
KETIKA
MENSYUKURI SEMUA
SUDAH SELESAI DARI
PERANG MAKA KERJAKANLAH IBADAH DAN KETIKA SELESAI MENGERJAKAN SHALAT DAN BERDOALAH.
ﻭﺍﱃ ﺭﺑﻚ ﻓﺎﺭﻏﺐDAN BERHARAP.
JANGANLAH
HANYA PADA
ﻓﺎﺭﻏﺐ
“KABARKANLAH
HENDAKNYA KAMU
MEMINTA SELAIN KEPADA-NYA, SUNGGUH
MAHA KUASA, MAHA ESA LAFADZ
TUHANMULAH
DIBACA
ALLAH
UNTUK MENGABULKAN PERMOHONANMU DAN JUGA
KESENANGAN
DENGAN
KEPADA
ﻓﺮﻏﺐ
MANUSIA”.
BERSABDA: BARANG SIAPA YANG MEMBACA SURAT
YANG
ARTINYA
NABI MUHAMMAD
ﻧﺸﺮﺡ
ﺍﱂ
MAKA
SEAKAN-AKAN IA DATANG KEPADA-KU SEDANG SAYA DALAM KEADAAN BERDUKA CITA
DAN ORANG TERSEBUT TELAH MELEPASKAN DUKA CITA 49
TERSEBUT DARI-KU. E.
DALAM TAFSIR AL-KABIR
ﻓﺎﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮﺍ…ﺍﱁ PERTAMA
DIDALAMNYA ADA BEBERAPA PERSOALAN.
SEGI KETERKAITAN AYAT INI DENGAN AYAT SEBELUMNYA, BAHWA
ORANG-ORANG MUSYRIK MENGEJEK
RASUL
KARENA KEMISKINANYA.
MEREKA
BERKATA: APABILA TUJUAN DAKWAHMU ITU UNTUK MENCARI KEKAYAAN MAKA
(MUHAMMAD)
SEHINGGA
KAMU MENJADI ORANG KAYA SEPERTI HARTAWAN PENDUDUK
MAKKAH.
KAMI AKAN MENGUMPULKAN HARTA UNTUKMU
KEFAKIRAN NABI
TERSEBUT SAMPAI MENJADI ANGGAPAN
KEBENCIAN PENDUDUK MISKIN.
DALAM
NABI
BAHWA
MAKKAH KEPADA ISLAM KARENA KONDISI NABI YANG
KONDISI INI
ALLAH
YANG TELAH IA BERIKAN KEPADA
MENGHITUNG BEBERAPA KARUNIANYA
NABI
DALAM SURAT INI
(... )ﺍﱂ ﻧﺸﺮﺡ
ARTINYA “ALLAH TELAH MELAPANGKAN DADAMU DAN MELETAKKAN DOSAMU AKAN DOSA PARA KAUM JAHILIYAH DIMANA KAMU BERADA PADA KAUM TERSEBUT.
KEMUDIAN
BERJANJI UNTUK MEMBERIKAN KEKAYAAN KEPADA
NABI DI DUNIA UNTUK MENGHILANGKAN PERASAAN SAKIT DALAM HATI NABI, KARENA AJAKAN MEREKA PADA NABI TENTANG KEMISKINANYA.
DALIL FIRMA-NYA
YANG MENUNJUKKAN INI ADALAH ADANYA HURUF FA’ DALAM
(... )ﻓﺎﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻌﺴﺮ ﻳﺴﺮﺍSEAKAN-AKAN ALLAH BERFIRMAN :
“JANGANLAH
MENJADIKAN SUSAH KAMU, APA YANG DIKATAKAN ORANG DAN
KONDISIMU
YANG
KEKURANGAN,
KARENA
ALLAH
AKAN
MEMBERIKAN
KEMUDAHAN YANG SEMPURNA DI DUNIA”.
PERSOALAN YANG KEDUA, BERKATA IBNU ABBAS: ALLAH BERFIRMAN: SAYA
TELAH JADIKAN SATU KESULITAN DIANTARA DUA KEMUDAHAN
,
MAKA
SATU KESULITAN ITU TIDAK DAPAT MENGALAHKAN DUA KEMUDAHAN.
MUQATIL
TELAH MERIWAYATKAN DARI
NABI
SAW BAHWA
NABI
BERSABDA
:
“TIDAK AKAN MENGALAHKAN SATU KESULITAN PADA DUA KEMUDAHAN” AYAT INI HARUS DIBACA SEBAGAIMANA PENJELASAN DIATAS. BERKAITAN ARTI SEPERTI DIATAS. BERKATA: LAFADZ
ﺍﻟﻌﺴﺮ
ALIF DAN HURUF LAM
(SESUATU
.
ADA
DUA PERSPEKTIF
YANG PERTAMA : IMAM FARRA’ DAN ZAJJAJ
DISEBUTKAN DENGAN MENGGUNAKAN HURUF
HURUF ALIF DAN LAM TERSEBUT MERUPAKAN
YANG DIKETAHUIYANG MENDAHULUI) BUKAN AL YANG PUNYA ARTI
ﻟﻠﻌﻬﺪ
MAKA ARTINYA DIKEMBALIKAN PADA HAKIKAT SEBENARNYA.
DENGAN DEMIKIAN ARTI LAFADZ
ADALAH SATU
(SATU
ﺍﻟﻌﺴﺮ
YANG JUMLAHNYA ADA DUA ITU
KESULITAN) SEDANGKAN LAFADZ
ﻳﺴﺮﺍ
DISEBUTKAN
DALAM BENTUK NAKIRAH, MAKA DUA LAFADZ TERSEBUT MERUPAKAN ENTITAS
49
605-607.
SYAIRAZI BAIDLAWI, TAFSIR BAIDLAWY, ( BAIRUT : DARUL KUTUB ‘ALAMIAH, 1988), HLM.
YANG BERDIRI SENDIRI.
AL-JURJAZI
MEMBUAT TIRUAN AKAN AYAT TERSEBUT
DENGAN BERKATA: KETIKA SESEORANG BERKATA
SUNGGUH
BERSAMA KUDA
TERDAPAT PEDANG, SUNGGUH BERSAMA KUDA TERDAPAT PEDANG, MAKA PERKATAAN INI BERARTI DISANA TERDAPAT SATU KUDA DAN DUA PEDANG.
DEMIKIAN INI TIDAKLAH LAZIM DALAM SUSUNAN BAHASA ARAB. PERSPEKTIF
YANG
KEDUA:
PENGULANGAN AKAN JUMLAH
(KALIMAT)
ﻭﻳﻞ ﻳﻮﻣﺌﺬ ﻟﻠﻤﻜﺬﺑﲔ
ALLAH
JUMLAH
YANG
KEDUA
ADALAH
YANG PERTAMA SEPERTI FIRMAN
:MAKA
MAKSUD MENETAPKAN ARTI
KALIMAT TERSEBUT ADA PADA DIRI (SECARA LAHIR) DAN MEMANTAPKANYA PADA HATI.
SEBAGAIMANA
LAFADZ MUFRAD
(TUNGGAL)
DALAM PERKATAAN: TELAH DATANG KEPADAMU SEORANG
ZAID
YANG DIULANG
ZAID,
SEORANG
DIMAKSDKAN DENGAN DUA KEMUDAHAN YAITU PERTAMA KEMUDAHAN
DUNIA YAITU KEMUDAHAN KARENA TERBUKANYA NEGARA DAN KEDUA KEMUDAHAN AKHIRAT YAITU PAHALA. KARENA FIRMAN ALLAH:
(52 : ﻭﻗﻞ ﻫﻞ ﺗﺮﺑﺼﻮﻥ ﺑﻨﺎ ﺍﻻ ﺍﺣﺪﻯ ﺍﳊﺴﻨﻴﲔ )ﺍﻟﺘﻮﺑﻪ YANG
DIMAKSUD DUA KEBAIKAN PADA AYAT INI ADALAH KEBAIKAN
YANG BERUPA KEMENANGAN DAN KEBAIKAN YUANG BERUPA PAHALA.
YANG
DIMAKSUD DARI FIRMAN
ALLAH : SATU
KESULITAN TIDAK
MENGALAHKAN DUA KEMUDAHAN ITU KARENA SATU KESULITAN DUNIA DINISBATKAN PADA KEMUDAHAN DUNIA SEDANGKAN KEMUDAHAN AKHIRAT ITU BAGAIKAN SESUATU YANG TIDAK DIKENAL YANG JUMLAHNYA SEDIKIT.
ADA DUA BENTUK PERTANYAAN BERKAITAN DENGAN INI: 1. APA
MAKNA BENTUK NAKIRAH (UMUM) DALAM LAFADZ
ADALAH
ITU
BERMAKNA
TAFKHIM
ﻳﺴﺮﺍ
(MENGAGUNGKAN)
?
JAWABNYA
SEAKAN-AKAN
DIKATAKAN: SUNGGUH BERSAMA KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN, SUNGGUH BERSAMA KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN YANG BESAR, SEMUA KEMUDAHAN APA SAJA.
2. KEMUDAHAN
ITU TIDAK BERSAMA KESULITANM KAREMNA KEDUANYA
SALING BERLAWANAN YANG TIDAK DAPAT BERKUMPUL
? JAWABNYA :
KETIKA DATANGNYA KEMUDAHAN SETELAH KESULITAN ITU DALAM WAKTU YANG PENDEK MAKA ITU BERARTI TERPUTUS, MAKA KEMUDAHAN MENDAJI SESUATU YANG MENYERTAI KESULITAN.
KEMUDIAN ALLAH
BERFIRMAN
ﻭﺍﱃ ﺭﺑﻚ ﻓﺎﺭﻏﺐ. ﻓﺎﺫﺍ ﻓﺮﻏﺖ
ﻓﺎﻧﺼﺐYANG BERKAIT DENGAN AYAT SEBELUMNYA: SESUNGGUHNYA ALLAH KETIKA MENGHITUNG NIKMAT-NIKMATNYA YANG IA BERIKAN KEPADA
NABI
DAN KETIKA ALLAH TELAH MENJANJIKAN KEPADA MEREKA NIKMAT YANG AKAN DATANG, MAKA TIDAKLAH NAIF BILA
ALLAH
MEMERINTAHKAN KEPADA
NABI
UNTUK BERSYUKUR DAN BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM BERIBADAH MAKA
ALLAH
BERFIRMAN
ﻓﺎﺫﺍ ﻓﺮﻏﺖ ﻓﺎﻧﺼﺐ
ARTINYA : BEKERJA
KERASLAH
(BERSUNGGUH-SUNGGUH). DIKATAKAN :
ﻧﺼﺐ ﻳﻨﺼﺐ
QATADAH, ADDHOHAK
DAN
MUQATIL :
KETIKA ANDA SELESAI MELAKSANAKAN SHALAT FARDLU (MAKA TEGAKLAH DAN KEPADA
TUHANMU)
DALAM BERDOA DAN SENANGLAH ENGKAU DENAGN DOA
TERSEBIUT PADA MASALAHMU, MAKA JALAN KELUAR
ALLAH
AKAN MEMBERIKAN KEPADAMU
. BERKATA SYA’BI : KETIKA ENGKAU SELESAI DARI TASYAHUD
MAKA BERDOALAH UNTUK DUNIA DAN AKHIRATMU.
KETIKA
DAN MUJAHID BERKATA:
ENGKAU SELESAI DARI URUSAN DUNIAMU MAKA BERDIRILAH DAN
SAMBUNGLAH (DENGAN URUSAN YANG LAIN).
ABDULLAH
BERKATA:
KETIKA
ENGKAU SUDAH SELESAI MELAKUKAN SHALAT FARDLU MAKA DIRIKANLAH SHALAT MALAM.
HASAN
BERKATA
: KETIKA
MAKA BERDIRILAH DAN BERIBADAH.
ALI
BIN
ENGKAU SELESAI DARI PERANG
ABI THALHAH
ANDA DALAM POSISI SEHAT MAKA TEGAKKANLAH. WAKTU LUANGMU UNTUK MENDIRIKAN IBADAH.
BERKATA
ARTINYA
TERDAPAT
: JIKA
JADIKANLAH
RIWAYAT YANG
MENGATAKAN SESUNGGUHNYA SYARIH BERJALAN MELEWATI DUA ORANG LAKI-
LAKI YANG BERUSAHA SALING MEMBANTING, KEMUDIAN
SYARIH
BERKATA
:
SEORANG YANG TELAH MENYELESAIKAN PEKERJAAN TIDAK DIPERINTAH UNTUK
ﻓﺎﺫﺍ ﻓﺮﻏﺖ ﻓﺎﻧﺼﺐ
MENGERJAKAN INI, ALLAH BERFIRMAN :
: HENDAKNYA
KESELURUHAN ARTI DARI AYAT INI ADALAH
SECARA
TERSAMBUNG
ANTARA SEBAGIAN IBADAH DENAGN SEBAGIAN IBADAH YANG LAIN DAN TIDAKLAH KOSONG ANTARA WAKTU MENGERJAKAN SATU IBADAH DENGAN WAKTU MENGERJAKAN IBADAH YANG LAIN.
KETIKA
SUDAH SELESAI MENGERJAKAN SATU IBADAH SEGERALAH
DIIKUTI DENGAN MENGERJAKAN IBADAH YANG LAIN.
ADAPUN
FIRMAN
ALLAH
ﻭﺍﱃ ﺭﺑﻚ ﻓﺎﺭﻏﺐ
ITU MENGANDUNG
PENGERTIAN PERTAMA: JADIKANLAH HARAPANMU KEPADA
ALLAH ITU SECARA
KHUSUS DAN JANGANLAH MEMINTA KEPADA-NYA KECUALI ANUGERAH-NYA, YANG MEWAKILI-NYA.
KEDUA: BERHARAPAN
AKAN SEMUA APA YANG ANDA
CARI BAIK ITU AGAMA, DUNIA MAUPUN PERTOLONGAN UNTUK MENGALAHKAN MUSUH-MUSUHMU KEPADA ALLAH.
LAFADZ ﺭﻏﺐ
DIBACA DENGAN
BERHARAP PADA APA YANG IA CARI DARI SISI
ﻓﺮﻏﺐ
BERARTI:
MANUSIA
ALLAH. ALLAH YANG MAHA SUCI
DAN MAHA TINGGI YANG LEBIH TAHU DAN MUDAH-MUDAHAN MEMBERIKAN KESLAMATAN KEPADA BAGINDA
NABI MUHAMMAD
ALLAH
BESERTA
50
KELUARGA DAN SAHABATNYA.
50
FAKHRUDDIN M. BIN UMAR BIN HUSAIN BIN HASAN BIN ALI TAMIMI SYAFI’I, TAFSIR AL-KABIR, (BAIRUT : DARUL KUTUB AL-‘ALAMIAH, TT.), HLM. 7-8.
AL-KUBRA AL-RAZI