. BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Umum Biaya Produksi
Berikut ini beberapa definisi biaya produksi dari berbagai sumber:
1. Biaya produksi yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan (dimatchkan) dengan penghasilan (revenue) di periode mana produk itu di jual (Abdul Halim, 1988:5). 2. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi, 1995:14). 3. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi suatu item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan biaya overhead pabrik (Amin Widjaya Tunggal, 1993:1) 4. Menurut Supriyono (2000;16), Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. 5. Menurut Henry Simamora (2002;36), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.
5
6. Menurut Mulyadi(2001;8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. 7. Menurut Masiyah Kholmi, Biaya adalah pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat di saat sekarang atau di masa yang akan datang bagi perusahaan. 8. Menurut Hansen dan Mowen (2004:40), Biaya didefinisikan sebagai kas atau nilai ekuivalen yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi perusahaan. 9. Menurut Supriyono (2000:183), Biaya adalah Pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang dan jasa. 10. Menurut Harmanto dan Zulkifli (2003:14), Biaya adalah sesuatu yang berkonotasi sebagai pengurang yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir yaitu mendatangkan laba.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan jenis biaya lain.
6
B. Jenis-Jenis Biaya Produksi 1. Jenis Biaya berdasarkan hubungannya dengan produk Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi a. Biaya bahan baku (Direct material Cost) Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan. b. Biaya tenaga kerja langsung (Direct Labour Cost) Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud. c. Biaya overhead pabrik (Factory Overhead Cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.
7
Elemen-elemen dari biaya Overhead Pabrik yaitu :
1. Biaya bahan penolong 2. Biaya tenaga kerja tidak langsung 3. Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap 4. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin 5. Biaya listrik dan air pabrik 6. Biaya asuransi pabrik 7. Operasi lain-lain
Biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung keduanya disebut biaya utama (price cost). Sedangkan biaya overhead pabrik dan biaya tenaga kerja tidak langsung disebut sebagai biaya konversi
2. Jenis biaya berdasarkan hubungannya dengan volume produksi atau kegiatannya dibedakkan menjadi : a. Biaya Variable Biaya variabel atau juga disebut variable cost adalah biaya yang umumnya berubah-rubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan anda, makin besar pula biaya yang harus anda keluarkan. Kalau contoh yang gampang, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan sebuah produk adalah biaya variabel.
8
Dengan kata lain, biaya variable menunjukkan jumlah perunit yang relative konstan dengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Biaya variable biasanya dapat dibebankan ke department operasi dengan cukup mudah dan akurat, dan dapat dikendalikan oleh penyelian pada tingkat opearsi tertentu. Biaya variable biasanya mencakup biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Berikut ini adalah daftar biaya overhead yang biasanya diklasifikasikan sebagai biaya variable: 1. Perlengkapan 2. Bahan bakar 3. Reklamasi 4. Royalto 5. Komunikasi 6. Upah lembur b. Biaya Tetap Bahasa kerennya fixed cost. Biaya tetap adalah biaya yang umumnya selalu konstan, bahkan di masa sulit. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas operasi sampai pada kondisi tertentu, Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan. Dengan kata lain, biaya tetap perunit semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktifitas dalam rentang yang relevan. Tanggung jawab atas pengendalian untuk biaya tetap biasanya berada pada tingkatan manajemen menengah atau manajemen eklusif dan bukanya pada penyelia operasi. Berikut biaya overhead pabrik yang diklasifikasikan sebagai biaya tetap:
9
1. Gaji eksekutif produksi 2. Depresiasi 3. Pajak Properti 4. Amortisasi paten 5. Gaji Penyelia 6. Asuransi, Properti dan kerugian 7. Gaji satpam dan pegawai kebersihan 8. Pemeliharaan dan perbaikan gedung c. Biaya Semivariabel Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel, contoh; biaya listrik yang digunakan. Berikut ini adalah contoh dari biaya semivariabel antara lain: 1. Biaya listrik 2. Jasa department biaya 3. Jasa department penggajian 4. Jasa department personalia 5. Jasa kantor pabrik 6. Jasa bahan baku dan persediaan 7. Jasa kantor pabrik 8. Air dan limbah 9. Asuransi kecelakaan dan kesehatan
10
d. Biaya Semi Fixed,
Biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
3. Jenis biaya berdasarkanjangka waktu manfaatnya dibedakkan menjadi antara lain : a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)
yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat/benefit pada periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang.
b. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure)
Pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran itu terjadi.
C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhui Biaya Dalam Perusahaan Faktor – faktor yang mempengaruhui tinggi besarnya biaya dalam organisasi antara lain: a. Metode kerja Metode kerja yang digunakan pada suatu konstruksi akan berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Metode konstruksi itu sendiri merupakan cara untuk melaksanakan proses konstruksi untuk mencapai pada elemen operasi atau produk terakhir. Dalam pemilihan metode kerja harus
11
disesuaikan
dengan
lokasi
tersebut
berada
dan
pekerjaan
yang
dilakukan.Contohnya adalah dalam pembuatan jembatan antara metode konvensional dan metode sosrobahu.Pada metode konvensional, dibutuhkan biaya pembuatan perancah yang memunculkan lingkup pekerjaan baru dimana perancah tersebut menghalangi jalan dibawahnya.Sedangkan dalam pembuatan jembatan dengan metode sosrobahu, perancah yang digunakan tidak menghalangi jalan karena pembuatan balok induk berada di jalur kolom.Namun, sisi teknologi metode kerja konstruksi yang menentukan biaya yang dikeluarkan dari kedua metode ini.Biaya yang dikeluarkan pada metode sosrobahu lebih besar dibanding biaya pada metode konvensional.Metode sosrobahu tetap dipilih walaupun lebih mahal karena dalam kontrak disebutkan pembangunan jembatan tidak diperbolehkan mengganggu arus lalu lintas yang ada. b. Pekerja Pekerja yang digunakan dalam pelaksanaan konstruksi akan berbedabeda tergantung dari asal pekerja tersebut. Kualitas pekerja orang jawa atau bali dengan orang sulawesi akan berbeda bila dibandingkan. Pekerja orang jawa memiliki produktifitas lebih tinggi dibanding orang sulawesi. Makanya tidak heran bila ada pekerjaan konstruksi di sulawesi, kontraktor membawa pekerja yang berasal dari jawa atau pun bali karena memiliki kualitas yang lebih baik. Kualitas pekerja ini mempengaruhi kapasitas produksi. Perlu diperhitungkan juga bila suatu kontraktor membayar pekerja dengan biaya Rp 50000/m2 dengan kapasitas 5m2/hari pada pekerjaan pemasangan dinding batu bata dengan pekerja yang dibayar Rp 60000/m2 namun bisa memasang 10m2/hari pasangan bata.
12
Perlu dicari upah yang dikeluarkan oleh kontraktor untuk pekerja serendah mungkin namun dapat menghasilkan kapasitas produksi sebesar mungkin. Namun, keadaan ini haruslah dapat dipertanggungjawabkan, jangan sampai kejadian biaya yang dikeluarkan besar namun produktifitas rendah. Faktor upah yang dikeluarkan oleh kontraktor ini dilihat dari keterampilan yang dimiliki oleh pekerja, skill yang pekerja miliki, dan pengalaman kerja. Ketiga hal ini akan menyebabkan perbedaan biaya upah yang dikeluarkan. Biaya pengeluaran untuk fasilitas dan rekreasi yang dikeluarkan oleh kontraktor juga mempengaruhi biaya pengeluaran proyek. Rekreasi penting diberikan ke pekerja untuk menghilangkan kepenatan/kelelahan. Bila pekerja terlalu lelah akan menurunkan produktifitas. c. Lokasi Perbedaan lokasi proyek akan berpengaruh terhadap pengeluaran proyek. Lokasi yang dekat dengan sumber material dan memiliki akses serta mobilitas tinggi akan berbeda dengan lokasi proyek yang berada di daerah terpencil dan tidak memiliki akses ke lokasi proyek. Contohnya adalah pelaksanaan konstruksi di tengah hutan.Kontraktor harus mengeluarkan biaya untuk membuat jalan akses yang menuju ke lokasi proyek.Ditambah biaya transportasi yang lebih besar dibanding lokasi proyek yang mudah dijangkau dan dekat dengan lokasi sumber daya.Untuk itu perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kontrak.Apa akses jalan dikerjakan oleh pihak kontraktor atau owner. Bila kontraktor yang menyediakan, kontraktor harus memasukkannya dalam perhitungan estimasi biaya pengeluaran. Pelaksanaan survey lokasi juga akan mempengaruhi biaya. Bila orang yang yang dikirm tidak tahu cara melakukan survey dan apa saja yang dilakukan dalam
13
survey akan menyebabkan rencana anggaran biaya tidak akurat dan menyebabkan pengeluaran-pengeluaran yang tidak diestimasi. d. Requitment atau Alat Kebutuhan dari alat yang digunakan akan berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan. Yang mempengaruhi pengeluaran biaya pada alat adalah produktifitas dari alat tersebut. Penggunaan alat baru dengan alat lama akan menghasilkan produktifitas
yang berbeda.
Alat
baru akan
mempunyai
produktifitas yang lebih tinggi dibanding alat yang lama. Biaya yang dikeluarkan untuk produktifitas alat yang rendah lebih tinggi dibanding biaya pada produktifitas alat yang tinggi.Biaya oli yang digunakan juga menjadi salah satu faktor besar kecilnya biaya alat. Alat yang sudah lama membutuhkan perbaikan dan perawatan yang ekstra dibanding alat yang relatif lebih baru sehingga biaya yang dikeluarkan pada alat yang sudah lama akan lebih besar dibanding alat yang baru.
Jarak
yang ditempuh
juga
mempengaruhi terhadap biaya
yang
dikeluarkan.Contohnya adalah biaya pengangkutan material batu pecah ke stok penyimpanan.Kriteria dari alat itu sendiri juga mempengaruhi dari biaya. Contohnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk excavator 0,6m3 atau 1,3m3 e. Faktor Kesalahan atau ketelodaran Salah satu faktor yang juga mempengaruhui besar – kecilnya biaya adalah kesalahan pegawai atau karyawan yang sering dilakukan. f. Budaya Faktor budaya akan mempengaruhi mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan. Budaya orang jawa mau dibayar rendah dan memiliki produktifitas
14
yang baik berbeda sekali dengan budaya orang sumatera yang ingin dibayar tinggi namun memiliki produktifitas lebih rendah. Orang sumatera lebih banyak lebih banyak mengobrol saat bekerja dibanding orang jawa g. Komposisi Komposisi bahan mempengaruhi kualitas hasil dimana koefisien-koefisien bahan yang digunakan akan mempengaruhi kinerja mutu dan biaya. Yang mempengaruhi dari koefisien bahan itu sendiri adalah faktor kehilangan, waste, dan kolusi.Contohnya adalah pada pelaksanaan pengangkutan material batu pecah dari sumbernya ke lokasi proyek. Prosesnya adalah menentukkan lokasi batu yang akan diledakkan. Setelah itu, batu hasil ledakkan berupa material batu pecah yang masih besar-besar dipecah-pecah kembali.Lalu dilakukan pengangkutan ke stok material yang agak jauh dari lokasi proyek.Lalu, diangkut ke stok material dekat lokasi proyek.Setelah itu dipecah-pecah lagi sesuai kebutuhan sebelum digunakan.Faktor kehilangan terjadi saat pengangkutan material ke lokasi stok material. Faktor waste terjadi saat pemecahan material sesuai dengan kebutuhan sebelum digunakan. Kolusi terjadi saat pengangkutan 3m3 material namun dicatat 3.5m3 oleh penerima karena penerima telah diberi uang sebagai imbalannya. Harga bahan itu sendiri ditentukan oleh biaya pengiriman dan prosesnya. Semakin jauh jarak pengirimannya akan meningkatkan biaya pengeluaran. Semakin tidak efektif dan efisiennya proses pemecahan batu juga akan meningkatkan pengeluaran
15
h. Pendefinisian Jobsdesk pekerjaan Pendefinisian pekerjaan yang salah akan mempengaruhi akan biaya yang dikeluarkan. Perlu diketahui pekerjaan apa yang dikerjakan sendiri atau outsourcing.perlu
dicari
hubungannya
karena
lingkup
pekerjaan
akan
mempengaruhi biaya. Untuk itu perlu diketahui batasannya dan requirement dari batasan-batasan pekerjaan. i.
Iklim Dalam pelaksanaan proyek, pengaruh iklim perlu diketahui.Iklim yang
tidak teridentifikasi dapat mempengaruhi biaya. j.
Bencana Alam Gempa bumi, badai, banjir, air pasang, dll kejadian tersebut dapat
mempengaruhui biaya. Contohnya adalah dalam proses pengecoran di saat musim hujan. Bila dilakukan pengecoran peer tiang jembatan di pantai sesaat sebelum air pasang, dan setelah pengecoran selesai datang air pasang, akan mengakibatkan hasil pengecoran tidak dapat dipakai sehingga area pengecoran harus dibersihkan terlebih dahulu dan dilakukan pengecoran ulang D. Sistem Biaya Biaya yang dialokasikan ke unit produksi bias berupa biaya actual atau biaya standar. Dalam sistem biaya actual atau sistem biaya historis, informasi biaya diakumulasikan ketika biaya terjadi, tetapi penyajian atas hasilnya ditunda sampai semua operasi untuk periode akuntansi tersebut, telah selesai dilakukan, atau dalam kasus bisnis jasa, semua jasa untuk periode tersebut telah diselesaikan.
16
Dalam sistem biaya standar, produk, operasi, dan proses dihitung biayanya berdasarkan jumlah yang ditentukan sebelumnya dari sumber daya tersebut. Biaya actual juga diakumulasikan secara terpisah, dan varians atau selisih antara biaya actual dengan biaya standar dikumpulkan dalam akun yang terpisah. E. Akumulasi Biaya Akumulasi perhitungan biaya dapat dibedakkan menjadi 3 sistem antara lain : 1.Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing) biaya diakumulasikan setiap batch, lot atau pesanan pelanggan. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan membutuhkan cara yang praktis untuk mengidentifikasikan setiap pesanan yang dihasilkan dan untuk membebankan paling tidak beberapa elemen biaya dari pesanan itu sendiri ke masing – masing pesanan. Catatan terinsi yang menunjukkan biaya dari setiap pesanan merupakan akun buku pembantu yang mendukung akun buku besar barang dalam proses. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan over head yang dibebankan ke setiap pesanan. Dasar dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan hanya delapan type ayat jurnal akuntansi satu untuk setiap item berikut: a. Pembelian bahan baku b. Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik c. Pengakuan biaya overhead pabrik d. Penggunaan bahan baku
17
e. Distribusi beban gaji tenaga kerja f. Pembebanan estimasi biaya overhead g. Penyelesaian pesanan h. Penjualan produk 2.Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses Dalam
perhitungan
biaya
berdasarkan
pesanan
produk
dipertanggungjawabkan dalam batch. Setiap batch diperlakukan sebagai pesanan terpisah, dan pesanan tersebut merupakan obyek biayanya. Semua biaya yang terjadi dalam memproduksi suatu pesanan dibebankan ke kartu biaya pesanan dari pesanan tersebut. Dalam sistem ini, bahan baku, tenaga kerja dan overhead dibebankan ke pusat biaya. Biaya yang dibebankan ke setiap unit ditentukan dengan cara membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya tersebut dengan total unit yang diproduksi. Pengalokasian biaya mengikuti alur proses produksinya setiap department. Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik umumnya dibebankan ke depastemen produksi, tetapi jika alur produksi terdiri dari berbagai departement maka pusat pembebanan biayanya dibebankan ke setiap departement.
18
F. Pengertian Action Based Costing Activity based costing merupakan metode yang menerapkan konsep – konsep akuntansi aktifitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produksi yang lebih akurat. Namun dari perspektif manejerial, sistem ABC menawarkan lebih dari sekedar informasi biaya produk yang akurat akan tetapi juga menyediakan informasi tentang biaya dan kinerja dari aktifitas dan sumber daya serta dapat menrlusuri biaya biaya secara akurat ke objek biaya selain produk, misalnya pelanggan dan saluran distribusi. 1. Pengertian akuntansi aktivitas menurut Amin Widjaja (1992;2007) adalah : “Bahwa ABC system tidak hanya memberikan kalkulasi biaya produk yang lebih akurat, tetapi juga memberikan kalkulasi apa yang menimbulkan biaya dan bagaimana mengolanya sehingga ABC System juga dikenal sebagai sistem manajemen yang pertama”. 2. Pengertian akuntansi aktivitas
menurut Mulyadi (1993:34) memberikan
pengertian ABC sebagai berikut : “ABC merupakan metode penentuan HPP (product ditujukan
costing)
yang
untuk menyajikan harga pokok secara cermat bagi kepentingan
manajemen. Dengan mengikut secara cermat komsumsi sumber daya alam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk” 3. Pengertian akuntansi aktivitas menurut Hansen dan Mowen (1999:321) sebagai berikut : Akuntansi aktivitas merupakan suatu sistem kalkulasi biaya yang pertama kali menelusuri biaya ke aktivitas kemudian ke produk”
19
4. Pengertian akuntansi aktifitas menurut Brimson (1991:47) adalah “Suatu proses pengumpulan dan menelusuri biaya dan data performance terhadap suatu aktifitas perusahaan dan memberikan umpan balik dari hasil actual terhadap biaya yang direncanakan untuk melakukan tindakan koreksi apabila diperlukan” 5. Pengertian akuntansi aktifitas menurut Garrison dan Norren (2000:292) sebagai berikut: “metode costing yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manejer untuk keputusan strategic dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhui kapasitas dan juga biaya tetap. G. Konsep
–
Konsep
Dasar
Activity
Based
Costing
Activity Based Costing adalah suatu sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas - aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk / jasa. Activty Based Costing menyediakan informasi perihal aktivitas – aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas – aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap kejadian / transaksi yang merupakan pemain biaya (cost driver) yakni, bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi. Aktivitas – aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya. Dalam sistem ABC biaya ditelusuri ke aktivitas dan kemudian ke produk. Sistem ABC mengasumsikan bahwa aktivitas –aktivitaslah, yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya produk.
20
Resources
Process View
Activities
Performance
Cost Driver Cost Object
Gambar 1.1 Konsep Dasar Activity Based Costing Sumber Hansen, Don. R. dan Maryanne. M.Mowen. 2005 H. Tingkatan Biaya dan Pemicu Dalam ABC, dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead disebut sebagai penggerak atau pemicu (driver). Pemicu sumber daya (resources driver) adalah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu sumber daya ke berbagai aktivitas berbeda yang menggunakan sumber daya tersebut.Pemicu aktivitas (Activity driver) adalah suatu dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu aktivitas produk, pelanggan, atau object final (final cost object)lainnya. ABC mengenal beberapa tingkatan alokasi biaya overhead antara lain : 1. Tingkat Unit Biaya tingkat unit (unit level cost) adalah biaya yang pasti akan meningkat ketika satu unit diproduksi. Biaya ini adalah satu-satunya biaya yang selalu dapat dengan akurat dibebankan secara proporsional terhadap volume. Pemicu tingkat unit (unit level driver) merupakan ukuran aktivitas yang bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi dan dijual.Semua pemicu tingkat unit bersifat proposional terhadap volume output.Pemicu tingkat unit merupakan
21
satu – satunya dasar alokasi yang berkaitan dengan volume yang digunakan dalam ABC.Pemicu tingkat unit merupakan satu – satunya dasar alokasi yang berkaitan dengan volume yang digunakan dalam ABC. Pemicu disemua tingkatan lain tidak proposional terhadap volume. 2. Tingkat Batch Tingkatan agregasi yang lebih tinggi berikutnya adalah batch.Biaya tingkat batch (batch level cost) adalah biaya yang disebabkan oleh jumlah batch yang diproduksi dan dijual. Jika bahan baku dipesan dari pemasok untuk batch tertentu maka sebagian dari biaya pembelian, penerimaan, dan inspeksi barang masuk merupakan biaya tingkat batch. Jika unit pertama dari setiap batch diinspeksi, maka biaya inspkesi barang masuk merupakan biaya tingkat batch.Biaya tingkat batch yang signifikan juga terdapat diluar fungsi produksi.Perbedaan antara biaya tingkat batch dan biaya tingkat unit tidaklah hilang apabila batch hanya terdiri dari satu unit. Biaya tingkat batch masih merupakan biaya yang tidak akan meningkat apabila satu atau lebih unit ditambahkan ke batch tersebut. Biaya tingkat batch dipengaruhui
oleh
jumlah
batch,
dan
tidak
bergantung
pada
jumlah
unit.Memproduksi unit lain tidaklah selalu memerlukan batch lain. Pemicu tingkat batch (batch level driver) adalah ukuran aktivitas yang bervariasi dengan jumlah batch yang diproduksi dan dijual.
22
3. Tingkat produk Biaya tingkat produk (produk level cost) adalah biaya yang terjadi untuk mendukung sejumlah produk berbeda yang dihasilkan.Biaya tersebut tidak harus dipengaruhui oleh produksi dan penjualan dari satu batch atau satu unit lebih banyak. Pemicu tingkat produk (Product Level Driver) adalah ukuran aktivitas ayng bervariasi dengan jenis produk yang diproduksi dan dijual. 4. Tingkat Pabrik Biaya tingkat pabrik atau (Plant Level Cost) adalah biaya untuk memelihara kapasitas dilokasi produksi. Pemicu Tingkat Pabrik (Plant Level Driver) untuk membebankan biaya tingkat pabrik.Tetapi hal ini, memperluas gagasan mengenai pemicu, karena jarang sekali luas lantai yang digunakan untuk setiap produk atau unit dapat diidentifikasikan. I. Perbandingan Antara ABC dan Sistem Perhitangan Biaya Tradisional Tanpa mempedulikan jumlah department, tempat penampungan biaya overhead maupun dasar alokasi berbeda yang digunakan, sistem perhitungan biaya tradisional ditandai oleh penggunaan yang ekslusif dari ukuran yang berkaitan dengan volume atau ukuran tingkat unit sebagai dasar untuk mengalokasikan overhead output.Oleh karena itu sistem tradisional juga disebut dengan Sistem Berbasis Unit (Unit Based System).
23
Sedangkan pada sistem ABC mengharuskan penggunaan tempat penampungan biaya lebih dari satu.Jumlah tempat penampungan biaya overhead dan dasar alokasi cenderung lebih banyak disistem ABC, tetapi hal ini sebagian besar disebabkan karena banyak sistem tradisional menggunakan satu tempat penampungan biaya atau satu dasar alokasi untuk semua tempat penampungan biaya. Metode ABC memandang bahwa biaya overhead pabrik dapat dilacak dengan secara memadai pada berbagai produk secara individual. Biaya yang ditimbulkan oleh cost driver berdasarkan unit adalah biaya yang dalam metode tradisional disebut biaya variable. Metode ABC memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok produk dengan mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap bervariasi dalam proporsi untuk berubah selain berdasarkan volume produksi. Dengan memahami apa yang menyebabkan biaya – biaya tersebut meningkat dan menurun. Biaya tersebut dapat ditelusuri ke masing – masing produk. Hubungan sebab – akibat ini memungkinkan manajer untuk memperbaiki ketepatan kalkulasi biaya produk yang dapat secara signifikan memperbaiki pengambilan keputusan (Hansen dan Mowen, 1999: 157-158) Digambarkan dalam tabel perbedaan antara penentuan harga pokok produk tradisonal dan sistem ABC, yaitu:
24
Tabel 2.1 Perbedaan Penetapan Harga Pokok Produk Tradisonal dengan Metode Activity Based Costing Metode penentuan harga Metode Activity Based pokok
produk Costing
tradisional Tujuan
Inventory Level
Product Costing
Lingkup
Tahap Produksi
Tahap Desain, Produksi, dan
Tahap
Pengembangan Fokus
Biaya bahan baku dan Biaya overhead tenaga kerja langsung
Periode
Akuntansi
Daur hidup ulang
Teknologi yang digunakan Manual
Komputer Telekomunikasi
Sumber: Mulyadi 1993A Ada tiga hal mendasar yang harus dipenuhui sebelum kemungkinan penerapan Metode ABC, yaitu (Supriyono, 2002: 247) a. Biaya berdasarkan non unit harus merupakan prosentase yang signifikan dari biaya overhead. Jika hanya terdapat biaya overhead yang dipengaruhui hanya oleh volume produksi dari keseluruhan overhead pabrik maka jika digunakan akuntansi biaya tradisionalpun informasi biaya yang dihasilkan
25
masih akurat sehingga penggunaan sistem ABC kehilangan relevansi. Artinya Activity Based Costingakan lebih baik diterapkan pada perusahaan yang biaya overheadnya tidak hanya dipengaruhui oleh volume produksi saja. b. Rasio konsumsi antara aktifitas berdasarkan unit dan produksi non unit harus berbeda. Jika rasio konsumsi antar aktivitas sama. Itu artinya semua biaya overhead yang terjadi bisa diterangkan dengan satu pemain biaya. Pada kondisi ini, penggunaan sistem ABC justru tidak tepat karena sistem ABC hanya dibebankan ke produk dengan menggunakan pemicu biaya. Pada kondisi ini. Penggunaan sistem ABC justru tidak tepat karena sistem ABC hanya dibebankan ke produk dengan menggunakan pemicu biaya baik unit maupun non unit (memakai banyak cost driver). Apabila berbagai produk rasio konsumsinya sama. Jadi perusahaan yang produksinya homogen (diversifikasi paling rendah) mungkin masih dapat menggunakan sistem tradisional tanpa masalah. c. Pembebanan biaya overhead pada Activity Based Costing Pada Activity Based Costing meskipun pembebanan biaya – biaya overhead pabrik dan produk juga menggunakan dua tahap seperti pada akuntansi biaya tradisional, tetapi pusat biaya yang dipakai untuk pengumpulan biaya – biaya pada tahap pertama dan dasar pembebanan dari pusat biaya kepada produk pada tahap kedua sangat berbeda dengan akuntansi biaya tradisional (cooper, 1991: 267-270). Activity Based Costing
menggunakan
lebih
banyak cost
dibandingkan dengan sistem pembebanan biaya pada akuntansi tradisional.
26
driver
Sebelum sampai pada prosedur pembebanan ada tiga tahap dalam Activity Based Costing perlu dipahami hal – hal sebagai berikut: 1.Cost Driver adalah suatu kejadian yang menimbulkan biaya. Cost Driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya – biaya overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktifitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktifitas – aktifitas selanjutnya. 2. Rasio Konsumsi adalah proporsi masing – masing aktifitas yang dikonsumsi oleh setiap produk, dihitung dengan cara membagi jumlah aktifitas yang dikonsumsi oleh suatu produk dengan jumlah keseluruhan aktifitas tersebut dari semua jenis produk. 3.Homogeneus Cost Pool adalah kumpulan biaya dari overhead yang bervariasi biayanya dapat diartikan dengan satu pemicu biaya saja. Atau untuk dapat disebut suatu kelompok biaya homogeny termasuk aktifitas – aktifitas overhead pabrik. J. Pengertian Cost Driver Cost Driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya – biaya overhead.Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktifitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktifitas. Activity-based costing adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas. Dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan
27
timbulnya biaya. Sumber daya dibebankan ke aktivitas, kemudian aktivitas dibebankan ke objek biaya berdasarkan penggunaannya. ABC memperkenalkan hubungan sebab akibat antara cost driver dengan aktivitas. Dengan ABC, Biaya Overhead pabrik dibebankan ke objek biaya seperti produk atau jasa dengan mengidentifikasikan sumber daya, aktivitas. dan biayanya serta kuantitas aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksi output. Cost driver digunakan untuk menghitung biaya sumber daya dari setiap unit aktivitas. Kemudian setiap biaya sumber daya dibebankan ke produk atau jasa dengan mengalikan biaya setiap aktivitas dengan kuantitas setiap aktivitas yang dikonsumsi pada periode tertentu. Activity-based costing merupakan sistem yang mempertahankan dan memproses data keuangan dan operasional dari sumber daya perusahaan berdasarkan aktivitas, objek biaya, cost driver, dan ukuran kinerja aktivitas. ABCjuga membebankan biaya ke aktivitas dan objek biaya. Ada dua jenis Cost Driveryaitu :
1.Cost driver berdasarkan unit Cost driver berdasarkan unit membebankan biaya overhead pada produk melalui penggunaan tarif overhead tunggal oleh seluruh departemen. 2. Cost driver berdasarkan non unit Cost driver berdasarkan non unit merupakan faktor – faktor penyebab selain unit yang menjelaskan konsumsi overhead.
28
K. Penentuan Cost Driver Yang Tepat Aktifitas yang ada dalam perusahaan sangat kompleks dan banyak jumlahnya. Oleh karena itu, perlu pertimbangan yang matang dalam menentukkan penimbul biayanya atau cost driver. 1. Penentuan jumlah cost driver yang dibutuhkan Menurut Cooper dan Kaplan (1991:375) penentuan banyaknya cost driver yang dibutuhkan berdasarkan pada keakuratan laporan product cost yang diinginkan dari kompleksitas komposisi output perusahaan. Semakin banyak cost driver yang digunakan. Laporan biaya produksi semakin akurat. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat keakuratan yang diinginkan, semakin banyak cost driver yang dibutuhkan. 2. Pemilihan cost driver yang tepat Dalam pemilihan cost driver yang tepat ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan (Cooper dan Kaplan. 1991:383) Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam pemilihan cost driver (Cost of Measurement). Cost driver terpilih dengan konsumsi aktifitas sesungguhnya (degree of correlation). Cost driver yang memiliki kolerasi tinggi akan dipilih. 3.Korelasi antara konsumsi aktifitas yang diterangkan oleh cost driver terpilih dengan konsumsi aktifitas sesungguhnya (degree of correlation). Cost driver yang memiliki korelasi tinggi akan dipilih. 4.Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih (behavior effect). Cost driver yang menyebabkan perilaku yang diinginkan yang akan dipilh.
29
L. Kerangka Pemikiran
Metode Perhitungan Tradisional
Metode Perhitungan Activity Based Costing
Cost Driver
Cost Pool
PRODUK
Objek Biaya
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini dimulai dari penentuan harga pokok produksi dimana pembebanan biaya overhead pabrik yang diperhitunggkan dalam unit produk menggunakan dua metode yaitu metode tradisional dan metode Acticity Based Costing.Kedua metode tersebut akan terdapat perbedaan yang signifikan dalam penentuan harga pokok produksi.
30
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Nama Pene liti dan Tahun Variabe l Pe nelitian 1 Marismiati, Politeknik, Penerapan Activity Based PolChomTech Palembang Costing dalam penerapan Tahun 2011 Harga pokok rawat inap rumah sakit
Hasil Penelitian Dengan menggunakan ABC mampu menghasilkan perhitungan harga pokok rawat inap lebih akurat dari pada menggunakan metode tradisional 2 Budi Usman, Fak. Ekonomi Pengaruh biaya dalam bahwa biaya aktifitas kualitas termasuk Univ. Tadidako tahun 2011 metode ABC dalam menentukkan didalamnya biaya pencegahan dan harga dalam perusahaan berskala besar pengendalian akan berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam menentukkan harga
31