BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Minat Belajar a. Pengertian Minat Belajar Salah satu factor utama untuk mencapai kesuksesan dalam segala bidang, baik berupa studi, kerja, hobi, atau aktivitas apapun adalah minat. Hal ini karena dengan tumbuhnya minat dalam diri seseorang akan mzgelahirkan perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun dalam jangka waktu yang lama, lebih berkonsentrasim, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan dengan apa yang dipelajari. Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.” Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Sedangkan pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard yang dikutip oleh Slameto menyatakan “Interest is persisting tendency to pay attention to end enjoy some activity and content.” Sardiman A. M. berpendapat bahwa “minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhankebutuhannya sendiri.” Sedangkan menurut I. L. Pasaribu dan Simanjuntak mengartikan minat sebagai “suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang menariknya.” Selanjutnya menurut Zakiah Daradjat, dkk., mengartikan minat adalah “kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi orang.” Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikutip di atas dapat disimpulkan bahwa, minat adalah
12
13
kecenderungan seseorang terhadap obyek atau sesuatu kegiatan yang digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian, dan keaktifan berbuat. Belajar menurut bahasa adalah “usaha (berlatih) dan sebagai upaya mendapatkan kepandaian”.6 Sedangkan menurut istilah yang dipaparkan oleh beberapa ahli, di antaranya oleh Ahmad Fauzi yang mengemukakan belajar adalah “Suatu proses di mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (atau rangsang) yang terjadi”. Kemudian Slameto mengemukakan pendapat dari Gronback yang mengatakan “Learning is show by a behavior as a result of experience”. Selanjutnya Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati mengartikan “belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya”. Nana Sudjana mengatakan “belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.” Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu dari hasil pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah laku tersebut, baik dalam aspek pengetahuannya (kognitif), keterampilannya (psikomotor), maupun sikapnya (afektif). Dari pengertian minat dan pengertian belajar seperti yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
14
Beberapa
ahli
telah
mencoba
mengklasifikasikan
minat
berdasarkan pendekatan yang berbeda satu sama lain, sehingga minat dapat dikategorikan sebagai berikut: Menurut
Super
dan
Krites
(Dewi
Suhartini,
2001:25)
mengklasifikasikan minat menjadi empat jenis berdasarkan bentuk pengekspresian dari minat: 1) Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang menunjukkan apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau aktivitas. 2) Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada suatu kegiatan tertentu. 3) Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau ketrampilan dalam suatu kegiatan. 4) Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan. Menurut Mohammad Surya (2007:122) menggolongkan minat menjadi tiga sjenis berdasarkan sebab-musabab atau alas an timbulnya minat: 1) Minat Volunter adalah minat yang timbul dari siswa tanpa adanya pengaruh dari luar. 2) Minat Involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa dengan adanya pengaruhnya situasi yang diciptakan oleh guru. 3) Minat Nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa secara paksa atau dihapuskan. Kemudian Krapp, et al (dalam Dewi Suhartini, 2001:23) mencoba mengkategorikan minat menjadi tiga yaitu: 1) Minat personal 2) Minat situasional 3) Minat psikologikal
15
Pada umumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diexspresikan melalui kegiatan kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Sehingga untuk mengetahui indicator minat dapat dilihat dengan cara menganalisis kegiatan yang dilakukan individu atau objek yang disenanginya, karena minat merupakan motif yang dipelajari yang mendorong individu untuk aktif dalam kegiatan tertentu. Menurut Sukartini (Dewi Suhartini. 2001:26) analisa minat dapat dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut: 1) Keinginan untuk mengetahui memiliki sesuatu 2) Objek-objek atau kegiatan yang disenangi 3) Jenis kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi 4) Usaha untuk menghasilkan keinginan atau rasa senang terhadap sesuatu. Selain itu menurut Syaiful Bahri Djamarah (2003:132) mengungkapkan bahwa minat dapat diekpresikan anak didik melalui: 1) Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya 2) Partisipasi dalam aktiff dalam suatu kegiatan 3) Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fakous) Dari kedua pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa dapat dilihat dari bagaimana minatnya dalam melakukan aktivitas yang mereka senangi dan ikut terlibat atau berpartisipasi dalam proses pembelajaran serta perhatian yang mereka berikan. Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Elizabeth B. Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan anak sebagaimana yang ditulis oleh Abdul Wahid sebagai berikut:
16
1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh anak yang berminat pada olah raga maka citacitanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya maka cita-citanya menjadi dokter. 2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan. 3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas. Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat mereka. 4) Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan. Minat menjadi guru yang telah membentuk sejak kecil sebagai misal akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh sukarela. Dan apabila minat ini tidak terwujud maka bisa menjadi obsesi yang akan dibawa sampai mati. Dalam hubungannya dengan pemusatan perhatian, minat mempunyai peranan dalam “melahirkan perhatian yang serta merta, memudahkan terciptanya pemusatan perhatian, dan mencegah gangguan perhatian dari luar.” Oleh karena itu minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaikbaiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bila bahan
17
pelajaran itu menarik minat siswa, maka ia akan mudah dipelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga menambah kegiatan belajar. Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran. mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Oleh sebab itu untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar seorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong ia untuk terus belajar. 2. Media Pembelajaran a. Definisi Media Pembelajaran Arsyad (2007:6) menyatakan bahwa media pembelajaran mempunyai beberapa istilah diantaranya alat pandang dengar, bahan pengajaran (instructional material), komunikasi pandang dengar (audio visual communication), pendidikan alat peraga pandang (visual education), teknologi pendidikan (educational technology), alat peraga dan
alat
penjelas.
Istilah-istilah
yang beragam
tentang media
pembelajaran menunjukkan beragamnya definisi dan batasan media pembelajaran. Beberapa ciri utama media pembelajaran diantaranya merupakan media fisik atau non fisik, karakter utamanya pada bentuk visual audio, sebagai alat bantu pada proses belajar mengajar dan berperan dalam kerangka komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran serta dapat digunakan secara masal, kelompok besar, kelompok kecil dan perorangan. Menurut Gerlach dan Ely yang diterjemahakan Azhar Arsyad (2007:3 ) mengatakan bahwa : Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi,atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah adalah media. Secara khusus, media dalam proses belajar mengajar
18
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium dari bahasa Latin. Medium dapat didefinisikan sebagai tengah, perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Dalam bahasa Arab, media diartikan sebagai perantara atau pengirim pesan kepada penerima pesan (Arsyad, 2007:3). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi.
Proses
pembelajaran
komunikasi,
guru
(komunikator),
mengandung bahan
lima
komponen
pembelajaran,
media
pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh – pengaruh psikologi terhadap siswa. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Menurut Sadiman (2006:6), “Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/ AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.” Gagne dan Briggs menyatakan media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Media sebagai suatu komponen sumber belajar atau sebagai wahana fisik dan non-fisik yang mengandung materi instruksional di
19
lingkungan siswa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar. (Arsyad, 2007:4) Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diungkapkan. Jadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) baik fisik maupun non-fisik, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar. b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Akan tetapi, secara umum fungsi media pembelajaran, diantaranya sebagai berikut: 1) Fungsi atensi Media dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna yang ditampilkan dalam materi pelajaran. 2) Fungsi afektif Fungsi media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa/mahasiswa ketika proses belajar mengajar berlangsung. 3) Fungsi kognitif Media dapat mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. 4) Fungsi kompensatoris Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian konteks untuk memahami teks, membantu siswa yang lemah dalam membaca, untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
20
5) Fungsi Psikomotoris Fungsi ini diberikan dengan maksud untuk menggerakkan siswa melakukan suatu kegiatan, terutama yang berkenaan dengan hafalan-hafalan. 6) Fungsi Evaluasi Fungsi evaluasi dimaksudkan agar segala kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanaka dapat dilakukan penilaian kemampuan siswa dalam merespon pembelajaran.(Arsyad,2002:27) Secara umum manfaat media pembelajaran ialah untuk memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan belajar mengajar lebih optimal, efektif, dan efisien. Sedangkan secara lebih spesifik manfaat media pembelajaran menurut beberapa pendapat pakar adalah: 1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan. Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada. 2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan. 3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah. 4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga. Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
21
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh 6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru. Perlu disadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah. 7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. 8) Media dapat mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain sebagainya. (Arsyad, 2002 : 25) c. Prinsip Pengembangan Media Pembelajaran Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat karakteristik media yang bersangkutan. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media. 1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
22
2) Tepat untuk mendukung isi dari pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip/hukum, dan generalisasi. 3) Praktis, luwes, dan bertahan. 4) Guru terampil menggunakannya. 5) Pengelompokan sasaran. 6) Mutu teknis (Arsyad, 2007:75). Menurut Arief (2009:99-180) urutan dalam mengembangkan media pembelajaran dapat dirangkum sebagai berikut: 1) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa Sebagai perancang program media maka harus mengetahui pengetahuan atau keterampilan awal siswa. Suatu progrm media akan dikatakan terlalu mudah jika siswa tersebut memiliki sebagian besar pengetahuan / keterampilan yang disajikan program media tersebut. Sebaliknya program akan dipandang terlalu sulit apabila siswa belum memiliki keterampilan/ pengetahuan prasyarat yang diperlukan siswa sebelum menggunakan program media tersebut. 2) Merumuskan tujuan instruksional dengan operasional dan khas Untuk dapat menentukan tujuan instruksional dengan baik ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan: a)
Tujuan instruksional harus berorientasi pada siswa bukan pada guru.
b) Tujuan harus dinyatakan dengan kata kerja. 3) Merumuskan butir – butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan. Untuk dapat mengembangkan bahan instruksional yang mendukung tercapainya tujuan, tujuan yang telah dirumuskan tadi harus dianalisis lebih lanjut. 4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan Alat pengukur keberhasilan siswa ini perlu dirancang dengan seksama sebaiknya dikembangkan sebelum naskah program
23
media ditulis atau sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Alat ini dapat berupa tes, penugasan, ataupun daftar cek perilaku. 5) Menulis naskah media Pada tahap ini pokok – pokok materi instruksional yang telah diuraikan pada bab terdahuluperlu diuraikan lebih lanjut untuk kemudian disajikan kepada siswa. 6) Mengadakan tes dan revisi Ada dua bentuk pengujicobaan media yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. d. Evaluasi Media Pembelajaran Media apapun yang dibuat, seperti media visual, audio, maupun audio-visual perlu dinilai terlebih dahulu sebelum dipakai secara luas. Penilaian atau evaluasi dimaksudkan untuk apakah media yang dibuat dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Agar media yang dibuat memberikan hasil yang baik maka perlu diuji cobakan ke sasaran (siswa). Evaluasi media pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan diskusi kelas atau diskusi kelompok, wawancara, dan observasi. Secara singkat, Walker dan Hess (dalam Arsyad, 2007: 175-176) menyebutkan tiga kriteria utama dalam mereview media pembelajaran (perangkat lunak) yakni kualitas isi dan tujuan, kualitas instruksional, dan kualitas teknis. 1)
Kualitas isi dan tujuan berkaitan dengan ketepatan, kepentingan, kelengkapan, keseimbangan, minat/perhatian, keadilan, kesesuaian dengan situasi siswa.
2)
Kualitas instruksional berkaitan dengan pemberian kesempatan belajar dan dan bantuan belajar kepada siswa, kualitas memotivasi, fleksibilitas instruksional, hubungan dengan program pembelajaran lainnya, kualitas sosial interaksi instruksional, kualitas tes dan penilaian, dapat memberi dampak kepada siswa, dapat memberi dampak bagi guru dan pembelajarannya.
24
3)
Kualitas teknis berkaitan dengan keterbacaan, mudah digunakan, kualitas tampilan/tayangan, kualitas penanganan jawaban, kualitas pengelolaan program dan kualitas pendokumentasian. Dari hasil evaluasi dapat dipastikan kebenaran efektivitas dan
efisiensi media yang dikembangkan. Aspek dan kriteria penilaian media pembelajaran menurut Romi Satrio Wahono (2006) yaitu: 1)
Aspek Rekayasa Perangkat Lunak a)
Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media pembelajaran
b)
Reliable (handal)
c)
Maintainable (dapat dipelihara / dikelola dengan mudah)
d)
Usabilitas
(mudah
digunakan
dan
sederhana
dalam
pengoperasiannya) e)
Ketepatan pemilihan jenis aplikasi / software / tool untuk pengembangan
f)
Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi / dijalankan di berbagai hardware dan software yang ada)
g)
Pemaketan program media pembelajaran terpadu dan mudah dalam eksekusi
h)
Dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap meliputi: petunjuk instalasi (jelas, singkat, lengkap), trouble shooting (jelas, terstruktur, dan antisipatif), desain program (jelas, menggambarkan alur kerja program)
i)
Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran lain)
2)
Aspek Desain Pembelajaran a)
Kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis)
b)
Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum
c)
Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran
d)
Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran
25
3)
e)
Interaktivitas
f)
Pemberian motivasi belajar
g)
Kontekstualitas dan aktualitas
h)
Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar
i)
Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran
j)
Kedalaman materi
k)
Kemudahan untuk dipahami
l)
Sistematis, runut, alur logika jelas
m)
Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, latihan
n)
Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran
o)
Ketepatan dan ketetapan alat evaluasi
p)
Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi
Aspek Komunikasi Visual a)
Komunikatif; sesuai dengan pesan dan dapat diterima/sejalan dengan keinginan sasaran
b)
Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan
c)
Sederhana dan memikat
d)
Audio (narasi, sound effect, backsound,musik)
e)
Visual (layout design, typography, warna)
f)
Media bergerak (animasi, movie)
g)
Layout Interactive (ikon navigasi)
3. Internet Sebagai Media Pembelajaran Penggunaan internet untuk keperluan pendidikan semakin meluas, sebab dengan media internet dimungkinkan diselenggarakannya proses pembelajaran yang lebih efektif. Hal itu dapat terjadi karena sifat dan karakteristik Internet yang cukup khas, sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain yang telah dipergunakan sebelumnya. Sebagaimana media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses pembelajaran di sekolah, internet harus mampu memberikan dukungan bagi tereselenggarakannya proses komunikasi interaktif antara pengajar
26
dengan pembelajar sebagaimana yang dipersyaratkan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kondisi yang harus mampu didukung oleh internet tersebut terutama berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan. Dengan demikian, strategi pembelajaran yang meliputi pengajaran, diskusi, membaca, penugasan, presentasi, dan evaluasi. Secara umum keterlaksanakannya tergantung dari satu atau lebih dari tiga model dasar dialog atau komunikasi, sebagai berikut (Boettcher, 1999:23) a. Dialog atau komunikasi antara pengajar dengan pembelajar b. Dialog atau komunikasi antara pembelajara dengan sumber belajar c. Dialog atau komunikasi diantara pembelajar Dari sini, terlihat bahwa internet mampu dan dapat digunakan dalam seting pembelajaran di sekolah, karena memiliki karakteristik yang khas yaitu: a. Sebagai media interpersonal dan juga sebagai media massa yang memungkinkan terjadinya komunikasi one-to-one maupun one-to-many b. Memiliki sifat interaktif c. Memungkinkan terjadinya komunikasi secara sinkron maupun tertunda, sehingga terselenggaranya ketiga jenis dialog komunikasi yang merupakan syarat terselenggaranya suatu proses pembelajaran. d. Memiliki kemampuan untuk memfasilitasi kegiatan diskusi dan kolaborasi olah sekelompok orang bahkan kemampuannya untuk menyelenggarakan komunikasi tatap muka. e. Memungkinkan pengguna internet dapat berkomunikasi secara audiovisual sehingga dimungkinkan pula terselenggaranya komunikasi verbal maupun non verbal secara real-time. Untuk memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran dalam di sekolah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan penanganan serius agar pemanfaatan internet untuk pembelajaran dapat berhasil secara efektif dan efisien, yaitu: a. Faktor lingkungan, meliputi institusi penyelenggara pendidikan dan masayarakat.
27
b. Pembelajar meliputi usia, latar belakang, budaya, penguasaan bahasa dan berbagai gaya belajar. c. Pengajar meliputi latar belakang, usia, gaya mengajar, pengalaman dan personalnya. d. Factor teknologi meliputi, computer, perangkat lunak, jaringan, koneksi ke internet dan berbagai kemampuan yang dibutuhkan berkaitan dengan penerapan internet di lingkungan sekolah. Selain itu pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran dalam seting pembelajaran di sekolah, perlu dipersiapakan fasilitas dan sumber daya manusia, yaitu kesiapan pengajar, pembelajar, kebutuhan hardware dan software, dan dukungan teknik dan bentuk pemanfaatan 4. Blog Sebagai Media Pemebelajaran Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah yang pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Jorn Barger (1997) menyebut kelompok website pribadi yang selalu diupdate secara kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri. Secara garis besar, Weblog dapat dirangkum sebagai kumpulan website pribadi yang memungkinkan para pembuatnya menampilkan berbagai jenis isi pada web dengan mudah, seperti karya tulis, kumpulan link internet, dokumen-dokumen(file-file Word,PDF,dll), gambar ataupun multimedia. Blog merupakan salah satu layanan pada internet yang serupa dengan catatan harian (Rouf dan Supyan, 2005). Pembelajaran berbasis ICT (Information
Technologi
and
Communication)
ternyata
dapat
mengembangkan dan memperkaya meteri yang akan dipelajari (NTCM, 2008). ICT untuk keperluan pendidikan ternyata memberikan dapak positif terhadap hasil belajar peserta didik, salah satunya adalah blog (Bagus, 2008) Blog kemudian juga menjadi Diary Online yang berada di Internet. Satu-satunya hal yang membedakan Blog dari Diary atau Jurnal yang biasa kita miliki adalah bahwa Blog dibuat untuk dibaca orang lain.
28
Sudah bukan rahasia lagi kalau blog saat ini semakin digemari oleh masyarakat, dari kalangan terpelajar, eksekutif bahkan masyarakat biasa. Untuk memiliki blog sangat mudah dan murah, bahkan gratis. Banyak blogblog gratis yang disediakan di internet, antara lain: wordpress.com, blogspot.com, weblog.com, multiply.com, co,cc, dll. Untuk membuat dan mengelolanya-pun sangat mudah. Hanya dengan waktu 15-30 menit para calon blogger dipastikan memiliki blog dan dapat mengelolanya sesuai keinginan. Pesatnya perkembangan blog di Indonesia tentunya menjadi inpirasi baru bagi para penggiat pendidikan khususnya guru. Banyak guru yang sudah memanfaatkan media ini sebagai media dan pusat belajar di sekolah. Hal ini cukup efektif karena jumlah pengguna internet di Indonesia cukup signifikan, dan mayoritas digunakan oleh para pelajar. Jika teknologi dapat di adaptasi menjadi media dan sumber belajar, tentunya akan sangat membantu guru dan para siswa dalam mengajar dan belajar di sekolah. Ada beberapa manfaat Blog sebagai media dan sumber belajar di sekolah, antara lain: a. Blog dapat diakses oleh siapapun di belahan dunia. Dengan blog, guru bisa berbagi (sharing) materi pelajaran tidak hanya untuk siswanya tap juga setiap orang orang yang membutuhkan pemikiran kita dimanapun mereka berada (unlimited acces), dengan mudah dan murah; b. Blog sebagai rumah belajar dan berbagi guru. Artinya, kreatifitas dan kegemaran guru dapat disalurkan melalui blog, seperi kreatifitas dalam menulis, maupun karya-karya lainnya. Karena media cetak cukup terbatas untuk memuat tulisan-tulisan kita, blog dapat menjadi penyaluran kreatifitas menulis, karena bisa langsung publish tanpa editing. c. Blog dapat meringankan tugas dan beban guru dalam mengajar. Blog akan sangat memudahkan tugas guru, karena segalanya dapat dimasukkan ke dalam blog dan siswa dengan mudah mengunduhnya. Tentunya cara tersebut dapat menghemat waktu, tenaga, biaya, dll. d. Blog dapat menjadi media silaturrahmi. Karena Blog dapat di akses oleh siapapun di seluruh dunia, tentunya akan mejadi sarana untuk
29
bertemu secara tidak langsung dan dapat menjalin komunikasi satu sama lain. e. Blog dapat menjadi sarana aktualisasi diri. Dengan blog, kita akan lebih kreatif karena memiliki saran dan wadah menyalurkannya. f. Blog bisa menjadi sarana dakwah. Dengan blog, bagi kita yang tidak punya waktu untuk menyampaikan dakwah, dapat memanfaatkan blog sebagi media untuk berdakwah. Selain
manfaat
diatas,
sebagaimana
dikutip,
ada
beberapa
keuntungan lain dari Blog khususnya untuk para pelajar, antara lain: a. Mendorong siswa untuk selalu mendokumentasikan apa yang ada di dalam pikiran mereka, termasuk di antaranya adalah pengetahuan, pengalaman, perasaan, pendapat, dan lain-lain, dengan metode yang paling sesuai dengan kepribadian masing-masing, apakah itu lewat tulisan, gambar, suara, atau video. Hal ini, selain berguna sebagai ajang latihan mengungkapkan
ide-ide
yang
terpendam,
juga
berguna
untuk
penghematan biaya dalam hal publikasi gagasan karena dengan media blog, sebuah gagasan tidak perlu dimuat dalam ribuan lembar kertas agar dapat terpublikasi secara luas. Setiap buah pikiran yang berhasil mereka dokumentasikan, sebaiknya diberi apresiasi agar mereka juga semakin terpacu untuk mendokumentasikan pengetahuan yang mereka punya. Apresiasi tersebut tidak harus berupa materi, tapi bisa juga berupa tanggapan, pengakuan, pujian, dan bahkan kritikan atas apa yang mereka berhasil dokumentasikan. b. Menggantikan kelas-kelas diskusi yang selama ini selalu terbatas pada waktu dan sebuah ruangan fisik, sehingga proses pembelajaran pun dapat diselenggarakan dengan lebih fleksibel. c. Cara yang efektif untuk meningkatkan minat belajar para siswanya. Misalnya seorang guru memposting suatu permasalahan atau materi pelajaran yang disusun dalam suatu bahasa yang formal tetapi lebih santai. Para siswanya kemudian bisa blogwalking ke blog tersebut dan kegiatan belajar mengajar pun bisa menjadi lebih menyenangkan. Materi pelajaran
30
yang diposting melalui media blog bisa menjadi sebuah konten hebat yang bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan; d. Memperkenalkan teknologi internet di kalangan pelajar dan pengajar, juga bisa menjadi terobosan baru di dunia pendidikan. So, tunggu apa lagi, teknologi yang semakin canggih ini asal dimanfaatkan semaksimal mungkin, diharapkan dapat menghasilkan suatu perubahan besar, tidak hanya di bidang pendidikan, bahkan mencakup semua bidang 5. Pembelajaran Billingual Secara harfiah, kata bilingual berarti dwi bahasa atau dua bahasa. Pembelajaran bilingual adalah pembelajaran yang menggunakan dua bahasa sebagai media pengantar pembelajaran. Pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris (bilingual) adalah pembelajaran yang materi pembelajaran, proses belajar mengajar, dan penilaiannya disampaikan dalam bahasa Inggris. Jadi, pendekatan pembelajaran bilingual, yakni jalan yang digunakan oleh guru untuk menciptakan suasana yang memungkinkan siswa belajar dengan menggunakan pengantar dua bahasa. Di
Indonesia,
pendidikan
bilingual
diimplementasikan
melalui
pengembangan sekolah bertaraf internasional. Pengembangan sekolah bertaraf internasional bertujuan untuk menyiapkan individu yang nasionalis dan berwawasan global. Proses pembelajaran ini harus mampu menghasilkan lulusan yang berkepribadian Indonesia tetapi memiliki kemampuan bertaraf internasional. Seiring dengan perkembangan teknologi transportasi, teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technologi/ICT) yang mengakibatkan mobilitas perpindahan manusia lintas negara, transfer pengetahuan, komunikasi antar manusia di dunia, dan bahkan munculnya persaingan antar bangsa, maka penguasaan bahasa selain bahasa ibu, yaitu Bahasa Internasional seperti Bahasa Inggris menjadi tuntutan yang mendesak (Sofianita, 2012). Sebagai kecenderungan baru, program dua bahasa di Indonesia menghadapi banyak tantangan dan sekolah harus bekerja keras mencari teknik dan metode pelaksanaan yang terbaik. Namun hal itu layak
31
dilakukan karena banyaknya keuntungan bagi siswa yang menguasai dua bahasa. Sering dikampanyekan oleh sekolah, menguasai bahasa internasional tidak dipungkiri akan memberi kesempatan lebih luas dalam dunia global (Cloud, Genesee, & Hamayan, 2000). Menurut Itje Chodijah, seorang konsultan pendidikan khusus pembelajaran Bahasa Inggris untuk anak-anak mengatakan bahwa, sekolah bilingual adalah sekolah yang seharusnya mampu membangun komunitas berbahasa Inggris secara nature di lingkungan sekolahnya dan bukan sekedar menyampaikan beberapa pelajaran dalam dua bahasa. Sekolah bilingual dapat memenuhi kebutuhan kualitas pengajaran Bahasa Inggris yang baik, jika komunitas bilingual itu tercipta. Selain itu SBSI juga berlandaskan Hukum kepada UU Sisdiknas Pasal 50 Ayat 3, yakni: Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional dan Kebijakan Pokok Pembangunan Pendidikan Nasional dalam Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009, yaitu: 1) Pemerataan dan Perluasan Akses; 2) Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing. Manfaat pembelajaran bilingual telah diteliti mampu menunda gejala demensia (penurunan fungsi otak), terutama penyakit Alzheimer, bagi orangorang yang telah hidup dengan dua bahasa (Bialystok, 2011: 4) Menurut Hurlock (1993) dalam Kurniawan (2011), dwibahasa (bilingualisme) adalah kemampuan menggunakan dua bahasa. Kemampuan ini tidak hanya dalam berbicara dan menulis tetapi juga kemampuan memahami apa yang dikomunikasikan orang lain secara lisan dan tertulis. Adapun beberapa jenis pembagian kedwibahasaan/bilingualisme berdasarkan tipologi kedwibahasaan/bilingualism menurut Chaer dan Agustina (Nusavinotti, 2012:1), yaitu : a. Kedwibahasaan/bilingualisme Majemuk (compound bilingualism) Kedwibahasaan/bilingualisme
yang
menunjukkan
bahwa
kemampuan berbahasa salah satu bahasa lebih baik dari pada
32
kemampuan berbahasa bahasa yang lain. Kedwibahasaan/bilingualisme ini didasarkan pada kaitan antara bahasa ibu dengan bahasa kedua yang dikuasai oleh dwibahasawan. Kedua bahasa dikuasai oleh dwibahasawan tetapi berdiri sendiri-dendiri. b. Kedwibahasaan/bilingualisme Koordinatif / sejajar. Kedwibahasaan/bilingualisme
yang
menunjukkan
bahwa
pemakaian dua bahasa sama-sama baik oleh seorang individu. Kedwibahasaan/bilingualisme
seimbang
dikaitkan
dengan
taraf
penguasaan bahasa ibu dan bahasa kedua. Orang yang sama mahirnya dalam dua bahasa. c. Kedwibahasaan/bilingualisme Sub-ordinatif (kompleks) Kedwibahasaan/bilingualisme
yang
menunjukkan
bahwa
seorang individu pada saat memakai bahasa ibu sering memasukkan bahasa
kedua
atau
sebaliknya.
kedwibahasaan/bilingualisme
ini
dihubungkan dengan situasi yang dihadapi bahasa ibu. adalah sekelompok kecil yang dikelilingi dan didominasi oleh masyarakat suatu bahasa yang besar sehinga masyarakat kecil ini dimungkinkan dapat kehilangan bahasa ibunya. Hal lain yang perlu berhubungan dengan kedwibahasaan adalah prinsip bilingual teaching (Kurniawan, 2011) , yang meliputi : a. Penggunaan bilingual dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sehingga dapat berkomunikasi dengan menggunakan dua bahasa yang dipelajari atau bahasa yang biasa digunakan oleh orang dilingkungannya. b. Penggunaan bilingual membantu seseorang mengenal budaya asing, karena setiap bahasa berjalan dengan sistem perilaku dan budaya yang berbeda. Dengan mengenal bahasa, seseorang dapat mengenal budaya dari bahasa tersebut, juga menumbuhkan sikap toleransi terhadap orang lain yang memiliki budaya berbeda. c. Penggunaan bilingual mengembangkan kemampuan berpikir seseorang menjadi kreatif dan memiliki dua atau lebih kata-kata untuk setiap obyek
33
dan ide, juga membuat seseorang lebih hati-hati dalam berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda bahasa. d. Penggunaan bilingual dapat menumbuhkan dan menaikkan rasa percaya diri pada seseorang, karena dengan menguasai dua bahasa seseorang lebih berani untuk berkomunikasi dan tetap merasa aman dalam lingkungan yang menggunakan duabahasa yang dipahami olehnya. e. Penggunaan bilingual akan memudahkan seseorang mempelajari bahasa yang ketiga, ketika orang itu sudah menguasai dua bahasa. 6. Cahaya a. Pengertian Cahaya Cahaya
adalah
gelombang
elektromagnetik
yang
dapat
merambat dalam ruang hampa udara dengan kecepatan rambat cahaya 3 × 10 m/s. Berdasarkan sifat cahaya sebagai partikel, cahaya akan merambat lurus dari suatu tempat ke ternpat lain dalam medium yang
sama. Benda-benda di sekeliling kita terlihat karena benda-benda tersebut dapat memancarkan cahaya sendiri atau adanya cahaya yang mengenai benda tersebut, lalu cahaya tersebut dipantulkan oleh benda. Cahaya pantul tersebut kemudian diterima oleh mata kita. Dengan demikian, tanpa adanya cahaya yang mengenai benda, kita tidak akan dapat melihat benda tersebut. Cahaya timbul karena ada sumber cahaya yang memancarkan cahaya tersebut. Setiap benda yang dapat memancarkan cahaya sendiri disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya adalah cahaya bintang termasuk matahari, cahaya lampu, cahaya lilin dan lain-lain. Bendabenda yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri disebut benda gelap. Contoh benda gelap adalah planet, batu, kayu dan lain-lain. b. Sifat-sifat Cahaya Cahaya termasuk ke dalam gelombang. Jadi cahaya juga memiliki beberapa sifat gelombang, antara lain: 1) Cahaya termasuk elektromagnetik 2) Cahaya termasuk transversal
34
3) Dapat dipantulkan 4) Dapat dibiaskan 5) Menembus benda bening 6) Dapat mengalami interferensi 7) Dapat mengalami dipersi c. Pemantulan Cahaya 1) Hukum Pemantulan Cahaya
Gambar 2.1 Pemantulan Cahaya Hukum pemantulan cahaya adalah sebagai berikut: a) Sinar datang, garis normal (N), dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
b) Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r). Seperti yang ditunjukan oleh Gambar 2.1.
2) Pemantulan Teratur dan Pemantulan Baur Apabila seberkas cahaya sejajar mengenai suatu permukaan benda rata, misalnya permukaan cermin, maka cahaya tersebut akan dipantulkan dengan arah tertentu secara teratur seperti pada Gambar 2.2. Pemantulan cahaya ke satu arah saja disebut pemantulan teratur (reguler). Dalam kehidupan sehari-hari pemantulan teratur terjadi pada permukaan cahaya oleh cermin dan permukaan logam yang mengkilat.
Gambar 2.2 Pemantulan Teratur
35
Apabila seberkas cahaya sejajar mengenai suatu permukaan benda tidak rata maka cahaya tersebut akan dipantulkan ke segala arah secara tidak beraturan seperti pada Gambar 2.3. Pemantulan cahaya seperti itu disebut pemantulan baur (difuse). Jadi, pemantulan baur adalah pemantulan cahaya ke segara arah secara tidak beraturan. Dalam
kehidupan
sehari-hari,
pemantulan
baur
terjadi
pada
pemantulan cahaya oleh permukaan tembok, permukaan batang pohon, dan permukaan jalan.
Gambar 2.3 Pemantulan Baur d. Pembiasan Cahaya Pembiasan atau refraksi adalah suatu peristiwa pembelokkan seberkas cahaya yang merambat dari satu medium ke medium lainnya yang berbeda kerapatannya. Garis normal adalah garis yang tegak lurus terhadap bidang batas. Sinar datang adalah berkas cahaya yang datang pada bidang batas medium 1-2. Sudut datang adalah sudut yang dibentuk oleh oleh sinar datang dengan garis normal. Sinar bias adalah berkas cahaya yang dibelokkan di dalam medium 2. Sudut bias adalah sudut yang dibentuk oleh sinar bias dengan garis normal. Seperti yang ditujukan pada Gambar 2.4
36
Gambar 2.4. Pembiasan Cahaya 1) Hukum I Snellius Pernyataan Hukum I Snellius: Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.4. Pernyataan ini pertama kali dikemukakan oleh Willebrord Snellius, ahli matematika dan fisika Belanda, sehingga pernyataan ini lebih dikenal sebagai Hukum I Snellius. 2) Hukum II Snelius
Gambar 2.5. Pembiasan Cahaya dari Medium Kurang Rapat ke Medium Rapat
37
Gambar 2.6. Pembiasan Cahaya dari Medium Rapat ke Medium Kurang Rapat Pernyataan hukum II Snellius atau hukum II Pembiasan: a) Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat (n2 > n1) sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Ditunjukan oleh Gambar 2.5 b) Jika sinar datang dari medium lebih rapat rapat ke medium kurang rapat (n2 < n1) sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal. Ditunjukan oleh Gambar 2.6 Aplikasi Pembiasan Cahaya Dalam Kehidupan Sehari-Hari a) Pensil dalam air tampak bengkok
Gambar 2.7. Pembiasan Cahaya pada Air Berkas cahaya datang dari batang pensil ke bidang batas air-udara. Pada saat melalui bidang batas tersebut, berkas cahaya dibiaskan menjauhi garis normal. Hal ini terjadi karena sinar datang dari medium lebih rapat (air) ke medium kurang rapat
38
(udara). Pengamat pada posisi X melihat ujung pensil seolah-olah berada di titik A’ dan bukan pada titik A. Oleh karena itu, bagian pensil yang terbenam dalam air, yaitu OA, tampak oleh pengamat sebagai OA’. Akibatnya, pensil tampak bengkok. Bagian OA’ yang terlihat oleh pengamat merupakan bayangan pensil dalam air. Bayangan bersifat maya karena terbentuk dari perpotongan perpanjangan sinar-sinar bias. Dapat dilihat pada gambar 2.7. b) Dasar kolam terlihat lebih dangkal
Gambar 2.8. Pembiasan Cahaya pada Kolam Pada Gambar 2.8 menjelaskan berkas cahaya datang dari ikan yang berada di dasar kolam ke bidang batas air-udara. Berkas cahaya tersebut dibiaskan menjauhi garis normal pada bidang batas air-udara. Pengamat yang berada pada posisi X melihat ikan pada kedalaman A’ dan bukan pada kedalaman A. Akibatnya, dasar kolam tempat ikan berada terlihat lebih dangkal daripada sebenarnya. e. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cermin yang digunakan sehari-hari untuk berhias merupakan salah satu contoh dari cermin datar.
39
Gambar 2.9 Sifat Bayangan pada Cermin Datar Berdasarkan Gambar 2.9, beberapa sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar, antara lain sebagai berikut: (1) Bersifat semu (maya), karena bayangan yang terbentuk berada di belakang cermin dan terbentuk oleh perpanjangan sinar pantul. (2) Jarak benda ke cermin ( ) sama dengan jarak bayangan ke cermin ( ’).
(3) Tinggi benda sama dengan tinggi bayangan (ℎ= ℎ’) (4) Perbesaran bayangan ( ) sama dengan 1.
=
’
=
’
= 1
(5) Sisi kiri benda menjadi sisi kanan bayangan, sebaliknya sisi kanan benda menjadi sisi kiri bayangan. Bayangan benda terbentuk berdasarkan hukum pemantulan cahaya seperti terlihat pada Gambar 2.10 bayangan yang dibentuk adalah perpotongan dari sinar maya dalam cermin datar. Sinar maya adalah sinar yang dibentuk seolah-olah perpanjangan dari sinar pantul.
Gambar 2.10 Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar
40
Jika dua buah cermin datar membentuk sudut
satu sama lain,
jumlah bayangan yang dibentuk adalah:
=
..................................(2.1)
360
− 1
keterangan: : banyak bayangan yang terbentuk : sudut antara dua cermin datar 1) Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung Cermin cekung adalah cermin yang permukaannya melengkung seperti bagian dalam permukaan bola. Bagian-bagian dari sebuah cermin cekung terlihat pada Gambar 2.11. titik pusat kelengkungan cermin. utama dengan cermin cekung.
adalah
adalah titik potong sumbu adalah titik fokus cermin yang
berada tepat di tengah-tengah antara titik
dan titik
jari-jari kelengkungan cermin, sementara cermin, yaitu jarak dari titik fokus
.
adalah
adalah jarak fokus
ke titik . Besar jarak fokus
( ) adalah setengah dari jari-jari kelengkungan cermin ( ), sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut: =
1 2
..................................(2.2)
Gambar 2.11 Bagian-bagian dari Cermin Cekung
41
Cermin cekung memiliki sifat dapat mengumpulkan cahaya (konvergen). Pada cermin cekung berlaku hukum pemantulan cahaya. Ada tiga sifat khusus pemantulan cahaya pada cermin cekung seperti yang terlihat pada Gambar 2.12, yaitu: a) Sinar datang sejajar dengan surnbu utama dipantulkan melalui titik fokus ( ).
b) Sinar datang melalui titik fokus ( ) dipantulkan sejajar dengan sumbu utama.
c) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan ( ) dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan ( ).
(1)
(2)
(3) Gambar 2.12 Sinar-sinar Istimewa pada Cermin Cekung 2) Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung Pada cermin cembung, bagian yang memantulkan cahaya adalah bagian luar dari permukaan lengkung. Bagian-bagian dari sebuah cermin cembung terlihat pada Gambar 2.13. pusat kelengkungan cermin.
adalah titik
adalah titik potong sumbu utama
42
dengan cermin cembung.
adalah titik fokus cermin yang berada
tepat di tengah-tengah antara titik kelengkungan
cermin,
dan titik
sementara
cermin.yaitu jarak dari titik fokus
.
adalah ke titik
adalah jari-jari jarak
fokus
. Besar jarak fokus
( ) adalah setengah dari jari-jari kelengkungan cermin ( ), =
sehingga
.
Gambar 2.13 Bagian-bagian dari Cermin Cembung Cermin cembung memiliki sifat dapat menyebarkan cahaya (divergen). Pada cermin cembung berlaku hukum pemantulan cahaya. Ada tiga sifat khusus pemantulan cahaya pada cermin cembung seperti yang terlihat pada Gambar 2.14, yaitu: a) Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus ( ).
b) Sinar datang menuju titik fokus ( ) dipantulkan sejajar sumbu utama.
c) Sinar
datang
melalui
titik
pusat
kelengkungan
( )
dipantulkan seolah-olah berasal dari titik pusat kelengkungan ( ).
43
(2) (1)
(3) Gambar 2.14 Sinar-sinar Istimewa pada Cermin Cembung 3) Persamaan pada Cermin Cekung dan Cermin Cembung Persamaan yang menghubungkan jarak benda ke cermin, jarak bayangan ke cermin dan jarak fokus cermin adalah sebagai berikut: 1 Karena sebagai berikut:
=
1
+
1 ’
..................................(2.3)
sehingga persamaan di atas dapat ditulis 2
keterangan:
=
=
1
+
1 ’
…...(2.4)
= jarak fokus cermin = jarak benda ke cermin ’
= jarak bayangan ke cermin = jari-jari cermin
Perbesaran bayangan ( ) adalah perbandingan antara jarak
bayangan ke cermin ( ’) dengan jarak benda ke cermin ( ) atau
perbandingan antara tinggi bayangan (ℎ’) dengan tinggi benda (ℎ). Persamaan perbesaran bayangan ( ) adalah sebagai berikut:
44
=
keterangan:
=
’
..................................(2.5)
ℎ’ ℎ
= perbesaran bayangan = jarak benda ke cermin ’ ℎ ℎ’
= jarak bayangan ke cermin = tinggi benda = tinggi bayangan
Tanda mutlak menyatakan harga
selalu positif.
Dalam perhitungan berlaku ketentuan sebagai berikut: a) Untuk cermin cekung: titik fokus ( ) dan jari-jari ( ) bernilai positif. Apabila ’ yang dihasilkan bernilai negatif, maka bayangan yang terbentuk bersifat maya. b) Untuk cermin cembung: titik fokus ( ) dan jari-jari ( ) bernilai negatif.
f. Lensa Lensa adalah material transparan (umumnya terbuat dari kaca atau atau plastik) yang memiliki dua permukaan (salah satu atau keduanya
memiliki
permukaan
melengkung)
sehingga
dapat
membelokkan sinar yang melewatinya. Ada dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. 1) Lensa Cembung Ciri-ciri lensa cembung adalah bagian tengah lebih tebal dibandingkan
bagian
tepinya,
bersifat
mengumpulkan
sinar
(konvergen) , dan titik fokusnya bernilai positif. Ada beberapa contoh lensa cembung seperti terlihat pada Gambar 2.15, yaitu:
45
(1)
(2)
(3)
Gambar 2.15 Contoh-contoh Lensa Cembung Lensa (1) disebut lensa cembung-cembung (bi-convex), lensa (2) disebut lensa cembung-datar (convex-plan), dan lensa (3) disebut lensa cembung-cekung (convex-concave). Lensa cembung pada Gambar 2.16 memiliki dua permukaan lengkung sehingga memiliki dua titik pusat kelengkungan lensa, yaitu
dan
. Oleh karena itu, lensa cembung tersebut juga
memiliki dua titik fokus, yaitu
dan
.
Gambar 2.16 Titik Fokus Lensa Cembung Lensa cembung memiliki tiga sinar istimewa seperti terlihat pada Gambar 2.17, yaitu: a) Sinar-sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan oleh lensa cembung melewati titik fokus. b) Sinar-sinar yang datang dari titik fokus dibiaskan sejajar dengan sumbu utama. c) Sinar yang melewati pusat lensa (vertex) tidak akan dibiaskan melainkan diteruskan tanpa mengalami pembiasan.
46
(1)
(2)
(3) Gambar 2.17 Sinar-sinar Istimewa pada Lensa Cembung Pembentukan bayangan pada lensa cembung adalah sebagai berikut: a) Jika benda berada lebih jauh dari titik pusat kelengkungan lensa, maka terbentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil. b) Jika benda terletak pada titik pusat kelengkungan lensa, maka terbentuk bayangan nyata, terbalik, dan sama besar. c) Jika benda terletak antara titik fokus dan titik pusat kelengkungan lensa, maka terbentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar. d) Jika benda terletak di titik, maka tidak terbentuk bayangan, karena sinar bias yang terjadi sejajar atau tidak berpotongan. e) Jika benda terletak antara titik pusat lensa dan titik fokus, maka terbentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar. 2) Lensa Cekung Ciri-ciri lensa cekung adalah bagian tengah lebih tipis dibandingkan bagian tepinya, bersifat menyebarkan sinar (divergen), dan titik fokusnya bernilai negatif.Ada beberapa contoh lensa cekung seperti terlihat pada Gambar 2.18, yaitu:
47
(1)
(2)
(3)
Gambar 2.18 Contoh-contoh Lensa Cekung Lensa (1) disebut lensa cekung-cekung (bi-concave), lensa (2) disebut lensa cekung-datar (concave -plan), dan lensa (3) disebut lensa cekung-cembung (concave-convex). Lensa cekung pada Gambar 2.19 memiliki dua permukaan lengkung sehingga memiliki dua titik pusat kelengkungan lensa, yaitu
dan
. Oleh karena itu, lensa cekung tersebut juga memiliki
dua titik fokus, yaitu
dan
.
Gambar 2.19 Titik Fokus Lensa Cekung Lensa cekung memiliki tiga sinar istimewa seperti terlihat pada Gambar 2.20, yaitu: a) Sinar-sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan oleh lensa cekung seolah-olah berasal dari titik fokus. b) Sinar-sinar yang menuju titik fokus dibiaskan oleh lensa cekung sejajar sumbu utama. c) Sinar yang melewati pusat lensa (vertex) tidak akan dibiaskan melainkan diteruskan tanpa mengalami pembiasan.
48
(1)
(2)
(3) Gambar 2.20 Sinar-sinar Istimewa pada Lensa Cekung Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung adalah selalu maya, tegak dan diperkecil. Persamaan pada lensa cembung dan lensa cekung adalah sebagai berikut: 1
keterangan:
=
=
1 =
+
1 ’ ’
................................(2.12) ................................(2.13)
ℎ’ ℎ
= jarak fokus cermin = jarak benda ke cermin ’
= jarak bayangan ke cermin = perbesaran bayangan
ℎ h’
= tinggi benda = tinggi bayangan
49
B. Penelitian Yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Novian Wahyu Setiabudi (2005). Berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat lunak berupa paket ajar berbentuk multimedia yang dihasilkan dapat digunakan membantu pembelajaran mata pelajaran Fisika pada pokok bahasan Kinematika, khususnya pokok bahasan Kinematika Gerak Lurus. Disarankan perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia. 2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Slamet Rifai (2000) pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara Jurusan Tekhnik Elektro. Berdasarkan hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan ajar berbasis multimedia dapat digunakan untuk siswa belajar sendiri, dengan tujuan untuk lebih memahami materi ajar yang telah disampaikan. Dan penggunaan media berbasis multimedia tersebut dapat diguanakn untuk menggantikan guru. Disarankan untuk mengambangkan media untuk pembelajaran yang lebih lanjut untuk kesempurnaan program agar lebih interaktif. 3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh R. Tantia Ayu Puspitasari (2001) dengan judul penelitian “Perkembangan dan Kemajuan Internet sebagai Media Pembelajaran”. Berdasarkan hasil analisis, dalam kemajuan teknologi sudah seharusnya dunia pendidikan menggunakan media yang lebih menarik, interaktif, dan efektif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. 4. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marina Kristiyanti (2011) dengan judul “Blog Sebagai Alternative Media Pembelajaran” . Berdasarkan hasil analisis, pemanfaatan internet dalam dunia pendidik telah gencar dilakukan berbagai Negara. Bahkan internet sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan. Blog salah satu produk yang dihasilkan oleh internet dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
50
5. Penelitian oleh Arif Rahman Aththibby dan Ishafit (2011) yang berjudul Perancangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Animasi Komputer untuk Sekolah Menengah Atas Pokok Bahasan Hukum Newton Tentang Gerak. Hasil
pengujian
menunjukkan
bahwa
media
pembelajaran
yang
dikembangkan, untuk kriteria tampilan program termasuk dalam kategori baik, kesesuaian program terhadap bahan ajar Fisika pokok bahasan Hukum Newton tentang gerak dalam kategori baik, dan kriteria kualitas teknisnya juga temasuk dalam kategori baik . Pengguna dapat memilih menu (form) berupa petunjuk, pengantar, materi, latihan soal, evaluasi, sumber dan penyusun. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa media yang dikembangkan layak dijadikan sebagi media pembelajaran dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Fisika pokok bahasan Hukum Newton tentang Gerak untuk SMA kelas X. 6. Penelitian oleh V.Karamchand Gandhi (2011) yang berjudul A Review Study on E-Learning for the Empowerment of Teaching and Learning in Higher Education mendapatkan kesimpulan bahwa pandai dalam pemilihan dan menggunakan media dapat berfungsi untuk memotivasi minat peserta didik. Teknologi informasi dan komunikasi menyediakan berbagai peluang untuk menangkap dan mewakili dunia nyata. Media tertentu (seperti video) memiliki sifat menangkap konteks otentik dan situasi dari dunia nyata. Sehingga penggabungan yang kreatif antara media dan metode pengajaran sangat penting dalam optimalisasi pembelajaran. C. Kerangka Berpikir Dalam kegiatan belajar mengajar tentunya dibutuhkan suatu alat bantu untuk menyampaikan materi agar lebih menarik bagi siswa, sehingga mudah diterima oleh siswa. Media pembelajaran sekarang ini tidak hanya menggunakan papan tulis, buku pelajaran, tetapi telah berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi. Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, perkembangan IPTEK sebenarnya banyak mengandung aspek pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran saat ini.
51
Media pembelajaran yang baik harus dapat memuat beberapa bentuk materi pembelajaran seperti teks, gambar, animasi, suara,video, dan evaluasi dalam satu wadah media pembelajaran. Media pembelajaran berbasis multimedia dapat membantu siswa dalam memahami materi secara mendalam. Pada materi Cahaya banyak sekali peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, baik berupa fenomena maupun berupa penerapan dalam teknologi. Selama ini siswa hanya mendapat materi dari buku dan penjelasan dari guru. Oleh karena itu kehadiran media sangat diperlukan guna menunjang keberhasilan pembelajaran dan dapat membantu mengajarkan konsep-konsep Fisika. Media dapat memvisualisasikan kejadian secara lebih nyata tentang fenomena yang ada dalam ilmu Fisika, membuat hal-hal yang abstrak menjadi lebih konkret, dan juga dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra sehingga pembelajaran Fisika menjadi lebih efektif, interaktif dan menarik bagi siswa. Dalam hal ini media online/ internet khusus nya blog diharapkan mampu mendorong siswa lebih cepat menyerap informasi yang disampaikan, karena siswa akan lebih termotivasi untuk belajar. Kemajuan teknologi sudah sepatutnya digunakan untuk membuat media yang menarik, interaktif dan efektif terutama dalam menyampaikan materi Fisika. Media blog dapat digunakan sebagai pembelajaran jarak jauh, jadi meskipun antara pembelajar dan pelajar tidak saling bertemu tetpa akan terjadi pembelajaran secara online. Pembelajaran Fisika dengan menggunakan blog akan lebih membuat siswa tertarik karena terdapat beberapa aspek antara lain teks, gambar, animasi, suara, video, dan evaluasi sehingga siswa akan lebih tertarik dalam belajar. Evaluasi secara online akan memudahkan guru dalam mengevaluasi hasil pembelajaran. Selain itu siswa akan lebih mudah memahami soal karena terdapat animasi yang nyata untuk membatu dalam mengerjakan soal. Untuk mengerahui bahwa media yang dikembangkan memenuhi criteria baik, maka akan dilakukan evaluasi terhadap aspek kelayakan isi/materi dan media. Selanjutnya dapat dilihat kerangka berfiki pada Gambar 2.21
52
Mata Pelajaran Fisika
Pelajaran Fisika Kurang Menarik
Dibutuhkan Variasi dalam Melakukan Pembelajaran
Pembuatan Media Pembelajaran yang Interaktif dan Menyenangkan
Pembuatan Blog Sebagai Media Pembelajaran yang interaktif dan Menyenangkan
Menghasilan Media Pembelajaran Berupa Blog sebagai Media Pembejaran yang Memiliki Kriteria yang Baik dan Layak
Gambar 2.21 Kerangka Berpikir D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka diajukan beberapa pertanyaan penelitian berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran dalam bentuk majalah untuk mata pelajaran Fisika SMP kelas VIII pokok bahasan Cahaya, sebagai berikut: 1. Apakah media pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria baik ditinjau dari minat belajar siswa?