7
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Masyarakat Sejak tahap tertentu pada masa prasejarah manusia telah hidup dalam kelompok, yang kemudian semakin berkembang dan semakin rumit penataannya hingga membentuk masyarakat yang terdiri dari sejumlah golongan dan bahkan strata.1 Masyarakat adalah kumpulan dari beberapa individu yang terintegrasi menjadi suatu kesatuan. Sedangkan masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang terdiri dari berbagai kepentingan dan kebudayaan yang berbeba-beda yang melebur membentuk satu kesatuan yang mempunyai tujuan dan cita-cita yang sama. Dalam menjalankan perannya sebagai makhluk sosial dan tanggung jawabnya sebagai bagian dari masyarakat setiap individu dituntut untuk berperilaku jujur, adil, sopan, peduli, disiplin, tanggung jawab dan mampu untuk bekerjasama dengan baik serta selalu berusaha untuk mengedepankan kepentingan bersama demi terciptanya suatu tatanan kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang sehingga tercipta suatu keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bertanah air. Manusia merupakan bagian dari masyarakat yang dituntut untuk selalu melakukan interaksi antara satu sama lainnya dalam hal pemenuhan kebutuhannya sebagai makhluk sosial. Manusia dalam menjalankan kehidupannya akan membentuk suatu ikatan terkecil yang disebut keluarga. Keluarga berfungsi dalam hal pemenuhan kebutuhaan bio-psiko-sosio manusia dalam menjalankan 1 Edi Sedyawati, 2010. Budaya Indonesia (Kajian Akeologi, seni, dan Sejarah. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta, hlm 63.
8
kehidupan sehari-harinya. Perkembangannya kumpulan dari beberapa keluarga akan membentuk suatu masyarakat, yang akan tumbuh semakin luas menjadi suatu bangsa. Tata cara kehidupan setiap masyrakat dibentuk berdasarkan perpaduan antara berbagai sikap, cara berpikir, cara bergaul dan cara hidup dari tiap masing-masing individu sesuai dengan kultur yang dipercaya dan diyakini oleh setiap individu. Manusia dalam kehidupannya akan membentuk dan menjadi bagian dalam suatu ikatan sosial yaitu masyarakat. Ada beberapa unsur yang harus dipenuhi untuk membentuk suatu ikatan yang disebut ”masyarakat” antara lain: Harus ada kelompok manusia bertempat tinggal dalam daerah tertentu dalam waktu yang relatif lama. Masyarakat adalah suatu sistem dari cara kerja dan prosedur, otoritas dan saling bantu-membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagianpembagian sosial, sistem pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang kompleks dan selalu berubah dari relasi sosial. Jadi, Masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan dari semua hubungan dalam hidup bersama dengan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan lain-lain. Masyarakat dalam arti sempit merupakan sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu. Oleh karena itu dapat disimpulkan. Masyarakat adalah kelompok manusia yang telah lama bertempat tinggal disuatu daerah yang tertentu dan memilki aturan bersama untuk mencapai tujuan bersama yaitu mencapai kesejahteraan. Masyarakat yang harmonis dapat tercipta apabila masing-masing individu memilki kesadaran yang tinggi dalam berperilaku dan selalu berusaha untuk lebih
9
mengedepankan
kepentingan
kebersamaan
daripada
mempermasalahkan
perbedaaan-perbadaan. Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan, manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Masyarakat ialah kumpulan manusia yang hidup bersama di sesuatu tempat dengan aturan dan cara tertentu. Individu, keluarga dan kumpulankumpulan kecil merupakan anggota sesebuah masyarakat. Jaringan erat wujud dalam kalangan anggota tersebut, khususnya melalui hubungan bersemuka. Setiap masyarakat pula mempunyai budayanya yang tersendiri yang terbentuk daripada hubungan rapat sesama anggotanya semenjak masyarakat itu wujud Generasi yang menurunkannya ketika menerima budaya tersebut telah mengubahsuaikannya secocok dengan keadaan persekitaran sosial dan fisikal semasa mereka. Maka masyarakat setiap kali berubah-ubah sifatnya, sesuai dengan kebutuhannya yang tidak selamanya tetap dan sama saja, dengan demikian kebudayaan selalu mengalami perubahan, tambahan dan penyempurnaan.2 Begitu juga yang dilakukan oleh generasi yang menerima, yaitu anak-anak mereka pun turut mengubah budaya yang mereka terima berasaskan situasi sosial dan fizikal semasa mereka. Dengan cara inilah, sesuatu budaya terus menerus diperturun, diubah suai dan dilestarikan sepanjang zaman. 2
R. Soekmono, 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1. Kanisius, Yogyakarta. Hlm. 11.
10
2.2 Pengertian Hukum Adat Istilah hukum adat sebenarnya berasal dari bahasa arab, “Hu’m” dan “Adah” yang artinya suruhan atau ketentuan.3 Pengertian hukum adat lebih sering diidentikkan dengan kebiasaan atau kebudayaan masyarakat setempat di suatu daerah. Mungkin belum banyak masyarakat umum yang mengetahui bahwa hukum adat telah menjadi bagian dari sistem hukum nasional Indonesia, sehingga pengertian hukum adat juga telah lama menjadi kajian dari para ahli hukum. Ruang hukum adat meliputi baik yang material maupun yang spiritual-psikologis.4 Pengertian hukum adat dewasa ini sangat mudah kita jumpai di berbagai buku dan artikel yang ditulis oleh para ahli hukum di tanah air. Secara histori, hukum yang ada di negara Indonesia berasal dari 2 sumber, yakni hukum yang dibawa oleh orang asing (belanda) dan hukum yang lahir dan tumbuh di Negara Indonesia itu sendiri. Sedangkan istilah “adat recht” sebagaimana dimaksudkan diatas baru dipergunakan secara resmi dalam Undangundang pemerintah Belanda pada tahun 1920.5 Adat adalah aturan, kebiasaankebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta dipatuhi masyarakat pendukungnya. Di Indonesia aturan-aturan tentang segi kehidupan manusia tersebut menjadi aturan-aturan hukum yang mengikat yang disebut hukum adat. Adat telah 3
C. Dewi Wulansari, 2012. Hukum Adat Indonesia (Suatu Pengantar), PT Refika Aditama,Bandung.
hlm 1. 4 Dominikus Rato, 2011. Hukum Adat “Suatu Pengantar Singkat Memahami Hukum Adat di Indonesia, LaksBang PRESSindo, Yogyakarta. Hlm 31. 5
C. Dewi Wulansari, 2012. Hukum Adat Indonesia (Suatu Pengantar), PT Refika Aditama,Bandung. Op.Cit. hlm 3.
11
melembaga dalam kehidupan masyarakat baik berupa tradisi, adat upacara dan lain-lain yang mampu mengendalikan perilaku warga masyarakat dengan perasaan senang atau bangga, dan peranan tokoh adat yang menjadi tokoh masyarakat menjadi cukup penting. Apabila hukum adat tidak dipelajari sebagai suatu ilmu pengetahuan, maka pada umumnya dikalangan masyarakat daerah dalam pembicaraan sehari-hari atau dalam kerapatan-kerapatan adat orang tidak membedakan antara hukum adat dengan adat. Jadi dengan mengatakan adat, berarti pula meliputi hukum adat, baik adat tanpa sanksi maupun adat yang mempunyai sanksi.6 Hukum Adat merupakan hukum yang hidup dan berkembang dalam masyarakat adat karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika masyarakat adat. Hukum adat berbeda dengan adat istiadat, yang dinamakan hukum adat harus mengandung sanksi tertentu, baik berupa sanksi fisik maupun denda lainnya.7 Hemat saya, adat 6
Ibid., Hlm 6.
12
merupakan norma yang tidak tertulis, namun sangat kuat mengikat, sehingga anggota-anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan menderita, karena sanksi keras yang kadang-kadang secara tidak langsung dikenakan. Misalnya pada masyarakat yang melarang terjadinya perceraian apabila terjadi suatu perceraian maka tidak hanya yang bersangkutan yang mendapatkan sanksi atau menjadi tercemar, tetapi seluruh keluarga atau bahkan masyarakatnya. 2.3 Pengertian Tradisi Tradisi adalah adat-istiadat atau kebiasaan
yang turun temurun yang masih
dijalankan di masyarakat. Dalam suatu masyarakat muncul semacam penilaian bahwa cara-cara atau model “ tindakan ” yang sudah ada merupakan pilihan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan persoalan.8 Biasanya sebuah tradisi tetap saja dianggap sebagai cara atau model terbaik selagi belum ada alternatif lain. Dengan informasi semua itu akan jelas bagi pewaris. Tradisi merupakan roh dari sebuah kebudayaan. Tanpa tradisi tidak mungkin suatu kebudayaan akan hidup dan langgeng. Dengan tradisi hubungan antara individu dengan masyarakatnya bisa harmonis. Dengan tradisi sistem kebudayaan akan menjadi kokoh. Jika tradisi dihilangkan maka ada harapan suatu kebudayaan akan berakhir pada saat itu juga. Setiap suatu tindakan atau perbuatan menjadi tradisi biasanya jika telah teruji tingkat efektivitas dan efisiensinya. Tentu saja telah teruji oleh berbagai kalangan dan waktu. Efektivitas dan efisiensinya selalu membaharu mengikuti perjalanan perkembangan unsur kebudayaan. 7
http://pengertian-definisi.blogspot.com/2011/03/hukum-adat-dan-masyarakat-hukum-adat.html, diunduh 11:45, Senin, 17-12-2012 8
12-2012.
http://ixe-11.blogspot.com/2012/07/definisi-dan-pengertian-tradisi.html, diunduh 11:50, Senin 17-
13
Berbagai bentuk sikap dan tindakan dalam menyelesaikan persoalan kalau tingkat efektivitasnya dan efisiensinya rendah akan segera ditinggalkan pelakunya dan tidak akan pernah menjelma menjadi sebuah tradisi. Tentu saja sebuah tradisi akan pas dan cocok jika sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat yang mewarisinya. Selanjutnya dari konsep tradisi akan lahir istilah tradisional. Tradisional merupakan sikap mental dalam memberikan respon terhadap berbagai persoalan dalam masyarakat berdasarkan tradisi. Didalamnya terkandung metodologi atau cara berfikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh atau berpedoman pada tradisi. Tradisi selalu di kontrol oleh nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan kata lain tradisional adalah
setiap tindakan dalam
menyelesaikan persoalan berdasarkan tradisi. Seseorang akan merasa yakin bahwa suatu tindakannya adalah betul dan baik, bila dia bertindak atau mengambil keputusan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Dan sebaliknya, dia akan merasakan bahwa tindakannya salah atau keliru atau tidak akan dihargai oleh masyarakat jika ia berbuat diluar tradisi atau kebiasaan-kebiasaan pengalaman
dalam
kebiasaannya
masyarakatnya. dia
akan
tahu
Disamping persis
mana
itu
berdasarkan
tindakan
yang
menguntungkan dan mana yang tidak. Di mana saja masyarakatnya tindakan cerdas atau kecerdikan seseorang bertitik tolak pada tradisi masyarakatnya. Dari uraian diatas akan dapat dipahami bahwa sikap tradisional adalah bahagian terpenting dalam sitem tranformasi nilai-nilai kebudayaan. Perubahan
14
masyarakat itu selalu diikuti oleh perubahan kebudayaan. 9 Artinya jika ada perubahan di dalam masyarakat, namun anggota masyarakat tidak serta merta meninggalkan tradisinya. Tradisi tetap berfungsi sebagai alat kontrol sosial. Kita harus menyadari bahwa warga masyarakat berfungsi sebagai penerus budaya dari generasi ke generasi selanjutnya secara dinamis. Artinya proses mentransfer atau pewarisan kebudayaan merupakan interaksi langsung (berupa pendidikan) dari generasi tua kepada generasi muda berdasarkan nilai dan norma yang berlaku. Proses pendidikan sebagai proses sosialisasi, semenjak bayi anak belajar minum asi, anak belajar tingkah laku kelompok dengan tetangga dan di sekolah. Anak menyesuaikan diri dengan nilai dan norma dalam masyarakat dan sebagainya. Masyarakat yang belum mengenal tulisan terdapat upaya untuk mengabadikan pengalaman masa lalunya melalui cerita yang disampaikan secara lisan dan terus menerus diwariskan dari generasi ke generasi. 10 Setiap generasi harus belajar dari pengalaman di lingkungan sosialnya, dengan menguasai sejumlah keterampilan yang bermanfaat untuk menghadapi tantangan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian dalam masyarakat banyak kebiasaan dan pola kelakuan yang dipelajari, seperti bahasa, ilmu pengetahuan seni dan budaya. Ini berarti juga bahwa konten pendidikan tidak bisa terlepas dari tradisi. Terjadinya proses internalisasi dalam diri setiap anak didik (anggota masyarakat) sudah pasti landasannya adalah tradisional, yang meliputi sikap 9
R. Soekmono, 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1. Op.Cit. Hlm 11.
10
Agus Mulyana, Darmiasti. 2009. Historiografi di Indonesia (Dari Magis-Religius Hingga Strukturis). Refika Aditama, Bandung. Hlm 14.
15
mental, cara berfikir dan cara bertindak menyelesaikan persoalan hidup yang ada pada masyarakat. Jika ada sesuatu yang baru atau inovasi baik berupa ide, gagasan, metodologi dan sebagainya, kalau memang efektif untuk memenuhi kebutuhan hidup tentu anggota masyarakat akan mengadopsi. Dalam perjalanan waktu sebuah inovasi juga akan menjelma menjadi sebuah tradisi pula. Seperti orang yang pergi menghadiri acara pesta perkawinan dengan membawa amplop yang berisi uang sebagai ganti kado pada masa lalu. Masa lalu yang mengalami perubahan saat ini tidak hilang begitu saja, karena telah terekam dalam bentuk tulisan, salah satu bentuk kesadaran masyarakat Indonesia terhadap masa lalunya adalah melakukan rekaman tertulis.11 2.4 Pengertian kebudayaan Kata “kebudayaan” berasal dari bahasa sangsekerta “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak kata “buddhi” yang berarti budi atau akal.12 Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan 11
Ibid., Hlm 31.
12
Soerjono Soekanto, 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Hlm 150.
16
menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya,
membuktikan
bahwa
budaya
itu
dipelajari. Kebudayaan merupakan sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, regius dan yang lainnya yang di dalamnya teknadung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Umunya sifat kebudayaan dibedakan menjadi dua, yaitu kebudayaan yang bersifat material dan non material. Kebudayaan yang bersifat material didalamnya termasuk benda-benda yang dibuat oleh anggota masyarakat tertentu yang digunakan untuk menunjamg kehidupan masyarakat tersebut, sedangkan kebudayaan yang bersifat non material yang didalamnya termasuk produk interaksi manusia seperti ide-ide atau pendapat suatu masyarakat tentang sesuatu.13 Berdasarkan uraian diatas maka budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh, budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan
oleh
suatu
citra
yang
mengandung
pandangan
atas
keistimewaannya sendiri. ”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, 13
Esther Kuntjara, 2006. Penelitian Kebudayaan, Graha Ilmu, Yogyakarta, Hlm 13.
17
“keselarasan individu dengan alam” di Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. Penggunaan sebagian besar masyarakat sehari-hari, arti kebudayaan seringkali terbatas pada suatu yang indah-indah, seperti misalnya candi, tarian, seni rupa, seni suara, sastra, dan filsafat. Kebudayaan mempunyai definisi yg berbeda antara definisi yang umum tersebut dengan definisi seorang ahli antropologi. Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang manapun dan tidak mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih di inginkan. Dalam arti cara hidup itu masyarakat kalau berbudaya diterapkan pada cara hidup kita sendiri, Karena itu, bagi seorang ilmu sosial tidak ada masyarakat atau perorangan yang tidak berkebudayaan. Setiap masyarakat mempunyai kebudayaan, bagaimanapun sederhananya kebudayaan itu dan setiap manusia adalah makhluk berbudaya, dalam arti mengambil bagian dalam suatu kebudayaan.
18
2.4.1 Unsur-Unsur Kebudayaan Terdapat unsur kebudayaan yang dapat kita sebut sebagai isi pokok dari setiap kebudayaan yang ada di dunia ini. Tujuh unsur tersebut adalah Bahasa, Sistem Pengetahuan, Organisasi Sosial, Sistem Peralatam dan Teknologi, Sistem Mata Pemcaharian Hidup, Sistem Religiserta Kesenian. Unsur Kebudayaan tersebut terbagi kedalam beberapa bagian lagi, yaitu: 1. Bahasa Bahasa adalah suatusistem komunikasi yang menggunakan suara yang dihubungkan satu sama lainmenurut seperangkat aturan sehingga mempunyai arti. Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Bahasa harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain. Terbagi kedalam dua bagian, yaitu :Bahasa lisan dan Bahasa tertulis. 2. Sistem Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaanpercobaan yang bersifat empiris. 3. Sistem Peralatan dan Teknologi Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Masyarakat kecil yang
19
berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional. 4. Sistem Mata Pencaharian Hidup Sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional. Terbagi kedalam dua bagian, yaitu : a. Berburu dan meramu b. Perikanan, bercocok tanam, peternakan dan perdagangan 5. Sistem Religi Agama atau religi dapat dipandang sebagai kepercayaan dan pola prilaku yang diusahakan oleh manusia untuk menangani masalah-masalah penting yang tidak dapat dipecahkan dengan teknologi dan teknik organisasi yang diketahuinya. Terbagi kedalam tiga bagian, yaitu: a. Sistem kepercayaan dan kesusastraan suci b. Sistem upacara keagamaan, kelompok keagamaan dan ilmu gaib c. Sistem nilai dan pandangan hidup 6. Kesenian Kesenian mengacu pada nilai keindahan atau estetika yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Terbagi kedalam dua bagian, yaitu: a. Seni patung, seni relief, seni lukis dan gambar. b. Seni rias, seni vocal, seni instrument, seni kesustraan dan seni drama. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa kebudayaan ternyata memiliki berbagai aspek yang meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan,
20
sikap-sikap, dan hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu. Kebudayaan menurut ilmu antropologi pada hakikatnya adalah keseluruhan sistemgagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan, karena hanya sebagian kecil dari tindakan manusia yang tidak dibiasakan dengan belajar seperti naluri, reflex atau tindakan yang dilakukan akiba suatu proses fisiologis. Berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan bendabenda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. 2.5 Pengertian Molapi Saronde Pernikahan adat Gorontalo pada malam sehari sebelum akad nikah digelar serangkaian acara malam pertunangan atau Mopotilandahu. Acara ini diawali dengan Khatam Qur’an, proses in bermakna bahwa calon mempelai wanita telah menamatkan atau menyelesaikan mengajinya dengan membaca ‘Wadhuha’
21
sampai Surat Lahab. Dilanjutkan dengan Molapi Saronde yaitu tarian yang dibawakan oleh calon mempelai pria dan ayah atau wali laki-laki. Tarian ini menggunakan sehelai selendang. Ayah dan calon mempelai pria secara bergantian menarikannya. Molapi yang artinya “memberikan atau menyerahkan”, sedangkan saronde artinya “selendang”. Tari molapi saronde ini akan terlihat pada prosesi atau berlangsungnya satu adat penikahan Gorontalo, molapi saronde ditarikan pada malam pertunangan yang disebut “huyi mopo tilanthahu” atau juga disebut “mohile huwali” artinya menjenguk kamar pengantin.