BAB I PENGANTAR Buku Pedoman Penulisan Tesis ini disusun sebagai acuan bagi para mahasiswa Pascasarjana Universitas Atma Jaya Yogyakata dalam menampilkan format secara fisik dari tesis yang mereka tulis. Tesis merupakan karya tulis ilmiah yang mencerminkan hasil penelitian mandiri untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat kesarjanaan Strata Dua (S2) pada Program Pascasarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Karena merupakan dokumen tertulis profesional yang resmi maka penyajian tesis harus disajikan sesuai dengan standar profesional yang dapat diterima secara umum dalam isi dan penampilannya. Atas dasar itulah Buku Pedoman Penulisan Tesis ini disusun. Sebelum menjalankan penilitian mahasiswa wajib membuat proposal tesis yang kemudian harus diseminarkan untuk mendapatkan beberapa masukan. Setelah proposal tesis disetujui, mahasiswa harus menjalankan penelitian dan hasilnya disusun menjadi tesis dan akan diuji oleh tim penguji tesis. Semua mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta memiliki tanggung jawab untuk melakukan dan melaporkan hasil penelitian mereka dengan berpegang pada kaidah-kaidah etika penelitian yang berlaku secara umum. Pelanggaran etika dalam penelitian antara lain meliputi fabrikasi (mengarang data dan hasil penelitian), falsifikasi (memanipulasi proses, data dan hasil penelitian) dan plagiarisme (mengambil kata-kata, pendapat dan hasil dari karya ilmiah yang sudah ada sebelumnya, baik secara sengaja ataupun tidak tanpa mencantumkan sumbernya). Setiap ide atau pendapat yang tertulis di masing-masing bab dalam tesis harus dicantumkan di bagian Referensi/Daftar Pustaka dari tesis tersebut. Sanksi akademik yang berat akan dikenakan bagi mereka yang melanggar ketiga prinsip dasar tersebut. Buku ini menyajikan prinsip dasar, pedoman cara penulisan proposal/usulan penelitian dan tesis yang dibagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu: 1. Proposal/Usulan Penelitian; 2. Tesis; 3. Tata cara penulisan; 4. Lampiran yang memuat contoh-contoh
Buku pedoman penulisan tesis ini wajib diikuti oleh mahasiswa dalam pembuatan usulan penelitian dan penulisan tesis.
BAB II PROPOSAL TESIS Proposal tesis terdiri atas: Bagian Awal, Bagian Utama, dan Bagian Akhir, dengan jumlah halaman tidak lebih dari 20.
A. Bagian Awal Bagian Awal mencakup halaman judul dan halaman persetujuan
1. Halaman sampul depan Halaman sampul depan memuat: kata proposal tesis, judul proposal, lambing Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), nama dan nomor mahasiswa, program studi, program pascasarjana, nama universitas dan tahun. a. Kata proposal tesis berukuran font 14 Times New Roman b. Judul proposal dibuat jelas dan singkat dengan font 16 Times New Roman, Capital Bold. c. Lambang UAJY berukuran tinggi 3,5 cm, lebar sesuai proporsi lambang yang asli. d. Nama mahasiswa berukuran font 12 Times New Roman, ditulis dengan lengkap tidak boleh disingkat dan tanpa gelar kesarjanaan. Di bawah nama dicantumkan nomor mahasiswa. e. Program studi berukuran font 14 Times New Roman, Capital. f. Program Pascasarjana berukuran font 14 Times New Roman, Capital. g. Nama Universitas ialah Universitas Atma Jaya Yogyakarta berukuran font 14 Times New Roman, Capital. h. Tahun, berukuran font 14 Times New Roman.
Contoh halaman sampul depan dapat dilihat pada Lampiran 1.
2. Halaman Persetujuan
Halaman ini berisi persetujuan dosen pembimbing. Contoh halaman persetujuan terdapat pada Lampiran 2. B. Bagian Utama Bagian utama proposal tesis umumnya memuat latar belakang, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori (bila ada), hipotesis (bila ada), metodologi penelitian, dan jadwal penelitian.
1. Latar Belakang Latar Belakang berisi penjelasan mengenai alasan-alasan dari masalah yang dikemukanan dalam proposal tesis yang dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti. Kecuali itu juga diuraikan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam lingkup permasalahan yang lebih luas. a. Perumusan masalah memuat masalah yang akan diteliti. Masalah yang dirumuskan harus selaras dengan topik dan tujuan penelitian. b. Batasan masalah berisi lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti. c. Keaslian penelitian dikemukakan dengan menunjukan bahwa masalah yang dihadapi belum pernah dipecahkan oleh penelitian yang sudah pernah dilaksanakan. d. Manfaat yang dapat diharapkan ialah manfaat bagi ilmu pengetahuan dan teknologi
dan/atau
manfaat
praktis
bagi
pengambilan
keputusan
organisasional
2. Tujuan Penelitian Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai penelitian tersebut. Biasanya pernyataan tujuan penelitian menggunakan bantuan kata-kata kerja antara lain: mengkaji, menguji, membandingkan, dan mengidentifikasi.
3. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu serta pustaka yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian hendaknya ditunjukkan bahwa
permasalahan yang akan diteliti belum terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan. Fakta yang dikemukakan diambil/dikutip dari sumber aslinya. Semua sumber yang dipakai harus disebutkan dengan mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitannya. Cara penunjukan sumber pustaka dapat dilihat pada Lampiran 3.
4. Landasan Teori Landasan teori dijabarkan dari tinjauan pustaka dan disusun sendiri oleh mahasiswa sebagai tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian dan/atau merumuskan hipotesis. Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematis, atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan bidang ilmu yang diteliti.
5. Hipotesis Hipotesis memuat pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi dan masih akan dibuktikan kebenarannya.
6. Metodologi Penelitian Metodologi pada umumnya mengandung uraian tentang: bahan atau materi, alat, langkah-langkah penelitian, variabel dan data yang akan dikumpulkan, serta metoda analisis atas hasil yang diperoleh. a. Bahan atau materi penelitian yang dapat berwujud populasi atau sampel harus dikemukakan dengan jelas dan disebutkan sifat-sifat atau spesifikasi yang harus ditentukan. Apabila bahan atau materi berupa sampel maka harus diuraikan cara penentuan sampel tersebut. b. Alat penelitian yang dipakai untuk menjalankan penelitian harus diuraikan secara jelas dan kalau perlu disertai dengan gambar dan keterangan-keterangan c. Langkah penelitian memuat uraian yang cukup terinci tentang cara melaksanakan penelitian dan mengumpulkan data. d. Variabel yang akan dipelajari dan data yang akan dikumpulkan, diuraikan dengan jelas, termasuk jenis dan kisarannya.
e. Metoda analisis hasil yang mencakup uraian tentang model dan cara menganalisis hasil.
Khusus untuk metodologi penelitian hukum tergantung dari jenis penelitiannya. Jenis penelitian hukum ada dua macam yaitu normatif atau empiris. Penelitian hukum normatif merupakan penelitian yang berfokus pada norma (law in the book) dan penelitian – penelitian ini memerlukan data sekunder (bahan hukum) sebagai data utama. Penelitian hukum empiris merupakan penelitian yang berfokus pada perilaku masyarakat hukum (law in action), dan penelitian ini memerlukan data primer sebagai data utama disamping data sekunder (bahan hukum)
Sumber data dalam penelitian hukum empiris ada dua macam. Data primer dipakai sebagai data utama dan data sekunder yang berupa bahan hukum dipakai sebagai bahan pendukung. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden dan narasumber tentang obyek yang diteliti. Data sekunder adalah berupa bahan hukum primer yang meliputi peraturan perundang-undangan, putusan hakim, dan bahan hukum sekunder meliputi pendapat hukum, buku, hasil, penelitian, dan sebagainya.
Sumber data penelitian hukum normatif (data sekunder/bahan hukum sebagai data utama), meliputi peraturan perundang-undangan, putusan hakim, dan bahan hukum sekunder meliputi buku, hasil penelitian, serta pendapat hukum
7. Jadwal Penelitian Dalam jadwal penelitian ditunjukan: a. Tahap-tahap penelitian; b. Rincian kegiatan pada setiap tahap; c. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tahap Jadwal penelitian dapat disajikan dalam bentuk bar-chart atau uraian.
C. Bagian Akhir
Bagian Akhir ini terdiri dari daftar pustaka 1. Daftar Pustaka hanya memuat pustaka yang diacu dalam proposal tesis dan disusun ke bawah menurut abjad nama akhir penulis pertama. Cara pengutipan sumber pustaka untuk buku dan majalah diatur sebagai berikut di bawah ini. a. Buku: nama penulis, tahun terbit, judul buku, jilid, terbitan ke, nomer halaman yang diacu (kecuiali kalau seluruh buku), nama penerbit, dan kotanya. b. Majalah: nama penuilis, tahun terbit, judul tulisan, nama majalah, termasuk dengan singkatan resminya, jilid, dan nomer halaman yang diacu. c. Jurnal: nama penulis, tahun terbit, judul jurnal, nama jurnal, volume, nomor. d. Peraturan Perundang-undangan. Contoh penulisan daftar pustaka terdapat pada Lampiran 4.
2. Lampiran Dalam lampiran (jika ada) terdapat keterangan atau informasi yang diperlukan pada pelaksanaan penelitian, misal tabel(lebih dari dua halaman), kuesioner, dan hal lain yang bersifat melengkapi proposal tesis.
BAB III TESIS Tesis pada dasarnya merupakan suatu dokumen tertulis yang menyajikan hasil penelitian mandiri yang memberikan kontribusi bagi pengetahuan di bidang ilmu tertentu. Penulis tesis mungkin melakukan kajian asli atau melakukan pengajian lebih lanjut dari penelitian dan/atau teori yang sudah ada selama ini. Tesis yang telah ditulis harus diserahkan ke Program Pascasarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan akan tercatat dalam transkrip akademik mahasiswa. Disamping itu, tesis yang sudah selesai akan disimpan di Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan mungkin akan diunggah di internet untuk tujuan-tujuan akademis Tesis terdiri atas tiga bagian, yaitu Bagian Awal, Bagian Utama, dan Bagian Akhir, dengan isi yang lebih luas dibandingkan dengan proposal tesis.
A. Bagian Awal Bagian Awal pada umumnya mencakup halaman sampul depan, halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, kata hantar, daftar isi, daftar table, daftar gambar, daftar lampiran, arti lambang dan singkatan, intisari, dan abstract.
1. Halaman dan sampul depan Halaman sampul depan sama dengan halaman sampul depan proposal tesis dengan katakata ‘proposal tesis’ diganti dengan ‘tesis’. Lihat Lampiran 5. Warna sampul sesuai dengan program studi masing-masing. Warna coklat untuk program studi manajemen, warna merah hati untuk program studi ilmu hukum, warna abu-abu tua untuk program studi teknik sipil, warna hitam untuk program studi teknik informatika, warna hijau tua untuk program studi teknik arsitektur. Contoh warna sampul dapat dilihat di bagian administrasi.
2. Halaman Judul Halaman judul sama dengan halaman sampul depan, diketik diatas kertas putih.
3. Halaman Pengesahan Dosen Pembimbing Halaman pengesahan sama dengan halaman persetujuan proposal tesis, tetapi tanpa pengesahan Ketua Program Studi masing-masing. Contoh dapat dilihat pada Lampiran 6.
4. Halaman pengesahan tim penguji Halaman pengesahan tim penguji memuat tanggal pelaksanaan ujian, keseluruhan nama tim penguji yang terdiri dari ketua, Sekretaris dan Anggota, dan disahkan oleh Ketua Program Studi masing-masing. Contoh dapat dilihat pada lampiran 7.
5. Halaman Pernyataan Halaman pernyataan merupakan pernyataan mahasiswa, bahwa tesis yang dibuat adalah hasil karya pribadi dan kutipan atau duplikasi dari karya tulis yang telah ada sebelumnya.
6. Intisari Intisari merupakan uraian singkat, lengkap tentang tujuan, cara, dan hasil penelitian. Pada umumnya intisari terdiri atas tiga alinea dengan jumlah kata kurang lebih 150 kata. Contoh dapat dilihat pada lampiran 8.
7. Abstract Abstract merupakan intisari dalam bahasa Inggris. Contoh lihat Lampiran 9
8. Kata Hantar Kata hantar mengandung uraian singkat tentang tujuan, penjelasan, dan ucapan terima kasih. Dalam kata hantar tidak terdapat hal-hal yang bersifat ilmiah. Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya tesis hendaknya dibatasi hanya pada mereka yang memberikan kontribusi secara langsung. Kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang baku harus digunakan di bagian ini. Penggunaan kata-kata atau istilah yang tidak baku harus dihindari.
9. Daftar Isi Daftar isi memberikan gambaran secara menyeluruh tentang isi tesis dan sebagai petunjuk melihat bab atau sub bab. Di dalam daftar isi tertera urutan bab, sub bab, dan anak sub bab disertai dengan nomor halaman.
10. Daftar Tabel Daftar tabel memuat seluruh judul tabel yang ada dalam tesis dengan nomor, judul, dan halaman.
11. Daftar Gambar Daftar gambar memuat seluruh judul gambar yang ada dalam tesis dengan nomor, judul, dan halaman.
12. Daftar Lampiran Daftar lampiran memuat seluruh lampiran yang ada dalam tesis dengan nomor, judul, dan nomor halaman.
13. Arti Lambang dan singkatan Arti lambang dan singkatan berupa daftar lambang dan singkatan yang dipergunakan dalam tesis disertai dengan arti dan satuannya.
B. Bagian Utama Bagian Utama tesis pada umumnya berisi pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran.
1. Pendahuluan Bab pendahuluan memuat latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, manfaat yang diharapkan, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. Keunikan atau keaslian penelitian perlu diungkapkan dalam latar belakang penelitian.
2. Tinjauan Pustaka
Bab ini mencakup tinjauan atas teori-teori dan/atau penelitian-peneitian sebelumnya yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan tesis serta hipotesis yang mungkin dikembangkan dalam tesis yang kesemuanya merupakan penyempurnaan dan perluasan proposal tesis.
3. Metodologi Penelitian Metodologi yang ada dalam tesis merupakan penyempurnaan dan perluasan proposal tesis. Pada cara penelitian terdapat uraian terinci tentang: bahan atau materi penelitian, alat, langkah-langkah penelitian, analisis hasil dan kesulitan-kesulitan serta cara pemecahannya. a. Bahan atau materi penelitian harus dinyatakan spesifikasinya dengan selengkaplengkapnya. Hal ini perlu dikemukakan agar peneliti lain yang ingin menguji ulang penelitian itu tidak sampai salah langkah. b. Alat yang dipergunakan untuk melaksanakan penelitian seperti misalnya kuesioner, daftar pertanyaan untuk wawancara, formulir pengamatan perlu diuraikan dengan jelas. c. Langkah-langkah penelitian berupa uraian yang lengkap dan terinci tentang langkah-langkah yang telah diambil pada pelaksanaan penelitian, termasuk cara mengumpulkan data dan jenisnya. d. Kesulitan-kesulitan yang timbul selama penelitian dan cara pemecahannya perlu sekali diungkapkan, agar peneliti yang akan berkecimpung dalam bidang penelitian yang sejenis terhindar dari hal-hal yang tidak menyenangkan.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan terpadu. a. Hasil penelitian memuat uraian secara jelas dan tepat. Tabel, grafik dan gambar hendaknya ditempatkan sedekat-dekatnya dengan pembahasan. b. Pembahasan berisi tentang analisis yang dilakukan terhadap hasil yang diperoleh, ditinjau secara utuh baik secara kualitatif, kuantitatif maupun normatif.
5. Kesimpulan, Implikasi Penelitian dan Saran
Kesimpulan dan saran harus dinyatakan terpisah. a. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan. Apabila penelitian tersebut menggunakan hipotesis maka perlu dijelaskan terbukti atau tidaknya hipotesis tersebut. b. Implikasi Penelitian berisi tentang manfaat atau kontribusi hasil penelitian terhadap penelitian atau pengetahuan yan telah ada selama ini. Disamping itu, manfaat dalam pengambilan keputusan manajerial juga perlu dibahas di bagian ini. c. Saran dibuat berdasarkan pengamatan dan pertimbangan penyusun tesis yang ditujukan kepada para peneliti dalam bidang sejenis, yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah diselesaikan. Saran juga berisikan keterbatasan dari penelitian yang telah dilakukan.
C. Bagian Akhir Bagian Akhir berisi daftar pustaka dan lampiran. 1. Daftar Pustaka Daftar pustaka disusun seperti pada proposal tesis. 2. Lampiran Lampiran dipakai untuk menempatkan data atau keterangan lain yang berfungsi untuk melengkapi uraian yang telah disajikan dalam Bagian Utama Tesis.
BAB IV TATA CARA PENULISAN Tata cara penulisan meliputi: bahan dan ukuran kertas, pengetikan, penomoran, tabel dan gambar, bahasa, dan penulisan nama.
A. Bahan dan Ukuran Kertas 1. Sampul Sampul dibuat dari kertas buffalo atau sejenisnya, diperkuat dengan karton yang dilapisi dengan plastik. Tulisan dicetak dengan warna perak. 2. Warna Sampul Warna sampul disesuaikan dengan program studi masing-masing. a. Program Studi Manajemen : Coklat Muda b. Program Studi Teknik Sipil : Abu – Abu c. Program Studi Ilmu Hukum : Merah Hati d. Program Studi Teknik Informatika : Hitam e. Program Studi Teknik Arsitektur : Hijau Tua 3. Ukuran Ukuran kertas ialah : 21cm x 28 cm (A4) Jenis kertas HVS 80gr/m2 dengan warna putih
B. Pengetikan 1. Jenis huruf a. Naskah diketik dengan huruf Times New Roman atau sejenisnya dengan ukuran 12 pt. Penggunaan huruf miring menyesuaikan ketentuan pada Pedomaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. b. Lambang, huruf Yunani, atau tanda-tanda yang tidak dapat diketik, harus ditulis dengan rapi memakai tinta hitam
2. Bilangan dan Satuan
a. Bilangan diketik dengan angka untuk bilangan lebih besar dari atau sama dengan 10. Bilangan lebih kecil dari 10 ditulis dengan huruf. Pada awal kalimat, bilangan selalu dituliskan dengan huruf. Bilangan decimal ditandai dengan koma, bukan dengan titik. b. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa titik di belakangnya, misal m, g, kg, Rp Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
3. Jarak baris Pengetikan naskah dibuat dengan jarak 2 spasi, kecuali untuk intisari, abstract, judul tabel dan gambar yang lebih dari 1 baris, dan daftar pustaka, diketik dengan jarak 1 spasi.
4. Batas tepi Batas-batas pengetikan, ditinjau dari tepi kertas, diatur sebagai berikut :
5.
a. Tepi atas
: 4,0cm;
b. Tepi bawah
: 3,0 cm;
c. Tepi kiri
: 4,0 cm;
d. Tepi kanan
: 3,0 cm.
Pengisian ruangan Ruangan yang terdapat pada halaman naskah harus diisi penuh, artinya pengetikan harus dari batas tepi kiri sampai ke batas tepi kanan, dan dihindari adanya ruangan yang terbuang. Pengetikan hanya dilakukan pada satu sisi kertas.
6.
Alinea baru Alinea baru dibuat dengan model indent yang dimulai pada ketikan yang keenam dari batas tepi kiri.
7. Bab, Sub Bab, Anak Sub Bab
a. Judul bab harus dengan huruf besar (kapital) semua dan diatur supaya simetris, dengan jarak 4 cm dari tepi atas tanpa diakhiri dengan titik. b. Judul sub-bab ditulis dari batas tepi kiri pengetikan, semua kata dimulai dengan huruf besar (kapital), kecuali kata penghubung dan kata depan tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama sesudah judul sub bab dimulai dengan alinea baru. c. Judul anak sub-bab diketik mulai dari batas tepi kiri pengetikan dan hanya huruf pertama saja yang berupa huruf besar (kapital), tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama sesudah judul anak sub-bab dimulai dengan alinea baru.
8. Rincian ke Bawah Jika pada penulisan naskah ada rincian yang harus disusun ke bawah, pakailah urutan dengan angka atau huruf sesuai dengan derajat rincian dengan urutan A, 1, a, 1), a), (a), i. penggunaan bullet yang ditempatkan di depan rincian tidaklah dibenarkan.
9.
Letak Simetris Gambar, tabel, persamaan, dan judul bab ditulis simetris terhadap batas tepi kiri dan kanan pengetikan.
C. Penomoran Bagian ini dibagi menjadi penomoran halaman, judul bab, tabel, gambar, dan persamaan. 1. Halaman a. Bagian Awal tesis, yang meliputi halaman judul sampai dengan ke intisari, diberi nomor halaman dengan angka Romawi kecil. Contoh: i, ii, iii, dan seterusnya. Nomor halaman ditempatkan di sebelah bawah tengah. b. Bagian Utama dan bagian akhir, mulai dari Pendahuluan (Bab I) sampai ke halaman terakhir, memakai angka Arab sebagai nomor halaman. Contoh: 1, 2, 3, dan seterusnya. Pada awal bab baru tidak dicantumkan nomor halaman. c. Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas.
2. Judul a. Judul bab diberi nomor urut dengan angka Romawi besar yang dicetak tebal, contoh:
BAB I PENDAHULUAN
b. Judul sub-bab diberi nomor urut dengan angka Arab sesuai dengan judul bab dan dicetak tebal, contoh: A. Latar Belakang c. Judul anak sub-bab diberi nomor urut dengan angka Arab, contoh: 1. Perumusan masalah
3. Tabel Tabel diberi nomor urut dengan angka Arab. Contoh: tabel 1, tabel 2, dan seterusnya. Nomor dan judul tabel diletakkan simetri di atas table.
4. Gambar Gambar diberi nomor urut dengan angka Arab. Contoh: Gambar 1, Gambar 2 dan seterusnya. Nomor dan judul gambar diletakkan simetri di bawah gambar.
5. Persamaan Nomor urut persamaan yang berbentuk rumus matematis dan lainnya ditulis dengan angka Arab di dalam kurung, ditempatkan di batas tepi kanan. Contoh:
Rs =
……………………………………………………………..(1)
D. Tabel dan Gambar. 1. Tabel a. Tabel tidak boleh dipenggal. Jika tabel melebihi satu halaman, halaman selanjutnya diberi keterangan ‘Tabel … lanjutan’. Suatu tabel menempati maksimum dua halaman. Jika tabel yang ada menempati lebih dari dua halaman, maka tabel tersebut ditempatkan pada lampiran. b. Kolom-kolom diberi nama dan dijaga agar pemisahan antara yang satu dengan yang lainnya cukup tegas. c. Kalau tabel lebih lebar dari ukuran lebar kertas, sehingga harus dibuat memanjang, maka bagian atas tabel harus diletakan disebelah kiri kertas. 2. Gambar a. Gambar tidak boleh dipenggal. b. Keterangan gambar dituliskan pada tempat-tempat yang lowong di dalam gambar dan jangan pada halaman lain. c. Bila gambar dilukis melebar sepanjang tinggi kertas, maka bagian atas gambar harus diletakkan disebelah kiri kertas.
E. Bahasa 1. Bahasa yang dipakai Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia yang mengacu pada pedoman bahasa Indonesia yang baik dan benar (ada subyek dan predikat dalam tiap kalimat). 2. Bentuk kalimat Kalimat-kalimat tidak boleh menggunakan kata ganti orang pertama, kedua maupun ketiga seperti saya, aku, kami, kita, engkau, dia, mereka. Pada penyajian ucapan terima kasih pada prakata, kata saya diganti dengan penulis. 3. Istilah a.
Istilah yang dipakai sedapat mungkin menggunakan istilah bahasa Indonesia yang sudah dibakukan.
b.
Jika istilah asing terpaksa harus digunakan, maka istilah tesebut harus dicetak miring.
F. Istilah Baru, Kutipan dan Kesalahan 1. Istilah baru Istilah-istilah baru yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia dapat digunakan asal konsisten. Pada penggunaan yang pertama kali perlu diberikan padanannya dalam bahasa asing (dalam kurung). Kalau istilah baru tersebut banyak sekali digunakan, sebaiknya dibuatkan daftar istilah di belakang.
2. Kutipan Kutipan ditulis dalam bahasa aslinya, kalau lebih dari 3 baris, diketik satu spasi, Apabila kutipan tersebut kurang dari 3 baris diketik dua spasi. Pengetikan dilakukan secara
menjorok ke dalam. Kutipan berbahasa asing tidak perlu diterjemahkan,
namun harus dibahas sesuai dengan bahasa dan kata-kata penulis.
3. Kesalahan yang sering terjadi a. Kata penghubung, seperti sehingga dan sedangkan, tidak boleh dipakai untuk memulai suatu kalimat. b. Kata depan, misalnya pada, sering dipakai tidak pada tempatnya, misalnya diletakkan di depan subyek (merusak susunan kalimat). c. Kata di mana dan dari kerap kurang tepat pemakaiannya, dan diperlukan tepat seperti kata “where” dan “of” dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia bentuk yang demikian tidaklah baku dan jangan dipakai. d. Awalan ke dan di harus dibedakan dengan kata depan ke dan di. e. Tanda baca harus dipergunakan dengan cepat.
G. Penulisan Nama Penulisan nama mencakup nama penulis yang diacu dalam uraian, daftar pustaka, nama yang lebih dari satu suku kata, nama dengan garis penghubung, nama yang diikuti dengan singkatan, dan tanpa gelar kesarjanaan.
1. Nama penulis yang diacu dalam uraian Penulis yang tulisannya diacu dalam uraian hanya disebutkan nama akhirnya saja. Apabila lebih dari 2 orang, hanya nama akhir penulis pertama yang dicantumkan diikuti dengan dkk atau et el : a. Menurut Kusumadmo(1996) ……. b. Hasil studi yang terbaru (Kaming dan Koeshartono, 1997) menyarankan bahwa….. c. Sistem pengadaan satu pintu Design and Bulit dapat dioperasikan dengan lebih efektif bagi industry konstruksi (Harijanto dkk, 1996). Yang membuat tulisan pada contoh © berjumlah 4 orang, yaitu Harijanto, S., Kaming, P. F., Setyanto, E. dan Ervianto, W.I..
2. Nama penulis dalam daftar pustaka Dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan namanya dan tidak boleh hanya penulis pertama ditambah dkk atau et al. saja. Contoh : Harijanto, S., Kaming, P. F., Setyanto, E. dan Ervianto, W.I. (1996) Tidak boleh hanya : Harijanto, S. dkk atau Harijanto, S. et. al.
3. Nama penulis lebih dari satu suku kata Dalam menulis referensi, jika nama penulis terdiri dari 2 suku kata atau lebih, cara penulisannya ialah nama akhir diikuti dengan koma, dilanjutkan singkatan nama depan, tengah dan seterusnya, yang semuanya diberi titik, atau nama akhir diikuti dengan suku kata nama depan, tengah, dan seterusnya. Contoh : a. Peter Fortunatus Kaming ditulis : Kaming, P.F. b. Paul Olowunyi Olomolaiye ditulis : Olomolaiye, P.O.
4. Nama dengan garis penghubung
Kalau nama penulis dalam sumber aslinya ditulis dengan garis penghubung di antara dua suku katanya, maka keduanya dianggap sebagai satu kesatuan. Contoh : Abdul-Kadir ditulis Abdul-Kadir.
5. Derajat kesarjanaan Derajat kesarjanaan tidak boleh dicantumkan.
DAFTAR PUSTAKA
Program Pascasarjana UAJY, 2000, Pedoman Penulisan Tesis Program Magister Hukum.
Program Pascasarjana UAJY, 2002, Petunjuk Penulisan Tesis dan Usulan Penelitian Program Magister Manajemen dan Magister Teknik.
Kaming, P.F., Koeshartono, D., Hutomo, S., Setiawan, H., 1999, Petunjuk Penulisan Tesis dan Usulan Penelitian Edisi 1998-1999, Program Pascasarjana UAJY.
Lampiran 1: Contoh Halaman Judul Proposal Tesis
PROPOSAL TESIS
TINJAUAN MAKRO EFEKTIVITAS STRATEGI MERGER SEBAGAI KEBIJAKAN PERBANKAN DI INDONESIA
SEKAR MELATI No. Mhs.: 04.046/PS/MM
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2004
Lampiran 2: Contoh Halaman Persetujuan Proposal Tesis
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PERSETUJUAN PROPOSAL TESIS
Nama Nomor Mahasiswa Konsentrasi Judul Tesis Kebijakan
: SEKAR MELATI : 04.046/PS/MM : Keuangan : Tinjauan Makro Efektivitas Strategi Merger sebagai Perbankan di Indonesia
Nama Pembimbing …………………….. ……………………..
Tanggal ……………………. ….………………….
Lampiran 3: Contoh Cara Penunjukan Sumber Pustaka 1. Nama penulis pada bagian permulaan kalimat
Tanda tangan ………………………. ..………………………
Contoh: Cahyowati (2003: 105) menyebutkan bahwa untuk memperoleh hak milik atas tanah harus melalui syarat dan prosedur sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal senada diungkapkan oleh Harum (2004: 16). 2. Nama penulis pada bagian tengah kalimat Contoh: perusahaan kontraktor yang besar memiliki efisiensi dalam pembelanjaan overhead cost ditemukan oleh Kaming (1993), tercemin dari rasio pembiayaan antara komponen biaya tersebut dengan biaya lain yang dikeluarkan oleh kontraktor. 3. Nama penulis pada bagian akhir kalimat Contoh: penggunaan Excavator dapat memberikan pengaruh efisiensi terhadap produktivitas, tergantung pada kepemimpinan manajer lapangan dan ketrampilan pengendara alat tersebut (Suprapto, 1989: 13). 4. Penulis dua orang Jika penulis terdiri atas dua orang, maka kedua-duanya harus disebutkan. Contoh: Pandoyo dan Pujianti (1966) menemukan bahwa karyawan yang bekerja di organisasi nirlaba pun dapat dimotivasi dengan metoda insentif. 5. Penulis lebih dari dua orang Kalau penulis terdiri dari dua orang, maka yang dicantumkan hanya penulis pertama diikuti dengan dkk atau et al. Contoh: ada hubungan yang signifikan antara jumlah karyawan dengan kecanggihan sebuah organisasi bisnis (Suyoto dkk, 2004) atau (Suyoto, et al., 2004). 6. Yang diacu lebih dari dua sumber a. Kalau nama penulis masuk dalam uraian, semua sumber disebutkan. Contoh: menurut Ranupandojo (1986), Darsono dan Santoso (1993), dan Jiwanto dan Kusumadmo (2003), studi mengenai kompensasi karyawan perusahaan merupakan bagian studi sistematik. b. Jika penulis tidak masuk dalam uraian, maka antara sumber-sumber itu dipasang tanda titik koma. Contoh: pemberian bonus oleh pihak manajemen kepada para karyawan pada perusahaan bisnis biasanya dimaksudkan untuk memotivasi karyawan untuk meningkatkan produktivitas (Jiwanto dan Kusumadmo, 2001; Ranupandojo, 2002; Darsono dan Santoso, 2003).
7. Pengutipan dari sumber kedua Pengutipan dari sumber kedua harus menyebutkan nama penulis aslinya dan nama penulis aslinya dan nama penulis yang buku atau majalahnya dibaca. Contoh: hasil yang sama ditunjukkan pula oleh Evers dan Hill (Cleland, 2002). Dalam hal ini yang terdapat dalam daftar pustaka hanyalah tulisan Cleland (2002).
Lampiran 4: Contoh Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Fernandez, P., 2001, EVA, Economic Profit and Cash Value Added Do Not Measure Shareholder Value Creation, IESE Business School, May. Foehrenbach, J. and Rosenberg, K., 1983, How are we doing?, Journal of Communication
Management, 12 vol. 1, p.3-11. Hill, C.J., 1995, Communication on Construction Sites, Eleven Annual Conference Proceeding, Association of Researchers in Construction Management, 232-240. Kezsbom, D.S., Schilling, D.L., dan Edward, K.A., 1989, Dynamic Project Management: A Practical Guide for Managers and Engineers, John Wiley & Sons. Martin, E.W., DeHayes, D.W., Hoffer, J.A., Perkins, W.C., 1994, Managing Information Technology, What Managers Need to Know, Second Edition, Prentice Hall, New Jersey. Meredith, J.R. and Mantel, S.J., 1995, Project Management: a Managerial Approach, Third Edition, John Wiley and Son.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang Undang Dasar 1945. Undang Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2818. Kitab Undang Undang Hukum Perdata [Burgerlijk Wetboek], diterjemahkan oleh R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, cet. 8, Jakarta: Pradnya Paramita, 1976. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1997 tentang Perwakafan Tanah Milik, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3107. Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 1980 tentang Kebijakan Mengenai Pencetakan Sawah, Lembaran Lepas Tahun 1980. Peraturan Menteri Agraria Nomor 2 Tahun 1960 tentang Pelaksanaan Beberapa Ketentuan Undang Undang Pokok Agraria. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 330/KMK.05/1992 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan Bagi Pejabat Perwakilan Organisasi Internasional. Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor SE-05/PM/1992 tentabg Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan. Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 1972 tentang Ketertiban Umum Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Lembaran Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 101.
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 968 Yahun 1986 tentang Pembentukan Tim Pembinaan dan Pengendalian Usaha Kakilima di Wilayah DKI Jakarta, Lembaran Lepas 1986.
Lampiran 5: Contoh Halaman Sampul Depan Tesis
TESIS
TINJAUAN MAKRO EFEKTIVITAS STRATEGI MERGER SEBAGAI KEBIJAKAN PERBANKAN DI INDONESIA
SEKAR MELATI
No. Mhs.: 04.046/PS/MM
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2004 Lampiran 6: Contoh Halaman Pengesahan Dosen Pembimbing
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PENGESAHAN TESIS
Nama Nomor Mahasiswa Konsentrasi Judul tesis Perbankan di Indonesia
: SEKAR MELATI : 04.046/PS/MM : Keuangan : Tinjauan Makro Efektivitas Strategi Merger sebagai Kebijakan
Nama Pembimbing …………………………….. ……………………………..
…………………………… . Tanggal …………………………… .
Tanda tangan …………………………… .. … … … … … … … … … … … .
Lampiran 7: Contoh Halaman Pengesahan Tim Penguji
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PENGESAHAN TESIS
Nama Nomor Mahasiswa Konsentrasi Judul tesis Perbankan di Indonesia Nama Penguji
: SEKAR MELATI : 04.046/PS/MM : Keuangan : Tinjauan Makro Efektivitas Strategi Merger sebagai Kebijakan
……………………………
(Ketua) ……………………………
……………………………
(Sekretaris) ……………………………
Ketua Program Studi
(anggota) …………………………… …………………………… Tanda tangan ……………………………
Tanggal
……………………………
……………………………
……………………………
Lampiran 8: Contoh Intisari
INTISARI
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gaya kepemimpinan supervisor di lapangan berdasarkan penilaian tukang batu, tukang kayu dan tukang besi di Yogyakarta, Semarang, Bandung, dan Jabotabek. Penelitian ini juga melakukan kajian mengenai hubungan antara para tukang dengan supervisor di lapangan. Faktor-faktor untuk hubungan tersebut adalah partisipasi, dukungan, achievement oriented, objektivitas, fasilitas bekerja dan kepribadian supervisor terdapat para tukang di lapangan. Penelitian ini mengadopsi instrumen studi kepemimpinan yang dilakukan di Universitas Iowa dan juga mempergunakan Teori Kontigensi Fiedler. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, wawancara dan observasi. Responden yang berhasil dijaring sejumlah 109 yang terdiri dari 18 supervisor, 36 tukang batu, 33 tukang kayu dan 22 tukang besi. Faktor-faktor mengenai hubungan antara supervisor dan para tukang dianalisis dengan menggunakan reliability, hasilnya menunjukkan bahwa faktor dukungan, faktor kepribadian, faktor achievement oriented dan faktor fasilitas bekerja reliable. Hasil konkordansi Kendall menunjukkan urutan faktor tersebut mulai dari yang pertama adalah faktor dukungan, faktor partisipasi, faktor kepribadian, faktor objektivitas, faktor achievement oriented dan faktor fasilitas bekerja.
Kata-kata kunci : gaya kepemimpinan, konstruksi, teori Fiedler
Lampiran 9: Contoh Abstract
ABSTRACT
This research aims at indentifying leadership style of supervisors in project construction. The leadership was explored using structured questionnaire through bricklayers, carpenters and steelfixers in Yogyakarta, Semarang, Bandung and Jabotabek. The study also analysed factors influencing relationship between supervisor and craftsmen. The factors are participation, support, achievement oriented, abjectivity, work facility and personality of supervisor. The instrument of leadership style rated by craftment was adopted from Iowa University, whilst the instrument rated by supervisors themselves utilised Contigency Fiedler Theory. The study successfully obtained s109 respondents (18 supervisor, 36 bricklayer, 33 carpenters and 22 steelfixers). The factors of relationship between supervisor and craftmen are tested using reliability analysis. Results show that factor support, personality, achievement oriented and work facility are reliable. Furthermore, the factors were ranked using Kendall concordance analysis. Results show that ranking of the factors are: support (1ͭ ͪ), participation (2ⁿ ͩ), personality (3ͭ ͪ), objectivity (4ͭ ͪ), achievement oriented (5ͭ ͪ) and work facility (6ͭ ͪ). Keywords : leadership style, construction, Fiedler theory.
2
BAGIAN-BAGIAN ISI PROPOSAL TESIS & TESIS MTA
3
BAGIAN-BAGIAN ISI TESIS
PENDAHULUAN TINJAUAN HAKIKAT OBYEK STUDI TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORETIKAL METODOLOGI ANALISIS ANALISIS PENEKANAN STUDI
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN: SARAN (atau bisa sampai dengan REKOMENDASI PENELITIAN)
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Gambar-gambar Hasil Rancangan yang dikerjakan selama Analisis Hasil lengkap simulasi (jika memakai software/digital) Lain-lain (JIKA DIPERLUKAN)
4
BAGIAN
INTISARI
5
INTISARI Bagian ini merupakan penjelasan ringkas mengenai intisari isi tesis, mencakup: o Inti permasalahan yang dituangkan di dalam tesis, o Penyimpulan tujuan dan pembahasan serta hasil pembahasan di dalam tesis, o Penjelasan tentang judul tesis, o Pekerjaan-pekerjaan yang telah dilaksanakan, o Hasil-hasil yang telah diperoleh, o Pembandingannya—baik berupa persamaan maupun perbedaan—dengan hasil yang didapat pada tesis-tesis atau publikasi-publikasi sejenis yang telah pernah ada sebelumnya, o Gambaran singkat mengenai isi tesis.
6
BAGIAN
KATA HANTAR
7
KATA HANTAR Bagian ini merupakan rangkaian kata-kata dari penyusun yang mencakup: o Alasan-alasan pembuatan tesis, o Ucapan terima kasih atau penghargaan dari penyusun kepada orang-orang atau lembagalembaga yang telah mebantunya di dalam penyusunan tesis; sekaligus menjelaskan sumbersumber bahan ataupun sumber-sumber masukan di dalam proses penyusunannya, o Manfaat yang diharapkan penulis dengan pembuatan tesis tersebut.
8
BAGIAN
DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAN DAFTAR GAMBAR
9
DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAN DAFTAR GAMBAR Daftar Isi mutlak harus ada pada setiap tesis. Daftar Tabel tidak mutlak disajikan pada setiap tesis. Jika jumlah tabelnya ‘cukup’ banyak, tesis tersebut perlu dilengkapi dengan Daftar Tabel agar mempermudah pembaca di dalam mencari tabel-tabel yang akan dibacanya. Daftar Gambar juga tidak mutlak disajikan pada setiap tesis. Jika jumlah gambarnya ‘cukup’ banyak, tesis tersebut perlu dilengkapi dengan Daftar Gambar agar mempermudah pembaca di dalam mencari tabel-tabel yang akan dibacanya.
10
BAGIAN
PENDAHULUAN
11
PENDAHULUAN Bagian ini diperhitungkan sebagai Bab I dari keseluruhan Isi Tesis. Substansinya berupa pengembangan dari substansi “Proposal Tesisr”.
ISI BAGIAN “PENDAHULUAN” LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG ARTI PENTING OBJEK/KASUS STUDI LATAR BELAKANG PERMASALAHAN RUMUSAN PERMASALAHAN TUJUAN DAN SASARAN TUJUAN SASARAN LINGKUP STUDI MATERI STUDI o o o
LINGKUP SUBSTANSIAL LINGKUP SPATIAL LINGKUP TEMPORAL
PENDEKATAN STUDI
METODE STUDI POLA PROSEDURAL TATA LANGKAH SISTEMATIKA PEMBAHASAN
12
LATAR BELAKANG Latar belakang proposal mencakup dua hal, yakni latar belakang arti penting objek dan latar belakang permasalahan. Latar belakang arti penting objek lebih bersifat sebagai latar belakang penentuan judul objek/kasus studi. Latar belakang permasalahan lebih bersifat sebagai latar belakang penekanan desain. Latar Belakang memuat: LATAR BELAKANG ARTI PENTING OBJEK/KASUS STUDI LATAR BELAKANG PENEKANAN STUDI
LATAR BELAKANG ARTI PENTING OBJEK/KASUS STUDI Latar Belakang Arti Penting Objek/Kasus Studi merupakan landasan atau dasar argumentasi yang menunjukkan bahwa objek/kasus studi yang diajukan tersebut layak diteliti dan layak diajukan sebagai obyek studi; merupakan pertanggungjawaban akan kelayakan pengadaan obyek studi. Latar belakang ini merupakan landasan atau dasar argumentasi yang menghantar ke arah pengajuan judul (judul obyek studi) yang diajukan. Pada prinsipnya, latar belakang ini harus dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Latar Belakang Arti Penting harus memuat: o Latar belakang Penentuan/Pemilihan Tipologi Bangunan atau Obyek Studi o Latar belakang Penentuan/Pemilihan Lokasi
LATAR BELAKANG ARTI PENTING OBJEK PRINSIP DASAR LATAR BELAKANG ARTI PENTING OBJEK
HAKIKAT/ESENSI: Merupakan landasan yang menunjukkan bahwa objek yang diajukan layak diteliti Merupakan pertanggungjawaban akan kelayakan objek diteliti
ISI/SUBSTANSI Landasan Penentuan (Judul) Landasan Penentuan Tempat
Gambar 4 Esensi dan Substansi Latar Belakang Arti Penting Objek
Latar belakang ini dapat berasal dari salah satu atau lebih dari tiga pemicunya, yakni: issue(s) dalam masyarakat, ide peneliti, dan 13
kebijakan yang berasal dari lembaga tertentu.
Yang dimaksud dengan issue(s) dalam masyarakat adalah isyu-isyu atau pernyataan-pernyataan yang pernah dimuat dalam media mass cetak mau pun elektronika—yang tidak bersifat sebagai suatu berita peristiwa, baik yang berasal dari seorang tokoh masyarakat atau redaktur atau opini masyarakat—yang belum atau tidak disertai dengan pembuktian ilmiah. Issue(s) ini dapat diangkat sebagai masukan dalam melahirkan gagasan untuk arti penting objek. Namun, keabsahannya perlu dikaji sebelum issue(s) tersebut dirumuskan menjadi rekomendasi arti penting objek. Dalam hal ini, pengkajian issue(s) tersebut menjadi semacam ‘studi kelayakan’ yang harus diajukan di dalam latarbelakang arti penting objek—yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah. (lihat diagram “Proses Pengambilan Keputusan dalam Penentuan Arti Penting Objek / Kasus Studi Tesis Arsitektur”) PEMICU GAGASAN ARTI PENTING KASUS STUDI TESIS MASYARAKAT
PRIBADI PEMBUAT PROPOSAL
SUBSTANSI LATAR BELAKANG ARTI PENTING OBJEK/KASUS DATA
GAGASAN INDIVIDUAL (Peneliti)
ANALISIS PENGUJIAN GAGASAN ATAU ISSUE(S)
ISSUE(S) di dalam Masyarakat
INFORMASI LAIN LEMBAGA/INSTITUSI
KELAYAKAN objek
KEBIJAKAN atau PROGRAM
STUDI KELAYAKAN
SURAT KETERANGAN
STANDAR PRATURAN MISI VISI MAKSUD LAIN-LAIN
KESIMPULAN KELAYAKAN OBJEK/KASUS
ANALISIS PENGUJIAN KEBIJAKAN
GAGASAN LEMBAGA
DATA
REKOMENDASI PENTINGNYA OBJEK PENENTUAN JUDUL
Gambar 5 Proses Pengambilan Keputusan dalam Penentuan Arti Penting Objek/Kasus Tesis Arsitektur
Pada kenyataannya, tanpa adanya issue{s} pun seorang peneliti dapat saja mempunyai suatu gagasan untuk mengusulkan penelitian suatu bangunan/kawasan, jika menurutnya objek tersebut 14
perlu diteliti. Untuk itu, gagasan tersebut harus dibuktikan secara ilmiah melalui suatu kajian. Pengkajian gagasan tersebut menjadi semacam studi kelayakan—yang harus diajukan di dalam latar belakang arti penting objek yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah. (lihat diagram "Proses Pengambilan Keputusan dalam Penentuan Kelayakan Arti penting objek Tesis Arsitektur”). Usulan arti penting objek yang berasal dari issue(s} dalam masyarakat mau pun gagasan individual penyusun proposal Tesis harus memuat substansi studi kelayakan yang dilakukan sendiri oleh penyusun proposal—yang diajukan dalam latar belakang arti penting objek.
LATAR BELAKANG PENEKANAN STUDI PRINSIP DASAR Latar belakang Penekanan Studi merupakan landasan atau dasar argumentasi yang menghantar ke arah rumusan penekanan studi yang akan diajukan, yang termaktub di dalam Rumusan Permasalahannya; merupakan pertanggungjawaban akan kelayakan penekanan studi yang akan diajukan. Latar belakang ini merupakan landasan atau dasar argumentasi yang menghantar ke arah rumusan permasalahan dalam objek/kasus studi yang diajukan; merupakan pertanggungjawaban akan kelayakan permasalahan objek/kasus studi. Oleh karena itu latar belakang penekanan studi harus mempunyai landasan yang kuat dan dapat dipertanggungiawabkan secara ilmiah. Dalam kenyataan, issue(s) dapat menjadi pemicu kemunculan permasalahan atau menjadi latar belakang penekanan studi. Namun, dalam konteks ilmiah, issue(s) ini harus dibuktikan secara ilmiah dan harus merupakan esensi obyek studi terkait. Latar belakang penekanan studi yang hanya beranjak dari issue(s) semata merupakan latar belakang penekanan studi yang kurang berdasar. Dengan prinsip bahwa penekanan studi yang tidak “esensial” bukan merupakan penekanan studi yang berdasar dan bahwa pemecahan penekanan studi yang tidak esensial hanyalah pemecahan yang bersifat sementara dan/atau tidak lengkap atau tidak utuh serta bersifat fragmentaris, latar belakang penekanan studi ini harus beranjak dari esensi obyek studi. Singkatnya, latarbelakang penekanan studi harus beranjak dari esensi obyek studi terkait. Dalam pernyataan ‘latar belakang penekanan studi harus beranjak dari esensi obyek studi terkait’, terdapat pengertian bahwa syarat yang mutlak dipenuhi adalah latar belakang ini harus berasal dari esensi fungsi obyek studi tersebut. Penelusuran akan esensi fungsi objek/kasus studi dalam latar belakang penekanan studi ini mengisyaratkan bahwa rumusan penekanan-studinya akan menjadi spesifik dan sesuai dengan tuntutan fungsi obyek studi terkait. TABEL 1 PRINSIP DASAR KARAKTERISTIK PENEKANAN STUDI PRINSIP ESENSIAL (HAKIKI)
KARAKTERISTIK
beranjak dari esensi/hakikat fungsi obyek studi terkait permasalahan yang akan menjadi penekanan kajian (penekanan studi) harus memiliki landasan argumentatif yang kokoh pemecahan permasalahan yang akan menjadi penekanan kajian (penekanan studi) tersebut tidak bersifat sementara dan/atau tidak lengkap/utuh dan atau tidak bersifat fragmentaris
15
SPESIFIK (UNIK)
ILMIAH
perlu dikaitkan dengan esensi kondisi atau situasi di sekitar obyek studi terkait bersifat khusus, tidak ada duanya atau tidak ada yang sama dengannya permasalahan yang yang akan menjadi penekanan kajian (penekanan studi) pada obyek studi tersebut tidak akan berlaku juga pada jenis obyek studi yang lain harus mempunyai landasan argumentatif yang kuat dan dapat dipertanggungiawabkan secara material dan formal
Untuk perumusan penekanan studi, esensi fungsi ini perlu dikaitkan dengan esensi kondisi atau situasi di sekitar obyek studi tersebut. Pada tahap berikutnya, jika terdapat unsur-unsur lain—seperti esensi misi atau filosofi yang diemban dalam arti penting objek—yang dapat/akan memunculkan permasalahan maka unsur-unsur tersebut dapat dipergunakan juga sebagai wahana tambahan pemerkokoh latar belakang penekanan studi. SUBSTANSI LATAR BELAKANG PENEKANAN STUDI Latar Belakang Penekanan Studi harus memuat: o Latar belakang Penentuan Target Kualitas Desain Obyek Studi o Latar belakang Penentuan Materi Studi (Bagian-bagian Obyek Studi yang akan diolah sebagai Penekanan Studi) o Latar belakang Penentuan Landasan Filosofis atau Ideologi Aliran atau Pendekatan yang akan digunakan di dalam menggapai target studi PENELUSURAN PENEKANAN STUDI Dalam penelusuran esensi fungsi obyek studi dan penelusuran—disertai dasar argumentasi— penekanan studi, antara lain, mencakup pencarian jawaban terhadap pertanyaan: o Apa (tuntutan) sesungguhnya obyek studi tersebut? o Siapa pengguna obyek studi tersebut? Permasalahan dapat muncul apabila terdapat kesenjangan atau upaya untuk meraih kondisi yang bersifat ideal. Dengan kata lain, latar belakang penekanan studi dapat berpijak pada salah satu dari dua hal tersebut, atau dapat berpijak pada kedua-duanya. Dengan bertolak dari pandangan ini, tampak jelas bahwa penekanan-studi arsitektural yang dituntut dalam analisis dapat mencakup salah satu dari dua jenis permasalahan tersebut atau kedua-duanya secara utuh. Baik menyangkut kesenjangan atau pun upaya untuk meraih kondisi yang bersifat ideal, pemunculan penekanan studi harus beranjak dari esensi obyek studi dan harus jelas terungkap dalam latar belakang penekanan studi. PEMICU IDEALISASI KESENJANGAN
PERMASALAHAN
Gambar 6 Pemicu Kemunculan Permasalahan
Kesenjangan mengisyaratkan akan adanya konflik. Konflik akan muncul jika terdapat kesenjangan antara kondisi ideal yang diharapkan dengan fakta, atau kesenjangan antara kondisi ideal yang 16
dituntut oleh salah satu unsur tertentu dengan kondisi ideal yang dituntut oleh unsur tertentu lainnya, atau kesenjangan antara fakta-fakta. Untuk itu, dalam latar belakang penekanan studi, perlu penelusuran mengenai tuntutan-tuntutan yang muncul dari esensi fungsi objek/kasus studi tersebut agar rumusan permasalahan akan menjadi jelas dan agar analisis penekanan-studinya menjadi tuntas dan akurat. Jika arah penekanan studi pada kesenjangan atau konflik, dalam latar belakang penekanan studi, perlu penelusuran akan kedudukan sumber kesenjangan atau konflik tersebut. Konflik bisa bersifat both and (semua sumber konflik muncul secara bersamaan secara setara dan harus dipecahkan secara setara) atau either or (semua sumber konflik muncul bersamaan dan harus dipecahkan namun ada salah satu yang harus ditekankan). Untuk itu, kedudukan konflik ini harus ditelusuri secara baik dan utuh agar rumusan permasalahan akan menjadi jelas sehingga arah pemecahan konflik dapat ditentukan dengan baik. Sebagai gambaran, dalam analisisnya, konflik akan dapat dipecahkan melalui salah satu dari tiga cara—yakni penyejajaran, penyesuaian, atau penggabungan—yang harus dipilih secara tepat; dan, pemilihan cara pemecahan konflik ini akan dapat dilakukan dengan baik jika sudah ditelusuri secara baik dalam latar belakang penekanan studi dan ditentukan secara jelas dalam rumusan permasalahannya. Upaya untuk meraih kondisi yang bersifat ideal mengisyaratkan akan adanya upaya untuk menggapai hasil yang lebih baik dari kondisi yang telah ada. Dalam pernyataan ini, hasil yang diraih tersebut tidak hanya lebih baik dari yang telah ada namun harus memenuhi standar untuk disebut sebagai hasil yang baik. Untuk itu, dalam latar belakang penekanan studi, perlu penelusuran dan evaluasi mengenai kondisi yang telah ada agar rumusan permasalahan akan menjadi jelas dan agar analisis penekanan-studinya menjadi tuntas dan akurat.
RUMUSAN PERMASALAHAN Rumusan permasalahan merupakan pernyataan/pertanyaan ringkas yang memperlihatkan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian objek/kasus studi, yang akan ditelaah/ dianalisis. Rumusan ini harus jelas dan baik. Contoh Rumusan Permasalahan yang berwujud pertanyaan: Bagaimana konsumsi energi bangunan XXX ...? Contoh Rumusan Permasalahan yang berwujud pernyataan: Konsumsi energi pada bangunan XXX dengan performa ...! Rumusan permasalahan harus memperlihatkan orientasi studi yang sesuai untuk bidang arsitektur, berupa penelitian objek/kasus studi. Kalimatnya harus memuat target studi berupa hasil rancangan— misalnya wujud rancangan, tata ruang, atau tampilan bangunan. Contoh Rumusan Permasalahan yang sesuai untuk bidang arsitektur: o Bagaimana wujud performa energi pada bangunan XXX ...? o Bagaimana kualitas wujud tampilan bangunan XXX menurut Pendekatan....?
17
Bilamana rumusan ini sudah disetujui oleh pembimbing, dalam proses penulisan, rumusan ini tidak boleh diganti. Penggantian permasalahan akan meyebabkan proposal gugur. Perubahan pada rumusan permasalahan—tanpa menyebabkan proposal menjadi gugur—hanya dapat terjadi bilamana perubahan rumusan permasalahan tersebut berupa pemertajaman saja. Permasalahan yang berwuiud konflik mengisyaratkan bahwa analisis harus diarahkan pada pemecahan konflik tersebut. Keberhasilan analisis dan konsep pemecahan permasalahan tersebut akan dinilai dari keberhasilan pemecahan konfliknya. Namun konsep pemecahan konflik tersebut harus memenuhi standar untuk disebut sebagai hasil yang baik, yang dapat menjembatani berbagai konflik dan sekaligus memenuhi standar untuk disebut sebagai hasil yang baik dalam konteks keterpaduan dan holistik. Untuk itu, rumusan permasalahan harus secara jelas memperlihatkan konflik yang akan dicarikan pemecahannya agar analisis permasalahannya menjadi terarah dan tuntas serta akurat. Permasalahan yang berwuiud upaya untuk meraih kondisi yang bersifat ideal mengisyaratkan bahwa analisis harus diarahkan pada pencarian hasil yang lebih baik dari kondisi yang telah ada dan standar atau kriteria untuk disebut sebagai hasil yang baik. Keberhasilan analisis dan konsep pemecahan permasalahan tersebut akan dinilai dari keberhasilan pencarian 'standar atau kriteria tersebut. Untuk itu, rumusan permasalahan harus secara jelas memperlihatkan hal yang akan dicarikan pemecahan kondisi terbaiknya agar analisis permasalahannya menjadi terarah dan tuntas serta akurat. Muatan Rumusan Permasalahan: Isi rumusan, selain menunjukkan permasalahan umum secara eksplisit juga menunjukkan penekanan studi Penekanan Studi memuat: o Tipologi Bangunan atau Obyek Studi o Lokasi Obyek Studi o Target Kualitas Kajian Obyek Studi o Materi Studi (Bagian-bagian Obyek Studi yang akan diolah sebagai Penekanan Studi) o Landasan Filosofis atau Ideologi Aliran atau Pendekatan yang akan digunakan di dalam menggapai target studi
TIPOLOGI BANGUNAN ATAU OBYEK STUDI DI DALAM PENEKANAN STUDI Tipologi Bangunan atau Obyek Studi yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi menunjuk jenis obyek studi yang telah dipilih sebagai obyek studi, sesuai hasil penelusuran yang telah dilakukan di dalam Latar Belakang Arti penting objek. Contoh pengungkapan Tipologi Bangunan atau Obyek Studi yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: o Bagaimana performa energi bangunan pada gedung perpustakaan kampus UAJY ?
LOKASI OBYEK STUDI DI DALAM PENEKANAN STUDI Lokasi Obyek Studi yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi menunjuk lokasi kawasan atau kota/kabupaten yang menjadi tempat pengadaan bangunan atau obyek studi, sesuai hasil penelusuran yang telah dilakukan di dalam Latar Belakang Arti penting objek. 18
Contoh pengungkapan Lokasi Studi yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: o Bagaimana dinamika bentuk dan makna arsitektur pada Klenteng di Sleman berdasar Fengshui ?
MATERI STUDI DI DALAM PENEKANAN STUDI Materi Studi yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi menunjuk bagian-bagian obyek studi yang akan diolah sebagai Penekanan Studi. Misalnya: o Ruang Luar dari obyek studi yang akan diolah sebagai Penekanan Studi o Ruang Dalam dari obyek studi yang akan diolah sebagai Penekanan Studi o Ruang Luar dan Ruang Dalam dari obyek studi yang akan diolah sebagai Penekanan Studi o Ruang Komunal dari obyek studi yang akan diolah sebagai Penekanan Studi Contoh pengungkapan Materi Studi yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: o Bagaimana dinamika bentuk bangunan Klenteng di Yogyakarta yang selaras antara mikrokosmos dan makrokosmos berdasarkan tatanan ruang luar dan ruang dalamnya melalui pendekatan Fengshui ?
TARGET STUDI DI DALAM PENEKANAN STUDI Target Studi yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi menunjuk target yang akan digapai melalui analisis terhadap Penekanan Studi. Target studi seyogyanya memuat kondisi atau kualitas ruang atau bagian bangunan/obyek studi yang akan diteliti. Target Studi dapat berupa target yang menyangkut: karakter, ekspresi, suasana, pemberian-pengaruh bagi inderawi pemakai, pemberian-pengaruh bagi pergerakan pemakai, atau kondisi physical environment tertentu. TARGET STUDI BERUPA ‘SEMANTIKA’ KARAKTER Target Studi yang menyangkut karakter merupakan target ungkapan sifat wujud obyek studi (‘semantika’ sifat perwujudan) yang ingin dicapai, tanpa mempersoalkan kehadiran pemakainya. Target Studi yang menyangkut karakter obyek studi mencakup target karakter ruang dalam/luar pada bangunan/obyek studi atau pun karakter bangunan/obyek studi. Contoh Target Studi yang berkaitan dengan karakter obyek studi: o Karakter Sakral, o Karakter Agung, o Karakter Monumental, o Karakter Ekspresif, o Karakter Atraktif, o Karakter Ceria, o Karakter Dinamis 19
Contoh pengungkapan Target Studi—yang menyangkut karakter—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: o Bagaimana kualitas tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Gereja Katolik St. Petrus dan Paulus Minomartani di Yogyakarta yang berkarakter sakral melalui pendekatan ...? o Bagaimana kualitas tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan bangunan Masjid Agung di Yogyakarta yang berkarakter agung melalui pendekatan ...? TARGET STUDI BERUPA ‘SEMANTIKA’ EKSPRESI Target Studi yang menyangkut ekspresi merupakan target ungkapan makna (‘semantika’ ekspresi wujud) yang ingin dicapai pada wujud obyek studi, tanpa mempersoalkan kehadiran pemakainya. Target Studi yang menyangkut ekspresi obyek studi mencakup target ekspresi ruang dalam/luar pada bangunan/obyek studi atau ekspresi bangunan/obyek studi. Contoh Target Studi yang berkaitan dengan ekspresi obyek studi: o Ekspresi Sakral, o Ekspresi Agung, o Ekspresi Monumental, o Ekspresi “Kerendahan Hati”, o Ekspresi Tenang Contoh pengungkapan Target Studi—yang menyangkut ekspresi—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: o Bagaimana kualitas tampilan bangunan Gereja Katolik St. Petrus dan Paulus Minomartani di Yogyakarta berdasar ungkapan ekpresi sakral melalui pendekatan ...? TARGET STUDI BERUPA ‘SEMANTIKA’ SUASANA Target Studi yang menyangkut suasana merupakan target suasana yang ingin dicapai pada wujud obyek studi (‘semantika’ suasana wujud), tanpa mempersoalkan kehadiran pemakainya. Target Studi yang menyangkut suasana obyek studi mencakup target suasana ruang dalam atau pun suasana ruang luar pada bangunan/obyek studi. Contoh Target Studi yang berkaitan dengan suasana obyek studi: o Suasana Sakral, o Suasana Akrab, o Suasana Hikmat, o Suasana Agung, o Suasana Rekreatif, o Suasana Ceria, o Suasana Komunikatif Contoh pengungkapan Target Studi—yang menyangkut suasana—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: o Bagaimana kualitas tata ruang luar dan ruang dalam bangunan Vihara Maitreya di Yogyakarta yang bersuasana sakral melalui pendekatan ...?
20
TARGET STUDI BERUPA ‘PRAGMATIKA’ PENGARUH BAGI INDERAWI PEMAKAI Target Studi yang menyangkut pemberian-pengaruh bagi inderawi pemakai merupakan target wujud obyek studi yang dimaksudkan untuk memberikan pengaruh atau pun membentuk kondisi inderawi pemakainya—yang berpengaruh bagi penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, keseimbangan, dan kinaesthetic—dan, pada akhirnya, berpengaruh bagi perasaan pemakainya (‘pragmatika’). Target ini mencakup kondisi ruang dalam/luar atau pun kondisi ruang dalam/luar pada bangunan/obyek studi. Contoh Target Studi yang berkaitan dengan pemberian-pengaruh bagi inderawi pemakai obyek studi: o Kondisi Ruang yang Hening, o Kondisi Ruang yang Cerah, o Kondisi Ruang yang Mencekam, o Kondisi Ruang yang Menekan, o Kondisi Ruang yang Menegangkan, o Kondisi Ruang yang Mengejutkan, o Kondisi Ruang yang Menenangkan, o Kondisi Ruang yang Menggairahkan Contoh pengungkapan Target Studi—yang menyangkut pemberian-pengaruh bagi inderawi pemakai—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: o Faktor faktor apa sebagai pembentuk kualitas tata ruang luar dan ruang dalam bangunan Vihara Maitreya di Yogyakarta yang menenangkan melalui pendekatan ...? TARGET STUDI BERUPA ‘INDEKSIKA’ PENGARUH BAGI PERGERAKAN PEMAKAI Target Studi yang menyangkut pemberian-pengaruh bagi pergerakan pemakai merupakan target wujud obyek studi yang dimaksudkan untuk memberikan pengaruh atau membentuk opini atau pun menuntun pergerakan pemakainya—melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, keseimbangan, dan kinaesthetic—dan, pada akhirnya, berpengaruh bagi pergerakan pemakainya (‘indeksika’). Target ini mencakup kondisi ruang dalam/luar atau pun kondisi ruang dalam/luar pada bangunan/obyek studi. Contoh Target Studi yang berkaitan dengan pemberian-pengaruh bagi inderawi pemakai obyek studi: o Kondisi Ruang yang Mengarahkan, o Kondisi Ruang yang Mengundang Contoh pengungkapan Target Studi—yang menyangkut pemberian-pengaruh bagi pergerakan pemakai—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: o Faktor faktor pendukung tata ruang luar dan ruang dalam bangunan Children Center di Yogyakarta yang dinamis ... TARGET STUDI BERUPA AKLIMATISASI RUANG Target Studi yang menyangkut kondisi physical environment tertentu merupakan target yang dimaksudkan untuk membentuk kondisi-fisik tertentu di dalam ruang-ruang pada obyek studi, berdasarkan persyaratan atau norma atau pun standar yang telah ditentukan bagi ruang-ruang pada obyek studi tersebut (‘aklimatisasi ruang’). Target ini mencakup kondisi ruang dalam/luar atau pun kondisi ruang dalam/luar pada bangunan/obyek studi. Contoh Target Studi yang berkaitan dengan kondisi physical environment tertentu di dalam ruang-ruang pada obyek studi: o Kondisi Ruang yang Memenuhi Persyaratan Kenyamanan Thermal Obyek Studi , 21
o Kondisi Ruang yang Memenuhi Persyaratan Pergantian Udara di Dalam Ruang Obyek Studi Contoh pengungkapan Target Studi—yang menyangkut aklimatisasi ruang—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: Bagaimana performa energi gedung dalam bangunan Pusat Pendidikan dan Penelitian Autisme di Yogyakarta agar kondisi udara dan suara serta cahaya sesuai dengan persyaratan fisik dan psikis anak autis melalui pendekatan ...?
LANDASAN FILOSOFIS ATAU IDIEL ATAU ANCANGAN DI DALAM PENEKANAN STUDI Landasan Filosofis atau Landasan Idiel atau pun Ancangan—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi—adalah landasan atau pendekatan yang akan dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target studi yang dicantumkan di dalam penekanan studi. Dasar pijak ini akan berpengaruh pada pijakan analisis Penekanan Studi. Bagian—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi—ini dapat berupa: Landasan Filosofis yang akan digunakan sebagai pijakan di dalam analisis, untuk meraih target studi yang diajukan di dalam Rumusan Penekanan Studi, atau Landasan Idiel yang akan digunakan sebagai pijakan di dalam analisis, untuk meraih target studi yang diajukan di dalam Rumusan Penekanan Studi, atau Ancangan/Pendekatan Penelitian Tertentu yang akan dijadikan dasar pendekatan di dalam analisis untuk target studi yang diajukan di dalam Rumusan Penekanan Studi. LANDASAN FILOSOFIS Yang dimaksud dengan ‘Landasan Filosofis’—yang dicantumkan di dalam penekanan studi—adalah landasan yang berasal dari nilai-nilai filosofis yang dikutip dari suatu sumber tertentu atau yang berasal dari filosofi pribadi, yang akan dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target yang diajukan di dalam penekanan studi. Landasan Filosofis di dalam Penekanan Studi, dapat berupa: Landasan Filofis-Religius, Landasan Filosofis-Sosiologik, Landasan Filosofis-Penelitian, atau Landasan Filosofis-Pribadi LANDASAN FILOSOFIS-RELIGIUS Yang dimaksud dengan ‘Landasan Filosofis-Religius’ adalah landasan yang berasal dari nilai-nilai filosofis yang terkandung pada suatu religi tertentu, yang dikutip untuk dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target studi yang dicantumkan di dalam penekanan studi. Contoh Landasan FilosofisIdeologis—yang diajukan di dalam Penekanan Studi: ○ Landasan Filosofi “Islami” (Filosofi di dalam Islam), ○ Landasan Filosofi “Purusa dan Prakrti” (Filosofi di dalam Hinduisme), ○ Landasan Filosofi “Vâstu-Purusa Mandala” (Filosofi di dalam Hinduisme dan Buddhisme), ○ Landasan Filosofi “Stupa” (Filosofi di dalam Buddhisme), ○ Landasan Filosofi “Harmika” (Filosofi di dalam Buddhisme), o Landasan Filosofi “Dharma Chakra” (Filosofi di dalam Buddhisme), o Landasan Filosofi “Trinitas” (Filosofi Kristiani), 22
o o o o o o
Landasan Filosofi “Buddhisme”, Landasan Filosofi “Hinduisme” Landasan Filosofi “Kosmologi Buddhisme”, Landasan Filosofi “Kosmologi Hinduisme”, Landasan Filosofi “Kosmologi Taoisme”, Landasan Filosofi “Kosmologi Confusianisme” Contoh pengungkapan Landasan Filosofis—yang menyangkut Filosofis-Religius—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: o Bagaimana kualitas tampilan bangunan Gereja Katolik XXX di Yogyakarta yang mengungkapkan ekpresi sakral berdasarkan Landasan Filosofi Trinitas ...? o Bagaimana kualitas tampilan bangunan Vihara Maitreya di Yogyakarta yang memperlihatkan ekspresi nilai-nilai kosmogenitas berdasarkan Landasan Filosofi Stupa dan Cross ...? o Bagaimana kualitas tampilan bangunan Vihara Buddhayana di Yogyakarta yang memperlihatkan ekspresi nilai-nilai kosmogenitas berdasarkan Landasan Filosofi Dharma-Chakra ...? o Bagaimana kualitas tatanan ruang luar dan ruang dalam Vihara Buddhayana di Yogyakarta yang memperlihatkan ekspresi kosmogenitas berdasarkan Landasan Filosofi Harmika ...? o Bagaimana kualitas tampilan bangunan Pusat Studi Hindu di Yogyakarta yang memperlihatkan ekspresi nilai-nilai kosmogenitas berdasarkan Landasan Filosofi Purusa dan Prakrti ...? o Bagaimana kualitas tatanan ruang luar dan ruang dalam Hotel Resor di Wonosobo yang selaras dengan alam dan memvisualisasikan filosofi Hindu Jawa berdasarkan Landasan Filosofi Vâstu-Purusa Mandala ...? o Bagaimana kualitas tatanan ruang luar dan ruang dalam Kelenteng XXX di Yogyakarta yang memperlihatkan ekspresi nilai-nilai harmoni kehidupan berdasarkan Landasan Filosofi Confusianisme ...? o Bagaimana kualitas tatanan ruang luar dan ruang dalam Kelenteng XXX di Yogyakarta yang mengekspresikan nilai harmoni kehidupan berdasarkan Landasan Filosofi Taoisme ...?
LANDASAN FILOSOFIS-SOSIOLOGIK Yang dimaksud dengan ‘Landasan Filosofis-Sosiologik’ adalah landasan yang berasal dari nilai-nilai filosofis yang terkandung pada suatu masyarakat tertentu, yang mungkin saja bersifat eksklusif atau pun dapat bersifat universal, yang dikutip untuk dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target studi yang dicantumkan di dalam penekanan studi. Contoh Landasan Filosofis-Sosiologik—yang diajukan di dalam Penekanan Studi: o Landasan Filosofi “Harmoni Kosmos”, o Landasan Filosofi “Feng-Shui”, o Landasan Filosofi “Yin-Yang”, o Landasan Filosofi “Keseimbangan Kosmologis dan Kosmogonis”, o Landasan Filosofi “Keseimbangan Kosmogenitas”, o Landasan Filosofi “Arsitektur sebagai Citra Daur Kehidupan”, atau o Landasan Filosofi “Harmoni Kosmos”, 23
o Landasan Filosofi “Humanistik”, o Landasan Filosofi “Kejawen”, o Landasan Filosofi “Deterministik” Contoh pengungkapan Landasan Filosofis—yang menyangkut Filosofis-Sosiologik—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: o Bagaimana kualitas wujud tampilan bangunan Vihara Maitreya di Yogyakarta yang memperlihatkan ekspresi nilai-nilai kosmogenitas berdasarkan Landasan Filosofi Harmoni Kosmos ...? o Bagaimana kualitas tatanan ruang luar dan ruang dalam Hotel Resor di Wonosobo yang selaras dengan alam dan memvisualkan filosofi Hindu Jawa berdasarkan Landasan Filosofi Vashtu-Purusa-Mandala ...? o Bagaimana kualitas tatanan ruang luar dan ruang dalam Hotel Resor di Wonosobo yang selaras dengan alam dan memvisualisasikan filosofi Hindu Jawa berdasarkan Landasan Filosofi Kejawen ...? o Bagaimana kualitas tatanan ruang luar dan ruang dalam Kelenteng XXX di Yogyakarta yang memperlihatkan ekspresi nilai-nilai harmoni kehidupan dan kosmos berdasarkan Landasan Filosofi Yin-Yang ...? o Bagaimana kualitas tatanan ruang luar dan ruang dalam Kelenteng XXX di Yogyakarta yang memperlihatkan ekspresi nilai-nilai harmoni kehidupan dan kosmos berdasarkan Landasan Filosofi Feng Shui ...? o Bagaimana kualitas tatanan ruang luar dan ruang Pusat Meditasi di Kaliurang yang bersuasana tenang berdasarkan Landasan Filosofis Hakikat dan Esensi Chakra ...? LANDASAN FILOSOFIS-PENELITIAN Yang dimaksud dengan ‘Landasan Filosofis-Penelitian’ adalah landasan yang berasal dari nilai-nilai filosofis tertentu yang perlu dipedomani di dalam penelitian, yang dikutip untuk dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target studi yang diajukan di dalam penekanan studi. Contoh Landasan Filosofis-Penelitian—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: o Landasan Filosofi “Bentuk mengikuti fungsi”, o Landasan Filosofi “Less is more”, o Landasan Filosofi “Less is bore”, o Landasan Filosofi “Fungsi mengikuti bentuk”, o Landasan Filosofi “Bentuk dan fungsi adalah identik”, o Landasan Filosofi “Bentuk memperlihatkan fungsi”, o Landasan Filosofi “Bentuk mengacu pada fungsi”, o Landasan Filosofi “Bentuk mengikuti fungsi struktur”, o Landasan Filosofi “Bentuk memperlihatkan kegunaan dan struktur”, o Landasan Filosofi “Bentuk mendahului fungsi”, o Landasan Filosofi “Bentuk memperlihatkan kejujuran tampilan”, o Landasan Filosofi “Kejujuran harus diungkapkan pada tampilan rancangan”, o Landasan Filosofi “Tampilan bangunan harus mencerminkan keadaan bagian dalamnya”, o Landasan Filosofi “Bangunan harus serasi, selaras, dan seimbang dengan lingkungannya”, o Landasan Filosofi “Hubungan antar ruang dapat mempengaruhi dan menentukan hubungan sosial antar pemakainya”, o Landasan Filosofi “Tujuan utama di dalam penelitian arsitektur adalah memperbaiki skala 24
manusiawi pada bangunan dan kota”, o Landasan Filosofi “Rancangan arsitektur harus memperlihatkan nilai jaman”, o Landasan Filosofi “Kesatuan antara bangunan dengan bumi tempat-berpijaknya” Contoh pengungkapan Landasan Filosofis—yang menyangkut Filosofis-Penelitian—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: o Bagaimana kualitas tatanan ruang dalam bangunan Perpustakaan Kampus UAJY berdasarkan landasan filosofis “bentuk mengikuti fungsi” ...? LANDASAN IDIEL Yang dimaksud dengan ‘Landasan Idiel’—yang dicantumkan di dalam penekanan studi—adalah landasan yang berasal dari gagasan yang dikutip dari suatu sumber tertentu atau yang berasal dari gagasan pribadi, yang akan dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target yang diajukan di dalam penekanan studi. Landasan Idiel di dalam Penekanan Studi, dapat berupa: Landasan Ideologis, Landasan Idiel Desain LANDASAN IDEOLOGIS Yang dimaksud dengan ’Landasan Ideologis‘—yang dicantumkan di dalam penekanan studi— adalah landasan yang berasal dari ideologi suatu aliran tertentu, yang dikutip untuk dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target studi yang diajukan di dalam penekanan studi. Pencantuman suatu ‘landasan ideologis’ tertentu di dalam penekanan studi menunjukkan bahwa analisisnya akan menekankan pada penggunaan ideologi—falsafah atau pandangan ‘hidup’, yang bersifat sangat mendasar—suatu aliran sebagai landasan studi. Contoh Landasan Ideologis—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: o Landasan Ideologi “Arsitektur Kontemporer”, o Landasan Ideologi “Arsitektur Metabolik”, o Landasan Ideologi “Arsitektur Metafisikal”, o Landasan Ideologi “Arsitektur Vernakuler”, o Landasan Ideologi “Art Deco”, o Landasan Ideologi “Art Nouveau”, o Landasan Ideologi “Arts and Crafts”, o Landasan Ideologi “Bauhaus”, o Landasan Ideologi “Birokratikisme”, o Landasan Ideologi “Blaue Reiter” atau “Blue Rider”, o Landasan Ideologi “Brutalisme”, o Landasan Ideologi “Camp”, o Landasan Ideologi “Dadaisme”, o Landasan Ideologi “De Stijl”, o Landasan Ideologi “Dekonstruktivisme”, o Landasan Ideologi “Determinisme”, o Landasan Ideologi “Eksistensialisme, o Landasan Ideologi “Ekspresionisme”, o Landasan Ideologi “Empirisme”, o Landasan Ideologi “Fantastikisme”, o Landasan Ideologi “Fauvisme”, 25
o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o
Landasan Ideologi “Fenomenologisme” Landasan Ideologi “Fungsionalisme Geometrik”, Landasan Ideologi “Fungsionalisme Utilitarian”, Landasan Ideologi “Fungsionalisme”, Landasan Ideologi “Futurisme”, Landasan Ideologi “Humanisme”, Landasan Ideologi “Klasikisme”, Landasan Ideologi “Konstruktivisme”, Landasan Ideologi “Kontekstualisme”, Landasan Ideologi “Kosmologisme”, Landasan Ideologi “Kubisme”, Landasan Ideologi “Late-Modernism”, Landasan Ideologi “Meta-Art”, Landasan Ideologi “Metamorfisme”, Landasan Ideologi “Modernisme Fungsional”, Landasan Ideologi “Modernisme Internasional”, Landasan Ideologi “Mutualisme”, Landasan Ideologi “Naturalisme”, Landasan Ideologi “Organikisme”, Landasan Ideologi “Pasca-Modernisme”, Landasan Ideologi “Pluralisme”, Landasan Ideologi “Positivisme”, Landasan Ideologi “Pragmatisme”, Landasan Ideologi “Purisme”, Landasan Ideologi “Rasionalisme”, Landasan Ideologi “Regionalisme”, Landasan Ideologi “Romantikisme”, Landasan Ideologi “Secession”, Landasan Ideologi “Strukturalisme”, Landasan Ideologi “Supersensualisme”, Landasan Ideologi “Surealisme”, Landasan Ideologi “Tradisionalisme”, Landasan Ideologi “Utilitarianisme”, Contoh pengungkapan Landasan Idiel—yang menyangkut Idiel-Ideologis—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: o Bagaimana kualitas tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Vihara Maitreya di Yogyakarta berdasarkan landasan ideologis Fungsionalisme ...?
LANDASAN IDIEL-DESAIN Yang dimaksud dengan ’Landasan Idiel Desain‘—yang dicantumkan di dalam penekanan studi— adalah landasan yang berasal dari gagasan suatu aliran tertentu, yang dikutip untuk dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target studi yang diajukan di dalam penekanan studi. Berbeda dengan ‘landasan ideologis’ yang menekankan pada penggunaan ideologi—falsafah atau pandangan ‘hidup’, yang bersifat sangat mendasar—dari suatu aliran sebagai landasan studi, ‘landasan idiel desain’ menekankan pada penggunaan idea atau gagasan desain—yang bersifat lebih operasional, sebagai operasionalisasi-ideologis desain—dari suatu aliran untuk dijadikan sebagai landasan studi. 26
Pencantuman suatu ‘landasan idiel desain’ tertentu di dalam penekanan studi menunjukkan bahwa analisisnya akan menekankan pada penggunaan idea atau gagasan desain—yang bersifat lebih operasional, sebagai operasionalisasi-ideologis desain—suatu aliran sebagai landasan studi. Contoh Landasan Idiel Desain—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: o Gagasan Desain “Arsitektur Kontemporer”, o Gagasan Desain “Arsitektur Metabolik”, o Gagasan Desain “Arsitektur Metafisikal”, o Gagasan Desain “Arsitektur Vernakuler”, o Gagasan Desain “Art Deco”, o Gagasan Desain “Art Nouveau”, o Gagasan Desain “Arts and Crafts”, o Gagasan Desain “Birokratikisme”, o Gagasan Desain “Blaue Reiter” atau “Blue Rider”, o Gagasan Desain “Brutalisme”, o Gagasan Desain “Camp”, o Gagasan Desain “Dadaisme”, o Gagasan Desain “De Stijl”, o Gagasan Desain “Dekonstruktivisme”, o Gagasan Desain “Determinisme”, o Gagasan Desain “Eklektikisme”. o Gagasan Desain “Eksistensialisme, o Gagasan Desain “Ekspresionisme”, o Gagasan Desain “Fantastikisme”, o Gagasan Desain “Fauvisme”, o Gagasan Desain “Fungsionalisme Geometrik”, o Gagasan Desain “Fungsionalisme Utilitarian”, o Gagasan Desain “Fungsionalisme”, o Gagasan Desain “Futurisme”, o Gagasan Desain “Humanisme”, o Gagasan Desain “Klasikisme”, o Gagasan Desain “Konstruktivisme”, o Gagasan Desain “Kontekstualisme”, o Gagasan Desain “Kosmologisme”, o Gagasan Desain “Kubisme”, o Gagasan Desain “Late-Modernism”, o Gagasan Desain “Meta Art”, o Gagasan Desain “Metamorfisme”, o Gagasan Desain “Modernisme Fungsional”, o Gagasan Desain “Modernisme Internasional”, o Gagasan Desain “Mutualisme”, o Gagasan Desain “Naturalisme”, o Gagasan Desain “Organikisme”, o Gagasan Desain “Parametrik”, o Gagasan Desain “Pasca-Modernisme”, o Gagasan Desain “Pluralisme”, o Gagasan Desain “Pragmatisme”, o Gagasan Desain “Purisme”, 27
o o o o o o o o o o
Gagasan Desain “Rasionalisme”, Gagasan Desain “Regionalisme”, Gagasan Desain “Revivalisme”, Gagasan Desain “Romantikisme”, Gagasan Desain “Secession”, Gagasan Desain “Strukturalisme”, Gagasan Desain “Supersensualisme”, Gagasan Desain “Surealisme”, Gagasan Desain “Tradisionalisme”, Gagasan Desain “Utilitarianisme”, Contoh pengungkapan Landasan Idiel—yang menyangkut Gagasan Desain—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: o Bagaimana dinamika penerapan tatanan ruang luar dan ruang dalam Kelenteng XXX di Yogyakarta yang memperlihatkan ekspresi nilai-nilai harmoni kehidupan dan kosmos berdasarkan gagasan desain Fenomenologis ...?
LANDASAN ANCANGAN/PENDEKATAN PENELITIAN Yang dimaksud dengan “Landasan Ancangan Penelitian“—yang dicantumkan di dalam penekanan studi—adalah landasan yang berasal dari ancangan yang dikutip dari suatu sumber tertentu atau yang berasal dari gagasan pribadi, yang dijadikan dasar pendekatan untuk mencapai target studi yang diajukan di dalam penekanan studi. Ancangan/Pendekatan Penelitian di dalam Penekanan Studi, dapat berupa: Ancangan/Pendekatan Tekstual, atau Ancangan/Pendekatan Pribadi LANDASAN ANCANGAN/PENDEKATAN TEKSTUAL PENELITIAN Yang dimaksud dengan ‘Landasan Ancangan/Pendekatan Tekstual’ adalah landasan ancangan yang dikutip dari suatu sumber tekstual tertentu yang akan dipedomani di dalam penelitian, yang dijadikan dasar pendekatan untuk mencapai target studi yang dicantumkan di dalam penekanan studi. Contoh Landasan Ancangan/Pendekatan Penelitian—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: Ancangan/Pendekatan Analogi: o Pendekatan “Analogi Bentuk”, o Pendekatan “Analogi Filosofi”, o Pendekatan “Analogi Struktur”, o Pendekatan “Analogi Biologi”, o Pendekatan “Analogi Personal/Antropografika”, o Pendekatan “Analogi Simbolik. Ancangan/Pendekatan Encoding: o Pendekatan “Pragmatika”, o Pendekatan “Sintaktika”, o Pendekatan “Semantika”, o Pendekatan “Semiotika”, o Pendekatan “Simbolika”, o Pendekatan “Ikonika”, 28
o Pendekatan “Ikonografika”, o Pendekatan “Indeksika. Ancangan/Pendekatan Komparatif: o Pendekatan “Preseden Hasil Karya Arsitektur”, o Pendekatan “Preseden Gagasan Arsitektur”. Ancangan/Pendekatan Teori Penelitian: o Pendekatan “Unity”, o Pendekatan “Proksemik” (Teori tentang Jarak, Skala). Ancangan/Pendekatan Teori yang bepengaruh bagi Penelitian Arsitektur: o Pendekatan “Psikologi Ruang”, o Pendekatan “Psikologi Lingkungan”, o Pendekatan “Psikologi Anak”, o Pendekatan “Psikologi Remaja”, o Pendekatan “Psikologi Manusia Lanjut Usia”, o Pendekatan “Perilaku Pemakai Ruang”, o Pendekatan “Teori Persepsi”, o Pendekatan “Sosiologi Pemakai Ruang”, o Pendekatan “Teknologi Metabolis”, o Pendekatan “Ekonomi Bangunan”, o Pendekatan “Antropometri”. Ancangan/Pendekatan Teori Tata Guna Lahan: o Pendekatan “Teori Jalur Sepusat (Concentric Zone Theory)”, o Pendekatan “Teori Sektor (Sector Theory)”, o Pendekatan “Teori Pusat Lipat Ganda (Multiple Nuclei Concept)” Ancangan/Pendekatan Teori Penelitian Kawasan: o Pendekatan Teori “Figure-Ground Theory”, o Pendekatan “Linkage Theory”, o Pendekatan “Place Theory”, o Pendekatan “Teori Linier”, o Pendekatan “Teori Grid”, o Pendekatan “Teori Cul-de-Sac”. Ancangan/Pendekatan Teori Preservasi dan Konservasi: o Pendekatan “Architecture in Context”, o Pendekatan “Konteks dan Kontras”, o Pendekatan “Visual Appropriateness”. Contoh pengungkapan Landasan Ancangan/Pendekatan Penelitian—yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi: o Bagaimana kualitas tatanan ruang luar dan ruang dalam bangunan Perpustakaan Kota Yogyakarta yang bersuasana komunikatif berdasarkan pendekatan teori proksemik ...?
29
TUJUAN DAN SASARAN Tujuan dan Sasaran memuat: TUJUAN PENEKANAN STUDI SASARAN PENEKANAN STUDI
TUJUAN Secara etimologis, di dalam konteks ini, istilah ‘tujuan’ diterjemahkan dari kata ‘goal’. Dengan demikian, istilah ‘tujuan’ diartikan sebagai target akhir atau hasil akhir yang ingin diraih. Di dalam konteks Tesis pada Program studi magister teknik arsitektur UAJY, istilah ‘tujuan’ diartikan sebagai hasil akhir yang ingin dicapai melalui penekanan studi. Istilah ‘tujuan’ diartikan sebagai hasil akhir yang ingin diraih melalui usaha analisis penekanan studi. Dengan kata lain, ‘tujuan’ menyangkut jawaban akan pertanyaan: “Seperti apa kondisi akhir yang diharapkan berkaitan dengan penekanan studinya?” Misi arti penting objek tidak termasuk sebagai bagian dari tujuan dalam konteks Tesis. Misi arti penting objek lebih tepat jika menjadi bagian dari latar belakang arti penting objek. Demikian juga dengan maksud dan arah arti penting objek.
SASARAN Secara etimologis, di dalam konteks ini, istilah ‘sasaran’ diterjemahkan dari kata ‘objective(s)’. Dengan demikian, istilah ‘sasaran’ diartikan sebagai target/hasil antara atau rincian target/hasil yang ingin diraih. Di dalam konteks Tesis Arsitektur pada Program studi magister teknik arsitektur UAJY, istilah ‘sasaran’ diartikan sebagai rincian hasil akhir (kualitas desain) yang ingin dicapai melalui penekanan studi. Istilah ‘sasaran’ diartikan sebagai penegasan lebih rinci akan tujuan yang telah dirumuskan, atau sesuatu yang nyata dan dapat dicapai dengan segera melalui usaha analisis penekanan studi. Atau, secara singkat, ‘sasaran’ diartikan sebagai rincian ‘tujuan’. Dengan kata lain, sasaran menyangkut jawaban akan pertanyaan: "Seperti apa rincian target yang diharapkan, berkaitan dengan penekanan studinya?" Dengan melihat ‘posisi’nya bagi proses peraihan target hasil akhir, di dalam konteks Tesis Arsitektur pada Program studi magister teknik arsitektur UAJY, Sasaran adalah: o Rincian hasil akhir—di dalam konteks totalitas hasil akhir—yang ingin dicapai melalui penekanan studi, atau o Rincian hasil per tahap di dalam proses peraihan hasil akhir—yang ingin dicapai melalui penekanan studi. Sebagai rincian hasil akhir dalam konteks totalitas hasil akhir—yang ingin dicapai melalui penekanan studi, ‘sasaran’ dapat diartikan sebagai uraian rinci akan ‘tujuan’ yang ingin dicapai melalui penekanan studi—tanpa memperlihatkan proses yang akan dilalui di dalam peraihan tujuan tersebut.
30
SASARAN
SASARAN
TUJUAN SASARAN
SASARAN SASARAN
KETERANGAN: TUJUAN
Tujuan diartikan sebagai hasil akhir yang ingin dicapai melalui penekanan studi
SASARAN Sasaran diartikan sebagai rincian hasil akhir di dalam konteks totalitas hasil akhir—yang ingin dicapai melalui penekanan studi
Gambar 7 Sasaran sebagai Rincian Tujuan
Sebagai rincian hasil per tahap (kualitas desain)—di dalam proses peraihan hasil akhir—yang ingin dicapai melalui penekanan studi, ‘sasaran’ dapat diartikan sebagai uraian rinci akan ‘tujuan’ yang ingin dicapai melalui penekanan studi—dengan memperlihatkan proses yang akan dilalui di dalam peraihan tujuan tersebut. SASARAN
KETERANGAN: SASARAN
SASARAN
TUJUAN SASARAN
TUJUAN Tujuan diartikan sebagai hasil akhir yang ingin dicapai melalui penekanan studi
SASARAN PROSES TAHAP I
PROSES TAHAP II
PROSES TAHAP-TAHAP SELANJUTNYA
PROSES TAHAP TERAKHIR
Sasaran diartikan sebagai rincian hasil per tahap—di dalam proses peraihan hasil akhir—yang ingin dicapai melalui penekanan studi
Gambar 8 Sasaran sebagai Rincian Hasil di dalam Proses Peraihan Tujuan
LINGKUP STUDI Pengertian istilah "lingkup studi" tidak sama dengan pengertian istilah "lingkup pembahasan”. Substansi lingkup pembahasan adalah batasan mengenai materi dan pendekatan yang dilakukan di dalam pembahasan seluruh isi tesis. Substansi lingkup studi adalah batasan mengenai materi dan pendekatan yang dilakukan di dalam analisis, yang dimaksudkan untuk mencari penyelesaian 31
penekanan studi yang dicantumkan di dalam rumusan permasalahan. Lingkup Studi memuat: MATERI STUDI PENDEKATAN STUDI
MATERI STUDI Materi studi merupakan batasan mengenai aleman dan/atau komponen dan/atau unsur arsitektural yang ditelaah dalam bagian analisis permasalahan. Pemilihan materi studi ini, tentu saja, harus diselaraskan dengan penekanan studi yang dicantumkan di dalam rumusan permasalahan. Materi Studi yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi menunjuk bagian-bagian obyek studi yang akan diolah sebagai Penekanan Studi. Materi Studi yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi harus meliputi: o lingkup substantial, o lingkup temporal, dan o lingkup spatial. LINGKUP SPATIAL Lingkup Spatial menunjuk bagian-bagian ruang pada obyek studi yang akan diolah sebagai penekanan studi. Penentuan bagian-bagian ruang pada bangunan atau obyek studi ini akan berpengaruh pada pembatasan ruang lingkup analisis dan aplikasinya pada bagian-bagian ruang di dalam bangunan atau obyek studi—yang berkaitan dengan analisis Penekanan Studi. Contoh Materi Studi yang berkaitan dengan Lingkup Spatial: Bagian-bagian obyek studi yang akan diolah adalah: o Ruang Luar dari bagian obyek studi yang akan diolah sebagai Penekanan Studi o Ruang Dalam dari bagian yang akan diolah sebagai Penekanan Studi o Ruang Luar dan Ruang Dalam dari bagian yang akan diolah sebagai Penekanan Studi o Ruang Komunal dari bagian yang akan diolah sebagai Penekanan Studi Contoh pengungkapan Lingkup Spatial—yang dicantumkan di dalam Materi Studi: o Bagian-bagian obyek studi yang akan diolah sebagai penekanan studi adalah ruang luar dan ruang dalam o Bagian-bagian obyek studi yang akan diolah sebagai penekanan studi adalah ruang luar LINGKUP SUBSTANSIAL Lingkup Substansial menunjuk materi dari bagian-bagian ruang pada obyek studi yang akan diolah sebagai penekanan studi. Penentuan materi dari bagian-bagian ruang pada bangunan atau obyek studi ini akan berpengaruh pada substansi analisis dan aplikasinya pada bagian-bagian ruang di dalam bangunan atau obyek studi—yang berkaitan dengan substansi Penekanan Studi. Contoh Materi Studi yang berkaitan dengan Lingkup Substansial: o Elemen-elemen/Komponen-komponen Arsitektural dari bagian diolah sebagai Penekanan Studi o ‘Suprasegmen’ Arsitektural (Bentuk, Jenis Bahan, Warna, Tekstur, Ukuran/Skala/Proporsi) dari bagian yang akan diolah sebagai Penekanan Studi o Ruang Komunal dari bagian yang akan diolah sebagai Penekanan Studi Contoh pengungkapan Lingkup Substansial—yang dicantumkan di dalam Materi Studi: 32
o Bagian-bagian ruang luar dan ruang dalam pada obyek studi yang akan diolah sebagai penekanan studi adalah suprasegmen arsitektur—yang mencakup bentuk, jenis bahan, warna, tekstur, dan ukuran/skala/proporsi—pada elemen-elemen pembatas, pengisi, dan pelengkap ruangnya. LINGKUP TEMPORAL Lingkup Temporal menunjuk target waktu penelitian
PENDEKATAN STUDI Pendekatan merupakan batasan mengenai dasar tinjauan atau aspek tinjauan yang dilakukan dalam analisis permasalahan. Pemilihan pendekatan ini, tentu saja, harus spesifik dan sesuai dengan penekanan studi yang dicantumkan di dalam rumusan permasalahan. Contoh pengungkapan Pendekatan Studi—yang dicantumkan di dalam Materi Studi: o Penyelesaian penekanan studi akan dilakukan dengan pendekatan psikologi arsitektur.
METODE STUDI
POLA PROSEDURAL / CARA PENARIKAN KESIMPULAN TATA LANGKAH
POLA PROSEDURAL Pola prosedural adalah penjelasan mengenai pola kerja penalaran yang dipergunakan dalam analisis permasalahan. Cara kerja penalaran dapat berupa deduktif, induktif, atau komparasi. Cara kerja penalaran ini perlu dipilih secara tepat untuk dicantumkan dalam pola prosedural. Tentu saja, pemilihannya harus diselaraskan dengan rumusan permasalahan.
TATA LANGKAH Tata langkah merupakan uraian secara garis besar mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian:
Metode Pengumpulan Data (kebutuah data, sumber data, instrumen mencari data, sifat data)
Metode Analisis Data
Metode Penarikan Kesimpulan
SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan/pembahasan berisi tentang kerangka pembahasan yang akan dituangkan dalam tesis. Sistematika ini mencakup seluruh bagian tesis, mulai dari bagian awal sampai dengan bagian akhir tesis Tesis, dan tidak hanya mencakup sistematika analisis permasalahan. 33
BAGIAN
TINJAUAN HAKIKAT OBYEK STUDI
34
TINJAUAN HAKIKAT OBYEK STUDI Tinjauan hakikat obyek studi merupakan paparan singkat mengenai hal-hal yang hakiki pada obyek studi, yang dapat berperan di dalam perencanaan dan penelitian obyek studi tersebut. Substansinya disesuaikan dengan kebutuhan untuk proses analisis, dan bukan sekadar definisi obyek studi saja. Tinjauan hakikat obyek studi dapat berisi: o Pengertian Obyek Studi o Fungsi dan Tipologi Obyek Studi o Persyaratan, Kebutuhan/Tuntutan, Standar-standar Perencanaan dan Penelitian, dan lain-lain. o Penjelasan-penjelasan Lain yang diperlukan
PENGERTIAN OBYEK STUDI Bagian ini memuat penjelasan mengenai pengertian secara harfiah/etimologis maupun pengertian baku ataupun pengertian operasional tentang obyek studi.
FUNGSI DAN TIPOLOGI OBYEK STUDI Bagian ini memuat penjelasan mengenai fungsi obyek studi, dan pengelompokannya ke dalam klasifikasinya tipologis bangunan.
PERSYARATAN, KEBUTUHAN/TUNTUTAN, STANDARSTANDAR PERENCANAAN DAN PENELITIAN YANG BERKAITAN DENGAN OBYEK STUDI TERKAIT Bagian ini memuat paparan mengenai berbagai hal yang menjadi batasan ataupun dasar—berupa persyaratan, kebutuhan/tuntutan, standar-standar—bagi perencanaan dan penelitian obyek studi. Data yang dituangkan pada bagian ini, tentu saja, harus difokuskan pada data yang berkaitan dengan perencanaan dan penelitian obyek studi tersebut.
PENJELASAN-PENJELASAN LAIN Bagian ini memuat paparan mengenai berbagai hal lainnya yang dianggap perlu, misalnya Visi, Misi, Ideologi, dan Filosofi yang berkaitan dengan obyek studi, sejauh berkaitan dan dibutuhkan untuk proses analisis
35
BAGIAN
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIKAL
36
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIKAL Tinjauan Pustaka dan Landasan Teoretikal merupakan paparan singkat mengenai hal-hal esensial yang berkait dengan obyek studi dan permasalahan, yang diperoleh dari sumber pustaka tertentu dan mengenai landasan teoretikal yang akan dipergunakan di dalam analisis. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teoretikal dapat berisi: o Tinjauan Pustaka dan Landasan Teoretikal tentang Materi Studi o Tinjauan Pustaka dan Landasan Teoretikal tentang Target Studi o Tinjauan Pustaka dan Landasan Teoretikal tentang Landasan Filosofis, Idiel, atau Pendekatan
TINJAUAN PUSTAKA DAN/ATAU LANDASAN TEORETIKAL TENTANG MATERI STUDI Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal yang berkait dengan Batasan Teoretikal Materi Studi, dan disesuaikan Materi Studi yang diajukan pada Rumusan Penekanan Studi. Misalnya: ○ Pengertian dan Batasan Ruang Luar dan Ruang Dalam, Ruang Komunal ○ Pengertian dan Batasan Elemen-elemen/Komponen-komponen Arsitektural ○ Pengertian dan Batasan ‘Suprasegmen’ Arsitektural (Bentuk, Jenis Bahan, Warna, Tekstur, Ukuran/Skala/Proporsi) yang Menjadi Penekanan Studi
TINJAUAN PUSTAKA DAN/ATAU LANDASAN TEORETIKAL TENTANG TARGET STUDI Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal yang berkait dengan Batasan Target Studi yang akan digapai, dan disesuaikan dengan Target Kualitas Desain Obyek Studi yang diajukan pada Rumusan Penekanan Studi. (lihat contoh di dalam pagina terlampir) Misalnya: (disesuaikan dengan Target Studi yang diajukan pada rumusan Penekanan Studi) Tinjauan/Kajian Pustaka dan Landasan Teoretikal tentang “Kedinamisan”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan Landasan Teoretikal tentang ”Ekspresif”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan Landasan Teoretikal tentang “Ekspresi Sakral”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan Landasan Teoretikal tentang “Suasana Sakral”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan Landasan Teoretikal tentang “Suasana Akrab”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan Landasan Teoretikal tentang “Ekspresi Monumental”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan Landasan Teoretikal tentang “Ekspresi Agung”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan Landasan Teoretikal tentang “Kenyamanan Thermal”
TINJAUAN PUSTAKA DAN/ATAU LANDASAN TEORETIKAL TENTANG LANDASAN FILOSOFIS, ALIRAN, ATAU PENDEKATAN Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal—yang berkait dengan Landasan Filosofis Aliran/Institusional/Personal dan/atau Landasan Ideologis Aliran/institusional dan/atau Landasan Idiel (Gagasan Desain) Aliran/Institusional/Personal dan/atau Ancangan/Pendekatan Penelitian—yang 37
akan digunakan di dalam menggapai target kualitas desain obyek studi (sesuai Landasan Filosofis dan/atau Landasan Ideologis dan/atau Landasan Idiel (Gagasan Desain) dan/atau Ancangan/Pendekatan Penelitian yang diajukan pada Rumusan Penekanan Studi). Isi bagian ini dapat berupa: (sesuai dengan landasan yang dicantumkan di dalam Penekanan Studi, Tinjauan/Kajian Pustaka dan Landasan Teoretikal dapat berupa salah satu dari pilihan berikut) o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal Filosofis Landasan Filosofis-Religius, Landasan Filosofis-Sosiologik, Landasan Filosofis-Penelitian, atau Landasan Filosofis-Pribadi, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal Idiel Landasan Ideologis, Landasan Idiel Desain, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal Ancangan/Pendekatan Penelitian, Ancangan/Pendekatan Tekstual, atau Ancangan/Pendekatan Pribadi
TINJAUAN PUSTAKA DAN/ATAU LANDASAN TEORETIKAL FILOSOFIS Bagian ini memuat paparan mengenai nilai-nilai filosofis yang akan dipergunakan sebagai landasan atau dasar pijakan analisis perencanaan dan penelitian untuk mencapai target studi yang dicantumkan di dalam penekanan studi. TINJAUAN/KAJIAN PUSTAKA DAN/ATAU LANDASAN TEORETIKAL FILOSOFIS-RELIGIUS Berupa tinjauan/kajian dan/atau landasan teoretikal tentang nilai-nilai filosofis yang terkandung pada suatu religi tertentu, yang dikutip untuk dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target studi yang dicantumkan di dalam penekanan studi, misalnya: ○ Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Islami”, ○ Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Purusa dan Prakrti”, ○ Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Vâstu-Purusa Mandala”, ○ Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Stupa”, ○ Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Harmika”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Dharma Chakra”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Trinitas”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Buddhisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Hinduisme” o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Kosmologi Buddhisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Kosmologi Hinduisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Kosmologi Taoisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Kosmologi Confusianisme” TINJAUAN/KAJIAN PUSTAKA DAN/ATAU LANDASAN TEORETIKAL FILOSOFIS-SOSIOLOGIK Berupa tinjauan/kajian dan/atau landasan teoretikal tentang nilai-nilai filosofis yang terkandung pada suatu masyarakat tertentu, yang mungkin saja bersifat eksklusif atau pun dapat bersifat universal, yang dikutip untuk dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target studi yang dicantumkan di dalam 38
penekanan studi, misalnya: o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Harmoni Kosmos”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Feng-Shui”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Yin-Yang”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Keseimbangan Kosmologis dan Kosmogonis”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Keseimbangan Kosmogenitas”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Arsitektur sebagai Citra Daur Kehidupan”, atau o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Harmoni Kosmos”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Humanistik”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Kejawen”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Deterministik” TINJAUAN/KAJIAN PUSTAKA DAN/ATAU LANDASAN TEORETIKAL FILOSOFIS-PENELITIAN Berupa tinjauan/kajian dan/atau landasan teoretikal tentang nilai-nilai filosofis penelitian tertentu yang perlu dipedomani di dalam penelitian, yang dikutip untuk dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target studi yang diajukan di dalam penekanan studi, misalnya: o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Bentuk mengikuti fungsi”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Less is more”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Less is bore”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Fungsi mengikuti bentuk”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Bentuk dan fungsi adalah identik”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Bentuk memperlihatkan fungsi”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Bentuk mengacu pada fungsi”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Bentuk mengikuti fungsi struktur”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Bentuk memperlihatkan kegunaan dan struktur”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Bentuk mendahului fungsi”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Bentuk memperlihatkan kejujuran tampilan”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Kejujuran harus diungkapkan pada tampilan rancangan”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Tampilan bangunan harus mencerminkan keadaan bagian dalamnya”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Bangunan harus serasi, selaras, dan seimbang dengan lingkungannya”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Hubungan antar ruang dapat mempengaruhi dan menentukan hubungan sosial antar pemakainya”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Tujuan utama di dalam 39
penelitian arsitektur adalah memperbaiki skala manusiawi pada bangunan dan kota”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Rancangan arsitektur harus memperlihatkan nilai jaman”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Kesatuan antara bangunan dengan bumi tempat-berpijaknya” LANDASAN TEORETIKAL FILOSOFIS-PRIBADI Berupa tinjauan/kajian dan/atau landasan teoretikal tentang nilai-nilai filosofis tertentu—yang berasal dari gagasan pribadi—yang perlu dipedomani di dalam penelitian, yang dikutip untuk dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target studi yang diajukan di dalam penekanan studi, misalnya: o Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Bentuk adalah Harmoni Kehidupan”, o Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Bentuk memperlihatkan Irama Jiwani”, o Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Fungsi di Atas Segalanya”, o Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Struktur memperlihatkan Kekuatan Hidup”, o Landasan Teoretikal tentang Filosofi “Fungsi dan Bentuk serta Struktur adalah Satu”
TINJAUAN PUSTAKA DAN/ATAU LANDASAN TEORETIKAL IDIEL Bagian ini memuat paparan mengenai ideologi atau gagasan yang dikutip dari suatu sumber tertentu atau yang berasal dari gagasan pribadi, yang akan dipergunakan sebagai landasan atau dasar pijakan analisis perencanaan dan penelitian untuk mencapai target studi yang dicantumkan di dalam penekanan studi. TINJAUAN/KAJIAN PUSTAKA DAN/ATAU LANDASAN TEORETIKAL IDEOLOGIS Berupa tinjauan/kajian dan/atau landasan teoretikal tentang hakikat ideologi suatu aliran tertentu, yang dikutip untuk dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target studi yang diajukan di dalam penekanan studi, misalnya: o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Arsitektur Kontemporer”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Arsitektur Metabolik”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Arsitektur Metafisikal”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Arsitektur Vernakuler”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Art Deco”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Art Nouveau”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Arts and Crafts”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Bauhaus”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Birokratikisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Blaue Reiter” atau “Blue Rider”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Brutalisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Camp”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Dadaisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “De Stijl”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Dekonstruktivisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Determinisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Eksistensialisme, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Ekspresionisme”, 40
o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o
Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Empirisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Fantastikisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Fauvisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Fenomenologisme” Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Fungsionalisme Geometrik”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Fungsionalisme Utilitarian”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Fungsionalisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Futurisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Humanisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Klasikisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Konstruktivisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Kontekstualisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Kosmologisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Kubisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Late-Modernism”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Meta-Art”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Metamorfisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Modernisme Fungsional”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Modernisme Internasional”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Mutualisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Naturalisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Organikisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Pasca-Modernisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Pluralisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Positivisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Pragmatisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Purisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Rasionalisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Regionalisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Romantikisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Secession”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Strukturalisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Supersensualisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Surealisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Tradisionalisme”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Ideologi “Utilitarianisme”,
TINJAUAN/KAJIAN PUSTAKA DAN/ATAU LANDASAN TEORETIKAL IDIEL/GAGASAN DESAIN Berupa tinjauan/kajian dan/atau landasan teoretikal tentang hakikat gagasan suatu aliran tertentu, yang dikutip untuk dijadikan dasar pijakan untuk mencapai target studi yang diajukan di dalam penekanan studi. Berbeda dengan ‘landasan ideologis’ yang menekankan pada penggunaan ideologi—falsafah atau pandangan ‘hidup’ yang bersifat sangat mendasar—dari suatu aliran sebagai landasan studi, ‘landasan idiel desain’ menekankan pada penggunaan idea atau gagasan desain— yang bersifat lebih operasional, sebagai operasionalisasi-ideologis desain—suatu aliran sebagai 41
landasan studi, misalnya: o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Arsitektur Kontemporer”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Arsitektur Metabolik”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Arsitektur Metafisikal”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Arsitektur Vernakuler”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Art Deco”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Art Nouveau”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Arts and Crafts”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Birokratikisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Blaue Reiter” atau “Blue Rider”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Brutalisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Camp”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Dadaisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “De Stijl”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Dekonstruktivisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Determinisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Eklektikisme”. o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Eksistensialisme, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Ekspresionisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Fantastikisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Fauvisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Fungsionalisme Geometrik”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Fungsionalisme Utilitarian”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Fungsionalisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Futurisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Humanisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Klasikisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Konstruktivisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Kontekstualisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Kosmologisme”, 42
o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Kubisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “LateModernism”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Meta Art”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Metamorfisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Modernisme Fungsional”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Modernisme Internasional”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Mutualisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Naturalisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Organikisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Parametrik”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “PascaModernisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Pluralisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Pragmatisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Purisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Rasionalisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Regionalisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Revivalisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Romantikisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Secession”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Strukturalisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Supersensualisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Surealisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Tradisionalisme”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Gagasan Desain “Utilitarianisme”,
TINJAUAN PUSTAKA DAN/ATAU LANDASAN TEORETIKAL ANCANGAN PENELITIAN Berupa tinjauan/kajian dan/atau landasan teoretikal tentang hakikat dan makna landasan yang berasal dari ancangan/pendekatan penelitian yang dikutip dari suatu sumber tertentu atau yang berasal dari gagasan pribadi, yang dijadikan dasar pendekatan untuk mencapai target studi yang diajukan di dalam penekanan studi. TINJAUAN/KAJIAN PUSTAKA DAN/ATAU LANDASAN TEORETIKAL ANCANGAN TEKSTUAL Berupa tinjauan/kajian dan/atau landasan teoretikal tentang hakikat dan makna landasan yang berasal dari ancangan yang dikutip dari suatu sumber tekstual (tertulis) tertentu, yang dijadikan dasar pendekatan untuk mencapai target studi yang diajukan di dalam penekanan studi, misalnya: 43
o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o
Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Analogi Bentuk”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Analogi Filosofi”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Analogi Struktur”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Analogi Biologi”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Analogi Personal/Antropografika”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Analogi Simbolik. Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Pragmatika”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Sintaktika”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Semantika”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Semiotika”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Simbolika”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Ikonika”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Ikonografika”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Indeksika. Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Preseden Hasil Karya Arsitektur”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Preseden Gagasan Arsitektur”. Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Unity”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Proksemik” (Teori tentang Jarak, Skala). Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Psikologi Ruang”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Psikologi Lingkungan”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Psikologi Anak”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Psikologi Remaja”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Psikologi Manusia Lanjut Usia”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Perilaku Pemakai Ruang”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Teori Persepsi”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Sosiologi Pemakai Ruang”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Teknologi Metabolis”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Ekonomi Bangunan”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Antropometri”. Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Teori Jalur Sepusat (Concentric Zone Theory)”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Teori Sektor (Sector Theory)”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Teori Pusat Lipat Ganda (Multiple Nuclei Concept)” Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan Teori “FigureGround Theory”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Linkage Theory”, 44
Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Place Theory”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Teori Linier”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Teori Grid”, Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Teori Cul-de-Sac”. Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Architecture in Context”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Konteks dan Kontras”, o Tinjauan/Kajian Pustaka dan/atau Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Visual Appropriateness”. o o o o o
TINJAUAN/KAJIAN PUSTAKA DAN/ATAU LANDASAN TEORETIKAL ANCANGAN PRIBADI Berupa tinjauan/kajian dan/atau landasan teoretikal tentang hakikat dan makna landasan yang berasal dari ancangan yang berasal dari gagasan pribadi, yang dijadikan dasar pendekatan untuk mencapai target studi yang diajukan di dalam penekanan studi, misalnya: o Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Analogi Tatanan Alam Semesta”, o Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Analogi Bumi dan Rembulan”, o Landasan Teoretikal tentang Pendekatan “Analogi Hukum Kesetimbangan Mekanika Newton”,
45
46
BAGIAN
ANALISIS
47
ANALISIS ANALISIS PENEKANAN STUDI Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Analisis Perencanaan Penekanan Studi dimaksudkan sebagai kajian untuk memperoleh garis besar solusi yang telah dirumuskan di dalam Rumusan Permasalahan. Isi bagian ini perlu disesuaikan dengan rumusan penekanan studi. Analisis Penekanan Studi mencakup: Analisis Wujud yang sesuai dengan prinsip-prinsip Target Kualtitas Penekanan Studi, yang mencakup: Bentuk Jenis Bahan Warna Bahan Tekstur Ukuran/Skala/Proporsi Analisis Ciri-Konseptual yang terkandung di dalam Landasan Filosofis/Ideologi/Idiel/Ancangan Penekanan Studi Analisis Ciri-Wujud Esensial yang terkandung di dalam Landasan Filosofis/Ideologi/Idiel/Ancangan Penekanan Studi, mencakup: Bentuk Jenis Bahan Warna Bahan Tekstur Ukuran/Skala/Proporsi
ANALISIS PENELITIAN Di dalam konteks ini, Analisis Penelitian Penekanan Studi dimaksudkan sebagai kajian untuk memperoleh ’gambaran’ solusi rinci dan konkret bagi penekanan desain yang telah dirumuskan di dalam Rumusan Permasalahan. ANALISIS PENELITIAN TATA BANGUNAN DAN RUANG Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran rinci dan konkret mengenai rancangan perletakan bangunan, penanganan tampilan bangunan, gubahan wujud bangunan, kualitas ruang, dan garis besar rencana perletakan dan penanganan wujud elemen-elemen pembatas ruang maupun elemen pengisi ruang serta elemen pelengkap ruang. ANALISIS PENELITIAN AKLIMATISASI RUANG Analisis ini mencakup: o Penghawaan Ruang o Pencahayaan Ruang o Akustika Ruang Analisis Penghawaan Ruang
48
Analisis ini ditujukan untuk pemerolehan sistem penghawaan dan wujud rancangannya yang akan dipergunakan, dilakukan dengan melalui pertimbangan terhadap kecocokan karakteristiknya pada karakteristik bangunan/ruang yang akan dibuat. Analisis Pencahayaan Ruang Analisis ini ditujukan untuk pemerolehan sistem pencahayaan dan wujud rancangannya yang akan dipergunakan, dilakukan dengan melalui pertimbangan terhadap kecocokan karakteristiknya pada karakteristik bangunan/ruang yang akan dibuat. Analisis Akustika Ruang Analisis ini ditujukan untuk pemerolehan sistem akustika dan wujud rancangannya yang akan dipergunakan, dilakukan dengan melalui pertimbangan terhadap kecocokan karakteristiknya pada karakteristik bangunan/ruang yang akan dibuat. ANALISIS PENELITIAN STRUKTUR DAN KONSTRUKSI Analisis ini mencakup: o Sistem Struktur o Konstruksi dan Bahan Bangunan Analisis Sistem Struktur Analisis ini ditujukan untuk pemerolehan sistem struktur yang akan dipergunakan, dilakukan dengan melalui pertimbangan terhadap kecocokan karakteristik sistem struktur pada karakteristik bangunan yang akan dibuat. Analisis Konstruksi dan Bahan Bangunan Analisis ini ditujukan untuk pemerolehan konstruksi dan bahan bangunan yang akan dipergunakan, dilakukan dengan melalui pertimbangan terhadap kecocokan karakteristiknya pada karakteristik bangunan yang akan dibuat. ANALISIS PENELITIAN PERLENGKAPAN DAN KELENGKAPAN BANGUNAN Analisis ini mencakup: o Analisis Perlengkapan Bangunan o Analisis Kelengkapan Bangunan Analisis Perlengkapan Bangunan Analisis ini mencakup: Analisis Sistem dan Peralatan Komunikasi dan Sound System Analisis Sistem dan Peralatan Penanggulangan Bahaya Akibat Kebakaran Analisis Sistem dan Peralatan Penanggulangan Bahaya Akibat Petir Analisis Kelengkapan Bangunan Analisis ini mencakup: Analisis Kebutuhan dan Tata Letak serta Tata Rupa Gardu Jaga (jika ada) Analisis Kebutuhan dan Tata Letak serta Tata Rupa Ruang Genset (jika ada) Analisis Kebutuhan dan Tata Letak serta Tata Rupa Water Tower (jika ada) Analisis Kebutuhan dan Tata Letak serta Tata Rupa Area Parkir (jika ada)
ANALISIS PENEKANAN STUDI Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Analisis Penelitian Penekanan Studi dimaksudkan sebagai kajian untuk memperoleh ’gambaran’ solusi bagi penekanan desain yang telah dirumuskan di dalam 49
Rumusan Permasalahan. Dengan demikian, analisis pada bagian ini harus diarahkan pada pemerolehan rumusan rinci dan konkret tentang kualitas wujud yang diteliti. Isi bagian ini perlu disesuaikan dengan rumusan penekanan studi. Analisis Penekanan Studi mencakup: Analisis Wujud Analisis Ciri-Konseptual yang terkandung di dalam Landasan Filosofis/Ideologi/Idiel/Ancangan Penekanan Studi Analisis Ciri-Wujud Esensial yang terkandung di dalam Landasan Filosofis/Ideologi/Idiel/Ancangan Penekanan Studi
50
BAGIAN
KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN
51
KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN Pada hakikatnya, Kesimpulan dan Saran Penelitian merupakan pemertegasan kembali secara singkat tentang hasil kajian yang telah dilakukan di dalam bagian Analisis; substansi konsep ditindaklanjuti dari analisis, mencakup: o Kesimpulan Analisis, dan o Saran Penelitian.
52
BAGIAN
DAFTAR PUSTAKA
53
DAFTAR PUSTAKA Buku-buku yang akan dipergunakan dalam pembahasan (dan analisis permasalahan) perlu dicantumkan dalam daftar pustaka. Buku-buku standar atau kamus/ensiklopedi tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka. Pencantuman daftar buku dalam daftar pustaka ini harus dilakukan berdasarkan aturan yang berlaku.
54