BAB II SHALAWAT DALAM PERSPEKTIF HADITS
A. SHALAWAT:
DEFINISI,
DALIL,
HUKUM
DAN
MANFAATNYA 1. DEFINISI Secara etimologi, Shalawat berasal dari bahasa arab yaitu kata salla ( )صلىyang berarti: doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, rahmat dan ibadah. 18 Sedangkan shalawat secara terminologi yaitu dibagi menjadi tiga pengertian dilihat dari pelakunya : Pertama, shalawat Rabb atau shalawat yang datangnya dari Tuhan, mempunyai arti bahwa Tuhan memberi rahmat kepada makhlukNya. Kedua, shalawat malaikat mempunyai arti memintakan ampunan kepada Allah bagi orang yang bershalawat. Ketiga, shalawat dari makhluk mempunyai arti yaitu suatu doa agar Allah Swt. memberi rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad Saw. dan keluarganya 19. Seperti terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:
ِ َّ " ا َّن َصوَ َو ِاث:اَّلل ػَوَ ْي َِ َوب ٓ ِ ِِل َو َس َّ ََّل ِ َّ ول ُ كَا َل َر ُس: كَا َل،َغ ِن ا ْب ِن َغ َّب ٍاس اَّلل ُ َّ اَّلل َص ََّّل ّ َ فَأَ َّما َص ََّّل ُت اميَّ ِاس ػَ ََّل اميَّ ِ ِ ّب فَِِي، َذنَ َر َ َِك َم ًة:ػَ ََّل اميَّ ِ ِ ّب َم ْـ ِف َرثُ َُ ِ َِل َّن َّاَّلل كَا َل " ِاِل ْس خِ ْـفَ ُار 18
Ahmad Warson Munawir. Kamus al- Munawwir. Yogyakarta: Pustaka Progresif. 1997.hlm: 792 19 Siradjudin Abbas. 40 masalah agama. Cet.17. Jakarta: Pustaka Tarbiyah.1988. hlm: 127.
22
“Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “sesungguhnya shalawat Allah atas Nabi adalah pengampunannya (memberi ampunan), sedangkan shalawat manusia atas Nabi adalah permohonan ampun kepada Allah”. 20 Jadi pengertian Shalawat kepada Nabi adalah sebuah doa terhadap Nabi dengan tujuan untuk meminta syafaat dan permohonan ampun kepada Allah lewat Nabi Muhammad SAW. Doa yang dibaca setiap saat dengan istiqamah diharapkan dapat diijabah oleh Allah SWT. Dengan bershalawat seseorang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah dengan mendekati kekasih Allah terlebih dahulu. Dengan bershalawat berarti seseorang telah memberikan hak-hak yang patut di terima oleh Rasulullah saw, karena shalawat dan salam merupakan hak dari Rasulullah yang wajib dijalankan oleh umatnya. 21
2. DALIL TENTANG SHALAWAT KEPADA NABI
Salah satu refleksi dari kecintaan seseorang kepada Baginda Nabi Muhammad SAW adalah membaca shalawat untuknya. Hal ini dipertegas dalam Alquran surah al-Ahzab [33] ayat 56:
ون ػَ ََّل اميَّ ِ ِ ّب ََي َبُّيُّ َا َّ ِاَّل َين َءا َمٌُوا َصوُّوا ػَوَ ْي َِ َو َس ِوّ ُموا ج َ ْس ِوميًا َ َّ ا َّن َ ُّاَّلل َو َم ََّلئِ َكذَ َُ يُ َصو ّ “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman,
20
Yahya Bin Husain As-Sajrii. Al- amali al- Khamisiyah Li as- Sajri. Bab.Surah alKahfi. Subab.Shalawatullah „ala Nabi Maghfirotuh. 21 Al-Habib zainal Abidin bin Smith al-alawi al-Husaini. Tanya Jawab Akidah Ahlussunnah wal Jamaah. Cet.1. Surabaya: Khalista.2009. hlm.42-43.
23
bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab: 56). Dari ayat di atas dapat difahami terdapat perintah untuk senantiasa bershalawat
kepada Nabi
Muhammad SAW,
beberapa ulama
menggunakan ayat di atas sebagai dalil yang mewajibkan shalawat secara umum. 22 Selain ayat al-Qur‟an yang menerangkan tentang perintah bershalawat. Terdapat juga beberapa hadits yang menerangkan tentang perintah bershalawat antara lain:
ّ كَا َل َر ُسول هللا:غن ابن معر و ايب ُُرْير َت رىض هللا غهنم كَا َِل َِ صَّل هللا ػَوَي .)) هللا ػَوَ ْي ُ ُْك ُ َوسَّل (( َصوُّوا ػَ َ ََّل َص ََّّل “Dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah saw bersabda “bershalawatlah kepadaku, maka Allah akan merahmatimu”.23 Terdapat dalam kitab Al-Kamil karangan Ibnu „Adi. Dalam riwayat yang lain, juga disebutkan hadits mengenai perintah bershalawat kepada beliau, seperti hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Zaid bin Kharijah sebagai berikut:
ِ َّ َبَنَ َسأَمْ ُت َر ُسو َل: كَا َل،َسأَمْ ُت َزيْدَ ْب َن خ َِار َخ َة " َصوُّوا ػَ َ ََّل َو ْاحتَ ِ دُ وا:اَّلل فَلَا َل " انوَُِّ َّم َص ِ ّل ػَ ََّل ُم َح َّم ٍد َوػَ ََّل بٓلِ ُم َح َّم ٍد:ِِف ادلُّ ػَا ِء َوكُومُوا “Zaid bin Kharijah berkata: Rasulullah SAW bersabda: “bershalawatlah kepadaku dan bersungguh-sungguhlah dalam 22
Imam An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, Jil. 3. Jakarta: Darus Sunnah Press. 2014. hlm. 145. 23 Abu Ahmad Bin Adi Al-Jarjaniy. Al- Kamil fi Dhuafa‟i Ar- Rijal. Bab. Min Ibtida‟ asamihim „ain Miman yansibu Ila Dharbi min adz- Dzoaf. Min abdu ar- Rahman bin AlQathami. No. 5140.
24
berdoa, dan ucapkanlah: “Allahumma Shalli „Ala Muhammad wa „ala ali Muhammad”.24 (terdapat dalam sunan an- Nasa‟i kitab: Sahwi, Bab. Kayfa Shalat „ala Nabi. No.1276)
Dalam hadits di atas, Rasulullah SAW secara tidak langsung memerintah kepada umatnya untuk senantiasa bershalawat kepada Rasulullah dengan redaksi yang di ajarkan oleh Rasulullah SAW. Sedangkan dalam hadits redaksi lain, juga disebutkan tetang perintah Rasulullah untuk bershalawat kepadanya, seperti dalam hadits berikut :
ّ غن ايب ُُرْير َت َا َّن َر ُسول هللا َم ْن َص ََّّل ػَ َ ََّل َص ََّل ًت:صَّل هللا ػَوَي َِ َوسَّل كَال َْشا ُ َوا ِحدَ ًت َص ََّّل ً ْ هللا ػَوَ ْي َِ غ “Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali, maka Allah memberikan rahmat kepadanya 10 kali”.25 (terdapat dalam sunan ad-Darimi. Kitab: ar-Riqaq, Bab. Fadhlu Shalat „Ala Nabi. No. 2687) Dari hadits di atas dapat diambil maksud bahwa Rasulullah memerintahkan kepada ummatnya untuk bershalawat kepada beliau, agar mendapat ganjaran berupa shalawat (pengampunan) dari Allah 10 kali lipat. Bahkan dalam hadits lain juga disebutkan bahwa Rasulullah menganjurkan menambahkan shalawat dalam setiap do‟a yang akan di panjatkan kepada Allah, haditsnya yaitu :
ُ ي َ ُل،َغ ْن فَضَ َ َاَل ْب َن ُغ َب ْي ٍد َ َِس َع اميَّ ِ ُّب َر ُخ ًَّل يَدْ غُو ِِف َص ََّلثِ َِ فَ َ َّْل يُ َص ِ ّل ػَ ََّل اميَّ ِ ّب:ول ا َذا َص ََّّل بَ َحدُ ُ ُْك فَوْ َي ْبدَ بِ ِبخَ ْح ِمي ِد:ٍِ فَلَا َل َ ُِل بَ ْو ِمـ ْ َِْي،ٍُ ُ َُّث َدػَا،" " َ َِع َل َُ َذا: فَلَا َل اميَّ ِ ُّب ّ َُ ْ دْ ُ ش ِ هللا َوامث َّيا ِء ػَوَ ْي َِ ُ َُّث مْ َي َص ِ ّل ػَ ََّل اميَّ ِ ِ ّب َُّث م َي ع ِب َما ا َء 24 25
An- Nasa‟i, Sunan An-Nasa‟i, Kitab. Sahwi, Bab. Kayfa Shalat „Ala Nabi. No. 1276. Ad-Darimi, Sunan ad-Darimi. Kitab ar-Riqaq. Bab. Fadlu Shalat „Ala Nabi. No. 2687.
25
“Dari Fadhalah bin „Ubaid, ia berkata, ada seorang lelaki yang berdoa dalam shalatnya dan tidak membaca shalawat atas Nabi, maka Nabi SAW bersabda: “Apabila kalian berdoa, maka awalilah dengan memuji Allah swt, kemudian di lanjutkan dengan shalawat kepada Nabi, kemudian berdo‟alah dengan apa yang kalian panjatkan.”26 (terdapat dalam Jami‟ at-Tirmidzi, Kitab: adDa‟wat, Bab. Ma Ja‟a fi Jami‟i da‟wat „ala Nabi SAW. No. 3424).
3.
HUKUM MEMBACA SHALAWAT a. Hukum Membaca Shalawat Secara Umum Berkenaan dengan hukum membaca shalawat, ada beberapa pendapat para ulama, yaitu : Pertama, Imam Malik dan ulama malikiyah berpendapat bahwa bershalawat kepada Nabi shallallahu „alaihi wa sallam hukumnya wajib secara umum, dalam rangka mengimani beliau. Tidak ada waktu khusus untuk kewajiban shalawat ini. Dan siapa yang membaca shalawat sekali sepanjang usianya, maka gugurlah kewajiban darinya.27 Kedua, ulama Syafi‟iyah berpendapat bahwa kewajiban shalawat yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya shallallahu „alaihi wa sallam adalah ketika shalat. Sedangkan di luar shalat, hukumnya tidak wajib. Ketiga, Ibnu Jarîr Al-Thabarî berpendapat bahwa bershalawat kepada Nabi, adalah suatu pekerjaan yang disukai saja.
26
At-Tirmidzi. Jami‟ At- Tirmidzi. Kitab. Ad- Da‟wat, Bab.Ma Ja‟a Fi Jami‟i Da‟wat „Ala Nabi SAW. N0. 3424.
27
Muhammad Sakur bin Mahmud al Hajj, Jam‟u al- hadits arba‟in fi sholati wa salami ala‟ nabi al- amin, Cet.1, Maktabah al-Manar, 1987. Hal. 8.
26
Keempat, Ibnu Qashshar, Abû Bakar Al-Râzî dan Ibnu Hazmin. Beliau berpendapat, bahwa bershalawat kepada Nabi adalah suatu ibadat yang diwajibkan. Hanya tidak ditentukan qadar banyaknya. Jadi apabila seseorang telah bershalawat, biarpun sekali saja, terlepaslah dari kewajiban. Kelima, Al-Imâm Asy-Sya'bî dan Ishâq berpendapat, bahwa shalawat itu wajib hukumnya dalam kedua tasyahud, awal dan akhir. Keenam, Abû Ja'far Al-Baqîr berpendapat, bahwa shalawat wajib dibaca di dalam sembahyang. Tetapi beliau tidak menentukan tempatnya. Jadi, boleh di dalam tasyahhud awal dan boleh pula di dalam tasyahhud akhir. Ketujuh, Al-Thahawî dan segolongan ulama Hanafiyah. AlThahawî berpendapat bershalawat itu diwajibkan pada tiap-tiap kita mendengar orang menyebut nama Muhammad. Paham ini diikuti oleh Al-Hulaimî dan oleh segolongan ulama Syâfi'iyyah. Kedelapan, Al-Zamakhsyarî berpendapat, bahwa shalawat itu dimestikan pada tiap-tiap majelis. Apabila kita duduk dalam suatu majelis, wajiblah atas kita membaca Shalawat kepada Nabi, satu kali. Dan juga diwajibkan pada tiap-tiap kita berdoa.28
28
Muhammad Sakur bin Mahmud al Hajj, Jam‟u al- hadits arba‟in fi sholati wa salami ala‟ nabi al- amin, Cet.1, Maktabah al-Manar, 1987. Hlm. 8.
27
b. Hukum Membaca Shalawat dengan tujuan tertentu Adapun mengenai hukum membaca shalawat dengan tujuan tertentu, sebagai berikut: Pendapat
dari
imam
Daynuri,
apabila
seorang
mukmin
mengharapkan terhindar dari musibah, penyakit, atau mengharap sesuatu seperti mencari nasib baik, terhindar dari kefakiran, kehidupan yang hina dan lain sebagainya, maka bacalah shalawat sebanyak-banyaknya setiap hari dan malam hari, karena dengan berkat (barokah) shalawat tersebut dapat mengabulkan do‟a-doa seorang mukmin. 29 Hal tersebut berdasarkan hadits Nabi SAW yaitu:
من غْشث ػويَ حاخة فويكرث:غن اميب صَّل هللا ػويَ وسَّل اهَ كال .ابمصَّلت “Barang siapa yang mengharapkan suatu hajat, maka perbanyaklah membaca shalawat”. Imam as- Suyuti menambahkan bahwa hadits diatas adalah soheh, dan dibolehkan membaca shalawat dengan mengharap terkabulnya hajat seseorang karena barokah dari shalawat tersebut.
Berdasarkan pendapat- pendapat diatas, hukum membaca shalawat dengan tujuan tertentu hukumnya adalah mubah atau boleh. 30
29
M.Haq an- Nazil. Khazinatul Asrar. Magelang: Ma‟had Islam as-salafi. Tt. Hlm:178179. 30 M.Haq an- Nazil. Khazinatul Asrar. Magelang: Ma‟had Islam as-salafi. Tt. Hlm:178179.
28
4. MANFAAT PEMBACAAN SHALAWAT Kasih sayang Allah kepada makhluknya sungguh sangatlah besar, salah satunya yaitu mengenai fadhilah dan kemulyaan membaca shalawat Nabi. Beberapa dalil yang menerangkan tentang keutamaan membaca shalawat Nabi antara lain: 1.) Mematuhi perintah Allah SWT 31:
ون ػَ ََّل اميَّ ِ ِ ّب ََيبَُّيُّ َا َّ ِاَّل َين َءا َمٌُوا َصوُّوا ػَوَ ْي َِ َو َس ِو ّ ُموا َ َّ ا َّن َ ُّ اَّلل َو َم ََّلئِكَذَ َُ يُ َصو ّ ج َ ْس ِوميًا “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab: 56). 2.) Mendapat pahala berlipat ganda 32:
ّ غن ايب ُُرْير َت َا َّن َر ُسول هللا َم ْن َص ََّّل ػَ َ ََّل َص ََّل ًت:صَّل هللا ػَوَي َِ َوسَّل كَال َْشا ُ َوا ِحدَ ًت َص ََّّل ً ْ هللا ػَوَ ْي َِ غ “Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah saw bersabda “ Barang siapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali, maka Allah memberikan rahmat kepadanya 10 kali”.33 (Terdapat dalam Shahih Muslim, Kitab as-Shalatu „ala Nabi, Bab. Kayfa Shalat „ala Nabi. No.1286) 3.) Mendapat syafa‟at Nabi Muhammad SAW 34 :
Dari
Abu
Ad-Darda
Radhiyallaahu
„anhu,
bahwa
Rasulullah Shallallaahu „alaihi wasallam bersabda: 31
Alwi al-Maliki. Khasaisul ummatil Muhammadiyyah. Tt. Hlm.248-252. Imam An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, Jil. 3. Jakarta: Darus Sunnah Press. 2014. hlm. 145. 33 Ad-Darimi, Sunan ad-Darimi. Kitab ar-Riqaq. Bab. Fadlu Shalat „Ala Nabi. No. 2687. 34 Al-Habib zainal Abidin bin Smith al-alawi al-Husaini. Tanya Jawab Akidah Ahlussunnah wal Jamaah. Cet.1. Surabaya: Khalista.2009. hlm.42-43. 32
29
َْشا ً ْ َْشا َو ِح َني يُ ْم ِِس غ ً ْ َغ ْن بَ ِيب ادلَّ ْردَاء َم ْن َص ََّّل ػَ َ ََّل ِح َني يُ ْصب ُِح غ بَد َْرنَ ْخ َُ شَ فَا َغ ِِت ي َ ْو َم امْ ِل َيا َم ِة “Barangsiapa yang bersholawat kepadaku di pagi hari 10 kali dan di sore hari 10 kali, maka dia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat”.35 (Terdapat dalam Sunan atThabrani, Kitab. As-shalatu „ala Nabi, Bab. As-Shalatu „Ala Nabi SAW „inda al-Shobah wa al-Masa‟. No. 54) 4.) Dikabulkan do'anya :
ُ ي َ ُل، بَه َّ َُ َ َِس َع فَضَ َ َاَل ْب َن ُغ َب ْي ٍد،ٍُ اِل امْ َج ْي ِ َّب بَخ َ ََْب ٍ ِ بَ َّن َ ْمع َرو ْب َن َم َ َِس َع اميَّ ِ ُّب:ول َّ ُُث،" " َ َِع َل َُ َذا: َر ُخ ًَّل يَدْ غُو ِِف َص ََّلثِ َِ فَ َ َّْل يُ َص ِ ّل ػَ ََّل اميَّ ِ ِ ّب فَلَا َل اميَّ ِ ُّب ِ ا َذا َص ََّّل بَ َحدُ ُ ُْك فَوْ َي ْبدَ بِ ِبخَ ْح ِمي ِد:ٍِ فَلَا َل َ ُِل بَ ْو ِمـ ْ َِْي،ٍُ َدػَا هللا َوامث َّيا ِء ػَوَ ْي َِ ُ َُّث ّ مْ َي َص ِ ّل ػَ ََّل اميَّ ِ ِ ّب ُ َُّث مْ َيدْ ُع ِب َما شَ اء “Dari Amr ibn Malik, dia mendengar dari Fadhalah ibn Ubaid, berkata: “ ada seorang lelaki yang sedang berdoa, dan tidak bershalawat kepada Nabi, maka Nabi bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian berdoa, maka hendaklah dia memulainya dengan memuji Allah dan mengagungkan-Nya, kemudian bershalawatlah kepada Nabi, lalu berdoa lah dengan apa yang dia kehendaki.” 36 (Terdapat dalam Jami‟ At- Tirmidzi. Kitab. Ad- Da‟wat, Bab.Ma Ja‟a Fi Jami‟i Da‟wat „Ala Nabi SAW. N0. 3424.) 5.) Ditingkatkan derajat 37 : Dari Anas bin Malik Radhiyallaahu „anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu „alaihi wasallam bersabda:
35
Ath-Thabrani, Kitab. As-shalatu „ala Nabi, Bab. As-Shalatu „Ala Nabi SAW „inda alShobah wa al-Masa‟. No. 54. 36 At-Tirmidzi. Jami‟ At- Tirmidzi. Kitab. Ad- Da‟wat, Bab.Ma Ja‟a Fi Jami‟i Da‟wat „Ala Nabi SAW. N0. 3424. 37 Al-Habib zainal Abidin bin Smith al-alawi al-Husaini. Tanya Jawab Akidah Ahlussunnah wal Jamaah. Cet.1. Surabaya: Khalista.2009. hlm.42-43.
30
ِ َّ ول ُ كَا َل َر ُس: كَا َل،اِل ٍ ِ َح َّدزَيَا بَو َ ُس ْب ُن َم " َم ْن َص ََّّل ػَ َ ََّل َص ََّل ًت َوا ِحدَ ًت:اَّلل ٍ ََْش خ َِطيئ َْش ُ َّ َص ََّّل ُ ْ اث َو ُر ِف َؼ ْت َ ُِل غ ُ ْ َْش َصوَ َو ٍاث َو ُح َّط ْت َغ ْي َُ غ َ ْ اَّلل ػَوَ ْي َِ غ ٍ د ََر َخ " اث “Barangsiapa yang bersholawat kepadaku satu kali, maka Allah memberi rahmat kepadanya 10 kali shalawat, dihapuskan darinya 10 kesalahan, dan ditinggikan baginya 10 derajat.” 38 ( Terdapat dalam Sunan An-Nasa‟i, Kitab. Sahwi, Bab. Kayfa Shalat „Ala Nabi. No. 1276) 6.) Akan selamat pada hari kiamat dan tidak mengalami ketakutan:
ِ َّ َغ ْن َغ ْب ِد اَّلل ْب ِن َم ْس ُؼو ٍد كال صَّل هللا ػويَ وسَّل َا َّن َا ْْن َا ُ ُْك ي َ ْو َم ام ِل َيا َم ِة ِم ْن َاُ َْوا ِمَِا َو َم َوا ِطهنِ َا اَ ْن َ ُرث ُ ُْه ػَ َ ََّل َص ٔل ًت “Dari Abdullah bin Mas‟ud, Nabi SAW bersabda: “sesungguhnya orang yang paling selamat diantara kamu pada hari kiamat nanti dari ketakutan dan keributan hari kiamat adalah siapa diantara kamu yang paling banyak membaca shalawat kepadaku” 39 ( Terdapat dalam Sunan At- Tirmidzi. Kitab. Shalat. Bab: Keuttamaan Shalawat Nabi SAW. No. 446.) 7.) Di kumpulkan bersama Rasulullah di surga 40:
ِ َّ َب ّن َر ُسو َل،اَّلل ْب ِن َم ْس ُؼو ٍد ِ َّ َغ ْن َغ ْب ِد " َب ْو ََل اميَّ ِاس ِيب يَ ْو َم امْ ِل َيا َم ِة َب ْن َ ُرث ُ ُْه:اَّلل كَا َل ػَ َ ََّل َص ََّل ًت Dari Abdullah ibn Mas‟ud RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak
38
An- Nasa‟i, Sunan An-Nasa‟i, Kitab. Sahwi, Bab. Kayfa Shalat „Ala Nabi. No. 1276. Tirmidzi. Sunan At- Tirmidzi. Kitab. Shalat. Bab: Keuttamaan Shalawat Nabi SAW. No. 446. 40 Al-Habib zainal Abidin bin Smith al-alawi al-Husaini. Tanya Jawab Akidah Ahlussunnah wal Jamaah. Cet.1. Surabaya: Khalista.2009. hlm.42-43.
39
31
membaca shalawat kepadaku."41 ( Terdapat dalam Jami‟ atTirmidzi. Kitab. As-shalat. Abwab: Witri. Bab: Ma Ja‟a fi fadhli Shalat „Ala Nabi SAW. No. 446.)
8.) Menjadi sebab terpenuhi berbagai macam hajat kebutuhan. 42
ِ َّ ول ُ كَا َل َر ُس،اِل ٍ ِ َغ ْن بَو َ ِس ْب ِن َم " َم ْن َص ََّّل ػَ َ ََّل ِِف ي َ ْو ِم ُ ُُج َؼ ٍة َومَ ْي َ َِل: اَّلل اَّلل ثَ َؼ َاَل َ ُِل ِمائ َ َة َحا َخ ٍة َس ْب ِؼ َني ِم ْن َح َوائِ ِج ُ َّ امصَّل ِت كَ ََض َّ ُ ُُج َؼ ٍة ِمائ َ ًة ِم َن َوزََّل ِز َني ِم ْن َح َوا ِئ ِج ادلُّ هْ َيا،اِلٓ ِخ َر ِت “Dari Anas ibn Malik, Rasulullah SAW bersabda: “ barang siapa yang bershalawat kepadaku pada hari jumat dan malam jumat sebanyak 100 kai, maka Allah akan mengabulkan 100 hajat darinya, 70 hajat akhirat dan 30 hajat duniawi.”43 ( Terdapat dalam kitab karangan Abdul Wahab Bin Mandah: Qawaid Abdul Wahab bin Mandah. No. 56)
9.) Orang yang gemar membaca shalawat akan mendapat kabar gembira sebelum meninggal :
ِ َّ ول ُ كَا َل َر ُس: كَا َل،َُاَّلل َغ ْي ٍ ِ َغ ْن بَو َ ِس ْب ِن َم " َم ْن َص ََّّل: اَّلل ُ َّ ِض َ ِ َر،اِل مَ ْم ي َ ُم ْت َح ََّّت َي َرى َم ْل َؼدَ ٍُ ِم َن امْ َجيَّ ِة،ػَ َ ََّل ِِف ي َ ْو ٍم بَمْ َف َم َّر ٍت “Dari Anas ibn Malik, Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang bershalawat setiap hari 1000 kali, dia tidak akan mati sampai melihat tempatnya di surga”.44 (Terdapat dalam Ibnu Sam‟un al- Waidz. Amali Ibn Sam‟un Al- Waidz : Majlis Tsalis. No. 55.)
41
At-Tirmidzi. Jami‟ at- Tirmidzi. Kitab. As-shalat. Abwab: Witri. Bab: Ma Ja‟a fi fadhli Shalat „Ala Nabi SAW. No. 446. 42 Alwi al-Maliki. Khasaisul ummatil Muhammadiyyah. Tt. Hlm.248-252. 43 Abdul Wahab Bin Mandah. Qawaid Abdul Wahab bin Mandah. No. 56. 44 Ibnu Sam‟un al- Waidz. Amali Ibn Sam‟un Al- Waidz : Majlis Tsalis. No. 55.
32
10.)
Akan mendapat
jawaban salam dan shalawat
dari
Rasulullah SAW.
َغ ْن َخ ِّد ٍِ ُم َح َّم ِد ْب ِن َغ ْب ِد،اَّلل ثَ َؼ َاَل َغهنْ ُ َما ُ َّ ِض َ ِ َغ ْن َ َْي ََي ْب ِن َغ ْب ِد َّامر ْْح َِن َر " َما ِمٌْ ُ ُْك بَ َح ٌد َس َّ ََّل ػَ َ ََّل ا َذا ُمتُّ ا َِّل َخ َاء ِِن ِخ ْ َِبي ُل: َب َّن اميَّ ِ َّب كَا َل،َّامر ْْح َِن ّ ّ ُ ُفَأَك. امس ََّل َم َِ َوػَوَ ْي:ول َّ ََي ُم َح َّمدُ َُ َذا فُ ََّل ُن ا ْب ُن فُ ََّل ٍن يُ ْل ِرئُ َم:فَلَا َل ِخ ْ َِبي ُل ِ َّ َو َر ْ َْح ُة،امس ََّل ُم " َُ ُاَّلل َوبَ َر ََكث َّ "Dari Yahya ibn Abd Rahman RA, dari kakeknya Muhammad ibn Abd Rahman, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “tidak akan mati seseorang yang mengucapkan salam kepadaku kecuali Jibril datang kepadaku dan Jibril berkata: “wahai Muhammad Fulan bin Fulan mengucapkan salam kepadamu, maka aku menjawab: “keselamatan atasnya dan juga rahmat dan keberkahan Allah kepadanya”.45 (Terdapat dalam Tanbihul Ghafilin bi Ahadits sayyidil Anbiyai wal Mursalin Li Samr al- Kindi. Bab : Fadhlu Shalat „Ala Nabi SAW.)
11.)
Tidak disebut sebagai orang yang bakhil menurut
Rasulullah.
ِ َّ ول ُ كَا َل َر ُس: كَا َل،َغ ْن ػَ ِ ِ َّل ْب ِن بَ ِيب َطا ِم ٍب " امْ َب ِخي ُل َّ ِاَّلي َم ْن: اَّلل ." ُذ ِن ْر ُث ِغ ْيدَ ٍُ فَ َ َّْل يُ َص ِ ّل ػَ َ ََّل “Dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “orang yang bakhil adalah orang yang ketika disebut namaku, tetapi tidak bershalawat kepadaku”.46 (Terdapat dalam Jami‟ at-Tirmidzi. Kitab: Ad- Da‟wat. Bab: Qaul Rasulullah SAW Raghama Anfa Rijal. No.3497.)
45
Nasr bin Muhammad bin Ibrahim. Tanbihul Ghafilin bi Ahadits sayyidil Anbiyai wal Mursalin Li Samr al- Kindi. Bab : Fadhlu Shalat „Ala Nabi SAW. 46 At- Tirmidzi. Jami‟ at-Tirmidzi. Kitab: Ad- Da‟wat. Bab: Qaul Rasulullah SAW Raghama Anfa Rijal. No.3497.
33
12.)
Selamat dari busuknya majlis karena membaca shalawat.
ون َ ُّ " ِل َ َْي ِو ُس كَ ْو ٌم َم ْج ِو ًسا ِل يُ َصو: َغ ِن اميَّ ِ ِ ّب كَا َل،َغ ْن بَ ِيب َس ِؼي ٍد امْخُدْ ِر ِ ّي ِ َّ ِِفي َِ ػَ ََّل َر ُسول ِم َما يَ َر ْو َن ِم َن،ْستٌ َوا ْن َد َخوُوا ا ْم َجيَّ َة َ ْ اَّلل اِل ََك َن ػَوَْيْ ِ ْم َح ّ ّ " امث ََّو ِاة “Dari Abi Said al-Khudri, Nabi SAW bersabda: “tidak duduk suatu kaum yang tidak membaca Shalawaat kepada Rasulullah kecuali mereka melakukan sesuatu yang memasukkanya ke dalam surga dan memberikannya suatu pahala”.47 (Terdapat dalam Mu‟jam as- syuyuh li Ad- Dzahabi. Kitab: al- ahmaduna, Ahmad bin Abdu Salam bin Muthahar ibn Al- Alamah Abi Said ad- Dimasyqi. No. 43.) 13.)
Akan meraih keamanan dan keselamatan dari rintangan hari
kiamat.48 14.)
Membaca shalawat mampu mengusir dan melenyapkan
kemiskinan. 15.)
Dengan
membaca
shalawat
berarti
seseorang
telah
menunaikan haknya Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam atasnya. 16.)
Mempunyai hubungan istimewa dengan Allah. 49
47
Syamsudin Ad-Dzahabi. Mu‟jam as- syuyuh li Ad- Dzahabi. Kitab: al- ahmaduna, Ahmad bin Abdu Salam bin Muthahar ibn Al- Alamah Abi Said ad- Dimasyqi. No. 43. 48 Alwi al-Maliki. Khasaisul ummatil Muhammadiyyah. Tt. Hlm.248-252. 49 Alwi al-Maliki. Khasaisul ummatil Muhammadiyyah. Tt. Hlm.248-252.
34
B. REDAKSI SHALAWAT KEPADA NABI 1. Redaksi Shalawat Menurut Hadits Nabi Nabi Muhammad Saw telah mengajarkan kepada kita bagaimana cara bershalawat kepada beliau, seperti yang disebutkan dalam beberapa hadits sebagai berikut : Telah diriwayatkan dari Al-Baihaqi, Sahabat-sahabat kami berhujjah dengan hadits Abu Mas‟ud al-Anshari RA, yaitu:
نوِم َص ِ َّّل ػَّل ُمح ّمد َّ ا: كُ ْو ْموا: نَ ْي َف ه َُص ِ َّّل ػَوَ ْي َم ََي َر ُس ْول هللا ؟ فَلَا َل:َاَّنَّ ُ ْم كَامُوا “Bahwa mereka para sahabat bertanya: “Bagaimana kami bershalawat kepadamu wahai Rasulallah?” Lalu beliau menjawab, “Ucapkanlah oleh kalian “allahumma shalli „alaa Muhammad.”.50 (Terdapat dalam Sunan An-Nasa‟i, Kitab. Sahwi, Bab. Kayfa Shalat „Ala Nabi. No. 1276.) Hadits yang lain mengenai redaksi shalawat menurut Nabi saw adalah shalawat yang terkenal dengan nama shalawat Ibrahimiyah:
ََي: كَامُوا،اَّلل َغ ْي َُ بََّنَّ ُ ْم ُ َّ ِض َ ِ امسا ِػ ِد ُّي َر َّ بَخ َ ََْب ِِن بَبُو ُ َْح ْي ٍد، َغ ْن َ ْمع ِرو ْب ِن ُسوَ ْ ٍْي ُّامز َر ِ ِ ّقِ َّ ول ِ َّ َر ُسو َل ُ نَ ْي َف ه َُص ِ َّل ػَوَ ْي َم؟ فَلَا َل َر ُس،اَّلل " كُومُوا انوَِّ َُّم َص ِ ّل ػَ ََّل ُم َح َّم ٍد: اَّلل َو َاب ِركْ ػَ ََّل ُم َح َّم ٍد َوبَ ْز َو ِاخ َِ َو ُذ ِّريَّخِ َِ َ َمَك،َوبَ ْز َو ِاخ َِ َو ُذ ِّريَّخِ َِ َ َمَك َصو َّ ْي َت ػَ ََّل بٓلِ ا ْب َرا ُِ َْي ّ 51 " َاب َر ْن َت ػَ ََّل بٓلِ ا ْب َرا ُِ َْي اه ََّم َ ِْحي ٌد َمجِ ي ٌد ّ ّ Dari Amr bin Sulaim az-Zuraqi, dari Abu Humaid asSaidi RA, mereka bertanya : “Ya Rasulallah bagaimana cara kami bershalawat kepadamu? Rasulullah bersabda: “ucapkanlah Allahumma Shalli Ala Muhammad wa azwajihi wa dzurriyatihi kama shallaita „Ala Ali Ibrahim wa barik „Ala Muhammadin wa azwajihi wa dzurriyatihi kama barokta „Ala
50
Imam An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, Jil. 3. Jakarta: Darus Sunnah Press. 2014. hlm. 145-146. 51 Samsudin Muhammad bin Abdur Rahman as- Sakhowi. Al- qoulu al- badi‟ fi Sholati „ala Habibi as- Syafi‟, Damaskus : Darul Bayan, 1408. Hlm.52
35
Ali Ibrahima innaka hamidun majid”.52 (Terdapat dalam Shahih al- Bukhari, kitab. Ahadits al- anbiya, Bab. Qaul Allah ta‟ala watahidzi allaha Ibrahim. No. 3141.)
ِ َّ بََنَ َسأَمْ ُت َر ُسو َل: كَا َل، َسأَمْ ُت َزيْدَ ْب َن خ َِار َخ َة: كَا َل،وَس ْب ِن َطوْ َح َة اَّلل َ َغ ْن ُمِ انوَِّ َُّم َص ِ ّل ػَ ََّل ُم َح َّم ٍد َوػَ ََّل بٓل: " َصوُّوا ػَ َ ََّل َو ْاحتَ ِ دُ وا ِِف ادلُّ ػَا ِء َوكُومُوا:فَلَا َل .ُم َح َّم ٍد “ Dari Musa bin Thalhah, berkata: telah bertanya Zaid bin Kharijah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : “ Barshalawatlah atas diriku, dan bersungguh-sungguhlah dalam berdo‟a dan ucapkanlah: Allahumma Shalli „Ala Muhammad wa „Ala Ali Muhammad”.53 (Terdapat dalam Sunan An-Nasa‟i, Kitab. Sahwi, Bab. Kayfa Shalat „Ala Nabi. No. 1276)
2. Redaksi Shalawat Menurut Sahabat dan Tabiin : Selain redaksi shalawat yang langsung diajarkan oleh Rasulullah, para sahabat dan tabiin juga membuat redaksi shalawat kepada nabi untuk mengagungkan beliau. Redaksi shalawat menurut para sahabat dan tabiin antara lain: 1.) Hadits Sahabat Abdullah bin Mas’ud Ra. :
ِ َّ ِ ا َذا َصو َّ ْي ُ ُْت ػَ ََّل َر ُسول: كَا َل، اَّلل ْب ِن مسؼود ِ َّ " َغ ْن َغ ْب ِد اَّلل فَأَ ْح ِس يُوا ّ ، فَ َؼ ِو ّ ْميَا:ُ فَلَامُوا َِل: كَا َل،َِ ون مَ َؼ َّل َذ ِ َِل يُ ْؼ َر ُض ػَوَ ْي َّ َ فَاىَّ ُ ُْك َِل ثَدْ ُر،َِ امص ََّل َت ػَوَ ْي ّ ْ َّ ، َوبَ َر ََكثِ َم ػَ ََّل َس ِ ّي ِد ام ُم ْر َس ِو َني، َو َر ْ َْح َخ َم، انوِ َُّم ْاح َؼ ْل َص ََّلث ََم: كُومُوا:كَا َل َ ِ َاَت اميَّ ِب ِي ّ َني ُم َح َّم ٍد َغ ْب ِدكَ َو َر ُس َوكَائِ ِد، ا َما ِم امْخ ْ َِْي،وِل ِ َ َوخ،َوا َما ِم امْ ُمخَّ ِل َني ّ ون َ ُ انوَُِّ َّم ابْ َؼثْ َُ َملَا ًما َم ْح ُمودًا ي َ ْـب ُِط َُ ِب َِ ْ َاِل َّوم، َو َر ُسولِ َّامر ْ َْح ِة،امْ ّخ ْ َِْي .ون َ َو ْاِلٓ ِخ ُر 52
Al- Bukhari, Shahih al- Bukhari, kitab. Ahadits al- anbiya, Bab. Qaul Allah ta‟ala watahidzi allaha Ibrahim. No. 3141. 53 An- Nasa‟i, Sunan An-Nasa‟i, Kitab. Sahwi, Bab. Kayfa Shalat „Ala Nabi. No. 1276.
36
“Abdullah bin Mas‟ud RA berkata: “Apabila kalian bershalawat kepada Rasulullah SAW, maka buatlah redaksi shalawat yang bagus kepada beliau, siapa tahu barangkali shalawat kalian itu diberitahukan kepada beliau.” Mereka bertanya: “Ajari kami cara shalawat yang bagus kepada beliau.” Beliau menjawab: “Katakan, ya Allah jadikanlah segala shalawat, rahmat dan berkah-Mu kepada sayyid para rasul, pemimpin orangorang yang bertakwa, pamungkas para nabi, yaitu Muhammad hamba dan rasul-Mu, pemimpin dan pengarah kebaikan dan rasul yang membawa rahmat. Ya Allah anugerahilah beliau maqam terpuji yang menjadi harapan orang-orang terdahulu dan orang-orang terkemudian.”54 (Terdapat dalam Sunan Ibnu Majah. Kitab: iqomah as-Shalat wa sunnata fiha. Bab: Shalat „ala Nabi SAW. No.896) 2.)
Hadits riwayat Ali bin Abi Thalib :
امص ََّل َت ػَ ََّل اميَّ ِ ّ ِ ّب ُ ِض َّ هللا َغ ْي َُ يُ َؼ ّ َُّل اميَّ َاس َ ِ ََك َن ػَ ِ ٌَّل َر:َغ ْن َس ََّل َم َة ْام ِكٌْ ِد ِ ّي كَا َل َو َحبَّ َار, َو َاب ِر َئ امْ َم ْس ُم ْو ََك ِث,َاِح امْ َمدْ ُح َّو ِاث ُ َص ََّّل َ ِ َانوَِّ َُّم د: هللا ػَوَ ْي َِ َو َس َّ ََّل ي َ ُل ْو ُل ايم بَ َر ََكثِ َم ْ ُ امْ ُلوُ ْو ِة ػَ ََّل ِف ْط َرِتِ َا شَ ِل ِ ّْيَا َو َس ِؼ ْي ِد َ َ اح َؼ ْل,َا َ َشائِ َف َصوَ َواثِ َم َوه ََو َاَت ِم َما َس َب َق ِ ِ امْفَاثِ ِح ِم َما بُ ْؿ ِو َق َوامْخ, ػَ ََّل ُم َح َّم ٍد َغ ْب ِد كَ َو َر ُس ْو ِ َِل, َو َربِفَ َة َ ََتيُّيِ َم ِ َوامْ ُم ْؼ ِو ِن امْ َح َّق ِابمْ َح ّ ِق َوادلَّ ا ِمؽ ِ ِم َجي ْْش فَاضْ َطوَ َع ِبأَ ْمرِكَ ب َِطا َغخِ َم, اث ْا َِل َابط ِ َ َمَك ُ ِ ّْح َل َحا ِف ًظا, وا ِغ ًيا ِم َو ْحي َِم,َ ْك ِِف كَدَ ٍم َو َِل َو ْ ٍْه ِِف َغ ْز ٍم ٍ ْ َبَـ ْ َِْي ى, ُم ْس خَ ْو ِف ًزا ِِف َم ْرضَ اثِ َم, ِ آِل َء, َح ََّّت بَ ْو َر ى كَبَ ًسا ِملَاب ٍِس, َ َم ِاض ًّيا ػَ ََّل هَفَا ِذ بَ ْمرِك, َِم َؼِْ ِد ك َِ هللا ث َِص ُل ِب ِ وبَْبْ َ َج ُم ْو ِِض,َ ضاث امْ ِف َ َِت َو ْا ِِل ْ ُِث ِ ِب َِ ُُ ِدي َ ِت ْام ُلوُ ْو ُة ب َ ْؼدَ َح ْو, َُ َ بَ ْس َباب َاث ْا َِل ْػ ََّل ِم فَِ َُو بَ ِم ْييُ َم امْ َمأِ ُم ْو ُن َوخ َِاز ُن ِػوْ ِم َم امْ َمخْ ُز ْو ِن,َوَنَ ِئ َر ِاث ْا َِل ْحاكَ ِم َو ُم ٌِ ْ َْي ِاث ْا ِِل ْس ََّل ِم َ َانوَُِّ َّم افْ َس ْح َ ُِل ِِف ػَدْ ِه َم.َوشَ ِِ ْيدُ كَ ي َ ْو َم ِّادل ْي ِن َوب َ ِؼ ْيث َُم ِه ْؼ َم ًة َو َر ُس ْو ُ َِل ِابمْ َح ّ ِق َر ْ َْح ًة ِ ََو ْاح ِز ٍِ ُمضَ ا َغف ٍ َِل َ ُِل ُمَِيّئ َ ِ ْاث امْخ ْ َِْي ِم ْن فَض اث ؿَ ْ َْي ُمكَد ََّر ٍاث ِم ْن فَ ْو ِز زَ َواب َِم ٍُ َانوَِّ َُّم بَػْلِ ػَ ََّل ِبيَا ِء اميَّ ِّاس ِبيَ َاء ٍُ َو َب ْن ِر ْم َمث َْوا. ِامْ َم ْحو ٌ ْولِ َو َح ِزيْلِ َغ َطائِ َم امْ َم ْؼوُ ْول ِض ْاملَلَا َِل َذا َّ ِ َ َدليْ َم َو ُى ُز َ ُِل َوبَثْ ِم ْم َ ُِل ه ُْو َر ٍُ َو ْاح ِز ٍِ ِم ِن ابْخِ َؼازِ َم َ ُِل َم ْل ُب ْو َل امشَّ َِا َد ِت َو َم ْر َم ٌْ ِط ٍق ػَدْ لٍ َوخ َُّط ٍة فَ ْص ٍل َو ُب ْرُ ٍَان َغ ِظ ْ ٍْي “ Salamah al Kindi berkata,” Ali bin Abi Thalib r.a mengajarkan kami cara vershalawat kepada Nabi SAW dengan berkata:” Ya Alloh, pencipta bumi yang 54
Ibnu Majah. Sunan Ibnu Majah. Kitab: iqomah as-Shalat wa sunnata fiha. Bab: Shalat „ala Nabi SAW. No.896.
37
menghampar, pencipta langit yang tingi, dan penuntun hati yang celaka dan yang bahagia pada ketetapanya, jadikanlah shalawat –Mu yang mulia, berkah-Mu yang tidak terbatas dan kasih saying-Mu yang lebut pada Muhammad hamba dan utusan-Mu, pembuka segala hal yang tertutup, pamungkas yang terdahulu, penolong agama yang benar dengan kebenaran,dan penkluk bala tentara kebatilan seperti yang dibebankan padanya, sehingga ia bangkit membawa perintahMu dengan tunduk kepada-Mu, siap menjalankan ridha-Mu, tanpa gentar dalam semangat dan tanpa kelemahan dalam kemauan, sang penjaga wahyu-Mu, pemelihara janji-Mu, dan pelaksana perintah-Mu sehingga ia nyalakan cahaya kebenaran pada yang mencarinya, jalan – jalan nikmat Alloh terus mengalir pada ahlinya dengan Muhammad hati yang tersesat memperoleh petunjuk setelah menyelami kekufuran dan kemaksiatan, ia ( Muhammad ) telah memperindah rambu – rambu yang terang, hukum – hukum yang bercahaya, dan cahaya – cahaya Islam yang menerangi, dialah ( Muhammad )orang yang jujur yang dipercayai oleh-Mu dan penyimpan ilmu-Mu yang tersembunyi, saksi-Mu di hari kiamat, utusanMu yang membawa nikmat, rasul-Mu yang membawa rahmat dengan kebenaran. Ya Alloh, luaskanlah surga-Mu baginya, balaslah dengan kebaikan yang berlipat ganda dari anugerahMu baginya, yaitu kelipatan yang mudah dan bersih, dari pahala-Mu yang dpat diraih dan anugerah-Mu yang agung dan tidak pernah terputus . Ya Alloh, berilah ia derajat tertinggi diantara manusia, muliakanlah tempat tinggal dan jamuannya di surga-Mu, sempurnakanlah cahayanya, balaslah jasanya sebagai utusan-Mu dengan kesaksian yang diterima, ucapan yang diridhai, pemilik ucapan yang lurus, jalan pemisah antara yang benar dan yang bathil dan hujjah yang kuat.55 3.) Shalawat sahabat Abdullah bin Abbas
َِ هللا ػَوَ ْيه ُ هب َص َّهَّل ُ ِض َ ِ َو َغ ِن ا ْب ِن َغ َّب ٍاس َر ّ ِ ِ َّهللا َغ ْي َُ َاهَّه َُ ََك َن ِا َذا َص َّهَّل ػَ َهَّل امي َِ َانوَُِّه َّهم ثَلَبَّه ْهل شَ هفَاػَ َة ُم َح َّم ه ٍد ْام ُكه ْ َهَبى َو ْارفَه ْع د ََر َحذَه َُ امْ ُؼوْ َيهها َوبَغ ِْط ه: َو َسه َّ َهَّل ك ه َا َل .ُس َؤ َ ُِل ِِف ْا َِل ِخ َر ِت َو ْا ُِل ْو ََل َ َمَك َاثَي َْت ِا ْب َراُ ْ ََْي َو ُم ْو ََس
“ Ibn Abas r.a apabila membaca shalawat kepada Nabi SAW beliau berkata,” Ya Alloh kabulkanlah syafaat Muhammad yang agung, tinggikanlah derajatnya yang luhur, dan berilah permohonanya di dunia dan akhirat sebagaimana 55
Samsudin Muhammad bin Abdur Rahman as- Sakhowi. Al- qoulu al- badi‟ fi Sholati „ala Habibi as- Syafi‟, Damaskus : Darul Bayan, 1408. Hlm.68.
38
Engkau kabulkan permohonan Ibrahim dan Musa”56 (Terdapat dalam Ibnu Khazimah. At-Tauhid li Ibn Khazimah. Kitab:isyati Sifat Kalamullah. Bab: Dzikir Ma‟udhu „arsy allah azza wa jalla. No.592.) 4.) Shalawat Imam Hasan al-Bashri Al-Hasan al-Bashri, ulama generasi tabi‟in terkemuka mengatakan: “Barangsiapa berkeinginan minum dengan gelas yang sempuma dari telaga Nabi maka bacalah:
َِ ػَّل محمد َو ػَ ََّل ال محمد َو َا ْْص َا ِب َِ َو َا ْو َ ِدل ٍِ َو َا ُْلِ بَيْ ِذ َِ َو ُذ ِّريَخِ َِ َو ُم ِح َّب ْي َ انوِم ص ّل ِ ِ َوثُ َبا ِػ َِ َو َا ْش َيا ِػ َِ َوػَوَ ْيي َا َم َؼِ ُْم َا ْ َُج ِؼ ْ َني ََي َا ْر َح َم َّامر .اْح ْ َني “Ya Allah curahkanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarganya, sahabatnya, anak-anaknya, istri-istrinya, keturunannya, ahli baitnya, keluarga istri-istrinya, para penolongnya, pendukungnya, kekasihnya dan umatnya dan kepada kami bersama mereka semuanya ya arhamarrahimin.” 57
5.) Shalawat Imam as-Syafi’i Imam as- Syafi‟i dikenal dengan salah satu imam madzhab empat. Nama asli beliau adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Idris as- Syafi‟i. Beliau juga mengarang redaksi shalawat kepada Nabi SAW yang berbunyi:
انوِم ص ّل ػَ ََّل محمد ِب َؼدَ ِد َم ْن َص ََّّل ػَوَ ْي َِ و ص ّل ػَ ََّل محمد ِب َؼدَ ِد َم ْن مَ ْم يُ َص ِ ّل ػَوَ ْي َِ و ص ّل ػَ ََّل محمد نامَ َا َم ْر َث ابمصَّلت ػَوَ ْي َِ و ص ّل ػَ ََّل محمد نامَ ُ َِت ُّب َا ْن . َِ يُ َص ََّّل ػوي َِ و ص ّل ػَ ََّل محمد نامَ ثًَْ َب ِـ امصَّلت ػوي “Ya Allah limpahkanlah Shalawat kepada Nabi Muhammad sebanyak jumlah orang yang bershalawat kepadanya, 56
Ibnu Khazimah. At-Tauhid li Ibn Khazimah. Kitab:isyati Sifat Kalamullah. Bab: Dzikir Ma‟udhu „arsy allah azza wa jalla. No.592. 57 Samsudin Muhammad bin Abdur Rahman as- Sakhowi. Al- qoulu al- badi‟ fi Sholati „ala Habibi as- Syafi‟, Damaskus : Darul Bayan, 1408. Hlm. 71.
39
limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad sebanyak orang yang tidak bershalawat kepadanya, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad sebagaimana yang Engkau perintahkan kepadanya, limpahkanlah shalawat kepda Nabi Muhammad sebagaimana Engkau suka agar dibacakan shalawat atasnya, dan limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad sebagaimana selayaknya ucapan shalawat atasnya.” Ada juga redaksi lain menurut Imam as- Syafi‟i, yaitu:
ون َوؾَفَ َل َغ ْن ِذ ْن ِر ٍِ امـَا ِفوُ ْو َن َ َص َّّل هللا ػَّل ه َ ِب ِي ٌّا مجمد َُكَّامَ َذنَ َر ٍُ ا َّّلا ِن ُر “Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Nabi kami, Nabi Muhammad selama orang-orang yang ingat menyebut-Mu, dan orang-orang yang lalai melupakan untuk menyebt-Mu”. 58
C. SHALAWAT GHAIRU MA’TSUR 1. POLEMIK SHALAWAT GHAIRU MA’TSUR Kata Ma‟stur merupakan bahasa arab yang diambil dari kata al- utsroh, al- tsu‟tsuroh dan al- atsar, semuanya bermakna peninggalan, bekas, jejak, perbuatan yang turun temurun. 59 Sedangkan Ghairu mempunyai makna bukan atau tidak. Dari makna bahasa itu, dapat diartikan bahwa do‟a ma‟tsur adalah do‟a yang merupakan warisan atau peninggalan dari Nabi Muhammad SAW atau yang diajarkan oleh beliau SAW. Sedangkan sebaliknya Do‟a yang tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW disebut do‟a ghairu ma‟tsur.
58
Samsudin Muhammad bin Abdur Rahman as- Sakhowi. Al- qoulu al- badi‟ fi Sholati „ala Habibi as- Syafi‟, Damaskus : Darul Bayan, 1408. Hlm. 88. 59 Atabik Ali. Kamus al-ishry. Yogyakarta: Multi Karya Grafika. 1996. Hlm.22.
40
Sedangkan mengenai bentuk redaksinya, shalawat itu ada dua macam, yaitu Shalawat Ma‟tsur dan Shalawat Ghairu Ma‟tsur. Shalawat Ma‟tsur adalah shalawat yang dibuat oleh Rasululloh SAW sendiri, baik kalimat, cara membaca, waktu maupun fadhilahnya. Adapun Shalawat yang masuk kategori Ghairu Ma‟tsur, adalah seperti shalawat yang disusun oleh Imam al-Ghazali, shalawat Quthbul Aqthab yang disusun oleh Sayid Abdullah bin Alawi Al-Hadad, Shalawat Nariyah, Shalawat Munjiyat, Shalawat Mukhathab dan lain – lain. Telah disebutkan dalam pengertian tentang shalawat, bahwa shalawat mempunyai arti sebagai do‟a yang dipanjatkan oleh seseorang dengan mengharap Allah selalu memberi rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi dan keluarganya.
Jumhur
fuqoha
berpendapat bahwa dibolehkan pada setiap do‟a baik untuk kepentingan duniawi maupun ukhrowi (akherat) menggunakana do‟a ghairu ma‟tsur, namun berdoa dengan do‟a yang ma‟tsur lebih utama daripada berdo‟a dengan yang ghairu mat‟sur.60 Dibolehkannya berdoa dengan yang ghairu ma‟tsur selama tidak berdoa dengan kemaksitan dan tergesa-gesa, berdasarkan hadits Nabi saw yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh bahwasanya Nabi saw bersabda:
60
M.Haq an- Nazil. Khazinatul Asrar. Magelang: Ma’had Islam as-salafi. Tt. Hlm:178-179.
41
ِ َّ بَ ّن َر ُسو َل،ََغ ْن بَ ِيب ُ َُرْي َرت ،اة ِ َِل َح ِد ُ ُْك َما مَ ْم ي َ ْؼ َج ْل ُ " ي ُْس خَ َج:اَّلل كَا َل ُ فَ َي ُل كَدْ َد َغ ْو ُث فَ ََّل بَ ْو فَ َ َّْل ي ُْس َخ َج ْب ِل:ول “Doa-doa seorang hamba akan selalu dikabulkan selama ia tidak berdoa dengan dosa atau memutuskan silaturahim dan tidak tergesa-gesa.‟ Lalu beliau saw ditanya,‟Wahai Rasulullah apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa.‟ Beliau saw menjawab,‟orang yang berkata bahwa aku telah berdoa, aku telah berdoa namun aku tidak melihat Allah mengabulkan doaku lalu ia meninggalkan berdoa.”61 (Terdapat dalam Shahih Muslim, kitab: Dzikir wa du‟a wa taubah wal istighfar, Bab: Bayan annahu yastajabu lil ad-Da‟i ma lam ya‟jal. No. 4922.)
Mayoritas
kaum
muslimin,
berpandangan
bahwa
mengamalkan shalawat-shalawat yang disusun oleh para ulama dan auliya seperti shalawat Munjiyat, shalawat Nariyah, shalawat AlFatih, shalawat Thibbil Qulub dan lain-lain adalah dibolehkan dan disunnahkan sesuai dengan paradigma umum yang mengakui adanya bid‟ah hasanah dalam agama. Terdapat sekian banyak dalil yang menjadi dasar kebolehan membaca doa-doa dan shalawatshalawat yang belum pernah di ajarkan oleh Rasulullah.
Diantara dalil-dalil tersebut antara lain hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Mas‟ud, Ali ibn Abi Thalib, Abdullah ibn Abbas, shalawat Hasan Bashri dari kalangan tabiin, dan shalawat as-Syafi‟i yang telah disebutkan dalam subbab
61
Imam Muslim, Shahih Muslim, kitab: Dzikir wa du‟a wa taubah wal istighfar, Bab: Bayan annahu yastajabu lil ad-Da‟i ma lam ya‟jal. No. 4922.
42
Shalawat menurut sahabat dan tabi‟in. Selain kelima dalil tersebut, terdapat juga Hadits Anas bin Malik RA:
ِ َّ َب َّن َر ُسو َل،َغ ْن بَو َ ٍس ُ َوُ َُو ي َ ُل،َِ ِايب َوُ َُو يَدْ غُو ِِف َصَّلث ََي:ول ّ ٍ ِ اَّلل َم َّر ِبأَغ َْر ٍُ َوِل ثُـ ِ ّ َُْي،ون ُ ُ َوِل ُُتَا ِم ْط َُ ُّامظي،ون ُ َم ْن ِل حَ َرا ٍُ امْ ُؼ ُي َ َوِل ي َ ِص ُف َُ امْ َو ِاص ُف،ون َوػَدَ َد، َو َم َاكيِي َل امْ ِب َح ِار، ِ ي َ ْؼ َ َُّل َمث َا ِكي َل ا ْمجِ َبال، َوِل َ َْي ََش ادلَّ َوا ِئ َر،امْ َح َوا ِد ُج َِ َش َق ػَوَ ْي َ ْ َ َوب، َوػَدَ َد َما بَ ْظ َ ََّل ػَوَ ْي َِ انو َّ ْي ُل، َوػَدَ َد َو َر ِق ا َِل ْْش َِار،كَ ْط ِر ا َِل ْم َط ِار َوِل،ٍِ َوِل َ َْب ٌر َما ِِف كَ ْؼ ِر، َوِل بَ ْر ٌض بَ ْرضً ا، ِل ث َُو ِاري ِمٌْ َُ َ ََسا ٌء َ ََس ًاء،اههنَّ َ ُار َوخ ْ ََْي بَ ََّي ِم،َُ َوخ ْ ََْي َ َمع َِل خ ََواثِ َم،ٍُ ْاح َؼ ْل خ ْ ََْي ُ ُمع ِري ب ٓ ِخ َر،ٍِ َح َب ٌل َما ِِف َو ْغ ِر ِ َّ َّك َر ُسو ُل َ َّ فَ َو،َِ ي َ ْو َم بَمْلَاكَ ِفي " ا َذا َص ََّّل فَائْدِ ِِن: فَلَا َل،ايب َر ُخَّل ّ ِ ِ اَّلل ِاب َِلغ َْر ّ ِ َِدْ َ ُ ِ ِ ول َب ِم ْن ب َ ْؼ ِض َّ َوك َك َن ب ُْد َي م َر ُس،ٍُ َ فَوَ َّما َص ََّّل بََت،" َِ ِب ٌ ُاَّلل َذ ايب؟ ُّ ِ " ِم َّم ْن بَهْتَ ََي بَغ َْر: َوكَا َل،ايب َوُ ََب َ ُِل ا ََّّلُ ََب ُّ ِ فَوَ َّما بََتَ ٍُ ا َِلغ َْر،امْ َم َؼا ِد ِن ِ َّ ِم ْن ب َ ِِن ػَا ِم ِر ْب ِن َص ْؼ َص َؼ َة ََي َر ُسو َل:" كَا َل " َُ ْل ثَدْ ِري ِم َم: كَا َل،اَّلل ِ َّ نِ َّور ِح ِم ب َ ْيًٌََا َوب َ ْيٌَ َم ََي َر ُسو َل:َو َُ ْب ُت َ َِل ا ََّّلُ ََب؟ " كَا َل " ا َّن: فَلَا َل،اَّلل ّ َ ِ َّ َومَ ِك ْن َو َُ ْب ُت َ َِل ا ََّّلُ ََب ِم ُح ْس ِن زَيَائِ َم ػَ ََّل،نِ َّور ِح ِم َحلًّا م ْم َي ْر ِو،" اَّلل َ َُ َذا امْ َح ِد ُّ ثَفَ َّر َد ِب َِ ا َِل ْذ َر ِم،ير َغ ْن ُ َْح ْي ٍد ّاِل ُ َُش ْ ٌْي “Anas bin Malik berkata: “suatu ketika Rasulullah bertemu dengan lelaki a‟rabi (pedalaman) yang sedang berdo‟a dalam shalatnya dan berkata: “wahai Tuhan yang tidak terlihat oleh mata, tidak dipengaruhi oleh keraguan, tidak diterangkan oleh para pembicara, tidak diubah oleh perrjalanan waktu dan tidak oleh malapetaka, Tuhan yang mengetahui timbangan gunung, takaran lautan, jumlah tetesan air hujan, jumlah daun-daun pepohonan, jumlah segala apa yang ada di bawah gelapnya malam dan terangnya siang, satu langit dan satu bumi tidak menghalanginya ke langit dan bumi yang lain, lautan tidak dapat menyembunyikan dasarnya, gununng tidak dapat menyembunyika isinya, jadikanlah umur terbaikkua akhirnya, amal terbaikku pemungkasnya, dan hari terbaikku hari aku bertemu dengan-Mu.” Setelah laki-laki a‟rabi itu selesai berdoa, Nabi saw memanggilnya dan memberi hadiah berupa emas dan beliau berkata kepada leki-leki itu: “aku memberimu emas itu karena pujianmu
43
yang bagus kepada Allah swt”.62 (Terdapat dalam Mu‟jam al-ausath Al- Thabrani. Bab: Al-Ya‟. Man Ismuhu Ya‟qub. No. 9682.)
Berdasarkan hadits diatas dan juga hadits-hadits yang sudah dibahas dalam masalah redaksi shalawat menurut sahabat dan tabiin, dapat diambil makna bahwa: Pertama,
dalam Islam tidak
ada ajaran yang
mengajak
meninggalkan shalawat-shalawat atau doa-doa yang disusun oleh para ulama dan auliya. Seperti Dalail al-Khairat, Shalawat al-Fatih, Munjiyat, Nariyah, Thibbul Qulub, shalawat Badar dan lain-lain. Bahkan sebaliknya, ajaran Islam menganjurkan untuk mengamalkan shalawat-shalawat dan doa-doa yang disusun oleh para ulama dan auliya. Sejak generasi sahabat Nabi SAW kita dianjurkan untuk menyusun shalawat yang baik kepada Nabi SAW, sebagai tanda kecintaan dan ekspresi keta‟zhiman kita kepada beliau. Mereka juga mengajarkan kita cara menyusun shalawat yang baik kepada Nabi SAW, seperti shalawat yang disusun oleh Sayidina Ali, Ibn Mas‟ud, Ibn Abbas dan ulama-ulama sesudahnya. Dari sekian banyak shalawat yang disusun oleh mereka, lahirlah karya-karya khusus dalam shalawat yang ditulis oleh para hafizh dari kalangan ahli hadits seperti Fadhl alShalat „al-Nabi karya al-Imam Ismail bin Ishaq al- Qadhi, Jala‟ al-
62
At-Thabrani. Mu‟jam al-ausath Al- Thabrani. Bab: Al-Ya‟. Man Ismuhu Ya‟qub. No. 9682.
44
Ajham karya Ibn al-Qayyim, al-Qaulu al-Badi‟ karya al-Hafizh alSakhawi dan ratusan karya shalawat lainnya. Kedua, di antara susunan shalawat yang baik adalah bacaan shalawat yang disertai dengan pujian kepada Nabi SAW. Seperti yang dicontohkan dalam shalawat Sayidina Ali bin Abi Thalib dengan menyertakan nama-nama dan sifat-sifat Nabi yang terpuji seperti, „alfatih lima ughliq, aldafi‟ lijaysyat alabathil, al-khatim lima sabaq‟ dan lain-lain. Oleh karena itu, Shalawat al-Fatih dan lain-lain yang mengandung pujian kepada Nabi SAW termasuk mengikuti Sunnah Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang diakui sebagai salah satu Khulafaur Rasyidin oleh kaum Muslimin. Ketiga, hadits-hadits di atas, dapat mengantarkan kita pada kesimpulan bahwa para sahabat telah terbiasa menyusun doa-doa dan bacaan shalawat kepada Nabi. Hal ini kemudian diteladani oleh para ulama salaf yang saleh dari kalangan ahli hadits hingga dewasa ini. 63 2. SHALAWAT MUDHARIYAH Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa dalam redaksi Shalawat terdapat dua pengertian, yaitu shalawat ma‟tsur dan shalawat ghairu ma‟tsur. Shalawat ghairu ma‟sur sendiri ada bermacam-macam redaksi yang dikarang oleh para ulama, diantaranya adalah Shalawat Mudhariyah karangan Imam Bushiri. Dinamakan Mudhariyah karena
63
M.Haq an- Nazil. Khazinatul Asrar. Magelang: Ma‟had Islam as-salafi. Tt. Hlm:178182.
45
salah satu Datuk Nabi Muhammad yang bernama Mudhar. Berikut ini pemaparan tentang shalawat Mudhariyah: 1. Pengarang Shalawat Mudhariyah Pengarang shalawat mudhariyah ialah al-Bushiri (610695H/1213-1296 M). Nama lengkapnya Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid ash- Shanja al-Bushiri. Karyanya yang terkenal adalah Qashidah Burdah. Selain qashidah burdah, alBushiri juga menulis beberapa qashidah lain. Di antaranya alQashidah Mudhariyah dan al-Qashidah al-Hamziyah. Al-Bushiri adalah keturunan Berber yang lahir di Dallas, Maroko, dan dibesarkan di Bushir, Mesir. Oleh karena itu, Ia kadang di sebut ad-Dalashi, kadang juga ad-Dhalashiri gabungan dari Dalashi dan Bushiri. Ia murid sufi besar Imam Al-Syadzili dan penerusnya yang bernama Abul Abbas Al-Mursi, tokoh Tarekat Syadziliyah. Di bidang fiqih, Al-Bushiri menganut Madzhab Syafi„i, madzhab fiqih mayoritas di Mesir. Awal studinya dimulai dengan menghafal al-Qur‟an, lalu ke Kairo bergabunng dengan para pelajar yang menuntut ilmu di masjid Syekh Abd Al-Zahir. Disitu al-Bushiri belajar berbagai macam ilmu agama, juga ilmu bahasa dan sastra. Kairo merupakan kota yang menjadi tempat tinggal Bushiri dalam masa panjang dalam hidupnya.
46
Pada tahun 1250 M, disaat berusia sekitar 40 tahun, alBushiri mulai belajar dan menekuni ilmu-ilmu tasawuf. Jalur yang dia pilih adalah tasawuf melalui amalan-amalan dan Tarekat Syadziliyah. Sebuah tarekat rintisan seorang sufi kebangsaan Tunisia yang bernama Abu al Hasan al- Syadzili (w.1257). Tarekat ini ia tekuni dibawah bimbingan Abu Abbas al- Mursi (w. 1295), salah seorang murid senior al- Syadzili. Ternyata pada tahapan kehidupan selanjutnya, ajaran tasawuf yang ditekuninya itu berpengaruh cukup besar terhadap pola pemikiran orientasi karya sastranya. 64 Sisi lain dari profil al-Bushiri ditandai oleh kehidupannya yang sufistik, tercermin dari kezuhudannya, tekun beribadah, tidak menyukai kemewahan dan kemegahan duniawi. Di kalangan para sufi, ia termasuk dalam deretan sufi-sufi besar. Sayyid Mahmud Faidh al-Manufi menulis di dalam bukunya, Jamharat al-Aulia, bahwa al-Bushiri tetap konsisten dalam hidupnya sebagai seorang sufi sampai akhir hayatnya. Makamnya yang terletak di Iskandaria, Mesir, sampai sekarang masih dijadikan tempat ziarah. Makam itu berdampingan dengan makam gurunya, Abu Abbas al-Mursi. Al- Bushiri merupakan penyair yang sangat produktif. Banyak karya sastra terutama syair yang telah digubahnya. Selain produktif, dia juga sangat mumpuni kemampuan sastranya. 64
Muhammad Adib. Burdah antara Kasidah Mistis dan Sejarah. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.2009. Hlm. 13.
47
Terbukti syair karangannya diakui memiliki nilai sastra yang sangat tinggi. Karyanya yang paling fenomenal adalah shalawat Burdah. Selain syair shalawat Burdah, karya al-Bushiri yang lain diklasifikasikan menjadi 2 kategori. Pertama, karya satra yang bernafaskan keagamaan. Terutama yang mengetengahkan sejarah hidup dan shalawat Nabi Muhammad SAW. Berikut ini adalah contoh beberapa karyanya dalam kategori pertama yang tertulis dalam buku Dicintai Allah dengan Rasulullah SAW yang dikarang oleh Arif Mulyadi adalah sebagai berikut: a.
Al-Kawakib Ad- Duriyah fi Madh Khair al- Bariyyah yang kemudian dikenal dengan shalawat Burdah.
b.
Al- Qashidah al- Muhammadiyyah, syair yang berjumlah 15 bait yang menjadi salah satu tembang dalam album group Langitan pada sekitar tahun 1997.
c.
Al- Hamziyyah fi al- Mada‟ih an Nabawiyyah, berjumlah sekitar 427 bait, sehingga dianggap sebagai salah satu karya terbesar Al- Bushiri.
d.
Dzakhar Al- Ma‟ad fi Wazn banat Su‟ad. Syair berjumlah sekitar 204 bait yang dia karang sebagai pembanding syair Banat Su‟ad karangan Ka‟ab Ibn Zuhair yang sangat legendaris.
48
e.
Al- Qashidah al- Mudhariyyah fi Ash- Shalah „ala‟ Khair alBariyyah, berjumlah sekitar 39 bait.
f.
Hukm Al- Hawa, syair berjumlah 30 bait yang memuat tentang bahaya menuruti hawa nafsu. Kedua, karya satra yang bersifat umum, misalnya yang
memuat keluhan hati, ekspresi kebahagiaan , dan pujian atau kritik terhadap seseorang. Berikut ini adalah beberapa contoh syair dalam kategori ini: a.
Katab al- Masyib, syair berjumlah sekitar 141 bait yang mengekspresikan kekagumanya terhadap dua guru tarekat Syadziliyyah yang dianutnya. Yaitu Abu Hasan asy- Syadzili dan Abu Abbas al- Mursi.
b.
Asy Ba‟d Maut, syair berjumlah empat bait yang memuat kegelisahannya setelah disiarkan telah meninggal dunia oleh seseorang.
c.
Mustakhdimun Wa Syayathin, syair berjumlah empat bait yang dikarangnya sebagai reaksi setelah keledai kesayangannya hilang dicuri orang.
d.
Fadhluk Awwal, syair berjumlah lebih dari 150 bait yang menuturkan kekagumannya kepada Sultan al- Izz Aibak (w. 1227) penguasa Damaskus atas beragam prestasinya dalam bidang pendidikan.
49
Setelah mengarungi kehidupan selama sekitar 82 tahun, pada peghujung abad ke-13 M, tepatnya pada 1295, al- Bushiri menghembuskan nafas terakhirnya di Iskadaria. Jenazahnya dikebumikan di dekat bukit al- Mughatham. 65
2. Qasidah Shalawat Mudhariyah
Shalawat Mudhariyah adalah salah satu syair karya Imam al- Bushiri yang sangat besar keutamaanya. Al- Qashidah alMudhariyyah fi Ash- Shalah „ala‟ Khair al- Bariyyah atau lebih dikenal dengan shalawat mudhariyah
terdiri dari 39 bait, dan
terbagi dalam 3 tema pokok pembicaraan, yaitu: pertama, pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Kedua, berupa do‟a- do‟a yang dipanjatkan oleh al- Bushiri. Dan yang ketiga yaitu syair penutup shalawat. Dikatakan shalawat Mudhariyah karena Imam Bushairi mengambil nama dari datuk Nabi Muhammad SAW yang bernama sayyid Mudhar.
Dalam
bagian
pertama,
Imam
Bushairi
mengawali
mengarang shalawat Mudhariyah dengan memuji kepada Nabi Muhammad SAW menggunakan syair-syair yang sangat indah dan bermakna. Seperti kalimat “Tuhanku, limpahkanlah rahmat-Mu untuk Nabi pilihan dari suku Muhdhar, juga untuk Nabi dan Rasul
65
Muhammad Adib. Burdah antara Kasidah Mistis dan Sejarah. Yogyakarta: Pustaka Pesantren. 2009. Hlm. 13.
50
yang telah lalu. yaitu Shalawat- Mu yang suci sesuci-sucinya. Sebanyak-banyaknya dan semulia-mulianya, yang menebarkan harum semerbak di seluruh alam semesta. Keharuman yang bercampur dengan misik kesturi yang mahal, yang aromanya tersebar luas, seluas keridhoan-Mu”.66 Bagian kedua, mengenai do‟a-do‟a yang dipanjatkan oleh Imam Bushairi. Do‟a yang dipanjatkan oleh Imam Bushairi antara lain:
1.) Memohon ampunan dosa-dosa orang yang membaca shalawat
Mudhariyah,
dan
juga
orang
yang
mendengarkannya. Imam al-Bushiri juga menggunakan syair yang indah seperti: “Ya Tuhanku, besarkan dan limpahkan untuk kami pahala serta ampunan-Mu, karena kemurahan-Mu bagai lautan tak bertepi,Juga kedua orang tua kami,tetangga kami. Dan kami semua,oh tuhan, sangat membutuhkan ampunan-Mu. Sungguh, aku telah melakukan dosa-dosa yg tak terhitung jumlahnya,namun luasnya ampunan-Mu dapat menghapuskan dosa-dosa tersebut sampai tak tersisa." 2.) Meminta syafaat Nabi di akhirat kelak. Seperti dalam syair: "Tuhanku,aku memohon agar Engkau mengasihi kali
66
Nadzam Shalawat Mudhariyah. Tegal: Pondok Pesantren at- Tauhidiyah.
51
didunia dan akhirat dengan kemuliaan orang yg batupun bertasbih di tangannya (Nabi Muhammad SAW)." 3.) Do‟a agar orang yang membaca maupun mendengar shalawat Mudhariyah dapat melunasi hutang-hutangnya. Seperti dalam syair: “Dan lunaskanlah hutang-hutang kami yang membuat ruang gerak kami seakan menjadi sempit, dan bebaskan kami dari kesulitan yang menimpa kami, Engkau Maha Kuasa”. 4.) Do‟a agar terhindar dari malapetaka atau bencana yang melanda. Seperti kalimat: “Dan kasihanilah kami pada setiap bencana yang melanda kami, karena dengan kasihMu segala yang menakutkan itu akan sirna”.67 Bagian ketiga penutup shalawat yang berisi tentang do‟ado‟a yang dipanjatkan kepada sahabat-sahabat Nabi dan Ummul Mukminin. Diantara sahabat Nabi yang disebut dalam shalawat ini antara lain sahabat Abu Bakar as-shidiq, Umar ibn Khattab, Utsman ibn Affan dan Ali ibn Abi Thalib atau lebih dikenal dengan Khulafaur Rasyidin. Mengeni sahabat yang lain yaitu Sa‟ad ibn Abi Waqash, Sa‟id ibn Jubair, Abdurrahman ibn Auf, Thalhah ibn Ubaidillah, Abu Ubaidah ibn Jarrah, dan Zubair ibn Awwam yang menurut Imam Bushairi, mereka adalah para pemimpin yang berwibawa. Imam Bushairi juga tak lupa menyebutkan sahabat 67
Nadzam Shalawat Mudhariyah. Tegal: Pondok Pesantren at- Tauhidiyah.
52
sekaligus paman Nabi, yaitu Hamzah ibn Abdul Muthalib dan Abbas beserta putranya Abdullah ibn Abbas. 68
3. Keutamaan Shalawat Mudhariyah Menurut beberapa ulama, suatu amalan mempunyai beberapa keutamaan tersendiri yang berbeda antara satu dengan yang lain. Begitu juga dengan shalawat Mudhariyah yang dikarang oleh Imam Bushairi, beberapa keutamaan shalawat ini yaitu bisa menangkal adanya bencana atau tolak bala. Seperti syair yang disebutkan dalam bait yang ke 32:
ّ ِ ُ " َو ُن ْن مَ ِط ْيفًا ِبيَا ِِف " ْس ُ ِ مُ ْطفًا ُجَ ِ ْي ًَّل ِب َِ ا َِلُ َْوال ثَ ْي َح# َّك َنَ ِز َ ٍَل Yang artinya “Dan kasihanilah kami pada setiap bencana yang melanda kami, karena dengan kasih-Mu segala yang menakutkan akan sirna”.69 Dan juga dapat membantu orang yang membaca shalawat ini terbebas dari hutang. seperti dalam bait syair :
" َوفَ ّ ِرحِ امكَ ْر َة َغيَّا اه َْت ُم ْلذَ ِد ُر# " َوا ْك ِض ُديُ ْوَنً مََِا الا ْخ ََّل ُق ض َائِلَ ٌة "Dan lunaskanlah hutang-hutang kami, yang membuat ruang gerak kami seakan menjadi sempit,dan bebaskan kami dari kesulitan yang menimpa kami, Engkau Maha kuasa."70
68
Nadzam Shalawat Mudhariyah. Tegal: Pondok Pesantren at- Tauhidiyah. Nadzam Shalawat Mudhariyah. Tegal: Pondok Pesantren at- Tauhidiyah. 70 Nadzam Shalawat Mudhariyah. Tegal: Pondok Pesantren at- Tauhidiyah. 69
53