BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian, dan Karakteristik Konsinyasi a. Pengertian Konsinyasi Sebelum diuraikan mengenai barang konsinyasi terlebih dahulu perlu diketahui apa yang dimaksud dengan konsinyasi tersebut. Menurut Drebin (2001: 158): Konsinyasi adalah penyerahan pemilik kepada pihak lain yang secara hukum dapat dinyatakan berada ditangan pemilik sampai penjual.
fisik barang-barang oleh pihak bertindak sebagai agen penjualan, bahwa hak atas barang ini tetap barang ini dijual oleh pihak agen
Sedangkan menurut Hadori Yunus dan Harnanto, (2000: 141) “ konsinyasi merupakan Suatu kejadian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barang kepada pihak tertentu untuk di jualkan dengan memberikan komisi (tertentu). Suparwoto L, (2000: 201) menyatakan “Konsinyasi (consignment) adalah pemindahan atau (penitipan) barang dari pemilik kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan syarat yang sudah diatur di dalam perjanjian”. Pengertian Barang Konsinyasi menurut Utoyo Widayat (2001: 125): “Barang konsinyasi adalah barang yang dikirim oleh pengamanat (konsinyor) atas dasar penjualan konsinyasi”.
Menurut Utoyo Widayat (2001: 125) : Penjualan konsinyasi adalah pengiriman atau penitipan barang dari pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjualan dengan memberikan komisi. Hak milik barang, tetap masih berada pada pemilik barang sampai barang tersebut terjual. Sedangkan menurut Smith (2003: 332) : Barang konsinyi adalah barang-barang yang acap kali ditransfer ke pedagang penyalur (consigne) dengan basis konsinyasi. Pengirim (consignor) tetap menahan hak atas barang dan mencantumkan nilai barang tersebut dalam persediaan sebelum dijual oleh konsinyi. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa konsinyasi adalah suatu bentuk penyerahan fisik barang dan disertakan suatu perjajian oleh pihak pemilik barang kepada pihak tertentu untuk dijual dengan memberikan sejumlah komisi serta barang yang dikirim oleh pengamanat (konsinyor) ke pedagang penyalur (konsinyi/komisioner) dengan basis penjualan konsinyasi. b. Sifat Konsinyasi Drebin (2001: 158) menyatakan bahwa “Sifat konsinyasi merupakan penitipan barang dimana pihak konsinyi memegang barang ini untuk dijual seperti yang dirinci dalam persetujuan yang dibuat antara konsinyor dan konsinyi”. Konsinyor menetapkan konsinyi sebagai yang bertanggung jawab atas barang-barang yang diserahkan kepadanya sampai barang ini terjual kepada pihak ketiga. Atas penjualan barang-barang ini pihak konsinyor
menetapkan penyerahan atas barang ini dan juga hasil penjulannya, Sebaliknya pihak konsinyi tidak dapat menganggap barang-barang itu sebagai miliknya. Konsinyi tidak mempunyai kewajiban kepada pihak konsinyor selain pertanggungjawabannya atas barang-barang yang diserahkan kepada konsinyi. c. Hak Dan Kewajiban Dalam Konsinyasi Pelaksanaan konsinyasi berdasarkan atas persetujuan/perjanjian dimana pihak yang mempunyai barang menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak lain untuk dijual : Kontrak perjanjian harus dibuat terlebih dahulu antara konsinyor dan konsinyi. Hadori Yunus (2000: 143) menyatakan bahwa isi dari kontrak perjanjian antara lain meliputi : a. Beban-beban pengeluaran konsinyi yang akan ditanggung oleh konsinyor. b. Kebijaksanaan harga jual dan syarat kredit yang harus dijalankan oleh konsinyi atas instruksi dari konsinyor. c. Komisi atau keuntungan yang akan diberikan oleh konsinyor kepada konsinyi. d. Laporan pertanggungjawaban oleh kosinyi kepada konsinyor (account sales) yang dilakukan secara berkala atas barang-barang yang sudah terjual dan pengiriman uang hasil penjualan tersebut. e. After sales service (garansi) yang harus ditanggung oleh konsinyor atas barang-barang yang telah terjual oleh konsinyi.
f. Hal-hal lain yang dianggap perlu oleh kedua pihak seperti : sewa tempat, perlakuan discount dan pengenaan barang konsinyasi yang diretur. Ketentuan – ketentuan dalam perjanjian konsinyasi pada umumnya dinyatakan secara tertulis yang menekankan sifat hubungan kerjasama antara kedua belah pihak. Ketentuan yang diatur dalam perjanjian itu biasanya meliputi : komisi penjualan, syarat – syarat pembayaran dan penyerahan barang, pengumpulan piutang dan tanggung jawab atas kerugian karena piutang tidak dapat ditagih, biaya – biaya yang dikeluarkan
oleh
konsinyi/komisioner
dalam
rangka
penerimaan,
penyimpangan dan penjualan barang, penyelesaian kepada pengamanat dan bentuk serta jangka waktu (periode) laporan-laporan yang harus disajikan kepada pihak pengamanat. Selain ketentuan-ketentuan yang diatur secara spesifik di dalam perjanjian, hubungan kerjasama didalam transaksi konsinyasi juga berlaku ketentuan – ketentuan umum yang diatur dalam undang–undang (hukum) yang berlaku didalam dunia perdagangan, atara lain : Tentang hak – hak dari komisioner (konsinyi) adalah sebagai berikut : a. Komisioner berhak untuk mendapatkan komisi dan penggantian biaya yang dikeluarkan untuk menjual barang titipan tersebut, sesuai degan jumlah yang diatur dalam perjanjian diantara kedua belah pihak. Komisi dan biaya – biaya yang mendapatkan penggantian biasanya
dikurangkan langsung dari hasil penjualan sebelum penyelesaian keuangan dengan pengamanat dilaksanakan. b. Dalam batas – batas tertentu biasanya kepada komisioner diberikan hak untuk memberikan jaminan (garansi) terhadap kualitas barang yang dijualnya. c. Untuk menjamin pemasaran barang yang bersangkutan komisioner berhak memberikan syarat–syarat pembayaran kepada langganan seperti yang berlaku pada umumnya untuk barang–barang yang sejenis, meskipun pengamanat dapat mengadakan pembatasan– pembatasan yang harus dinyatakan dalam perjanjian. Tentang Kewajiban – kewajiban sebagai Komisioner (konsiyi) adalah sebagai berikut : a. Wajib menjaga dan memelihara barang-barang komisi yang ada digudangnya dan memperhatikan instruksi-intruksi dari konsinyor atas cara-cara penanganan barang-barang konsinyasi tersebut. b. Mengelola secara terpisah baik dari segi fisik maupun administrasi terhadap barang–barang milik pengamanat, sehingga identitas barang– barang tersebut tetap dapat diketahui setiap saat. Pembukuan yang tertib dan teratur harus diselenggarakan terhadap transaksi–transaksi penjualan barang konsinyasi. Hasil penjualan, biaya-biaya yang mendapat penggantian, persediaan barang dan piutang dari penjualan barang-barang konsinyasi semuanya harus dinyatakan jelas didalam
rekening-rekening
pembukuan
untuk
melindungi
hak-hak
(kepentingan) pengamanat. c. Menjual barang komisi dengan harga yang telah ditetapkan oleh konsinyor. Dalam hal-hal tertentu konsinyi diberikan hak dan kebebasan oleh konsinyor untuk menjual barang-barang komisi dengan harga diatas harga yang telah diberikan konsinyor. Jika penjualan barang-barang komisi dilakukan secara kredit, maka kebijaksanaan kredit harus dimintakan persetujuan lebih dahulu dari konsinyor. d. Memberikan laporan mengenai barang-barang komisi (account sales) secara terbuka kepada konsinyor yang meliputi: 1) Barang-barang konsinyasi pada awal periode 2) Penerimaan barang-barang komisi pada periode tersebut. 3) Penjualan barang-barang komisi pada periode tertentu. 4) Beban-beban yang telah dikeluarkan pada periode tersebut sehubungan
dengan
barang-barang
komisi
menjadi
beban
konsinyor. 5) Pengiriman uang kepada konsinyor selama periode tersebut. 6) Saldo tagihan atau kewajiban yang ada pada konsinyi kepada konsinyor. Konsinyasi mengandung beberapa keuntungan tertentu dibandingkan dengan penjualan langsung barang – barang kepada perusahaan – perusahaan pengecer atau kepada pedagang – pedagang, yang telah
mempunyai sejumlah besar pelanggan. Pemilik barang lebih menyukai konsinyasi daripada penjualan disebabkan alasan–alasan yang berikut : a. Konsinyasi mungkin merupakan satu – satunya cara, yang memungkinkan
produsen
atau
penyalur
besar
(distributor)
memperoleh daerah pemasaran yang lebih luas, terutama apabila : • Barang – barang itu merupakan barang – barang yang baru diintrodusir dan permintaan akan produk ini tidak diketahui atau tidak dapat ditentukan. • Penjualan diwaktu lalau terbukti tidak menguntungkan bagi agen penjual. • Barang – barang itu mahal, yang membutuhkan investasi besar bagi agen penjual jika harus membelinya. • Kegoncangan harga atau jika resiko kerugian ditanggung oleh pihak lain. Agen penjual, yang tidak bersedia menerima barang – barang atas konsinyasi meskipun mungkin ia tidak bersedia membelinya. Konsinyasi untuk mencapai daerah pemasaran yang lebih luas digunakan untuk banyak jenis alat – alat rumah tangga, buku – buku, majalah – majalah, surat kabar – surat kabar, dan barang – barang temuan baru novelty items b. Pihak konsinyor dapat menghindari risiko – risiko tertentu. Oleh karena konsinyor telah menyerahkan barang – barangnya kepada agen penjual, maka ia dapat mengambil kembali barang – barang yang tidak terjual atau mengambil hasil penjualan barang –
barangnya dari pihak konsinyi sungguhpun pihak konsinyi ini tidak solvable atau pailit, kreditur – kreditur umur dari pihak konsinyi tidak dapat menuntut setiap bagian dari barang – barang konsinyasi atau hasil penjualannya, yang dipandang sebagai dana yang dipegang dalam trust untuk pihak konsinyor. c. Konsinyor dapat memperoleh spesialis – spesialis penjualan, terutama untuk penjualan gandum, ternak, dan produk segar. Imbalan untuk jasa – jasa demikian seringkali berupa komisi, yang dapat dapat berupa suatu prosentase dari harga jual atau dapat juga berupa suatu jumlah tetap untuk tiap satuan barang yang terjual. d. Harga jual eceran barang – barang konsinyasi dapat dikendalikan oleh pihak konsinyor yang masih memiliki barang – barang ini. Pengendalian ini sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan apabila barang – barang ini dijual kepada agen penjual Keuntungan Penjualan Konsinyasi oleh Konsinyor : a) Konsinyasi
mungkin
memungkinkan
merupakan
produsen
atau
satu-satunya
penyalur
besar
cara
yang
(distributor)
memperoleh daerah pemasaran yang lebih luas terutama apabila : -
barang-barang itu merupakan barang-barang yang baru diintrodusir dan permintaan akan produk ini tidak diketahui atau tidak dapat ditentukan.
-
penjualan diwaktu lalu terbukti tidak menguntungkan bagi agen penjual.
-
Barang-barang itu mahal, yang membutuhkan investasi besar bagi agen penjual jika harus membelinya.
-
Kegoncangan harga atau jika resiko kerugian ditanggung oleh pihak lain. Agen penjual, yang tidak memikul kewajiban dan tidak pula menangung resiko, pada umumnya bersedia menerima barang-barang atas dasar konsinyasi meskipun mungkin ia tidak bersedia membelinya. Konsinyasi untuk mencapai daerah pemasaran yang lebih luas digunakan untuk banyak jenis produk yang meliputi bermacam-macam jenis alat-alat rumah tangga, buku-buku, majalah-majalah, surat kabar-surat kabar, dan barang-barang temuan baru.
b) Pihak konsinyor dapat menghindari resiko-resiko tertentu. Oleh karena konsinyor telah menyerahkan barang-barangnya kepada agen penjual, maka ia dapat mengambil kembali barang-barang yang tidak terjual atau mengambil hasil penjualan barangbarangnya dari pihak konsinyi sungguhpun pihak-pihak konsinyi ini tidak solvable atau pailit, kreditur-kreditur umum dari pihak konsinyi tidak dapat menuntut setiap bagian dari barang-barang konsinyasi atau hasil penjualannya, yang dipandang sebagai dana yang dipegang dalam trust untuk pihak konsinyor. c) Konsinyor
dapat
memperoleh
spesialis-spesialis
penjualan,
terutama untuk penjualan gandum, ternak, dan produk segar. Imbalan untuk jasa-jasa demikian seringkali berupa komisi, yang
dapat berupa suatu prosentase dari harga jual atau dapat juga berupa suatu jumlah tetap untuk tiap satuan barang yang terjual. d) Harga jual eceran barang-barang konsinyasi dapat dikendalikan oleh pihak konsinyor yang masih memiliki barang-barang ini. Pengendalian ini sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan apabila barang-barang ini dijual kepada agen penjual. 2.2. Akuntansi Penjualan Barang Konsinyasi a. Pengertian Akuntansi Menurut Wibowo, S.E, M.M (2002 : 01) : Akuntansi (accounting) merupakan proses identifikasi, pencatatan dan komunikasi terhadap transaksi ekonomi dari suatu entitas. Secara umum terdapat tiga aktifitas dalam akuntansi, Yaitu sebagai berikut : 1. Aktifitas identifikasi (identifying). Dalam aktifitas ini akan dilakukan identifikasi terhadap transaksi yang terjadi dalam suatu entitas.dari proses ini akan dapat diklasifikasi apakah suatu transaksi merupakan transaksi ekonomi/keuangan atau non ekonomi. 2. Aktifitas pencatatan (recording). Dalam aktifitas ini semua transaksi ekonomi yang telah di identifikasi pada tahap pertama akan dicatat secara kronologis dan sistematis dengan ukuran nilai moneter tertentu. 3. Aktifitas ekonomi (communicating). Dalam aktivitas ini akan dilakukan pelaporan dan distribusi terhadap informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan. Dalam hal ini pemakai laporan keuagan terdiri atas :
a. Pemakai di dalam perusahaan (internal user) : manajemen, karyawan dan b. pemakai diluar perusahaan (external user) : kreditur, investor, fiskus dan lainnya. Menurut AHMED RIAHI – BELKAOUI (2004 : 50) : Definisi Akuntansi seperti yang diberikan oleh komite terminology dari American Institute of certified Public Accountans adalah sebagai berikut : Akuntansi adalah suatu pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dalam cara yang signifikan dan satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang paling tidak sebagian diantaranya, memilki sifat keuangan, dan selanjutnya menginterprestasikan hasilnya. Ruang lingkup akuntansi sebagaimana yang dijelaskan oleh definisi diatas tampak seperti terbatas. Sebuah perspektif yang lebih luas dinyatakan dalam definisi yang menggambarkan akuntansi sebagai berikut : Proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pengomunikasian informasi ekonomi sehingga memungkinkan adanya pertimbangan dan pengambilan keputusan berdasarkan informasi oleh para pengguna informasi tersebut. Dan baru-baru ini,akuntansi telah didefinisikan berkaitan dengan konsep dari informasi kuantitatif: Akuntansi adalah suatu aktiivitas jasa fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif dari entitas ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi, dan dalam menetukan pilihan diantara serangkaian tindakan-tindakan alternatif yang ada. Warren dkk (2005:10) menjelaskan bahwa: “secara umum, akuntansi
dapat
didefinisikan
sebagai
“sistem
informasi
yang
menghasilkan laporan kepada pihak- pihak yang berkepentingan
mengenai
aktivitas
ekonomi dan
kondisi
perusahaan”.
Littleton
(Muhammad, 2002:10) mendefinisikan: “tujuan utama dari akuntansi adalah untuk melaksanakan perhitungan periodik antara biaya (usaha) dan hasil (prestasi). Konsep ini merupakan inti dari teori akuntansi dan merupakan ukuran yang dijadikan sebagai rujukan dalam mempelajari akuntansi.” Accounting Principle Board Statement No. 4 (Muhammad, 2002:10) mendefinisikan: Akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa yang berfungsi memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, digunakan dalam memilih di antara beberapa alternatif.
untuk uang, untuk yang
American Institute of Certified Public Accountant (Muhammad, 2002:11) mendefinisikan sebagai berikut: Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.” Menurut Kieso dan Waygandt (2000. Hal, 6) akuntansi keuangan adalah: "Proses yang berakhir pada penyusunan laporan keuangan yang berhubungan dengan perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan, oleh pihak-pihak baik didalam maupun diluar perusahaan tersebut". b. Akuntansi Penjualan Barang Konsiyasi Metode pencatatan yang baik akan menjamin barang konsinyasi yang dikirimkan oleh konsinyor ke konsinyi dapat dipertanggungjawabkan oleh konsinyi, karena konsinyi berkewajiban untuk melindungi barang
konsinyasi. Pencatatan dari transaksi-transaksi yang terjadi pada barang konsinyasi bertujuan untuk melaporkan penjualan barang konsinyasi oleh pihak konsinyi untuk konsinyor. Pelaporan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah transaksi-transaksi pada penjualan barang penjualan konsinyasi selama satu periode menghasilkan keuntungan atau tidak bagi pihak konsinyi. Ada beberapa jenis transakasi-transaksi yang terjadi pada pihak konsinyor ke konsinyi maupun sebaliknya dari pihak konsinyi ke pihak konsinyor, transaksi-transaksi tersebut harus dicatat sebagai informasi akuntasi yang akurat. Jenis-jenis transaksi tersebut meliputi pengiriman barang, retur barang, beban angkut, beban komisi, beban sewa dan lainlain. Faktor-faktor yang membedakan konsinyasi dengan penjualan biasa terletak pada saat pengakuan keuntungan atau laba. Dalam penjualan konsinyasi pendapatan keuntungan atau laba yang diperoleh pihak konsinyasi berasal dari komisi hasil penjualan konsinyasi. Jadi komisi tersebut merupakan laba atau keuntungan yang harus dicatat pihak konsinyi sebagai hasil dari penjualan pihak konsinyi. Pencatatan pada buku-buku komisioner (Consignee) Menurut Harry Simson (2001: 299) Pada dasarnya akuntansi penjualan dengan cara konsinyasi dapat dibedakan menjadi dua metode tergantung kepada apakah (1) Transaksi penjualan konsinyasi di catat secara terpisah dan laba atas masing – masing konsinyasi harus dihitung
terpisah dari laba atas penjualan biasa, ataukah (2)Transaksi – transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi lain pihak konsinyi tanpa pemisahan antara laba atas penjualan konsinyasi dan laba atas penjualan biasa. Apabila laba atas penjualan konsinyasi harus ditetapkan tersendiri, maka pihak konsinyi harus menyelenggarakan sebuah perkiraan “Konsinyasi masuk” untuk masing-masing konsinyasi. Perkiraan ini didebet untuk semua biaya yang harus ditutup oleh pihak konsinyor dan di kredit untuk semua hasil penjualan konsinyasi. Komisi atau laba atas penjualan konsinyasi akhirnya dipindahbukukan dari perkiraan konsinyasi masuk ke sebuah perkiraan pendapatan tersendiri, dan saldo dalam perkiraan konsinyasi masuk menunjukan jumlah yang terutang kepada pihak konsinyor yang harus diselesaikan. Apabila transaksi-transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi-transaksi biasa, maka penjualan konsinyasi dibukukan bersamasama dengan penjualan biasa. Pos-pos jurnal untuk penjualan konsinyasi disertai dengan pos-pos jurnal yang mendebet perkiraan pembelian atau perkiraan Harga Pokok Penjualan dan yang mengkredit pihak konsinyor untuk jumlah yang harus dibayar untuk barang-barang yang terjual. Biayabiaya yang harus ditutup oleh pihak konsinyor didebet pada perkiraan konsinyor. Saldo yang timbul pada perkiraan konsinyor menunjukan jumlah yang terutang yang harus diselesaikan.
Pencatatan pada buku-buku Konsinyor Prosedur-prosedur pembukuan yang harus ditempuh oleh pihak konsinyor tergantung apakah (1) transaksi-transaksi konsiyasi harus diikhtisarkan terpisah dan laba atas masing-masing penjualan konsinyasi harus dikalkulir terpisah dari laba atas penjualan biasa, ataukah (2) transaksi-transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi-transaksi lain pihak konsinyi. Tanpa pemisahan antara laba atas penjualan konsinyasi dan laba atas penjualan biasa. Sekiranya laba atas penjualan konsinyasi harus ditetapkan tersendiri, maka pihak konsinyor harus menyelenggarakan sebuah perkiraan konsinyasi keluar untuk masing-masing konsinyasi perkiraan ini dibebani untuk harga pokok barang dagangan yang dikirimkan kepada pihak konsinyi dan untuk semua biaya yang berkaitan dengan konsinyi, perkiraan ini dikredit untuk penjualan yang dilakukan pleh pihak konsinyi. Laba atau rugi atas penjualan konsinyasi akhirnya dipindahbukukan dari perkiraan konsinyasi keluar ke perkiraan laba dan rugi, yang mengikhtisarkan hasil neto dari semua aktivitas. Jika transaksi-transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi-transaksi lainnya, maka pendapatan dan biaya penjualan konsinyasi dibukukan dalam perkiraan-perkiraan yang mengikhtisarkan kegiatan-kegiatan usaha biasa. Kelebihan metode penjualan barang konsinyasi dicatat secara terpisah adalah sebagai berikut :
a. Setiap barang konsinyasi mempunyai satu rekening untuk menampung seluruh transaksi dengan nama “konsinyasi masuk“ dan juga untuk barang regular mempunyai rekening khusus. b. Dapat dengan mudah mengetahui pencapaian penjualan barang konsinyasi dan penjualan reguler selama satu periode. Kekurangan metode penjualan barang konsinyasi dicatat secara terpisah adalah sebagai berikut : a. Terjadi pemisahan pencatatan barang konsinyasi dengan barang regular yang berdampak pada pemisahan unit atau bagian yang melakukan pencatatan tersebut. b. Dengan terjadinya pemisahan unit atau bagian yang melakukan pencatatan, maka secara otomatis perlu dilakukan analisis biaya. Kelebihan metode penjualan barang konsinyasi tidak dicatat secara terpisah adalah sebagai berikut : a. Seluruh penjualan konsinyasi dan penjualan regular dicatat secara bersamaan, sehingga dapat dengan mudah mengetahui penjualan keseluruhan selama satu periode. b. Unit atau bagian yang bertugas melakukan pencatatan penjualan konsinyasi dan penjualan regular dijadikan satu, sehingga dapat lebih mudah dalam pengawasan. Kekurangan metode penjualan barang konsinyasi tidak dicatat terpisah dengan penjualan regular adalah sebagai berikut :
a. Dengan cara ini penjualan barang konsinyasi dianggap sebagi penjualan barang sendiri sehingga dalam pencatatannya tidak diberi tanda kusus. b. Pada akhir periode akuntansi harus dilakukan penyesuaian terhadap barang konsinyasi dan barang regular, jika tidak dilakukan penyesuaian, maka laporan keuangan tidak mencerminkan keadaan nilai barang dagangan yang sebenarnya. c. Akuntansi Barang Konsinyasi yang Terjual Habis Apabila semua barang konsinyasi terjual seluruhnya, maka perkiraan konsinyasi menunjukan hasil bersih dari transaksi konsinyasi. Menurut Harry Simson (2001 : 313) : untuk mencatat penjualan barang konsinyasi yang habis terjual terdapat dua cara pencatatan laba yaitu : Penjualan konsinyasi yang dicatat secara terpisah dan penjualan konsinyasi yang tidak dicatat secara terpisah, yang berarti tidak terdapat Hutang kepada pengamanat atau sebaliknya piutang kepada pengamanat Dalam
hal
pembukuan
terhadap
transaksi
konsinyasi
diselenggarakan secara terpisah, maka semua transaksi yang terjadi diikhtisarkan dalam satu rekening. “Konsinyasi masuk“ . Meskipun proses pembukuan terhadap transaksinya itu sendiri akan nampak lebih sederhana, namun demikian karena pada dasarnya rekening “ konsinyasi masuk ” merupakan rekening campuran, maka diperlukan ketelitian dan kecermatan didalam laporan keuangan. Khususnya mengenai ketepatan
didalam menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban keuangan komisioner kepada pihak pengamanat atau sebaliknya. Pos-pos jurnal yang dibutuhkan dalam buku-buku pihak konsinyi dan dalam buku-buku pihak konsiyor atas penyerahan barang-barang, pembayaran biaya-biaya, dan penyelesaian akhir dijelaskan dalam contoh tersebut dibawah ini. Pada tanggal 5 Juni, western co. mengirimkan 10 buah pesawat radio kepada sdr R Green ; pesawat-pesawat ini harus dijual dengan harga iklan @ $85, Pihak konsinyi diberi komisi 20 persen dan setiap biaya pembongkaran muatan oleh pihak konsinyi akan diganti oleh pihak konsinyor. Pada tanggal 24 Juli R nggal 24 Juli R Green slaku konsinyi mengirimkan uang
kas kepada pihak konsinyor untuk meyelesaikan
perhitungan dengan menggunakan laporan penjualan konsinyasi sebagai berikut : Transaksi-transaksi dan pos-pos jurnal untuk membukukan transaksi-transaksi dalam buku-buku pihak konsinyi dan dalam buku-buku pihak konsinyor diperlihatkan dibawah ini. Diasumsikan, bahwa kedua belah pihak tidak menyelenggarakan catatan-catatan persediaan permanen melainkan menyelenggarakan sistim persediaan berkala dalam penetapan harga pokok penjualan. Pos-pos jurnal
yang harus dibuat untuk konsinyasi yang
diselesaikan dalam buku-buku kedua belah pihak dijelaskan dalam
paragraph-paragraph berikutnya. Penjelasan untuk transaksi-transaksi dalam contoh ditunjukan dalam nomor. Laporan Penjualan Barang Konsinyasi Periode : 1 januari s/d 31 desember 2009 No
:
Tanggal : LAPORAN PENJUALAN BARANG KONSINYASI Periode : 1 januari s/d 31 desember 2009 Nama Barang
: pesawat radio
Jumlah
: 10 pcs
Konsinyor
: PT Western sales Co.
Alamat
: Riverside, california
Konsinyi
: R Green
Alamat
: Seatle, Washington Keterangan
Jumlah Penjualan 10 buah pesawat radio @ $85
Beban : Ongkos Angkut
$ 850
$ 25
Komisi 20% 20 % x $ 850
$ 170+ $ 195,-
Total Saldo
$ 655,-
Pengiriman uang terlampir
$ 655,-
Saldo yang terutang
-
Terlepas dari metode apapun yang akan dipakai diantara kedua metode tersebut pengamanat harus menyelenggarakan rekening “Barangbarang konsinyasi” (consignment Out) untuk setiap perjanjian konsinyasi yang diadakan. Rekening ini dapat diselenggarakan sebagai rekening
control untuk tiap-tiap komisioner atau satu rekening control disediakan untuk transaksi konsinyasi dengan semua komisioner. Pada hakekatnya “Barang-barang konsinyasi” merupakan persediaan bagi pengamanat, rekening
“Barang-barang
konsinyasi”
diselenggarakan
untuk
menampung mutasi terhadap hak atas barang dagangan yang dititipkan kepada komisioner, oleh karena itu harus diadakan pemisahan yang tegas dengan “Piutang Dagang” rekening Barang-barang Konsinyasi didebit untuk harga pokok produk yang dikirim kepada komisisoner, biaya-biaya yang bersangkutan dengan barang-barang tersebut baik yang dikeluarkan oleh pihak pengamanat maupun oleh komisioner. Dilain pihak rekening ini dikredit untuk harga pokok produk yang laku dijual, dan macam-macam biaya yang bersangkutan dengan penjualan konsinyasi (dalam hal transaksi penjualan barang kosinyasi dicatat secara terpisah dari transaksi penjualan regular). Pencatatan Pada Buku – buku Konsinyi 1) Penjualan Konsinyasi yang dicatat secara terpisah Catatan
pihak
konsinyi
jika
laba
konsinyasi
ditetapkan
tersendiri/terpisah dengan penjualan regular . a) Pengiriman 10 buah pesawat radio atas konsinyasi, harga pokok bagi konsinyor $50 per buah. Pihak konsinyi mencatat penerimaan barang atas konsinyasi dengan suatu memorandum dalam buku harian atau dalam buku sendiri yang diselenggarakan untuk tujuantujuan demikian. Sebuah catatan pelengkap harus diselenggarakan
untuk menunjukan semua perincian berkaitan penerimaan barangbarang konsinyasi. b) Pencatatan
pembayaran
ongkos
angkut
pengiriman
tidak
dipengaruhi oleh transaksi-transaksi pihak konsinyor. c) Biaya pihak konsinyi ditetapkan pada konsinyasi. Pihak konsinyi mencatat biaya-biaya yang harus ditutup oleh pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan konsinyasi masuk dan mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan atau perkiraan pasiva. Apabila sebuah perkiraan biaya dalam buku-buku pihak konsinyi dibebani semula dengan biaya yang harus ditutup oleh pihak konsinyor, seluruhnya atau sebagian, maka perkiraan konsinyasi masuk dibebani (didebet) dan perkiraan biaya itu dikredit sebesar jumlah yang harus dibebankan pada pihak konsinyor. Tgl
Keterangan
Debit
Konsinyasi masuk
$ 25
Kas
Kredit
$ 25
d) Penjualan oleh pihak konsinyi : pihak konsinyi mencatat penjualan konsinyasi dengan jurnal sebagai berikut : Tgl
Keterangan
Debit
Kas
$ 850
Konsinyasi masuk
Kredit
$ 850
e) Komisi atau laba yang masih harus diterima bagi pihak konsinyi. Pihak konsinyi membukukan komisi atau laba atas penjualan
konsinyasi dengan mendebet perkiraan Konsinyasi masuk dan mengkredit perkiraan pendapatan yang bersangkutan. Setelah komisi atau laba ini dibukukan, kemudian saldo kredit dalam perkiraan konsinyasi masuk menunjukan jumlah, yang masih harus dibayar kepada pihak konsinyor dalam penyelesaian akhir. Perlu kita amati, bahwa oleh karena tidak ada bagian dari biaya pihak konsinyi yang dibebankan pada komisi atau laba konsinyasi, maka perkiraan pendapatan konsinyasi harus dipandang sebagai saldo
laba
bruto.
Kemudian,
pendapatan
demikian
harus
ditambahkan pada laba bruto dari hasil penjualan sendiri pihak konsinyi dalam penyusunan daftar pendapatan (ikhtisar laba rugi, menurut istilah lama. Tgl
Keterangan
Debit
Konsinyasi masuk
$ 170
Komisi
atas
Kredit
penjualan
konsinyasi
$ 170
Komisi = Penjualan x Prosentase komisi $ 850 x 20% = $ 170 f) Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi. Pihak konsinyi membukukan pengiriman uang kas kepada Pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan konsinyasi masuk
dan
mengkredit
perkiraan
kas.
Jika
pembayaran
menyangkut seluruh jumlah yang terutang, maka pos jurnal untuk membukukan pembayaran ini menutup perkiraan konsinyasi masuk Pencatat pengiriman uang kepada pihak konsinyi dengan jurnal sebagai berikut : Tgl
Keterangan
Debit
Konsinyasi masuk
$ 655
Kas
Kredit
$ 655
2) Penjualan konsinyasi yang tidak dicatat secara terpisah Catatan pihak konsinyi jika penjualan konsinyasi tidak dicatat secara terpisah : a) Penyerahan barang kepada pihak konsinyi. Pihak konsinyor mencatat barang konsinyasi. Pihak konsinyi membukukan barangbarang konsinyasi dengan pos jurnal memorandum. b) Beban pihak konsiyor ditetapkan pada penjualan konsinyasi. Pihak Konsinyi tidak dipengaruhi oleh tranasaksi pihak konsinyor. Dengan jurnal sebagai berikut : Tgl
Keterangan
Debit
Ongkos Angkut Penjualan
$ 25
Kas
Kredit
$ 25
c) Penjualan oleh pihak konsinyi. Konsinyi mencatat penjualan konsinyasi seperti pada penjualan biasa. Masing-masing ayat jurnal penjualan disertai dengan sebuah jurnal untuk mencatat beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyor untuk barang-barang yang dijual.
Tgl
Keterangan
Debit
Kas
$ 850
Kredit
Hasil Penjualan
$ 850
d) Komisi atau laba bagi pihak konsinyi. Pihak konsinyi tidak membuat pos jurnal untuk komisi atau laba atas penjualan konsinyasi. Pendapatan atas penjualan konsinyasi akan tergambar dalam laba bruto pihak konsinyi sebagai akibat dari pos-pos jurnal yang dibuat diatas tadi. e) Pengiriman uang kas dan laporan penjualan konsinyasi. Pihak konsinyi membukukan pembayaran-pembayaran kepada pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan pihak konsinyor dan mendebet perkiraan kas Tgl
Keterangan
Debit
Western sales co
$ 655
Kredit
Kas
$ 655
Pencatatan Pada Buku – buku Konsinyor 1) Penjualan Konsinyasi yang dicatat secara terpisah Catatan
pihak
konsinyor
jika
laba
konsinyasi
ditetapkan
tersendiri/terpisah dengan penjualan regular . a) Pihak konsinyor membukukan penyerahan barang-barang kepada pihak konsinyi dengan mendebet perkiraan konsinyasi keluar dan mengkredit perkiraan Pengiriman barang konsinyasi.
b) Biaya pihak konsinyor ditetapkan pada konsinyasi. Pihak konsinyor membukukan biaya-biaya yang berkaitan dengan konsinyasi dengan mendebet perkiraan konsinyasi keluar dan mengkredit perkiraan kas. Apabila perkiraan biaya semula dibebani dengan biaya yang berkaitan dengan konsinyasi,maka perkiraan konsinyasi keluar didebet dan perkiraan biaya dikredit dengan jumlah yang ditetapkan pada konsinyasi Tgl
Keterangan
Debit
Konsinyasi keluar
$ 500
Kas
Kredit
$ 500
c) Biaya pihak konsinyi yang ditetapkan pada konsinyasi, Penjualan oleh pihak konsinyi dan pembebanan komisi oleh pihak konsinyi. Pihak konsinyor tidak menyusunpos jurnal untuk transaksitransaksi pihak konsinyi sampai ia menerima suatu laporan dair pihak konsinyi. d) Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi. Pada waktu pihak konsinyormenerima laporan penjualan konsinyasi, perkiraan kas didebet sebesar uang kas yang dikirimkan, perkiraan konsinyasi keluar didebet untuk total biaya yang dibebankan pada perkiraan konsiyasi keluar di kredit sebesar hasil penjualan bruto yang dilaporkan oleh pihak konsinyi, dan perkiraan konsinyasi keluar dikredit sebesar hasil penjualan neto. Jika prosedur ini diikuti, maka pos jurnalnya :
Tgl
Keterangan
Debit
Kas
$ 655
Kredit
Konsiyasi Keluar
$ 655
2) Penjualan konsinyasi yang tidak Dicatat Secara Terpisah Catatan pihak konsinyor jika penjualan konsinyasi tidak dicatat secara terpisah : a) Penyerahan barang kepada pihak konsinyi. Apabila pihak konsinyor
tidak
menyelenggarakan
administrasi
persediaan
permanen, maka penyerahan barang-barang kepada pihak konsinyi dibukukan dengan sebuah pos jurnal memo dalam buku jurnal atau dalam sebuah perkiraan tersendiri yang diselenggarakan untik tujuan ini. Sebuah catatan pelengkap harus diselenggarakan, yang menunjukan semua perincian bertalian dengan barang-barang konsinyasi. b) Beban pihak konsiyor ditetapkan pada penjualan konsinyasi. Perkiaraan-perkiraan
biasa
dibebani
dengan
biaya-biaya
konsinyasi, tanpa pemisahan antara biaya-biaya konsinyasi dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan biasa. c) Pengiriman uang kas dan laporan penjualan konsinyasi. Apabila pihak konsinyor menerima laporan penjualan konsinyasi, maka perkiraan-perkiraan biaya didebet sebesar biaya-biaya yang dibebankan pada perkiraan pihak konsinyor oleh pihak konsinyi,
dan perkiraan hasil penjualan dikredit untuk hasil penjualan bruto yang dilaporkan phak konsinyi. d. Akuntansi Barang Konsinyasi yang Tidak Habis Terjual Apabila
jangka
waktu
perjanjian
konsinyasi
berlangsung,
sedangkan belum seluruhnya barang-barang konsinyasi berhasil dijual oleh konsinyi, maka diperlukan adanya penyesuaian terhadap biaya-biaya yang bersangkutan dan yang terkait pada produk yang belum terjual. Biaya-biaya yang tekait pada produk yang belum terjual baik yang berasal dari pihak konsinyor sendiri maupun biaya yang dibebankan oleh konsinyi harus ditangguhkan pembebanannya dari pendapatan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Pada akhir periode akuntansi pihak konsinyi membuat laporan penjualan konsinyasi. Apabila barang konsinyasi baru terjual sebagian maka konsinyor harus menganalisis semua beban yang dikeluarkan oleh konsinyor dan konsinyi, dengan cara perbandingan barang yang terjual dan belum terjual. Berikut ini contoh transaksi konsinyasi dimana pada akhir periode barang tidak habis terjual berdasarkan laporan penjualan barang konsinyasi
Laporan Penjualan Barang Konsinyasi Periode : 1 januari s/d 31 desember 2009 No
:
Tanggal : LAPORAN PENJUALAN BARANG KONSINYASI Periode : 1 januari s/d 31 desember 2009 Nama Barang
: Pesawat radio
Jumlah
: 6 pcs
Konsinyor
: wastern Sales co.
Alamat
:-
Konsinyi
: R Green
Alamat
: Seatle Washington Keterangan
Jumlah Penjualan 6 buah pesawat radio @ $85 Beban : Ongkos Angkut
$ 510,$ 25
Komisi 20% 20 % x $ 510
$ 102+ $ 127,-
Total Saldo
$ 383,-
Sisa barang terjual 4 unit
Pencatatan pada buku-buku Konsinyi a) Penjualan Konsinyasi yang Dicatat Secara Terpisah 1) Penyerahan barang kepada pihak konsinyi. Pihak konsinyasi mencatat penerimaan barang atas konsinyasi dengan suatu memorandum dalam buku harian atau dalam buku tersendiri. 2) Dibayar ongkos angkut lokal untuk 6 buah pesawat radio sebesar $25 dengan jurnal :
Tgl
Keterangan
Debit
Konsinyasi masuk
$ 25
Kas
Kredit
$ 25
3) Penjualan oleh pihak konsinyi 6 buah pesawat radio @ $85 @ $85 x 6 pcs = $510 dengan jurnal sebagai berikut :
Tgl
Keterangan
Debit
Kas
$510
Konsinyasi masuk
Kredit
$510
4) mencatat komisi atau laba atas hasil penjualan konsinyasi 20 % x $510 = $102 dengan jurnal sebagai berikut : Tgl
Keterangan
Debit
Konsinyasi masuk
$102
Komisi
atas
Kredit
penjualan
konsinyasi
$102
5) Pengiriman uang kas sebesar saldo yang terutang beserta laporan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi. Tgl
Keterangan
Debit
Konsinyasi masuk
$383
Kas
Kredit
$383
b) Penjualan Konsinyasi yang Tidak Dicatat Secara Terpisah Catatan-catatan pihak konsinyi jika penjualan konsinyasi yang tidak dicatat secara terpisah. Tidak dibutuhkan penyusunan pos jurnal pada akhir periode jika pos-pos jurnal telah dibuat pada waktu barangbarang konsinyasi dijual, yang menetapkan pembelian atau harga pokok penjualan dan kewajiban kepada pihak konsinyor. Saldo kredit dalam perkiraan pihak konsinyor pada akhir periode dicantumkan dalam
neraca
sebagai
utang
lancar,
sedangkan
saldo
debet
dicantumkan sebagai piutang lancar. 1) Penyerahan barang kepada pihak konsinyi. Pihak konsinyi mencatat penerimaan barang atas konsinyasi dengan suatu memorandum dalam buku harian atau dalam buku tersendiri. 2) Dibayar ongkos angkut lokal untuk 6 buah pesawat radio sebesar $25 dengan jurnal : Tgl
Keterangan
Debit
Wastern.co
$ 25
Kas
Kredit
$ 25
3) Penjualan oleh pihak konsinyi 6 buah pesawat radio @ $85 @ $85 x 6 pcs = $510 dengan jurnal sebagai berikut : Tgl
Keterangan
Debit
Kas
$510
Penjualan
Kredit
$510
4) Pengiriman uang kas sebesar saldo yang terutang beserta laporan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi. Tgl
Keterangan
Debit
Wastern sales co.
$383
Kredit
Kas
$383
c) Barang – barang konsinyasi yang dikembalikan Apabila barang – barang konsinyasi dikembalikan kepada pengamanat (consignor), maka rekening barang – barang konsinyasi harus dikreditkan dengan harga pokok barang – barang yang bersangkutan. Biaya – biaya yang berhubungan dengan aktivitas untuk menjual barang tersebut (ongkos angkut, biaya pengepakan, biaya perakitan dan biaya pengiriman kembali), harus di bebankan kepada pendapatan untuk periode yang besangkutan. Biaya – biaya yang terjadi itu tidak dikapitalisasi sebagai bagian harga pokok barang – barang
yang
dikembalikan
atau
tidak
perlu
ditangguhkan
pembebanannya, karena tidak memberikan manfaatnya dimasa yang akan datang. Dalam hal barang – barang dikembalikan karena rusak sehingga manfaatnya tidak lagi sebanding dengan harga pokoknya, maka penurunan nilai itu harus diakui sebagai kerugian. Jika biaya – biaya perbaikan diperlukan untuk dapat menjual barang – barang tersebut, maka penurunan nilai itu harus diakui sebagai kerugian. Jika biaya – biaya perbaikan diperlukan untuk dapat menjual barang –
barang tersebut, maka biaya perbaikan (reparasi) demikian harus diakui sebagai biaya periode yang bersangkutan. 2.3. Pelaporan Penjualan Barang Konsinyasi Pada suatu periode tertentu konsinyi wajib memberikan laporan konsinyasi mengenai barang-barang komisi account sales secara terbuka kepada konsinyor yang meliputi antara lain : 1) Barang-barang komisi pada awal periode. 2) Penerimaan barang-barang komisi pada periode tersebut 3) Penjualan barang-barang komisi pada periode tersebut. 4) Beban-beban yang telah dikeluarkan pada periode tersebut sehubungan
dengan
barang-barang
komisi
menjadi
beban
konsinyor. 5) Pengiriman uang kepada konsinyor selama periode tersebut. 6) Saldo tagihan atau kewajiban yang ada pada konsinyi kepada konsinyor.