BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Logistik 2.1.1 Pengertian dan Sejarah Logistik Kata logistic berasal dari bahasa yunani kuno yaitu “Logistikos” yang dapat diartikan pandai dalam memperkirakan atau memperhitungkan. Istilah ini sudah dipakai sejak lama dan mulai terkenal setelah perang dunia II dimana ketika organisasi angkatan perang amerika serikat memakainya kembali setelah lama tidak menggunakannya. Bahkan jauh sebelum itu tentara romawi diperkirakan telah menggunakan istilah ini juga. Terlepas dari sejak adanya kehidupan ini dimana mengelola keperluan hidupnya sehari-hari mulai dari merencanakan apa-apa yang dibutuhkannya, bagaimana cara memperolehnya, menyimpannya, memeliharanya atau mengawetkannya kemudian membuangnya bila memang rusak atau tidak diperlukan lagi. Logistik dalam perkembangannya hingga kini sudah merupakan ilmu yang harus dapat perhatian khusus mengingat sejarah pertumbuhan ekonomi yang semakin kompleks seperti produktivitas barang-barang yang dihasilkan pabrik atau
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
perusahaan, bagaimana penyalurannya dan penyimpanannya serta pengelolaan hasil produk secara menyeluruh memerlukan penanganan khusus dan serius. Untuk mencapai hasil yang efisien dan efektivitas semua itu mutlak memerlukan pengorganisasian yang baik atau sering diistilahkan dengan manajemem logistik yang terpadu sehingga tidak terjadi ketimpangan dalam melaksanakan kegiatan. Istilah logistik mencakup banyak aspek dan kegiatan yang sangat luas, maka pengertian dan definisi dapat diuraikan beraneka macam. Pada dasarnya kegiatan logistik sama tuanya dengan peradaban umat manusia, tetapi istilah itu sendiri relatif baru, secara sadar atau tidak sadar setiap manusia, rumah tangga, kantor, perkumpulan
atau
organisasi-organisasi
lain,
memiliki
unsur
dan
atau
menyelenggarakan logistik, meskipun kenyataannya tidak selalu menggunakan istilahnya. Dalam The New Military and Naval Dictionary, yang dikutip oleh H. Subagja M. S, menyebutkan bahwa pengertian logistik adalah sebagai berikut : Logistik adalah suatu ilmu pengetahuan, seni dan teknik perencanaan dari suatu produksi, penyimpanan, transportasi (pengangkutan), perpindahan personil, usaha mendapatkan persediaan dan perlengkapan seperti halnya konstruksi dan fasilitas
penunjang
bagi
pengoperasian
tepat
guna
kemiliteran. (Subagja, 1990 :5)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
untuk
keberhasilan
10
Sondang P. Siagian mengatakan : Aktivitas pembangunan yang semakin meningkat memerlukan adanya suatu sistem manajemen logistik yang benar-benar dapat menunjang lancarnya kegiatan pembangunan, maka perlu dilihat secara keseluruhan (Total System) yang deretan komponennya pada dasarnya terdiri dari : 1. Perencanaan Logistik 2.
Pengadaan Logistik yang menimbulkan pertanyaan sentralisasi dan desentralisasi
3.
Penyimpanan logistik yang juga berkisar pada masalah sentralisasi dan desentralisasi
4.
Distribusi Logistik
5.
Penggunaan Logistik
6.
Penanggung jawab Logistik
7.
Evaluasi Logistik (Siagian, 1990 :156)
Apabila diterjemahkan secara bebas, rumus logistik dalam arti singkat merupakan salah satu kegiatan yang bersangkutan dengan segi-segi sebagai berikut: Perencanaan dan pengembangan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan alat-alat perlengkapan 1.
Pemindahan, pengungsian dan perawatan personil
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2.
Pengadaan atau pembuatan, penyelenggaraan dan penghapusan fasilitas
3.
Pengusahaan dan pemberian pelayanan
Definisi logistik dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa pada dasarnya definisi logistik mempunyai kesamaan pandangan, bahwa logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses mengenai penyimpanan dan penyaluran, pemeliharaan serta penghapusan terhadap material atau alat-alat, terlepas apakah alat tersebut bersifat hayati atau tidak. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa logistik adalah bagian dari administrasi, yang merupakan suatu rangkaian kegiatan bertahap dan saling berkaitan satu sama lain dalam rangka pembinaan dan pengelolaan barang atau perlengkapan. 2.1.2
Konsep dan Sistem Logistik Konsep Logistik atau konsep dalam manajemen logistic terdiri dari
operasional logistic dan koordinasi logistic. Dimana manajemen logistik sendiri terdiri dari 3 kategori yaitu Manajemen distribusi, Manajemen Material, dan transfer penyediaan internal. Koordinasi logistic mencakup 4 bidang manajemen yaitu Peramalan, Pengolahan Pesanan, Perencanaan operasi, Perencanaan kebutuhan material/procurement. Menurut Martin Christoper dalam bukunya “Logistics & Supply Chain Management” bahwa pada dasarnya logistik merupakan orientasi perencanaan dan kerangka kerja yang bertujuan untuk perencanaan tunggal untuk aliran produk atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
informasi. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa konsep dari logistik adalah perencanaan pengadaan dan pelaksanaan pengadaan dengan membuat suatu flow atau aliran yang mencakup barang maupun informasi. Logistik tidak bisa terlepas dari manajemen logistik karena merupakan salah satu aktivitas perusahaan yang tertua tetapi yang termuda. Aktivitas Logistik (Lokasi fasilitas, Transportasi, Inventarisasi, Komunikasi, dan pengurusan dan penyimpanan) telah dilaksanakan orang semenjak awal spesialisasi komersil. Logistik Modern juga dapat di definisakan Proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari para supplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan. Tujuan Logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dalam keadaan yang dapat dipakai kelokasi dimana ia dibutuhkan dan dengan total biaya terendah secara keseluruhan. Melaui logistik material mengalir ke perusahaan bidang manufakturing yang sangat luas dari bidangindustri dan prodruk-produk didistribusikan melalui saluran-saluran distribusi untuk konsumsi. LOGISTIK DALAM KONTEKS SALURAN Salah satu ujud dasar dari spesialisasi perdagangan adalah fakta bahwa tidak satupun perusahaan yang dapat swa-sembada (Self-Sufficient). Betapapun besarnya suatu perusahaan dan bagaimanapun luasnya operasinya, ia juga tetap mengandalkan perusahaan lain untuk memberikan jasa-jasa dan kebutuhan-kebutuhan material
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
tertentu. Saluran logistik itu terdiri dari beberapa perusahaan independen yang bersama-sama menyerahkan produk dan berbagai material kelokasi yang tepat pada waktu yang tepat. Arus Logistik dalam suatu saluran adalah ibarat mekanisme gigi kunci inggris. Gerakan fisik yang paling ekonomis adalah gerakan satu arah yang menuju pada lokasi terakhir nasabah. KOMPONEN – KOMPONEN SISTEM LOGISTIK Ada 5 komponen yang bergabung untuk membentuk sistem logistik yaitu; 1. Struktur Lokasi fasilitas 2. Transportasi 3. Persediaan (Inventory) 4. Komunikasi 5. Penangan (Handling) dan Penyimpanan (Storage)
SISTEM LOGISTIK YANG LAZIM Banyaknya segi logistik itu membuat desain suatu sistem operating menjadi suatu tugas yang kompleks. Untuk mendesain suatu sistem dengan keseimbangan prestasi dan biaya yang dapat diterima, maka manajemen haruslah selalu memperhatikan bahwa setiap sistme itu membutuhkan penyesuaian (Adjustment) yang terus menerus. Jadi, fleksibilitas merupakan suatu bagian penting dari desain sistem. Apabila kita memperhatikan berbagai sistem logistik diseluruh dunia yang melayani pasar yang beraneka ragam, maka adalah mengherankan terdapatnya suatu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
keamanan desain dari situasi ke situasi lainnya.Tetapi, semua sistem mempunyai 2 karakteristik yang sama. Pertama, ia di desain untuk mendorong arus persediaan yang maksimum. Yang kedua, sistem itu sebaiknya di desain dalam keadaan teknologi yang ada dari perkembangan komponen – komponen sistem logistik. BATASAN LOGISTIK Pada dasarnya konsep dari logistik terdiri beberapa aktivitas, menurut American Heritage Dictinory, Logistik di definisan sebagai aspek di bidang operasional militer yang berhubungan dengan permintaan, distribusi, perbaikan atau maintenance, dan pergantian material atau personal. Logistik terdiri dari: 1. Sebuah identifikasi dan management suppliers, proses permintaan dan order dan pensuplaian fisik material atau servis dari sumber pensuplyan ke produsen atau manufaktur. 2. Material Handling dan inventory stock management material atau jasa selama atau setelah proses manufaktur. 3. Bagian dari transportasi dan distribusi produk dari manufaktur ke customer.
Logistik sangat erat kaitannya dengan warehouse, transportasi, dan customer handling. Dimana Warehouse adalah bagian utama di setiap kapasitas logistik. Fungsi dasar dari warehouse adalah perpindahan, penyimpanan, dan penyampaian informasi. Untuk proses perpindahan bisa di jabarkan seperti aktivitas di bawah:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
1. Receiving. Atau penerimaan adalah proses unloading atau pembongkaran barang atau produk dari container atau truck 2. Transfer/putaway. Kondisi perpindahan barang atau produk secara fisik kedalam warehouse untuk penyimpanan, pemindahan ke area khusus seperti konsolidasi, dan atau pemindahan secara langsung ke outbond dock untuk pengiriman. 3. Order picking. Proses pemilihan produk dari gudang untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan pelanggan. 4. Cross-docking, Perpindahan produk secara langsung dari inbound receiving dock ke outbound shipping dock, tanpa melewati proses put-away, storage dan proses picking order. 5. Shipping. Proses Packing, Loading ke container atau truck dan pengiriman produk ke customer yang dituju.
2.1.3
Manajemen Logistik Selama ini manajemn logistic banyak diartikab sebagai Bisnis Logistic,
Channel Management, Distribution, Industrial Logistic, Logistical Management,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Logistics, Material Management, Physicl Management, Quick response System, juga Supply Chain management. Manajemen Logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksankan dan mengendaikan keefisienan dan keefektian alirn dan penyimpanan barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (Point of origin) hingga titik konsumsi dalam tujuan untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan. 2.1.4
Input dan Output Proses Logistik Input proes logistic meliputi sumber daya alam, manusia, financial dan
sumber inforamasi. Perencanaan logistic merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan Input ini dalam berbagai bentuk, meliputi bahan mentah, barang setengah jadi, serta barang siap pakai. Output proses logistic meliputi keuntungan kompetitif untuk organisasi, hasil dari orientasi pemasaran dan keefisienan serta keefektifan operasional, pemanfaatan waktu dan tempat dan perpindahan yang efisien ke pelanggan.
2.2 Produktifitas Mark Twain mengatakan : “ When it doubt, Tell the truth”. Kebenaran dalam hal ini adalah tingkat hidup dalam suatu Negara bergantung pada rakyat Negara itu sendiri. Walaupun diterima pada semua tingkat dalam suatu Negara pada umumnya dan Negara berkembang pada khususnya bahwa perbaikan kualitas dan produktivitas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
merupakan satu – satunya sarana untuk meningkatkan kemakmuran, namun dalam kenyataannya kurang diperjuangkan. Begitu juga dalam ruang lingkuo di sebuah perusahaan yang notabene merupakan sebuah usaha di bidang perindustrian dengan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar – besarnya demi mensejahterakan elemen – elemen penting dalam perusahaan salah satunya ialah karyawan yang merupakan penduduk apabila berbicara mengenai sebuah Negara. Dari penjelasan diatas, bahwa tampaknya tidak begitu banyak rakyat negara berkembang yang memiliki satu himpunan nilai – nilai yang membentuk tata laku kualitas dan produktivitas untuk meningkatkan taraf hidupnya. Tata laku kualitas dan produktivitas di topang oelh sistem nilai yang mendalam terhadap pasar, yaitu mengkomit diri untuk menjamin bahwa “output” nya benar – benar dapat diterima oleh pengguna dari “Output” tersebut. Banyak sekali tujuan utama dalam sebuah perusahaan di bidang industry ialah mengutamakan kepuasan pengguna atau pelanggan, sehingga perusahaan harus mampu membuat suatu mekanisme atau sistem yang berkualitas dan produktif. Upaya – upaya yang dilakukan perusahaan – perusahaan demi menciptakan target goal tersebut, selain memiliki “Output”
yang berkualityas, tetapi perusahaan juga harus mampu
meningkatkan nilai produktivitas yang tinggi sehingga mampu menopang berbagai bentuk sistem yang sudah dilakukan. Pada tahun 1969 di Stockholm dibentuk World Confederation of productivity Science (WCPS) dengan misi:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
1. Mempromosikan produktivitas dan usaha meningkatkan mutu kehidupan kerja 2. Menyebar luaskan ilmu produktivitas 3. Memprakarsai dan mendukung pendidikan dibidang produktivitas 4. Mengembangkan strategi untuk membentuk tata laku produktif. Ciri – cirri umum ilmu produktifitas yang perlu dibangun adalah sebagai berikut: 1. Ilmu produktifitas adalah ilmu interdisipliner (Bukan hanya multidispliner) yang dibangun secara sistematik oleh disiplin – displin seperti Total Quality Management, Systems Theory, Management Science, Ekonomi dan lain – lain. 2. Ilmu produktivitas merupakan ilmu komprehensif atau meta-science yang mempunya dispilin sendiri 3. Ilmu produktivitas harus menghubungkan antara mutu, biaya produksi dengan produktivitas sebagaimana dikemukakan dalam konsep deming tentang reaksi berantai untuk memperbaiki mutu. Konsep ini menyatakan bahwa dengan memperbaiki mutu maka biaya akan dapat dikurangi dan produktivitas akan meningkat. 4. Ilmu Produktivitas harus memiliki metode, teknik dan piranti yang unik yang tersusun secara komprehesif. 5. Ilmu produktivitas harus dapat membangkitkan pemikiran positif berdasarkan sistem manusia – alam dan membahas perluasannya pada bidang – bidang terkait.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Untuk dapat mendukung kegiatan gerakan produktivitas, pelru komponen – komponen yang tersusun sesuai dengan bagan dibawah ini:
Gambar 2.1 Komponen-komponen yang tersusunan dalam aktivitas Produktivitas Dalam dunia industri, untuk meningkatkan produktivitas perusahaan diperlukan juga elemen – elemen yang terkandung dalam bagan 1, dimana ilmu produktivitas menjadi yang utama untuk memulai peningkatan productivity. Sehingga perusahaan memiliki dasar dan mampu melihat serta dapat meng control progress aktivitas tersebut. 2.2.1
Pengertian Produktifitas Peningkatan produktifitas dibagi menjadi dua bagian, yaitu dari level pada
tingkat nasional dan level dari individu karyawan. Dalam sebuah penelitian di bidang industri akan di titik beratkan pada level dari individu karyawan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Efisiensi dan produktifitas merupakan ratio dari masukan (Inputs) kepada keluaran (Outputs), kinerja sebenarnya adalah jembatan yang menghubungkan antara efisiensi dengan produktifitas dalam pencapaian hasil secara keseluruhan. Produktifitas dapat diperoleh berdasarkan faktor total (a total factor) atas faktor parsial dari produktivitas, dimana total faktor merupakan ratio dari output terhadap input: Keluaran (Output) relatif dengan nilai satu atau dua terhadap masukan (Input); tenaga kerja, modal, bahan baku atau sumber daya, yang dikatakan sebagai ukuran parsial dari produktivitas. Output tenaga kerja perjam disebut sebagai efisiesnsi tenaga kerja, yang merupkana bagian dari ukuran parsial produktifitas. Produktivitas (Timpe,1984) adalah rahasia antara output dan input yang bernilai, misalnya efisiensi dan efiktivitas sumber daya yang tersedia yaitu kepegawaian, mesin, bahan, modal, fasilitas, energi , dan waktu untuk mencapai keluaran yang sangat senilai. Definisi-definisi produktivitas yang berkembang saat ini yang telah dibentuk oleh para pakar dan badan-badan internasional yaitu : 1. Peter F Drucker dalam bukunya The Practice Of Management, 1981 mendefinisikan bahwa “ Produktivitas adalah keseimbangan antara faktorfaktor yang memberikan keluaran yang banyak melalui sumber daya yang hemat”. 2. Paul Mali dalam bukunya Improving Total Productivity, 1978 mendefinisikan bahwa “Produktivitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa banyak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
sumber daya yang digunakan bersama di dalam organisasi untuk memperoleh sekumpulan hasil.” Disamping itu, ia berpendapat bahwa terdapat hubungan antara indeks produktivitas, efisiensi dan efektivitas yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
3. E.E. Adam Jr., J.C. Hershaurer, dan W.A. Ruch dalam bukunya Productivity and
Quality, 1981 mendefinisikan bahwa “ Produktivitas adalah konsep
sistematis yang berkaitan dengan konvensi dari masukan menjadi keluaran dan sistim yang berada pada suatu keadaan tertentu. ”Definisi tersebut diterjemahkan kedalam pengertian yang lebih operasional dimana:
Produktivitas yang didefinisikan seperti ini dikenal dengan nama produktivitas total. Keluaran relatif terhadap hanya satu, dua atau tiga faktor masukan dinamakan ukuran produktivitas parsial misalnya , keluaran per jam orang, atau unit produk per kilo watt jam. 2.2.2
Unsur-Unsur Produktivitas Unsur-unsur yang terdapat di dalam produktivitas adalah sebagai berikut:
1. Efisiensi. Produktivitas sebagai rasio output/input merupakan ukuran efisiensi pemakaian sumber daya (input). Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
membandingkan penggunaan masukan (input) yang direncanakan dengan penggunaan masukan yang sebenarnya terlaksana. Pengertian efisiensi berorientasi kepada masukan . 2. Efektivitas. Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan Gambaran seberapa jauh target yang dapat tercapai baik secara kuantitas maupun waktu. Makin besar presentase target tercapai, makin tinggi tingkat efektivitasnya. Konsep ini berorientasi pada keluaran. Peningkatan efektivitas belum tentu dibarengi dengan peningkatan efisiensi dan sebaliknya. Gabungan kedua hal ini membentuk pengertian produktivitas dengan cara sebagai berikut :
Prinsip dalam manajemen produktivitas adalah efektif dalam mencapai tujuan dan efisien dalam menggunakan sumber daya. 3. Kualitas. Kualitas merupakan salah satu ukuran produktivitas. Meskipun kualitas sulit diukur secara matematis melalui rasio output/input, namun jelas bahwa kualitas input dan kualitas proses akan meningkatkan kualitas output.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
2.2.3
Siklus Produktivitas Sumanth dalam Gaspersz, (2000) memperkenalkan suatu konsep formal yang
disebut sebagai siklus produktivitas untuk dipergunakan dalam peningkatan produktivitas terus-menerus. Ada empat tahap daur yang saling berkaitan dan berkesinambungan, yaitu: 1. Pengukuran Produktivitas. 2. Evaluasi Produktivitas. 3. Perencanaan Produktivitas. 4. Perbaikan Produktivitas. Apabila produktivitas dari sistem industri itu telah dapat diukur, langkah berikut adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual itu untuk diperbandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara produktivitas aktual dan rencana merupakan masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang menimbulkan kesenjangan produktivitas itu. Berdasarkan evaluasi ini, selanjutnya dapat direncanakan kembali target produktivitas yang akan dicapai, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Faktor penting yang menyebabkan naik turunnya tingkat produktivitas adalah pihak manajemen, karena pihak manajemen merupakan faktor yang paling berpengaruh, terutama dalam proses perencanaan dan penjadwalan, pengaturan beban kerja, kejelasan instruksi kerja dan evaluasi, serta dalam menumbuhkan motivasi kerja dan loyalitas pekerja terhadap institusi. Konsep siklus produktivitas ini memperlihatkan bahwa peningkatan produktivitas harus didahului oleh kegiatan pengukuran, penilaian dan perencanaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
dari produktivitas itu sendiri. Keempat tahap ini sangat penting dilaksanakan seluruhnya, karena siklus tersebut menunjukkan bahwa program penelitian produktivitas merupakan kegiatan yang berkesinambungan dan melibatkan seluruh operasi kegiatan perusahaan.
Gambar 2.2 Siklus Produktivitas
2.2.4
Jenis-Jenis Produktivitas Menurut sumanth, pada dasarnya ada tiga jenis peroduktivitas yaitu;
1. Produktivitas total Produktivitas total adalah rasio keluaran total terhadap semua faktor masukan. Jadi pengukuran produktivitas total mencerminkan pengaruh dari semua masukan dalam menghasilkan keluaran. 2. Produktivitas Faktor total
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Produktivitas faktor total adalah rasio keluaran bersih terhadap jumlah masukan faktor tenaga kerja dan faktor modal. Keluaran bersih adalah keluaran total dikurangi dengan jumlah barang dan jasa yang dibeli. 3. Produktivitas Parsial Produktivitas parsial adalah rasio keluaran terhadap salah satu faktor masukan. Sebagai contoh, produktivitas modal (rasio dari keluaran dengan masukan modal) adalah ukuran produktivitas parsial. Dari ketiga produktivitas diatas, baik keluaran ataupun masukan harus dinyatakan dalam bentuk ukuran “nyata” atau secara „fisik” yang direduksi berdasarkan harga konstan pada periode dasar. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga, sehingga haya jumlah dari masukan dan keluaran saja yang dipertimbangkan.
2.2.5
Elemen-Elemen Input
1. Tenaga kerja Suatu proses membutuhkan intervensi manusia dan orang-orang yang terlibat dalam proses dianggap sebagai input tenaga kerja. Input tenaga kerja dapat diklarifikasikan sebagai input tetap 2. Material Dalam suatu proses untuk menghasilkan suatu output diperlukan material atau bahan baku. Dalam hal ini material diklarifikasikan sebagai input variabel. 3. Energi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan selama suatu proses berlangsung membutuhkan energi. Input energi ini dianggap sebagai input tetap. 4. Modal Merupakan hal dasar yang dimiliki perusahaan dimana modal ini terbagi menjadi 2 yaitu modal bergerak dan modak tidak bergerak.
2.2.6
Kriteria Pengukuran Produktivitas David Bain dalam bukunya “The productivity
bahwa
ada
kriteria-kriteria
yang
harus
prescriptions”, mengatakan
dipenuhi
dalam
pengukuran
produktivitas yaitu: 1. Validity (keabsahan) Dalam melakukan pengukuran produktivitas harus menggunakan ukuran yang secara tepat menggambarkan perubahan dari masukan menjadi keluaran dalam proses produksi yang sebenarnya. 2. Comparability (dapat dibandingkan) Hasil pengukuran produktivitas harus dapat dibandingkan antara periode dengan periode, dengan tujuan atau dengan standar, sehingga dapat dilihat adanya perbedaan, perbaikan atau penyimpangan yang terjadi. 3. Inclusiveness (ketermasukan) Pengukuran produktivitas
seharusnya
meliputi
juga aspek-aspek selain
kegiatan produksi yang selama ini sering menjadi fokus perhatian, seperti misalnya kualitas, peralatan, dan fasilitas. 4. Timeless (tepat waktu)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Hasil pengukuran produktivitas sebaiknya dapat diketahui oleh pihak-pihak yang terkait terhadap kemajuan produktivitas perusahaan sesegera mungkin, sehingga
dapat
digunakan
sebagai
alat
untuk
melakukan
evaluasi
produktivitas dan dapat diambil tindakan-tindakan perbaikan. 5. Completeness (kelengkapan) Kriteria ini berhubungan dengan ketelitian, dimana seluruh keluaran atau hasil yang didapat dan masukan atau sumber yang digunakan diukur dan termasuk di dalam pengukuran produktivitas tersebut. 6. Cost effectiveness (keefektifan ongkos) Pengukuran produktivitas dilakukan dengan memperhatikan semua ongkos yang dikeluarkan untuk pengukuran tersebut.
2.2.7
Manfaat Peningkatan Produktivitas Manfaat peningkatan produktivitas bagi perusahaan adalah:
1. Menunjang kelestarian dan perkembangan perusahaan karena peningkatan produktivitas memungkinkan perusahaan memperoleh keuntungan yang dapat dimanfaatkan untuk investasi baru. 2. Memperkuat daya saing perusahaan karena memproduksi dengan biaya lebih rendah dengan mutu yang baik. 3. Mendorong perluasan karena keuntungan
lapangan yang diperoleh dapat
kerja.
Hal
dimanfaatkan
perusahaan yang berarti membutuhkan lapangan kerja baru.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ini terjadi untuk
ekspansi
28
4. Menunjang terwujudnya hubungan industry yang lebih baik apabila nilai tambah dapat dinikmati secara sepadan baik oleh karyawan, pengusaha atau pemegang saham. 2.2.8
Evaluasi Produktivitas Setelah perhitungan mengenai produktivitas selesai dilakukan, maka
dilakukan langkah selanjutnya yaitu evaluasi dari hasil perhitungan yang dilakukan. Hal ini sangat penting dilakukan agar mengetahui bagaimana kondisi dari suatu proses apakah mengalami penurunan atau bahkan kenaikan dalam efisiensi.
2.3
Metode APC (American Productivity Center) Model APC atau Pusat Produktivitas America mengemukakan bahwa
produktivitas itu sendiri berhubungan secara langsung dengan profitabilitas serta faktor perbaikan harga. Berdasarkan hubungan ini, produktivitas dapat membantu menaikan suatu profitabilitas bagi perusahaan atau memperbaiki harga produk di pasaran. Model APC atau Pusat Produktivitas America juga mengemukakan sebagai berikut:
Profitabilitas = Produktivitas X Faktor Perbaikan Harga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Kerangka kerja model APC untuk pengukuran pengukuran produktivitas pada tingkat perusahaan industry dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 2.3 Kerangka Kerja APC Metode APC ini menitik beratkan pada perhitungan 4 unsur produktivitas yaitu Tenaga Kerja, Material, Energi dan modal. Perhitungan metode ini digunakan untuk mengevaluasi kondisi profitabilitas dengan membanding kan periode input dan output. Dalam perhitungan produktivitas dengan metode APC, dilakukan perhitungan – perhitungan sebagai langkah awal yaitu dilakukan perhitungan indeks pada perhitungan indeks secara total dan parsial dimana perhitungan parsial ini terdiri dari perhitungan indeks tenaga kerja, Material, Energi dan Modal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
2.4
Biaya Operasional Dalam perusahaan distribusi, perhitungan biaya merupakan suatu yang
menjadi hal yang utama, dan sebagai distributor harus mengetahui biaya operasional yang keluar di setiap bulannya. Biaya – biaya yang termasuk kedalam perhitungan produktivitas dengan APC atau American productivity Center adalah biaya Tenaga Kerja, Material dan Energi. Biaya Tenaga Kerja yang sifatnya tetap seperti Gaji, uang makan, dan insentif yang bersifat fluktuatif serta pembiayaan lainnya yang dilakukan rutin perbulannya. Biaya Material merupakan biaya yang muncul dengan adanya proses yang dilakukan, sedangkan energy ialah biaya – biaya yang muncul dalam membantu proses kegiatan produksi. Biaya – biaya ini merupakan biaya inti yang harus dilakukan dan di bayar oleh perusahaan dan merupakan langkah dasar perhitungan keuntungan yang berhubungan dengan jumlah pendapatan.
2.5
Efektivitas Bill Creech dalam bukunya Lima Pilar (Manajemen Mutu Terpadu) TQM
bahwa menentukan proses yang tepat dimulai dengan perencanaan yang memadai dan definisi dalam siklus pelanggan – Produk – Proses. Siklus yang membentuk proses dapat dimulai secara memadai tidak lain dari kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam menekan suatu angka biaya yang dikeluarkan di setiap proses, dituhub kan sebuah analisa apakah proses tersebut sudah efektif atau belum setelah dilakukan perhitungan produktifitasnya. Efektifitas memiliki kaitan erat dengan produktivitas,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
untuk menaikan angka produktivitas, maka dibutuhkan juga sebuah efektifitas yang muncul di setiap proses. Begitu juga untuk menganalisa produktivitas dengan menggunakan metode APC Amercian productivity Center dimana untuk menaikan angka penjualan dan menurunkan biaya dibutuhkan analisa efektivitas. Dengan menurunnya angka biaya, maka akan turun juga harga jual produk yang akan berpengaruh pada tingkat kepuasan pelanggan. Dalam konteks ini, pemaham yang memadai mengenai kebutuhan pelanggan, definisi produk yang memadai serta harga produk yang relative murah akan menjadi daya saing yang mampu mengangkat tingkat penjualan perusahaan disbanding dengan perusahaan – perusahaan lain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/