BAB II SEJARAH UMUM PARTAI DAN PROFIL CALON LEGISLATIF PEREMPUAN TERPILIH PADA DPRD KOTA MEDAN 2009
A.
Sejarah Umum Partai Pengusung Caleg Perempuan Terpilih DPRD Kota Medan 2009
A.1
Partai Demokrat Partai Demokrat didirikan atas inisiatif Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono pada tanggal 10 September 2001. Terilhami dari kekalahan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilihan Calon Wakil Presiden dalam Sidang MPR tahun 2001. Warna biru tua berpadu dengan biru laut terbentang yang di tengah-tengahnya ada bintang-tiga pada lambang partai Demokrat adalah didasari biru laut terbentang. Artinya melambangkan sikap tegas, percaya pada diri sendiri. optimisme untuk memperjuangkan kepentingan bangsa, dan mempunyai pandangan ke depan. Biru muda: melambangkan ketenangan dan kedamaian. Sedangkan bintang segitiga adalah melambangkan wawasan. Memiliki azas atau ideologi Nasionalis-Religius. Nasionalis artinya bersifat horizontal. Sedangkan religius artinya vertikal atau menuju ke atas ke khalik atau sang Pencipta. Dalam bahasa lain, religius artinya adalah: hablumminallah, berserah kepada yang di atas, membangun Bangsa Indonesia dengan semangat keagamaan, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nasionalis mengandung dua subtansi, yaitu masalah NKRI, memupuk kecintaan terhadap bangsa dan negara Indonesia. NKRI adalah sebuah harga mati dan tidak dapat diganggu gugat. Bangsa ini jangan pernah mau dipecah dgn
Universitas Sumatera Utara
SARA (suku, agama ras dan antar golongan). Substansi kedua adalah Bangsa Indonesia diikat dengan Bhinneka Tunggal Ika. Artinya, biarpun berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Idealisme partai adalah trilogi perjuangan. Yaitu: demokrasi,
yang
merupakan partisipasi rakyat
dalam kegiatan politik,
kesejahteraan rakyat dan kemanan. Demokrasi adalah nafas suatu bangsa. Berdemokrasi artinya menghormati dan tunduk pada aturan-aturan yang ada, mengendalikan diri serta harus mempunyai etika. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beradab dan terkenal sangat santun. Sifat partai adalah sebagai wujud dari semangat nasionalisme. Keanggotaan partai democrat adalah bersifat terbuka bagi seluruh warga Negara Indonesia tanpa membedakan suku, ras, agama dan antar golongan. Dalam ideologi Partai Demokrat terdapat wawasan partai yang dilatarbelakangi oleh rasa nasionalisme, pluralisme dan humanisme. Rasa nasionalisme dalam hal bahwa partai menempatkan kepentingan masyarakat sebagai kepentingan utama. Dalam semangat pluralisme sudah menjadi kenyataan sejarah bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, budaya dan keberagaman. Dari keadaan inilah maka menimbulkan solidaritas nasional yang mengacu kepada managemen keberagaman yaitu Bhineka Tunggal Ika, yang berusaha menyatukan visi dan semangat kesatuan. Sedangkan humanisme sejalan dengan ajaran agama bahwa manusia itu berharga, sehingga perlu adanya perlindungan hak asasi manusia berupa perlindungan fisik, akal, harta, jati diri yang kemudian terjelma dalam HAM dan menimbulkan solidaritas kemanusiaan, agama, nasional dan lain sebagainya yang terdapat dalam
Universitas Sumatera Utara
pembukaan UUD 1945 dan ikut dalam solidaritas perlindungan kemanusiaan di dunia. 44 Dalam proses pencalonan calon anggota legislatif dari partai Demokrat, caleg yang di calonkan dalam pemilu legislatif untuk DPRD Kota Medan berjumlah 58 orang yang tersebar pada 5 (lima) daerah pemilihan (Dapem). Caleg perempuan berjumlah 17 orang dan caleg laki-laki berjumlah 41 orang, artinya bakwa pencalonan caleh perempuan telah memenuhi minimal 30% kuota pencalonan caleg perempuan.
A.2
Partai Golkar Partai Golongan Karya (Partai GOLKAR) adalah salah satu partai politik
besar Indonesia. Partai GOLKAR bermula dengan berdirinya Sekber GOLKAR di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno, tepatnya 1964 oleh Angkatan Darat untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik. Dalam perkembangannya, Sekber GOLKAR berubah wujud menjadi Golongan Karya yang menjadi salah satu organisasi peserta Pemilu. Dalam Pemilu 1971 (Pemilu pertama dalam pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto), salah satu pesertanya adalah Golongan Karya dan mereka tampil sebagai pemenang. Kemenangan ini diulangi pada pemilu-pemilu pemerintahan Orde Baru lainnya, yaitu Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Kejadian ini dapat dimungkinkan, karena pemerintahan Soeharto membuat kebijakan-kebijakan yang sangat mendukung kemenangan GOLKAR, seperti peraturan monoloyalitas PNS, dan sebagainya.
44
Bambang Setiawan, Partai-Partai Politik Indonesia “Ideologi dan Program”, Jakarta: Buku Kompas, hal. 172-175
Universitas Sumatera Utara
Setelah pemerintahan Soeharto selesai dan reformasi bergulir, GOLKAR berubah wujud menjadi Partai GOLKAR, dan untuk pertama kalinya mengikuti Pemilu tanpa ada bantuan kebijakan-kebijakan yang berarti seperti sebelumnya di masa pemerintahan Soeharto. Pada Pemilu 1999 yang diselenggarakan Presiden Habibie, perolehan suara Partai GOLKAR turun menjadi peringkat kedua setelah PDI-P. Partai GOLKAR menjadi pemenang Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif pada tahun 2004 dengan meraih 24.480.757 suara atau 21,58% dari keseluruhan suara sah. Kemenangan tersebut merupakan prestasi tersendiri bagi Partai GOLKAR karena pada Pemilu Legislatif 1999, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan mendominasi perolehan suara. Dalam Pemilu 1999, Partai GOLKAR menduduki peringkat kedua dengan perolehan 23.741.758 suara atau 22,44% dari suara sah. Sekilas Partai GOLKAR mendapat peningkatan 738.999 suara, tapi dari persentase turun sebanyak 0,86%. Sekarang ini, Partai Golkar dipimpin oleh Ketua Umum DPP Golkar, Jusuf Kalla, yang juga wakil presiden saat ini. Sebelumnya jabatan ini dipegang oleh Akbar Tandjung. Golkar pada pemilu 1999 memperoleh suara 22 % suara. Ini merupakan kemerosotan yang jauh sekali dari pada pemilu-pemilu sebelumnya. Karena, dalam pemilu 1997 partai Golkar memperoleh suara sebanyak 70,2%, sedangkan dalam pemilu-pemilu sebelumnya juga sekitar 60 sampai 70%. Contohnya, dalam pemilu tahun 1987 Golkar dapat menguasai secara mutlak 299 kursi dalam DPR. Selama Orde Baru, DPR ada dalam cengkeraman Golkar dan militer, karena Golkar selalu memenangkan pemilu secara mutlak.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 1964 untuk menghadapi kekuatan PKI (dan Bung Karno), golongan militer, khususnya perwira Angkatan Darat ( seperti Letkol Suhardiman dari SOKSI) menghimpun berpuluh-puluh organisasi pemuda, wanita, sarjana, buruh, tani, dan nelayan dalam Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar). Sekber Golkar didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964. Sekber Golkar ini lahir karena rongrongan dari PKI beserta ormasnya dalam kehidupan politik baik di dalam maupun di luar Front Nasional yang makin meningkat. Sekber Golkar ini merupakan wadah dari golongan fungsional/golongan karya murni yang tidak berada dibawah pengaruh politik tertentu. Jumlah anggota Sekber Golkar ini bertambah dengan pesat, karena golongan fungsional lain yang menjadi anggota Sekber Golkar dalam Front Nasional menyadari bahwa perjuangan dari organisasi fungsional Sekber Golkar adalah untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945. Semula anggotanya berjumlah 61 organisasi yang kemudian berkembang hingga mencapai 291 organisasi. Dengan adanya pengakuan tentang kehadiran dan legalitas golongan fungsional di MPRS dan Front Nasional maka atas dorongan TNI dibentuklah Sekretariat Bersama Golongan Karya, disingkat Sekber GOLKAR, pada tanggal 20 Oktober 1964. Terpilih sebagai Ketua Pertama, Brigadir Jenderal (Brigjen) Djuhartono sebelum digantikan Mayor Jenderal (Mayjen) Suprapto Sukowati lewat Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I, Desember 1965. Pada awal pertumbuhannya, Sekber GOLKAR beranggotakan 61 organisasi fungsional yang kemudian berkembang menjadi 291 organisasi fungsional. Ini terjadi karena adanya kesamaan visi diantara masing-masing anggota. Organisasi-organisasi yang terhimpun ke dalam Sekber GOLKAR ini kemudian dikelompokkan berdasarkan kekaryaannya ke dalam 7 (tujuh)
Universitas Sumatera Utara
Kelompok Induk Organisasi (KINO), yaitu: Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO), Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), Organisasi Profesi, Ormas Pertahanan
Keamanan
(HANKAM),
Gerakan
Karya
Rakyat
Indonesia
(GAKARI), dan Gerakan Pembangunan. Untuk menghadapi Pemilu 1971, 7 KINO yang merupakan kekuatan inti dari Sekber GOLKAR tersebut, mengeluarkan keputusan bersama pada tanggal 4 Februari 1970 untuk ikut menjadi peserta Pemilu melalui satu nama dan tanda gambar yaitu Golongan Karya (GOLKAR). Logo dan nama ini digunakan sejak Pemilu 1971 dan tetap dipertahankan sampai sekarang. Pada pemilu 1971, untuk pertama kalinya Golkar mengikuti pemilu dan langsung mendapat perolehan suara pemilih terbanyak sebesar 62,79%, kemudian pada pemilu 1977 Golkar juga tercatat sebagai pemenang pemilu dengan perolehan suara sebesar 62,1%, diikuti dengan pemilu 1982 meraih 63,9%, pemilu 1987 meraih 73,1%, dan pemilu 1992 meraih 68,1%. Prestasi perolehan suara paling tinggi adalah pada tahun 1997, yaitu sebesar 74,5%. Bahkan pada pemilu ini perolehan suara di beberapa provinsi di luar pulau jawa mencapai lebih dari 90%. Namun ketika krisis ekonomi melanda Indonesia sejak tahun1997 maka menjadi awal kemunduran Golkar dalam perolehan hasil suara. Kemunduran Presiden Soeharto atas desakan gerakan reformasi sekaligus menjadi cikal bakal kemunduran Partai Golkar. Terbukti dari beberapa kali pemilu setelah runtuhnya orde baru, perolehan suara Golkar mengalami penurunan. Pada pemilu 1999, Golkar hanya mendapat 22,5% suara dibawah PDIP, Pemilu 2004 hanya 25%
Universitas Sumatera Utara
suara dan pemilu 2009 hanya mendapat suara sebesar 14,45 dan menduduki peringkat kedua setelah Partai Demokrat.45 Dalam proses pencalonan calon anggota legislatif pada pemilu DPRD kota Medan, Partai Golkar menyertakan 57 caleg yang tersebar di 5 dapem seluruh kota Medan. komposisi caleg terdiri dari 38 caleg laki-laki dan 19 caleg perempuan. Jumlah pencalonan caleg perempuan ini telah memenuhi persyaratan pencalonan caleg perempuan minimal 30%, namun tidak menjadi jaminan kemenangan caleg perempuan dalam pemilu.
A.3
Partai Perjuangan Indonesia Baru (PPIB) Partai perjuangan Indonesia Baru pertama sekali di pelopori oleh DR.
Syahrir. Partai ini didirikan di Jakarta pada tanggal 12 Agustus 2002 dan dideklarasikan
pada
Tanggal
23
September
2002.
Lambang
partai
menggambarkan keseimbangan kehidupan kosmik manusia dan alam. Delapan anak panah keluar menandai kekuatan meraih dan mengatasi berbagai persoalan bangsa. Lambang padi dan kapas melambangkan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat. Lahir dari keprihatinan ini. Partai PIB berkehendak keras untuk menghentikan segera kemerosotan ekonomi dan politik bangsa ini. Yang utama dalam perjuangan partai ini adalah upaya keras untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga politik. Terutama citra buruk yang terus melekat pada DPR dan Partai-Partai harus segera diperbaiki dan dibenahi. Selama ini kehidupan politik menjadi jauh dari kepercayaan rakyat karena perjuangan politik lebih memperlihatkan wajah uang dan kekuasaan, ketimbang
45
Ibid., hal. 389-386
Universitas Sumatera Utara
etika dan tanggungjawab. Itulah sebabnya Partai PIB sejak awal mempelopori suatu etika politik sederhana, yaitu: "siapapun yang duduk di dalam jabatanjabatan politik, entah sebagai menteri, anggota DPR, bupati, dan jabatan-jabatan negara yang rawan korupsi maka haruslah ia menjadi lebih miskin di akhir masa jabatannya". Ini adalah program anti korupsi yang sangat sederhana, tetapi sangat sulit ditegakkan. Namun Partai PIB akan memulai membuktikan itu, karena hanya dengan itu kita dapat memberantas korupsi yang sudah membudaya di bangsa kita sekian lamanya. Ekonomi dan Lapangan Kerja. Perbaikan ekonomi adalah kunci dari banyak persoalan kita sekarang ini. Selain itu membuka lapangan kerja untuk menyerap para pencari kerja adalah pekerjaan yang tidak mudah. Tetapi itu haruslah menjadi langkah pertama yang harus segera dilakukan, karena memiliki pekerjaan bukan sekedar keperluan ekonomi, tetapi juga adalah untuk kebutuhan ekspresi diri setiap orang. Para penganggur bukan saja tidak memiliki penghasilan, tetapi juga kurang memiliki harga diri. Dengan lambang partai menggambarkan keseimbangan kehidupan kosmik manusia dan alam. Delapan anak panah keluar menandai kekuatan meraih dan mengatasi berbagai persoalan bangsa. Lambang padi dan kapas melambangkan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat, PIB akan mengupayakan lapangan kerja bagi sebanyak mungkin orang, terutama di sektor usaha kecil dan menengah. Partai Perjuangan Indonesia Baru (Partai PIB) adalah Partai yang berjuang untuk mewujudkan Indonesia Baru, yaitu Indonesia yang berkeadilan, demokratis, dan majemuk. Berkeadilan: Negara harus menjamin
Universitas Sumatera Utara
1. Lapangan Kerja, agar masyarakat memiliki pendapatan untuk dapat hidup layak, sehat dan berpendidikan. 2. Perpajakan yang sehat, agar pembangunan dapat dilaksanakan merata dan dinikmati seluruh lapisan masyarakat. 3. Pertumbuhan ekonomi yang menjamin kemakmuran dan cepat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. 4. Pemberantasan Kemiskinan absolut dengan sesegera mungkin. Demokratis: 1. Jaminan penuh bagi perlindungan dan pelaksanaan Hak-hak Asasi Manusia dalam suatu masyarakat majemuk. 2. Kesamaan kedudukan semua orang didepan hukum. 3. Partisipasi aktif masyarakat didalam pembuatan kebijakan negara. 4. Pengawasan yang terbuka oleh masyarakat terhadap pemerintah parlemen dan lembaga peradilan. Majemuk: 1. Negara menjamin keragaman budaya dan ekspresi bebas setiap kebudayaan. 2. Negara menjamin kehidupan golongan minoritas dan tidak menjalankan diskriminasi dalam segala bentuk. 3. Negara menjaga kerukunan dan menjamin kebebasan beragama dan keyakinan hidup setiap orang. 46 Partai ini pertama sekali megikuti pemilu pada penyelenggaraan pemilu tahun 2004, namun belum menghasilkan perolehan suara yang signifikan. Pada pemilu 2004 partai ini hanya mampu meraup suara sebesar 0,2% dari total
46
Ibid., hal. 150-154
Universitas Sumatera Utara
keseluruhan pemilih. Dalam pemilu 2009 partai ini berhasil melewati tahapan verifikasi dan kembali mengikuti pemilu. Namun hasil yang di dapat juga tidak terlalu meagalami perubahan. Dari perolehan secara nasional, partai ini hanya mampu menggumpulkan suara sebesar 0,19% atau sekitar 197.371 suara. Akan tetapi dalam pemilu DPRD kota medan partai ini mampu meloloskan 2 caleg perempuannya menuju kursi DPRD Kota Medan meskipun dengan perolehan suara yang tidak signifikan. Adapun caleg yang disertakan oleh Partai PIB dalam pemilu legislatif Kota Medan adalah berjumlah 53 orang, diantaranya 32 caleg laki-laki dan 21 caleg perempuan. Penetapan caleg perempuan dalam partai ini mencapai 40% dan tentunya berhasil menempatkan 2 wakil ke DPRD kota Medan. Keberhasilan ini semakin mengesankan dengan terpilihnya 2 caleg perempuan dan tanpa caleg laki-laki.
B.
Profil Calon Legislatif Perempuan Terpilih Pada DPRD Kota Medan Dalam pelaksanaan pemilu legislatif Kota Medan banyak hal yang telah
dilakukan Partai Politik (parpol) dalam menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan keterwakilan perempuan, diantaranya pada proses penetapan calon anggota legislatif perempuan pada pemilu legislatif, keterwakilan perempuan disesuaikan dengan ketetapan Undang-undang No. 10 tahun 2008 tentang Pemilu Legislatif dan Undang-undang No. 2 tahun 2008 tentang Partai Politik (Parpol), yang menegaskan bahwa kuota keterlibatan perempuan dalam dunia politik adalah sebesar 30%. Hal ini juga sejalan dengan penetapan caleg untuk pemilihan anggota DPRD Kota Medan, hanya beberapa partai saja yang tidak memenuhi kuota 30%
Universitas Sumatera Utara
keterwakilan perempuan pada daftar dan nomor urut calon legislatif. Meskipun dari mulai tahap pencalonan sampai pada tahap penetapan hasil pemilu legislatif kota Medan masih banyak kekurangan yang terjadi, namun kita tetap harus menghargai hasilnya sebagai suatu proses demokrasi yang terus berjalan agar kedepannya penyelenggaraan pemilu akan semakin baik. Walaupun jumlah caleg perempuan yang terpilih masih jauh dari yang diharapkan yaitu hanya sebanyak 6 (enam) orang atau hanya sebesar 12% dari total 50 caleg terpilih DPRD kota Medan, namun ini harus diterima atas dasar memang masih banyaknya kekurangan dan keterbatasan yang menghambat caleg perempuan untuk bersaing dengan caleg laki-laki. Hasil ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan hasil pada pemilu legislatif Kota Medan pada tahun 2004, dimana hanya 5 (lima) caleg perempuan yang terpilih dari 50 kursi yang diperebutkan. Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi caleg perempuan kota Medan dalam bersaing dengan caleg laki-laki dalam pemilu yaitu kurangnya pendidikan politik dari caleg perempuan, keterbatasan dana kampanye, budaya patriarki yang masih melekat di masyarakat yang menyatakan perempuan itu lemah dan tidak cocok sebagai pemimpin, keterbatasan waktu dalam melakukan sosialisai politik dan kemampuan dari dalam diri perempuan itu sendiri. Sehingga untuk kedepannya harus ada upaya peningkatan keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif dengan melakukan peningkatan pendidikan politik dan intelektualitas agar perempuan dapat memiliki percaya diri dalam bersaing di dunia politik. Berikut merupakan keenam caleg perempuan terpilih untuk Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan, diantaranya adalah:
Universitas Sumatera Utara
B.1
Dra. Ainal Mardiah (Partai Golkar) Merupakan caleg perempuan dari Partai Golkar mewakili Dapil V, dalam
pemilu legislatif Kota Medan beliau berhasil mengumpulkan 2.291 suara. Beliau merupakan putri dari Bapak Hj. Muhammad Kasim Surbakti, fungsionaris senior partai Golkar Binjai, dan putri dari Ibu Hj. Kamaliyah. Beliau dibesarkan dengan kebudayaan partai Golkar yang sangat dominan, dimana sang ayah merupakan salah satu pengurus partai Golkar Kota Binjai yang juga cukup disegani. Sehingga darah dan ideologi politiknya juga banyak dipengaruhi oleh ideologi Golkar. Menikah dengan Bapak Drs. Hj. Ibrahim Tarigan yang juga merupakan kader Golkar. Beliau dan suami telah dikaruniai 4 (empat) orang anak masing-masing: Ismail Saleh Tarigan, Ishaq Abror Tarigan, Achmad Chaidir Tarigan dan Nabila tarigan. Riwayat pendidikan Ibu Dra. Ainal Mardiah adalah dimulai dari SDN Binjai Timur, lalu melanjutkan sekolah menengah pertama di SMPN Diski, setelah tamat dari sekolah menengah pertama beliau melanjutkan sekolah menengah atas di SMAN Tanjung Pura. Setamatnya dari SMAN Tanjung Pura beliau melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi yaitu ke perguruan tinggi, beliau menamatkan Sarjana Strata 1 (S1) di Universiatas Muhammadiyah Nusantara. Setelah tamat dari perguruan tinggi, beliau kemudian sempat bekerja sebagai staff pengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MtsN) Binjai. Namun itu tidak lama, sejak beliau memutuskan untuk menikah dan menetap di Kota Medan, tepatnya di jalan Pancing 1 No. 89 Pasar IV Mabar Hilir-Medan Deli. Sampai saat ini beliau mengikuti usaha suami, dengan mengelola CV. Pergendangan yang berlokasi di Jl. Prof HM Yamin SH.
Universitas Sumatera Utara
Dalam riwayat keorganisasian eksistensi beliau tidak perlu diragukan, tumbuh dan berkembang dalam arus politik partai Golkar membuat beliau memiliki jiwa organisasi yang tinggi. Hal ini terlihat dari cukup banyaknya organisasi yang beliu ikuti sejak masih menjadi mahasiswa sampai saat ini. Berikut adalah daftar organisasi yang pernah beliau geluti, diantaranya: Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Binjai, Generasi Muda Islam Karo (KMIS), Keluarga Muslim Islam Karo (KMIK), Himpunan Remaja Masjid Kota Binjai, Kader Partai Golkar Kota Binjai kecamatan Binjai Timur dan yang terakhir dan sampai sekarang masih digeluti adalah sebagai kader Partai Golkar Kota Medan.
B.2
Dra. Lily MBA , MH (Partai Perjuangan Indonesia Baru) Lahir di Medan pada tanggal 28 Agustus 1968. beliau merupakan calon
legislatif perempuan nomor urut satu Partai Perjuangan Indonesia Baru perwakilan dari daerah pemilihan (Dapem) 1 (Satu). Dalam pelilu legislatif Kota Medan kemarin beliau berhasil mengumpulkan 2.876 suara. Sebagai seorang calon legislatif dari partai yang mendukung, beliau adalah termasuk fungsionaris dalam kepengurusan partai. Perjuangan Indonesia Baru, hal ini terlihat dari kantor Partai yang bersamaan tempatnya dengan kantor beliau. Dra. Lily MBA, MH beralamatkan di Jalan Teuku Umar No. 7 AA Medan. Beliau adalah seorang Penganut Kristiani dan telah menikah. Profesi beliau adalah sebagai konsultan perpajakan yang cukup handal dan diperhitungkan di Kota Medan. Beliau memang lebih dikenal sebagai Praktisi perpajakan daripada sebagai seorang politisi partai. Keterlibatan Dra. Lily MBA, MH dalam bidang kepartaian adalah dikarenakan dengan semangat beliau untuk turut memberikan
Universitas Sumatera Utara
perubahan dalam bidang birokrasi dan keadilan bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Kota Medan.
B.3
Janlie, SE. Ak (Partai Perjuangan Indonesia Baru) Caleg perempuan terpilih kedua dalam DPRD Kota Medan dari partai
Perjuangan Indonesia Baru adalah Janlie SE. Ak, beliau berhasil merebut kursi DPRD Kota Medan setelah berhasil mengumpulkan suara sebesar 2.661 suara. Lahir di Medan pada tanggal 19 Oktober 1971, merupakan penganut agama Budha dan telah menikah. Beliau merupakan caleg nomor urut 1(Satu) daerah pemilihan (Dapem) 4 (empat) Kota medan. Bertempat tinggal di jalan Metal IV No. 62 Medan Deli. Saat ini beliau berprofesi sebagai wiraswasta, sehingga tidak heran beliau lebih dikenal sebagai Bisnis women dari pada sebagai seorang politisi partai. Dalam proses pencalonannya sebagai caleg nomor urut 1 (satu) dari Partai Perjuangan Indonesia Baru (PIB), Ibu Janlie dalam wawancara menegaskan bahwa ketertarikan beliau sebagai caleg hanya didasarkan kepada rasa ingin tahu dan menerima tawaran dari partai PIB. Karena pada dasarnya Ibu Janlie bukan merupakan kader dari partai PIB. Sehingga ketika ditetapkan perolehan suara dan caleg terpilih, beliau mengaku cukup kaget dan tidak percaya. Hal ini karena tidak terlalu banyak hal dan program kampanye yang dilakukan beliau dalam kampanye Pemilu Legislatif kemarin.
Universitas Sumatera Utara
B.4
Dra. Hj. Srijati Pohan Merupakan caleg perempuan dari Partai Demokrat, dalam pemilu legislatif
Kota Medan beliau berhasil mengumpulkan 4.399 suara sehingga berhasil merebut satu kursi DPRD Kota Medan. Lahir di Sibolga pada tanggal 6 September 1963. Beliau merupakan anak kelima dari lima bersaudara dari Bapak Turak Pohan dan Ibu Nilam sari Koto. Beliau adalah seorang ibu rumah tangga yang juga aktif dalam kegiatan sosial dan kepartaian. Saat ini beliau tinggal di Jalan Raya Menteng Gg. Benteng No. 34 A Medan. Perkawinannya dengan bapak Laidin dikarunia 6 (Enam) orang putra dan putri, sebagai berikut: 1. Sri Aulia Fitri, merupakan putri pertama dari Ibu Sri jati Pohan dan bapak Laidin. Sekarang telah bekerja di salah satu perusahaan terkemuka di Kota Medan dan tengah menyelesaikan pendidikan Strata 2 (S2) di Universitas Sumatera Utara (USU) jurusan kenotariatan, setelah menyelesaikan strata 1 (S1) juga di Fakultas Hukum USU. 2. Sri Alfisyah Rini, merupakan putri kedua dari Ibu Sri jati Pohan dan bapak Laidin. Sekarang tengah menyelesaikan perkuliahan di Universitas Harapan semester IX. 3. Sri Nur Utama, merupakan putri Ketiga dari Ibu Sri jati Pohan dan bapak Laidin. Sekarang sedang menjalani pendidikan di Universitas Sumatera Utara Fakultas Bahasa dan Sastra Jurusan sastra Mandarin semester V. 4. Sri Nur Utami, putri keempat dari Ibu Sri jati Pohan dan bapak Laidin. Sekarang sedang menempuh perkuliahan di Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Komunikasi semester V.
Universitas Sumatera Utara
5. Muhammad Idhan Nugraha, merupakan putra kelima dari Ibu Sri jati Pohan dan bapak Laidin. Baru saja tamat dari SMA Plus Matauli Sibolga, sekarang sedang dalam persiapan menuju bangku perkuliahan. 6. Muhammad Ali Akbar, putra keenam dari Ibu Sri jati Pohan dan bapak Laidin. Sekarang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) di Perguruan Islam Amalia kelas II SMP. Riwayat pendidikan Ibu Sri Jati Pohan sebagian besar dilalui di kota kelahirannya Sibolga. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di tamatkan pada tahun 1975 di sekolah SD RK sibolga. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Fatima Sibolga pada Tahun 1979. Pada tahun 1982, beliau juga berhasil menamatkan pendidikan Sekolah menengah tingkat atas (SMA) di SMA RK Sibolga. Selesai menuntaskan pendidikan SMA, beliau hijrah ke Kota Medan untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang Perguruan tinggi, yaitu di Institut Agama Islam Nusantara (IAIN) Sumatera Utara pada Tahun 1990, dengan Gelar Dra. Ibu Sri jati Pohan dikenal sebagai pribadi yang ramah dan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, terutama dalam bidang politik. Walaupun beliau sejujurnya mengakui bahwa perannya sebagai istri da ibu rumah tangga lebih dominan dari pada kegiatannya di luar rumah. Namun ke aktifan beliau tidak dapat diragukan dalam hal kegiatan sosial apalagi dalam kegiatan kepartaian. Dalam kegiatan sosial, Ibu Sri Jati Pohan merupakan Pimpinan Perguruan Islam Amalia, sebagai pendiri dan juga pendidik, telah banyak yang beliau lakukan untuk membantu sesama. Misalnya dalam perguruan yang dipimpinnya beliau menyediakan pendidikan gratis kepada anak-anak yatim piatu agar tetap dapat
Universitas Sumatera Utara
bersekolah. Hal ini membuat beliau banyak di kenal dan disegani dalam lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam riwayat pekerjaan, beliau pernah menjabat sebagai Direktur CV. Lia Auto Service, sebagai Wakil Direktur CV. Arico Pratama dan yang terakhir sebagai Wakil Direktur CV. Global Waksa Utama. Dalam kegiatan politik dan kepartaian beliau juga sangat diperhitungkan kemampuan dan keaktifannya. Hal ini dapat dilihat dari eksistensi beliau menjadi kader Partai Demokrat sejak partai tersebut berdiri. Keterlibatan beliau dalam kegiatan kepartaian memang tidak dapat dilihat sebelah mata, karena merupakan Ketua Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPAC) Partai Demokrat Kecamatan Medan Denai dan menjadi caleg dari dapem 1. Jabatan ini telah diemban sejak 25 Oktober 2007 hingga saat ini. Kemenangan beliau pada pemilu legislatif april silam menjadi suatu pembuktian bahwa beliau merupakan salah satu kader terbaik partai Demokrat Kota Medan saat ini. Selain kegiatan kepartaian dan politik, beliau juga terlibat dalam kegiatan dan organisasi kedaerahan, diantaranya beliau juga aktif dalam kepengurusan DPP Persadaan Pohan Dohot Boruna (DPP-Parpoda) sebagai Seksi Kaderisasi dan Pengembangan Organisasi Dewan Pimpinan Pusat. Dimana organisasi-organisasi inilah yang juga berperan dalam pencitraan dan pembentukan figuritas beliau sebagai calon anggota legislatif dalam pemilu April silam.
Universitas Sumatera Utara
B.5
Damai Yona Nainggolan (Partai Demokrat) Merupakan caleg kedua Partai Demokrat yang lolos menuju kursi DPRD
Kota Medan, dengan perolehan suara sebesar 4.128 suara di bawah Dra. Srijati Pohan. Lahir di Medan pada tanggal 13 April 1977 beliau juga merupakan putri kandung dari Bapak Palar Nainggolan Ketua Partai Demokrat Kota Medan. Beliau bertempat tinggal di Jalan Imam Bonjol No. 37 kelurahan Jati kecamatan medan Maimun. Beliau merupakan isteri dari Bapak Paul Raja Marudut Siahaan dan merupakan penganut Kristen protestan. Perkawinannya dengan Bapak Paul Raja Marudut Siahaan dikaruniai 1 (Satu) orang anak. Pendidikan terakhirnya diselesaikan di California State University San Bernardino, United State. Aktivitas Ibu Damai Yona lebih banyak dilakukan di luar kota Medan, hal ini dikarenakan beliau juga aktif dalam berbagai kegiatan bisnis aktivitas sosial kemasyarakatan. Selain itu, Ibu Damai Yona juga pernah tercatat menjabat sebagai Karyawan PT. Rampala-Medan pada tahun 2003 sampai pada tahun 2006. Keterlibatan beliau dalam bidang politik, khususnya kepartaian sebenarnya tidak terlepas dari pengaruh dan andil sang bapak yang juga merupakan Ketua Partai Demokrat Sumatera Utara. Dari pengaruh inilah kemudian Ibu Damai Yona melalui serangkaian Kaderisasi partai hingga pada pemilu legislatif yang lalu menjadi calon legislatif Partai Demokrat untuk daerah pemilihan (Dapem) 2 yang meliputi Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Maimun, Medan Baru, Medan Selayang dan Medan Sunggal.
Universitas Sumatera Utara
B.6
Hj. Halimatussakdiyah Beliau merupakan caleg ketiga yang lolos dari Partai Demokrat, sekaligus
caleg perempuan yang lolos dengan suara terbanyak yaitu sebesar 7.324 suara, melampaui lima caleg perempuan lainnya. Wanita berumur 46 Tahun ini lahir di Medan, pada tanggal 06 Februari 1962. Istri dari bapak Mustawan Elba dan merupakan ibu dari 4 (empat) orang anak. Hj. Halimatussakdiyah beralamat di jalan Pelita IV No. 23 kelurahan Tegal Rejo. Sebagai seorang ibu rumah tangga beliau juga dipadatkan dengan serangkaian kegiatan sosial keagamaan, sehingga inilah yang membuat beliau cukup dikenal di daerahnya. Sebagai seorang guru, riwayat pendidikan Hj. Halimatussakdiyah di selesaikan di Medan sebagai kota kelahiran. Sekolah dasar (SD) di selesaikan di SD Negeri 7, jalan Pimpinan Medan, setelah itu pendidikan sekolah menengah pertama diselesaikan di PGA Negeri, di jalan Pancing Medan, Sekolah lanjutan atas diselesaikan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN), di jalan Pancing Medan, kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi di Institut Agama Islam Nusantara (IAIN) Medan dan menamatkannya dengan gelah Strata 1 (S1) dari fakultas Da’wah. Setelah menamatkan kuliah dan mendapatkan gelar sarjana dari IAIN Medan, kemudian beliau memilih Profesi sebagai guru di salah satu sekolah di medan. namun itu tidak berlangsung lama karena mendapat panggilan dari diri sendiri untuk mendirikan yayasan taman kanak-kanak dibawah asuhan beliau, akan tetapi ini tidak berkembang dikarenakan keterbatasan tenaga pengajar. Dalam riwayat organisasi Hj. Halimatussakdiyah aktif di berbagai kegiatan sosial keagamaan maupun kepartaian. Adapun beberapa keorganisasian yag di ikut i oleh Hj. Halimatussakdiyah berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Mengikuti seminar dan diskusi mengenai Wanita Islam dan mendapat sertifikasi TK Bhakti Wanita Islam. 2. Mengikuti pelatihan Kader Partai democrat Kota Medan pada Tahun 2008, disinilah awal keterlibatan beliau dalam dunia politik. 3. Menjadi anggota GEMA JBMI dan terpilih selanjutnya sebagai Ketua GEMA JBMI Sumatera Utara, yaitu sejak Tahun 1990-1995. 4. Terpilih dan menjabat sebagai Sekretaris Serikat Pengacara Indonesia Kota Medan, yaitu pada tahun 2003-2005. 5. Mengikuti Muktamar Al-Wasliyah/Muslimat Muzakaroh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Utara. 6. Mengikuti Seminar Peran Serta Perempuan Dalam Pembinaan Umat Beragama Provinsi Sumatera Utara. 7. Terpilih menjadi Ketua Wanita Islam (WI) Sumatera Utara sejak Tahun 20052009. 8. Terpilih menjadi Sekretaris Perempuan Demokrat Republik Indonesia (PDRI), sejak tahun 2007-2009. 9. Terpilih menjadi Ketua Komite Medan Paguyuban Muslimat Al-Wasliyah Tahun 1999-2009. Sampai saat ini beliau tetap aktif dalam keanggotaan organisasi di atas dan bertekad akan tetap akan tetap mengabdi da berbuat yang terbaik untuk masyarakat, salah satunya melalui terpilihnya beliau sebagai anggota DPRD Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara