BAB II KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN KTSP
A. Penyempurnaan Kurikulum Perjalanan sejarah pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan kurikulum sejak tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan yang terakhir tahun 2013. Keberadaan pendidikan anak usia dini di Indonesia telah mulai berkembang sejak tahun 1964. Kurikulumnya baru dalam bentuk Standar Kompetensi yang menjadi pedoman bagi para pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Baru pada Kurikulum 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) secara komprehensif dengan berlandaskan pada berbagai kajian, baik secara teoretis, empiris, yuridis, maupun sosial budaya. Pendidikan anak usia dini termuat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 28. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kebijakan arah pembangunan PAUD 2011 – 2045 yang dibagi dalam 5 tahap yakni: (1) tahap perluasan layanan dari tahun 2002 – 2011, (2) tahap pemantapan mutu dari tahun 2011 – 2015, (3) tahap standarisasi mutu nasional dari tahun 2015 – 2025, (4) tahap standar mutu internasional tahun 2025 – 2035, dan (5) tahap layanan paripurna tahun 2035 - 2045. Dengan arah pembangunan jangka panjang demikian diharapkan tahun 2045, di saat Indonesia mencapai usia
kemerdekaan
ke-100
tahun,
anak
Indonesia
tumbuh
dan
berkembang menjadi manusia yang cerdas secara komprehensif. Tahun 2016 memasuki tahap ketiga yakni standarisasi mutu nasional PAUD sebagai dasar pembentukan sumber daya manusia berkualitas. Di tahap kedua pembangunan PAUD telah banyak yang dipersiapkan di antaranya adalah implementasi kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Program pembinaan haruslah dirancang, direncanakan, untuk diterapkan dengan teliti sesuai dengan karakteristik anak. Program pembinaan tersebut satu di antaranya dituangkan menjadi kurikulum. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum nasional yang bersifat terbuka, artinya memberi peluang kepada daerah dan satuan pendidikan untuk memperkaya kurikulum sesuai dengan karakteristik daerah terutama yang terkait dengan sosialbudaya/kearifan lokal, atau kekhasan satuan PAUD-nya. Pemerintah Provinsi berkewenangan mengembangkan muatan lokal untuk kurikulum pendidikan Juknis Pengembangan KTSP PAUD Provi Sumsel, 2017
5
Kurikulum dan Pengembangan KTSP
menengah. Kabupaten/kota berkewenangan mengembangkan muatan lokal untuk kurikulum SD dan SMP, sedangkan satuan pendidikan termasuk satuan PAUD mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kekhasan kurikulum di tiap jenjang pendidikan terdapat pada konten. Konten kurikulum PAUD dirancang untuk membangun pengalaman belajar yang dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik potensi fisik maupun mental intelektual dan spritual dengan landasan psikologis dan pedagogis yang sesuai, tidak menitikberatkan pada pencapaian kemampuan akademik yang harus dikuasi peserta didik. Keberhasilan kurikulum PAUD ditandai dengan pencapaian kematangan tahap perkembangan sesuai dengan kelompok usia anak tanpa label pintar – tidak pintar, atau lulus – tidak lulus. Pendidikan Anak Usia Dini, merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian
pengalaman
belajar
untuk
membentuk
sikap
yang
membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini di Indonesia memiliki kekhasan dibanding dengan yang diterapkan di berbagai negara. Kekhasan tersebut terutama pada: 1. cakupan rentang usia, anak usia dini di Indonesia dari 0 – 6 tahun, sedangkan di berbegai negara mencapai usia 8 tahun; 2. program layanan anak usia dini, di Indonesia terdiri dari: a. TPA (Taman Penitipan Anak) dan/atau SPS (Satuan Paud Sejenis) untuk usia lahir – 2 tahun; b. TPA (Taman Penitipan Anak), KB (Kelompok Bermain) dan/atau SPS untuk usia 2 – 4 tahun; dan c. KB/TK/RA/BA, TPA dan/atau SPS untuk usia 4 – 6 tahun. 3. jalur pendidikan, TK masuk dalam jalur pendidikan formal, sedangkan KB, TPA, dan Satuan PAUD Sejenis masuk dalam jalur pendidikan non formal. Kekhasan itulah yang menjadikan PAUD di Indonesia lebih spesifik dalam penyelenggaraannya karena setiap program layanan memiliki kekhasan masingmasing. Namun demikian semua program layanan PAUD memiliki tujuan yang sama yaitu mengembangkan seluruh potensi anak yang mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, serta seni untuk mencapai kesiapan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan layanan tersebut dirumuskan melalui program pendidikan yang terstruktur dalam kurikulum PAUD. Juknis Pengembangan KTSP PAUD Prov. Sumsel, 2017
6
Kurikulum dan Pengembangan KTSP
Mencermati Permendikbud No. 137 tahun 2014, tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, pasal 2, kurikulum PAUD terdiri dari: 1) Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak; 2) Standar Isi; 3) Standar Proses, dan 4) Standar Penilaian. 1. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STTPA) STTPA merupakan acuan yang dipergunakan dalam pengembangan kurikulum PAUD. Tingkat pencapaian perkembangan anak pada akhir layanan PAUD disebut Kompetensi Inti (KI) yang merupakan gambaran pencapaian STTPA pada akhir layanan PAUD usia enam tahun yang dirumuskan secara terpadu dalam bentuk kemampuan sikap, pengetahuan dan keterampilan. a. Kemampuan sikap terdiri dari sikap spiritual dan sikap sosial. Keduanya diharapkan dapat membangun kesadaran anak bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan Tuhan, seorang individu yang memiliki kemampuan untuk pengembangan diri, dan bagian dari kelompok sosialnya. Pengembangan kemampuan sikap dilaksanakan melalui pembiasaan secara terus menerus sehingga muncul sikap yang dimulai dari: menerima, merespons, memahami, menerapkan, hingga akhirnya menjadi perilaku yang membentuk karakter tangguh sebagai penentu masa depan. b. Pengembangan kemampuan pengetahuan dilakukan dengan mengenalkan konsep tentang diri dan lingkungannya, baik lingkungan mikro, messo maupun makro. Proses pengenalan konsep dimulai dengan mengenal atau mengingat konsep – memahami – menerapkan – menganalisis –mengevaluasi hingga menciptakan dari sebuah konsep menjadi hasil karya yang bermakna. Proses pengembangan kemampuan tersebut disesuaikan dengan tahap perkembangan berpikirnya anak usia dini yang masih berada di tahap berfikir pra-operasional c. Pengembangan keterampilan anak untuk mendukung kemampuan sikap diterapkan melalui proses pembiasaan yang diawali dengan mengenalkan suatu sikap yang akan dibangun agar anak: (1) mengetahui hal-hal yang baik (knowing the good); (2) anak diajak untuk memikirkan apa untungnya jika sikap baik tersebut diterapkan dan kerugian apa bila sikap baik tersebut ditinggalkan (thinking the good); (3) berikutnya anak diajak merasakan manfaat bila perilaku baik itu diterapkan (feeling the good); (4) guru bersama anak melakukan perilaku yang baik (acting the good) menjadi contoh baik; dan (5) anak akhirnya terbiasa untuk menerapkan sikap baik dalam setiap kesempatan. Juknis Pengembangan KTSP PAUD Prov. Sumsel, 2017
7
Kurikulum dan Pengembangan KTSP
Kemampuan keterampilan untuk mendukung pengetahuan diterapkan melalui proses Saintifik yang bertujuan untuk membangun pola berpikir yang sistematis dengan rangkaian proses yang saling berkesinambungan dari yang paling konkrit, berkembang menjadi karya nyata sebagai hasil olah pikir tingkat tinggi. Tahapan usia dalam STTPA terdiri dari: 1) Tahap usia lahir –2 tahun, terdiri atas kelompok usia: lahir -3 bulan, 36 bulan, 6-9 bulan, 9-12 bulan, 12-18 bulan , 18-24 bulan; 2) Tahap usia 2-4 tahun, terdiri atas kelompok usia 2–3, tahun dan 3-4 tahun; dan 3) Tahap usia 4-6 tahun, terdiri atas kelompok usia 4-5 tahun, dan 5-6 tahun. 2. Standar Isi Standar isi meliputi program pengembangan yang disajikan dalam bentuk tema dan subtema. Tema dan subtema disusun sesuai dengan karateristik, kebutuhan, tahap perkembangan anak dan budaya lokal. Pelaksanaan tema dan subtema dilakukan dalam kegiatan pengembangan melalui bermain dan pembiasaan. Tema dan subtema dikembangkan dengan memuat unsur-unsur nilai agama dan moral, kemampuan berpikir, kemampuan berbahasa, kemampuan sosialemosional, kemampuan fisik-motorik serta apresiasi terhadap seni. Lingkup perkembangan sesuai tingkat usia anak meliputi aspek: a. Nilai agama dan moral meliputi; kemampuan mengenal nilai agama yang dianut, mengerjakan ibadah, berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengetahui hari besar agama, menghormati dan toleran terhadap agama orang lain. b. Fisik motorik meliputi; motorik kasar, mencakup kemampuan gerakan tubuh secara terkoordinasi, lentur, seimbang, lincah, lokomotor, non-lokomotor dan mengikuti aturan. Motorik halus mencakup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk kesehatan dan perilaku keselamatan, mencakup berat badan, tinggi badan, lingkar kepala sesuai usia serta kemampuan berperilaku hidup bersih, sehat, dan peduli terhadap keselamatannya.
Juknis Pengembangan KTSP PAUD Prov. Sumsel, 2017
8
Kurikulum dan Pengembangan KTSP
c. Kognitif, meliputi: 1) belajar dan pemecahan masalah, mencakup kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara fleksibel dan diterima sosial serta menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang baru; 2) berfikir logis, mencakup berbagai perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif, berencana, dan mengenal sebab-akibat; dan 3) berfikir simbolik, mencakup kemampuan mengenal, menyebutkan, dan menggunakan
konsep
bilangan,
mengenal
huruf,
serta
mampu
merepresentasikan berbagai benda dan imajinasinya dalam bentuk gambar. d. Bahasa, meliputi: 1) memahami bahasa reseptif, mencakup kemampuan memahami cerita, perintah, aturan, menyenangi dan menghargai bacaan; 2) mengekspresikan bahasa, mencakup kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan, berkomunikasi secara lisan, menceritakan kembali yang diketahui, belajar bahasa pragmatik, mengekspresikan perasaan, ide, dan keinginan dalam bentuk coretan; dan 3) keaksaraan, mencakup pemahaman terhadap hubungan bentuk dan bunyi huruf, meniru bentuk huruf, serta memahami kata dalam cerita e. Sosial Emosional meliputi: 1) kesadaran diri, terdiri atas memperlihatkan kemampuan diri, mengenal perasaan sendiri dan mengendalikan diri, serta mampu menyesuaian diri dengan orang lain; 2) rasa tanggung jawab untuk diri dan orang lain, mencakup kemampuan mengetahui hak-haknya, mentaati aturan, mengatur diri sendiri, serta bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan sesama; dan 3) perilaku prososial, mencakup kemampuan bermain dengan teman sebaya, memahami perasaan, merespon, berbagi, serta menghargai hak dan pendapat orang lain; bersikap kooperatif, toleran, dan berperilaku sopan. f. Seni meliputi: mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimajinasi dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa, kerajinan), serta mampu mengapresiasi karya seni, gerak dan tari, serta drama. Juknis Pengembangan KTSP PAUD Prov. Sumsel, 2017
9
Kurikulum dan Pengembangan KTSP
3. Standar Proses Standar
proses
pelaksanaan,
pada
kurikulum
evaluasi
dan
2013
PAUD
pengawasan
mencakup
perencanaan,
pembelajaran.
Perencanaan
pembelajaran dilakukan dengan pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik anak, dan budaya lokal, yang meliputi program semester (prosem), rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) yang disusun oleh pendidik pada satuan PAUD. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana harian yang mencakup kegiatan pembukaan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. a. Kegiatan pembukaan pembelajaran merupakan upaya mempersiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk melakukan berbagai aktivitas belajar. b. Kegiatan inti merupakan upaya pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan bermain yang memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada anak sebagai dasar pembentukan sikap, perolehan pengetahuan, dan keterampilan. c. Kegiatan penutup merupakan upaya menggali kembali pengalaman bermain anak yang telah dilakukan dalam satu hari, serta mendorong anak mengikuti kegiatan pembelajaran berikutnya. Evaluasi pembelajaran mencakup evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik untuk menilai keterlaksanaan rencana pembelajaran. Pengawasan pembelajaran merupakan proses penilaian dan/atau pengarahan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan teknik supervisi pendidikan yang dilakukan oleh kepala Satuan PAUD terhadap Guru PAUD/Guru Pendamping/Guru Pendamping Muda secara berkala minimum satu kali dalam satu bulan. 4. Standar Penilaian Pembelajaran Standar Penilaian merupakan kriteria tentang penilaian proses dan hasil pembelajaran anak dalam rangka pemenuhan STTPA sesuai tingkat usianya mencakup: a. Prinsip penilaian Mencakup prinsip edukatif yaitu penilaian yang mendorong anak meraih capaian perkembangan yang optimal, prinsip otentik yaitu penilaian yang Juknis Pengembangan KTSP PAUD Prov. Sumsel, 2017 10
Kurikulum dan Pengembangan KTSP
berorientasi pada kegiatan belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang mencerminkan kemampuan anak saat melaksanakan kegiatan belajar. b. Teknik dan intrumen penilaian Teknik penilaian sesuai dengan STTPA dan instrument yang digunakan terdiri atas instrumen penilaian proses dalam bentuk catatan menyeluruh, catatan anekdot, rubrik, dan/atau instrumen penilaian hasil kemampuan anak. Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen penilaian yang digunakan. c. Mekanisme penilaian Mekanisme penilaian terdiri atas: 1) Menyusun dan menyepakati tahap, teknik, dan instrumen penilaian serta menetapkan indikator capaian perkembangan anak; 2) Melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, dan instrumen penilaian; 3) Mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar anak secara akuntabel dan transparan; dan 4) Melaporkan capaian perkembangan anak pada orang tua. d. Pelaksanaan Penilaian Pelaksanaan penilaian dilakukan menggunakan mekanisme yang sesuai dengan rencana penilaian yang dilakukan oleh pendidik. e. Pelaporan Hasil Penilaian Pelaporan hasil penilaian berupa deskripsi capaian perkembangan anak yang berisi tentang keistimewaan anak, kemajuan dan keberhasilan anak dalam belajar,
serta
hal-hal
penting
yang
memerlukan
perhatian
dalam
pengembangan diri anak selanjutnya. Pelaporan penilaian disusun secara tertulis sebagai bentuk laporan perkembangan belajar anak. Hasil penilaian dalam bentuk laporan perkembangan anak disampaikan kepada orang tua dalam kurun waktu semester. B. Komponen KTSP KTSP pada Kurikulum 2013 jenjang PAUD dikembangkan oleh satuan pendidikan dan komite PAUD dengan berpedoman pada STTPA, Standar Isi, dan panduan penyusunan kurikulum yang diterbitkan oleh Dirjen PAUD dan Dikmas Juknis Pengembangan KTSP PAUD Prov. Sumsel, 2017
11
Kurikulum dan Pengembangan KTSP
(Lampiran Permendiknas No. 146 Tahun 2014, tentang pedoman pengembangan KTSP). Komponen KTSP Kurikulum 2013 PAUD terdiri dari dua dokumen, yaitu: 1. Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan lama belajar, dan kalender pendidikan; 2. Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi Program Semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
dan Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH) yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di lingkungan belajarnya. C. Prosedur Pengembangan KTSP Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi, dengan melakukan penyesuaian program pendidikan yang dilaksanakan di setiap satuan pendidikan. Setiap daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerahnya masing-masing dan pengalaman hidup masyarakat sehari-hari yang khas. Oleh karena itu, dalam pengembangan kurikulum perlu mengakomodasikan hal yang berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya (kearifan lokal) agar menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan daerah dan lingkunganya. KTSP yang dikembangkan harus didasarkan pada keragaman kondisi dan potensi daerah, kebutuhan, tantangan, karakteristik lingkungan, ciri khas satuan PAUD, dan potensi peserta didik. Dengan demikian, diharapkan KTSP yang disusun oleh satuan pendidikan sesuai makna dan definisinya. Di samping itu secara konseptual pengembangan KTSP harus memperhatikan hal-hal berikut: 1. Acuan konseptual; 2. Prinsip-prinsip pengembangan; dan 3. Prosedur pengembangan. Pengembangan KTSP oleh satuan pendidikan seyogianya berproses sesuai prosedur sebagaimana diuraikan dalam tabel 2.1 berikut:
Juknis Pengembangan KTSP PAUD Prov. Sumsel, 2017
12
Tabel 2.1 Prosedur Pengembangan KTSP PROSEDUR PENGEMBANGAN KTSP INPUT
1. UU No. 20 Th. 2003. 2. PP No. 19 Th. 2005. 3. PP No. 38 Th. 2007. 4. PP No. 66 Thn 2010. 5. PP No. 60 Thn 2013. 6. Permendikbud No.137 Thn 2014, 7. Permendikbud No. 146 Thn 2014, 8. Hasil analisis konteks Satuan PAUD, 9. Panduan penyusunan KTSP PAUD Th. 2015.
KEPALA PAUD
1. Membentuk TPK Satuan PAUD.
TPK PAUD DAN GURU
KOMITE PAUD
1. TPK Menyusun draf KTSP Dokumen I.
Terdiri dari kepala PAUD, guru, ketua yayasan, pengawas, komite sekolah.
2. Guru menyusun KTSP Dokumen II melalui workshop atau IHT.
DISDIK KAB./KOTA
OUTPUT
Pendampingan dari: 1. Nara Sumber 2. Pengawas PAUD/ UPTD Kecamatan
Satuan PAUD melakukan rapat kerja untuk mereviu, dan merevisi draf KTSP Dokumen I dengan melibatkan Komite PAUD dan Pengawas PAUD Tdk. Layak Dok. I KTSP Validasi Pengawas Pembina
Layak Finalisasi Dokumen I KTSP
Kepala Sekolah dan Komite Sekolah menandatangani KTSP Dokumen I. 1. Menetapkan pemberlakuan KTSP. 2. Menggandakan KTSP Dokumen I. 3. Sosialisasi kepada Stakeholder.
13
PIHAK TERKAIT
Validasi oleh TPK, dan memberikan rekomendasi penandatangan Kadisdik menandatangani KTSP Dokumen I
Kurikulum dan Pengembangan KT
KTSP DOKUMEN I LENGKAP
Kurikulum dan Pengembangan KTSP
Penjelasan Prosedur Pengembangan KTSP 1. Satuan PAUD membentuk Tim Pengembang Kurikulum Satuan PAUD (TPKS PAUD). Tim dapat terdiri atas: kepala sekolah, guru, ketua yayasan, pengawas, dan komite sekolah; 2. TPKS PAUD melakukan analisis konteks mempelajari, dan menganalisis: •
dokumen perundang-undangan dan peraturan yang berlaku;
•
kondisi, peluang, dan tantangan yang terkait dengan peserta didik, pendidik, sarana, prasarana, biaya, dan nilai-nilai yang mendasari, serta program yang akan dilakukan;
•
analisis konteks berpedoman pada format yang sudah ada; dan
•
analisis kondisi internal, eksternal, peluang, dan tantangan dapat menggunakan contoh format berikut ini: No. A.
Komponen
Uraian tentang Kekuatan/Kelemahan
INTERNAL 1. Pendidik dan Tenaga Pependidikan (PTK)
Mencakup: jumlah, kualifikasi, dan kompetensi PTK, serta kesesuain dengan bidang tugas, dan lain-lain.
2. Sarana Prasarana
Mencakup: jumlah dan kondisi Ruang Belajar, Perpustakaan, Laboratorium, dan lain-lain.
3. Pendanaan dan Pembiayaan
Mencakup: kecukupan dana investasi, dana operasional, serta dukungan masyarakat, dan lainlain.
4. Kinerja PTK
Mencakup: prestasi, komitmen, dan kedisiplinan kerja PTK dan lain-lain.
5. Input dan output Peserta Didik
Mencakup: jumlah penduduk usia 0 – 6 tahun dan jumlah SD negeri/swasta setempat.
6. dan lain-lain B.
EKSTERNAL
Uraian tentang Peluang dan Tantangan
1. Lingkungan Satuan Pendidikan
Mencakup: situasi/kondisi lingkunag sosisal, budaya, ekonomi, dan apresiasi masyarakat terhadap pendidikan.
2. Dinas Instasi terkait, dan Komite Sekolah.
Mencakup: dukungan fasilitas, kebijkan, regulasi, pendanaan dan lain-lain.
3. dan lain-lain
3. Penyusunan draf KTSP Dokumen I •
Satuan PAUD melakukan rapat kerja penyusunan Dokumen I, dan II dengan memperhatikan hasil analisis konteks yang telah dilakukan.
Juknis Pengembangan KTSP PAUD Prov. Sumsel, 2017
14
Kurikulum dan Pengembangan KTSP
•
Rapat kerja dipimpin oleh kepala sekolah.
•
Peserta rapat kerja/workshop/IHT adalah seluruh warga yang ada di satuan pendidikan: misalnya guru, tenaga administrasi sekolah, petugas kebersihan.
•
Rapat kerja dapat melibatkan komite sekolah, nara sumber dan pihak lain yang terkait.
•
Draf KTSP Dokumen I direviu dan direvisi dengan memprhatikan masukan dari peserta rapat kerja, selanjutnya dilakukan finalisasi.
4. Pengesahan Dokumen I KTSP Dokumen KTSP yang telah disusun oleh setiap satuan PAUD perlu disahkan oleh pejabat yang berwenang seperti dinas pendidikan setempat dan/atau ketua yayasan/pengelola. Cara pengesahan dapat dilakukan dengan cara: a. Pengawas/penilik setempat melakukan validasi untuk menilai kelayakan KTSP yang disusun b. Kepala Satuan PAUD mengajukan Dokumen KTSP yang sudah ditetapkan oleh Satuan PAUD/Ketua Yayasan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk disahkan atau diketahui. c. Dokumen KTSP divalidasi oleh TPK Kabupaten/Kota untuk memastikan kesesuaian isi berdasarkan “profesional judgement” terhadap validitas isi dokumen! d. Dinas Pendidikan atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan kewenangannya mengesahkan dokumen kurikulum yang bersangkutan. 4. Pelaksanaan KTSP KTSP yang telah disusun harus dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab bersama seluruh warga yang ada pada satuan PAUD tersebut. D. Pengembangan Muatan Lokal Muatan lokal adalah bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi, keunikan lokal, dan/atau kekhasan Satuan PAUD. Muatan lokal dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya. 1. Tujuan muatan lokal adalah untuk membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk: Juknis Pengembangan KTSP PAUD Prov. Sumsel, 2017
15
Kurikulum dan Pengembangan KTSP
a. mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya, dan spiritual di daerahnya; dan b. melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan nasional. 2. Muatan lokal dapat berupa antara lain: a. seni budaya; b. prakarya; c. pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan; d. bahasa; dan/atau e. teknologi. 3. Ada dua strategi pembelajaran muatan lokal, yaitu: a. Muatan lokal dijadikan sebagai konteks pembelajaran melalui: 1) sumber belajar yang sudah dikenal anak yang bersumber dari lingkungan alam, lingkungan sosial, dan budaya yang memiliki nilai-nilai atau kearifan lokal yang mampu membentuk sikap dan perilaku yang berlaku di daerah setempat. Contoh: 3.2 Mengenal perilaku baik sebagai cerminan akhlak mulia. 4.2 Menunjukkan perilaku santun sebagai cerminan akhlak mulia. Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang perilaku baik dan santun disesuaikan dengan agama dan adat setempat, misalnya tata cara berbicara secara santun, cara berjalan melewati orang tua, cara meminta bantuan, cara menyampaikankan terima kasih setelah mendapatkan bantuan, tata cara berdoa, tata cara makan, tata cara memberi salam, cara berpakaian, mau membantu teman, orang tua, dan guru (menggunakan metode bermain peran)
2) media/alat yang lazim disebut sebagai alat permainan edukatif (APE) yang dirancang khusus bebasis lokal atau APE yang ada, tetapi dimodifikasi. Rancangan APE harus memperhatikan persyaratan standar, antara lain: (a) nilai edukatif; (b) teknik dan prosedur pembuatan; (c) estetika atau keindahan; dan (d) warna/kombinasi warna.
Juknis Pengembangan KTSP PAUD Prov. Sumsel, 2017
16
Kurikulum dan Pengembangan KTSP
Contoh: 3.6 Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara,tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) 4.6 Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda disekitar yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil karya. Memiliki pengetahuan dan keterampilan terkait dengan benda-benda di sekitar anak. Benda-benda di sekitar sebagai alat permainan untuk membangun pengetahuananak tentang: warna, bentuk dua dimensi (persegi, segi tiga, bulat, segi panjang), bentuk tiga dimensi (kubus, balok, limas, tabung),ukuran (panjang-pendek, besar-kecil, berat-ringan, sebentar-lama), bilangan (satuan, puluhan), tekstur (kasar-halus, keras-lunak), suara (cepatlambat, keras-halus, tinggi-rendah), pengelompokkan (berdasarkan warna, bentuk, ukuran, fungsi, warna-bentuk, warna-ukuran, ukuran-bentuk, warna-ukuran-bentuk), seriasi (kecilsedang-besar, sangat kecil-lebih kecil-kecil-besar-lebih besar-paling besar), pola (AB-AB, ABC-ABC, AAB-AAB). Guru mengenalkan muatan lokal melaluimodel benda/obyek yang ada di lingkungan sekitar dengan metode proyek, misalnya: 1. Alam 2. Budaya 3. Sosial
: berupa patung atau gambar flora, fauna (khas daerah), berupa puzzle pemandangan alam, buku cerita rakyat/legenda, dan lain-lain. : berupa model peralatan, gambar alat musik daerah, buku , puzzle dll : adat istiadat berupa buku cerita bergambar, maket sudut budaya, puzzle dan lain lain.
b. Diintegrasikan pada tema dan subtema. Tentang tema dalam Kurikulum 2013 PAUD Dalam Kurikulum 2013 PAUD, tema tidak ditetapkan oleh pemerintah, tetapi bersifat fleksibel penetapannya oleh lembaga PAUD yang melibatkan seluruh guru. (baca Panduan Pengembangan Tema Pembelajaran PAUD, (2015: hal. 6). Oleh karena itu, pengembangan tema di setiap lembaga PAUD dapat berbeda-beda sesuai dengan lingkungan lembaga tersebut serta kondisi sarana dan prasarananya. Berikut ini contoh salah satu tema. Tabel 2.2 Pengembangan Tema dan Subtema No.
TEMA
SUBTEMA Tubuhku
Kesukaanku 1.
Diriku Identitasku
Juknis Pengembangan KTSP PAUD Prov. Sumsel, 2017
SUB-SUBTEMA Bagian-bagian Fungsi Cara merawat Makanan Kegiatan bermain Tempat Nama, umur Nama orangtua Alamat Ciri-ciri
17
Kurikulum dan Pengembangan KTSP
No.
TEMA
SUBTEMA Keluargaku
SUB-SUBTEMA Anggota Pekerjaan Kegiatan
dll.
Berdasarkan pengembangan tema di atas, materi muatan lokal dapat diintegrasikan pada tema dan subtema dengan merumuskan KD baru dengan menyesuaikan (mengadaptasi) KD nasional. Tabel 2.3 Contoh-1 Integrasi Muatan Lokal pada Tema dan Subtema Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar yang telah diadaptasi
Lampiran Pemendibud No. 146 Tahun 2014
Muatan Lokal
3.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi) 4.7 Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, ibadah, budaya, transportasi) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh
Pakaian Adat Aesan Gede (Kota Palembang)
3.7 Mengenal Pakaian Adat Aesan Gede (Contoh terkait budaya)
Lihat Pergub No. 38 tahun 2015 sesuai daerah
4.7 Menyajikan berbagai karya budaya, dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh
Tabel 2.4 Contoh-2 Integrasi Muatan Lokal pada Tema dan Subtema Kompetensi Dasar Lampiran Pemendibud No. 146 Tahun 2014
3.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi)
Muatan Lokal
Kompetensi Dasar yang telah diadaptasi
Makanan khas: Pempek, Laksan, Burgo, dll
3.7 Mengenal makanan khas: pempek dan laksan, (tempat tinggal)
(Kota Palembang) 4.7 Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan Lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, ibadah, budaya, transportasi) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh
Juknis Pengembangan KTSP PAUD Prov. Sumsel, 2017
Lihat Pergub No. 38 tahun 2015 sesuai daerah
4.7 Menyajikan berbagai makanan khas: pempek dan (tempat tinggal, budaya) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh
18
Kurikulum dan Pengembangan KTSP
Tabel 2.5 Semester 1 Contoh integrasi materi Muatan Lokal PAUD No
Tema
1.
Diriku
2.
Diriku
Bahan Kajian Cakupan Subtema Subtema Tubuhku Jenis Pakaian Adat
Tubuhku
Jenis Makanan khas daerah
Tematik Terpadu Aesan Gede
Pempek, Laksan, Burgo, dll
Juknis Pengembangan KTSP PAUD Prov. Sumsel, 2017
Pekan ke
KOMPETENSI DASAR
4
3.6 Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi dan ciri ciri lainnya) 4.6 Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll) 3.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi) 4.7 Menyajikan berbagai karya yang berhubung-an dengan Lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, ibadah, budaya, transportasi) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh
5
3.6 Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi dan ciri ciri lainnya ) 4.6 Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll) 3.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi) 4.7 Menyajikan berbagai karya yang berhubung-an dengan Lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, ibadah, budaya, transportasi) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh 3.9 Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll) 4.9 Menggunakan teknologi sederhana untuk menyelesaikan tugas dan
19
Kurikulum dan Pengembangan KTSP
No
Tema
Bahan Kajian Cakupan Subtema Subtema
Tematik Terpadu
Pekan ke
KOMPETENSI DASAR kegiatannya (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan dll
3.
Lingku ngan
Rumahku
Jenis rumah Adat
-
Rumah Limas
-
Juknis Pengembangan KTSP PAUD Prov. Sumsel, 2017
10
3.6 Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi dan ciri ciri lainnya) 4.6 Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll.) 3.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi) 47 Menyajikan berbagai karya yang berhubung-an dengan Lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, ibadah, budaya, transportasi) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh 3.8 Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll.) 4.8 Menyajikan berbagai karya yang berhubung-an dengan lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh 3.9 Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll) 4.9 Menggunakan teknologi sederhana untuk menyelesaikan tugas dan kegiatannya (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan dll.
20
Kurikulum dan Pengembangan KTSP
Tabel 2.6 Semester 2 Contoh integrasi materi Muatan Lokal PAUD No
Tema
1. Kendaraan
2.
Negaraku
Bahan Kajian Cakupan Subtema Subtema Kendaraan Jenis di air kendaraan di air, Fungsi dan Kegunaan, Nama Pengendara dan tempat Pemberhenti annya
Tanah Air
- Pahlawan
Tematik Terpadu Perahu Motor Ketek
Pekan ke 8
3.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi) 4.7 Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan Lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, ibadah, budaya, transportasi) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh 3.9 Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll.) 4.9 Menggunakan teknologi sederhana untuk menyelesaikan tugas dan kegiatannya (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan dll.)
Pahlawan Sumsel seperti: Sultan Mahmud Badaruddi n II
16
3.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi) 4.7 Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan Lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, ibadah, budaya, transportasi) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh
Lagu Daerah Sumatera Selatan seperti :
16
3.15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni (*) 4.15 Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan
-
Negaraku
Tanah Air
Lagu Kebangsaan
Juknis Pengembangan KTSP PAUD Prov. Sumsel, 2017
KOMPETENSI DASAR
21
Kurikulum dan Pengembangan KTSP
No
Tema
Negaraku
Bahan Kajian Cakupan Subtema Subtema
Tanah Air
- Kota
Tematik Terpadu Cuk Mak Ilang dll Wisata Alam dan Sejarah seperti :
Pekan ke
menggunakan berbagai media 16
3.1 Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari 4.1 Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa 3.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi) 4.7 Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan Lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, ibadah, budaya, transportasi) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh
16
3.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi) 4.7 Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan Lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, ibadah, budaya, transportasi) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh
Masjid Agung SMB II
- Kota
Wisata Alam dan Sejarah seperti : Jembatan Ampera Sungai Musi Taman Wisata Punti Kayu Benteng Kuto Besak Kambang Iwak Danau OPI
Juknis Pengembangan KTSP PAUD Prov. Sumsel, 2017
KOMPETENSI DASAR
22