7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Laporan Keuangan Pada awalnya laporan keuangan bagi perusahaan hanyalah sebagai alat
penguji dari pekerjaan bagian pembukuan. Tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut dalam mengambil suatu keputusan. Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan, dan arus kas perusahaan dalam suatu periode tertentu. 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Dibawah ini dikemukakan beberapa definisi laporan keuangan menurut para ahli: Menurut Budi Raharjo ( 2005:1 ) : “Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer / pimpinan perusahaan atas yang dipercayakan kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan (stockholders) diluar perusahaan, pemilik perusahaan, pemerintah, kreditur dan pihak lainnya”. Menurut S. Munawir (2004:2) mengartikan laporan keuangan sebagai berikut “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”.
8
Menurut Agnes Sawir (2003:2) mengungkapkan bahwa laporan keuangan adalah: “Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba-rugi, ikhtisar laba ditahan, dan laporan posisi keuangan. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi dimana setiap transaksi yang diukur dengan nilai uang dicatat dan diolah dengan sedemikian rupa. Laporan keuangan disajikan delam nilai uang” Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2002:2, Part 7) mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut: “Laporan keuangan merupakan bagian dari proes pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan labarugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian internal dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industry dan geografis erta pengungkapan pengaruh perubahan harga.” Dari beberapa pengertian laporan keuangan yang telah dikemukakan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud laporan keuangan adalah akhir dari suatu proses pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran catatan data, yang
dapat disusun secara sistematis dan merupakan suatu ringkasan dari
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. 2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2002:3, Par 12,13,14) menyebutkan bahwa: Tujuan laporan Keuangan adalah:
9
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan-perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat begi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi. b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu. c. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang dilakukan oleh manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Sedangkan menurut Kasmir (2008:1-3) yang dikutip dari bukunya berjudul Analisis Laporan Keuangan membahas mengenai tujuan-tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini 2. Menberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini 3. Menberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu 4. Menberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan pada suatu periode tertentu 5. Menberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhada aktiva, pasiva, dan modal perusahaan
10
6. Menberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode tertentu 7. Menberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan 8. Informasi keuangan lainnya. Jadi dengan memperoleh laporan keuangan perusahaan akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian laporan keuangan tidak hanya sekedar dibaca saja tetap juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat in. Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dlakukan. Dari beberapa tujuan laporan keuangan yang diungkapkan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan yang disajikan perusahaan bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai akivitas perusahaan yang dijalankan selama periode terentu dan menggambarkan posisi keuangan beserta perubahannya.
2.1.3 Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan
Sebelum menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan sebaiknya kita mengetahui dan mempunyai pengertian yang mendalam tentang bentukbentuk laporan keuangan serta masalah-masalah yang mungkin timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut. Bentuk-bentuk laporan keuangan antara lain sebagai berikut:
11
1. Laporan Laba Rugi (Income Statement) Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu setelah dikurangi dengan biaya-biaya operasional selama periode tahun buku. Komponen-komponen dalam laba rugi yaitu: a. Pendapatan : Hasil yang diperoleh dari total penjualan b. Biaya : Beban-beban yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. c. Laba Rugi: Suatu keadaan dimana akan memperoleh laba jika terjadi kelebihan penghasilan diatas biaya dan akan memperoleh rugi jika terjadi defisit penghasilan diatas biaya. 2. Laporan Perubahan Modal (Statement of Equity) Laporan Perubahan Modal merupakan salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan bertambahnya atau berkurangnya modal suatu perusahaan akibat dari laba atau rugi yang diterima oleh perusahaan tersebut dalam satu periode akuntansi. 3. Neraca (Balance Sheet) Neraca sistem informasi dalam laporan keuangan yang menunjukan keadaan keuangan secara sistematis dari suatu perusahaan pada saat tertentu dengan cara menyajikan daftar aktiva, kewajiban dan modal harta yang dimiliki perusahaan.
12
1) Aktiva (asset) : Kekayaan perusahaan yang berguna bagi kegiaan operasional perusahaan dan memiliki masa manfaat masing-masing yaitu ada yang lebih dari 1 tahun maupun kurang dari 1 tahun. Aktiva dibagi menjadi lima klasifikasi yaitu : a. Aktiva Lancar (Current Asset): Kekayaan perusahaan yang berguna bagi kegiatan operasional perusahaan dan memiliki masa manfaat kurang dari 1 tahun Contoh: kas, surat-surat berharga, piutang usaha, persediaan, dll. b. Investasi Jangka Panjang: Penanaman modal yang biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang dengan jangka waktu lebih dari 1 tahun. Contoh: investasi saham, investasi modal c. Aktiva Tetap (Fixed Asset): Kekayaan perusahaan yang berguna bagi kegiatan operasional perusahaan dan memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun. Contoh: tanah, gedung, peraratan, kendaraan, mesin d. Aktiva Tak Berwujud (Intangible Asset): Kekayaan perusahaan yang tidak mempunyai wujud tetapi berguna bagi kegiatan operasional perusahaan dan memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun. Contoh: goodwill, hak paten, hak cipta, merek dagang
13
e. Aktiva Lain-lain: Kekayaan perusahaan yang belum berguna bagi kegiatan operasional perusahaan dan belum memiliki masa manfaat karena masih dalam proses pengadaan. Contoh: gedung dalam proses pembangunan 2) Kewajiban/hutang dapat diklasifikasikan menjadi : a. Kewajiban / hutang lancar (Current Liabilities) Kewajiban / hutang yang harus segera dibayar oleh perusahaan sebelum batas jatuh tempo pembayarannya yaitu dibawah 1 tahun. Contoh: hutang dagang, hutang pajak, hutang gaji b. Kewajiban / hutang jangka panjang (Long Term Liabilities) Kewajiban / hutang yang harus dibayar oleh perusahaan dengan jangka panjang pembayarannya yaitu diatas 1 tahun. Contoh: hutang bank, hipotik, obligasi 3) Equitas / modal dapat diklasifikasikan menjadi: a. Saham Biasa (Common Stock) Bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan oleh investor dimana harus siap menanggung resiko sebesar dana yang ditanamkan Contoh: agio saham
14
b. Saham Istimewa (Preferrent Stock) Komponen modal jangka panjang yang merupakan kombinasi antara modal sendiri dan hutang jangka panjang. c.
Additional Paid in Capital Modal ditempatkan yang telah disetorkan oleh para pemegang saham.
d.
Retain Earning Merupakan penjumlahan laba yang tidak dibagikan sebagai deviden dari tahun-tahun sebelumnya sampai sekarang.
e.
Loss : Treasury Stock Saham yang diperoleh kembali kemudian dapat dilepas kembali atau ditarik.
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow) Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan sumber dana dan penggunaan kas dan setara kas dalam setiap periode termasuk jumlah komulatif sejak pendirian perusahaan. Perusahaan harus menyajikan laporan arus kas tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode dalam menyajikan laporan keuangan. Laporan keuangan harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasional, aktivitas investasi dan aktivitas penggunaan dana.
15
5. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan satu set rinci catatan yang tak terpisahkan dari laporan keuangan pokok (laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca yang ditunjukan dengan laporan arus kas) yang biasanya terdiri dari ikhtisar kebijakan akuntansi penting, penjelasan atas pos-pos penting laporan keuangan dan daftar serta sebagian dari laporan pokok seperti informasi ringkasan historis, unsur yang disajikan dari laporan keuangan pokok, data statistik dan bahan lain yang berasal dari sumber diluar sistem akuntansi atau diluar satuan usaha.
2.1.4 Pihak-Pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan Menurut S. Munawir (2002 : 2) bahwa pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah : para pemilik perusahaan, manager perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor dan pemerintah di mana perusahaan tersebut berdomisili, buruh serta pihak-pihak lainnya lagi. 1. Pemilik perusahaan, sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaannya
terutama
untuk
perusahaan-perusahaan
yang
pimpinannya diserahkan kepada orang lain seperti perseroan karena dengan laporan keuangan tersebut pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses tidaknya manager dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manager biasanya dinilai atau diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan.
16
2. Manager atau pimpinan perusahaan dengan mengetahui posisi keuangan perusahaannya periode yang baru lalu akan dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaannya yang lebih tepat. 3. Para investor (penanam modal jangka panjang) berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya apakah perusahaan mempunyai prosfek yang cukup baik dan akan diperoleh keuntungan atau “rate of return” yang cukup baik. 4. Para kreditur dan bankers sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. 5. Pemerintah
di
mana
perusahaan
tersebut
berdomisili
sangat
berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan tersebut di samping untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan juga sangat diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Tenaga Kerja untuk dasar perencanaan pemerintah. 6. Buruh dengan melihat laporan keuangan dimana mereka bekerja maka akan mengetahui kemampuan perusahaan untuk memberikan upah dan jaminan sosial yang lebih baik.
17
Sedangkan menurut Darsono dkk (2005:11) penggunaan laporan keuangan dan kebutuhan informasi keuangannya dapat dikelompokan sebagai berikut : 1. Investor atau Pemilik Pemilik perusahaan menanggung resiko atas harta yang ditempatkan pada perusahaan. Pemilik membutuhkan informasi untuk menilai apakah perusahaan memiliki kemampuan membayar dividen. Di samping itu untuk menilai apakah investasinya akan tetap dipertahankan atau dijual. Bagi calon pemilik, laporan keuangan dapat memberikan informasi mengenai kemungkinan penempatan investasi dalam perusahaan. 2. Pemberi Pinjaman (Kreditor) Pemberi pinjaman membutuhkan informasi keuangan guna memutuskan memberi pinjaman dan kemampuan membayar angsuran pokok dan bunga pada saat jatuh tempo. Jadi kepentingan kreditor terhadap perusahaan adalah apakah perusahaan mampu membayar hutangnya kembali atau tidak. 3. Pemasok atau Kreditor Usaha Lainnya Pemasok memerlukan informasi keuangan untuk menentukan besarnya penjualan kredit yang diberikan kepada perusahaan pembeli dan kemampuan membayar pada saat jatuh tempo. 4. Pelanggan Dalam beberapa situasi pelanggan sering membuat kontrak jangka panjang dengan perusahaan sehingga perlu informasi mengenai kesehatan keuangan perusahaan yang akan melakukan kerja sama.
18
5. Karyawan Karyawan dan serikat buruh memerlukan informasi keuangan guna menilai kemampuan perusahaan untuk mendatangkan laba dan stabilitas usahanya. Dalam hal ini karyawan membutuhkan informasi untuk menilai kelangsungan
hidup
perusahaan
sebagai
tempat
menggantungkan
hidupnya. 6. Pemerintah Informasi keuangan bagi pemerintah digunakan untuk menetukan kebijakan dalam bidang ekonomi misalnya alokasi sumber daya, UMR, pajak, pungutan, serta bantuan. 7. Masyarakat Laporan keuangan dapat digunakan untuk bahan ajar, analisis, serta informasi trend dan kemakmuran. 2.2
Analisa Laporan Keuangan
2.2.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan
Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan, analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam membantu menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Sofyan S. Harahap dalam bukunya Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2002:198) pengertian Analisa Laporan Keuangan adalah: “Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
19
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.” Sebuah laporan keuangan sesungguhnya tidak cukup untuk memberikan informasi. Namun dengan menganalisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan perusahaan dapat menginterprestasikan kondisi keuangan dan hasil hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan menggunakan laporan keuangan yang diperbandingkan termasuk data perubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah, prosentase serta trendnya penganalisa dapat menyadari bahwa beberapa rasio akan membantu dalam menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan.
Hal ini dikemukakan oleh S. Munawir (2002:64) dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan bahwa:
“Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau member gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutma bila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.” Menurut Wibowo, dkk (2005:163) menyatakan:
“Analisa rasio menggambarkan hubungan matematis antara kuantitas yang satu dengan kuantitas yang lain. Hubungan tersebut dapat berupa prosentase, tariff atau proporsi.” Sedangkan enurut Abdul Halim (2003:149) menyatakan:
“Analisa keuangan adalah usaha mengidentifikasi cirri-ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan yang tersedia bagi pihak swasta (lembaga yang bersifat komersial.)”
20
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan diatas maka dapt ditarik kesimpulan bahwa tujuan dari analisis laporan keuangan adalah membantu manajer keuangan memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya terbatas. Analisis rasio membiasakan pimpinan membuat keputusan atau mempertimbangkan tentang apa yang perlu dicapai oleh perusahaan itu dan bagaimana prospek yang akan dihadapi di masa yang akan datang.
2.2.2 Tujuan dan Kegunaan Analisis Rasio Keuangan 2.2.2.1. Tujuan Analisis Rasio Keuangan Membantu manajer financial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya terbatas dari laporan keuangan. Analisis rasio keuangan pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja melainkan bagi pihak luar perusahaan juga. Dalam hal ini calon investasi atau kreditor yang akan menanamkan dana mereka dalam perusahaan melalui pasar modal dengan cara membeli saham perusahaan yang go publik. Tujuan Analisa Laporan Keuangan menurut Dr. Mamdut M Hafni, MBA (2003:1-9) yaitu: 1) Investasi Pada Saham Sertifikat saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Investor bisa membeli, menahan kemudian menjual saham tersebut. Membeli dan menahan saham berarti investor memiliki perusahaan tersebut dan berhak atas laba maupun rugi yang diperoleh perusahaan.
21
2) Pemberian Kredit Menilai kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut. Pihak pemberi pinjaman (kreditor) memperoleh keuntungan dari bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut. Pihak peminjam juga harus memperoleh kembali pinjaman pokoknya dengan dibayar langsung pada ahkir periode pinjaman (pada jatuh tempo). 3) Kesehatan Pemasok (Supplier) Perusahaan yang tergantung pada supply pemasok akan mempunyai kepentingan pada pemasok tersebut. Perusahaan ingin memastikan bahwa pemasok tersebut sehat dan bisa terus bertahan. 4) Kesehatan Pelanggan (Customer) Apabila perusahaan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan maka perusahaan memerlukan informasi keuangan pelanggan terutama informasi mengenai kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 5) Kesehatan Perusahaan ditinjau dari Karyawan Karyawan barangkali akan tertarik menganalisa keuangan perusahaan untuk memastikan apakah perusahaan mempunyai prospek keuangan yang bagus. 6) Pemerintah
22
Pemerintah bisa menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya pajak yang dibayarkan atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industry. 7) Analisis Internal Pihak internal perusahaan memerlukan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan. Informasi semacam ini bisa digunakan sebagai basis evaluasi prestasi manajemen. 8) Analisis Pesaing Kondisi keuangan bisa dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing. Informasi semacam ini dipakai untuk penentuan strategi perusahaan. 9) Penilaian Kerusakan Terkadang analisis keuangan digunakan untuk menentukan besarnya kerusakan yang dialami oleh perusahaan. Misalnya barang perusahaan mengalami kebakaran dan perusahaan mengasuransikan barang dagangan tersebut. 2.2.2.2 Kegunaan Analisis Rasio Keuangan Bagi manajer keuangan dengan menghitung rasio-rasio keuangan tertentu akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan dibidang financial. Sehingga perusahaan dapat membuat keputusankeputussan yang penting bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang akan datang. Sedangkan kegunaan analisis rasio keuangan bagi investor atau calon
23
pembeli
saham
merupakan
bahan
pertimbangan
yang
penting
apakah
menguntungkan atau tidak. Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan teknik analisis laporan keuangan lainnya. Keunggulan tersebut menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:298) adalah sebgai berikut: 1. Rasio merupakan angka atau ikhtisar yang lebih mudah dibaca atau ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score). 5. Mengstandarisasi size perusahaan. 6. Lebih
mudah
membandingkan
perkembangan
perusahaan
dengan
perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik. 7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melaksanakan prediksi dimasa yang akan datang Namun demikian analisis rasio keuangan memiliki beberapa keterbatasan sehingga memerlukan pertimbangan dalam penggunaannya agar terhindar dari kesalahan. Keterbatasan analisis rasio keuanagan menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:296-297) sebagai berikut: 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.
24
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi dan laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik separti: a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias atau subjektif. b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar. c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa ditetapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan dalam menghitung rasio. 4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. 5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika diajukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Analisis Laporan Keuangan (Dr. Mamduh M. Hanafi, MBA : 70) adalah: 1. Dalam analisis, analis harus mampu mengidentifikasikan adanya trendtrend tertentu dalam laporan keuangan. Untuk itu laporan keuangan lima atau enam tahun bisa digunakan untuk melihat munculnya trend tertentu. 2. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya
25
angka yang dicapai perusahaan. Rata-rata industry perusahaan yang sejenis dapat dipakai sebagai pembanding. 3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-hati adalah penting. Diskusi atau pernyataan-pernyataan yang melengkapi laporan keuangan seperti diskusi strategi perusahaan, merupakan bagian integral yang harus dimasukan dalam analisis. 4. Semua informasi yang diperlukan bisa diperoleh melalui analisis mendalam laporan keuangan. Kadangkala informasi tambahan diluar laporan keuangan diperlukan sebagai tambahan dalam memberikan analisis agar lebih tajam lagi. 2.2.3 Pengukuran Dasar Dalam Analisis Laporan Keuangan Pada dasarnya setiap metode analisis yang digunakan dalam analisis laporan keuangan memiliki tujuan untuk mendapatkan pengertiian lebih mendalam dan sebagai salah satu informasi untuk pengambilan keputusan. Beberapa alat dasar dalam analisis laporan keuangan yaitu: 1. Analisis Rasio Analisis rasio merupakan suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individual atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. 2. Analisis Perbandingan Analisis perbandingan merupakan metode atau teknik analisis dengan cara mempertahankan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.
26
3. Analisis Trend Analisis trend merupakan posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase dari suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya apakah menunjukan tedensi naik, tetap atau bahkan turun. Untuk dapat menghitung trend diperlukan dasar pengukuran atau tahun dasarnya. Biasanya data-data laporan keuangan yang paling awal dalam deretan laporan keuangan dianggap sebagai tahun dasar. 4. Laporan Keuangan dengan Prosentase Per Komponen Suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada masingmasing akiva terhadap total aktivanya. Metode ini juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perekonomian yang dihubungkan dengan jumlah penjualan. 5. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja dan untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. 6. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas Suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya uang kas untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan kas selama periode tertentu.
27
7. Analisis Perubahan Laba Kotor Suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibugetkan untuk periode tersebut. 8. Analisis Break Even Suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian tetapi tidak memperoleh keuntungan juga. Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan perusahaan faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa adalah:
2.2.3.1 Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek (short-term debt). Untuk menilai posisi keuangan jangka pendek (likuiditas) biasanya menggunakan rasio sebagai alat untuk menganalisa dan mengimprementasikan data diantaranya: 1. Current Ratio Current Ratio yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukan tingkat keamanan (margin of savety) kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut.
28
Aktiva Lancar Hutang Lancar
2. Cash Ratio Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dimana perusahaan juga ingin mengukur seberapa besar uang yang benar-benar siap digunakan untuk membayar hutang lancarnya.
Cash Bank Hutang Lancar
2.2.3.2 Rasio Solvabilitas Rasio ini menggambarkan kemampuan suatu perusahaan antara hutang perusahaan terhadap modal atau asset dalam membayar hutang jangka pendeknya. 1. Debt to Asset Ratio Debt Ratio merupakan rasio hutang yang menunjukan seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumus untuk debt ratio dapat digunakan sebagai berikut:
!" #
Total Hutang Total Aktiva
29
2. Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh hutang, baik hutang lancar dengan seluruh hutang lancar. Rumus untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan sebagai berikut:
' ( !" ' ( ) ( #
Total Hutang Total Aktiva
2.2.3.3 Rasio Provitabilitas Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio ini antara lain: 1. Gross Profit Margin Ratio Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya
dan
mengindikasi
kemampuan
perusahaan
untuk
berproduksi secara efisien. Rumus untuk mencari Gross Profit Margin Ratio dapat digunakan sebagai berikut:
* +, - .
2. Net Profit Margin Ratio
/01234541 60789:;/ /01234541
30
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Rumus untuk mencari Net Profit Margin Ratio dapat digunakan sebagai berikut:
= +, - .
Laba Bersih setelah Pajak Penjualan Bersih
3. Return on Asset (ROA) Rasio ini menunjukan berapa besar laba berrsih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai akiva. Rumus untuk Return on Asset (ROA) sebagai berikut: B#
Laba Bersih Rata rata Total Asset
4. Return on Equity (ROE) Rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Rumus untuk Return on Equity (ROE) sebagai berikut:
ROE =
D4E4 60789: F0G054: /424H IJKLM JN39GO
2.2.3.4 Rasio Pertumbuhan (Growht Ratio)
31
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengan pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya dari tahun ke tahun. 1. Kenaikan Penjualan
Kenaikan Penjualan
Penjualan Tahun Ini Penjualan tahun dasar Penjualan Tahun Dasar
2. Kenaikan Laba Bersih
Kenaikan Laba Bersih
Laba Bersih tahun ini Laba Bersih thn lalu Laba Bersih tahun lalu
Keuntungan utama yang diperoleh yaitu bahwa perubahan yang besar akan terlihat dengan jelas dan dapat segera diadakan analisis lebih lanjut sampai seberapa jauh perkembangan keadaan keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai. Sedangakan alat analisis yang digunakan adalah analisis rasio laporan keuangan yaitu metode suatu metode analisis untuk mengetahui pos-pos tertentu dalam neraca dan laporan laba rugi dari laporan keuangan sebuah perusahaan.
2.3
Penjualan Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau jasa) dari suatu
pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut.
32
Penjualan juga merupakan suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar penjualan maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh perusahaan.
2.3.1 Pengertian Penjualan Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena sasaran penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan pendapatan pun akan berkurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari pengertian penjualan itu sendiri adalah sebagai berikut: Pengertian penjualan menurut Henry Simamora dalam buku “Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis (2000:24)” menyatakan bahwa: “Penjualan adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dan jasa.” Pengertian penjualan menurut Chairul Marom dalam buku “Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang (2002:28)” menyatakan bahwa : “Penjualan artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur.” Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual
33
menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati. 2.3.2 Tujuan Penjualan Dalam suatu perusahaan kegiatan penjualan adalah kegiatan yang penting karena dengan adanya kegiatan penjualan tersebut maka akan terbentuk laba yang dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan umum penjualan yang dimiliki oleh perusahaan menurut Basu Swastha dalam bukunya “Manajemen Penjualan (2005:404)”, yaitu: “ 1. Mencapai volume penjualan tertentu. 2. Mendapat laba tertentu. 3. Menunjang pertumbuhan perusahaan”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan umum perusahaan dalam kegiatan penjualan adalah untuk mencapai volume penjualan, mendapat laba yang maksimal dengan modal sekecil-kecilnya, dan menunjang pertumbuhan suatu perusahaan. 2.3.3 Hubungan Penjualan Dalam Kegiatan Operasional Perusahaan Penjualan mempunyai suatu peranan penting dalam menunjang kegiatan perusahaan karena merupakan kinerja utama perusahaan untuk menghasilkan laba. Faktor
seperti
likuiditas,
solvabilitas,
rentabilitas,
dan
aktivitas
saling
berhubungan dengan keadaan atau posisi keuangan yang ada diperusahaan dan masing-masing dapat diketahui dengan menggunakan rasio keuangan. Bagi penganalisis, rasio yang telah diukur dapat dianalisis dengan membandingkan
34
angka rasio tahun sekarang dengan angka rasio tahun-tahun sebelumnya. Kemudian dicari penyebab meningkat atau menurunnya angka rasio tersebut. Setelah diketahui maka dapat diambil kesimpulan mengenai kecenderungan keadaan atau posisi keuangan yang terjadi diperusahaan yang bersangkutan dalam kegiatan operasionalnya pada sistem penjualan.