BAB II KONSEPSI TEOR. KE ARAH PENDEKATAN MASALAH 2.1. Air Suatu Tinjauan Konseptual Sumberdaya air adalah sumberdaya yang bersifat common resources, sebagai barang milik pubfik sering dianggap tidak ada yang memiliki property right, sehingga mengalami "tragedy of common- sepem yang disinyatir oleh Hardin (1968) dalam sumberdaya lahan di Afrika yang akhimya mengalami open access yang pada gilirannya penggunaannya cendenJng mubasir, pads hal di da~m sumberdaya air itu melekat property right yakni riparian tight; dimana sumberdaya air itu adalah milik masyarakat yang paling dekat dengan sumberdaya itu berada (SaIeth, 2002)1. Sejumlah karalder khusus
yang membedakan air dengan sumbefdaya atau
komoditi lainnya adalah beratnya tantangan yang dimiliki untuk mendisain dan memitih aIokasi air dan pengaturan kelembagaannya. Air dalam sifat fisiknya oIeh
para ekonom disebut sebagai sumberdaya yang memertukan biaya yang tinggi (high exlusion
oosf).
Implikasinya penentuan
property tight sebagai dasar bagi
pertukamnnya di passr adatah reIatif suitt dan mahal. Tetapi sungguhpun demikian, dapat dibedakan tipe kek>mpok nilai ekonomi berXaitan dengan permintaan temadap
air yakni: (a). commocNty benefit, (b). Nilai rekreasi dan estetis, (e). Benefit dan pengelolaan timbah air, (d) disbeneftt (Young, 1996:3). Masing..masing kategori memertukan
pertimbangan
ekonomi.
karena
berbtitan
dengan
peningkatan
kelangkaan dan problem pengafokasian sumberdaya air diantara penggunanya untuk memaksimumkan nilai ekonomi. Karakteristik ekonomi pennintaan air beragam diantara sifat rival dan non rivalnya sumberdaya air. Barang atau jasa dikatakan rival dalam konsumsinya
adalah jika seseorang dalam mengkonsumsinya dapat mencegah orang lain dalam
L
Pada dasamya. ketersediaan air bersih (fresh water) di dunia ini hanyalah 3 persen dar; semua air yang ada. 75 parsen terdiri dari es, 1 persen adalah air permukaan (surface water) dan 24 persen adalah air tanah (groundwater) . Dan ketersediaan air bersih di bumi ini, maka sebahagian besar berada pads ground water di wilayah pedesaan. ground water ini sering menjadi sumber air bersih (potable water) bagi masyarakat pedesaan bahkan di perkotaan. di wilayah pedesaan ground water juga sering dijadikan sebagai sumber air irigas; bagi sistem pertanian dikala terjadi musim kekeringan (Saleth, 2002).
19
mengenakan biaya (charge system) terhadap penggunaannya melalui pengaturan harga air tersebut sesuai dengan penggunaannya oleh pihak pihak yang terlibat. Pengaturan harga harus mengacu kepada upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengaju pada prinsip efisiensi dan keadilan serta distribusi
income di tengah masyarakat. Sumberdaya memiliki nitai ekonomi stau menghasilkan benefit bilamana penggunanya
bersedia
membayar
harga
bagi
penggunaannya.
terutama
sumberdaya adalah langka (Young. 1996:8). Petaksanaan pasar yang efektif dihasilkan dalam sejumlah nilai (harga) pasar yang metayani untuk mengalokasikan sumberdaya dan komoditi dalam suatu cars yang konsisten dengan tujuan produsen dan kOnsumen. Sebagai komoditi yang dikonsumsi, penggunaan air harus sesuai dengan pnnsip alokasi efasiensi dan ilmu ekonomi, dimana paling kurang ada empat (4) prinsip pengalokasian air yang efisien itu yakni: 1. Secara komplek. dapat dipisahkan antara input dan output 2. Saling bebasnya fungsi produksi dan fungsi konsumsi 3. Keuntungannya dapat dicapai dengan utuh dan dapat dikuantifikasi datam bentuk ekonomi 4. Kecenderungan pilihan konsumen yang dapat secara langsung dibandingkan di dalam sistem pasar (Tinney, 1971 dan Milliman. 1963). Pads sebagian wilayah. air tersedia sangat cukup, sehingga dapat dipandang sebagai free good, dan sampai saat sekarang. penyusunan kelembagaan untuk pengaturan kelangkaan air tidaklah mendapat perhatian yang senus. Oleh kerena itu, peneJitian ini mencoba melakukannya. Air merupakan kebutuhan utama di dalam kehidupan manusia. hampir semua alctifitas dasar manusia menggunakan air mulai dari air sebagai untuk minum dan memasak makanan. pemeJiharaan kesehatan keluarga dan lingkungan. Kemudian air juga digunakan di dalam aktifitas ekonomi seperti pertambangan. industri. tOllrisme dan lain sebagainya. Sehingga pennintaan temadap air dibedakan antars final demand; komoditi yang dikonsumsi lang sung oIeh konsumen akhir, dan derived demand; air dijadikan sebagai input di dalsm menghasilkan produk oIeh
industri.
20
Sedemikian penting dan berperanannya air bagi kehidupan manusia, maka penge/olaan sumberdaya air itu haruslah dapat diatur dengan baik, sehingga ketersediaannya selalu dapat memenuhi kebutuhan manusia. Jika pengefotaan sumberdaya air tidak dilakukan dengan baik. maka yang sering terjadi adalah adanya masalah kelangkaan air pada suatu tempat dan Iokasi tertentu pada waldu tertentu, tidak jarang pula terjadi kelebihan sumberdaya air pads lokasi tertentu yang i1
menimbulkan masalah banjir. salinity. dan waterlogging (Anwar. 1999
).
Dalam pengertian hidrologi, sumberdaya air itu dapat dibedakan atas dua macam yakni air pennukaan (surface water); yang meliputi air sungsi. danau. waduk dan air dalam tanah (ground water); yang meliputi mate air, air sumur, air sumur
pompa. yang pertama lebih banyak digunakan untuk irigasi dan yang kedua lebih banyak digunakan bagi konsumsi air perkotaan terutama untuk air minum dan kebutuhan industrt. Sertng ditemui penggunaan air permukaan tidak mencukupi bag; kebutuhan manusia. sehingga dipenuhi dengan penggunaan air tanah (conjunctive). tetapi di daerah yang memiliki sedikit sumberdaya air permukaan,
maka
penggunaan air tanah sangat intensif. Sumberdaya air tanah (groundwater) biasanya tersimpan di dalam tanah dalsm bentuk kantong-kantong air (aquifelS) yang dapat dibedakan antara air dalam aquifers
yang
tidak tertekan
(unconfined aquifers);
dimana
pennukaannya
barsentuhan dengan atmosfier babes, bahagian atas pennukaan air tanah dan zona saturasi disebut sebagai muka air tanah (watelfable) sehingga biasanya dalam bentuk sumur dan mala air pengambilannya dapat dilakukan dengan timbs, kindr air dan pompa air. Kemudian air tanah dalam aquifers yang tertekan ter1etak di bawah dimana tinggi air di dalam sumur (piezometric surface) naik di atas
lapisan
ketinggian aquifers, maka untuk mengambilnya dilakukan dengan pemboran artesis, biasanya dikenal dengan sumur bor (Soenarto dan Wijaya, 1985, Pasandaran et at, 1999: 63). Air tanah ini. merupakan bagian dati siklus hidrologi air, karena pengisian air tanah (recharge sistem) berasal dan proses infiltrasi dan perkolasi air yang masuk ke lapisan tanah yang kedap air. sehingga pada lapisan tanah yang memiliki lapisan kedap air (permeable) dapat menyimpan air yang disebut dengan aquifers. Maka besamya volume air yang ter1
21
dan (evapotranspiration). curah hujan. ketembaban tanah dan jenis lapisan tanah yang ada. Oaerah yang bercurah hujan tinggi dan memiliki lapisan tanah alluvial dan tanah vulkanis merupakan daerah yang memiliki potensi air tanah yang tinggi. seperti pulau Jaws, Sumatera dan sebagian Kalimantan (EX CotpOration. 1992: 71).
Namun demikian. sering penggunaan air tanah di peruntukan bagi kepertuan domestiklrumahtangga, sedangkan air permukaan lebih sering digunakan untuk irigasi domestik dan kepentingan komersiaJ dan industri. Itutah sebabnya, daerah yang merniliki sumberdaya air permukaan yang memadai. maka penggunaan air tanahnya retatif rendah. Besamya volume air tanah yang bisa dipompa ditentukan oIeh ketinggian watertable dalam aquifers dengan pemukaan tanah. semakin tinggi atau semakin
dalam jarak pennukaan tanah dengan watertable semakin lambat volume air yang dapat dipompakan, kemudian volume pemompaan air tanah juga dipengaruhi oIeh jenis pompa yang digunakan, semakin tinggi daya kuda pompa semakin besar air tanah yang dapat dipompa (swallow and deep pumps), kemudian
jenis lapisan
tanah aquifers, janis pipa yang digunakan dan lain sebagainya. Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengambitan air dalam aquifers ini dilakukan olah para hidrolog yang memiliki pengetahuan engineering tentang tehnik pemompaan air
tanah.
Bahasan penelitian ini dibatasi hanya menyanglwt nilai ekonomi dari air
tanah yang telah dipompa dan pengaruhnya terhadap aktifitas ekonomi masyarakat
di sekitamya. Bertainan haloya dengan di Jakarta, meskipun memiliki sumber air pennukaan yang banyak seperti Citarum. Cisadane, Sungsi Angke, Sungai Sunter, Sungai Cakung dan Bekasi, tetapi hampir semuanya telah tercemar oIeh tim bah baik industri, maupun oIeh lim bah rumahtangga (Prawiradisastra, 1999). Sehingga di Jakarta, penggunaan air tanah sebagai konsumsi penduduk untuk kebutuhan minum dan sanrtasi sangat tinggi. terutama di Jakarta Utara dan Jakarta Timur. Hal ini tercatat pada tahun 1991, dan 2640 jumlah sumur bor telah diambil air melalui pemompaan sebanyak 31 juta m3 , kemudian angka ini menjadi naik tahun 1S94 dan 3016 sumur bor, maka telah dipompa air sebanyak 38,8 juta m 3 • Namun pada saat sekarang. terutarna di wilayah Jakarta Utara dan Timur, pengambilan air tanah yang bertebihan yang melebihi daya dukung aquifemya. telah menyebabkan instrusi air laut ke dalam air tanah, juga terjadi penurunan muka air tanah (drawdown) .
22
Sehingga keseluruhan dampak negatif pengambilan air tanah di wilayah OKI Jakarta
itu sekarang adalah: penurunan muka air tanah, karena pembangunan lanta; dasar (basement) gedung-gedung dan pembangunannya ke atas telah menyebabkan tekanan temadap muka air tanah, korosi air tanah. kerena tercemar oIeh logam dan pengaraman, amblesan tanah. dan instrusi air laut (Prawiradisastra, 1999).
Terjadinya efek negatif tersebut disebabkan oleh karena penggunaan air tanah yang selama ini masih dianggap bebas dan tidak ada biaya yang dikenakan temadap volume air yang diambil. konsumen air tanah hanya membutuhkan biaya pembelian pompa dan energi fistrik yang dipakai untuk pemompaan air tanah, sedangkan charge temadap· air tanah yang digunakan dengan volume yang tidak terbatas tidak ada. Sehingga pengunaannya cenderung boros dan tidak terkendalL Padahal, pengambitan air tanah datam suatu lokasi tanah tertentu, akan berpengaruh kepada ketersediaan air dalam aquifefS (wat8ltable) yang lahan di atasnya sudah tidak lagi milik si empunya pompa air tanah, ofeh karana itu. tetangganya di sebelah mengalami ekstemafitas negatif akibat pemompaan yang dilakukannya, karena si pemUik pompa dengan tetangga berada dalam satu aquifers
(single aquifers) yang sama, dimana akibat pemompaan air tanah yang dilakukan akan menyebabkan orang lain tidak dapat melakukannya. Sehingga pertu ada aturan yang membuat kompensasi kepada orang yang bef8da di sekitsr single aquifers yang pemompaannya dilakukan oteh tetangganya. Pada dasamya ada empat prinsip pengaturan hak atas air tanah 1. Pemitik tanah mempunyai hak untuk menggunakan air tanah yang terdapat di dalam tanah miliknya. 2. Para pemilik tanah mempunyai hubungan koreiatif dengan hak atas air, dan membagi secara seimbang dan sebanding supply air ketika terjadi musim kekurangan air. 3. Penyedia air (appropriators): yakni orang yang memompa air, tetapi tidak memiliki lahan dimana mereka melakukan pemompaan air, memiliki sistem senioritas satu sarna Iainnya, ketika terjadi kekurangan air, senior (pemilik lahan) memaksa juniomya (petaku pemompa air) untuk memberikan haknya. 4. Pemilik tanah memiliki hak superior dibandingkan dengan penyedia air pada jumlah air pada penggunaan yang layak bagi mereka, dan penyedia air
23
memiliki surplus dan sisanya jika tersedia banyak. (Blomquist, 1992, dalam Dinar, et al 199~:28). Salah satu jala" adalah menetapkan charge sistem terhadap konsumen yang metakukan pemompaan air tanah. yang sistemnya itu harus ditransaksikan di pasar. agar penggunaan sumberdaya air itu lebih efisien. Melalui mekanisme harga, dapat memberikan sinyal kepada konsumen untuk mengetahui kualitas dan kuantitas dari air yang akan dia konsumsi. Tentu saja air tanah yang berkualitas tinggi akan dihargai tinggi pula, air tanah dengan kuantitas rendah akan menyebabkan harganya menjadi rendah. Amnya kualitas dan kuantitas air merupakan parameter bagi sistem ekonomi air; yakni menentukan supply dan demand terhadap air (Baumann et ai, 1998). 2. 2. Air Dalam Perspektif Ekonoml Sumberdaya Alam Pentingnya penilaian ekonomi air ini (economic valuation of water) teJah lama menjadi perhatian para ekonom, ekolog dan hidrolog, terutama semenjak meningkatnya pertumbuhan kelangkaan air dan peningkatan persaingan diantara sektor yang menggunakan air. maka isu-isu pengalokasian air menjadi meningkat, terutama di wilayah a/iran sungai yang terdapat persaingan di antera konsumen air baik di hulu (up stream) maupun di hilir (down stntam) ataupun antsr witayah yakni antara penggunaan air oIeh perkotaan yang digunakan oIeh rumahtangga. komersial dan industri. dengan penggunaan air oIeh masyarakat perdesaan terutama oIeh petani dengan sistem irigasi wilayah pertanian me reka , atau untuk perkebunan dan petemakan. Artinya persaingan antara penggunaan air untuk pertanian dengan non pertanian, oleh karena itu dipertukan mekanisme alokasi yang jelas sehingga penggunaan air dapat menjadi efisien dan mencapai keadilan. Dalsm kerangka demikian. terasa sangat penting penetapan property right ter1ebih dahulu dalam penggunaan air untuk kategori yang berbeda dan pengguna air
di
bawah
mekanisme
alokas;
tertentu.
prioritas
penggunaan
air.
pengadministrasian sistem alokasinya. pembefiannya di pasar dan investasi terhadap infrastruktumya. karakteristik haknya dalam bentuk senioritas, penggunaan konsumtif, pengalihan hak atas air (diversion right), penentuan keterkaitan antara hak atas air dengan hak atas kepemilikan lahan (Kinney and Rosegrant,1999;24·36).
24
Diperlukan penilaian ekonomi atas Sumben:laya air sehingga dengan pengalokasiannya berdasarXan rezimnya dapat ditentukan mekanisme harganya yang beMku. Jika diasumsikan bahwa rezim property yang bertaku itu adalah
riparian right, maka penentuan mekanisme halga air dapat dilakukan dengan non market institution; dim ana transaksi antara pihak-pihak yang bertukar yakni antara investor perusahaan air minum kemasan dengan masyarakat yang memiliki sumber mata
air dapat dilakukan melalui proses penyusunan
kontrak (contractual
arrangement) . sehingga biaya biaya negosiasi dan transaction cost dapat tercermin di dalam penyusunan kontrak yang dibuat. Oemikian pula halnya jiks rezim propetty yang bertaku itu adalah diversion right; dimana hale
atas penggunaan air itu dapat dialihkan kepada penggunaan lain
melalui transaksi di pasar, maka ber1aku mekanisme passr, dimana jika kedua belah pihak yang bertransaksi memiliki informasi yang memadai terhadap komoditi yang dipertukarkan, dan banyaknya pihak pihak yang bertukar, maka bentuk pasamya
adaIah pasar persaingan. maka harga ditentukan oIeh penawaran dan pennintaan
dan
pengalihan hak
atas air tersebut. 0Ieh karena ito, dalam penefitian ini. akan
diasumsikan bits penetapan rezim propetty itu adaIah pada pengalihan hak atas air
itu dapat dilakukan. terutama sumber air tanah yang berasal dari aquifers tunggat. sehingga dapat diperiakukan sistam passr persaingan sebagai scuan awaI untuk menentukan bentuk pasar yang mana yang cocok. diantara aektor yang mengunakan air. Dalam penelitian ini ditentukan adaIah rumahtangga dan industri, atau antara
penggunaan domestik, komersial dan industri. Sebundel hak atas sumberdaya slam di atas (Schlager dan Ostrom (1992). juga dapat diterapkan atas sumberdaya air (bundle of right) yang me~kat dalam
property right atas air yakni: 1. Access; adalah hak untuk masuk ke suatu sumberdaya air. biasanya hak ini dimiliki oleh masyarakat yang bertempat tinggal di dekat sumberdaya itu berada.
Maka
konsekwensinya
masyarakat
yang
berada
di
sekitar
sumberdaya air berada akan memiliki hak ini. 2. Withdrawal; adalah hak untuk mengambil unit dali sumberdaya air untuk dimanfaatkan bagi kebutuhan masyarakat setempat. 3. Management adalah hak untuk membuat keputusan tentang bagaimana sumberdaya air itu dapat digunakan, biasanya otolitas ini dimiliki oleh
25
pemenntah dan masyarakat komunal yang didasaritan pada keputusan collective. Maka dalam hal ini ada dua model pengaturan sumberdaya air yakni pengaturan yang didasarkan pada manajemen pemenntah dan pengaturan yang didasar1
sifat property rightnya adalah private property tight, tetapi jika hanye sebahagian saja yang dimiliki misslnya hak akses dan pengambilan, maka sifat properly right sumberdaya air itu adalah common
ptOperty right. Oemikian pula halnya, jika
masyarakat lokal memHiki hak exclusion, make dengan sendirinya masyarakat IokaI memiliki tiga hak sebelumnya yakni hak manajemen, hak pengambilan dan hak akses. Kemudian dua hak yang pertama ini digolongkan hak pada tingkat operasional (operational level) sedangkan tiga bundet yang terakhir digolongkan kepada tingkat pilihan bersama (collective- choice level). Sementara itu di pihak lain, jika dikaitkan dengan kelompok pemilik sumberdaya air itu, maka dikeklmpokkan kepada 4 kelompok, yakni: Pemilik
(owne", penggarap (propriatot}, pengklaim (claimanf) , dan pengQuna yang diben otomas (authorized use". Maka pemilik atas sumberdaya air seharusnya memitiki otomas dan semua bundel hak yang dikemukakan di atas, sedangkan
user yang
diberi otoritas hanya memiliki salah satu dan bundel hak yang ada yakni hanya hak akses dan pengambilan sedangkan hak menajemen, exclusion, dan hak transfer tidak dimiliki oleh user, tetapi berada di tangan pihak lain dalam hal ini bisa pemerintah atau masyarakat komunal. Berdasar1
26
ditetapkan, penentuan posisi kepemilikan
akan menentukan bundle hak yang
me&ekat di dalamnya. Meskipun demikian, posisi kepemilikan itu dapat ditransfers kepada agen ekonomi lainnya. Oleh karena itu, di dalam menentukan harga air, yang diper1ukan ter1ebfh dahulu adalah posisi kepemilikan sumberdaya air ini, jika hal itu sudah ditentukan, maka pentransaksian sumberdaya air di pasar dapat dilakukan metalui penyusunan kontrak diantara agen ekonomi yang melakukan pertukaran. Secara idealnya. riparian right yang dimaksud sebelumnya hanyalah memiliki hak accsess, withdrawal, dan management sedangkan dua hak lainnya yakni exclusion dan transfer ini harus me&afui pengaturan pemerintah. Tabel: 3 Sebundel Hak dan Posisi Kepemilikan Sumberdaya Air No
Posisi Kepemilikan Sumberdaya Air
Sebundel hak alas Sumberdaya Air
Owner
Proprietor
Claimant
X X X X X
X
X
X X X
X X
Authorized User
1. 2. 3. 4. 5.
Access Withdrawal Management Exclusion Transfers
X X
Sumber: Schlager and Ostrom (1992). Schlager (2003). Meskipun demikian, semua agen ekonomi yang menggunakan air harus tetap dibebankan biaya meskipun ada halt access dan hak withdrawal pada masyarakat supaya sumberdaya air dapat digunakan secara efisien, ini bisa ditakukan metalui mekanisme pajak ataupun subsidi. Jadi semua bundle hak yang ada itu dapat ditransfer dalam sistem pertukarannya melalui mekanisme pasar. Hal ini sejalan dengan hak guna pakai air dan hak guna usaha air pada UUSDA (pasaI7, 8, 9 UUSDA). dimana jika hak guna paksi air itu adaJah dimaksud dengan hak akses dan hak pengambflan air, maka hak ini dapat dipertukarkan dan ditransaksikan melalui
mekanisme passr,
artinya
pengkonsumsian
air oleh
masyarakat tetap akan dikenakan beban biaya untuk menutupi biaya yang telah dikeluarkan untuk pengadaan air baku menjadi air bersih. Apalagi dengan hak guna usaha air yang diberikan kepada perorangan. swasta. masyarakat, dan pemerintah hal itu jelas pengguna atau konsumen dan jasanya ini akan di bebankan harga tertentu dan pengkonsumsian air oleh pemegang hak guna usaha air tersebut. Oleh
27
karena itu, terasa pentingnya penentuan harga air, untuk melakukan konservasi sumberdaya air agar pembangunan sumberdaya air berkelanjutan di masa depan. Selanjutnya menurut Kinney, (1999; 24-36), penilaian (valuation) terhadap sumberdaya air dapat dibedakan atas penggunaan oleh pertanian (agricultural use) dan penggunaan oleh non pertanian (non agricultural use). Penilaian sumberdaya air terhadap agricultural
use dapat dilakukan dengan dua cars: pertama melalui
menurunkan fungsi produksi hasil panen (ClOps production function); fungsi produksi yang menggunakan air dan input lainnya. Maka ada beberapa model penentuan fungsi produksi hasil tanaman ini (Iihat Gambar 2) yakni: evapotranspiration and transpiration model, simulation model, estimated production function dan hybrid production function. Kedua adalah optima/izstion water use dengan menggunakan
juga bisa dilihat kerangka optimasi dapat
mathematical programming model,
dispesifikasi dengan fungsi produksi seperti L80ntief style dengan menetapkan proporsi input dan output yang tetap dengan kendalanya yang linear. J
Non II@riculturc: demand for water
I
Va\UoeItioo of
~ ~
wafer
l-
A{rricuI~
demand for
---- ---water
Muket based
NoaMarket
Crop production
'l1ll18lion
~
timctioo with
water use
wafer
mathematical T
IIdmic:aI Direcc Cltimlltion of w.la" demand and
inferaJtial wI....lion or revealed preference
",rnn1.· lioneli""
Optimization of
EV
Sales comparison method
SIA~ preference: or contingent ,o:aluation
Sirnuhotioo
l .... ndVIlI ..."
Tra,~1 cost method
Estimation production
difli:rcn.;ctial
model
function
annmach Lca~1
cost
lIi1cmalif
Linear p'O@:IlIZmnm, Ilpproadl
..1
I
Hedonic Pricin{l Meth<xI
liyhnd production runctiun
E~ Ir~CI i "0.
CO!;l method
Sumber: Kinney, (1999: 24-36)
Gambar 2: Valuasi Ekonomi Sumberdaya Air
Non linear f'I"C'lllarnmine-
I>mamic m..,.Id
pn~r ... mmmil
28
Oi dalam optimalisasi penggunaan air ini. fungsi tujuan dapat disusun secara linear dan non linear. yang tidak berbeda pula dengan fungsi kendalanya. sehingga di dalam optimasi dikenal dengan optimasi linear dan non linear. Penelitian ini menggunakan model non linear programming terutama optimalisasi pengambilan dan pemompaan air dan single aquifers, sehingga bisa ditentukan maksimum pengambilan air yang optimal agar watetfable tetap terjaga dan tidak menimbulkan
drawdown effect. Penilaian sumberdaya air terhadap non agricultural use dapat juga dibedakan atas dua bahagian: maricel based valuation technical dan
non
market
technical. pacta tehnik penilaian yang didasarMn atas pasar maka peralatan
metodanya adaIah: direct estimation of demand function, sales comparison method,
cost aJtemstive dan extraction cost method.. semuanya berclasartcan pads anggapan bahwa regime property yang digunakan adalah avetSion regime. sehingga hak penggunaan air dapat dipertukal1aln di pasar. land value differential approach, least
Selanjutnya, tehnik non pasar memiliki sejumlah metoda seperti state prefetence
or
contingent valuation. inferential valuatiOn or revealed pteference, travel cost method, dan hedonic pricing method, sebagaimana dalam gambar di alas.
Masing-masing metoda penilaian air ini memertukan asumsi tertentu untuk menggunakannya, namun yang lebih umum dikenal da&am literature itmu ekonomi adalah penentuan fungsi pennintaan dan penawaran, sehingga dapat ditentukan harga keseimbangannya. Jadi penelitian ini mengambil bagian dalam tehnik penifaian air yang didasarkan pada pasar. yakni menentukan harga pasar (market equilibrium price) air, sehingga dengan diketahuinya besaran ekonomi terhadap air
memudahkan untuk menentukan alokasi penggunaannya. Dimana jika harga air tinggi. maka menggunakannya dan
terbatas
dan
sisi konsumen akan berhemat
penggunaannya
oteh
kandala anggarannya,
sedangkan dan sis; produsen jika harga air tinggi, maka akan menambah jumlah produksinya untuk memperoleh keuntungan yang lebih ban yak. tetapi hal ini akan diikuti oleh produsen lain. karena dimana ada ali ran benefit yang besar dan establish. maka produsen lain akan memasuki pasar air tersebut untuk mengejar
keuntungan. sehingga terdapat persaingan diantara produsen air, yang pada gilirannya mereka saling ber10mba memberikan harga yang paling murah dengan kualitas tetap. menekan biaya produksinya dengan pengembangan tehnologi yang
29
tepat. Sehingga dengan sendinnya penggunaan sumberdaya akao menjadi lebih efisien. Dan sis; penawaran, harga air harus ditetapkan oleh produsen untuk dibayar konsumen sesuai dengan penggunaannya !<arena untuk mel'8COvery biaya dan menutupi biaya yang dikeluarkan untuk penawaran air. baik untuk menutupi biaya modal, biaya pemeliharaan, biaya pelaksanaan produksi. sehingga harga air tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan efisiensi pengunaan air (Dinar, 1998), jika harga secara akurat didisain bagi para pengguna maka akan membelikan informasi bagi para pengguna air. membuat pilihan sesuai dengan penggunaan air dan menentukan berbagai tujuan termasuk kepentingan politik (Saleth. 2002).
Bagi penawaran air perkotaan. dasar pembayaran dengan kerangka tarif (tariff scheme) dapat dilihat dari dua bahagian yakni beban tetap (charge fixed); memberikan pelayanan untuk aliran yang layak dan penerimaan untuk rnenutupi biaya modal dan beban variable (chS1f18 variable): menyediakan insentif untuk efisiensi penggunaan air. Pilihan ini bagi negars maju baik untuk penggunaan air perkotaan maupun penggunaan air perdesaan pengenakan biaya bagi penggunaan air disusun dalam kerangka etas dasar biaya rata-rata dan biaya marginal penawaran (marginal cost supply).
Bagi pertanian, para penguasa di negara maju sering mengkalkulasikan beban biaya air kepada pemakai dengan membagi biaya rat&-rata dari pelayanan dan area yang di ain dan tidak lups menyesuaikannya dengan musim, tipe tanaman dan tipe tehnologi. Air tanah jika dipandang dan produksinya telah dimobilisasi untuk digunakan pada berbagai aktifrtas, Pertimbangan bahwa air tanah merupakan sumberdaya alam yang tersimpan di dalam tanah untuk digunakan di masa depan terutama memenuhi kebutuhan air di musim kering. telah berubah menjadi sumberdaya yang sangat pertu dan telah diekptoitasi sebanyak-banyaknya disetiap musim. Pengambilan air tanah menimbulkan efek negatif temadap ' pemompaan air tanah yang dilakukan oleh masyarakat lain, yang menimbulkan exstemal cost atau
exstema( economic. Diseconomic ini tidak akan dimasukan oleh si pemompa air sebagai suatu tambahan biaya yang akan mengurangi nilai akhir dan prod u ksi air tanahnya.
30
Mempertimbangkan anggapan ini. penggunaan air tanah yang seharusnya dimasukan ke dalam pertimbangan penggunaan air di wilayah perkotaan atau domestik, pertanian dan beberapa industri lainnya. Pada wilayah perkotaan atau untuk domestik, air adalah barang yang digunakan untuk konsumsi langsung, sedangkan pada pertanian dan industri, air adaIah merupakan sustu faktor produksi yang merupakan barang intermediate yang akan menghasilkan barang Bkhir (final
goods). Selanjutnya, permintaan air oleh penduduk perkotaan itu dipengaruhi oleh jumlah penduduk, tingkat pendapatan, iklim. kepadatan penduduk, harga pembelian air. rata-rata curah hujan, ukuran rumah. rata-rata rumah yang didiami pemiliknya, dan
parameter
perencanaan
lainnya
seperti
program
konservasi,
program
pendidikan publik (Custodio dan Gurgui, (1989) dan Niewiadomy. (1992». Sejumlah studi yang dilakukan di negara industri membuktikan bahwa sensitifltas permintaan terhadap harga air sangat kecil, terkecuati di area pemukiman dimana terdapat rumah-rumah yang memiliki kebun dan hataman rumput yang luss. Hal in; berarti bahwa jika jumlah air yang tenredia adalah sangat kecil, maka masyarakat akan membayar harga yang sangat tinggi untuk penggunaan aimya, keinginan untuk membayamya akan menjadi Iebih tinggi sampai kebutuhan air yang pafing
penting
terpenuhi,
tetapi
pada
umumnya
masyarakat jarang
sekali
memperseapkan pembayaran yang tinggi tersebut untuk penggunaan aimya. Sangst sedikit sekali data yang tersedia bagi pengukuran penggunaan air oleh para pengguna domestik, untuk kuantitasnya digunakan unit moneter, karena biasanya tidak ada pasar bebas untuk air. Jasa penawaran air beroperasi di bawah sistem monopoli pemerintah (PAM) dan monopoli swasta, dengan tam yang dikontrol oJeh pemerintah, dan tam ini disesuaikan dengan sebahagian kriteria biaya yang dikeluarkan untuk investasi air tersebut. Oi beberapa wilayah di negara be\1(embang seperti di Chili dan India, disana ada pasar untuk air tanah, dalam pemahaman bahwa disana ada a"ktifltas komersial yang penting yang ber1Gaitan dengan air (Rosegrant dan Gazmuri, (1994), yang mana dapat dibeli pada berbagai tempat untuk menga;ri lahan yang tidak memiliki sumberdaya air. Harga dalam pasar ini mencenninkan nilai air dalam spesifik area tersebut.
31
Jika harga air di dalam pasar inj adalah sebesar, p, jumlah air yang dipompa dari sumur pompa tertentu adalah, W, maka, W, ditentukan oleh maximum profit
function yakn;: Bw = w.p - C, dimana Ct adalah total biaya ekstraksi. kondisi maksimum profit dapat diperoleh dati menurunkan fungsi profit terhadap perubahan pengambHan air. yakni: a~.
=0,
maka,
w,
p = C, (biaya marginal). Persamaan antara harga dan
marginal costnya pada titik maksirnum , A pada Gambar 3.
Cmg
Pw
Jruantitas ( m3/tahun
Sumber: Custodio and Gurgui, (1989:12) Gambar 3: Kurva Siaya Marginal Air Hal inj adalah keadaan yang normal bag; perusahaan industri dan para petani untuk mengoperasikan sumur pompa mereka sendin. pemompaan kuantitas air yang menurut mereka adalah layak. Jika dipertanyakan apakah nilai yang mereka tentukan dengan pasti untuk tiap meter kubik air digunakan, maka semuanya dapat menghitung sisa profit yang diperoleh dalam iostalasi air mereka. dikurangi dengan semua biaya dati revenue (tenaga kerja, depresiasi mesin, bahan bakar dan energi , dan lain·lain). semuanya dicinkan oleh kepemilikan lahan dan' air, dan pada manajemen mereka sebagai seorang bisnis. Pendayagunaan sumberdaya air dan !ahan yang dieksploitasi secara intensif pada suatu DAS akhir-akhir in; semakin terasa dampaknya baik dan seg; spatial yang menyangkut wi/ayah sebarannya maupun intensitas kerusakan ling kung an yang ditimbulkan oleh hilangnya penutup tanah (vegetation covers) dan aktivitas
32
pertambangan. Gejala kerusakan lingkungan tersebut, antara lain ditandai dengan fluktuasi debit air antara musim hujan dan kemarau yang semakin tajam, pendangkalan alur sungai, agradasi dan degradasi dasar sungai, pencemaran berskala berat di sungai, semakin bef1
Ketersediaan sumber daya air dan lahan pertanian potensial semakin langka dan terbatas. Kondisi sumber daya air yang terbatas. sementara kebutuhan akan air untuk berbagai kepentingan terus meningkat. menyebabkan permintaan terhadap air semakin kompetitif. Ketersediaan sumber daya air yang semakin terbatas dan kompetitif tidak
hanya akan ,i:)erpengaruh negatif terhadap kehidupan sosiat
ekonomi masyarakat, tetapi juga dapat memicu konflik baik antar sektor ekonomi maupun antar pengguna delam sustu sektor. Tingkat kebutuhan air di luar sektor pertanian yang dominan adalah untuk memenuhi konsumsi rumahtangga dan industri yang cenderung meningkat sejalan dengan kemajuan ekonomi. Teori
ekonomi
mengemukakan
bahwa
dalam
kerangka
untuk
memaksimumkan profit. seorang pengusaha yang memiliki sebidang lahan harus
menggunakan sejumlah air per hetdar sedemikian sehingga msrpinal productivity dan air adalah sarna dengan msrpinal cost air, dibagi dengan harga produk industri
tersebut.
Jika trw) adalah fungsi produksi per hektar yang tergantung pada penggunaan air, P. adatah harga produk industri, dan
F(w) =
iif(w~
Maka selanjutnya persamaan ini equivalent pada: (' (.... - ). p
= c,
marginal price (MP)
= marginal cost(MC) ........ . ... '" .. , ... ....
(1)
Sebagaimana marginal productivity. f(w) adalah fungsi dari penggunaan air, W,
dan marginal cost air tegantung pada pemompaan air yang dilakukan, yang mana
dalam hal ini adalah suatu fungsi dari w, dan total lahan yang digunakan untuk produksi. Hasilnya adalah bahwa penawaran optimum untuk sebidang lahan tergantung pada ukurannya (Custodio dan Gurgui, 1989:13). Nilai yang harus dibebankan untuk air untuk menentukan tingkat optimum ekstraksi, dengan terbatasnya harga. P. dalam kasus ini variabelnya tergantung pada keadaan masing-
33
masing pengambiJan air yang ditentukan oIeh persamaan (1). Oleh karena itu. untuk menentukan harganya. maka keharusan untuk mengetahui tungsi produksinya, f(w). Suatu pemompaan yang umum akan menjadi unit anal isis pada asumsi bahwa proses produksi air dibawa pada permukaan tanah. aktifitas lainnya seperti kualitas air. transportasi atau pendistribusian adalah bukan spesifik pada air tanah dan tidak akan dimasukan ke dalam pertimbangan. Periode waktu yang ditetapkan untuk menghitung biaya ditetapkan satu tahun. Siaya-biaya pengambilan air tergantung pada jumlah air yang diambil yakni berasal dart
1. Depresiasi investment yang tardi,; dati pompa bor. pipe gear. mesin, tegangan listrik, alat kontfOl listrik dan rumah pelindung pompa. Biaya dari instalasi in; tergantung pads faktor-faktor alamiah (formasi geoiogi, ke dalaman dan produktifitas strata air yang dismbii) dan faktor-faldor disain (persyaratan pengambilan dan sumber energi). Masing-masing instalasi ini akan memiliki rata-rata investasi , I;, dan,
r.
Jika interest rate adalah.
nit
adaJah periode hidup pompa air.
depresiasi tahunan masing-masing investasi
adalah, Ai, ditentukan oleh persamaan :
A ::: c.r(1 + r )" (l+r)"-l
......... ........................................... (2)
dan seroua biaya tahunan akan menjadi 2. Pengeluaran
karyawan
2: AI .
(staff expenditure);
pada
instalasi
moderen
pengeluaran untuk karyawan secara otomatis menggurangi kebutuhan staf yang lebih sederhana dari pada kunjungan inspe~si oleh seorang pegawai
pelayanan air minum kota. industri yang bersangkutan atau petani itu sendiri. Nilai ekonomi dari sebahagian waktu karyawan gunakan untuk tujuan ini adalah equivalent dengan jumlah tahunan yang akan ditunjukkan oleh. L. 3. Siaya
pemeliharaan,
M.
untuk
menutupi
kebutuhan
pengawasan,
pemeliharaan dan perbaikan ked/. Siaya ini selalu diestimasi setiap tahunnya sebagai persentase dan nilai investasi. yakni diperkirakan 2 % dan nilai investasi. Semuanya di atas adalah termasuk ke dalam biaya tetap (fixed cost) dalam pengambilan air tanah. sedangkan biaya variabel (variable cost) hal in; berkaitan