BAB II NEGERI BERBILANG KAUM
Terkenal sebagai daerah pesisir yang memiliki banyak pantai dan beberapa pulau yang sering dijadikan sebagai destinasi wisata, salah satu wilayah pesisir yang berada di teluk Tapian Nauli yakni kota Sibolga, kota ini biasa disebut Negeri Berbilang Kaum karena penduduk nya terdiri dari berbagai suku dan agama. Sibolga merupakan salah satu daerah penghubung sebelum menyebrang ke pulau lain seperti pulau Nias, sehingga kota Sibolga dapat dijadikan sebagai tempat persinggahan.
2.1.
Pariwisata Sibolga merupakan wilayah pesisir yang menyajikan keindahan alam terutama laut dan
pantai. Wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan daratan dan laut ke arah darat wilayah pesisir. Meliputi bagian daratan baik kering maupun terendam air yang masih di pengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sedangkan kerah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi didarat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan karena kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Salah satu cara yang paling mutakhir untuk mensejahterakan masyarakat pesisir yakni melalui industri pariwisata. Menurut Kodyat (dalam Wardiyanto, 2010) Pariwisata didefinisikan sebagai perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara,dilakukan oleh perorangan
Universitas Sumatera Utara
maupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dengan lingkungan hidup untuk mencapai kebahagiaan dalam dimensi sosial,budaya,alam dan ilmu. Pariwisata sebagai Agent of Development adalah pariwisata merupakan suatu industri yang diharapkan sebagai sumber perolehan devisa negara, dapat meningkatkan kesempatan berusaha, kesempatan kerja,mempercepat proses pemerataan pendapatan (re-distribution of income), meningkatkan pendapatan nasional (national income), dan memperkuat posisi neraca pembayaran (net balance of payment) (Yoeti ,2002). Untuk itu banyak kegiatan-kegiatan dan kebijakan yang dibuat oleh Dinas Pariwisata kota Sibolga guna meningkatkan daya tarik wisata dan potensi wisata di kota Sibolga. Film Mursala belum lama ini ditayangkan di bioskop-bioskop seluruh Indonesia, syuting film ini diadakan di Sibolga dan sekitarnya. Selain itu beberapa acara stasiun TV telah mengadakan syuting untuk acara-acara yang menampilkan keindahan alam, seperti acara My Trip My Adventure yang mengadakan syuting di pulau Mursala dan pulau Putri, walapun kedua pulau tersebut tidak berada di wilayah teritorial Sibolga namun daerah ini selalu kecipratansebagai tempat destinasi wisata yang wajib dikunjung karena dikenal sebagai tempat yang memiliki makanan khas yang sangat cocok bagi wisatawan yang ingin berwisata kuliner. Makanan khas Sibolga seperti ikan panggang paccak, kue nasi lamak, kue talam, ikan panggang geleng, mie tektek, kue kocci, katupet bare (beras), dll. Sibolga menyediakan sarana dan prasana yang mendukung untuk dijadikan seabagai destinasi wisata, Sibolga memiliki hotel yang berada di bibir pantai yakni hotel WI (Wisata Indah), Sibolga Square sebagai tempat yang menyediakan makanan dan minuman untuk wisatawan yang ingin bersantap kuliner di malam hari, dan Sibolga memiliki objek wisata alam
Universitas Sumatera Utara
seperti tanggo saratus yang diklaim Dinas Pariwisata Sibolga sebagai icon pariwisata kota Sibolga, gunung Tor Simarbarimbing sebagai tempat untuk melihat keindahan kota Sibolga lewat puncak gunung, pantai Ujung Siboga untuk bersantai dan menikmati sunset, dan banyak pantai yang dapat dijadikan sebagai tempat bersantai. Sebelumnya sudah ada beberapa cafe dikota sibolga namun sejak tahun 2015 kemarin hingga sekarang semakin banyak dibuka cafe yang hanya sekedar dijadikan tempat nongkrong dan menikmati makanan ringan. Beberapa cafe tersebut adalah d‟best cafe, cafe Medan, cafe Awak, Mie Pedas Miring, Frozen cafe, dan belum lama ini Black and White cafe menyedikan hiburan untuk anak muda dengan mengundang DJ ( disk Jokie) dan biasanya anak muda Sibolga ini dugem/joget di malam minggu ataupun bila ada event tertentu. Selain tempat nongkrong, yang tak kalah ramai pengunjung terutama remaja yakni MB atau yang sering disebut anggar, tempat ini berada di atas laut di pinggir pantai, biasa nya dijadikan tempat nongkrong hingga larut malam. Tempat ini ramai pengunjung karena agak tertutup, jalan masuk melalui akses gang kecil sempit dan melewati rumah warga. Dari informasi yang di dapat oleh peneliti ketika melakukan penelitian bahwa „anggar‟sering dijadikan sebagai tempat remaja untuk berpacaran bahkan melakukan ciuman dan melakukan hubungan seks oral karena didukung oleh suasana malam yang gelap.
2.2.
Transportasi Belum lama ini tahun 2013 telah dibangun dan diresmikan bandara didaerah Pinangsori
yang disebut sebagai bandara Ferdinand Lumbantobing, bandara ini menjadi salah satu pilihan transportasi bagi para pengunjung yang ingin berkunjung ke kota Sibolga. Jarak dari kota Sibolga
Universitas Sumatera Utara
ke bandara Pinang Sori sekitar 40 km, pesawat yang disediakan yakni Garuda Indonesia, Wings air, Hercules dan pesawat kecil lainnya untuk keberangkatan menuju Gunung Sitoli. Penerbangan ke Jakarta disediakan oleh Garuda dan wingsair melalui transit dikota Medan, kisaran biaya penerbangan dengan pesawat wings air Sibolga-Medan sekitar Rp.Rp.300.000 biasanya Garuda miliki harga yang berbeda dengan wings air. Perkembangan masa ini yang semakin heboh dengan keindahan alam terutama yang sangat di gemari kaum anakmuda yakni explore wisata alam. Sibolga mulai di lirik oleh wisatawan luar daerah. Selain transportasi udara, para pengunjung juga dapat melalui jalur darat dengan menggunakan mobil ataupun sepedamotor, biasanya melalui kota Medan sepanjang Jalan.S.M.Raja banyak transportasi seperti bus atau pun mobil travel dengan trayek Medan-Sibolga, biasanya dengan mobil travel biaya nya sekitar Rp.140.000. Selain transportasi yang dapat digunakan menuju ke kota Sibolga, di Sibolga sendiri terdapat transportasi darat yang dapat digunakan pengunjung seperti Angkutan Kota (angkot), beccak masin atau becak bermotor, dan masih ada beberapa becak yang tidak menggunakan mesin atau becak dayung. Terminal Sibolga juga memiliki banyak loket angkutan darat seperti bus yakni Bintang Utara, Makmur, Idola trayek ke Pekanbaru, Jambi, Padang, dan lainnya.Beberapa nelayan di kota Sibolga menyediakan jasa kapal untuk menyebrang ke pulaupulau yang sering sebagai destinasi wisata, seperti kapal kutuk-kutukyang membanrol harga ± Rp.1.000.000 untuk biaya pulang-pergi trayek Pulau Putri Sibolga.
2.3.
Sejarah Singkat Kota Sibolga
Universitas Sumatera Utara
Kota Sibolga dahulunya adalah Bandar kecil di Teluk Tapian Nauli dan terletak di Poncan Ketek. Pulau kecil ini letak nya tak jauh dari kota Sibolga yang sekarang ini. Diperkirakan Bandar tersebut berdiri sejak abad depan belas dan sebagai pengusaha adalah “Datuk Bandar”. Kemudian pada zaman kolonial Belanda, pada abad Sembilan belas didirikan Bandar Baru yaitu kota Sibolga yang sekarang, karena Bandar dari pulau Poncan ketek dianggapnya tidak akan dapat berkembang, disamping pulaunya terlalu kecil juga tidak memungkinkan menjadi Kota Pelabuhan yang fungsinya bukan saja sebagai tempat bongkar muat barang tetapi juga akan berkembang sebagai kota Perdagangan. Akhirnya Bandar pulau Poncan Ketek mati bahkan bekas-bekasnyapun tidak terlihat lagi saat ini. Sebaliknya Bandar baru yaitu kota Sibolga yang sekarang berkembang pesat menjadi kota Pelabuhan dan Perdagangan. Pada zaman awal kemerdekaan Republik Indonesia kota Sibolga menjadi ibukota Keresidenan Tapanuli dibawah kepemimpinan seorang Residen dan membawahi beberapa luka atau Bupati. Pada zaman Revolusi fisik, Sibolga juga menjadi tempat kedudukan gubernur Militer Wilayah Tapanuli dan Sumatera Timur bagian Selatan, kemudian dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 102 tanggal 17 Mei 1946, Sibolga menjadi Daerah Otonom tingkat “D” yang luas wilayahnya ditetapkan dengan Surat Keputusan Residen Tapanuli Nomor : 999 tanggal 19 Nopember 1946 yaitu Daerah Kota Sibolga yang sekarang. Desa-desa sekitarnya yang sebelumnya masuk wilayah Sibolga On Omme Landen menjadi atau masuk Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956, Sibolga ditetapkan menjadi Daerah Swatantra Tingkat II dengan nama Kotapraja Sibolga yang di Pimpin oleh
Universitas Sumatera Utara
seorang Walikota dan daerah Wilayahnya sama dengan Surat Keputusan Residen Tapanuli Nomor : 999 tanggal 19 Nopember 1946. Selanjutnya dengan Undang-Undang nomor 18 Tahun 1965, Daerah Swatantra Tingkat II Kotapraja Sibolga diganti sebutanya menjadi Daerah Tingkat II kota Sibolga yang pengaturan selanjutnya ditentukan oleh Undang-undang Nomor : 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah yang di pimpin oleh Walikota Kepala Daerah. Kemudian, hingga sekarang Sibolga merupakan Daerah Otonom Tingkat II kota yang dipimpin oleh Walikota Kepala Daerah.
2.4.
Letak Geografis dan Iklim Sibolga terletak di pantai Barat Sumatera Utara. Jaraknya lebih kurang 344 km dari kota
Medan ibukota provinsi Sumatera Utara. Bentuk kota memanjang dari Utara ke Selatan mengikuti garis pantai. Sebelah timur terdiri dari gunung dan sebelah Barat adalah Lautan. Lebar kota yaitu jarak dari garis pantai ke pegunungan sangat sempit hanya leih kurang 500 meter sedangkan panjangnya adalah 8.520 km. Karena sempitnya daratan yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk, akhirnya banyak tepian pantai yang ditimbun menjadi daratan untuk dijadikan lahan pemukiman dan tempat lainnya. Wilayah pemerintahan kota Sibolga seluas 1077,00 km2 yang terdiri dari 8,89 km2(82,56 %) daratan Sumatera, 188 km2 ( 17,44%) daratan kepulauan. Darat kepulauan termasuk dalam kawasan Sibolga yaitu Pulau Panjang, Pulau Sarudil, Pulau Poncan Gadang ( Besar), dan Pulau Poncan Ketek (Kecil). Batas-batas wilayah kota Sibolga : -
Sebelah Utara
: Kabupaten Tapanuli Tengah
Universitas Sumatera Utara
-
Sebelah Timur
: Kabupaten Tapanuli Tengah
-
Sebelah Selatan
: Kabupaten Tapanuli Tengah
-
Sebelah Barat
: Teluk Tapian Nauli
Gambar 1. Peta Kota Sibolga Wilayah administrasi kota Sibolga terdiri dari 4 (empat) Kecamatan dan 16 (enambelas) Kelurahan. Keempat kecamatan itu adalah Kecamatan Sibolga Utara dengan empat kelurahan luas area 3,333 Km2, Kecamatan Sibolga Kota dengan empat kelurahan luas area 2,7732 Km2, Kecamatan Sibolga Selatan dengan empat kelurahan luas area 3,138 Km2, dan Kecamatan Sibolga Sambas dengan empat kelurahan luas area 1,566 Km2. Semua kecamatan di kota Sibolga memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan pantai, dan 6 kelurahan tidak berada di wilayah pantai. 16 kelurahan dalam wilayah kecamatan Kota Sibolga, yakni : 1. Kecamatan Sibolga Utara, meliputi :
Universitas Sumatera Utara
-
Kelurahan Sibolga Ilir
-
Kelurahan Angin Nauli
-
Kelurahan Hutabarangan
-
Kelurahan Hutatonga-tonga
-
Kelurahan Simare-mare
2. Kecamatan Sibolga Kota, meliputi : -
Kelurahan Pasar Baru
-
Kelurahan Pasar Balakkang
-
Kelurahan Pancuran Gerobak
-
Kelurahan Kota Baringin
3. Kecamatan Sibolga Sambas, meliputi : -
Kelurahan Pancuran Karambi
-
Kelurahan Pancuran Pinang
-
Kelurahan Pancuran Bambu
-
Kelurahan Pancuran Dewa
4. Kecamatan Sibolga Selatan, meliputi : -
Kelurahan Muara Pinang
-
Kelurahan Aek Habil
-
Kelurahan Aek Parombunan
Pada tahun 2015 suhu udara maksimum kota Sibolga mencapai 32,2oC dan suhu minimum mencapai 22,1oC dengan rata-rata suhu udara mencapai 26,4oC. Pada tahun 2015
Universitas Sumatera Utara
jumlah hari hujan mencapai 247 hari dengan rata-rata kecepatan angin mencapai 6,36 knot. Jumlah hari hujan ini mempengaruhi kegiatan para nelayan yang pergi melaut pada malam hari karna hujan sering disertai dengan badai dan membuat nelayan enggan melaut untuk mencari ikan. Dari hasil observasi peneliti apabila terjadi badai dan hujan deras harga jual ikan laut di pasar akan meningkat. Selain saat hujan deras atau badai yang membuat meningkatnya harga jual ikan, saat “terang bulan” juga harga ikan meningkat.
2.5.
Jumlah Penduduk Pada tahun 2015 jumlah penduduk kota Sibolga mencapai 86.519 orang. Penduduk paling
banyak terdapat di Kecamatan Sibolga Selatan (35,18 persen) dan paling sedikit di Kecamatan Sibolga Kota (16,27 persen). Kota Sibolga memiliki 18,566 rumah tangga dengan rata-rata anggota rumah tangga sebanyak 5 orang. Hal ini menunjukkan bahwa setiap rumah tangga memiliki sekitar 5 orang anggota rumah tangga. Penduduk kota Sibolga tahun 2015 tergolong berstruktur usia muda, dimana jumlah penduduk yang berusia dibawah 15 tahun ada sebanyak 27.956 orang (32,31 persen), sedangkan penduduk berusia 65 tahun keatas ada sebanyak 2.597 orang (3 persen).
2.6.
Pemerintahan Anggota DPRD kota SIbolga pada tahun 2015 ada sebanyak 20 orang. Keanggotaan
terbesar dari partai Demokrat yang berjumlah 4 orang, partai Golkar berjumlah 3 orang, dan PBB, Nasdem, PKPI, dan PDIP berjumlai 2 orang, kemudian PKB, PKS, PAN, Hanura dan Gerindra masing-masing berjumlah 1 orang anggota.
Universitas Sumatera Utara
Penduduk kota Sibolga memilih kepala daerah pada saat Pemilu yakni Walikota dan Wakil Walikota. Tak jarang pemilihan umum kepala daerah menyimpan berbagai isu politik yang sedikit
membuat
konflik
ringan
antara
masyarakat.
Seperti
Pemilu
terakhir
yang
diadakansebelumnya dalam pemilihan kepala daerah yang memiliki 2 pasang calon walikota dan wakil walikota yakni, dari hasil observasi peneliti terjadi beberapa penolakan terhadap sikap pendeta Siahaan yang sebagai pendeta di Gereja HKBP Sibolga julu. “Sibolga Julu‟ adalah sebutan untuk kecamatan Sibolga Utara yang memiliki 4 (empat) kelurahan. Mayoritas penduduk Sibolga Julu beragama Kristen merupakan jemaat gereja HKBP Sibolga Julu. Pendeta Siahaan mendukung pasangan calon Syarfi Hutauruk, namun tak menjadi rahasia umum bahwa telah terjadi pro dan kontra di masyarakat yang notabene adalah umat kristiani yang mendukung pasangan calon Panggabean yang beragama Kristen protestan dan orang tua nya merupakan penduduk asli Sibolga Julu ini juga dan sebelumnya pernah menjadi Walikota Sibolga. Pak Siahaan sebagai pendeta membagikan Alkitab dan membubuhkan nama pasangan calon Syarfi Hutauruk didalam nya (lembar setelah sampul). Saat malam natal tahun 2015 kemarin saat pendeta Siahaan berkhotbah, beberapa jemaat keluar dari gereja. TNI-Polri juga memiliki peranan penting dalam pemerintahan kota Sibolga. Saat kegiatan-kegiatan upacara, peringatan dan perayaan di kota Sibolga, para petinggi TNI Polri ini turut hadir. Di kota Sibolga terdapat lengkap 3 TNI yakni TNI Angkatan Laut (AL), TNI Angkatan Darat (AD), dan TNI Angkatan Udara (AU). Namun kantor, rumah dinas dan radar tidak berada di daerah teritorial Sibolga, namun TNI AU selalu di undang dalam acara pemerintahan dan kegiatan rutin di kota Sibolga. Polri (Polisi Republik Indonesia), beberapa urang siboga atau penduduk asli Sibolga menjadi anggota Polri dan di tempatkan di Sibolga juga.
Universitas Sumatera Utara
Selain PNS, TNI-Polri merupakan profesi farovit juga di kota Sibolga. Organisasi ibu-ibu atau istri TNI-Polri (IKKT-AU, Jalasenastri-AL, Persit-AD) juga aktif melaksanakan kegiatan rutin di kota Sibolga seperti arisan, dan kegiatan penyuluhan ke masyarakat seperti penyuluhan kesehatan.
2.7.
Bahasa Terdapat 7 (tujuh) unsur yang membentuk suatu kebudayaan dalam masyarakat. Penulis
mengutip apa yang di tuliskan oleh bapak Antropologi Koentjaraningrat (pengantar ilmu antropologi 1979-333), 7 (tujuh) unsur yang membentuk suatu kebudayaan yaitu: Bahasa, Teknologi, Mata Pencaharian (Ekonomi), Organisasi Sosial, Sistem Pengetahuan, Kesenian, dan Sistem Religi. Bahasa adalah salah satu unsur membentuk suatu kebudayaan, secara umum hampir seluruh masyarakat Sibolga dapat menggunakan bahasa Indonesia. Namun Sibolga adalah Negeri Berbilang Kaum yang memiliki masyarakat dari latarbelakang budaya yang berbeda (suku). Dilihat dari sejarah singkatnya, kota Sibolga tak lepas dari latar belakang sebagai “etnik pesisir”. Setiap anggota kelompok etnik tertentu yang melakukan migrasi ke Sibolga, sering terjadi keadaaan dimana mereka tercerabut dari akar budaya etniknya karena mengadopsi nilainilai baru. Akan tetapi mereka tetap menganggap diri sebagai anggota etnik yang sama dengan orang tuanya (bahasa ibu) dan juga tetap diakui oleh kelompok etniknya.
Universitas Sumatera Utara
Etnik Pesisir memiliki kemiripan bahasa yang digunakan etnik Minang, dan Batak, seperti dalam hal untuk menyatakan suatu bentuk dalam Bahasa Pesisir Sibolga menggunakan kata-kata berikut ini seperti Kepeng untuk menyatakan Uang, kata ini memiliki persamaan dengan kata Hepeq/Hepeng di dalam Bahasa Batak. Contoh kata lainnya yang sering digunakan beberapa informan dalam penelitian ini :
Tabel 1. Contoh Bahasa Pesisir No
Kata
Arti (dalam BI)
Contoh kalimat menggunakan
Terjemahan BI
Bahasa Pesisir 1
Basasak
Bersenggama
Lamak bana basasak malam Enak minggu tu sama cinta ambo
kali
„ngeseks‟
malam minggu kemarin sama pacar ku
2
Nandak
Mau/ Pengen
Nandak
putus ambo dari Pengen putus aku dari
cinta ambo tu 3
Munak
kalian
“munak sajo la nan pa i ka Kalian aja la yang pergi rumah si ikka tu”
4
Lamak
Enak/Asik
kekasih (pacar) ku itu
ke rumah si Riska itu
Lamak la kau yo, ba bonceng Enak kau ya, kemaren sama padusi ka patang tu
boncengan (naik sepeda motor)
kau
sama
perempuan 5
Bana
Kali
Malam bana la kito kalua ko, Malam kali kita keluar
Universitas Sumatera Utara
baikko ado razia 6
Sajo
Saja
baikko sajo nyo hidup ambo Gini saja hidup ku, gak indak ado perubahan
7
Pai
Pergi
ini, nanti ada razia
ada perubahan
nandak pai ambo ka rumah Pengen lakik ambo tu
pergi
aku
kerumah suami (pacar) ku itu
Koenjaraningrat dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi menjelaskan bahwa kesadaran dan identitas dalam “kesatuan budaya” seringkali (tetapi tidak selalu) dikaitkan oleh kesatuan atau kemiripan bahasa. Beberapa model dan cara yang digunakan untuk mengelompokkan perilaku dan budaya tertentu kemudian diasosiasikan dengan etnik tertentu sudah tidak dapat lagi dipergunakan sekarang ini, dimana dalam kenyataan setiap etnik adalah sangat berbeda datu dengan lainnya.
2.8.
Adat Perkawinan dan Kematian Sibolga Negeri Berbilang Kaum, menurut sejarahnya kota Sibolga memiliki latarbelakang
sebagai Etnik Pesisir. Etnik Pesisir dikenal memiliki adat sumando. Istilah Sumando berasal dari kat suman dalam bahasa Batak berarti serupa, atau terjemahan bebasnya dipasuman-suman. Selanjutnya, kata suman berubah menjadi sumando artinya hampir serupa tetapi tidak sama dengan adat yang ada pada Suku Minangkabau di Sumatera Barat. Pada mulanya, adat yang tertinggi berada pada Raja atau Kuria. Seterusnya, tingkat pelaksanaan adat berada pada emapat
Universitas Sumatera Utara
lapisan, yaitu fakir miskin (dada), orang miskin (lamukku), orang kaya (ata), dan keturunan raja (bare). Adat sumando adalah “campuran” dari hukum Islam, adat Minangkabau, dan adat Batak. Ini berarti bahwa semua hal-hal yang baik diterima dan yang tidak baik sesuai dengan tata karma dan sikap hidupan sehari-hari masyarakat Suku Pesisir diabaikan. Hal tersebut sesuai dengan konsep sumando yakni adat bersandi sarak. Tidak seluruhnya masyarakat kota Sibolga dapat dikatakan sebagai masyarakat pesisir. Terdapat beberapa etnik yang berbeda-beda di kota Sibolga, tempat tinggal (lingkungan) beberapa etnik ini juga berpengaruh terhadap perbedaan bahasa dan adat. Misalnya, tidak akan ditemukan orang pesisir (sebagai sebutan untuk individu berEtnik Pesisir di kota Sibolga) tinggal di wilayah kelurahan Hutabarangan yang mayoritas ber agama Kristen. Namun, akan banyak ditemukan masyarakat pesisir di daerah kelurahan Aek Habil yang dalam rutinitas keseharian mereka menggunakan Bahasa Pesisir. Selebihnya masyarakat pesisir tersebar di semua kelurahan di kota Sibolga kecuali di kelurahan Hutabarangan. Namun yang dikenal (data dari Informan non-pesisir) sebagai daerah mayoritas masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tinggal di kelurahan Sibolga Sambas dan Sibolga Selatan. Masyarakat Pesisir umatmuslim masih menggunakan beberapa adat pesisir, terutama didalam adat pernikahan seperti malam inai bacilok yang dilakukan di malam hari sebelum hari pernikahan. Acara pernikahan diadakan di depan rumah dengan menggunakan taratak atau tenda, tenda didirikan di jalan lintas kendaraan dan acara pernikahan dilaksanakan di hari minggu. Namun, untuk mereka yang memiliki dana lebih banyak masyarakat pesisir juga dapat membuat acara pernikahan di Gedung Nasional hal ini juga terjadi pada Etnik lain. Pada acara kematian, masyarakat pesisir menggunakan aturan agama yakni agama islam.
Universitas Sumatera Utara
2.9.
Kesehatan Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit merupakan faktor utama dalam
menunjang perbaikan kualitas hidup individu masyarakat. Jumlah rumah sakit umum yang ada di Sibolga terdiri dari 3 rumah sakit umum dan 2 diantara nya melayani pasian BPJS.. Menurut data dari Badan Pusat Statistik Sibolga, sebagian besar penyakit yang di derita pasien rawat jalan di RSU.F.L.Tobing adalah Diabetes Melitus,TBC, dan hipertensi. Sementara itu, sebagian besar pasien yang dirawat inap menderita penyakit Typhus Abdominalis, kemudian DHF, dan Gastro Enteritis. Dari hasil observasi peneliti, ada juga beberapa pilihan pengobatan atau sarana kesehatan di kota Sibolga selain Rumah Sakit dan Puskesmas. Seperti misalnya: di lingkungan kelurahan Hutabarangan ada seorang kakek berumur 92 tahun melayani pengobatan untuk pasien anak-anak yang sakit seperti demam, kakek tersebut melakukan pengobatan dengan cara „kusuk‟. Tak sedikit anak-anak dari kelurahan lain juga membawa anaknya untuk berkusuk ke Oppung Hutabarat ini. Selain iti ada pula sarana lain seperti „orang pintar/datu/dukun‟ yang dipercaya dapat memberi pengobatan, mengusir setan/roh jahat, dan memberi treatment lain guna mencapai tujuan pasien. Dari observasi peneliti tempat-tempat yang memiliki tempat pengobatan „orang pintar‟ ini adalah keluruhan Aek Habil dan Hutabarangan, selebih nya berada di wilayah geografis Tapteng, namun beberapa individu masyarakat masih meyakini pengobatan menggunakan jasa „orang pintar‟ atau „datu‟.
2.10. Selera dan gaya hidup
Universitas Sumatera Utara
Tempat karokean menjadi salah satu tempat favorit yang sedang happening di kota Sibolga. Sering terdengar “mo koro-koro mo” artinya “ayok karokean yok”. Hampir setiap malam minggu ketiga tempat karokean yakni Aira, Aira2,dan holyland dipenuhi pengunjung bahkan ibu-ibu juga sangat senang balagu di tempat karokean ini, padahal harga termasuk mahal untuk ukuran ruangan yang kecil dan fasilitas yang tidak memadai seperti di Aira harga kamar VIP Rp.95.000/jam dan standar Rp.75.000/jam. Masyarakat Sibolga seakan mempersiapkan diri untuk tampil dipesta. Biasanya umat muslim mengadakan resepsi pernikahan dijalan raya dengan taratak (tenda) beserta keyboard dan lagu yang sering terdengar adalah lagu dangdut, sedangkan bagi nasrani mengadakan pesta pernikahan di gedung dengan mengadakan resepsi pernikahan beserta tradisi mangulosi bagi suku batak toba, beberapa pesta nasrani yang rata-rata suku batak Toba ini juga menyediakan tempat dan makanan khusus bagi tamu umat muslim. Perubahan gaya dan selera sangat cepat di kota Sibolga melalui acara TV dan media sosial yang sering digunakan masyarakat seperti Facebook dan Instagram, anak-anak remaja sudah mulai mengadakan acara ulang tahun ditempat-tempat karaoke lengkap dengan balon-balon dan kue ulang tahun yang kekinian, dan dari informasi yang peneliti dapatkan bahwabeberapa remaja juga menyewa satu ruangan karoke untuk bacinto (pacaran). Urang Sibolga ini suka bakuliling (berkeliling) dengan menggunakan sepeda motor untuk sekedar jalan-jalan (konvoi) sore bersama keluarga maupun teman, tak heran di sore hari terutama Jumat-Minggu masyarakat Sibolga terlihat memenuhi jalanan dan konvoi menuju daerah Tapteng untuk bersantai di Pantai Bosur dan sekedar nongkrong di sekitaran daerah Rindu Alam untuk bersantai di jalan baru yang biasa dijadikan tempat balapan liar anak muda.
Universitas Sumatera Utara
Pajak (pasar tradisional) dipenuhi oleh penjual pakaian dan toko yang berada di wilayah Sibolga juga banyak yang menjual pakaian terutama pakaian untuk wanita, terlihat minat masyarakat Sibolga sangat tinggi untuk membeli pakaian baru. Hampir disetiap bulan muda terlihat toko pakaian ini dipenuhi ibu-ibu dan anak gadis yang ingin membeli baju baru. Hari sabtu (malam minggu) dan di hari minggu banyak masyarakat yang keluar rumah untuk bakuliling dengan keluarga atau teman, semua menunjukkan gaya masing-masing. Namun untuk ibu-ibu jarang menggunakan sepatu melainkan sendal. Hal ini berbeda dengan beberapa kaum remaja di Sibolga menggunakan sepatu apabila keluar bersama teman dan pacar walaupun sekedar jalan kaki tidak menggunakan sepeda motor. PNS (Pegawai Negeri Sipil) merupakan salah satu pekerjaan yang paling favorit di kota ini, bahkan jadi honor dan THL (Tenaga Harian Lepas) dengan gaji yang sangat rendah menjadi pekerjaan yang tak asing. Menurut data Statistik tahun 2015 jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkingan pemerintah kota Sibolga ada sebanyak 3.216 orang. Dilihat dari golongannya, PNS Pemko Sibolga di dominasi oleh golongan III sebanyak 1.881 orang, sementara itu golongan I hanya berjumlah 26 orang. Selain PNS ada juga Honorer dan THL di kantor kedinasan tersebut memiliki sepeda motor atau yang biasa disebut kreta atau Honda, “walaupun ya bisa nya cuma kredit” ungkap salah seorang informan. Banyak penduduk yang memiliki sepeda motor bahkan ada 2 atau 3 kendaraan sepeda motor di rumah nya masing-masing. Anak sekolah juga sudah mengendarai sepeda motor kesekolah bahkan siswa yang duduk dibangku SMP. Sehingga bakuliling dengan sepeda motor ini salah satu kebiasaan urang Siboga. Masyarakat sangat antusias terhadap berbagai acara hiburan, terutama hiburan rakyat, tak heran jika ada konser-konser artis ibukota pasti ramai pengunjung. Belum lama ini pesta rakyat
Universitas Sumatera Utara
memperingati hari jadi kota Sibolga tepat diadakan di Lapangan Simare-mare dengan mengundang penyanyi Judika Sihotang, acara ini padat penonton.
2.11. Malam Kamis& Malam Minggu (Satnite) Hari Senin hingga Minggu, biasanya hari libur nasional di Indonesia yakni di hari Minggu namun beberapa daerah seperti kota-kota besar sudah mulai membuat peraturan wajib libur di hari Sabtu. Sibolga yang merupakan daerah pesisir yang memiliki banyak penduduk, memiliki keunikan tertentu yakni salah satu kebiasaan menganggap bahwa Rabu malam atau malam Kamis adalah salah satu malam spesial di kota Sibolga. Hari rabu malam yang biasa disebut „malam kamis‟ ini adalah malam yang dikenal sebagai malam untuk berjumpa pasangan atau teman seperti layaknya „malam minggu‟ untuk kebanyakan orang secara umum. Namun, malam kamis biasanya lebih spesial daripada malam minggu, malam kamis lebih diutamakan untuk berjumpa dengan pacar. Dan tak lagi asing malam kamis ini sudah dikenal sebagai jadwal malam untuk „basasak‟ dengan pacar yakni melakukan „hubungan seks‟ bersama pasangan. Hubungan seks ini bukan berarti harus berhubungan kelamin, namun bercumbu dan melakukan berbagai cara untuk memuaskan diri sendiri dan bahkan pasangan.
Tidak
hanya
di
sibolga, hampir seluruh remaja, anak muda dan bahkan dewasa menganggap malam minggu adalah malam yang spesial karena tak hanya malam menjelang hari minggu dan hari minggu adalah libur nasional, namun juga kebanyakan pekerja dan karyawan yang bekerja hari seninjumat, di hari Sabtu juga libur kerja. Hari sabtu dan Minggu yakni weekend memiliki power tersendiri bagi banyak orang. Ada yang menikmati bersama dengan keluarga, bersama teman dan tak sedikit yang menikmati malam minggu dengan pasangan.
Diberbagai
Universitas Sumatera Utara
tempat hiburan dan restaurant terjadi kepadatan pengunjung, baik restaurant untuk keluarga, cafe untuk tempat nongkrong remaja dan anak muda, tempat karaokean juga pasti nya diburu pengunjung, dan bahkan tempat hiburan malam sangat ramai pengunjung terutama di kota-besar. Padahal di hari weekend biasanya restaurant, cafe, bar dan lainnya menambah tarif lebih mahal di hari itu. Berbagai event-event menarik juga diadakan di malam minggu. Bahkan hal sederhana seperti untuk merayakan ulangtahun kita tak jarang memilih untuk mengadakan acara nya di malam minggu. Jalan raya, tempat makan, tempat nongkrong dan tempat hiburan ramai pengunjung, tak heran kalau sampai tengah malam hingga subuh masih banyak orang yang berkeliaran di luar ruangan. Pada malam kamis dan malam minggu menjadi pertanyaan menarik dimana para remaja berpacaran dan atau berhubungan dengan pasangannya. Berbeda daerah tentu berbeda pula „spotspot‟ seksualnya. Sibolga merupakan daerah pesisir dengan padat penduduk yang membuat pemukiman masyarakat tak hanya berada di dataran tinggi namun banyak masyarakat yang menimbun laut untuk dijadikan rumah, tempat makan dan tempat nongkrong. Namun yang menarik, beberapa warga tidak menimbun pinggir laut/ pantai namun mendirikan pondok kecil seperti kamar-kamar kecil dari kayu dan di beri tirai dari spanduk-spanduk bekas dibuat menjadi seperti gorden penutup kamar kecil. Disibolga tempat ini di kenal dengan PG „Pondok goyang‟. Memang tidak hanya di PG para remaja berhubungan seks namun masih ada pilihan lain seperti hotel, rumah pasangan, tempat karaoke dan tempat sepi seperti jalan baru di daerah Rindu Alam.
Universitas Sumatera Utara
2.12. Spot-Spot Seksual Negeri berbilang kaum, lagi-lagi aku ucapkan nama kampung halaman ku ini. Sibolga elok rupa pamandangannya, langit hijo biru bawarno, di waktu sanjo langit merah babungo, disitu la ambo di pagadang bundo.
Selain itu, masih banyak lagi lagu-lagu dengan lirik yang menyatakan keindahan kota kelahiran ku ini. Salah satu kota terkecil di Indonesia, tapi kecil-kecil cabe rawit. Kalau kamu datang ke kota ku, kamu pasti tau betapa indahnya negeri berbilang kaum ini, karena keindahan alam nya seakan sebagai mutiara yang tersembunyi. Kalau tidak di explore mungkin akan terlihat biasa saja, tapi kalau kamu tau betapa negeri ku menyimpan keindahan alam yang tak kalah dengan kota-kota wisata. Mimpi ku mewujudkan negeriku dikenal oleh semua orang karena keindahan nya, mimpi kita mimpi ku teman-teman ku dan saudara sekampung sehalaman ku akan sukses dalam berbagai bidang positif di negeri ini. Jumlah penduduk nya sekitar 86.519 orang. Teman sebaya ku, adik-adik ku dan kakak ku sebanyak 27.956 penduduk berusia dibawah 15 tahun yakni 32,31% dari jumlah penduduk Sibolga. Bagaimana cara nya agar generasi muda dapat berkarya untuk negeri ini, untuk kota kecil ini apabila kebanyakan dari mereka sebagai pecandu narkoba, apabila mereka bagian dari premanisme sebagai orang yang membantu peningkatan kasus kriminalitas yang semakin meningkat. Aku ingin kota ku bangkit, dibangkitkan oleh semangat generasi muda berkarya untuk memajukan kota kecil ini. Tak kalah pentingnya masa depan generasi muda, bagaimana generasi muda dapat memiliki masa depan yang baik dan terhindar dari berbagai masalah sosial terutama akibat perilaku remaja itu sendiri. Namun, apapun itu aku sendiri bangga menjadi bagian dari kota ini, apapun perilaku remaja Sibolga sekarang ini, aku berharap semua akan
Universitas Sumatera Utara
berubah seiring waktu karna aku yakin bukan peran satu dua orang tapi diperlukan peran semua pihak yang dapat mendukung kemajuan negeri ini. Beberapa hal menarik dapat dianggap sebagai sesuatu yang buruk untuk kebanyakan orang. Remaja dan seks adalah dua hal yang saling beriringan, saling mempengaruhi dan saling menarik untuk diungkapkan eksistensi nya. Aku bermaksud untuk menuliskan bukan untuk menghasut pihak apa pun, namun aku berusaha memaparkan apa yang aku lihat di lingkungan ku. Kembali ke topik pembahasan skripsi ini mengenai perilaku seksual, saya, aku, peneliti tertarik dan merasa perlu harus memaparkan mengenai tempat-tempat tertentu yang menjadi spotspot terjadi nya perilaku seksual, terjadi nya transaksi seksual, namun tidak peneliti sebut sebagai tempat prostitusi dan hanya sekilas dijelaskan. Yang pertama adalah pondok goyang. Beberapa anggota masyarakat kota Sibolga menyebutnya Pondok Selingkuh (Ponsel). PG dapat ditempuh dengan perjalanan darat menggunakan kendaraan atau tidak. Saat melakukan observasi, peneliti menggunakan sepeda motor, didepan kedai itu diparkirkan sepeda motor. Dari beberapa kali pengamatan peneliti ke sekitar PG jarang sekali ada yang memparkirkan mobil di depan kedai itu. Pengunjung mengambil minuman dingin dari dalam kulkas seperti Pulpy Orange, Fanta, Sprite, Kopiko, Pocari sweat, Aqua, namun tidak ada minuman beralkohol dan minuman yang disediakan berbentuk kemasan (botol) yang ditaruh di dalam kulkas kecil khusus untuk minuman dingin itu (kulkas seperti berlogo Tehbotol Sosro). Warung juga menyediakan makanan ringan seperti kacang-kacangan Garuda, Chitato, dan apabila ingin memesan mie instan warung juga menyediakan indomie kuah. Tak lupa kedai ini menjual tissue kecil dan rokok. Sepanjang pinggiran pantai Kutai ini ada beberapa tempat persinggahan seperti PG ini, peneliti melakukan observasi ke PG milik bapak Andi (nama samaran). Setelah mengambil minuman,
Universitas Sumatera Utara
makanan, tissue ataupun rokok pengunjung langsung turun ke bawah melalui tangga yang berbahan semen (beton). Di tempat ini terdapat ± 15 PG. Semua pondok dinding dan lantai nya berbahan kayu, pondok masih berdiri diatas tanah yang kokoh, selebihnya dengan menggunakan tangga kayu yang agak goyang-goyang itu, pondok yang lainnya didirikan di atas laut yang air nya tidak terlihat jernih, air laut terlihat gelap dan biasanya itu memperlihatkan kedalaman laut. beberapa pondok diatas laut ini didirikan dengan menggunakan kayu yang ditancapkan ke dasar laut dan dijadikan sebagai pondasi bagi pondok yang berukuran kecil ini. Pondok dilengkapi dengan tirai penutup atau gorden kecil seperti menutup jendela berbahan spanduk bekas yang dipakai kembali namun tak semua pondok memiliki penutup jendela yang sangat tertutup kecuali pondok milik kedai diseberang pondok ini juga ada beberapa pondok yang sangat tertutup hampir mirip seperti kamar berukuran kecil. Saat masuk ke pondok ketika melakukan observasi saya harus menundukkan kepala karna ukuran pintu yang kurang mencukupi untuk ukuran orang dewasa, kira-kira untuk ukuran tubuh 175 cm harus menundukkan kepala saat masuk. Lantai kayu itu terlihat basah dan diberi alas seperti tikar berbahan plastik, namun tidak semua pondok memiliki alas seperti tikar ini, beberapa pengunjung harus mengambil tikar di kamar lain bila memerlukannya. Saat dilakukan observasi di malam hari tepatnya malam minggu, mala itu ramai pengunjung, lebih dari 10 sepeda motor sedang parkir di sangsi kan bakal tidak ada lagi pondok yang kosong. Suasana malam yang gelap gulita, tidak ada lampu didalam pondok, lampu hanya dipasang didekat tangga kayu goyang-goyang itu. Untuk melihat bahwa ada orang atau tidak didalam pondok biasanya pengunjung meletakkan sandal atau sepatu miliknya didepan pondok.Suasana malam disertai dengan hembusan angin malam dan suara
Universitas Sumatera Utara
ombak mengurangi kesunyian pondok itu. Tidak ada terdengar suara pengunjung dari dalam pondok kecuali ada pengunjung yang baru datang.
Gambar. 2. Deretan Pondok Goyang
PG ini bukanlah tempat yang baru dibuka, beberapa tahun terakhir ini sebelum peneliti melakukan penelitian pondok ini telah ada. Namun memang, jumlah pondok semakin bertambah dari tahun ke tahun. Mengutip dari metrosiantar.com mengenai pondok ini bahwa keberadaan pondok ini ternyata tidak illegal, setiap pengusaha diterapkan untuk menaati aturan yang berlaku. Diantaranya, pondok harus terbuka yang mana pengunjung didalam pondok harus terlihat dari luar, titak tertutup. Kemudian, dilarang menjual minuman keras. Pemilik pondok juga menegaskan bahwa diri nya memiliki kewajiban membayar setoran ke Dinas Pariwisata Tapteng sebesar 60 ribu rupiah untuk setiap bulannya. Namun demikian, memang sering ada razia yang diadakan oleh kepolisian atau satpol pp, namun menurut pengakuan pemilik kedai itu kebetulan
Universitas Sumatera Utara
sedang tidak ada pengunjung. Pemilik kedai (wanita) ini juga pernah ribut di kantor polisi karena pengunjungnya di bawa paksa dari pondok. Namun lebih lanjut ketika di tanyai kepada kadis Pariwisata dan Budaya tapteng, Sapwan Pohan mengungkapkan usaha cafe yang membuka „pondok goyang‟ di Desa Mela II dan Desa Tapian Nauli II kecamatan Tapian Nauli tidak masuk dalam daftar Tanpa Daftar Usaha Pariwisata (TDUP). Diakuinya bahwa dalam mengeluarkan TDUP selalu terlebih dahulu melakukan peninjauan. Kalau tenyata melanggar TDUP pelaku usaha akan di tindak. Selanjutnya kepala Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Politik (kaban kesbanglinmaspol) Jontriman Sitinjak melalui kabid Satpol PP Tasrif Tarihoran mengungkapkan akan melakukan pembongkaran apabila pondok itu telah di salahgunakan menjadi tempat maksiat. Saat melakukan penelitian, peneliti juga mendatangi kantor satpol pp untuk mencari informasi mengenai PG. Satpol pp mengadakan program rutin yakni razia rutin tahunan dan razia rutin bulanan. Apabila ada yang terjaring razia di tempat-tempat pacaran (termasuk PG) akan di bawa ke kantor satpol pp dan dipanggil orang tua atau keluarga untuk menjemput. Yang terjaring razia dibuatkan surat untuk membuat perjanjian bahwa tidak akan melakukan hal yang sama, kemudian dijemput oleh keluarga masing-masing. Biasa nya satpol pp melakukan razia pada tengah lama dan tempat-tempat sepi yang biasanya dijadikan individu atau pasangan individu masyarakat untuk „berpacaran‟. Tahun 2015 kemarin, salah satu pondok di sebelah pondok milik pak Andi yakni pondok yang lebih terlihat tertutup daripada pondok milik pak Andi, hampir menyerupai kamar berukuran kecil. Salah satu „pondok tertutup‟ itu ambruk ke laut saat ada sepasangan pria dan wanita didalam nya. Kejadian ini terjadi pada siang hari dan beberapa foto saat kejadian ambruk
Universitas Sumatera Utara
nya pondok tersebut di ambil oleh pihak tertentu dan di sebarkan ke media sosial dan surat kabar (koran)
Gambar 3. Pondok Goyang Ambruk
Dari informasi yang didapat oleh peneliti, beberapa ada remaja dan anak muda yang mulai enggan „berpacaran‟ ke PG karena takut terjadi kejadian seperti ambruk nya pondok tersebut, karena dianggap sebagai sesuatu yang membawa citra buruk (rasa malu). Selanjutnya apabila saya berjalan dari rumah yang terletak di Jalan.D.I.Panjaitan no.152 Sibolga yakni kecamatan Sibolga Utara, kelurahan Hutabarangan, entah menggunakan kendaraan apapun, atau pun berjalan kaki. Dari hasil observasi saya dan berbagai fenomena baru yang saya ketahui mengenai perkembangan di kota Sibolga. Apabila kita keluar di malam hari, melewati simpang penjara yang ada lampu merah itu, belok kiri hingga melewati salah satu objek wisata di kota Sibolga yakni tanggo saratus, setelahnya ada sekolah TK Maria Mutiara, selurusan jalan itu, setelah TK ada asrama untuk siswa SMA Katolik, selanjutnya ada tempat makan yang menyajikan masakan BPK (babi panggang karo) dan menu lainnya hanya buka sejak tengah hari
Universitas Sumatera Utara
hingga sore, setelah tempat makan itu ada sebuah warung di belakang rumah tua berwarna biru itu, dari depan sini terlihat ada menu yang dipampangkan disitu seperti mie goreng, ifu mie, dan makanan lainnya, warung itu buka dimalam hari, namun rumah tua berwarna biru itu tak kunjung buka seperti tidak ada penghuni. Disebrang rumah tua itu ada sekolah SD Katolik. Beberapa kali saya lewat dari jalan ini, jalan kadang macet ketika pulang sekolah disiang hari. Namun ketika malam hari jalanan ini sepi, didepan rumah tua itu beberapa laki-laki duduk di trotoar sambil merokok, laki-laki yang mengenakan pakaian perempuan juga ada, dengan rambut panjang dan pakaian terbuka. Dari informasi yang peneliti dapat, tempat itu merupakan tempat para “homoseksual” menunggu pelanggan, salah satu homo disitu adalah temannya teman saya dulu, Yunus pernah menjadi MC pada acara ulang tahun saya dulu, saya lihat dia disitu sudah berpakaian layaknya perempuan, rambutnya panjang, dia memiliki tattoo di bagian dada nya. Dia memakai bulu mata palsu ketika saya ketemu di warung depan rumahsakit Metta Medika tak jauh dari jalan tempat dia mangkal. Hampir setiap malam saya lewat, selalu ada waria dengan beberapa laki-laki terlihat masih muda. Mereka mengobrol sambil merokok di jalan itu, hanya ketika hujan saja jalan itu terlihat kosong, dari hasil wawancara peneliti dengan informan urang siboga: “Cuma tameng nya itu warung nya put, tempat jualan bencong nya di situ” (Lyria,21 tahun). Selanjutnya menuju kelurahan Kota Baringin, dekat Grapari Telkomsel, ada salah satu swalayan didepan tempat bongkar muat truk-truk besar pembawa barang. Swalayan itu bernama Betamart. Namun tempat yang dimaksud terletak tepat di pinggir jalan lintas, disebelah tempat itu ada sederat rumah seperti kontrakan bercat warna putih, setelah sederah rumah berwarna putih itu, ada beberapa rumah dari kayu agak masuk kedalam seperti gang tapi dari depan sini sudah terlihat rumah-rumah kayu itu, saat siang hari sekitar rumah itu ada beberapa perempuan
Universitas Sumatera Utara
mengenakan celana pendek sambil berjalan hendak keluar dari sana. Ketika malam hari, dari depan sini terdengar suara musik dengan volume tinggi, terdengar lagu-lagu yang diputar adalah lagu dangdut, beberapa kali peneliti lewat dari tempat itu, musik dipasang ketika malam hari terutama di malam minggu. “kalo itu, tempat-tempat jualan perempuan put, dipake supir-supir truk itu karna dekat tempat bongkar muat, tapi perempuan nya bukan orang sini” (Lyria,21 tahun). Selanjutnya beberapa tempat yang biasa di pakai oleh orang-orang untuk “berpacaran” yakni sekitar kuburan di Ujung Siboga, tempat ini sebenarnya merupakan salah satu objek wisata. Namun, apabila malam hari tempat ini sepi dan gelap, memang ada lampu-lampu yang dibuat untuk menerangi jalan menuju pantai Ujung Siboga ini tapi, hampir semua lampu itu rusak dan tidak menyala lagi. Beberapa pasangan memparkirkan sepedamotor mereka didekat temboktembok pembatas itu, mereka memparkirkan dengan rapi dan sejajar hingga ke ujung sana. Dari berbagai informasi kabar nya, tempat pemakaman itu juga sering dijadikan tempat untuk melakukan berbagai tahapan perilaku seksual. Pernah ditemukan mayat perempuan didekat kuburan itu. Beberapa pakaian dalam juga terkadang tertinggal di sekitar kuburan. Kabarnya beberapa hotel di kota Sibolga dan Tapteng juga menjadi salahsatu pilihan bagi para pasangan seksual untuk melepaskan dorongan seksual ataupun mendapatkan uang. Seperti hotel Dainang, hotel Marsada, Hotel Wisata Indah, dan hotel Bumi asih. Belum lama ini ditemukan seorang PNS meninggal di salah satu kamar hotel Bumi Asih, bapak itu meninggal setelah meminum obat kuat ketika hendak bersenggama dengan pasangan seksual nya kala itu seorang perempuan yang bukan istri nya.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya kita lihat ke sekitar lapangan Simare-mare, ketika pagi, siang ataupun malam hari tak jarang remaja duduk-duduk disekitar lapangan ini, bukan didalam lapangan, tetapi diluar lapangan yang berbentuk persegi panjang ini, setiap sisi nya digunakan oleh masyarakat untuk berbagai hal seperti berolahraga berlari mengelilingi lapangan di sore hari, malam hari sebagai tempat nongkrong anak muda kecuali sisi depan lapangan yang mengarah ke jalan raya. Selebihnya satu sisi berada di depan Bank Indonesia (BI), selanjutnya didepan kantor walikota, dan satu nya lagi didepan rumah orang cina. Didalam lapangan itu ada tribun yang biasa di gunakan sebagai tempat duduk bagi para muspida yakni pejabat daerah ketika sedang ada upacara atau kegiatan lainnya. Disebrang tibun ini ada tribun kecil juga dengan dinding dan lantai kayu biasa sebagai tempat untuk kelompok paduan suara atau sebagai panggung untuk kegiatan acara perlombaan. Apabila sedang tidak ada kegiatan resmi yang di adakan, gerbang lapangan di tutup, tapi tekadang walaupun tidak ada kegiatan resmi gerbang terbuka, entah bagaimana pengaturan nya. Lanjut berjalan ke arah sekolah SMA Negeri 1 Sibolga, disamping sekolah itu ada sungai, bila tak hujan volume air di sungai sangat sedikit seperti parit besar. Kalau berpatokan dengan jalan.Dolok Martimbang, Jl.Dolok Martimbang sebelah kanan sungai sedangkan sebelah kirinya itu SMAN 1. Di sebelah kanan sungai ada pohon-pohon kecil sebagai tempat berteduh dari terik nya siang hari, dipinggir Jl.Dolok Martimbang ini tepat disebelah kanan sungai ditanami bunga dan pohon-pohon rindang itu. Bila malam hari anak muda keluar dari bawah sungai itu dan memparkirkan kreta di pinggir jalan ini. Dari informasi yang di dapat oleh peneliti, beberapa anak muda bersama dengan pasangan seksualnya turun ke bawah yakni sungai itu untuk
Universitas Sumatera Utara
„berpacaran‟ terutama di malam minggu, beberapa kreta parkir di pinggir jalan. Suasana remangremang dan gelap di sekitar sungai membuat tempat ini menjadi salah satu pilihan.
Universitas Sumatera Utara