`BAB II SHALAT BERJAMA’AH DAN KEDISIPLINAN SISWA
A. Shalat Berjama’ah 1. Pengertian Shalat Berjama’ah Apabila kita perhatikan ayat-ayat yang menunujukan arti perintah dalam Alqur’an, kita akan menemukan beberapa ayat yang memberi pengertian bahwa kita diperintahkan untuk melaksanakan shalat dengan berjama’ah. Allah berfirman : )٤٣( Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama beberapa orang-orang yang ruku’.(QS. Al-Baqarah: 43)1 Ayat tersebut memberi perintah kepada kita untuk melaksanakan shalat dengan berjama’ah.Adapun dalam shalat berjama’ah itu sendiri ada beberapa pendapat diantaranya : a. Imam Asyafi’i dalam Al amm menyebutkan bahwa apabila seseorang beriman kepada seseorang yang lain maka shalat tersebut disebut dengan shalat berjama’ah.2 b. M. Abdullah Mujib, dkk berpendapat bahwa shalat berjama’ah ialah shalat yang dilakukan bersama-sama salah seorang di antaranya sebagai imam dan yang lainnya menjadi makmum. 1
Depag Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjeahannya, CV. Toha Putra, Semarang, 1989,hlm 16 2 Imam Asy- Syafi’i, RA. Al Umm (kitab Induk) Juz 1, Terjemahan, Farzan. Jakarta, 1991, hlm. 336
22
23
c. Muhammad Ibrohim Al-Hipnawi mengatakan bahwa shalat berjama’ah adalah shalat yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.3 Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa shalat berjama’ah adalah shalat yang dilakukan di secara bersama-sama minimal dua orang, maksimal tidak terbatas (lebih banyak lebih baik). Dan salah satu di antaranya berdiri di dpan sebagai imam, sedang yang lainnya berdiri di belakang sebagai makmum untuk mengikuti shalat imam. 2. Hukum dan Keutamaan Shalat Berjama’ah Kalau kita perhatikan semangat kaum muslimin dalam menegakkan shalat berjama’ah. Sungguh amat menyedihkan karena kegemaran mereka menghadapi dan mendirikan shalat berjama’ah sangatlah minim, apalagi di waktu dzuhur waktu yang masih digunakan untuk kegiatan seperti belajar, bekerja, dan bersantai. Sehingga seakan-akan mempunyai keistimewaan sendiri, padahal kalau kita amati shalat berjama’ah didalamnya mempunyai keistimewaan dan kedudukan tersendiri di banding shalat sendirian. a. Hukum Shalat Berjama’ah Fadhol Ilahi menyebutkan bahwa sholat berjama’ah adalah wajib.4 Nabi saw. Bersabda :
3
Muhammad Ibrohim Al Hifnawi, Fiqih Sholat, Terjemahan Akademika Pressindo,Jakarta, 2002, hlm.4 4 Fadhol Ilahi, keistimewaan Sholat Berjama’ah, Target Press, 2002, hlm. 83
24
Artinya: “Aku mendatangi Nabi SAW bersama rombongan darikaumku lalu bersamanya selama 20 malam. Dia adalah seorang yang sangat penyayang dan sangat bersahabat. Ketika dia mengetahui kerinduan kami pada keluarga kami maka dia bersabda “pulanglah kalian dan jadilah kalian diantara mereka orang-orang yang mengaari mereka dan bersholatlah bersama mereka. Jika telah datang waktu sholat maka hendaklah salah seorang dari kalian melakukan adzan dan hendaklah yang tertua (yang paling baik bacaannya dan tua usianya) diantara kalian menjadi imam (HR. Bukhori).5 Kemudian Abu Bakar Al Kasani menyebutkan bahwa (sholat jama’ah adalah sunah muakad).6Sebagian ulama syafi’iyah mentapkan bahwa sholat berjama’ah pada sembahyangnya yang lain dari sholat jum’at adalah sunnah.7 Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat penulissimpulkan bahwa meningkatkan shalat berjama’ah adalah perbuatan yang tidak merugikan dan juga memberi kesan yang kuat bahwa memelihara shalat berjama’ah sangatlah dipentingkan dalam kehidupan. b. Keutamaan Shalat Berjama’ah Shalat memiliki kedudukan istimewa dibanding ibadah lainnya. Pelaksanaan shalat dapat dilakukan sendiri-sendiri, maupun secara bersama-sama. Shalat secara bersama-sama mempunyai keistimewaan dari pada shalat sendirian. 1) Shalat berjama’ah itu lebih utama dari shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat. 5
Al-Hafiz Ibnu Hajar Ali Asqalani, Fathul Bari Syarah Shahih Al-Bukhori, Pustaka Imam Asy-Syafi’I, tahun terbit 1990, jilid 1 6 Fadhol Ilahi, Keistimewaan Sholat Berjama’ah, Target Press, 2002, hlm. 83 7 TM Hasbi Asy-Syiddieqy, Hukum-hukum Fiqih Islam, Jakarta, 1978, hlm.106.
25
2) Terhapusnya dosa dan diangkat derajatnya. Allah akan melebur dosadosa kemudian mengangkat derajat serta memberi kemuliaan terhadap orang-orang yang berjalan kaki ke masjid guna menunaikan shalat berjama’ah. 3) Pahalanya sama dengan orang yang ihrom haji. “Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk menunaikan shalat wajib berjama’ah, maka pahalanya seperti orang haji yang berihrom” (HR. Imam Ahmad dan Abu Dawud). 4) Disediakan tempat di surga “Sesungguhnya setan adalah serigala yang menghancurkan manusia, sebagaimana bahayanya serigala yang memangsa seekor kambing yang jatuh tertekam olehnya tidak tercerai berai, dan hendaklah kalian senantiasa menempati perkumpulan dan berjama’ah di dalam masjid. (HR. Imam Ahmad bin Jabal ra). 5) Bebas dari Neraka dan Kemunafikan “Barang siapa yang sholat karena Allah selama empat puluh dari dalam berjamaah, sedangkan ia menemui takbirotul ihrom dengan imam, maka dituliskan baginya dan kebebasan yakni bebas dari neraka dan kemunafikan.” (HR. Tirmidzi)8 Zakiyah Daradjat menyebutkan bahwa “sholat berjama’ah itu lebih baih dari pada sholat sendiri, yang pahalanya lebih banyak yaitu kelipatan.9:
8 9
Fadhol Ilahi, Keistimewaan Sholat Berjama’ah, hlm. 15-61 Zakiyah Daradjat, Sholat Menjadikan Hidup Bermakna, Zuhana, Jakarta, 1996 hlm. 87
26
“Aku berniat memerintahkan kaum muslimin untuk mendirikan shalat. Maka aku perintahkan seseorang untuk menjadi imam dan shalat bersama manusia. Kemudian aku berangkat dengan kaum muslimin yang membawa seikat kayu bakar menuju orang-orang yang tidak mau ikut shalat berjamaah, dan aku bakar rumah-rumah mereka.”
Sedemikian
besarnya
keutamaan
sholat
berjama’ah
dibanding shalat sendiri tentu ada hikmah dan makna yang sangat penting bagi kehidupan kita. 3. Tujuan Ibadah Shalat Berjamaah dalam Islam yaitu: Meskipun tujuan peribadatan adalah untuk mengingat dan memuliakan Allah SWT, namun perlu ditekankan bahwa kemuliaan dan keagungan Allah SWT tidak bergantung sedikitpun pada pada pemuliaan dan pengakuan makhluk- Nya, karena dia tidak bergantung pada ciptaanNya dan bebas dari segala kebutuhan, tetapi manusia membutuhkan bentukbentuk pribadatan yang berulang untuk menjaga hubungan dengan tuhanya. Adapun tujuan ibadah shalat dalam Islam yaitu: a. Untuk memperkuat keyakinan dan pengabdian kepada Allah SWT. b. Untuk menguatkan karakter, mendisiplinkan diri dan peranannya sebagai wakil dan hamba yang dipercaya Allah SWT di bumi. c. Untuk memperkuat tali persaudaraan dan kasih sayang diantara sesama muslim.10 d. Disamping latihan spiritual, juga merupakan latihan moral.11
10
Suzane Haneef, Mengapa Memilih Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1979, hlm. 46. Harun Nasution, Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Cet. V, 1985, hlm. 40.
11
27
4. Hikmah Shalat Berjamaah Setiap perkara yang diperintahkan oleh Allah kepada hamba- Nya pasti memiliki hikmah tersendiri. TM Hasbi Ash-Shiddieqy menyebutkan bahwa rahasia jamaah itu sungguh banyak, diantaranya: a. Menolong orang-orang yang sama shalat dengan jalan menghindarkan dari kelupaan supaya ia dapat menghsilkan khusu’ dan kehadiran hati yang menjadi jiwa shalatterurai maksud-maksud yang dituntut didalamnya, yaitu membesarkan Allah yang bersifat dengan segla sifat kebesaran dan tegak berdiri memuajat kepda-Nya. b. Menyempurnakan shalat orang-orang yang kurang ibadahnya c. Kebaikan agama d. Kebaikan dunia e. Membiasakan umat menaati pemimpin-pemimpinya f. Menghidupkan rasa merdeka, persamaan, dan persaudaraan. g. Membiasakan bersatu dan tolong menolong.12 Sedangkan
menurut
Asy-Syaikh
Ali
Ahmad
Al
Jarjaawy
menyebutkan bahwa shalat berjamaah memiliki hikmah yang besar diantaranya: a. Timbulnya rasa persatuan b. Munculnya sikap saling menyayangi dan rasa persaudaraan c. Mendatangkan rasa kebahagiaan.13
12
TM Hasby Ash- Shiddieqy, Pedoman Sholat, Bulan Bintang, Jakarta, hlm.545. Asy-Syaikh Ali Ahmad Al Jarjaawy, Hikmah Syariat Islam, Terjemahan Idrus H. Al Kaaf, Bintang Pelajar, hlm. 135-137. 13
28
Menurut hemat penulis, hikmah yang didapat dalam kegitan sholat berjamaah secara garis besar ada dua, yaitu: a. Kehidupan Pribadi 1) Menumbuhkan sikap disiplin Shalat dengan berjamaah merupakan salah satu usaha untuk melaksanakan shalat diawal waktu, setiap masuk shalat, kumandang adzan selalu memanggil kaum muslimin untuk segera melaksanakan shalat berjamaah. Hal ini jika dibiasakan akan melatih pada diri manusia untuk disiplin waktu yaitu selalu shalat di awal waktu. 2) Mendidik untuk selalu taat pada pemimpinanya Shalat berjamaah merupakan aktvitas yang dilaksanakan antara imam dengan makmum. Sebagai makmum ia berkewajiban untuk mengikuti gerakan imam dalam shalat. Dalam hal ini ada makna yang sangat berarti yaitu kita dilatih untuk memiliki sifat taat pada pemimpin kita, selama tidak bertentangan dengan syariat Islam. 3) Menghidupkan rasa merdeka, persamaan, dan persaudaraan Seorang apabila biasa berdiri bersama orang-orang dengan berbagai macam kedudukan, yang kesemuanya merendahkan diri kepada Alla SWT, tak da dalam saat merdeka, persamaan derajat serta persaudaraan sesama muslim.
b. Kehidupan Sosial
29
1) Membiasakan bersatu dan tolong menolong Dalam berjamaah, seseorang akan merasakan satu saa lain berikat-ikatan, bagaikan satu dinding tembok. Dari perasaan inilah timbul semangat untuk bersatu dan tolong menolong sehingga akan menjadi satu kekuatan yang tiada tara. 2) Akan mewujudkan kehidupan yang tentram dan damai Karena dari kebiasaan tolong menolong, bersatu, persamaan derajat dan rasa memilki itulah terbentuk masyarakat yang tentram dan damai, tidak mengenal kejahatan dan kedzaliman. Dan inilah masyarakat yang akan menghantarkan kepada kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. 3) Kebaikan dunia Dengan berkumpulnya sesama muslim setiap hari lima kali, maka akan mudahlah kita untuk mencapai kebaikan hidup di dunia. Karena dengan kebersamaan akan mengakibatkan rohman dan kasih menghasihi, memberi pertolongan kepada teman-temannya yang memerlukan pertolongan. 4) Kebaikan agama Dengan berkumpulnya orang pintar dan orang bodoh, orangorang yang bodoh dapat menjadi tahu tentang apa yang tidak ketahuinya, baik mengenai masalah dunia maupun masalah lainnya. Dengan tanya jawah inilah, bagi orang bodoh mendapat ilmu yang mendapat pahala.
30
Karena masih banyak lagi hikmah shalat berjamaah oleh karena itu dapat dipahami, mengapa shalat berjamaah itu sangat dianjurkan. 5. Shalat dan etos kerja Islam sangat menghargai kerja keras dan sangat tidak menyukai orang yang malas. Umat Islam harus mempunyai etos kerja yaitu kerja sampai tuntas, bekerja sampai tuntas, bekerja dengan ikhlas, bekerja dengan jujur,
bekerja
dengan
menggunakan
teknologi,
bekerja
dengan
berkelompok, bekerja dengan keras dan bekerja sebagai bentuk pelayanan. Bekerja di dunia, bagi umat Islam merupakan bekal di akherat kelak. Hidup di akherat kelak merupakan tujuan dan impian kesuksesan setiap umat Islam. Kesuksesan di akhirat tersebut juga tidak terlepas dari kesuksesan di dunia melalui ibadah dan amalan sebagaimana diajarkan dan mengharapkan ridho dari Allah SWT. Iman kepada Allah tidak hanya yakin di dalam hati dan mengucap dalam perkataan, tetapi juga melaksanakan dalam perbuatan atau pekerjaan.Islam tidak menghendaki para pemeluknyaberpangku tangan mengharap
belas
kasihan
dari
orang
lain
tanpa
upaya
untuk
berusaha mencari rejeki.14 Sudah diketahui secara umum oleh para pengkaji bahwa semua masyarakat yang dikenal di dunia ini bersifat relegius. Islam sangat menghargai kerja keras dan sangat tidak menyuki orang yang malas.
14
Jurnal Pendidikan Agama Islam Ta’lim Vol. 9 NO.1- 2011
31
6. Shalat dan kedisiplinan Shalat merupakan ibadah maghdzah, ibadah yang sudah ditentukan waktunya. Shalat subuh dilaksanakan pada waktu subuh, zuhur pada waktu siang, asar pada waktu sore, maghrib diwaktu terbenanmnya matahari, shalat isa pada waktu malam hari. Karena itu shalat subuh tidak boleh dilaksanakn pada waktu setelah matahari terbit atau pada waktu zuhur, dan seterusnya. Karena itu bila telah terdengar seruan azan agar segera bergegas untuk menuju tempat shalat untuk menegakkan shalat. Seringkali orang tua merasa kesulitan untuk mendisiplinkan anak, terkadang karena kesal ketika anak tidak menuruti perintah orang tua untuk mandi, mkan, belajar, dll. Maka cenderung orang tua menyelesaikannya dengan memberikan hukuman kepada anak. Ketika hukuman diberikan kepada anak dengan upaya untuk mendisiplinkan anak, secara tidak langsung orang tua sudah menanamkan kekerasan pada anak, namun juga sebaliknya jika hadiah terlalu diobral, maka secara tidak langsung anak dibesarkan dengan pola manja. Memang hukuman dan reward sewaktuwaktu boleh kita gunakan dengan tujuan untuk mendidik.15
B. Kedisiplinan Siswa 1. Pengertian Kedisiplinan Siswa
15
Jurnal Pendidikkan agama Islam Ta’lim Vol.9 no.1 - 2011
32
Kedisiplinan berkaitan dengan sikap dan perilaku disiplin. Perilaku adalah tanggapan atau reaksi dari individu terhadap rangsangan lingkungan yang terwujud dalam bentuk gerakan atau sikap.16 Kedisiplinan secara etimologi berasal dari kata dasar disiplin yang mendapat awalan ke- dan akhiran –an, sehingga mempunyai arti membentuk kata benda. Sedangkan dalam kamus umum bahasa Indonesia disebutkan bahwa “Disiplin adalah latihan batin atau watak dengan maksud segala perbuatannya selalu menaati tata tertib”.17 Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Pengertian disiplin menunujuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada katahatinya.18 Disiplin adalah proses latihan pikiran dan karekteristik untuk membentuk kontrol diri.19 Dalam buku lain disebutkan bahwa
disiplin dalam arti luas
mencakup setiap pengaruh yang diunjukkan untuk membantu peserta didik agar
dapat
memahami
dan
menyesuaikan
diri
dengan
tuntutan
lingkungannya.20 Sedangkan menurut Sirinam S. Khalsa, disiplin adalah melatih melalui pengajaran atau pelatihan dan disiplin merupakan bagian dari proses pengajaran atau pendidikan yang berkelanjutan.21
16
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hlm. 167. WJS Purwadarminto, kamus umum bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, tt) hlm.254. 18 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran secara Manusiawi, (Yogyakarta: Rineka Cip[ta, 1980), hlm.114. 19 Irwan Prayitno, Membangun Potensi Anak, (Jakarta: Pustaka Tarbiatuna, 2003), hlm.166. 20 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 133-134. 21 Sirinam S Khalsa, Pengajaran Disiplin dan Harga Diri, (Jakarta: Indeks, 2008), hlm. Xix. 17
33
Dalam buku karya Dian Ibung, disebutkan bahwa “Disiplin dimengerti sebagai cara untuk membantu anak agar dapat mengembangkan pengendalian diri”.
22
Sedangkan menurut Fitzhugh Dodson, disiplin adalah
mengajar, artinya bila kita mendisiplinkan anak sebenarnya kita sedang mengajar mereka dua hal, yaitu melakukan perbuatan yang baik dan menghindari perbuatan yang tidak baik.23 Senada dengan pendapat Fitzhugh Dodson, dalam buku karya Thomas W Phelan disebutkan bahwa mengajarkan perilaku disiplinpada dasarnya meliputi dua hal yaitu perilaku "berhenti“" dan “mulai”, maksudnya berhenti melakukan hal-hal negatif yang tidak diinginkan dan mulai mengerjakan hal-hal positif yang diinginkan.24 Dari beberapa pengertian di atas, “Kedisiplinan” yang dimaksud disini adalah suatu keadaan di mana siswa sebagai warga sekolah memiliki kesadaran untuk mengendalikan dirinya sehingga tunduk dan patuh kepada peraturan tata tertib sekolah yang terbentuk dalam serangkaian proses pengajaran dan pendidikan di sekolah.
2. Bentuk-Bentuk kedisiplinan
22
Dian Ibung, Mengembangkan Nilai Moral Pada Anak, (Jakarta: PT Gramedia, 2009),
hlm.82. 23
Fitzhugh Dodson, Mendisiplinkan Anak dengn Kasih Sayang, Terjemahan Nenny Ekosari, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2006), hlm. 1. 24 Thomas W Phelen, 1-2-3 Magic: Cara Ajaib Mendisiplinkan Anak Umur 2-12 Tahun, Terjemahan Dwi Prabantini, (Yogyakarta: Andi Offset, 2009), hlm. 13-14.
34
Ada beberapa bentuk kedisiplinan menurut para ahli. Menurut Arikunto, macam-macam disiplin ditunjukkan dengan tiga perilaku yaitu: a. Perilaku kedisiplinan di dalam kelas b. Perilaku kedisiplinan di luar kelas di lingkungan sekolah, dan c. Perilaku kedisiplinan di rumah Sedangkan menurut Aan Sulono, bentuk-bentuk kedisiplinan adalah sebagai berikut: a. Hadir di ruangan pada waktunya Kedisiplinan hadir di ruangan pada waktunya akan memacu kesuksesan dalam belajar. Anak didik yang sering terlambat hadir di ruang kelas akan ketinggalan dalam memperoleh pelajaran tidak akan bisa mencapai kesuksesan atau keberhasilan dengan baik dalam belajar. Anak didik hadir di ruang kelas pada waktunya belajar dan apabila anak didik terlambat datang atau tidak masuk sekolah tanpa ada alasan yang bisa diterima, maka harus di hukum sesuai dengan aturan yang berlaku. b. Tata pergaulan di sekolah Sikap untuk berdisiplin dalam tata pergaulan di sekolah ini bisa diwujudkan dengan tindakan-tindakan menghormati semua orang yang tergabung dalam sekolah, menghormati pendapat mereka, menjaga diri dari perbuatan-perbuatan dan sikap yang bertentangan dengan agama, saling tolong menolong dalam hal yang terpuji serta harus selalu bersikap terpuji.
35
c. Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Kegiatan ekstrakulikuler adalah juga merupakan serentetan progam sekolah, maka peserta didik juga dituntut berdisiplin atau aktif mengikutinya dengan mencurahkan segala potensi yang mereka miliki baik yang bersifat fisik, mental, emosional dan intelektual untuk merspon apa saja yang ada dalam kegiatan ekstrakulikuler adalah sangat berarti untuk penerapan lebih lanjut terhadap pelajaran yang telah dipelajarinya dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum. Hal ini sesuai dengan pernyataan, bahwa kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam terjadwal dan bertujuan untuk memperluas pengetahuan anak didik, mendorong pembinaan nilai dan sikap serta memungkinkan penerapan lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum. d. Belajar di rumah Dengan kedisiplinan belajar di rumah peserta didik menjadi lebih ingat terhadap pelajaran yang telah di pelajari dan lebih siap untuk menghadapi pelajaran yang akan dihadapi atau yang akan diberikan oleh gurunya sehingga peserta didik akan lebih paham terhadap sesuatu pelajaran.25
3. Pentingnya Kedisiplinan
25
Aan Sulono, Pendidikan Moral Pancasila, (Jakarta: Intan Pariwara, 1988), hlm.102
36
Disiplin sangat penting dalam proses pendidikan di sekolah, karena dalam apliksinya, kedisiplinan membantu peserta didik untuk dapat belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Dengan disiplin, peserta didik bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan dan menjauhi larangan. Kesediaan semacam ini harus dipelajari dan harus diterima dengan sabar dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara kelancaran tugas-tugas sekolah.26 Menurut Elizabeth Hurlock, disiplin itu sangat penting karena tujuan utama dari disiplin adalah mengajarkan kepada anak apa yang dianggap benar dan salah oleh kelompok sosial.27 Dalam buku karya Dian Ibung disebutkan bahwa disiplin sangat penting karena dengan adanya kedisiplinan anak dapat memperoleh batasan untuk memperbaiki tingkah lakunya yang salah. Disiplin mendorong, membimbing dan membantu anak agar memperoleh perasaan puas karena kesetiaan dan kepatuhannya dan mengajarkan kepada anak bagaimana berpikir secara teratur.28 Selain itu, disiplin dapat memenuhi kebutuhan anak dalam beberapa hal, di antaranya: a. Memenuhi kebutuhan akan rasa aman pada anak b. Membantu anak menyesuaikan diri. Dengan disiplin anak tahu apa yang diterima lingkungan dan apa yang tidak. c. Membantu anak terhindar dari rasa salah dan malu. d. Membantu anak mengembangkan hati nurani.
26
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran,........,hlm. 134. Elizabeth Hurlock, Psikologi Perkembangan, Terjemahan Isti Widayantidan Soedjarwo, (Jakarta:Erlangga, 1980), hlm 91. 28 Dian Ibung, Mengembangkan Nilai Moral pada Anak,................, hlm.82 27
37
e. Membantu anak mendapatkan pujian.29 Menurut Geoff Colvin, disiplin di skolah sangat penting karena disiplin berfungsi sebagai sarana yang memungkinkan guru dan siswa berpartisipasi dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil akademis dan soial yang diinginkan. Selain itu, disiplin dapat membentuk perilaku siswa dan struktur organisasional yang mendukung sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif.30 Berdasarkan uraian-uaian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penerapan disiplin oleh keluarga di rumah atau oleh pendidik dalam suatu lembaga pendidikan, maka anak akan dapat mengembangkan suatu keteraturan tertentu dan memahami batasan ruang geraknya antara perbuatan yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan dalam rangka pengendalian diri. Pemahaman terhadap batasan ini dapat menjadi dasar dalam pembentukkan kepribadian mereka kelak. Dengan sikap disiplin, anak akan dapat mengendalikan diri dan mengarahkan perbuatannya dalam mencapai tujuan belajarnya.
4. Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Anak Kedisiplinan sangat penting bagi anak didik. Karena dengan sikap disiplin itulah ia akan dapat mengendalikan diri dan mengarahkan diri sendiri dalam mencapai tujuan, sehingga kebahagiaan akan selalu menyertainya. 29
Dian Ibung, Mengembangkan Nilai Moral pada Ank,........,hlm 82-83 Geoff Colvin, Tujuh Langkah untuk Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif, Terjmahan Lestari Henni, (Jakarta: Indeks, 2008), hlm.44. 30
38
Di antara faktor yang membentuk semangat disiplin menurur Dr. Moh. Shochib adalah: a. Melatih b. Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai berdasarkan acuan moral. c. Perlu adanya kontrol orang tua untuk mengembangkannya.31 Dr. Charle Schaefer, Ph.D., menyebutkan bahwa terpenuhinya disiplin secara tepat dan teratur tergantung pada beberapa faktor, antara lain: a. Menghasilkan atau menimbulkan suatu keinginan perubahan atau pertumbuhan pada anak. b. Tetap terpelihara harga diri anak. c. Tetap terpelihara suatu hubungan yang rapat antara orang tua dengan anak.32 Menurut Emile Durkheim faktor yang mempengaruhi disiplin adalah: a. Kebiasaan b. Kekuasaan orang tua c. Kecenderungan tidak ingin berlebih-lebihan. d. Kemampuan mengendalikan keinginan-keinginan. e. Pemahaman atas batas-batas normal.33
31
Moh. Sochib, Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Displin Diri, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm.21. 32 Charles Schaefer, Bagaimana Mendidik dan Mendisiplinkan Anak (How to Influence Children), Terjemahan R. Turman Sirait, restu Agung, Jakarta, 1987.hlm.10 33 Emile Durkhaim, Pendidikan Moral (Moral Education), Terjemahan Laucas Ginting, (Jakarta: Erlangga, 1995), hlm. 99-100
39
Sedangkan mengenai faktor yang mempengaruhi belajar Drs. H. Muhammad Ali dalam bukunya “Guru dalam proses Belajar Mengajar” menyebutkan bahwa untuk melakukan proses belajar yang baik, peserta didik akan dipengaruhi oleh tiga faktor: a. Kesiapan (readiness): yaitu kapasiti baik fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu. b. Motivasi, yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu. c. Tujuan yang ingin dicapai.34 Menurut hemat penulis, secara garis besar faktor yng sangat mempengaruhi kedisiplinan belajar ada dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal ini merupakan sifat dasar (pembawaan) yang ada dalam diri pribadi anak didik. Misalkan kemampuan mengendalikan keinginan-keinginan, motivasi pribadi, kebiasaan, dan lain-lain. b. Faktor Eksternal Tidak semua perubahan perilaku adalah akibat dari sifat dasar peserta didik, akan tetapi juga merupakan hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam pembentukan kedisiplinan belajar yang termasuk dalam ini antara lain: kontrol orang tua, kondisi atau suasananya kehidupan pada suatu waktu tertentu dan motivasi dari luar. 34
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 2002, hlm.
15.
40
5. Tujuan Kedisiplinan Anak Tujuan adalah sesuatu yang ingin diwujudkan atau sesuatu yang ingin dicapai. Dr. Charlec Schaefer dalam bukunya yang berjudul “bagaimana mendidik dan mendisiplinkan anak” menyebutkan bahwa: Tujuan jangka panjang dari disiplin ialah membuat anak-anak terlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan kepada ereka bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas dan yang tidak pantas atau yang masih asing bagi mereka. Tujuan jangka panjang dari disiplin adalah untuk perkembangan pengendalian diri dan pengarahan diri (self control and self direction) yaitu dalam hal anak-anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar.35 Elisabeth B. Hurlock dalam bukunya “perkembangan anak” menyebutkan “tujuan seluruh disiplin adalah membentuk perilaku sedemikian rupa sehingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasikan.36
6. Cara Pembentukan Kedisiplinan Belajar Tumbuhnya sikap kedisiplnan bukan merupakan peristiwa mendadak yang terjadi seketika. Kedisiplinan tidak dapat tumbuh tanpa adanya intervensi dari pendidik. Kedisiplinan tumbuh secara bertahap, sedikit demi sedikit. Kebiasaan dan latihan-latihan sederhana yang ditanamkan oleh orang tua dilingkungan keluarga akan memberi warna terhadap perilaku 35
Charles Schaefer, Bagaimana Mendidik dan Mendisipinkan Anak, Terjemahan R. Turman Sirait, hlm.9. 36 Med. Meitasari Tjandrasa, Perkembngan Anak, hlm. 82.
41
kedisiplinannya kelak dan akan menjadi bagian integral dari sikap kedisiplinan
setelah
menyatu
dengan
proses
internalisasi
nilai.
Pembentukan sikap disiplin yang dibawa dari lingkungan keluarga akan menjadi modal besar dalam pembentukan sikap kedisiplinan di lingkungan sekolah.37 Dr. Charles Schaefer mengemukakan bahwa tipe yang paling efektif untuk mendisiplinkan anak, termasuk penggunaan pendekatan yang positif (yaitu sebagai contoh teladan, persuasi atau bujukan, pujian dan hadiah). Dari pada pendekatan yang negatif (yaitu seperti hukuman).38 Kemudian
Elizabeth
B.
Hurlock
mengemukakan
ada
3
cara
menanamkan disiplin, yaitu: a. Cara mendisiplinkan otoriter Peraturan dan pengaturan yang keras untuk memaksakan perilaku yang berat bila terjadi kegagalan memenuhi standar, pujian atau benda-benda penghargaan lainnya bila anak memenuhi standar yang diharapkan. b. Cara mendisiplinkan permisif Anak tidak sering diberi batas-batas yang mengatur apa saja yang boleh dilakukan, mereka diizinkan untuk mengambil keputusan sendiri dan berbuat sekehendak mereka sendiri. Teknik yang digunakan adalah dengan memberikan kebebasan (permissiveness) pada anakanak. 37
Suharsimi arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi,....hlm.119. R. Turman Sirait, Bagaimana Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, hlm.9-10
38
42
c. Cara mendisiplinkan demokratis Metode demokratis menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan. Tekniknya mencakup hukuman dan penghargaan dengan penekanan yang lebih besar pada penghargaan.39 Berdasarkan
pada
pandangan-pandangan
di
atas,
dapat
disimpulkan bahwa cara untuk mendisiplinkan anak adalah sebagai berikut : a. Memberi teladan Orang tua merupakan tenaga yang paling potensial bagi perkembangan perilaku anak mayoritas dari apa yang diketahui anak-anak tentang perilaku yang pantas di masyarakat dipelajari mereka melalui penyertaan dan peniruan tingkah laku orang tua. Al-Qur’an menegaskan pentingnya contoh teladan dan pergaulan yang baik dalam usaha membentuk kepribadian seseorang. Ia menyuruh kita mempelajari tindak tanduk Nabi Muhammad SAW, dan menjadikannya contoh yang pling utama. Sesungguhnya seseorang guru adalah contoh yang baik bagi anak didiknya. Jika ia benar-benar bisa menyantuni dan menjadi teladan yang baik.40 Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Ahzab ayat 21 :
39
Med.Meitasari Tjandrasa, Perkembangan Anak, hlm. 93-94 Muhammad Fadla Al Jamali, Konsep Pendidikan Qur’ani, Terjemahan. Judi Al Falasani., Ramdhani, Solo, 1993, HLM.135 40
43
Artinya: “sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rohmat) Allah dan (kedatangan) di hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.41 b. Hadiah dan hukuman Hadiah dan hukuman ditetapkan orang tua kepada anak harus dengan
penuh
kebijaksanaan,
disesuaikan
dengan
tingkat
perkembangan jiwa dan raga nak dan tidak merupakan siksaan baginya. Hadiah diberikan guna mendorong anak untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan aturan-aturan atau tata tertib. Dan jika ia melanggar tata tertib, anak perlu diberi hukuman supaya ia sadar akan kesalahan yang dilakukannya serta bisa menghargai peraturan yang sedang berlaku. c. Memberi motivasi Metode memberi motivasi sangat diperlukan dalam membentuk kedisiplinan belajar ssungguhnya anak didik yang mengerjakan kebaikan pasti akan merasakan senang, gembira dan menikmati manisnya. Tetapi apabila ia mengalami kegagalan tentu akan merasa sedih, malas, dan bahkan bisa menjadi putus asa. Dalam kondisi inilah motivasi sangat diperlukan. Orang tua perlu memberi motifasi
41
Depag Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahan, CV. Toha Putra, Semarang, 1989, hlm. 670
44
yang bersifat menyenangkan terhadap pribadi anak yang tidak berbentuk omelan di depan orang lain. d. Memberi Penjelasan tentang Tujuan Kedisiplinan Belajar Memberi penjelasan ini sangat penting bagi anak-anak tidak begitu kaget menghadapi hal-hal yang tidak diketahui sebelumnya. Di samping itu juga diharapkan agar anak-anak memiliki motivasi sendiri dan dapat memperkirakan maksud dan hasil yang akan dicapai serta tindakan yang bagaimana harus dilakukan. e. Membangun rutin dan kebiasaan Membangun rutin dan kebiasaan adalah salah satu cara menumbuhkan sikap disiplin, karena dengan rutin dan kebiasaan itulah akan membuat kehidupan sehari-hari berjalan sendiri dan mengatur sendiri. f. Memberi kebebasan pada anak Adalah hal yang wajar jika anak-anak mempunyai sifat yang ramai, sekehendak hati sendiri, dan bahkan menolak perintah orang tua. Memberi kebebasan di sini bukan berarti menyetujui atau mengharapkannya untuk terus berlangsung tanpa mempedulikan hak-hak orang lain. g. Belajar dan pengalaman Biarkan anak belajar dari pengalaman, baik itu pengalaman menyenangkan maupun pengalaman yang tidak menyenangkan
45
selama tidak membahayakan. Dari pengalaman itulah mereka akan tahu tentang kedisiplinan. 7. Manfaat Disiplin Bagi Peserta Didik Jika orang tua belum mampu berdisiplin, jangan harap anaknya akan disiplin. Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa disiplin haruslah bersumber pada kasih sayang dari orang tua yang akan membuat anak merasa nyaman ketika melaksanakan aturan-aturan yang diterapkan. Berikut ini adalah manfaat disiplin bagi anak di kemudian hari, yaitu antara lain:42 a. Disiplin dapat menumbuhkan kepekaan penerapan disiplin sejak dini dapat membuat anak menjadi pribadi yang peka atau berperasaan halus dan percaya pada orang lain. Sikap-sikap seperti ini akan memudahkan dirinya untuk mengungkapkan perasaannya kepada orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Dengan demikian, anak akan mudah menyelami perasaan orang lain juga. b. Disiplin dapat menumbuhkan kepedulian Disiplin sejak dini akan membuat anak peduli pada kebutuhan dan kepentingan orang ain. Disiplin akan membuat anak memiliki integritas selain dapat memikul tanggung jawab, mampu
42
Emma Diah, Menerapkan Disiplin Pada Anak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm
17
46
memecahkan masalah dengan baik dan mudah mempelajari sesuatu.43 c. Disiplin mengajarkan keteraturan Disiplin dapat membentuk anak memiliki pola hidup yang teratur dan mampu mengelola waktunya dengan baik. Sejak dalam kandungan, bayi sudah mengenal keteraturan atau ritme detak jantung ibunya. Dari luar, kenalkan keteraturan ini dengan cara mengelus-elus perut ibu melalui ritme yang teratur diwaktu-waktu tertentu. Kemudian ketika bayi lahir, perdengarkan suara detak jantung ibu lewat dekapan hangat. d. Disiplin dapat menumbuhkan ketenangan Penelitian menunjukkan, bayi yang tenanga/jarang menangis ternyata lebih mampu memperhatikan lingkungan sekitarnya dengan baik. Di tahap selanjutnya, ia bisa cepat berinteraksi dengan orang lain. e. Disiplin dapat menumbuhkan sikap percaya diri Sikap ini tumbuh saat anak diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang mampu ia kerjakan sendiri. f. Disiplin dapat menumbuhkan kemandirian Dengan kemandirian anak dapat diandalkan untuk bisa memenuhi
43
kebutuhan
Koestoer, Op.Cit.,,hlm.67
dirinya
sendiri.
Anak
juga
dapat
47
mengeksplorasi lingkungannya dengan baik. Disiplin merupakan bimbingan pada anak agar sanggup menentukan pilihan yang bijak. g. Disiplin dapat menumbuhkan keakraban Disiplin membuat anak cepat akrab dan ramah terhadap orang lain, karena kemampuannya beradaptasi lebih terasah. h. Disiplin membantu perkembangan otak Pada usia tiga tahun pertama, pertumbuhan otak anak sangat pesat. Di usia ini ia menjadi peniru perilaku yang sangat piawai. Jika ia mampu menyerap disiplin yang dicontohkan orang tuanya, maka disiplin sejak dini akan membentuk kebiasaan dan sikap yang positif.44 i. Displin membantu anak yang sulit Ada anak yang membutuhkan penanganan khusus, seperti anak hiperaktif, perkembangan terlambat, atau temperamental. Kadang orang tua tak menyadari kalau anaknya mengalami hal tersebut. Melalui penanganan yang menekankan keteraturan dan kedisiplinan, anak dengan kebutuhan khusus bisa hidup lebih baik. 8. Penanggulangan Pelanggaran Disiplin di Sekolah Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam menanggulangi pelanggaran disiplin di sekolah. Cara-cara tersebut adalah:45 a. Pengenalan peserta didik b. Melakukan tindakan korektif 44
Ibid.,,hlm.67 Geoff Colvin, Tujuh Langkah untuk Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif,...., hlm.42
45