BAB II LANDASAN TEORI TENTANG HAID, PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DAN IBADAH
A. Haid atau Menstruasi 1. Pengertian Haid atau Menstruasi Pengertian haid menurut para ahli fiqih bahasa disebut as-Sailin yaitu sesuatu yang mengalir. Menurut istilah haid yaitu darah yang keluar dari ujung rahim wanita dalam keadaan sehat tanpa sebab melahirkan atau dalam keadaan sakit, dan dalam keluarnya dalam batas waktu tertentu.1 Secara bahasa haid (menstruasi) berarti mengalir. Dan menurut istilah syara‟ adalah darah yang keluar dari pangkal rahim wanita sewaktu sehat, bukan disebabkan melahirkan ataupun karena sakit.2 Haid (Menstruasi) bisa disebut sebagai proses pelepasan endometrium atau dinding rahim yang biasaya disertai dengan pendarahan dan terjadinya secara berkala.3 Menurut Sihabuddin Ahmad Ibn Hajar menjelaskan bahwa haid adalah 4
انحيض نغت انسيالٌ وشزعا دو جبهت يخزج يٍ ٲ قصى رحى انًزٲة فى ٲوقاث انصحت
1
Abdul Mujib, Maria Ulfah, Problematika Wanita, (Suarabaya: Karya Abditama, 1994), hlm. 12 2 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Bandung: Al-Ma‟arif, 1993), cet. 12, hlm. 177 3 Muhammad Ya‟qub ad-Dahlawy, Beginilah Islam Melindungi Wanita, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟i, 2009), hlm. 15 4 Sihabuddin Ahmad Ibn Hajar, Minhajul Qowim, (Semarang: Toha Putra, tt), hlm. 27
16
17
Menurut Imam Taqiyuddin Abi Bakrin menjelaskan bahwa haid adalah 5
هى انذو انخارج يٍ فزج انًزٲة عهى سبيم انصحت يٍ غيزانىالدة
Haid menurut ilmu medis dikenal dengan istilah menstruasi atau datang bulan. Darah haid merupakan darah kotor yang keluar setiap bulannya melalui rahim wanita dewasa yang memungkinkan untuk hamil jika terjadi pembuahan. Darah haid itu harus dikeluarkan dan para ahli medis mengidentifikasikan sebagai pendarahan sebulan sekali yang keluar melalui vagina yang diakibatkan oleh erosi dinding lapisan rahim. Beberapa uraian di atas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan haid atau menstruasi adalah darah yang keluar dari ujung rahim wanita dalam keadaan sehat tanpa sebab melahirkan atau dalam keadaan sakit, dan dalam keluarnya dalam batas waktu tertentu. 2. Proses Haid Kata haid adalah istilah khusus yang digunakan dalam al-Qur‟an. Istilah ini tidak ditemukan dalam teks taurat ataupun injil. Istilah sebelumnya adalah menstruasi, kata menstruasi (mens) berasal dari bahasa indo-eropa. Dalam ajaran Islam darah haid disebut al adzan karena darah tersebut adalah darah yang tidak sehat dan tidak diperlukan lagi oleh organ
5
Taqiyuddin Abi Bakrin, Kifayatul Ahyar, (Semarang: Toha Putra, tt), hlm. 74
18
tubuh wanita. Bahkan kalau darah itu tinggal dalam perut perempuan akan menimbulkan masalah, karena itu disebut adzan.6 Menstruasi merupakan salah satu ciri yang menandai masa peburtas perempuan. Menstruasi pertama kali biasanya dialami oleh perempuan sekitar usian sepuluh tahun, namun bisa juga lebih dini atau lebih lambat. Menstruasi merupakan fitrah perempuan yang menandakan perempuan tersebut sehat dan sistem reproduksinya berjalan dengan baik. Menurut ilmu kesehatan darah yang keluar saat menstruasi merupakan darah akibat peluruhan dinding rahim (endotrium). Darah tersebut mengalir dari rahim menuju leher rahim, kemudian keluar melalui vagina.7 Pada diri wanita tiap bulannya mengalami ovulasi yang akan menghasilkan ovum yang matang. Sebelum proses ovulasi ini hormone estrogen keluar dari gelombang grafifian follicles (kantung darah) yang sudah matang dan menghasilkan sel telur. Kenaikan kadar estrogen selama siklus haid sangat mempengaruhi siklus endometrium, lapisan ini akan menjadi sangat tebal dan sangat kaya akan darah. Dibawah pengaruh LH (lutein zing hormon). Gelombang grafifian menghasilkan ovum terus menerus sampai sel telur keluar dari kantongnya yang dipengaruhi oleh melonjaknya kadar L.H folikel robek dan melepas sel telur yang matang dan haploid. Telur tersebut bergerak dengan cepat ke mulut tuba falopi dan bergerak turun dengan lambat sepanjang tuba.8 Pada saat itu muncul
6
Nasaruddin Umar, ”Teologi Menstruasi: Antara Mitologi dan Kitab Suci,” dalam Ulumul Quran, (Vol. 4, No. 2, 1995), hlm.71 7 Nur Najmi Laila, Buku Pintar Menstruasi, (Yogyakarta: Buku Biru, 2011), hlm.15 8 Hafid Abdullah, Kunci Fiqih Syafi’i, (Semarang: As-Syafei, 1992), hlm. 13
19
gelombang yang dinamakan zat kuning (al-Jism as-Asfar), yang memicu adanya materi korpus leteum yang mengendap di dalamnya. Korpus leteum dihasilkan dari dua hormon yang dikenal sebagai hormone human chorionic gonadrotopic (HCG). Kedua hormon itu adalah hormon perangsang folikel (FSH) dan lutein zing hormone (LH). FSH pematangan satu folikel. Pada manusia LH merangsang korpus luteum untuk mengeluarkan hormone progesterone.9 3. Masa Haid Masa lamanya haid dikalangan ulama‟ masih terjadi perbedaan pendapat. Perbedaan ini karena perbedaan penafsiran terhadap ayat AlQur‟an surat Al-Baqarah ayat 222 yaitu:
)٢٢٢ : (انبقزة Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (Q.S AlBaqarah: 222)10 9
Abdurrahman Muhammad Abdullah ar-Rifa‟i, Tuntunan Haid, Nifas, dan Darah Penyakit, (Tinjauan Fiqih dan Medis, 2006), hlm. 72 10 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: perca, 1989), hlm. 5
20
Sebab turunnya ayat ini dijelaskan dalam hadits riwayat Ahmad bin Hanbal dari Anas. Dalam hadits tersebut diceritakan bahwa jika perempuan yahudi haid masakannya tidak dimakan dan tidak boleh berkumpul bersama keluarga di rumahnya. Salah seorang sahabat menanyakan hal itu kepada Nabi, kemudian Nabi berdiam sementara maka turunlah ayat tersebut di atas. Setelah ayat itu turun, Rasulullah bersabda "lakukanlah segala sesuatu (kepada isteri yang sedang haid) kecuali bersetubuh". Pernyataan Rasulullah ini sampai kepada orang-orang Yahudi, lalu orang-orang Yahudi dan mantan penganut Yahudi seperti shock mendengarkan pernyataan tersebut. Apa yang selama ini dianggap tabu tiba-tiba dianggap sebagai "hal yang alami" (adzan). Kalangan mereka bereaksi dengan mengatakan apa yang disampaikan oleh laki-laki itu (Rasulullah) adalah suatu penyimpangan dari tradisi besar kita. Usayd bin Hudayr dan Ubbad bin Basyr melaporkan reaksi tersebut kepada Rasulullah; lalu wajah Rasulullah berubah karena merasa kurang enak terhadap reaksi tersebut dan kami (Usayd ibn Hudayr dan Ubbad bin Basyr) mengira beliau marah kepada mereka berdua. Mereka berdua langsung keluar (sebelumnya) beliau menerima air susu hadiah dari mereka berdua. Lalu Rasulullah mengutus orang untuk mengejar mereka dan memberi mereka minum susu, sehingga mereka berdua tahu bahwa rasulullah tidak marah kepada mereka.11
11
Abū Al Fida Ismail Ibnu Katsir, Tafsir al Quran al-Adzim, (Beirut: Darul Al Fikr, 1986), hlm. 259
21
Para ulama berbeda pendapat mengenai batasan umur untuk perempuan haid, sehingga ketika ada perempuan yang mengalami haid sebelum atau sesudah batasan usia tersebut bisa dipastikan darah yang keluar dari rahim perempuan adalah darah penyakit dan bukan darah haid. Perbedaan itu disebabkan tidak adanya penjelasan dari nash mengenai hal itu. Para ulama menetapkan batasan itu dengan melihat kebiasaan dan keadaan perempuan. Menurut Hanafi usia perempuan ketika pertama kali haid adalah sembilan tahun qamariah atau tiga ratus lima puluh empat hari dan umur berhentinya
haid
adalah limapuluh lima tahun. Sedangkan
menurut maliki, perempuan itu mengalami haid dari umur sembilan tahun sampai tujuhpuluh tahun. Menurut Syafii tidak ada batasan umur bagi terhentinya masa haid, selama perempuan itu hidup haid masih mungkin terjadi padanya. Tetapi biasanya sampai umur enam puluh dua. Hambali batas akhir umur perempuan haid adalah lima puluh tahun, hal ini berdasarkan qaul Aisyah ketika perempuan sampai umur lima puluh tahun, dia sudah keluar dari batasan haid dan ia juga menambahkan perempuan tidak hamil setelah ia berumur lima puluh tahun.12 Haid ini dijalani oleh seorang wanita pada masa-masa tertentu, menurut Imam Malik, tidak ada batasan minimal masa haid. Menurutnya ketika kelamin wanita mengeluarkan darah maka darah itu disebut darah haid. Menurut Imam Syafi‟i, batas minimal masa haid adalah satu hari satu malam, sedangkan Imam Abu Hanifah, minimal tiga hari. Sedangkan untuk
12
Wahbah al Zuhaili, Al Fiqh al Islami wa Adillatuhu, (Beirut: Dar al Fikr, 2008), hlm.524
22
batas maksimal masa haid Imam Malik dan Imam Syafi‟i sepakat bahwa batas maksimal masa haid adalah 15 (lima belas) hari. Imam Abu Hanifah berbeda pendapat yakni batas maksimal masa haid selama 10 (sepuluh) hari.13 Sesungguhnya haid disifati dengan sifat yang asli, salah satunya haid adalah darah yang keluar dari rahim. Seperti firman Allah dalam surat Al Baqarah: 228
13
Abd. Qadir M. Manshur, Panduan Shalat Khusus Wanita, (Jakarta: Almahira, 2009), hlm. 45-46.
23
Tidak boleh mereka Menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. (Q.S Al-Baqarah: 228)14 Menurut para mufassir, makna arhamihinna dalam ayat ini adalah haid atau hamil, sehingga sifat asli haid adalah darah yang keluar dari rahim sedangkan istihaḍah adalah darah yang keluar karena adanya pembuluh darah yang terputus.15 Cirri-ciri haid menurut Nabi Muhammad adalah sebagai berikut: warnanya hitam, pekat, mencolok dikarenakan sangat panas, keluarnya darah tersebut untuk memberikan manfaat, baunya berbeda dengan darahdarah yang lain, warnanya sangat merah.16
4. Larangan Haid Ajaran Islam tidak melarang melakukan kontak sosial dengan perempuan haid. Rasulullah menegaskan bahwa: ”segala sesuatu dibolehkan untuknya kecuali kemaluannya (farji), segala sesuatu boleh untuknya kecuali bersetubuh (jima‟). Dapat dipahami bahwa Islam berupaya
14
Depag RI, op.cit., hlm. 37. Fakhrur Razi, Tafsir al Kabir, (Beirut: Dar al Kutub al Alamiah, t.th) hlm. 62 16 Ibid., hlm. 63 15
24
mengikis tradisi dan masyarakat sebelumnya, yang memberikan beban berat terhadap perempuan haid.17 Meskipun Islam telah menghapus semua mitos-mitos tentang haid, tapi perempuan menstruasi tetap mendapat perlakuan berbeda dengan perempuan ”normal”. Dalam fiqh misalnya, perempuan menstruasi dilarang untuk melakukan beberapa ibadah yang mana telah dibakukan oleh ulamaulama fiqh dalam berbagai kitab. Beberapa hal yang diharamkan bagi perempuan haid adalah shalat, sujud tilawah, menyentuh mushaf, memasuki masjid, ṭawaf, i‟tikaf, membaca al-Quran. Dalam tradisi fiqh, terdapat lima hukum yang berkaitan dengan perempuan haid, sebagaimana yang dirumuskan oleh para ahli fikih yaitu: a. Perempuan yang haid wajib mandi setelah selesai masa haidnya b. Haid sebagai pertanda baligh. c. Penentuan kosongnya rahim seorang perempuan pada masa iddah dengan haid. Sebab, pada dasarnya hikmah iddah adalah untuk mengetahui kosongnya rahim. d. Penghitungan mulainya masa iddah dengan haid, menurut madzab Hanafi dan Hambali. Karena mereka memaknai lafadh tslasata quru’ dengan haid. Iddahnya perempuan yang tidak hamil otomatis selesai dengan selesainya haid yang ketiga dan haid yang terjadi ketika talak tidak terhitung. Sedangkan menurut madzab maliki dan syafi‟i quru‟ berarti at thuhru, maka penghitungan iddah dimulai dengan masa suci dan 17
S. Edy Santoso ( ed.), Islam dan Konstruksi Seksualitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 6
25
berakhirnya masa iddah dengan mulainya haid yang ketiga. Masa suci saat jatuhnya talak terhitung dalam hitungan tsalasata quru’ walaupun cuma sebentar. e. Ditetapkannya kafarah atau hukuman karena melakukan jima‟ pada masa haid.18 Delapan hal yang dilarang bagi perempuan haid yakni sebagai berikut: a. Shalat b. Sujud tilawah c. Menyentuh mushaf d. Masuk masjid e. Thawaf f. I‟tikaf g. Membaca al-quran h. Thalak19
Dari beberapa larangan diatas tiga hal yang menjadi ikhtilaf para ulama yaitu: a. Masuk Masjid, dalam hal ini ulama terbagi menjadi tiga pendapat, pendapat pertama yang melarang perempuan haid memasuki masjid secara muthlak dan ini adalah pendapat madzab Maliki. Kedua, pendapat yang melarang perempuan haid memasuki masjid dan membolehkan jika
18 19
Wahbah al Zuhaili, op. cit, hlm. 534 Ibid., hlm. 535-539
26
sekedar lewat, dan ini adalah pendapat Syafi‟i. Ketiga, pendapat yang membolehkan perempuan haid memasuki masjid dan ini adalah pendapat Zahiri.20 b. Menyentuh Mushaf, Jumhur ulama mengakui kemu‟jizatan al-Qur‟an sehingga melarang menyentuh al-Qur‟an bila tidak mempunyai wudhu, berhadas kecil saja dilarang apalagi yang berhadas besar seperti haid. Sedangkan bagi Ẓahiri tidak dilarang menyentuh mushaf walau tidak mempunyai wudhu. Perbedaan ini disebebakan perbedaan memahami ayat dalam QS. Al-Waqi‟ah: 79
Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. (Q.S Al-Waqi‟ah:79)21 c. Membaca Al-Quran Para ulama yang mengharamkan perempuan haid membaca al-Qur‟an berpedoman pada hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Tirmiżi dan Ibnu Mājah dari Ibnu Umar, yang berbunnyi
ٌالتقزأ انحائض والانجُب شيأ يٍ انقزأ “Janganlah perempuan yang haid dan orang junub membaca sesuatupun dari al Quran”22 5. Efek Samping terhadap Penundaan Haid
20
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid, (Indonesia: Dar Ihya‟ Al Kutub Al-Arabiyah, t.t), juz.1, hlm. 35 21 Depag RI, op. cit., hlm.538 22 Muhammad bin Isa bin Saurah, Sunan al Tirmiżi,(Beirut: Dar al Kutub al-Alamiyah, t.th) , juz.1, hlm.221
27
Obat penundaan haid merupakan obat perangsang yang diberikan pasien yang mempunyai gangguan terhadap menstruasi juga digunakan dalam rangka-rangka tertentu seperti haji, puasa, dan lain sebagainya. Obat yang tergolong pada kelompok estrogen ini disifati sebagai obat keras. Dalam pemasarannya jenis obat seperti ini sudah bias dijumpai diberbagai apotik yang menyediakan obat tersebut. Obat ini bias berbehaya pada wanita hamil, karena fungsi obat ini sebagai pemaksa rahim agar meruntuhkan lapisan dindingnya. Jika janin itu kuat maka tidak akan terjadi apa-apa selama penggunaan tidak berlebihan. Obat yang paling dilarang bagi wanita yang diduga hamil adalah obat sejenis estrogen gynaecosid. Obat yang mengandung mitiles trenolon 5 mg dan mitiles radiol 3 mg jika dikonsumsi wanita hamil dapat terjadi keguguran atas janin yang dikandungnya. Usia untuk terjadi keguguran apabila mengkonsumsi obat jenis gynaecosid ini adalah pada waktu janin berusia 0-30 hari pembuahan atau 1 bulan.23 Janin dalam usia tersebut masih dalam keadaan lemah, jika pengkomsumsianya ketika janin lebih dari 1 bulan maka kemungkinan terjadi keguguran kecil. B. Alat Kontrasepsi 1. Pengertian alat Kontrasepsi Kontrasepsi
berasal
dari
kata
„kontra‟
yang
berarti
mencegah/menghalangi dan „konsepsi‟ yang berarti pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan 23
Williyam F Ganang, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, cet ke-20, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGL, 2002), hlm. 417
28
sebagai suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma. Kontrasepsi dapat menggunakan berbagai macam cara, baik dengan menggunakan hormon, alat ataupun melalui prosedur operasi. Tingkat efektivitas dari kontrasepsi tergantung dari usia, frekuensi melakukan hubungan seksual dan yang terutama apakah menggunakan kontrasepsi tersebut secara benar. Banyak metode kontrasepsi yang memberikan tingkat efektivitas hingga 99% jika digunakan secara tepat. Jenis kontrasepsi yang ada saat ini adalah : kondom (pria atau wanita), pil (baik yang kombinasi atau hanya progestogen saja), implan/susuk, suntik, patch/koyo kontrasepsi, diafragma dan cap, IUD dan IUS, serta vasektomi dan tubektomi 2. Jenis Alat Kontrasepsi. a. Kondom Kondom merupakan jenis kontrasepsi penghalang mekanik. Kondom mencegah kehamilan dan infeksi penyakit kelamin dengan cara menghentikan sperma untuk masuk ke dalam vagina. Kondom pria dapat terbuat dari bahan latex (karet), polyurethane (plastik), sedangkan kondom wanita terbuat dari polyurethane. Pasangan yang mempunyai alergi terhadap latex dapat menggunakan kondom yang terbuat dari polyurethane. Efektivitas kondom pria antara 85-98% sedangkan efektivitas kondom wanita antara 79-95 %.24
24
Siswandi, terjemahan bebas, dari Robert A. Hatcher, M.D, M.P.H, et.al. 1997. The Essentials of Contraceptive Technology, A handbook for Clinical Staff. The John Hopkins School of Public Health
29
b. Suntik Suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3 bulan sekali. Suntikan kontrasepsi mengandung hormon progestogen yang menyerupai hormon progesterone yang diproduksi oleh wanita selama 2 minggu pada setiap awal siklus menstruasi. Hormon tersebut mencegah wanita untuk melepaskan sel telur sehingga memberikan efek kontrasepsi. Banyak klinik kesehatan yang menyarankan penggunaan kondom pada minggu pertama saat suntik kontrasepsi. c. Implan Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang di dalamnya terdapat hormon progestogen, implan ini kemudian dimasukkan ke dalam kulit di bagian lengan atas. Hormon tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan implan ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun.25 d. IUD & IUS IUD (intra uterine device) merupakan alat kecil berbentuk seperti huruf T yang lentur dan diletakkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan, efek kontrasepsi didapatkan dari lilitan tembaga yang ada di badan IUD. IUD merupakan salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan di dunia. Efektivitas IUD sangat tinggi sekitar 99,2-99,9%, tetapi IUD tidak memberikan perlindungan bagi penularan penyakit 25
Ibid.
30
menular seksual (PMS). Saat ini sudah ada modifikasi lain dari IUD yang disebut dengan IUS (intra uterine system), bila pada IUD efek kontrasepsi berasal dari lilitan tembaga dan dapat efektif selama 12 tahun maka pada IUS efek kontrasepsi didapat melalui pelepasan hormon progestogen dan efektif selama 5 tahun. e. Pil Kontrasepsi Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon estrogen & progestogen) ataupun hanya berisi progestogen saja. Pil kontrasepsi bekerja dengan cara mencegah terjadinya ovulasi dan mencegah terjadinya penebalan dinding rahim. Apabila pil kontrasepsi ini digunakan secara tepat maka angka kejadian kehamilannya hanya 3 dari 1000 wanita. Disarankan penggunaan kontrasepsi lain (kondom) pada minggu pertama pemakaian pil kontrasepsi C. Ibadah 1. Pengertian Ibadah Pengertian ibadah dari segi bahasa, asal perkataan ibadah itu terambil dari kata kerja abaday yang artinya merendahkan diri, khidmat, patuh. Menurut Kamus Bahasa Indonesia ibadah mempunyai arti perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.26 Menurut Sidi Gazalba mengemukakan ibadah dalam pengertian luas adalah 26
hubungan
dengan
Allah
juga
hubungan
dengan
manusia
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 415
31
(muamalat)”.27 Menurut ulama akhlak bahwa ibadah ialah: “mengerjakan segala tha‟at badaniyah dan menjalankan segala syariat (hukum)”.28 Dari beberapa pendapat di atasdapat diambil kesimpulan bahwa ibadah adalah “perbuatan mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan Allah sebagai tanda kecintaan dan ketaatan manusia pada Allah baik melalui perkataan dan perbuatan, lahir atau batin sebagai pernyataan hubungan dengan Tuhan”. 2. Dasar Ibadah Dalam agama Islam telah dijelaskan bahwa beribadah/ibadah itu merupakan perintah dari Allah Swt. yang telah menciptakan alam seisinya, jadi sebagai umat Islam yang beriman haruslah patuh dan tunduk sebagai bukti ibadahnya hanya karena Allah semata. Perintah tersebut telah jelas dikemukakan dalam al-Qur‟an surat al-Dzariyat ayat 56
)٦٥ : (انذارياث Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.29 3. Macam-Macam Ibadah Menurut Muhammad Daud Ali, ibadah dibagi menjadi dua, yaitu ibadah mahdah (ibadah khusus) dan ibadah ghairu mahdah (ibadah umum) yaitu sebagai berikut:
27
Sidi Gazalba, Asas-asas Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm. 36 Hasby Ash-Shiddieqi, Kuliah Ibadah, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001), hlm. 3 29 Depag RI, op.cit., hlm. 57 28
32
a. Ibadah Mahdah (ibadah khusus) adalah ibadah yang ketentuan pelaksanaannya sudah pasti ditetapkan oleh Allah dan dijelaskan oleh Rasul-Nya.30 Membahas masalah jenis-jenis ibadah mahdah, maka penulis batasi menjadi dua macam ibadah, yaitu ibadah salat dan puasa. Uraian dari aspek-aspek ibadah tersebut adalah : 1) Salat a) Pengertian Salat Salat adalah rukun Islam yang kedua, salat menurut lughat (bahasa) adalah doa.31 Sedangkan menurut syara‟ salat adalah; menghadapkan jiwa dan raga kepada Allah; karena takwa hamba kepada Tuhannya, mengagungkan kebesaran-Nya dengan khusyu‟ dan ikhlas dalam bentuk perkataandan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, menurut cara-cara dan syarat-syarat yang telah ditentukan.32 Salat menurut bahasa ialah ''doa'' atau ''rahmat'', sedangkan arti menurut istilah syara' ialah
وشزعا اقىال وافعال يفتتحت بانتكبيز ويختتًت بانتسهيى ''Secara syara'' adalah ucapan-ucapan dan perbuatanperbuatan yang diawali dengan takbir dan disudahi dengan salam.33 Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa salat adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah yang dimulai 30
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), Cet. 3, hlm. 247 31 Abu Bakar Muhammad, Subulus Salam I, (Surabaya: Al-Ikhlas, t.th.), hlm. 304 32 Moh. Rifa‟i, Fiqh Islam Lengkap, (Semarang: Toha Putra, 1978), hlm. 7 33 Abi Yahya Zakariya Al Anshori, Fatkhul Wahab, (Surabaya: Al Hidayah, t.t), hlm. 29.
33
dari takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan Pada hakekatya salat itu ada yang wajib dan ada yang sunah. Salat wajib terdiri dari 5 waktu sehari semalam. Salat wajib inilah yang diwajibkan atas tiap-tiap muslim yang sudah mukallaf dalam arti orang yang sudah mampu dan telah mencapai umur, telah baligh dan berakal, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan suci. Menjalankan salat fardhu disunatkan dengan berjama‟ah, salat berjama‟ah itu pahalanya 27 derajat, di samping itu pula Allah sesungguhnya mencintai orang-orang yang selalu berjama‟ah dalam salatnya. Salat berjama‟ah itu banyak mengandung hikmah, seperti yang dikemukakan dalam buku pedoman salat yang dinyatakan rahasia dan hikmah salat berjama‟ah adalah sebagai berikut:34 (1) Menghindarkan orang yang bersalat dari lupa supaya ia dapat menghasilkan khusyu‟ dan kehadiran hati yang menjadi jiwa salat. Sesungguhnya berada diantara jama‟ah yang telah bersatu pada dhahirnya dan pada batinnya, lebih banyak menolong untuk memerangi setan dan lebih sanggup menolak kelupaan, juga lebih kuat untuk menghasilkan khusyu‟ dan kehadiran hati dan lebih tertarik untuk memperhatikan salat
34
383
Hasby Ash-Shidieqi, Pedoman Salat, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001), hlm. 380 -
34
berhadap kepada Allah swt,dengan melepaskan segala pikiranpikiran keduniawian yang beraneka ragam. (2) Menyempurnakan salat orang-orang yang kurang ibadahnya. Dengan jalan menyempurnakan salat jauhlah mereka (kita) dari neraka, dan dekatlah merekakepada rahmat Allah swt, Yang Maha Pengampun (3) Untuk kebaikan agama, dengan berkumpul orang-orang yang alim dengan orang-orang yang awam dalam mengerjakan salat, orang-orang awam dapat mengetahui apa-apa yang tidak diketahuinya baik mengenai soal dunia maupun soal akhirat (4) Untuk membiasakan umat manusia mentaati pemimpinpemimpinnya Jama‟ah salat di permulaan Islam mudahmudahan begitu pula sekarang dikendalikan oleh penguasapenguasa dan kepala-kepala umat sendiri. Mengikuti mereka dalam pekerjaan-pekerjaan salat, menanamkan rasa patuh kepada mereka dalam urusan dunia. (5) Untuk kebaikan dunia, dengan berkumpulnya orang yang saling berdekatan rumah di dalam masjid-rumah Allah swt, lima kali dalam sehari, akan membangkitkan rahmah dan syafaqah (saling mengasihi). Lantaran itu mereka mau memberi pertolongan kepada kawan-kawannya yang berhajat dan mereka mau membantu orang-orang yang melarat.
35
(6) Untuk membiasakan bersatu dan tolong menolong. Dengan salat berjama‟ah makaakan membiasakan seorang mukmin bersatu dan tolong menolong dalam kebaikan. Selain salat fardhu ada juga salat lain yang wajib diketahui yaitu salat-salat sunnat seperti, salat sunnat rawatib salat hajat, salat tahajjud, salat istikharoh, salat dhuha, dan lain-lain sebagai berikut:35 (1) Salat Rawatib, yakni salat sunnat yang dilakukan sebelum atau sesudah salat-salat wajib, hukumnya sunnat muakkad. (2) Salat Hajat, yaitu salat untuk menyampaikan apa saja yang diinginkan. Waktunya tidak ditentukan boleh siang, boleh juga malam. Jumlah rakaatnya dua dan dilakukan secara munfarid. (3) Salat Tahajjud, yaitu salat sunnat yang dilakukan pada permulaan pertengahan atau penghabisan malam. Adapun waktu yang paling utama adalah pada sepertiga malam (4) Salat Istikharah, yaitu salat dua rakaat yang dilakukan apabila ragu-ragu dalam memutuskan pilihan atau menentukan sikap. Salat Istikharoh merupakan upaya rohaniah seorang muslim dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dengan bertanya langsung pada Allah Yang Maha Mengetahui agar ia dibimbing dalam menentukan sikap adan pilihannya, sehingga
35
A. Toto Suryana, Ibadah Praktis, (Bandung: Alfa Beta, t.th.), hlm. 34-40
36
apapun keputusan yang diambilnya itu membuahkan ridha Allah. (5) Salat Dhuha, yaitu salat sunnat yang dilakukan pada waktu matahari naik. Salat dhuha dilakukan minimal dua rakaat. b) Ketentuan Kewajiban Salat Kita telah mengetahui bahwa salat itu menjadi kewajiban kita semua sebagai orang Islam karena salat merupakan rukun Islam yang kedua. Salat dapat mencegah manusia dari perbuatan keji dan munkar. Firman Allah dalam al-Qur'an surat al-Ankabut ayat 45:
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S AlAnkabut: 45).36 Shalat juga termasuk rukun Islam yang merupakan kewajiban bagi orang muslim untuk menjalankannya. Sabda nabi Muhammad SAW
36
Departemen Agama RI., op.cit., hlm. 635.
37
ٍحذثُا عبيذ هللا ابٍ يىسى قال اخبزَا حُظهت بٍ ٵ بي سفياٌ ع عكزيت بٍ خانذ عٍ ابٍ عًز رضى هللا عُهًا قال قال رسىل هلل ٌ شهادة ٱٌ ال ٳنه ٳ ال هللا وٵشهذ ٱ:ص و (بُي االسالو عهى خًس يحًذ رسىل هللا و ٳقاو انصالة و ٳيتاء انزكاة وانحج وصىو 37
)ٌريضا Telah bercerita kepada kita Ubaidillah bin Musa, kemudian beliau berkata: Hanzullah bin Abi Sufyan dari Ikrimah bin Khalid dari Ibnu Umar r.a berkata: Rasulullah SAW. bersabda: Islam didirikan dari lima sendi : mengaku bahwasanya tidak ada Tuhan yang sebenar-benarnya disembah selain Allah Yang Maha Esa, mengaku bahwasanya Muhammad itu utusan-Nya, mendirikan salat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji, dan berpuasa di bulan Ramadhan
2) Puasa a) Pengertian Puasa Puasa menurut bahasa adalah menahan diri, sedangkan menurut istilah adalah: menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari, karena perintah Allah semata, dengan disertai niat dan syarat-syarat tertentu.38 Yusuf Qardawi mengemukakan bahwa puasa adalah menahan dan mencegah diri dari hal-hal yang mubah, yaitu berupa makan dan berhubungan suami istri, dalam rangka taqarrub Ilahi (mendekatkan diri kepada Allah).39
37
Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Juz I, (Beirut, Libanon: Daar Al Kutub al Ilmiyah, 1992), hlm.9-10 38 Moh. Rifa‟i, op. cit., hlm. 322 39 Yusuf Qardawi, Fiqh Puasa, (Surakarta: Intermedia, 2000), hlm. 18
38
Dari pengertian tersebutdapat disimpulkan bahwa puasa adalah menahan diri dari makan dan minum, hubungan seksual mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari Dalil yang mewajibkan puasa adalah sebagaimana firman Allah dalam al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 183
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S Al Baqarah: 183)40 b) Jenis Puasa Di samping puasa wajib ada pula puasa sunat yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan apabila tidak dilaksanakan tidak mendapat apa-apa. Adapun macam-macam puasa sunat yaitu: (1) Puasa pada hari Arafah, yaitu puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah yaitu bagi orang yang tidak mengerjakan ibadah haji. (2) Puasa pada hari Asyura, yaitu puasa pada tanggal 10 Muharam, dan Tasu‟a yaitu tanggal 9 Muharam ƒ Puasa 6 hari pada bulam Syawal, yaitu hari-hari sesudah Hari Raya Fitrah (3) Puasa hari Senin dan Kamis (4) Puasa tiga hari pada tiap-tiap bulan, yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15.41 40
Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 44.
39
3) Membaca Al-Qur‟an a) Pengertian Al-Qur'an Menurut Nasruddin Razak pengertian al-Qur‟an adalah “kalam Allah SWT. yang diwahyukan kepada Nabi dan rasul terakhir Muhammad SAW. sebagai mukjizat membacanya adalah ibadah.”42 Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa alQur'an adalah wahyu Ilahi, kalamullah, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai Rasulullah akhir zaman, yang dalam bentuknya sekarang termaktub dengan jelas dalam mushaf Usmani, yang sampai kepada kita selaku umatnya dengan jalan mutawatir. Jika kita baca, baik pada waktu salat maupun di luar salat bernilai ibadah, dan yang dihukumkan kafir orang yang mengingkarinnya b) Hikmah membaca Al-Qur'an Adapun hikmah membaca al-Qur‟an sesuai dengan firman Allah surat Yunus ayat 57:
Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit41 42
Moh. Rifa‟i, op. cit., hlm. 338-339 Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: Al Ma‟arif, 1989), Cet. 10, hlm. 86
40
penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Q.S Yunus: 57)43 4) Dzikir a) Pengertian Dzikir Dzikir
menurut
bahasa
adalah
“mengingat
Allah.”
Sedangkan menurut istilah dzikir adalah: apa yang dilakukan oleh hati dan lisan berupa tasbih atau mensucikan Allah, memuji dan menyanjungnya, menyebutkan sifat-sifat kebesaran dan keagungan serta
sifat-sifat
keindahan
dan
kesempurnaan
yang
telah
dimilikinya.44 Menurut Hasby As Shiddieqi dzikir adalah menyebut Allah dengan membaca tasbih, membaca tahlil, membaca tahmid, membaca taqdies (quddusun), membaca takbir, membaca hauqalah, membaca basmalah, membaca al-Qur‟an al-Majid, dan membaca doa-doa yang ma‟tsur (doa-doa yang diterima Nabi SAW).45 Dengan dzikir maka akan menjadikan hati menjadi tentram sesuai dengan firman Allah surat al-Ra'd ayat 28:
Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
43
Departemen Agama RI, op. cit., hlm. 315 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunah 4, (Bandung: Al-Ma‟arif, 1981), hlm. 213 45 Hasby Ash- Shiddieqi, Pedoman Dzikir dan Doa, (Jakarta: Bulaan Bintang, 1956), hlm. 44
36
41
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Q.S al-Ra‟d: 28)46
b) Hikmah Dzikir (1) Hati menjadi tenang, tentram. (2) Dapat membersihkan jiwa, serta menjauhkan perbuatan keji dan munkar. (3) Dapat menambah ketakwaan terhadap Allah SWT. b. Ibadah Ghairu Mahdah (Ibadah Umum) adalah semua perbuatan yang mendatangkan kebaikan kepada diri sendiri dan orang lain, dilaksanakan dengan niat ikhlas karena Allah seperti belajar, mencari nafkah, menolong orang susah dan sebagainya.47 4. Tujuan Ibadah Tujuan ibadah dalam agama Islam adalah “untuk mencapai puncak ketakwaan, yakni menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan Allah dengan berkeyakinan yang sungguh-sungguh dengan hati yang suci dan murni serta bersih bukan karena orang lain, melainkan hanya karena yang satu(esa) karena Allah semata. Firman Allah dalam al-Qur‟an surat alHujurat ayat 13.
46
Departemen Agama RI., op.cit., hlm. 373. Muhammad Daud Ali, op. cit.hlm. 247
47
42
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S al-Hujurat: 13)48
48
Depag RI, op.cit., hlm. 847