BAB II SEJARAH HUBUNGAN RUSIA DENGAN TURKI Hubungan Rusia denga Turki sudah terjalin sejak lama. Jika dihitung dari masa Tsar dan Turki Ottoman, hubungan keduanya amat sangat panjang. Namun disini penulis akan mencoba menjelaskan hubungan Rusia Turki pada masa perang dunia, perang dingin, paska perang dingin, hingga hubungan masa desawa kini. A. Selama Perang Dunia Pada tahun1919, kekuatan Perang Dunia I memaksa terbentuknya Perjanjian Sevres untuk partisi kekaisaran Turki Ottoman. Perang kemerdekaan Turki dimulai pada 19 mei 1919 dibawah pimpinan Mustafa Kemal Attaturk. Setelah perang berakhir, Mustafa Kemal Attaturk mendirikan Republik Turki pada 29 Oktober 1923. Dan Rusia merupakan salah satu negara yang mengakui kemerdekaan Turki. Uni Soviet menganggap perang kemerdekaan Turki sebagai aksi perlawanan terhadap imprealisme barat sebagai kebangkitan kaum muslim.1 Maka dari itu kerjasama dan pembentukan hubungan baik sangat penting bagi Rusia dan Turki. Sangat jelas bahwa paham Rusia yang saat itu masih menganut komunis adalah untuk memperkuat status komunis di kawasan serta untuk menahan paham barat untuk masuk ke Turki. 2 Kebijakan itu merupakan kebijakan inti Rusia terhadap Turki antara tahun 1919 – 1923. Bgai Rusia, keberhasilan Turki melawan imprealisme didukung Rusia di wilayah bagian selatan Rusia, dan ini telah ditunjukkan
1 Tellal, Erel; “Sovyetler ile tlişkiler” in Türk Dõş Politikasõ (ed. by Oran, Baskõn), Volume I, tstanbul: tletişim Yayõnlarõ, 2002 (6th ed.), hlm 161. 2 Tellal, Erel; “Sovyetler ile tlişkiler” in Türk Dõş Politikasõ (ed. by Oran, Baskõn), Volume I, tstanbul: tletişim Yayõnlarõ, 2002 (6th ed.), halaman 161.
dengan pembentukan rezim-rezim Bolshevik di Kaukakus
dan wilayah Selat dibawah
kedaulatan Turki. Pada tahun 1920, pada sebuah pernyataan yang disampaikan kepada Rusia dan Menteri Luar Negri Rusia pada saat itu Çiçerin, Mustafa Kemal Attaturk mengatakan bahwa Rusia dan Turki harus menentukan sikap politik dan aliansi militer untuk melawan imprealisme dan untuk keberhasilan perang kemerdekaan Turki.3 Menteri Luar Negri Rusia pun merespon bahawa mereka akan segera melakukan hubungan kerjasama dengan Turki, tetapi tidak terfokus kepada penyediaan peralatan dan aliansi militer. Karena dikhawatirkan, jika dimasa mendatang Turki akan melakukan pendekatan dan kesepakatan kerjasama dengan barat. Maka Rusia mengambil jarak agar tidak terlalu dekat sehingga ketika Turki melakukan pendekatan bahkan persetujuan kerjasama dengan barat, tidak menjadi persoalan serius antara Rusia dan Turki. Sejak tahun 1923 Rusia dan Turki tidak dalam keadaan dekat dan bermusuhan, hubungan kedua negara retlatif baik, selain itu, faktor dalam menjaga pergerakan paham Marxis masuk ke Turki pun diantisipasi oleh pihak Turki.4 Hubungan Rusia Turki didasari atas tiga perjanjian yang ditandatangani pada awal berdirinya republik Turki. Perjanjian yang ditandatangani pada 16 Maret 1921 antara Rusia dan Turki berisi perjanjian persahabatan antara Rusia dan Turki. Perjanjian persahabatan Rusia dan Turki juga diikuti dengan penandatanganan perjanjian persahabatan antara Turki , Armenia dan
3 Gürsel, Haluk F.; Tarih Boyunca Türk –Rus İlişkileri, Ankara: Ak Yayõnlarõ, İstanbul: 1968, halaman 184. 4 Erkin, Feridun Cemal; Türk- Sovyet İlişkileri ve Boğazlar Meselesi, Ankara: Başnur Matbaasõ, 1968, halaman 247.
Azrebaijan pada 13 oktober 1921 dan perjanjian persahabatan serta sifat netral kedua negara disahkan pada 22 september 1921 adalah dasar hubungan antara Turki dan Rusia. Selama masa Perang Dunia I dan II, hubungan antara Rusia dan Turki dapat dikatagorikan memiliki hubungan yang baik meskipun ada beberapa kendala. Tujuan Rusia menjalin hubungan baik dengan Turki adalah untuk mengontrol Turki melalui aspek perdagangan dan mencoba memasukkan paham Komunis ke Turki. Bertentangan dengan Rusia, Turki justru menjalin hubungan ekonomi dengan barat dan menutup diri dari penyebaran paham komunis saat itu, yang bagaimanapun juga kebijakan Turki tersebut tidak disambut baik oleh Rusia. Hal itu membuat Rusia menyangsikan perjanjian persahabatan dan perjanjian non agresi tidak saling menyerang satu sama lain. Pada Konvensi Montreaux, ditandatanginya perjanjian bahwa Turki ingin memiliterisasi Selat Turki. Sejak saat itu, perjanjian jaminan keamanan yang dibuat pada Perjanjian Laussane sepertinya tidak berlaku lagi. Konvensi Montreaux mengubah peraturan dimana Turki menjadi satu satunya negara yang berhak atas wilayah Selat Turki dan Selat Turki hanya berada dibawah kekuasaan Turki. Pada 1939, Presiden Rusia saat itu Joseph Stalin melalui Mentri Luar Negrinya menyampaikan proposal kepada Turki untuk merubah kembali Perjanjian Montreaux. Turki menolak proposal tersebut dan tetap berpegang kepada Perjanjian Montreaux.5 Pada 23 Agustus 1239, ketika Rusia membentuk aliansi dengan Jerman. Kerjasama antara Rusia dan Turki berhenti paska Nazi-Soviet menandatangani perjanjian untuk tidak saling menyerang hanya seminggu setelah invasi Jerman ke Polandia. Dan itu merupakan permulaan dari Perang Dunia II. Rusia memperkuat keinginannya untuk merubah aturan - aturan yang
5 Gürsel, Haluk F.; Tarih Boyunca Türk –Rus İlişkileri, Ankara: Ak Yayõnlarõ, İstanbul: 1968, halaman197.
berlaku di Selat Turki. Hubungan
kedua negara memburuk ketika Rusia ingin merevisi
Perjanjian Montraux dan mengintervensi wilayah Turki seperti di propinsi Kars dan Ardahan. Dalam perjanalan Perang Dunia II , perjanjian awal untuk tidak saling menyerang antara Jerman dan Rusia dilanggar oleh pasukan Nazi, pasukan Nazi menyerang Rusia. Rusia yang tidak memprediksi serangan dari Jerman merespon dengan cepat, Turki yang memang tidak ikut berperang namun membiarkan kapal - kapal Jerman melewati Selat Turki telah menuai rotes dari pihak Rusia. Hal itu kembali memperburuk hubungan kedua negara dan Stalin kembali meminta pembaharuan Perjanian Montreaux. Meski tidak ada pihak yang mendukung permintaan Rusia tersebut dan Turki tetap pada pendiriannya, tetapi presiden AS, Roosevelt memungkinkan perubahan perjanjian tersebut. Meski pada kahirnya Turki menyatakan perang kepada Jerman, Rusia sudah terlanjur mengambil sikap dan bahkan menghapuskan perjanjian damai untuk tidak saling menyerang yang disepakati pada 1925 antara Rusia dan Turki. Kemudia Turki berinisiatif untuk membentuk aliansi baru bersama Rusia akan tetapi Rusia mengajukan beberapa syarat yang harus dipenuhi Turki. Seperti aneksasi Kars dan Ardahan agar bisa digunakan oleh pihak Rusia serta Turki memberikan akses di Selat Turki untuk dijadikan basis militer Rusia.6
B. Hubungan Rusia – Turki Pada Masa Perang Dingin Pada 7 Agustu 1946, Rusia mengirimkan dua nota diplomatik kepada Turki mengenai kontrol Selat Turki. Dicatatan pertama dikatakan bahwa Turki tidak menggunakan kontrol dengan baik terhadap penggunaan Selat Turki. Dalam catatan kedua berisi hal serupa yang berisi 6 Rozakis, Christos L. and Stagos, Petros N.; The Turkish Straits, Dordrecht: Martinus Nijhoff Publishers, 1987,halaman 47.
kekhawatiran dan tuntuan bagi Turki, Rusia meminta pembicaraan dengan Amerika Serikat dan Britania Raya mengenai Selat Turki, tetapi Turki menolak permintaan tersebut, begitupun dengan Amerika Serikat dan Britania Raya yang tidak menyambut baik permintaan Rusia. Pada 9 Oktober 1946, Amerika memberikan nota balasan kepada Rusia yang membuat kehawatiran Rusia reda, begitupun dengan Britania Raya melalui Mentri Luar Negri nya dalam pidato parlemen menyatakan bahwa dasar pemberian hak terhadap Selat Turki akan mengancam Turki dan membawa Turki kedalam kontrol kekuasaan negara lain. Selain itu, dihawatirkan bahwa hak - hak Turki atas Selat Turki akan terganggu, dengan begitu Turki akan sangat dirugikan. Pada tahun 1947, Britania Raya menyatakan bahwa mereka tidak sanggup lagi menyokong bantuan ekonomi dan militer untuk Turki. Sementara itu Amerika Serikat menyanggupi bantuan yang ditinggalkan Britania Raya kepada Turki. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah ekspansi Rusia dan juga untuk menyebar luaskan paham ekonomi dan politik Amerika Serikat.7 Jadi bantuan yang diberikan oleh Amerika memaksa Turki menjalin hubungan yang dekat dengan barat, serta bergabung dengan organisasi yang didirikan oleh front barat. Pada tahun 1960 , merupakan titik balik hubungan antara Rusia dan Turki dalam masa perang dingin. Kemudian pada 1963, delegeasi Turki mengunjungi Rusia dan bertemu pemimpin Rusia saat itu Nikita Kruschev. Dalam pertemuan itu Kruschev mengatakan, akan memperbaiki dan membangun hubungan persahabatan dengan Turki dan menyatakan bahwa kebijakan Stalin terhadap Turki akan dirubah. Namun meski demikian, Turki merupakan satu satunya anggota NATO yang sulit meningkatkan hubungan dengan Rusia.8 Dan antara tahun 1965 - 1979 Rusia
7 Bagci, Hüseyin; Türk Diş Politikasinda 1950’li Y illar, Ankara: METU Press, 2001 (2nd ed.), halaman 6. 8 Tellal, Erel; “Sovyetler ile İlişkiler” in Türk D õş Politikas õ (ed. by Oran, Bask õn), Volume I, İstanbul: İletişim Yayõnlarõ, 2002 (6th ed.), halaman 75.
dan Turki mengadakan pertemuan diplomatik tingkat tinggi yang menghasilkan kesepakatan bahwa Rusia bersedia memberikan bantuan ekonomi kepada Turki. Pada 25 Maret 1967, ada perkembangan hubungan antara Rusia - Turki, dimana pada saat itu Turki mulai menerima bantuan ekonomi dari Rusia serta disepakati juga perjanjian penyediaan sumberdaya untuk pembentukan tujuh unit industri di Turki. Kemudian pada 9 Januari 1975 ditandatanganinya perjanjian kedua di dalam kerjasama ekonomi antara Rusia - Turki bahwa Rusia bersedia menggelontorkan dana ivenstasi di Turki sebesar 7.000 dollar AS. Kerjasama ekonomi kedua negara mencapai puncaknya pada tahun 1979, ketika pinjaman ekonomi dari Rusia ke Turki sebesar 7 miliar dollar untuk pembangunan pembangkit listrik termal serta pembangunan kilang minyak disetujui. Pada 1981 total pinjaman dana dari Rusia ke Turki adalah sebesar 972.000.000 dollar AS, terlepas dari perkembangan politik dalam negri Rusia yang sedang tidak dalam kondisi baik namun kesempatan untuk mempererat hubungan dengan Turki tidaklah salah bagi Rusia, karena pada masa itu hingga berakhirnya perang dingin hubungan kedua negara relatif tenang.
C. Hubungan Rusia - Turki Paska Perang dingin Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, banyak berbagai kemungkinan yang terjadi bagi pengambilan kebijakan luar negri Rusia dan Turki. Dibukanya kerjasama baru adalah kemungkinan yang tidak mustahil bagi kedua negara. Maka pada tahun 1992, diadakan
perubahan kerjasama antara kedua negara secara signifikan, puncaknya adalah ketika penandatanganan kerjasama persahabatan kedua negara.9 Rusia adalah aktor utama baik secara politik maupun secara militer di Kaukakus dan Asia Tengah. Oleh sebab itu perbaikan hubungan Rusia -Turki memiliki implikasi penting bagi keseimbangan kekuasaan daerah. Selama Perang Dingin, hubungan keduanya dipengaruhi kompetisi global. Maka dengan berakhirnya Perang Dingin, hubungan Rusia - Turki menjadi penting bagi kedua negara dalam konteks regional. Pada masa Perang Dingin, Rusia menjadi negara yang penting, apakah akan dijadikan sebagai mitra yang potensial atau menjadi kompetitor yang kuat bagi Turki di wilayah Kaukakus dan Asia Tengah. Tidak seperti Turki, Rusia merupakan negara yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang karakter politik dan ekonomi wilayah yang memberikan Rusia sebuah keuntungan dalam konteks regional, akan tetapi, Rusia yang merupakan pewaris Uni Soviet juga mempunyai kelemahan. Gejolak politik, krisis ekonomi dan identitas menjadi kelemahan Rusia pada awal berakhirnya masa Uni Soviet. Belum lagi, Rusia harus menghadapi kelompok separatis Chechnya.10 Hubungan politik antara Rusia dan Turki disibukkan dengan peperangan antara Rusia melawan Chechnya dan Turki memberantas separatisme dalam negri antara tahun 1995 – 1999. Maka dalam pertemuan kenegaraan antara kedua negara, isu yang paling sering dibahas adalah isu tentang melawan kelompok separatis dan terorisme. Dan selama kunjungan Mentri Luar Negri Turki ke Rusia, pada 1996 - 1997 pembahasan tentang perang Chechnya merupakan yang 9 James W. Warhola, "Warming of Turkish-Russian Relations: Motives and Implications", Demokratizatsiya, Winter 2006, halaman 2. 10 Kasım, Kamer, "Turkey's Foreign Policy Towards The Russian Federation", The Journal of Turkish Weekly, 13 October 2004, halaman 2.
paling penting. Pada tahun 1999 Perdana Mentri Turki, Tansu Ciller menungjungi Rusia dan bertemu dengan pemimpin Rusia saat itu. Dalam pertemuan itu disepakati bahwa kedua negara saling menghormati kedaulatan negara lain. Dalam hal ini kedua negara tidak sampai mengintervensi kebijakan luar negri masing masing negara dimana Turki menyuplai ksenjata kepada Chechnya sedangkan Rusia mengirim peralatan militer kepada Siprus.11 Meskipun demikian, setahun kumudian selama kunjungan Mentri Luar Negri Turki ke Moskow, terlihat indikasi bahwa perbedaan sikap politik kedua negara sangat akut. Seperti sebelumnya yang disampaikan kedua negara
bahwa mereka akan memperbaiki perbedaan
kebijakan tersebut. Hal ini diperlukan karena Rusia dan Turki memiliki kegiatan aktif di wilayah tersebut, dimana kedua negara memiliki kepentingan yang umum. 12 Walaupun pada saat itu kedua negara saling mengingatkan tentang aktivitas masing masing negara dalam pemasokan senjata, pembicaran ekonomi yang lebih spesifik pun dibahas dan mulai diupayakan agar segera terwujud. Kunjungan Perdana Mentri Rusia ke Turki pada 14 - 17 desember 1997 menunjukkan semakin dekatnyna hubungan kedua negara. Dalam kunjungan itu, pemimpin kedua negara menyatakan tetap saling menghormati integritas teritorial dan hubungan kerjasama ekonomi mereka. Hal itu dipandang sangat penting bagi kedua negara untuk menunjukkan bahwa kedua negara saling kerjasama dan percaya, bukan
berkompetisi dan saling curiga. Langkah itu
11 Gürtuna, Anil, Turkish-Russian Relations in the Post Soviet Era: From Conflict to Cooperation, Thesis of Master in International Relations submitted to The Graduate School of Social Sciences, Middle East Technical University, January 2006, halaman 35. 12 Vadim, Markurshin, "Russia-Turkey: Doomed to be Eternal Neighbors", Perceptions, MarchMay 1997, bab 2, halaman2.
merupakan langkah penting untuk mengatasi ketidak percayaan yang selama ini selalu mengikuti hubungan antara Rusia dan Turki.13 Setelah perang kedua di Chechnya, hubungan Rusia dengan Turki membaik di bidang politik dan ekonomi. Pada 5 - 6 November 199. Perdana Mentri Turki Bulent Ecevit mengunjungi Moskow untuk kunjungan resmi yang mana pada hari bersamaan terjadinya
perang di
Chechnya. Serangkaian perjanjian ditandatangani antara Rusia dan Turki. Salah satu perjanjian yang ditandatangani yaitu perjanjian kerjasama pemberantasan terorisme. Mereka menyatakan keinginan mereka untuk meningkatkan kerjasama dalam memberantas teroriame,dan perjanjian yang lainnya adalah proyek Blue Stream. Proyek Blue Stream merupakan sebagai obat penenang bagi hubungan antara Rusia dan Turki. Pada akhir dekade, pembahasan dimulainya penjualan gas alam dan minyak bumi merupakan seuatu kerjasama yang penting bagi hubungan bilateral kedua negara, terlepas dari biaya pajak yang dikenakan bagi penjualan gas bumi. Pada akhir tahun 2002, Turki memasuki era baru di kawasan regional dalam hubungan internasional dengan munculnya Departemen Kehakiman dan Partai Pembangunan (AKP). Hal itu dimaksudkan untuk mempengaruhi dan keefektifitasan pengambilan kebijakan politik luar negri, baik secara regional khususnya dan internasional Secara umum, berdasarkan kepada perubahan permasalahan dengan negara tetangga dan untuk mengintensifkan kerjasama kemitraan strategis dengan negara lain.14
13 Ateşoğlu, Güney Nursin, "Rusya Federasyonu'nun Yeni Güvenlik Politikası Cercevesinde Türkiye'ye Bakışı' in Türkiye'nin Komşuları, istanbul: tmge Kitabevi, 2002, halaman 371. 14 https://rizatulamalia.wordpress.com/2014/04/29/sistem-pemerintahan-di-turki/ di akses 10 February 2017
Keputusan Turki memilih negara islam, yang walaupun terlihat moderat menjadi perhatian Moskow. Para petinggi AKP merupakan tokoh - tokoh islam dan Turki merupakan salah satu pendukung pejuang Chechnya di awal 1990. Namun pemilihan Abdulla Gul oleh AKP sebagai Perdana Menteri (dari 18 November 2002 - Maret 2003) sebagai calon yang paling islamis, telah memunculkan keyakinkan Moskow. Seperti yang Gul katakana dalam sebuah wawancara pada 15 November 2002 dengan Turkey Daily News .“ Tujuan kami adalah untuk menunjukkan kepada dunia bahwa negara yang memiliki penduduk muslim Juga bias melakukan pemerintahan dengan demokratis, transparan, dan modern dan bekerja sama dengan dunia.” Selain itu, kunjungan pemimpin AKP, Recep Tayyip Erdogan (yang Menjadi kemudian Perdana Menteri) ke Moskow pada bulan Desember 2002 membawa dampak positif dan memberikan kepuasan bagi kedua negara . Dengan tingkat hubungan yang makin membaik, kedua negara Setuju bekerja untuk lebih mengembangkan kerjasama ekonomi.15 Hubungan diplomatik kedua negara semakin dekat ketika Amerika Serikat menginvansi Iraq. Keduanya menentang langkah serangan Amerika, publik
Turki bahkan
lebih menentang
daripada Rusia. Meskipun dengan harapan yang baik, komentar Putin selama kunjungan Erdogan ke Rusia yang berlebihan, Moskow mengkhawatirkan bahwa islam moderat AKP mungkin bukan lah akhir dan bahkan lebih condong kepada perubahan ke arah yang lebih fundamental yang bisa menimbulkan masalah bagi Rusia tidak hanya di Asia Tengah dan Kaukakus. Selain itu, permasalahan Selat Turki pun belum terpecahkan. Dan pada Mei 2003 Perdana Menteri Rusia Mikhail Kasyanov secara terbuka mengkritik Turki
tentang pembatasan yang
diberlakukan enam bulan sebelumnya, yang menyatakan “"Kami memahami kesibukan para
15 "Rusya Devlet Başkanı V.V. Putin'in Türkiye Başbakanı R. T. Erdoğan ile yaptığı telefon görüşmesi hakkında (20 Kasim 2003)", The Embassy of the Russian Federation in Turkey. Available at: - http://www.turkey.mid.ru/text_18.html diakses 10 February 2017
pejabat Turki, tapi kami harus mengatasi masalah ini bersama-sama. Keputusan untuk mengubah aturan kargo, masalah angkutan tidak boleh diambil secara sepihak”. 16 Hubungan Rusia - Turki mengalamai perkembangan baru melalui kunjungan resmi Menteri Luar Negri Turki. Kunjungan Abdullah Gul ke Moskow untuk menyepakati beberapa kerjasama antara kedua negara. Menteri Luar Negri Turki membawa banyak pengusaha Turki ke Moskow untuk bertemu dengan Menteri Luar Negri Rusia Igor Ivanov. Dalam pertemuan itu, ditandatangani beberapa kesepakatan. Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia, Menteri Luar Negri Turki menyatakan bahwa Rusia dan Turki memiliki sejarah hubungan yang panjang. Ia juga menekankan pentingnya kerjasama dalam memberantas terorisme untuk stabilitas keamanan di wilayah dan menyatakan keinginan Turki untuk bekerjasama dengan Rusia. Selain itu, Gul percaya bahwa kerjasama di Kaukakus Selatan dan Asia Tengah akan menambah stabilitas ekonomi.17 Presiden Rusia, Vladimir Putin merupakan Presiden Rusia pertama yang mengunjungi Turki pada 5 - 6 Desember 2004 setelah 32 tahun lamanya presiden Rusia tidak mengunjungi Turki. Kunjungan Putin didampingi Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Tatarstan kepala beberapa perusahaan besar Rusia seperti Gazprom dan Tatnef. Putin mengadakan pembicaraan dengan Presiden Turki Ahmet Necdet Sezer dan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.18 Kunjungan ini dianggap sebagai tanda bahwa Rusia benar - benar ingin menjalin hubungan diplomatik yang lebi baik dengan Turki. Isu Chechnya di Rusia dan implikasinya pada Selat
16 Robert O. Freedman, "Russian Policy Toward the Middle East Under Putin: The Impact of 9/11 and The War in Iraq", Alternatives: Turkish Journal of International Relations, Vol.2, No.2, Summer 2003, pp.90-91. Diakses dari : http://www.alternativesjournal.net/volume2/number2/putin.htm 17 http://www.axisglobe.com/article.asp?article=213 diakses 10 February 2017
18 "Portre: Putin'in Türkiye Ziyareti", Radikal, 6 December 2004 http://www.iibfdergi.aku.edu.tr/pdf/13_2/5.pdf di akses 27 maret 2017
Turki , pembangunan jaringan pipa, dan kemitraan di Asia Tengah dan di Kaukasus merupakan beberapa isu pembahasan di fokus pertemuan bersama - sama dengan upaya untuk menjalin kerjasama dalam bidang yang lebuh luas,19
kedua negara menandatangani perjanjian yang
penting, antara lain : 1. Deklarasi kerjasama dalam memperkuat persahabatan serta beberapa rencana kerjasama perusahaan. 2. Perjanjian dalam melindungi hak dan aset intelektual dalam rangka kerjasama teknologi militer. 3. Perjnajian saling melindungi informasi rahasia dalam rangka kerjasama teknologi militer. 4. Perjanjian kerjasama pencegahan insiden di laut di luar wilayah perairan. 5. Perjanjian Kerjasama antara Rusia Vnesheconombank, Roseksimbank dan Eximbank Turki. 6. Memorandum pada pengembangan kerjasama dalam bidang Gas antara Gazprom dan per usahaan Botas. 7. Nota kerjasama antara Akademi Diplomatik Kementerian Luar Negeri Rusia dan Pusat Penelitian Strategis di Kementerian Luar Negeri Turki. Setelah penandatanganan deklarasi kerjasama antar kedua negara, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan "Deklarasi Persahabatan dan Kemitraan akan meningkatkan upaya bersama dalam memerangi terorisme, dan akan memberikan momentum kerjasama."
Putin juga
menambahkan "Kami telah memastikan sekali lagi niat kami untuk mengembangkan hubungan kami dalam bidang politik, ekonomi dan budaya dan dalam semua bidang." Pada saat yang sama presiden Putin berterima kasih pemimpin Turki atas upaya mereka melawan terorisme dan 19 http://thawra.alwehda.gov.sy/_print_veiw.asp?FileName=651216987200501301 diakses 10 February 2017
menyatakan keinginan negaranya dalam koordinasi dan kerja sama pada tingkat ini khususnya. Sementara itu, Presiden Turki Ahmet Necdet Sezer menekankan bahwa perkembangan hubungan antara kedua negara akan berkontribusi bagi keamanan, stabilitas dan kemakmuran di kawasan.20 Pada tanggal 12 Januari 2005, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Moskow untuk kunjungan balasan. Ide kerjasama dengan dasar yang didirikan di Turki menjadi nyata karena perjanjian antara Turki dan Rusia. Erdogan membawa sekitar 600 pengusaha Turki, dalam kunjungannya isu-isu tentang penjualan gas alam, Siprus dan hubungan perdagangan yang dibahas selama kunjungan ini. Di sisi lain Turki tidak merasa puas dengan reaksi Rusia dalam masalah harga gas yang tidak cocok. Pada tanggal 17-18 Juli 2005, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu di kediaman Presiden Rusia di Laut Hitam
kota Sochi. Negosiasi dari kedua
pemimpin
berlangsung lebih lama dari yang sebelumnya dijadwalkan selama empat jam. Perwakilan dari kalangan bisnis Rusia dan Turki turut serta untuk berpartisipasi dalam pertemuan tersebut. Selama perbincangan, Putin dan Erdogan menegaskan kesepakatan yang dicapai
selama
kunjungan presiden Rusia ke Ankara pada bulan Desember 2004. Selain itu, mereka berencana untuk memperluas interaksi kerjasama lebih lanjut dalam banyak bidang seperti ekonomi, energi, kerja sama militer dan kebijakan daerah.21 Pada akhir pertemuan ini, Perdana Menteri Erdogan mengatakan Pandangan bahwa kami benar-benar sangat memperhatikan situasi di wilayah tersebut, serta isu-isu mengenai terhadap keterjagaan stabilitas di dunia.
20 Asim Oku, "Turkey-Russia Relations Dynamics", Axis GlobalChallenges Research, 12/5/2005. http://www.axisglobe.com/article.asp?article=71 di akses 10 February 2017 21 "Turkish-Russian Relations: toward enhanced multidimensional partnership' and beyond", Today's Zaman, September 27, 2007, halaman 3 http//:ijamec.atscience.org/akuiibfd/issue/1622/20337 di akses 10 Febryary 2017
Dalam konteks tujuan kedua negara dalam memperkuat hubungan bilateral mereka dan untuk mengintensifkan kerja sama mereka di semua bidang, kunjangan balasan resmi terjadi selama tahun 2006 dan 2007. Presiden Turki Ahmet Necdet Sezer mengunjungi Moskow pada bulan Juni 2006, kemudian kunjungan dari Bulent Arinc, ketua Parlemen Turki pada bulan Juli 2006, dan diikuti dengan kunjungan Sergey Mironov dan ketua Dewan Parlemen Rusia pada Maret 2007. Ini merupakan kunjungan balasan yang telah memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara dan kerjasama bilateral didukung pada tingkat parlemen.22 Selama periode itu, banyak kunjungan -kunjungan diplomatik kedua negara terjadi antara kedua negara.23 Selain itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim pesan ucapan selamat kepada Abdullah Gül atas terpilihnya sebagai Presiden Republik Turki, dan mengatakan bahwa hubungan antara Rusia dan Turki tidak hanya akan bermanfaat bagi rakyat kedua negara, tetapi juga akan memberikan kontribusi untuk stabilitas dan keamanan di wilayah tersebut.24 Awal tahun 2009, terjadi peningkatan yang sigifikan terhadap hubungan politik Rusia dengan Turki. Diawali kunjungan Presdien Turki Abdullah Gul ke Rusia untuk menemui Presiden
Rusia
Dimtry Medvedev yang menggantikan Putin. Kunjungan ini sangat
berpengaruh terhadap hubungan bilateral dan meningkatkan kerjasama di segala bidang kepada tingkat yang strategis. Setelah pertemuan ini, deklarasi bersama antara Turki dan Rusia pada kemajuan untuk menuju kepada tahapan baru dalam hubungan kedua negara dan lebih memperdalam persahabatan dan multi dimensi kemitraan telah dikeluarkan. Dapat dikatakan .
22 http://www.mfa.gov.tr/joint-declaration-between-the-republic-of-turkey-and-the-russian-federation-on-progresstowards-a-new-stage-in-relations-and-further-deepening-of-friendship-and-multidimentional-partnership_moscow_-13-february-2009.en.mfa di akses 10 February 2017 23 http://www.souria.com/ar/em/hl/article.asp?at=26041 di akses 10 February 2017 24 Shireen T. Hunter, Islam in Russia: The Politics of Identity and Security (Armonk, New Yerk: M. E. Sharpe, 2004). Halaman 370.
Sejalan dengan kehendak bersama mereka dan keinginan untuk lebih meningkatkan dan memperkuat hubungan Turki-Rusia dan kerjasama atas dasar saling pengertian dan kepercayaan, mereka menyatakan berikut ini : 1. Turki dan Rusia, sebagai dua negara sahabat dan tetangga, mengambil perhatian pada kepuasan dan kemajuan penting yang dibuat dalam hubungan bilateral dan kerjasama menuju multi-dimensi kemitraan ditingkatkan, sejalan dengan tujuan yang tercantum dalam Deklarasi Bersama 6 Desember 2004. 2. Kedua pihak juga mengambil catatan dengan kepuasan peningkatan jumlah interaksi dan kunjungan, terutama pada tingkat kepala negara, perdana menteri dan menteri, diadakannya konsultasi reguler antara Kementerian Luar Negeri pada hubungan bilateral, regional dan masalah internasional, serta meningkatnya jumlah kontak dan konsultasi antara otoritas negara lain dan menekankan pentingnya menjaga momentum peningkatan ini. 3. Turki dan Rusia menunjukkan
bahwa
kedua negara perlu untuk melakukan
kunjungan rutin dan koordinasi di tingkat Pembicara Parlemen, dengan maksud untuk merevitalisasi hubungan parlemen dalam keselarasan dengan tingkat lanjutan dari hubungan bilateral mereka , dan menyatakan keinginan mereka untuk mendorong parlemen kedua negara sejalan. 4. Kedua belah pihak menyatakan bahwa hubungan bilateral dan kerja sama antara Turki dan Rusia mendukung dan melayani kepentingan kedua negara dan berkontribusi untuk perdamaian, keamanan, stabilitas dan pembangunan di seluruh geografi Eurasia yang luas serta di tingkat internasional, dan menyatakan bahwa
upaya bersama mereka terhadap target ini akan dipertahankan pada masa yang akan datang. 5. Kedua negara juga mengambil cacatan penting bahwa pendekatan dan kebijakan mereka pada banyak isu dan masalah-masalah regional dan internasional memiliki kesamaan, dan dalam konteks ini, mereka menegaskan kembali tekad nya untuk lebih memperkuat mekanisme konsultasi saat ini, serta untuk mengembangkan kerjasama yang efisien di PBB dan di forum-forum multilateral lainnya.
Kunjungan Presiden Gul ke Rusia melambangkan ke tahap yang penting dalam hubungan bilateral kedua negara dalam persahabatan dan kemitraan yang menjanjikan. Deklarasi bersama adalah dokumen politik yang menempatkan dasar untuk kemajuan kerjasama di masa mendatang dalam kebijakan luar negri, kerjasama kemanusiaan, ekonomi, perdagangan. Dimana volume perdagangak kedua negara telah meningkat dua kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir. Dengan demikian, Turki merupakan mitra dagang terbesar ke lima bagi Rusia setelah Jepang, Aamerika, Inggris dan Perancis. Sementara Rusia menjadi mitra dagang utama bagi Turki, mengalahkan Jerman. Sumber resmi Rusia menunjukkan bahwa Moskow dan Ankara telah sepakat untuk membentuk sebuah komite teknis untuk mengawasi dan menyelesaikan masalah yang luar biasa antara kedua negara. Terutama masalah transportasi dan bea cukai yang telah diupayakan untuk memperluas perdagangan dan transaksi ekonomi antara Turki dan Rusia.25 Kesimpulan dari hubungan bilateral antara Rusia dan Turki dapat dikatakan bahwa peningkatan yang terjadi dalam hubungan kedua negara paska runtuhnya Uni Soviet mengalami 25 Kazgan, Gülten, "A Survey of Turkish-Russian Economic Relations in 1990s", Insight Turkey, April-June 2002, bab 4 halaman 101.
peningkatan yang signifikan. Meningkatnya kunjungan resmi antar kedua negara, pertemuan yang diadakan antara presiden atau perdana menteri kedua negara membuktikan fakta bahwa aktifitas kedua negara mempengaruhi membaiknya hubungan kedua negara tersebut. Shireen T. Hunter menegaskan, “pejabat Turki dan Rusia semakin mengacu pada negara masing - masing sebagai dua kekuatan Eurasia besar, menunjukkan bahwa versi Turki dan Rusia tidak perlu bersaing. Sebaliknya, mereka dapat saling melengkapi”. Peningkatan hubungan antara dua kekuatan yang signifikan tentu akan membentuk kontur politik yang baik untuk dalam dan luar negeri masing – masing negara di Eurasia.26 Hubungan kedua Negara ini kembali memanas pada 2015 saat pesawat Su-24 milik Rusia ditembak jatuh Angkatan Udara Turki di perbatasan Turki - Suriah pada November tahun 2015 lalu. Moskow menjatuhkan sejumlah sanksi pada Ankara, termasuk embargo terhadap beberapa produk makanan Turki, serta larangan penerbangan, sewaan, dan penjualan paket tur ke Turki serta pemberlakuan kembali visa untuk pengunjung asal Turki. Hubungan kedua Negara kembali membaik setelah Erdogan mengambil inisiatif memperbaiki hubungan. Erdogan memulai inisiatif dengan memperlihatkan penyesalan atas insiden pesawat Sukhoi. Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (29/6/2016) mencabut pembatasan perjalanan warganya ke Turki dan memerintahkan normalisasi perdagangan kedua negara. Hal itu dilakukan setelah ia memperbaiki hubungan dengan presiden Turki Recep Tayyip
26 "Turkey-Rusya Fedrasyonu Ticari ve Economik Iliskileri Hakkinda Not', T.C. Moskova Buyukelciligi Ticaret Musavirligi. Available at: - http://www.dtmos.ru/pic/files6/file2.pdf
Erdogan lewat percakapan telepon pertama mereka sejak Ankara menembak jatuh pesawat militer Rusia.27 Pada Oktober 2016, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di sebuah villa peninggalan zaman Ottoman di Instambul. Dalam pertemuan itu, kedua pemimpin membicarakan peningkatan kerjasama energi, perdagangan, pariwisata, dan pertahanan, serta konflik di Suriah.28 Pertemuan itu membuahkan kesepakatan pembangunan pipa gas bawah laut TurkStream. Proyek ini akanmemberikan Putin kekuatan lebih besar dalam menguasai pasar gas Eropa. Rusia beralih ke Turki setelah rencana membangun pipa gas South Stream di Bulgaria dibatalkan akibat penentangan dari Uni Eropa, yang perlahan ingin mengurangi ketergantungan energi dari Rusia. Erdogan juga mengatakan rencana Rusia membangun pabrik nuklir di Turki akan dipercepat. Sebelumnya, proyek pembangkit nuklir Akkuyu terhambat akibat ketegangan kedua negara. Proyek tersebut dimulai pada 2013 saat perusahaan nuklir Rusia Rosatom memenagkan tender 20 miliar dolar untuk membangun empat reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir pertama Turki. Perlu diketahui, Turki juga merupakan mitra dagang terbesar kelima Rusia, menurut data lembaga statistic resmi Rusia Rosstat. Pada 2014, perdagangan antara kedua Negara mencapai 31 miliar dollar. Sementara pada tahun 2015, perdagangan antara kedua negara diperkirakan
27 http://internasional.kompas.com/read/2016/08/10/11412411/erdogan.dan.putin.sepakat.perbaiki.hubungan.kedua.neg ara diakses 11 February 2017 28 http://www.cnnindonesia.com/internasional/20161011040552-134-164766/erdogan-dan-putin-mulai-akur/ diakse 11 February 2017
mencapai 23miliar dollar hingga 35 miliar dollar, dengan jumlah ekspor Rusia mencapai 20 miliar dollar dan impor sekitar 4-5 miliar dollar29.
29 http://www.antaranews.com/berita/532672/rusia-keluarkan-daftar-sanksi-ekonomi-terhadap-turki diakses 29 Maret 2017