BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Implementasi Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggararaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan
tertentu
(Depdiknas,
2010:
3).
Kurikulum
mengarahkan suatu program pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum berisikan berbagai bahan ajar yang terarah agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, hal tersebut memerlukan pengalaman belajar yang tersistem, terencana dan terprogram karena kurikulum memegang peranan penting dalam keberhasilan pendidikan nasional. Kurikulum juga didefinisikan sebagai pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada anak didik selama mengikuti pendidikan (Suharsimi Arikunto, 2008:131). Kurikulum merupakan program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang diharapkan dan dibentuk melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara sistematis, diberikan kepada siswa dibawah tanggungjawab sekolah agar siswa mempunyai kompetensi yang baik. Kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar 15
dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya dalam pelaksanaan kurikulum yang terencana dan tersusun dalam rangka untuk melancarkan proses belajar mengajar merupakan bentuk dari implementasi kurikulum. Implementasi kurikulum secara sederhana bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan dari ide atau gagasan yang telah tersusun agar tujuan dari suatu kurikulum dapat tercapai, hal tersebut seperti diungkapkan oleh Nurdin Usman (2002: 70) bahwa implementasi bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Pengertian diatas memperlihatkan bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguhsungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa kurikulum merupakan program yang tersistem dalam sekolah sebagai panduan untuk pengelolaan pendidikan pada sekolah agar tujuan sekolah tercapai. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus 16
menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. Implementasi kurikulum merupakan bentuk aktualisasi dari kurikulum yang telah direncanakan.
Bentuk
implementasi
kurikulum
adalah
kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru bersama siswa untuk mecapai tujuan kurikulum yang telah ditetapkan. b. Pengertian dan Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakter sekolah/daerah, social budaya masyarakat setempat dan karaketristik peserta didik (Mulyasa 2006: 8) Pengertian tersebut menjelaskan bahwa KTSP merupakan kurikulum yang mengakui potensi, karakteristik dari suatu sekolah sebagai bagian dari sistem yang harus dikembangkan dalam pelaksanaan kurikulum oleh satuan pendidikan. Dalam Standar Nasional Pendidikan disebutkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan (SNP pasal 1 ayat 15). Pengertian diatas menjelaskan satuan pendidikan memiliki kewenangan untuk menyusun dan melaksanakan KTSP di sekolahnya masing-masing dengan mengapresiasi karakteristik dari masing-masing sekolah tersebut.
17
Menurut
Mulyasa
(2006:
22)
secara
khusus
tujuan
diterapkannya KTSP adalah untuk: 1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam
mengembangkan
kurikulum,
mengelola
dan
memberdayakan sumber daya yang tersedia. 2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antara satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang dicapai. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh undangundang dan peraturan pemerintah sebagai berikut; Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan, Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi, permendiknas No 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan, Permendiknas No 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas no 22 dan 23. Tujuan satuan pendidikan, termasuk, sasaran dan target harus dirumuskan secara tertulis dengan: a) jelas, (b) mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam satuan pendidikan, sehingga mereka tahu untuk apa mereka semua bekerja keras, (c) setiap pihak yang terlibat di satuan pendidikan memahami apa kaitan yang dilakukan dengan pencapaian tujuan yang telah ditentukan, serta (d) kemajuan satuan 18
pendidikan harus dapat dirasakan oleh semua pihak yang terlibat. Mulyasa (2006:29-31) menjelaskan KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan. KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan,
disertai
seperangkat
tanggung
jawab
untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan juga diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran sesuai kondisi dan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat. 2. Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi. KTSP sangat menghargai keberadaan orang tua sebagai faktor pendukung pelaksanaan KTSP. Melalui Komite sekolah dan dewan pendidikan dapat menyalurkan aspirasi untuk proses pembelajaran yang efektif dan efesien. 3. Kepemimpinan yang demokratis dan profesional. Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan integritas profesional. Guru yang direkrut oleh sekolah adalah pendidik profesional dalam bidangnya masing-masing, sehingga mereka bekerja berdasarkan pola kinerja profesional yang disepakati bersama untuk memberi kemudahan dan mendukung keberhasilan peserta didik. 19
4. Tim kerja yang kompak dan transparan. Tim kenerja yang kompak juga transparan akan membawa semangat untuk mewujudkan sistem pembelajaran yang stabil. Keberhasilan pembelajaran akan mudah dicapai karena semua pihak berperan sesuai dengan kapasitas mereka. c. Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Proses penyusunan KTSP diawali dengan analisis konteks terhadap hal-hal sebagai berikut: 1. Analis potensi, kekuatan dan kelemahan yang ada disekolah dan satuan pendidikan, baik yang berkaitan dengan peserta didik, guru, kepala sekolah dan tenaga administrasi, sarana dan prasarana, serta pembiayaan dan program-program yang ada di sekolah. 2. Analisis peluang dan tatangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar, baik yang bersumber dari komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, serta sumber daya alam dan sosial budaya 3. Mengidentifikasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan sebagai acuan dalam penyususnan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
20
d. Prinsip Pengembangan KTSP. Berdasarkan Permendiknas, No 22 Tahun 2006 disebutkan bahwa prinsip pengembangan KTSP adalah: 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungan. 2. Beragam dan terpadu 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan 5. Menyeluruh dan berkesinambungan. 6. Belajar sepanjang hayat 7. Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal. Pengembangan kurikulum tingkat nasional dilakukan dalam rangka mengembangkan Standar Nasional Pendidikan, yang pada saat ini
mencakup standar Nasional Pendidikan, yang pada saat ini
mencakup standar kompetensi lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk setiap satuan pendidikan pada masing-masing jenjang dan jenis pendidikan. Kegiatan pengembangan KTSP antara lain: 1. Menganalisa, dan mengembangkan standar kompetensi lulusan (SKL) dan Standar Isi. 2. Merumuskan visi dan misi serta tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. 21
3. Berdasarkan
SKL, standar isi, visi dan misi serta tujuan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan di atas selanjutnya dikembangkan
bidang
studi
yang
akan
diberikan
untuk
merealisasikan tujuan tersebut. 4. Mengembangkan
dan
mengidentifikasi
tenaga-tenaga
kependidikan (guru dan non guru) sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan, dengan berpedoman pada standar tenaga kependidikan yang ditetapkan BSNP. 5. Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk memberi kemudahan belajar, sesuai dengan standar sarana dan prasarana pendidikan yang ditetapkan BSNP Dalam pelaksanaan KTSP peran guru juga sangat penting, Menurut Mulyasa (2006:247-248) dijelaskan prinsip pelaksanaan KTSP sebagai berikut: 1.
Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. 2.
Kurikulum ditegakkan dengan 5 pilar yaitu a) belajar untuk beriman dan bertaqwa, b) belajar untuk memahami dan 22
menghayati, c) belajar untuk melaksanakan dan berbuat secara efektif, d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain dan e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif dan menyenangkan. 3.
Pelaksanaan
kurikulum
memungkinkan
peserta
didik
mendapatkan pelayanan perbaikan dan pengayaan potensi. 4.
Suasana hubungan peserata didik dan pendidik saling menerima , akrab dan terbuka.
5.
Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
6.
Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh kajian secara optimal.
7.
Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran. Muatan KTSP tersebut dapat meliputi mata pelajaran,
muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar, kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan, pendidikan 23
kecakapan hidup, dan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. KTSP memberikan keluasaan penuh pada setiap sekolah agar sesuai dengan potensi daerah sekitar. KTSP merupakan pengembangan
kurikulum
yang
mendekatkan
dengan
pembelajaran yakni sekolah dan satuan pendidikan dan sekolah mempunyai kewenangan yang besar untuk mengelola proses pembelajaran
sendiri.
KTSP
merupakan
upaya
untuk
menyempurnakan kurikulum agar lebih familiar dengan guru, karena
mereka
banyak
dilibatkan
diharapkan
memiliki
tanggungjawab yang memadai. e. Metode
Pembelajaran
dalam
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan. KTSP
mengedepankan
pembelajaran
kontekstual
atau
Contextual teaching and learning (CTL). Pembelajaran kontekstual atau Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. kontekstual constructivism
melibatkan
tujuh
(konstruktivisme, 24
Pembelajaran dengan pendekatan komponen membangun,
utama,
yaitu
(1)
membentuk),
(2)
questioning (bertanya), (3) inquiry (menyelediki, menemukan), (4) learning community (masyarakat belajar), (5) modelling (pemodel), (6) reflection (refleksi atau umpan balik), dan (7) authentic assessment (penilaian yang sebenarnya) ( Mansur Mushlih, 2007:43). Kegiatan pembelajaran dalam KTSP berpusat pada siswa, kegiatan belajar mengajar perlu menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan mendorong siswa untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Program
pengembangan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP) meliputi perangkat administrasi yang harus dimiliki guru, yaitu: 1. Program Tahunan (Prota) Program ini dipersiapkan oleh guru sebelum tahun ajaran. Karena merupakan pedoman bagi pengembangan programprogram berikutnya yang akan dijabarkan dalam program semester. 2. Prosem (program semester) Program ini berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan akan dicapai oleh peserta didik dalam semester tersebut. 3. Progam Mingguan Program ini merupakan penjabaran dari program semesteran dan modul, dalam program ini dapat diketahui tujuan yang 25
telah dicapai dan yang perlu diulang bagi peserta didik agar standar kompetensi dapat tercapai. 4. Program pengayaan Program ini pelengkap dan penjabaran dari program mingguan dan harian dalam program ini dapat teridentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar. 5. Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi
waktu,
dan
sumber
belajar
yang
dikembangkan oleh setiap satuan pembelajaran (Mulyasa, 2006: 190) 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana
Pelaksanaan
pembelajaran
pada
hakikatnya
merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. 7. Catatan Hambatan Belajar Siswa Catatan hambatan belajar siswa adalah catatan tentang hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran dan juga penyelesaian yang dilakukan guru dalam menyelesaikan hambatan-hambatan tersebut. 26
8. Analisis Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) KKM merupakan salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis KTSP dengan menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk
menyatakan
peserta
didik
mencapai
ketuntasan
dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal. 9. Buku Informasi Penilaian Buku informasi penilaian merupakan kemajuan dari siswi dalam menyerap materi sesuai dengan standar kompetensi. 10. Program Pengayaan Program pengayaan merupakan program tambahan bagi siswisiswi
yang
belum
mencapai
standar
kompetensi
dan
kompetensi dasar. 11. Program Remidial Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. f. Penilaian Pembelajaran Berbasis Kurikulum Tingkat Satauan Pendidikan (KTSP). Penilaian dalam KTSP adalah penilaian berbasis kompetensi dan Hakikat penilaian KTSP adalah untuk mengetahui pencapaian 27
siswa dalam standar kompetensi yang ditentukan. Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran karena dapat mengevaluasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Dengan melakukan penilaian guru dapat membuat strategi pembelajaran yang lebih baik dan siswa dapat memotivasi agar dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Guru sebagai pendidik dan
pengelola kegiatan
pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki dalam peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilain hasil belajar peserta didik adalah: 1. Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi. 2. Belajar
tuntas
diperkenankan
(mastery
learning),
mengerjakan
peserta
pekerjaan
didik
berikutnya
tidak
sebelum
mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dengan hasil baik. 3. Penilaian
menggunakan
acuan
kriteria
yakni
berdasarkan
pencapaian kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. 4. Hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remidial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya dibawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan. 28
5. Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking dan penilaian program (Mulyasa, 2006:258). Berbagai macam penilaian yang dapat dilakaukan oleh guru dalam penilaian kelas antara lain melalui ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir. 1. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para peserta didik, dan tugastugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang di bahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali dalam setiap semester.
Ulangan
harian
ini
terutama
ditujukan
untuk
memperbaiki program pembelajaran. 2. Ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester dengan bahan yang diujikan. Ulangan semester pertama soal diambil dari materi semester pertama dan ulangan semester kedua soalnya merupakan gabungan dari semester pertama dan kedua, dengan penekanan pada semester kedua. 3. Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahanbahan yang diujikan meliputi seluruh kompetensi dasar yang telah diberikan, dengan penekanan pada kompetensi dasar yang dibahas 29
pada kelas-kelas tinggi. Hasil evaluasi ujian akhir ini terutama digunakan untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik dan layak tidaknya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat atasnya. Berbagai macam teknik penilaian yang dapat dilakukan oleh guru antara lain: 1. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan dan tes praktik atau tes kinerja. Tes dapat dilakukan secara berkesinambungan melalui berbagai macam ulangan antara lain ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester dan juga ulangan kenaikan kelas. Ulangan atau ujian harus sesuai dengan Kompetensi Dasar yang sudah dirancang, karena tuajuannya untuk mengukur ketercapaian siswa terhadap KD yang telah ditentukan. 2. Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung dan/atau diluar kegiatan pembelajaran. 3. Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dan dapat berupa praktik dilaboratorium, tugas rumah, porto folio, projek dan atau produk. 4. Penilaian mencakup penilaian psikomotorik, kognitif dan afektif. 30
Dari
penjelasan
diatas,
memberikan
penjelasan
bahwa
penilaian memiliki tujuan untuk membantu dan mendorong peserta didik dan guru agar memperbaiki dalam proses pembelajaran. Penilaian juga dapat membantu guru dalam menentukan strategi pembelajaran dan dapat mengukur kemampuan peserta didik dalam pencapaian standar kompetensi pada setiap materi. 2. PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI AKADEMIK. a. Peran Kepala Sekolah Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran (Wahjosumidjo,1999: 83). Kepala sekolah diberi tanggung jawab untuk mengelola dan memberdayakan berbagai potensi masyarakat serta orang tua untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah. Kepala sekolah sebagai penentu kebijakan di sekolah harus dapat memfungsikan peran maksimal dan mampu memimpin sekolah dengan baik terarah kepada tujuan pendidikan yang tentu saja akan berimbas pada kualitas siswa. Karen Leigh Sanzo, et al, (2010:39) mengatakan bahwa : “Principals advocated for the importance of having instructionally sound teachers in the classroom and what is necessary to achieve a high level of teaching and profieny. Also important in terms of guiding and learning was an understanding of data and how to use it to make instructional decision”.
31
Peran kepala sekolah terhadap guru dalam pengawasan proses pembelajaran dalam rangka peningkatan kompetensi mengajar guru akan meningkatkan ketrampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Bimbingan dalam pembelajaran sangatlah penting untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memahami data dan
bagaimana memahami atau
menggunakan data pembelajaran tersebut. Mulyasa (2006: 111) menjelaskan bahwa kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktifitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efesiensi dan efektifitas pembelajaran. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa peran kepala sekolah dalam pelaksanaan proses pembelajaran sangatlah penting, pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien jika kepala sekolah memerankan perannya sebagi supervisor kepada guru sebagai pelaksana dalam pembelajaran di dalam kelas, sebagaimana Glickman et.al (2007: 98) menjelaskan “Most supervision, of course, are former teachers. As a result, their views almost learning, the nature of the learner, knowledge, and the role of the teacher in the classroom influence their view of supervision”. Glickman et.al menjelaskan bahwa sebagian besar pengawas adalah seorang guru sebelumnya, sebagai hasilnya, cara pandang mereka adalah pembelajaran, sifat dasar dari siswa, pengetahuan, dan peran guru di dalam kelas mempengaruhi pandangan mereka dalam kepengawasan. Secara umum tugas dan supervisor memiliki dimensi kompetensi sebagaimana termaktub pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 32
Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, yaitu kompetensi kepribadian, kewirausahaan, supervisi, dan kompetensi sosial. Kompetensikompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian meliputi: a. berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah. b. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin. c. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah. d. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah. e. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan. 2. Kompetensi Manajerial a. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan. b. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan. c. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayaguanaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal. d. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju pembelajaran yang efektif. e. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik. f. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. g. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal. h. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pendirian dukungan ide, sumber belajar dan pembinaan sekolah/madrasah. i. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru serta penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik. j. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
33
k. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan dan efisien. l. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah. m. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik sekolah/madrasah. n. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung penyususnan program dan pengambilan keputusan. o. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan menajemen sekolah/madrasah. p. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut. 3. Kompetensi Kewirusahaan a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah. b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif. c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah. d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik. 4. Kompetensi Supervisi a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat c. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. 5. Kompetensi Sosial a. Bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah. b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
34
Dari kompetensi tersebut kepala sekolah dituntut mampu dalam berkomunikasi, memberikan pengarahan penugasan, dan memotivasi guru dan staf agar melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan, perkembangan mutu professional diantara para guru banyak ditentukan kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah adalah pengelola pendidikan secara keseluruhan, sebagai pengelola kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara melaksanakan administrasi dengan seluruh subtansinya. Ahmad Sudrajat menjelasakan tentang pelaksana supervisi akademik bahwa supervisi akademik dapat dilakukan oleh pengawas, kepala sekolah, dan guru yang ditugasi oleh kepala sekolah untuk melakukan tugas sebagai penyelia. Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada agar dapat melaksanakan tugasnya dengan maksimal, kepala sekolah dapat melibatkan wakil kepala sekolah ataupun guru yang memiliki pegalaman dalam pengelolaan pembelajaran. Bernad Moswela (2010:84) mengatakan bahwa, “A more rational instructional supervision system that ensure the official designation of headteacher, including senior staff, should see improved curriculum implementation”. Dari pernyataan tersebut dapat 35
dijelaskan bahwa kepala sekolah melibatkan tenaga pendidik dan kependididkan dalam pelaksanaan supervisi yang dilakukan. Supervisi merupakan suatu proses yang dirancang khusus untuk membantu guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari disekolah. Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuannya menyusun, dan melaksanakan program supervisi pendidikan serta memanfaatkan hasilnya dalam implementasi kurikulum. b. Supervisi Akademik 1. Pengertian Supervisi Akademik Dalam Permen No 13 tahun 2007 disebutkan bahwa kompetensi supervisi kepala sekolah adalah; a) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, b) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat dan c) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Tujuan supervisi seperti yang dijelaskan oleh Glickman, et, al (2007:197) “The longterm goal of developmental supervision is teacher development toward a point at which teacher, facilitated by supervisor, can assume full responsibility for instructional improvement. Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa tujuan jangka panjang dari supervisi adalah perbaikan pengajaran yang dilakukan oleh guru. Guru merupakan faktor penting dalam proses pelaksanaan
pembelajaran,
sehingga
36
pengawasan
terhadap
proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru menjadi sangat penting agar kompeten siswa dapat tercapai. Neagley-Evans (1980: 20) “Modern supervision is considered a any service for teacher that eventually results in improving instruction, learning and the curriculum”. Neaglay-Evans mendefinisikan supervisi disini diartikan sebuah bantuan, pengarahan dan bimbingan kepada guru-guru dalam bidang pengajaran dan kurikulum agar para guru dapat mengevaluasi dan memperbaiki pengajaran mereka. Menurut Oliva (Neagley –Evans, 1980: 1) “Supervision is conceive as a service to teacher, both as individual and in groups. Supervision is mean of offering to teacher specialized help in improving instruction”. Dengan adanya supervisi para guru mendapat bimbingan dalam menjalankan tugas sebagai seorang guru, sehingga guru dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi dalam pengajaran. Stoler (Neagley –Evans, 1980: 1) menyatakan bahwa: “…supervision as improvement of instruction seems to be concerned with – overseeing, direction, guiding, conduction, regulation, controlling, moving toward a goal, etc.--- workers (teacher), who give or teach knowledge or information in such a manner that there is a resulting “increase in value or excellence of quality or condition”.
Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa supervisi sebagai cara untuk mengarahkan, mengontrol agar tujuan dapat tercapai, guru sebagai pengajar ilmu pengetahuan harus mampu mengajar dengan baik agar tujuan
37
pembelajaran dapat tercapai. Supervisi dilakukan oleh orang yang ada didalam yaitu kepala sekolah dan dari luar yaitu pengawas secara terus menerus, supervisi diperuntukkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yang harapan akhirnya juga pada prestasi belajar siswa. Untuk mendukung semua aspek pendukung sangat menentukan keberhasilan pembelajaran secara terus menerus. Menurut Mosher dan Purpel mengatakan “we consider the tasks of supervision to be teaching teacher how to teach, and the professional leadership in reformulating public education more specifically, its curriculum, its teaching and its fonmcrms” (Wiles and Bondi, 1986: 10). Dapat dikatakan bahwa tugas dari supervisi adalah mengajari guru cara mengajar, dan mengajar kepemimpinan yang professional dalam pengelolaan pendidikan khususnya kurikulum pengajaran dan sistemnya. Supervisi merupakan sistim pengolaan pendidikan yang melibatkan komponen-komponen yang ada. Supervisi
yang
membantu
guru
dalam
mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran disebut sebagai supervisi akademik (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2010: 10). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2004:5) supervisi akademik adalah supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada masalah akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar. Dari penjelasan tersebut supervisi akademik merupakan 38
supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah. 2. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2010:7) menjelaskan tujuan supervisi akademik adalah: a) membantu guru mengembangkan kompetensinya, b) mengembangkan kurikulum, c) mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987). Supervisi secara umum memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru (dan staf sekolah yang lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kerjanya, terutama dalam pelaksanaan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran. Selanjutnya apabila kualitas kerja guru dan staf sudah meningkat, demikian pula mutu pembelajarannya, maka diharapakan prestasi belajar siswa juga akan meningkat. Disamping itu juga ada tujuan khusus yaitu, a) meningkatkan kinerja siswa, meningkatkan kinerja guru, meningkatkan kefektifan kurikulum, meningkatkatkan kefektifan dan keefesien sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas pengelolaan, dan meningkatkan kualitas situasi umum sekolah (Suharsimi Arikunto, 2004: 41). Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa supervisi merupakan proses pengawasan, pendampingan, mengarahkan, mengontrol, mengevaluasi kepada guru-guru dalam bidang pengajaran dan kurikulum yang mempunyai tujuan agar para guru dapat memperbaiki pengajaran mereka. 39
Berdasarkan Peremendiknas No 12 Tahun 2007 dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik antara lain membantu guru dalam: (1) merencanakan kegiatan pembelajaran dan atau bimbingan, (2) melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan, (3) menilai proses dan hasil pembelajaran/ bimbingan, (4) memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran/bimbingan, (5) memberikan umpan balik secara tepat dan teratur dan terus menerus pada peserta didik, (6) melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, (7) memberikan bimbingan belajar pada peserta didik, (8) menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, (9) mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran dan atau bimbingan, (10) memanfaatkan sumber-sumber belajar, (11) mengembangkan interaksi pembelajaran/bimbingan (metode, strategi, teknik, model, pendekatan dll.) yang tepat dan berdaya guna, (12) melakukan penelitian praktis bagi perbaikan pembelajaran/bimbingan, dan (13) mengembangkan inovasi pembelajaran atau bimbingan. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa supervisi akademik merupakan bagian yang sangat esensial untuk ketercapain tujuan dari pembelajaran, pada intinya tujuan supervisi akademik adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Lovell and Willes (1983: 9) menjelaskan: “We think it is essential to provide support and service directly to teachers to help them improve their performance in working with certain group student. This kind of support makes it possible for teachers and supervisors to examine plans for instruction, and to
40
observe and analyze instruction with reference to what planned, what happened, and what result were achieved.” Dari pernyataan diatas, bimbingan atau layanan kepada guru secara langsung merupakan hal yang sangat esensi dalam rangka meningkatkan kinerja mereka pada kegiatan belajar mengajar antara guru dengan siswa. Bentuk bimbingan dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan dalam perencanaan pembelajaran untuk mengetahui tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Tugas Kepala sekolah dalam Supervisi Akademik Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007, salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik yang meliputi : a) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, b) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, c) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan ketrampilan konseptual, interpersonal dan teknikal. Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi subtansi supervisi akademik.
41
Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat. Direktorat Tenaga Kependidikan (2010: 5-6) menjelaskan kompetensi supervisi akademik yang harus dimiliki: 1. Memahami
konsep,
prinsip,
teori
dasar,
karakteristik,
dan
kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. 2. Memahami
konsep,
prinsip,
teori/teknologi,
karakteristik
dan
kecendurangan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah sejenis. 3. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan disekolah menengah yang sejenis berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP. 4. Membimbing
guru
strategi/metode/teknik
dalam
memilih
dan
pembelajaran/bimbingan
menggunakan yang
dapat
mengembangkan berbagai potensi siswa melalui mata-mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.
42
5. Membimbing
guru
dalam
menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. 6. Membimbing
guru
dalam
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran/bimbingan (dikelas/laboratorium, dan atau dilapangan) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. 7. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dari fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. 8. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan disekolah menengah yang sejenis. Supervisi akademik dilaksanakan untuk membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya dalam ketrampilan mengajar dan tugas professional sebagai guru. Kepala sekolah dalam menjalankan tugas supervisi akademik harus memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah dan mengetahui tugas guru dalam proses pembelajaran agar bimbingan yang dilakukan kepala sekolah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh guru. Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2010: 15-16) menjelaskan ruang lingkup supervisi akademik adalah a) pelaksanaan KTSP, b) persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru, c) pencapaian standar kompetensi 43
lululsan, standar proses, standar isi, dan peraturan pelaksanaanya, d) pengembangan mutu pembelajaran. Bimbingan kepala sekolah dalam persiapan, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran sangat diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Direktorat Tenaga kependidikan (2010: 17) mengatakan bahwa sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan-kemampuan guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan pelayanan pembelajaran,
menciptakan
lingkungan
belajar
yang
menyenangkan,
memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat. Direktorat Manajemen Depdiknas (2010:336-337) menjelaskan bahwa tugas professional guru meliputi tugas merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran. Berikut ini adalah klasifikasi ketrampilan tugas professional guru: a. Keterampilan Merencanakan Pembelajaran Tugas-tugas guru dalam perencanaan pembelajaran meliputi kemampuan dalam memahami tujuan pembelajaran, melakukan analisis pembelajaran, mengenal prilaku siswa, mengindentifikasi karakteristik siswa, merumuskan tujuan pembelajaran b. Keterampilan Melaksanakan Pembelajaran Ketrampilan merujuk pada tugas professional guru dalam menciptakan satu system atau melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran 44
dan menutup pembelajaran. Ada tiga tugas dan aktivitas pokok dalam melaksanakan pembelajaran, yaitu membuka pembelajaran, mengelola pembelajaran dan menutup pembelajaran. c. Ketrampilan menilai pembelajaran Tugas guru dalam menilai pembelajaran meliputi: melakukan penilaian dengan menggunakan instrument penilaian yang telah dikembangkan pada waktu merencanakan pembelajaran; melakukan modifikasi dan penskoran; serta memberikan masukan serta tindak lanjut perbaikan proses dan memberikan pembelajaran remedial. Kemampuan guru mengelola proses pembelajaran dari persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran akan dapat mewujudkan tujuan dari pendidikan, jadi dapat dikatakan guru adalah kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu peran dari kepala sekolah menjadi sangat penting dalam membina guru dalam pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru. Bernad Moswela (2010:82) mengatakan: “Based on the majority view that instructional supervision is a job that can be best performed by the teachers, the most suited for this tas are likely to be the mature, more experienced teachers and those with higher qualifacations. They should do this under the watchful eye of the headteacher”.
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa kepengawasan kepada guru akan meningkatkan keterampilan dan pengalaman mereka dalam proses pembelajaran.
Keterampilan
guru
45
dalam
pengelolaan
pembelajaran
seharusnya mendapat pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah. Larry W. Hughes (1994; 216) menyatakan: “The principal will naturally be anxious to learn how a first-year teacher performs in the classroom. However, the major tenets of instructional supervision suggest clearly that the principal, by necessity, often delegates much of the direct observation, feedback, and guidance to other instructional specialist”.
Menurut Larry W.Hughes (1994) menejelaskan prinsip utama dalam kepengawasan yang dilakukan oleh kepala seolah adalah pengamatan langsung, umpan balik, bimbingan dalam pembelajaran. Hal ini ini menjelaskan bahwa kepala sekolah memiliki tanggungjawab dalam pembinaan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Sebagaimana penjelasan Syaiful Sagala (2010: 137) bahwa peran dan fungsi kepala sekolah
sebagai
supervisor
pembelajaran
adalah
membantu
dan
memfasilitasi guru dalam melakukan proses belajar mengajar dan melakukan penilaian menggunaan teknik-teknik supervisi sesuai kebutuhan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik merupakan kegiatan pembinaan dari kepala sekolah dalam memberikan bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Supervisi akademik dapat mengetahui proses pembelajaran, apa yang dilakukan oleh guru dan siswa didalam kelas. Supervisi akademik juga dapat mengukur apakah kompetensi siswa sudah tercapai atau belum. Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud untuk memonitor kegiatan belajar
46
mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas disaat guru sedang mengajar. Penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik. B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ataupun tentang peranan kepala sekolah dalam tugas dan fungsinya telah banyak dilakukan, akan tetapi dengan objek kajian yang berbeda. Penelitian yang dianggap relevan disajikan dalam tesis ini adalah sebagai berikut: Pertama, Anifah Nurshofyani (2010: 97) tentang (Evaluasi Penerapan KTSP SD di Kecamatan Secang Kabupaten Magelang). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di kecamatan Secang kabupaten Magelang, meliputi (1) standar isi dan dukungan masyaraat, (2) tujuan prosedur penyusunan dokumen, (3) perencanaan dan proses pembelajaran, dan (4) instrument evaluasi pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
KTSP berkaitan dengan penerapan KTSP cukup baik ditinjau dari standar isi maupun dukungan masyarakat, berkaitan dengan input, tujuan dan prosedur penyusunan dokumen dalam KTSP cukup baik, berakaitan dengan perencanaan dan proses pembelajaran masuk kategori baik dan berkaitan 47
dengan produk KTSP sudah baik walaupun masih banyak mengikuti contoh yang diberikan oleh Dinas Pendidikan. Kedua, hasil penelitan Lia Yuliana (2009: 170) tentang (Kefektifan Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Madrasah Tsanawiyah di Kota Yogyakarta). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dalam ketepatan ruang lingkup yang disupervisi oleh kepala madrasah Tsanawiyah di Kota Yogyakarta disimpulkan bahwa pada perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan pengelolaan penilaian pembelajaran sudah efektif. Ketiga, hasil penelitian Dorce Bu’tu (2011: 155) tentang (Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Nrgeri 2 Sentani Kabupaten Jayapura). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Negeri 2 Sentani yang ditinjau dari menggerakkan guru, memberikan bimbingan dan pengawasan dan memberdayakan guru dan kepala sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan kepala sekolah adalah membimbing guru dan pengawasan dilakukan dengan cara memberi petunjuk teknis penggunaan kurikulum dalam program pengajaran dan melaksanakan supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi administrasi. Keempat, hasil penelitian Joko Sarwono (2010: 93) tentang (Pemberdayaan Pengawas Sekolah Menengah dalam meningkatkan Mutu 48
Pembelajaran di Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberdayaan internal pengawas di Kabupaten Biak Numfor dalam peningkatan wawasan dan kompetensi kepengawasan. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan internal pengawas dilakukan dengan membaca buku dan brosur baik cetak maupun elektronik, mengikuti
rapat
koordinasi
dan pelatihan. Penelitian tersebut
juga
menyimpulkan bahwa pemberdayaan internal dan eksternal belum optimal karena keterbatasan sumber dan kesempatan juga keterbatasan kuota, dana, sarana pendukung, luasnya geografis wilayah, dan belum ada perda terkait yang diperlukan. Dari keempat penelitian tersebut diatas belum banyak yang membahas tentang supervisi akademik yang dilaksanakan kepala sekolah, supervisi akademik merupakan supervisi pembelajaran yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam KTSP yang telah di tetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Proses pembelajaran dalam supervisi ini antara lain penjabaran SKKD kedalam silabus, program tahunan dan semester, RPP dan juga penilaian hasil belajar siswa. C. Kerangka Pikir Proses pembelajaran merupakan upaya peningkatan kompetensi siswa yang memiliki peranan yang penting dalam peningkatan kualitas siswa. Dalam upaya mencapai proses pembelajaran yang baik maka diperlukan 49
supervisi, supervisi pembelajaran yang dilaksanakan oleh kepala sekolah meliputi dalam persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembalajaran dan evaluasi pembelajaran. Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitan ini, maka kerangka pikir disajikan dalam gambar berikut.
1 Persiapan Pembelajaran
Supervisi Akademik Kepala Sekolah
3 Evaluasi Pembelajaran
2 Pelaksanaan Pembelajaran Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan yang membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi akademik kepala sekolah meliputi persiapan pembelajaran. Pada persiapan pembelajaran bimbingan yang dilakukan kepala sekolah meliputi penyusunan silabus, program tahunan dan semester, pada pelaksanaan pembelajaran supervisi lebih ditekankan pada penjabaran RPP dan evaluasi pembelajaran lebih menekankan pada penilaian hasil belajar siswa. Pentingnya pelaksanaan supervisi akademik untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas
50
pembelajaran melalui proses pembelajaran yang baik serta membantu guru menciptakan lulusan yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Supervisi akademik dapat membantu guru dalam mengembangkan kemampuan profesionalnya, mengembangkan ketrampilan mengajar dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu sehingga meningkakan kualitas pembelajaran. Pada intinya supervisi akademik adalah membina guru untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran yang meliputi dalam persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Apabila guru dapat mempersiapakan,
melaksanakan
kemudian
mengevaluasi
kegiatan
pembelajaran maka kompetensi siswa akan dapat dicapai dengan baik. Oleh karena itu peran kepala sekolah dalam supervisi akademik sangat penting karena
dengan
adanya
mengembangkan kehidupan
kelas,
supervisi
kemampuannya
akademik
dapat
profesionalnnya
mengembangkan
keterampilan
membantu dalam
guru
memahami
mengajarnya
dan
menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu. Sasaran supervisi akademik kepala sekolah adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunan media dan teknologi pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran. Hal tersebut harus terangkum dalam pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah sebagai bagian dari pembinaan kepala sekolah dalam persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. 51
D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan, penelitian ini diharapkan dapat menjawab beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Seberapa baik peran kepala sekolah dalam membimbimbing guru dalam penjabaran SK KD ke dalam program tahunan (prota) dan program semester (prosem)? 2. Seberapa baik bimbingan kepala madrasah pada guru dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)? 3. Seberapa baik bimbingan kepala madrasah kepada guru dalam metode pengajaran dalam pembelajaran? 4. Seberapa baik bimbingan kepala madrasah dalam analisa kemajuan dan hambatan belajar siswa? 5. Seberapa baik bimbingan kepala madrasah dalam pengelolaan penilaian hasil belajar siswa?
52