BAB II PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
B
ab 2 ini akan membahas mengenai proklamasi kemerdekaan Indonesia, dimana secara garis besar pembahasan dalam bab ini dibagi menjadi dua yaitu masa peristiwa sebelum proklamasi kemerdekaan dan
peristiwa setelah proklamasi kemerdekaan. Peristiwa yang dibahas dalam bab ini seperti penyerangan Jepang terhadap pangkalan angkatan laut Amerika Serikat (Pearl Harbour), peristiwa penjatuhan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki oleh Sekutu, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, pembetukan BPUPKI dan PPKI, peristiwa pengasingan Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok oleh golongan muda, penyusunan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia, peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia, dan perumusan dasar-dasar negara dan struktur pemerintahan.
TIK Setelah mempelajari bab 2 ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menganalisis hubungan peristiwa yang terjadi sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan jelas. 2. Menjelaskan peranan tokoh Indonesia dalam diplomasi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. 3. Mendeskripsikan
perjuangan
kemerdekaan
Indonesia
menjelang
setelah
proklamasi
proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan jelas. 4. Mendeskripsikan
usaha
Republik
Indonesia
kemerdekaan Indonesia dalam merumuskan struktur dan sistem pemerintahan dengan tepat
Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan titik awal bagi bangsa Indonesia dalam memperoleh sebuah kemerdekaan. Kemerdekaan yang mana sebelumnya belum pernah dirasakan akibat dari penjajahan bangsa asing. Proklamasi adalah sebuah pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat.
19 | S N I 5
Pemberitahuan yang menandakan suatu ketetapan, kebebasan bagi seluruh rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan. Proklamasi kemerdekaan Indonesia menunjukkan keberanian dan sikap bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri. Sebelum peristiwa proklamasi di Indonesia terjadi, bangsa Jepang merupakan kan bangsa yang menjajah Indonesia pada saat itu. 7 Des 1941 Jepang Menyerang Pearl Harbour
15 Ags 1945 Jepang menyerah
Pra Proklamasi 6 & 9 Ags 1945 Nagasaki dan Hiroshima Di Bom oleh Sekutu
Proklamasi
Pasca Proklamasi
16 Ags 1945 Peristiwa Rengasdengklok
ebelum Proklamasi 1. Peristiwa Sebelum Jepang yang menduduki Indonesia (1942-1945) (1942 1945) merupakan salah satu negara yang terlibat langsung dalam perang dunia kedua. Pada awal perang, Jepang memperoleh kemenangan. Penyerbuannya di Manchuria pada tahun 1933 berhasil dengan baik. Setelah itu berhasil menghancurkan salah satu pangkalan militer Amerika Serikat, yakni pangkalan militer Pearl Harbour, Hawai.
Foto Pearl Harbor dari pesawat terbang Jepang menunjukkan barisan kapal tempur di awal penyerangan. Ledakan yang tampak di tengah gambar adalah serangan torpedo ke USSWest West Virginia Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Pengeboman_Pearl_Harbor
20 | S N I 5
Kemenangan yang diperoleh pasukan Jepang itu, ternyata tidak berlangsung lama. Dalam usahanya menguasai Australia, Jepang terpukul dalam pertempuran Laut Karang pada tanggal 7 Mei 1942 (Moedjanto, 1988). Pertempuran ini ternyata merupakan awal kekalahan Jepang dari negara-negara Sekutu. Pada awal perang, memang Jepang memperlihatkan kekuatan yang cukup kuat. Angkatan perangnya berhasil menduduki Malaya, Singapura, Birma, Indonesia, Filipina, kepualauan Salamon dan bahkan Australia. Jenderal Mac Arthur
menuju
Australia
untuk
menyusun
kembali
kekuatan
Sekutu
(Soebantardjo, 1960:20). Peristiwa itu berlangsung antara tahun 1941 sampai tahun 1942. Meskipun Jepang telah mengalami kekalahan di dalam pertempuran Laut Karang, tetapi dalam gerakannya ke Selatan Jepang telah menyerbu pula ke Indonesia (Hindia Belanda). Pada tanggal 11 Januari 1942 tentara Jepang telah mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur dan pada tanggal 12 Januari 1942 komandan pasukan Belanda di Kalimantan menyerah. Melihat kemenangan yang diperoleh Jepang di Indonesia, Sekutu mengerahkan kekuatan untuk membantu Belanda. Kekuatan Sekutu itu menurut Nugroho Notosusanto “kekuatan Sekutu yang dikerahkan ke Indonesia untuk membantu Belanda terdiri dari tiga resimen infantri Belanda, tiga Batalyon Australia yang didukung dua kompi pasukan berlapis baja” (Roem, 1979). Gambaran di atas menunjukkan bahwa Sekutu telah berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk membendung laju gerak cepat di Indonesia. Kekuatan Sekutu tersebut berhadapan dengan pasukan-pasukan Jepang yang mendaratkan Divisi ke-48 di Jawa Tengah, dekat perbatasan Jawa Timur (Notosusanto, 1979). Kekuatan Jepang ini khusus dipergunakan untuk merebut pulau Jawa berada di bawah komando tentara ke-16 yang dipimpin oleh seorang perwira tinggi Jepang yang bernama Jenderal Imamura. Jelaslah kiranya bahwa kedua belah pihak mengerahkan kekuatan untuk mempertahankan posisi masingmasing.
21 | S N I 5
Pada pertengahan tahun 1942, Sekutu berhasil mengambil alih serangan. dan memperoleh kemenangan dipertempuran Laut Karang. Kemenangan besar juga diperoleh Sekutu didekat laut Bismarch. Pertempuran ini terjadi pada tanggal 1 Maret 1943, disinilah Laksamana Yamamoto gugur. a. Janji Mengenai Kemerdekaan Indonesia Pada tanggal 7 september 1944 di dalam Sidang Istimewa ke-85 Teikoku
Ginkai (Parlemen Jepang) di Tokyo, Perdana Menteri Koiso (pengganti Perdana Menteri Tojo) mengumumkan tentang pendirian Pemerintahan Kemaharajaan Jepang, bahwa daerah Hindia Timur (Indonesia) diperkenankan merdeka kelak di kemudian hari. Sebenarnya yang menyebabkan dikeluarkannya pernyataan tersebut adalah karena semakin terjepitnya Angkatan Perang Jepang. Dalam bulan Juli 1944, Kepulauan Siapan yang letaknya sudah sangat dekat dengan Kepulauan Jepang jatuh ke tangan Amerika, yang menimbulkan keguncangan dalam masyarakat Jepang (Poesponegoro dan Notosusanto, 2008). Situasi Jepang semakin memburuk di dalam bulan Agustus 1944. Terbukti bahwa moril masyarakat mulai mundur, produksi perang merosot yang kemudian berdampak pada kurangnya persediaan senjata dan amunisi, ditambah dengan timbulnya soal-soal logistic karena hilangnya sejumlah besar kapal angkut dan kapal perang. Tentara Jepang mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu. Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura). Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia (Sagan, Online).
22 | S N I 5
Setelah kepulauan pulauan Saipan direbut pasukan Sekutu, Sekutu, maka dengan mudah pesawat-pesawat pesawat tempur B-29 B 29 milik Angkatan Udara Amerika Serikat berhasil mencapai Jepang. Jepang tidak sanggup lagi menahan serangan Sekutu. ekutu. Untuk sementara pasukan Kamikaze (pasukan berani mati dari satuan Angkatan Udara Jepang) masih berusaha mempertahankan posisinya. Namun demikian setelah kepulauan Jepang berada dalam jarak pemboman pesawat B-29, 29, maka kekalahan Jepang sulit dihindari. Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom jatuh di kota Hirosima. Kemudian tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di kota Nagasaki. Sementara itu sehari sebelumnya, yakni 8 Agustus 1945, Rusia mengumumkan perang terhadap Jepang. Kajadian-kejadian kejadian itu cukup merepotkan tentara Jepang.
Awan jamur bom atom di langit Hiroshima (kiri) dan Nagasaki (kanan) Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Pengeboman_atom_Hiroshima_dan_Nagasaki
Melihat kenyataan yang terjadi pada saat itu, Kaisar Hirohito, harus berusaha mengambil keputusan sebaik-baiknya. sebaik baiknya. Pada tanggal 15 Agustus Kaisar Hirohito rohito menyampaikan pidatonya “setelah “setelah mempelajari dengan seksama keadaan dunia dengan keadaan sebenarnya yang ada dalam negara kami sekarang ini. Kami telah memutuskan untuk mengambil penyelesaian mengenai kesulitan yang kami hadapi bersama dengan memakai cara yang luar biasa. Kami telah menghubungi Amerika Serikat, Rusia, Cina Cina,, Inggris, bahwa negara kami
23 | S N I 5
menerima syarat-syarat mereka seperti yang tercantum dalam “Joint Declaration” (Hando, 197). Berdasarkan pidato Kaisar diatas, jelas menunjukkan bahwa Jepang sudah mengakui kekalahannya dari Sekutu, dengan menerima syarat-syarat yang diajukan dari pihak sekutu yaitu penyerahan tanpa syarat. Dengan pernyataan kaisar itu, berarti mengakhiri pertentangan yang berkembang di Jepang. Meskipun pernyataan Kaisar telah diumumkan dalam pidatonya yang disampaikan pada tanggal 15 Agustus 1945, tetapi secara resmi penyerahan Jepang nanti pada tanggal 2 September 1945. Hal itu ditandai dengan ditandatanganinya naskah penyerahan resmi antara Jepang dengan Sekutu yang berlangsung diatas kapal perang Amerika Serikat “Missouri” di teluk Tokyo. Isinya antara lain: 1) Jepang kehilangan Korea, Mancuria, Formosa dan kepulauan Kuril. Korea akan merdeka, Mancuria dan Formosa kembali pada Tiongkok dan kepulauan Kuril diambil oleh Rusia. 2) Selama perjanjian perdamaian antara Sekutu dan Jepang akan diduduki oleh tentara Sekutu (Soebantardjo, 1960). Kejadian-kejadian yang terjadi antara Jepang dan Sekutu juga turut mempengaruhi kebijksanaan-kebijaksanaan terhadap negara lain yang diduduki. Hal itu berlaku juga bagi Indonesia. Ketika Jepang berada dalam kesulitan, maka Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia kelak dikemudian hari. Namun, janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia masih samar-samar. Namun demikian peluang itu harus dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia sebaik-baiknya.
24 | S N I 5
Disaksikan Jenderal Richard K. Sutherland, Menteri Luar Negeri Jepang Mamoru Shigemitsu menandatangani Dokumen Kapitulasi Jepang di atas kapal USS Missouri, 2 September 1945. Sumber: Wikipeda.com
Berita tentang kekalahan Jepang telah berkembang begitu cepat di Jakarta, namun Ir. Soekarno dan Moh. Hatta tidak mengetahuinya. Mengingat pada tanggal 9 Agustus 1945 kedua tokoh tersebut diundang ke Dalat oleh Marsekal Terauchi, Panglima tertinggi angkatan perang Jepang dan seluruh Asia Tenggara, (Hatta,1982:18), untuk membicarakan janji kemerdekaan Indonesia oleh Jepang yang akan diberikan pada tanggal 7 September 1945. Sementara itu rakyat pun sudah menunggu dengan meneriakkan kata-kata “MERDEKA”. Semua meminta kepada Bung Karno untuk menyampaikan sepatah kata, yang segera dipenuhinya. Di dalam perjalanan pulang ke Jakarta, kedua pemimpin itu singgah di Singapura. Di singapura ia mendapat berita bahwa Rusia telah menyatakan perang terhadap Jepang, Mancuria telah mulai diserbu oleh Rusia. Berita tersebut didapatkan dari anggota PPKI yang mewakili Sumatra, yakni Dr. Amir, dan Teuku Mohammad Hasan. Sebenarnya Soekarno dan Hatta sudah memperkirakan bahwa Jepang sudah pasti kalah dalam perang, namun bukan dalam waktu secepat itu. Sementara di Jakarta para pemuda sudah menunggu kedatangan kedua tokoh
25 | S N I 5
tersebut dan membicarakan pelaksanaan proklamasi secepatnya tanpa adanya campur tangan dari pihak Jepang. Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang telah menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang. Inilah yang sebenarnya menimbulkan perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda mengenai pelaksanaan kemerdekaan Indonesia. Perbedaan pendapat itu menimbulkan beberapa peristiwa menjelang proklamasi. b. Peristiwa Rengasdengklok Golongan muda yang revolusioner tetap pada pendirian semula, bahwa proklamasi harus dilakukan dengan mengandalkan kekuatan sendiri, jadi harus lepas
dari
campur
tangan
pihak
Jepang.
Mereka
juga
menghendaki
dilaksanakannya proklamasi menurut yang telah digariskan oleh Marsekal Terauchi dalam pertemuan tiga pemimpin Indonesia di Dalat. Jadi harus lepas dari rapat PPKI, dimana PPKI adalah buatan Jepang (Nugroho Notosusanto, 1984:79). Sultan Syahrir merupakan tokoh pertama yang mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu pelaksanaan janji Jepang yang dinilainya hanya sebagai tipu muslihat belaka (Yasni, 1979). Desakan Sultan Syahrir kepada Bung Karno dan Hatta ternyata ditolak. Bung Karno dan Bung Hatta tetap berpendapat bahwa berita kekalahan Jepang
26 | S N I 5
harus ditanyakan dahulu kebenarannya pada pihak resmi. Kedua tokoh itu juga tetap berpendapat bahwa pelaksanaan proklamasi harus dibicarakan melalui rapat PPKI. Sikap Bung Karno dan Bung Hatta membuat pemuda kecewa. Syahrir pun gagal membujuk kedua tokoh tersebut maka langkah selanjutnya yang dilakukan pemuda adalah mengadakan rapat di ruang Bakteriologi Pegangsaan Timur, Jakarta. Rapat itu berlangsung pada tanggal 15 Agustus 1945. Diantara yang hadir Chairul Saleh, Djohan Nur, Wikana, Kusnandar (Adam Malik, 1975). Keputusan yang diambil pada rapat pemuda itu adalah masalah kemerdekaan Indonesia adalah masalah bangsa Indonesia, bukan masalah Jepang. Jadi tidak boleh menunggu dari pihak lain. Namun demikian, harus tetap dilakukan perundingan dengan Bung Karno dan Bung Hatta, supaya keduanya dapat diikutsertakan menyatakan proklamasi. Keputusan yang diambil oleh pemuda, segera disampaikan oleh Wikana dan Darwis. Tuntutan Wikana agar proklamasi dilaksanakan pada keesokan harinya telah menegangkan suasana. Dalam kesempatan itu, Wikana juga mengatakan bahwa apabila proklamasi tidak dilaksanakan besok, maka akan terjadi pertumpahan darah. Mendengar ancaman dari Wikana, Bung Karno mengeluarkan kata-kata yang bernada marah. Kata-kata itu berbunyi “Ini leherku, saudara boleh membunuh saya sekarang juga. Saya tidak bisa melepaskan tanggung jawab sebagai ketua PPKI” (Adam,1988). Semakin tajamnya perbedaan pendapat, mendorong para pemuda untuk mengadakan rapat kembali. Rapat itu dilakukan di Asrama Baperpi, Cikini 71 Jakarta menjelang tanggal 16 Agustus 1945. Keputusannya yang paling penting adalah bahwa Bung Karno dan Bung Hatta, harus dibawa keluar kota. Rapat tersebut selain dihadiri oleh para pemuda yang telah melaksanakan rapat di ruang Bakteriologi, juga dihadiri oleh Sukarni, Yusuf Kunto, Muwardi, Singgih dan beberapa Daidan dari Jakarta. Tujuan membawa Bung Karno dan Bung Hatta keluar kota adalah supaya keduanya terhindar dari pengaruh Jepang. Agar terhindar dari rasa curiga Jepang, maka Sudanco Singgih, mendapat tugas untuk melaksanakan rencana tersebut.
27 | S N I 5
Rencana berjalan lancar lancar karena diperolehnya dukungan dari Latief Hendraningrat. Latief Hendraningrat pada saat itu kebetulan melaksanakan tugas sebagai pengganti Daidanco Kasman Singodimejo yang bertugas di Bandung. Pemuda pertama-tama tama mendatangi rumah Bung Hatta. Hal itu it sesuai uai pengakuan Bung Hatta “Pukul Pukul 4.00 pagi sehabis sahur, Sukarni dan seorang lagi dari PETA menjemput saya, Sukarni berkata “Saya minta Bung ikut bersama kami”. Kemana kata saya (Hatta). Keluar Kelu kota, katanya. Untuk apa?? ““Ya kami (kelompok ok
pemuda)
akan
memerdekakan
Indonesia
dan
merumuskan
pemerintahan disana isana di luar kota”(Yasni, 1979 1979). Dari rumah Bung Hatta, kemudian rombongan terus menuju ke rumah Bung Karno, dengan maksud dan tujuan yang sama. Demikianlah pada tanggal 16 Agustus 1945, Sukarno, Moh. Hatta, Hatta, Fatmawati serta Guntur dibawa oleh kelompok pemuda
keluar kota.
Tempat yang dituju ternyata adalah
Rengasdengklok.
Peta Rengasdengklok
Rengasdengklok dipilih pemuda karena perhitungan militer. Antara anggota PETA, yakni Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat dapat hubungan yang
erat.
Mereka
pernah
bersama-sama bersama sama
dalam
latihan.
Selain
itu
Rengasdengklok memang letaknya terpencil, sekitar 15 km ke dalam dari kota Kedunggede, Karawang pada jalan raya Jakarta-Cirebon Jakarta Cirebon (Notosusanto, 1948). Dengan demikian deteksi dapat dengan mudah dilaksanakan terhadap setiap gerakan tentara Jepang yang akan datang ke Rengasdengklok, baik yang datang dari Jakarta maupun yang datang dari Bandung. Rombongan ditempatkan di rumah seorang keturunan Tionghoa Djiaw Kie Siong. Beliau iau adalah seorang petani kecil keturunan Tionghoa yang merelakan rumahnya ditempati oleh para
28 | S N I 5
tokoh pergerakan tersebut. Rumah Djiaw Kie Siong berlokasi di RT 001/09 Nomor 41 Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Rumah Djiaw Kie Siong berlokasi di RT 001/09 Nomor 41 Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat
Menurut keterangan Drs. Singgih, bahwa di Rengasdengklok terjadi perundingan antara pemuda dengan Sukarno. Perundingan itu berlangsung ketika Bung Hatta berada di luar ruangan. Sementara itu menurut keterangan Hatta mengatakan di Rengasdengklok tidak terjadi apa-apa, apa apa, bahkan sebagai akibat perbuatan pemuda yang membawanya ke Rengasdengklok menyebabkan proklamasi terlambat ambat satu hari (Mohammad Hatta, Hatta 1982).
Suasana rumah tempat pengasingan Ir.Soekarno & Moh. Hatta di Rengasdengklok
29 | S N I 5
c. Perumusan Teks Proklamasi Setelah Ahmad Subardjo mencari informasi akhirnya diketahui bahwa kedua pemimpin itu berada di Rengasdengklok, karena itu Ahmad Subardjo menyusul
ke
Rengasdengklok.
Keberangkatan
Ahmad
Subardjo
ke
Rengasdengklok bermaksud mengembalikan Bung Hatta ke Jakarta guna melakukan rapat PPKI yang terpaksa ditunda. Di Rengasdengklok terjadi persetujuan antara para pemuda dengan Ahmad Subardjo. Disinilah sumbangan terbesar Ahmad Subardjo menjelang proklamasi. Dengan penuh rasa tanggung jawab bersedia di muka Mayor Subeno, bahwa kalau proklamasi gagal, maka dirinya siap ditembak mati. Betul-betul sebuah janji yang mengandung resiko yang cukup tinggi. Jadi bisa dimaklumi kalau Ahmad Subardjo berusaha keras mewujudkan terlaksananya proklamasi tidak lewat dari tanggal 17 Agustus 1945. Setelah sampai di Jakarta, dilakukan persiapan untuk mengadakan rapat PPKI. Ahmad Subardjo menelpon ke Hotel Des Indes guna menyediakan ruangan untuk mengadakan rapat. Tetapi pihak hotel membalas, bahwa lewat pukul 10 malam tidak diperbolehkan mengadakan rapat lagi. Gagalnya memperoleh hotel Des Indes, membuat Subardjo meminta kesediaan Maeda untuk menyediakan rumahnya sebagai tempat rapat. Pemilihan rumah Maeda sebagai tempat rapat, merupakan pilihan yang cukup tepat. Laksaman Jepang itu, selama ini memperlihatkan suatu sikap yang simpati terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Selain itu sesuai dengan tradisi dalam Angkatan Bersenjata Jepang, hubungan antara Angkatan Darat dengan Angkatan Laut, walaupun pada kenyataannya timbul pertentangan dan persaingan dalam masalah interen, tetapi tetap dipertahankan dalam hal saling menghormati. Sehingga dalam hal ini tempat kediaman Maeda memiliki de facto
extra territorial (suatu tatakrama kehormatan), artinya apa yang terjadi di tempat kediaman Maeda tidak bisa dicampuri oleh Angkatan Darat. Setelah semua anggota PPKI hadir, tibalah saatnya dilangsungkan rapat. Rapat ini bertujuan merumuskan teks proklamasi. Teks itu harus dibikin sebaik-
30 | S N I 5
baiknya, dengan kalimat yang halus dan tidak boleh menyinggung perasaan salah satu pihak. Dalam kesempatan patan itu, Bung Karno berkata “Saya “ persilahkan Bung Hatta menyusun teks ringkas itu, sebab bahasanya saya anggap yang terbaik”. Setelah melalui diskusi kecil, disetujui bahwa kalimat pertama diambil saja dari akhir alenia ketiga dari rencana pembukaan UUD yang mengenai proklamasi. Lal Lalu kalimat pertama itu menjadi “Kami “ bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”.
Rumah Laksamana Muda Maeda tempat perumusan teks proklamasi
Setelah kalimat pertama disetujui, maka muncul pendapat dari Bung Hatta, bahwa kalimat itu belum lengkap. Kalimat itu harus ditambah dengan kalimat kedua ua untuk menyatakan pendapatnya (memberi penjelasan) bagaimana cara menyelenggarakan revolusi nasional. Kemudian Mohammad Hatta mendiktekan kalimat
kedua:
“Hal Hal-hal hal
yang
mengenai
pemindahan
dan
lain lain-lain
diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat sesingkatsingkatnya”. Setelah rumusan an proklamasi itu selesai, maka Bung Karno sebagai ketua PPKI membacakan rumusan itu dihadapan rapat anggota PPKI. Semua anggota yang
hadir
menyatakan
persetujuannya. persetujuannya.
Tinggal
siapa
yang
akan
menandatanganinya. Semula Bung Hatta mengusulkan agar semua yang hadir ikut
31 | S N I 5
menandatangani naskah proklamasi itu. Hal itu diprotes oleh Sukarni. Menurutnya, tidak betul kalau semua yang hadir ikut menandatangani. Karena itu Bung Karno dan Bung Hatta saja. Dengan demikian akhirnya naskah proklamasi itu hanya ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta Hatta atas nama bangsa Indonesia. Dengan beberapa perubahan yang telah disetujui, maka konsep itu kemudian diserahkan kepada Sayuti Melik Mel untuk diketik. Perubahan dalam naskah Proklamasi terdiri dari: •
Kata tempoh diubah mendai tempo
•
Kata-kata kata "wakil-wakil "wakil wakil bangsa Indonesia" pada bagian akhir naskah diubah menjadi "atas nama bangsa Indonesia".
•
Perubahan penulisan tanggal, yaitu "Djakarta, 17-8-05" 05" menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05. Tahun 05 merupakan singkatan dari tahun Jepang (Sumera), yakni tahun 2605 yang bertepatan dengan tahun 1945 Masehi.
Naskah Proklamasi yang ditulis oleh Ir. Soekarno
32 | S N I 5
Naskah Proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik. Sumber: https://www.google.co.id/search?q=gambar+rumah+peristiwa+rengasdengklok
1. Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia a. Pembacaan embacaan Teks Proklamasi Pembacaan Proklamasi pukul 10.00 pagi, hari Jumat pada bulan Ramadhan. Pukul 05.000 pagi, 17 Agustus 1945 para ara pemimpin bangsa serta para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan diliputi kebanggaan seusai merumuskan teks Proklamasi hingga dinihari. Mereka, telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia hari itu di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Bung Hatta pernah beramanat terhadap para pemuda yang bekerja pada pers sert serta kantorkantor
kabar,
untuk
mempertidak
sedikit
naskah
proklamasi
serta
menyebarkannya ke seluruh dunia. Menjelang pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan, suasana di Jalan Pegangsaan Timur 56 lumayan sibuk. Wakil Walikota, Soewirjo, memerintahkan terhadap Mr. Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan semacam mikrofon serta berbagai pengeras suara. Sedangkan Sudiro memerintahkan terhadap S. Suhud untuk mempersiapkan satu tiang bendera. Sebab situasi yang tegang, Suhud tak ingat bahwa di depan rumah Soekarno itu, tetap ada dua tiang bendera dari logam yang tak dipakai. Malahan ia mencari sebatang bambu yang
33 | S N I 5
berada di belakang rumah. Bambu itu dibersihkan serta diberi tali. Lalu ditanam beberapa langkah saja dari teras rumah. Bendera yang dijahit dengan tangan oleh Nyonya Fatmawati Soekarno telah disiapkan. Bentuk serta ukuran bendera itu tak standar, sebab kainnya berkapasitas tak sempurna. Terbukti, kain itu awalnya tak disiapkan untuk bendera. Sementara
itu, rakyat yang telah mengetahui bakal dilaksanakan
Proklamasi Kemerdekaan telah berkumpul. Rumah Soekarno telah dipadati oleh sejumlah massa pemuda serta rakyat yang berbaris teratur. Berbagai orang tampak gelisah, khawatir bakal adanya pengacauan dari pihak Jepang. Matahari terus tinggi, Proklamasi belum juga dimulai. Waktu itu Soekarno terserang sakit, malamnya panas dingin terus menerus serta baru tidur seusai berakhir merumuskan teks Proklamasi. Para undangan telah berdatangan, rakyat yang telah menantikan sejak pagi, mulai tak sabar lagi. Mereka yang diliputi suasana tegang bercita-cita keras supaya Proklamasi segera dilakukan. Para pemuda yang tak sabar, mulai mendesak Bung Karno untuk segera membacakan teks Proklamasi. Tetapi, Bung Karno tak mau membacakan teks Proklamasi tanpa keberadaan Mohammad Hatta. Lima menit sebelum agenda dimulai, Mohammad Hatta datang dengan pakaian putih-putih serta langsung menuju kamar Soekarno. Sambil menyambut kedatangan Mohammad Hatta, Bung Karno bangkit dari tempat tidurnya, lalu berpakaian. Ia juga mengenakan setelan putih-putih. Kemudian keduanya menuju tempat upacara. Upacara itu berjalan sederhana saja. Tanpa protokol, Latief Hendraningrat salah seorang anak buah PETA, segera memberi instruksi terhadap seluruh barisan pemuda yang telah menantikan sejak pagi untuk berdiri. Serentak semua berdiri tegak dengan sikap sempurna. Latief kemudian mempersilahkan Soekarno serta Mohammad Hatta maju beberapa langkah mendekati mikrofon. Dengan suara mantap serta jelas, Soekarno mengucapkan pidato pendahuluan sebelum membacakan teks proklamasi. "Saudara-saudara sekalian ! saya telah minta saudara hadir di sini, untuk menyaksikan sebuah momen maha penting dalam sejarah kita. Berpuluhpuluh tahun kami bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah
34 | S N I 5
air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombangnya aksi kami untuk mencapai kemerdekaan kami itu ada naiknya ada turunnya. Tetapi jiwa kami tetap menuju ke arah impian. Juga di dalam jaman Jepang, usaha kami untuk mencapai kemerdekaan nasional tak berhenti. Di dalam jaman Jepang ini tampaknya saja kami menyandarkan diri terhadap mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kami menyusun tenaga kami sendiri. Tetap kami percaya pada kekuatan sendiri. Kini tibalah saatnya kami sangatlah mengambil hidup bangsa serta hidup tanah air kami di dalam tangan kami sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil hidup dalam tangan sendiri, bakal bisa berdiri dengan kuatnya. Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia,
permusyawaratan
itu
seia-sekata
berpendapat,
bahwa
sekaranglah datang saatnya untuk menyebutkan kemerdekaan kita. Saudara-saudara! Dengan ini kami menyebutkan kebulatan aspirasi itu. Dengarkanlah Proklamasi kami:
PROKLAMASI Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia . Hal-hal
yang
mengenai
pemindahan
kekuasaan
dan
lain-lain,
diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkatsingkatnya. Jakarta , 17 Agustus 1945. Atas nama bangsa Indonesia Soekarno/Hatta. Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kami serta bangsa kita! Mulai saat ini kami menyusun Negara kita! Negara Merdeka. Negara Republik Indonesia
merdeka, kekal, serta abadi. Insya Allah, Tuhan
memberkati kemerdekaan kami itu".
35 | S N I 5
Ir. Soekarno membacakan teks Naskah "Proklamasi Kemerdekaan Republik Republ Indonesia".. Sumber: Wikipedia.com
Acara, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. So Soekarno serta Hatta maju beberapa berapa langkah menuruni anak tangga terbaru erbaru dari serambi muka, tak lebih dua meter di depan tiang. Ketika S. K. Trimurti diminta maju untuk mengibarkan bendera, dirinya menolak: menolak: "lebih baik seorang prajurit prajurit," katanya. Tanpa ada yang menyuruh, Latief Hendraningrat yang berseragam PETA berwarna hijau dekil maju ke dekat tiang bendera. S. Suhud mengambil bendera dari atas baki yang telah disediakan serta mengikatnya pada tali dibantu oleh Latief Hendraningrat. Bendera dinaikkan perlahan-lahan. perlahan lahan. Tanpa ada yang memimpin, para hadirin dengan spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Bendera dikerek dengan lambat sekali, untuk menyesuaikan dengan irama lagu Indonesia dinaikkan yang lumayan panjang. Seusai pengibaran bendera, dilanjutkan dengan pidato sambutan dari Walikota Soewirjo serta dr. Muwardi.
36 | S N I 5
Suasana pengibaran bendera merah putih yang dijahit oleh ibu Fatmawati Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia
Seusai upacara pembacaan Proklamasi Kemerdekaan, Sepasukan barisan pelopor yang berjumlah tak lebih lebih 100 orang di bawah ceo S. Brata, memasuki halaman rumah Soekarno. Mereka datang telat. Dengan suara lantang penuh sedih S. Brata meminta supaya Bung Karno membacakan Proklamasi sekali lagi. Mendengar teriakan itu Bung Karno tak hingga hati, ia keluar dari kamarnya. Di depan corong mikrofon ia membahas bahwa Proklamasi hanya diucapkan satu kali serta berlaku untuk selama selama-lamanya. Mendengar keterangan itu Brata belum merasa puas, ia meminta supaya Bung Karno memberi amanat singkat. Hari ini permintaannya dipenuhi. Berakhir upacara itu rakyat tetap belum mau beranjak, berbagai berbagai anak buah Barisan Pelopor tetap duduk duduk-duduk bergerombol di depan kamar Bung Karno. Tidak lama seusai Bung Hatta pulang, datang tiga orang pembesar Jepang. Mereka diperintahkan menantikan di ruang belakang, tanpa diberi kursi. Sudiro telah bisa menerka,, untuk apa mereka datang. Para anak buah Barisan Pelopor mulai mengepungnya. Bung Karno telah menggunakan piyama ketika Sudiro masuk, jadi terpaksa berpakaian lagi. Kemudian terjadi obrolan antara utu utusan Jepang dengan Bung Karno: ""Kami diutus oleh Gunseikan Kakka,, datang kemari untuk melarang Soekarno Soeka mengucapkan Proklamasi ."Proklamasi Proklamasi telah saya ucapkan," jawab Bung Karno dengan tenang. " Telahkah ?" tanya utusan Jepang itu keheranan. "Ya, Ya, telah !" jawab Bung Karno. Di sekeliling utusan Jepang itu, mata para pemuda melotot serta tangan mereka telah diletakkan di atas golok masing-masing. masing. Menonton kondisi semacam itu, orang-orang orang orang Jepang itu pun segera pamit. 37 | S N I 5
Sementara itu, Latief Hendraningrat merenung memikirkan kelalaiannya. Sebab dicekam suasana tegang, ia lupa menelpon Soetarto dari PFN untuk mendokumentasikan momen itu. Untung ada Frans Mendur dari IPPHOS yang plat filmnya tinggal tiga lembar (saat itu belum ada rol film). Jadi dari seluruh momen bersejarah itu, dokumentasinya hanya ada tiga; yakni sewaktu Bung Karno membacakan teks Proklamasi, pada saat pengibaran bendera, serta sebagian gambar hadirin yang menyaksikan momen itu.
b. Peristiwa Pasca Proklamasi 1) Penyebarluasan Berita Proklamasi Proklamasi kemerdekaan memang telah diucapkan, namun demikian yang mendengarkan dan mengetahui beritu tersebut masih terbatas. Untuk itu perlu dilakukan tindakan selanjutnya untuk menyebarluaskan berita proklamasi tersebut bagi seluruh rakyat Indonesia. Ada beberapa cara yang ditempuh untuk menyebarluaskan berita proklamasi tersebut diantaranya: a. Melalui Siaran Radio Alat komunikasi yang dimiliki Indonesia pada saat itu jelas tidak selengkap dengan yang ada sekarang. Satu-satunya alat komunikasi yang paling cepat katika itu adalah melalui pasawat radio. Pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, teks proklamsi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio Kantor Domei, yang bernama Waidan B. Panelan (Nugroho Notosusanto, 94). Ia menerima berita itu dari wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Segera ia memerintahkan kepada F. Wuz seorang markonis, supaya berita itu diserbarkan tiga kali berturutturut. Baru dua kali F. Wuz melaksanakan tugasnya, masuklah seorang Jepang keruang tugasnya. Ia mengetahui berita proklamsi tersebut telah tersiar keluar lewat siaran radio Domei. Dengan sikap yang marah-marah, orang Jepang tersebut memerintahkan agar berita itu dihentikan dengan segera. Namun F. Wuz tetap memerintahkan supaya berita proklamasi tersebut tetap disiarkan. Berita ini kemudia diulangi setiap setengah jam sekali sampai pukul 16.00, saat siaran berhenti (Notosusanto, 1979:95). Akibat dari berita itu, maka pucuk pimpinan tentara Jepang di Jawa, memerintahkan untuk meralat berita tersebut,
38 | S N I 5
sekaligus menyatakan sebagai sesuatu kekeliruan. Pada hari Sabtu tanggal 20 Agustus 1945 pemancar itu disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk kerja. Meskipun pemancar radio telah ditutup, tetapi usaha untuk menyiarkan proklamasi tidak terhenti. Dua hari kemudian staf stasiun radio di Jl. Merdeka Barat Jakarta menyelundupkan naskah proklamasi kedalam stasiun radio dan membacakannya lewat udara. Mereka melanjutkan siaran dari sebuah gedung lain dengan menggunakan sebuah pemancar yang dapat dipindahpindahkan. Para pemuda kemudian membuat pemancar baru yang dibantu oleh tekhnisi seperti Sukarman, Susilahardjo, Suhandar dan lain-lain, nama siaran radio tersebut adalah Radio Indonesia Merdeka (Colin Will, 1986:165). Selain itu, alatalat pemancar radio yang diambil dari pemancar radio Domei dibawa ke rumah Waidan sebagian lagi dibawa ke Menteng 31. Dari sinilah seterusnya berita proklamsi disiarkan. Berdasarkan kenyataan tersebut diatas, maka timbullah gagasan untuk mendirikan suatu bentuk radio yang bersifat nasional. Pada tanggal 11 September para utusan dari 8 bekas stasiun radio yang diselenggarakan Jepang di Jawa. Mereka mengadakan pertemuan di Jakarta dan membentuk organisasi yang disebut “Radio Republik Indonesia (RRI)”. Mereka kemudian menemui Bung Karno tetapi tidak sempat diterima karena Bung Karno sangat sibuk, barulah pada tanggal 1 April 1946 RRI secara resmi diakui sebagai suatu organisasi pemerintah (Will,1986:165) b. Melalui Pers Pers merupakan salah satu komunikasi yang cepat. Ketika penyebarluasan berita proklamasi, pers juga telah memainkan peranan yang cukup besar. Wartawan-wartawan Indonesia berusaha memuat berita proklamasi dalam koran tempat mereka bekerja. Jauh sebelum proklamasi kemerdekaan, di Indonesia memang telah berdiri beberapa penerbitan pers, antara lain, Medan Priaji, Soeara Oemoem, Pewarta Deli, Pemandangan, Antara, telah muncul pada saat itu (Sumona Mustafa, 1978:14).
Koran-koran
itu
muncul
dengan
menyuarakan
perjuangan
kemerdekaan.
39 | S N I 5
Pers membuktikan pengabdiannya ketika proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan. Wartawan-wartawan Indonesia bergabung dengan unsurunsur lainnya ditengah-tangah kejadian yang paling bersejarah itu. Ada beberapa wartawan seperti BM. Diah, Mochtar Lubis, Hasyim Mahdan, Pangulu Lubis, Adam Malik dan Pandu Kartawigunayang sangat berjasa menyebarkan berita proklamasi (Mustafa, 1978:14-15). Para wartawan tidak hanya hadir sebagai peninjau tetapi turut memainkan peranan aktif lainnya, mereka berusaha memberitakan peristiwa proklamasi Indonesia. Keberhasilan wartawan memberitakan proklamasi melalu pers, menyebabkab berita proklamasi diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat, bahkan dunia. Berita proklamasi didengar oleh dinas radio Sekutu di Australia. Kemudian berita-berita itu juga disebarkan oleh pejuang-pejuang yang pada waktu itu berada di Australia. Mulailah perjuangan meluas sampai di luar negeri dan ini cukup penting untuk menarik dukungan di dunia internasional. c. Berita Dari Perseorangan Alternatif lain yang diguanakan dalam penyebarluasan berita proklamasi adalah menyampaikannya secara lisan. Dalam hal ini peranan pemimpin daerah yang hadir dalam pelaksanaan proklamasi cukup besar. Mereka diharapkan dapat menyebarluaskan berita proklamasi keseluruh lapisan masyarakat di daerahnya masing-masing. Selain itu peranan pemuda juga sangat diharapkan dengan membentuk organisasi seperti Barisan Pelopor dan Menteng 31. Setelah mengikuti sidang PPKI, maka para pemimpin dari daerah segera pulang untuk menyampaikan berita proklamasi dan sekaligus membentuk pemerintahan di daerahnya masing-masing. Dari mereka berita proklamasi tersebar luas di daerah-daerah. Di Sulawesi Selatan misalnya, berita proklamasi baru diketahui ketika ketiga utusan pulang dari Jakarta yaitu Dr. Ratulangi, Andi Pangeran Pettarani, dan Andi Sultan Daeng Raja (Kementrian Penerangan, 1953:212). Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh rakyat Sulawesi adalah menyusun struktur pemerintahan dengan Dr. Ratulangi sebagai Gubernurnya. Dr. Ratulangi
40 | S N I 5
menempatkan seorang ahli hukum yaitu Andi Sainal Abidin sebagai sekretaris daerah. Dengan demikian meleburlah Sulawesi ke dalam wilayah RI. Di Bali berita proklamasi juga telah menyebar, para pemuda kemudian mendirikan beberapa organisasi seperti, Pemuda Republik Indonesia (PRI). Mereka berusaha mempertahankan Bali. Pada tanggal 13 Desember 1945 mereka melakukan gerakan serentak untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang. Di Banda Aceh, pada tanggal 6 Oktober 1945 para pemuda telah membentuk Angkatan Pemuda Indonesia. Kegiatan mendirikan organisasi pemuda ini mendapat tantangan dari pihak Jepang, sehingga menimbulkan bentrokan. Pengibaran bendera Merah Putih dilakukan digedung-gedung yang masih dikuasai oleh pihak Jepang. Akibatnya terjadilah bentrokan dibeberapa daerah di Aceh seperti di Langsa, Lho, Ule Lheue. Di
Yogyakarta
dukungan
kuat
datang
langsung
dari
Sultan
Hamengkubuwono IX, menyatakan bahwa daerah kesultanan Yogyakarta ikut Republik. Dengan ikutnya Yogya ke Republik, merupakan modal perjuangan yang cukup besar karena Yogyakarta merupakan pusat perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi fisik. 2) Pembentukan Pemerintahan Indonesia Negara yamg baru saja merdeka tentunya dituntut untuk memiliki pemerintahan sendiri, untuk itu perlu dibentuk beberapa lembaga untuk kelengkapan negara. a. Pembentukan Alat Kelengkapan Negara Setelah proklamasi kemerdekaan PPKI segera mengambil tindakan dan mengadakan beberapa kali sidang untuk membentuk kelengkapan negara diantaranya: 1. Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Sidang PPKI yang pertama yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, sebelum sidang itu dimulai, Ir. Soekarno rencana menambah 9 anggota PPKI sebagian dari golongan muda, yaitu Sukarni, Chairul Saleh, dan Wikana, namun golongan muda tersebut menolak karna menganggap bahwa PPKI adalah buatan Jepang. Akibat dari penolakan tersebut Ir. Soekarno hanya mengumumkan 6 orang
41 | S N I 5
anggota saja yaitu Wiranatukusumah, Ki Hajar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo, Sayuti Melik, Mr. Iwa Kusunasumantri, dan Mr. Ahmad Subarjo. Sidang PPKI yang pertama ini dilakasanakan di geduang Cuo Sang-In, Jl. Pejambon. Adapun keputusuan sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 adalah: 1) Pembahasan dan pengesahan UUD Pada sidang ini Ir. Soekarno meminta Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimedjo. dan Mr. Teuku Mohammad Hassan untuk membicarakan kembali mengenai Piagam Jakarta khususnya mengenai kalimat” Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya”, hal ini disebabkan banyak pihak yang keberatan mengenai kalimat tersebut. Maka dalam waktu 15 menit, diperoleh kesepakatan untuk mengubah kalimat tersebut menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Perubahan UUD Ada beberapa perubahan pada pembukaan UUD 1945 -
Kata “Mukadimmah” diganti dengan Pembukaan
-
Dalam Preambule (Piagam Jakarta) anak kalimat: “ Atas berkat rahmat Allah” diganti dengan atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa” namun penggantian ini kemudian dikembalikan kepada bentuk semula yaitu “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa......”
-
Perubahan terhadap Batang Tubuh, yang meliputi: 1. Pasal 4 (1) yang berbunyi “Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD. Sebelumnya kalimat itu tidak berbunyi demikian 2. Pasal 4 (2) “.....dua orang wakil presiden diganti dengan seorang wakil presiden. 3. Pasal 6 ayat 1 yang semula terdapat kalimat “beragama islam” dihapuskan 4. Perkataan “wakil-wakil” presiden, pada pasal 6 ayat 2 dihapus sehingga hanya “wakil” saja 5. Penambahan kata-kata “Presiden dan wakil presiden” pada pasal 9
42 | S N I 5
6. Kata “mengabdi” pada pasal 9 diganti dengan “berbakti” 3) Pengangkatan Presiden dan Wakil Presiden Keputusan sidang selanjutnya adalah pemilihan presiden dan wakilnya, yang dipilih secara aklamasi atas usul Otto Iskadardinata. Maka terpilihlah Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya. 4) Pembentukan Komite Nasional Pembentukan Komite Nasional ini dimaksudkan untuk membantu tugas presiden selama Dewan Perwakilan Rakyat belum dibentuk. 2. Sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945 Hasil sidang PPKI tanggal 19 Agustus yaitu: -
Pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 Provinsi Jawa Barat
: Soetarjo Kartohadikusumo
Jawa Tengah
: Raden Pandji Soeroso
Jawa Timur
: Raden Mas Tumenggung Soeryo
Borneo (Kalimantan)
: Ir. Muhammad Noor
Sulawesi
: Dr. Sam Ratulangie
Maluku
: Mr. Latuharhary
Sunda Kecil (Nusa Tenggara)
: Mr. Ketut Pudja
Sumatra
: Mr. T. Mohammad Hassan
Dua daerah istimewa, Yogyakarta dan Surakarta -
Pemdentukan Komite Naional (Daerah) Menetapkan 12 kementrian Departemen Dalam Negeri Departemen Luar Negeri Departemen Kehakiman Departemen Keuangan Departemen Kemakmuran Departemen Kesehatan Departemen Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Sosial Departemen Pertahanan
43 | S N I 5
Departemen Perhubungan Departemen Penerangan Departemen Pekerjaan Umum 3. Sidang PPKI tanggal 22 Agustus -
Pembentukan Komite Nasional Inti dari anggota KNIP adalah anggota PPKI, disamping itu, anggota KNIP juga berasal dari tokoh-tokoh golongan muda dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah sehingga jumlahnya mencapai 137 orang.
-
Pembentukan Partai Nasional Indonesia Awalnya tujuan dari pembentukan PNI ini adalah menjadikannya sebagai partai tunggal di Indonesia. Pemimpin utamanya adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
-
Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) 1. Proses Lahirnya BKR Pada 19 Agustus 1945, dua orang anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yaitu Abikusno Tjokrosujoso dan Otto Iskandardinata, dalam sidang pada hari itu mengusulkan pembentukan sebuah badan pembelaan negara. Usul tersebut ditolak dengan alasan memancing bentrokan dengan tentara pendudukan Jepang yang masih bersenjata lengkap dan adanya ancaman intervensi Tentara Sekutu yang bertugas melucuti persenjataan tentara Jepang dan memulangkan mereka ke negerinya. Demikian usul untuk membentuk suatu tentara kebangsaan yang terdiri dari mantan prajurit PETA, Heiho, dan Angkatan Laut ditangguhkan (Pamoe Rahardjo, 1995:157). Pada 20 Agustus 1945, dibentuklah Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP). BPKKP semula bernama Badan Pembantu Prajurit dan kemudian berubah menjadi Badan Pembantu Pembelaan yang keduanya disingkat BPP. Pembentukan BPP sudah ada dalam zaman Jepang dan bertugas memelihara kesejahteraan anggota tentara PETA dan Heiho (Amrin Imran, 1971:1). Setelah PETA dan Heiho
44 | S N I 5
dibubarkan oleh Jepang tanggal 18 Agustus 1945, maka tugas untuk menampung mantan anggota PETA dan Heiho ditangani oleh Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP). Seiring dengan itu didirikan pula Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang merupakan bagian dari BPKKP. Berita tentang pembentukan BPKKP dan BKR segera dimuat untuk dikomunikasikan dalam harian surat kabar Soeara Asia yang terbit pada 25 Agustus 1945. Di wilayah Jawa dan Sumatera, sebagai jawaban atas proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia maka muncullah berbagai badan perjuangan yang menamakan diri mereka barisan, pasukan, atau pemuda. Dalam sidang tanggal 22 Agustus 1945 yang dipimpin oleh Soekarno dan Moh. Hatta, PPKI menetapkan : a. Badan Keamanan Rakyat memiliki tugas pemeliharaan keamanan berama-sama dengan rakyat dan jawatan-jawatan negeri yang bersangkutan. b. BKR merupakan suatu bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang. Didirikan dari pusat sampai ke daerah-daerah. c. Pekerjaannya harus dilakukan dengan sukarela. Semula BKR dimaksudkan sebagai suatu bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP). Hal ini terlihat aneh, tetapi memang demikian kenyataannya. Adapun tugas dari BPKKP itu secara resmi berbunyi :“menjamin kepada rakyat yang menderita akibat peperangan berupa pertolongan dan bantuan dengan memelihara keselamatan dan keamanan”. Pembentukan BKR adalah sebagai penampungan organisasiorganisasi pembelaan negara dalam wadah nasional. Nama sementara yang digunakan adalah BKR, suatu badan perjuangan tetapi akan ditingkatkan ke arah ketentaraan. Hal ini jelas tercermin dalam pidato Soekarno tanggal 23 Agustus 1945 yang berbunyi :“Kami telah memutuskan untuk mendirikan dengan segera di mana-mana BKR, untuk membantu penjagaan keamanan. Banyak sekali tenaga yang tepat untuk
45 | S N I 5
melaksanakan pekerjaan ini. Mantan prajurit PETA, Heiho, Pelaut, pemuda-pemuda yang penuh semangat pembangunan, mereka semua adalah tenaga yang baik untuk pekerjaan ini. Karena itu saya mengharapkan kepada kamu sekalian, hai mantan prajurit-prajurit PETA, Heiho, Pelaut beserta pemuda-pemuda lain untuk sementara waktu masuklah dan bekerjalah dalam BKR. Percayalah, nanti akan datang saatnya kamu dipanggil untuk menjadi prajurit dalam Tentara Kebangsaan Indonesia!!” Isi amanat tersebut di atas merupakan nsumber hukum lahirnya / terbentuknya Badan Keamanan Rakyat.
2. Pembentukan BKR Di Daerah-Daerah 1) Jakarta Para pemuda dan mantan prajurit PETA di Jakarta berkumpul dan menentukan struktur BKR sesuai dengan struktur teritorial zaman pendudukan Jepang. Mereka yang menyatakan diri sebagai pengurus pusat terdiri dari Kaprawi, Latief Hendraningrat, Arifin Abdurrahman, Machmud, dan Zulkifli Lubis. BKR Jakarta dibentuk pada bulan Agustus 1945 dipimpin oleh Moefreni Moekmin yang beranggotakan beberapa orang antara lain Daan Mogot, Latief Hendraningrat, Soeroto Koento, dan Sujono. 2) Bogor BKR di Bogor terbentuk pada bulan Oktober 1945. Beberapa pengurus antara lain Husein Sastranegara, Toha, dan Dulle Abdullah. Belum sempat mempersenjatai diri dengan kuat, BKR Bogor telah menghadapi penyerbuan tentara Inggris pada 22 Oktober 1945. Dalam perundingan dengan Inggris yang berlangsung di Jakarta, beberapa pimpinan BKR ditangkap pihak Inggris dan diasingkan ke Pulau Onrust. 3) Jawa Tengah dan Jawa Timur Pembentukan BKR di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki pola yang sama dengan proses pembentukan BKR di Jakarta dan Jawa Barat. Pada mulanya terdapat inti mantan-mantan prajurit
46 | S N I 5
PETA kemudian menjadi pasukan dalam jumlah besar karena ikut sertanya para pemuda dari golongan lain seperti Keibodan, Heiho, dan Seinendan. Pembentukan BKR merupakan perubahan dari keputusan sidang yang telah diambil PPKI dalam sidangnya tanggal 19 Agustus 1945. Dalam sidang tersebut diputuskan untuk membentuk tentara kebangsaan. Keputusan untuk tidak membentuk tentara kebangsaan dilandasi oleh pertimbangan politik. Pimpinan Nasional pada saat itu memutuskan terutama untuk menempuh cara diplomasi dalam rangka memperoleh pengakuan terhadap kemerdekaan yang baru diproklamasikan 17 Agustus 1945. Dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tanggal 22 Agustus 1945 menetapkan keputusan sebagai berikut : -
Sebagai induk organisasi yang harus mengerjakan dan memelihara keselamatan masyarakat, maka didirikan suatu badan bernama Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP).
-
Memelihara keselamatan masyarakat dan keamanan adalah satu, karena itu di dalam Badan Penolong Keluarga Korban Perang diadakan satu bagian bernama Badan Keamanan Rakyat.
-
Pimpinan Badan Keamanan Rakyat harus menjalankan pekerjaannya dengan sukarela.
-
Badan Keamanan Rakyat harus memelihara keamanan bersama dengan jawatan-jawatan negeri yang berkaitan.
-
Badan Penolong Keluarga Korban Perang dan Badan Keamanan Rakyat berada di bawah pengawasan dan kepemimpinan Komite Nasional.
2. Arti Penting dan Makna Badan Keamanan Rakyat (BKR) Badan Keamanan Rakyat (BKR) dibentuk pada tahun 1945 sebagai : -
Pencetusan jiwa yang sudah lama bergelora semasa penjajahan yang didorong oleh penderitaan saat penjajahan Belanda dan Jepang.
47 | S N I 5
-
Kecintaan terhadap tanah air yang sudah basah oleh keringat, air mata, dan pertumpahan darah.
-
Kelanjutan sikap politik yang menginginkan tercapainya tujuan proklamasi, namun sadar atas keadaan dan konsekuensi yang timbul.
Sambutan yang spontan terhadap pembentukan BKR menggambarkan : -
Tumbuhnya manusia yang taat dan dilandaskan jiwa semangat bela negara.
-
Suatu keharusan dan kesadaran akan kewajiban untuk membela negara. Mereka merasa terpanggil untuk dapat mempertahankan kemerdekaan bangsa dan negara.
BKR merupakan suatu organisasi kenegaraan di bidang pertahanan dan keamanan yang merintis pelaksanaan ketentuan UUD 1945. Secara historis makna BKR adalah suatu organisasi yang menjembatani suatu periode yang penting, yaitu periode transisi dan transformasi dari “dunia penjajah yang sekarat” ke arah “dunia kebangsaan Indonesia yang sedang berjuang lahir di dunia”. Badan Keamanan Rakyat (BKR) dalam tujuan pembentukannya melaksanakan beberapa peran dan tugas yang diamanatkan oleh para pemimpin nasional. Contohnya BKR Malang (Jawa Timur), melakukan upaya menangkap orang-orang utusan Sekutu yang menyamar sebagai anggota Palang Merah Internasional. Hal tersebut berdasarkan kecurigaan mereka terhadap anggota Red Cross tersebut, yang saat ditangkap mereka membawa senjata, pistol dan peralatan sistem komunikasi. Contoh lainnya yaitu BKR melucuti persenjataan tentara Jepang. Tugas ini dilaksanakan oleh BKR Madiun dan juga BKR Malang. BKR mengadakan perundingan dengan pihak Jepang tentang masalah pelucutan senjata Tentara Jepang. Perundingan tersebut berjalan dengan lancar dan pada tanggal 20 September 1945, di markas Resimen Katagiri Butai diadakan penyerahan persenjataan kepada BKR Malang.
48 | S N I 5
Kesimpulan Proklamasi Kemerdekaan merupakan pengumumam kepada seluruh rakyat akan adanya kemerdekaan. Pengumuman akan adanya kemerdekaan tersebut sebenarnya tidak hanya ditujukan kepada rakyat dari negara yang bersangkutan namun juga kepada rakyat yang ada di seluruh dunia dan kepada semua bangsa yang ada di muka bumi ini. Peristiwa besar bersejarah yang telah mengubah jalan sejarah bangsa Indonesia itu berlangsung hanya satu jam, dengan penuh kehidmatan. Sekalipun sangat sederhana, namun ia telah membawa perubahan yang luar biasa dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Ada beberapa peristiwa sebelum Proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan: 1. Pada tanggal 6 Agustus 1945 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. 2. Tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). 3. Tanggal 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi untuk membicarakan janji kemerdekaan yang diberikan oleh Jepang. 4. Tanggal 10 Agustus 1945, di Indonesia Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.. 5. 14 Agustus 1945. Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat (250 km di sebelah timur laut dari Saigon), Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu busuk Jepang, 6. Tanggal 16 Agustus perstiwa Rengasdengklok 7. Tanggal 17 Agustus Proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan. Berita tentang pelaksanaan proklamasi di Indonesia pada saat itu belum sepenuhnya diketahui oleh semua rakyat Indonesia, namun peranan melalui siaran
49 | S N I 5
radio, pers dan berita perorangan sangat membantu dan memiliki peranan yang sangat penting. Sebagai negara yang baru merdeka, maka perlu dibentuk yang namanya alat kelengkapan negara. Maka pada tanggal 18 Agustus 1945 sampai dengan tanggal 22 Agustus 1945 dilaksanakanlah sidang PPKI yang mengahsilkan banyak keputusan diantaranya pemililihan presiden dan wakil presiden, pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
50 | S N I 5
Glosarium: PPKI
: Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Inkai), panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
PETA
: Pembela Tanah Air (kyodo boei giyugun) adalah kesatuan militer yang dibentuk Jepang di Indonesia dalam masa pendudukan Jepang.
De facto extra territorial
: Tempat yang menurut kebiasaan internasional diakui sebagai daerah kekuasaan suatu negara meskipun tempat itu sangat nyata berada di wilayah negara lain.
IPPHOS
: Indonesia Press Photo Service, sebuah kantor berita foto di dirikan tanggal 2 Oktober 1946, merupakan kantor berita pertama di Indonesia.
Joint Declaration
: Deklarasi bersama yang dilakukan oleh beberapa negara
Gunseikan Kakka
: kepala pemerintahan militer yang di rangkap oleh kepala staf di zaman penjajahan Jepang
KNIP
: Komite Nasional Indonesia Pusat, badan pembantu presiden, yang anggotanya terdiri dari berbagai golongan masyarakat dan daerah termasuk anggota PPKI
BKR
: Badan Keamanan Rakyat, badan yang dibentuk untuk melakukan tugas pemeliharaan keamanan negara bersama-sama dengan rakyat
Heiho
: (tentara pembantu) pasukan yang terdiri dari bangsa Indonesia yang dibentuk oleh tentara pendudukan Jepang di Indonesia pada masa PD II
51 | S N I 5
Latihan 1 Untuk memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai materi diatas berdasarkan konsep yang telah dipelajari: 1. Kemukakan situasi Indonesia sebelum Proklamasi kemerdekaan 2. Buatlah kelompok 4 sampai 5 orang mahasiswa, carilah sumber-sumber bacaan ataupun audiovisual tentang peristiwa Proklamasi. Kemudian buatlah dalam sebuah makalah dan selanjutnya presentasikan makalah tersebut di dalam kelas. 3. Buatlah laporan perbandingan tentang peranan golongan tua dengan golongan muda dalam proses proklamasi kemerdekaan Indonesia. 4. Kemukakan pendapat anda tentang peranan media dalam penyebarluasan berita proklamasi. 5. Buatlah analisis makna dari proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Latihan 2 1. Latar belakang adanya pemanggilan Ir.Soekarno, Moh. Hatta dan dr. Rajiman Widyodiningrat ke Dalat oleh Marsekal Terauchi tanggal 9 Agustus 1945 adalah.... a. Berakhirnya tugas BPUPKI b. Dibomnya kota Hirosima dan Nagasaki c. Jatuhnya pulau Saipan ditangan Sekutu d. Janji perdana menteri Kaiso diberikannya kemerdekaan kepada indonesia e. Menyerahnya Jepang kepada sekutu. 2. Salah satu sebab pemuda membawa Ir. Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok adalah..... a. Mendesak Soekarno-Hatta segera menyusun teks proklamasi b. Meminta PPKI segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. c. Menjauhkan Soekarno-Hatta dari pengaruh Jepang d. Membicarakan pelaksanaan proklamasi e. Menyelamatkan Soekarno-Hatta dari ancaman Jepang
52 | S N I 5
3. Kaitan tokoh Sukarni dengan perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah… a. Melakukan perubahan terhadap konsep setelah diketik b. Penandatangan naskah Proklamasi c. Pengetik naskah Proklamasi d. Memberi
ide
agar
Sukarno-Hatta
yang
menandatangani
naskah
Proklamasi e. Ikut merumuskan naskah Proklamasi 4. Berikut ini adalah tokoh pemuda Indonesia yang terlibat dalam Peristiwa Rengasdengklok, kecuali…. a. Chaerul Saleh
d. Supriadi
b. Sukarni
e. Yusuf Kunto
c. Sudanco Singgih 5. Paragraf kedua teks proklamasi merupakan pernyataan pengalihan kekuasaan yang diusulkan oleh... a. Soekarno
d. Ahmad Soebarjo
b. Sukarni
e. Sayuti Melik
c. Moh. Hatta 6. Berikut ini adalah para utusan daerah yang membawa berita tentang proklamasi kemerdekaan ke daerah masing-masing, kecuali .… a. Ketut Pujo
d. P. Mohammad Noor
b. Sam Ratulangi
e. Teuku Muhammad Hassan
c. Oto Iskandardinata 7. Dalam sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 menetapkan… a. membentuk MPRS dan DPAS b. Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup c. mengesahkan Undang-Undang Dasar Sementara d. Golongan Karya sebagai partai yang berkuasa e. Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil presiden RI 8. Kantor berita Jepang yang berperan dalam menyebarluaskan berita proklamasi RI adalah....
53 | S N I 5
a. Kyodo
d. Antara
b. Domei
e. Daigaku
c. Dai Nippon 9. Tujuan dibentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat adalah.... a. Menegakkan sistem pemerintahan secara demokrasi b. Sebagai dewan untuk menjalankan pemerintahan c. Melaksanakan cita-cita bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan d. Sebagai DPR sebelum diselenggarakannya pemilihan umum e. Menghubungkan presiden dengan rakyat. 10. Alasan pemerintah tidak membentuk tentara nasional di awal-awal kemerdekaan dan hanya membentuk Badan Keamanan Rakyar (BKR) adalah.… a. kekurangan biaya untuk merekrut tentara b. menghindari konflik terbuka antara rakyat Indonesia dengan tentara Jepang c. menunggu intruksi dari tentara sekutu d. hasil kesepakatan dengan tentara jepang e. terpecahnya para pemuda ke dalam lasykar-lasykar perjuangan
Tambahan Soal 1. Apakah alasan Jepang menghancurkan pangkalan milliter Amerika Serikat Pearl Harbour. a. Jepang ingin menguasai Amerika Serikat b. Jepang ingin bekerjasama dengan Amerika Serikat c. Jepang ingin menjadi negara dengan angkatan laut terkuat dan ingin menghancurkan saingan-saingannya, termasuk angkatan laut AS dan Inggris d. Amerika serikat ingin mengalahkan Jepang 2. Mengapa Jepang memberiakan janji kemerdekaan terhadap Indonesia. a. Supaya Indonesia terlibat dalam Perang Dunia 2.
54 | S N I 5
b. Karena Jepang merasa kewalahan melawan sekutu dan meminta Indonesia untuk membantunya dengan janji memberikan kemerdekaan. c. Karena Jepang takut dengan tentara Sekutu. d. Dibom atomnya Jepang dari pihak Sekutu 3. Indonesia pernah mengalami masa vacuum of power, ialah pada waktu …. a. jatuhnya kekuasaan Presiden Suharto b. peristiwa G-30-S/PKI tahun 1965 c. menyerahnya Jepang kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 d. dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 4. Peristiwa Rengasdengklok mempunyai makna …. a. sebagai proklamasi pertama b. adanya perbedaan pendapat antara kelompok tua dengan kelompok muda c. sikap keras kepala dari kelompok tua d. besarnya tekad untuk merdeka yang ada pada kelompok tua maupun kelompok muda 5. Meskipun termasuk golongan tua, Sukarno-Moh.Hatta tetap menjadi andalan golongan muda sebagai proklamator kemerdekaan. Alasan mereka adalah …. a. Sukarno-Hatta berpihak kepada sikap radikal golongan muda b. golongan muda telah menggalang kekuatan untuk melawan Jepang c. Sukarno-Hatta termasuk tokoh utama PPKI d. Sukarno-Hatta memiliki wibawa sebagai pemimpin bangsa Indonesia 6. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat bernama …. a. USS Kennedy b. USS Missouri c. USS George Washington d. USS Atlantic 7. Tokoh pemuda yang pertama kali mendengarkan siaran radio BBC tentang menyerahnya Jepang pada pihak Sekutu adalah... a. Bung Karno b. Sukarno
55 | S N I 5
c. Yusuf Kunto d. Sutan Syahrir 8. Dibawah ini yang bukan merupakan mantan dari anggota BKR adalah…. a. PETA b. heiho c. keibondan d. Supriyadi
9. Arti penting Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945 adalah.. a. Wujud kebersamaan gologan tua dan golongan muda b. sebagai puncak perjuangan bangsa Indonesia c. realisasi keinginan rakyat untuk memperoleh kemerdekaan d. bentuk pelaksanaan janji kemerdekaan oleh Jepang
10. Perhatikanlah nama-nama berikut: 1. Mr. Kasman Singodimejo 2. Mr. Moh. Yamin 3. Sutarjo Kartohadikusumo 4. Mr. Ahmad Soebardjo 5. J. Latuharhary 6. Adam Malik Dari tabel diatas yang termasuk pengurus KNIP ditunjukkan oleh nomor... a. 1, 2, 3, dan 4 b. 3, 3, 4, dan 5 c. 1, 3, 5, dan 6 d. 2, 4, 5, dan 6
56 | S N I 5
Daftar Pustaka Asmadi. 1985. Pelajar Pejuang. Jakarta: Sinar Harapan Adam, Cindy. 1988. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Jakarta: CV.H.Masagung. Hatta, Mohammad. 1982. Sekitar Proklamasi. Jakarta: Tintamas. Imran, Amrin dkk, 1971. Sedjarah Perkembangan Angkatan Darat. Jakarta : Pusat Sejarah ABRI, Departemen Pertahanan Keamanan. Kasutoshi, D.P. Hando. 1971. Hari-hari Terpanjang Sebelum Penyerahan Jepang. Jakarta: PT Kinta. Kementrian Penerangan. 1953. Republik Indonesia, Provinsi Sulawesi. Jakarta Malik, Adam . 1975. Riwayat Proklamasi 17 Agustus 1945. Jakarta: Wijaya Marwati. Djoened dan Nugroho. Notosusanto. 1948. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka Moedjanto, G. 1988. Indonesia Abad ke 20, Jilid 1. Yogyakarta: Kansius. Mustopo, M. Habib. 2011. Sejarah 3. Jakarta: Yudhistira. Nasution, A.H. 1968. Tentara Nasional Indonesia Jilid I. Djakarta : Ganeco. Notosusanto, Nugroho. 1979. Tentara PETA Zaman Pendudukan Jepang. Jakarta: Gramedia. Rahardjo, Pamoe. 1995. Badan Keamanan Rakyat : Cikal Bakal TNI. Jakarta: PETA PRESS Roem, Moh. 1972. Bunga Rampai dari Sejarah Jilid I. Jakarta: Bulan Bintang Soebantardjo. 1960. Sari Sedjarah. Jogjakarta: Bopkri. Soekarno. 1983. Indonesia Menggugat. Jakarta: Inti Idayu Press
57 | S N I 5
Wild, Collind. 1986. Gelora Api Revolusi sebuah Antologi Sejarah. Jakarta: Gramedi. Yasni, Z. 1979. Bung Hatta Menjawab. Jakarta: Gunung Agung. Sagan, Carl. Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara. (Daring)
http://indonesiaindonesia.com/f/101937-sejarah-lahirnya-
pancasila-ideologi-dasar-negara/ diakses pada tanggal 5 September 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Pengeboman_Pearl_Harbor https://id.wikipedia.org/wiki/Pengeboman_atom_Hiroshima_dan_Nagasaki https://www.google.co.id/search?q=gambar+rumah+peristiwarengasdengklok
58 | S N I 5
BAGAN MATERI
Proklamasi Kemerdekaan
Peristiwa
Sebelum Proklamasi
Proklamasi
Setelah Proklamasi
Pengeboman Pearl Harbour
Penyusuan Dasar Negara
Peristiwa Hiroshima dan Nagasaki
Pembentukan Sistem Pemerintahan
Jepang Menyerah Kepada Sekuru
Pembentukan BKR
Peristiwa Rengasdengklok
59 | S N I 5