25
BAB II MANAJEMEN PEMBELAJARAN DAN PRESTASI BELAJAR
A. Manajemen Pembelajaran 1.
Pengertian Manajemen Pembelajaran Manajemen
menurut
bahasa,
berasal
dari
bahasa
inggri
management berasal dari kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Sedangkan Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode dan evaluasi. Menurut Stoner dalam Musfirotun Yusuf manajemen merupakan satu
rangkaian
kegiatan
merencanakan,
mengorganisasikan,
menggerakan, mengendalikan dan mengembangkan terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya (sarana dan prasarana) secara efesien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.1 Sedangkan menurut Handoko mendefinisikanmanajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.2
1
Musfirotun Yusuf, Manajemen Pendidikan, cet.v, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press. 2012), hlm. 1-2. 2 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, (Yogyakarta: BPFE, 2001), hlm. 5.
25
26
Selanjutnya, mengenai pembelajaran berasal darikata “instruction” yang berarti “pengajaran”. Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anakdengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak denganpendidik.3 Menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003Tentang Sistem pendidikan. Pembelajaran adalah proses interaktif peserta didik dengan pendidik dan sumber belajarpada suatu lingkungan belajar. Manajemen pembelajaran merupakan usaha untuk mengelola pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.4 Sedangkan menurut Saryanto, Manajemen pembelajaran adalah aplikasi prinsip, konsep dan teori manajemen dalam aktivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mengorganisir pelaksanaan pembelajaran diperlukan pengelolaan pembelajaran dengan efektif. Pembelajaran yang dikelola dengan manajemen yang efektif diharapkan dapat mengembangkan potensi siswa, sehingga memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang mengakar pada individu siswa. 5
3
Mansur, Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 163. 4 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 ) hlm. 17. 5 Saryanto, Peran Kepala Sekolah dalam Manajemen Pembelajaran di SD Negeri Cepogo 01 Kabupaten Boyolali. (Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UMY, 2006), hlm. 17.
27
Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa manajemen
pembelajaran
merupakan
usaha
untuk
mengelola
pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien. 2.
Fungsi-fungsi Manajemen Pembelajaran a.
Perencanaan Pembelajaran Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber dayasecara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatankegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam konteks pembelajaran perencanaan dapatdiartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentuuntuk mencapai tujuan yang ditentukan.6 PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20 menjelaskan bahwa ”Perencanaan proses pembelajaran
memiliki
pembelajaran
yang
silabus, memuat
perencanaan
pelaksanaan
sekurang-kurangnya
tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan
6
Abdul Majid, op. cit. hlm. 17.
28
penilaian hasil belajar.”7 Keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang mengakar pada individu siswa. 8 Sebagai
perencana,
guru
hendaknya
dapatmendiagnosa
kebutuhan para siswa sebagai subyek belajar, merumuskan tujuan kegiatan proses pembelajaran dan menetapkan strategi pengajaran yang ditempuh untuk merealisasikan tujuan yang telah dirumuskan. Perencanaan itu dapat bermanfaat bagi gurusebagai kontrol terhadap diri sendiri agar dapat memperbaiki cara pengajarannya. Agar dalampelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik untuk ituguru
perlu
menyusun
komponen
perangkat
perencanaan
pembelajaran antara lain: 1) Menentukan Alokasi Waktu dan Minggu Efektif Menentukan
alokasi
waktu
pada
dasarnya
adalah
menentukan minggu efektif dalam setiap semester pada satu tahun
ajaran.
Rencana
alokasi
waktu
berfungsi
untuk
mengetahui berapa jam waktuefektif yang tersedia untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran dalam satu tahun ajaran. Hal inidiperlukan untuk menyesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar minimal yang harus
7
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, hlm. 15. 8 Saryanto, Peran Kepala Sekolah dalam Manajemen Pembelajaran di SD Negeri Cepogo 01 Kabupaten Boyolali. (Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UMY, 2006).
29
2) Menyusun Program Tahunan (Prota) Program tahunan (Prota) merupakan rencana program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaranyang bersangkutan, yakni dengan menetapkan alokasi dalam waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan. Program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya.9 3) Menyusun Program Semesteran (Promes) Program semester (Promes) merupakan penjabaran dari program tahunan. Kalau Program tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar, makadalam program semester diarahkan untuk menjawab minggu keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu dilakukan.10 4) Menyusun Silabus Pembelajaran Silabus adalah bentuk pengembangan danpenjabaran kurikulum menjadi rencana pembelajaranatau susunan materi pembelajaran yang teratur pada mata pelajaran tertentu pada
9
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 251. 10 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) hlm. 53.
30
kelas tertentu. Komponen dalam menyusun silabus memuat antara lain identitas mata pelajaran atau temapelajaran, standard kompetensi (SK), kompetensidasar (KD), materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.11 5) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap Kompetensi dasar (KD) yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.12 Komponen-komponen dalam menyusun RPP meliputi: a) Identitas Mata Pelajaran; b) StandarKompetensi; c) Kompetensi Dasar; d) IndikatorTujuan Pembelajaran; e) Materi Ajar; f) MetodePembelajaran; g) Langkah-langkah Pembelajaran; h) Sarana dan Sumber Belajar. i) Penilaian dan TindakLanjut. Selain itu dalam fungsi perencanaan tugas kepala sekolah sebagai manajer yakni mengawasi dan mengecek perangkat yang guru buat, apakah sesuai dengan pedoman kurikulum 11
Abin Syamsudin Makmun, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung, Pustaka Eduka, 2010), hlm. 217. 12 Ibid, hlm. 221.
31
ataukah belum. Melalui perencanaan pembelajaran yang baik, guru dapat mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan siswa dalam belajar. b.
Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas yang merupakaninti dari kegiatan di sekolah. Jadi pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru dengan murid dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam fungsi pelaksanaan ini memuat kegiatan pengelolaan dan kepemimpinan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas dan pengelolaan peserta didik.Selain itu, juga memuat kegiatan pengorganisasian yang dilakukan oleh kepala sekolah seperti pembagian pekerjaan ke dalam berbagai tugas khusus yang harus dilakukan guru, juga menyangkut fungsi-fungsi manajemen lainnya. Oleh karena itu, dalam hal pelaksanaan pembelajaran mencakup dua hal yaitu, pengelolaan kelas dan peserta didik serta pengelolaan guru. Dua jenis pengelolaan tersebut secara rinci akan diuraikan sebagai berikut:13 1) Pengelolaan kelas dan peserta didik Pengelolaan kelas adalah satu upaya memperdayakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung
13
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm. 173.
32
proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran. Berkenaan dengan pengelolaan kelas sedikitnya terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana belajar, susunan tempat duduk, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana belajar,susunan tempat duduk, penerangan, suhu, pemanasan sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari (pembentukan dan pengembangan kompetensi) dan bina suasana dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana yang dikutip oleh Suryobroto pelaksanaan proses belajar mengajar meliputi pentahapan sebagai berikut: a) Tahap pra instruksional Yaitu tahap yang ditempuh pada saat memulai sesuatu proses belajar mengajar: Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tidak hadir; Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan sebelumnya; Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pelajaran yang sudah disampaikan; Mengulang bahan pelajaran yang lain secara singkat. b) Tahap instruksional. Yaitu tahap pemberian bahan pelajaran yang dapat diidentifikasikan
beberapa
kegiatan
sebagai
berikut:
33
Menjelaskan kepada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa; Menjelaskan pokok materi yang akan dibahas; Membahas pokok materi yang sudah dituliskan; Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contohcontohyang kongkret, pertanyaan, tugas Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan pada setiap materi pelajaran; Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi.14 c) Tahap evaluasi dan tindak lanjut Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap instruksional, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu: Mengajukan pertanyaan kepada kelas atau kepada beberapa murid mengenai semua aspek pokok materi yang telah dibahas pada tahap instruksional; Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab olehsiswa (kurang dari 70%), maka guru harus mengulang pengajaran; Untuk memperkaya pengetahuan siswa mengenai materi yang dibahas, guru dapat memberikan tugas atau PR, Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.15
14
Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), Cet. II, hlm. 36-37. 15
Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit.,hlm. 173-174.
34
2) Pengelolaan guru Pelaksanaan sebagai fungsi manajemen diterapkan oleh kepala sekolah bersama guru dalam pembelajaran agar siswa melakukan
aktivitas
belajar
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan. Sehubungan dengan itu, peran kepala sekolah memegang peranan penting untuk menggerakkan para guru dalam mengoptimalkan fungsinya sebagai manajer di dalam kelas Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar
(KBM),
memiliki
posisi
sangat
menentukan
keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang,
mengelola,
melaksanakan
dan
mengevaluasi
pembelajaran.16 Guru harus dapat menempatkan diri dan menciptakan suasana kondusif, yang bertanggungjawab atas pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak. Dalam rangka mendorong peningkatan profesionalitas guru,
secara
tersirat
Undang-UndangSistem
Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 35ayat 1 mencantumkan Standar Nasional Pendidikan meliputi: isi, proses, kompetensi
16
Abdul Majid, Op. Cit,.hlm. 123.
35
lulusan,
tenaga
kependidikan,
sarana
dan
prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian. Standar yang dimaksud dalam hal ini adalah suatukriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan oleh program berdasarkan atas sumber, prosedur dan manajemen yang efektif sedangkan kriteria adalah sesuatu yang menggambarkan keadaan yang dikehendaki. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya, kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan
dari
perbuatan
secara
profesional
dalam
menjalankan tugasnya sebagai guru.17 Secara operasional, ketika proses pelaksanaan juga menyangkut beberapa fungsi manajemen lainnya diantaranya yaitu: a) Fungsi Pengorganisasian (organizing) pembelajaran Selain fungsi perencanaan, terdapat pula fungsi pengorganisasian
dalam
kegiatan
pembelajaran
yang
dimaksudkan untuk menentukan pelaksana tugas dengan jelas kepada setiap personil sekolah sesuai bidang, wewenang, mata pelajaran, dan tanggungjawabnya. Dengan kejelasan tugas dan tanggung jawab masingmasing unsur dan komponen pembelajaran sehingga kegiatan 17
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 ) hlm. 125.
36
pembelajaran
baik
proses
maupun
kualitas
yang
dipersyaratkan dapat berlangsung sesuai dengan yang direncanakan. Pengorganisasian pembelajaran menurut Syaiful Sagala meliputi beberapa aspek: (1) Menyediakan fasilitas, perlengkapan dan personelyang diperlukan untuk penyusunan kerangka yangefisien dalam
melaksanakan
proses
penetapan
rencana-rencana
pelaksanaan
melaluisuatu
pembelajaran
yang
diperlukan untuk menyelesaikannya. (2) Mengelompokkan
komponen
pembelajaran
dalam
struktur sekolah secara teratur. (3) Membentuk
struktur
wewenang
dan
mekanisme
koordinasi pembelajaran. (4) Merumuskan dan menetapkan metode dan prosedur pembelajaran. (5) Memilih,
mengadakan
latihan
dan
pendidikan
dalamupaya pertumbuhan jabatan guru dilengkapi dengan sumber-sumber lain yang diperlukan.18 Penerapan fungsi pengorganisasian dalam manajemen pembelajaran yakni kepala sekolah sebagai pemimpin bertugas untuk menjadikan kegiatan-kegiatan sekolah yang 18
Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta. 2010), hlm.
143-144.
37
menjadi tujuan sekolah dapat berjalan dengan lancar. Kepala sekolah perlu mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi guru-guru yang menjadi anak buahnya. Dengan pembagian kerja yang baik,pelimpahan wewenang dan tanggungjawab yang tepat,serta mengingat prinsip-prinsip pengorganisasian, kiranya kegiatan sekolah akan berjalan dan tujuan dapat tecapai. Pengorganisasian
pembelajaran
ini
memberikan
gambaran bahwa kegiatan belajar dan mengajar rmempunyai arah dan penanggungjawab yang jelas. Artinya dilihat dari komponen yang terkait dengan pembelajaran pada institusi sekolah memberi gambaran bahwa jelas kedudukan kepala sekolah dalam memberikan fasilitas dan kelengkapan pembelajaran, dankedudukan guru untuk menentukan dan mendesain pembelajaran dengan mengorganisasikan alokasi waktu,desain
kurikulum,
media
dan
kelengkapan
pembelajaran,dan lainnya yang berkaitan dengan suksesnya penyelenggaraan kegiatan belajar. Kemudian jelas kedudukan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar baikdi kelas maupun belajar di rumah, dibawah koordinasiguru dan juga orang tua siswa yang berkaitan dengan belajar.Pengorganisasian pembelajaran ini
38
dimaksudkan agar materi dan bahan ajaran yang sudah direncanakan dapat disampaikan secara maksimal. b) Fungsi Pemotivasian (motivating) Pembelajaran Motivating
atau
pemotivasian
adalah
proses
menumbuhkan semangat (motivation) pada karyawanagar dapat bekerja keras dan giat serta membimbing mereka dalam melaksanakan rencana untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien.19 Dalam pemotivasian
konteks
pembelajaran
dilakukan
kepala
di
sekolah
sekolah
tugas
bersama
pendidikdalam pembelajaran agar siswa melakukan aktivitas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Sehubungan dengan itu, peran kepala sekolah memegang peranan penting untuk menggerakkan para guru dalam mengoptimalkan fungsinya sebagai manajer di dalam kelas.20 Selain itu, pemotivasian dalam proses pembelajaran dilakukan oleh pendidik dengan suasana edukatif agar siswa dapat melaksanakan tugas belajar dengan penuh antusias dan mengoptimalkan kemampuan belajarnya dengan baik. Peran guru sangat penting dalam menggerakkan dan memotivasi
19
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen; Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 216. 20 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) hlm. 147.
39
para siswanya melakukan aktivitas belajar baik yang dilakukan di kelas, laboratorium, perpustakaan dan tempat lain yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar. Guru tidak hanya berusaha menarik perhatian siswa, tetapi juga
harus
meningkatkan
aktivitas
siswanya
melalui
pendekatan dan metode yang sesuai dengan materi pelajaran yang disajikan guru.21 c) Fungsi Facilitating Pembelajaran Fungsi Facilitating meliputi pemberian fasilitasdalam arti luas yakni memberikan kesempatan kepada anak buah agar dapat berkembang ide-ide dari bawahan diakomodir dan kalau memungkinkan dikembangkan dandiberi ruang untuk dapat dilaksanakan.22 Dalam pembelajaran pemberian fasilitas meliputi perlengkapan, sarana prasarana dan alat peraga yang menunjang
dan
membantu
dalam
proses
pembelajaran.Fasilitas yang memadai akan membantu proses hafalan para siswa, terutama media yang cocok bagi anakanak. d) Fungsi Pengawasan (controling) Pembelajaran. Pengawasan adalah suatu konsep yang luas yangdapat diterapkan pada manusia, benda dan organisasi. Pengawasan 21
Dimyati.Belajar dan Pembelajaran.(Jakarta: Rineka Cipta, 1999) hlm. 55. http://vhocket.wordpress.com/2014/11/22/konsep-dan-penerapan fungsimanajemen-pendidikan-di-lembaga-pendidikan/.diakses tgl 22 Nopember 2014. 22
fungsi-
40
dimaksudkan
untuk
memastikan
anggota
organisasi
melaksanakan apa yang dikehendaki dengan mengumpulkan, menganalisis
dan
mengevaluasi
informasi
serta
memanfaatkannya untuk mengendalikan organisasi.23 Pengawasan dalam konteks pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kegiatan pembelajaran pada seluruh kelas, termasuk mengawasi pihak-pihak terkait sehubungan
dengan
pemberian
pelayanan
kebutuhan
pembelajaran secara sungguh-sungguh. Untuk keperluan pengawasan ini, guru mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi
informasi
memanfaatkannya
untuk
kegiatan
belajar,
mengendalikan
serta
pembelajaran
sehingga tercapai tujuan belajar yang telah direncanakan.24 c.
Evaluasi Pembelajaran Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu“evaluation”. Menurut Wand dan Gerald W. Brown dalam bukunya Oemar Hamalik evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi merupakan suatu upaya untuk mengetahui berapa banyak hal-hal yang telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah diajarkan oleh guru. Evaluasi merupakan suatu upaya untuk mengetahui berapa banyak hal-hal yang telah dimiliki oleh siswa dari hal-halyang telah
23
Malayu S.P. Hasibuan. op.cit.,hlm. 197. Syaiful sagala, Supervisi Pengajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.133.
24
41
diajarkan oleh guru.25 Evaluasi pembelajaran mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi proses pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan pada diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk
memperoleh
informasi
tentang
keefektifan
proses
pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal.26 Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran. Sedangkan evaluasi pembelajaran menetapkan baik buruknya proses dari kegiatan pembelajaran. 1) Evaluasi Hasil Pembelajaran Evaluasi
hasil
belajar
merupakan
proses
untuk
menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran hasil belajar hasil belajar, tujuan utama evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan yang tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf ataukata atau simbol. Apabila tujuan utama kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasi
25
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008)
hlm.156.
26
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
42
maka hasilnya dapat difungsikan untuk berbagai keperluan tertentu.27 Adapun langkah-langkah evaluasi hasil pembelajaran meliputi: a) Evaluasi Formatif Evaluasi formatif seringkali diartikan sebagai kegiatan evaluasi yang dilakukan pada akhir pembahasan setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan. Evaluasi ini yakni diselenggarakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, yang diselenggarakan secara periodik, isinya mencakup semua unit pengajaran yang telah diajarkan. b) Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang diselenggarakan oleh guru setelah jangka waktu tertentu pada akhir semesteran. Penilaian sumatif berguna untuk memperoleh informasi tentang keberhasilan belajar pada siswa, yang dipakai sebagai masukan utama untuk menentukan nilai rapor akhir semester. c) Evaluasi Proses Pembelajaran Evaluasi proses pembelajaran yakni untuk menentukan kualitas dari suatu program pembelajaran secara keseluruhan yakni dari mulai tahap proses perencanaan, pelaksanaan dan
27
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
43
penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi ini memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: (1) Membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses. (2) Mengidentifikasi
kinerja
guru
dalam
proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.28 Sebagai implikasi dari evaluasi proses pembelajaran yang dilakukan guru maupun kepala sekolah dapat dijadikan umpan balik untuk program pembelajaran selanjutnya. Jadi evaluasi pada program pembelajaran meliputi: (1) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, disbanding dengan rencana. (2) Melaporkan penyimpangan untuk tindakan koreksi dan merumuskan
tindakan
koreksi,
menyusun
standar
pembelajaran dan sasaran-sasaran. (3) Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan terhadap penyimpangan-penyimpangan baik institusional satuan pendidikan maupun proses pembelajaran.29
28
Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), Cet. II, hlm. 53. 29 Syaiful sagala, Supervisi Pengajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.144.
44
B. Prestasi Belajar 1.
Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi belajar, ada
baiknya
pembahasan
ini
diarahkan
pada
masing-masing
permasalahan terlebih dahulu untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata prestasi danbelajar. Hal ini juga untuk memudahkan dalam memahami lebih mendalam tentang pengertian prestasi belajar itu sendiri. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian prestasi dan belajar menurut para ahli. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok.30 Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.31 Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan
30
Tu`u, Tulus. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm. 75. 31 Mas’ud Hasan Abdul Dahar.Belajar dan Pembelajaran.(Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 41.
45
jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu. Menurut Slameto, bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.32 Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurur Arif Gunarso mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapaioleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Hasil belajar adalah menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa. Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu 32
Slameto.Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 36.
46
baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan. 2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktorfaktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.33 a.
Faktor dari dalam diri siswa (Intern) Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itusendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/ intelegensi, bakat, minat dan motivasi. 1) Kecerdasan/ intelegensi Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai olehkemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu
33
Ibid., hlm. 45.
47
anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar 2) Bakat Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupankesanggupan. Dari pendapat diatas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatuhasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tuamemaksa anaknya
untuk
melakukan
sesuatu
yang
tidak
sesuai
denganbakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut. 3) Minat Minat
adalah
kecenderungan
yang
tetap
untuk
memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang
48
dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Dengan ini jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran disekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya. 4) Motivasi Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.34 Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) Motivasi instrinsik dan (b) Motivasi 34
Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 65.
49
ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber daridalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untukmelakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.35 Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam dirisiswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif. b. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman,keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu.36 1) Keadaan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Keluarga adalah 35
Ibid.,hlm. 66. Dalyono, M..Psikologi Pendidikan.(Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 82-86.
36
50
lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besaryaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua danguru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun.Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar. 2) Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara
51
penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. 3) Lingkungan Masyarakat Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satufaktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anakakan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaankebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. Jenis prestasi belajar itu meliputi 3 (tiga) ranah atau aspek, yaitu: a)
Ranah kognitif (cognitive domain) adalah pengetahuan, atau pemahaman.
52
b)
Ranah afektif (affective domain) adalah apresiasi atau kemauan dalam bertidak.
c)
Ranah psikomotor (psychomotor domain) adalah kemampuan yang mendapat pelatihan kerja fisik yang rutin dilakukan.
Untuk mengungkap hasil belajar atau prestasi belajar pada ketiga ranah tersebut di atas diperlukan patokan-patokan atau indicatorindikator sebagai penunjuk bahwa siswa-siswi telah berhasil meraih prestasi belajar yang hendak diukur.37
37
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005),
hlm. 94-95.