BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Layanan Informasi Dalam rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal (2007) layanan informasi termasuk dalam pelayanan dasar yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik. melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadisosial konseli menurut Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional dalam rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal (2007) adalah: a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
b. c. d. e. f. g. h.
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/ Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling. menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia. j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain. k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadisosial individu dalam layanan informasi untuk kehamilan tidak diinginkan adalah: a.
b. c.
Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/ Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.
Pengembangan model media untuk layanan informasi diwujudkan dalam Satuan Layanan (Satlan). Pratiwi (2012) mengatakan bahwa Satuan layanan (Satlan) merupakan suatu wujud nyata dari kegiatan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa. Sebagai wujud nyata, maka program kegiatan yang dikemas dalam satuan layanan disesuaikan dengan kebutuhan siswa-siswa. Komponen-Komponen dalam Satlan adalah: 1. Judul/spesifik layanan 2. Bidang bimbingan mencangkup seluruh upaya yang meliputi bimbingan pribadi-sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir (Akhamad Sudrajat, 2008). 3. Jenis layanan berupa layanan orientasi, layanan informasi, layanan konten, layanan penempatan dan penyaluran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, konsultasi, mediasi (Akhamad Sudrajat, 2008). 4. Fungsi layanan berupa fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharan dan pengembangan (Prayitno & Erman Amti, 2004). 5. Tujuan yang ingn dicapai, merupakan sasaran yang akan dicapai dalam pembelajaran, tujuan tersebut berisi rumusan kompetensi yang diharapkan yang dikuasai oleh siswa (Winkel dan Sri Hastuti, 2006). 6. Sasaran layanan yaitu siswa asuh yang dikenai kegiatan layanan bimbingan (Wibowo, 1997, dalam Agricola, 2010).
7. Uraian Kegiatan Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti(Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi) dan kegiatan penutup (BSNP, 2007). 8. Materi, merupakan isi atau subtansi bahan yang akan diajarkan, yang menunjang pengusaan kompetensiyang menjadi tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran ini hanya memuat garis-garis besar bahan ajaran yang merupakan rincian dari topik pembelajran (Sukmadinata, 2007). 9. Metode yang digunakan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa (BSNP, 2007). 10. Alokasi waktu, yaitu waktu yang ditentukan sesuai dengan keperluan untuk mencapai tujuan layanan (BSNP, 2007). 11. Penyelenggara layanan adalah guru bimbingan konseling (Winkel dan Sri Hastuti, 2006). 12. Alat dan perlengkapan, alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk membantu memperjelas atau mempermudah penguasaan materi atau kompetensi yang ingin dicapai. Media yang digunakan dalam bimbingan menggunakan Microsoft Power Point yang akan dibuat untuk melengkapi satlan (Winkel dan Sri Hastuti, 2006). 13. Rencana tindak lanjut adalah suatu kegiatan untuk membuatdan mengenali apa yang harus dilakukan di masa yang akan datang (Wibowo, 1997 dalam Agricola, 2010). 14. Rencana Penilaian, dapat berupa penilaian segera (Laiseg) yang berikan setelah kegiatan selesai, penilaian jangka pendek (Laijapen), penilaian jangka panjang (Laijapang), observasi, penilaian proses (Wibowo, 1997 dalam Agricola, 2010).
2.2 Media Arsyad (2007: 3) berpendapat bahwa “Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’atau bahasa Arab, media adalah perantara pesan dari pengirim kepada penerima pesan.” Arsyad (2007: 6) mengatakan bahwa ciri-ciri umum yang terkandung dalam batasan media adalah: 1. Media Pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera. 2. Media pendidikan memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. 3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual audio.
4. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam ataupun di luar kelas. 5. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 6. Media pendidikan dapat digunakan massal ( misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya modul, komputer, radio tape/ kaset, video recorder). 7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.
Arsyad (2007: 25) berpendapat bahwa fungsi utama media pembelajaran
adalah
sebagai
alat
bantu
mengajar
yang
turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: 1.
Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antar siswa dan lingkungannnya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu; a. objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar,n foto,slide, realita, film,radio,atau model; b. objek ataun benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide atau gambar; c. kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman film, video, film, foto, slide disamping secara verbal; d. objek atau proses yang terlalu rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar,slide, atau simulasi computer; e. kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti computer, film, dan video. f. peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataannya memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer. 4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
Arsyad (2007: 67) mengatakan bahwa seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatannya di kelas karena sudah terbiasa
menggunakannya,dapat menjelaskan secara lebih baik daripada dirinya sendiri dan dapat menarik minat dan perhatian siswa serta penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi sehingga dapat memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang telah ia tetapkan. Pada tingkat menyeluruh dan umum pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan pengembangan pembelajaran, persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran, kemampuan siswa, biaya, kemampuan mengakomodasi stimulus yang tepatdan umpan balik, dan memperhatikan kebutuhan belajar siswa secara perorangan. Dari segi teori belajar, Arsyad(2007: 72) mengemukakan bahwa berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut: 1.
Motivasi: Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiaannya untuk mengerjakan tugas dan latihan. 2. Perbedaan individual: Siswa belajar dengan cara dan tingkatan yang berbeda-beda. 3. Tujuan pembelajaran: Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar. 4. Organisasi isi: Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urutanurutan yang bermakna. 5. Persiapan sebelum belajar: Siswa sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan prasyarat untuk penggunaan media dengan sukses. 6. Emosi: Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan. 7. Partisipasi: Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, seorang siswa harus menginternalisasi informasi, tidak sekedar diberutahukan kepadanya. 8. Umpan balik; Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa diinformasikan kemajuan belajarnya. 9. Penguatan: Apabila siswa berhasil belajar, ia didorong untuk terus belajar. 10. Latihan dan Pengulangan: Sesuatu hal baru jarang sekali dapat dipelajari secara efektif hanya dengan sekali jalan.
11. Penerapan: Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru.
Kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2007: 75) adalah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi,
luwes, mudah digunakan,
disesuaikan dengan jumlah kelompok, dan memperhatikan mutu teknis dari media. 2.3 Pengembangan PowerPoint Presentation PowerPoint Presentation adalah hasil dari Microsoft Office PowerPoint
yang merupakan program aplikasi yang dirancang secara
khusus untuk menampilkan program multimedia. Hal ini sebagaimana dikemukakan Riyana (2008:102) sebagai berikut: “Program Microsoft Office Power Point adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relative murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data.” Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Microsoft Office PowerPoint adalah perangkat lunak yang mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, penggunaan serta relatif murah. Microsoft Office PowerPoint memiliki kemampuan untuk menggabungkan berbagai unsur media seperti pengolahan teks, warna, gambar, grafik, serta animasi. Aplikasi PowerPoint menyediakan fasilitas slide untuk menampung pokok-pokok pembicaraan yang akan disampaikan pada peserta didik. Dengan fasilitas animasi, suatu slide dapat dimodifikasi dengan menarik.
Begitu juga dengan adanya fasilitas front picture, sound dan effect dapat dipakai untuk membuat suatu slide yang bagus. Bila produk slide ini disajikan, maka para pendengar dapat ditarik perhatiannya untuk menerima apa yang disampaikan kepada peserta didik. Pada umumnya Microsoft Office PowerPoint digunakan untuk presentasi dalam classical learning, karena Microsoft Office PowerPoint merupakan program aplikasi yang digunakan untuk kepentingan presentasi. Berdasarkan pola penyajian yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa Microsoft Office PowerPoint yang digunakan untuk presentasi dalam classical learning disebut personal presentation. Microsoft Office PowerPoint pada pola penyajian ini digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi dan kontrol pembelajaran terletak pada guru. Riyana (2008:103) mengatakan prosedur pengembangan media menggunakan Microsoft Office PowerPoint dilakukan melalui empat tahap yaitu identifikasi program, mengumpulkan bahan pendukung, proses pembuatan di Microsoft Office PowerPoint dan penggunaan program tersebut yang sebelumnya telah dilakukan review program. Identifikasi program dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang dibuat dengan materi, sasaran dan sumber pendukung seperti animasi, gambar, video dan sebagainya. Mengumpulkan bahan pendukung dapat dilakukan dengan cara memproduksi sendiri bahan-bahan yang diperlukan dan dapat dilakukan dengan cara browsing. Setelah bahan terkumpul
selanjutnya proses pengerjaan di Microsoft Office Power Point sampai selesai. 2.4 Pengembangan Materi Kehamilan Tidak Diinginkan Menurut Manuaba (2007) perubahan perilaku seksual remaja yang menjurus
kearah
seks
bebas
menimbulakn
resiko
yang
harus
diperhitungkan, yaitu: 1. Kehamilan remaja yang tidak diinginkan.Dalam kehidupan sehari hari sering di sebut Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) adalah kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran akibat dari kehamilan yang bisa merupakan akibat dari suatu perilaku seksual yang tidak baik. 2. Penyakit hubungan seksual dengan meningkatnya a. Penyakit radang panggul Penyakit Radang Panggul (Salpingitis, PID, Pelvic Inflammatory Disease) adalah suatu peradangan pada tuba falopii (saluran menghubungkan indung telur dengan rahim). Peradangan tuba falopii terutama terjadi pada wanita yang secara seksual aktif. Resiko terutama ditemukan pada wanita yang memakai IUD. Bisasanya peradangan menyerang kedua tuba. Peradangan disebabkan oleh infeksi bakteri masuk melalui vagina dan bergerak ke rahim lalu ke tuba falopii. Penularan yang utama terjadi
melalui hubungan seksual, tetapi bakteri juga bisa masuk ke dalam tubuh setelah prosedur kebidanan/kandungan (misalnya pemasangan IUD, persalinan, keguguran, aborsi dan biopsi endometrium). b. Infertilitas
Suatu kondisi di mana pasangan suami-istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
c. Kehamilan ektopik Kehamilan ektopik atau juga dikenal sebagai kehamilan di luar kandungan merupakan suatu kondisi kehamilan dimana sel telur yang sudah dibuahi tidak mampu menempel atau melekat pada rahim ibu, namun melekat ada tempat yang lain atau berbeda yaitu di tempat yang dikenal dengan nama tuba falopi atau saluran telur, di leher rahim, dalam rongga perut atau di indung telur. Jika sel telur yang telah dibuahi menempel pada saluran telur, hal ini akan menyebabkan bengkaknya atau pecahnya sel telur akibat pertumbuhan embrio. Manuaba (2007) mengatakan bahwa remaja dengan kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) akan menghadapi masalah berikut: 1. Aib karena hamil tanpa nikah. Hal ini disebabkan karena malu dibicarakan masyarakat. Hamil di luar nikah melanggar norma
masyarakat
dan
agama
sehingga
wajar
jika
masyarakat
membicarakannya. 2. Merasa
berdosa
karena
menggugurkan
kandungan.
Tindakan
menggugurkan kandungan merupakan pembunuhan yang dilarang agama dan tentunya akan ada konsekuensinya setelah itu yaitu dosa. Selain rasa berdosa ada perasaan lain yaitu merasa bersalah membunuh anak kandungnya sendiri. Dengan alasan keterpaksaan remaja melakukan aborsi pada kehamilannya. 3. Berpacu dengan waktu karena hamil makin besar. Remaja mengalami kebimbangan yang luar biasa karena mengalami peristiwa yang tidak seharusnya terjadi. Mereka tidak tahu apa yang harus diperbuat. Mereka bingung harus menceritakan kejadian kehamilan kepada siapa. Ingin memulai berterus terang adalah pekerjaan yang sangat berat karena harus mengakui perbuatan yang tidak diterima lingkungan. Remaja cenderung berhenti tanpa bereaksi apapun dan cenderung menunda tindakan nyata. Semakin mereka tidak mengusahakan pemecahan masalah maka tidak akan ada solusi secepatnya padahal perut semakin membesar dan tidak berkompromi dengan penundaan penyelesaian masalah. Manuaba (2007) mengatakan bahwa remaja dengan kehamilan tidak diinginkan makin tertekan karena:
1. Takut menyampaiakan kepada orangtua. Remaja merasa bersalah dan takut dimarahi atau pun mendapat hukuman dari orangtuanya. Remaja juga khawatir pada respon yang sering diutarakan orang tua pada anaknya yang menyebabkan komunikasi kurang baik, antara lain adalah:
memerintah;
mengancam-memperingatkan;
mendesak-
memberi kotbah; menasehati-menyelesaikan masalah; memberi kuliah-mengajari;
menilai-mengkritik-tidak
setuju-menyalahkan;
mencemooh-membuat malu; menyelidiki-mengusut; menghindarmengalihkan perhatian-menertawakan; dan memuji-menyetujui. 2. Tersisih dari keluarga karena hamil. Keluarga merasa malu dengan perbuatan yang telah dilakukan oleh salah satu anggota keluarganya dan muncul rasa marah dan kecewa yang menyebabkan beberapa atau seluruh anggota menarik diri bahkan berseberangan dengan remaja. Remaja tidak mendapat dukungan di saat ia merasa sendiri bahkan dijauhi oleh keluarga. 3. Dianggap amoral dalam pergaulan. Lingkungan masyarakat yang merupakan tempat pergaulan remaja menolak dan memberilkan label amoral atas perbuatan remaja yang hamil sebelum menikah. Hal ini dikarenakan dalam suatu lingkungan memiliki ajaran tertentu mengenai
baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, akhlak, dan budi pekerti. Kehamilan pada remaja berlawanan dengan sesuatu yang melanggar ajaran yang berlaku dalam suatu masyarakat.Dengan kata lain kehamilan pada remaja
tanpa didahului ikatan pernikahan adalah perbuatan yang tidak bermoral. 4. Melanggar norma masyarakat dan agama. Dalam norma apapun tidak ada yang mendukung perbuatan zina. Kehamilan pada remaja yang tidak didahului dengan pernikahan adalah perbuatan zina yang bertentangan dengan norma agama dan masyarakat.Hal ini akan membebani remaja dengan perasaan bersalahnya. 5. Mungkin tidak diakui atau ditinggalkan pacar. Ketidak siapan remaja untuk membina rumah tangga menyebabkan mereka menghindar dari tanggungjawab dengan cara tidak mengakui atau meninggalkan pacarnya yang hamil. Manuaba (2007) mengatakan bahwa remaja yang merasa tersisih ini cenderung memilih perilaku : 1. Cepat tersinggung dan mudah marah. 2. Menyendiri merenungkan semua permasalahannya. 3. Mencari informasi untuk menyelesaikan masalah: a. Teman-teman b. Guru atau terpaksa pada keluarga Manuaba (2007) mengatakan bahwa kehamilan remaja dengan usia kurang dari 20 tahun memiliki resiko:
1. Sering mengalami anemia dimana jumlah sel darah merah atau jumlah Hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh. 2. Gangguan tumbuh kembang janin. Pada kehamilan remaja, gangguan tumbuh kembang janin disebabkan karena remaja belum siap secara psikologis sehingga turut mempengaruhi bayinya. Hal lain yang turut mempengaruhi adalah ketidak tahuan remaja tentang perawatan diri dan janin selama hamil. 3. Keguguran, premature, atau berat badan bayi lahir rendah(BBLR). Kurang pengalaman dan tanpa dukungan dari lingkungan membuat remaja makin tidak tahu cara perawatan kehamilan yang benar sehingga remaja mengabaikan bahkan tidak paham mengenai apa yang harus mereka lakukan pada janin yang mereka kandung. Akibatnya pertumbuhan janin di dalam rahim menjadi tidak optimal dan kurang gizi sehingga bisa keguguran/ lahir dengan berat badan lahir rendah. 4. Gangguan persalinan sehingga perlu tindakan operasi persalinan. Hal ini dikarenakan fisik remaja yang belum siap untuk hamil, misalnya tulang panggul yang masih kecil, tenaga untuk melahirkan yang tidak memadai.dan kurangnya informasi kehamilan.
5. Preeklamsia
Preeklamsia adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan kenaikan tajam dalam tekanan
darah,
albuminuria/proteinuria
(kebocoran dalam jumlah besar protein albumin dalam urin) dan edema (pembengkakan) di tangan, kaki, dan wajah. Pre-eklampsia adalah
komplikasi
yang
paling
umum
dari
kehamilan
dan
memengaruhi sekitar 5% dari kehamilan.
6.
Pendarahan antepartum Pendarahan antepartum dalah perdarahan pada jalan lahir setelah kehamilan 20 minggu yang disebabkan kelainan plasenta atau pengecilan uterus yang terhambat.
7.
Pascapartia: a. Subinvolusi uteri
Subinvolusi uteri merupakan istilah yang dipergunakan untuk menunjukan kemunduran yang terjadi pada setiap organ dan saluran reproduktif kadang lebih banyak mengarah secara spesifik pada kemunduran uterus yang mengarah keukurannya. b. Infeksi puerperalis
Infeksi puerperalis adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genetalia pada
waktu persalinan dan nifas.
Kuman-kuman
yang
sering
menyebabkan infeksi puerperalis antara lain : Streptococcus haematilicus aerobic, Staphylococcus aurelis, Escherichia coli dan Clostridium welchii.
c. Pembentukan / pengeluaran ASI kurang yang disebabkan karena makanan yang dikonsumsi kurang gizi, stres atau rendahnya motivasi untuk memberikan ASI. 8. Bayi mungkin ber IQ rendah yang disebabkan ibu bayi kurang gizi sehingga berkurang jumlah nutrisi ke otak bayi yang menyebabkan perkembangan otak bayi menjadi terhambat. Manuaba (2007) berpendapat bahwa upaya memecahkan masalah kehamilan remaja yang tidak diinginkan adalah sebagai berikut: 1. Kawin dengan resiko: a. Karier pendidikan /kerja terputus karena remaja tidak bebas beraktivitas yang disebabkan adanya peraturan bahwa siswa yang hamil tidak boleh bersekolah. Jika hamil tentu akan mudah lelah sehingga mempengaruhi aktivitas pekerjaan yang membuat ibu hamil harus keluar dari pekerjaannya. b. Perekonomian tidak normal karena remaja belum memiliki keahlian apapun sebagai modal untuk bekerja. Jika mencari pekerjaan tentunya akan kesulitan dan tidak sesuai yang diinginkan.
c. Terjadi perceraian karena secara psikologis mereka belum mantap. Tingkat kedewasaan yang belum mapan membuat remaja cepat emosi dan tidak bisa berpikir jernih jika memiliki masalah. d. Janin bayi –anak tidak normal karena remaja tidak pengalaman dalam masalah menjaga gizi selama hamil yang mengakibatkan ketidak sempurnaan fisik bayi. i. Mungkin diserahkan kepada panti asuhan karena malu dan tidak sanggup memelihara dan merawat bayi. ii. Diserahkan kepada orang lain untuk diadopsi. 2.
Menggugurkan
a. Resiko paling rendah dari sudut biaya dibandingkan memelihara bayi karena menghindar dari tanggungjawab dan resiko pembiayaan hidup. b. Menghilangkan aib hamil karena rasa malu pada masyarakat. c. Karier pendidikan / kerja berlangsung terus karena penghilangan dengan sengaja bayi yang dikandungnya. d. Masih dapat mengembangkan diri untuk meniti masa depan lebih baik karena beban kehamilan sudah tidak ada. e. Menggugurkan kandungan di tangan yang tidak legartis mengandung resiko:
i. Trias komplikasi pendarahahan, infeksi, rusaknya alat reproduksi karena peralatan yang digunakan tidak higienis. ii. Infertilitas/ ketidak suburan. iii. Kehamilan ektopik Manuaba (2007) mengemukakan cara untuk dapat mengatasi masalah tersebut, remaja dianjurkan: 1. Mempergunakan perlindungan dengan metode KB, misalnya kondom untuk menghindari hamil dan penyakit hubungan seksual 2. Meningkatkan
aktivitas
yang
bermanfaat
melalui
kegiatan
saling
menjalin
ekstrakurikuler dan kegiatan kemasyarakatan. 3. Meningkatkan
hubungan
kekeluargaan
dengan
kepedulian antar anggota keluarga. 4. Mencari peer group yang kreatif karena remaja bisa memiliki banyak aktivitas yang bermanfaat. Menurut Manuaba (2007) jika dibuat suatu bagan untuk memudahkan pemahaman mengenai kehamilan yang tidak diinginkan adalah sebagai berikut:
Stres Kehamilan yang Tidak Diinginkan Sumber Stres: 1.
2.
Faktor Kehamilan:
Utama • Aib hamil • Dosa menggugurkan • Berpacu dengan waktu Tambahan • Takut terhadap masyarakat • Tanpa dukungan siapapun • Dianggap amoral • Tidak diakui pacar • Melanggar norma agama
Menggugurkan Kehamilan: 1. Resiko paling ringan 2. Dapat meneruskan karier 3. Dapat ganti pacar 4. Pelaksanaan dengan adekuat 5. Komplikasi: • Trias komplikasi • Infertilitas • Hamil ektopik meningkat
2.5.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Globalisasi informasi masalah seks Anggapan informasi salah Tabu informasi seks Menunda umur kawin Libido tak terkendali Hubungan keluarga renggang
Kehamilan remaja umur kurang dari 20 tahun: 1. Anemia hamil 2. Keguguran, Prematuritas, BBLR tinggi 3. Komplikasi hamil preeklamsia tinggi 4. Persalinan operatif tinggi 5. Pendarahan pascapartus tinggi 6. Mudah terjadi infeksi
Kehamilan diteruskan: 1. Memerlukan ANC intensif 2. Persiapan persalinan adekuat 3. Perawatan bayi/pascapartus intensif • Trauma psikologis • Sulit cari pacar baru • Berdosa terhadap anak
Penelitian Yang Relevan Yopi Komaria (2008) melakukan penelitian terhadap penggunaan media pembelajaran power point dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan mendukung keberhasilan proses pembelajaran diantaranya pembelajaran akan lebih menarik perhatian dan materi pembelajaran akan lebih dipahami oleh para siswa. Pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan berdasarkan kesenangan
guru, tetapi harus mempertimbangkan
antara materi pembelajaran,
karakteristik mahasiswa dan media itu sendiri serta penggunaan media pembelajaran harus dipersiapkan secara matang. Dalam pembuatan slide, dosen harus memperhatikan background warna yang dipakai, besar tulisan dan fasilitas animasi, seperti front picture, sound dan effect sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa. Kustiati (2012) mengatakan bahwa teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Teknologi informasi harus disadari telah mampu membuat berbagai cara untuk mempermudah penyampaian informasi, seperti misalnya teknologi program Power Point. Merupakan suatu hal yang menarik untuk melakukan suatu percobaan dengan
penggunaan
media
belajar
program
PowerPoint
dalam
pembelajaran prosedur pengelasan.
Microsoft PowerPoint merupakan salah satu aplikasi milik Microsoft, disamping Microsoft Word dan Microsoft Exel yang telah di kenal banyak orang. Ketiga aplikasi ini lazim disebut Microsoft Office. Pada dasarnya, aplikasi Microsoft Power Point berfungsi untuk membantu user dalam menyajikan persentasi.
Aplikasi Power Point menyediakan fasilitas slide untuk menampung pokok-pokok pembicaraan yang akan disampaikan pada peserta didik. Dengan fasilitas animasi, suatu slide dapat dimodifikasi dengan menarik. Begitu juga dengan adanya fasilitas : front picture, sound dan effect dapat
dipakai untuk membuat suatu slide yang bagus. Bila produk slide ini disajikan, maka para pendengar dapat ditarik perhatiannya untuk menerima apa yang kita sampaikan kepada peserta didik.
Hasil penelitian PKBI tahun 2004 terhadap 37.685 klien (tahun 2000 – 2004) yang mencari pertolongan aborsi aman, 74 % nya adalah perempuan yang sudah menikah, dan 31 % dari mereka mengalami gagal KB. Sebagian besar klien sudah melakukan upaya aborsi tak aman karena mereka tidak tahu kemana harus mencari pertolongan dan terlambat menyadari bahwa dirinya hamil. Pada studi tersebut ditemukan bahwa tindakan aspirasi dengan Aspirasi vakum listrik maupun manual yang dilakukan pada kehamilan dibawah 10 minggu terbukti merupakan tindakan aborsi aman dan merupakan alternatif solusi masalah KTD.
Najianti (2011) mengatakan bahwa Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) pada remaja memiliki kecenderungan meningkat. Data pilar PKBI, pada tahun 2002 ada 50 kasus KTD, tahun 2003 ada 92 kasus KTD, tahun 2004 ada 101 kasus KTD dan tahun 2010 satu bulan terdapat 8 - 10 kasus KTD. Dengan demikian, remaja membutuhkan informasi kesehatan reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab, salah satunya melalui PIK Remaja. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perilaku anggota PIK Remaja Kelurahan Plamongansari dalam kejadian KTD. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan subyek tentang definisi, penyebab dan dampak KTD sudah baik. Sebagian besar subyek tidak
setuju dengan seks pranikah maupun aborsi dan lebih mendukung prolife. Namun, akses media tentang seks meliputi film porno, komik porno dan cerita seks mendukung perilaku seksual subyek, sedangkan fasilitas organisasi mendukung perilaku seksual subyek agar tidak sampai intercouse. Dukungan konselor sebaya memperkuat perilaku subyek dalam mengambil keputusan atau solusi yang lebih terarah termasuk berkaitan dengan kehidupan seksual subyek. Lingkungan teman sebaya yang permisif, banyak melakukan hubungan seks dan banyak terdapat kasus KTD maupun aborsi, memperkuat perilaku seksual subyek. Perilaku seksual subyek berada dalam tahap warning karena telah melakukan kissing, necking, dan meraba organ seksual. Dari beberapa penelitian relevan tentang powerpoint presentation telah memberi masukan bagi pengembangan model layanan informasi berbantuan media powerpoint presentation di SMK Negeri I Salatiga untuk diperbaiki menjadi model awal layanan informasi berbantuan media powerpoint presentation yaitu: 1. Penggunaan media powerpoint presentation mendukung keberhasilan proses pembelajaran diantaranya pembelajaran akan lebih menarik perhatian dan materi pembelajaran akan lebih dipahami oleh para siswa. 2. Dalam pembuatan slide harus memperhatikan background warna yang dipakai, besar tulisan dan fasilitas animasi, seperti front picture, sound
dan effect sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa. 3. Materi kehamilan tidak diinginkan merupakan bagian penting dari pengetahuan kesehatan reproduksi untuk remaja yang diberikan di sekolah dalam rangka memberikan informasi kesehatan reproduksi dari sumber yang bertanggungjawab. 4. Materi tentang kehamilan tidak diinginkan sangat penting untuk diberikan kepada remaja untuk dapat mencegah dirinya terlibat dalam masalah ini karena remaja belum siap menikah, menjadi ibu, memiliki anak, ingin meneruskan pendidikan dan takut kehidupannya berubah setelah menikah.