BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Trombosit Trombosit berasal dari pelepasan megakariosit matang dari sumsum tulang. Megakariosit mengalami pematangan dengan replikasi inti endomiotik yang sinkron, volume sitoplasma membesar menjadi granuler dan trombosit dilepaskan, setiap megakaryosit menghasilkan 4000 trombosit. Produksi trombosit mengikuti pembentukan mikrovaskuler dalam sitoplasma sel yang menyatu membentuk membran pembatas trombosit (Matulo dkk, 2015). B. Struktur Trombosit Struktur trombosit pada dasarnya merupakan suatu vesikel yang mengandung sebagian dari sitoplasma megakariosit berbentuk cakram, tidak berinti, berdiameter 2 sampai 4 um, namun dilengkapi oleh organel dan sistem enzim sitosol yang berfungsi menghasilkan energi serta mensintesis produk sekretorik yang disimpan di granula yang tersebar di seluruh sitosolnya. Trombosit memiliki aktin dan miosin sehingga trombosit dapat berkontraksi (Dianitami, 2009). C. Fungsi Trombosit Fungsi utama trombosit yaitu berperan penting dalam pembekuan darah primer dan perkembangan anterosklerosis. Trombosit akan teraktivasi dalam kerusakan pembuluh darah dan membentuk sumbatan, trombosit juga menyediakan fosfolipid yang penting dalam pembekuan darah yang akan membentuk trombus. Fungsi trombosit secara langsung diatur oleh insulin melalui 7
http://repository.unimus.ac.id
8
reseptor yang terkait dan terdapat di permukaannya serta dapat fungsional (Enrica dkk, 2014) D. Pemeriksaan Trombosit 1. Cara Langsung a. Metode Rees Ecker Metode ini menggunakan darah yang diencerkan dengan larutan pengencer Rees Ecker, larutan Rees Ecker membuat trombosit berwarna biru terang kemudian dengan pipet eritrosit lalu dimasukkan dalam kamar hitung kemudian dilihat dibawah mikroskop. Metode ini memiliki kelemahan harus mempunyai kemampuan visual dalam menghitung jumlah trombosit. (Gandasoebrata, 2011). b. Metode Brecher – Cronkite Metode ini hampir sama dengan metode Ress Ecker, perbedaanya pada kedua larutan pengencer yang digunakan. Metode Brecher – Cronkite darah diencerkan dengan larutan Ammonium oksalat 1% yang berfungsi untuk melisiskan eritrosit dan bayangan lekosit hilang, terlihat lebih jelas dan harga lebih relatif murah. Kekurangan metode ini mudah terkontaminasi dan mempunyai latar belakang jernih sehingga trombosit sukar dibaca (Rahayu,2016). 2. Cara Tidak Langsung a. Metode Fonio Metode ini darah yang diecerkan dengan larutan pengencer Magnesium Sulfat 14% dengan perbandingan kira kira 1:3 kemudian dibuat apusan darah tepi dicat
http://repository.unimus.ac.id
9
dengan Giemsa atau Wright. Diperiksa dibawah mikroskop 40x, dan dihitung perjumalah eritrosit atau dalam 1000 eritrosit (Gandasoebrata, 2011). b. Metode Dameshek (Wet Metode) Metode ini menggunakan darah dan larutan pengencer Rees Ecker kemudian diletakan pada objek glass dan ditutup dengan kaca penutup. Diamkan selama 15 menit. Diperiksa dibawah mikroskop, dihitung dalam 1000 eritrosit. Metode ini simpel dan mudah dilakukan akan tetapi memiliki harga normal tinggi (Greer, 2013). E. Nilai-Nilai Rujukan Metode Dameshek memiliki nilai normal 500.000 sampai 900.000/ mm3 darah dan metode Fonio memiliki nilai normal trombosit 200.000 sampai 500.000/ mm3 darah (Gandasoebrata, 2011) F. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Hitung Trombosit 1. Pra Analitik a. Pengambilan Sampel Penusukan pada ujung jari kurang dalam sehingga darah kapiler yang keluar sedikit dan terjadi penekanan pada ujung jari terlalu lama menyebabkan hemokonsenrasi (Afiq, 2015). 2.
Analitik a. Metode dan Reagen Perhitungan trombosit cara langsung mempunyai kekurangan pada reagen
sebagai pengenceran darah, proses pencampuran, dan kebersihan bilik hitung,
http://repository.unimus.ac.id
10
sedangkan pada perhitungan trombosit cara tidak langsung memunyai kekurangan pada pembuatan warna ADT dan kemampuan visual saat pemeriksa b. Waktu Pemeriksaan Penundaan pemeriksa lebih dari 1 jam menyebabkan perubahan jumlah trombosit, karena trombosit mudah sekali pecah. Proses agregrasi trombosit dan adhesi menyebabkan trombosit bergerombol sehingga terlihat seperti sel lain. b. Suhu Pemeriksaan trombosit adalah temperature 40o C, pada suhu ini trombosit lebih stabil dan tidak mudah pecah, proses agregrasi trombosit akan melambat dan tidak terjadi adhesi. 3. Pasca Analitik Kegiatan pencatatan dan pelaporan hasil di laboratorium (Rahayu, 2016).
http://repository.unimus.ac.id
11
G. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep 1. Kerangka Teori Faktor yang mempengaruhi Hitung Trombosit Analitik
Pra Analitik
a. Metode dan Reagen b. Waktu c. Suhu
Pengambilan Sampel
Pasca Analitik Pencatatan dan pelaporan Hasil
Metode Fonio
Metode Dameshek Jumlah Trombosit Gambar. 1 Kerangka Teori 2. Kerangka Konsep Hitung Trombosit Metode Fonio
Jumlah Trombosit Hitung Trombosit Metode Damashek
Gambar.2 Kerangka Konsep H. Hipotesis Ada perbedaan antara hitung trombosit metode Fonio dengan metode Dameshek.
http://repository.unimus.ac.id