BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Sistem Kata sistem berasal dari Bahasa Yunani yaitu Systema, yang dalam Bahasa
Inggris dikenal dengan SYSTEM, yang mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan keseluruhan yang tidak terpisahkan. Secara sederhana “sistem dapat diartikan sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu”1.
2.2
Definisi Informasi Menurut Gordon B. Davis, “informasi adalah data yang telah diolah
menjadi suatu bentuk yang penting bagi penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan sekarang atau keputusankeputusan yang akan dating. Sedangkan menurut Burch dan Strater, menyatakan ahwa informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan”2.
1
Prof.Dr.Jogiyanto HM, MBA, Akt. Analisis dan Design, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005, hlm. 1
2
Sumber : http://blog.re.or.id/definisi-informasi-2.htm
11
12
2.3
Definisi Sistem Informasi “Sistem Informasi merupakan sekumpulan komponen pembentuk sistem
yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu”3. Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: 1.
Masukan (Input), berperan dalam pengumpulan bahan mentah (raw data), baik yang di peroleh dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi.
2.
Pemrosesan (Process), berperan untuk mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki arti.
3.
Keluaran (Output), dimaksudkan untuk mentrasfer informasi yang diproses kepada pihak-pihak atau aktivitas-aktivitas yang akan menggunakan informasi tersebut.
2.4
Siklus Pengolahan Informasi Data merupakan bentuk yang masih mentah, sehingga perlu diolah lebih
lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi, data dapat berupa simbol-simbol, huruf, alphabet, angka-angka, sinyal dan sebagainya. Siklus informasi menggambarkan pengolahan data menjadi informasi dan pemakai informasi untuk mengambil keputusan, sehingga akhir dari tindakan hasil pengambilan keputusan tersebut dihasilkan data kembali.
3
Sumber : http://for7delapan.wordpress.com
13
Siklus informasi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Proses (Model)
Input (Data)
Output (Informasi)
Dasar Data
Data (Ditangkap)
Penerima
Hasil Tindakan
Keputusan Tindakan
Gambar 2.1 Siklus Informasi4
2.5
Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System (DSS) DSS merupakan informasi interaktif yang menyediakan informasi,
permodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Alter, 2002).
4
John Burch, Gary Grudnitski, Information Systems Thoery and Practise, (Edisi Keempat; New York : John Wiley & Gons, 1986), hal. 3
14
DSS biasanya dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang. DSS yang seperti itu disebut aplikasi DSS. Aplikasi DSS digunakan dalam pengambilan keputusan. Aplikasi DSS menggunakan CBIS (Computer Based Information Systems) yang fleksibel, interaktif, dan dapat diadaptasi, yang dikembangkan untuk mendukung solusi atas masalah manajemen spesifik yang tidak terstruktur. Aplikasi DSS menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna yang mudah, dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan. DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan criteria yang kurang jelas. DSS
tidak
dimaksudkan
untuk
mengotomatisasikan
pengambilan
keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan modelmodel yang tersedia.5 Sistem pendukung keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer yang menyediakan dukungan informasi interaktif bagi manager dan praktisi bisnis selama proses pengambilan keputusan.
5
Kusrini, M. Kom, Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2007, hal 15-16
15
Komponen SPK pada dasarnya adalah sebagai berikut : 1.
Basis data yang berasal dari sumber internal dan eksternal.
2.
Model dan pengetahuan mengenai masalah dan keputusan yang harus diambil.
3.
Berbagai perangkat analisis yang digunakan untuk mencari jalan keluar atau pemecahan masalah terbaik : a.
What-if alanysis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apa yang terjadi apabila satu atau beberapa variable berubah.
b.
Sensitive analysis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh perubahan suatu variable terhadap variable yang lain. Analisis ini akan melakukan perubahan secara berkali-kali terhadap suatu variable, sehingga dapat diketahui apakah pengaruhnya konsisten atau tidak.
c.
Goal-seeking analysis. Analisis ini digunakan untuk mencari solusi terbaik dari suatu masalah.
d.
Optimization analysis. Analisis ini digunakan untuk mencari solusi yang paling menguntungkan bagi perusahaan dan mirip dengan goal-seeking analysis.
Tahapan dalam pembuatan keputusan : 1.
Tahap intelligence adalah tahap pengakuan adanya masalah. Masalah dapat merupakan persoalan maupun kesulitan yang muncul dalam kehidupan organisasi, atau dapat juga merupakan persoalan yang ditimbulkan sendiri oleh pembuat keputusan.
16
2.
Tahap design adalah tahap perancangan berbagai alternatif yang akan dipilih.
3.
Tahap choice adalah tahap memilih salah satu diantara berbagai alternatif yang sudah disiapkan dalam tahap design. Dalam tahap ini, pembuat keputusan akan menggunakan model pemilihan alternatif.
4.
Tahap implementation adalah tahap setelah memutuskan untuk memilih salah satu alternatif.
2.6
Pendukung Keputusan Komputerisasi Dan Dukungan Teknologi Ada
berbagai
alasan
mengapa
sistem
pendukung
keputusan
terkomputerisasi diperlukan, sebagai contoh: 1.
Kecepatan
komputasi.
Komputer
memungkinkan
para
pengambil
keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dan dengan biaya rendah. Keputusan berdasarkan waktu sangat kritis bagi banyak situasi, mulai dari dokter di ruang gawat darurat sampai pedagang saham di lantai bursa. 2.
Peningkatan/perbaikan komunikasi. Banyak kelompok dapat berkolaborasi dan berkomunikasi dengan baik dengan peralatan berbasis web. Kolaborasi terutama penting di sepanjang rantai persediaan dimana pelanggan sampai penjual harus berbagi informasi.
3.
Peningkatan produktifitas. Membangun satu
kelompok pengambil
keputusan, terutama para pakar, dapat membuat biaya menjadi mahal dikarenakan harus membayar para pakar. Pendukung terkomputerisasi dapat mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya
17
untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu, produktifitas staf pendukung dapat ditingkatkan. 4.
Dukungan teknis. Banyak keputusan yang melibatkan komputasi yang kompleks. Data dapat disimpan di beberapa database yang berbeda-beda dan di Website manapun di dalam organisasi dan bahkan mungkin di luar organisasi. Data dapat meliputi data, suara, grafis, dan video. Mungkin juga perlu mentransmisi data tersebut secara cepat dari suatu lokasi yang jauh. Komputer dapat mencari , menyimpan dan mentransmisi data secara cepat ekonomis dan transparan.
5.
Akses data warehouse. Data warehouse yang besar, seperti yang dioperasikan oleh Wal Mart, berisi petabyte data. Diperlukan metodemetode khusus, dan terkadang komputasi paralel untuk mengorganisasi dan mencari data.
6.
Dukungan kualitas. Komputer dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses, makin banyak alternative yang dapat dievaluasi. Analisis resiko dapat dilakukan dengan cepat, dan pandangan dari para pakar dapat dikumpulkan dengan cepat dan dengan biaya rendah. Keahlian bahkan dapat diambil langsung dari sebuah komputer melalui metode kecerdasan tiruan. Dengan komputer, para pengambil keputusan dapat melakukan simulasi yang kompleks, memeriksa banyak skenario yang mungkin, dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua kapibilitas tersebut memimpin kepada keputusan yang lebih baik.
18
7.
Berdaya saing: manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan membuat tugas pengambil keputusan menjadi sulit. Persaingan didasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomisasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu untuk secara sering dan cepat mengubah mode operasi mereka, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan karyawan, dan inovasi. Teknologi pengambilan keputusan seperti sistem pakar dapat menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan cara membolehkan orang-orang untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka kurang pengetahuan.
8.
Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. Menurut Simon (1977) : “otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas untuk memproses dan menyimpan informasi. Mereka terkadangan sulit mengingat dan menggunakan sebuah informasi dalam cara yang bebas dari kesalahan”.
Sebagian besar metode pendukung keputusan dengan cepat memberikan query data dan menggunakan berbagai metode untuk mengubah data ke dalam informasi yang dapat digunakan oleh pengambil keputusan. Sebagai contoh, data dapat diisi dalam model forecasting dimana data tersebut dikonversi ke dalam suatu perkiraan. Perkiraan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai informasi untuk mengambil informasi untuk mengambil keputusan. Ini memungkinkan data
19
akan diubah lebih lanjut ke model lain, yang dengan demikian memberikan informasi tambahan untuk pengambilan keputusan.6
2.7
Mengapa Menggunakan DSS Survei mengindikasikan banyak alasan mengapa perusahaan-perusahaan
banyak yang menggunakan sistem pendukung keputusan skala besar. Beberapa alasan tersebut adalah: 1.
Perusahaan bekerja dalam ekonomi yang tidak stabil dan berubah dengan cepat.
2.
Adanya kesulitan untuk melacak berbagai operasi bisnis.
3.
Meningkatnya persaingan.
4.
Perdagangan elektronik.
5.
Sistem yang sudah ada tidak mendukung pengambilan keputusan.
6.
Diperlukannya analisis kuhsus terhadap profitabilitas dan efesiensi.
7.
Diperlukannya data dan informasi yang akurat.
8.
DSS dinilai sebagai organizational winner.
9.
Diperlukannya informasi baru.
10.
Manajemen mengharuskan adanya DSS.
11.
Kualitas keputusan yang lebih tinggi.
12.
Peningkatan komunikasi.
6
Turban, Efraim dkk. Decision Support Systems and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan Dan Sistem Cerdas). Yogyakarta. Andi. 2005. Hal 12
20
13.
Peningkatan kepuasan pelanggan dan karyawan.
14.
Adanya informasi yang umurnya dibatasi oleh waktu.
15.
Berkurangnya biaya operasional.
16.
Meningkatnya kemampuan komputer.7
2.8
Pengambilan Keputusan Dan Pemecahan Masalah Masalah terjadi ketika sebuah sistem tidak memenuhi tujuan yang telah
ditetapkan, tidak mencapai hasil yang diprediksi, atau tidak bekerja seperti yang direncanakan. Pemecahan masalah dapat juga berkaitan dengan mengidentifikasi peluang-peluang baru. Membedakan istilah pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dapat sangat membingungkan. Cara untuk membedakan keduanya adalah dengan memeriksa fase-fase proses keputusan. Fase ini adalah (1) intelegensi, (2) desain, (3) pilihan, dan (4) implementasi. Beberapa menganggap proses keseluruhan (fase 1-4) sebagai pemecahan masalah, dengan fase pilihan sebagai pengambilan keputusan riil. Lainnya melihat fase 1-3 sebagai pengambilan keputusan formal yang berakhir dengan satu rekomendasi, sedangkan pemecahan masalah mencakup implementasi aktual dari rekomendasi (fase 4). Kami menggunakan istilah pengambilan keputusan dan pemecahan masalah secara bergantian.8
7
Turban, Efraim dkk. Decision Support Systems and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan Dan Sistem Cerdas). Yogyakarta. Andi. 2005. Hal 21 8 Turban, Efraim dkk. Decision Support Systems and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan Dan Sistem Cerdas). Yogyakarta. Andi. 2005. Hal 53
21
2.9
Karakteristik Dan Kapabilitas DSS
14. Standalone, integrasi, dan berbasis Web
2. Mendukung manajer di semua lever
1. Masalah semi terstruktur
3. Mendukung individu dan kelompok
4. Keputusan yang saling tergantung atau sekuensial
13. Akses data
5. Mendukung intelegensi, desain, pilihan, implementasi
DSS
12. Permodelan dan analisi
6. Mendukung berbagai proses dan gaya keputusan
11. Kemudahan pengembangan oleh pengguna akhir
10. Manusia mengontrol mesin
8. Kemudahan penggunaan interaktif
9. Keefektifan, bukan efesiensi
7. Dapat diadaptasi dan fleksibel
Gambar 2.2 Karakteristik dan Kapabilitas DSS
Keterangan gambar: 1.
Dukungan untuk pengambilan keputusan, terutama pada situasi semi terstruktur,
dengan
menyertakan
penilaian
manusia
dan
informasi
terkomputerisasi. Masalah-masalah tersebut tidak dapat dipecahkan (atau tidak dapat dipecahkan dengan konvenien) oleh sistem komputer lain, oleh metode ataupun alat kuantitatif standar.
22
2.
Dukungan untuk semua level manejerial, dari eksekusi puncak sampai manajer lini.
3.
Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang kurang terstruktur sering memerlukan keterlibatan individu dari departemen dan tingkat organisasional yang berbeda atau bahkan dari organisasi lain. DSS mendukung tim vitual melalui alat-alat Web koorperatif.
4.
Dukungan untuk keputusan independen dan sekuensial. Keputusan dapat dibuat satu kali, berulang kali atau berulang (dalam interval yang sama).
5.
Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: intelegensi, desain, pilihan, dan implementasi.
6.
Dukungan di semua fase proses dan gaya pengambilan keputusan.
7.
Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambil keputusan seharusnya reaktif, dapat menghadapi perubahan kondisi secara cepat dan dapat mengadaptasikan DSS untuk memenuhi perubahan tersebut. DSS bersifat fleksibel dan karena itu pengguna dapat menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah atau menyusun kembali elemen-elemen dasar. DSS juga fleksibel dalam hal dapat dimodifikasi untuk memecahkan masalan lain yang sejenis.
8.
Pengguna merasa seperti di rumah. Ramah-pengguna, kapabilitas grafis yang sangan kuat, dan antarmuka manusia-mesin interaktif dengan satu bahasa alami dapat sangat meningkatkan keefektifitan DSS. Kebanyakan aplikasi DSS yang baru menggunakan antarmuka berbasis web.
9.
Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi, timeless, kualitas) daripada efesiensinya (biaya pengambilan keputusan). Ketika DSS
23
disebarkan, pengambilan keputusan sering membutuhkan waktu lebih lama, namun keputusannya lebih baik. 10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah. DSS secara khusus menekankan untuk mendukung pengambilan keputusan, bukannya menggantikan. 11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dengan bantuan ahli sistem informasi. Perangkat lunak OLAP dalam kaitannya dengan data warehouse membolehkan pengguna untuk membangun DSS yang cukup besar dan kompleks. 12. Biasanya
model-model
yang
digunakan
untuk
menganalisis
situasi
pengambilan keputusan. Kapabilitas permodelan memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi yang berbeda dibawah konfigurasi yang berberda. Sebenarnya, model-model membuat suatu DSS berbeda dari kebanyakan MIS. 13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari sisem informasi geografis (GIS) sampai sistem berorientasi objek. 14. Dapat dilakukan sebagai alat standalone yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada suatu lokasi atau didistibusikan di satu organisasi keseluruhan dan di beberapa organisasi sepanjang rantai persediaan. Dapat diintegrasikan dengan DSS lain atau aplikasi lain. Dan dapat didistribusikan
24
secera internal dan eksternal dengan menggunakan networking dan teknologi web. Karakteristik dan kapabilitas kunci dari DSS tersebut membolehkan para pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih konsisten pada satu cara yang dibatasi waktu. Kemampuan tersebut disediakan oleh berbagai komponen utama DSS.9
2.10
Pengertian Penilaian, Kinerja, Guru Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi
(angka atau deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan.10 Kinerja merupakan hasil dan keluaran yang dihasilkan oleh seorang pegawai sesuai dengan perannya dalam organisasi dalam suatu periode tertentu. Kinerja pegawai yang baik adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya instansi untuk meningkatan produktivitas. Kinerja merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi atau instansi.11
9
Turban, Efraim dkk. Decision Support Systems and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan Dan Sistem Cerdas). Yogyakarta. Andi. 2005. Hal 143 10
11
http://bangsies.blogspot.com/2012/02/pengertian-penilaian.html
http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/30-kinerja-karyawan.pdf
25
Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (UU tentang Guru dan Dosen, Bab I Pasal 1 ayat 1). Dari pengertian di atas jelas bahwa guru itu memiliki peranan yang strategis dan merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan kelembagaan sekolah, karena guru adalah pengelola KBM bagi para siswanya. Kegiatan belajar mengajar akan efektif apabila tersedia guru yang sesuai dengan kebutuhan sekolah baik jumlah, kualifikasi maupun bidang keahliannya.12
2.11
Karakteristik Sistem Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu : 1. Komponen-komponen Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa : a) Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak dan manusia. b) Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat I/O dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer.
12
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2336251-pengertian-guru/
26
2.
Batas sistem Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
3.
Lingkungan luar sistem Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. lingkungan luar yang mengutungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
4.
Penghubung Penghubung merupakan media perantara antar sub sistem. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu sub sistem akan menjadi input untuk sub sistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu sub sistem dapat berinteraksi dengan sub sistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
27
5.
Masukan Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa maintenance input dan sinyal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
6.
Keluaran Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk sub sistem yang lain atau kepada supra sistem.
7.
Pengolah Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
8.
Sasaran atau tujuan Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.
28
Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.13
2.12
Konsep Permodelan Sistem Untuk merancang sistem yang sesuai dengan metodologi pengembangan
sistem yang terstruktur, maka dibutuhkan alat dan teknik untuk melaksanakannya. Alat-alat yang digunakan dalam suatu perancangan sistem umumnya berupa gambaran atau diagram. Pada penyusunan laporan skripsi ini penulis menggunakan beberapa alat bantu dalam perancangan atau pengembangan sistem yaitu : a. Aliran Sistem Informasi Aliran sistem informasi merupakan alat yang digunakan dalam perancangan yang mana berguna untuk menunjukkan urutan dari prosedurprosedur yang ada pada sistem. b. Data Flow Diagram (Diagram Arus Data) Diagram Arus Data adalah alat pembuatan model yang menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi.
13
http://dimas347.wordpress.com/2010/12/08/karakteristik-sistem/
29
Pada Diagram Arus Data terdapat tingkatan, yaitu : 1. Diagram Konteks Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses dan tidak ada data store. 2. Diagram Zero (Overview Diagram) Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari data flow diagram. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data, dan eksternal entity. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya data store yang digunakan. 3. Diagram Rinci Diagram Rinci merupakan diagram yang menggambarkan proses secara lebih rinci lagi dan sudah tidak dapat diuraikan lagi. c. Entity Relationship Diagram (ERD) ERD merupakan suatu model yang menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi.
30
Adapun komponen komponen ERD yaitu sebagai berikut : 1. Entity (Entitas) yaitu sekumpulan objek yang terdefinisikan yang mempunyai karakteristik sama dan bisa dibedakan satu dan lainnya. Objek dapat berupa barang, orang, tempat atau suatu kejadian. 2. Relationship (Relasi) yaitu hubungan yang terjadi antara satu entity dengan satu entity yang lainnya. 3. Atribut yaitu karakteristik dari entity atau relationship, yang menyediakan penjelasan detail tentang entity atau relationship tersebut. Nilai Atribut merupakan suatu data aktual atau informasi yang disimpan pada suatu atribut di dalam suatu entity atau relationship. Atribut digambarkan dalam bentuk oval. d. Database Relational Database relational menunjukkan hubungan dari file-file database yang digunakan dalam sistem yang dirancang. Penggambaran database relational dilakukan setelah proses normalisasi.
Ada tiga kemungkinan tingkat hubungan yang ada untuk menggambarkan relasi atribut dalam suatu file yaitu : 1.
Relasi satu ke satu (one to one) Suatu kejadian pada entitas yang pertama hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.
31
2.
Relasi satu ke banyak (one to many) Untuk satu kejadian pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan kejadian pada entitas yang kedua. Sebaliknya satu kejadian pada entitas yang kedua hanya dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.
3.
Relasi banyak ke banyak (many to many) Tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya, baik dilihat dari sisi entitas yang pertama maupun dilihat dari sisi yang kedua.
e. Kamus Data Kamus data disebut juga sistem data dictionary adalah suatu daftar data elemen yang terorganisir dengan definisi yang tetap dan sesuai dengan sistem, sehingga user dan analis sistem mempunyai pengertian yang sama tentang input, output dan komponen datastore.
2.13
Metode Profile Matching Profile Matching adalah sebuah mekanisme pengambilan keputusan
dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variable predikator ideal yang harus dimiliki pelamar, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Dalam profile matching, dilakukan identifikasi terhadap kelompok karyawan yang baik atau buruk. Para karyawan dalam kelompok tersebut diukur menggunakan beberapa kriteria penilaian.
32
Jikalau pelaksana yang baik memperoleh skor yang berbeda dari pelaksana yang buruk atau sebuah karakteristik, maka variable tersebut berfaedah untuk memilih pelaksana yang baik. Begitu beberapa variable yang membedakan antara pelaksana-pelaksana yang baik dan buruk telah teridentifikasi, profil ideal dari karyawan yang berhasil bias dibuat. Misalnya, karyawan yang ideal mungkin memiliki kecerdasan ratarata, kepekaan social yang baik, kebutuhan rendah untuk mendominasi orang lain, dan tingkat kemampuan perencanaan yang tinggi. Dalam profile matching, pelamar kerja yang diangkat adalah pelamar yang paling mendekati profil ideal seorang karyawan yang berhasil.14
2.14
Contoh Studi Kasus Profile Matching Di Sekolah Maitreyawira, sekolah tersebut akan melakukan penyeleksian
guru terbaik, berikut adalah data-data pendukung penilaian penilaian guru.
2.14.1 Aspek-Aspek Penilaian Sistem pendukung keputusan tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga pengguna yang dalam hal ini adalah manajer bagian sumber daya manusia bisa menentukan aspek-aspek penilaian sendiri secara dinamis sehingga sistem pendukung keputusan tersebut bisa dipakai lebih luas.
14
Kusrini, M.Kom, Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2007, hlm. 53-67
33
Dalam kasus ini ada 3 aspek yang digunakan, yaitu : 1.
Aspek Performance a. Kepala Sekolah b. Wakil Kepala Sekolah c. Kaur Kurikulum d. Kaur Kesiswaan e. Kaur Humas dan Sapras
2.
Aspek Sikap Kerja a. Kepribadian b. Etika c. Moralitas d. Loyalitas e. Kedisiplinan f. Kreatif g. Inovatif h. Kerajinan i. Pekerja Keras j. Prestasi
3.
Aspek Administrasi a. Pendidikan Terakhir b. Jabatan c. Masa Kerja d. Absensi
34
Berikut adalah data nilai guru : Tabel 2.1 Data Nilai Guru No
Nama
Aspek Penilaian 1
2
3
4
5
1.
Karnasih
Performance
5
4
3
2
1
Sikap Kerja
5
4
3
2
1
Administrasi
4
3
2
2
Performance
5
4
3
5
4
Sikap Kerja
5
5
4
4
3
Administrasi
5
4
3
5
Performance
5
4
3
4
2
Sikap Kerja
5
3
4
2
2
Administrasi
5
5
4
3
2.
3.
Samin
Anwar
6
7
8
9
10
4
3
2
5
3
3
4
5
2
1
1
3
4
5
4
Berikut adalah standar kriteria yang diminta oleh perusahaan : Tabel 2.2 Standar Kriteria Guru Aspek Penilaian
1
2
3
4
5
Performance
4
5
2
1
2
Sikap Kerja
4
3
3
3
5
Administrasi
3
1
4
2
6
2
7
2
8
5
9
3
10
1
35
2.14.2 Pemetaan Gap Kompetensi Gap yang dimaksud disini adalah perbedaan profil kriteria (nilai standar perusahaan) dengan nilai guru atau dapat ditunjukkan dengan rumus yaitu : Gap = Nilai Guru – Profil Kriteria
Berikut contoh perhitungan gap untuk masing-masing aspek : 1.
Performance Tabel 2.3 Performance Guru
2.
Nama
1
2
3
4
5
Karnasih
5
4
3
2
1
Samin
5
4
3
5
4
Anwar
5
4
3
4
2
Nilai Profil
4
5
2
1
2
Karnasih
1
-1
1
1
-1
Samin
1
-1
1
4
2
Anwar
1
-1
1
3
0
Sikap Kerja Tabel 2.4 Sikap Kerja Guru
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Karnasih
5
4
3
2
1
4
3
2
5
3
Samin
5
5
4
4
3
3
4
5
2
1
Anwar
5
3
4
2
2
1
3
4
5
4
36
Nilai Profil
4
3
3
3
5
2
2
5
3
1
Karnasih
1
1
0
-1
-4
2
1
-3
2
2
Samin
1
2
1
1
-2
1
2
0
-1
0
Anwar
1
0
1
-1
-3
-1
1
-1
2
3
3.
Administrasi Tabel 2.5 Administrasi Guru Nama
1
2
3
4
Karnasih
4
3
2
2
Samin
5
4
3
5
Anwar
5
5
4
3
Nilai Profil
3
1
4
2
Karnasih
1
2
-2
0
Samin
2
3
-1
3
Anwar
2
4
0
1
2.14.3 Pembobotan Setelah diperoleh nilai gap pada masing-masing Guru, setiap profil Guru diberi bobot nilai dengan patokan tabel bobot nilai gap.
37
Tabel 2.6 Tabel Bobot Nilai Gap No
Selisih
Bobot Nilai
1
0
5
Keterangan Tidak ada selisih (Kompetensi sesuai dengan yang dibutuhkan) Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat
2
1
4,5 / level Kompetensi individu kekurangan 1
3
-1
4 tingkat / level Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat
4
2
3,5 / level Kompetensi individu kekurangan 2
5
-2
3
tingkat / level
Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat 6
3
2,5 / level Kompetensi individu kekurangan 3
7
-3
2 tingkat / level Kompetensi individu kelebihan 4 tingkat
8
4
1,5 / level Kompetensi individu kekurangan 4
9
-4
1 tingkat / level
38
1.
Nilai Bobot Aspek Performance Tabel 2.7 Nilai Bobot Aspek Performance Guru Nama
2.
1
2
3
4
5
Karnasih
4,5
4
4,5
4,5
4
Samin
4,5
4
4,5
1,5
3,5
Anwar
4,5
4
4,5
2,5
5
Nilai Bobot Aspek Sikap Kerja Tabel 2.8 Nilai Bobot Aspek Sikap Kerja Guru
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Karnasih
4,5
4,5
5
4
1
3,5
4,5
2
3,5
3,5
Samin
4,5
3,5
4,5
4,5
3
4,5
3,5
5
4
5
Anwar
4,5
5
4,5
4
2
4
4,5
4
3,5
2,5
3.
Nilai Bobot Aspek Administrasi Tabel 2.9 Nilai Bobot Aspek Administrasi Guru Nama
1
2
3
4
Karnasih
4,5
3,5
3
5
Samin
3,5
2,5
4
2,5
Anwar
3,5
1,5
5
4,5
39
2.14.4 Perhitungan dan Pengelompokkan Core dan Secondary Factor Setelah menentukan bobot nilai gap untuk ketiga aspek, setiap aspek dikelompokkan menjadi 2, yaitu kelompok core factor (faktor inti) dan secondary factor (faktor pendukung). Faktor inti penilaian 60% dan yang menjadi faktor inti adalah : Tabel 2.10 Core Factor (Faktor Inti) Guru Performance
1
Sikap Kerja
1
2
Administrasi
1
3
6
8
Faktor pendamping penilaiannya (Secondary Factor) 40% dan yang menjadi nilai pendamping adalah : Tabel 2.11 Secondary Factor (Faktor Pendukung) Guru Performance
2
3
4
5
Sikap Kerja
3
4
5
7
Administrasi
2
4
Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut: Rumus Core Factor (Faktor Inti) 𝑁𝐶𝐹 =
jumlah nilai core factor jumlah item core factor
9
10
40
Rumus Secondary Factor (Faktor Pendukung) 𝑁𝑆𝐹 =
jumlah nilai secondary factor jumlah item secondary factor
1. Aspek Performance Core Factor a. Karnasih 𝑁𝐶𝐹 =
4,5 = 4,5 1
b. Samin 𝑁𝐶𝐹 =
4,5 = 4,5 1
c. Anwar 𝑁𝐶𝐹 =
4,5 = 4,5 1
Secondary Factor a. Karnasih 𝑁𝑆𝐹 =
4 + 4,5 + 4,5 + 4 17 = = 4,25 4 4
b. Samin 𝑁𝑆𝐹 =
4 + 4,5 + 1,5 + 3,5 13,5 = = 3,375 4 4
c. Anwar 𝑁𝑆𝐹 =
4 + 4,5 + 2,5 + 5 16 = =4 4 4
41
2. Aspek Sikap Kerja Core Factor a. Karnasih 𝑁𝐶𝐹 =
4,5 + 4,5 + 3,5 + 2 14,5 = = 3,625 4 4
b. Samin 𝑁𝐶𝐹 =
4,5 + 3,5 + 4,5 + 5 17,5 = = 4,375 4 4
c. Anwar 𝑁𝐶𝐹 =
4,5 + 5 + 4 + 4 17,5 = = 4,375 4 4
Secondary Factor a. Karnasih 𝑁𝑆𝐹 =
5 + 4 + 1 + 4,5 + 3,5 + 3,5 21,5 = = 3,583 6 6
b. Samin 𝑁𝑆𝐹 =
4,5 + 4,5 + 3 + 3,5 + 4 + 5 24,5 = = 4,083 6 6
c. Anwar 𝑁𝑆𝐹 =
4,5 + 4 + 2 + 4,5 + 3,5 + 2,5 21 = = 3,5 6 6
3. Aspek Administrasi Core Factor a. Karnasih 𝑁𝐶𝐹 =
4,5 + 3 7,5 = = 3,75 2 2
42
b. Samin 𝑁𝐶𝐹 =
3,5 + 4 7,5 = = 3,75 2 2
c. Anwar 𝑁𝐶𝐹 =
3,5 + 5 8,5 = = 4,25 2 2
Secondary Factor a. Karnasih 𝑁𝑆𝐹 =
3,5 + 5 8,5 = = 4,25 2 2
b. Samin 𝑁𝑆𝐹 =
2,5 + 2,5 5 = = 2,5 2 2
c. Anwar 𝑁𝑆𝐹 =
1,5 + 4,5 6 = =3 2 2
2.14.5 Perhitungan Nilai Total Dari hasil perhitungan setiap aspek, berikutnya dihitung nilai total berdasarkan presentase dari core dan secondary factor yang diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja profil dan presentase persennya dapat ditentukan oleh pihak perusahaan. Dalam kasus ini, pihak perusahaan memiliki nilai 60% untuk faktor inti dan 40% adalah faktor pendukung. Adapun rumus menghitung nilai total adalah sebagai berikut : Nilai Aspek = (Nilai Persen Core Factor x NCF) + (Nilai Persen Secondary Factor x NSF)
43
1.
Aspek Performance Karnasih
: Ni
= (60% x 4,5) + (40% x 4,25) = 2,7 + 1,7 = 4,4
Samin
: Ni
= (60% x 4,5) + (40% x 3,375) = 2,7 + 1,35 = 4,05
Anwar
: Ni
= (60% x 4,5) + (40% x 4) = 2,7 + 1,6 = 4,3
2.
Aspek Sikap Kerja Karnasih
: Ni
= (60% x 3,625) + (40% x 3,583) = 2,175 + 1,4332 = 3,6082
Samin
: Ni
= (60% x 4,375) + (40% x 4,083) = 2,625 + 1,6332 = 4,2582
Anwar
: Ni
= (60% x 4,375) + (40% x 3,5) = 2,625 + 1,4 = 4,025
3.
Aspek Administrasi Karnasih
: Ni
= (60% x 3,75) + (40% x 4,25) = 2,25 + 1,7 = 3,95
Samin
: Ni
= (60% x 3,75) + (40% x 2,5) = 2,25 + 1 =3,25
Anwar
: Ni
= (60% x 4,25) + (40% x 3) = 2,55 + 1,2 = 3,75
44
2.14.6 Perhitungan Penentuan Ranking Hasil akhir dari proses profile matching adalah rangking dari Guru. Penentuan rangking mengacu pada hasil perhitungan tertentu tergantung berapa aspek yang diadakan. Rumus dari penentuan nilai rangking adalah : Ranking = (Nilai Ranking x Nilai Aspek1) + (Nilai Ranking x Nilai Aspek2) + (Nilai Ranking x Nilai Aspek3)
Dari contoh kasus ini nilai aspek yang diminta adalah Performance 25%, Sikap Kerja 35% dan Administrasi 40%. 1.
Karnasih Rangking = (25% x 4,4) + (35% x 3,6082) + (40% x 3,95) = 1,1 + 1,26287 + 1,58 = 3,94287
2.
Samin Rangking = (25% x 4,4) + (35% x 3,6082) + (40% x 3,95) = 1,0125 + 1,49037 + 1,3 = 3,80287
3.
Anwar Rangking = (25% x 4,4) + (35% x 3,6082) + (40% x 3,95) = 1,075 + 1,40875 + 1,5 = 3,98375
Maka dari aspek pehitungan yang telah dilakukan maka yang terpilih menjadi guru terbaik adalah Anwar.
45
2.15
Perangkat Lunak yang digunakan Software adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur
oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Sedangkan Database, adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Dalam
pembuatan
program
ini
penyusun
menggunakan
bahasa
pemrograman Borland Delphi 7.0 dan menggunakan XAMPP sebagai basis data program tersebut. 1.
Borland Delphi 7.0 Delphi merupakan sebuah peranti pengembangan aplikasi berbasis Windows yang dikeluarkan oleh Borland International. Perangkat lunak ini sangat terkenal di lingkungan pengembang aplikasi karena mudah untuk dipelajari dan dapat digunakan untuk menangani berbagai hal, dari aplikasi matematika, permainan (games), hingga database. Pada penanganan database, Delphi menyediakan fasilitas yang memungkinkan pemrogram dapat berinteraksi dengan database seperti dBase, Paradox, Oracle, MySQL, dan Access.15
15
Abdul Kadir, Pemrograman Database Dengan Delphi 7 Menggunakan Access Ado, Penerbit Andi, Yogyakarta, hlm.2
46
Gambar 2.3 Tampilan Borland Delphi 7.0 2.
XAMPP XAMPP adalah aplikasi web server instan yang dibutuhkan untuk
membangun aplikasi berbasis web. Fungsi XAMPP adalah sebagai server yang berdiri sendiri ( localhost ), yang terdiri atas program Apache, http server, MySQL, database, dan penterjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl. Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (X=Cross Platform), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam lisensi GNU ( General PublicLicense ) dan gratis. Dengan menginstal XAMPP, kita tidak perlu menginstal aplikasi server satu persatu karena di dalam XAMPP sudah terdapat : a) Apache 2.2.14 ( Ipv6 Enabled) + open SSL 0.9.8l
b) MySQL 5.1.41 + PBXT engine
c) PHP 5.3.1
47
d) PHPMyAdmin 3.2.4
e) Perl 5.10.1
f) Filezilla FTP Server 0.9.33. g) Mercury Mail Transport System 4.72.16
Gambar 2.4 Tampilan XAMPP
16
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20214/3/Chapter%20II.pdf
48
2.16
Sejarah Singkat Sekolah Maitreyawira Sekolah Maitreyawira berdiri pada tahun ajaran 2006 – 2007, terdiri dari 4
tingkatan yaitu : PG (Play Group), TK (Taman Kanak – kanak), SD (Sekolah Dasar), dan SMP (Sekolah Menengah Pertama), kemudian mendirikan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) pada tahun ajaran 2010 – 2011 dan SMA (Sekolah Menengah Atas) pada tahun ajaran 2012 – 2013. Sekolah Maitreyawira Tanjungpinang dikelola oleh Yayasan Bumi Maitri yang
diketuai oleh
Pdt.Sakuan S.Ag, yang terletak di pusat Kota Tanjungpinang yang berjarak lebih kurang 4 km dari pusat Kota Tanjungpinang yaitu di jalan Ir. Sutami no. 38. Sekolah Maitreya juga memiliki cabang di kota - kota lainnya seperti Batam, Pekanbaru, Selatpanjang, Medan dan Dumai.
2.16.1 Visi dan Misi SMP Maitreyawira Tanjungpinang Visi
: Berupaya mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan anak didik dengan mempraktekkan nilai – nilai hidup asali yang universal sehingga menjadi manusia yang sejati, bajik dan indah
Misi : 1. Mengabdikan diri untuk mengembangkan hati nurani, afeksi, kognisi anak didik. 2. Menggali dan mengembangkan bakat dan keterampilan anak didik secara proporsional sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
49
3. Melalui proses belajar mengajar membentuk kepribadian dan karakteristik yang kreatif, cerdas, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki moralitas.
2.16.2 Struktur Organisasi Sekolah Maitreyawira Tanjungpinang
Ketua YBM
Ketua BPH YBM
Kabag. Kerohanian, Etika & Moral
Kabag. Pengembangan dan Pengayaan
Kabag. Keuangan
Kabag. Administrasi dan Umum
Konseling
Sarana dan Prasarana
Kependidikan dan Akademis
Accounting
Administrasi
Etika dan Moral
SDM
Pemasaran
Kasir
Stok Perlengkapan Operasional dan Umum
Kerohanian
Kepala PG / TK
Kepala SD
Kepala SMP
Kepala SMK
Kepala SMA
Staf dan Karyawan
Staf dan Karyawan
Staf dan Karyawan
Staf dan Karyawan
Staf dan Karyawan
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Sekolah Maitreyawira Tanjungpinang
2.16.3 Fungsi dan Tugas Pengelola Sekolah Maitreyawira Tanjungpinang a. Ketua Yayasan Bumi Maitri Ketua yayasan berfungsi menyediakan sarana dan prasaran a sekolah yang dibutuhkan.
50
b. Ketua Badan Pelaksana Harian Ketua berfungsi sebagai Pemimpin Administrator dan Supervisor. 1). Ketua selaku pimpinan mempunyai tugas : a). Menyusun perencanaan. b). Mengorganisasikan kegiatan. c). Mengarahkan kegiatan. d). Mengkoordinasikan kegiatan. e). Melaksanakan pengawasan. f). Melakukan evaluasi terhadap kegiatan. g). Menentukan kebijaksanaan. i). Mengambil keputusan. j). Mengatur proses kegiatan kerja. k). Mengatur administrasi Tata usaha yayasan, Kepegawaian, Sarana dan Prasarana serta Keuangan. l). Mengatur
hubungan
Yayasan
dengan
masyarakat,
pemerintahan, swasta, Komite Sekolah dan pihak-pihak terkait lainnya. m).Evaluasi Kinerja staf dan pegawai yayasan beserta para kepala sekolah dan wakilnya.
instansi
51
2). Ketua selaku administrator bertugas menyelenggarakan administrasi : a.) Perencanaan. b.) Pengorganisasian. c.) Pengarahan. d.) Pengkoordinasian. e.) Pengawasan. f.) Kurikulum. g.) Kantor. h.) Kepegawaian. i.) Perlengkapan. j.) Keuangan.
3). Ketua selaku supervisor bertugas menyelenggarakan supervise mengenai : a). Kegiatan rutinitas yayasan. b). Kegiatan bimbingan dan penyuluhan / bimbingan karier. c). Kegiatan ekstrakurikuler. d). Kegiatan ketatausahaan. e). Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan dunia usaha. f). Kegiatan kerjasama dengan instansi pemerintahan.
52
Dalam melaksanakan tugasnya Ketua dapat mendelegasikan tugasnya kepada kabag-kabag yang terlampir pada surat keputusan diatas sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
c. Kepala Bagian Kepala Bagian mempunyai tugas membantu ketua dalam kegiatankegiatan sebagai berikut : 1.
Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan program pelaksanaan.
2.
Pengorganisasian.
3.
Pengarahan.
4.
Ketenagaan.
5.
Pengkoordinasian.
6.
Pengawasan.
7.
Penilaian.
8.
Identifikasi dan pengumpulan.
9.
Penyusunan laporan.
Kepala Bagian di dalam organisasi BPH berjumlah empat orang. Kepala Bagian membantu Ketua di dalam urusan–urusan sebagai berikut : 1. Bagian Administrasi dan Umum a. Menyusun Program Tata Usaha yayasan. b. Pengurusan administrasi Pegawai dan Staf.
53
c. Penyusunan dan penyajian data statistik yayasan. d. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan secara berkala. e. Mutasi pegawai. f. Daftar Gaji dan Honor. g. Laporan Bulanan. h. Inventarisasi. i. Bertanggung jawab terhadap persediaan stock. j. Bertanggung jawab terhadap perlengkapan yg direquest masingmasing admin pertingkat.
2. Bagian Keuangan a. Membuat pembukuan. b. Membuat program keuangan yayasan. c. Laporan keuangan. d. Urusan SPP.
3. Bagian Pengembangan dan Pengayaan a. Menyusun program pengembangan dan pengayaan kependidikan dan Akademis Sekolah. b. Menyusun program pengembangan dan pengayaan SDM. c. Menyusun program pengembangan dan pengayaan Sarana dan Prasarana.
54
d. Menyusun program pemasaran. e. Membina dan melaksanakan koordinasi Kegiatan pengmbangan dan Pengayaan. f. Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan calon siswa penerima beasiswa. g. Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan di luar sekolah. h. Mengatur mutasi guru, staf dan pegawai. i. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala.
4. Bagian Kerohanian, Etika dan Moralitas : a. Menyusun program jadwal pembinaan staf, pegawai dan siswa. b. Menyusun pembagian tugas pelaksanaan pembinaan dan pelatihan. c. Menyusun program kegiatan Hari Besar Agama. d. Menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler kerohanian. e. Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan satuan pelajaran. f. Menyusun laporan pelaksanaan pelajaran ( B. Etika & Konseling). g. Membuat Laporan Tahunan.
d. Kepala Sekolah Kepala Sekolah di dalam organisasi BPH berjumlah lima orang. Masingmaising adalah Kepala PAUD, TK, SD, SMP dan SMK yang bertanggung
55
jawab langsung kepada ketua BPH. Adapun tugas & tanggung jawab tersebut adalah : 1.
Membuat Program kerja Sekolah.
2.
Membuat dan Mengusulkan RAPBS.
3.
Membuat proposal pengajuan untuk mengadakan acara/Kegiatan.
4.
Membentuk panitia dan SK bersama dalam kegiatan/Acara.
5.
Membuat laporan berkala (bulanan, Semesteran dan tahunan).
6.
Membuat
laporan
kegiatan
(PSB,
Perlombaan,
Ujian
Semester,Pelatihan). 7.
Mengajukan penambahan pegawai.
8.
Mengajukan Sarana dan Prasarana.
9.
Menghadiri rapat yayasan .
10. Mengisi DPK/BP Karyawan. 11. Melaporkan inventarisasi .
e. Staf dan Pegawai Staf dan Pegawai bertanggung jawab kepada Ketua Badan Pelaksana Harian dan masing-masing kepala bagian yang mempunyai tugas, melaksanakan tugas dan kewajiban secara efektif dan efisien.